5
TUGAS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL PENYELUNDUPAN HUKUM (Perkawinan Beda Agama) Oleh : NAMA : ZULKIFLI NIM : D1A112304 M. Kuliah : Hukum Perdata Internasional FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM TAHUN AJARAN 2013/2014

HPI Penyelundupan Hukum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

terbuka bagi siapa saja

Citation preview

TUGAS HUKUM PERDATA INTERNASIONALPENYELUNDUPAN HUKUM(Perkawinan Beda Agama)

Oleh :NAMA: ZULKIFLINIM: D1A112304M. Kuliah: Hukum Perdata Internasional

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAMTAHUN AJARAN 2013/2014

PENYELUNDUPAN HUKUMIstilah penyelundupan hukum ialah wetsontduiking dapat juga diartikan bahwa Suatu perbuatan yang dilakukan di suatu negara asing dan diakui sah di negara asing itu, akan dapat dibatalkan oleh negara forum atau tidak diakui oleh forum bila perbuatan itu dilaksanakan di negara asing yang bersangkutan dengan tujuan untuk menghindarkan diri dari aturan-aturan lex fori yang akan melarang perbuatan semacam itu dilaksanakan di wilayah forum.Contoh Kasus :a. Duduk perkaraSeorang perempuan bernama Aisyah yang beragama islam menikah dengan seorang laki-laki bernama Antonius beragama katolik, oleh peraturan di Indonesia yaitu UU No.1 tahun 1974 yang menyatakan bahwa pernikahan beda agama tidak diperkenankan, Akhirnya calon pengantin laki-laki tidak kehilangan akal,mereka lari ke luar negeri dimana Negara yang dituju yaitu Singapura, dimana di singapura mengesahkan perkawinan beda agama,Beberapa tahun kemudian ia kembali ke Indonesia, walaupun di singapura pernikahan itu dikatan sah tapi setelah kembali ke indonesia sesuai dengan UU No.1 Tahun 1974 yang tidak memperkenankan terjadinya perkawinan beda agama, maka perkawinan tersebut secara otomatis tidak sah setelah berada di dalam wilayah NKRI, Dari kasus tersebutlah nampak bahwa perkawinan di luar negeri dengan mengenyampingkan hukum sendiri inilah yang disebut penyelundupan hukum. b. Penyelesaian MasalahAgar perkawinan tersebut sah menurut hukum Indonesia maka kedua mempelai harus melakukan perkawinan ulang yakni dengan menggunakan salah satu agama dari keduanya, misalnya menggunakan agama islam melalui KUA dengan wali yang sah atau menggunakan agama katolik yang dilangsungkan di gereja melalui pemberkatan dan dicatat di Kantor Catatan Sipil dimana keduanya bertempat tinggal (domisili)

c. Rekomendasi / PendapatMaraknya pernikahan diluar negeri yang pasangannya berbeda agama juga sangat rawan penyelundupan hukum, ini disebabkan karena masih lemahnya UU No.1 tahun 1974 yang memberikan peluang terjadinya penyelundupan hukum ini, dalam Pasal 56 UU No 1/1974. Pasal tersebut pada intinya menyatakan pernikahan antar sesama warga negara Indonesia (WNI) atau seorang WNI dengan warga negara asing di luar negeri sah karena mengacu pada hukum yang berlaku di negara tempat pernikahan itu berlangsung. Secara perdata, pernikahan semacam itu memenuhi syarat formal, yakni berdasarkan hukum pada negara tempat mereka menikah. Namun, secara agama belum bisa dianggap sah. Karena pernikahan itu tidak menyandingkan hukum negara dan hukum agama. Saranhendaknya dibuat suatu aturan hukum yang jelas guna membatasi dan mengawasi tindak tanduk penyelundupan hukum tersebut agar terciptanya suatu sistim hukum yang baik. Serta,dilakukannya penyukuhan kepada seluruh elemen baik dinas terkait maupun masyarakat agar tidak melakukan suatu perbuatan yang manaperbuatan hukum tersebut belum jelas pengaturannya. Kalaupun ingin melakukan perbuatan hukum tersebut baiknya perbuatan itu tidak dilakukan atau di bawa kedalam sistim hukum Indonesia.