68
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN FREKUENSI PUKULAN LURUS PADA OLAHRAGA KARATE RANTING LEMKARI KECAMATAN MOWEWE KABUPATEN KOLAKA TIMUR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi OLEH SUPRIATIN A1E113097 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

i

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN FREKUENSI

PUKULAN LURUS PADA OLAHRAGA KARATE RANTING

LEMKARI KECAMATAN MOWEWE

KABUPATEN KOLAKA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan

pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

OLEH

SUPRIATIN

A1E113097

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

i

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

ii

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

iii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah untuk senantiasa didengungkan selain

mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt, karena berkat limpahan rahmat

dan taufik-Nya sehingga Penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan antara

kecepatan reaksi dengan frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate ranting

lemkari kecamatan mowewe kabupaten kolaka timur“ ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kependidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo Kendari.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan banyak terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Dr. H. Saifu, M.kes sebagai

pembimbing I dan La Ode Samura, S.Pd.,M.Pd sebagai pembimbing II yang

dengan tulus ikhlas telah mengarahkan dan membimbing penulis semenjak

proposal penelitian hingga akhir penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih pula penulis haturkan kepada yang kami hormati:

1. Prof. Dr. Ir. Supriadi Rustad, M.Si selaku Plt Rektor Universitas Halu Oleo.

2. Dr. H. Jamiluddin, M,Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Halu Oleo.

3. Drs. Muhammad Rusli, M.Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Halu Oleo.

4. Abdul Saman, S.Pd.,M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Halu Oleo.

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,

yang telah membuka cakrawala berfikir serta tambahan informasi ilmiah.

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

iv

6. Drs. Muh, Arsyad, M,Pd.I selaku pelatih Lemkari Ranting Mowewe yang

telah banyak memberi kemudahan pada penulis selama melaksanakan

penelitian.

7. Para anggota club Lemkari Ranting Mowewe yang merupakan subyek

penelitian.

8. Terima kasih ayahandaku Warsidi dan ibundaku Sulastri yang tiada henti

mencurahkan kasih sayangnya dalam membesarkan dan mendidik ananda

sejak kecil serta membiayai pendidikan ananda sampai selesai. Juga kepada

saudaraku Praka fredy dan Astryd yang senantiasa memberi motivasi, kasih

sayang, perhatian, keikhlasan, dan doa yang telah di berikan. Semoga Allah

Swt memberikan rahmat-nya berupa nikmat iman dan nikmat kesehatan.

9. Teman-teman angkatanku Muh. Tranggono, Adelisna, Habriani, Nur Haida,

Lalan Buana, Zazan Ajil Hasan dan semuanya yang tidak sempat penulis

sebutkan satu persatu.

10. Sahabat-sahabatku Gladis Efrianingsih AMd, Keb, Yuliana, Lisna Watidewi

S,Pd dan semuanya yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu

terimakasi atas suportnya selama proses perkuliahan.

11. Kandaku La Ode Ryan Agusnawan SE yang telah sekian lama memberikan

saya motifasi serta semangat dan dukungan selama menempuh studi sampai

penyelesaian skripsi ini.

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

v

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan sehingga penulis dengan hati terbuka siap menerima

saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak terutama

dari dosen pembimbing, dosen penguji maupun dari rekan-rekan yang senantiasa

membantu demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis baik langsung maupun

tidak langsung akan mendapat balasan dari Allah Swt dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Amin.

Kendari, Januari 2017

Penulis

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

vi

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi

ABSTRAK....................................................................................................... xii

ABSTRACK...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Kecepatan Reaksi……................................................ 7

B. Hakekat Pukulan Chudan Tzuki................................................ 13

C. Hakekat Olahraga Karate........................................................... 15

D. Unsur – Unsur Fisik Penunjang Olahraga Karate...................... 19

E. Kontraksi Otot Dalam Melakukan Pukulan Karate................... 25

F. Kerangka Berpikir...................................................................... 29

G. Hipotesis.................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian................................................................. 31

B. Identifikasi Variabel................................................................. 31

C. Definisi Operasional Variabel ............................................ 31

vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

vii

D. Populasi dan Sampel................................................. 32

E. Instrumen Penelitian.................................................................. 32

F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 33

G.. Teknik Analisis Data………………………………………….. 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian........................................................................... 37

B. Pembahasan............................................................................. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................. 44

B. Saran........................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 45

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 46

DOKUMENTASI PENELITIAN.................................................................... 50

viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Deskripsi Statistik Kecepatan Reaksi Lengan (X), Frekuensi Pukulan

Lurus (Y)................................................................................................. 37

2. Distribusi Frekuensi Data Kecepatan Reaksi Lengan............................. 38

3. Distribusi Frekuensi Data Frekuensi Pukulan Lurus............................... 39

4. Hasil Uji Korelasi Kecepatan Reaksi Lengan (X), Frekuensi

Pukulan Lurus (Y)................................................................................... 40

ix

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1: Pukulan Chudan Tzuki............................................................................ 15

2.1: Dokumentasi

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1: Data Hasil Penelitian Kecepatan Reaksi Lengan (X), Frekuensi Pukulan

Lurus (Y)...................................................................................................... 45

2: Tabel Persiapan Uji Korelasi Productmoment Kecepatan Reaksi

Lengan (X), Frekuensi Pukulan Lurus (Y)................................................... 46

3: Uji Korelasi Kecepatan Reaksi Lengan (X), dan Frekuensi Pukulan

Lurus (Y)...................................................................................................... 47

4: Tabel Statistik r (Product Moment).............................................................. 48

xi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

i

ABSTRAK

Supriatin (A1E1 13 097). “hubungan antara kecepatan reaksi lengan dengan frekuensi

pukulan lurus pada olahraga karate Ranting Lemkari Kecamatan Mowewe”. Pembimbing I Dr.H.

Saifu, M.Kes dan pembimbing II La Ode Samura, S.Pd.,M.Pd. Jurusan Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecepatan reaksi lengan

dengan frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate Ranting Lemkari Kecamatan Mowewe.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara kecepatan reaksi

lengan dengan frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate ranting lemkari kecamatan

mowewe?”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet ranting lemkari kecamatan mowewe yang

berjumlah 38 atlet. Adapun penarikan sampel berdasarkan purposive sampling yakni atlet yang

dapat melakukan gerakan pukulan lurus dan atlet yang berjenis kelamin putra diperoleh sebanyak

25 atlet yang dijadikan sampel penelitian. Sedangkan instrument yang digunakan untuk

mengukur kecepatan reaksi lengan dengan Nelson Reaction Test, dan untuk mengukur frekuensi

pukulan lurus dengan tes pukulan lurus selama 60 detik.

Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali tes, dan data

frekuensi pukulan lurus diambil berdasarkan jumlah pukulan kiri-kanan masing-masing selama

60 detik. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis hipotesis yang diajukan adalah

dengan menggunakan rumus korelasi product moment pada taraf signifikans 0,05.

Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikans antara kecepatan reaksi lengan dengan frekuensi pukulan lurus dimana, rxy = 0,68 ≥

rtabel pada taraf signifikans 0,05:25 = 0,396. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kecepatan reaksi lengan dengan frekuensi pukulan lurus pada

olahraga karate ranting lemkari kecamatan mowewe.

Kata kunci: kecepatan reaksi lengan, frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate

xii

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

i

ABSTRACT

Supriatin (A1E1 13 097). "The Correlation between Hand Reaction Time

with Straight Frecuency at Karate Sport by Lemkari Branch in Mowewe

Regency". The first adviser by Mr. H. Saiful and the second adviser by Mr. Ld

Samura. Department of physical education health and recreation. The faculty of

teacher and education science of Halu Oleo University.

The purpose of this study was to determine the correlation between hand

reaction time with straight frecuency at karate sport by lemkari branch in

Mowewe regency. The problem of this research "Is there the correlation between

hand reaction time with straight frecuency at karate sport by lemkari branch in

Mowewe regency?".

The population in this study hook frecuency were all athlet at karate sport

by lemkari branch in Mowewe regency totaling 38 athlete. Technique sampling

with purposive sampling that is based on consideration of athlet could be taken

straight and based on male gender of 25 athlet. Andthen the instrument used to

measure of hand reaction time with Nelson Reaction Time test, and to measure the

straight frecuency with straight frecuency test by 60 second.

The data analysis technique used to analyze the proposed hypothesis by

using product moment correlation form at significance level of 0.05. The results

obtained from hypothesis test shows that there is a significance correlation

between hand muscle strength with hook frecuency where, rxy = 0.68 significance

level of ≥ rtable at 0.05:25 = 0.396. This study concluded that there is a significant

correlation between hand reaction time with straight frecuency at karate sport by

lemkari branch in Mowewe regency.

Keyword: hand muscle strength, hook frecuency at boxing sport

xiii

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi olahraga di indonesia saat ini telah menunjukan

perkembangan yang menggembirakan dan itu bisa dilihat dari berbagai aspek

yang menyangkut tentang masalah keolahragaan. Perkembangan keolahragaan

yang menyentuh masyarakat disegala bidang, telah menuntut kita untuk

senantiasa berpatisipasi di dalamnya dalam bidang apapun, baik itu

menyangkut olahraga prestasi, sport education, olahraga kesehatan, teknologi

olahraga, pemasaran olahraga, olahraga rekreasi serta masing banyak lagi

aspek-aspek keolahragaan yang mestinya kita perhatikan.

