Upload
dr-mukti-fajar-ndshmhum
View
117
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
USUL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS
Tahun Anggaran 2009/2010
MODEL KEBIJAKAN DAN PROGRAM UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI
DALAM MENGATASI KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR
DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Ketua Peneliti:
MUKTI FAJAR NUR DEWATA, S.H.,M.Hum
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
DESEMBER 2008
1
1. Judul Penelitian : MODEL KEBIJAKAN DAN PROGRAM UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI DALAM MENGATASI KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Mukti Fajar Nur Dewata, SH., M.Hum. b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. NIK : 153019 d. Jabatan fungsional : IIIc / Lektor e. Fakultas/Jurusan : Hukum / Ilmu Hukum f. Pusat Penelitian : LP3M UMY g. Alamat : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta h. Telpon/Faks : 0274 387656 / 0274 387646 i. Alamat Rumah : Perum RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta j. Telpon/Faks/E-mail : 08122942781/[email protected]
3. Jangka Waktu Penelitian: 3 tahun 4. Pembiayaan
a. Jumlah biaya yang diajukan ke Dikti : Rp. b. Jumlah biaya tahun ke 1 : Rp.
- Biaya tahun ke 2 yang diajukan ke Dikti : Rp - Biaya tahun ke 3 yang diajukan ke Dikti : Rp.
Yogyakarta, 20 Desember 2008 Mengetahui, Dekan Fakultas Hukum UMY Ketua Peneliti, Muh. Endriyo Susila, S.H.,M.CL Mukti Fajar Nur Dewata,S.H., M.Hum.
NIK. 153 042 NIK. 153 019
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian, Pengembangan,Pendidikan
dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY
Ir. H. Gatot Supangkat, MP NIP: 131952772
2
1. URAIAN UMUM
1.1.Judul :MODEL KEBIJAKAN DAN PROGRAM UNTUK PEMBERDAYAAN
EKONOMI DALAM MENGATASI KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR DI
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
1.2. Ketua Peneliti
- Nama Lengkap : Mukti Fajar Nur Dewata, SH., M.Hum.
- Bidang Keahlian : Hukum Ekonomi
- Jabatan : Dosen
- Unit Kerja : FH UMY
- Alamat Surat : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta
Telpon : 0274-387656 ext. 128/HP. 08122942781
Faks/E-mail : 0274-387646/[email protected]
1.3. Anggota Peneliti
No. Nama dan Gelar Akademik
Bidang Keahlian Instansi Alokasi Waktu
Jam/mg Bulan
1.
2. 3.
Ahdiana Yuni L, S.H.,M.Hum
Endang Heriyani, S.H.,M.Hum Prihati Yuniarlin, S.H., M.Hum
Hukum Bisnis
Hukum Perdata Hukum Perdata
UMY
UMY UMY
16
16 16
9
9 9
1.4. Subyek Penelitian
Kelompok masyarakat pesisir, Pakar Hukum dan Pemerintahan, Pakar
Kelautan dan Perikanan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Pengurus
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).
1.5. Periode Pelaksanaan Penelitian:
Mulai: Tahun 2009 Berakhir: Tahun 2011
1.6. Jumlah Anggaran yang diusulkan untuk tahun pertama Rp.
1.7. Jumlah Anggaran yang diusulkan untuk seluruh program Rp.
1.8. Lokasi penelitian:
Penelitian ini dilakukan di Propinsi DIY yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten
Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul.
1.9. Hasil yang ditargetkan
Model kebijakan, peraturan dan program pemberdayaan masyarakat pesisir.
1.10. Perguruan Tinggi pengusul: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1.11. Institusi lain yang terlibat: Dinas yang menangani urusan Kelautan dan
Perikanan
3
2. ABSTRAK
Jangka panjang penelitian ini bertujuan merumuskan model kebijakan dalam bentuk peraturan dan program pemberdayaan pengentasan kemiskinan masyarakat peisisir. Target khusus yang ingin dicapai adalah: (1) mengidentifikasi dan mengevaluasi penyebab kemiskinan masyarakat pesisir; (2) mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor penghambat, pendukung, dampak dan peluang dari berbagai kebijakan, peraturan dan program yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat pesisir; (3) merumuskan model kebijakan dalam bentuk peraturan dan program pemberdayaan masyarakat sebagai pedoman untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir.
Penelitian tahun pertama dilakukan dengan: (1) studi pustaka, yaitu mengidentifikasi peraturan, dokumen, dan buku terkait; (2) studi lapangan melalui observasi dan wawancara kepada subyek penelitian, yaitu: kelompok nelayan, pembudidaya ikan, pedagang serta pengolah ikan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Pengurus HNSI, Pakar Kelautan dan Perikanan, serta Pakar Hukum. Data tersebut dianalisis secara deskriptif evaluatif dengan pendekatan kualititatif.
Penelitian tahun kedua dilakukan dengan metode yuridis normatif dengan pendekatan konseptual yaitu untuk merumuskan model kebijakan dan pengaturan untuk pemberdayaan masyarakat pesisir. Hasil dari kajian ini akan dibahas dalam FGD untuk mengakomodasi berbagai kepentingan subyek penelitian, selanjutnya dianalisis secara preskriptif.
Penelitian tahun ketiga dilakukan evaluasi model kebijakan dan peraturan hasil rumusan tahun kedua, selanjutnya dirumuskan berbagai program pemberdayaan masyarakat pesisir dalam bentuk draft program yang akan dibahas dalam FGD yang melibatkan subyek penelitian. Analisis yang digunakan adalah metode SWOT.
4
3. TUJUAN KHUSUS
3.1.Tahun Pertama
3.1.1. Mengidentifikasi dan mengkaji sebab-sebab terjadinya
kemiskinan masyarakat pesisir.
3.1.2. Mengidentifikasi dan mengkaji berbagai peraturan, kebijakan
dan program yang telah ada berikut implementasinya serta
pengaruhnya terhadap upaya pengentasan kemiskinan untuk
masyarakat pesisir.
3.1.3. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dari berbagai
peraturan kebijakan dan program yang telah ada untuk
pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir.
3.1.4. Mengidentifikasi dan mengkaji kebutuhan-kebutuhan
masyarakat pesisir dalam usaha mengentaskan kemiskinan
yang terkait dengan peraturan, kebijakan dan program baik
saat ini dan di masa yang akan datang.
3.1.5. Mengevaluasi hambatan dan peluang untuk mengetahui
kemajuan dalam rangka pengentasan kemisikinan
masyarakat pesisir.
3.2. Tahun Kedua
3.2.1. Merumuskan berbagai kebutuhan dan kepentingan
masyarakat pesisir berdasarkan analisis terhadap kondisi
masa kini dan kondisi yang diharapkan oleh masyarakat
pesisir.
