34
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KEPRIBADIAN CONSCIENTIOUSNESS DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011-2012 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW OLEH ESFA BRILLIANE CHRISTI 80 2011 011 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

  • Upload
    lengoc

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KEPRIBADIAN CONSCIENTIOUSNESS

DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA ANGKATAN

2011-2012 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW

OLEH

ESFA BRILLIANE CHRISTI

80 2011 011

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk
Page 3: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk
Page 4: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk
Page 5: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk
Page 6: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk
Page 7: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KEPRIBADIAN CONSCIENTIOUSNESS

DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011-2012

FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW

Esfa Brilliane Christi

Berta Esti Ari Prasetya

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara faktor kepribadian

conscientiousness dengan kematangan karir pada mahasiswa angkatan 2011-2012. Subyek dalam

penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2011-2012 fakultas psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 120 mahasiswa. Alat ukur yang digunakan adalah

modifikasi The Big Five Inventory dan adaptasi The Career Development Inventory.

Korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk analisis penelitian ini. Hasil analisis

menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara faktor kepribadian

conscientiousness (r=0,477, p < 0,05) dengan kematangan karir mahasiswa angkatan 2011-2012

Fakultas Psikologi Universitaas Kristen Satya Wacana Salatiga. Conscientiousness memberikan

sumbangan efektif sebesar 22,75% sementara 77,25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Kata Kunci : Kematangan Karir, faktor kepribadian Conscientiousness, mahasiswa

angkatan 2011-2012 fakultas psikologi

Page 9: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

Abstract

This study aimed to test whether there is a correlation between personality factors

conscientiousness with career maturity at 2011er-2012er student of university . The subjects of

this study were the 2011er-2012er Psychology faculty students at Satya Wacana Christian

University in Salatiga, amounting to 120 students. Measuring instrument used is a modification

of The Big Five Inventory and adaptation of The Career Development Inventory.

Pearson Product Moment Correlation is used for this analysis. Results of the analysis indicate a

positive and significant relationship between personality factors conscientiousness (r = 0.477, p

<0.05) with the maturity career of 2011er-2012er Psychology faculty students at Satya Wacana

Christian University in Salatiga. Conscientiousness contribute effectively amounted to 22.75%

and 77.25% influenced by other factors.

Keywords: career maturity, personality factors conscientiousness, 2011er-2012er of

psychology faculty

Page 10: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

1

PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini, permasalahan lapangan kerja menjadi sebuah fenomena yang sering

terjadi di Indonesia. Mahasiswa yang akan menjadi sarjana diharapkan sudah memiliki arah dan

tujuan yang pasti untuk karirnya ke depan yang sesuai dengan minat dan bidang pekerjaannya.

Menurut Herr dan Cramer (dalam Handoko, 2004) pekerjaan sangat memiliki peran yang besar

bagi kehidupan manusia terutama kehidupan ekonomi, sosial dan psikologisnya. Bekerja akan

membuat seseorang akan merasa berguna apabila ia bermanfaat bagi orang lain daripada dengan

orang yang tidak memiliki pekerjaan. Dalam hal ini mahasiswa tidak dapat menghindari

namanya pemilihan pekerjaan, karena mahasiswa yang sudah lulus akan segera memilih,

mempertimbangkan, dan memprediksi suatu pekerjaan yang akan menjadi proses karirnya di

masa depan. Pemilihan karir merupakan proses yang terus-menerus yang akan terjadi pada

kehidupan manusia mendatang dengan memerlukan perencanaan yang matang dan bukan

bersifat sementara.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada 10 mahasiswa

fakultas psikologi UKSW masih ditemukan 4 orang mahasiswa yang mengakui malas untuk

masuk kuliah, mengerjakan tugas hanya untuk sekedar mendapatkan nilai, mengerjakan tugas

dengan menyontek milik temannya, tidak tahu tujuan mengerjakan tugas yang diberikan.

Beberapa dari mereka ada juga yang menyatakan masih bingung untuk memilih bidang yang

akan digelutinya nanti. Hal-hal ini menunjukkan masih rendahnya kematangan karir yang

dimiliki oleh para mahasiswa disini.

Terkait dengan karir yang telah disebutkan, menurut Barrick & Mount (1996) karir

merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan individu. Karir berkaitan dengan

aspek fisik dan aspek psikologis sehingga individu dapat mempersiapkan karir dengan matang

Page 11: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

2

sejak dini yang sesuai dengan bakat, minat, nilai, dan kemampuan yang telah dimiliki. Sementara

itu, kematangan karir merupakan tugas perkembangan yang sangat penting bagi mahasiswa

karena dapat mempengaruhi keseluruhan masa depan seseorang dalam memilih pekerjaan.

Menurut Armstrong, mahasiswa yang memiliki kematangan karir akan memiliki kemampuan

untuk mengerjakan dan berhasil dalam mengerjakan tugas-tugas dengan baik (Ramdhani, 2003).

