25
1. Elmanora (I251120031) 2. Conny Caonia Nahumarury (I251120081) 3. Nurlita Tsania (I251120121) 4. Rosilia Bionda Wowling (I251120131) 5. Indrawati Zuhara (I251120161) 6. Salvina (I251120171) 7. Fitri Meliani (I251120181) HORMON DAN MEKANISME MENSTRUASI

Hormon dan mekanisme menstruasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hormon dan mekanisme menstruasi

1. Elmanora (I251120031)

2. Conny Caonia Nahumarury (I251120081)

3. Nurlita Tsania (I251120121)

4. Rosilia Bionda Wowling (I251120131)

5. Indrawati Zuhara (I251120161)

6. Salvina (I251120171)

7. Fitri Meliani (I251120181)

HORMON DAN MEKANISME

MENSTRUASI

Page 2: Hormon dan mekanisme menstruasi

Definisi

Menstruasi adalah meluruhnya dinding rahim(endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina selama 3-7 hari.

Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.

Siklus menstruasi wanita berkisar 28 hari denganrentang normal antara 24-35 hari.

(Silverthorn 2009)

Page 3: Hormon dan mekanisme menstruasi

Pada wanita usia produktif, siklus

menstruasi terjadi karena aktifnya aksis

hipothalamus-hipofisis-ovarium.

Hipothalamus menghasilkan hormon

GnRH (gonadotropin releasing hormone)

yang menstimulasi hipofisis untuk

mensekresi hormon FSH (follicle

stimulating hormone), dan LH

(lutinuezing hormone). FSH dan LH

menyebabkan serangkaian proses di

ovarium sehingga terjadi sekresi hormon

estrogen dan progesteron.

(Silverthorn 2009)

Page 4: Hormon dan mekanisme menstruasi

PERAN HORMON DALAM

MENSTRUASI

Siklus ovarium dan uterus merupakan

kegiatan yang berada dibawah

pengaruh berbagai hormon, seperti

diantaranya:

GnRH dari hipotalamus

FSH dan LH dari kelenjar pituitary

anterior

Estrogen, progesterone dan inhibin

dari ovarium

(Guyton, 1964)

Page 5: Hormon dan mekanisme menstruasi

(www.sentra-edukasi.com)

Page 6: Hormon dan mekanisme menstruasi

Mekanisme umpan balik positif dan negatif

aksis hipothalamus hipofisis ovarium

Tingginya kadar FSH dan LH akan

menghambat sekresi hormon GnRH oleh

hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar

estrogen dan progesteron dapat menstimulasi

(positif feedback, pada fase folikuler) maupun

menghambat (inhibitory/negatif

feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH

dan LH di hipofisis atau GnRH di

hipothalamus

(Guyton 1964)

Page 7: Hormon dan mekanisme menstruasi

(Anwar 2005)

Page 8: Hormon dan mekanisme menstruasi

(www.almostadoctor.co.uk)

Page 9: Hormon dan mekanisme menstruasi

SIKLUS MENSTRUASI

SIKLUS UTERUS

(RAHIM)

SIKLUS OVARIUM

(INDUNG TELUR)

Page 10: Hormon dan mekanisme menstruasi

SIKLUS OVARIUM1. Fase Folikular

Bagian pertama dalam siklus ovarium disebut dengan fasefolikular. Fase ini merupakan periode pertumbuhan sel telur yang belum matang/folikel dalam ovarium. Fase ini mempengaruhipanjang siklus menstruasi secara keseluruhan yaitu mulai dari 10 hari – 3 minggu.

2. Ovulasi

Ketika satu atau lebih folikel telah matang, ovarium melepaskansel telur selama fase ovulasi ini.

