Upload
-fadhi-dsmfrize-combie-fiven
View
31
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Homeopati ASIA
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan kedokteran homeopati sangat pesat di dunia. Karena sejak
kehadirannya disambut hangat oleh masyarakat eropa. Perkembangan homeopati tidak lepas
dari pengikutnya samuel hahnemann. Dr. Faderic quinn (inggris 1799-1879), dr. Constantine
hering (1849-1900), Dr. Timothy F. Allen (USA adad 19). Pada tahun 1894 berdiri rumah
sakit homeopati, kemudian terus bertambah hingga dua ratus. Saat ini sudah berdiri institut
homeopati yang telah mencetak kurang lebih seribu homeopath. Perkembangan homeopathy
dinegeri jiran malaysia dipelopori oleh Dr. Burhanudin Helmy, orang melayu yang menuntut
ilmu ke negeri india. Berawal dari penyakit asmanya yang tidak kunjung sembuh, pada
akhirnya dia dikenalkan pada pengobatn homeopati. Setelah rutin berobat, akhirnya beliau
tertarik untuk mempelajari, mendalami pengobatan homeopati dan seterusnya
mengembangkannya di malaysia, hingga mendapatkan julukan “bapak Homeopathy
Malaysia” . Setelah beliau wafat, perjuangannya diteruskan oleh murid-muridnya. Pada
pembahasan homeopati di asia ini akan dibahas jurnal mengenai perkembangan homeopati di
malaysia.
Keuntungan dari homeopati antara lain.
- Dalam homeopati, ketika ada keluhan, dapat langsung disembuhkan, tanpa harus ada
hasil tes laboratorium.
- Dalam homeopati obat yang diberikan terbuat dari bahan alami sehingga tidak ada
efek smaping. Berbeda dengan obat kimia yang tidak lepas dari efek samping.
- Obat homeopati memberikan efek untuk menyembuhkan dalam arti kata yang
sebenarnya (pasien benar-benar sembuh) sengga tidak perlu adanya ketergantungan
obat.
1
- Dalam homeopati, obat memberikan efek menghilangkan gejala-gejala yang ada, baik
fisikn maupun psikis.
- Obat homeopati aman untuk semua lapisan masyarakat. Mulai dari ibu hamil, balita,
orang dewasa, dan manula.
- Obat-obat homeopati banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak dan juga manis
dan sangat digemari oleh anak-anak
- Obat homeopati tidak menggunakan binatang (kelinci dan tikus) sebagai bahan
percobaan, tetapi langsung diujikan pada manusia,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Homeopati adalah pengobatan alternatif yang diciptakan oleh Samuel Hahnemann
pada abad ke-18. Teori dasar di balik homeopati adalah bahwa orang sakit dapat
disembuhkan dengan menggunakan efek pantulan substansi yang menghasilkan gejala sakit
pada orang sehat. Homeopati dipersiapkan dengan menambahkan banyak air dalam suatu
substansi, mengocoknya, lalu mengambil sedikit air, menambahkannya ke banyak air,
mengocoknya, dan proses ini diulang-ulang hingga 200 kali dalam beberapa pengobatan.
Hahnmemann mengatakan ini akan mengeluarkan "kekuatan penyembuh yang ada pada
obat".
Orang-orang skeptik meragukan pengobatan ini. Mereka mendaku bahwa orang
merasa lebih baik setelah diterapi homeopati karena mereka merasa akan sembuh, suatu
keadaan yang dikenal dengan istilah "efek plasebo." Banyak ilmuwan juga tidak percaya
dengan homeopati karena bertentangan dengan ilmu fisika dan kimia.
Dr. Burhanuddin menyatakan bahwa "Homeopathy telah lebih 50 tahun masuk
ke Malaya" di dalam tulisannya, (Paper presented in 1962 - Burhanuddin al-Helmy
(Prof. Dr.). 1985. Sekilas Perkembangan Ilmu Kedokteran. Majalah Kedokteran
Homeopathy, Jilid 1, Bil. 1. id .: 31), itu berarti homeopati telah sampai ke Malaysia
sekitar tahun 1912. Orang-orang yang bertanggung jawab membawa homeopathy ke
Malaysia itu terdiri dari pendatang dari India. Namun, tidak ada catatan yang jelas
siapa dan apakah ada unsur-unsur pengembangan homeopathy.
Dr. Burhanuddin sendiri yang pergi ke India untuk belajar filsafat, sudah
mempelajari berbagai bahasa dan ilmu medis homeopati sewaktu di sana. Ini dicatat di
dalam 2 buah tulisan beliau. (Ibid. Ms.31, selain itu ia mencatatnya di dalam karya
tasawuf beliau) Ini berarti ketika ia kembali ke Malaysia sama ada pada tahun 1929
atau 1934, ia turut membawa obat homeopati secara sah.