Mahasiswa yang sudah memiliki kematangan karir yang tinggi biasanya dia akan sadar

akan tanggung jawab sebagai mahasiswa dan mempersiapkan apa saja yang akan dilakukannya

apabila sudah lulus nanti. Sebaliknya, mahasiswa yang tidak memiliki kematangan karir

biasanya ia akan cenderung menjadi malas berkuliah, meninggalkan tanggung jawabnya sebagai

mahasiswa, karena ia tidak tahu rencana yang akan dilakukannya di masa depan setelah ia lulus

nanti (Vardi dan Weitz, 2004). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Rahmawati (2012), pada

124 mahasiswa angkatan 2010, mahasiswa yang memiliki kematangan karir yang tinggi akan

dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk keputusan karirnya nanti.

Menurut Super (dalam Patton, Wendy & Lokan, 2001), kematangan karir didefinisikan

sebagai kemampuan seorang individu untuk berhasil menyelesaikan tugas pengembangan karir

tertentu. Hal ini dipandang sebagai kumpulan perilaku untuk mengidentifikasi, memilih,

merencanakan, dan melaksanakan tujuan karir. Kematangan karir yang mengacu pada kesiapan

individu untuk siap pada usia yang tepat pada keputusan karir dan mengatasi karir pada tugas

perkembangan (Savickas, 1999). Hal ini terlihat pada minat transisi dari sekolah menuju kerja

terutama pertimbangan pada ekonomi dan politik.

Sementara itu Super (dalam Alvarez, 2008) menyebutkan beberapa aspek kematangan

karir adalah (1) perencanaan, sejauh mana seseorang mampu berpikir dan merencanakan tentang

karir (2) eksplorasi, seseorang yang mampu mengukur dan menggunakan sumber daya yang baik

Page 12: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

3

sesuai perencanaan karir (3) informasi, seseorang yang mampu menyelidiki minat-minat yang

sesuai dengan bidang karirnya dan (4) pengambilan keputusan, mengukur kemampuan dan

keahlian mengambil metode untuk pilihan karirnya nanti. Keempat aspek ini yang diungkap dan

dapat mencerminkan kematangan karir yang dimiliki seseorang secara keseluruhan.

Faktor yang mempengaruhi kematangan karir menurut Super (dalam Osipow, 1983)

adalah faktor bio sosial, faktor lingkungan, faktor vokasional, prestasi individu, dan kepribadian.

Salah satu faktornya yang menjadi prediktor penting pada kematangan karir adalah kepribadian.

Menurut Allport (dalam Chaplin, 2011) kepribadian adalah sebuah organisasi yang dinamis

didalam indvidu yang terdiri dari sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan pikirannya

secara karakteristik, salah satu teori kepribadian yang sering dipelajari adalah Big Five Theory.

Pada dimensi The Big Five Personality dijelaskan bahwa ada lima sifat dasar pada kepribadian.

Dari kelima dasar kepribadian tersebut ada perbedaan antara kognitif, afektif, dan sosial. Kelima

sifat ini cenderung stabil pada setiap individu (Pervin & John, 2005). Salah bentuk dari lima

dasar kepribadian adalah conscientiousness.

Didalam buku Deacon (2013) jika memiliki conscientiousness tinggi, seseorang akan

pandai dalam menunda pemuasan untuk mencapai tujuan dalam jangka panjang. Orang

conscientiousness akan mengatur tujuan mereka masing-masing, mereka akan cenderung lebih

rapi dan terorganisir. Keuntungan dalam memiliki sifat ini akan cenderung memprediksi

keberhasilan dalam pekerjaan dan studinya, tetapi orang yang memiliki sifat ini untuk terlalu

sibuk dengan ketertiban dan mengorbankan akan kesenangan pribadinya. Tetapi orang yang

memiliki conscientiousness rendah akan merasa lebih santai, berjuang tidak penting bagi mereka

dan mereka cenderung kurang rapi dan tidak terorganisir. Mereka melihat orang yang memiliki

skor conscientiousness yang tinggi merupakan orang yang tidak fleksibel dan keras.

Page 13: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

4

Orang yang memiliki kematangan karir biasanya memiliki perencanaan karir, eksplorasi,

informasi dan keputusan dalam mengambil karir tersebut dengan sesuai rencananya, mereka

akan cenderung lebih terorganisir dan disiplin (Vardi and Weitz, 2004). Sementara itu menurut

John (dalam Heaven, Ciarrochi, Leeson, & Barkus, 2013) conscientiousness merupakan faktor

kepribadian yang memiliki prediksi akan keberhasilan dan cenderung dapat diandalkan, memiliki

perencanaan yang dapat mengejar tujuan mereka untuk mencapai keberhasilan. Dilihat dari sifat-

sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor kepribadian conscientiousness memiliki peran

penting untuk kematangan karir pada mahasiswa. Menurut latar belakang di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan yang positif signifikan antara faktor

kepribadian Conscientiousness dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Angkatan 2011-2012 UKSW”

KAJIAN TEORI

Definisi Kepribadian

Menurut Allport (dalam Chaplin, 2011) kepribadian adalah organisasi yang dinamis di

dalam individu terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan

pikirannya secara karakteristik. Sedangkan Cattell (dalam Chaplin, 2011) mengatakan

kepribadian merupakan segala sesuatu yang memungkinkan dari apa yang dilakukan seseorang

dalam situasi tertentu.

