11
PEMANFAATAN LIMBAH BAN SEBAGAI PENGIKAT PADA PERKERASAN ASPAL PORUS BIDANG : HIGHWAY ENGINEERING Ressi Dyah Adriani NPP 10529 [email protected] ABSTRAK Kenyamanan dan tingkat keselamatan yang tinggi merupakan idaman pengguna jalan terutama di jalan tol di mana sudah seharusnya pengguna jalan melalui prasarana jalan yang memiliki kondisi baik dan aman dari kerusakan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan dan juga perbaikan dengan pembaharuan material untuk perkerasan yang lebih awet. Salah satu pembaharuan material yang bisa dilakukan adalah dengan modifikasi aspal porous dengan menambahkan polimer tertentu dalam pengikat aspal untuk meningkatkan nilai karakteristik aspal. Polimer yang dipilih adalah karet yang berasal dari limbah karet ban luar. Pemanfaatan limbah karet ban luar tersebut dapat menjadi terobosan dalam menghadapi isu lingkungan saat ini. Keywords : Aspal Porus, polimer, limbah karet ban luar, perkerasan 1. PENDAHULUAN Kenyamanan dan tingkat keselamatan yang tinggi merupakan idaman pengguna jalan terutama di jalan tol di mana sudah seharusnya pengguna jalan melalui prasarana jalan yang memiliki kondisi baik dan aman dari kerusakan yang mungkin terjadi. Kondisi perkerasan yang dilalui kendaraan para pengguna jalan tol tentunya akan menurun seiring berkurangnya usia layan yang direncanakan maupun penyebab lain seperti peningkatan traffic, overloading, dan genangan air. 1

Highway Engineering

Embed Size (px)

Citation preview

PEMANFAATAN LIMBAH BAN SEBAGAI PENGIKAT PADA PERKERASAN ASPAL PORUSBIDANG : HIGHWAY ENGINEERINGRessi Dyah AdrianiNPP [email protected]

ABSTRAKKenyamanan dan tingkat keselamatan yang tinggi merupakan idaman pengguna jalan terutama di jalan tol di mana sudah seharusnya pengguna jalan melalui prasarana jalan yang memiliki kondisi baik dan aman dari kerusakan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan dan juga perbaikan dengan pembaharuan material untuk perkerasan yang lebih awet. Salah satu pembaharuan material yang bisa dilakukan adalah dengan modifikasi aspal porous dengan menambahkan polimer tertentu dalam pengikat aspal untuk meningkatkan nilai karakteristik aspal. Polimer yang dipilih adalah karet yang berasal dari limbah karet ban luar. Pemanfaatan limbah karet ban luar tersebut dapat menjadi terobosan dalam menghadapi isu lingkungan saat ini.Keywords : Aspal Porus, polimer, limbah karet ban luar, perkerasan1. PENDAHULUANKenyamanan dan tingkat keselamatan yang tinggi merupakan idaman pengguna jalan terutama di jalan tol di mana sudah seharusnya pengguna jalan melalui prasarana jalan yang memiliki kondisi baik dan aman dari kerusakan yang mungkin terjadi.Kondisi perkerasan yang dilalui kendaraan para pengguna jalan tol tentunya akan menurun seiring berkurangnya usia layan yang direncanakan maupun penyebab lain seperti peningkatan traffic, overloading, dan genangan air.

Gambar 1.1 Grafik Usia Layan PerkerasanSalah satu kerusakan yang sering terjadi pada perkerasan lentur adalah karena pengaruh air yang bisa melonggarkan ikatan antara agregat dengan aspal. Adanya air yang menggenangi permukaan jalan membuat ikatan aspal dan agregat longgar, adanya kendaraan yang lewat akan memberi beban yang dapat merusak ikatan tersebut dan menyebabkan terjadinya lubang.

