14
HISAB AWAL BULAN HIJRIYAH METODE KITAB AD-DURR AL-ANIQ Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Hisab Rukyat Kontemporer Dosen Pengampu : Dr. H. Ahmad Izzuddin, M. Ag Oleh : FATHOR RAUSI NIM. 1702048022 PROGRAM MAGISTER ILMU FALAK FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2018

HISAB AWAL BULAN HIJRIYAH METODE KITAB AD-DURR AL-ANIQif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Awal... · 2018-04-14 · pada Kaderisasi Ulama Hisab & Rukyat PP. Annuqayah

  • Upload
    others

  • View
    36

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

HISAB AWAL BULAN HIJRIYAH

METODE KITAB AD-DURR AL-ANIQ

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Hisab Rukyat Kontemporer

Dosen Pengampu : Dr. H. Ahmad Izzuddin, M. Ag

Oleh :

FATHOR RAUSI

NIM. 1702048022

PROGRAM MAGISTER ILMU FALAK

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2018

2

A. Pendahuluan

Salah satu pokok kajian ilmu falak adalah penentuan awal bulan hijriyah.

Masuknya awal bulan merupakan penentu keabsahan ibadah umat Islam,

seperti puasa, dua hari raya, manasik haji dan yang lainnya. Metode yang

digunakan dalam menghisab awal bulan pun bergulir ke permukaan mewarnai

wacana ilmu falak itu sendiri, dari hisab hisab urfi, taqribi, tahqiqi, hingga

tadqiqi (kontemporer).

Di Indonesia sendiri telah lahir para pakar falak yang kontribusinya sangat

besar terhadap perkembangan ilmu falak di Nusantara. Tarik ulur antara hisab

dan rukyat sebagai penentu masuknya awal bulan tidak luput dari perhatian

ulama falak Nusantara. Karya-karya mereka terus mengalami reformulasi dan

perbaikan dari generasi ke generasi.

Di pulau garam Madura, ilmu falak juga menjadi perhatian serius ulama.

Adalah K. H. Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, pengasuh Pondok

Pesantren Al-Mubarak Lanbulan Sampang Madura telah mencurahkan

perhatiannya dalam bidang ilmu hisab tersebut. Kontribusi beliau dalam ilmu

hisab sangat patut diacungi jempol. Berbagai karya dalam ilmu hisab telah lahir

dari tangan beliau, Faidul Karim ar-Rauf, Anfa’ al-Wasilah, Maslak al-Qashid,

Jami’ al-Adillah, dan karya monumental beliau Ad-Durr al-Aniq yang dalam

kancah ilmu falak dikategorikan dalam hisab haqiqi tadqiqi (kontemporer).

B. Sekilas Sosok K. H. Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah

K. H. Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah lahir pada 7 Januari 1959 di

sebuah kampung bernama Lanbulan Desa Baturasang Kecamatan

Tambelangan Kabupaten Sampang Madura. Beliau adalah putra dari pasangan

K. H. Muhammad Fathullah dan Nyai Hj. Zainab Khoiruddin.1

Dalam pendidikan, K. H. Ahmad Ghazali sempat mengenyam pendidikan

Sekolah Dasar (SD) di kampung halamannya, namun hanya sampai kelas III.

K. H. Ghazali kecil memilih ngaji kepada sang ayah di pesantren yang

diasuhnya bersama-sama kedua kakaknya, K. H. Kurdi Muhammad dan K. H.

1Ria Agustin, Studi Analisis Metode Hisab Awal Bulan dalam Kitab Ad-Durr Al-Aniq,

(Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, 2013, td), hal. 46.

3

Barizi Muhammad. Selain berguru kepada sang ayah, K. H. Ahmad Ghazali

juga berguru kepada K. H. Nasir Syuja’i (Sampang), K. H. Kamil Hayyan, K.