The Big Five Personality : Conscientiousness

Page 14: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

5

The Big Five adalah salah satu teori kepribadian yang dikemukakan oleh McCrae Costa,

disebut juga model lima faktor yang dibangun berdasarkan pendekatan sederhana. Menurut

McCrae & Costa (Feis J. & Feist G.J., 2009) faktor kepribadian merupakan strukur kepribadian

yang sama saat mereka bertambah tua. Faktor-faktor kepribadian yang dimaksud sebagai berikut:

a) Neuroticism: orang yang memiliki faktor kepribadian ini biasanya akan sangat sadar akan

dirinya dan lebih emosional, b) Extraversion: orang yang memiliki faktor kepribadian ini akan

cenderung memiliki kasih sayang, senang berkumpul dan menyenangkan, c) Opennes: orang

yang memiliki faktor kepribadian ini biasanya merasa nyaman akan orang-orang asing di sertai

mencari pengalaman yang bervariasi, d)Agreebleness: orang yang memiliki faktor kepribadian

ini akan membedakan orang-orang secara lembut dan cenderung ramah kepada siapa saja, dan e)

Conscientiousness: orang yang memiliki faktor kepribadian ini cenderung akan teratur,

terkontrol dan fokus pada pencapaian dan memiliki disiplin pada diri sendiri. Dalam penelitian

ini peneliti lebih fokus pada faktor kepribadian conscientiousness.

Menurut McCrae & Alilik (dalam Feist, J. & Feist G.J., 2009) conscientiousness dapat

disebut juga sebagai impuls control dan will to achieve yang dimana menggambarkan sebuah

keteraturan dan kedisiplinan seseorang, biasanya orang tersebut sering disebut orang yang

ambisius dan tepat waktu.

Aspek Conscientiousness

Menurut McCrae & Costa (dalam Pervin & John, 2010) faktor kepribadian

Conscientiousness terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut:

1. Teratur

Mengukur sejauh mana dapat melakukan sesuatu sesuai dengan aturan

2. Kompeten

Page 15: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

6

Mengukur kemampuan sejauh mana dapat memutuskan dan menentukan suatu hal

3. Tenang

Mengukur kemampuan untuk tidak gelisah, tidak kacau dan memiliki perasaan yang

aman dan tenteram

4. Berjuang untuk mendapatkan prestasi

Mengukur kemampuan untuk memperebutkan suatu hasil yang akan dicapai

Kematangan karir

Definisi kematangan karir

Kematangan karir awalnya disebut kematangan kejuruan (vocational maturity)

dikembangkan kembali oleh Super (dalam Trisya, 2014) yang mendefinisikan bahwa

kematangan karir sebagai tingkat perkembangan yang dimulai sejak kanak-kanak awal dalam

pilihan fantasinya dan bergerak maju untuk mengasingkan diri dari pekerjaan.

Konsep kematangan karir menggambarkan proses individu dapat memutuskan karir

sesuai dengan tahapan perkembangan dan kemampuannya untuk berubah dalam menghadapi

tugas-tugas perkembangan yang sedang dihadapi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir menurut Paton & Cred (dalam

Trisya, 2014) melakukan penelitian terhadap kematangan karir. Mereka menjelaskan 10 faktor-

faktor yang mempengaruhi kematangan karir. Penjelasan mengenai faktor-faktor sebagai berikut:

1. Usia

Page 16: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

7

Pengaruh akan tingkat pendidikan dan bertambahnya usia membuat seseorang menjadi

meningkat akan kematangan karir. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi

juga kematangan karirnya.

2. Jenis kelamin

Pengaruh akan jenis kelamin belum ada perbedaan yang jelas akan hasil yang didapatkan

dalam penelitian.

3. Status ekonomi sosial

Walaupun banyak yang mengatakan status ekonomi sosial merupakan hal yang

terpenting dalam perilaku karir, namun dari beberapa penelitian yang pernah ada belum

pernah ada hasil yang signifikan antara status ekonomi dengan kematangan karir.

4. Perbedaan ras dan budaya

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa perbedaan budaya akan berpengaruh akan

kematangan karir seseorang.

5. Bahan pengajaran

Dari beberapa penelitian yang sudah pernah ada bahwa bahan pengajaran sangat

berpengaruh dengan kematangan karir seseorang. Terutama bahan pengajaran tentang

karir dan kerja, dibandingkan yang mendapatkan bahan ajaran yang pengetahuannya

lebih umum.