Gambar 1.2 Kerusakan pada Perkerasan JalanOleh karena itu, dibutuhkan perencanaan dan juga perbaikan dengan pembaharuan material untuk perkerasan yang lebih awet dan tahan terhadap air. Salah satu pembaharuan material yang bisa dilakukan adalah dengan modifikasi aspal porous dengan menambahkan polimer tertentu dalam pengikat aspal untuk meningkatkan nilai karakteristik tersebut. Polimer yang dipilih adalah karet yang berasal dari limbah karet ban luar. Pemanfaatan limbah karet ban luar tersebut dapat menjadi terobosan dalam menghadapi isu lingkungan saat ini.2. Deskripsi Metode

2.1 Aspal Porus

Aspal porus adalah aspal yang dicampur dengan agregat tertentu yang setelah dipadatkan mempunyai 20 % pori-pori udara. Aspal porus umumnya memiliki nilai stabilitas Marshall yang lebih rendah dari aspal beton yang menggunakan gradasi rapat, stabilitas Marshall akan meningkat bila gradasi terbuka yang digunakan lebih banyak fraksi halus.

Asphalt CourseImpermeable Geotextile LayerSubbase CourseBase CourseSubgradeALIRAN AIRTack CoatTack Coat

Gambar 2.1 Potongan Melintang Perkerasan Lentur Aspal Porus

Aspal porus adalah pengikat aspal dengan agregat tertentu yang memiliki presentase agregat halus yang rendah yang didesain setelah dipadatkan mempunyai pori-pori udara berkisar 20 %. Pengikat aspal porus merupakan generasi baru dalam perkerasan lentur, yang membolehkan air meresap ke dalam lapisan atas (wearing course) baik secara vertikal maupun horizontal. Kondisi ini dimungkinkan, karena gradasi yang digunakan memiliki fraksi agregat kasar tidak kurang dari 85% dari volume pengikat. Lapisan ini menggunakan gradasi seragam (open graded) yang dihamparkan di atas lapisan aspal yang kedap air agar tidak terjadi rembesan ke pondasi jalan. Sebagai lapisan pencegah masuknya air ke pondasi, diberikan lapisan geotextile pada lapisan setelah base course. Lapisan aspal porus ini memiliki tingkat kekesatan yang tinggi sehingga secara efektif dapat memberikan tingkat keselamatan yang lebih, terutama di waktu hujan dan dapat mengurangi kebisingan (noise reduction).

Gambar 2.2 Penyerapan Air Secara Langusng melalui Lapis Permukaan Aspal Porus

Agar nilai karakteristik aspal porus dapat meningkat, maka ditambahkan bahan polimer, dalam hal ini karet sebagai pengikat. Aspal dengan pengikat polimer memiliki sifat-sifat fisis yang lebih baik apabila dibandungkan dengan aspal konvensional pen 60/70 pada umumnya.

Berikut spesifikasi teknis dari komponen-komponen yang digunakan dalam modifikasi aspal porus dengan pengikat polimer karet :

1. Gradasi Agregat Gradasi Agregat harus seragam (open graded) sehingga memiliki permeabilitas yang tinggi, stabilitas yang rendah dan memiliki berat isi yang kecil.

8

(a)(b)

Gambar 2.3 Ilustrasi Gradasi Agregat (a) Well Graded, (b) Open Graded

Menurut Australian Asphalt Pavement Association tahun 2004, spesifikasi teknis agregat yang dibutuhkan untuk Aspal Porus adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Analisis Saringan Agregat

Tabel 2.2 Standar Pengujian untuk Agregat Aspal Porus

Tabel 2.3 Standar Kriteria Perencanaan Aspal Porus

2. 3. Geotekstil

Gambar 2.4 Ilustrasi Geotekstil

Geotekstil merupakan lembaran sintesis yang tipis dan fleksibel yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara modern dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak. Dipilih lembaran geotekstil dengan tipe imperbeanle untuk membuat lapisan yang kedap air di antara lapisan base dan ac-wc.

4. Polimer KaretPolimer karet dipilih sebagai bahan pengikat karena dapat membuat interlocking antar agregat semakin baik. Semakin baik ikatan antara agregat dengan aspal maka pengikat beraspal semakin lentur sehingga akhirnya dapat mengurangi keretakan.

Polimer karet yang digunakan dalam pengikat aspal porus ini memanfaatkan limbah karet ban luar yang saat ini belum dimanfaatkan secara luas.

Gambar 2.5 Ilustrasi Pemanfaatan Limbah Karet Ban Luar untuk Aspal

Limbah karet yang digunakan adalah karet ban luar dari kendaraan truk karena mengandung komponen karet alam yang lebih besar dibandingkan dengan karet ban pada kendaraan penumpang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Kadar Bahan Penyusun Ban Kendaraan Penumpang dan Ban Kendaraan Truk

Karet alam menjadi acuan dari bahan karena memiliki daya elastisitas dan daya lenting yang sempurna, plastisasi yang baik sehingga mudah untuk diolah, daya aus yang tinggi, tidak mudah panas, serta memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan.

