21
BAB I STATUS PASIEN A. IDENTITAS Nama : Ny. R Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 35 tahun Alamat : Jl. Tanjung 2 No. 25 Agama : Islam Pekerjaan : - Pendidikan : - Tanggal Masuk : 15 Januari 2015 Mondok di bangsal : Khadijah 324 No. CM : 141000293 Nama Suami : Tn. H Pendidikan : - B. ANAMNESIS 1. Diberikan oleh : Ny. F 2. Keluhan : Muntah (+) >4x/hari, Mual (+), Intake <<, hamil 1 3. Riwayat perkawinan Kawin : Ya Umur waktu kawin : - Umur suami waktu kawin : - Lama perkawinan : -

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

BAB I

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS

Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 35 tahun

Alamat : Jl. Tanjung 2 No. 25

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Pendidikan : -

Tanggal Masuk : 15 Januari 2015

Mondok di bangsal : Khadijah 324

No. CM : 141000293

Nama Suami : Tn. H

Pendidikan : -

B. ANAMNESIS

1. Diberikan oleh : Ny. F

2. Keluhan : Muntah (+) >4x/hari, Mual (+),

Intake <<, hamil 1

3. Riwayat perkawinan

Kawin : Ya

Umur waktu kawin : -

Umur suami waktu kawin : -

Lama perkawinan : -

4. Riwayat menstruasi

Menarche : -

Menstruasi : -

Jumlah darah menstruasi : -

Page 2: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Rasa sakit saat menstruasi : -

Perdarahan di luar siklus : -

HPM : -

5. Riwayat Fertilitas

Riwayat kehamilan sekarang

HPM : -

HPL : -

Mual-mualan : (+)

Sesak nafas : -

Gangguan BAK/BAB : -

Hipertensi : -

Kejang : -

Riwayat keluarga berencana : -

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status generalisata

KU : Sedang

Vital sign : Suhu afebris, tekanan

darah 125/77 mmHg, nadi 90 x/menit, pernafasan 23

x/menit

Berat Badan :

Gizi : -

Kepala : Konjungtiva

anemis (-/-)

Leher : -

Dada : Suara Pernapasan :

Vesikuler, Bising Jantung (-).

Abdomen : Nyeri tekan

epigastrium (+)

Extremitas : -

Page 3: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Status Obsetri

Inspeksi : -

Palpasi : -

Leopold I : -

Leopold II : -

Leopold III : -

Leopold IV : -

Auskultasi : -

Vaginal Toucher : -

Lain-lain

His : -

TBJ :

Periksa 1

Umur kehamilan (minggu) 14- 15 minggu

TFU Teraba diatas simpisis pubis

(SOP)

Presentasi Tidak diperiksa

Letak anak dan turunnya

bagian bawah

Tidak diperiksa

Punggung Tidak diperiksa

DJJ Tidak diperiksa

Edema Tidak diperiksa

Tekanan darah Tidak diperiksa

Berat Badan Tidak diperiksa

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Hb : 10,8 g/dl

AL : -

Page 4: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Ht : 33,1 %

LED : -

AT : -

Bilirubin total : -

Bilirubin direk : -

Bilirubin indirek : -

Protein total : -

Albumin : -

Masa pendarahan (Duke) : -

Masa pembekuan : -

HJL

Eosinophyl : -

Staf : -

Segmen : -

Lymphocyte : -

Monocyte : -

Globulin : -

SGOT : -

SGPT : -

Alkali phosphatase : -

Uerum : -

Creatinin : -

Urin : -

Malaria : -

Golongan darah : -

Rhesus : -

Urin : -

pH : -

Albumin : -

Gula : -

Page 5: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Urobilin : -

BJ : -

Keton : -

Darah samar : -

Epithel : -

Leucocyte : 8,4 mm3

Erythrocyte : 4,31 %

USG : -

Radiologi : -

E. DIAGNOSIS

G1P0A0H0 Gestasi 14-15 minggu + HEG

F. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Ad Bonam

Quo ad sanam : Ad Bonam

Quo ad fungsionam : Ad Bonam

G. TERAPI

D 10 Guyur 1 kolf : RL guyur juga 1 kolf.