6. Work Salience

Peran penting akan sebuah pekerjaan akan berpengaruh secara signifikan dengan

kematangan karir seseorang. Karena seseorang akan menilai bahwa pekerjaan yang

dimilikinya akan berperan cukup tinggi akan kematangan karirnya.

7. Work experience

Page 17: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

8

Pengalaman seseorang bekerja sangat berpengaruh pada kematangan karirnya. Semakin

banyak seseorang memiliki pengalaman kerja semakin tinggi juga kematangan karir yang

ia miliki.

8. Career indecision

Kebimbangan karir seseorang juga turut berpengaruh akan kematangan karir seseorang.

Semakin tinggi kebimbangan karir, kematangan karirnya semakin menurun.

9. Self-Esteem

Individu yang memiliki self-esteem yang tinggi akan memiliki kematangan karir juga.

10. Self-Efficacy pengambilan Keputusan Karir

Semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki dan yang ingin dicapai seseorang akan

semakin tinggi juga kematangan karirnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir menurut Super

(dalam Osipow, 1983) yang membagi faktor-faktor kematangan karir kedalam lima

kelompok, yang dimaksud dalam lima kelompok adalah :

1. Faktor bio-sosial

Informasi yang lebih spesifik, perencanaan, penerimaan, tanggung jawab dalam

perencanaan karir, orientasi perencanaan karir yang berhubungan dengan bio-sosial

seperti kecerdasan dan usia.

2. Faktor lingkungan

Kematangan individu yang berkolerasi langsung dengan tingkat pendidikan, tingkat

pekerjaan orang tua, dan stimulus budaya keluarga.

3. Prestasi individu

Page 18: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

9

Meliputi prestasi akademik, kebebasan, dan partisipasi mereka didalam atau diluar

akdemik.

4. Faktor vokasional

Kematangan karir individu berkolerasi langsung dengan aspirasi vokasional, tingkat

kesesuaian dan ekspetasi karir.

5. Kepribadian

Meliputi konsep diri, fokus akan karir, bakat khusus, nilai/norma, dan tujuan hidup.

Aspek-aspek kematangan karir

Aspek-aspek kematangan karir menurut Super (dalam Creed & Patton, 2004) , yaitu:

1. Perencanaan karir

Sejauh mana bisa berpikir dan merencanakan tentang segala sesuatu tentang karir.

2. Eksplorasi karir

Mengukur kemauan dan kemampuan untuk menemukan dengan menggunakan

sumber daya dengan baik sesuai perencanaan karir.

3. Informasi

Mengukur pengetahuan terhadap tugas-tugas perkembangan yang penting, seperti

menyelidiki minat-minat yang sesuai dengan bidang pendidikan untuk karirnya di masa

depan.

4. Pengambilan keputusan

Mengukur kemampuan dalam menerapkan prinsip pengambilan keputusan dan

metode akan pemilihan karir.

Hubungan antara Conscientiousness dan Kematangan karir

Page 19: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

10

Kematangan karir merupakan sebuah konsep yang mengacu pada kesiapan individu

untuk mempersiapkan diri dalam membuat keputusan karir yang sesuai usia perkembangannya

(Savickas, 1999). Menurut Barrick & Mount (dalam Friedman & Schustack, 2006) orang yang

memiliki skor tinggi dalam conscientiousness akan bekerja dengan baik, terutama pada latar

perusahaan. Ketekunan, tanggung jawab dan ketekunan mereka dapat membantu untuk mencapai

sasaran yang dituju.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kematangan karir, salah satunya adalah faktor

kepribadian. Hal tersebut didukung oleh Super (Osipow, 1983) yang menemukan bahwa faktor

kepribadian merupakan prediktor yang penting untuk kematangan karir.

Menurut Gohdes (dalam John & Srivastava, 1999 ) apabila individu yakin akan

kemampuannya dalam mengambil keputusan karirnya di masa depan maka ia akan mencoba

untuk terus melakukan sesuatu, mempunyai harapan akan hasil dari perilaku terebut dan

berperilaku sesuai dengan cara-cara yang diarahkan untuk mencapai tujuannya tersebut.

Mahasiswa yang memiliki conscientiousness yang tinggi akan menjadi pribadi yang lebih efektif,

pengalaman dan motivasi (John & Srivastava, 1999). Seseorang yang memilki kematangan karir

yang tinggi biasanya akan memiliki kepribadian yang memiliki prinsip dalam hal ini tercakup

dalam orang yang memiliki conscientiousness yang tinggi.