Homoeopathy datang ke India pada awal 1810, dengan wisatawan, misionaris dan
personel militer dari Barat. Penelitian homeopati dan pendidikan dilihat oleh Departemen
Ayurveda, Yoga & Naturopati, Unani, Siddha dan Homoeopathy (AYUSH), yang merupakan
bagian dari Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Keluarga , yang juga menangani standar
pendidikan di Sistem India obat-obatan dan Homoeopathy perguruan tinggi dan
3
mempromosikan penelitian di bidang masing-masing. Dewan Pusat untuk Penelitian di
Homoeopathy (CCRH), didirikan sebagai organisasi otonom, di New Delhi pada tahun 1978
oleh Pemerintah. India . Pendidikan homeopati diatur oleh Dewan Pusat Homoeopathy
(CCH), sebuah badan hukum di bawah Departemen Kesejahteraan Kesehatan & Keluarga ,
dibentuk pada tahun 1973 melalui Undang-undang Parlemen adalah salah satu profesional
Dewan dari Universitas Hibah Komisi (UGC), yang memonitor pendidikan semua tinggi di
seluruh India.
Pada tahun 2007 di negara bagian Uttar Pradesh (populasi 166 juta pada tahun 2001)
ada 27.548 yang terdaftar praktisi homeopati dibandingkan dengan 38.950 medis dokter
(disebut sebagai allopath oleh mereka berlatih pengobatan alternatif), 59.783 ayurveda dan
14.905 unani praktisi.
4
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Jurnal 1 Dr(H) Hjh Farminah Binti Hasan Pengarah Urusan Farmina Bio Plus
Industries And Consultants Sdn. Bhd.
Konsep Pengobatan Homoeopati
Konsep dan undang-undang fundamental homoeopati telah bermula sejak zaman
Hippocrates, yaitu pakar pengobatan Greek yang hidup pada kurun ke-5SM. Menurut
Hippocrates, beliau pernah berkata: " By similar things, a disease is produced and through
the application of the like, it is cured." ( Mohd. Hatta Abu Bakar :3)
Dengan perkataan lain, menerusi benda yang serupa terhadap sesuatu penyakit itu terjadi dan
menerusi aplikasi yang serupa ia dapat disembuhkan. Konsep sedemikian juga dimaklumkan
oleh Paracelsus, yaitu seorang ahli pengobatan German pada abad ke-16M. Namun
demikian, didapati bahawa Dr. Samuel Hahnemannlah yang merupakan orang pertama dalam
mengasaskan konsep ini supaya menjadi suatu sistem pengobatan yang saintifik dan juga
sebagai suatu sistem pengobatan alternatif kepada pengobatan moden.
Sejarah Perkembangan Pengobatan Homoeopati
Latar Belakang Samuel Hahnemann
Christian Friedrich Samuel, yaitu nama sebenar yang diberikan kepada Dr. Samuel
Hahnemann merupakan seorang ahli pengobatan berbangsa German yang dilahirkan di
Meissen, German Timur pada tahun 1755. Semasa menerima pendidikan tinggi di Meissen,
beliau dianggap sebagai seorang pelajar yang cerdas dan pintar. Menjelang tahun 1775,
beliau meneruskan pelajarannya di Universiti Leipzig dalam bidang pengobatan. Dua tahun
kemudian, beliau meninggalkan universiti tersebut dan menetap di Vienna dan Transylvania.
Di sana, beliau bertekad mempelajari bahasa-bahasa lain
5
supaya pengetahuannya dalam ilmu pengobatan dapat dipertingkatkan. Walau bagaimanapun,
beliau mengambil keputusan untuk menamatkan pengajian pengobatannya di Universiti
Erlangen dan di situlah beliau dianugerahkan ijazah Doctor Of Medicine pada 10 Ogos, 1779.
Dr. Hahnemann memulakan kariernya sebagai pengamal pengobatan di Hettstedt, yaitu
sebuah perkampungan galian di Saxony. Sewaktu di situ, beliau berasa amat sedih dan kesal
kerana tidak dapat memberikan rawatan yang berkesan dan sempurna memandangkan
keadaan hidup para pelombong serta keluarga di situ hidup merana. Tambahan lagi, amalan
pengobatan pada waktu itu sangat mementingkan pembuangan penyakit dan pembedahan,
sedangkan penbedahan terhadap penyakit itu tidak begitu diperlukan. Akibatnya, penduduk di
situlah yang terpaksa menanggung kesusahan dan kesengsaraan. Lebih-lebih lagi, ubat-ubat
yang berbahaya adalah begitu mudah diberikan kepada pasien-pasien yang didapati sukar
untuk disembuhkan. Situasi sedemikian telah menyakinkan Dr. Hahnemann bahawa “lebih
banyak manusia mati disebabkan rawatan berbanding kerana penyakitnya”. (Mohd. Hatta A.