D 10 + nurobion 5000 : 30 tpm

Injeksi Primperan 3x1 mg .i.v.

Injeksi Ranitidin 2x1 mg i.v.

Injeksi Antasida 3x1 mg i.v.

H. EDUKASI

Hindari makanan yang cepat saji dan mengandung MSG (monosodium

glutamat).

Page 6: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi1.

Hiperemesis gravidarum (HEG) adalah keadaan

dimana penderita mual dan muntah berlebihan, lebih dari

10 kali dalam 24 jam atau setiap saat sehingga

mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus / muntah

yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil

yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan

elektrolit, atau defisiensi nutrisi dan penurunan berat

badan

2. Etiologi1,2.

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui

secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini

disebabkan oleh faktor toksik. Juga tidak ditemukan

kelainan biokimia.

Namun ada beberapa pengetahuan mengenai factor yang

dapat memicu mual muntah :

a. Peningkatan hormon progesterone dan estrogen

pada ibu hamil, hal ini akan meningkatkan proses

pengosongan lambung sehingga akan terjadi

proses distensi lambung.

Page 7: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

b. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak,

hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap

kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan

pekerjaan.

c. Faktor organik : masuknya fili khorionis dalam

sirkulasi maternal dan perubahan metabolik

akibat hamil serta resistensi yang menurun

3. Epidemiologi dan Faktor Resiko2.

Mual dan muntah terjadi dalam 50-90% kehamilan.

Gejalanya biasanya dimulai pada gestasi minggu ke 9-10,

memuncak pada minggu ke 11-12, dan berakhir pada

minggu ke 13-14. Pada 1-10% kehamilan gejala dapat

berlanjut melewati 20-22 minggu. Hiperemesis berat yang

harus dirawat inap terjadi dalam 0,3-2% kehamilan. Di

masa kini, hiperemesis gravidarum jarang sekali

menyebabkan kematian, tapi masih berhubungan

dengan morbiditas yang signifikan.

1. Mual dan muntah mengganggu pekerjaan hampir

50% wanita hamil yang bekerja.

2. Hiperemesis yang berat dapat menyebabkan depresi.

Sekitar seperempat pasien hiperemesis gravidarum

membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih dari

sekali.

3. Wanita dengan hiperemesis gravidarum dengan

kenaikan berat badan dalam kehamilan yang rendah

Page 8: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

(7 kg) memiliki resiko yang lebih tinggi untuk

melahirkan neonatus dengan berat badan lahir

rendah, kecil untuk masa kehamilan, dan prematur.

Beberapa faktor resiko terjadinya HEG :

1. Faktor resiko untuk hiperemesis gravidarum adalah:

Kehamilan sebelumnya dengan hiperemesis

gravidarum

Berat badan tinggi

Kehamilan multipel

2. Merokok berhubungan dengan resiko yang lebih

rendah untuk hiperemesis gravidarum.

4.Klasifikasi1.

Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan secara

klinis menjadi tiga tingkat, yaitu :

3. Tingkat I

Muntah terus-menerus ( > 3-4 x sehari, dan

mencegah masuknya makanan atau minuman

selama 24 jam) yang menyebabkan ibu menjadi

lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun (2-

3 kg dalam 1 minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat

sampai 100 x/menit, tekanan darah sistolik menurun,

tekanan kulit menurun dan mata cekung.

4. Tingkat II

Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada

sekitarnya, nadi kecil dan cepat,suhu badan

meningkat, mata cekung dan ikterik ringan, berat

badan turun, tekanan darah turun, lidah kering dan

kotor, pengentalan darah, urin berkurang, sulit BAB,

dan pada nafas tercium bau aseton.

Page 9: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

5. Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,

kesadaran menurun (somnolen hingga koma), nadi

kecil dan cepat, suhu meningkat dan tekanan darah

menurun. Pada janin dapat terjadi enselopati

wernicke dengan gejala nistagmus, penglihatan

ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat

kekurangan zat makanan termasuk vitamin B

kompleks.

5.Patofisiologi1,2,3.

