21
HIDROLISIS ALGA Spirogyra peipingensis SECARA KIMIAWI DAN BIOLOGI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL ALFRIDA PATIBONG H411 13 056 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

HIDROLISIS ALGA Spirogyra peipingensis SECARA KIMIAWI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Embed Size (px)

Citation preview

HIDROLISIS ALGA Spirogyra peipingensis SECARA KIMIAWI

DAN BIOLOGI SEBAGAI BAHAN BAKU

PEMBUATAN BIOETANOL

ALFRIDA PATIBONG

H411 13 056

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

i

HIDROLISIS ALGA Spirogyra peipingensis SECARA KIMIAWI

DAN BIOLOGI SEBAGAI BAHAN BAKU

PEMBUATAN BIOETANOL

Skripsi ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana pada Departemen Biologi

Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin

ALFRIDA PATIBONG

H411 13 056

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

ii

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

penyertaan dan berkat-Nya yang selalu di limpahkan kepada hamba-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hidrolisis Alga

Spirogyra peipingensis Secara Kimiawi dan Biologi Sebagai Bahan Baku

Pembuatan Bioetanol” dapat selesai dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Departemen Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari doa, bimbingan, kasih sayang

dan dorongan semangat dari berbagai pihak dalam kehidupan penulis, olehnya itu

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada

Ayahandaku tercinta Parinding serta Ibundaku tercinta Yuliana Mare, saudaraku

terkasih Upa’ Panggaga, Jonson Patibong, Selvianti Patibong, Sony Patibong,

Hendrik Patibong dan Erwin Patibong, serta kepada seluruh keluarga besarku.

Kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Dirayah R. Husain, DEA selaku pembimbing

utama dan Bapak Dr. Sulfahri, S.Si., M.Si selaku pembimbing pertama, penulis

menghaturkan banyak ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala

bantuan yang beliau berikan baik berupa kritikan, saran, maupun motivasi yang

membantu penulis selama penulisan skripsi ini sampai selesai. Tanpa beliau-

beliau penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Sekali lagi terima kasih.

Penulis juga mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang tulus

kepada :

iv

– Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu selaku Rektor Universitas Hasanuddin

beserta jajarannya.

– Bapak Dr. Eng. Amiruddin, S.Si., M.Si Selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar, beserta staf

pegawainya.

– Ibu Dr. Hj. Zohra Hasyim, M.Si selaku ketua Departemen Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

– Ibu Dr. Nur Haedar, M.Si selaku sekertaris Departemen Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

– Ibu Dr. Elis Tambaru, M.Si selaku Penasehat Akademik yang senantiasa

memberikan nasehat dan arahan kepada penulis sedari penulis memulai studi

sampai selesai.

– Bapak Drs. As’Adi Abdullah, M.Si, ibu Dr. Magdalena Litaay, M.Sc, ibu Dr.

Hj. A. Masniawati, M.Si dan ibu Dr. Sjafaraenan, M.Si selaku penguji sidang

sarjana.

– Bapak dan Ibu dosen Departemen Biologi yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Departemen

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

– Bapak dan ibu staf pegawai Departemen Biologi yang telah membantu penulis

dalam mengurus keperluan akademik penulis dari awal perkuliahan sampai

sarjana.

v

– Kepada Bidikmisi Unhas beserta jajarannya, terima kasih yang sedalam-

dalamnya karena telah membiayai perkuliahan penulis dari awal sampai

sarjana.

– Kepada saudara-saudaraku tercinta Biologi Unhas Angkatan 2013, terima kasih

telah menemani penulis dari maba sampai sarjana.

– Kepada saudara-saudaraku di Himbio Unhas, terima kasih banyak telah

menerima penulis menjadi bagian dari kalian.

– Kepada teman-teman KKN Gel. 93 Desa Tombolo, Kec. Gantarangkeke, Kab.

Bantaeng, terima kasih untuk kehadiran teman-teman dalam kehidupan penulis,

suka dan duka boleh kita lalui bersama yang telah mewarnai kehidupan

penulis.

– Terima kasih kepada rekan penelitian Desi Mukti Sari dan Betsi Yunior

Pamuttu yang telah berbagi suka dan duka serta bantuan selama penelitian.

– Terima kasih kepada bapak Taufik, Asriani, Reinildis Regina Hoke, Kamsinar,

Sarioja, Inggrid, Arbianus, Satria Wahyuni dan Fatma Damayanti yang telah

membantu selama penelitian penulis.