H. Hasan Basri Said, dan K. H. Zubair Abdul Karim di Bungah Gresik.2

Penyusun kitab-kitab falak dari Madura ini terkenal dikenal sebagai orang

yang cerdas, arif, gigih, dan tekun dalam belajar. Sejak menginjak dewasa, K.

H. Ahmad Ghazali sudah menampakkan rasa cintanya terhadap ilmu hisab,

disamping beliau juga memahami fikih dalam berbagai mazhad.

Karena rasa hausnya terhadap ilmu, K. H. Ahmad Ghazali rela

meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke negeri seberang untuk

belajar ilmu falak kepada Syaikh Mukhtaruddin al-Palembangi di Makkah. Di

samping itu beliau juga menimba ilmu kepada Syaikh Yasin bin Isa al-Fadani.

C. Refleksi Kitab Ad-Durr al-Aniq

Kitab Ad-Durr al-Aniq adalah salah satu dari sekian banyak karya K. H.

Ahmad Ghazali dalam bidang ilmu falak. Kitab ini mulai dipublikasikan sejak

tahun 2013. Kitab ini kemudian dicetak ulang pada tahun 2016 dengan revisi.

Kitab Ad-Durr al-Aniq ini tergolong hisab haqiqi tadqiqi (kontemporer) yang

disajikan dengan gaya klasik yang hasil perhitungan tidak kalah dengan metode

hisab kontemporer lainnya.

Harokat-harokat yang ada dalam kitab ini disusun berdasarkan Allamah

Muaddalah tempat lahirnya sang penyusun, yaitu Sampang Madura dengan

bujur 113˚ 15' BT. Harokat-harokat matahari saat ijtimak maupun harokat

matahari dan bulan saat-saat tertentu di dalam kitab ini dikelompokkan ke

dalam tahun majmu'ah, tahun mabsuthah, syuhur, ayyam, sa’ah, daqiqah dan

tsawani. Tahun majmu'ah adalah kelompok tahun 30 tahunan, sedangkan tahun

mabsuthah adalah kelompok tahun 1 tahunan sebagai penambah tahun

majmu'ah, sedangkan syuhur adalah nama bulan yang dimaksud.3

Sesuai dengan namanya, Ad-Durr al-Aniq fi Ma’rifati al-Hilal wa al-

Kusufaini bi at-Tadqiq kitab ini memuat tiga bahasan pokok, yaitu hisab awal

2Ibid, hlm: 47

3H. Abdul Muid Zahid; Makalah Hisab Awal Bulan Metode Kitab Ad-Durr Al-Aniq disampaikan

pada Kaderisasi Ulama Hisab & Rukyat PP. Annuqayah Sumenep pada 5-6 Mei 2016.

4

bulan hijriyah, hisab gerhana matahari, dan hisab gerhana bulan baik geosentris

maupun toposentris.

Pada bagian pendahuluan, K. H. Ahmad Ghazali menjelaskan motif dari

penyusunan kitab Ad-Durr al-Aniq ini, yaitu sebagai penyempurna karya-karya

beliau sebelumnya, seperti Tsamarat al-Fikar dan Irsyad al-Murid. Di samping

itu, pada pendahuluan K. H. Ahmad Ghazali menyinggung tiga klasifikasi

hisab, yaitu hisab tahqiqi bit taqrib, tahqiqi bit tahqiq, dan tahqiqi bit tadqiq.4

Pada bagian utama, kitab ini memuat tiga pembahasan pokok, yaitu

perhitungan awal bulan hijriyah, perhitungan gerhana matahari, dan

perhitungan gerhana bulan. Di akhir pembahasan tentang hisab awal bulan, K.

H. Ahmad Ghazali menyinggung tentang tolok ukur dimulainya bulan baru

yang diterapkan di berbagai negara belahan dunia.5

Pada bagian terakhir, yaitu bagian lampiran disajikan berbagai data-data

astronomi yang harus diinput dan diramu dengan rumus-rumus ketika

melakukan perhitungan, seperti data tahun majmu’ah, mabsuthah, bulan

hijriyah, ta’dil markaz, ta’dil khassah, bulan Masehi, mail syams, ta’dil waqt

(equation of time), jadwal ayyam, jadwal sa’ah, jadwal daqiqah, jadwal

tsawani, ta’dil thul syams, ta’dil al-bu’di baina ardl wa syams, ta’dil thul

qamar, ta’dil al-bu’di baina ardl wa al-qamar, dan ta’dil nuril qamar.

