Hubungan Antara Keaktifan Siswa Dengan Kemampuan Membaca

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN SISWA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS II SDN SENDANGREJO KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007 SKRIPSI

Oleh MURNI WAHYU KARYAWANTI NPM 05.311.073 / P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI MADIUN DESEMBER 2006

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nama Sampel / Responden ...................................................................... 2. Angket tentang Keaktifan Siswa................................................................ 3. Distribusi Jawaban Angket Keaktifan Siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 .... 4. Tabel Skor Angket Keaktifan Siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 ..... 5. Tabel Kemampuan Membaca Siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 ..... 6. Tabel Persiapan Untuk Menghitung Dengan Rumus Korelasi Product Moment ..................................................................................................... 7. Soal Tes .................................................................................................... 8. Surat Keterangan dari SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun ...................................................................................

Halaman 36 37

41

42

43

44 45

47

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Grafik Histogram untuk variabel X tentang Keaktifan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar 4.2. Grafik Histogram untuk variabel Y tentang Ketrampilan Membaca

Halaman

28

29

ix

BAB III

METODE PENELITIAN .............................................................. A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. B. Desain Penelitian ..................................................................... C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............. D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ......................... E. Analisis Data ...........................................................................

20 20 21 22 22 24 26 26 29 30 31 32 32 33 34 35 36 48

BAB IV

HASIL PENELITIAN ................................................................... A. Deskripsi Data ......................................................................... B. Hasil Analisis Data .................................................................. C. Penafsiran Hasil Analisis Data ................................................ D. Simpulan Pengujian Hipotesis .................................................

BAB V

PENUTUP ..................................................................................... A. Simpulan .................................................................................. B. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................

viii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................... LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ........................... ABSTRAK ....................................................................................................... MOTTO DAN KATA PERSEMBAHAN ...................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... A. Latar Belakang Masalah .......................................................... B. Identifikasi Masalah ................................................................ C. Batasan Masalah....................................................................... D. Rumusan Masalah ................................................................... E. Tujuan Penelitian...................................................................... F. Kegunaan Penelitian................................................................. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............. A. Kajian Pustaka ......................................................................... B. Kerangka Pemikiran ................................................................ C. Hipotesis Penelitian ................................................................. i ii iii iv v vi vii ix x 1 1 4 5 5 6 6 8 8 18 19

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan petunjuk-Nya, penelitian yang berjudul "Hubungan antara Keaktifan Siswa dengan Kemampuan Membaca Siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007" dapat penulis laksanakan dan penulis laporkan hasilnya dalam bentuk skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Parji, M.Pd., Rektor IKIP PGRI Madiun. 2. Bapak Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd., Dekan FPBS IKIP PGRI Madiun dan sebagai Pembimbing I. 3. Bapak Drs. Bambang Eko Hari Cahyono, Kaprodi PBSI FPBS IKIP PGRI Madiun. 4. Ibu Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II. 5. Ibu Kasmini, S.Pd., Kepala SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itulah, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengajaran sastra Indonesia, terutama dalam pengajaran apresiasi puisi. Madiun, 1 Desember 2006 Penulis, vi

MOTTO

Jadikanlah generasi bangsa ini menjadi insan yang cerdas dengan akhlak yang baik dan sarat dengan kejujuran

Skripsi ini kupersembahkan kepada : Orang tua dan suami tercinta

v

ABSTRAK Murni Wahyu Karyawanti. 2006. Hubungan antara Keaktifan Siswa dengan Kemampuan Membaca Siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, IKIP PGRI Madiun. Pembimbing (I) Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd. (II) Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd. Kata Kunci : Keaktifan Siswa, Kemampuan Membaca Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan siswa dengan kemampuan membaca kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian ini meneliti seluruh populasi. Oleh karena itu, penelitian ini disebut penelitian total sampling. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 16 anak. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Selanjutnya, pengumpulan data yang digunakan adalah teknis tes. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan siswa dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. Hal ini didasarkan pada hasil analisis data diperoleh r hitung = 0,833 dengan N = 16. Jika r hitung dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 16 diperoleh r tabel = 0,497. Kemudian, uji hipotesis menunjukkan hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak karena antara r hitung lebih besar dari r tabel.

iv

Skripsi oleh Murni Wahyu Karyawanti ini telah dipertahankan di depan panitia penguji pada hari Sabtu, tanggal 23 Desember 2006

Panitia Penguji

Drs. Bambang Eko Hari Cahyono NIDY. 0706801239

Ketua

Panji Kuncoro Hadi, SS. NIY. 130.152

Sekretaris

Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd. NIP. 131 846 601

Anggota

Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd. NIY. 130.140 Mengetahui, Kaprodi PBSI

Anggota

Mengesahkan, Dekan FPBS

Drs. Bambang Eko Hari Cahyono NIDY 07.068.03.01239

Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd. NIP 131 846 601

iii

Skripsi oleh Murni Wahyu Karyawanti ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Madiun, 28 November 2006 Pembimbing I,

Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd. NIP. 132 049 199

Madiun, 28 November 2006 Pembimbing II,

Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd. NIY. 130.140

ii

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN SISWA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS II SDN SENDANGREJO KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SKRIPSI Diajukan kepada IKIP PGRI Madiun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

OLEH MURNI WAHYU KARYAWANTI NPM 05.311.073 / P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI MADIUN DESEMBER 2006

i

7

a. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru yang bersangkutan bahwa dalam mengajarkan bahasa Indonesia hendaknya berpedoman pada hakikat tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang benar. b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Kepala Sekolah di tempat penulisan ini dilaksanakan guna menentukan kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar serta memiliki kemampuan membaca.

