Holoprosencephaly sequence (HPE)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

facial malformation, median cleft palate, nose hypoplasia, alae nasi agenesis, hypotelorism, short neck with low hairline, abnormal right and left auriculars and clenched hands

Citation preview

Bayi dengan Kelainan Bawaan Holoprosencephaly (HPE)102012479 Muhammad Asyraf bin Mohammad NazariFakultas Kedokteran UmumUniversitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta [email protected]

PENDAHULUANLatar BelakangSeorang bayi laki-laki berusia 20 hari dibawa ke UGD suatu RSU di Jakarta. Bayi tersebut menunjukkan kelainan bawaan ganda, berupa mikrosefali, celah bibir dan langit-langit bilateral, hipoplasia hidung, agenesis alae nasi, jarak kedua mata yang dekat (hypotelorism), short neck dengan low hairline, auricula kiri dan kanan yang abnormal, dan tangan yang clenched hands. Orang tua bayi tersebut berusia 23 dan 25 tahun, dan berasal dari kalangan kurang mampu dengan pekerjaan yang tidak menentu. Bayi ini adalah anak pertama pasangan tersebut. Oleh dokter yang memeriksa, pasien didiagnosis menderita suatu kelainan bawaan yang disebut sebagai Holoprosencephaly sequence (HPE).

Anatomi dan Fisiologi PayudaraKelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral atasnya, jaringan ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, yang disebut juga dengan penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut Coopers ligaments yang memberi rangka untuk payudara.1Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri perforantes anterior, cabang dari arteri mamaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris, dan beberapa arteri interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan nervus interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni nervus interkostobrakialis dan nervus kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, mungkin disingkirkan sehingga tidak terjadi mati rasa pada daerah tersebut. Saraf nervus pektoralis yang mengurus muskulus pektoralis mayor dan minor, nervus torakodorsalis yang mengurus muskulus latissimus dorsi, dan nervus torakalis longus yang mengurus muskulus serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi aksila.1

Gambar 1: Anatomi payudara1

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara menyalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang vena aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di fossa supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke muskulus rektus abdominis lewat ligamentum faksiparum hepatis ke hati, pleura, dari payudara kontralateral.1Pada fisiologi, payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8 haid, payudara jadi lebih besar dari pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammografi juga tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid dimulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi ketika pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.1

FibroadenomaFibroadenoma mammae adalah suatu neoplasma jinak yang berbatas tegas, padat, berkapsul. Merupakan lesi payudara paling umum pada wanita berusia dibawah 25 tahun, sebagian besar (80%) bersifat tunggal. Biasanya bentuk neoplasma ini tampil sebagai massa payudara yang bersifat mobile, tidak nyeri, kenyal seperti karet berukuran 1-4 cm.2Benjolan dapat dipengaruhi oleh hormon dan dapat berfluktuasi dalam diameter yaitu 1 cm dibawah pengaruh estrogen pada saat menstruasi normal, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan dapat jelas terlihat selama kehamilan atau laktasi. Terapi fibroadenoma mammae dengan cara biopsi eksisi dan jarang regresi involusional. Penampilan makroskopik berbeda dari tumor payudara lainnya, pada fibroadenoma tepi benjolan tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan homogen. Secara histologi ada susunan lobus perikanalikuler yang mengandung stroma padat dan epitel proliferatif. Varian fibroadenoma bisa memperlihatkan proliferasi epitel yang jelas dari kelenjar dan epitel sekresi.2