3.2.2. Merumuskan model kebijakan dan peraturan yang
mendukung program pemberdayaan masyarakat dalam
rangka mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir.
5
3.3. Tahun Ketiga
3.3.1. Mengevaluasi rumusan model kebijakan dan peraturan yang
telah dibuat pada tahun kedua yang mendukung program
pemberdayaan masyarakat dalam rangka mengentaskan
kemiskinan masyarakat pesisir.
3.3.2. Merumuskan berbagai program pemberdayaan masyarakat
sebagai upaya mengentaskan kemiskinan masyarakat
pesisir.
4. PENTINGNYA ATAU KEUTAMAAN RENCANA PENELITIAN
Penelitian ini perlu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
yaitu:
4.1. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan
multidimensional, baik dilihat dari aspek kultural maupun aspek
struktural. Ada empat masalah pokok yang menjadi penyebab
dari kemiskinan, yaitu kurangnya kesempatan (lack of
opportunity), rendahnya kemampuan (low of capabilities),
kurangnya jaminan (low level security) dan keterbatasan hak-hak
sosial, ekonomi dan politik sehingga menyebabkan kerentanan
(vulnerability), keterpurukan (voicelessness), dan
ketidakberdayaan (powerlessness) dalam segala bidang. Hal-hal
tersebut di atas juga dialami oleh masyarakat pesisir khususnya
nelayan (Thoby Mutis dalam Mulyadi, 2005: IX).
4.2. Secara luas, komunitas nelayan yang berjumlah kira-kira empat
juta rumah tangga, hingga kini masih tergolong miskin.
Indikasinya, pendapatan per kapita per bulan mereka masih
sekitar Rp. 300.000,00 sampai Rp. 400.000,00, tingkat pendidikan
rata-rata sekolah dasar, dan pemukiman yang kumuh. Akar
kemiskinan nelayan teridentifikasi, antara lain, akses permodalan
6
yang terbatas dan belum tumbuhnya kultur kewirausahaan
(enterpreneurship) (Sudirman Saad, 2004: 25). Para nelayan
Indonesia mayoritas mengalami kemiskinan multidimensional dan
kemiskinan yang muncul dari faktor manusianya baik secara
individual maupun kolektif (Prayitno & Budi Santoso, 1996 dalam
Mulyadi, 2005: 213).
4.3. UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan membersitkan
harapan bagi masyarakat pesisir khususnya nelayan kecil dan
pembudidaya ikan kecil. Pemerintah dituntut untuk
memberdayakan mereka. Berbagai kebijakan, program, proyek
dan kegiatan yang telah dilakukan untuk mengentaskan
kemiskinan bagi masyarakat pesisir, yaitu motorisasi armada
perikanan, penggunaan es dan rantai dingin, pengadaan
prasarana pelabuhan, rehabilitasi lingkungan, protekan 2003,
pengembangan koperasi perikanan, pengembangan kelompok
usaha bersama dan pengembangan kemitraan usaha (Victor P.H.
Nikijuluw, 2001: 5). Keseluruhan program dan pendekatan
tersebut belum memberikan dampak yang positif untuk
mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir.
4.4. Propinsi DIY mempunyai 3 kabupaten yang berada di pesisir laut
selatan, yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Gunung Kidul. Masyarakat pesisir di Kabupaten Kulon
Progo yang mengandalkan kehidupannya dari hasil laut
jumlahnya adalah 550 nelayan. Masyarakat pesisir di Kabupaten
Bantul yang mengandalkan kehidupannya dari hasil laut
jumlahnya adalah 425 nelayan. Masyarakat pesisir di Kabupaten
Gunung Kidul yang mengandalkan kehidupannya dari hasil laut
jumlahnya adalah 1547 nelayan (Data Statistik jumlah Nelayan di
Propinsi DIY Tahun 2006).
7
4.6. Hasil dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk
memberikan alternatif solusi kepada Dinas Kelautan dan
Perikanan atau pemerintah dalam bentuk model kebijakan,
peraturan dan berbagai program pemberdayaan masyarakat
sebagai upaya pengentasan kemiskinan bagi masyarakat pesisir di
Propinsi DIY.
5. STUDI PUSTAKA
5.1. KONSEP MASYARAKAT PESISIR
Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang
yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan
perekonomiannya bergantung secara langsung pada
pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir. Mereka terdiri dari
nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan dan
organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, supplier
faktor sarana produksi perikanan. Dalam bidang non perikanan,
masyarakat peisisir bisa terdiri dari penjual jasa pariwisata,
penjual jasa transportasi, serta kelompok masyarakat lainnya
yang memanfaatkan sumberdaya non hayati laut dan pesisir
untuk menyokong kehidupannya (Victor P.H. Nikijuluw, 2001:
1).
Adapun yang menjadi populasi masyarakat pesisir ini
hanya difokuskan pada kelompok nelayan dan pembudidaya
ikan serta pedagang dan pengolah ikan. Kelompok ini secara
langsung mengusahakan dan memanfaatkan sumberdaya ikan
melalui kegiatan penangkapan dan budidaya. Kelompok ini pula
yang mendominasi pemukiman di wilayah pesisir di seluruh
Indonesia, di pantai pulau-pulau besar dan kecil. Sebagian
masyarakat nelayan pesisir ini adalah pengusaha skala kecil dan
8
menengah. Namun lebih banyak dari mereka yang bersifat
subsisten, menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk
menghidupi keluarga sendiri, dengan skala yang begitu kecil
sehigga hasinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
jangka waktu sangat pendek (Victor P.H. Nikijuluw, 2001: 1).
Dari sisi skala usaha perikanan, kelompok masyarakat
peisisir miskin diantaranya terdiri dari rumah tangga perikanan
yang menangkap ikan tanpa menggunakan perahu,
menggunakan perahu tanpa motor dan perahu bermotor
tempel. Dengan skala usaha ini, rumah tangga ini hanya mampu
menangkap ikan di daerah dekat pantai (Victor P.H. Nikijuluw,
2001: 2).
5.2. KONSEP KRITERIA KEMISKINAN
Dalam mengukur standar kemiskinan, Biro Pusat Sattistik
menggunakan pendekatan kebutuhan dasar makanan (setara
2100 kalori per kapita per hari) dan bukan makanan (variabel
kuantitatif) (Berita Resmi Statistik, No 47 /IX/1 September
2006.) Hal ini menurut Ketua BPS Rusman Heriawan untuk
mendefinisikan penduduk miskin, yakni pendapatan sebesar US
$ 1,55 sedangkan standar garis kemiskinan menurut Bank
Dunia senilai US $ 2 per hari (Arif Gunawan S., BPS: Standar
miskin Bank Dunia tak berdasar Bisnis Indonesia http://jurnal-
ekonomi.org/2007/12/30/ bisniscom -bps-standar -miskin-bank-
dunia-tak-berdasar/).