Sebelumnya, pada etiologi mual dan muntah yang

terjadi selama kehamilan masih belum diketahui, namun

beberapa teori yang menjelaskan terjadinya hiperemesis

gravidarum merupakan akibat faktor sosial, psikologis dan

organobiologik, yang berupa perubahan kadar hormon-

hormon selama kehamilan. Hal ini memegang peranan

penting dalam terjadinya hiperemesis gravidarum.

Disfungsi pada traktus gastrointestinal yang disebabkan

oleh pengaruh hormon progesteron diduga menjadi salah

satu penyebab terjadinya mual dan muntah pada

kehamilan. Peningkatan kadar progesteron memperlambat

motilitas lambung dan mengganggu ritme kontraksi otot-

otot polos di lambung (disritmia gaster). Selain

progesteron, peningkatan kadar hormon human chorionic

gonadotropin (HCG) dan estrogen serta penurunan kadar

thyrotropin-stimulating hormone (TSH), terutama pada

awal kehamilan, memiliki hubungan terhadap terjadinya

hiperemesis gravidarum walaupun mekanismenya belum

diketahui.

Page 10: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

6.Manifestasi Klinis1.

Hiperemesis gravidarum dijumpai pada trimester

pertama kehamilan, di mana pasien datang dengan

keluhan mual dan muntah. Sesuai dengan beratnya

penyakit yang dialami, dapat pula dijumpai penurunan

berat badan, hipersalivasi, tanda-tanda dehidrasi.

7.Diagnosis3.

Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang :

a. Anamnesis

Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda,

mual, dan muntah, Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan

muntah terjadi terus menerus, dirangsang oleh jenis makanan tertentu,

dan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Selain itu dari anamnesis

juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan terjadinya hiperemesis gravidarum seperti stress, lingkungan

sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat penyakit sebelumnya.

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-

tanda vital, tanda dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu

juga dilakukan pemeriksaan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis

banding. Pasien mengalami penurunan berat badan

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan

diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang

dilakukan adalah darah lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG

(pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati dan

Page 11: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien dicurigai menderita

hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan

parameter TSH dan T4.

Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid 50-60%

terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi

gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter

pylori. Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda

dehidrasi dan pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan

blood urea nitrogen, kreatinin dan hematokrit.

Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya

kehamilan ganda ataupun mola hidatidosa.

8.Komplikasi1.

1. Maternal

Dehidrasi

Dehidrasi muncul pada keadaan ini akibat kekurangan

cairan yang dikonsumsi dan kehilangan cairan karena muntah.

Keadaan ini menyebabkan cairan ekstraseluler dan plasma

berkurang sehingga volume cairan dalam pembuluh darah

berkurang dan aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini

menyebabkan jumlah zat makanan (nutrisi) dan oksigen yang akan

diantarkan ke jaringan berkurang pula. Dampak dari keadaan ini

terhadap kesehatan ibu adalah menurunnya keadaan umum,

munculnya tanda-tanda dehidrasi (dalam berbagai tingkatan

tergantung beratnya hiperemesis gravidum), dan berat badan ibu

berkurang. Resiko dari keadaan ini terhadap ibu adalah kesehatan

yang menurun dan bisa terjadi syok serta terganggunya aktivitas

sehari-hari ibu.

Diplopia

Akibat defisiensi tiamin (B1)

Nistagmus

Page 12: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

2. Fetal

Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

9. Diagnosis Banding1.

Selain hiperemesis gravidarum, ada beberapa penyakit yang harus

dipikirkan jika terjadi mual dan muntah yang berat dan persisten pada ibu

hamil, yaitu:

Ulkus peptikum

Ulkus peptikum pada ibu hamil biasanya adalah penyakit

ulkus peptikum kronik yang mengalami eksaserbasi. Gejalanya

adalah nyeri epigastrik yang berkurang dengan makanan atau

antasid dan memberat dengan alkohol, kopi, atau OAINS. Nyeri

tekan epigastrik, hematemesis, dan melena dapat ditemukan.

Apendisitis akut

Pasien dengan apendisitis akut mengalami demam dan

nyeri perut kanan bawah. Uniknya, lokasi nyeri dapat berpindah ke

atas sesuai usia kehamilan karena uterus yang semakin membesar.

Nyeri dapat berupa nyeri tekan dan nyeri lepas. Dapat ditemukan

tanda Bryan (timbul nyeri bila uterus digeser ke kanan) dan tanda

Alder (pasien berbaring miring ke kiri dan letak nyeri tidak

berubah).