Dewasa ini perkembangan olahraga di indonesia cukup mendapat

perhatian, baik dari segi organisasi maupun pembinaannya, namun demikian

masih banyak kendala yang dihadapi untuk perkembangan maupun

pembinaannya, terutama masalah pelatih yang baerkaitan dengan peningkatan

prestasi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa cabang olahraga yang belum

mencapai prestasi yang maksimal. Karena itu para pembina khususnya pelatih

harus memahami pentingnya pembinaan atau program latihan dan kekurangan

yang dimiliki untuk menumbuhkan motivasi dan meningkatkan prestaasi yang

optimal.

Undang-Undang nomor 3 tentang sistem olahraga nasional, Pasal 1

Ayat 4, menyatakan bahwa olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis

untuk mendorong, membina, serta mengembangkan prestasi jasmani, rohani

dan sosial. Salah satu jenis olahraga yang dapat mendorong, membina serta

1

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

iii

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial adalah olahraga karate.

Olahraga dikatakan sebagai salah satu kegiatan dalam pendidikan, karena

olahraga karate tidak hanya memberikan latihan fisik dan teknik

(jasmani ) saja, tetapi didalamnya terdapat latihan mental, disiplin pribadi, dan

tanggung jawab kemasyarakatan lebih diutamakan. Karena dengan latihan

tersebut akan membuat seseorang menjadi sportif, bijaksana, berpandangan

luas, pandai menghargai orang lain, dan memiliki jasmani yang kuat.

Cabang olahraga karate adalah cabang olahraga permainan kontak

fisik permainan ini dilakukan oleh salah satu lawan satu yang berlawanan

sebagai olahraga cabang karate di mainkan di atas lapangan empat persegi

panjang dengan permukaan yang rata baik ditempat terbuka (outdoor) maupun

diruangan tertutup ( indoor ), yang bebas dari rintangan.

Olahraga karate begitu besar manfaatnya dalam pemeliharaan kondisi

fisik agar tetap prima. Oleh karena itu untuk mencapai sesuatu prestasi yang

optimal ditentukan oleh banyak faktor, dua faktor diantaranya adalah : (1)

penguasan teknik bermain Karate secara individual dan (2) kerja sama tim

( team work ) yang baik antara pemain yang sebuah tim atau regu. Makin

sempurna penguasaan teknik setiap pemain dan kerja sama dan tim regu, maka

kualitas permainan akan makin baik. Seorang atlet akan mampu

mengembangkan potensinya secara optimal apabila memenuhi faktor-faktor

sebagai berikut : karakterstik fisik, seperti kekuatan, kecepatan, power,

Kecepatan reaksi faktor ini sebagai penunjang penampilan ( performance ),

selain faktor fisik juga harus didukung oleh, faktor-faktor psikologis yang

2

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

iv

memungkinkan atlet berhasil dalam suatu kompetisi perlu dikembangkan dan

dipertahankan, etika kerja termasuk sikap yang tepat dalam latihan harus

disajikan dan kesempatan untuk berkompetisi dengan atlet lain yang setara atau

tingkat yang lebih tinggi harus tersedia.

Suzuki ( 1975 ) menyatakn bahwa di negara-negara seperti Amerika

dan Australia mengembangkan kombinasi teknik-tenik tendangan ( geri )

dengan pukulan (Tzuki) disertai dengan kelincahan gerakan, kecepatan reaksi

penggunaan konsentrasi tenaga pada saat gerakan dilakukan. Hal ini menjadi

tantangan bagi para pelatih nasional maupun pelatih daerah dalam pembinaan

dan latihan untuk mencapai prestasi yang maksimal perlu adanya proses dan

latihan yang terstruktur dan berkesinambungan.

Karate sebagai salah satu cabang olah raga prestasi, tak luput dari

perkembangan IPTEK Olahraga, meski belum bisa dilakukan secara

menyeluruh tentang IPTEK olah raga ini, masih banyaknya kendala yang

ditemui, sebagai contoh misalnya belum meratanya penyebaran IPTEK Olah

raga baik ke tingkat Pengda Forki maupun Perguruan, sehingga masih

banyaknya metode konfensional yang masih terpaku dengan sistem pembinaan

yang tradisional bahkan sangat fanatik dengan sistem yang ortodok.

Sistem tradisional yang masih kental terasa adalah pada sistem latihan

yang tidak berpegang pada prinsip - prinsip dasar olah raga prestasi dengan

benar. Tidak jarang seorang pelatih ingin menambah porsi latihan anak

didiknya dengan menambah durasi latihan, tanpa memperhatikan kualitas

latihan, intensitas, skill kontrol dan lain-lain, sehingga hasil yang didapat dari

3

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

v

latihan kurang nyata keberhasilannya. Untuk itu, Penulis bermaksud untuk

membahas tentang analisis cabang olahraga karate yang mecakup tentang

komponen - komponen fisik yang mendukung dalam cabang olahraga karate

gerak dominan yang dilakukan dalam olahraga karate, otot - otot yang terlibat

dalam melakukan gerakan dan juga hubungan kondisi fisik yang akan

diterapkan untuk meningkatkan potensi atlet dalam olahraga tersebut.

Nakayama (1980) menyatakan bahwa latihan-latihan harus

dilaksanakan secara teratur, penuh konsentrasi dan frekuensi pukulan dalam

melaksanakan setiap gerakan yang dilakukan. Untuk mendapatkan frekuensi

pukulan yang maksimal maka yang diperlukan unsur kemampuan fisik

khususnya kecepatan reaksi lengan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nakayama

(1980) bahwa kecepatan tendangan atau pukulan tidak akan mencapai

kecepatan optimal tanpa didukung oleh kecepatan reaksi.

Penguasaan keterampilan dalam olahraga beladiri karate sangat

diperlukan agar pertandingan dapat berjalan dengan baik, keterampilan tersebut

dapat berupa keterampilan individual dan keterampilan penguasaan

pertandingan, keterampilan individual meliputi : tendangan, pukulan, tangkisan

atau uke dan harai atau sapuan kesemuanya itu untuk mendapatkan point atau

angka bagi individu yang melakukannya. Kesalahan atau kegagalan dalam

melakukan pukulan berarti hilangnya kesempatan individu untuk mendapatkan

angka akan tetapi akan mendapatkan peringatan.

Dijelaskan sebelumnya, bahwa peranan pukulan sangat penting dan

memiliki kesulitan tersendiri serta terbukanya kesempatan untuk memperoleh

4

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

vi

angka, maka diharapkan oleh seorang atlit dapat mengkombinasikan beberapa

aspek kondisi fisik diantaranya kecepatan reaksi. Kecepatan reaksi yang

dimaksud dalam hal ini adalah kecepatan reaksi lengan. Kecepatan reaksi

lengan sangat dibutuhkan dalam melakukan pukulan lurus guna menghasilkan

frekuensi pukulan yang optimal dan dengan adanya kecepatan reaksi lengan

mampu menghasilkan gerakan yang gesit yang tidak disangka-sangka oleh

lawan yang membawa seorang karateka pada kemenangan dan pencapain

prestasi yang maksimal.

Penelitian ini akan diadakan pada karateka Ranting Lemkari

Kecamatan Mowewe, adapun alasan peneliti melakukan penelitian ditempat

tersebut yaitu berdasarkan hasil observasi dan wawancara singkat dengan

pelatihnya, dimana karateka ditempat tersebut memiliki karakteristik

kesehariannya dalam melakukan latihan, di mana para karateka belum

memaksimalkan pukulan pada saat pertandingan karate atau pun

memanfaatkan kelengahan lawan pada saat bertanding. Dimana para karateka

sebenarnya sudah memiliki reaksi dan pukulan yang bagus namun para

karateka belum memanfaatkan kecepatan reaksi tersebut dalam melakukan

serangan atau diserang.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memandang perlu untuk

mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kontribusi yang diberikan oleh kecepatan reaksi lengan terhadap frekuensi

pukulan lurus. Adapun judul yang ingin diteliti adalah “hubungan kecepatan

5

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

vii

reaksi dengan frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate Ranting Lemkari

Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis

mengemukakan permasalahan apakah ada hubungan kecepatan reaksi dengan

frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate Ranting Lemkari Kecamatan

Mowewe Kabupaten Kolaka Timur?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

kecepatan reaksi dengan frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate ranting

lemkari Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh pengetahuan secara ilmiah sehingga dapat digunakan

oleh para pelatih, guru pendidikan jasmani dan kesehatan, pemandu bakat

dan bahkan pemerhati olahraga khususnya olahraga karate.

b. Untuk dijadikan referensi tentang latihan dalam olahraga karate untuk

mencapai prestasi yang maksimal.

c. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan minat dan bakat anak

khususnya dalam olahraga karate.

6

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

viii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Kecepatan Reaksi

Seorang atlet karate yang mempunyai gerakan lamban, akan menemui

kesulitan dalam mengembangkan gerakannya secara cepat serta dalam hal

menghindari atau menangkis serangan lawan secara cepat. Harsono (1988)

tentang pengertian kecepatan, bahwa: “kecepatan adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan yang sejenis berturut-turut dalam waktu yang

sesingkatnya atau kemampuan menempuh suatu jarak dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya”.

