Hubungan anatara konsumsi tablet fe dengan anemia(Repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangStigmasisasi masyarakat selama ini tentang program Keluarga Berencana yang menganggap bahwa KB adalah urusan para wanita sangatlah membebani. Program Keluarga Berencana merupakan tanggung jawab dari kedua belah pihak, suami dan istri. Para suami pun memiliki peran yang sama pentingnya dengan peran istri dalam menyukseskan program Keluarga Berencana (1) peran suami dalam program keluarga berencana adalah dukungan suami untuk istri dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan dalam rangka menunda kehamilan. Peran suami yang lain adalah selama masa kehamilan ibu. Ibu yang sedang hamil akan mengalami banyak perubahan, baik dari segi fisik maupun emosional. Perubahan yang terjadi ini menyebabkan ibu tidak nyaman bahkan bisa mengalami strress. Untuk membantu ibu meringankan beban tersebut dukungan dan peran suami sangat membantu ibu. Menurut sebuah penelitian, dukungan dan keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan dapat menentukan keberhasilan ibu dalam memberikan ASI kelak. (1)Dukungan moral suami pada istri adalah hal yang memang dibutuhkan, sangat dianjurkan bahwa suami harus memberi dukungan yang lebih besar kepada istrinya yang sedang hamil. Dukungan suami terhadap kehamilan istri baik secara fisik maupun psikis yang dibutuhkan misalnya ikut mengantarkan melakukan pemeriksaan kehamilan. Prilaku suami yang baik bisa membuat istri menjadi bahagia dan menghayati masa kehamilan dengan tenang. Dukungan emosi dari pasangan juga merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan tugas perkembangan kehamilan. Wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi, fisik, dan sedikit komplikasi persalinan serta lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas. Salah satu strategi Making Pregnancy Safer (MPS) adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga. Output yang diharapkan dari strategi tersebut adalah menetapkan keterlibatan suami dalam mempromosikan kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam kehamilan dan persalinan (Depkes RI, 2001).

Peran suami di masa kehamilan. BKKBN.2014. Available at. http://kepri.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=4143 . Accesed on 18 september 2014Pada puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2013, dari data yang didapat bulan Januari sampai Desember sebanyak 814 kasus, sedangkan untuk tahun 2014 pada bulan Januari sampai Bulan Agustus sebanyak 652 kasus. Anemia masih merupakan masalah pada pasien yang datang ke Unit Pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil secara tidak langsung mempengaruhi angka kejadian bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) di Indonesia yang mencapai 350.000 bayi per tahunnya. Oleh karena itu, penanganan anemia menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang telah dilaksanakan sejak pembangunan jangka panjang. 7 Melihat begitu luasnya masalah dan dampak buruk yang bisa terjadi karena anemia dalam kehamilan terhadap ibu dan janin, serta prevalensi anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan angka kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2014.

1.2 Rumusan masalahBerdasarkan data yang kami dapatkan dari puskesmas tempat pembinaan, masalah yang akan kami teliti adalah:1. Bagaimana peran dukungan suami terhadap istri selama masa kehamilan, persalinan sampai pemberian ASI ?

1.3Tujuan 1.3.1Tujuan umumMeningkatnya rasa kepedulian dan kasih sayang suami terhadap istri dan memperoleh gambaran adaptasi dari suami terhadap kehamilan, rencana persalinan, sampai pemberian ASI.1.3.2 Tujuan Khusus1. Untuk mendeskripsikan dukungan suami kepada istri selama masa kehamilan2. Untuk menge3. Untuk mengetahui

1.4Hipotesis1. Masih ada ibu hamil yang belum mengetahui informasi tentang anemia pada kehamilan2. Masih tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dengan angka kejadian anemia pada kehamilan