10.Penatalaksanaan1,3.

Penatalaksanaan utama sering melibatkan istirahat

dan penghindaran dari rangsangan yang berperan sebagai

Page 13: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

pemicu. Di bawah ini adalah penatalaksanaan dalam

kondisi kegawatdaruratan :

Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk

dirawat di rumah sakit dan membatasi pengunjung.

Stop makanan per oral 24 – 48 jam.

Penggantian cairan dan pemberian antiemetik jika dibutuhkan.

Larutan normal saline atau ringer laktat dapat digunakan dalam

kondisi tersebut.

Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium, pyridoxine, dan

atau tiamin dapat dipertimbangkan. Untuk pasien dengan

defisiensi vitamin, tiamin 100 mg dapat diberikan sebelum

pemberian cairan dekstrosa.

Lanjutkan penatalaksanaan sampai pasien dapat mentoleransi

cairan per oral dan sampai hasil uji menunjukkan jumlah keton

urin hilang atau sedikit.

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan dengan vitamin

B6 atau vitamin B6 ditambah doxylamine sangat aman dan efektif serta

dapat digunakan sebagai terapi farmakologis lini pertama (American

College of Obstetricians and Gynecologists, 2004). Pemberian

multivitamin pada saat terjadinya konsepsi juga menurunkan derajat

keparahan gejala.

Non-Farmakologis / Diet

Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan

yang diberikan berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak

diberikan bersama makanan tetapi 1–2 jam setelah makan.

Makanan ini kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin C,

sehingga diberikan hanya selama beberapa hari.

Page 14: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Diet hiperemesis II diberikan jika rasa mual dan muntah berkurang.

Pemberian dilakukan secara bertahap untuk makanan yang bernilai

gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan.

Makanan ini rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan

D.

Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan

hiperemesis ringan. Pemberian minuman dapat diberikan bersama

makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali

kalsium.

Farmakologis

Vitamin B1, B2, B6 masing-masing 50 – 100 mg/hari/infus

Vitamin B12 mg/hari/infus, Vitamin C 200 mg/hari/infus

Fenobarbital 30 mg I.M. 2-3 x/hari atau klorpromazin 25 – 50

mg/hari I.M. atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 x/hari I.M.

Antiemetik :

Prometazin (avopreg) 2-3 kali 25 mg/hari/oral atau

Proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg/hari/oral atau

Mediamer B6 3 x 1 per hari per oral

Antasida :

Asidrin 3 x 1 tablet/hari/oral atau

Milanta 3 x 1 tablet/hari/oral atau

Magnam 3 x 1 tablet/hari/oral

Antiemesis

Tidak dijumapi adanya teratogenitas dengan menggunakan

dopamin antagonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazin

(klorpromazin, proklorperazin), antilinergik (disiklomin) atau

antihistamin H1-reseptor antagonis (prometazin, siklizin). Namun

bila masih tetap tidak memberikan respon, dapat juga di gunakan

kombinasi kortikosteroid dengan reseptor antagonis 5-

Hidrokstriptamin (5-HT3) (ondansetron, sisaprid).

Page 15: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Rehidrasi dan suplemen

Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9 %). Cairan dextrose

tidak boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup

untuk mengoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh

diberikan secara intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin

diberikan secara oral 50 atau 150 mg atau 100 dilarutkan ke dalam

100 cc NaCl. Urin output juga harus dimonitor dan perlu dilakukan

pemeriksaan dipstik untuk mengetahui terjadinya ketonuria.

11.Prognosis1.

Dalam penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum

sangat memuaskan. Penyakit biasanya dapat membatasi diri, namun

demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa

ibu dan janin.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan edisi 4. Jakarta ; PT Bina Pustaka. 2011.

2. Kevin, et all. 2010. Hiperemesis Gravidarum. Universitas Indonesia,

https://www.scribd.com/doc/251098178/Hiperemesisgravidarum Emedicine-

2011 .

3. Gunawan, K. Ocviyanti, D. Diagnosis Dan Tata Laksana Hiperemesis

Gravidarum. Departemen Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo,

Jakarta. 2011.