Data-data astronomis yang disajikan dalam kitab ini sangatlah mudah

dipahami karena disajikan dalam bentuk angka-angka, bukan menggunakan

huruf-huruf abjadiyah. Konsep perhitungan hari dalam kitab ini dimulai dari

Ahad, sedangkan pasarannya dimulai dari Legi.

Adapun data-data yang digunakan dalam kitab Al-Durr Al-Aniq dalam di

antaranya bersumber dari buku Astronomical Algorithms (karya Jean Meus),

Ephemeris and Nautical Almanac (karya H. M Nautical Almanac), dan Text

Book on Spherical Astronomy (karya Smart).6

4Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Ad-Durr Al-Aniq, PP. Al-Mubarak Lanbulan Sampang:

LAFAL Publishing, cet. ke-2, th. 1437, hlm. 4. 5Ibid, hlm: 26

6Ria Agustin, Studi Analisis Metode Hisab Awal Bulan dalam Kitab Ad-Durr Al-Aniq, (Skripsi

Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, 2013, td), hlm. 57.

5

Algoritma Hisab Awal Bulan dalam Kitab Ad-Durr al-Aniq

Membaca Nilai Ta’dil dalam Tabel

Data ta’dil atau koreksi di dalam kitab ini menggunakan tabel

seperti kitab-kitab falak klasik. Data ta'dil terdiri dari 360 data berdasarkan

argumen/dalil yang nilainya berkisar antara 0º sampai 360º.

Data-data tersebut terbagi menjadi 6 kolom dan 30 baris. Untuk

membaca nilai ta'dil dimulai dari baris pertama kolom paling kiri sampai

akhir baris lalu kembali ke baris pertama namun kolom berikutnya

(kanan). Dari kolom 1 (kolom pertama dari kiri) baris pertama (0)

mewakili argumen 0º, baris ke-1 mewakili argumen 1º dan seterusnya

sampai baris ke-30 mewakili argumen 30º, lalu pindah kolom berikutnya

(kolom kanan) di baris 1 mewakili argumen 31º dan baris berikutnya

sampai baris ke 30 mewakili argumen 60º lalu pindah ke kolom

berikutnya, dan seterusnya. Baris demi baris, kolom demi kolom sampai

pada kolom terakhir yakni kolom ke-6. dimulai baris ke-1 sampai baris ke-

30 yg mewakili argumen 180º.7

Pola pembacaan data awalnya dari kolom kiri-ke bawah-lalu ke

kolom kanan, namun setelah sampai kolom terakhir (kolom ke-6) baris

terakhir (baris ke-30) yg mewakili argumen 180º. pola pembacaan data

7H. Abdul Muid Zahid; Makalah Hisab Awal Bulan Metode Kitab Ad-Durr Al-Aniq disampaikan

pada Kaderisasi Ulama Hisab & Rukyat PP. Annuqayah Sumenep pada 5-6 Mei 2016.

6

berubah dari kolom kanan-ke atas-lalu ke kolom kiri dan seterusnya

sampai ke kolom pertama (kolom ke-1) baris pertama. Kolom ke-6 baris

ke-30 mewakili argumen 181 lalu ke baris atasnya yakni baris ke-29 (baris

ke-2 dimulai dari bawah ke atas) mewakili argumen 181º dan seterusnya

sampai kolom ke-1 baris ke-1 mewakili argumen 360º.