McCrae & Costa (dalam Farhadi, et al 2012) mengungkapkan bahwa conscientiousness

merupakan faktor kepribadian yang memiliki sifat kepercayaan, kompetensi, tanggung jawab dan

disiplin. Selain itu menurut Vardi dan Weitz (dalam Farhadi et al, 2012) orang yang memiliki

skor conscientiousness dianggap memiliki jadwal yang terorganisir, memiliki perencaan yang

baik, dan berprestasi. Dengan sifat-sifat ini menjadi hal yang diperlukan juga bagi orang

memiliki kematangan karir yang tinggi karena orang seperti ini biasanya memiliki perencanaan

Page 20: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

11

dan akan cenderung dapat diandalkan untuk mengejar sebuah tujuan untuk mencapai

keberhasilan.

Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang ada, maka rumusan hipotesis yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah adanya korelasi positif antara faktor kepribadian Conscientiousness dengan

Kematangan Karir pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2011-2012 UKSW

Page 21: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

12

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1.Variabel terikat : Kematangan karir

2.Variabel bebas : faktor kepribadian Conscientiousness

Partisipan

Populasi adalah keseluruhan dari sampel penelitian (Arikunto, 2002). Populasi dari

keseluruhan penelitian ini adalah mahasiswa psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

angkatan 2011-2012 berjumlah 224 mahasiswa. Populasi target pada penelitian ini adalah

mahasiswa yang sudah memasuki semester angkatan terakhir untuk mengerjakan proposal atau

sedang mengerjakan skripsi dan subjek masuk kategori mahasiswa aktif.

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah sebagian dari populasi yang berkarakterisitik

sama. Kriteria subjek merupakan mahasiswa aktif, angkatan 2011-2012 yang sedang

mengerjakan skripsi atau proposal, berusia 19-25 tahun dan tidak sedang bekerja. Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan convinience sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel dimana peneliti mengambil subjek karena aksebilitas yang nyaman dan

kedekatan antara subjek dengan peneliti dan paling mudah untuk ditemui.

Pengukuran

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu

mempresentasikan dengan data numerik, sesuai dengan pernyataan Simamora (dalam Azwar,

2003). Metode yang dikumpulkan oleh penulis dalam mengumpulkan data dengan menggunakan

Page 22: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

13

skala psikologi. Skala psikologi merupakan teknik yang dapat mengumpulkan data dengan

memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan kepada responden untuk dijawab

(Sugiyono, 2003).

Skala Kematangan Karir

Skala kematangan karir yang dimodifikasi oleh peneliti yang telah dikembangkan oleh

Creed and Patton (2004) dan diadaptasi oleh Trisya (2014). Skala kematangan karir memiliki 4

aspek yang dikenal dengan istilah Career Development Inventory. Dalam teknik penilaian

menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, netral,

tidak sesuai dan sangat tidak sesuai dengan 14 aitem favorable dan 13 aitem unfavorable. Nilai

aitem favorabel akan memiliki skor 5 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 4 untuk jawaban sesuai

(S), 3 untuk jawaban netral (N), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat

tidak sesuai (STS). Begitupun sebaliknya, untuk nilai unfavorabel akan memiliki skor 1 untuk

jawaban sangat sesuai (SS), 2 atas jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban netral (N), 4 atas

jawaban tidak sesuai (TS), dan 5 atas jawaban sangat tidak sesuai (STS). Dalam pengujian alat

ukur penelitian sebelumnya koefisien reliabilitas yang dicapai sebesar 0,875 berarti alat ukur

tersebut reliable (Trisya, 2014).

Dari hasil daya diskriminasi aitem pada pengujian alat ukur ini oleh peneliti menggunakan

try out terpakai. Daya diskriminasi aitem yang dihasilkan telah melewati dua kali perhitungan

dengan 9 aitem yang gugur dengan daya diskriminasi aitem yang bergerak dari 0,229-0,654.

Sementara itu uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach menghasilkan nilai sebesar 0,843

lebih besar dari 0,8 dan lebih kecil dari 0,9 sehingga kuisioner ini dikatakan reliabel menurut

Guilford Futcher (dalam Azwar, 2008).

Page 23: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

14

Skala Faktor Kepribadian Conscientiousness

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala. Variabel kepribadian

Conscientiousness diukur dengan menggunakan skala yang sudah diaptasi dari The Big Five

Inventory. Aitem dalam skala ini berjumlah 20 aitem faktor kepribadian Conscientiousness

dengan menggunakan skala Likert 5 poin (sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, netral, dan

sangat setuju).

Skala faktor kepribadian yang digunakan pada penelitian ini adalah skala yang disusun oleh

Oliver (dalam John O.P & Srivastava S., 1999) kemudian di modifikasi oleh peneliti. Skala

tersebut dikenal dengan Big Five conscientiousness, skala tersebut tersusun atas aitem dalam

bentuk Skala Likert yang memiliki 5 aspek yaitu teratur, tenang, berjuang untuk mendapatkan

prestasi, dan kompeten.

Pada pengujian alat ukur BFI sebelumnya oleh Oliver, dimensi kepribadian

conscientiousness mendapatkan reliabilitas sebesar 0,82, lebih besar 0,7 sehingga kuisioner

tersebut dinyatakan reliable.