Bakar: 3)
Apabila menyedari keadaan ini, Dr. Hahnemann berpindah ke Dresden dan menyambungkan
pelajarannya dalam ilmu kimia dan pengobatan. Semasa di situ, Dr. Hahnemann sentiasa
memberikan komentarnya tentang amalan pengobatan pada waktu itu sebagai kasar, tidak
bertamaddun dan kurang berkesan. Kritikan ini menimbulkan ketidak-senangan hati pihak
yang berada dalam profesion pengobatan. Oleh itu, dalam jangka masa 5 tahun, Hahnemann
sentiasa berpindah-randah dari satu tempat ke tempat lain.
Idea Kemunculan Homeopati
Dalam saat-saat kesukaran inilah sistem pengobatan baru yang dikenali sebagai Homeopathy
mula berkembang. Semasa Dr. Hahnemann menterjemah sebuah buku daripada bahasa
Inggeris kepada bahasa German yang ditulis oleh Dr. William Cullen yang berjudul A
Treaties On Materia Medica, beliau telah berdepan dengan sejenis ramuan yang dikenali
6
Cinchona officinalis (Peruvian Bark). Ubat ini pernah digunakan untuk merawat malaria di
Amerika Selatan dan Eropah.
Oleh sebab didorong oleh perasaan yang ingin tahu sangat, Dr. Hahnemann telah mencoba
beberapa Dosis Cinchona dengan tujuan untuk mengetahui kesan dan implikasinya. Setelah
mencoba beberapa Dosis, tanda-tanda utama mula menjelma. Kaki dan jarinya menjadi sejuk,
rasa mengantuk secara tiba-tiba, jantung dan denyutan nadinya kian kencang dan tubuhnya
menggeletak. Kejadian ini berulang setiap kali apabila Dosis Cinchona diambil. Daripada
kejadian ini, Dr. Hahnemann lantas terfikir suatu prinsip tabii yang dikenali prinsip seraksi
(law of similars) yang menekankan bahawa sesuatu ramuan ubat itu boleh menyembuhkan
pasien disebabkan ia boleh menghasilkan tanda-tanda yang serupa apabila ia diberikan
kepada orang yang sihat.
Walau bagaimanapun, beliau masih tidak begitu menghargai kepentingan penemuannya itu
pada peringkat awal. Menjelang tahun 1799, wabak demam Scarlet telah merebak di Leipzig.
Dalam situasi ini, Dr. Hahnemann mendapati Belladonna sangat similar dengan tanda-tanda
demam Scarlet. Jadi, beliau dengan penuh yakin memberikan penawar Belladonna kepada
kanak-kanak di Leipzig dalam Dosis yang telah diperkecilkan. Akibatnya, banyak yang
terselamat daripada demam Scarlet. Sungguhpun saranan beliau terhadap penawar
Belladonna mendapat tentangan orang banyak, tetapi pada tahun 1838, kerajaan Saxon
mengiktiraf Beladonna sebagai penawar bagi demam Scarlet.
Perkembangan Homeopati Setelah 1800-an
Pada tahun 1810, karya Dr. Hahnemann yang bertajuk Organon Of The Healing Art
telah diterbitkan. Di dalam organon inilah Dr. Hahnemann mengembangkan prinsip asas
homoeopati kepada SIMILIA SIMILIBUS CURENTUR atau let likes be cured with likes,
sementara teras sains yang dianjurkan oleh Dr. Hahnemann dalam seni kesembuhan adalah
7
terdiri daripada prinsip seraksi, pilihan Dosis minimum yang sesuai dan ulangan Dosis. Kini,
organon tersebut telah diiktiraf di seluruh dunia.
Di samping itu, Hahnemann turut menubuhkan kesatuan yang dikenali The Provers Union di
mana ahli-ahli persatuan ini adalah terdiri dari beberapa orang doktor dari sahabat beliau.
Persatuan inilah yang telah mengambil risiko dalam menguji khasiat penawar dari bahan
kimia, akar tumbuhan dan garam-galian. Akibatnya, hasil penemuan mereka amat berjaya
dan telah diterbitkan dalam buku Meteria Medica Pura pada tahun 1811.