6

3. Adakah hubungan antara keaktifan siswa dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007 ? E. Tujuan Penelitian Setelah permasalahan dirumuskan, langkah berikutnya adalah

menentukan tujuan yang akan dicapai. Tujuan dalam penulisan ini adalah : 1. Ingin mengetahui keaktifan siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. 2. Ingin mengetahui kemampuan membaca siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. 3. Ingin mengetahui hubungan antara keaktifan siswa dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis Kegunaan praktis yang diperoleh dalam penulisan ini adalah diperolehnya paparan secara objektif tentang kemampuan membaca dengan keaktifan siswa kelas II SDN Sendangrejo Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. 2. Kegunaan Teoretis Manfaat teoretis yang diperoleh dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

5

5. Terbatasnya buku dan bacaan yang ada di sekolah, sehingga kebutuhan akan bacaan yang bermutu tidak terpenuhi. C. Batasan Masalah Sebagaimana telah disampaikan di atas, masalah yang akan diuraikan akan dibatasi dalam hal keaktifan siswa di kelas dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. Sesuai dengan identifikasi masalah dalam penulisan ini, penulis hendak membatasi masalah yang muncul sebagai berikut : 1. Kemampuan siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. 2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar pelajaran bahasa Indonesia siswa IV SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah dan batasan masalah, perlu dirumuskan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimanakah keaktifan siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007 ? 2. Bagaimanakah kemampuan membaca siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007 ?

4

pengajaran bahasa Indonesia di sekolah benar-benar sudah memenuhi harapan sebagaimana yang telah ditentukan dalam kurikulum. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin melakukan penulisan mengenai Hubungan antara Keaktifan Siswa dengan Kemampuan Membaca Siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. Hal itu dilakukan penulis karena selama ini belum ada pihak yang melakukan penulisan di lembaga tersebut dengan topik yang sama. Di samping itu, penulis memilih masalah di atas sebab ada kesenangan dari siswa SDN Sendangrejo Madiun meskipun hanya sebagian, untuk membaca buku, koran atau majalah pada waktu senggang. Dari segi kepraktisannya pun juga menguntungkan penulis, sebab kebetulan penulis pernah mengajar dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Sendangrejo, jadi sudah banyak mengenal para siswanya. B. Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang mungkin muncul dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya kemampuan siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. 2. Kurangnya keterampilan siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. 3. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. 4. Kurangnya guru memberikan dorongan kepada siswa untuk aktif membaca bacaan selama dalam proses belajar mengajar di sekolah.

3

Menurut pengamatan penulis, ada beberapa hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pengajaran membaca di SDN Sendangrejo Madiun. Beberapa hambatan tersebut antara lain kurang tersedianya buku-buku panduan mengenai membaca dan menyimak yang benar dan sistem evaluasi yang masih menitikberatkan pada segi pengetahuan atau teori membaca dan menyimak yang benar. Dalam mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia diperlukan buku-buku panduan yang relevan, sehingga buku-buku tersebut akan dapat menunjang proses belajar mengajar. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah, sebab di samping memerlukan dana yang tidak kecil juga diperlukan adanya kebijakan yang mendukung dan mendorong tercapainya tujuan itu. Pengajaran membaca merupakan bagian dari pengajaran bahasa Indonesia di SD. Dalam pengajaran bahasa, guru hendaknya mengadakan penulisan dengan saksama lebih dahulu tentang amanat apa yang tersurat dan tersirat dalam pengajaran bahasa Indonesia. Sudah sesuaikah hal itu diajarkan kepada para siswa, serta bagaimanakah gaya dan cara mengajarkannya. Dengan demikian, kunci keberhasilan proses belajar mengajar membaca itu terletak pada kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memiliki pengalaman dalam hal membaca secara benar. Memiliki pengalaman membaca dapat diperoleh melalui analisis dan kesediaan guru dalam memberikan peluang yang leluasa untuk menemukan masalah beserta pemecahannya. Sekalipun sudah ada upaya demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, sampai dengan sekarang belum diketahui apakah

2

Pengajaran bahasa Indonesia yang hanya menekankan pada segi pengetahuan belum memberikan harapan tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya lebih menekankan pada segi apresiasi, yaitu agar siswa mampu memahami dan menghayati bahasa Indonesia yang dibacanya. Pembinaan apresiasi bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain membaca karya sastra, mempelajari teori yang berkenaan dengan bahasa, mempelajari esai dan kritik bahasa Indonesia, serta mempelajari sejarah bahasa Indonesia (S. Effendi, 1982:12). Berdasarkan pendapat tersebut, siswa tidak cukup hanya diberi pengetahuan tentang menyimak dan membaca yang benar, tetapi siswa langsung dihadapkan pada karya cipta bahasa Indonesia yang akan diapresiasikannya. Banyak pihak yang menyatakan bahwa pengajaran yang menekankan pada Bahasa Indonesia khususnya membaca bahasa Indonesia saat ini kurang memuaskan. Hal itu disebabkan siswa belum dibiasakan akrab dengan aktivitas membaca. Akrab atau tidaknya siswa terhadap aktivitas membaca tidak dapat terlepas dari peran guru. Guru memegang peran yang sangat penting dalam pengajaran apresiasi bahasa Indonesia. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru adalah bagaimana ia memilih bahan atau materi yang cocok, bagaimana mengembangkan bahan atau materi, dan bagaimana pula menjelaskan materi itu kepada siswa secara efektif dan objektif. Dengan demikian, pengajaran bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan pengetahuan semata-mata, faktor guru sangat besar perannya dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan (Yusyana, 1979:15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah bermacam-macam. Salah satunya adalah menanamkan rasa cinta terhadap kemampuan membaca kepada para siswa. Melalui pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang bahasa Indonesia, mampu mengapresiasi, bersikap positif terhadap nilai bahasa Indonesia dan dapat mencintai bahasa Indonesia sebagai salah satu bagian dari budaya bangsa. Guna mewujudkan hal di atas, telah ditempuh atau dilakukan beberapa hal. Misalnya, usaha-usaha pembinaan dan pengembangan dalam bidang kurikulum, seminar-seminar, penataran-penataran, sarasehan-sarasehan