Data-data di dalam tabel ta'dil kadang nilainya plus dan kadang

mines tergantung tanda "+" atau "–" yang ada di bagian atas dan bawah

kolom masing-masing dan pola pembacaannya. Contoh diatas adalah tabel

ta'dil allamah lil ijtima'. Di kolom pertama, bagiaan atas bertanda "+" (0+)

dan bagian bawahnya bertanda "-" (330-), artinya baris ke-17 jika dibaca

dari atas kebawah argumen dalilnya 17º dan nilai ta'dilnya 0,0507, namun

jika dibaca dari bawah ke atas maka baris ke-17 tersebut menjadi baris ke-

13, argumen dalilnya =343º, nilai ta'dilnya -0.0507

Proses Hisab Awal Bulan

Kitab Ad-Durr al-Aniq termasuk kitab falak dengan metode

kontemporer. Namun, ada beberapa perbedaan dengan kitab-kitab falak

lainnya dalam proses perhitungan. Seperti menghitung terjadinya ijtimak

harus dilalui dengan proses panjang serta koreksi-koreksi (ta’dil) terhadap

gerak posisi Matahari dan Bulan. Adapun langkah-langkah proses

perhitungan awal bulan metode kitab Ad-Durr al-Aniq adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung Terjadinya Ijtimak/Konjungsi

a. Masukkan pada kolom tahun hijriyah tahun majmu’ah8

,

mabsutah9, dan syahr.

b. Ambillah harokat/nilai allamah10

(A), hissotul ‘ardli (F), khassah

(M’), dan markaz11

(M). Tempakan nilai-nilai tersebut sesuai

dengan kolomnya. Kemudian jumlahkan sesuai dengan kolom

8Gerak perubahan Matahari dan Bulan setiap dasawarsa (puluhan tahun kamariah).

9Gerak perubahan Matahari dan Bulan setiap tahun kelebihan dari tahun dasawarsa.

10Waktu yang dipergunakan dari ijtimak ke ijtimak yang lain. (Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab

Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. ke-3, th. 2012, hlm. 16. 11

Kedudukan Matahari pada orbitnya.

7

masing-masing. Jika penjumlahan lebih besar dari 360, maka harus

dikurangi 360, kecuali jumlah allamah (A).

c. Meta’dil nilai allamah (A) dengan 8 ta’dil. Pengambilan nilai

ta’dil dilakukan dengan cara ta’dil baina sathraini (interpolasi).

Ta’dil I (T1) diambil dari hasil dalil I (M). Ta’dil II (T2) diambil

dari hasil dalil II (2×M). Ta’dil III diambil dari hasil dalil III (M’).

Ta’dil IV diambil dari hasil dalil IV (2×M’). Ta’dil V diambil dari

hasil dalil V (M+M’). Ta’dil VI diambil dari hasil dalil VI (M-M’).

Ta’dil VII diambil dari hasil dalil VII (2×F). Ta’dil VIII diambil

dari hasil dalil VIII (2×F-M’).

d. Hitunglah nilai T dengan menjumlahkan T1 sampai T8. Lalu

jumlahkan hasil ta’dil (T) dengan jumlah allamah (A) dan

ditambah 0.5, maka hasilnya adalah Allamah Muaddalah (AM).

Jadi, rumus AM adalah T + A + 0.5.

e. Dari Allamah Muaddalah (AM) tersebut, lalu dikonversi ke

kalender miladi dengan langkah berikut:

حتويل التاريخ اليولياين إىل امليالدي AM = A + T +0.5

B = Int(AM) –1

C Th. Maj. Miladi (B)

D B – C

E Th. Mab. Miladi (D)

G D – E

H Bln. Miladi (G)

K G – H

R Int(AM)

Hr1 (R + 2)/7

Hr Hr1 × 7

Psr1 (R + 1)/5

Psr Psr1 × 5

ساعة االجتماع

WI ET = Frac(AM) × 24

Delta T (DT) =

WI UT = WI ET – DT”

WI WD = WI UT + TZ

8

نتيجة العمل لالجتماع

Hari Hr (lihat hlm. 6)

Pasaran = Psr (lihat hlm. 6)

Tanggal = K

Bulan = H

Tahun = C + E

Jam = WI WD

Keterangan:

C = tahun majmu'ah miladi (hlm. 163) diambil berdasarkan Julian

terdekat di bawah nilai B.

