Upload
dean-randy-hidayat
View
130
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IBAB ISEJARAH PERKEMBANGAN SEJARAH PERKEMBANGAN
DUNIA KEDOKTERANDUNIA KEDOKTERAN
Teknik Pengobatan KunoTeknik Pengobatan Kuno
Melihat Penyakit :
• Magis / Mystic (kutukan / Teluh / Santet )
• Religius ( Karma / Perbuatan )
Teknik Pengobatan :
Magis – Mystic Religius Trial and Error Empiris ( Pengalaman ) dijadikan Standar Pengobatan
Teknik Pengobatan ModernTeknik Pengobatan Modern
Melihat Penyakit :
Keadaan normal
-Anatomi
-Fisiologi
Keadaan Sakit
-Patologi
-Anatomi
-Fisiologi
Teknik Pengobatan Logis rasional
-Biologi
-Kimia
-FIsika
EMPIRIS EMPIRIS Keluhan Pada diri PasienKeluhan Pada diri Pasien
Anam Mesa (t.jawab) Pemeriksaan Fisik Laboratorium
-Otto-pasien-ditanyai
-Allo-orang,lain menjawab
Patologi anatomi-patologi Klinik dan Radiologi
DIAGNOSA
Dignosa Kerja Diagnosa Banding Diagnosa Akhir
TERAPI
Terapi Kausal penyebabnya
Terapi Sintomatis gejalanya
Terapi Paliatif penunjang
SIKLUS PENGOBATAN ATAU SIKLUS PENGOBATAN ATAU DIAGNOSADIAGNOSA
Pemeriksaan
Keluhan Pasien Diangosa
Meninggal Sembuh
Berakhinya terapi
Cacat
Tanggung Jawab Pelayanan Kesehatan
Individual Masyarakat Commonity
Pidana AdministrasiPerdata
Perkembangan Hukum Kesehatan Perkembangan Hukum Kesehatan di Indonesiadi Indonesia
• Telah ada di Indonesia berupa peraturan-peraturan dan perundang-undangan di bidang kesehatan.
• Informasi luar negeri• Media massa, Elektronika• Kemajuan IPTEK Kesehatan• Peningkatan kesadaran hukum masyarakat• Pergeseran nilai-nilai• Konggres hukum kesehatan dunia (1976-1977)• Tahun 1982 membentuk kelompok Perhuki (Persatuan
Hukum Kedokteran Indonesia)• Hukum Kesehatan masuk sebagai mata kuliah ajaran
baru pada mahasiswa kedokteran dan hukum
BAB IIBAB IIPARADIGMA HUKUM PELAYANAN KESEHATANPARADIGMA HUKUM PELAYANAN KESEHATAN
• Subyek hukum
• Obyek hukum
• Peristiwa hukum
• Akibat hukum
Orang
Badan Hukum
Subyek Hukum Orang :
– Provider (Pemberi P.K)
– Consumer (Penerima P.K)
UU No 36 / 2009 tentang UU Kesehatan UU No 8 /1999 tentang Perlindungan Konsumen PP No. 10/1965 tentang Tenaga Kesehatan Siapa-siapa yang terlibat Syarat-syaratnya
Badan Hukum :
Unit rumah sakit (umum) / khusus)PT Unit rumah sakit bersalin ibu anak
Unit apotik/Laboratorium
• Yayasan / Klinik Kelompok Praktek Dokter
Dokter / Perawat(UU No 29/2004)
Non Para Medis
II. Obyek Hukum
Jasa
1. Jaminan hidup → Usaha
(Inspannings verbintenis)
2. Bukan jaminan hidup → hasil
(Resultats verbintenis)
III. Hubungan Hukum Physician – (patiene)
Relationship Theurapeutic contract
1. Kapan mulai ?
2. Kapan berakhir?
IV. Peristiwa Hukum - Kelalaian
- Wanprestasi - Melawan hukum (onrechtamagtedats)
(1365)V. Akibat hukum ● Tanggung jawab hukum: 1. Badan Hukum 2. Perorangan Pidana
● Sanksi Perdata Administrasi
Jenis-jenis Pelayanan KesehatanJenis-jenis Pelayanan Kesehatan
P.K Individual P.K. Masyarakat(Privat health) (Public health)- Privat → Rumah sakit
Swasta- Publik → Rumah sakit
Pemerintah/Pemda
Puskesmas
BAB IIIBAB IIISumber-Sumber Hukum KesehatanSumber-Sumber Hukum Kesehatan
A. Perundang-undangan, meliputi:
- Adminsitrasi
- Perdata
- Pidana
B. Yurisprudensi, meliputi:
- Putusan Hakim (Pengadilan) yang telah
berkekuatan hukum tetap
C. Ilmu hukum, misalnya:
- Literatur
Bagaimana Letak Hukum Kesehatan ?Bagaimana Letak Hukum Kesehatan ?
Pidana
Hk Kes - Hk Publik Perdata
Adm
Metodologi Pendekatan/PengkajianMetodologi Pendekatan/Pengkajian
1. Metode Sektoral, meliputi:
- Rumah sakit
- Transplantasi Organ Aspek
- Bayi Tabung Medik
- Penggunaan Alat Cangih
2. Metode Dimesional, meliputi:
- Tenaga Kesehatan
- Pasien Aspek Hukum
- Pemerintah
Terminologi Hukum KesehatanTerminologi Hukum Kesehatan
• Health law
• Medical law
• Droit medicale
• Genzondheidrecht
• Hukum Kedokteran
• Hukum Kesehatan
Pengertian Hukum KesehatanPengertian Hukum Kesehatan
1. Menurut Leenen:
Semua ketentuan hukum yang berlaku dan berhubungan langsung dengan pemeliharaan kesehatan dengan penerapan hak dan kewajiban pero-rangan / masyarakat yang menyangkut:
- Pemberi dan penerima kesehatan
- Pedoman-pedoman medik
- Sarana pelayanan kesehatan
2. Menurut Van den Mijn:
Kumpulan peraturan yang berkaitan langsung dengan pemeliharaan kesehatan dan juga penerapan dari hukum
Sedangkan hukum kedokteran merupakan bagian dari hukum kesehatan yang menyangkut masalah pelayanan medis
Hak Orang Sakit / PasienHak Orang Sakit / Pasien
1. Pemeliharaan kesehatan2. Memilih dokter atau rumah sakit3. Informasi tentang dirinya → pembatasannya :
a. O.S Jiwab. merugikan O. Sc. Placebo
4. Rahasia kedokteran5. Memilih alternatif cara pengobatan standart6. Menghentikan hubungan dokter dan O.S
Kewajiban Orang Sakit / PasienKewajiban Orang Sakit / Pasien
1. Memberikan informasi yang sebenar-benarnya pada dokter
2. Mematuhi nasehat dokter yang mengobatinya
3. Menjaga “Privacy” dokter yang mengobati
4. Memberikan imbalan jasa yang pantas
Kewajiban Tenaga KesehatanKewajiban Tenaga Kesehatan
1. Bekerja sesuai dengan standart profesi
