12
SiePend Histologi 2010 1 TENTIR HISTOLOGI MODUL RESPIRASI Disusun Oleh : Sie-Pend Histologi Angkatan 2010 Ariza Zakia Imani Asep Nurman Hidayat Eko Saputro Ferawati Grace Sheila Lames Khalik Perdana Putra Neneng Wulandari Ratih Hemiarista P. Reci Maulita Rika Pratiwi Rijayanti Sri Nowo Minarti Titi Widya Lestari Vini Cahyani Wastri G. Manik Selamat datang di tentir Histogi modul Respirasi….. Tetap semangat teman jangan menyerah ..ala-ala d’Masiv…. J Langsung aja yah kita bahas slide 2-6 Sistem Respirasi Sistem respirasi terdiri dari paru dan serangkaian alur untuk masuknya udara dari lingkungan luar. Dimana fungsinya adalah menyediakan O 2 dan mengeleminasi CO 2 . Nah,untuk dapat melakukan fungsinya terjadi 4 peristiwa yang secara umum disebut respirasi yaitu: (yang akan banyak dijelasin sie-pend fisiologi) 1. Ventilasi / bernapas : perpindahan udara dari dan keluar paru 2. Respirasi eksternal : Pertukaran O 2 dan CO 2 didalam darah 3. Transpor Gas :Pengangkutan O 2 dan CO 2 dari dan ke dalam sel 4. Respirasi Internal : Pertukaran O 2 dan CO 2 dari dan kedalam sel Nah, pada system respirasi ini secara histology dibedakan menjadi menjadi 2 yaitu bagian konduksi dan bagian respirasi. Nah lihat tabel berikut bedanya ? Konduksi Respirasi Saluran keluar – masuknya uadara ke paru dan sebaliknya Tempat pertukaran gas O 2 dan CO 2 Nah, sekarang kita lanjut pada bagian konduksi ya!!! Bagian konduksi terdiri dari rongga hidung, faring (nasofaring, orofaring), laring, trakea, bronkus(primer, sekunder, tersier), bronkiolus, bronkiolus terminalis. Struktur ini tidak hanya menyalurkan udara tetapi juga menyaring, menghangatkan dan menjaga kelembaban udara sebelum masuk kebagian respirasinya. Jadi udaranya sebisa mungkin udara yang paling baik yang masuk. Nah, untuk menjaga patensi dari bagian konduksi ini terdiri dari kombinasi antara tulang, kartilago dan elemen fibrosa. Nah, ini dia gambaran bagian konduksi… pada slide selanjutnya akan dijelaskan satu persatu tentang bagian konduksi n respirasi..(Tenang saja, jangan terlalu khawatir!!!!) PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

Histologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ab

Citation preview

  • SiePend Histologi 2010

    1

    TENTIR HISTOLOGI MODUL RESPIRASI

    Disusun Oleh :

    Sie-Pend Histologi Angkatan 2010

    Ariza Zakia Imani Asep Nurman Hidayat

    Eko Saputro Ferawati

    Grace Sheila Lames Khalik Perdana Putra Neneng Wulandari Ratih Hemiarista P.

    Reci Maulita Rika Pratiwi Rijayanti

    Sri Nowo Minarti Titi Widya Lestari

    Vini Cahyani Wastri G. Manik

    Selamat datang di tentir Histogi modul Respirasi.. Tetap semangat teman jangan menyerah ..ala-ala dMasiv. J Langsung aja yah kita bahas slide 2-6 Sistem Respirasi Sistem respirasi terdiri dari paru dan serangkaian alur untuk masuknya udara dari lingkungan luar. Dimana fungsinya adalah menyediakan O2 dan mengeleminasi CO2. Nah,untuk dapat melakukan fungsinya terjadi 4 peristiwa yang secara umum disebut respirasi yaitu: (yang akan banyak dijelasin sie-pend fisiologi)

    1. Ventilasi / bernapas : perpindahan udara dari dan keluar paru 2. Respirasi eksternal : Pertukaran O2 dan CO2 didalam darah 3. Transpor Gas :Pengangkutan O2 dan CO2 dari dan ke dalam sel 4. Respirasi Internal : Pertukaran O2 dan CO2 dari dan kedalam sel