1.5Manfaat1. Bagi Instalasi / profesi KesehatanInstitusi yang terkait dapat melakukan upaya yang berkenaan dengan peningkatan kesehatan masyarakat.2. Bagi MasyarakatUntuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang anemia pada kehamilan.3. Bagi PuskesmasSebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan khususnya dokter puskesmas untuk melakukan usaha peningkatan produktivitas dan status kesehatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia 2.1.1DefinisiAnemia adalah penurunan jumlah massa sel darah merah. Fungsi sel darah merah mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru dengan menggunakan hemoglobin (tetramer protein yang terdiri dari heme dan globin). Anemia mengganggu kemampuan tubuh untuk menukar udara dengan berkurangnya jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen dan karbon dioksida. Anemia merupakan suatu gejala yang membutuhkan pemeriksaan lebih dalam untuk menentukan etiologi penyebabnya.9Proses pembentukan sel darah merah baru disebut dengan eritropoiesis. Prekursor eritrosit diproduksi di sumsum tulang dengan kecepatan yang bergantung dari kadar Hb yang ada dalam darah. Prekursor eritrosit berdiferensiasi dari sel punca menjadi sel progenitor menjadi erotroblas menjadi normoblas dengan proses yang membutuhkan growth factor dan sitokin. Proses ini memakan waktu beberapa hari. Kemudian normalnya eritrosit dilepaskan ke dalam sirkulasi dalam bentuk retikulosit. Retikulosit menetap dalam darah selama 1 hari kemudian akan matang menjadi sel darah merah setelah RNA dicerna oleh sel retikuloendotelial. Sel darah merah matang akan bertahan dalam sirkulasi sekitar 120 hari sebelum dimakan dan dihancurkan oleh sel fagositik.9,10Metode untuk mengukur massa eritrosit memakan banyak waktu dan mahal maka dalam praktiknya anemia biasanya ditemukan dan diukur dengan hitung eritrosit, kadar Hb, dan hematokrit. Nilai hasil pengukuran ini harus diinterpretasi secara hati-hati sebab merupakan konsentrasi yang dipengaruhi perubahan di volume plasma misalnya dehidrasi akan meningkatkan nilai sedangkan kehamilan akan menurunkan nilai tanpa perubahan dari massa sel darah merah. Sel darah merah adalah membran lipid yang melindungi cairan Hb dan disokong oleh sitoskeleton. Abnormalitas membran, komposisi Hb, atau enzim glikolisis tertentu dapat mengurangi usia sel darah merah dan menyebabkan anemia.92.1.2Etiologi Etiologi dari anemia dapat digolongkan menjadi 3 penyebab utama antara lain akibat gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang (produksi menurun), kehilangan darah keluar tubuh (blood loss) dan proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisisdestruksi eritrosit). Etiologi anemia dapat digolongkan juga berdasarkan penyebab genetik, etiologi kekurangan nutrisi, etiologi fisik, etiologi penyakit kronis dan keganasan dan etiologi infeksi. 9

2.1.3KlasifikasiKlasifikasi anemia menurut morfologinya dibagi menjadi anemia mikrositik hipokrom apabila hasil pemeriksaan MCV kurang dari 80 fl dan MCH kurang dari 27 pg, anemia normositik normokrom apabila hasil pemeriksaan MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg dan anemia makrositik apabila MCV lebih dari 95 fl. Anemia mikrositik hipokrom dapat disebabkan keadaan kekurangan zat besi, thalassemia mayor, penyakit kronik dan anemia sideroblastik. Anemia normositik normokrom biasanya disebabkan perdarahan akut, anemia aplastik, anemia hemolitik didapat, penyakit kronik, gagal ginjal kronik, mielodisplastik sindroma, keganasan hematologik. Sedangkan anemia makrositik dibagi menjadi anemia megaloblastik (anemia defisiensi asam folat dan anemia defisiensi vitamin B12) dan anemia non-megaloblastik (penyakit hati kronik, hipotiroidisme, sindroma mielodisplastik).9,10

2.1.4PatofisiologiRespon tubuh fisiologis terhadap anemia bervariasi tergantung dari tipe dan sifat akut dari penyebabnya. Apabila onset terjadi gradual maka biasanya tubuh memiliki sistem kompensasi sedangkan apabila kehilangan darah akut terjadi maka kapasitas angkutan oksigen menurun seiring dengan penurunan volume intravaskular dengan hasil akhir hipoksia dan hipovolemia. Hipovolemia menyebabkan hipotensi yang akan dideteksi oleh reseptor tekanan di bulbus karotis, arkus aorta, hepar dan paru. Kemudian impuls ditransmisikan sepanjang berkas saraf vagus dan nervus glossofaringeus ke medulla oblongata, korteks serebri dan kelenjar pituitari. Di medulla jaras simpatis ditingkatkan dan parasimpatis ditekan sehingga meningkatkan pelepasan norepinephrine dari ujung saraf simpatis dan kelenjar medulla adrenal. Respons simpatis juga mempengaruhi inti hipotalamus yang meningkatkan sekresi hormon ADH yang menyerap air dari tubulus kolektivus dan distalis. Sel jukstaglomerulus ginjal juga menghasilkan renin yang meningkatkan angiotensin I yang kemudian diubah oleh ACE menjadi angiotensin II. Angiotensin II memiliki efek poten pada otot polos arteriol dan merangsang sel adrenal korteks menghasilkan aldosteron. Seluruh efek ini bekerja meningkatkan volume intravascular dan meningkatkan perfusi jaringan dengan menaikkan tekanan darah, laju nadi, volume sekuncup, dan hantaran oksigen.9,10