mengenai pengajaran bahasa Indonesia. Dalam pengembangan kurikulum, telah diupayakan penyempurnaan dan pembaharuan. Misalnya, dalam kurikulum 1975 materi pengajaran bahasa Indonesia yang masih menekankan pada segi pengetahuan, dalam kurikulum 1984 dan kurikulum yang berlaku setelah itu, materi pengajaran bahasa Indonesia sudah menekankan pada bidang

keterampilan atau apresiasi bahasa Indonesia secara langsung. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai dengan sekarang belum diketahui secara pasti apakah harapan di atas telah tercapai atau belum. Demikian pula dengan masalah pelaksanaan kurikulum, apakah pengajaran bahasa Indonesia di SD telah dilaksanakan secara efektif atau belum.

1

19 C. Hipotesis Menurut Fraenkel dan Wallen (dalam Yatim Riyanto, 2001:16) hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis belum tentu benar. Benar tidaknya hipotesis tergantung dari hasil pengujian dengan analisa data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara keaktifan siswa dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007.

18 4) peranan sebagai kalimat penjelas/subordinat; 5) peranan sebagai kalimat pemuas, yaitu kalimat yang tidak memberikan dukungan atau kekurangan apapun terhadap pikiran utama paragraf. Kecepatan efektif bacaan dapat diketahui dengan rumus : Kecepatan Efektif = Keterangan : p q r = Jumlah kata atau jumlah halaman x 300 = Jumlah waktu dalam detik = Jumlah jawab yang benar (Ahmad S. Harjosujana, 1993:2.35)p r x x 60 q 100

B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian pustaka yang telah penulis uraikan, selanjutnya dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut : 1. Membaca adalah kegiatan yang lazim dilakukan oleh setiap orang dewasa dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 2. Kemampuan membaca seseorang dipengaruhi oleh keterampilan dalam memahami ejaan serta makna yang tersirat maupun makna tersurat dari isi bacaan. 3. Keaktifan siswa dikelas dalam proses belajar mengajar berbanding lurus dengan kemampuan membaca siswa.

17 d) Bagimana pendapatmu mengenai pekerjaan Ali? 2) Mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan secara vertanein (kata demi kata) dalam bahan bacaan. 3) Menyuruh siswa membuat rangkuman atau ikhtisar dari sesuatu paragraf. Rangkuman tersebut haruslah mencakup ide-ide penting dalam urutan yang wajar. e. Memperhatikan prosedur dalam membaca paragraf 1) Kata paragraf berasal dari bahasa Yunani. Para yang berarti samping/pinggir dan graphein yang berarti menulis. Pada mulanya paragraf ialah tanda atau tulisan yang diletakkan di bagian pinggir teks, yang digunakan untuk menunjukkan awal. Suatu topik baru dalam suatu pembicaraan dengan maksud yang sama. Pada umumnya yang di maksud dengan paragraf adalah sekelompok kalimat yang secara bersama-sama membicarakan hanya satu pikiran. 2) Biasanya salah satu dari kalimat-kalimat yang menyusun sebuah paragraf merupakan kalimat topik, yang dimaksud kalimat topik ini adalah kalimat yang menyatakan atau mengikhtisarkan pikiran utama sebuah paragraf dan ditempatkan secara jelas sebagai kalimat pertama, kemudian dikembangkan sehingga ide yang di kandung di dalamnya menjadi semakin jelas. Setiap kalimat dalam paragraf harus mempunyai suatu peranan struktural kalimat dalam sebuah paragraf : 3) peranan sebagai kalimat topik/kalimat utama;

16 a. Guru dapat menolong para pelajar memperkaya kosa kata mereka dengan jalan : 1) memperkenalkan sinonim kata-kata, antonim kata-kata, parafrase, kata-kata yang berdasar sama; 2) memperkenalkan imbuhan, yang mencakup awalan, sisipan, dan akhiran; 3) mengira-ngira atau mereka makna kata-kata dari konteks atau hubungan kalimat; 4) kalau perlu, menjelaskan arti sesuatu kata abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu. b. Guru dapat membantu para pelajar untuk memahami makna strukturstruktur kata, kalimat dan sebagainya dengan cara-cara yang telah dikemukakan di atas, disertai latihan seperlunya. c. Guru dapat memberikan serta menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, peribahasa, dan lain-lain dalam bahasa daerah atau bahasa ibu. d. Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman siswa dengan berbagai cara, misalnya : 1) Mengemukakan berbagai jenis pertanyaan terhadap kalimat yang sama, contohnya, dengan kaliamt Ali dokter, guru dapat bertanya : a) Apakah Ali dokter? b) Siapakah Ali? c) Apakah pekerjaan Ali?