E = tahun mabsuthah miladi (hlm. 163) diambil berdasarkan Julian

terdekat di bawah nilai D.

H = bulan miladi (hlm. 163) diambil berdasarkan Julian terdekat di

bawah nilai G.

Setelah tanggal, bulan dan tahun miladi diketahui lalu menghitung

nilai Delta T untuk koreksi jam ET terhadap jam UT. Selanjutnya

untuk mendapatkan jam dalam waktu daerah maka jam UT + time

zone setempat. Jika jam saat ijtimak setelah ditambah time zone

lebih besar dari jam 24:00 maka tanggal, hari dan pasaran bergeser

satu hari. Jika penambahan tanggal bertepatan dengan akhir bulan

akan mengakibatkan perubahan bulan, pun juga jika kebetulan

penambahan tanggal bertepatan dengan akhir bulan dan akhir

tahun maka mengakibatkan berubahnya tanggal, bulan dan

tahunnya sekaligus.

2. Menghitung Waktu Ghurub Wasathi/LMT

Untuk menghitung waktu ghurub wasathi, maka bisa menempuh cara

sebagai berikut:

a. Menggunakan data-data yang sudah tersedia di kitab Tsamarat al-

Fikar sesuai dengan tanggal yang dimaksud dengan cara

menginterpolasi lintang tempat yang digunakan dengan lintang

tempat yang ada di kitab Tsamarat al-Fikar, namun tidak perlu

ditambahkan waktu ihtiyath.

9

b. Menggunakan data-data yang ada dalam kitab Ad-Durr al-Aniq

dengan acuan khassah syams pada hari ijtimak dan data deklinasi

serta equation of time yang tersedia di halaman 164-165. Berikut

formula hisabnya:

(m)خاصة الشمس التاريخ اهلجري جمموعة

مبسوطة

شهر

أايم

Jumlah

- Ambillah harokat tahun majmu’ah, mabsuthah,syahr, dan

ayyam serta khassah syams (m) dan masukkan ke dalam kolom

yang tersedia, lalu jumlahkan harokat khassah syams (m)

tersebut.

- Hitunglah semi diameter matahari/nishf al-qathr lis syams (s.d)

dengan rumus: 0.267:(1 – 0.017 × cos m).

- Hitunglah kerendahan ufuk/inkhifadh al-ufuq (Dip/D’) dengan

rumus: (1.76:60) :√TT

- Hitunglah ketinggian matahari/irtifa’ syams (ho) dengan

rumus: -(s.d + 34.5’ + D’)

- Ambillah data deklinasi matahari/mail syams (o) pada

halaman 164 – 165.

- Ambillah data equation of time/ta’dil waqt (e) pada halaman

164 – 165.

- Hitunglah terbenam matahari/ghurub wasathi dengan rumus:

cos-1

(–tan × tan o + sin ho : cos : cos o) : 15 + 12 – e

c. Menggunakan ghurub wasathi beserta ta’dil menit sebagaimana

yang ada dalam kitab Irsyad al-Murid.

3. Menghitung Harokat Matahari dan Bulan Saat Maghrib

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

10

a. Masukkan data tahun majmu'ah, tahun mabsuthah, bulan, hari (h),

pasaran (p), jam, menit dan detik ke dalam kolom masing-masing,

lihat halaman 166-174.

b. ambil data allamah, wasat syams (S), khossoh syams (m), wasat

qomar (M), khossoh qomar (A), khishoh (N), bu'du (D), mail kulli

(O), dan waqtun najmi (ST), lalu tempatkan di kolom masing

masing.

