Herpes Zoster

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyakit kulit

Citation preview

Herpes zoster

HERPES ZOSTERDEFINISI

Herpes zoster (dampa atau cacar ular) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisella zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Ineksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi secara infeksi primer. Kadang-kadang infeksi primer terjadi secara subklinis. Rekuensi penyakit pada pria dan wanita sama, lebih sering mengenai usia dewasa.PATOGENESIS

masa tunasnya 7-12 hari. masa aktif penyakit berupa lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira-kira 1-2 minggu. virus berdiam diganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis. Lokasi kelainan kulit setingkat dengan darah persaraan ganglion. Kadang-kadang virus menyerang ganglion anterior bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala gangguan motorik.MANIFESTASI KLINIS

Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal. Terdapat gejala prodomal sistemik. Demam pusing, malaise) maupun lokal (nyeri otot tulang, pegal, gatal dan sebagainya) selain itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit dengan eritemosa dan edema.n vesikel ini berisi cairan yang jernih kemudian menjadi keruh (bewarna abu-0abu) dapat menjadi pustul dan prusta. Kadang-kadang vesikel mengandung darah, yang disebut herpea zoster hemoragik. Dapat timbul ineksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatrik. Disamping gejala kulit dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi penyakit unilateral dan bversifat dermatomal sesuai tempat persarafan. Kelainan motorik lebih-lebih sering berupa kelainan sentral daraipada perifer. Terdapat hiperestasi pada daerah yang terkena. Kelainan pada muka sering disebabkan oleh nervus trigeminus (dengan ganglion gangseri) atau nervus vasialis dan otikus (dari ganglion genikulatum).Pada herpes zoster oftalmikus terjadi infeksi cabang pertama nervus trigeminus yang menimbulkan kelainan pada mata serta cabang kedua dan ketiga yang menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafan. Sindrome Ramsay Hunt diakibatkan gangguan nervus fasialis dan otikus sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis-Bell) kelaianan kulit sesuai tingkat persarafan, titinus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea dan juga gangguan pengecapan. Pada herpes zoster abortif penyakit berlangsung dalam waktu singkat dan kelaina kulitnya hanya berupa vesikel dan eritema. Kelainan kulit pada herpes zoster generalisata adalah unitalteral dan segmental ditambah menyebar secara generalisata berupa vesikel soliter dan ada umblikasi. Kasus ini terjdi pada orangtua atau orang yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya pad pasien limfoma malignum. Neuralgia pasca herpetic adalah rasa nyeri yang timbul pada bekas penyambuhan, dapat berlangsung dalam beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan gradasi nyeri bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Cenderung dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster diatas usia 40 tahun.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan percobaan tzank dapat ditemukan sel datia berinti banyak.DIAGNOSIS BANDING

Herpes zimplek. Pada nyeri yang merupakan gejala prodomal local sering salah diagnosis dengan reumatik maupun angina pectoris jika terdapat daerah setinggi jantung.

PENATALAKSANAANTerapi sistemik umumnya bersifat simptomatik, untuk nyeri diberi analgetik. Jika disertai masalah sekunder diberikan antibiotic. Pada herpes zoster oftalmikus mengingat komplikasinya serta pasien dengan defisiensi imunitas diberikan antiviral atau imunostimulator. Antiviral yang biasa diberikan adalah asiklovir sejak lesi muncul dalam 3 hari pertama karena lewat dari masa ini pengobatan tidak efektif. Dosis anjuran 5 x 800 mg/hari selama 7 hari. Atas pertimbangan biaya dapat digunakan dosis 5 x 400 mg selama 7 hari. Imunostimulator yang biasa digunakan adalah isoprinosin 50 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 3000 mg sehari. Obat ini juga diberikan dalam 3 hari pertama lesi muncul.

Kortikosteroid diidentikasikan untuk sindrom Ramsay hunt untuk mencegah fibrosis ganglion. Pemberian harus sedini-dininya untuk mencegah paralysis. Biasa diberikan prednisone 3 x 20 mg/hari, setelah seminggu dosis diturunkan bertahap. Dosis prednisone yang tinggi akan menekan imunitas sehingga lebih baik digabung dengan obat antiviral.Pengobatan topical bergantung pada stadium. Pada stadium vesikel diberikan bedak untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosive diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salep antibiotic.

KOMPLIKASI

Pada usia diatas 40 - tahun kemungkinan terjadi neuralgia pascaherpatik.

PROGNOSIS

Umumnya baik. Pada herpes zoster oftalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan secara dini. ASUHAN KEPERAWATAN HERPES ZOSTERPengkajian :a. Keadaan pasien

b. Riwayat penyakit dahulu

c. Riwayat penyakit keluarga

d. Pemeriksaan fisik

Mata

Kulit : Warna eritema, gatal, edema, vesikel berisi cairan jernih / keruh

e. Pemeriksaan penunjang

Uji fungsi hati

Pemeriksaan tzang

Limfosit

Nilai leukosit

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan cidera ( biologi : virus )

2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit / trauma

3. Defisit perawatan diri, mandi / kebersihan berhubungan dengan nyeri

4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit6. Resiko infeksi berhubungan dengan dekstrusi jaringan dan peningkatan paparan lingkungan

Intervensi

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan cidera ( biologi : virus )

Kaji tingkat nyeri

Berikan teknik relaksasi

Kolaborasi dengan dokter

Diagnosa 2 : Hipertermi berhubungan dengan penyakit / trauma

Kaji vital sign

Anjurkan untuk minim air putih

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberiaan antipiretik

Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri, mandi / kebersihan diri berhubungan dengan nyeri

Ajarkan mandi tanpa menyentuh luka

Jelaskan pentingnya kebersihan diri

Diagnosa 4 : Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Beri pendidikan tentang penyakit Beri dukungan pada pasien

Beri dukungan pada pasien

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti cemas

Diagnosa 5 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit Beri pengetahuan tentang proses penyembuhan

Beri penjelasan tentang pentingnya mengetahui penyakit dan penebab serta cara perawatannya

Diagnosa 6 : Resiko infeksi berhubungan dengan dekstrusi jaringan dan peningkatan paparan lingkungan

Jaga kebersihan atau perawatan luka

Kaji tanda-tanda infeksi

Kolaborasi dengan dokter