Dalam penelitian ini, kemiskinan yang merupakan
indikator ketertinggalan masyarakat pesisir ini disebabkan oleh
tiga hal utama, yaitu (1) kemiskinan struktural, (2) kemiskinan
superstruktural, dan (3) kemiskinan kultural (Victor P.H.
Nikijuluw, 2001: 2).
9
5.3. TEORI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Community
Development)
Pemberdayaan masyarakat atau sering pula disebut
dengan Pembangunan masyarakat (Community Development/
Community Emporwerment) mempunyai pengertian yang
beragam. Soetomo (2006: 79) memberikan penjelasan
mengenai pembangunan masyarakat seperti yang dikutip dari
PBB sebagai berikut:
Adalah suatu proses yang merupakan usaha masyarakat sendiri yang diintegrasikan dengan otoritas pemerintah guna memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan kultural komunitas, mengintegrasikan komunitas ke dalam kehidupan nasional dan mendorong kontribusi komunitas yang lebih optimal bagi kemajuan bangsa.
Sementara itu, Christenson dan Robinson dalam Sutomo
(2006: 79) mendefinisikan:
Community development sebagai suatu proses dimana masyarakat yang tinggal pada lokasi tertentu mengembangkan prakarsa untuk melaksanakan suatu tindakan sosial (dengan atau tanpa intervensi) untuk mengubah situasi ekonomi, sosial , kultural dan lingkungan mereka.
Dari prespektif internasional pendapat Wilkinson, Bridger,
Luloff dan Swanson seperti yang dikutip oleh Mark A. Brennan
(2004) memberikan deskripsi yang panjang mengenai
Community Development sebagai berikut:
Community development is seen as a dynamic process involving diverse social groups. All communities have numerous distinct groupings of people. Through these groups, people act to achieve various interests and goals. Finding common needs and connecting these diverse individual groups is central to community development. Meeting these general needs contributes to the greater
10
well being of the entire locality, while significantly enhancing local structures and/or institutions as well as the environment for small business, entrepreneurial efforts, and other locally based economic development. Furthermore, each of these groups presents an enormous range of skills, experiences, and methods for addressing local needs and problems. Bringing together these local assets allows for the maximization of local resources and development programs.
World Bank secara teknis memberikan acuan mengenai
bentuk pendampingan community development yaitu control of
decisions and resources to community groups (Dan Wienecke,
2005).
Dalam penelitian ini konsepsi mengenai pemberdayaan
masyarakat (community development) dibatasi dengan ruang
lingkup sebagai berikut:
1. Suatu bentuk peningkatan perbaikan kualitas hidup
masyarakat dalam bidang sosial budaya, ekonomi dan
lingkungan hidup;
2. Dilakukan oleh unsur pemerintah, lembaga non pemerintah
dan keterlibatan langsung masyarakat pesisir;
3. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dan
permasalahan masyarakat pesisir.
Selain itu, ada lima pendekatan pemberdayaan
masyarakat pesisir yang dilakukan oleh Departemen Kelautan
dan Perikanan, instansi pemerintah lainnya, pemerintah daerah,
LSM dalam bentuk Yayasan dan koperasi, yaitu: (1) Penciptaan
lapangan kerja alternatif sebagai sumber pendapatan lain bagi
keluarga, (2) Mendekatkan masyarakat dengan sumber modal
dengan penekanan pada penciptaan mekanisme mendanai diri
sendiri, (3) mendekatkan masyarakat dengan sumber teknologi
baru yang berhasil dan berdaya guna, (4) Mendekatkan
11
masyarakat dengan pasar, serta (5) Membangun solidaritas
serta aksi kolektif di tengah masyarakat (Victor P.H. Nikijuluw,
2001: 8).
5.4. MODEL KEBIJAKAN
Model kebijakan merupakan penampilan bagian tertentu
suatu situasi problematis secara sederhana untuk kepentingan
khusus. Model kebijakan disajikan sebagai konsep untuk
menggambarkan, menerangkan dan memprediksi unsur-unsur
dari situasi problematis serta untuk menyempurnakan atau
memperbaiki kebijakan publik dengan merekomendasikan arah-
arah tindakan untuk mengatasi masalah tertentu.
(http//sofian.staff.ugm.ac.id/ kuliah/model%20/kebijakan.pdf).
Sementara yang dimaksud kebijakan (seringkali disebut
dengan kebijakan publik) mempunyai definisi yang sangat
beragam. Kebijakan dalam arti sempit seringkali diwujudkan
dalam bentuk peraturan hukum (Agus Purwanto), untuk
memecahkan permasalahan publik atau pemerintah dalam
pembangunan (Hesel Nogi S)
5.5. HUKUM DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Menurut Muhtar Kusumaatmaja (2002: 19), semua
masyarakat yang sedang membangun dicirikan oleh perubahan,
dan peranan hukum dalam pembangunan adalah untuk
menjamin bahwa perubahan itu terjadi dengan cara yang tertib.
Tujuan akhir dari proses pembangunan (ekonomi) tersebut
menuju kepada kemaslahatan bersama dengan strategi dan
kebijakan pembangunan ekonomi (Ahmad Erani Yustika, 2003:
2-3).
Pendapat Muhtar tersebut mengutip dari Roscoe Pound
dalam Muhammad Radjab (1965: 61-88) yang menjelaskan
12
fungsi hukum sebagai alat perekayasa masyarakat (law as a tool
social engineering). Pendapat Pound mengenai hukum adalah:
Law is an ordering of conduct to make goods of existence and
the means of satisfying claim go round as far as possible with
the least friction and waste (MDA Freedman & Lord Lloyd, 2001:
672-678). Lebih lanjut Muhtar (2002: 19) mengatakan bahwa:
Perubahan yang teratur demikian hanya bisa terjadi dengan bantuan hukum yang berwujud prosedur hukum, baik yang melalui perundang-undangan ataupun keputusan badan-badan peradilan. Ini adalah bentuk proses yang lebih baik dari pada perubahan yang tidak teratur dengan menggunakan kekerasan semata-mata.
Menurut Ronny Hanitjio dalam Muhammad Radjab (1965:
75-76), ada dua model mengenai kedudukan hukum dalam
pembangunan jika dikaitkan dengan ekonomi yaitu:
1. Dalam ekonomi pasar kedudukan hukum adalah untuk
mengatur lembagalembaga yang menjadi aktor ekonomi
pasar. Hukum harus mendorong terjadinya transaksi
ekonomi dan memberikan kepastian hukum bagi para pelaku
ekonomi dalam menjalankan usahanya seperti
penghormatan terhadap kontrak-kontrak bisnis dan
perlindungan hak milik.