c. Jumlahkan data allamah dari baris sanah majmu'ah sampai baris

detik, pun juga data wasat syams, khossoh syams, wasat qomar,

khossoh qomar, khishoh, bu'du, mail kulli, dan waqtun najmi,

jumlahkan di kolom masing-masing. Jika hasil penjumlahan lebih

besar dari 360 maka kurangilah dengan 360 sampai nilainya lebih

kecil dari 360, kecuali allamah dan mail kulli.

d. Untuk data hari jika penjumlahan lebih besar dari 7 maka

dikurangi 7 sampai nilainya lebih kecil dari 7. Untuk data pasaran

jika hasil penjumlahan lebih besar dari 5 maka dikurangi 5 sampai

nilainya lebih kecil dari 5. Input tarikh ayyam bisa diisi 27, 28, 29,

atau 30 tergantung hasil penjumlahan akhir dari kolom ayyam

disesuaikan dengan hasil ayyam pada perhitungan ijtimak.

Misalnya jumlah ayyam pada perhitungan ijtimak adalah 4 lalu

input tarikh ayyam diisi 29 dan hasil kolom ayyamnya 3 maka

input tarikh ayyam ditambah satu yakni 30, pun juga sebaliknya.

e. Menghitung selisih bujur (Fadlut Thul) antara markaz hisab

dengan kota Sampang dengan rumus: (113º 15’ – λ) : 15

f. Data Matahari yang dibutuhkan:

Bujur Matahari/Thul Syams (S’) → S’ = S + S1 + S2

Ta’dil 1 (S1) diperoleh dengan dalil I (m)

Ta’dil II (S2) diperoleh dengan dalil II (2×m)

Deklinasi Matahari/Mail Syams (dm) → dm = sin-1

(sin

S’×sinO)

11

Asensiorekta Matahari/Mathla’ Mustaqim Syams (am) → am =

tan-1(tan S’ × cos O)

Jika thulus syams antara 0-90 maka am = am

Jika thulus syams antara 90-270 maka am = am + 180

Jika thulus syams antara 270-360 maka am = am + 360

Jarak Bumi – Matahari (R) dengan 2 ta’dil → R = 1.00014 +

R1+r2

Ta’dil I (R1) diperoleh dari dalil I (m)

Ta’dil II (R2) diperoleh dari dalil II (2×m)

Menghitung Semi Diameter Matahari (sd) → 0˚ 15' 59,63" / R

Meghitung Equation of Time (e) → (S – am ) /15

Menghitung Dip → (1,76/60) x √ TT

Menghitung Altitude Matahari (hm) → -(sd +34,5/60 +Dip)

Menghitung Sudut Waktu Matahari (GM) → cos-1(-tan x tan

dm + sin hm /cos /cos dm)

Menghitung Ghurub Matahari Wasathi (GRM) → GM / 15 +

12 – e

Menghitung Ghurub Matahari (WD) → GRM + (( TZ x 15 ) -

) /15

Menghitung Azimut Matahari → tan-1

(-sin / tan GM + cos

x tan dm /sin GM)

g. Data Bulan yang dibutuhkan:

Menghitung Longitude Bulan/Thul Qamar (Mo) dengan 9

ta’dil → Mo = M+M1 s.d. M9

Menghitung Latitude Bulan/’Ardl Qamar (B) dengan 4 ta’dil

→ B = B1+B2+B3+B4

Menghitung Deklinasi Bulan/Mail Qamar (dc) → sin-1

(sin B x

cos O + cos B x sin O x sin Mo)

Menghitung Asensiorekta Bulan/Mathla’ Mustaqim Qamar

(ac) → cos-1

(cos Mo x cos B / cos dc)

Jika thulul qomar antara 0-180 maka ac = ac

12

Jika thulul qomar antara 180-360 maka ac = 360 - ac

Menghitung Jarak Bumi – Bulan (r) dengan 4 ta’dil → r =

385000.56 +r1+r2+r3+r4

Menghitung Horizontal Parallax/Ikhtilaf Mandhar Qamar

Ufuqi (HP) → sin-1

(6378,14 / r)