Dari hasil uji coba alat ukur dengan try out terpakai. Dari hasil daya diskriminasi aitem

telah melawati 3 kali putaran dan menghasilkan daya diskriminasi aitem yang menggugurkan 5

aitem dengan daya diskriminasi aitem yang bergerak dari 0,250-0,673. Sementara itu uji

reliabilitas terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian ini memberikan nilai Alpha

Cronbach sebesar 0,817 yang lebih besar 0,8 dan lebih kecil 0,9 sehingga kuisioner dinyatakan

reliable menurut Guilford Futcher (Azwar, 2008).

Page 24: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

15

HASIL

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat berdasarkan rata-rata (mean), standart

deviasi, nilai maksimal dan minimal. Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat rata-rata

dari masing-masing variabel, sebagai berikut:

Faktor Kepribadian Conscientiousness

Berdasarkan skala Faktor Kepribadian Conscientiousness terdapat 15 item valid.

Berdasarkan hasil analisa dari skala Faktor Kepribadian Conscientiousness didapat skor tertinggi

75 dan skor terendah 15. Berikut adalah rumus pengkategorisasian tinggi rendah atau interval

Faktor Kepribadian Conscientiousness.

Tabel 1.1

Faktor Kepribadian Conscientiousness

Skor Kriteria f % Min Max Mean

15 ≤ x < 27 Sangat

rendah

0 0 % 15

27 ≤ x < 39 Rendah 4 3,33 %

39 ≤ x < 51 Sedang 28 23,3 %

51 ≤ x < 63 Tinggi 79 65,8 % 54,13

63 ≤ x ≤ 75 Sangat 9 4,2 % 75

Page 25: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

16

tinggi

Jumlah 120 100 SD =

7,093

x =skor faktor kepribadian conscientiousness

Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 88 mahasiswa memiliki faktor kepribadian

conscientiousness yang tinggi . Sedangkan sebanyak 4 mahasiswa memiliki faktor kepribadian

conscientiousness yang rendah dengan rata-rata 54,13. Skor tertinggi pada kategori sangat tinggi

dan skor terendah berada pada kategori sangat rendah. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di

atas.

Kematangan Karir

Angket Kematangan karir disusun berdasarkan 27 item skala Career Maturity menurut

Creed & Patton yang diadaptasi Trisya (2014). Pengkategorian tinggi rendahnya Kematangan

Karir berdasarkan skor tertinggi adalah 90 dan skor terendahnya adalah 18 , dengan 5 kategori

yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut adalah tabel hasil

pengkategorian:

Tabel 1.2 Kematangan Karir

Skor Kriteria f % Min Max Mean

18 ≤ x < 32,4 Sangat

rendah

0 0 % 18

Page 26: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

17

32,4 ≤ x < 46,8 Rendah 0 0 %

46,8 ≤ x < 61,2 Sedang 12 10%

61,2 ≤ x < 75,6 Tinggi 77 64,2% 70,17

75,6 ≤ x ≤ 90 Sangat

tinggi

31 25,8% 90

Jumlah 120 100 SD = 8,028

x = skor kematangan karir

Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata responden memiliki kematangan karir berada

pada kategori tinggi. Nilai tertinggi berada pada kategori sangat tinggi dan nilai terendah pada

kategori sangat rendah. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di atas.

Uji Asumsi

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji one sample-Kolmogrov Smirnov. Uji

normalitas hanya dilakukan pada angket faktor kepribadian Conscientiousness. Hasil uji

normalitas terhadap sampel yang berasal dari mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga, didapat nilai Kolmogrov Smirnov angket faktor kepribadian Conscientiousness 0,876 (p

> 0,05) sedangkan nilai Kolmogrov Smirnov angket kematangan karir sebesar 1,018 (p > 0,05).

Hal ini berarti kedua data variabel berdistribusi normal.

Page 27: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

18

Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat data linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan

dengan melihat nilai F. Nilai F = .1,059 (p > 0,05), hal ini berarti uji linearitas terpenuhi.

Uji Korelasi

Dari hasil normalitas dan linearitas didapatkan bahwa berdistribusi normal dan data

linear. Berdasarkan pada perhitungan Uji korelasi product moment pearson dari output SPSS

terlihat bahwa nilai r = 0,477 (p < 0,05). Melihat hasil perhitungan tersebut Hi diterima dan H0

ditolak. Ini berarti disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor

Kepribadian Conscientiousness dengan Kematangan Karir mahasiswa Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian korelasi product pearson moment sebesar 0,477 dengan sig = 0,000

(p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara faktor

kepribadian conscientiousness dan kematangan karir pada mahasiswa fakultas psikologi

angkatan 2011-2012 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal ini menunjukkan bahwa

ketika seseorang memiliki faktor kepribadian conscientiousness tinggi cenderung memiliki

kematangan karir yang tinggi juga, begitupun sebaliknya apabila seseorang memiliki faktor

kepribadian conscientiousness rendah cenderung memiliki kematangan karir yang rendah pula.