Abdul Kadir Ateng (1992) bahwa: “kecepatan adalah kemampuan

individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya atau jumlah banyaknya gerakan perunit waktu”.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kecepatan merupakan kemampuan otot atau

sekelompok otot untuk melakukan gerak cepat dalam waktu yang relatif

singkat.

Kecepatan dapat diartikan sebagai kualitas kondisi olahragawan yang

memberikan kemungkinan untuk reaksi secepat mungkin terdapat

rangsangan, dan kemungkinan mampu menampilkan dalam bentuk gerak

secepat mungkin. (Arief Prihastono, 1995) Kecepatan adalah kemampuan

kompleks yang diperlukan untuk aksi-aksi motorik cepat dalam waktu

sesingkat mungkin.

7

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

ix

Dunia olahraga dikenal sebagai jenis kecepatan. Nossek (1982)

membagi dalam tiga jenis kecepatan yaitu : kecepatan sprint (sprinting

speed), kecepatan reaksi (reaction time), dan kecepatan bergerak (speed of

movement).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan maka dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak

tertentu, terutama jarak pendek, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau

dengan kata lain bahwa kecepatan adalah suatu kemapuan untuk

menggunakan anggota tubuh atau bahagian-bahagian anggota tubuh dalam

waktu yang relatif singkat.

a. Kecepatan sprint (sprinting speed)

Kecepatan sprint yaitu sebagai kemampuan atlet atau individu untuk

menempuh suatu jarak dan waktu sesingkat mungkin. Kekuatan ini

ditentukan oleh kekuattan otot dan persenndian, kecepatan sprint sangat

diperlukan saat melakukan pukulan secara cepat.

b. Kecepatan reaksi (rection time)

Kecepatan reaksi yang dimaksud adalah sebagai kecepatan menjawab

suatu rangsangan yang ditentukan melalui pengukuran waktu yang digunakan

antara rangsangan dan jawaban rangsangan pertama. Kecepatan ini ditentukan

oleh hantaran implus pada sistem saraf, daya orientasi siituasi dan ketajaman

panca indera.

Kecepatan dipengaruhi oleh waktu reaksi, sedangkan waktu reaksi

tergantung pada proses rangsangan saraf pendengaran, syaraf penglihatan dan

8

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

x

syaraf perintah. Waktu reaksi yang lebih tua lebih cepat dibanding dengan

anak yang lebih muda. Hal ini dibuktikan oleh Cratty (1978) yang dikutip

oleh Suderi (1999) yang menyatakan bahwa: “waktu reaksi anak usia 3-5

tahun dua kali lebih lambat, dibanding dengan anak dewasa, walaupun usia

itu ada perbaikan waktu reaksi mereka”.

Reaksi atau reaction, adalah kemampuan seseorang segera bertindak

secepatnya dalam menanggapi ransangan-ransangan yang datang lewat indra,

syaraf atau feeling lainnya perlu pula dibedakan mengenai reaksi dan refleks.

Refleks adalah jawaban terhadap rangsangan yang disadari. Baik refleks

maupun reaksi keduanya memiliki rangsangan dan jawaban.

Batasan refleks jelas bahwa jawaban atas rangsangan yang tidak

melewati pusat kesadaran sedangkan reaksi pasti akan melewati pusat

kesadaran lebih dahulu. Waktu reaksi adala waktu interval waktu antara

penampilan stimulus inisiasi atau usaha dari respon. Dimana waktu reaksi

dimulai secara sederhana dan mudah untuk diukur wujudnya dan

memperlihatkan pengaruh dari beberapa variasi secara nyata, individu tidak

dapat dijelaskan dengansatu waktu reaksi tanpa mengkhususkan kondisi

dimana ia melakukan tes. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa waktu

reaksi adalah kemampuan yang menyokong tugas dimana terdapat status

stimulus sehingga membutuhkan reaksi yang cepat. Dengan kata lain

kemampuam bereaksi dengan cepat terhadap stimul yang datang.

FSisiologis menurut Jonath dan Krempel dalam Harsono (1988),

kecepatan dapat diartikan sebagai : “Kemampuan yang berdasarkan

9

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xi

kelentukan (fleksibilitas), proses sistem persyarafan dan alat-alat otot untuk

melakukan gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu tertentu.” Sedangkan

secara fisikal menurut Syafruddin (1992) bahwa kecepatan dapat diartikan

sebagai : Jarak dibagi waktu, dan hasil dari pengaruh kekuatan terhadap tubuh

yang bergerakdimana kekuatan dapat mempercepat gerakan tubuh. Pada

dasarnya kecepatan itu dibedakan atas kecepatan reaksi dan kecepatan aksi

(gerakan).

Kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk menjawab rangsangan

akustik, optik dan rangsangan taktil secrara cepat. Rangsangan akustik

maksudnya adalah rangsangan melalui pendengaran, sementara rangsangan

optik dimaksudkan adalah rangsangan yang diberikan melalui penglihatan,

misalnya seorang atlet beraksi atau bergerak dengan memperhatikan gerakan

tangan pelatihnya atau gerakan lawan, sedangkan rangsangan taktil adalah

rangsangan yang diberikan melalui kulit, misalnya dengan sentuhan pada

kulit. Kecepatan aksi (gerakan) diartikan sebagai kemampuan dimana dengan

bantuan kelentukan sistem saraf pusat dan alat-alat otot dapat melakukan

gerakan-gerakan dalam satuan waktu minimal.

Moeh. Sajoto (1975) mengemukakan bahwa: “kecepatan reaksi adalah

kualitas yang memungkinkan memulai suatu jawaban kinetis secepat

mungkin setelah menerima suatu rangsangan.

Berdasarkan uraian di atas, nyatalah bahwa pada cabang olahraga

karate setiap pemain disamping kecepatan juga dituntut unuk memiliki reaksi

yang cepat. Oleh karen itu, atlet karate dalam melakukan pukulan harus

10

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xii

melakukan gerakan cepat untuk menghasilkan frekuensi pukulan yang

maksimal.

Seorang pemain yang memiliki kecepatan reaksi lengan memiliki

kemampuan melakukan gerakan pukulan yang maksimal meskipun dalam

keadaan ruang gerak yang sempit. Peni Muthalib (1984) menyatakan bahwa:

“kecepatan reaksi adalah kemampuan melaksanakan gerakan secepat

mungkin baik gerakan yang sama maupun yang tidak sama”. Dengan

demikian kecepatan reaksi lengan adalah kemampuan sistim syaraf otot

lengan dalam merespon gerakan dalam waktu yang cepat.

c. Kecepatan gerak (speed of movemen)

Kecepatan gerak merupakan kecepatan merubah arah dalam gerakan

yang utuh. Kecepatan ini dotentukan oleh kekuuatan otot, daya ledak,

kemampuan koordinasi gerak, kelincahan dan keseimbangan. Kecepatan ini

ditentukan melalui pengukuran waktu antara gerak permulaan dengan gerak

berikutnya.

Karate adalah olahraga yang memerlukan kecepatan. Semua gerakan

yang cepat adalah gerakan gerakan yang menggunakan sistem anaerobik.

Dalam olahraga karate dikerjakan dalam waktu yang lama tidak dapat

diperkiirakan dan tidak semua gerakan bersifat kontinyu, tetapi gerakan-

gerakan cepat yang diselingi gerakan lamban.

Pendapat lain dikemukaan oleh Harsono (1988) bahwa kecepatan

adalah kemampuan untuk melakukan kerja fisik dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh seorang siswa pada saat

11

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xiii

melakukan pukulan lurus dengan gerakan yang tepat. Menurut Fox (1989)

unsur kecepatan yang dimiliki oleh seorang atlet dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain: proses metabolisme saraf, penghantaran rangsangan,

kontraksi dan relaksi otot, kekuatan dan ketahanan, teknik olahraga yang

bersangkutan, kemauan (motivasi), dan elastisitas otot. Kecepatan reaksi dari

seorang olahragawan sangat dipengaruhi pula oleh respon dan stimulasi saraf.

Untuk meningkatkan kemampuan reaksi maka diperlukan latihan yang terus

menerus sehingga gerakan-gerakan menjadi otomatis dan menjadi gerakan

refleks.

Menurut Harsono (1992) faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan

yaitu :

a. Proses metabolisme syaraf

b. Penghantaran rangsangan

c. Kontraksi dengan relaksasi otot

d. Kekuatandengan ketahanan

e. Teknik olahraga yang bersngkutan

f. Kemampuan motivasi

g. Elastiisitas otot, kapasitas kontraksi otot dan koordinasi antara otot sinergis

dan otot antagonis

h. Keturunan

Tenaga dan kecepatan dalam permainan bola voli terutama teknik

dasar smash dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kekuatan daya ledak

12

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xiv

otot tungkai karena akan mendapatkan lompatan yang makmal dan dengan

demikian akan mudah untuk dapat mengarahkan bola kearah yang dinginkan

B. Hakikat Pukulan Lurus Chudan Tzuki

Menurut Namiek ( 2008 ) bahwa pukulan lurus Chudan Tzuki adalah

pukuan yang mengarah lurus kedepan, dan sasarannya adalah perut, ulu hati

dan dada bagian depan. Pukulan tersebut amat berbahaya karena sasaran

yang dituju adalah bagian vital dari tubuh dan itu bisa mematikan lawan.