    Nah, pada system respirasi ini secara histology dibedakan menjadi menjadi 2 yaitu bagian konduksi dan bagian respirasi. Nah lihat tabel berikut bedanya ? Konduksi Respirasi

    Saluran keluar masuknya uadara ke paru dan sebaliknya

    Tempat pertukaran gas O2 dan CO2

    Nah, sekarang kita lanjut pada bagian konduksi ya!!! Bagian konduksi terdiri dari rongga hidung, faring (nasofaring, orofaring), laring, trakea, bronkus(primer, sekunder, tersier), bronkiolus, bronkiolus terminalis. Struktur ini tidak hanya menyalurkan udara tetapi juga menyaring, menghangatkan dan menjaga kelembaban udara sebelum masuk kebagian respirasinya. Jadi udaranya sebisa mungkin udara yang paling baik yang masuk. Nah, untuk menjaga patensi dari bagian konduksi ini terdiri dari kombinasi antara tulang, kartilago dan elemen fibrosa. Nah, ini dia gambaran bagian konduksi pada slide selanjutnya akan dijelaskan satu persatu tentang bagian konduksi n respirasi..(Tenang saja, jangan terlalu khawatir!!!!)

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    2

    Lanjut ke bagian respirasi lagi ya teman perjalanan kita masih panjang Cemungut teman J Sistem respirasi ini terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan alveolus. Sedikit tentang bagian respirasi ini ya.

    1. Bronkus respiratorius : bronkus yang terdapat alveolus disekitarnya sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran gas.

    2. Duktus alveolaris : saluran yang tersusun dari beberapa alveolus yang membentuk sebuah saluran.

    3. Sakus alveolaris : kumpulan alveolus yang membentuk seperti kantung/keranjang.

    4. Alveolus : tempat pertukaranan gas yang berbentuk seperti kantung kecil.

    Gambar berikut, hanya menjelaskan letak secara anatomisnya Secar histology akan dijelaskan selanjutnya :

    Slide 7-9 Epitel Respiratorius Yang dimaksud sebagai epitel respiratorius adalah : Epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet Jika dilihat dengan mikroskop electron, terdapat 5 macam sel pada epitel resppiratorius yaitu: } Sel silindris bersilia, merupakan sel yang paling banyak dan

    biasanya paling sering terlihat dengan mikroskop cahaya. } Sel Goblet, merupakan sel yang dapat mensekresi mucus. Bila

    dilihat dengan mikroskop cahaya, akan tampak sel goblet yang

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    3

    pucat dan agak gemuk. Namun bila dilihat dengan photomicrograph maupun mikroskop electron, sel goblet tampak berwarna lebih gelap karena granula yang ada di dalam sel goblet tersebut.

    } Sel silindris dengan sikat, merupakan sel yang berguna untuk membantu mengeluarkan benda asing.

    } Sel Basal, merupakan sel yang memiliki sifat hampir seperti sel punca atau stem sel, yaitu bertugas untuk mengganti sel-sel yang rusak.

    } Sel kecil bergranul yang disebut juga sebagai sel neuroendokrin. Berikut ini gambaran epitel respiratorius : Gambar dikutip dari Slide Kuliah Histologi Gambar dikutip dari Basic Histology Text and Atlas Junquierra

    Gambar di samping menunjukkan gambaran dari epitel respiratorius jika dilihat dengan photomicrograph.. Sel goblet akan terlihat lebih gelap, berbeda dengan sel goblet yang dilihat dengan mikroskop cahaya yang terlihat lebih pucat (pucat karena granula pada sel goblet lisis pada saat pewarnaan preparat). Tidak banyak yang dibahas dalam epitel respiratorius. Yang terpenting adalah ciri-ciri dari epitel respiratorius itu sendiri, yaitu epitel berlapis silindris dengan silia dan sel goblet. Slide 10-14 Rongga hidung

    Rongga hidung terdiri atas 2 struktur yang berbeda : di luar adalah vestibulum dan di dalam fossa nasalis.

    Vestibulum adalah bagian rongga hidung paling anterior yang melebar, kira-kira 1,5 cm dari lubang hidung. Bagian ini dilapisi oleh epitel respiratorius, terdapat rambut-rambut pendek dan tebal atau vibrissae yang berfungsi sebagai penyaring udara dan terdapat banyak kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat.