PEMERIKSAANAnamnesis Keluhan utama keluhan utama merupakan keluhan yang menyebabkan pasien datang ke dokter. Dalam kasus ini keluhan utama pasien ini adalah adanya benjolan yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu di payudara kirinya. Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit sekarang merupakan sifat-sifat kepada keluhan utama. Misalkan seperti sejak kapan? Apakah semakin membesar? Apakah ada nyeri? Keluhan tambahan Tanyakan jika ada keluhan selain dari keluhan utama. Apakah terdapat rasa mual atau muntah? Apakah ada demam? Bagaimana status haid, perkahwinan, laktasi pasien jika ada? Dan sebagainya. Riwayat penyakit dahulu Tanyakan adakah pasien pernah mengalami riwayat kelainan mammae sebelumnya atau penyakit-penyakit lain seperti kelainan fungi tiroid, hipertensi dan diabetis mellitus. Riwayat penyakit keluarga Dokter harus menanyakan sama ada terdapat ahli keluarga yang menderita penyakit seperti ini. Riwayat obat Tanyakan apakah pasien pernah berobat dan obat apa yang digunakan jika ada. Riwayat sosial Tanyakan kondisi gizi, pola makan (makanan yang meningkatkan kadar estrogen), kebersihan dan pekerjaan pasien yang mungkin terkait dengan keluhan dan penyakit yang dihidapi pasien.

Pemeriksaan FisikKeadaan umum pasien terlihat sakit ringan. Pasien masih dalam keadaan compos mentis.Pada pemeriksaan payudara didapatkan benjolan sekitar 2x2 cm di kuadran lateral bawah payudara kiri pasien. Benjolan berkonsistensi kenyal, berbatas tegas, tidak melekat pada kulit dan tidak ada nyeri tekan. Mencakup pemeriksaan menyeluruh dan pemeriksaan kelenjar mammae:1. Inspeksi: Amati ukuran, simetri kedua mammae, perhatikan apakah ada benjolan tumor atau perubahan patologik kulit (misal cekungan, kemerahan, udem, erosi, nodul satelit dan lain-lain). Perhatikan kedua papilla mammae apakah simetri, ada retraksi, distorsi, erosi, dan kelainan lain.32. Palpasi: Umumnya dalam posisi baring, juga dapat kombinasi duduk dan baring. Waktu periksa rapatkan keempat jari, gunakan ujung dan perut jari berlawanan arah jarum jam atau searah jarum jam palpasi lembut, dilarang meremas mammae. Kemudian dengan lembut pijat areola mammae, papilla mammae, lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat tumor, harus secara rinci periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, kondisi batas, permukaan, mobilitas, nyeri tekan dan lain-lain dari massa itu. Ketika memeriksa apakah tumor melekat ke dasarnya, harus meminta lengan pasien sisi lesi bertolak pinggang, agar muskulus pektoralis mayor berkerut. Jika tumor dan kulit atau dasar melekat, mobilitas terkekang, kemungkinan kanker sangat besar. Jika terdapat sekret papilla mammae, harus buat sediaan apus untuk pemeriksaan sitologi. 3

Pemeriksaan PenunjangAntara pemeriksaan penunjang dalam kasus ini adalah: 1. Mammografi.Mammografi menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar (mammogram) dari daerah yang mencurigakan pada jaringan payudara. Fibroadenoma biasanya muncul pada mammogram sebagai massa payudara halus, dengan tepi bulat, dan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya. Untuk mengevaluasi suspek fibroadenoma, mammogram secara rutin dilakukan untuk wanita usia 30 dan lebih tua.2. USG payudara.Jika usia wanita lebih muda dari usia 30, pemeriksaan yang lebih dipilih adalah USG payudara bukan mammografi untuk mengevaluasi benjolan payudara. Jaringan payudara padat pada wanita muda membuat mammografi sulit untuk menginterpretasikan. USG payudara dapat membantu untuk menentukan apakah benjolan payudara tersebut padat atau berisi cairan. Sebuah massa yang solid lebih mungkin fibroadenoma, sedangkan massa yang berisi cairan lebih mungkin kista.3. Aspirasi jarum halus (sitologi).Pemeriksaan ini menggunakan jarum tipis yang dimasukkan ke dalam benjolan payudara, dan mencoba untuk menarik isi dari benjolan payudara. Jika cairan yang keluar, benjolan kemungkinan besar adalah kista mammae.4. Biopsi jarum inti.Agar yakin benjolan payudara padat tersebut adalah fibroadenoma dan bukan kanker payudara, maka pemeriksaan yang dapat direkomendasikan adalah biopsi jarum inti, yang menggunakan jarum yang lebih besar untuk mendapatkan sampel jaringan dari benjolan yang kemudian akan dikirim untuk dianalisis. Gambaran peningkatan selularitas stroma serta korteks yang seperti daun memungkinkan diagnosa tumor filodes. Pada kasus fibroadenoma sering didapatkan aktivitas stroma yang hiposelular, halus dan tidak mempunyai infiltrat berbeda dengan tumor filodes.4