2. Dalam ekonomi berencana kedudukan hukum sebagai alat
untuk menerjemahkan tujuan-tujuan dari pembangunan ke
dalam bentuk norma-norma untuk kemudian diterapkan.
Namun demikian, menurut Ronny Hanitijo dalam
Muhammad Radjab (1965: 75-76) pula, terdapat 3 sebab yang
menjadi hambatan yang dihadapi dalam perkembangan hukum
sebagai suatu alat pembaharuan masyarakat (a tool social
engineering) yang dijalankan secara berencana, yaitu:
1. Sukarnya menentukan tujuan dari perkembangan hukum;
13
2. Terbatasnya data empiris yang dapat digunakan untuk
mengadakan suatu analisis deskriptif dan prediktif;
3. Sukarnya mengadakan ukuran yang objektif untuk mengukur
berhasil tidaknya usaha pembaharuan hukum.
5.6. TEORI PEMBENTUKAN HUKUM (TEORI LEGISLASI)
Teori legislasi ini pertama kali di kemukakan oleh Jeremy
Bentham (2006: 1-3) dalam bukunya Theory of Legislation.
Walaupun diyakini banyak ahli, upaya Bentham tersebut bukan
sebuah karya yang orisinil, namun setidaknya Jeremy Bentham
memberikan kajian secara mendalam terhadap dasar filsafat
moral dan hukum serta prinsip-prinsip legislasi.
Filsafat hukum dan moral yang diberikan Jeremy
Bentham (2000: 14) dalam proses pembentukan hukum
(legislasi) adalah ajaran filasatat utilitarianisme. Bentham
mengatakan bahwa pada dasarnya manusia hidup dibawah
pengaruh 2 kekuasaan besar yaitu kesenangan dan
kesengsaraan (pain and pleasure).
Nature has placed mankind under the governance of two sovereign masters, pain and pleasure. It is for them alone to point out what we ought to do, as well as to determine what we shall do. On the one hand the standard of right and wrong, on the other the chain of causes and effects, are fastened to their throne. Dari dua hal inilah akan menentukan apa yang seharus
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Dalam konteks inilah
masyarakat perlu diatur dengan hukum. Hukum di sini harus
memberikan kebaikan yang tertinggi pada masyarakat
terbanyak (the greatest happiness for the greatest number)
(MDA Freeman, 2001: 223). Karena pada dasarnya manusia
akan memperbanyak kebaikan sebagai sesuatu yang
memberikan manfaat dan mencegah kejahatan sebagai sesuatu
14
yang memberikan kesengsaraan (Wolfgang Friedman, 1990:
112).
Kebaikan itu hanya bisa dicapai apabila hukum dibentuk
(legislation) dengan mendasarkan pada prinsip manfaat (the
principle of utility). Jika hukum tidak memberikan kemanfaatan
yang bisa mendatangkan kesenangan (pleasure) maka hukum
akan ditinggalkan. Hal senada dikatakan oleh Hobbes yaitu:
Manusia siap untuk menerima hukum dan mematuhi undang-undang hanya karena mereka meyakini perdamaian dan ketentraman sebagai hal yang bermanfaat. Artinya manusia akan mematuhi hukum dilandasi asas manfaat yang dipahami manusia (Carl Joachim Friedrich, 2005: 108-110). Dalam rangka mengadakan pembentukan hukum harus
dicari dasar-dasar sebagai argumentasi ilmiah yang selaras
dengan pandangan masyarakat agar dapat dijadikan landasan
yang tepat. Untuk itu pemberlakuan hukum seharusnya
mengakomodasi faktor-faktor: (1) yuridis, (2) sosiologis, dan (3)
filosofis yang ada (JE. Sahetapy, 2003: v).
Faktor yuridis adalah pertimbangan hukum, baik dari sisi
norma maupun hierarkhi perundang-undangan. Oleh Hans
Kelsen teori ini disebut dengan Stufenbau Theory (Raisul
Muttaqien, 2006:30-48, & Maria Farida, 1998: 9). Faktor
sosiologis mengenai nilai-nilai dan kepentingan masyarakat yang
terkait dengan isu yang akan diatur. Menurut Van Apeldoorn
faktor filosofis mengenai asas-asas mengikatnya hukum dan
mengapa masyarakat harus mematuhinya (Sudikno
Mertokusumo, 1990: 64). Selain itu hukum tidak dapat
dipisahkan dari sistem nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat yang kadang-kadang berbeda dari dari masing-
masing kelompok masyarakat. Hal ini menurut von Savigny
15
disebut sebagai Volkgeist yaitu bahwa hukum harus sesuai
dengan nilai-nilai dan kepentingan yang terdapat dalam
masyarakat (MDA Freeman, 1990: 905-907, & Wolfgang
Fredman dalam Arifin Muhammad, 1990: 59-62).
6. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa metode sesuai
dengan tujuan dalam tahap-tahap penelitian pada tiap periode (tahun
penelitian).
6.1. METODE PENELITIAN TAHUN PERTAMA
Pada tahun pertama, penelitian ini dilakukan dengan
metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan
konseptual (conceptual approach) (Marzuki, 2005: 137-139);
dan penelitian yuridis empiris (sosiologis),yaitu mengkaji
berbagai kebijakan dan peraturan serta program pemberdayaan
masyarakat pesisir. Proses tersebut dilakukan dengan
identifikasi dan evaluasi terhadap berbagai faktor-faktor ang
terkait dengan program pemberdayaan masyarakat untuk
pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer menggunakan fakta-fakta empiris yang
diambil dari perilaku manusia baik perilaku verbal yang didapat
melalui wawancara maupun perilaku nyata yang dilakukan
melalui pengamatan langsung (Soerjono Sukanto, 1995: 16).
Wawancara dilakukan kepada responden yang merupakan
representasi kelompok masyarakat, yaitu (1) kelompok nelayan,
pengolah dan pedagang ikan, serta pembididaya ikan, (2)
pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, (3) Kepala
16
Dinas Kelautan dan Perikanan, dan (4) pengurus lembaga non
pemerintah terkait.
Data sekunder menggunakan dokumen-dokumen, seperti
peraturan perundang-undangan, buku-buku, hasil penelitian,
data statistik, gambar dan berbagai hasil dari perilaku manusia
yang berupa peninggalan fisik maupun arsip.