15 Untuk keterampilan pemahaman (comprehension skills), yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat dibagi atas : 1) membaca ekstensif (extensive reading); 2) membaca intensif (intensive reading). Selanjutnya membaca intensif dapat pula dibagi atas : 1) membaca telaah isi (content study reading), mencakup : a) membaca survei (survey reading); b) membaca sekilas (skimming), dan c) membaca dangkal (superfical reading). 2) Membaca telaah bahasa (language study reading), mencakup : a) membaca teliti (close reading); b) membaca pemahaman (comprehension reading); c) membaca kritis (critical reading); d) membaca ide (reading for ideas). 3) Membaca telaah bahasa (language study reading), mencakup : a) Membaca bahasa asing (foreign language reading); b) Membaca sastra (literary reading). 4. Mengembangkan Keterampilan Membaca Setiap guru bahasa harus dapat membantu serta membimbing para pelajar untuk mengembangkan serta meningkatkan keterampilan-

keterampilan yang mereka butuhkan dalam membaca. Usaha yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan membaca itu antara lain :

14 Henry Guntur Tarigan (1993:11), secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu : a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup : 1) pengenalan bentuk huruf; 2) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat, dan lain-lain); 3) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi

(kemampuan menyuarakan bahan tertulis); 4) kecepatan membaca bertaraf lambat. b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup : 1) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal); 2) memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca); 3) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk); 4) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical skills) tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara (reading aloud, oral reading).

13 disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify). f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate). g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang dikenal pembaca, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Dari uraian di atas, tujuan membaca beragam sesuai dengan keinginan penulis dalam menyampaikan ide dan gagasan dalam tulisannya. 3. Aspek-aspek Membaca Membaca merupakan keterampilan kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil lainnya. Menurut

12 a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for seauence or organization). d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini

11 Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan (Henry Guntura Tarigan, 1993:9). Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetakan atau tulisan dengan menggunakan pengertian yang tepat. Anak yang mahir membaca akan memberikan respon kepada apa yang diungkapkan oleh penulis dengan sebaik-baiknya, sehingga

memerlukan latihan dan keuletan. Mampu membaca berarti memiliki kekuatan yang sanggup

mengungguli kekuatan fisik, apapun yang bisa dihimpun manusia. Menurut psikologi pendidikan membuktikan dengan pasti bahwa membaca

mempunyai sifat-sifat kompleks, membaca bukanlah suatu proses yang ekafaktor, melainkan keterampilan dan kemampuan yang interaktif dan terpadu. Hampir semua jenis keterampilan membaca dapat diperbaiki dengan jalan latihan, hal ini sangat diutamakan khususnya bagi siswa di jenjang pendidikan dasar apabila membaca dilatih dengan sebaik-baiknya maka kemampuan membaca pun pasti membaik. Dengan demikian waktu membaca yang digunakan untuk membaca akan bertambah singkat (Ahmad S. Harjosujana, 1993:13). Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1993:9), tujuan membaca meliputi :

10 dan penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing meaning to and getting meaning from printed or weritten material. Artinya memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonomo dalam Henry Guntur Tarigan, 1993:8). Dengan demikian, membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Ketika membaca, setiap orang membuat bunyi dalam kerongkongan. Pada saat membaca cepat, pembaca tahu bagaimana cara mengatakan serta mengelompokkan bunyi-bunyi tersebut dan tidak terteguntegun melakukannya. Sangat penting bagi pembaca agar setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, urutan bunyi, intonasi, atau jeda haruslah dijelaskan sebelum pembaca membaca dalam hati ataupun membaca lisan (Finochiaro and Bonomo dalam Henry Guntur Tarigan, 1993:8). Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Pembaca yang baik akan merespon dari apa yang diungkapkan dalam tulisan sehingga dapat memahami apa yang dibacanya dengan sebaik-baiknya. 2. Tujuan Membaca

9 sandi (code) yang direncanakan untuk membawa/mengandung makna (meaning). Bila menyimak pembicara maka pada dasarnya pendengar membaca sanksi makna ujaran tersebut. Beberapa ahli cenderung memakai istilah recording (penyandian kembali) untuk menggantikan istilah reading (membaca) sebab pertama sekali lambang-lambang tertulis (written symbols) diubah menjadi bunyi, kemudian barulah sandi itu dibaca (are decoded). Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk mengutarakan makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan pesan (Henry Guntura Tarigan, 1993:7). Di samping pengertian atau batasan yang telah diutarakan di atas, membaca dapat diartikan sebagai suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambanglambang tertulis. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan (oral reading). Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata tertulis. Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Membaca Kata membaca dari kata dasar baca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Henry Guntura Tarigan, 1993:7). Membaca merupakan proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup perubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson dalam Henry Guntur Tarigan, 1993:7). Istilah-istilah linguistik, decoding dan encoding tersebut akan lebih mudah dimengerti kalau pembaca dapat memahami bahasa (language) adalah

8

25 y = kemampuan membaca 4. Menentukan daerah kritik dan keputusan uji. a. Apabila ho < ht, maka Ho diterima dan Ha ditolak. b. Apabila ho > ht, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