Kemerosotan Pengobatan Homeopati
Walau bagaimanapun, pengamalan homeopati yang menegaskan penggunaan Dosis yang
sedikit ini telah membangkitkan pembancuh-pembancuh ubat yang mengalami kerugian
besar semenjak homoeopati diperkenalkan. Akibatnya, undang-undang Constitutiones
Frederici II Imperatoris telah diluluskan bagi tujuan mengehadkan kerja-kerja membancuh
ubat hanya dikhaskan orang-orang tertentu sahaja. Ini bermakna para doktor dilarang
daripada memberikan ubat bancuhan secara langsung kepada pasien. Tekanan sedemikian
terhadap amalan homoeopati berlanjutan selama beberapa tahun. Lebih-lebih lagi, banyak
artikel yang ditulis khas untuk memperkecilkan homoeopati tersiar di akhbar dan jurnal-
jurnal pengobatan. Tambahan lagi, banyak doktor pengobatan homoeopati turut didakwa,
umpamanya Dr. Christian Hurnburg didakwa dan dipenjarakan sehingga beliau meninggal
dunia 3 hari kemudian.
Dalam tekanan-tekanan sedemikian, Dr. Hahnemann telah menemui seorang panglima besar,
Duke Ferdinand yang berpangkat dan beliau membenarkan Dr. Hahnemann meneruskan
semula amalan homoeopati. Selepas menghadapi pelbagai rintangan dalam mengusahakan
homoeopati, pada tahun 1835, hanya kira-kira 3 bulan sebelum beliau menyambut hari
jadinya yang ke-80, Dr. Hahnemann telah dipilih sebagai Honorary Member of the North
American Academy of Homeopathy yang berpusat di Allentown, Pennsylania. Kolej
8
Homoeopati yang pertama telah didirikan di Amerika Syarikat oleh Dr. Constantine Hering,
yaitu salah seorang daripada sahabatnya yang sama-sama berjuang dalam menegakkan sistem
pengobatan homoeopati. Menjelang 1840-an, penentangan daripada kalangan doktor allopati
telah berkurangan. Namun begitu, apabila Dr. Hahnemann meninggal dunia pada 2 Jul. 1843,
pengobatan homoeopati sekali lagi telah mengalami kemerosotan akibat daripada sikap
cemburu dan prejudis pakar pengobatan lain terhadap amalan homoeopati.
Perkembangan Homeopati Di Malaysia
Di Malaysia, sistem pengobatan homeopati diasaskan oleh seorang tokoh yang amat
berjasa kepada tanah air yaitu Prof. Dr. Burhanuddin al-Helmy (1911-1969). Seorang yang
bergiat cergas dalam organisasi politik dan agama, salah seorang pengasas Parti Kebangsaan
Melayu Malaya (PKMM). Homeopati dibawa masuk dan diperkenalkan di tanah Melayu oleh
Dr. Burhanuddin apabila beliau pulang ke Malaya pada tahun 1929 selepas tamat pengajian
Ismaeliah Medical College, New Delhi. Homeopati begitu berjasa kepadanya kerana telah
berjaya menyembuhkan penyakit lelah yang dialaminya. Selanjutnya, pada tahun 1937
hingga tahun 1942, beliau bersama Prof. Dr. Rajah membuka Gedung Homeopati di
Singapura dan Johor Bharu. Pada akhir tahun 1952, beliau mengamal dan menggunakan
penawar homeopati dengan memberikan banyak pertolongan kepada keluarga dan sahabat
handai. Kemudiannya, dalam pertemuan dengan beberapa orang pemuda, beliau
mencadangkan supaya ilmu pengobatan homoeopati dipelajari dan dikembangkan sehingga
menjadi pengobatan ea rah bagi negara Malaysia.
Prinsip Asas Homoeopati Serta Pengendaliannya
Sebelum kita menghuraikan tatacara dalam pengendalian pengobatan homoeopati,
prinsip-prinsip asas homoeopati yang meliputi Prinsip Seraksi (Law of similar), Prinsip
Single Remedy, Prinsip Dosis Minimum dan Prinsip Kesembuhan haruslah dipahami supaya
dapat memudahkan pemahaman terhadap pengobatan homoeopati.
9
1) PRINSIP SERAKSI (LAW OF SIMILAR)
Prinsip seraksi boleh didefinasikan sebagai cara homoeopati merawat dengan menggunakan
bahan-bahan yang mampu melahirkan tanda-tanda yang serupa ataupun ea ra sama apabila
diberikan kepada seorang yang sihat dengan tanda-tanda yang dipamerkan dalam diri pasien
itu. Umpamanya, ea rah penawar Ipecacuanha, yaitu satu penawar yang mampu melahirkan
tanda-tanda loya dan muntah apabila diberikan Dosis-Dosis tertentu kepada orang yang sihat.
Oleh kerana kesan pemberian penawar Ipecacuanha tadi ke atas orang yang sihat, maka ia
adalah wajar dan rasional diberikan untuk merawat kes-kes pasien yang mengalami masalah
loya dan muntah. Keadaan inilah yang dikatakan oleh Dr. ea rah n dalam bahasa Latin
sebagai similia similibus curentur ataupun “biar yang serupa disembuhkan dengan yang
serupa”.