Data yang diperoleh tersebut disusun sistematis dan
dianalisis secara deskriptif evaluatif (Harkistuti, 2004: 96)
dengan pendekatan kualititatif (Anslem Starus, 2003: 45), yaitu
dengan memberikan pemaparan dan menjelaskan secara
holistik dan mendalam (verstehen), berdasarkan kata-kata yang
disusun dalam sebuah latar alamiah (Lexy J Moleong, 1996: 3),
untuk mengungkap apa yang terdapat dibalik dari peristiwa
nyata baik sebelum dan sesudah dengan maksud mengevaluasi
dan mengidentifikasi adanya berbagai kebijakan dan program
yang dijalankan yang terdapat di dalam objek penelitian.
6.2. METODE PENELITIAN TAHUN KEDUA
Pada tahun kedua, penelitian dilakukan dengan metode
yuridis normatif dengan pendekatan konseptual (conceptual
approach) (Marzuki, 2005: 137-139), yaitu mencari asas-asas,
doktrindoktrin, kaidah serta peraturan perundangan yang
terkait (Sukanto & Mamudji, 1985: 62), untuk merumuskan
model kebijakan dan pengaturan untuk pemberdayaan
masyarakat pesisir.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi
pustaka yang mengkaji bahan hukum bahan hukum sebagai
bahan penelitian diambil dari bahan kepustakaan yang berupa
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum
17
tersier dan bahan non hukum (Marzuki, 2005: 44). Bahan
hukum primer, merupakan bahan pustaka yang berisikan
peraturan perundangan. Bahan Hukum Sekunder, yang berupa
buku, jurnal, hasil penelitian, artikel hukum. Bahan Hukum
Tersier, yaitu berupa kamus dan ensiklopedi hukum. Bahan
Non Hukum, yaitu dokumen-dokumen sebagai pelengkap bahan
hukum.
Adapun tempat pengambilan bahan hukum-bahan hukum
tersebut adalah di:
1. Berbagai perpustakaan, baik lokal maupun nasional;
2. Departemen/Dinas terkait;
3. Media massa cetak dan media Internet;
Setelah bahan hukum dan bahan non hukum dalam
penelitian ini dikumpulkan, maka akan dibahas dalam Focus
Group Discussion (FGD) untuk mengakomadasi berbagai
kepentingan dan harapan dari kelompok masyarakat maupun
institusi terkait. FGD tersebut akan dihadiri oleh wakil kelompok
masyarakat pesisir, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan,
Pemerintah Daerah, Pengurus Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI), ahli hukum dan pemerintahan serta ahli
bidang kelautan dan perikanan.
Hasil pembahasan tersebut akan dianalisis secara
preskriptif, yaitu apa yang seharusnya menurut hukum
(Marzuki, 2005: 96-97), untuk merumuskan berbagai model
kebijakan dan peraturan untuk pemberdayaan masyarakat
dalam rangka pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir.
6.3. METODE PENELITIAN TAHUN KETIGA
Berdasarkan rumusan model kebijakan dan peraturan
pada tahun kedua, maka pada penelitian tahun ketiga dilakukan
18
perumusan berbagai program untuk pemberdayaan masyarakat
dalam rangka pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir. Draft
program-program tersebut akan disiapkan oleh peneliti dalam
bentuk kertas kerja yang selanjutnya akan dibahas dalam Focus
Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai kelompok
masyarakat, yaitu wakil kelompok masyarakat pesisir, Kepala
Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah, Pengurus
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), ahli hukum dan
pemerintahan serta ahli bidang kelautan dan perikanan.
Dalam rangka menentukan program-progam tersebut,
berbagai data dan masukan dalam FGD akan dianalisis dengan
metode SWOT, yaitu untuk melihat kekuatan (Strengths),
kelemahan (Weaknesses), kesempatan (Opportunities) dan
hambatan (Threats), yang dihadapi dalam pelaksanaan program
tersebut(http://www.bisnet.or.id/vle/file.php?file=%2F160%2FS
WOT_Analysis.doc). Upaya ini dilakukan agar program yang
ditentukan adalah program yang kemungkinan kecil mendapat
hambatan, mempunyai peluang besar serta berbagai
kelemahannya dapat diminimalisir dengan berbagai kekuatan
atau potensi yang ada.
STRATEGI TAHUN I
Mengidentifikasi, mengkaji dan mengevaluasi
Berbagai kebijakan dan peraturan yang
terkait dengan pemberdayaan
masyarakat pesisisir
Berbagai program yang terkait dengan pemberdayaan
masyarakat pesisisir
Dampak terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pesisir
Faktor-Faktor yang Menghambat
Faktor-Faktor yang Mendukung
STRATEGI TAHUN II
Merumuskan berbagai Kebutuhan dan kepentingan masyarakat pesisir
Mendiskusikan dengan berbagai pihak dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD):
1. Pemda 2. Dinas yang terkait
dengan Kelautan dan Perikanan
3. Pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
4. Kelompok Masyarakat Pesisir
5. Pakar/Ahli di bidang Kelautan dan Perikanan
6. Ahli hukum dan pemerintahan
Rumusan model kebijakan dan peraturan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam upaya mengentaskan kemiskinan
STRATEGI TAHUN III
Evaluasi dan rumusan Model kebijakan dan
peraturan pemberdayaan
masyarakat pesisir dalam rangka mengentaskan
kemiskinan
Mendiskusikan dengan berbagai pihak dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD):
1. Pemda 2. Dinas yang terkait
dengan Kelautan dan Perikanan
3. Pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
4. Kelompok Masyarakat Pesisir
5. Pakar/Ahli di bidang Kelautan dan Perikanan
6. Ahli Hukum dan Pemerintahan
Rumusan program pemberdayaan masyarakat pesisiir dalam rangka mengentaskan kemiskinan
Matrik Penelitian Tahun Pertama
Tahun Ke
Target Rancangan Subyek Teknik
Pengumpulan Data
Analisis Data Simpulan Tempat Wakt
u Pelaksana
I
1. Teridentifikasi sebab-
sebab terjadinya kemiskinan
masyarakat pesisir.
2.Teridentifikasi
berbagai peraturan dan kebijakan,
program serta implementasi dan
pengaruhnya
terhadap upaya pengentasan
kemiskinan.
3. Diperoleh hasil evaluasi terhadap
kekuatan dan
kelemahan dari berbagai peraturan,
kebijakan dan program yang telah
ada untuk
pengentasan kemiskinan
masyarakat pesisir.
4.Teridentifikasinya
kebutuhan-
1. Tipe penelitian
penelitian hukum
normatif
dengan pendekatan
konseptual.
2. Tipe penelitian
hukum empiris
(sosiologis).