    Fossa nasalis dibagi menjadi 2 ruang oleh tulang septum nasalis. Dari masing-masing dinding lateral terdapat 3 penonjolan tulang yang dikenal sebagai konka, yaitu konka superior, konka tengah dan konka inferior.

    Pada konka superior dilapisi oleh epitel olfaktorius, sedangkan konka media dan inferiornya dilapisi epitel respiratorius.

    Epitel olfaktorius

    Reseptor untuk sensasi mencium terdapat di dalam epitel olfaktorius, daerah khusus pada mukosa hidung, yg terdapat di atap rongga hidung dan meluas ke bawah sampai 8-10m pada kedua sisi septum, dan sedikit ke atas konka nasalis superior.

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    4

    Epitel respiratorius itu sendiri terdiri atas 3 jenis sel : sel olfaktorius, sel sustentakular/ penyokong, dan sel basal.

    Sel Olfaktorius merupakan neuron bipolar/ sel neuroepitel, yang mempunyai akson pada lamina propria dan silia pada permukaan epitel. Silianya mengandung reseptor olfaktori yang merespon bahan yang menghasilkan bau. Inti bulatnya menempati zona lebih rendah yang berasal dari sel-sel penyokong. bagian apikalnya menyempit menjadi juluran silindris halus yang meluas ke atas ke permukaan epitel, tempatnya berakhir dengan bagian melebar yang disebut bulbus olfaktorius.

    Sel Penyokong. Sel ini mempunyai apek silindris yang lebar dan basis yang lebih sempit. Pada permukaan bebasnya terdapat mikrovili, yang terendam dalam selapis cairan. Kompleks tautan yang berkembang baik mengikat sel-sel ini pada sel-sel olfaktori di sebelahnya. Sel-sel ini mengandung pigmen kuning muda yang menimbulkan warna mukosa olfaktorius.

    Sel Basal yaitu sel-sel kecil basofilik kuat, yg ada di antara basis sel-sel olfaktorius sensoris dan sel-sel penyokong.

    Kelenjar Bowman. Terdpat pada lamina propria. Kelenjar Bowman ini menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat.

    Nb : epitel respiratorius dpt beregenerasi bila cedera sebagian. Slide 15-16 Sinus Paranasal

    1. Rongga tertutup dalam tulang frontal, maksila, etmoid dan spenoid

    2. Terdiri dari : sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis

    3. Sinus-sinus ini dilapisi oleh epitel respiratorius yang lebih tipis dan sedikit mengandung sel goblet. Lamina proprianya mengandung sedikit kelenjar kecil dan menyatu dengan periosteum di bawahnya.

    4. Sinus paranasal berhubungan langsung dengan rongga hidung melalui lubang-lubang kecil dan mukus yang dihasilkan rongga-rongga ini terdorong ke dalam hidung sebagai akibat dari aktivitas sel-sel epitel bersilia.

    5. Aplikasi medis Sinusitis: Proses peradangan di sinus, yang dapat bertahan untuk waktu lama, terutama karena penyumbatan pada lubang keluarnya. Sinusitis kronik dan bronkitis kronik merupakan bagian dari silia imotil, yang ditandai dengan gangguan kerja silia.

    Faring

    1. Nasofaring adalah bagian pertama faring, yang berlanjut sebagai Orofaring ke arah kaudal, yaitu bagian oral dari organ ini.

    2. Nasofaring dilapisi oleh epitel respiratorius pada bagian yang berkontak dengan palatum molle, sedangkan orofaring dilapisi epitel skuamosa/gepeng.

    Slide 17-19 LARING 1. Laring merupakan suatu tabung yang tidak beraturan yang

    menghubungkan antara faring dan trakea. Laring ini dilapisi oleh epitel respiratorius, kecuali pada bagian permukaan epiglotis dan pita suara yang dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa keratin. Silia pada laring

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    5

    berfungsi untuk menyalurkan mukus dan partikel-partikel asing untuk keluar sebagai dahak.