Dalam pertandingan karate, pukulan lurus tersebut apa apabila dilakukan

dengan sempurna maka mendapat point nihon atau (2 angka). ( panduan

teknis PON Karate, 2008 )

Pada dasarnya untuk mendapatkan pukulan lurus yang baik dan benar

dalam karate, di awali dengan posisi kuda-kuda dengan baerat badan lebih

berat didepan (posisi Zenkuchudachi). Keunggulan dari pukulan lurus yaitu

pukulan yang dimana sangat mudah dilakukan oleh atlit pemula atau seorang

atlit untuk mendapatkan tambahan point pada pertandingan dan untuk

mendapatkan pukulan yang sempurna dan sah seorang atlit harus mempunyai

kekuatan untuk melakukan pukulan dengan kekuatan yang maksimum serta

dalam waktu yang sangat singkat, sangat diperlukan adanya kekuatan

maksimal pada otot, namun bukan hanya kondisi fisik semata sebagai

penyempurnaan dan sahnya pertandingan, tetapi karate olahraga beladiri yang

mempunyai ciri khas yang dapat dibedakan dari jenis olahraga beladiri

lainnya seperti silat, judo, kung fu, kempo dan beladiri lainnya.

13

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xv

Perbedaan tersebut dapat dilihat baik secara filosofi, tehnik gerakan

maupun atribut yang digunakan selama menjalani proses latihan,

pertandingan serta pada saat pelaksanaan pertandingan. Salah satu perbedaan

didalam penggunaan atribut yakni peralatan dan perlengkapan yang

dipergunakan, seperti baju dan sabuk yang benar sesuai peraturan pada

olahraga karate merupakan penyempurnaan dan sahnya melakukan pukulan

lurus. Selain itu juga terletak pada teknik melakuakan gerakannya. Pukulan

lurus dalam penelitian ini mengarah pada pukulan chudan tzuki. Berikut cara

melakukan pukulan chudan tzuki:

1. Persiapan (sikap awal)

a. Posisi tubuh diawali dengan kuda-kuda dasar (hachijidachiatau shiko

dachi)

b. Genggam jemari tangan (membentuk keoalan)

2. Pelaksanaan (melakukan pukulan)

a. Mendorong lengan lurus kedepan

b. Mengarahkan kepalan tangan tepat kesasaran

3. Gerakan lanjutan (sikap akhir)

a. Jari tangan tetap digenggam

b. Lengan ditarik kembali ke arah pinggang

c. Tangan tetap mengepal dan siap disamping pinggang

( Namiek 2008).

Satu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang karateka adalah bahwa

untuk mendapatkan pukulan yang kuat dan lurus, maka pada waktu melakukan

14

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xvi

ayunan tangan harus diikuti dengan dorongan lengan dan bahu agar jangkauan

pukulan lebih jauh dan bobot pukulan lebih kuat. Dorongan lengan dan bahu

yang kuat akan memberikan tambahan energi kepada ltangan dalam melakukan

pukulan tersebut dan sasaran akan lebih cepat dikena. Untuk lebih jelasnya di

bawah ini adalah gambar seorang karateka yang sedang melakukan pukulan

lurus:

Gambar 2.1: Pukulan Lurus (chudan tzuki), (Namiek, 2008)

C. Hakekat Olahraga Karate

Karate adalah seni beladiri yang berasal dari negara Jepang yang

kemudian dibawah masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini

pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “tangan Cina”, akan tetapi

nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei

Gichin Funakoshi mengubah Kanji Okinawa ( Tote : Tangan China ) dalam

kanji Jepang menjadi “karate” ( tangan kosong ) agar lebih muda diterima

15

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xvii

oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama

adalah “Kara” yang berarti kosong dan yang kedua, “te” yang berarti tangan

kosong.

Karate sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1963 yang dibawa oleh

para mahasiswa Indonesia yang baru pulang dari studi di Jepang. Para

mahasiswa ini kemudian membentuk perkumpulan karate yang bernama

Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia (PORKI). Kini nama PORKI

diganti menjadi FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia).

Karate adalah cabang olahraga beladiri dimana bentuk aktivitas

geraknya menggunakan kaki dan tangan seperti pukulan, tangkisan dan

tendangan. Pada zaman sekarang karate juga dibagi menjadi aliran tradisional

dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan

teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik

untuk pertandingan olah raga.

Cabang Olahraga karate mempertandingkan dua nomor yaitu “Kata”

dan “Kumite”. Nomor Kata adalah nomor yang mempertandingkan

pendemonstrasian kemampuan jurus secara perorang ataupun beregu dalam

menguasai ilmu beladiri karate tradisional dengan harmonisasi gerak yang

mencerminkan kekuatan, kecepatan dan keindahan. Dan Nomor Kumite

adalah nomor yang mempertandingkan kemampuan seseorang dalam

pertarungan satu lawan satu.

Beberapa ulasan diatas, maka diambil pengertian bahwa olahraga

karate adalah sebuah olahraga beladiri yang tidak menggunakan alat tetapi

16

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xviii

dengan hanya menggunakan tangan kosong. Olahraga karate adalah gabungan

unsur-unsur gerakan tubuh yang tercipta secara sistematis sehingga

menghasilkan gerakan-gerakan tubuh atau jurus-jurus yang digunakan untuk

mempertahankan diri dari serangan lawan tetapi juga gerakan serangan lawan

tetapi juga gerakan serangan dalam olahraga karate juga sangat berbahaya

karena dapat melumpuhkan musuh. Adanya keseimbangan yang mantap

antara pikiran dan gerakan-gerakan yang tercipta akan memberikan sebuah

ketenangan sehingga serangan-serangan yang datng dari musuh dapat

dihindari dengan baik.

1. Teknik Dasar Olahraga Karate

Teknik - teknik dasar karate terdiri dari gerakan memukul, menendang

dan menangkis dengan pusat perkenaan antara bagian tubuh dengan sasaran

antara lain yaitu kepalan tangan, sisi telapak tangan, ujung telapak kaki dan

sisi telapak kaki.

Teknik dasar karate terbagi tiga yaitu :

1) Kihon.

Kihon yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul,

menendang dan menangkis. Teknik Kihon berupa tendangan dan pukulan saja

(sabuk putih). Bila telah masuk ke sabuk cokelat, diajarkan tehnik

membanting dan dibanting. Dan jika telah masuk sabuk hitam, dianggap

sudah menguasai Kihon. Berikut ini akan dijelaskan teknik - teknik dasar

karate :

17

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xix

a. Gedan Barai (Tangkisan Bawah) adalah teknik tangkisan dengan satu

tangan dan merupakan salah satu posisi persiapan dalam latihan dasar

selanjutnya dan biasa digunakan untuk menangkis serangan berupa

tendangan yang mengarah keperut.

b. Gyaku Tsuki adalah teknik pukulan yang berlawanan arah dengan gerakan

kuda – kuda.

c. Oi Tsuki teknik pukulan lurus kedepan bersamaan dengan gerakan maju /

mundur.

d. Geri (Tendangan) Tendangan dalam karate antara lain :

Mae Geri (Tendangan lurus kedepan).

Mawashi Geri (Tendangan samping dengan menggunkan kura –kura

kaki).

Yoko Geri (Tendangan menyodok dengan menggunakan sisi telapak kaki).

2) Kata.

Kata yaitu latihan jurus atau rangkaian dari Kihon (teknik dasar

gerakan karate) yang digabung menjadi satu. Dalam Kata diajarkan cara-cara

bertarung yang baik dan benar. Setiap gerakan dan pernapasan akan berbeda-

beda dalam setiap Kata.

3) Kumite

Kumite yaitu latihan bertarung satu lawan satu atau sparring. Teknik

kumite diajarkan saat memasuki sabuk tingkat lanjut yaitu sabuk biru keatas.

18

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xx

D. Unsur-Unsur Fisik Penunjang Olahraga Karate

Setiap nomor pertandingan karate harus didukung dengan kondisi fisik

yang prima. Penting nya kondisi fisik bagi karateka saat betanding baik

secara teoritis maupun secara empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini

sebagaimana dijelaskan oleh Harsono (1988) bahwa, “Sukses dalam olahraga

sering menuntut keterampilan yang sempurna dari kondisi fisik dalam

meningkatkan prestasi atlet.

Kondisi fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet,

karena tanpa dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi

maksimal akan sulit terwujud. Karate adalah cabang olahraga dengan gerakan

kompleks, maka dibutuhkan beberapa komponen kondisi fisik. Komponen

kondisi fisik yang dibutuhkan oleh seorang karateka saat bertanding adalah

antara lain :

1. Kekuatan ( strength )

Kekuatan adalah dasar yang paling penting dalam melatih

keterampilan gerak. Menurut Sajoto ( 1995 ) kekuatan adalah komponen

kondisi fisisk seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot

untuk menerima beban sewaktu bekerja.

Disisi lain Nurhasan ( 2000 ) mengatakan bahwa kekuatan adalah

sejumlah daya yang dihasilkan oleh otot ketika otot tersebut berkontraksi.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Bompa ( 1994), menyatakan

bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk menghasilkan daya untuk

mengatasi rintangan.

19

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxi

Jonath ( 1997), mendenifisikan kekuatan otot adalah kemampuan otot

untuk melakukan aktifitas dengan menahan beban yang diangkatnya otot yang

kuat akan membuat kerja sehari_hari menjadi evisien. Pendapat yang hampir

sama dikemukakan ole fox (1993) bahwa kekuatan adalah sebagai suatu gaya

atau regangan suatu kelompok otot yang dapat melakukan tahanan maksimal.