2. Memberikan informasi
3. Menjaga rahasia dokter
Hak Tenaga KesehatanHak Tenaga Kesehatan
1. Bekerja / melaksanakan tugas sesuai standart profesi medik
2. Memutuskan hubungan dengan pasien
3. Privacy
4. Honorarium
Pembatasannya kecuali, apabila dalam keadaan tidak gawat darurat
Ciri-ciri Hukum Kesehatan:- Menyangkut jaringan hidup- Alat yang berkaitan dengan tubuh manusiaUpaya kesehatan meliputi:- Pencegahan penyakit- Penyembuhan penyakit- Pemeliharaan kesehatan (secara optimal)Dalam peraturan hukum kesehatan termasuk
juga:- Pedoman International- Yurisprudensi- Ilmu Pengetahuan
Ruang lingkup Hukum KesehatanRuang lingkup Hukum KesehatanRuang Lingkup Hukum Kesehatan
Pemeliharaan Kesehatan
Subyek Hukum (Pendukung Hak dan
Kewajiban) Misal: Tenaga Medis
Hak dan kewajiban (misal: Batas Kew. Tugas)
Peristiwa Hukum (misal: setiap proses yang
menyangkut perilaku manusia kejadian dan
keadaan
Hubungan Hukum (misal: hub yang
menimbulkan akibat hukum
Objek Hukum (misal: prestasi yang
diberikan atau jasa yang dilakukan
Standar ProfesiStandar Profesi
Standar profesi adalah : Ukuran tindakan yang dilakukan sesuai dengan pengetahuan kedokteran yang dimiliki oleh rata-rata dokter sesuai dengan situasi dan kondisi dimana tindakan tersebut dilakukan
Ciri-ciri standar Profesi:Ciri-ciri standar Profesi:
1. Bertindak secara teliti2. Sesuai dengan standar medik (Prosedur
tindakan medik)3. Sesuai kemampuan rata-rata pada
kategori keahlian yang sama4. Pada saat situasi dan kondisi yang sama5. Dengan upaya yang sebanding
(adekuart) dengan tujuan konkrit tindakan medik
Beberapa hal-hal yang perlu disampaikan Beberapa hal-hal yang perlu disampaikan kepada orang sakit/pasienkepada orang sakit/pasien
Dokter : a. analisis keadaan
pasien
b. alternatif tindakan
c. cara kerja dan pengalaman
d. resiko
e. efek samping
f. keuntungan/kerugian
Kesimpulan: bahwa informasi tersebut harus dapat dimengerti oleh pasien atau orang sakit → dapat
diambil keputusan yang tepat
Pengecualian pemberian informasi:- Standar medik menghendaki tidak
diberikan informasi misal ; pengobatan “placebo”
- Informasi akan merugikan- Orang sakit jiwa
Problem penyampaian informasi:- Pasien tidak cakap- Pasien tidak sadar- Pasien gangguan jiwa
Bagaimana dengan keputusannya ?Bagaimana dengan keputusannya ?
Orang yang berhak pengganti pengambil putusan …….. ?
-Orang tuanya
-Istri / Suami / Anak
-Kakak / Adik
-Garis keturunan vertikal / horisontal
Hukum Kesehatan Merupakan Hukum Kesehatan Merupakan Bangunan Sebuah RumahBangunan Sebuah Rumah
Etik Hk. Pidana Perdata administrasi
Malpraktek kelalaian Informed consent, rekam medik, bayi tabung,
Euthanasia
Hak atas pelayanan
kesehatan Right to Healt th cara
Hak menentukan nasib sendiri Right
to Self Determination
Bagaimana tanggung jawabnya secara hukum? Pelanggaran tindakan yang dilakukan dapat dihadapkan pada :1.Aspek Hukum Perdata a. Tanggung jawab Dokter dalam Hub dengan Pasien (Pasal 1365 – 1367 BW ) b. Tanggung jawab dalam perbedaan/
kaitan dengan: - Wanprestasi - Melawan hukum - Perbuatan halal (Zaachtwarnamings)
2. Aspek Hukum Pidana: a. Penganiayaan …….. Pasal 351 KUHP b. Rahasia Jabatan …. Pasal 322 KUHP c. Kealpaan …………. Pasal 359 KUHP d. Luka berat …………. Pasal 360 KUHP e. Kesalahan dalam menjalankan pekerjaan ………….. Pasal 410 KUHP
3. Aspek administrasi: a. Perijinan b. Karantina c. Tindakan dalam rangka wabah penyakit
menular
BAB IVBAB IVETIKA & RAHASIA KEDOKTERANETIKA & RAHASIA KEDOKTERAN
A. Asal kata1. Ethos (Bhs. Yunani); Adat/kebiasaan2. Mos/Mores (Bhs.Latin) : Moral3. Cla/Sila/Susila: kebajikan
B. Nilai Budaya1. Kodrat Alamiah; Cipta, Karsa, & Rasa2. Kodrat Budaya; Logika, Etika, Estetika3. Dunia Nilai; Kebenaran, Kesucian
C. Persamaan dan perbedaan: “Etika dan
Hukum”
Persamaannya : merupakan kumpulan
nilai-nilai
Perbedaannya :
Etika : wibawa profesi, tidak ada sanksi
& organisasi profesional : IDI,
Advokat
Hukum: Kedamaian hidup, sanksi tegas,
penyelengara pemerintah
D. Titik Sentral : Penilaian yang disetujui atau yang tidak
disetujuiE. Institusi Pendukung
< World Medical Ass (tahun 1949)< IDI …………… MKEK< Depkes ……… P 3 EK
F. Kode Etik Kedokteran Indonesiaa. Kewajiban umum:
Melaksanakan profesionalisme kerja kedokteran Tidak mengambil keuntungan pribadi;
= memuji diri sendiri= imbalan berlebihan
Nasehat melemahkan pasien Tenik baru pengobatan Keterangan dapat dibenarkan
b. Kewajiban terhadap pasien:< melindungi pasien< rujuk atau konsul< rahasia pasien dijaga< pertolongan gawat darurat
c. Kewajiban terhadap teman sejawat< memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia memperlakukan
diri sendiri < tidak boleh merebut pasien dari
teman sejawatnya
d. Kewajiban terhadap diri sendiri < memelihara kesehatannya < memelihara ilmu dan pengetahuannya
G. Rahasia Kedokteran Dasar hukum : Pasal 322 KUHP, PP No. 10 Tahun 1961 (smph Jabatan), PP No. 10 Tahun 1966 (wajib simpan rahasia kedokteran)
Sumpah “Hiporates”:….”apa yang kamu
lihat, kamu lakukan dan kerjakan tidak ada yang lain mengetahuinya:.