24 b. Bahan Tes Kecuali bentuk tes, peneliti juga memilih bahan tes. Bahan tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah bahan tes yang diperoleh siswa dalam proses belajar mengajar. c. Pemberian Skor Pemberian skor dalam penelitian ini beriorientasi pada kriteria tes objektif pilihan ganda. Untuk soal objektif pilihan ganda dengan skala ordinal terdiri atas 3 pilihan jawaban, yaitu jawaban a mendapat skor 5, jawaban b mendapat skor 3 dan jawaban c mendapat skor 1. Angket terdiri dari 20 isian. E. Analisis Data Sesuai dengan rancangan penelitian, yakni membandingkan dua kelompok rata-rata, teknik analisis data menggunakan statistik korelasi product moment. Adapun langkah-langkahnya 1. Perumusan Hipotesis a. Ho : 1 = 2 b. Ha : 1 2 2. Memilih taraf signifikansi () sebesar 0.005 3. Menentukan rumus korelasi product moment sebagai berikut : rxy =

xy x y 2 2

(Hadi, 2001:293)

Dimana : rxy = koefisien korelasi antara x dan y x = keaktifan siswa

23 Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun dalam mengikuti pelajaran. b. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dengan jalan memberikan tes kepada responden. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan peneliti setelah mendapat izin dari Kepala Sekolah. Adapun prosedur pelaksanaan pengumpulan data adalah sebagai berikut : (1) mengatur persiapan dan menertibkan teste, (2) memberikan petunjuk cara pengerjaan soal dan mengadakan pembetulan jika ada kesalahan pengetikan, (3) membagikan lembar soal dan lembar jawaban. 2. Instrumen Penelitian Dalam instrumen penelitian ini akan diuraikan : (a) bentuk tes, (b) bahan tes, dan (c) pemberian skor. a. Bentuk Tes Instrumen penelitian ini adalah instrumen yang berbentuk tes. Bentuk tes yang dipakai peneliti adalah bentuk tes objektif pilihan ganda dan tes subjektif atau uraian. Alasan peneliti menggunakan bentuk tes pilihan ganda adalah : (1) bahan tes yang diambil lebih menyeluruh, (2) objektif karena hanya ada satu jawaban yang benar, dan (3) mudah dan cepat dalam mengoreksi. Di samping bentuk tes objektif pilihan ganda, peneliti menggunakan bentuk tes subjektif. Alasan peneliti memakai bentuk tes ini adalah agar siswa dapat mengemukakan jawabannya dengan bahasa yang runtut sesuai dengan gayanya sendiri.

22 C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2006/2007. Adapun siswa-siswi kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun berjumlah 16 orang. 2. Sampel Karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, penelitian ini dibatasi dalam hal jumlah subjek penelitian yang diambil, yakni melaksanakan penelitian sampel, yaitu menggunakan sebagian dari populasi sebagai subjek penelitian. Mengingat jumlah populasinya tidak melebihi 100, seluruh populasi, peneliti jadikan sampel atau total sampling. 3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu peneliti menentukan sendiri sampel yang akan diteliti sesuai dengan kebutuhan peneliti (Nana Sudjana, 2001:96). D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Pengumpulan Data a. Jenis Data Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes. Tes yang dipilih adalah tes objektif pilihan ganda. Selanjutnya, data tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk memaparkan keaktifan siswa kelas II SDN

21 B. Desain Penelitian Telah diuraikan dalam bab pendahuluan bahwa tujuan penelitian ini adalah memperoleh paparan yang objektif mengenai hubungan keaktifasn siswa dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun. Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, Arikunto (2002:309) menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini berupaya memperoleh data secara sahih, cermat, akurat, dan lengkap. Dari data yang terkumpul kemudian diperiksa, diklasifikasikan, dianalisis, dan

dideskripsikan. Hasil analisisnya merupakan deskripsi mengenai keaktifan siswa dalam hubungannya kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2006/2007. Pemilihan metode deskriptif dalam penelitian ini selain peneliti akan mendeskripsikan data secara representatif dan objektif terhadap fenomena yang diperoleh, juga menganalisis dan menginterpretasikan data. Penggunaan metode deskriptif diharapkan dapat memberikan kemungkinan kepada peneliti untuk dapat menyusun suatu paparan objektif mengenai hubungan keaktifan siswa dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam bab I telah diuraikan bahwa peneliti memilih tempat penelitian di SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun. Dipilihnya tempat tersebut sebagai tempat penelitian karena beberapa pertimbangan, yaitu : a. Di tempat tersebut hingga sekarang ini belum ada penelitian dengan masalah yang sama seperti yang dilakukan peneliti; b. Peneliti sudah banyak mengenal situasi dan kondisi tempat penelitian, sehingga hal itu menguntungkan bagi peneliti; c. Dari segi kepraktisannya juga menguntungkan peneliti, sebab secara kebetulan tempat tersebut berdekatan dengan tempat tinggal peneliti; d. Secara ekonomis juga menguntungkan peneliti, karena peneliti tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, waktu, dan tenaga dalam penelitian. 2. Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun waktu yang disediakan dalam penelitian ini adalah selama empat bulan, yakni mulai bulan Juli 2006 sampai dengan bulan Oktober 2006.