3. Fase Luteal

Fase yang terjadi setelah ovulasi disebut sebagai postovulatory atau fase luteal. Setelah itu terjadi transformasi dari folikel yang telah hancur menjadi corpus luteum (corpus: tubuh, luteus : kuning), nama untuk pigmen kuning dan cadangan lemaknya. Corpus luteum mensekresi hormon-hormon yang melanjutkanpersiapan untuk kehamilan. Apabila kehamilan tidakterjadi, maka corpus luteum menghentikan fungsinya setelahsekitar dua minggu dan siklus ovarium berulang kembali.

Page 11: Hormon dan mekanisme menstruasi

SIKLUS UTERUS

1. Menstruasi

Permulaan dari fase folikular dalam ovariumhingga terjadinya peluruhan dinding rahimsehingga terjadi perdarahan.

2. Fase Proliferasi. Tahap akhir dari fase folikularsetelah itu terjadi fase proliferasi dalam dindingrahim, selama itu, endometrium menambahkanlapisan sel baru untuk mengantisipasi terjadinyakehamilan.

3. Fase Sekresi. Setelah ovulasi, hormon daricorpus luteum mengubah tebalnya dindingendometrium menjadi struktur sekresi. Apabilatidak terjadi kehamilan, lapisan superficial dariendometrium sekretori akan hilang selamamenstruasi dan siklus uterus akan berulang

Page 12: Hormon dan mekanisme menstruasi

(www.almostadoctor.co.uk)

Page 13: Hormon dan mekanisme menstruasi

Siklus Menstruasi

(1) Fase Proliferasi

(2) Fase Folikular

(3) Fase Luteal

(4) Menstruasi

Page 14: Hormon dan mekanisme menstruasi

Fase Proliferasi Fase ini ditandai dengan perdarahan. Sesaat sebelum permulaan dari

masing-masing siklus, sekresi gonadotropin dari kelenjar pituitary meningkat. Dibawah pengaruh FSH, dan beberapa folikel dalam ovariummulai matang.

Ketika folikel tumbuh, sel-sel granulose (dibawah pengaruh hormone FSH) dan sel-sel thecal (dibawah pengaruh LH) mulai untuk memproduksihormon steroid. Sel Thecal mensintesis androgens yang menyatu dengansel-sel granulose lainnya, dimana aromatase mengubahnya menjadiestrogen.

Peningkatan level estrogen yang berangsur-angsur dalam sirkulasimenyebabkan beberapa efek. Estrogen menggunakan umpan baliknegative dalam sekresi pituitary FSH dan LH, untuk mencegahperkembangan penambahan folikel dalam siklus yang sama. Pada saatyang bersamaan, estrogen menstimulasi penambahan produksi estrogen dari sel granulose. Rangkaian umpan balik positif menjadikan folikel dapatmeneruskan produksi estrogen walaupun tingkat FSH dan LH menurun.

(Mader 2001)

Page 15: Hormon dan mekanisme menstruasi

Ketika folikel bertambah banyak, sel granulose mengeluarkan cairan yang berkumpul ditengahrongga yang disebut sebagai antrum. Cairan antralmengandung hormone dan enzim yang diperlukanketika ovulasi. Pada setiap tahapan perkembanganfolikular, beberapa folikel mengalami atresia (selpengatur hormon mati). Hanya beberapa folikelsaja yang mampu hidup sampai tahap akhir danbiasanya hanya satu folikel dominan yang berkembang hingga ovulasi.

Dalam dinding rahim, menstruasi berakhir selamafase awal folikular. Dibawah pengaruh estrogen dari perkembangan folikel, endometrium mulaitumbuh atau proliferasi. Periode ini ditandaidengan meningkatnya jumlah sel dan terjadipeningkatan suplai darah untuk mengantar zat giziserta oksigen ke endometrium. Estrogen jugamenyebabkan kelenjar mukosa pada mulut rahimmemproduksi cairan sehingga tambah berlendir.