    2. Di dalam lamina propria, terdapat sejumlah tulang rawan berupa tulang rawan hialin maupun elastis. Tulang rawan yang lebih besar, diantaranya tiroid, krikoid, dan aritenoid, merupakan tulang rawan hialin. Tulang rawan yang lebih kecil, diantaranya epiglotis, kuneiformis, kornikulatum, dan ujung aritenoid, merupakan tulang rawan elastis.

    3. Tulang rawan ini berfungsi sebagai penyokong (menjaga agar jalan napas terbuka), sebagai katup untuk mencegah masuknya makanan atau cairan yang ditelan ke dalam trakea, dan juga berfungsi sebagai alat penghasil suara untuk fungsi fonasi.

    4. Antara 2 kartilago ini dihubungkan oleh ligamen dan pergerakannya diatur oleh otot rangka intrinsik dan ekstrinsik.

    5. Epiglotis memiliki dua permukaan yaitu lingual dan laringeal. Seluruh permukaan lingual dan bagian apikal permukaan laringeal ditutupi oleh epitel berlapis gepeng, dan pada permukaan laringeal di dekat basis epiglotis, epitelnya beralih menjadi epitel respiratorius. Dibawah epitel-epitel ini terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.

    6. Selama proses respirasi, epiglotis berada dalam posisi vertikal, sehingga memungkinkan aliran udara untuk masuk. Selama proses menelan makanan, cairan, atau air liur, posisi epiglotis menjadi horizontal dan menutup saluran napas

    7. Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk 2 pasang lipatan yang meluas ke dalam lumen faring, yaitu a. Pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plica

    vestibularis), yang dilapisi oleh epitel respiratorius. Di dalam lamina propianya, terdapat banyak kelenjar serosa (ada juga yang bilang kelenjar seromukosa), jaringan ikat longgar, sel adiposa, dan komponen limfoid.

    b. Pasangan lipatan bawah membentuk pita suara sejati. Berkas-berkas besar serat elastin yang berjalan paralel membentuk ligamentum vokalis, berada di dalam pita suara, yang ditutupi epitel berlapis gepeng. Sejajar dengan ligamen, terdapat berkas otot rangka, yakni muskulus vokalis, yang mengatur ketegangan lipatan, dan ligamennya, serta mengatur lebar jarak antara pita suara / rima glottidis.

    8. Semakin panjang dan semakin relaks pita suara, maka akan semakin dalam nada yang dikeluarkan pada suara kita. Karena laring pada pria yang telah mencapai masa puber lebih besar daripada yang dimiliki wanita, maka pria punya suara yang lebih dalam (nge-bass) dibandingkan wanita.

    9. Korelasi klinis : laringitis Laringitis merupakan inflamasi pada jaringan laring, termasuk pita suara, sehingga menyebabkan pita suara tidak bisa bervibrasi dengan bebas. Oleh karena itu, orang yang mengalami laringitis akan memiliki suara serak atau bahkan hanya bisa berbisik.

    Slide 20-22 TRAKEA Trakea dilapisi oleh epitel respiratorius. Di dalam lamina proprianya terdapat tulang rawan hialin berbentuk C yang menjaga agar lumen trakea tetap terbuka dan terdapat banyak kelenjar seromukosa yang menghasilkan mukus yang lebih cair. Bagian trakea yang mengandung

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    6

    tulang rawan disebut pars katilagenea. Celah pada huruf C ini ditutupi oleh jaringan ikat dengan kerangka jaringan otot polos, bagian trakea yang tidak mengandung tulang rawan ini disebut pars membranacea yang berfungsi sebagai jembatan ujung bebas tulang rawan, di dalam lamina propria pars membranacea juga terdapat kelenjar campuran.

    Slide 23-26 Bronkus Agar lebih mudah membedakan penyusun dari pohon bronkial, lihat gambar berikut ini;

    struktur dari bronkus primer identik dengan struktur trakea, yang membedakan yaitu bronkus primer berdiameter lebih kecil dan berdinding lebih tipis. Setiap bronkus primer ditemani oleh arteri pulmonalis, vena, dan pembuluh limfa . Bronkus bagian kanan bercabang menjadi 3 menuju ketiga lobus dari paru-paru bagian kanan, dan bronkus bagian kiri bercabang menjadi 2, tiap-tiap cabang mengisi kedua lobus dari paru-pru bagian kiri tersebut. Histologi bronkus ekstrapulmonal serupa