Menghitung Semi Diameter Bulan (sdc) → 0,272476 × HP

Menghitung Sudut Waktu Bulan (GC) → (ST – ac + )

Menghitung Tinggi Bulan Geosentris/Hilal Hakiki (hc) →

sin-1

(sin × sin dc + cos × cos dc × cos GC)

Menghitung Azimut Bulan (azc) → tan-1

(-sin / tan GC + cos

× tan dc /sin GC)

Menghitung Beda Azimut/Farq Samti (z) → Azc – Azm

Menghitung Refraksi/Inkisar Syu’a (Ref) → 0,0167/tan (hc +

7,31/(hc+4,4))

Menghitung Parallax Bulan (P) → HP x cos hc

Menghitung Tinggi Bulan Toposentris/Hilal Mar’i → hc – P

Menghitung Elongasi/Zawiyah Istithalah (d) → cos-1

(cos (Mo

- S) x cos B )

Menghitung Illumination/Nurul Hilal (i) → 180 – d - 0,1468 x

((1-0,0549 x sin A )/(1-0,0167 x sin M)) x sin d

Menghitung Lama Hilal/Mukuts (mh) → hc x 4'

Menghitung Beda Tinggi Matahari – Bulan/Farq Irtifa’ (Y) →

hc – hm

Menghitung Beda Jarak Sudut Matahari – Hilal/Bu’du

Zawiyah (C) → cos-1

(cos z x cos Y)

Menghitung Terbenam Hila (GH) → Gr WD + mh

Catatan: Untuk mendapatkan hasil Nurul Hilal dalam persen

(nh) maka bisa diambil dari jadwal nurul qomar di halaman

186 dengan diinterpolasi menggunakan dalil nurul hilal (i)

4. Membuat Kesimpulan Hisab

D. Kelebihan dan Kekurangan Kitab Ad-Durr al-Aniq

13

1. Kelebihan kitab Ad-Durr al-Aniq

a. Teori, metode, dan data yang digunakan setara dengan hisab

kontemporer, seperti Ephemeris.

b. Rumus-rumus yang digunakan dalam kitab Ad-Durr al-Aniq

berdasarkan rumus astronomi modern.

c. Data-data yang disajikan sudah berbentuk angka-angka, bukan

notasi huruf abajadiyah sebagaimana dalam kitab-kitab falak

klasik.

2. Kekurangan kitab Ad-Durr al-Aniq

a. Data astronomi yang disajikan masih membutuhkan beberapa

koreksi, sehingga bagi pemula akan terasa sulit mencerna dengan

baik.

b. Dalam penentuan hari, ada beberapa ketentuan yang harus

diperhatikan, yaitu antara 28, 29, dan 30. Hal ini juga akan dirasa

sulit, karena tidak dijelaskan secara detail dalam kitab tersebut.

c. Proses hisab dalam kitab Ad-Durr al-Aniq sangatlah panjang.

Simpulan

Dari uraian dan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kitab Ad-Durr

al-Aniq karya K. H. Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah termasuk dalam kitab

falak haqiqi bit tadqiq (kontemporer). Dikatakan demikian, karena dalam kitab

tersebut dilakukan beberapa koreksi terhadap gerak Matahari dan Bulan sehingga

dihasilkan perhitungan yang akurat dan presisi dengan selisih 2-4 menit.

Adapun data-data yang digunakan dalam kitab Al-Durr Al-Aniq dalam di

antaranya bersumber dari buku Astronomical Algorithms (karya Jean Meus),

Ephemeris and Nautical Almanac (karya H. M Nautical Almanac), dan Text Book

on Spherical Astronomy (karya Smart).

14

Daftar Pustaka

Agustin, Ria, Studi Analisis Penentuan Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Ad-

Durr Al-Aniq Karya Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, (Skripsi

Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, 2013, td).

Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).

Fathullah, Ahmad Ghozali Muhammad, Al-Durr Al-Aniq, (Madura: Lafal, cet II,

1437).

Khazin, Muhyiddin, Kamus Ilmu Falak, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005).