1. Kelompok Masyarakat
Pesisir 2. Pemda
3. Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan
4. Pengurus Himpunan
Nelayan
Seluruh Indonesia
(HNSI) 5. Pakar/Ahli di
bidang
Kelautan dan Perikanan
6. Ahli hukum dan
pemerintahan
1.Tipe
penelitian penelitian
hukum normatif
dengan
pendekatan konseptual,
yaitu: Data sekunder
(studi
pustaka) dengan
mengguna kan bahan
hukum primer
berupa
peraturan perundanga
n; bahan hukum
sekunder
berupa buku, jurnal
dan hasil-hasil
penelitian
terdahulu;
Anaslisis
deskriptif evaluatif dengan
pendekatan
kualititatif.
1.Diperoleh
faktor-faktor yang
menghambat
program pemberdayaan
masyarakat terdahulu.
2.Diperoleh dampak
terhadap
kesejahteraan Masyarakat
Pesisir 3.Diperoleh
faktor-faktor
yang mendukung
pemberdayaan masyarakat
pesisir.
1. Kabupaten Kulon Progo
2. Kabupaten Bantul
3. Kabupaten Gunung Kidul
9 bulan
Peneliti 1, 2,3,4, dan dibantu oleh tenaga lapangan
23
kebutuhan
masyarakat pesisir dalam usaha
mengentaskan kemiskinan yang
terkait dengan peraturan, kebijakan
dan program.
5. Diperoleh hasil
evaluasi terhadap hambatan dan
peluang untuk
mengetahui kemajuan dalam
rangka pengentasan kemisikinan
masyarakat pesisir.
bahan
hukum tersier
berupa ensiklopedi,
kamus hukum; dan
bahan non
hukum berupa
dokumen non hukum
yang
terkait. 2. Tipe
penelitian hukum
empiris (sosiologis),
yaitu
menggunakan data
primer, caranya
dengan
wawancara kepada
subyek penelitian.
Keterangan: Peneliti 1 : Mukti Fajar Nur Dewata SH., M.Hum. Peneliti 2: Ahdiana Yuni Lestari, S.H.,M.Hum Peneliti 3 : Endang Heriyani, S.H.,M.Hum Peneliti 4: Prihati Yuniarlin, S.H.,M.Hum
24
Matrik Penelitian Tahun Kedua
Tahun Ke
Target Rancangan Subyek Teknik
Pengumpulan Data
Analisis Data Simpulan Tempat Waktu Pelaksana
II
1.Rumusan kebutuhan dan kepentingan masyarakat pesisir berdasarkan analisis terhadap kondisi masa kini dan kondisi yang diharapkan oleh masyarakat pesisir.
2.Rumusan model
kebijakan dan peraturan yang mendukung program pemberdayaan masyarakat dalam rangka mengentas kan kemiskinan masyarakat pesisir.
1. Tipe penelitian penelitian
hukum normatif
dengan pendekatan
konseptual. 2. Inventarisasi
kebutuhan dan kepentingan
3. Merumuskan model kebijakan, peraturan.
1. Kelompok Masyarakat Pesisir
2. Pemda
3.Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan 4.Pengurus Himpunan
Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) 5.Pakar/Ahli di bidang
Kelautan dan Perikanan
6.Ahli hukum dan
pemerintahan
1.Studi pustaka
dengan mengguna
kan bahan hukum
primer,
sekunder, tersier dan
non hukum. 2. Setelah
bahan hukum maupun non hukum terkumpul, selanjutnya dibahas dalam FGD yang dihadiri oleh subyek penelitian.
Analisis preskriptif
1. Intepretasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat pesisir untuk diberdayakan agar jauh dari kemiskinan..
2.Interpretasi teori dan pembuatan model kebijakan, peraturan.
Yogyakarta 9 bulan Peneliti 1, 2,3 & 4
-
Keterangan: Peneliti 1 : Mukti Fajar Nur Dewata SH., M.Hum. Peneliti 2: Ahdiana Yuni Lestari, S.H.,M.Hum Peneliti 3 : Endang Heriyani, S.H.,M.Hum Peneliti 4: Prihati Yuniarlin, S.H.,M.Hum
25
Matrik Penelitian Tahun Ketiga
Tahun Ke
Target Rancangan Subyek Teknik
Pengumpulan Data
Analisis Data Simpulan Tempat Waktu Pelaksana
III
1. Diperoleh evaluasi model kebijakan dan
peraturan pemberdayaan
masyarakat pesisir dalam rangka
mengentaskan
kemiskinan. 2. Diperoleh rumusan
program pemberdayaan
masyarakat sebagai
upaya mengentaskan
kemisikinan masyarakat pesisir.
1. Evaluasi model
kebijakan dan peraturan
pemberdayaan
masyarakat pesisir dalam
rangka mengentaskan
kemiskinan.
2. Merumuskan program
pemberdayaan masyarakat
sebagai upaya mengentaskan
kemisikinan
masyarakat pesisir.
1. Kelompok
Masyarakat Pesisir
2. Pemda 3.Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan
4.Pengurus Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
5.Pakar/Ahli di bidang Kelautan dan
Perikanan 6.Ahli hukum dan
pemerintahan
Draft evaluasi
dan program yang disiapkan
oleh peneliti
dalam bentuk kertas kerja
selanjutnya dibahas dalam
FGD yang
dihadiri oleh subyek
penelitian.
Analisis SWOT
program
pemberdaya-an
masyarakat sebagai
upaya
mengentas-kan
kemisikinan masyarakat
pesisir.
Yogyakarta 9 bulan Peneliti 1,
2,3 & 4
-
Keterangan: Peneliti 1 : Mukti Fajar Nur Dewata SH., M.Hum. Peneliti 2: Ahdiana Yuni Lestari, S.H.,M.Hum Peneliti 3 : Endang Heriyani, S.H.,M.Hum Peneliti 4: Prihati Yuniarlin, S.H.,M.Hum
7. RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN (TIGA DARA)
YANG SUDAH KELAR TAHUN I ( LIHAT EXCEL)
JENIS PENGELUARAN
RINCIAN
TAHUN I
ANGGARAN YANG
DIUSULKAN
TAHUN II TAHUN III
Pelaksana (Gaji & Upah)
Peralatan
Bahan Aus (Material Penelitian)
Perjalanan
Pemeliharaan
Pertemuan/Lokakarya/Seminar
Laporan/Publikasi
Lain-lain
Total Anggaran
Total Keseluruhan Anggaran 69.990.000
8. PUSTAKA
Ahmad Erani Yustika, 2003, Negara vs Kaum Miskin, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Anslem Strauss dan Juliet Corbin, 2003, Dasar Dasar Penelitian Kualitatif,
terjemahan Muhammad Shodiq, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Carl Joachim Friedrich,2005, Filasafat Hukum: Perspektif Historis,
Bandung, Nuansa. Dan Wienecke, 2005, Community-Driven Development in Central Asia. A
World Bank Initiative, A worldwide journal of politics, Illinois State University.