    dengan histologi trakea. Pada bronkus intrapulmonal, cincin tulang rawan berbentuk C diganti dengan lempeng-lempeng tulang rawan yang mengelilingi bronkus. Bronkus intrapulmonal biasanya dikenali dengan adanya beberapa lempeng tulang rawan yang letaknya berdekatan. Epitelnya adalah epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet. Sisa dindingnya terdiri atas lamina propria tipis (selapis tipis otot polos, serat elastin, kelenjar bronkial, BALT), lempeng tulang rawan hialin, dan adventisia. gambar di bawah adalah penampakan dinding bronkus. Terlihat epitel respiratorius (epitel silindris bertingkat bersilia dengan sel goblet). Pada Lamina propria terdapat kelenjar serosa dan otot polos (SM)

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    7

    Contoh lapisan bronkus dengan bronchus-associated lymphoid tissue (BALT).

    Slide 27-28 Bronkiolus Bronkiolus } Diameter kurang dari 5 mm

    } Epitel (ingat: semuanya mengandung sel Clara, fungsinya untuk fagositosis dan penghasil surfaktan bersama sel aleveolar/pneumosit tipe II):

    - Epitel bertingkat silindris bersilia pada bronkiolus yg besar - Epitel selapis silindris bersilia (peralihan) - Epitel selapis kuboid* pada bronkiolus terminalis. - Epitel selapis kuboid bersilia ** pada bronkiolus

    respiratorius (bag. proksimal)

    *Sel2 ini yg tdk memiliki silia memiliki granul sekretori di apeksnya melindungi bronkioulus dari polutan oksidatf dan inflamasi. ** diselingi oleh alveolus (sesuai dg fungsinya)

    } Tulang rawan (-)

    } Kelenjar (-)

    Slide 29-30 Bronkiolus Terminalis Bronkiolus terminalis membentuk daerah yang paling kecil dan paling distal dari bagian konduksi sistem respirasi. Tiap bronkiolus terbagi lagi menjadi beberapa bronkiulus terminalis yang lebih kecil (diameternya < 0.5mm) dan membentuk ujung dari bagian konduksi sistem respirasi. Bronkiolus terminalis menyuplai udara ke lung acini, yaitu cabang dari lobul paru. Epitel bronkiolus terminalis terdiri dari sel Clara dan sel kuboid,

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • 8

    serta sedikit silia. Lamina propria yang sempit berisi jaringan ikat fibroelastin dan dikelilingi oleh 1-2 lapis sel otot polos. Bronkiolus terminalis bercabang untuk membentuk bronkiolus respiratorius. Sel Clara adalah sel kolumnar dengan ujungnya berbentuk kubah, memiliki mikrovili yang pendek dan tumpul. Di sitoplasma bagian ujung sel terdapat banyak granul sekretori yang mengandung glikoprotein. Glikoprotein dihasilkan oleh RER sel Clara yang banyak. Sel Clara berguna untuk melindungi epitel bronkiolus dengan cara melapisi bronkiolsekretnya. Sel Clara mengurangi toksin dari udara yang dihirup melalui sitokrom enzim P-450 yang terletak di RE halus sel. Sel Clara memproduksi material mirip surfaktan. Sel Clara dapat membelah untuk meregenerasi epitel bronkiolus. Slide 31-33 Bronkiolus Respiratorius Bronkiolus respiratorius merupakan peralihan dari bagian konduksi ke bagian respirasi. Bronkiolus respiratorius ini disusun oleh epitel kuboid selapis dengan sel clara. Pada lamina proprianya terdiri atas otot polos dan serat elastin. Mengapa disebut broniolus respiratorius, ini karena diantara dinding bronkiolusnya diselingi oleh alveolus sehingga dapat tpertukaran gas. Nah, inilah alasan pemberi namaannya Nah, sekarang lihat gambar dibawah ini dan pahami bedanya

    SiePend Histologi 2010sempit berisi jaringan ikat

    2 lapis sel otot polos. Bronkiolus terminalis bercabang untuk membentuk bronkiolus respiratorius.