F. Jenis Rahasia Kedokteran
1. Rahasia Kedokteran Relatif (Homo-Sosialis)
< Pasien sangat berbahaya
< Status sosial
2. Rahasia Kedokteran Absolut (Homo
Individualis):
< Pasien setuju
< Tindakan tertentu pasien
““EKSONERASI RAHASIA KEDOKTERAN”EKSONERASI RAHASIA KEDOKTERAN”
Pasal 50 KUHP….. Seseorang tidak akan dipidana oleh karena melakukan, suatu perbuatan untuk menjalankan UU
Pasal 51 KUHP: Perintah jabatan Pasal 48 KUHP: Daya paksa (Overmacht) Pasal 49 KUHP: Membela diri (Noodtoestand) Pasal 48 ayat 2 UU No. 29 Tahun 2004
a. Untuk Kepentingan kesehatanb. Untuk memenuhi permintaan aparat penegak dalam rangka penegakan hukumc. Atas permintaan pasien sendiri
Hasil KTT World Medical AssociationHasil KTT World Medical Association
Declaration of Lisbon The Right of The Patient (1991):A. Hak memilih dokter secara bebasB. Hak dirawat oleh dokter yang bebas dalam membuat
keputusan “klinis dan etis”C. Hak untuk menerima atau menolak pengobatan setelah menerima informasi yang adekuatD. Hak untuk dihormati kerahasiaan atas dirinyaE. Hak untuk mati secara bermartabatF. Hak untuk menerima atau menolak dukungan spiritual atau moral
Beberapa Regulasi Hukum Kesehatan DiBeberapa Regulasi Hukum Kesehatan DiIndonesiaIndonesia
A. UU Kesehatan No. 36 Th 2009, mengatur Hak Pasien;B. Ditjen Yanmed Depkes RI dengan SE, No.
YM.0204.3.5.2504 Tahun 1997, mengatur tentang < Pedoman hak dan kewajiban pasien< Pedoman hak dan kewajiban dokter< Pedoman hak dan kewajiban RS
C. UU Praktek Kedokteran No. 29 Tahun 2004 Hak dan kewajiban Dokter (Psl. 50-53)
D. UU Praktek Kedokteran No. 29 Tahun 2004, Hak pasien antara lain: Pasal 45 ayat 3 Hak mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
Beberapa Hal Penting Tentang Rahasia Beberapa Hal Penting Tentang Rahasia KedokteranKedokteran
• Dokter harus sadar bahwa masyarakat kitasekarang ini sudah kritis dan dapat meresponterhadap segala sesuatu yang dirasa tidak sesuaidan merugikan mereka.• Sering timbul masalah yang menyangkuthubungan dokter - pasien --> pembocoranrahasia.• Harus disadari bahwa tanggung jawab dari profesikedokteran ini sangatlah besar dan harus sesuaidengan hukum yang berlaku termasuk kode etikkedokteran dan kondisi masyarakat.
Arti Rahasia KedokteranArti Rahasia Kedokteran(PP No.10 tahun 1966)(PP No.10 tahun 1966)
• Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu
yang harus dirahasiakan mengenai apa yang
diketahui dan didapatkan selama menjalani
praktek lapangan kedokteran, baik yang
menyangkut masa sekarang maupun yang
sudah lampau, baik pasien yang masih hidup
maupun yang sudah meninggal
Segala sesuatu yangdiketahui dan harus
dirahasiakanberdasarkan lafal
sumpah yangdiucapkan padawaktu menerima
gelar seorang dokter.
Segala sesuatu ygdiketahui dan harus
dirahasiakanberdasarkan lafal
sumpah ygdiucapkan pd waktu
diangkat sbgpegawai negeri.
YANG DIWAJIBKAN MENYIMPANYANG DIWAJIBKAN MENYIMPANRAHASIA KEDOKTERANRAHASIA KEDOKTERAN
PP RI No. 32 tahun 1996 PP RI No. 32 tahun 1996 pasal 2pasal 2
• Tenaga medis --> dokter dan dokter gigi• Tenaga keperawatan --> perawat dan bidan.• Tenaga kefarmasian --> Apoteker, Analis farmasi dan As. apoteker.• Tenaga kesehatan masyarakat --> Epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administratorkesehatan dan sanitarian.
• Tenaga gizi --> nutrizionis dan dietisien• Tenaga keterapian fisik --> fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis
icara.• Tenaga keteknisian medis --> radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik,teknisi transfusi, dan perekam medis.
YANG DIWAJIBKAN YANG DIWAJIBKAN MENYIMPANMENYIMPAN
RAHASIA KEDOKTERANRAHASIA KEDOKTERAN
• Juga diwajibkan menyimpan rahasia bagi
mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas
dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan
dan atau perawatan dan orang lain yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan.
Peraturan yang mengatur tentangPeraturan yang mengatur tentangwajib simpan rahasia kedokteranwajib simpan rahasia kedokteran
1. PP No. 26 tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter“Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akanmerahasiakan segala sesuatu yang saya ketahuikarena pekerjaan saya dan karena keilmuan sayasebagai dokter2. Menurut PP No. 10 tahun 1966 tentang wajib simpan
rahasia dokter.
HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN DALAMDALAM
RAHASIA KEDOKTERANRAHASIA KEDOKTERAN• Dalam menjalankan keprofesiannya --> dokter
wajib merahasiakan segala sesuatu yangdiketahuinya mengenai pasiennya (PP No.10tahun 1966 pasal 1 dalam Bab penjelasan)
• Segala sesuatu yang diketahuinya”, mempunyaiarti --> segala fakta yg didapat dalam pemeriksaanpenderita, interpretasinya untuk menegakkandiagnose dan melakukan pengobatan :
– anamesa ( tanya jawab )– pemeriksaan fisik– pemeriksaan dengan alat-alat kedokteran
HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN DALAMDALAM
RAHASIA KEDOKTERANRAHASIA KEDOKTERAN
• Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja di
Apotek, harus pula merahasiakan obat dan
khasiatnya yang diberikan kepada pasiennya.
Merahasiakan resep dokter adalah suatu yang
penting dari etik pejabat yang bekerja dalam
apotek
HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN DALAMDALAM
RAHASIA KEDOKTERANRAHASIA KEDOKTERAN
• Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja diApotek, harus pula merahasiakan obat dankhasiatnya yang diberikan kepada pasiennya.Merahasiakan resep dokter adalah suatu yangpenting dari etik pejabat yang bekerja dalamapotek
KAPAN SEORANG DOKTER DAPATKAPAN SEORANG DOKTER DAPATMEMBUKA RAHASIA KEDOKTERANMEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN
• Pendirian yang nisbi atau relatifAda 2 aliran atau golongan yang dapat ditemukan dikalangan kedokteran :– Pendirian Mutlak– Pendirian Nisbi/relatif
• Pendirian yang mutlak – mutlak (absolut) berpendapat bahwa rahasia jabatan atau pekerjaan harus dipegang teguh tanpa ada alternatif lain apapun konsekuensinya – Dalam segala hal sikapnya tetap tidak boleh membuka mulut atau konsekuennya tetap tutup mulut
KAPAN SEORANG DOKTER DAPATKAPAN SEORANG DOKTER DAPATMEMBUKA RAHASIA KEDOKTERANMEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN
• Pendirian yang nisbi atau relatif– Golongan nisbi atau relatif pada dewasa ini
merupakan teori yang terbanyak diikuti dan dapat dikatakan diikuti umum
– teori ini dalam praktek sering sekali mendatangkan konflik moril dan kesulitan kesulitan lain dalam masalah yang kompleks
Beberapa Pengecualian Seseorang Tidak Beberapa Pengecualian Seseorang Tidak Dapat Dikenakan Sanksi HukumanDapat Dikenakan Sanksi Hukuman
• KUHP pasal 48 Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan
perbuatan karena terdorong oleh daya paksa• KUHP Pasal 50
Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan kepentingan undang-undang, tidak dipidana
• KUHP Pasal 51Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan atau menjalankan perintah jabatanyang diberikan pembesar yang berhak
Daya Paksa ( Overmacht )Daya Paksa ( Overmacht )
• Melindungi kepentingan umum
• Melindungi kepentingan orang yang tidak
bersalah
• Melindungi pasien yang mempercayakan rahasianya
• Melindungi dokter sendiri
Sanksi Bagi Yang Membuka RahasiaSanksi Bagi Yang Membuka Rahasia
• 1. Sanksi Pidana• - KUHP Pasal 112• - KUHP Pasal 322• 2. Sanksi Perdata• - KUH Predata Pasal 1365• - KUH Perdata Pasal 1366• - KUH Perdata Pasal 1367• 3. Sanksi Administratif• - UU N0 6 tahun 1963 Pasal 11• 4. Sanksi Sosial
•
Pasal 322 KUHPPasal 322 KUHP
• (1) Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah
• (2) Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang tersebut
Pasal 1365 KUH PerdataPasal 1365 KUH Perdata
“Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
Pasal 1366 KUH PerdataPasal 1366 KUH Perdata
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya
Pasal 1367 KUH PerdataPasal 1367 KUH Perdata
“Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugain yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan karena perbuatan orang-orang yang berada dibawah pengawasannya
Hak Undur Diri Seorang DokterHak Undur Diri Seorang Dokter
• Hak ini dapat dipakai oleh seorang dokter apabila dia diminta untuk memberikan kesaksian dipengadilan yang menyangkut rahasia kedokteran.