Hans Kelsen, 2006, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, Terjemahan oleh Raisul Muttaqien, Bandung, Nuansa dan Nusa Media.
Harkristuti Harkrisnowo, 2004, Handout Kuliah Metode Penelitian Hukum, Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
Jeremy Bentham, 2000, An Introduction to the Principles of Moral and Legislation,
Botoche, Kitchener.
27
Lexy J Moleong, 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung
Rosdakarya. Maria Farida Indrati Suprapto, 1998, Ilmu Perundang undangan: Dasar-
dasar dan Pembentukannya, Yogyakarta, Penerbit Kanisius. Mark A. Brennan, 2004, IFAS Community Development: Toward a
Consistent Definition of Community Development, Department of Family, Youth and Community Sciences, Cooperative Extension Service, Institute of Food and Agricultural Sciences, University of Florida, http://edis.ifas.ufl.edu.
MDA Freeman dan Lord Lloyd, 2001, Intruduction to
Jurisprudence,Seventh edition, London, Sweet & Maxwell LTD. Muhtar Kusumaatmadja, 2002, Konsep Konsep Hukum Dalam
Pembangunan, Kumpulan Karya tulis, Bandung, Penerbit Alumni.
Mulyadi S, 2005, Ekonomi Kelautan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Peter Mahmud Marzuki,, 2005, Penelitian Hukum , Jakarta, Kencana.
Ronny Hanitijo,1988, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Roscoe Pound, 1965, Tugas Hukum, Terjemahan oleh Muhammad Radjab, Djakarta, Bharata.
Sahetapy, J.E., Kata Pengantar dalam Jan Michiel Otto, 2003, Kepastian
Hukum di Negara Berkembang, Komisi Hukum Nasional dan The Asia Fondation.
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1995, Penelitian Hukum Normatif , Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta, Raja Grafindo.
Soetomo, 2006, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
28
Sudirman Saad, 2004, Masa Depan Nelayan Pasca Undang-undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan, Majalah Inovasi Volume 2/XVI/November 2004.
Sudikno Mertokusumo, 1990, Mengenal Hukum Suatu Pengantar,
Yogyakarta, Liberty. Victor P.H. Nikijuluw, 29 Oktober 2001, Populasi dan Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir serta Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir secara Terpadu, Makalah pada Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Proyek Pesisir, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Insititut Pertanian Bogor, Hotel Permata.
Wolfgang Friedmann, 1990, Teori dan Filsafat Hukum, terjemahan oleh Muhammad Arifin, Rajawali, Jakarta.
Berita Resmi Statistik, No 47 /IX/1 September 2006.
Internet
http://jurnal-ekonomi.org/2007/12/30/ bisniscom -bps-standar -miskin-bank- dunia-tak-berdasar/
http//sofian.staff.ugm.ac.id/ kuliah/model%20/kebijakan.pdf
LAMPIRAN
1. JUSTIFIKASI ANGGARAN
2. DUKUNGAN PADA PELAKSANAAN PENELITIAN
3. SARANA DAN PRASARANA
29
4. BIOGRAFI/CV PENELITI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
4.1. Identitas Pribadi
Nama : Mukti Fajar Nur Dewata
Tempat & Tgl. Lahir : Yogyakarta , 29 September 196
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Kebangsaan : Indonesia
Pangkat / Golongan : Penata / III C
Jabatan Akademik : Lektor
Alamat
o Rumah : Perum PKU NO C 53, Tamantirto , Bantul
Yogyakarta
Telp ( 0274 434 2354 )
o Kantor : Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Jln. Lingkar Selatan Taman Tirto ,
Kasihan, Bantul,Yogyakarta
Telp : (0274 387656 ) pes 126
Fax : (0274 387646)
o E-mail : muktifajar_umy @ yahoo.co.id
o Mobile : 081 2294 2781 / 081 726 5720
4.2. Pendidikan (dari sarjana muda/yang sederajat ke atas)
2004 - Sekarang :
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Indonesia
30
1997 2001 :
Sarjana S2 Program Magister Ilmu Hukum Univesitas
Diponegoro
1987 - 1992 :
Sarjana S1 Hukum Fak.Hukum Universitas Gajah Mada
Yogyakarta
4.3. Pengalaman Kerja
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1994 Sekarang
Dosen tidak Tetap Fak Ekonomi Universitas Islam Indonesia
2003- sekarang
Partner di JOGJA LAW CENTRE , Jln Mataram 378
Yogyakarta 2001 - 2005
Konsultan dan Trainer di E-GOV Training Centre Jln
Pramuka No 3 Yogyakarta 2003 - Sekarang
Anggota Badan Arbitrase Syariah (Basyarnas) MUI
Yogyakarta 2004 - Sekarang
Legal Adviser, Pusat Pengembangan Management (PPM) Fak
Ekonomi Universitas Gajah Mada 2006 Sekarang
4.4. Jabatan Struktural
Staf Pembantu Dekan III, Bidang seni dan olah raga FH UMY
, 1994 1996
Ketua Laboratorium Hukum FH UMY , 1999 2001
Sekertaris KKN - LPM UMY 1999-2001
Ketua Bagian Keperdataan FH UMY , 2004 - 2006
4.5. Pengalaman Penelitian
Aspek Hukum Insider Trading 1995 ( LP3 UMY)
Penataan Daerah Aliran Sungai terhadap Lahan Kritis di
Daerah Istimewa Yogyakarta 1997 ( LP3 UMY)
31
Fungsi Pengawasan DPRD terhadap Penyelenggaraan
Keuangan Daerah di Kabupaten Kutai Kertanegara 2003
(HIBAH DOSEN MUDA DIKTI )
Short Research : Overview of Islamic Banking in Malaysia , di
Bank Negara Malaysia 2002 ( FH UMY )
Aplikasi Kurikulum Ilmu Hukum berwawasan Syariah di
Akhmad Ibrahim Kulliyah of Law International Islamic
University Malaysia 2002 (AIKOL IIUM )
Penyelenggaran Ibadah Haji : sebuah Kajian Yuridis 2003 (LP
3 UMY)
Pemborongan Proyek Pemerintah Secara Voorfinanciering
dan Indikasi Penyimpangan UU anti Monopoli & Praktek
Persaingan Tidak Sehat di DIY 2004 (HIBAH DOSEN MUDA
DIKTI )
Penerapan Prinsip Korporasi dalam Rumah Sakit yang
Berfungsi Sosial 2005 ( HIBAH PHK A 2 DIKTI )
Penerapan Kewajiban Hukum terhadap Corporate Sosial
Responsibility dalam Hukum Positif di Indonesia (HIBAH PHK
A 2 DIKTI )
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Di
DIY dan Jateng ) 2007 (HIBAH BERSAING)
4.6. Daftar Publikasi
1. Aspek Hukum Perjanjian Perdagangan dalam Transaksi
Elektronik (2001/Jurnal Media Hukum).
2. Kemiskinan Bangsa Tanggung Jawab Siapa? Jurnal Ilmu dan
Kemanusiaan : Media Inovasi No 1 Thn XV /2006
3. Status Hukum dan Perlindungan Tenaga Kerja dalam Kontrak
Outsourching (2007/Jurnal Media Hukum)
4. Penerapan Prinsip-prinsip Korporasi dalam Rumah Sakit
Muhammadiyah yang Berfungsi Sosial (2007/Jurnal Media
Hukum).
32
5. Penerapan Kewajiban Hukum Dalam Tanggungjawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang
berdasarkan Prinsip Kedermawanan (Philantrophy) dan
Sukarela (Voluntary) (2008/Jurnal Media Hukum).
Yogyakarta, 20 Desember 2008
Peneliti,
Mukti Fajar Nur Dewata, S.H.,M.Hum
33
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
4.1. Nama lengkap dan Gelar Tempat/tanggal lahir
Ahdiana Yuni L, S.H., M.Hum Yogyakarta, 16 Juni 1971
4.7. Pendidikan (dari sarjana muda/yang sederajat ke atas)
Universitas/Institut
dan Lokasi Gelar Tahun Selesai Bidang Studi
UMY/Yogyakarta Sarjana Hukum 1994 Hukum Perdata
UII/Yogyakarta Magister
Humaniora
2001 Hukum Bisnis
4.3. Pengalaman Kerja dalam Penelitian dan Pengalaman Profesional serta
Kedudukan Saat ini
INSTITUSI JABATAN PERIODE KERJA
UMY Ketua Peneliti 1995
UMY Ketua Peneliti 1996
UMY Ketua Peneliti 1997
UMY Ketua Peneliti 1998
UMY Ketua Peneliti 1998
UMY Ketua Peneliti 2000
UMY Ketua Peneliti 2002
UMY Ketua Peneliti 2004
UMY Ketua Peneliti 2005
UMY Ketua Peneliti 2005
UMY Ketua Peneliti 2006
UMY Ketua Peneliti 2007
UMY Anggota Peneliti 2007
UMY Anggota Peneliti 2008
UMY Ketua Peneliti 2008
34
4.8. Daftar Publikasi
1. Perlindungan Hukum Bagi Dokter dalam Pelaksanaan Informed Consent (1996/Jurnal Media Hukum).
2. Peranan Rekam Medik dalam Pembelaan Malpraktek Medik (1998/ Jurnal Media Hukum).
3. Kewajiban Menyimpan Rahasia Kedokteran dan Hak Tolak Ungkap Dokter Dalam Transaksi Terapeutik (1998/ Jurnal Res Publica).
4. Aspek Hukum Komersialisasi Rumah Sakit Swasta Dalam Kaitannya dengan Pelayanan Kesehatan Yang Berfungsi Sosial (2004/Jurnal Hukum Bisnis).
5. Pelaksanaan Tanggung Gugat RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Atas Kesalahan Profesional Tenaga Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus Putusan No. 41/Pdt.G/2001/PN YK & Putusan No. 87/Pdt/20002/PTY) (2004/ Jurnal Media Hukum).
6. Aspek Hukum Informed Consent dalam Transaksi Terapeutik (2005/ Jurnal Media Hukum).
7. Pengaturan Hukum Tanggung Jawab Perawat Sebagai Peran Terapeutik Dalam Pelaksanaan Informed Consent (2006/ Jurnal Media Hukum).
8. Penerapan Prinsip-prinsip Korporasi dalam Rumah Sakit Muhammadiyah yang Berfungsi Sosial (2007/ Jurnal Media Hukum).
Buku: 1. Dasar-dasar Pembuatan Kontrak dan Aqad (2008)
Yogyakarta, 20 Desember 2008
Peneliti,
Ahdiana Yuni L, S.H.,M.Hum
35
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
4.1. Nama lengkap dan Gelar Tempat/tanggal lahir
Endang Heriyani, S.H., M.Hum Karanganyar, 16 Januari 1965
4.2. Pendidikan
Universitas/Institut
dan Lokasi Gelar Tahun Selesai Bidang Studi
UGM/Yogyakarta Sarjana Hukum 1990 Hukum Perdata
UGM/Yogyakarta Magister
Humaniora
2001 Hukum Perdata
4.3. Pengalaman Kerja dalam Penelitian
INSTITUSI JABATAN PERIODE KERJA
UMY Anggota Peneliti 1995
UMY Anggota Peneliti 1995
UMY Anggota Peneliti 1998
UMY Anggota Peneliti 1998
UMY Anggota Peneliti 1999
UMY Ketua Peneliti 2002
UMY Anggota Peneliti 2005
UMY Ketua Peneliti 2008
4.4. Daftar Publikasi
1. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Luar Kawin Setelah
Berlakunya Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 di Daerah
Istimewa Yogyakarta, (2002/ Jurnal Sosiohumanika).
2. Perlindungan Hukum Bagi Mafqud Dalam Pembagian Harta
Warisan di Kabupaten Bantul (2008/ Jurnal Media Hukum).
Yogyakarta, 20 Desember 2008
Peneliti,
Endang Heriyani, S.H.,M.Hum
36
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
4.1. Nama lengkap dan Gelar Tempat/tanggal lahir
Prihati Yuniarlin, S.H., M.Hum Nganjuk, 2 Juni 1963
4.2. Pendidikan
Universitas/Institut
dan Lokasi Gelar Tahun Selesai Bidang Studi
UGM/Yogyakarta Sarjana Hukum 1988 Hukum Perdata
UGM/Yogyakarta Magister
Humaniora
2001 Hukum Perdata
4.3. Pengalaman Kerja dalam Penelitian dan Pengalaman Profesional serta
Kedudukan Saat ini
INSTITUSI JABATAN PERIODE KERJA
UMY Ketua Peneliti 2000
UMY Ketua Peneliti 2007
UMY Anggota Peneliti 2008
4.4. Daftar Publikasi
a. Penerapan Kewajiban Hukum Dalam Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang berdasarkan Prinsip Kedermawanan (Philantrophy) dan Sukarela (Voluntary) (2008/ Jurnal Media Hukum).
Yogyakarta, 20 Desember 2008
Peneliti,
Prihati Yuniarlin, S.H.,M.Hum