2.1.5Manifestasi Klinis dan DiagnosisGejala dan keluhan yang ditimbulkan akibat anemia bervariasi sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Perlu dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih teliti pada pasien dengan anemia sebab penemuan dari hasil pemeriksaan ini merupakan kunci penting terhadap etiologi. Pada umumnya gejala yang umum ditemukan pada anemia yang berjalan kronik (biasanya Hb sudah di bawah 7 g%) antara lain lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging, mata terasa berkunang-kunang, kaki dingin, sesak napas dan dispepsia. Hal ini disebut dengan sindroma anemia. Selain itu dapat pula disertai dengan gejala lain sesuai penyakit yang mendasarinya seperti kulit dan mata kuning, buang air besar berdarah, riwayat minum obat-obatan tertentu dan sebagainya. Pada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan kulit pucat, konjungtiva dan jaringan bawah kuku yang pucat hingga kebiruan bahkan dapat pula ditemukan petekie, ikterus, spider navy, angioma dan sebagainya sesuai penyebab anemia. Perlu juga diperiksa lebih lanjut asupan makanan dan kebiasaan diet sehari-hari untuk menentukan penyebab anemia.9,10Untuk menentukan jenis morfologi dan etiologi dari anemia, dapat dibantu dengan pemeriksaan penunjang seperti 10:a. pemeriksaan penyaring misalnya pemeriksaan panel darah lengkap (Hb, Ht, hitung eritrosit), indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), tes apusan darah tepi (SADT).b. Pemeriksaan darah seri anemia (hitung leukosit, trombosit, hitung retikulosit, LED).c. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang.d. Pemeriksaan khusus anemia misalnya tes suplai besi (TIBC, serum ferritin, serum iron), protoporfirin eritrosit dan sebagainya.

2.1.6Kriteria AnemiaKriteria anemia menurut WHO terdapat pada tabel berikut. 11WHO11Golongan usia dan jenis kelaminBatas bawah Hb (g%)

Anak-anak usia 6 bulan-6tahun 11

Anak-anak usia 6 tahun-14 tahun12

Laki-laki dewasa13

Wanita dewasa12

Wanita hamil11

Tabel 1. Batas bawah kadar hemoglobin sesuai usia dan jenis kelamin menurut

Kriteria anemia menurut buku ajar Harrisons The Principles of Internal Medicine sebagai berikut 10:Golongan usia dan jenis kelaminHb (g%)Ht (%)

Bayi baru lahir1752

Anak-anak usia 6 tahun-14 tahun1236

Remaja1340

Laki-laki dewasa16 (2)47 (6)

Wanita dewasa (menstruasi)13 (2)40 (6)

Wanita dewasa (post-menopause)14 (2)42 (6)

Wanita hamil12 (2)37 (6)

Tabel 2. Perubahan Hemoglobin Normal dan Nilai Hematokrit Sesuai Usia dan Kehamilan