(Mader 2001)

Page 16: Hormon dan mekanisme menstruasi

Fase Folikular Ketika fase folikular akan berakhir, sekresi estrogen ovarium

mencapai puncaknya. Pada tahap ini, hanya satu folikel yang berkembang. Ketika fase folikular berakhir, sel granulose padafolikel yang dominan tersebut mulai untuk mengeluarkan inhibin danprogesterone sebagai tambahan untuk estrogen. Estrogen, yang telah menggunakan umpan balik negative mempengaruhi GnRHpada permulaan fase folikular, berubah menjadi umpan balik positif.

Sesaat sebelum ovulasi, kestabilan level estrogen yang tinggi, dibantu dengan peningkatan level progesterone, meningkatkankebertanggungjawaban pituitary terhadap GnRH. Sebagaihasilnya, sekresi LH meningkat signifikan, yang disebut sebagaidesakan LH. FSH pun meningkat tajam, tetapi pada tingkat yang lebih rendah, mungkin dikarenakan oleh tekanan dari inhibin danestrogen.

Desakan LH merupakan bagian yang paling esensial dari ovulasi. Tanpa ini, langkah terakhir dari kematangan sel telur tidak bisaterjadi.

(Mader 2001)

Page 17: Hormon dan mekanisme menstruasi

Estrogen yang tinggi pada Fase folikular akhirmempersiapkan rahim untuk terjadinya kehamilan. Endometrium tumbuh pada ketebalan akhir sekitar 3-4 mm. Seseaat sebelum ovulasi, kelenjar serviksmemproduksi banyak sekali lendir yang encer danberserabut untuk memudahkan masuknya sperma. Dan fase ini merupakan persiapan untuk terjadinya ovulasi.

Ovulasi

Sekitar 16-24 jam setelah LH mencapai puncak, ovulasiterjadi. Folikel yang telah matang mengeluarkankolagen, dimana kolagen yang larut dalam jaringanpenghubung menyatukan sel-sel folikular bersama-sama. Kerusakan produk kolagen akan menyebabkanreaksi peradangan, membuat leukosit yang memproduksi prostaglandin menuju folikel. Prostaglandin menyebabkan sel otot halus diluar theca menjadi menyusut, menghancurkan dinding folikel yang lemah. Cairan antral menyembur keluar bersamatelur, yang dikelilingi oleh dua atau tiga lapisan selgranulose. Sel telur ini berjalan menuju tuba falopi danmenunggu akan di buahi atau mati.

(Mader 2001)

Page 18: Hormon dan mekanisme menstruasi

Fase Luteal Setelah ovulasi, corpus luteum memproduksi peningkatan yang

stabil dari progesteron dan estrogen. Progesteron merupakanhormon yang dominan pada fase luteal. Level estrogen meningkattetapi tidak pernah mencapai puncak sebelum terjadi ovulasi.

Kombinasi antara estrogen dan progesteron menggunakan umpanbalik negatif pada hipotalamus dan kelenjar pituitary anterior. Sekresi gonadotropin, selanjutnya tertahan oleh produksi lutealinhibin. Menghentikan segala fase luteal.

Dibawah pengaruh progesteron, endometrium melanjutkanpersiapan untuk kehamilan. Kelanjar endometrial menggulung danpembuluh darah tumbuh menjadi jaringan penghubung. Selendometrial meletakkan lemak dan glikogen pada sitoplasma. Cadangan ini akan menyediakan makanan bergizi untukperkembangan embrio sementara plasenta, penghubung antarajanin dan ibu sedang berkembang.

(Mader 2001)

Page 19: Hormon dan mekanisme menstruasi

Progesteron juga menyebabkan lendir padamulut rahim semakin banyak. Banyaknya lendirakan mencegah masuknya bakteri ataupunsperma masuk kedalam rahim.