20

31

dengan

N = 16 diperoleh r tabel = 0,497 ini berarti r hitung lebih besar dari r

tabel (rh > rt). Hal ini dapat dipahami bahwa semakin siswa aktif dalam proses belajar mengajar, terutama dalam pokok bahasan membaca akan dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. D. Simpulan Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka Ha diterima Ho ditolak, artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan siswa dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007.

30

Mx =

XN

=

1114 = 69,63 (rata-rata variabel X) 16 1163 = 72,69 (rata-rata variabel Y) 16

My =

YN

=

3. Menghitung rh dengan rumus: Sebelum menghitung dengan rumus korelasi Product Moment, setelah melihat tabel kerja di atas, dapat penulis uraikan sebagai berikut : xy = 900,13 x2 = 850 y2 = 1373,44 Setelah diketahui hasilnya, baru dimasukkan ke dalam rumus korelasi Product Moment sebagai berikut : rxy =

xy x y 2 2

=

900,13 8501373,44 900,13 1167078,52900,13 1080,31

=

=

= 0,833 C. Penafsiran Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil analisis data diperoleh r hitung = 0,833 dengan N = 16. Jika r hitung dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%

29

40 35 30 25 20 15 10 5 0

Frekuensi

1 60

1 61

3 65

1 66

1 68

2 70

1 71

1 78

1 79

2 85

1 86

1 89

Nilai

Gambar 4.2. Grafik Histogram untuk variabel Y tentang Ketrampilan Membaca B. Analisis Data Hasil analisis data diperoleh dari angket yang disebar kepada responden tentang keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar serta data tentang keterampilan membaca diperoleh dari nilai .

rxy =

xy x y 2 2

Langkah-langkah dalam analisis data dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Membuat tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara dua variabel tersebut di atas sebagaimana tercantum dalam lampiran 6. 2. Menghitung Mx dan My Berdasarkan pada tabel kerja di atas, sebagai langkah berikut menentukan rata-rata (Mean) masing-masing variabel, yaitu variabel X dan variabel Y dengan rumus sebagai berikut:

28

3. Mean, Modus, Median dan Grafik Histogram Setelah diketahui data dari kedua variabel di atas, dengan bantuan komputer program Microsoft Excel diperoleh data yaitu mean (rata-rata), modus (nilai yang sering muncul), median (nilai tengah), dan grafik histogram dari kedua variabel sebagai berikut : a. Dari Variabel X yaitu Keaktifan Siswa 1) Mean (Mx) 2) Modus (Mox) 3) Median (Mdnx) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 = 69,63 = 68 = 68

Frekuensi

1 58

1 60

1 62

2 64

1 66

3 68

1 70

1 72

1 74

2 78

1 80

1 84

Skor Gambar 4.1. Grafik Histogram untuk variabel X tentang Keaktifan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar b. Dari Variabel Y yaitu Ketrampilan Membaca 1) Mean (Mx) 2) Modus (Mox) 3) Median (Mdnx) = 72,69 = 65 = 70

27

Dari data yang disajikan pada lampiran 4 dan 5, maka dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa (X) No 1. 2. 3. 4. 5 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Nilai 58 60 62 64 66 68 70 72 74 78 80 84 Jumlah Frekuensi Absolut 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 16 Frekuensi Relatif 6,25% 6,25% 6,25% 12,50% 6,25% 18,75% 6,25% 6,25% 6,25% 12,50% 6,25% 6,25% 100 %

2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca (Y) No 1. 2. 3. 4. 5 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Nilai 60 61 65 66 68 70 71 78 79 85 86 89 Jumlah Frekuensi Absolut 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 16 Frekuensi Relatif 6,25% 6,25% 18,75% 6,25% 6,25% 12,50% 6,25% 6,25% 6,25% 12,50% 6,25% 6,25% 100 %

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil penelitian yang dapat dilaporkan dan dideksripsikan penulis setelah melalui penghitungan adalah sebagai berikut. 1. Keaktifan Siswa di Kelas Dengan bantuan komputer menggunakan program Microsoft Excel 2003 diperoleh data keakfitan siswa dengan skor maksimal = 84; skor minimal = 58; nilai rata-rata = 69,63. Kemudian, jumlah siswa yang mendapat nilai < 65 adalah 5 orang atau sebesar 31,25 %; sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 11 orang atau sebesar 68,75 %. Data tentang keaktifan siswa disajikan pada lampiran 4. 2. Kemampuan Membaca Dengan bantuan komputer menggunakan program Microsoft Excel 2003 diperoleh data kemampuan membaca dengan nilai maksimal = 89; nilai minimal = 60; nilai rata-rata = 72,69. Kemudian, jumlah siswa yang mendapat nilai < 65 adalah 5 orang atau sebesar 31,25 %; sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 11 orang atau sebesar 68,75 %. Data tentang keaktifan siswa disajikan pada lampiran 5.

26

33

B. Saran Agar tujuan pembelajaran, khususnya keterampilan membaca dapat tercapai, peneliti sarankan sebagai berikut : 1. Hendaknya, kepala sekolah senantiasa melakukan supervisi dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar seperti kesiapan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi siswa. 2. Hendaknya, guru terutama guru kelas dapat menerapkan metode yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Semakin aktif siswa dalam proses pembelajaran semakin dapat meningkatkan prestasi belajarnya terutama dalam kemampuan membaca.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Sesuai dengan hasil analisis dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keaktifan siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007 tergolong cukup. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 4 menunjukkan rata-rata skor angket yang disebar kepada responden sebesar 69,63. 2. Kemampuan membaca siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007 tergolong baik. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 5 menunjukkan rata-rata skor angket yang disebar kepada responden sebesar 72,69. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan siswa dengan kemampuan membaca siswa kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. Hal ini didasarkan pada hasil analisis data diperoleh r hitung = 0,833 dengan N = 16. Jika r hitung dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 16 diperoleh r tabel = 0,497. Kemudian, uji hipotesis menunjukkan hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak karena antara r hitung lebih besar dari r tabel.