Harsono , (1998) mengatakan kekuatan yang dapat berfungsi :

1. Sebagai daya penggerak setiap aktivitas fisik.

2. Melidungi diri dari kemungkinan cedera.

3. Dengan kekuatan atlet dapat melempar lebih jauh, memukul dengan

keras dan memperkuat stabilitas sendi.

4. Mempermudah atlet dalam mempelajari teknik-teknik olahraga.

5. Merupakan pendukung dari berbagai komponen kemampuan fisik

lainya.

Disimpulkan bahwa kekuatan (strength) adalah merupakan

kemampuan otot untuk berkontraksi ketika melakukan kerja dalam waktu

tertentu secara maksimal sehingga menghasilkan daya.

kaitannya dengan penelitian ini, unsur kekuatan (strength) sangatlah

penting untuk dimiliki oleh setiap atlet terkhusus atlet karate karena dengan

hal tersebutseorang karateka ketika melakukan tendangan( maegeri chudan )

dengan baik dan benar maka kekuatan yang akan dihasilkanpun akan lebih

berbobot.

20

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxii

2. Kecepatan ( speed )

Olahraga karate adalah salah satu olahraga yang membutuhkan

kecepatan ( speed ). Kecepatan tidak dapat diperoleh begitu saja tanpa adanya

latihan yang serius. Menurut Nurhasan ( 2000 ) kecepatan dapat diartikan

sebagai kualitas kondisi fisik olahragawan yang memberikan kemungkinan

untuk bereaksi secepat mungkin terhadap suatu rangsangan kemudian mampu

menampilkan dalam bentuk gerak secepat mungkin.

Literatul lain, Amrun Bustaman dalam Harsuki ( 2003 ) mengatakan

bahwa kecepatan adalah berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan

gerakan dalam waktu yang sangat singkat. Seorang atlet karate harus

memiliki kecepatan yang bagus untuk dapat melakukan gerakan-gerakan,

seperti memukul menangkis dan terlebih dalam menendang ( maegeri

chudan). Kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah

kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan secepat mungkin setelah

mendapat stimulus atau rangsang.

3. Daya Tahan ( Endurance )

Berlatih ataupun bertanding dalam cabang olahraga tertentu, daya

tahan sangat penting untuk dimiliki oleh setiap atlet. Komponen ini

menggambarkan kemampuan dan kesanggupan melakukan kerja dalam

keadaan aerob, artinya kemampuan dan kesanggupan system peredaran darah

pernapasan, mengambil / menyediakan oksigen yang dibutuhkan, ( Hasruki,

2003 ). Pada pendapat lain mengatakan bahwa ketahanan adalah ketahanan

organism untuk melawan kelemahan dalam jangka waktu yang alam.

21

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxiii

Menurut Soekarman ( 1989 ) bahwa daya tahan dapat dibagi menjadi

dua macam :

a. Daya tahan otot setempat yaitu daya tahan yang menunjukan kemampuan

otot atau sekelompok otot dalam melaksanakan tugas yang cukup lama.

b. Daya tahan jantung yaitu kemampuan jantung untuk mensuplai bahan bakar

keseluruh bagian tubuh dalam waktu yang lama serta intensitas yang tinggi.

Olahraga karate, daya tahan jantung-paru sangat dibutuhkan terlebih

dalam bertanding. Bagusnya daya tahan jantung dan paru akan memberikan

dampak yang bagus karena suplai bahan bakar ( oksigen ) sangat diperlukan

oleh otot untuk melakukan kerja atau gerakan, terkhusus dalam gerakan

menendang ( maegeri chudan ) serta memberikan dampak yang bagus pula

pada ketahanan otot-otot lokal sehingga kecepatan, kekuatan serta daya ledak

tendangan dapat dipertahankan dengan baik sampai pertandinagn usai.

Daya tahan merupakan unsur dasar dari kesegaran jasmani dalam

upaya peningkatan kondisi fisik. Definisi dari daya tahan adalah kemampuan

seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul dalam melakukan aktiavitas

serta cepat pulih kembali dari kelelahan (fox,1993).selnjutnya menurut

bompa,(1994) daya tahan dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu:

1. Daya tahan otot setempat,yaiyu daya tahan yang menunjukkan cukup

lama. Kemampuan otot atau sekelompok otot dalam melaksanakan

tungasnya.

22

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxiv

2. Daya tahan jantung yaitu kemampuan jantung untuk mensuplai bahan

bakar keseluruh bagian tubuh dalam jangka waktu yang lama serta

intensitas yang tinggi.

4. Kelenturan ( Fleksibilitas )

Fleksibilitas atau kelenturan adalah kemampuan gerak maksimal suatu

persediaan, ( Harsuki, 2003 ). Pada cabang olahraga beladiri, kelenturan

( Fleksibility ) sangat besar peranannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Soeharno ( 1985 ) bahwa kelenturan yang baik akan:

1. Kualitas dan keindahan gerak

2. Membantu meningkatkan kelincahan, kecepatan, koordinasi, gerak dan

power dengan perlakuan gerak yang tetap halus.

3. Mempermudah untuk mempelajari teknik tinggi.

4. Berguna untuk menghemat tenaga dan mencegah cedera.

Melakukan maegeri chudan, kelenturan yang bagus akan

menghasilkan tendangan yang bagus pula. Oleh karena itu seorang karateka

harus memiliki kelenturan terutama pada bagian tungkai dan panggul.

5. Koordinasi ( Koordination )

Melakukan gerakan yang sempurna, koordinasi harus bagus terlebih

dalam melakukan tendangan maegeri chudan. Menurut Amrum Bustaman

dalam Harsuki ( 2003 ) bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk

menggunakan panca indera seperti penglihatan dan pendengaran, bersama-

sama dengan tubuh tertentudidalam melakukan kegiatan motorik dengan

harmonis dan ketepatan yang tinggi.

23

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxv

6. Keseimbangan ( Balance )

Keseimbanngan yang mantap akan lebih menambah performance

setiap atlet dalam melakukan gerakan-gerakan motorik seperti menendang

dalam olahraga karate. Keseimbangan adalah berhubungan dengan sikap

mempertahankan keadaan keseimbangan (equilibrium) ketika sedang diam

atau sedang bergerak, ( Harsuki, 2003 ).

7. Reaksi (reaction)

Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam

menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera. Secara rinci dapat

dijelaskan bahwa anggota tubuh yang membutuhkan komponen kondisi

fisik adalah sebagai berikut :

Punggung membutuhkan kekuatan otot, dan daya tahan otot.

Lengan membutuhkan kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan

power.

Tungkai membutuhkan kekuatan otot, daya tahan otot, kelincahan,

kelentukan dan power.

8. Keseimbangan ( Balance )

Keseimbanngan yang mantap akan lebih menambah performa

setiap atlet dalam melakukan gerakan-gerakan seperti menendang.

Keseimbangan adalah berhubungan dengan sikap mempertahankan

keadaan keseimbangan (equilibrium) ketika sedang diam atau sedang

bergerak ( Harsuki, 2003 ).

24

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxvi

Semua komponen-komponen tersebut di atas harus dimiliki oleh

setiap atlet baik pada semua cabang olahraga, maupun olahraga tertentu.

Pada cabang olahraga karate, komponen-komponen di atas harus ada.

Dengan demikian peningkatan prestasi pada cabang olahraga akan tercapai

apalagi dengan dukungan teknologi serta metode-metode latihan yang

telah dikembangkan dengan cara ilmiah.

E. Kontraksi Otot Dalam Melakukan Pukulan Karate

Otot merupakan anggota gerak aktif, sedangkan tulang merupakan

anggota gerak pasif. Otot berkontraksi bila mendapat stimulus. Stimulus

dibawa oleh serabut syaraf eferen dari Sistm Saraf Pusat (SSP), sampai pada

ujung saraf motorik yang melekat pada sel otot yakni neuromuscle junction (

seperti diketahui setiap sel otot dilengkapi dengan serabut saraf). Selanjutnya

rangsangan tersebut masuk ke dalam sel otot melalui tubulus-tubulus.

Tubulus adalah organ yang berupa pipa yang menghubungkan antara

bagian luar sel dan bagian dalam sel. Dengan mekanisme tertentu, rangsangan

tersebut menyebabkan kadar kalsium di cairan sarcoplasma meningkat tajam.

Peningkatan kalsium ini menyebabkan terjadinya perubahan-

perubahan di benang aktin yang pada akhirnya sisi lekat aktin terbuka.

Terbukanya sisi lekat aktin mengakibatkan kepala myosin menempel

selanjutnya terjadilah crossbridge actomiosin. Selanjutnya penguraian ATP di

kepala myosin mengakibatkan kepala-kepala myosin mengadakan power

stroke, akhirnya akan terjadi penarikan aktin ke arah pusat sarcomere oleh

myosin, sehingga sarcomere mengalami pemendekan (Saiful, 2011)

25

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxvii

Dari tipe kontraksinya ,maka dapat dibedakan atas 3 macam tipe

kontraksi seperti yang jelaskan oleh Soekarman (1989) yaitu kontraksi

isometrik, kontraksi isotonik dan kontraksi isokinetik.Kontraksi yang

dimaksudkan dijelaskan sebagai berikut:

a. Kontraksi isometrik

Kontraksi isometrik biasa juga disebut kontraksi statis yaitu suatu

bentk kontraksi otot dimana tidak terjadi pemendekan ataupiun terjadi

pemanjangan otot tetapi otot memliki tensi (tonus) pada saat menahan beban.