    Sel Clara adalah sel kolumnar dengan ujungnya berbentuk kubah, memiliki yang pendek dan tumpul. Di sitoplasma bagian ujung sel terdapat

    banyak granul sekretori yang mengandung glikoprotein. Glikoprotein dihasilkan oleh RER sel Clara yang banyak. Sel Clara berguna untuk melindungi epitel bronkiolus dengan cara melapisi bronkiolus dengan sekretnya. Sel Clara mengurangi toksin dari udara yang dihirup melalui

    450 yang terletak di RE halus sel. Sel Clara memproduksi material mirip surfaktan. Sel Clara dapat membelah untuk meregenerasi

    respiratorius merupakan peralihan dari bagian konduksi ke ini disusun oleh epitel kuboid

    selapis dengan sel clara. Pada lamina proprianya terdiri atas otot polos dan pa disebut broniolus respiratorius, ini karena diantara

    dinding bronkiolusnya diselingi oleh alveolus sehingga dapat terjadi

    Keterangan : SM : Otot polos BV : Pembuluh darah AD : Duktus alveolus B : Bronkiolus RB : Bronkiolus respiratorius L : Pembuluh Limfa AS : Sakus alveolaris TB : Bronkus terminalis C : Sel Clara

    TB C

    SiePend Histologi 2010

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    9

    Slide 34-34 Duktus alveolaris Kita ulangi dulu sedikit ya tentang bronkiolus sebelum masuk ke duktus alveolus. Kata dr. Heru kemaren waktu kuliah..bronkiolus terminalis itu merupakan ujung bronkiolus yang tidak berhubungan dengan si alveolus, sedangkan bronkiolus respiratorius itu merupakan bronkiolus yang masih dikelilingi oleh si alveolus-alveolus. Nah sekarang kita lanjut ke duktus alveolaris ya. Duktus alveolaris ini merupakan kelanjutan dari si bronkiolus respiratorius tadi.. duktus alveolus merupakan cabang yang paling kecil, dimana di setiap ujungnya terdapat sekelompok alveolus/saccus alveolaris.. Duktus alveolaris ini seluruh dindingnya berhadapan dengan alveolus..dilapisi oleh Epitel selapis gepeng..terdapat anyaman sel otot polos pada lamina proprianya, yang semakin sedikit pada segmen distal duktus alveolaris dan kemudian akan digantikan oleh serat kolagen dan elastin. Duktus alveolaris bermuara ke dalam atrium, yang berhubungan dengan sakus alveolaris. adanya serat elastin yang mengelilingi muara atrium ini memungkinkan alveolus mengembang sewaktu inspirasi dan berkontraksi secara pasif selama ekspirasi. Sedangkan serat retikulin berfungsi mencegah perkembangan yang berlebihan dan pengrusakan kapiler halus dan septa alveolar yang tipis.. nambahin sedikit..tadi ada istilah saccus alveolaris..jadi dia ini merupakan kumpulan-kumpulan dari alveolus.

    Sekarang kita lanjut ke alveolus.. Alveolus Alveolus adalah bagian akhir dari pohon Bronkus, merupakan kantung berdinding tipis yang mengandung udara, melalui seluruh dinding inilah terjadinya pertukaran gas. Diantara 2 alveolus interalveolaris, ada dinding yang memisahkannya yang disebut septum interalveolaris. Septum tersebut terdiri dari 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin dan retikulin, matriks dan sel jaringan ikat. ada 5 jenis sel utama penyusun septum interalveolaris tersebut, yaitu

    1. endotel kapiler, 2. sel alveolar tipe I( di alveolus sebanyak 97%), 3. sel alveolar tipe II( di alveolus sebanyak 3%), 4. sel interstisial, dan 5. makrofag

    sekarang kita coba jelaskan sedikit tentang sel-sel tersebut..silahkan dibaca.. Sel endotel kapiler. Sel ini sangat tipis dan sering dikacaukan dengan sel epitel alveolus tipe I. Lapisan endotel kapiler bersifat kontinu dan tidak bertingkap. Inti dan organelnya berkumpul di satu tempat. Sitoplasma mengandung vesikel pinositotik. Sel alveolar tipe I, atau sel alveolus gepeng, merupakan sel yang sangat tipis yang melapisi permukaan alveolus. Sel tipe I menempati 97% dari permukaan alveolus. Organel-organelnya berkumpul di sekitar inti, sehingga sebagian besar sitoplasma bebas dari organel. Sitoplasma pada bagian tipis mengandung vesikel pinositotik. Selain desmosom, sel ini mempunyai taut kedap yang berfungsi mencegah perembesan cairan jaringan ke dalam ruang udara alveolus. Fungsi sel ini adalah untuk membentuk sawar dengan ketebalan minimal yang dapat dilalui gas dengan mudah.