Penambahan bahan pengikat dari limbah ban ini diharapkan memberikan banyak keuntungan seperti permukaan perkerasan menjadi lebih tahan lama, tahan terhadap retakan akibat lendutan berlebihan serta akibat kelelahan bahan.

2.2 Perbandingan Aspal Porus Konvensional dengan Pengikat Aspal Porus dengan Polimer

Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara aspal porus konvensional dan pengikat aspal porus dengan polimer. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan properti dan biaya dari kedua jenis aspal tersebut. 1. PropertiPerbandingan properti antara aspal porus konvensional dengan pengikat aspal porus ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.5 Perbandingan Properti Aspal

PropertiJenis Aspal

Porus (Konvensional) pen 60/70Porus (6% Polimer)

Hasil UjiStandar Bina MargaHasil UjiStandar Bina Marga

Penetrasi pada 25 C65.00 mm60 79 mm50.50 mm50 80 mm

Titik Lembek49.00 C48 C 58 C59.00 CMin. 54 C

Titik Nyala292 CMin. 200 C298 CMin. 245 C

Daktilitas pada 25 C1052 mmMin. 1000 mm954 mmMin. 500 mm

Kehilangan Berat (RTFOT)0,064% beratMax. 0,8% berat0,158% beratMax. 1% berat

2. BiayaBiaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan aspal porus polimer lebih mahal dibandingkan dengan pekerjaan aspal porus konvensional. Berikut rincian harga satuan pekerjaan dari dua tipe aspal tersebut :

Tabel 2.6 Harga Satuan Pekerjaan untuk Pekerjaan Aspal Porus Konvensional

Tabel 2.7 Harga Satuan Pekerjaan untuk Pekerjaan Aspal Porus Polimer

Harga satuan pekerjaan aspal porus polimer lebih mahal Rp. 29000,- per m2 dibanding harga satuan pekerjaan aspal porus konvensional.

2.3 EvaluasiAspal Porus Polimer dari bahan limbah ban luar truk memiliki kelebihan dan kelemahan yang dijabarkan sebagi berikut :1. Kelebihan :a. Meningkatkan kekuatan aspal pada saat menahan beban kendaraanb. Menerima genangan airc. Lapisan aspal tidak mudah retakd. Meminimalisir frekuensi keluhan kerusakan jalane. Memggunakan green material sehingga lebih ramah lingkunganf. Stabilitas Marshall semakin baik sehingga aspal semakin lentur.

2. Kelemahan :a. Harga satuan pekerjaan lebih mahalb. Pengadaan aspal yang masih terbatasc. Bahan pengikat belum bisa diproduksi sendiri

3. KESIMPULANPenambahan polimer pada aspal wearing course dapat memberikan banyak kelebihan untuk ketahanan perkerasan. Pengikat limbah ban ini diharapkan memberikan banyak keuntungan seperti permukaan perkerasan menjadi lebih tahan lama, tahan terhadap retakan akibat lendutan berlebihan serta retakan akibat kelelahan bahan.Walaupun memiliki biaya yang lebih mahal daripada aspal porus konvensional, aspal dengan tambahan polimer dari limbah ban ini memiliki banyak kelebihan yang dapat menguntungkan perusahaan ke depannya. Pembiayaan apal porus ini bisa dianggap investasi yang nilainya lebih mahal namun biaya pemeliharaan dapat berkurang yang tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan nantinya. 4. REFERENSIKliewer, et al. 2004. Asphalt Rubber : The Arizona Experience. Arizona Department of TransportationGani, et al. Pengaruh Penggunaan Bahan Tambah Berbasis Hydrocarbon Terhadap Karakteristik Aspal Porus. Makassar : Universitas HasanuddinDepartemen Pekerjaan Umum. 1999. Pedoman Penggunaan Aspal Karet dalam Campuran Beraspal Secara Panas No. 010/T/BM/1999. Jakarta : PT. Mediatama SaptakaryaZuliansyah, et al. Pengaruh Penggunaan Resiprene 35 Terhadap Karakteristik Laboratorium Pada Campuran Aspal Porus .Medan : Universitas Sumatera Utara