Contoh dari kontraksi isometrik seperti pada saat kita mendorong tembok

atau menahan beban.

b. Kontraksi Isotonik

Kontraksi isotonik biasa juga disebut sebagai kontraksi dinamik yang

terdiri dari kosentrik dan eksentrik. Kontrasi kosentrik adalah kontraksi

dimana otot bekerja mengangkat beban yang ada pada lengan sehingga

terjadi pemendekan sudut pada siku.

Kontraksi eksentrik adalah sebaliknya yaitu terjadi saat menurunkan

beban yang berada pada siku, atau terjadi pembesaran sudut lutut atau pada

siku. Kontraksi isotonik yaitu suatu bentuk kontraksi otot yang terjadi

pemendekan dan pemanjang secara teratur dan terus menerus. Contoh dalam

kontraksi isotonik adalah pada saat kita mengangkat dan menurunkan beban

yang ada pada lengan dimana sumbu gerakan terjadi pada persendian lutut

atau siku.

26

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxviii

Melempar bola kasti termasuk dalam bentuk kontraksi isotonik, karena

dalam proses gerakan mulai dari membawa lengan dalam posisi siku sedikit

ditekuk kemudian melemparkan bola dengan membawa siku dan lengan ke

depan hingga lengan lurus ke depan

c. Kontraksi Isokinetik

Kontraksi isokinetik, terjadi apabila otot memendek karena tegangan

ditingkatkan, melalui rentang gerak penuh yang dilakukan pada kecepatan

yang konstan. Kontraksi ini biasanya dilakukan dengan alat bantu mesin

penggerak otot.

Otot dapat berkontraksi berturut-turut secara maksimum untuk jangka

waktu yang lama dikatakan ketahanan ototnya baik. Kadang-kadang

ketahanan otot dikatakan sebagai berlawanan dengan kepayahan. Otot-otot

yang lekas payah dikatakan mempunyai ketahanan otot yang rendah.

Menurut C.R.Jansen (1996), otot lengan adalah Otot lengan terdiri

dari biceps, triceps, dan forearm, Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam

tubuh yang tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk

memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalam tubuh.

a. Otot penggerak lengan atas :

1) M. Pectoralis Mayor berfungsi untuk menekuk dan mengadduksi.

Mekanisme kontraksi otot skelet berdasarkan teori sliding filemen menurut

Fox (1993), prosesnya adalah sebagi berikut :

a) Dimulai dengan timbulnya impuls listrik yang disebabakan potensial

akasi yang berasal dari saraf keserabut otot.

27

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxix

b) Ujung saraf mengeluarkan neurotransimitter asetikolin.

c) Asetikolin selanjutnya masuk melalui pada membrane serabut otot.

d) Setelah membrane terbuka maka ion Na masuk sehingga potensial akasi

mulai terjadi.

e) Selanjunya potensial aksi masuk pada reticulum sacoplasma hingga ke

triad.

f) Ion Ca mengikat troponin C sehingga terjadi bidang site akibatnya

filament aktin dan filament myosin saling mengikat dan terjadilah

kontraksi.

g) Setelah ion C kembali dipompa ke dalam reticulum sarcoplasma untuk

menunggu potensial aksi yang baru.

Proses kontraksi itu sendiri dituntut energy dalam hal ini ATP yang

berperan disaat sliding dimana head dari myosin melekat pada celah filament

yang terbuka akibat biding site setelah head dari myosin menempel, ATP

pada head tersebut terurai dan menimbulkan tenaga, head menarik filament

aktin sehingga garis Z mengecil dan terjadilah kontraksi.

2) M. Doltoideus, fungsinya adalah adduksi lengan dan membantu ekstensi

dan fleksi lengan.

3) M. Teres major fungsinya untuk membantu ekstensi lengan.

4) M. Teres minor fungsinya untuk membantu gerakan rotasi lengan.

b. Otot penggerak lengan bawah :

1) M. Biceps brachi, berfungsi untuk fleksi suspinasi lengan bawah.

2) M .Brachialis, fungsinya adalah membantu fleksi lengan bawah.

28

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxx

3) Trichep Brachi, fungsinya adalah membantu fleksi lengan bawah.

4) Pronator quadrates fungsinya adalah untuk supinasi lengan bawah.

F. Kerangka Berpikir

Untuk menghasilkan frekunsi pukulan yang maksimal dan yang baik,

maka sangat dibutuhkan kecepatan reaksi lengan, dimana lengan harus

memiliki kecepatan yang maksimal. Semakin cepat reaksi lengan di ayunkan,

maka semakin baik pula frekuensi pukulan yang dapat dilakukan sehingga

akan semakin sulit lawan untuk mengantisipasinya.

Pukulan lurus membutuhkan keceptan reaksi lengan karena pukulan

lurus dilakukan secara berulang-ulang sehingga harus membutuhkan kecepatan

reaksi lengan. Kecepatan reaksi adalah kemampuan merubah posisi tubuh

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Selain itu kecepatan reaksi merupakan

penentu utama dalam pencapaian prestasi olahraga dan unsur lain merupakan

penunjang dalam proses pembentukan keterampilan gerak. Jika ditinjau dari

aspek biomotorik kecepatan reaksi lengan dibutuhkan untuk mendukung

29

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxi

efektifnya frekuensi pukulan pada saat seorang atlet melakukan gerakan

pukulan. Sebab dengan adanya kecepatan reaksi lengan akan memudahkan

bagi karateka untuk mengayunkan tangan untuk menghasilkan frekuensi

pukulan yang optimal dan berbobot. Berdasarkan penjelasan diatas, diduga

bahwa kecepatan reaksi lengan memiliki hubungan dengan kemampuan

pukulan lurus.

G. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis merumuskan

hipotesis penelitian bahwa ada hubungan antara kecepatan reaksi dengan

frekuensi pukulan lurus olahraga karate pada Ranting Lemkari Kecamatan

Mowewe Kabupaten Kolaka Timur.

30

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian ini merupakan metode deskriptif dengan dengan

rancangan korelasional, dimana peneliti ingin mengetahui hubungan

kecepatan reaksi dengan frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate.

Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

X Y

Keterangan:

X = kecepatan reaksi

Y = frekuensi pukulan lurus

→ = Hubungan

B. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas adalah kecepatan reaksi (X)

2. Variabel terikat adalah frekuensi pukulan lurus (Y)

C. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak memberikan penafsiran yang keliru tentang variabel yang

dimaksud dalam penelitian ini maka perlu diberi definisi secara operasional

yaitu sebagai berikut:

1. Kecepatan reaksi yang dimaksud dalam peneitian ini adalah kecepatan

reaksi lengan sampel untuk menangkap mistar dengan menggunakan

31

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxiii

kedua telapak tangan yang dijulurkan terbuka kedepan dada dengan skala

100 mistar berada dibawah (Nurhasan,2008 ).

2. Frekuensi pukulan lurus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

karareka berdiri didepan body protector yang dipegang oleh seorang

petugas tes kemudian atlet diberi aba-aba untuk muai melakukan pukulan

lurus chudan tzuki dengan menggunakan lengan kiri kanan secara

bergantian selama 60 detik.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet karate Ranting

Lemkari yang berjumlah 38 orang.

2. Sampel

Sampel ditarik menggunakan teknik purposive sampling yaitu

berdasarkan pertimbangan jenis kelamin putra dan mampu melakukan gerakan

karate yang baik, tepat dan benar khususnya mampu melakukan pukulan lurus

chudan tzuki sehingga menghasilkan 25 orang. Dengan demikian sampel dalam

penelitian ini berjumlah 25 orang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

kecepatan reaksi lengan dan tes kemampuan pukulan lurus . Adapun alat-alat

yang digunakan dalam pelaksanaan tes ini adalah sebagai berikut:

1. Tes untuk mengukur kecepatan reaksi lengan yaitu nelson reaktion test

(Nurhasan, 2008).

32

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxiv

2. Tes frekuensi pukulan lurus yaitu pukulan lurus selama 60 detik (Hasna

Said, 1984).

F. Teknik Pengumpulan Data

Memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan tes kecepatan reaksi lengan dengan Nelson Reaktion Test

(Saiful, 2013).

a. Atlet duduk dikursi kedua tangan relaks

b. Kedua tangan dijulurkan lurus kedepan dengan dengan telapak tangan

terbuka dan dalam posisi saling berhadapan

c. Tester memegang ujung atas mistar (dengan angkah nol berada di

bawah dan angkah diujung garis mistar dimulai dari angkah 100 dalam

satuan cm) tergantung dengan ujung berada diantara kedua telapak

tangan peserta tes (atlet) dalam keadaan terbuka dan dijulurkan

kedepan.

d. Garis dasar skala penggaris harus berada tepat diatas permukaan ibu jari

kedua telapak tangan

e. Atlet menfokuskan pandangan pada penggaris (mistar).

f. Selanjutnya tester melepaskan mistar pada sela diantara kedua telapak

tangan

g. Atlet merapatkan kedua telapak tangan secepat mungkin untuk

menangkap mistar

33

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxv

h. Skor yang dilihat adalah angka yang ditunjukkan skala pada mistar

yang berada tepat diatas tankapan kedua teapak tangan.

i. Atlet diberi 2 kali kesempatan

j. Skor yang diambil adalah skor terbaik dari dua kali kesempatan yang

dilakukan.