2) PRINSIP SATU PENAWAR (LAW OF SINGLE RAMEDY)
Untuk memulihkan pasien kepada keadaan yang normal, homoeopati menganjurkan
supaya pasien hanya diberikan sejenis penawar sahaja, yaitu penawar yang mempunyai
persamaan yang terhampir dengan tanda-tanda yang dimenifestasikan oleh pasien. Inilah
yang dikenali sebagai prinsip pemberian satu penawar. Pemberian satu penawar ini
mempunyai kebaikannya yang tersendiri. Antaranya,, pemberian satu penawar membolehkan
kita dengan mudahnya mengenal dan menilai tindakan penawar. Hal ini sukar dipastikan
apabila pelbagai jenis penawar diberi kerana kita sukar mengesan yang mana dan sejauh
manakah satu-satu penawar memberikan kesan.
Prinsip ini turut dikenali sebagai Individualisation dalam rawatan. Individualisasi dalam
rawatan ini bermaksud homoeopati mengambil pendekatan yaitu setiap pasien patut dirawat
sebagai individu yang tersendiri dan unik. Dengan kata-kata lain, homoeopati menekankan
pendekatan holistik, yakni seseorang pengamal yang bertindak sebagai perawat tidak harus
hanya menumpukan semata-mata kepada bahagian-bahagian tertentu pasien dalam
10
memberikan ubat, tetapi perawat hendaklah secara keseluruhan melihat pasien itu dari segi
fizikal, emosi dan mental. Keadaan ini adalah seperti kata-kata Dr. Hahnemann:
”…Dalam rangka usaha penyembuhan, seseorang (doktor) harus mengambil kira konstitusi
fizikal yang nyata terhadap si sakit, ciri-ciri interlek dan aktivitinya, gaya hidup dan
tabiatnya, taraf sosialnya, hubungan kekeluargaannya, usianya, kehidupan seksual dan
sebagainya.” (Organon para 5:32)
Dalam hal ini, rawatan moden seperti rawatan konvensional sentiasa mengabaikan perkara
ini. Doktor atau pengamal konvensional sentiasa berdasarkan rawatannya kepada keserasian
antara ubat dengan tanda-tanda penyakit. Inilah antara kelainannya apabila dibandingkan
dengan homoeopati. Rawatan homoeopati adalah lebih rumit dan bersifat 3 dimensi, yaitu
homoeopati akan berusaha menyesuaikan antara „ tanda-tanda – pasien – penawar‟ (bukan
sekadar „penyakit-ubat‟). Oleh itu, rawatan homoeopati memerlukan obat yang berlainan
bagi orang yang mengalami sakit yang sama.
3) PRINSIP DOSIS MINIMUM ( THE INFINITESIMAL DOSISE)
Dalam prinsip ini, Dosis penawar yang diperkecilkan secara progresif turut mempertahankan
kesan terapeutik dalam pengobatan homoeopati. Dalam hal ini, berbagai ujikaji pernah
dilakukan oleh Dr. Hahnemann dan hasilnya, beliau mendapati dengan penggunaan penawar-
penawar homoeopati pada Dosis yang kecil, ia adalah selamat bagi pasien tanpa sebarang
kesan sampingan yang buruk. Apabila seseorang pengamal menemui penawar yang berkaitan
dan serasi dengan pasien, ini tidak bermakna tugasnya telah selesai. Akan tetapi, penentuan
terhadap Dosis yang bersesuaian yaitu dengan Dosis yang terkecil adalah penting.
Mempreskripsi pasien dengan satu Dosis bahan asal penawar adalah membahayakan. Jadi,
pemberian mikro Dosis atau Dosis kecil menjadi amalan dalam rawatan homoeopati kerana ia
lebih selamat digunakan. Tindakan Dosis minimum atau mikro Dosis ini adalah bersesuaian
dengan The Ardnt-Schultz law yang menekankan bahawa Dosis kecil merangsang, Dosis
11
sederhana melumpuh dan Dosis besar membunuh. (Mohd. A. Bakar: 37). Jadi, penggunaan
Dosis minimum atau penawar yang telah diperkuatkan kuasa pada satu tahap tertentu adalah
selamat dan berkesan.
4) PRINSIP KESEMBUHAN (HERING’S LAW OF CURE)
Secara umumnya, para pengamal homoeopati memberikan definisi SIHAT sebagai satu
keadaan di mana seseorang individu itu bebas daripada sakit dalam 3 peringkat yang saling
berhubungan, yaitu fizikal, emosi dan mental. Sakit akan lahir apabila fisiologinya tidak
berfungsi dengan betul, emosinya tidak tenang, serta mentalnya terganggu dan hilang segala
kreativiti. Dalam rawatan homoeopati, prinsip kesembuhan ini diperkembangkan oleh Dr.