Satu efek yang paling menarik dari progesteronadalah kemampuan termogenik. Selama faseluteal dalam siklus ovarium, temperature basal tubuh wanita, menjadi seketika meningkat dansebelum bangun tidur, meningkat 0.3o - 0.5o F dan cenderung meningkat selama menstruasi. Karena perubahan temperatur inilah menjadi titikpenentuan terjadinya ovulasi, namun hal ini tidakbisa dijadikan cara efektif untuk memprediksiterjadinya ovulasi. Walaupun, ini merupakan carayang paling mudah untuk mengetahui apakahwanita sedang dalam siklus ovulasi atau tidak.

(Mader 2001)

Page 20: Hormon dan mekanisme menstruasi

Corpus Luteum memiliki siklus hidup intrinsik selamakurang lebih 12 hari. Apabila kehamilan tidakterjadi, corpus luteum secara spontan mengalamiapoptosis untuk menjadi struktur yang tidak aktif ataudisebut corpus albicans. Ketika sel luteal mengalamipenurunan, maka produksi progesteron dan estrogen juga menurun. Penurunan ini memindahkan sinyalumpanbalik negatife ke pituitari dan hipotalamus, lalusekresi FSH dan LH meningkat.

Pemeliharaan sekresi endometrium tergantung dariketersediaan progesteron. Ketika corpus luteummengalami penurunan dan produksi hormon menurunjuga, pembuluh darah pada permukaan lapisanendometrium menyusut. Tanpa oksigen dan zatgizi, permukaan sel mati. Sekitar dua hari setelahcorpus luteum berhenti berfungsi, atau 14 hari setelahovulasi, endometrium mulai lagi untuk menggantipermukaan lapisan dan menstruasi terjadi kembali.

(Mader 2001)

Page 21: Hormon dan mekanisme menstruasi

Menstruasi melepaskan sekitar 40 ml

darah dan 35 ml racun dan sel-sel rusak.

Biasanya terdapat beberapa gumpalan

darah dalam menstruasi dikarenakan

terdapatnya plasmin, yang berbentuk

gumpalan.

Berlangsung sekitar 3-7 hari.

(Mader 2001)

Menstruasi

Page 22: Hormon dan mekanisme menstruasi

Fase Siklus Ovarium Fase Siklus Uterus

Fase Folikular (Hari

Ke 1 -13)

Kematangan folikel dan

sekresi estrogen

Fase Menstruasi

(Hari ke 1-5)

Endometrium

meluruh

Fase Proliferasi (6-

13)

Endometrium

terbentuk

kembali

Ovulasi (Hari ke

14*)Sel telur keluar dari ovarium

Fase Luteal (Hari

ke 15-28)

Formasi corpus luteum dan

sekresi progesteron

Fase Sekresi (Hari

ke 15-28)

Endomentrium

menebal dan

kelenjar

bersekresi

*Perkiraan siklus 28 hari

(Mader 2001)

Page 23: Hormon dan mekanisme menstruasi

(www.human-anatomy.com)

Page 24: Hormon dan mekanisme menstruasi

(www.sentra-edukasi.com)

Page 25: Hormon dan mekanisme menstruasi

DAFTAR PUSTAKA

Anwar R. 2005. Sintesis, Fungsi, dan Interpretasi Pemeriksaan

Hormon Reproduksi [makalah]. Bandung: Fakultas

Kedokteran, Universitas Padjajaran.

Campbell, Reece, & Mitchell. 2004. Biologi. Fifth Edition. Jakarta: PT

Gramedia.

Guyton AC. 1964. Textbook of Medical Physiology. Second Edition.

USA: W.B. Saunders Company.

Mader SS. 2001. Understanding Human Anatomy & Phisiology.

Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.

Silverthorn DU. 2009. Human Physiology an Integrated Approach.

Fourth Edition Update. San Fransisco: Pearson Education, Inc.

http://www.human-anatomy.com (diakses pada 17 Oktober 2012, pukul

2:43)

http://www.almostadoctor.co.uk (diakses pada 17 Oktober 2012, pukul

1:30)

http://www.sentra-edukasi.com (diakses pada 17 Oktober 2012, pukul

1:30)