• Seorang dokter sebagai saksi atau ahli mungkin sekali diharuskan memberikan keterangan tentang seseorang (misalnya terdakwa) yang sebelumnya telah menjadi penderita yang ditanganinya. Ini seolah-olah dokter tersebut diharuskan melanggar rahasia kedokterannya.
Hak Undur Diri Seorang DokterHak Undur Diri Seorang Dokter
• Kejadian yang bertentangan tersebut diatas dapat dihindarkan karena adanya hak kuat undur diri, dimana seorang dokter mendapatkan perlindungan hukumberdasarkan :
– Pasal 120 KUHAP – Pasal 170 KUHAP – Pasal 277 HIR
Pasal 120 KUHAPPasal 120 KUHAP
(1)Dalam hal penyidik perlu, ia dapat minta pendapat ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus
(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa ia akan memberikan keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya, kecuali bila disebabkan harkat dan martabat pekerjaan jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia, dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta
Pasal 170 KUHAPPasal 170 KUHAP
“ Mereka yang pekerjaan, harkat, martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat diminta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagaisaksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepadanya”(1) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan manusia tersebut
Pasal 277 HIRPasal 277 HIR
(1) Barangsiapa yang karena martabatnya, pekerjaannya atau jabatannya yang sah, diwajibkan menyimpan rahasia, boleh minta mengundurkan diri dari pada memberi kesaksian, akan tetapi hanya dan terutama mengenai hal yang diketahuinya dan dipercayakan padanya karena martabat, pekerjaan atau jabatannya
(2) Pertimbangan apakah permintaan untuk mengundurkan diri itu beralasan atau tidak, diserahkan kepada pengadilan negara atau jika orang yang dipanggil untuk memberikan kesaksian itu orang asing, maka pertimbangan itu diserahkan kepada ketua pengadilan negara
BAB VIBAB VILembaga Pelayanan KesehatanLembaga Pelayanan Kesehatan
Lembaga Pelayanan Kesehatan:1. Non Medik (Pos Yandu)2. Medik …… a. Pemerintah : Puskesmas
RS. Type ARS. Type BRS. Type C
b. Swasta : RS. KhususR. BersalinRS. BersalinPraktek KelKlinik
spesialisB Pengobatan
Institusi PemerintahInstitusi Pemerintah
Rumah sakit pemerintah: Kep.Men.Kes No. 134/MK/SK/IV/1978./UU No. 44 Th 2009 ttg
Rumah Sakit
Definisi Rumah Sakit adalah:
“Unit organik di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan”
Type-type Rumah Sakit:Type-type Rumah Sakit:
1. RS. Type “A”:
Pelayanan Spesialis luas + Sub spesialisasi luas (contoh: spesialisasi bedah, sub spesialis luas, mis : jantung, paru dll)
2. RS. Type “B”
Pelayanan Spesialisasi luas ( bedah, penyakit dalam, dan anak dll )
3. RS. Type “C”)
Minimal memiliki 4 cabang spesialistis: penyakit dalam, bedah, anak, kebidanan
PUSKESMASPUSKESMAS
Pelayanan kesehatan masyarakat untuk jenis penyakit bersifat umum
Institusi Swasta (Per.Men.Kes. No. 523/MK/PER/IX/82)Institusi Swasta (Per.Men.Kes. No. 523/MK/PER/IX/82)
A. Pelayanan Medik:Upaya pel.kesehatan yang melembaga berdasarkan fungsi dan sosial di bidang pel.kesehatan perorangan.
B. Organisasi, swasta:Masyaraka tyang terorganisir dalam swasta atau suatu badan hukum yang memiliki dan menyelenggarakan upaya pel.medik sesuai peraturan perundang-undangan dan tidak tunduk pada “I.C.W” (Undang-Undang perbendaharaan Indonesia), semua pendapatan yang diperoleh institusi pemerintah harus disetor pada kantor kas negara
C. Fungsi Sosial:
Upaya Pel.Kesehatan yang mengu-tamakan pelayanan bagi masyarakat dan tidak mengambil keuntungan secara komersial, tetapi lebih dititik beratkan pada kemanusiaan.
25 % dari tempat tidur yang disediakan diperuntukan bagi yang tidak mampu (Pasal 6 UU No. 9 Tahun 1961)
1. R.S. Umum : mempunyai:- Pel. Medik- Pel. Rawat Jalan- Pel. Rawat Nginap
2. R.S. Khusus, Hanya membantu Pel.Pengobatan:- Pel. Medik spesialistis- Pel. Rawat, Jalan + Nginap
3. Klinik Spesialis:- Beberapa dokter- Rawat nginap tidak lebih 48 jam
Tujuan Pokok:1. Jaminan bahwa ganti rugi dibayarkan kepada
penderita2. Mengingatkan bahwa hukum dan keadilan
mengutamakan sikap dan tindakan hati-hatiSyarat:1. Ada hubungan antara atasan dan bawahan2. Tindakan bawahan termasuk tanggung jawab atasanCiri-ciri:1. Organisasi mandiri2. Usaha pemulihan kesehatan3. TIdak mencari keuntungan4. Ada perjanjian pemburuhan5. Unit sosio ekonomis
Kategori menurut Martin Rietveld:1. R.S. Terbuka:
- Asasnya charitable Community- Dokter bebas merawat pasiennya
2. R.S. Tertutup:- Hanya dokter yang telah diberi ijin oleh R.S- Ada perjanjian dokter ( visitor ) dengan R.S (Toelatings Contract)
3. R.S. Tertutup Mutlak:- Hanya mempekerjakan dokter yang telah
membuat Kontrak kerja dengan R.S- Perjanjian kerja (Airbeids Contract)
4. R. Bersalin- Bidan- Dokter- Pelayanan tanpa penyulit
5. K.L. Bersalin :- Dokter- Rawat nginap tidak kurang 48 jam
6. R.S.Bersalin- Dokter- Penanggung jawab dokter obgin
7. R.S. Wanita- Dokter- Penanggung jawab dokter orgin
8. Balai Pengobatan- Dokter- Bidan
9. Praktek kelompok : dokter
Sejarah Rumah SakitSejarah Rumah Sakit
1. Doktrin Charitable Community (Karitas Amal)
Prinsip: RS Tidak dapat dituntut ganti rugi
Dasarnya:
A. Dana yang dikelola oleh lembaga derma
untuk membantu penderita
B. Pasien ditanggung oleh lembaga derma
sehingga meninggalkan hak untuk
menuntut ganti rugi
C. Majikan bertanggung jawab atas pekerjaan
bawahannya
2. Doktrin Respondiat SuperiorPrinsip :- RS Kebal hukum tentang keadilan dan tanggungjawab - Kekebalan hukum merupakan pengecualian
Rekam KesehatanRekam Kesehatan
A. Istilah: - Medical Record
- Status
- Rekam Medis
- Catatan Medis
B. Pengertian:
Segala bentuk rekaman catatan tindakan hasil pemeriksaan oleh dokter pada pasiennya, yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang dituangkan dalam satu berkas
C. Dasar Hukum : No. 269/MenKes/Per/III/2008D. Fungsi:
Sebagai komunikasi antar tenaga kesehatan dengan pasien dan dasar perkiraan perawatan kesehatan.