2.1.7Anemia pada ibu hamilPada kehamilan normal akan terjadi peningkatan volume darah yang menghasilkan kondisi hemodilusi. Walaupun produksi eritrosit meningkat saat kehamilan, peningkatan volume plasma melebihi produksi eritrosit sehingga terjadi anemia relatif. Hal ini menyebabkan penurunan Hb fisiologis, nilai hematokrit dan hitung eritrosit namun tidak berpengaruh pada nilai mean corpuscular volume (MCV). 12Sebagian besar perubahan berat badan selama kehamilan berasal dari perubahan uterus dan isinya, payudara, volume darah dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan kenaikan berat badan pada kehamilan sekitar 12.5 kg. Peningkatan jumlah cairan pada kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal ini disebabkan turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopressin. Fenomena ini mulai terjadi pada awal kehamilan. Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke-6 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke-32 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat sekitar 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesterone dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin-angiotensin-aldosteron. Penambahan volume ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit. 13Selain itu, eritropoietin ginjal juga akan meningkat dan menghasilkan sel darah merah 20-30% lebih banyak namun tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g% menjadi 12.5 g%. Pada sekitar 6% perempuan, kadar Hb dapat mencapai di bawah 11 g%. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin yang kurang dari 11 g% biasanya merupakan hal yang abnormal dan biasanya berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada hipervolemia. Hipervolemia pada ibu hamil memiliki fungsi untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi sistem vaskuler, melindungi ibu dan janin dari efek yang merusak dari sistem darah balik vena dalam posisi telentang dan berdiri, menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak saat persalinan. 13Pada populasi yang rata-rata kekurangan zat besi, anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai nilai kurang dari seperlima persentil yaitu kadar hemoglobin kurang dari 11g% pada trimester pertama, 10.5 g% pada trimester kedua dan kurang dari 11 g% pada trimester ketiga. Banyak pusat penelitian mendefinisikan anemia pada ibu hamil sebagai nilai Hb kurang dari 10.5 g%. Terapi dengan 1 mg asam folat dan zat besi setiap hari membantu menaikkan kadar Hb bila ada defisiensi. 12Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling banyak terjadi pada ibu hamil (75-95%). Seorang wanita hamil biasanya tidak memiliki cadangan besi yang cukup untuk kehamilannya. Kebutuhan besi seorang wanita hamil mencapai 60 mg per hari. Pada wanita hamil dengan anemia, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui sebab anemianya terutama anemia defisiensi besi. Gejala klinis anemia defisiensi besi antara lain mudah lelah, pusing, sindroma kaki lelah dan pica. Terapi termasuk suplementasi zat besi secara oral dengan sulfas ferrosus (320 mg, 1-3 kali sehari). Namun satu kali pemberian sehari lebih disukai agar tidak menimbulkan gejala konstipasi. Komplikasi anemia pada ibu hamil mencakup saat kehamilan, persalinan hingga masa nifas seperti prematuritas, abortus, kematian perinatal, berat lahir rendah dan kemampuan psikomotor dan mental yang lemah pada bayi. 12Defisiensi asam folat pada ibu hamil lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan defisiensi besi namun tetap diperlukan nutrisi suplemen 0.4 mg per hari untuk mengurangi resiko defek tabung neural. Hasil pemeriksaan MCV yang lebih dari 100 fl biasanya sugestif untuk adanya defisiensi folat dan atau vitamin B-12. Apabila hal ini terjadi sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar folat dan vitamin B12 dalam darah. 12