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    10

    Sel alveolar tipe II, tersebar di antara sel-sel alveolus tipe I, menempati 3% dari permukaan alveolus. Kedua jenis sel ini melekat dengan taut kedap (tight junction) dan desmosom. Sel tipe II berbentuk bundar/kuboid yang biasanya berkelompok dengan jumlah 2 atau 3 di sepanjang permukaan alveolus di tempat pertemuan dinding alveolus yang membentuk sudut. Sel ini membelah dengan cara mitosis untuk mengganti populasinya sendiri dan mengganti populasi sel tipe I. Sel tipe II memiliki sitoplasma bervesikel khas atau berbusa. Vesikel ini disebabkan oleh adanya badan lamela, mengandung lamela konsentris atau paralel yang dibatasi oleh suatu membran. Badan lamela menghasilkan surfaktan paru. Lapisan surfaktan terdiri atas suatu hipofase aqueous berprotein yang ditutupi oleh selapis tipis fosfolipid monomolekular, yang terutama terdiri atas fosfatidil dipalmitoil dan fosfatidilgliserol, dan mengandung beberapa tipe protein. Fungsi utama surfaktan adalah mengurangi tegangan permukaan sel-sel alveolus, sehingga diperlukan daya inspirasi yang lebih sedikit untuk mengisi alveolus, sehingga beban kerja pernapasan berkurang. Surfaktan juga mencegah alveolus kolaps saat ekspirasi. Dalam masa fetus, surfaktan muncul pada minggu-minggu terakhir kehamilan bersama dengan badan lamela dan sel tipe II. Makrofag Paru, Hampir pada setiap sediaan paru-paru ditemukan fagosit bebas. Karena mereka mengandung debu maka disebut sel debu. Pada beberapa penyakit jantung sel-sel tersebut mengandung butir-butir hemosiderin hasil fagositosis pigmen eritrosit. Kita kan udah tau ni kalau si alveolus itu merupakan tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida antara udara dan darah..untuk menyokong fungsinya, si udara dalam alveolus itu dipisahkan sama darah dalam kapiler oleh 3 unsur yang secara kolektif disebut sebagai sawar darah-udara (blood-air barrier), yang terdiri dari :

    1. Sitoplasma sel alveolar tipe I (pneumosit I) 2. Lamina basal yang menyatu dari sel alveolus dan endotel kapiler,

    dan 3. Sitoplasma sel endotel kapiler.

    Gambar berikut menunjukan bagaimana bisa terjadinya difusi O2 dan CO2 (yang lebih jelaskan oleh anak-anak fisio) Akhirnya nyampe juga tadi ke akhir dari pohon bronkus ini..tetap semangat teman-teman.. J Slide 38-41 2 Macam Sel Alveolar Sel tipe I Alveoli paru mangandung banyak jenis sel. Sel alveolus tipe I, yang juga disebut sel pneumosit tipe I adalah sel selapis gepeng yang sangat tipis yang melapisis alveoli di paru dan merupakan tempat utama pertukaran gas. Di antara alveoli yang berdekatan terdapat septum interalveolar tipis. Di dalam septum interalveolare, di antara serat-serat halus elastic dan retikuler, terdapat anyaman kapiler. Sel alveolus tipe I berkontak erat dengan lapisan endotel kapiler membentuk sawar darah udara yang sangat tipis, tempat pertukaran gas berlangsung. Sawar darah udara terdiri dari lapisan permukaan dan sitoplasma pneumosit tipe I, penyatuan membrane basalis pneumosit dan sel endotel, dan sitoplasma endotel kapiler yang tipis.