– Terima kasih kepada kak Fuad Gani S.Si selaku Analis Laboratorium

Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika, Universitas

Hasanuddin, Makassar. Sekali lagi terima kasih telah membantu penulis selama

penelitian di Lab.

– Terima kasih kepada kak Tri selaku Analis Laboratorium Bioteknologi

Terpadu, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar yang telah

membantu selama penelitian di Lab.

vi

– Terima kasih kepada sahabat yang telah dipertemukan di lokasi KKN Nurul

Adliyah Purnamasari chuy, Khairunnisa rafrin, Dewi Trisnawati dan Aldias

Agung, terima kasih mewarnai kehidupan penulis.

– Terima kasih kepada pembimbing rohani kak Joice dan rekan-rekannya yang

telah mendoakan dan memberikan masukan selama penelitian penulis.

– Terima kasih kepada Febryanti Angreni, Virna Virani Randan, Roswita

Vebrianti Jehadun, Crisnawati, Natalia Sengka, Sophia Marselina Yansip, dan

Ismawanti Bunga. Sekali lagi terima kasih, bagi penulis kalian adalah saudara

yang telah mewarnai kehidupan penulis selama perkuliahan.

– Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu

per satu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih atas saran dan masukan dalam

penyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangannya, meskipun demikian penulis telah berusaha semaksimal

mungkin dalam mengerjakannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan mendatang. Penulis

berharap skripsi ini dapat berguna bagi kita semua, bagi perkembangan dunia

sains dan teknologi.

Makassar, Mei 2017

Penulis

vii

MOTTO

“Takut akan TUHAN adalah permulaan Pengetahuan,

tetapi orang bodoh menghina

Hikmat dan Didikan”.

(Amsal 1:7)

“Sia-sialah hidup umat manusia

tanpa penyertaan TUHAN didalam kehidupannya”.

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,

Yang menaruh harapannya pada TUHAN”.

(Yeremia 17:7)

Hanya Yesus satu-satunya yang kuandalkan,

tempatku berharap dan menyerahkan segenap hidupku.

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA

Yang memberi kekuatan kepadaku”.

(Filipi 4:13)

viii

ABSTRAK

Spirogyra peipingensis merupakan salah satu mikroalga yang mempunyai kadar

karbohidrat yang cukup tinggi dan dapat diperbaharui sehingga bisa dijadikan

sebagai salah satu bahan baku pembuatan bioetanol. Penelitian ini terdiri dari 2

tahap penelitian. Penelitian tahap 1 bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode

hidrolisis secara kimia (asam) dan biologi (enzim) pada alga S. peipingensis

terhadap kadar gula yang dihasilkan. Penelitian tahap 2 bertujuan untuk

mengetahui pengaruh jenis yeast serta durasi fermentasi terhadap perubahan nilai

pH, gula total, biomassa sel dan kadar etanol. Pada penelitian ini dilakukan

metode hidrolisis dengan menggunakan H2SO4 0,2 M dengan konsentrasi 6%;

8%; 10% dan kontrol (tanpa asam) dan metode hidrolisis dengan menggunakan

enzim α-amilase dengan konsentrasi 25 KNU; 50 KNU; 75 KNU dan kontrol

(tanpa enzim). Alga S.peipingensis yang telah dihidrolisis kemudian difermentasi

dengan menggunakan 3 jenis yeast, yaitu : Saccharomyces cerevisiae InaCC

Y655, Pichia kudriavzevii InaCC Y18 dan Kluyveromyce thermotolerans InaCC

Y102. Hasil penelitian tahap 1 menunjukkan bahwa kadar gula reduksi tertinggi

dihasilkan pada metode hidrolisis H2SO4 0,2 M dengan konsentrasi 6% dengan

kadar gula sebesar 0,60 g/g. Hasil penelitian tahap 2 menunjukkan bahwa jenis

yeast yang digunakan tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai pH dan kadar

etanol yang dihasilkan, namun berpengaruh terhadap kadar gula total dan

biomassa sel. Sedangkan durasi fermentasi berpengaruh terhadap kadar gula total,

biomassa sel dan kadar etanol, namun tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai

pH. Kadar etanol optimum dihasilkan pada durasi fermentasi 72 jam dengan

menggunakan Pichia kudriavzevii InaCC Y18.