Gambar 2: Stroma halus dan selular pada fibroadenoma5

Gambar 3: Gambaran seperti daun dan peningkatan selularitas stroma pada tumor filodes5

DIAGNOSISDiagnosis Diagnosis terbagi menjadi dua, yaitu diagnosis banding atau differential diagnosis dan diagnosis yang bekerja atau dikenal dengan working diagnosis. Differential diagnosis didapatkan setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sedangkan working diagnosis dapat diketahui atau dipastikan setelah melakukan pemeriksaan penunjang.

Differential DiagnosisDifferential diagnosis atau diagnosis pembanding merupakan diagnosis yang dilakukan dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain. Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami pasien, pasien bisa dicurigai menderita nodul mammae, kista mammae dan tumor filodes.

Nodul mammaeNodul adalah benjolan pada kulit atau di bawah kulit yang berukuran lebih dari 0,5 cm. Nodul di sekitar mammae maupun di permukaan kulit yang lain seringkali disebut juga tumor kulit. Nodul ini dapat berisi jaringan yang mengalami radang atau campuran antara jaringan dan cairan. Ia dapat bersifat jinak, pre-kanker, atau ganas.6 Nodul mammae jinak umumnya berkembang secara lambat, meluas, dan seringkali berkapsul. Tumor jinak umumnya tidak menimbulkan gejala berarti. Nodul mammae pre-kanker berarti mempunyai potensi berkembang menjadi ganas. Sementara nodul mammae ganas umumnya berkembang dengan cepat, meluas, infiltratif dan merusak jaringan sekitarnya. Selain itu, nodul ganas dapat menyebar ke organ lain.6Penyebab nodul mammae adalah paparan sinar matahari atau sinar X kronik, iritasi atau peradangan kronik, penumpukan zat tertentu, infeksi virus kronik, keturunan, dan bahan karsinogen (seperti hidrokarbon pada ter batubara, arsen inorganik pada air sumur).6 Pada kasus karsinoma mammae khususnya dapat ditemukan nodul satelit pada kulit payudara dan nodul supraklavikula. Tetapi karena sifat benjolannya yang melekat pada kulit dan berbatas tegas menolak kemungkinan diagnosis karsinoma mammae.

Kista mammaeKista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba, dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inci. Selama perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan rasa nyeri. Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, mengarah pada kista.7Walaupun penyebab kista masih belum diketahui, namun para ahli mengetahui bahwa terdapat hubungan antara kista dengan kadar hormon. Kista muncul seminggu atau 2 minggu sebelum periode menstruasi mulai dan akan menghilang sesudahnya. Kista banyak terjadi pada wanita saat premenopause, terutama bila wanita tersebut menjalani terapi sulih hormon.7 Kista memiliki ciri-ciri yang tertentu, yaitu memiliki tepi yang khas (kista simpel), menimbulkan nyeri yang hebat dalam keadaan tertentu dan mengeluarkan cairan dengan aspirasi jarum halus. Pada kista kompleks sering didapatkan tingkat ekoik internal yang rendah sehingga menyulitkan ahli radiologi untuk mendiagnosa sebagai kista.7 Kasus yang mungkin terjadi pada kasus ini adalah galaktokel. Galaktokel tidak bersifat seperti kanker, sering tampak rata dan benjolannya dapat digerakkan. Akan tetapi yang mengeluarkan kemungkinan kasus galaktokel ini adalah sifat kistanya yang berisi cairan susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau menyusui.