Hasil ini mungkin terjadi, karena seseorang yang memiliki ciri-ciri teratur, tenang, memiliki

kompeten dan berjuang untuk berprestasi pada faktor kepribadian conscientiousness biasanya

akan mampu untuk berusaha bereksplorasi sesuai dengan minat dan bidang yang telah dikuasai.

Individu yang demikian, biasanya lebih percaya diri untuk pengambilan keputusan karir ke

Page 28: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

19

depan dan mencoba untuk mencari atau menggali informasi secara mendetail dan terus-menerus

tentang karir yang diminatinya sehingga akhirnya bisa memutuskan dengan matang karir yang

akan dimasukinya, mempersiapkan diri untuk kemajuan karirnya di masa datang (Super dalam

Creed & Patton, 2004). Hal-hal ini merupakan ciri-ciri dari individu yang memiliki kematangan

karir. Sebaliknya individu yang memiliki faktor kepribadian conscientiousness rendah biasanya

akan merasa lebih santai, berjuang tidak penting bagi kehidupan mereka, dan cenderung menjadi

kurang dan tidak terorganisir (Deacon, 2013). Hal ini mengakibatkan individu tersebut menjadi

tidak percaya diri dalam pengambilan keputusan karir, lebih susah untuk bereksplorasi

menemukan dan menggunakan sumber daya yang baik, susah untuk mengukur pengetahuannya

untuk tugas-tugas perkembangan yang penting sesuai minatnya selama ini, yang merupakan ciri-

ciri individu yang memiliki kematangan karir yang rendah.

Pada dasarnya faktor kepribadian conscientiousness sangatlah penting pengaruhnya

terhadap kematangan karir, karena individu yang memiliki skor conscientiousness yang tinggi

memiliki sikap yang dapat merencanakan sesuatu dengan matang dan memiliki pendisiplinan

pada diri sendiri (Heaven et al., 2013). Dengan adanya faktor kepribadian conscientiousness

pada individu akan menjadikan orang tersebut memiliki pemikiran yang terencana dalam jangka

panjang, memiliki jiwa kompeten, tenang, teratur dan dapat mencapai sebuah prestasi dengan

baik yang memiliki ciri-ciri yang sama pada individu yang memiliki kematangan karir yang

tinggi pada pengambilan keputusan karir, eksplorasi karir, mencari informasi dan perencanaan

karirnya ke depan (Vardi dan Weitz, 2004).

Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti diperoleh sumbangan efektif sebesar

22,75% kematangan karir diprediksi oleh faktor kepribadian conscientiousness. Sedangkan

sisanya sebesar 77,25% diprediksi oleh faktor lain. Memang faktor kepribadian

Page 29: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

20

conscientiousness bukan hal yang mutlak mempengaruhi kematangan karir saja melainkan ada

banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kematangan karir tersebut. Jadi, secara

umum dapat disimpulkan bahwa faktor kepribadian conscientiousness berhubungan positif

dengan kematangan karir.

Dimensi kepribadian conscientiousness bukan satu-satunya variabel yang dapat

mempengaruhi kematangan karir. Terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi kematangan

karir mahasiswa yaitu usia, jenis kelamin, status ekonomi sosial, perbedaan ras dan budaya,

bahan pengajaran, Work Salience, Work experience, Career indecision, Self-Esteem, Self-

Efficacy pengambilan keputusan karir (Paton & Cred, dalam Trisya, 2014). Super (dalam

Osipow,1983) juga menyatakan ada faktor lain lagi yang dapat mempengaruhi kematangan karir

seperti: faktor bio-sosial, faktor lingkungan, prestasi individu, faktor vokasional, dan

kepribadian. Hal ini terlihat pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2011-2012 yang sudah

mulai merencanakan membuat tugas akhir atau sudah mengerjakan tugas dan lulus untuk

melanjutkan ke dunia pekerjaan yang sebenarnya.

Page 30: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

21

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara faktor kepribadian conscientiousness dengan

kematangan karir pada mahasiswa di Fakultas Psikologi angkatan 2011-2012 Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal tersebut berarti semakin tinggi faktor kepribadian

conscientiousness yang dimiliki semakin tinggi kematangan karir mahasiswa. Demikian

pula sebaliknya, semakin rendah faktor kepribadian conscientiousness maka semakin

rendah pula kematangan karir di Fakultas Psikologi angkatan 2011-2012.

2. Kematangan karir memiliki nilai rata-rata sebesar 70,17 sehingga dapat dikatakan bahwa

kematangan karir pada mahasiswa di Fakultas Psikologi angkatan 2011-2012 di

Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga termasuk dalam kategori tinggi(64,2%).

3. Faktor kepribadian conscientiousness memiliki rata-rata 54,13, yang menunjukkan bahwa

mahasiswa di Fakultas Psikologi Angkatan 2011-2012 di Universitas Kristen Satya

Wacana di Salatiga berada dalam kategori tinggi (65,2%).