Kata kunci : Alga Spirogyra peipingensis, Hidrolisis, yeast, Kadar Gula, Etanol

ix

ABSTRACT

Spirogyra peipingensis is one of the microalgae which have high enough

carbohydrate and can be renewed so that can be made as one of raw material of

making bioethanol. This research consists of 2 stages of research. Research phase

1 aims to determine the effect of hydrolysis methods chemically (acid) and

biology (enzymes) on algae S. peipingensis to the resulting sugar content.

Research phase 2 aims to determine the effect of yeast type and duration of

fermentation to changes in pH values, total sugars, cell biomass and ethanol

content. In this research, hydrolysis method using H2SO4 0,2 M with 6%; 8%;

10% concentration and control (without acid) and hydrolysis method by using α-

amylase enzyme with consentration of 25 KNU; 50 KNU; 75 KNU and control

(without enzyme). S. peipingensis algae that have been hydrolyzed then fermented

by using 3 types of yeast Saccharomyces cerevisiae InaCC Y655, Pichia

kudriavzevii InaCC Y18 and Kluyveromyce thermotolerans InaCC Y102. The

results of the first phase of the study showed that the highest reducing sugar

content was produced on H2SO4 0,2 M hydolysis method with 6% concentration

with sugar content of 0,60 g/g. the results of the research phase 2 show that the

type of yeast used does not affect the changes in pH values and the resulting

ethanol content, but affect the total sugar content and cell biomass. While the

duration of fermentation effect on total sugar content, cell biomass and ethanol

content, but no effect on pH value change. Optimum ethanol content was

generated at 72 hours of fermentation duration using Pichia kudriavzevii InaCC

Y18.

Key words : Algae Spirogyra peipingensis, hydrolysis, yeast, sugar, ethanol

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

MOTTO ............................................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

LAMPIRAN ......................................................................................................... 66

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

I.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

I.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

II.1 Alga Spirogyra ........................................................................................ 6

II.2 Metode Hidrolisis .................................................................................. 14

II.3 Fermentasi ............................................................................................. 16

II.4 Bioetanol ............................................................................................... 22

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 27

III.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 27

III.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 27

III.2.1 Alat ................................................................................................... 27

III.2.2 Bahan ................................................................................................ 27

III.3 Prosedur Kerja ..................................................................................... 28

xi

III.3.2 Pretreatment Alga Spirogyra peipingensis ...................................... 28

III.3.3 Proses Hidrolisis ............................................................................... 28

III.3.4 Pengukuran Kadar Gula Total .......................................................... 29

III.3.5 Pengukuran Kurva Pertumbuhan ...................................................... 30

III.3.6 Pembuatan Starter ............................................................................. 32

III.3.7 Proses Fermentasi ............................................................................. 33

III.3.8 Pengukuran Kadar Etanol ................................................................. 33

III.3.9 Rancangan Penelitian........................................................................ 33

III.3.9.1 Rancangan Penelitian Tahap I ....................................................... 33

III.3.9.2 Rancangan Penelitian Tahap 2....................................................... 34

III.3.10 Analisis Data ................................................................................... 35

III.3.10.1 Analisis Data Penelitian Tahap I ................................................. 35

III.3.10.2 Analisis Data Penelitian Tahap 2 ................................................. 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 36

IV.1 Pengambilan Sampel Alga S. peipingensis ......................................... 36

IV.2 Proses Hidrolisis Alga S. peipingensis ................................................ 37

IV.3 Optimalisasi Viabilitas Mikroorganisme pada Medium Fermentasi ... 41

IV.4 Kadar Etanol Selama Proses Fermentasi ............................................. 45

IV.5 Kadar Gula Selama Proses Fermentasi ............................................... 47

IV.6 Pertumbuhan Yeast pada Medium Hasil Hidrolisis Alga S.

peipingensis ................................................................................................. 50

IV.7 Biokonversi dan Kinetika Fermentasi ................................................. 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 57

V.1 Kesimpulan ........................................................................................... 57

V.2 Saran .................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Kimia berbagai Jenis Mikroalga ........................................... 11

Tabel 2. Rancangan Penelitian Tahap 1 ................................................................ 34

Tabel 3. Rancangan Penelitian Tahap 2 ................................................................ 34

Tabel 4. Metode Hidrolisis Uji Tukey Kadar Gula Reduksi ................................. 40

Tabel 5. Uji Tukey Kadar Gula Selama Fermentasi ............................................. 49

Tabel 6. Data perhitungan Yield Etanol ................................................................ 55

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alga Spirogyra peipingensis ............................................................... 7

Gambar 2. Siklus Karbon Dioksida Pada Penggunaan Bioetanol Sebagai ......... 25

Gambar 3. Lokasi pengambilan sampel Alga Spirogyra dengan titik koordinat

LS: 05012’65,229” dan BT : 119

049’18,695” ....................................................... 36

Gambar 4. Histogram Kadar Gula dengan Proses Hidrolisis Kimia dan Biologi 39

Gambar 5. Kurva Pertumbuhan Jamur S. cerevisiae InaCC Y655 (a), P.

kudriavzevii InaCC Y18 (b) dan K. thermotolerans InaCC Y102 (c) Pada Medium

Hidrolisis Alga S. peipingensis ............................................................................. 43

Gambar 6. Histogram Kadar Etanol (g/L) Selama Proses Fermentasi ................ 45

Gambar 7. Histogram Kadar Gula Total (g/g) Selama Proses Fermentasi .......... 48

Gambar 8. Histogram Biomassa Sel (g/mL) Selama Proses Fermentasi ............ 50

Gambar 9. Perlakuan terbaik P. kudriavzevii InaCC Y18 selama Fermentasi .... 52

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Dokumentasi Penelitian ...................................................... 66

Gambar 1. Tinjau Lokasi Alga Spirogyra di Makassar ............................... 66

Gambar 2. Pengamatan Spesies Alga Spirogyra di bawah mikroskop

disesuaikan dengan identifikasi alga Spirogyra (Zarina, 2007) ................... 66

Gambar 3. Lokasi Pengambilan Alga Spirogyra peipingensis di Worshop

Unhas .......................................................................................................... 66

Gambar 4. Pengambilan Alga Spirogyra peipingensis dengan menggunakan

saringan dan tangan ..................................................................................... 67

Gambar 5. Alga Spirogyra peipingensis yang sudah diperas dan dibersihkan

..................................................................................................................... 67

Gambar 6. Alga Spirogyra peipingensis dikeringkan dibawah sinar matahari

..................................................................................................................... 68

Gambar 7. Alga Spirogyra peipingensis yang telah dikeringkan dibawah

sinar matahari............................................................................................... 68

Gambar 8. Alga Spirogyra peipingensis diblender dengan menggunakan . 68

Hummer mill (Sumber: Koleksi Pribadi, 2017) ........................................... 68

Gambar 9. Proses Pengayakan tepung Alga Spirogyra peipingensis

menggunakan ayakan 40 mesh dan hasil ayakan ........................................ 69

Gambar 10. Memurnikan asam H2SO4 0,2 M menjadi H2SO4 0,1 M ......... 69

Gambar 11. Proses pemasakan tepung Alga Spirogyra peipingensis

menggunakan 100 g alga per 900 ml aquade............................................... 69

Gambar 12. Proses hidrolisis secara biologi dengan menambahkan Enzim

pada konsentrasi yang berbeda .................................................................... 70

Gambar 13. Proses hidrolisis secara kimia dengan menambahkan H2SO4

pada konsentrasi yang berbeda .................................................................... 70

Gambar 14. Proses dan hasil sentrifugasi hidrolisis secara biologi ............. 70

Gambar 15. Hasil sentrifugasi hidrolisis secara kimia ................................ 71

Gambar 16. Hasil sentrifugasi proses hidrolisis medium alga S. peipingensis

..................................................................................................................... 71

xv

Gambar 17. Medium alga S. peipingensis yang sudah disterilisasi ............. 71

Gambar 18. Subkultur Isolat Saccharomyces cerevisiae InaCC Y655, Pichia

kudriavzevii InaCC Y18 dan Kluyveromyces thermotolerans InaCC Y102

pada medium PDA ....................................................................................... 72

Gambar 19. Pemindahan Isolat S. cerevisiae, P. kudriavzevii dan K.

thermotolerans pada medium Alga Spirogyra peipingensis untuk mengukur

kurva pertumbuhan ...................................................................................... 72

Gambar 20. Proses aktivasi untuk didapatkan starter .................................. 72

Gambar 21. Proses pemasukan starter kedalam masing-masing medium

fermentasi alga Spirogyra peipingensis ....................................................... 73

Gambar 19. Durasi fermentasi 0 jam ........................................................... 73

Gambar 22. Durasi fermentasi 24 jam ......................................................... 73

Gambar 23. Durasi fermentasi 48 jam ......................................................... 74

Gambar 24. Durasi fermentasi 72 jam ......................................................... 74

Gambar 25. Durasi fermentasi 96 jam ......................................................... 74

Gambar 26. Pengukuran kadar Gula, Etanol & pH ..................................... 75

Lampiran 2. Tabel Hasil Penelitian ................................................................... 76

Tabel 1. Kadar Gula Tahap 1 ....................................................................... 76

Tabel 2. Kadar Etanol .................................................................................. 76

Tabel 3. Kadar Gula Total (g/g) .................................................................. 77

Tabel 4. Biomassa Sel.................................................................................. 77

Lampiran 3. Hasil Data Statistik ....................................................................... 78

1. Kadar Gula Reduksi ................................................................................. 78

2. Kadar Etanol ............................................................................................ 79

3. Kadar Gula Total Selama Fermentasi ...................................................... 80

4. Biomassa Sel ............................................................................................ 81

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu sumber energi penting

yang digunakan oleh seluruh masyarakat dunia disamping energi listrik. BBM

merupakan energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Kebutuhan dan konsumsi

masyarakat akan BBM yang semakin meningkat dari tahun ke tahun berbanding

terbalik dengan ketersediaannya. Keberadaan bahan bakar minyak semakin lama

semakin menipis bahkan pada tahun 2025 diperkirakan ketersediaan minyak bumi

akan habis. Untuk mencukupi kebutuhan energi di masa depan, maka ilmuwan-

ilmuwan di berbagai negara mulai menciptakan energi alternatif terbarukan

pengganti BBM (Ningrum et al., 2016; Azizah et al., 2012).

Pada tahun 2011 lalu, produksi BBM Indonesia hanya mencapai sekitar

290 juta barel dan pemerintah melakukan impor minyak sebanyak 91,4 juta barel

pada tahun yang sama untuk memenuhi BBM dalam negeri. Kebutuhan BBM

Indonesia saat ini telah mencapai 1,3 juta barrel per hari, padahal produksi BBM

nasional hanya sebesar 900 ribu barrel saja per harinya. Hal ini disebabkan

menurunnya secara alamiah (natural decline) cadangan minyak pada sumur-

sumur yang berproduksi. Di lain pihak, pertambahan jumlah penduduk telah

meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat

pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain

itu, kendaraan yang beroperasi di Indonesia kebanyakan berbahan bakar bensin

dan solar yang berasal dari energi fosil (Nugraha, 2014; Osvaldo et al., 2012).

2

Bahan Bakar Minyak yang ada di Indonesia berasal dari penambangan

minyak bumi yang disebut dengan bahan bakar fosil (fossil fuels). Bahan bakar

fosil merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Bahan Bakar Minyak

yang digunakan saat ini semakin langkah, karena keberadaannya sebagai sumber

energi yang tidak dapat diperbaharui dan sangat terbatas, disebabkan karena

proses pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan mencapai

jutaan tahun. Sedangkan proses eksploitasinya dilakukan secara besar-besaran,

sehingga ketersediaan sumber energi tersebut dari tahun-ketahun mengalami

penurunan secara drastis. Kelangkaan tersebut BBM ini menyebabkan harganya

tidak stabil, selain hasil pembakarannya tidak ramah lingkungan (Sulfahri et al.,

2016; Didu, 2010).

Solusi yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan beberapa

negara lainnya untuk mengatasi masalah kelangkaan BBM adalah dengan

mengembangkan bahan bakar yang dapat diperbaharui, salah satunya adalah

bioetanol. Bioetanol adalah salah satu bahan bakar alternatif yang dapat

diperbaharui, ramah lingkungan, serta menghasilkan gas emisi karbon yang

rendah dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya sampai 85% lebih rendah

(Sulfahri et al., 2011; Setiyawan, 2012; Agrariska et al., 2013).

Saat ini pengembangan bioetanol berpusat pada bahan pangan yang

banyak mengandung glukosa, seperti jagung dan kedelai. Jika bahan bakar nabati

terus menerus dibuat dari bahan pangan, maka akan terjadi persaingan antara

penyediaan pangan dan energi. Untuk menghindari persaingan tersebut, maka

perlu dicari bahan non pangan yang berpotensi untuk dijadikan BBN (bioetanol).

Demikian, banyak negara yang mengalihkan perhatian mereka terhadap

3

pengembangan sumber energi baru, bersih, dan berkelanjutan, salah satunya

adalah mikroalga. Biomassa mikroalga muncul sebagai salah satu kandidat kuat

untuk tujuan tersebut, karena alga memiliki prospek yang sangat baik untuk

dikembangkan sebagai bahan baku bioetanol. Alga dipilih karena memiliki

kemampuan tumbuh dengan cepat dan tidak memerlukan area yang luas serta

dapat tumbuh di air laut maupun air tawar (Ningrum et al., 2016; Handayani &

Dessy, 2012).