32

RIWAYAT HIDUP

Murni Wahyu Karyawanti dilahirkan di Desa Sobrah, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, pada tanggal 10 Juni 1982. Pendidikan Dasar dan Menengah ditempuh di Kabupaten Madiun, tamat SD tahun 1992, SMP tahun 1995, SMA tahun 2000. Pendidikan berikutnya ditempuh di PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) lulus tahun 2003. Kemudian, ia melanjutkan ke Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun sampai dengan sekarang. Mengajar di SD tahun 2001 sebagai guru sukwan. Pada tahun 2004, ia mengajar di MI AL-HIKMAH, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun sampai dengan sekarang.

48

47

46

45

Lampiran 6 TABEL PERSIAPAN UNTUK MENGHITUNG DENGAN RUMUS KORELASI PRODUCT MOMENT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 X 64 68 70 62 66 80 58 74 78 68 78 84 64 60 68 72 1114 Y 65 66 68 70 71 85 60 78 79 65 89 86 65 61 85 70 1163 x -6 -2 0 -8 -4 10 -12 4 8 -2 8 14 -6 -10 -2 2 x2 32 3 0 58 13 108 135 19 70 3 70 207 32 93 3 6 850 Y -7,69 -6,69 -4,69 -2,69 -1,69 12,31 -12,69 5,31 6,31 -7,69 16,31 13,31 -7,69 -11,69 12,31 -2,69 y2 59,10 44,72 21,97 7,22 2,85 151,60 160,97 28,22 39,85 59,10 266,10 177,22 59,10 136,60 151,60 7,22 1373,44 xy 43,24 10,87 -1,76 20,49 6,12 127,74 147,49 23,24 52,87 12,49 136,62 191,37 43,24 112,49 -20,01 -6,38 900,13

44

Lampiran 5 TABEL KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS II SDN SENDANGREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUAPTEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Alim Saputra Aminarti Ayun Qurroti Devi Novitasari Devi Wulandari Eksis Pambudi Gilang Ramadhan Melisa Mardiana Rani Novitasari Thoriq Pulung A Tratasia Selviayana Vika Lukimia Wasis Budiarto Yesi Trianasari Imam Anugrah Nama Siswa Risma Dwi Permata S. Kemampuan Membaca 65 66 68 70 71 85 60 78 79 65 89 86 65 61 85 70

43

Lampiran 4 TABEL SKOR ANGKET KEAKTIFAN SISWA KELAS II SDN SENDANGREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUAPTEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Alim Saputra Aminarti Ayun Qurroti Devi Novitasari Devi Wulandari Eksis Pambudi Gilang Ramadhan Melisa Mardiana Rani Novitasari Thoriq Pulung A Tratasia Selviayana Vika Lukimia Wasis Budiarto Yesi Trianasari Imam Anugrah Nama Siswa Risma Dwi Permata S. Skor Angket 64 68 70 62 66 80 58 74 78 68 78 84 64 60 68 72

42

Lampiran 3 DISTRIBUSI JAWABAN ANGKET KEAKTIFAN SISWA KELAS II SDN SENDANGREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007No. Resp 1 1 3 5 5 6 7 8 9 10 11 11 13 15 15 16 Skor 9 10 11 3 3 3 3 1 5 3 1 5 3 3 1 3 3 5 5 3 5 1 3 5 3 3 5 3 5 1 5 5 5 3 3 5 3 3 5 5 3 5 3 3 3 3 1 3 5 3 5 Jml Skor 64 68 70 62 66 80 58 74 78 68 78 84 64 60 68 72

1 3 5 3 3 3 3 3 3 1 3 5 5 1 3 3 5

1 5 3 5 3 5 5 5 3 1 3 3 5 5 1 5 5

3 3 3 5 1 3 1 1 5 5 1 5 5 1 3 3 1

5 3 1 3 3 1 5 5 3 5 5 3 3 3 3 3 5

5 5 3 3 5 3 1 3 5 3 1 5 5 5 5 3 5

6 3 5 1 1 1 3 3 5 5 5 5 5 3 1 3 3

7 5 3 3 5 3 5 3 5 5 1 3 5 3 5 3 3

8 3 3 1 3 1 5 5 3 3 1 5 3 1 3 3 1

11 3 1 5 1 3 5 3 1 5 5 3 5 5 3 3 1

13 3 3 3 3 5 3 1 3 5 3 3 3 3 3 5 3

15 1 5 3 5 5 5 3 5 1 1 5 5 1 5 5 5

15 5 3 5 3 3 5 1 3 5 5 3 3 5 1 3 5

16 1 5 5 5 3 5 3 5 5 1 5 5 1 5 3 1

17 3 3 3 3 5 3 3 3 5 3 3 3 3 5 5 3

18 5 3 3 5 3 3 1 5 5 5 5 5 3 1 3 3

19 1 5 5 3 3 5 3 3 5 5 3 3 3 3 3 5

10 3 5 5 3 5 5 3 3 5 5 3 5 5 1 5 5

41

c. Tidak Pernah 17. Apakah anda mempunyai cita-cita yang mendorong anda untuk giat belajar ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 18. Bila melihat temanmu sekelas pandai melebihi anda, apakah anda merasa tertantang untuk mengalahkannya dengan giat belajar ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 19. Apakah orang tua anda pernah memperhatikan jadwal belajar anda ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 20. Apakah orang tua anda selalu mengingatkan anda untuk belajar ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