E. Peranan1. Pendidikan/Ilmu Pengetahuan2. Hukum beban pembuktian pengadilan3. Administratif: kebijakan pihak yang berwe- nang (rumah sakit) dalam penentuan biaya
F. Nilai informasi berisi hasil : A) Hasil pemeriksaan B) Tindakan medis/perawatan C) Observasi/Diagnosa/Prognosa
Catatan: penggunaan informasi tersebut harus dokter yang Menanganinya. Keberhasilan nilai informasi dijaga sampaiDokter tersebut meninggal
H. Pemilikan Berkas Rekam Medis: Rumah sakit
?Dokter Pasien
1. Pasien: hak atas informasi tentang dirinya (pribadi)
2. Dokter: hak atas privacy intelektual3. R.S. Tanggung jawab penyimpanan dan
perawatan rekam medik
Kesimpulannya:
Rekam medis milik masyarakat/bersifat sosial, pengecualian:
-Tetap bersifat rahasia
-Kepentingan bersama
-Pemanfaatan hal-hal yang terpuji
I. Penyerahan Berkas Rekam Medis :
1. Pasien: informasi lisan/tertulis, R.S tidak wajib memberikan foto copy
2. Kuasa pasien: surat kuasa + ijin pasien3. Aparat pengadilan: berkas asli/foto copy4. Asuransi/Majikan pasien: ket, tertulis
+ ijin pasien5. R.S/Dokter: Foto Copy diserahkan + ijin
Pasien6. lain-lain (non formal) ; R.S./Dokter berhak
menolak
G.Nilai Rekam Medis Mengandung :1. Nilai Rahasia : Contoh : Identitas Pasien Dirahasiakan 2. Tidak Rahasia : Contoh : Identitas Pasien disebutkan ( Papan Nama ) Catatan : Dalam keadaan tertentu identitas harus dirahasiakan:
A) Pejabat/Tokoh masyarakat/politikusB) Saksi/tersangka
F. Tanggungjawab terhadap rekam medik 1. Staf Medis:
- Mengisi rekaman pemeriksaan- Menjaga kerahasiaan
2. Staf para medis : idem 3. Petugas unit pencatatan medis :
- perlengkapan berkas - penyimpanan/arsip - menjaga rahasia
4. Pimpinan rumah sakit : penyelenggaraan dan pengawasan sistem rekam medis
BAB VIIBAB VIITANGGUNG JAWAB DALAM PELAYANAN TANGGUNG JAWAB DALAM PELAYANAN
KESEHATANKESEHATAN
HUKUM PERDATA
TANGGUNG JAWAB ETIS
TANGGUNG JAWAB HUKUM
HUKUM ADMINISTRASI
HUKUM PIDANA
SUMBER PERIKATANSUMBER PERIKATAN
Undang-undang (1352) Perjanjian
UU Saja Perbuatan orang (1353)
Dipenuhi Tak dipenuhi
Perbuatan Halal
Zaakwarneming (1554)
Perbuatan melawan hukum (onrechtmatiged
aad) 1365)
Resiko
Perbuatan Ingkar janji
(wanprstasi) (1243)
Gawat + Darurat TIdak ada pihak yang dimintai ijin
Tindakan tanpa ijin
Kelalaian tindakan
Ganti Rugi (1371)
WANPRESTASIWANPRESTASI
Suatu pihak tidak memenuhi terhadap apa yang
telah apa ditepati / dijanjikan
Jenis-jenis Wanprestasi:- Tidak melakukan apa yang telah disanggupi- Melakukan, tapi tidak sebagaimana mestinya- Terlambat melakukan- Melakukan hal-hal yang tak boleh dilakukan
ONRECTMATIGEDAADONRECTMATIGEDAAD
Perbuatan yang melanggar/melawan hukum
( Hak Orang Lain ), selain itu juga bertenta
ngan dengan asas kesusilaan / kepantasan
Orang lain.