Constantine Hering. Akan tetapi, perjalanan proses kesembuhan ini telahpun diamalkan oleh
Dr. Hahnemann semenjak homoeopati diperkenalkan. Berdasarkan prinsip ini, pemulihan
yang berlaku ke atas orang yang sakit kepada sihat seharusnya mengikut aturan yang
dijangka. Dalam pergerakan ea rah kesembuhan, tanda-tanda penyakit akan beralih daripada
bahagian-bahagian organ yang penting kepada bahagian-bahagian yang kurang penting.
Umpamanya, dalam penyakit Rheumatic (sakit sendi), apabila tanda-tanda sendi hilang, ia
akan beralih ke bahagian jantung. Apabila tanda-tanda bahagian jantung bertambah baik,
sakit-sakit dirasai pada bahagian bahu dan siku, dan kemudian di bahagian lutut dan
pergelengan kaki dan seterusnya sehingga pasien itu sembuh secara total (A.Bakar: 39).
Dengan adanya 4 prinsip asas yang merupakan teras kepada pengobatan homeopati, ia akan
membezakan pengobatan ini dengan pengobatan allopati ataupun konvensional yang
mempunyai cara rawatannya tersendiri.
TATACARA PEMBERIAN PENGOBATAN HOMEOPATI
Dalam pengobatan homeopati, kekerapan mengulangi sejenis penawar adalah penting. Dalam
hal ini, penawar homoeopati biasanya berada dalam 5 bentuk yaitu cecair, globul/pil,
disket/blanket, debu dan lotion/krim. Manakala dari segi pengambilan penawar pula, terdapat
12
beberapa klasifikasi utama Dosis farmakologi yang dikenali dalam ilmu pengobatan
homoeopati. Antaranya:
a. Dosis Maksimum Yaitu pengambilan penawar dalam kuantiti yang banyak, tetapi
umumnya tidak mendatangkan kemudaratan kepada manusia. Biasanya ia dirujuk
kepada Dosis allopati.
b. Dosis Fatal ialah Dosis yang memberi kesan toksik dan pengambilan ini boleh
mengakibatkan tanda-tanda toksik atau membawa kematian.
c. Dosis Homeopati Dosis yang telah diperkuat kuasa dan tiada kesan sampingan atau
toksik timbul akibat daripada pengambilan pada peringkat ini.
d. Dosis Minimum ialah kuantiti minimum penawar homoeopati yang cukup untuk
memberikan kesan kesembuhan yang diperlukan.
Jadi, dalam homoeopati penawar yang dirujukkan ialah dalam Dosis yang telah diperkecilkan
dan penawar-penawar yang diperkuatkan kuasa (potentise) dan berpotensi disediakan
mengikut aturan yang ditetapkan oleh Dr. Hahnemann.
PENGAMBILAN PENAWAR
Biasanya, penawar-penawar homoeopati diberi dalam bentuk globul (disebut „pil‟ dalam
konteks awam) yang diperbuat daripada gula tebu asli dengan saiz sederhana besar. Cara
sebaiknya dalam pengambilan homoeopati adalah dengan diletakkan di atas atau di bawah
lidah sehingga larut. Jika penawar itu diberikan dalam bentuk tablet, pasien boleh mengunyah
atau memamahnya. Walau bagaimanapun, pasien disarankan supaya mengelakkan daripada
menelan penawar berserta dengan meminum air kosong seperti yang dilakukan dalam
pengambilan ubat allopati.
Oleh sebab itu itu, kekerapan mengambil penawar adalah penting diberi perhatian. Untuk
melihat kesan langsung penawar, kuantiti dan kekerapan pengambilan ubat bergantung
kepada pengalaman dan eksperimen (A.Bakar: 54). Ini bermakna keadaan umur, tabiat dan
13
keadaan kesihatan seseorang adalah sangat penting dipertimbangkan. Tambahan lagi, untuk
mendapat kesan yang lebih, penawar tersebut hendaklah dimakan semasa perut kosong.
Lebih baik lagi, pasien digalakkan menggunakan penutup botol semasa mengambil penawar
untuk dimasukkan ke mulut agar ia tidak bercampur dengan air ataupun peluh di tangan
(Sharma: 94).