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • 11

    Sel tipe II Sel alveolus tipe II, yang juga disebut sel pneumosit tipe II atau sel septalis, jumlahnya lebih sedikit dan berbentuk kuboid. Sel ini ditemukan tunggal atau berkelompok di sekitar sel alveolus tipe I di dalam alveolus. Apeksnya yang bulat menonjol ke dalam alveoli di atas sel alveolar tipe I. sel alveolus ini sekretorik dan mengandung corpusculum lamelarreterpulas gelap di sitoplasma apikalisnya. Sel ini menyintesis dan mengeluarkan produk kaya fosfolipid yaitu surfaktan paru. Ketika dikeluarkan ke dalam alveolus, surfaktan menyebar berupa lapisan tipis di atas permukaan sel pneumosit tipe I, menurunkan tegangan permukaan alveolus. Berkurangnya tegangan permukaan di alveolus mengurangi gaya yang dbutuhkan alveoli sewaktu inspirasi. Karena itu, menstabilkan diameter alveolus, mempermudah pengembangan alveolus, dan mencegah kolapsnya alveolus sewaktu respirasi dengan dengan memperkecil gaya kolaps.

    SiePend Histologi 2010sel pneumosit tipe II atau sel

    Sel ini ditemukan tunggal atau berkelompok di sekitar sel alveolus tipe I di dalam alveolus.

    jol ke dalam alveoli di atas sel alveolar tipe I. corpusculum lamelarre

    terpulas gelap di sitoplasma apikalisnya. Sel ini menyintesis dan paru. Ketika

    n ke dalam alveolus, surfaktan menyebar berupa lapisan tipis di menurunkan tegangan permukaan

    . Berkurangnya tegangan permukaan di alveolus mengurangi gaya yang dbutuhkan alveoli sewaktu inspirasi. Karena itu, surfaktan menstabilkan diameter alveolus, mempermudah pengembangan alveolus, dan mencegah kolapsnya alveolus sewaktu respirasi dengan

    Berikut ini merupakan gambaran sel alveoli secara histologist

    SiePend Histologi 2010

    Berikut ini merupakan gambaran sel alveoli secara histologist

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

  • SiePend Histologi 2010

    12

    Slide 42-43 Porus Alveolaris Porus Alveolaris (Stigma Alveolaris/Pores of Kohn) Porus alveolar itu kayak saluran antar alveolus, ukuran diameternya 10-15 mm. benda ini fungsinya untuk menyamakn dan menyeimbangkan tekanan di alveolus. Jadi ndak ada istilah alveolus yang 1 ngembang besar banget, yang lainnya ukurannya kecil. Selain itu juga untuk memungkinkan terjadinya sirkulasi udara kolateral.

    Slide 44-45 Pleura Ruang toraks dibagi menjadi 3: rongga toraks kiri, kanan, dan mediastinum yang terletak di tengah. Tiap rongga toraks dilapisi oleh membran serosa, yaitu pleura, yang tersusun dari epitel selapis gepeng dan jaringan ikat subserosa. Pleura kalo dibayangin itu kayak balon yang dipompa; jika paru mengembang, paru akan mendorong ke membran serosa, sama kayak meninju bagian permukaan luar balon. Bagian pleura ada 2: visceral pleura (menyelimuti dan melekat ke paru) dan parietal pleura (melapisi dan melekat ke dinding rongga toraks.

    Ruangan antara pleura visceral dan parietal disebut rongga pleura (pleural cavity). Ruang ini mengandung sedikit cairan serosa (yang diproduksi oleh membran serosa) yang dapat membiarkan pergesekan paru selama ventilasi (bernafas), yaitu inspirasi dan ekspirasi.

    Sumber : Bloom & Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi . Jakarta : EGC Eroschenko, Victor P.,2003. Atlas histologi dengan korelasi fungsional edisi

    9. Jakarta: EGC Gartner L.P., Hiatt J.L. 2007. Respiratory System in Color Textbook of

    Histology, 3rd edition. Elsevier Junqueira, L.C., Carneiro, J. 2007. Sistem Pernapasan dalam Histologi Dasar

    : Teks dan Atlas, edisi 10. Jakarta:EGC Junqueira, Luiz Carlos. 2005. Histologi dasar teks dan atlas. Jakarta: EGC Trianto, Heru Fajar. 2012. Slide Kuliah Histologi Sistem Respirasi

    http://med.unhas.ac.id/histologi/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=1 )

    Keterangan : M : Mesotel L : Pembuluh Limfa V : Vena A : Alveolus

    PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com