Tanggungjawab Hukum PerdataTanggungjawab Hukum Perdata
I. Landasan Adanya perikatan yang timbul karena:- Perjanjian Pemberian jasa
Pemberian informasi- Undang-undang (KUHPer Ps. 1352)
II. Jenis Tanggung jawab - Ingkar janji (Wanprestasi)
- Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatigedaad)
Tanggung jawab Hukum PidanaTanggung jawab Hukum Pidana
I. Landasan
- Sikap tindak manusia yg dapat
bertanggung jawab
- Diatur undang-undang
- Melanggar hukum
- Didasarkan pada kesalahan
II. Jenis Tanggungjawab
- Dolus ( Kesengajaan )
KUHP : 89, 267, 283, 299, 322, 344,
345, 346, 347, 349, 351, 531, 534, 535
UU No. 23/1992: 80, 81, 82
- Culpa ( Kelalaian ) ; Culpa Lata / Levis
KUHP : 359, 360, 361
Tanggung jawab Hukum AdminsitrasiTanggung jawab Hukum Adminsitrasi
I. Landasan- Melalaikan kewajiban- Mengabaikan kewajiban- Melakukan hal yang dilarang sumpah- Melanggar Peraturan perundang- undangan
II. Jenis Tanggung jawab - Kedudukan hukum yang baru - Perijinan - Delegasi
BAB VIIIBAB VIIIINFORMED CONSENTINFORMED CONSENT
A. Empat Prinsip Profesi Kedokteran1. Prinsip Otonomi : Prinsip moral yang menghormati
hak-hak pasien
2. Prinsip Beneficence : Prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang kebaikan pasien
3. Prinsip Non Meleficence : Prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien atau “primum non nocere” atau “do no harm”
4. Prinsip Justice : Prinsip moral yang mementingkan “fairness” dan keadilan dalam medistribusikan sumber daya
B. Informed Consent “Suatu proses yang menunjukan komunikasi yang efektif antara: dokter dan pasien, serta bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien “
C. Hal-hal yang terpenting Adanya keterbukaan/kejujuran antara
pasien dan dokter Resiko penyakit dan resiko pengobatan
serta penyembuhan Efek samping dari hasil tindakan
Teknik pengobatan (berdasarkan pengalaman dokter dalam kasus yang sama)
Pertimbangan yang matang baik pasien maupun dokter
Apabila refusal (ditolak) pasien tetap menandatangani, dan sebaliknya apabila menyetujui ia harus menandatangani
D. Proxymat ConsentConsent (persetujuan) yang diberikan oleh orang yang bukan si pasien itu sendiri, dengan syarat si pasien tidak mampu memberikan consent secara pribadi
E. Keluhan Pasien dan Dokter1. Pasien:
Bahasa yang dipergunakan untuk menjelaskan terlalu teknis
Perilaku Dokter terkadang terlihat terburu-buru atau tidak terfokus dan atau terkadang tidak ada waktu tanya jawab
Pasien teradang stres atau emosional sehingga tidak mampu mencerna informasi
Pasien dalam keadaan tidak sadar
2. Dokter: Pasien tidak terbuka dalam penyampaian
keluhannya Pasien kurang/tidak mampu memahami Situasi gawat darurat serta waktu sangat sempit
BAB IXBAB IXKelalaian Medik (Mal Praktek)Kelalaian Medik (Mal Praktek)
A. Mal Praktek
B. Pengertian Mal Praktek:
Mal ………… Buruk
Pratek …….. Perbuatan/tindakan
Mal Praktek adalah : Suatu bentuk atau
tindakan yang kurang patut untuk dilaku-
kan ( Tenaga Medis )
C. Jenis Mal Praktek < Mal praktek di bidang hukum < Mal praktek di bidang keuangan < Mal praktek di bidang jurnalistik dll
Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 di sebutkan dalam Pasal 11 yaitu :
a. Melalaikan kewajibanb. Melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak
boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya maupun sumpah sebagai tenaga kesehatan
c. Melanggar sesuatu ketentuan menurut atau berdasarkan perundang-undangan
D. Definisi kelalaian“Sesuatu sifat yang kurang hati-hati, kurang waspada atau bertindak sangat ceroboh
E. Unsur-unsur kelalaian Bertentangan dengan hukum Akibatnya sebenarnya dapat dibayangkan Akibat sebenarnya dapat dihindarkan Perbuatannya dapat dipersalahkan
kepadanya
F. Tolak ukur suatu kelalaian
Adanya unsur 4 – D dari (Negligence) yaitu:
1. Duty
Adalah kewajiban profesi bagi seorang dokter, untuk menggunakan segala ilmu dan kepandaiannya untuk penyembuhan berdasarkan standart profesinya (sesuai)
2. Dereliction of Duty ( Breach of Duty )
Adalah jika seorang dokter menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan menurut standart profesinya.
3. Direct Causation Relationship
Harus ada kaitan langsung antara “penyebab” dengan tindakan yang nyata (proximate cause) dari dokter
4. Damage
Adanya kerugian baik bersifat in material maupun material dari tindakan medis
G. Black’s Law Dictionary (Th 1979)Definisi suatu malpraktek disimpulkan:1. negligence is the omission which a reasonable
man..2. neglicence is the failure to use care as reasionably
prudent and careful person..
Jadi definisi Malpraktek adalah:1. Adanya tindakan atau sikap perbuatan dokter yang:
Bertentangan dengan etik dan moral Bertentangan dengan hukum Bertentangan dengan standart profesi medik Kekurangan pengetahuan atau ilmu pada bidangnya yang
berlaku umum
2. Menelantarkan (negligence), kelalaian, kurang hati-hati
H. Beberapa Faktor Yang Harus Diperhatikan Melihat Dugaan “Malpraktek” atau Bukan :
1. Hasil dari suatu perjalanan penyakit itu sendiri, yang tidak ada hubungan dengan tindakan medis dokter. 2. Hasil dari suatu resiko yang tidak dapat dihindarkan, yaitu resiko yang tak dapat diketahui sebelumnya (un-foreseeable) (No. 1 & 2 bukan Malpraktek ) 3. Hasil dari suatu tindakan medik 4. Hasil dari suatu kesengajaan (No 3 & 4 Malpraktek)
I. Bentuk-bentuk Kelalaian (Malpraktek)
1. Kelalaian pihak rumah sakit
2. Kelalaian pihak dokter
3. Kelalaian pihak perawat
4. Kelalaian pihak apoteker / apotik
BAB XBAB XDASAR-DASAR PENUNTUTAN & PENIADAAN TUNTUTAN HUKUM DASAR-DASAR PENUNTUTAN & PENIADAAN TUNTUTAN HUKUM
TERHADAP PROVIDERTERHADAP PROVIDER
A. Dasar Penuntutan Hukum
> Hukum Perdata
> Hukum Pidana
> Hukum Administrasi
1. Hukum Perdata (Ganti Rugi)
Pasal 58 UU No. 36 Tahun 2009 ;
“Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan”
Pasal 1365 KUH Perdata:
Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian.
Pasal 1366 KUH Perdata:
Setiap orang bertanggungjawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kekurangan hati-hatiannya.
Pasal 1367 KUH Perdata:Seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan oleh perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau berada di bawahnya.
Pasal 1370 KUH Pedata:Dalam halnya suatu kematian dengan sengaja atau kurang hati-hatinya seorang, maka suami atau istri yang ditinggalkan, anak atau orang tua si korban…. Mempunyai hak untuk menuntut suatu ganti rugi.
Pasal 1371 KUH Perdata: Penyebab luka atau cacatnya sesuatu anggota
badan dengan sengaja atau kurang hati-hati……. Maka kepada korban diberikan selain ganti rugi juga penggantian atas semua biaya-biaya.
Pasal 7 UU No. 8 Tahun 1999 (Ttg Perlindungan Konsumen):
Memberikan kompensasi ganti rugi dan atau penggantian akibat penggunaan dan atau pemakaian/pemanfaatan barang dan jasa.