2.1.8 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada KehamilanFaktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri antara lain umur ibu, paritas, umur kehamilan, dan status gizi ibu. Sedangkan faktor eksternalnya terdiri atas sosial ekonomi, asupan gizi, pendidikan, frekuensi ANC serta konsumsi tablet besi. 1.Umur IbuUmur Ibu saat kehamilan menentukan perkembangan janin saat masa dalam kandungan. Usia yang terlalu muda saat kehamilan akan meningkatkan resiko terhadap janin karena organ reproduksi sekunder Ibu belum terlalu sempurna sehingga perkembangan janin dalam kandungan dapat terganggu. Keadaan yang membahayakan saat hamil dan meningkatkan bahaya terhadap bayinya adalah usia saat 35 tahun. Salah satu hal yang menjadi resiko dalam kehamilan pada usia muda adalah kejadian anemia, karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang akan dikandungnya. 14 Secara teori umur 35 tahun mempunyai risiko untuk hamil karena umur >35 tahun, dimana alat reproduksi ibu hamil sudah menurun dan kekuatan untuk mengejan saat melahirkan sudah berkurang sehingga anemia pun terjadi pada saat ibu hamil umur 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas adalah tidak direncanakan Paritas >3 tahun dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan, seperti meningkatkan risiko terjadinya kematian janin didalam kandungan dan pendarahan sebelum dan setelah melahirkan, lebih sering dijumpai pada wanita hamil yang anemia dan hal ini dapat berakibat vatal, sebab wanita hamil yang anemia tidak dapat mentoleransi kehilangan darah. 163.Status GiziIndikator kesehatan ibu yang digunakan oleh CDC berupa indeks massa tubuh pre-kehamilan (pre-pregnancy BMI) dan kenaikan berat badan ibu (maternal weight gain). Indeks massa tubuh sebelum kehamilan adalah pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan dikuadratkan sebelum seorang wanita hamil. Indeks ini membagi wanita ke dalam kategori berat kurang, berat normal, berat berlebih dan obesitas sebelum periode kehamilan. Indeks massa tubuh sebelum kehamilan ini merupakan determinan dalam kenaikan berat badan selama hamil dan berat lahir bayi.18Berat badan kurang didefinisikan sebagai IMT kurang dari 18.5 sebelum kehamilan. Semakin rendah IMT seorang wanita maka semakin tinggi resikonya untuk menjadi kurang gizi. Wanita yang berat badannya kurang sebelum hamil memiliki resiko lebih tinggi terjadi bayi berat lahir rendah, masalah pertumbuhan janin, mortalitas perinatal dan komplikasi kehamilan lainnya. Berat normal didefinisikan sebagai IMT antara 18.5-24.9. Berat badan berlebih didefinisikan IMT antara 25-29.9. Berat badan berlebih memiliki resiko tinggi terjadinya retensi berat badan post-partum. Obesitas memiliki resiko lebih besar melahirkan bayi makrosomia dan terjadinya distosia bahu dan komplikasi lainnya. Selain itu juga memiliki resiko terjadinya diabetes gestasional.18Kenaikan berat badan ibu hamil didefinisikan sebagai kenaikan berat badan ibu sejak konsepsi hingga terjadinya persalinan. Kenaikan berat badan pada ibu hamil direkomendasikan didasarkan pada IMT pre-kehamilan untuk kesehatan bayi yang optimal. Kenaikan berat badan saat hamil merupakan determinan utama dari berat badan bayi lahir dan mortalitas dan morbiditas bayi.18Faktor eksternal terdiri dari:1.Sosial EkonomiPerilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi.2.Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.19Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.19 Menurut Depkes, kunjungan ANC diwajibkan minimal 4 kali selama kehamilan. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu). Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 28). Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36 dan sesudah minggu ke 36).Pada kunjungan antenatal akan dilakukan pendataan tentang biodata, riwayat kehamilan, riwayat kebidanan, riwayat kesehatan, sosial ekonomi, kemudian pemeriksaan kehamilan, pelayanan kesehatan, serta diberikan penyuluhan dan konsultasi. Kemudian pada kunjungan keempat akan ditambahkan pemeriksaan psikologis, dan ditentukan diagnosa akhir, apakah kehamilan termasuk kehamilan beresiko tinggi serta persiapan rencana persalinan.19Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T. Tujuh program tersebut antara lain timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri (TFU), pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian Tablet Fe, pemeriksaan penyakit menular seksual, serta temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.3.Asupan giziAsupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Zat makanan sangat penting bagi ibu hamil karena berfungsi untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, kebutuhan akan zat makanan harus selalu terpenuhi di dalam tubuh ibu hamil karena janin memerlukan gizi untuk perkembangannya. 19 Asupan makanan juga sangat bergantung pada pengetahuan seorang ibu tentang kebutuhan yang diperlukan selama kehamilan.Nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu selama kehamilan :a. Protein Protein besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah, dan juga untuk membantu, membangun, dan mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan protein sebanyak 67 gram per hari untuk membangun sel baru janin termasuk darah kulit, rambut, kuku dan jaringan otot.nutrisi ini agar janin tumbuh optimal. Protein dapat dengan mengkonsumsi tempe, tahu, daging, ayam, telur, susu, dan ikan. Konsumsi protein kurang dapat menyebabkan terjadinya defesiensi protein selama pertumbuhan partus, pengurangan transfer protein ke fetus, dan penurunan jumlah sel dalam jaringan ketika lahir. 17b.Karbohidrat 50-60 % dari total kalori yang dikonsumsi selama hamil harus berasal dari karbohidrat. Ibu hamil seharusnya mengkonsumsi minimal 175 gram karbohidrat yang berasal dari glukosa untuk pertumbuhan otak janin. Bermanfaat sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dan dapat diperoleh dari serelia dan umbi-umbian.c. LemakLemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui.Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan trismester III.d.Kalsium.Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Kebutuhan kalsium ibu hamil sekitar 1000 miligram per hari.e. Zat besi. Zat besi merupakan mineral mikron yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5 gram dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi adalah garam besi dalam bentuk tablet/kapsul yang apabila dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Wanita hamil mengalami pengenceran sel darah merah sehingga memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah merah janin. Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil kurang lebih 900mg (untuk sel darah ibu 500mg, plasenta 300mg, darah janin 100mg). Zat besi dapat dengan mengkonsumsi bayam, daging merah, hati, ikan, unggas, kerang, telur, kedelai.f. SengSeng digunakan untuk pembentukan tulang selubung syaraf tulang belakang. Resiko kekurangan seng menyebabkan kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah. Kebutuhan seng pada ibu hamil sekitar 20 miligram per hari.15,19 Sumber makanan yang mengandung seng antara lain: kerang, daging, kacang-kacangan,sereal.g. YodiumIbu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium dapat menyebabkan hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi kretinisme.h. Asam Folat Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan, bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), dan pertumbuhan janin terganggu. Kebutuhan asam folat sekitar 600-800 miligram. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar 5 mg/kg/hr (200 mg). Asam folat dapat didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran berwarna hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum. 194.PendidikanPendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu hamil yang berpendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola konsumsinya. Apabila pola konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi, sehingga kemungkinan besar bisa terhindar dari masalah anemia.5.Konsumsi tablet FePenyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau terlampau banyaknya besi keluar dari badan misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik.Konsumsi tablet Fe sendiri dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan, serta motivasi petugas kesehatan kepada ibu hamil.20