PANTANG-LARANG DALAM PENGAMBILAN HOMOEOPATI
Dalam tempoh pengambilan penawar homoeopati, adalah wajar mengambil perhatian tentang
beberapa perkara:
a. Elakkan meminum minuman seperti kopi, teh dan nescafe. Bahan-bahan ini mengandungi
caffeine dan akan mematikan kuasa penawar yang diambil.
b. Sebaiknya mengelakkan memakan bahan makanan yang bercuka atau yang masam.
c. Kurangkan atau elakkan daripada merokok. Kesan kandungan dalam tembakau seperti tar,
nikotin akan mengganggu proses rawatan.
d. Penawar dan pasien hendaklah dijauhkan daripada semua jenis minyak angin. Jarakkan
jangka masa penggunaannya dengan pengambilan penawar jika tidak dapat dielakkan.
e. Pemberian penawar homeopati bersekali dengan ubat-ubat yang mengandungi bahan dadah
pada umumnya tidak digalakkan.
Pantang-larang di atas adalah penting diikuti khasnya bagi mereka yang mengambil
homoeopati untuk jangka waktu yang lama. Kebanyakkan bahan yang dipantangkan itu
bukan sahaja baik untuk tujuan rawatan, tetapi juga untuk kepentingan kesihatan pasien.
PANDANGAN HOMEOPATI DARI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM
Pengobatan adalah satu aspek yang sememangnya tidak boleh dipisahkan dengan Agama
Islam. Salah satu hadis Rasulullah s.a.w pernah meriwayatkan bahawa:
”setiap penyakit ada ubatnya, jika tepat ubatnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah”.
14
Dalam sistem pengobatan homoeopati, para pengamalnya yang beragama Islam telah cuba
menegaskan bahawa sistem rawatan ini mempunyai persamaan yang jelas dengan Islam,
walaupun ia tidak pernah disebut oleh pengasasnya, Dr. Hahnemann (Mohd A. Bakar: 119).
Dalam hal ini, homeopati mempunyai asas fitrah dan asas Islam seperti yang dilihat dari
sudut penerapan ilmu sains pada hari ini. Ini bermakna bahawa sejarah sebenarnya telah
membuktikan bahawa penawar-penawar homoeopati mempunyai ketetapan daya
kesembuhan. Ini berbeza dengan ubat-ubat moden yang biasanya digunakan untuk beberapa
lama, tetapi apabila ditemui kesan sampingan, ia akan diketepikan dan digantikan dengan
ubat-ubat baru yang lebih berkesan dan selamat. Akan tetapi, penawar-penawar homoeopati
tidak akan berubah penggunaannya walaupun untuk jangka masa seribu tahun dan penawar
yang digunakan pada zaman Hahnemann akan digunakan untuk sekarang mahupun masa
hadapan. Dengan kata-kata lain, asas pengobatan homoeopati adalah sama seperti hukum
alam, fitrah dan sunnah Allah yang kukuh dan kekal. Ia seumpama khasiat madu yang disebut
dalam al-Quran, surah an-Nahl ayat 69:
“Dari perut lebih itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warna, di dalamnya
terdapat ubat yang menyembuhkan manusia”.
Ini bermaksud bahawa madu yang dinyatakan olah Allah di dalam al-Quran akan sentiasa
berguna untuk manusia. Asas inilah yang terdapat di dalam penawar homoeopati yang khasiat
penawarnya berterusan dan bukan bergantung kepada penemuan yang baru. (Mohd. Hatta A.
Bakar: 125)
Di samping itu, menurut Prof. Dr. Mohd. Nor Noordin, beliau pernah mengatakan bahawa
arah kesembuhan homoeopati yang dikenali Hering’s law of cure dapat dikesan daripada
gambaran yang diberikan oleh al-Quran surah as-Sajdah, ayat 5 yang bermaksud:
”Allah mentadbir urusan pentadbirannya dari langit (atas) ke bumi (bawah)”.
15
Ayat ini mempunyai makna tersirat di dalamnya. Bagi beliau, pengurusan yang dijalankan
dari alam roh ke alam jasad adalah sama dengan generalisasi bagi proses hayat semasa sihat
dan sakit. Ini pernah dimaklumkan dalam prinsip kesembuhan Hering bahawa kesembuhan
akan berlaku sama ada dari atas ke bawah atau dari dalam ke luar. Cara kesembuhan secara
fitrah ini sememangnya amat seiras dengan catatan al-Quran.