Tumor filodesTumor filodes merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tapi kebanyakan pada usia sekitar 45 tahun.8 Tumor filodes adalah tipe yang jarang dari tumor payudara, yang hampir sama dengan fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan stroma dan glandular. Perbedaan antara tumor filodes dengan fibroadenoma adalah bahwa terdapat pertumbuhan berlebih dari jaringan fibrokonektif pada tumor filodes. Sel yang membangun jaringan fibrokonektif dapat terlihat abnormalitasnya dibawah mikroskop. Secara histologis, tumor filodes dapat diklasifikasikan menjadi jinak, ganas, atau potensial ganas (perubahan tumor ke arah kanker masih diragukan).8Tumor filodes pada umumnya jinak namun walaupun jarang dapat juga berubah menjadi ganas dan bermetastase.8 Yang membedakannya daripada fibroadenoma adalah pertumbuhannya yang cepat dalam masa satu hingga dua minggu serta etiologinya yang sering terjadi pada wanita berusia lebih 40 tahun. Kasus fibroadenoma sering didapatkan pada wanita dibawah usia 30 tahun.

Working DiagnosisWorking Diagnosis atau diagnosis kerja merupakan suatu kesimpulan berupa hipotesis tentang kemungkinan penyakit yang ada pada pasien. Berdasarkan gejala-gejala yang timbul dan hasil dari pemeriksaan fisik serta penunjang, dapat ditarik kesimpulan apabila pasien tersebut menderita fibroadenoma mammae sinistra.Fibroadenoma merupakan tumor payudara jinak yang terkadang terlalu kecil untuk dapat teraba oleh tangan, walaupun diameternya bisa saja meluas beberapa inci. Fibroadenoma dibentuk baik itu oleh jaringan payudara glandular maupun stroma, dan biasanya terjadi pada wanita muda. Setelah menopause, tumor tidak lagi ditemukan.4,9Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri bila ditekan. Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel. Pada masa adolescen fibroadenoma bisa terdapat dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi. Fibroadenoma dapat dengan mudah didiagnosa melalui aspirasi jarum halus atau biopsi jarum dengan diameter yang lebih besar (core needle biopsi).4,9Pada umumnya dokter menyarankan untuk dilakukannya pengangkatan fibroadenoma terutama jika pertumbuhan terus berlangsung atau terjadi perubahan bentuk payudara. Terkadang (terutama pada usia petengahan atau wanita usia dewasa) tumor ini akan berhenti tumbuh atau bahkan mengecil dengan sendirinya tanpa terapi apapun. Dalam hal ini, selama dokter yakin massa tersebut adalah benar-benar fibroadenoma dan bukan kanker payudara, pembedahan untuk mengangkat fibroadenoma mungkin tidak diperlukan. Pendekatan ini berguna untuk wanita dengan fibroadenoma yang multipel yang tidak berlanjut pertumbuhannya.4,9Pada beberapa kasus, pengangkatan fibroadenoma multipel berarti mengangkat sejumlah besar jaringan payudara sekitar yang normal, sehingga menyebabkan jaringan parut yang akan mengubah bentuk dan tekstur payudara. Hal ini juga nantinya akan menyebabkan hasil pemeriksaan fisik serta mammografi menjadi sulit untuk diinterpretasikan. Sangat penting bagi wanita yang tidak melakukan pengangkatan fibroadenoma tersebut untuk memeriksakan payudaranya secara teratur untuk meyakinkan bahwa massa tersebut tidak berlanjut pertumbuhannya. Terkadang satu atau lebih fibroadenoma akan tumbuh setelah salah satu fibroadenoma diangkat. Hal ini berarti bahwa fibroadenoma baru telah terbentuk dan bukanlah fibroadenoma yang lama yang tumbuh kembali.4,9

ETIOLOGIPenelitian yang dilakukan saat ini masih belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Tumor jinak ini tumbuh pada usia setelah pubertas dan akan membesar ketika menstruasi ataupun laktasi. Pada usia setelah menaupose, tumor akan mengecil.3 Berikut adalah kemungkinan etiologi fibroadenoma: Peningkatan aktivitas estrogen yang absolut atau relatif Genetik Faktor-faktor predisposisi: Usia < 30 tahun Wanita Geografi Pekerjaan Hereditas Diet Stress Lesi prekanker4

EPIDEMIOLOGIFibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.9

PATOFISIOLOGIFibroadenoma mammae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus-lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen fibroadenoma mammae ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil.4Jarang terjadi nyeri kecuali nyeri yang disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan fibroadenoma. Karena fibroadenoma tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :a. Fibroadenoma pericanaliculareYakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapisb. Fibroadenoma intracanaliculareYakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.

Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.4

MANIFESTASI KLINISFibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadenoma mammae bersifat majemuk. Secara makroskopik, benjolan pada fibroadenoma tampak bulat dan bersimpai licin, berkonsistensi kenyal, berbatas tegas dan berwarna sedikit putih keabu-abuan. Biasanya benjolan mudah digerakkan dan tidak terdapat nyeri tekan. Pertumbuhannya juga lambat, berbeda dengan kista sarcoma filodes yang tumbuh cepat dalam masa beberapa minggu. Ukuran rata-rata tumor fibroadenoma adalah sekitar satu atau dua inci dan jika dibiarkan membesar bisa menjangkau lebih 4 inci sehingga digelar fibroadenoma raksasa. Penting juga untuk membedakan fibroadenoma dengan kanker sehingga memerlukan eksisi tumor, atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus.3,4,9

KOMPLIKASIFibroadenoma mammae mempunyai risiko yang sangat rendah dan jarang menjadi tumor ganas. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah berlakunya pembesaran yang terlalu besar pada tumor tersebut yang bisa menyebabkan terjadinya deformitas bentuk payudara penderita sehingga menyebabkan adanya dampak psikologi. Didalam kasus tertentu yang sangat-sangat jarang sahaja fibroadenoma akan berubah menjadi kanker.4

PENATALAKSANAANFibroadenoma mammae merupakan suatu tumor jinak dan jarang menjadi ganas. Sekiranya tumor itu ukurannya kecil, tidak adanya nyeri atau ketidakselesaan, maka tidak diindikasikan untuk dibuang atau diangkat melainkan dilakukan observasi tiap bulan. Pengangkatan tumor jinak mammae ini harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien.3,9 Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaestesi pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.3,9

PROGNOSISPrognosis dari penyakit ini baik, disebabkan risiko menjadi ganas yang sangat rendah. Sekiranya pasien tidak mahu mengangkat tumor ini juga tidak mengapa asalkan dilakukan pemeriksaan payudara secara regular dan teratur.

PENCEGAHANDi dalam kasus fibroadenoma mammae, tiada cara untuk mengatasinya tetapi faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan tumor jinak ini seharusnya dihindarkan misalnya pengaruh estrogen eksogen dari luar misalnya dari susu kedelai, penggunaan obat kesuburan dan terapi pengambilan hormon. Wanita dengan riwayat keluarga yang mempunyai kelainan tumor payudara yang jinak atau ganas haruslah sering melakukan pemeriksaan pada payudara secara regular.4

KESIMPULANFibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Fibroadenoma ini dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile. Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan puncak kejadian usia diantara 15-25 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Eroschenko, Victor P., 2010. Atlas histologi difiore. 11th Edition. EGC. Jakarta. h. 42-5. 2. Sukardja, I Dewa Gede., 2009. Onkologi klinik. EGC. Surabaya. h. 18.3. Desen, Wan. 2013. Buku ajar onkologi klinik FKUI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 153-60. 4. Randleman, J.B. Bansal, A. S. Fibroadenoma. eMedicine Journal. 2009; 17-29. 5. Breast Pathology on the Web. Fibroadenoma. Diunduh tanggal 14 April 2015. http://www.breastpathology.info/fibroadenoma.html6. Kumar, Vinay at all. 2007. Buku ajar patologi: nodul pada kulit. Ed.VII. EGC. Jakarta. h. 80-4.7. Ilyas, Sidarta, 2009. Kelainan payudara: kista mammae. edisi kedua. FKUI. Jakarta. h. 108-11. 8. Sidarta, Ilyas, Rendy, 2011. Kelainan payudara: tumor filodes. edisi ketiga. FKUI. Jakarta. h. 131-9. 9. Kanski, JJ. Oncology: breast cancer. 6th edition. Philadelphia: Elseiver Limited. 2011; 6: 51-7.

1