Alat- alat yang di gunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

terdiri dari :

- Mistar

- Formulir

- Alat tulis

2. Pelaksanaan tes frekuensi pukulan lurus

a. Karateka berdiri di depan pemegang body protector dalam posisi siap

yaitu salah satu kaki berada didepan sebagai kuda-kuda

b. Posisi badan menghadap lurus kedepan

c. Kedua tangan ditekuk dan dikepal disamping badan sebagai pertanda

siap melakukan pukulan

d. Ketika peluit ditiup karateka segera melakukan pukulan secara

berulang-ulang selama 60 detik dengan cara mengayunkan tangan

lurus ke depan mengenai sasaran.

e. Pukulan dilakukan oleh kedua tangan secara bergantian selama 60

detik

34

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxvi

f. Data yang diambil banyaknya jumlah pukulan lurus dalam sikap

sempurna yang dapat dilakukan selama 60 detik dengan menggunakan

tangan kiri dan kanan.

g. Selanjutnya data yang diperoleh disubtitusi kedalam rumus sebagai

berikut.

t = √

Keterangan:

t = waktu

d = jarak (meter)

2 = tetapan

9,8 = tetapan percepatan gravitasi

Alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini

terdiri dari :

a. Peluit

b. Stopwatch

c. Alat tulis

d. Body protector

G. Teknik Analisis Data

Data terkumpul dari kedua variabel yang diteliti tersebut selanjutnya

penulis menguji dan menganalisa data tersebut dengan menggunakan rumus

statistik product moment menurut Sutrisno Hadi (1988), sebagai berikut:

35

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxvii

( )( )

* ( ) + * ( )+

Keteerangan:

RXY = Koefisien korelasi variabel x dan y

XY = Jumlah hasil kali nilai x dan y

∑X = Jumlah nilai variabel x

∑Y = Jumlah nilai variabel y

∑X² = Kuadrat nilai variabel x

∑Y² = Kuadrat nilai variabel y

N = Jumlah sampel

Mengetahui tingkat korelasi antara kedua variabel maka digunakan

peta korelasi menurut M. Ali (1985), sebagai berikut :

a. 0,00 – 0,20 = korelasi sangat rendah

b. O,21 – 0,40 = korelasi rendah

c. 0,41 – 0,60 = korelasi sedang

d. 0,61 – 0,80 = korelasi tinggi

e. 0,81 – 1,00 = korelasi sempurna

36

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxviii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Hasil analisis statistik deskripsi yang dimaksud adalah mean, standar

deviasi, nilai maximum dan nilai minimum dari tiap variabel penelitian. Data

statistik deskriptif dapat dilihat pada lampiran I. Adapun hasil statistik

deskriptif variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1: Deskripsi Statistik Kecepatan Reaksi Lengan (X), Frekuensi

Pukulan Lurus (Y)

Variabel Mean Standar

Deviasi

Nilai

Maximum

Nilai

Minimum

X 1,86 0,43 3,09 1,01

Y 61,48 2,92 69 57

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 1 dapat diketahui:

a. Mean dari kecepatan reaksi lengan (X) adalah 1,86 sekon dengan standar

deviasi 0,43 sekon.

b. Mean dari frekuensi pukulan lurus (Y) adalah 61,48 kali dengan standar

deviasi 2,92

c. Nilai maximum kecepatan reaksi lengan adalah 3,09 sekon sedangkan nilai

minimumnya 1,01 sekon

d. Nilai maximum frekuensi pukulan lurus adalah 69 kali sedangkan nilai

minimum adalah 57 kali

37

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xxxix

2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram Data Kecepatan Reaksi

Lengan

Untuk melihat distribusi frekuensi data kecepatan reaksi lengan dapat

dilihat pada tabel 2 dan grafik 1 berikut ini.

Tabel 2: Distribusi Frekuensi Data Kecepatan Reaksi Lengan

Kelas

Interval

Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif %

1,01 - 1,41 2 2 8

1,42 - 1,82 9 11 36

1,83 - 2,23 11 22 44

2,24 - 2,64 2 24 8

2,65 - 3,09 1 25 4

Secara grafik, distribusi frekuensi sebaran data kecepatan reaksi

lengan yang ditunjukkan pada tabel 2, dapat dilihat pada gambar grafik

berikut.

Gambar 2: Histogram Sebaran Distribusi Frekuensi Data Keceapatan

Reaksi Lengan

0

2

4

6

8

10

12

1,01 - 1,41 1,42 - 1,82 1,83 - 2,23 2,24 - 2,64 2,65 - 3,09

38

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xl

3. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram Data Frekuensi pukulan

lurus

Untuk melihat distribusi frekuensi data frekuensi pukulan lurus dapat

dilihat pada tabel 3 dan grafik berikut ini.

Tabel 3: Distribusi Frekuensi Data Frekuensi pukulan lurus

Kelas

Interval

Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif %

57 -58 4 4 16

59 - 60 8 12 32

61 - 62 4 16 16

63 - 64 5 21 20

65 -66 3 24 12

67 -69 1 25 4

Secara grafik, distribusi frekuensi sebaran data frekuensi pukulan

lurus yang ditunjukkan pada tabel 3, dapat dilihat pada gambar grafik

berikut.

Gambar 3: Histogram Sebaran Distribusi Frekuensi Data Frekuensi

pukulan lurus

0

1

2

3

4

5

6

7

8

57 -58 59 - 60 61 - 62 63 - 64 65 -66 67 -69

39

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xli

4. Uji Korelasi Product Moment

Data diuji dengan menggunakan rumus korelasi produc moment. Uji

korelasi dapat dilihat pada lampiran II. Hasil uji korelasi product moment

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4: Hasil Uji Korelasi Kecepatan Reaksi Lengan (X) dengan

Frekuensi pukulan lurus (Y)

Korelasi

Variabel

Koefisien

Korelasi (r)

Koefisien

Determinasi (r²)

r tabel (0,05:25)

X dengan Y -0,68 0,46 0,396

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara

kecepatan reaksi lengan dengan frekuensi pukulan lurus (rXY) adalah sebesar

-0,68. Niai koefisien korelasi negatif bukan berati nilainya berada dibawah

nol, akan tetapi tanda min menggambarkan arah korelasi yaitu korelasi

negatif yang berarti kenaikan frekuensi pukulan lurus diikuti oleh penurunan

nilai kecepatan reaksi, karena semakin baik kecepatan rekasinya maka maka

semakin rendah perolehan nilai pada saat tes kecepatan reaksi. Untuk

mengetahui kebermaknaan hubungan kecepatan reaksi lengan dengan

frekuensi pukulan lurus, maka harga rXY yang diperoleh dibandingkan

dengan nilai tabel korelasi product moment pada taraf signifikan 0,05 dengan

jumlah sampel 25 diperoleh r tabel = 0,396.

Tanda min pada niai koefisien korelasi bukan berarti nilainya rendah

atau berada dibawah nol maka nilai rXY (-0,68) > nilai r tabel (0,396), maka

disimpulkan Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara

40

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xlii

kecepatan reaksi lengan dengan frekuensi pukulan lurus. Koefisien

determinasi antara kedua variabel (r²) sebesar 0,46 dengan kata lain 46%

frekuensi pukulan lurus ditentukan oleh kecepatan reaksi lengan.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecepatan reaksi

lengan dengan frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate. Dalam olahraga

karate pukulan merupakan salah satu teknik dasar yang sangat dominan

digunakan dalam pertandingan. Pukulan lurus merupakan teknik pukulan

yang dilakukan degan cara memukul kearah depan sasaran dada atau ulu hati

dengan kuda-kuda searah dengan arah pukulan. Untuk dapat melakukan

teknik pukulan lurus dengan hasil pukulan yang maksimal maka dibutuhkan

adanya unsur kondisi fisik.

Sekian banyak unsur kondisi fisik dalam meakukan pukulan salah

satunya yang dominan dibutuhkan adalah kecepatan reaksi lengan. Kecepatan

reaksi lengan yang dimaksud disini adalah kemampuan melakukan perubahan

gerak secara cepat dalam waktu yang sesingkat-singkatnya guna

menghasilkan frekuensi pukulan yang optimal.

Mengetahui seberapa besar hubungan kecepatan reaksi lengan dan

besarnya kontribusi kecepatan reaksi lengan terhadap frekuensi pukulan lurus

maka dibutuhkan data yang valid yang diperoleh dari hasil penelitian ilmiah.

Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara statistik

deskriptif untuk mengetahui rata-rata, standar deviasi, nilai maximum dan

41

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xliii

nilai minimum serta statistik inferensial dengan menggunakan rumus korelasi

produckmoment untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel.

Berdasarkan analisis statistik dengan uji korelasi product moment

pada tabel 4 ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kecepatan reaksi lengan dengan kemampuan pukulan. Hal ini terlihat dari

harga rXY yang diperoleh sebesar -0,68. Nilai rXY yang diperoleh

merupakan gambaran nyata kuatnya hubungan antara kedua variabel. Jika

dilihat pada tabel korelasi maka niai krelasinya berada pada korelasi tinggi.