40

9. Pada jam istirahat, apakah anda menggunakan waktu istirahat dengan sebaikbaiknya, misalnya membaca buku di perpustakaan, berdiskusi dengan teman ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 10. Pada saat waktu senggang, apakah anda gunakan untuk mengisi dengan kegiatan positif, seperti membaca koran, membaca majalah, atau bekerja membersihkan rumah/pekarangan ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 11. Bila ingin bermain keluar rumah, apakah anda mencari tempat yang bermanfaat untuk belajarmu, seperti mengunjungi teman sekolah dan menanyakan pelajaran di sekolah ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 12. Apakah anda selalu menyediakan waktu untuk belajar di rumah ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 13. Apakah anda menyiapkan tempat khusus untuk kegiatan belajar di rumah ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 14. Apakah anda mengiyakan, bila anda lupa belajar dan orang tuamu mengingatkan untuk belajar ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 15. Setiap ada pekerjaan rumah dari rumah, apakah selalu anda kerjakan sebisamu ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 16. Bila kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumah, apakah anda menanyakan kesulitanmu itu pada orang tuamu / kakak / temanmu yang kemungkinan bisa mengerjakan dan mengerti cara mengerjakan ? a. Selalu b. Kadang-kadang

39

1. Pada saat guru menerangkan pelajaran, apakah anda serius memperhatikan ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 2. Setelah guru menerangkan pelajaran, apakah anda bertanya terhadap soal-soal yang kurang jelas ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 3. Apakah anda selalu bersikap kooperatif apabila guru memberi pertanyaan ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 4. Bila anda memperhatikan dengan seksama setiap guru atau teman anda menyampaikan pendapat di kelas ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 5. Pada saat ulangan harian, apakah anda secara aktif mengikuti ulangan sampai selesai ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 6. Bila guru memberikan tugas diskusi, apakah anda aktif mengikuti jalannya diskusi ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 7. Bila guru anda menyuruh untuk membacakan puisi di depan kelas, anda bergegas untuk melaksanakan ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 8. Apakah anda melaksanakan bila guru memberikan tugas untuk membaca bacaan dalam hati kemudian menyimpulkan isi bacaan di depan kelas ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

38

Lampiran 2 ANGKET TENTANG KEAKTIFAN SISWA Adik-adik, Saya mahasiswa IKIP PGRI Madiun memohon sedikit waktu dan bantuannya untuk bersedia mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dipergunakan untuk keperluan penelitian dalam rangka menyusun survey penelitian yang bertujuan untuk menguji Hubungan antara Keaktifan Siswa dengan Kemampuan Membaca Siswa Kelas II SDN Sendangrejo, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Informasi tambahan untuk responden : Berilah tanda silang atau lingkaran atas jawaban yang anda piliha : 1. Umur/Usia Responden 2. Kelas : ............................ tahun : ............................ KUESIONER Petunjuk pengisian kuesioner : 1. Sebelumnya peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. 2. Kuesioner ini berisi 20 pertanyaan keaktifan siswa di kelas. 3. Pada kuesioner ini dimohon anda mengisinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan tidak berhubungan dengan benar dan salah atau prestasi belajar. 4. Jawaban kuesioner meliputi : a. Selalu/Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5. Berilah tanda silang pada salah satu angka yang mencerminkan jawaban anda.

37

Lampiran 1 NAMA SAMPEL / RESPONDEN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Alim Saputra Aminarti Ayun Qurroti Devi Novitasari Devi Wulandari Eksis Pambudi Gilang Ramadhan Melisa Mardiana Rani Novitasari Thoriq Pulung A Tratasia Selviayana Vika Lukimia Wasis Budiarto Yesi Trianasari Imam Anugrah Nama Siswa Risma Dwi Permata S. Kelas II II II II II II II II II II II II II II II II

36

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NPM Program Studi Fakultas : MURNI WAHYU KARYAWANTI : 05 311 073 / P : Pendidikan Bahasa Indonesia : Pendidikan Bahasa dan Seni

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini plagiat, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Madiun, 1 Desember 2006 Yang membuat pernyataan

MURNI WAHYU KARYAWANTI

35

DAFTAR PUSTAKA

Daroesa, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Penerbit Aneka Ilmu Ahmad S. Suharjono. 1993. Modul Keterampilan Berbahasa. Jakarta : Universitas Terbuka Bimo Walgito. 1993. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogya:Andi Offset Daryanto. 1983. Tujuan, Metode, dan Satuan Pelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Ando Offset Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Balai Pustaka Henry Guntur Tarigan. 1993. Membaca. Jakarta Marzuki. 1984. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII Nana Sudjana. dkk. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo Oemar Hamalik. 2003. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Aneka Cipta Sutrisno Hadi.2001. Statistik 2. Jogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Yatim Riyanto. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. Surabaya : Penerbit SIC

34