Memberikan kompensasi ganti rugi apabila barang/dan atau jasa yang diterima atau pemanfaatan tidak sesuai dengan perjanjian
2. Hukum PidanaPasal 359 KUHP:Barang siapa karena kesalahannya, menyebabkan orang lain mati diancam dengan pidana paling lama lima tahun… dst
Pasal 360 KUHP:Ayat 1, Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat,….. Diancam hukum pidana paling lama lima tahun dst.Ayat 2. Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain luka, sehingga menimbulkan suatu penyakit…. Diancam hukum paling lama sembilan bulan
Pasal 360 KUHP:
Jika kejahatan diterangkan dalam bab ini, dilakukan dalam menjalankan jabatan atau pencaharian, maka pidana ditambah sepertiga atau ……, haknya dicabut
3. Hukum Administrasi
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 ttg Praktek kedokteran; Pasal
< Kedudukan Hukum Yang Baru
< Perijinan
< Pendelegasian
B. Dasar Hukum Peniadaan Hukuman:
Pasal 44 KUHP : Gangguan Jiwa
Pasal 48 KUHP : Daya Paksa (Overmacht)
Pasal 49 KUHP : Pembelaan diri
(Nootdtoestands)
Pasal 50 KUHP : Peraturan Perundang-
Undangan
Pasal 51 KUHP : Perintah Jabatan
C. Dasar Non Hukum 1. Resiko Dalam Pengobatan (Risk of
Tretment)Risiko yang Inheren (implikasi pengobatan)Reaksi Alergik (tiba-tiba pasien shock)Komplikasi dalam tubuh pasien (hipertensi/ tekanan gula
naik)
2. Kecelakaan (Emergency,Gempa bumi) 3. Kekeliruan klinis ? Sejauhmana karakteristik 4. Volenti non fit Iniura (resiko dari ybs) >< Fak tanya sudah bicara demikian 5. Contributory Neglingence (cidera datangnya
dari pasien itu sendiri)
TANGGUNG JAWAB TANGGUNG JAWAB PROFESI MEDIS DAN PROFESI MEDIS DAN
RUMAH SAKITRUMAH SAKIT
Bab.XIBab.XIBeberapa Hal Tentang Tanggung Jawab Beberapa Hal Tentang Tanggung Jawab
Tenaga Medis dan Rumah SakitTenaga Medis dan Rumah Sakit
LingkupLingkup Bentuk Tanggung Jawab Bentuk Tanggung Jawab
• Tanggung Jawab Hukum – Administrasi– Perdata– Pidana
• Tanggung Jawab Hukum di Rumah Sakit– Perbuatan Manajerial– Perbuatan Medis– Perbuatan Pelayanan Lain
Dalam Rumah SakitDalam Rumah Sakit
TANGGUNG JAWAB MANAJERIAL
LingkLingkup Hukum :up Hukum :
• Pengoperasian Rumah Sakit– Tanpa Izin operasional RS– Mempekerjakan Nakes tak berizin– Menggunakan Obat tanpa izin Edar, atau
Narkotika tanpa izin– Tidak memenuhi persyaratan– Tidak memenuhi standar (Akreditasi)
• Ketenagakerjaan• Hubungan dg pihak ketiga (bisnis)
RRumah umah SSakitakit TTanpa Izinanpa Izin
Pasal 62 UU 44/2009 ttg Rumah Sakit
• Setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan Rumah Sakit tidak memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00- (lima milyar rupiah).
Pasal 63 (1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa:a. pencabutan izin usaha; dan/ataub. pencabutan status badan hukum.
Tenaga KesehatanTenaga Kesehatan TTanpa anpa IIzinzin
Pasal 80 UU 29/2004 ttg Praktik Kedokteran Setiap orang yang dengan sengaja
mempekerjakan dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh korporasi, maka pidana yang dijatuhkan adalah pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah sepertiga atau dijatuhi hukuman tambahan berupa pencabutan izin.
Penggunaan Penggunaan Obat Obat TTanpa anpa IIzinzin : :
Pasal 197 UU No 36 Th 2009 ttg Kesehatan
• Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
AdministratifAdministratif : :
• Tidak memenuhi Persyaratan RS– TIDAK MEMPEROLEH IZIN
• Tidak memenuhi Akreditasi / Standar– TIDAK DAPAT DIPERPANJANG IZIN
KetenagakerjaanKetenagakerjaan : :Masalah:• Rekrutmen : fair, non discriminative, • Status kepegawaian: tetap, PKWTT, PKWT,
Outsourcing• Pembinaan : Career path, Penempatan,
dik-lat, recording, seragam, waktu kerja, cuti• Pemeliharaan: kesehatan, kesehatan kerja• Pendisiplinan: formiel dan materiel• Pemutusan Hubungan Kerja
Pihak Ketiga (bisnis)Pihak Ketiga (bisnis) : :
Kontrak Kerja / Outsource : Cleaning, Laundry, Security, Parking, Pemeliharaan bangunan, Pemeliharaan Prasarana
Supplier : Obat, Alkes, Makanan, Air, Gas medik,
Pajak Konsultan dll
TANGGUNGJAWAB HUKUM TANGGUNGJAWAB HUKUM PERBUATAN MEDISPERBUATAN MEDIS
Dalam Rumah Sakit
PraktikPraktik Kedokteran di RS : Kedokteran di RS :
• Berdasarkan Ilmu Empiris– Probabilitas– Peluang Bias & “Unknown”– Hubungan Dokter-pasien Berdasar Upaya :
Kontrak Terapeutik (Inspanningsverbintennis) • Perkembangan Sangat Cepat: Standar Juga
Cepat Berubah atau lebih dari satu• Complex And Tightly Coupled System
– Akibat Spesialisasi, Teknologi & Interdependensi
– Prone To Accident
RISIKO MEDIS :RISIKO MEDIS :
• INHEREN PADA SETIAP TINDAKAN MEDIS• SEBAGIAN DIANGGAP ACCEPTABLE:
1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal (umumnya bersifat foreseeable but unavoidable: calculated, controllable)
2. Risiko “bermakna” tetapi harus diambil karena “the only way” (unavoidable, unpreventable))
3. Risiko yg unforeseeable = untoward results
PERLU INFORMED CONSENT, SEHINGGA BILA TERJADI, DOKTER TIDAK BERTANGGUNGJAWAB SECARA HUKUM (volenti non fit
injuria)
RISIKO TINDAKAN KEDOKTERANRISIKO TINDAKAN KEDOKTERAN
• Sebagian besar risiko kedokteran dianggap akseptabel: – tingkat keparahan yang minimal, – tingkat probabilitas terjadinya yang kecil, – tingkat kedaruratannya, – ketersediaan sumber-dayanya, – nilai manfaat yang tak tergantikan, – ketidakmungkinan penghindaran atau
pencegahannya, – risiko yang tidak terduga atau tak terbayangkan
sebelumnya, yang tentu saja tidak mungkin dapat dicegah atau dihindari
ERRORS
NEAR MISS
ADVERSE EVENTS
ACCEPTABLE RISKS
VIOLATION
UNFORESEEABLE RISKS
DISEASE / COMPLICATION
Setiap cedera yang lebih disebabkan oleh manajemen medis drpd akibat penyakitnya
Adalah tindakan yg dapat mencederai pasien, tetapi tidak mengakibatkan cedera karena faktor kebetulan, pencegahan atau mitigasi
UNPREVENTABLE
PREVENTABLE
ADVERSE EVENTS
Adverse Outcome
Venn DiagramVenn Diagram
All Healthcare Encounters
All Errors
“Near Misses”
All Adverse Events
Preventable Adverse Events
Non-Preventable Adverse Events
Negligent adverse events
Medical accident, mishaps
Ruang Tanggung Jawab Ruang Tanggung Jawab LingkupLingkup
• Tanggungjawab Hukum Institusi
• Tanggungjawab Tenaga Kesehatan
• Tanggungjawab Peserta Didik di RS Pendidikan ( RSCM )
TanggungTanggung J Jawab Institusiawab Institusi
• Memenuhi persyaratan RS:– Bangunan– Prasarana dan Sarana– Peralatan Medis– Perangkat lunak pengoperasian (SPK dan SPO)– SDM yang memenuhi persyaratan dan berizin– Farmasi sesuai standar
• Sehingga bidang ini yang menjadi “penyebab” maka Institusi yg bertanggungjawab atau setidaknya turut bertanggungjawab
TanggungTanggung J Jawab Institusional/ awab Institusional/ KorporasiKorporasi
Pasal 46 UU 44/2009 ttg RS
• Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
Pasal 45 UU 44/2009
• (1) Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang komprehensif.
• (2) Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.
TanggungTanggung J Jawab awab Tenaga Tenaga KesehatanKesehatan
• Memiliki persyaratan / kualifikasi dan mempertahankannya:– Memiliki Sertifikat Kompetensi, Surat Tanda
Registrasi, Surat Iziin Praktik / Kerja, dll
• Mematuhi Kode Etik Profesi
• Mematuhi Standar Profesi
• Mematuhi Standar Pelayanan dan SPO
Oleh karena itu ia bertanggungjawab atas kesalahan atau pelanggaran ketentuan-ketentuan di atas
Hak menuntut Hak menuntut GGanti anti RRugiugi
Pasal 58 UU 36 Th 2009 ttg Kesehatan (1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
Perlindungan Perlindungan HHukumukum Bagi Tenaga Bagi Tenaga KesehatanKesehatan
Pasal 50 UU 29 Th 2004 ttg Praktik Kedokteran
• Dokter atau Dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :– memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
– memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
PendelegasianPendelegasian
• Dokter dapat mendelegasikan tindakan kepada tenaga kesehatan lain, dengan persyaratan:– Kewenangan ada pada dokter– Penerima delegasi memiliki kompetensi
melakukannya (hanya psikomotor yg didelegasikan)
– Pendelegasian harus jelas dan tercatat– Supervisi– Tanggungjawab tetap berada pada pendelegasi
Kriteria Kriteria StandarStandar• SPO disusun dalam bentuk panduan
penatalaksanaan klinis (clinical practise guidelines) yang dilengkapi dengan alur klinis (clinical pathway), algoritme, protokol, prosedur dan standing order.
• SPO harus memuat sekurang-kurangnya mengenai pengertian, anamnesis, pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis dan kepustakaan.
• Kepatuhan kepada SPK (Pedoman Nasional dan SPO) menjamin pemberian pelayanan kesehatan dengan upaya terbaik di fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi tidak menjamin keberhasilan upaya atau kesembuhan pasien;
• Modifikasi SPK hanya dapat dilakukan atas dasar keadaan yang memaksa, antara lain keadaan khusus pasien, kedaruratan dan keterbatasan sumber daya.
Tanggungjawab Tanggungjawab Tenaga KTenaga Kesesehatanehatan vs vs InstitusiInstitusi
• UU RS menyatakan Tgg Jwb Institusi– RS harus mampu “menguasai” seluruh RS,
termasuk SDM nya– RS bertanggungjawab “keluar”, tetapi dapat
membagi tanggungjawab kepada Nakes
• UU Kes dan UU Pradok menyatakan Nakes Bisa bertanggung-jawab– RS dan Nakes berbagi sesuai dengan
“Peraturan Internal RS” atau “Perjanjian”
TanggungTanggung J Jawab Peserta Didikawab Peserta Didik Mahasiswa / Co-ass
Belum memiliki kewenanganTidak bertanggungjawab bila dianggap
melaksanakan perintah jabatanPidana: bisa bertanggungjawab sendiri, atau
penyertaan, Perdata: tidak bertanggungjawab
PPDSBertanggungjawab sebatas kompetensinyaTanggungjawab DPK / DPJP untuk yg belum menjadi
kompetensinya
Berbagi TanggungBerbagi Tanggung J Jawab RS Dik awab RS Dik dengan Institusi Pendidikandengan Institusi Pendidikan
• Perjanjian Kerjasama antara RS Dik dengan Institusi Pendidikan harus juga meliputi Tanggungjawab kepada Pihak Ketiga
• FK: beri fungsi pendidikan bagi dokter dan peserta didik, RS beri fungsi pelayanan
• FK: Dosen Pendidik Klinik dan Peserta didik, sedangkan RS: Dokter Pendidik Klinik
TANGGUNGJAWAB HUKUM TANGGUNGJAWAB HUKUM PIDANAPIDANA
Ketentuan PidanaKetentuan Pidana
• Ketentuan Pidana dalam KUHP
• Ketentuan Pidana dalam UU 29/2004
• Ketentuan Pidana dalam UU 36/2009
• Ketentuan Pidana dalam UU 35/2009
• dll
CONTOH CONTOH KETENTUAN KETENTUAN PIDANA PIDANA – KUHP– KUHP
• KELALAIAN : 359-361 KUHP• KETERANGAN PALSU : 267-268 KUHP• ABORSI ILEGAL : 347-349 KUHP• PENIPUAN : 382 BIS KUHP• PERPAJAKAN : 209, 372 KUHP• EUTHANASIA : 344 KUHP• PENYERANGAN SEKS : 284-294 KUHP
KELALAIAN PIDANA KELALAIAN PIDANA
• Diuraikan dalam KUHP sebagai:– “Karena salahnya”, “kealpaan”, “harus dapat
menduga”, “ada alasan kuat untuk menduga”
• Terdapat 2 tingkatan:– Culpa Lata (gross negligence)– Culpa Levis
• Hanya Culpa Lata yg dapat dimasukkan ke dalam “kejahatan”, dan dapat dipertanggungjawabkan secara pidana (Arrest HR 14-11-1887, 25-4-1916)
Pertolongan pada Pertolongan pada DDaruratarurat( Emergency )( Emergency )
Pasal 190 UU 36 Th 2009 ttg Kesehatan Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Organ / JaringanOrgan / Jaringan
Pasal 192 UU 36/2009
• Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Bedah Bedah PPlastiklastik
Pasal 193 UU 36 Th 2009 Setiap orang yang dengan sengaja
melakukan bedah plastik dan rekonstruksi untuk tujuan mengubah identitas seseorang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
AborsiAborsi
Pasal 194 UU 36 Th 2009
• Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Jual DarahJual Darah
Pasal 195 UU 36 Th 2009
• Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan darah dengan dalih apapun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 Ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Praktik KefarmasianPraktik Kefarmasian
Pasal 198
• Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
ASI EksklusifASI Eksklusif
Pasal 200 UU No 36 Th 2009
• Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
TANGGUNGJAWAB HUKUM TANGGUNGJAWAB HUKUM PERDATAPERDATA
KETENTUAN KETENTUAN PERDATAPERDATA
• PS 1365 KUH PERDATA : Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, menggantinya
• PS 1366 KUH PERDATA – Juga yang disebabkan kelalaian
• PS 1367 KUH PERDATA– Juga akibat respondeat superior
• PS 1338 KUH PERDATA: WANPRESTASI
KETENTUANKETENTUAN HUKUM HUKUM
• PS 1370 KUH PERDATA :– Dalam hal kematian akibat kesengajaan atau
kelalaian, ahli waris berhak menuntut ganti rugi, yg dinilai menurut kedudukan & kekayaan kedua pihak
• PS 1371 KUH PERDATA :– Dalam hal luka / cacat, ganti rugi : biaya
penyembuhan dan kerugian akibat luka / cacat tersebut
DIKTAT DIKTAT HUKUM KESEHATANHUKUM KESEHATAN
Oleh : Oleh : Boedisantoso Irianto, SH, MHBoedisantoso Irianto, SH, MH
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS HUKUM BUNG KARNOFAKULTAS HUKUM BUNG KARNO
JAKARTAJAKARTA20092009