Besaran koefisien korelasi kecepatan reaksi lengan dengan

frekuensi pukulan lurus menggambarkan adanya korelasi yang signifikan

yang dapat dilihat dari nilai r hitung (-0,68) > r tabel (0,396) pada taraf

signifikan 0,05. Hal ini didukung oleh perolehan nilai koefisien determinasi

(r²) = 0,46, yang berarti bahwa kecepatan reaksi lengan memberikan

kontribusi terhadap frekuensi pukulan lurus sebesar 46%. Sedangkan 54%

dipengaruhi oleh unsur kondisi fisik yang lain seperti kelincahan, kekuatan,

kelanturan, power dan lain-lain.

Besarnya persentase pengaruh faktor kecepatan reaksi lengan

terhadap frekuensi pukulan lurus memberikan gambaran bahwa kecepatan

reaksi lengan merupakan salah satu unsur kemampuan fisik yang mendukung

dalam melakukan pukulan lurus sebagai pemadu gerak ketika melakukan

pukulan secara bergantian dengan kecepatan lengan bergerak berganti posisi

terhadadap arah dan posisi sasaran pukulan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Wahjoedi (2001), bahwa dalam melakukan pukulan

42

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xliv

membutuhkan adanya kecepatan reaksi untuk melakukan gerakan mulai dari

adanya stimulus hingga berakhirnya respons dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya guna menghasilkan frekuensi pukulan yang optimal. Dengan

demikian jelas bahwa kecepatan reaksi lengan memiliki hubungan yang

signifikan dengan frekuensi pukulan lurus pada olahraga karate ranting

Lemkari Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur.

43

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xlv

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan reaksi lengan

dengan frekuensi pukulan lurus dengan arah hubungan merupakan

korelasi negatif yang menggambarkan bahwa kenaikan nilai frekuensi

pukulan lurus diikuti oleh penurunan nilai kecepatan reaksi. Koefisien

korelasi (rXY) = -0,68 > r tabel = 0,396 dengan koefisien determinasi (r²)

= 0,46 atau 46%. Maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi pukulan lurus

secara teori benar ditunjang oleh kecepatan reaksi lengan sebesar 46%.

B. Saran

Saran yang dapat penulis kemukakan yaitu sebagai berikut.

1. Disarankan kepada para pelatih karate kiranya dalam melatih atlet

memperhatikan unsur biomotorik kecepatan reaksi lengan khususnya

dalam melatih teknik dasar pukulan.

2. Disarankan kepada peneliti lain yang relevan kiranya dapat meneliti lebih

jauh dengan melibatkan variabel-variabel lain yang berperan dalam

melakukan pukulan pada olahraga karate.

44

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xlvi

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Teknis, PON XVII 2008.

Fox, EL, 1993. Sport Physiology. Third Edition, Philadelpia : LUB.

Harsuki, H. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini (Kajian Para Pakar), PT Raja

Grafindo : Jakarta.

Ilham, HS, Aditya, Wiratama NS, 1996. Karate Untuk Pemula, CV. Gunung Mas.

Pekalongan.

Janssen, 1996.Trainng Lactate Pulse Rate, terjemahan KONI DKI Jakarta

Finlandia : Polar Elctro.

Nakayama, 1980. Keterampilan Dalam Olahraga Karate, Jakarta.

Nurhasan, 2000. Keekuatan Otot Saat berkontraksi, Jakarta

Nurhasan, 2008. Penilaian Pembelajaran Penjas, Universitas Terbuka. Jakarta.

Pearce P, 2001. Bebas Cedera Karate. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pearce, Evelyn C, 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia:

Jakarta.

Saiful, 2013. Tes Pengukuran dan Evaluasi Penjas. Kendari

Sajoto, 1995.Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga, Dirjen Dikti, Depdikbud,

Jakarta.

Soekarman, 1989.Materi Pokok Pendidikan Atletik (Jakarta : Depdikbud)

Soekarman, 1987. Dasar-dasar Olahraga Untuk pembina, Pelatih, dan atlet,

Jakarta: PT. Masugung

Suharno H.P. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta

Syaifuddin, Aip. 1996. Pendidikan Jasmani, Jakarta : Dirjendikti. Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan.

S, Namiek. 2008. Belajar Karate Secara Sistematis, CV. Aneka Ilmu : Semarang

Suzuki, Tehnik Dasar Dalam Permainan Karate (Jakarta, 1998)

Soeharno, 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. FPOK: Yogyakarta.

Wahjoedi, 2001. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. PT Raja Grifindo :

Jakarta.

45

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xlvii

Lampiran I

Data Hasil Penelitian Kecepatan Reaksi Lengan dan Frekuensi Pukulan Lurus

(Y)

No

Kecepatan Reaksi Lengan (X1)

Frekuensi

Pukulan Lurus (Y)

Hasil Tes

Menggunakan Mistar

Dalam Satuan CM

subtitusi dalam

rumus kecepatan

reaksi (Waktu)

1 33 2,59 59

2 10 1,42 65

3 18 1,91 60

4 11 1,49 62

5 24 2,21 58

6 19 1,96 60

7 26 2,30 62

8 19 1,96 60

9 18 1,91 60

10 18 1,91 64

11 10 1,42 63

12 15 1,74 62

13 16 1,81 61

14 7 1,19 65

15 16 1,81 60

16 15 1,75 69

17 11 1,49 64

18 17 1,86 63

19 5 1,01 65

20 21 2,07 59

21 18 1,92 58

22 47 3,09 57

23 21 2,07 58

24 22 2,12 59

25 13 1,63 64

Mean 1,86

61,48

Sd 0,43

2,92

Max 3,09

69

Min 1,01

57

46

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xlviii

Lampiran II

Tabel Persiapan Uji Korelasi Product Moment Kecepatan Reaksi Lengan

(X), dan Frekuensi Pukulan Lurus (Y)

No X Y X² Y² XY

1 2,59 59 6,7081 3481 152,81

2 1,42 65 2,0164 4225 92,3

3 1,91 60 3,6481 3600 114,6

4 1,49 62 2,2201 3844 92,38

5 2,21 58 4,8841 3364 128,18

6 1,96 60 3,8416 3600 117,6

7 2,3 62 5,29 3844 142,6

8 1,96 60 3,8416 3600 117,6

9 1,91 60 3,6481 3600 114,6

10 1,91 64 3,6481 4096 122,24

11 1,42 63 2,0164 3969 89,46

12 1,74 62 3,0276 3844 107,88

13 1,81 61 3,2761 3721 110,41

14 1,19 65 1,4161 4225 77,35

15 1,81 60 3,2761 3600 108,6

16 1,75 69 3,0625 4761 120,75

17 1,49 64 2,2201 4096 95,36

18 1,86 63 3,4596 3969 117,18

19 1,01 65 1,0201 4225 65,65

20 2,07 59 4,2849 3481 122,13

21 1,92 58 3,6864 3364 111,36

22 3,09 57 9,5481 3249 176,13

23 2,07 58 4,2849 3364 120,06

24 2,12 59 4,4944 3481 125,08

25 1,63 64 2,6569 4096 104,32

Jml 46,64 1537 91,48 94699 2846,63

47

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

xlix

Lampiran III

Uji Korelasi Product Moment Kecepatan Reaksi Lengan (X) dengan

Frekuensi Pukulan Lurus (Y)

N : 25

∑X : 46,64

∑Y : 1537

∑X² : 91,48

∑Y² : 94699

∑XY : 2846,63

rXY = ( )( )

√* ² ( )²+ * ( )²

= ( )( )( )

√* ( ) ( )²+ * ( ) ( )²

=

√* +* +

=

√( )( )

=

=

= -0,68

Koefisien determinasi (r²)

r² = 0,68² = 0,46 atau 46%

48

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

l

Lampiran IV

Tabel Statistik Product Moment (r)

N Taraf Signifikan N Taraf Signifikan N Taraf Signifikan

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 27 0,381 0,437 55 0,266 0,345

4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330

5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306

7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296

8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286

9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278

10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270

11 0,602 0,755 35 0,334 0,43 95 0,202 0,263

12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 10 0,195 0,256

13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 12 0,176 0,230

14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 15 0,159 0,210

15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 17 0,148 0,194

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 20 0,138 0,181

17 0,432 0,606 41 0,308 0,398 30 0,113 0,148

18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 40 0,098 0,128

19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 50 0,088 0,115

20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 60 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,38 700 0,074 0,097

22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,07 0,091

23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086

24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 000 0,062 0,081

25 0,396 0,505 49 0,281 0,364

26 0,388 0,496 50 0,279 0,361

49

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

li

DOKUMENTASI PENELITIAN

GAMBAR 1: SAMPEL SEDANG BERDOA

GAMBAR 2: PENELITI SEDANG MEMBERIKAN PENGARAHAN

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

lii

GAMBAR 3: SAMPEL SEDANG MELAKUKAN PEMANASAN

GAMBAR 4: PENELITI SEDANG MEMPERAGAKAN TEKNIK TES

KECEPATAN REAKSI TANGAN

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

liii

GAMBAR 5: PENELITI SEDANG MEMPERAGAKAN TEKNIK

PUKULAN LURUS

GAMBAR 6: SAMPEL SEDANG MELAKUKAN TES KECEPATAN

REAKSI TANGAN

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

liv

GAMBAR 7: SAMPEL SEDANG MELAKUKAN TES PUKULAN LURUS

GAMBAR 8: FOTO BERSAMA PELATIH

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

lv

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DENGAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1E113097_sitedi_SKRIPSI.pdf · Data kecepatan reaksi lengan diambil berdasarkan data terbaik dari 2 kali

lvi