2.2Pengetahuan2.2.1Pengertian pengetahuanMenurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.21Pengetahuan terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melaui catatan-catatan (buku-buku, kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka semakin besar persiapan kita dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan. 22

2.2.2Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuanMenurut Notoadmodjo, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:211. PendidikanMakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya makin rendah pendidikan seseorang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan2. InformasiSeseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan lebih banyak pula3. BudayaTingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap, kebiasaan, dan kepercayaan.4. PengalamanPengalaman merupakan suatu cara memperoleh kebenaran pengetahuan baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.5. Sosial EkonomiTingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup tergantung dengan hasil pendapatan.6. UmurUmur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampaiu berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Segi kepercayaam masyarakat seseorang yang dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai pengalaman dan kematangan jiwa.

2.2.3Tingkat PengetahuanKomponen pengetahuan menurut Bloom yang dikutip Notoatmojo 2003 mencakup 6 tingkat: 211. Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, daan sebagainya.2. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang di ketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.3. Aplikasi (Aplication)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistic dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menngunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.4. Analisis (Analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.5. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesa itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.6. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria yang telah ada

2.2.4Cara memperoleh pengetahuanAda beberapa cara untuk memperoleh penetahuan, yaitu: 211. Cara Coba-Salah (Trial and Error)Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan tersebut gagal pula, maka akan dicoba kemungkinan yang lain, begitu seterusnya.2. Cara Kekuasaan (Otoritas)Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui dipertimbangkan baik buruknya. Prinsip ini seringkali diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni seseorang akan menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun penalaran sendiri.3. Berdasarkan pengalaman pribadiPengalaman pribadi adalah guru yang baik karena dianggap sebagai sumber pengetahuan.4. Melalui jalan pikiranSejalan dengan perkembangan zaman, cara berpikir manusia ikut berkembang, sehinggal lebih menggunakan nalar untuk memperoleh pengetahuan.5. Cara modern Yang dimaksud dengan cara modern adalah orang memperoleh pengetahuan dengan melakukan penelitian ilmiah.

2.2.4Kerangka Teori

InternalEksternalAnemiaFaktor GenetikDefisiensi NutrisiFaktor FisikPenyakit KronisKehamilan

Asupan GiziSosial EkonomiParitas Umur Ibu

Pemeriksaan ANCPendidikanStatus Gizi Ibu

Konsumsi Tablet Fe

Pengetahuan

BAB IIIKERANGKA KONSEP, VARIABEL, DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1Kerangka Konsep

BudayaPendidikanInformasi Sikap PengalamanPengetahuan ibu hamil tentang anemia pada kehamilanNilai HbHb >11 g/dLTidak AnemiaHb