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam yang

sayang jika tidak dimanfaatkan. Terlebih lagi suhu dan kondisi lingkungan yang

ada di Indonesia sangat mendukung bioproduksi biomassa berbasis alga sebagai

bahan baku pembuatan bioetanol. Indonesia memiliki sinar matahari sepanjang

tahun yang sangat potensial dimanfaatkan untuk kultur alga. Salah satu jenis alga

yang memiliki kandungan karbohidrat dalam jumlah banyak adalah Spirogyra sp.,

yaitu mengandung karbohidrat 33-64% berat kering (Sulfahri et al., 2016;

Handayani & Ariyanti, 2012).

Alga Spirogyra merupakan salah satu ganggang hijau yang berlimpah

dimusim semi. Dimana Spirogyra ini banyak ditemukan di lahan basah seperti

persawahan, danau, kolam, parit dan juga dalam aliran air. Menurut Wongsawad

& Peerapornpisal (2014), sudah terdapat lebih dari 400 spesies alga Spirogyra

yang tersebar di seluruh dunia. Hasil survei yang telah dilakukan di beberapa

lahan basah di Makassar pada tahun 2016 menunjukkan bahwa jenis alga

Spirogyra yang paling banyak dijumpai adalah alga Spirogyra peipingensis.

Umumnya alga ini ditemukan di daerah kolam penampungan air hujan, tambak

ataupun di daerah persawahan.

4

Alga Spirogyra dapat dijadikan bioetanol melalui proses hidrolisis dan

fermentasi. Menurut Sulfahri et al. (2016), hidrolisis alga Spirogyra efektif

dengan menggunakan teknik pemanasan 100°C selama 2 jam dan dilanjutkan

dengan penambahan enzim -amilase sebanyak 8,1 KNU (Kilo Novo Unit).

Menurut Haspari & Alice (2013), semakin tinggi jumlah enzim, maka semakin

tinggi pula kadar gula yang dihasilkan dari proses hidrolisis. Menurut Novia et al.

(2011) semakin banyak jumlah enzim yang digunakan, maka kadar bioetanol yang

dihasilkan semakin tinggi karena jumlah enzim yang ditambahkan pada medium

fermentasi berpengaruh terhadap kadar gula yang dihasilkan. Oleh karena itu,

penelitian mengenai jumlah enzim yang tepat dalam menghadirolisis alga

Spirogyra merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Selain menggunakan enzim, proses hidrolisis juga dapat dilakukan dengan

menggunakan asam, misalnya asam sulfat (H2SO4). Menurut Widyaningrum &

Indro (2016), hidrolisis menggunakan asam H2SO4 dapat meningkatkan kuantitas

glukosa. Demikian juga menurut Osvaldo et al. (2012) bahwa semakin besar

konsentrasi asam sulfat (H2SO4) yang digunakan maka semakin besar juga kadar

etanol yang dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian mengenai konsentrasi H2SO4

yang tepat dalam menghadirolisis alga Spirogyra merupakan hal yang penting

untuk dilakukan. Berdasarkan dari permasalahan di atas maka dilakukan

penelitian mengenai optimalisasi proses hidrolisis alga Spirogyra peipingensis

dengan menggunakan hidrolisis kimiawi dan hidrolisis biologi sebagai bahan

baku pembuatan bioetanol.

5

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh metode hidrolisis secara kimiawi dan biologi pada alga

Spirogyra peipingensis terhadap kada gula yang dihasilkan?

2. Bagaimana pengaruh jenis yeast dan durasi fermentasi terhadap perubahan

nilai pH, gula total, biomassa sel dan kadar etanol?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh metode hidrolisis secara kimiawi dan biologi

pada alga Spirogyra peipingensis terhadap kadar gula yang dihasilkan.

2. Untuk mengetahui pengaruh jenis yeast dan durasi fermentasi terhadap

perubahan nilai pH, gula total, biomassa sel dan kadar etanol.

I.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut :

1. Sebagai bahan dasar informasi ilmiah untuk mendasari penelitian-penelitian

selanjutnya mengingat bahwa pemanfaatan Alga Spirogyra ini sebagai

bioetanol sangat besar manfaatnya kedepan karena hampir dibutuhkan oleh

semua manusia dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk pemanfaatan alga Spirogyra dalam

produksi bioetanol.