2.3 JURNAL 2 Keajaiban Sains (I’jaz) Dalam Al-Quran Tajuk: Buah Tamar Dan Ibu
Mengandung ABSTRAK
Tamar atau lebih dikenali sebagai Kurma adalah sejenis tumbuhan (Palma) atau nama
saintifiknya, Phonex dactylifera boleh dimakan sama ada yang masak atau mentah. Buah ini
mengandungi pelbagai khasiat terutamnya untuk ibu yang sedang mengandung. Dalam Al-
Quran telah dinyatakan khasiat Buah Kurma seperti yang dialami oleh Siti Maryam ketika
beliau mengandungkan Nabi Isa. Dalam Surah Maryam ayat ke-25, Allah berfirman yang
bermaksud “Dan goncangkan batang kurma itu kepadanya,nanti ia gugur atasmu kurma
yang masak…”. Ayat ini menjelaskan khasiat buah kurma kepada kaum wanita yang sedang
mengandung atau dalam nifas. Ia menceritakan bahawa Allah memerintahkan Maryam
memakannya ketika beliau dalam keadaan lemas semasa hendak bersalin. Unsur zat besi dan
kalsium yang terkandung dalam buah kurma adalah unsur paling tinggi bagi membentuk susu
ibu, pertumbuhan kanak-kanak serta pembentukan darah dan sumsum tulang. Kajian Sains
menunjukkan bahawa khasiat yang terkandung dalam Buah Kurma seperti vitamin A, B1,
B2, B7, asid folik, kalsium, zat besi, magnesium dan banyak lagi telah membuktikan bahawa
pengobatan cara Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadith Rasulullah SAW
merupakan pengobatan yang diiktiraf oleh dunia antarabangsa. Kertas kerja ini akan
membentangkan berkenaan dengan khasiat dan manfaat Buah Kurma yang boleh diperolehi
terutamnya ibu yang sedang mengandung.
16
Selain itu, terdapat banyak lagi kegunaan dan kelebihan Buah Kurma kepada manusia.
Antaranya ialah:
- Buah Kurma boleh mencegah penyakit kronik seperti penyakit jantung dan kencing
manis. Berdasarkan kajian Prof. Madya Asiah Zain, Pensyarah Sains Makanan,
Fakulti Sains Makanan dan Bioteknologi, Universti Putra Malaysia (UPM)
menyatakan “Dari segi pengobatan, amalan memakan kurma setiap hari boleh
mengurangkan rsiko seseorang itu diserang penyakit kronik seperti jantung dan
kencing manis kerana mengandungi zat galian seperti potasium, kalsium dan zat besi
yang boleh menyihatkan sel darah merah”.
- Buah Kurma mampu merangsang dan memudahkan kehamilan. Prof. Madya Asiah
juga berkata Buah Kurma mampu memanaskan badan dan merangsang keshatan
wanita hamil dan anak yang dikandung, memudahkan wanita bersalin dan memberi
tenaga.
- Buah Kurma meningkatkan kecerdasan minda dan membantu proses tumbesaran.
Menurut Prof. Madya Asiah lagi, kanak-kanak digalakkan memakan lebih banyak
buah kurma kerana ia memberi khasiat dari segi proses pembesaran, sekaligus
membentuk minda kanak-kanak yang sihat.
- Jus Kurma juga merupakan penawar mujarab untuk mengatasi masalah insomnia.
- Buah kurma dapat mencegah stroke.
- Buah Kurma memiliki zat garam mineral seperti kalsium dan kalium yang dapat
meneutralkan asid dalam perut seterusnya boleh mengubati gangguan usus yang
kronik yang disebabkan oleh ketidakserasian dengan gluten.
- Buah Kurma juga mengandung vitamin A yang sangat berguna untuk mata,
pertumbuhan tulang, metabolisma lemak, ketahanan badan terhadap jangkitan
penyakit, kesihatan kulit serta menenangkan sel-sel saraf.
17
- Kandungan kalium pada Buah Kurma juga diperlukan oleh badan untuk membantu
melancarkan sistem saraf.
Dalam pengobatan homeopati, biji Kurma dikisar halus atau dijadikan serbuk seperti teh.
Kemudian ia direndam dan diminum bagi menyembuhkan pelbagai jenis penyakit
18
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perkembangan homeopathy dinegeri jiran malaysia dipelopori oleh Dr. Burhanudin
Helmy, orang melayu yang menuntut ilmu kenegri india. Berawal dari penyakit asmanya
yang tak kunjung sembuh, pada akhirnya dida dikenalkan pada pengobatn homeopati. Setelah
rutin berobzt, akhirnya beliau tertarik untuk mem[pelajari mendalami pengobatan homeopati
dan seterusnya mengembangkannya di malaysia, hingga juluksn “bapak Homeopathy
Malaysia”pun melekat pada dirinya. Setelah beliau wafat, perjuangannya diteruskan oleh
murid-muridnya.
Adapun Keunggulan dari homeopati antara lain.
- Dalam homeopati, begitu ada keluhan, dapat langsung disembuhkan, tanpa harus ada
hasil tes laboratorium.
- Dalam homeopati obat yang diberikan terbuat dari bahan alami sehingga tidak ada
efek smaping. Berbeda dengan obat kimia yang tidak lepas dari efek samping.
- Obat homeopati berusaha untuk menyembuhkan dalam arti kata yang sebenarnya
(pasien benar-benar sembuh) sengga tidak perlu adanya ketergantungan obat.
19