4. Sumbangan efektif faktor kepribadian conscientiousness terhadap kematangan karir

sebesar 22,75 %, sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 77,25%.

Page 31: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

22

Saran

Bagi mahasiswa yang memiliki faktor kepribadian conscientiousness agar tetap

mengeksplorasi dalam dirinya untuk masa depan dan mahasiswa yang memiliki kematangan

karir agar tetap mengembangkan kematangan karirnya dengan baik dan dapat berguna buat masa

depannya nanti.

Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas cakupan populasi yang lebih besar agar lebih

banyak variasi karakteristik pada mahasiswa. Faktor-faktor yang lain tidak dikontrol oleh peneliti

seperti lingkungan sosial, jenis kelamin, intelegensi, perbedaan ras dan budaya, status sosial dan

usia yang mempengaruhi kematangan karir. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya agar

menambahkan variabel atau dapat mengontrol faktor-faktor tersebut yang mungkin dapat

berhubungan dengan kematangan karir.

Saran yang diberikan kepada dosen, dosen memberikan pengajaran tentang tujuan-tujuan

karir mahasiswa ke depannya tidak hanya memberikan pengajaran secara teori tetapi juga

memberikan pengajaran secara praktek agar mahasiswa mengerti arah dan tujuan kehidupannya

ke masa depan.

Page 32: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

23

Daftar Pustaka

Alvares,M. (2008) .Career Maturity: a priority for secondary education. Electronic of Research

In Educational Psychology. Vol.6 (3), No.16, 749-772

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas (Edisi 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________ (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) ( Edisi Revisi V). Jakarta:

Rineka Cipta.

Barrick, M.R., &Mount,M.K. (1996). Effects of Impression Management and Self-Deception on

the Predictive Validity of Personality Constructs. The Journal of Applied Psychology,

81(3), 261-272

Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

Creed, P. A., & Patton, W. (2004). Predicting two components of career marturity in school

based adolescent. Journal of Career development, 29, 4, 277.

Deacon, L. (2013). Brilliant Psychology: How to Understand Yourself and Other People.

Retrived February 20, 2015,from www.books.google.co.id.

Farhadi,H., Fatimah,O., Nasir,R., & Shaharazad, Wan W.S. (2012) . Agreeableness and

Conscientiousness as Antecedents of Deviant Behavior in Workplace. Malaysia: Asian

Social Science, 8(9), 1-7. Retrieved March 7, 2015, from www.ccsenet.org/ass

Feist,J & Feist G.J .(2009). Teori Kepribadian: Theories of Personality (7th ed).Jakarta :

Salemba Humanika

Friedman H.S., & Schustack M.W. (2006) . Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern (Edisi

ke 3). Jakarta : Erlangga

Handoko, M. (2004). Perencanaan Karir Sejak Dini. Retrived March 23, 2015, from

http//bruderfic.or.id./h-62/perencanaan-karir-sejak-dini.html.

Page 33: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

24

Heaven Patrick C.L, Ciarocchi J., Leeson P., & Barkus E. (2013). Agreeableness,

conscientiousness, and psychoticism: Distinctive influences of three personality

dimensions in adolescence. British Journal of Psychology, Volume 104, page 481-494

John, O.P. & Srivastava, S. (1999). The Big Five Trait Taxonomy: History, Measurement, and

Theoretical Perspectives. University of California, Berkeley, Institute of Personality and

Social Research.

Osipow, S.H. (1983). Theories of Career Development. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Patton, Wendy A., & Lokan J. (2001) . Perspectives on Donald Super’s Construct of Career

Maturity.Internasional Journal for Educational and Vocational Guidance, Volume 1,

page 31-48

Pervin, L.A., & John, O.P. (2005) . Personality; Theory and research. 8ed. New York: Guilford

Press

Pervin, L.A,. & John, O.P. (2010) . Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian Edisi Ke-9.

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Rahmawati S. (2012) . Hubungan antara Self Efficacy dengan Kematangan Karir pada

Mahasiswa Tingkat Awal dan Tingkat Akhir di Universitas Surabaya. Skripsi. Fakultas

Psikologi Universitas Surabaya.

Ramdhani, N. (2003) . Pelatihan Pengembangan Karir Pribadi untuk Meningkatkan Daya Saing

Lulusan Perguruan Tinggi. Skripsi .Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Savickas, M. (1999) . The transition from school to work: A developmental perspective. The

Career Development Quarterly, 4, 326–336

Sugiyono. (2012) . Metodologi penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta

Page 34: Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9352/2/T1_802011011_Full... · dapat mengerjakan tugas-tugas perkembangan untuk

25

Trisya, F. (2014) . Hubungan antara Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir dengan

Kematangan Karir Siswa SMK Sahid Surakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana.

Vardi, Y., &Weitz, E. (2004) . Misbehaviour in organizations: Theory, research, and

management. Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates.