67
TESIS HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI DAN INFEKSI MALARIA DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI KOTA AMBON WIDY MARKOSIA WABULA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

  • Upload
    lamnhan

  • View
    226

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

TESIS

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI

TABLET BESI DAN INFEKSI MALARIA DENGAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

DI KOTA AMBON

WIDY MARKOSIA WABULA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 2: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

TESIS

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI

TABLET BESI DAN INFEKSI MALARIA DENGAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

DI KOTA AMBON

WIDY MARKOSIA WABULA

NIM 1092161026

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 3: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI

TABLET BESI DAN INFEKSI MALARIA DENGAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

DI KOTA AMBON

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pascasarjana Universitas Udayana

WIDY MARKOSIA WABULA

NIM 1092161026

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 4: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 05 SEPTEMBER 2014

Pembimbing I,

Prof. dr. N.T. Suryadhi, MPH, PhD

NIP. 130346066

Pembimbing II,

Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes

NIP. 196912212008122001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. dr. D.N. Wirawan, MPH

NIP. 194810101977021001

Direktur

Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP. 195902151985102001

Page 5: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 05 September 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No.: 3262/UN14.4/HK/2014

Tanggal 05 September 2014

Ketua : Prof. dr. N.T. Suryadhi, MPH, Ph.D

Anggota

1. Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes

2. Prof. Dr.dr. Alex Pangkahila, MSc, Sp.And

3. Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH

4. Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K)

Page 6: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Widy Markosia Wabula

NIM : 1092161026

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi : Kesehatan Ibu dan Anak – Kesehatan Reproduksi

Judul Tesis : Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Dan

Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil

Trimester III Di Kota Ambon

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17

Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 06 September 2014

(Widy Markosia Wabula)

Page 7: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

bimbingan dan petunjuk-Nya dalam menyusun tesis ini sehingga tesis yang

berjudul: Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Dan Infeksi Malaria

Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Kota Ambon dapat diselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan berbagai pihak maka

tesis ini tidak dapat terwujud. Untuk itu dengan segala hormat penulis

menyampaikan terima kasih kepada Prof. dr. N. T. Suryadhi, MPH, Ph.D selaku

pembimbing I dan Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang

dengan penuh perhatian dan kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan

pemikirannya untuk memberikan bimbingan dan saran serta semangat kepada

penulis.

Ucapan yang sama juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas

Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD(K), Direktur Program Pascasarjana

Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K) dan Ketua

Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana

Universitas Udayana Prof. dr. D. N. Wirawan, MPH, atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Magister Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan

kepada Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku Hamdan Tunny, S.Kep,

M.Kes, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Udayana.

Page 8: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis,

yaitu Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, MSc,Sp.And, Prof. Dr. dr. N. Adiputra,

MOH, dan Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K), yang telah

memberikan masukan, saran, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti

ini.

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota

Ambon, Pimpinan Puskesmas, dan Bidan Puskesmas atas diberikannya izin

penelitian. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada para ibu hamil

yang telah bersedia ikut dalam penelitian ini.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus disertai penghargaan kepada seluruh dosen yang telah membimbing penulis,

mulai dari awal semester satu sampai berakhirnya pendidikan di MIKM UNUD.

Juga penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa

Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah banyak memberikan

masukan dan dorongan selama penyusunan tesis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,

suami tercinta Baharun, putri tercinta Annisa Eka Putri serta almarhum putra

terkasih Raihan Isra yang merupakan sumber motivasi dan semangat penulis

dalam menjalani segala aktivitas dengan penuh ketegaran.

Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya

kepada kita semua.

Denpasar, Agustus 2014

Penulis

Page 9: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI DAN

INFEKSI MALARIA DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

TRIMESTER III DI KOTA AMBON

Anemia dalam kehamilan menjadi masalah kesehatan masyarakat karena

dampaknya yang membahayakan bagi kesehatan janin dan ibu hamil. Angka

kejadian anemia pada ibu hamil di Kota Ambon masih cukup tinggi yaitu 46,3%

walaupun telah dilaksanakan program penanggulangan anemia dengan

suplementasi besi. Anemia pada ibu hamil juga dapat dipengaruhi oleh insiden

infeksi salah satunya malaria. Laporan Cakupan Kesga Kota Ambon, dari hasil

pemeriksaan darah malaria pada ibu hamil didapatkan 140 (7%) ibu hamil

seropositif malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi malaria dengan anemia pada

Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon.

Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan di wilayah

Kota Ambon dengan sampel 83 ibu hamil trimester III. Kepatuhan konsumsi

tablet besi dikumpulkan melalui wawancara. Infeksi malaria dikumpulkan melalui

medical record ibu hamil. Data anemia dikumpulkan melalui pemeriksaan kadar

hemoglobin dengan menggunakan hemometer digital. Analisis data dilakukan

secara univariat, bivariat (chi-squared test) dan multivariat (regresi logistik).

Hasil penelitian ini menunjukkan persentase ibu hamil yang anemia adalah

34,9%, ibu yang tidak patuh mengonsumsi tablet besi adalah 55,4%, dan ibu

hamil yang terinfeksi malaria sebesar 26,5%. Rerata jumlah tablet yang

dikonsumsi adalah 50 tablet (±40,56), rerata kadar Hb adalah 11,7 g/dl (±1,66).

Ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dengan

anemia (p= 0,001), dan infeksi malaria dengan anemia (p= 0,001).

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa anemia ibu hamil berhubungan

dengan adanya infeksi malaria dan kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi.

Oleh karena itu upaya pencegahan kejadian malaria sangat diperlukan, begitu pula

dengan upaya peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi.

Kata Kunci : kepatuhan, infeksi malaria, ibu hamil, anemia

Page 10: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN IRON ADHERENCE AND MALARIA

INFECTION WITH ANEMIA IN PREGNANT MOTHERS IN THEIR 3RD

TRIMESTER IN AMBON CITY

Anemia during pregnancy is a serious public health concern because of its

effects on the health of the fetus and the mother. In spite of initiatives promoting

use of and adherence to iron supplements, 46.3% of pregnant mothers suffer from

anemia in Ambon. Anemia can also be a consequence of malaria infection and the

2010 Family Health Coverage Report from Ambon indicated that 140 (7%)

pregnant mothers were seropositive for malaria. The aims of this study were to

determine the relationship between iron supplement adherence and malaria

infection with anemia among pregnant mothers in their 3rd trimester in Ambon.

Study was cross-sectional with a sample of 83 pregnant mothers in their 3rd

trimester. Primary data on iron supplement adherence were collected through

structured interviews. Secondary data on malaria infection were obtained from

medical records. Data on anemia was obtained through collected blood samples

using a digital hemometer. Data analysis was conducted in stages: univariate,

bivariate (chi-squared test) and multivariate (logistic regression).

The study indicated that 34.9% of respondents suffered from anemia,

55.4% mothers indicated poor supplement adherence, and 26.5% of respondents

tested positive for malaria. The mean number of supplement tablets consumed

was 50 tablets (± 40.56); the mean hemoglobin level was 11.7 g/dl (± 1.66). There

was a significant relationship between iron supplement adherence and the

presence of anemia (p = 0.001), as well as malaria infection with anemia (p =

0.001).

Findings indicate that anemia in pregnant mothers is associated with

malaria infection, as is poor adherence to iron supplements. Recommendations

include upscaled health promotion initiatives that focus on the importance of iron

supplement intake in conjunction with increased efforts to prevent malaria.

Keywords: adherence, malaria infection, pregnant mother, anemia

Page 11: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ............................................................................................ i

PRASYARAT GELAR MAGISTER .................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR ARTI SINGKATAN ........................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….…………….....1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

1.3.1. Tujuan Umum....................................................................... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

1.4.1. Teoritis ................................................................................. 6

1.4.2. Praktis .................................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1. Anemia Pada Ibu Hamil .................................................................... 7

2.1.1. Pengertian Anemia ............................................................... 7

2.1.2. Prevalensi Anemi Pada Ibu Hamil......................................... 7

2.1.3. Klasifikasi Defisiensi Besi .................................................... 8

2.1.4. Faktor Risiko Terjadi Anemia Pada Ibu Hamil ...................... 9

2.1.5. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia

Pada Ibu Hamil ................................................................... 10

2.2. Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Besi atau Tablet Tambah

Darah.............................................................................................. 12

2.2.1. Pengertian ........................................................................... 12

2.2.2. Dosis dan Cara Pemberian Tablet Besi ................................ 13

2.2.3. Pengaruh Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Besi

Page 12: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Dengan Anemia Pada Ibu Hamil ......................................... 14

2.3. Malaria Dalam Kehamilan .............................................................. 15

2.3.1. Pengertian ........................................................................... 15

2.3.2. Prevalensi Malaria Pada Ibu Hamil ..................................... 16

2.3.3. Diagnosis Malaria Pada Kehamilan..................................... 17

2.3.4. Pengaruh Malaria Terhadap Anemia Pada Ibu Hamil .......... 17

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ...................................................................................................... 20

3.1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 20

3.2. Konsep ........................................................................................... 21

3.3. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 22

BAB IV METODE PENELITIAN...................................................................... 23

4.1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 23

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 23

4.3. Penentuan Sumber Data .................................................................. 24

4.3.1. Populasi ............................................................................... 24

4.3.2. Sampel ................................................................................. 24

4.3.3. Besar Sampel ....................................................................... 24

4.3.4. Teknik dan Prosedur Pengambilan Sampel ........................... 25

4.4. Variabel Penelitian ......................................................................... 25

4.4.1. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................ 25

4.4.2. Definisi Operasional Variabel .............................................. 25

4.5. Instrumen Penelitian ....................................................................... 27

4.6. Prosedur Penelitian ......................................................................... 27

4.7. Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................ 28

4.7.1. Pengumpulan Data .............................................................. 28

4.7.2. Pengolahan Data .................................................................. 29

4.8. Analisis Data .................................................................................. 29

4.9. Etika Penelitian .............................................................................. 30

BAB V HASIL PENELITIAN...................................................................... 32

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 32

5.2. Karakteristik Responden .................................................................. 33

5.3. Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi, Infeksi Malaria

dan Status Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III ............................. 34

5.4. Alasan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Besi .......... 35

5.5. Status Anemia Menurut Tingkat Kepatuhan Konsumsi

Tablet Besi dan Infeksi Malaria ....................................................... 36

Page 13: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

5.6. Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi dan

Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III

Di Kota Ambon ............................................................................... 37

5.7. Hasil Analisis Regresi Logistik Hubungan Kepatuhan Konsumsi

Tablet Besi Dan Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu

Hamil Trimester III ......................................................................... 38

BAB VI PEMBAHASAN................................................................................... 39

6.1. Hubungan Status Anemia Dengan Tingkat Kepatuhan

Konsumsi Tablet Besi Pada Ibu Hamil ............................................ 39

6.2. Hubungan Status Anemia Dengan Infeksi Malaria

Pada Ibu Hamil ................................................................................ 41

6.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 44

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 45

7.1. Simpulan ......................................................................................... 45

7.2. Saran ............................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 46

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Karakreristik Responden……………...…..…...… 33

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet

Besi, Infeksi Malaria dan Status Anemia Pada Ibu Hamil

Trimester III di Kota Ambon..........................................…… 34

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Alasan Ketidakpatuhan Ibu Hamil

Mengonsumsi Tablet Besi di Kota Ambon….……………… 35

Tabel 5.4. Distribusi Anemia Menurut Tingkat Kepatuhan Konsumsi

Tablet Besi dan Infeksi Malaria Pada Ibu Hamil Trimester

III di Kota Ambon...…………….………………………… 36

Tabel 5.5. Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Dan

Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester

III di Kota Ambon…………………………………..…..… 37

Tabel 5.6. Hasil Analisis Regresi Logistik Hubungan Kepatuhan

Konsumsi Tablet Besi Dan Infeksi Malaria Dengan Anemia

Pada Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon……………… 38

Page 15: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Konsep teori faktor-faktor yang berhubungan dengan

anemia pada ibu hamil………...………………………… 19

Gambar 3.1. Konsep penelitian hubungan antara kepatuhan konsumsi

tablet besi dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu

hamil trimester III di Kota Ambon...….…...……………… 21

Gambar 4.1. Bagan rancangan penelitian…..…………..….…………… 23

Page 16: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

DAFTAR ARTI SINGKATAN

AIDS : Acquired Imunno Deficiency Syndrome

ANC : Ante Natal Care

HIV : Human Immunodeficiency Virus

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

MDGs : Millenium Development Goals

TBC : Tuberculosis

WHO : World Health Organization

Hb : Hemoglobin

Page 17: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Informasi dan Persetujuan Menjadi Responden/Subyek Penelitian

2. Kuesioner Penelitian

3. Hasil Uji Statistik

4. Ethical Clearance

5. Rekomendasi Penelitian

Page 18: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka kematian ibu di Kota Ambon/Maluku masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator

penting dari derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan

di suatu negara. Penurunan angka kematian ibu merupakan target ke enam yang

ingin dicapai dalam Millenium Development Goal’s (MDGs).

Saat ini angka kematian ibu di Provinsi Maluku dilaporkan sebesar

244/100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan

dengan target MDGs yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas

Kesehatan Provinsi Maluku, 2013). Tingginya angka kematian ibu dihubungkan

dengan adanya komplikasi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak

segera ditangani secara baik dan tepat. Faktor lainnya adalah adanya perdarahan,

eklampsia, komplikasi aborsi, sepsis paska persalinan, partus lama, termasuk

anemia (Manuaba et al., 2008).

Anemia dalam kehamilan akan menimbulkan dampak yang membahayakan

bagi janin dan ibu hamil sendiri. Anemia dalam kehamilan menjadi masalah

nasional karena pengaruhnya terhadap kualitas sumber daya manusia dan

mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Anemia dalam

kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, persalinan prematur,

Page 19: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

kesakitan dan kematian wanita hamil, bayi dengan berat badan lahir rendah, dan

mortalitas perinatal.

Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Kota Ambon pada tahun 2012

sebesar 46,3%, sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sekitar

37,1% (Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013; Kementerian Kesehatan RI,

2013). Risiko timbulnya anemia pada ibu hamil dapat dicegah apabila ibu hamil

dapat memenuhi kebutuhannya akan zat besi. Pemenuhan zat besi yang masih

kurang dari makanan dapat dilakukan dengan mengonsumsi suplemen besi.

Dinas Kesehatan Kota Ambon telah melaksanakan program

penanggulangan anemia melalui puskesmas dengan memberikan tablet besi

kepada semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Jumlah tablet

besi yang dikonsumsi ibu hamil adalah minimal 90 tablet selama kehamilan.

Walaupun program suplementasi tablet tambah darah (Fe) telah dijalankan tapi

upaya tersebut belum optimal karena masih banyak ditemukan kejadian anemia

pada ibu hamil.

Program penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan

pemberian tablet besi atau tablet tambah darah sebanyak satu tablet setiap hari

berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. Suplementasi harus

diberikan pada trimester II dan III, saat efisiensi absorpsi meningkat dan risiko

terjadinya mual muntah berkurang. Diharapkan ibu hamil pada kehamilan

trimester III sudah mengonsumsi 90 tablet besi yang didapatkannya (Seri Ani,

2013).

Page 20: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Dari hasil studi awal didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak memiliki

kepatuhan dalam mengonsumsi tablet besi yang dianjurkan sebesar 70%.

Kepatuhan dalam mengonsumsi tablet besi merupakan salah satu cara efektif

dalam upaya meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil di samping asupan

makanan. Namun, dalam kenyataannya ditemukan ketidakpatuhan ibu hamil

terhadap pengobatan, karena tidak semua ibu hamil mengonsumsi tablet besi yang

mereka dapatkan secara teratur. Persepsi ibu hamil bahwa tablet besi dikonsumsi

hanya bila sakit atau merasa sakit merupakan salah satu faktor penyebab

ketidakpatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi sesuai anjuran.

Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi menjadi salah satu

penyebab angka kejadian anemia masih tetap tinggi.

Selain suplementasi tablet besi, faktor penyebab anemia pada ibu hamil

adalah kehilangan besi dan penyakit peradangan yang dapat mencegah

penyerapan zat besi dan mengurangi mobilisasi besi. Salah satu penyakit

peradangan yang juga dapat menimbulkan kehilangan besi adalah malaria

(Kraemer and Zimmermann, 2007). Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi

yang berdampak pada kesehatan ibu hamil akibat anemia. Penyakit ini

ditimbulkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel

darah manusia (Depkes RI, 2008).

Infeksi malaria pada kehamilan menimbulkan dampak bagi ibu dan janin

yang dikandungnya. Bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu

efek buruk akibat malaria dalam kehamilan di semua tingkat endemisitas.

Patogenesis terjadinya efek buruk terhadap janin dihubungkan dengan insufisiensi

Page 21: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

plasenta akibat infeksi dan respon inflamasi sistemik. Selain itu, janin yang

terpapar parasit malaria dapat mengalami infeksi kongenital dan modifikasi sistem

imun terhadap malaria yang dapat mempengaruhi respons imun bayi terhadap

malaria dalam masa 1-2 tahun pertama kehidupannya (Poespoprodjo, 2011).

Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah endemis tinggi malaria.

Malaria dapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas janin maupun ibu hamil.

Infeksi malaria lebih sering terjadi pada kehamilan karena dalam kehamilan daya

tahan tubuh ibu hamil makin menurun terhadap semua bentuk infeksi. Angka

kesakitan malaria (Annual Parasit Incidence) di Provinsi Maluku pada tahun 2012

dilaporkan sebesar 11,14 per 1.000 penduduk (Dinas Kesehatan Provinsi Maluku,

2013).

Berdasarkan laporan Cakupan Kesga Kota Ambon, tahun 2010 dari hasil

pemeriksaan darah malaria pada 2000 ibu hamil terdapat 140 (7%) ibu hamil

seropositif malaria. Ibu hamil dengan malaria mempunyai resiko terkena anemia

hingga kematian. Pada ibu hamil dengan malaria di daerah transmisi malaria

tinggi memiliki prevalensi anemia sedang hingga berat antara 1-20% dimana

infeksi tersebut akan memperparah derajat anemia yang dialami oleh ibu hamil.

Malaria diduga berkontribusi pada terhambatnya pembentukan eritrosit di

sumsum tulang dan penghancuran eritrosit secara berlebihan oleh parasit malaria

(Poespoprodjo, 2011).

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian ini ditujukan untuk

mengetahui tentang hubungan antara kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi

Page 22: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

tablet besi dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota

Ambon.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian di atas, maka

disusunlah rumusan masalah penelitian ini yaitu :

1.2.1. Apakah ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dengan

anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon?

1.2.2. Apakah ada hubungan antara infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil

trimester III di Kota Ambon?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan

infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi

dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon.

1.3.2.2. Untuk mengetahui hubungan antara infeksi malaria dengan anemia pada

ibu hamil trimester III di Kota Ambon.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan dan sumber informasi yang dapat digunakan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan dasar bagi penelitian selanjutnya tentang

faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Page 23: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi dinas

kesehatan dalam upaya menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil. Juga

memberikan masukan pada ibu hamil tentang kadar hemoglobin dan status anemia

dari ibu hamil sehingga lebih memperhatikan asupan yang mengandung zat besi

khususnya suplementasi tablet besi.

Page 24: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Anemia Pada Ibu Hamil

2.1.1. Pengertian anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di dalam darah

kurang dari normal (Winkjosastro, 2002). Menurut CDC tahun 1990, anemia

dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl

pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada

trimester II (Marmi et al., 2012).

Berdasarkan hasil pemeriksaan hemoglobin dapat digolongkan menjadi

empat, yaitu tidak anemia bila kadar hemoglobin dalam darah 11 g%, anemia

ringan bila kadar hemoglobin dalam darah antara 9-10 g%, anemia sedang bila

kadar hemoglobin dalam darah antara 7-8 g%, dan anemia berat bila kadar

hemoglobin dalam darah kurang dari 7 g% (Proverawati dan Asfuah, 2009).

2.1.2. Prevalensi anemia pada ibu hamil

Prevalensi anemia di Indonesia diperkirakan 40-50% dan anemia defisiensi

besi menempati urutan pertama, selain anemia megaloblastik, anemia hipoplastik,

dan anemia hemolitik. Salah satu kelompok masyarakat yang memiliki prevalensi

anemia defisiensi besi tinggi adalah ibu hamil (Seri Ani, 2013). Berdasarkan

laporan WHO, prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi

adalah 35-75% dan semakin meningkat seiring pertambahan usia kehamilan

(Silalahi, 2007).

Page 25: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

WHO menyatakan bahwa prevalensi anemia dalam kehamilan antara 20%

dan 89% dengan menentukan kadar Hb 11 g/dl sebagai dasarnya. Menurut laporan

dari seluruh dunia, disebutkan frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi

yaitu 10-20% terutama di negara-negara berkembang (Marmi et al., 2012).

Angka kejadian anemia dalam kehamilan di Indonesia menunjukkan angka

yang cukup tinggi. Akrib Sukarman menemukan anemia dalam kehamilan di

Bogor sebesar 40,1%. Bakta menemukan anemia dalam kehamilan di Puskesmas

kota Denpasar sebesar 50,7% sedangkan Sindhu menemukan anemia dalam

kehamilan di Puskesmas Mengwi sebesar 33,4%. Angka anemia dalam kehamilan

berdasarkan penelitian Hoo Swie Tjiong yaitu pada trimester I kehamilan sebesar

3,8%, pada trimester II sebesar 13,6%, dan pada trimester III sebesar 24,8%.

(Manuaba et al., 2013).

Klasifikasi anemia dalam kehamilan yaitu anemia defisiensi besi sebesar

62,3%, anemia megaloblastik sebesar 29,0%, anemia hipoplastik sebesar 8,0%,

dan anemia hemolitik sebesar 0,7% (Marmi et al., 2012).

2.1.3. Klasifikasi defisiensi besi

Menurut Budiyanto (2002) dan Seri Ani (2013), defisiensi zat besi dalam

tubuh berdasarkan beratnya dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu deplesi besi,

eritropoiesis defisiensi besi, dan anemia defisiensi besi.

Pada keadaan deplesi besi atau prelatent iron deficiency, cadangan besi

menurun, tetapi kompartemen pengangkutan besi untuk pembentukan sel-sel

darah merah masih normal. Pada keadaan ini terjadi penurunan kadar feritin

Page 26: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

serum dan hemosiderin sumsum tulang, dan peningkatan absorpsi besi, tetapi

parameter status besi lain masih normal.

Pada keadaan eritropoiesis defisiensi besi (iron deficient erythropoiesis),

cadangan besi sudah kosong, terjadi penurunan transportasi besi dan penyediaan

besi tidak cukup untuk pembentukan sel-sel darah merah, tetapi kadar hemoglobin

dan hematokrit masih normal. Sedangkan pada anemia defisiensi besi, sudah

terjadi penurunan kadar hemoglobin.

2.1.4. Faktor risiko terjadi anemia pada ibu hamil

2.1.4.1. Asupan zat besi yang rendah

Ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan sumber zat besi yang

masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat besi. Kurangnya jumlah

besi total dalam makanan dan kualitas besi yang tidak baik di mana bahan

makanan yang dikonsumsi banyak mengandung serat, rendah besi, rendah vitamin

C, rendah folat dan rendah riboflavin. Kehilangan nafsu makan dan ketidak

keteraturan mengkonsumsi suplementasi tablet besi merupakan penyebab asupan

zat besi yang rendah (Kraemer and Zimmermann, 2007; Seri Ani, 2013).

2.1.4.2. Kehilangan besi

Insidens diare terutama terjadi pada kebanyakan negara berkembang yang

cukup tinggi, infeksi cacing tambang, skistosomiasis, menimbulkan defisiensi besi

juga malabsorbsi zat besi. Serangan malaria yang berulang di daerah endemik

malaria, dapat menimbulkan anemia karena defisiensi zat besi. Penyakit malaria

pada ibu hamil yang menderita anemia defisiensi zat besi dapat memperparah

derajat anemianya (Kraemer and Zimmermann, 2007; Gibney et al., 2008).

Page 27: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

2.1.4.3. Peningkatan kebutuhan zat besi

Terdapat peningkatan kebutuhan zat besi selama masa kehamilan.

Meningkatnya kebutuhan zat besi selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan

pertumbuhan fetus, pertumbuhan plasenta, dan peningkatan jumlah sel darah

merah ibu (Arisman, 2004). Kebutuhan zat besi meningkat secara linier sesuai

dengan umur kehamilan. Selama kehamilan, jumlah rata-rata kebutuhan zat besi

ibu hamil sekitar 840 mg. Sekitar 350 mg besi ditransfer ke janin dan plasenta,

dan 450 mg besi untuk pertambahan eritrosit maternal, karena itu seorang ibu

hamil diperkirakan membutuhkan 5,6 mg zat besi setiap hari selama trimester II-

III kehamilannya (Seri Ani, 2013).

2.1.4.4. Gangguan absorbsi besi

Gangguan absorbsi besi disebabkan oleh tropical sprue atau colitis kronis

dan seseorang yang telah mengalami gastrektomi (Seri Ani, 2013). Bahan

makanan penduduk negara berkembang banyak berasal dari sumber nabati dengan

bioavailabilitas yang rendah dan memiliki absorbsi zat besi yang buruk, banyak

mengandung zat penghambat absorpsi (pitat, tanin dan polifenol) sedangkan zat

pemicunya sedikit (Gibney et al., 2008).

2.1.5. Pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil

Pencegahan adalah merupakan tujuan utama dalam penanganan masalah

kesehatan masyarakat ini. Upaya penanggulangan anemia defisiensi zat besi dapat

dilakukan dengan lima cara.

2.1.5.1. Memperkaya makanan pokok dengan zat besi

Page 28: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Zat besi dapat membantu pembentukan haemoglobin (sel darah merah) yang

baru. Bahan-bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi antara lain daging

ternak, unggas, ikan, sayur-sayuran berwarna hijau (kangkung, bayam, daun

katuk) serta kacang-kacangan (Seri Ani, 2013).

2.1.5.2. Pemberian suplemen tablet besi

Pada saat ini pemerintah mempunyai Program Penanggulangan Anemia Gizi

Besi pada ibu hamil untuk mencegah dan menanggulangi masalah anemia gizi

besi melalui suplementasi zat besi. Bentuk penanganan yang disukai adalah terapi

zat besi per oral. Efek samping pemberian tablet zat besi terdiri dari diare, mual,

perut kembung, sulit buang air besar dan tinja berwarna hitam. Risiko efek

samping tersebut sebanding dengan dosis zat yang diberikan (Gibney et al., 2008).

2.1.5.3. Edukasi gizi

Upaya pendidikan nutrisi masyarakat diperlukan untuk menggalakkan

perbaikan konsumsi makanan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang

ancaman anemia defisiensi besi bagi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya, juga

pendidikan tentang kualitas makanan yang kaya akan zat besi dan pentingnya

menjaga kebersihan personal dan lingkungan (Seri Ani, 2013). Upaya

penanggulangan masalah anemia defisiensi besi melalui peningkatan asupan

makanan dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi

dan bahan makanan yang bersifat meningkatkan absorpsi zat besi. Di samping itu,

mencegah mengkonsumsi bahan makanan yang bersifat menghambat penyerapan

zat besi (Gibney et al., 2008).

2.1.5.4. Fortifikasi Makanan

Page 29: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Fortifikasi makanan adalah penambahan zat gizi pada makanan dengan

kadar yang lebih tinggi dari kadar aslinya (Seri Ani, 2013). Fortifikasi zat besi

perlu dilakukan jika diet zat besi tidak mencukupi atau diet zat besi harian rendah

bioavailabilitasnya, terutama pada masyarakat di negara berkembang yang

penduduknya sebagian besar berada pada status ekonomi rendah. Contoh bahan

makanan yang berhasil difortifikasi adalah tepung, roti, gandum, jagung, gula, dan

susu (Gibney et al., 2008).

2.1.5.5. Pengawasan penyakit infeksi

Beberapa penyakit infeksi seperti malaria, cacing tambang, skistosomiasis,

dan tuberculosis merupakan penyebab anemia. Dalam keadaan infeksi, terjadi

penurunan kadar zat besi dalam tubuh sehingga memungkinkan terkena defisiensi

besi atau anemia. Dengan demikian, perlu diupayakan perbaikan sanitasi

perorangan dan lingkungan, serta penyediaan air bersih untuk mencegah adanya

infeksi baik oleh hewan, bakteri, maupun virus (Seri Ani, 2013).

2.2. Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Besi atau Tablet Tambah Darah (TTD)

2.2.1. Pengertian

Menurut kamus Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) patuh adalah suka

menurut perintah, taat pada perintah atau aturan dan berdisiplin. Patuh adalah

sikap positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan secara berarti sesuai

tujuan pengobatan yang ditetapkan (Carpenito, 2000).

Tablet tambah darah adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan

anemia gizi dimana setiap tablet mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg

besi elemental dan 0,25 mg asam folat (Dirjen Binkesmas, 2005).

Page 30: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Kepatuhan di

definisikan sebagai tingkat pelaksanaan pengobatan oleh pasien dan perilaku yang

dianjurkan dokter atau tenaga kesehatan lainnya (Arisman, 2004). Kepatuhan

mengonsumsi tablet tambah darah merupakan perilaku dimana ibu hamil

mendukung program suplementasi besi yang dilakukan pemerintah untuk

mencegah anemia pada ibu hamil (Budiarni, 2012).

2.2.2. Dosis dan cara pemberian tablet besi

Pemberian tablet besi pada wanita hamil dapat memperbaiki status besi

tubuh wanita hamil. Dosis pencegahan anemia yang diberikan kepada wanita

hamil tanpa pemeriksaan kadar Hb adalah konsumsi 60 mg/hari minimal selama

90 hari masa kehamilannya hingga 42 hari setelah melahirkan. Dosis diberikan

mulai saat pertama dilakukan pemeriksaan kehamilan ibu hamil (K1). Untuk

pengobatan ibu hamil yang anemia yaitu bila kadar Hb < 11 gram%, maka

diberikan tiga tablet/hari selama 90 hari masa kehamilannya hingga 42 hari

setelah melahirkan. Oleh karena itu, diharapkan agar dilakukan pemeriksaan

kadar hemoglobin pada setiap ibu hamil yang datang memeriksakan

kehamilannya ke fasilitas kesehatan (Citrakesumasari, 2012).

Menurut Depkes RI (2008), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

meminum tablet tambah darah.

2.2.2.1. Menggunakan air putih pada saat meminum tablet tambah darah. Teh,

kopi, atau susu menyebabkan penurunan penyerapan zat besi dalam tubuh

sehingga mengurangi manfaat dari tablet tersebut.

Page 31: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

2.2.2.2. Tablet tambah darah dapat menimbulkan efek samping seperti mual,

nyeri abdomen, konstipasi, dan tinja berwarna hitam.

2.2.2.3. Untuk mengurangi gejala sampingan, tablet tambah darah diminum

selesai makan malam atau menjelang tidur.

2.2.2.4. Menyimpan tablet tambah darah di wadah yang kering, aman, dan

terhindar dari sinar matahari langsung. Tidak meminum tablet tambah

darah yang telah berubah warnanya.

2.2.3. Pengaruh kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan anemia pada ibu

hamil

Suplementasi besi diperlukan ibu hamil selama masa kehamilan untuk

melengkapi kebutuhan zat besi yang tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi

makanan. Suplemen tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama kehamilan,

akan bermanfaat jika dikonsumsi secara teratur satu tablet setiap hari selama

kehamilan. Preparat tablet besi 60 mg/hari akan meningkatkan kadar hemoglobin

ibu hamil sebesar 1 gr%/ bulan (Saifuddin et al., 2002).

Suplementasi zat besi atau pemberian tablet Fe adalah salah satu upaya

penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia defisiensi besi.

Suplementasi besi merupakan cara efektif penanggulangan anemia karena

kandungan besinya yang dilengkapi asam folat sehingga juga dapat mencegah

anemia karena kekurangan asam folat (Dirjen Binkesmas, 2005). Pemberian tablet

besi akan menjadi efektif bila diikuti oleh peningkatan produksi sel darah merah.

Efektifitas pengobatan ini dipengaruhi beberapa faktor, termasuk beratnya anemia

Page 32: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

defisiensi besi dan kemampuan ibu hamil untuk menyerap preparat besi (Seri Ani,

2013).

Peningkatan kadar hemoglobin dapat dilihat satu minggu setelah pemberian

tablet besi dilakukan. Penyerapan preparat besi hanya sebesar 18% besi yang

mampu diserap melalui usus. Oleh sebab itu, untuk mencapai nilai hemoglobin

yang diharapkan dibutuhkan waktu rata-rata 1 hingga 2 bulan (Seri Ani, 2013).

Peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil sangat dipengaruhi oleh kepatuhan ibu

hamil dalam mengonsumsi tablet besi yang diberikan. Ketidakpatuhan ibu hamil

dalam mengonsumsi tablet besi akan memperlihatkan seberapa besar

kemungkinan untuk terserang anemia.

Terdapat 40% kejadian efek samping dari penggunaan preparat oral tablet

besi. Efek samping yang terjadi terutama gangguan saluran cerna. Adanya efek

samping dapat menurunkan kepatuhan minum tablet besi (Marmi et al., 2012).

Afnita (2004) dalam Hidayah dan Anasari (2012), menyatakan kepatuhan

mengonsumsi tablet besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,

ketepatan cara mengonsumsi tablet zat besi, keteraturan frekuensi konsumsi per

hari. Menurut Wiknjosastro (1997) dalam Handayani dan Yuliastanti (2009),

kepatuhan konsumsi tablet besi adalah apabila ibu hamil mengonsumsi ≥ 90%

dari tablet besi yang seharusnya.

2.3. Malaria Dalam Kehamilan

2.3.1. Pengertian

Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit

Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia

Page 33: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Secara umum ada empat

jenis malaria, yaitu tropika, tertiana, ovale dan quartana (Depkes RI, 2008).

Protozoa dari genus Plasmodium merupakan penyebab malaria, pada

manusia ditemukan empat spesies yaitu P. falciparum, P. vivax, P. ovale dan P.

malariae. Penyebab infeksi malaria paling berat dan mortalitas tertinggi adalah

Plasmodium falciparum. Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia

adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax atau campuran ke duanya,

sedangkan Plasmodium malariae hanya ditemukan di Nusa Tenggara Timur dan

Plasmodium ovale ditemukan di Papua (Depkes RI, 2008; Arsin, 2012).

2.3.2. Prevalensi malaria pada ibu hamil

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat

mempengaruhi angka kematian bayi, anak di bawah umur lima tahun serta ibu

hamil (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pada kehamilan, malaria dapat

disebabkan oleh keempat spesies plasmodium, namun parasit yang paling

dominan dan memiliki dampak paling berat terhadap kesakitan dan kematian ibu

dan janin adalah plasmodium falciparum (Chahaya, 2003).

Pada daerah endemik, angka kejadian malaria pada kehamilan masih cukup

tinggi sehingga perlu mendapatkan perhatian secara khusus. Malaria dapat

membahayakan baik terhadap ibu hamil maupun janin yang sedang

dikandungnya. Malaria merupakan penyakit infeksi utama di wilayah Indonesia

bagian timur antara lain Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku, Sulawesi Utara,

dan Maluku Utara (Mariyana dan Wahid, 2011).

Page 34: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Malaria pada ibu hamil dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk

mengalami anemia (Hb < 11g/dl) atau anemia berat (Hb < 7g/dl), mempunyai

bayi dengan berat badan lahir rendah, prematuritas dan mortalitas perinatal,

dimana semua kondisi ini memberikan kontribusi terhadap tingginya angka

kematian ibu dan bayi di daerah endemis malaria (Poespoprodjo, 2011).

Delicour et al. (2010) dalam Poespoprodjo (2011) menyatakan di seluruh

dunia diperkirakan terdapat 82,6 juta bayi lahir dari ibu yang berisiko terkena

malaria falciparum dan/atau malaria vivax, dan 54,4 juta di antaranya terjadi di

daerah Asia-Pasifik. Ibu hamil dengan malaria mempunyai risiko terkena anemia

hingga kematian. Pada ibu hamil dengan malaria di daerah dengan transmisi

malaria tinggi memiliki prevalensi anemia sedang dan berat berkisar antara 1-

20%.

Laporan data Steketee dkk (tahun 1985-2000) menyebutkan pada kawasan

transmisi malaria tinggi (Sub-Sahara Afrika), efek malaria terhadap kehamilan

disebutkan cukup tinggi yaitu risiko terjadinya anemia sebesar 3-15%, berat badan

lahir rendah sebesar 70%, dan kematian neonatal sebesar 3-8% (Suparman dan

Suryawan, 2004). Pada primigravida, anemia berat karena malaria menyebabkan

morbiditas dan mortalitas ibu yang bermakna (Poespoprodjo, 2011).

2.3.3. Diagnosis Malaria pada Kehamilan

Diagnosis malaria pada kehamilan ditegakkan berdasarkan pada diagnosis

klinis dan diagnosis laboratorium melalui pemeriksaan sediaan darah. Manifestasi

klinis malaria seringkali tidak khas dan menyerupai beberapa penyakit infeksi

lain. Sebagai diagnosis banding penyakit malaria ini adalah demam tifoid, demam

Page 35: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

dengue, ISPA, leptospirosis, demam tinggi, radang otak, tifoid, hepatitis atau

infeksi virus akut lainnya (Depkes RI, 2003). Penegakan diagnosis penyakit

malaria pada kehamilan dengan konfirmasi laboratorium yaitu ditemukan parasit

malaria di dalam darah maternal dan darah plasenta (melalui biopsi) (Suparman

dan Suryawan, 2004).

2.3.4. Pengaruh malaria terhadap Anemia pada Ibu Hamil

Perempuan hamil yang memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi malaria

adalah mereka yang primigravida atau kehamilan kedua, usia remaja,

imigran/pengunjung dari area dengan transmisi malaria rendah, dan terinfeksi oleh

HIV/AIDS. Malaria menyebabkan 2-15% anemia pada perempuan hamil (Sinaga

dan Affandi, 2009).

Malaria bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil. Meningkatnya risiko

mortalitas maternal terjadi bila keadaan anemia menjadi berat. Penularan malaria

terjadi ketika nyamuk yang mengandung plasmodium menyuntikkan air liurnya

yang mengandung parasit ke dalam darah. Parasit itu kemudian berpindah ke sel-

sel hati ibu hamil tersebut. Setelah 1-2 minggu, parasit kemudian memasuki aliran

darah sehingga mulai menunjukkan gejala-gejala malaria antara lain demam,

berkeringat, menggigil, mual, dan sakit kepala. Parasit tersebut kemudian

menyerang sel-sel darah merah dan mulai mengonsumsi hemoglobin. Kerusakan

sel darah merah ini menyebabkan anemia (Sinaga dan Affandi, 2009; Islamuddin,

2010).

Prevalensi anemia sangat tinggi antara minggu 16 dan 28 minggu masa

kehamilan disertai dengan puncak terjadinya parasitemia. Wanita hamil yang non

Page 36: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

imun akan mengalami anemia yang signifikan pada infeksi malaria. Sequestrasi

eritrosit yang terinfeksi di limpa, hati, sumsum tulang serta plasenta juga

menurunkan hematokrit. Sequestrasi dari eritrosit yang terinfeksi malaria berperan

terhadap defisiensi asam folat dan anemia mikrositik (Islamuddin, 2010).

Page 37: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Berdasarkan beberapa faktor yang menyebabkan anemia pada ibu hamil,

maka disusunlah konsep pustaka faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia

pada ibu hamil.

Gambar 2.1. Konsep pustaka faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada

ibu hamil (Disesuaikan dari : Kraemer and Zimmermann, 2007)

Konsumsi makanan

sumber zat besi

rendah

Zat pitat, tanin,

polifenol

Asupan zat besi rendah

Kepatuhan konsumsi

tablet besi

Infeksi cacing

tambang Anemia Pada

Ibu Hamil Kehilangan besi

Schistosomiasis

Malaria

Diare

Peradangan

Penyakit pernapasan

TBC, HIV/AIDS

Page 38: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Berpikir

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

kurang dari 11 g/dl pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari

10,5 g/dl pada trimester II. Anemia pada ibu hamil akan berpengaruh buruk

terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan janin. Anemia dalam kehamilan

ditimbulkan karena rendahnya asupan makanan sumber besi, kehilangan besi, dan

peradangan.

Asupan zat besi yang rendah akibat ketidakseimbangan antara konsumsi

bahan makanan sumber zat besi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan

tubuh akan zat besi merupakan penyebab anemia defisiensi besi . Bahan makanan

dengan bioavailabilitas yang rendah dan beberapa zat penghambat absorpsi (pitat,

tanin dan polifenol) dalam makanan akan mengganggu absorbsi besi. Defisiensi

ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi suplementasi zat besi dan asam folat

selain dari makanan, dimana faktor penting dalam menjamin peningkatan kadar

hemoglobin ibu hamil adalah kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi

yang diberikan.

Insiden infeksi yang dapat menimbulkan kehilangan zat besi dan

malabsorbsi zat besi seperti malaria, cacing tambang, dan schistosomiasis dapat

menimbulkan atau memperberat anemia. Malaria bisa menimbulkan anemia pada

Page 39: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

ibu hamil, karena parasit malaria menyebabkan kerusakan sel-sel darah merah

sehingga menyebabkan anemia.

Penyakit malaria, diare, penyakit pernapasan, dan penyakit menahun

lainnya seperti tuberkulosis dan HIV/AIDS merupakan penyakit peradangan yang

dapat mencegah penyerapan zat besi, mengurangi mobilisasi besi, mengurangi

eritropoiesis, dan mengurangi retinol plasma sehingga menyebabkan anemia.

3.2. Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka maka disusun kerangka konsep

penelitian yang menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti mengenai

hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi malaria dengan

anemia pada ibu hamil di kota Ambon. Kerangka konsep dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Konsep penelitian hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi

dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil trimester III di

Kota Ambon

Anemia pada ibu hamil

trimester III

Infeksi malaria

Kepatuhan konsumsi

tablet besi

Page 40: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

3.3. Hipotesis Penelitian

3.3.1. Ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dengan anemia pada

ibu hamil trimester III di Kota Ambon.

3.3.2. Ada hubungan antara infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil

trimester III di Kota Ambon.

Page 41: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian

yang digunakan adalah cross-sectional. Study cross-sectional ialah suatu

penelitian dimana pengukuran variabel-variabelnya dilakukan atau dikumpulkan

dalam waktu yang bersamaan. Bagan pengumpulan data dapat dilihat pada

Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Bagan Rancangan Penelitian

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Ambon Provinsi Maluku.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2014.

Ibu Hamil Trimester III

Kepatuhan konsumsi tablet besi

Anemia

(+)

Anemia

(-)

Anemia

(+)

Anemia

(-)

Infeksi Malaria

Page 42: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

4.3. Penentuan Sumber Data

4.3.1. Populasi

Populasi target dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III di

Kota Ambon, sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh ibu hamil trimester

III di Kota Ambon pada bulan April – Mei 2014 yang diperoleh melalui laporan

register KIA di puskesmas.

4.3.2. Sampel

Dari populasi penelitian dipilih sampel yang akan diteliti. Pada penelitian

ini sampel yang diambil adalah seluruh ibu hamil trimester III di Kota Ambon

pada bulan April – Mei 2014.

4.3.3. Besar Sampel

Untuk menentukan besaran sampel dalam penelitian ini menggunakan

rumus Lemeshow, dkk (1990) dalam Sastroasmoro dan Ismael (2002).

Z2 P(1-P)

n =

d2

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diperlukan

Zα = Koefisien reliabilitas ditentukan berdasarkan derajat

kepercayaan 95%, ( = 0,05) = 1,96

P = Proporsi kepatuhan yang dapat diamati (0,30)

d = Kesalahan absolut yang dapat ditoleransi (0,1)

Sehingga didapatkan jumlah sampel sebagai berikut.

(1,96)2 0,30(1 - 0,30)

n =

(0,1)2

Page 43: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

n = 83

Jumlah sampel yang diambil berdasarkan perhitungan besar sampel adalah

83 sampel.

4.3.4. Teknik dan Prosedur Pengambilan Sampel

Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dalam

beberapa tahap, yaitu tahap pertama adalah dari lima kecamatan yang ada di Kota

Ambon, dipilih dua kecamatan dengan cara purposive sampling yang dipilih

berdasarkan angka kejadian anemia terbanyak. Tahap berikutnya adalah membuat

daftar populasi ibu hamil dari dua kecamatan yang terpilih melalui laporan

register KIA ibu hamil dari puskesmas yang berada dalam wilayah kecamatan

yang terpilih. Berdasarkan daftar tersebut dipilih 83 sampel ibu hamil dengan cara

acak sederhana.

4.4. Variabel Penelitian

4.4.1. Identifikasi variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan secara garis besar terdiri

dari :

4.4.1.1. Variabel independent (bebas) adalah kepatuhan konsumsi tablet besi dan

infeksi malaria.

4.4.1.2. Variabel dependent (terikat) adalah anemia pada ibu hamil trimester III.

4.4.2. Definisi operasional variabel

4.4.2.1. Karakteristik Responden

a. Usia adalah umur ibu hamil dihitung berdasarkan tanggal, bulan dan

tahun kelahiran ibu.

Alat ukur : Kuesioner

Page 44: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Hasil ukur : Usia dalam tahun dengan penggolongan : 1 = <20 tahun dan

>35 tahun, 2 = 20-35 tahun.

Skala pengukuran : Interval

b. Paritas adalah Jumlah kelahiran yang pernah di alami oleh responden.

Alat ukur : Kuesioner

Hasil ukur : Paritas dengan penggolongan : 1 = ≥3 orang, 2 = <3 orang.

Skala pengukuran : Interval

c. Jarak kelahiran adalah selang waktu antara mulai kehamilan sekarang

dengan tanggal lahir anak terakhir.

Alat ukur : Kuesioner

Hasil ukur : Jarak kelahiran dengan penggolongan : 1 = <2 tahun, 2 = ≥2

tahun.

Skala pengukuran : Interval

d. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang berhasil

ditempuh oleh responden.

Alat ukur : Kuesioner

Hasil ukur : Pendidikan dengan penggolongan : 1 = < SMA/sederajat, 2 =

≥ SMA/sederajat.

Skala pengukuran : Ordinal

4.4.2.2. Kepatuhan adalah ketaatan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi

tablet besi sesuai dengan jumlah yang seharusnya diminum, dengan

konsumsi secara rutin 1 tablet/hari

Alat ukur : Kuesioner

Page 45: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Hasil ukur : Kepatuhan dengan penggolongan : 1 = Tidak patuh bila

mengkonsumsi <90% tablet besi yang seharusnya, 2 = Patuh bila

mengkonsumsi ≥90% tablet besi yang seharusnya.

Skala pengukuran : Nominal

4.4.2.3. Infeksi Malaria adalah ada tidaknya riwayat malaria dalam kehamilan

dengan melihat catatan medis pada kartu atau buku pemeriksaan ANC

ibu.

Hasil ukur : Infeksi malaria dengan penggolongan : 1 = ada infeksi

malaria, 2 = tidak ada infeksi malaria.

Skala pengukuran : Nominal

4.4.2.4. Anemia pada ibu hamil adalah kadar hemoglobin dalam darah ibu kurang

dari 11 g/dl selama kehamilan.

Alat ukur : Hemometer Digital (Easy Touch)

Hasil ukur : Kejadian anemia dengan penggolongan : 1 = anemia dengan

kadar Hb <11 g/dl, 2 = tidak anemia dengan kadar Hb ≥11 g/dl.

Skala pengukuran : Nominal

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang

karakteristik ibu hamil dan kepatuhan meminum tablet zat besi, medical record

tentang infeksi malaria dan juga dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan

hemometer digital (Easy Touch) untuk mengetahui kadar Hb responden.

4.6. Prosedur Penelitian

Page 46: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Untuk memperoleh data dalam penelitian yang dilakukan, maka peneliti

menggunakan prosedur seperti berikut ini.

4.6.1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari institusi

pendidikan kepada Badan Kesbanglitmas Provinsi Maluku, dengan

tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon.

4.6.2. Peneliti mengajukan surat permohonan kelaikan etik dari institusi

pendidikan kepada Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana/Rumah Sakit Sanglah Denpasar.

4.6.3. Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai mengumpulkan data dengan

menggunakan kuisioner mengenai hubungan kepatuhan mengonsumsi

tablet besi dan infeksi malaria dengan kejadian anemia pada ibu hamil,

kemudian dilakukan juga pemeriksaan hemoglobin.

4.6.4. Setelah mendapatkan data maka peneliti melakukan pengolahan data

dengan menggunakan bantuan komputer.

4.7. Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.7.1. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer yang meliputi karakteristik ibu hamil (usia, paritas, jarak

kelahiran, pendidikan) dan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi

dikumpulkan dengan teknik wawancara oleh peneliti. Untuk kejadian anemia

digunakan teknik pemeriksaan dengan hemometer digital. Data sekunder yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah infeksi malaria pada ibu hamil dengan

melihat catatan medik pada kartu atau buku pemeriksaan ANC ibu.

Page 47: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

4.7.2. Pengolahan data

4.7.2.1. Editing

Editing berfungsi untuk mengkaji dan meneliti kelengkapan data dalam

lembar kuesioner.

4.7.2.2. Coding

Teknik koding ini dilakukan dengan pemberian kode dan pengklasifikasian

pada data yang dilakukan untuk mempermudah dalam proses pengolahan data.

4.7.2.3. Tabulating

Merupakan proses pengolahan data yang telah didapatkan. Data yang

diperoleh kemudian dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel-

tabel distribusi. Pada penelitian ini tabulasi data awal secara manual terlebih

dahulu, kemudian diproses menggunakan sistem komputer.

4.8. Analisis data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang

terdapat pada instrumen penelitian, antara lain meliputi karakteristik ibu hamil,

kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi, infeksi malaria pada ibu

hamil, dan kejadian anemia pada ibu hamil. Dengan melakukan analisis berupa

distribusi tabel frekuensi berdasarkan semua variabel, persentase serta

pembahasan tentang gambaran variabel yang diamati.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu

variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu kepatuhan ibu hamil dalam

mengonsumsi tablet besi dan infeksi malaria terhadap variabel terikat kejadian

Page 48: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

anemia pada ibu hamil. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hubungan

kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi dan infeksi malaria dengan

kejadian anemia pada ibu hamil diuji dengan uji chi-square (2) pada tingkat

kemaknaan 95% (α=0,05), untuk mendapatkan hubungan bermakna.

Analisis multivariat untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling

berperan berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, uji statistik yang

digunakan adalah Uji Regresi Logistik.

4.9. Etika Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan peneliti mendapat ijin dari ketua Program

Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana dan

mendapatkan Ethical Clearance dari Unit Litbang FK UNUD/RSUP Sanglah

Denpasar. Kemudian peneliti mendapat persetujuan dari pihak yang di teliti

dengan tetap menekankan masalah etika yang meliputi :

4.9.1. Informed Consent

Lembar Informed Consent diberikan kepada subjek penelitian yang akan

menjadi sampel dalam penelitian. Dilakukan dengan memberikan penjelasan

maksud dan tujuan dari penelitian, jika responden bersedia diteliti maka mereka

diminta menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia maka

peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

4.9.2. Anonimity

Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden pada lembar kuesioner, hanya diberikan nomor urut dan nomor kode

tertentu.

Page 49: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

4.9.3. Confidentiality

Informasi yang telah dikumpulkan dari responden tetap dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.

Page 50: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Ambon mempunyai luas 377 km2 yang terdiri dari 5 kecamatan yaitu

Nusaniwe, Sirimau, Teluk Ambon Baguala, Teluk Ambon, dan Leitimur Selatan.

Kelima kecamatan tersebut terdiri dari 20 kelurahan dan 30 desa/negeri yang

terletak pada posisi antara 3o – 4o Lintang Selatan dan 128o – 129o Bujur Timur.

Batas wilayah administratif Kota Ambon adalah Sebelah Utara berbatasan

dengan Petuanan Desa Hitu, Hila dan Kaitetu dari Kecamatan Leihutu Kabupaten

Maluku Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda, Sebelah Timur

berbatasan dengan Petuanan Desa Suli dari Kecamatan Salahutu Kabupaten

Maluku Tengah, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Petuanan Desa Hatu dari

Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah.

Menurut data Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Ambon pada tahun

2013 jumlah penduduk di Kota Ambon sebanyak 359.218 jiwa dengan kepadatan

penduduk rata-rata 1.203 jiwa/km2.

Sarana kesehatan di Kota Ambon telah melayani masyarakat sampai ke

tingkat desa, dengan jumlah sarana tercatat yaitu 2 buah Rumah Sakit Khusus, 8

Rumah Sakit Umum, 22 Puskesmas, 34 Puskesmas Pembantu dan 26 Pos

Kesehatan Desa.

Page 51: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

5.2. Karakteristik Responden

Pada tahap ini dilakukan analisis distribusi frekuensi presentase variabel

tunggal yang termasuk karakteristik umum responden seperti : usia, paritas, jarak

kelahiran, pendidikan, yang disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik f %

Usia (tahun)

<20 dan >35 15 18,1

20 - 35 68 81,9

Paritas (orang)

≥ 3 16 19,3

< 3 67 80,7

Jarak kelahiran (tahun)

< 2 41 49,4

≥ 2 42 50,6

Pendidikan

< SMA/sederajat 33 39,8

≥ SMA/sederajat 50 60,2

Jumlah 83 100

Tabel di atas memberikan informasi bahwa responden sebagian besar yaitu

81,9% berada pada kelompok umur antara 20-35 tahun (kelompok tidak berisiko).

Rerata umur responden adalah 27,6 tahun (±6,27) dengan usia termuda 16 tahun

dan usia tertua 39 tahun.

Paritas responden yang termasuk kelompok berisiko tinggi yaitu memiliki

anak 3 orang atau lebih sebesar 19,3%. Rerata paritas adalah 1,5 kali (±1,34)

dengan jumlah paritas maksimal 6 kali.

Page 52: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Responden sebagian besar memiliki jarak kelahiran lebih dari 2 tahun yaitu

50,6%. Rerata jarak kelahiran adalah 2,7 tahun (±2,64) dengan jarak kelahiran

maksimal 9,6 tahun. Tingkat pendidikan terbanyak responden adalah

SMA/sederajat atau lebih tinggi yaitu sebesar 60,2%.

5.3. Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi, Infeksi Malaria dan Status

Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III

Pada tahap ini dilakukan tabulasi variabel kepatuhan konsumsi tablet besi,

infeksi malaria, dan anemia pada ibu hamil trimester III.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan konsumsi tablet besi, Infeksi

Malaria dan Status Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon

Variabel f %

Kepatuhan konsumsi tablet besi

Tidak patuh 46 55,4

Patuh 37 44,6

Infeksi malaria

Ada 22 26,5

Tidak ada 61 73,5

Status anemia pada ibu hamil

Anemia 29 34,9

Tidak anemia 54 65,1

Jumlah 83 100

Tabel 5.2. memperlihatkan bahwa dari 83 sampel ibu hamil, sebagian besar

ibu hamil tidak memiliki kepatuhan dalam mengonsumsi tablet besi sebesar

55,4%, dengan rerata jumlah tablet yang diminum adalah 50 tablet (±40,56), ibu

hamil yang terinfeksi malaria dalam kehamilan sebesar 26,5% dan ibu hamil yang

Page 53: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

menderita anemia sebesar 34,9%, dengan rerata kadar hemoglobin adalah 11,7

g/dl (±1,66).

5.4. Alasan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Besi

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Alasan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi

Tablet Besi di Kota Ambon

Alasan f %

Obat mengandung bahan kimia 5 10,9

Merasa tidak sakit 7 15,2

Takut darah naik 3 6,5

Sering lupa 6 13,1

Tidak suka rasanya 14 30,4

Mual 3 6,5

Obat dokter lebih bagus 8 17,4

Jumlah 46 100

Tabel di atas memperlihatkan bahwa alasan ketidakpatuhan ibu hamil

dalam mengonsumsi tablet besi terbanyak adalah karena tidak suka rasa obat

sebesar 30,4%, sementara ketidakpatuhan karena efek samping dari tablet besi

yaitu mual sebesar 6,5%. Tabel di atas menunjukkan bahwa ketidakpatuhan ibu

dalam mengonsumsi tablet besi lebih banyak bukan karena efek samping yang

ditimbulkan oleh tablet besi.

Page 54: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

5.5. Status Anemia Menurut Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi dan

Infeksi Malaria

Tabel 5.4. Distribusi Anemia Menurut Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi

dan Infeksi Malaria Pada Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon

Variabel independent

Anemia pada ibu hamil

Anemia Tidak anemia Jumlah

f % f % f %

Kepatuhan Konsumsi Tablet

Besi

Tidak patuh 25 54,3 21 45,7 46 100

Patuh 4 10,8 33 89,2 37 100

Infeksi Malaria

Ada 19 86,4 3 13,6 22 100

Tidak ada 10 16,4 51 83,6 61 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa persentase anemia pada ibu

hamil yang tidak patuh dalam mengonsumsi tablet besi lebih besar yaitu 54,3%

dari ibu hamil yang patuh dalam mengonsumsi tablet besi yaitu 10,8%. Status

tidak anemia lebih cenderung pada ibu hamil yang patuh dalam mengonsumsi

tablet besi sebesar 89,2% dibandingkan ibu yang tidak patuh dalam mengonsumsi

tablet besi yaitu 45,7%.

Tabel di atas juga memperlihatkan bahwa persentase anemia pada ibu

hamil yang terinfeksi malaria lebih besar yaitu 86,4% dari ibu hamil yang tidak

terinfeksi malaria yaitu 16,4%. Persentase tidak anemia lebih cenderung pada ibu

Page 55: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

hamil yang tidak terinfeksi malaria yaitu sebesar 83,6% dibandingkan ibu yang

terinfeksi malaria yaitu 13,6%.

5.6. Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Dan Infeksi

Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Kota Ambon

Analisis hubungan variabel ini, menggunakan Tabel 2 x 2, dan uji statistik

yang digunakan adalah uji chi-square. Adapun variabel yang dianalisis

hubungannya, disesuaikan dengan tujuan khusus penelitian yaitu kepatuhan

konsumsi tablet besi dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil.

Tabel 5.5. Hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi malaria

dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon

Variabel independen

Anemia pada ibu hamil

Anemia Tidak anemia Total Nilai p*

f % f % f %

Kepatuhan Konsumsi

Tablet Besi

Tidak patuh 25 30,1 21 25,3 46 55,4 0,001

Patuh 4 4,8 33 39,8 37 44,6

Infeksi Malaria

Ada 19 22,9 3 3,6 22 26,5 0,001

Tidak ada 10 12,0 51 61,4 61 73,5

Total 29 34,9 54 65,1 83 100

*)2test

Berdasarkan tabel di atas setelah dilakukan perhitungan chi-square

ditemukan 2hitung > 2α=0,05 (17,099 > 3,841) dan p <0,05 (p = 0,001). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi

Page 56: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

tablet besi dengan anemia pada ibu hamil. Artinya semakin baik kepatuhan ibu

hamil dalam mengonsumsi tablet besi semakin rendah risiko ibu hamil terkena

anemia.

Berdasarkan hasil perhitungan chi-square untuk infeksi malaria, ditemukan

2hitung > 2α=0,05 (34,823 > 3,841) dan p <0,05 (p = 0,001). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara infeksi malaria dengan

anemia pada ibu hamil. Artinya adanya infeksi malaria dalam kehamilan pada ibu

hamil semakin tinggi risiko ibu hamil terkena anemia.

5.7. Hasil Analisis Regresi Logistik Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet

Besi dan Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III

Uji regresi logistik bertujuan untuk mencari faktor yang paling dominan

berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Kota

Ambon.

Tabel 5.6. Hasil analisis regresi logistik hubungan kepatuhan konsumsi tablet besi

dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon

Variabel OR 95%CI

Nilai p Lower Upper

Kepatuhan Konsumsi Tablet

Besi 4,570 1,174 17,788 0,028

Infeksi Malaria 20,216 4,773 85,620 0,001

Hasil analisis menunjukkan pada variabel kepatuhan diperoleh nilai OR

4,570, artinya ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet besi memiliki

peluang 4,6 kali menderita anemia dibandingkan yang patuh. Variabel infeksi

Page 57: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

malaria diperoleh nilai OR 20,216, artinya ibu hamil yang terinfeksi malaria

memiliki peluang 20,2 kali menderita anemia dibandingkan yang tidak terinfeksi.

Pada penelitian ini, variabel yang paling berhubungan dengan anemia pada ibu

hamil adalah infeksi malaria.

Page 58: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Hubungan Status Anemia Dengan Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet

Besi Pada Ibu Hamil

Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

secara statistik antara status anemia dengan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

mengonsumsi tablet besi, di mana kejadian anemia pada ibu hamil yang patuh

mengonsumsi tablet besi lebih kecil dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak

patuh yaitu sebesar 4,8% berbanding 30,1%. Semakin baik kepatuhan ibu hamil

dalam mengonsumsi tablet besi semakin rendah risiko ibu hamil terkena anemia.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayah dan Anasari

(2012) yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil

mengonsumsi tablet besi dengan kejadian anemia dengan p = 0,005.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wulandari (2010) di

wilayah kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember yang menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan mengonsumsi tablet tambah

darah dengan anemia ibu hamil dengan p = 0,013. Juga sesuai dengan hasil

penelitian Handayani dan Yuliastanti (2009) yang menemukan hubungan yang

signifikan antara kepatuhan mengonsumsi tablet besi dan kejadian anemia pada

ibu hamil dengan mendapatkan 2 hitung > 2 tabel (0,533 > 0,0039).

Nilai OR berdasarkan anemia pada ibu hamil adalah 4,570. Hal ini berarti

bahwa ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet besi menunjukkan

Page 59: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

peningkatan odd kejadian sebesar 4,6 kali lebih besar terkena anemia

dibandingkan dengan ibu hamil yang patuh. Dari nilai CI 95% dapat dilihat

kemungkinan peningkatan odd di populasi dari mana sampel diambil sebesar

1,174 – 17,788.

Kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan volume plasma sebesar

30%, eritrosit sebesar 18% dan pertambahan hemoglobin sebesar 19%. Pada

pertengahan kehamilan pertambahan volume plasma lebih besar daripada sel

darah dan meningkat kembali pada akhir kehamilan (Hoffbrand, 2005).

Pengenceran darah (hemodilusi) mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36

minggu. Bila hemoglobin ibu pada saat pra hamil 11 gr%, maka dengana adanya

hemodilusi akan menimbulkan anemia kehamilan fisiologis dan hemoglobin ibu

akan menjadi 9,5-10 gr% (Jafar, 2012).

Ibu hamil membutuhkan 1000 mg zat besi selama kehamilannya. Kebutuhan

besi yang tinggi terus meningkat terutama pada trimester II-III kehamilan, yaitu

sekitar 3,5 mg saat mendekati akhir trimester II dan 7 mg per hari pada trimester

III. Jika kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi melalui diet harian akan terjadi

mobilisasi cadangan besi tubuh. Sebagian besar ibu hamil memiliki cadangan besi

tubuh yang rendah sehingga rentan mengalami defisiensi besi atau anemia (Seri

Ani, 2013).

Upaya Dinas Kesehatan Kota khususnya puskesmas untuk mendeteksi status

anemia ibu hamil adalah melalui program pemeriksaan kadar hemoglobin pada

ibu hamil. Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil

dilakukan dengan pemberian tablet besi kepada setiap ibu hamil yang melakukan

Page 60: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

pemeriksaan kehamilan. Suplementasi besi diperlukan ibu hamil selama masa

kehamilan untuk melengkapi kebutuhan zat besi yang tidak dapat dipenuhi

melalui konsumsi makanan.

Kegiatan penanggulangan anemia dengan memberikan 90 tablet besi kepada

setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya telah dilakukan, namun belum

adanya pemantauan dan evaluasi apakah tablet yang diberikan dikonsumsi atau

tidak merupakan salah satu penghambat efektifitas program ini.

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sekitar 60mg/hari selama 90 hari.

Efek samping yang dapat terjadi dari penggunaan preparat oral tablet besi sekitar

40%. Efek samping yang terjadi terutama gangguan saluran cerna. Adanya efek

samping dapat menurunkan kepatuhan minum tablet besi (Marmi et al., 2012).

Pada penelitian ini, ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet

besi sebagian besar bukan karena efek samping yang ditimbulkan oleh tablet besi.

Ketidakpatuhan disebabkan oleh anggapan bahwa obat adalah sesuatu yang

mengandung bahan kimia, merasa tidak sakit, takut darah naik, sering lupa, tidak

menyukai rasa obat, serta anggapan bahwa suplemen obat yang didapat dari

dokter praktik lebih bagus dari tablet besi yang di dapat dari puskesmas.

6.2. Hubungan Status Anemia Dengan Infeksi Malaria Pada Ibu Hamil

Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

secara statistik antara status anemia dengan infeksi malaria, di mana kejadian

anemia pada ibu hamil yang terinfeksi malaria lebih besar dibandingkan dengan

ibu hamil yang tidak terinfeksi malaria yaitu sebesar 22,9% berbanding 12,0%.

Page 61: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Adanya infeksi malaria dalam kehamilan semakin tinggi resiko ibu hamil terkena

anemia.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa malaria

pada ibu hamil dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengalami

anemia (Hb <11 g/dl) atau anemia berat (Hb <7 g/dl), dimana kondisi ini

memberikan kontribusi terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi di daerah

endemis malaria. Pada ibu hamil dengan malaria di daerah dengan transmisi

malaria tinggi memiliki prevalensi anemia sedang dan berat berkisar antara 1-20%

(Poespoprodjo, 2011).

Nilai OR berdasarkan anemia pada ibu hamil adalah 20,216. Hal ini berarti

bahwa ibu hamil yang terinfeksi malaria menunjukkan peningkatan odd kejadian

sebesar 20,2 kali lebih besar terkena anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang

tidak terinfeksi. Dari nilai CI 95% dapat dilihat kemungkinan peningkatan odd di

populasi dari mana sampel diambil sebesar 4,773 – 85,620.

Infeksi malaria pada wanita hamil memiliki risiko sebanyak dua kali lipat

dibandingkan wanita tidak hamil. Primigravida atau kehamilan kedua memiliki

risiko lebih tinggi terkena infeksi. Episode malaria meningkat secara signifikan

sebanyak 3 - 4 kali lipat selama kehamilan trimester II dan III, serta 2 bulan post

partum (Sinaga dan Affandi, 2009).

Data Steketee dkk (1985-2000), menyebutkan di daerah sub-sahara Afrika

yang merupakan daerah endemis malaria, dampak malaria pada kehamilan yaitu

risiko anemia 3-15% (Suparman dan Suryawan, 2004). Di Afrika diperkirakan 25

% anemia berat disebabkan oleh malaria (Hb <7 mg/dl). Wanita dengan anemia

Page 62: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

berat mempunyai risiko lebih tinggi terhadap morbiditas seperti gagal jantung

kongestif, kematian janin dan bahkan kematian akibat perdarahan saat melahirkan

(Islamuddin, 2010).

Laporan Van Dongen (1983) dalam Chahaya (2003) bahwa di Zambia,

kelompok dengan risiko tinggi menderita anemia adalah primigravida dengan

infeksi plasmodium falciparum dibandingkan dengan multigravida. Hal ini sejalan

dengan laporan Fleming (1984) dalam Chahaya (2003) di Nigeria yang

menemukan 40% penderita anemia akibat malaria adalah primigravida.

Malaria bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil. Penularan malaria

terjadi ketika nyamuk yang mengandung plasmodium menyuntikkan air liurnya

yang mengandung parasit ke dalam darah. Parasit itu kemudian berpindah ke sel-

sel hati ibu hamil tersebut. Setelah 1-2 minggu, parasit kemudian memasuki aliran

darah dan kemudian menyerang sel-sel darah merah dan mulai mengonsumsi

hemoglobin. Kerusakan sel darah merah ini menyebabkan anemia (Sinaga dan

Affandi, 2009; Islamuddin, 2010).

Wanita hamil lebih rentan terkena infeksi malaria dibandingkan wanita

tidak hamil. Kemungkinan penyebabnya adalah penurunan kekebalan tubuh

selama kehamilan, sehingga dapat meningkatkan prevalensi densitas parasit

malaria berat (Chahaya, 2003). Serangan penyakit malaria yang berulang di

daerah endemik malaria, terutama pada ibu hamil yang telah menderita anemia

dapat memperparah derajat anemianya.

Pada wanita hamil terjadi perubahan hormonal yang menyebabkan

penurunan sintesis immunoglobin dan fungsi sistem retikuloendotelial sehingga

Page 63: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

terjadi supresi imunitas pada kehamilan. Hal ini menyebabkan tubuh kehilangan

imunitas terhadap malaria dan wanita hamil cenderung terkena anemia

(Islamuddin, 2010).

Upaya deteksi dini kasus malaria pada ibu hamil, setiap puskesmas

melakukan pemeriksaan sediaan darah pada setiap ibu hamil pada saat melakukan

kunjungan awal pemeriksaan kehamilan. Upaya pencegahan dilakukan dengan

pemberian kelambu berinsektisida kepada setiap ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilannya di puskesmas.

6.3. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini keterbatasan atau kelemahan yang dihadapi penelit i

adalah :

6.3.1. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mempertimbangkan riwayat infeksi

seperti lamanya infeksi dan pertama atau berulangnya infeksi pada ibu

hamil.

6.3.2. Peneliti tidak mempertimbangkan waktu saat pertama ibu hamil mulai

mengonsumsi tablet besi.

6.3.3. Peneliti tidak mempertimbangkan kadar hemoglobin ibu pada awal

kehamilan atau sebelum mendapat suplement besi.

Page 64: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

7.1.1. Anemia pada ibu hamil trimester III terbukti berhubungan dengan

kepatuhan konsumsi tablet besi (p < 0,05).

7.1.2. Anemia pada ibu hamil trimester III terbukti berhubungan dengan infeksi

malaria (p < 0,05).

7.2. Saran

7.2.1. Perlu adanya konseling oleh bidan puskesmas kepada setiap ibu hamil

tentang pentingnya mengonsumsi suplement tablet besi selama kehamilan.

7.2.2. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi tentang kepatuhan ibu hamil

dalam mengonsumsi tablet besi oleh bidan puskesmas.

7.2.3. Perlu adanya pemeriksaan sediaan darah secara berkala/aktif oleh pihak

puskesmas pada remaja atau wanita pra hamil untuk mendeteksi dini kasus

malaria pada ibu hamil.

Page 65: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, M.B. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC.

Jakarta.

Arsin, A.A. 2012. Malaria Di Indonesia : Tinjauan Aspek Epidemiologi.

Masagena Press. Makassar.

Budiarni, W. 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Dengan

Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada Ibu Hamil. Artikel Ilmiah.

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Semarang.

Budiyanto. 2002. Gizi dan Kesehatan. Bayu Media dan UMM Press. Malang.

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi Keenam. EGC. Jakarta.

Chahaya, I. 2003. Pengaruh Malaria Selama Kehamilan. Available from:

http://repository.usu.ac. id/bitstream/123456789/3764/1/fkm-indrac3.pdf. 5

Februari 2014 (14:05).

Citrakesumasari. 2012. Anemia Gizi, Masalah Dan Pencegahannya. Cetakan 1.

Kalika. Yogyakarta.

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Depkes RI. 2003. Epidemiologi Malaria. Direktorat Jenderal PPM-PL.

Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Depkes RI. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria Di Indonesia.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Jakarta.

Depkes RI. 2008. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri

dan Wanita Usia Subur. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Ambon. 2010. Laporan Cakupan Kesga Triwulan III.

Ambon.

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. 2013. Profil Kesehatan Maluku Tahun 2012.

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Ambon.

Page 66: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2005. Anemia Gizi dan Tablet

Tambah Darah (TTD) untuk Wanita Usia Subur. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta.

Gibney, J.M., M.B. Margetts., M.J. Kearney, dan Arabs. 2008. Gizi Kesehatan

Masyarakat (Public Health Nutrition). EGC. Jakarta.

Handayani, S. dan T. Yuliastanti. 2009. Analisis Faktor Asupan Gizi Dan

Pemakaian Zat Besi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Available

from: http://journal.akbideub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/62. 16

Januari 2014 (19:30).

Hidayah, W. dan T. Anasari. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil

Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Desa Pageraji

Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan 3(2).

Hoffbrand, V.A., E.J. Pettit, dan H.A. Moss. 2005. Kapita Selekta Hematologi.

EGC. Jakarta.

Islamuddin. 2010. Malaria Dengan Kehamilan. Available from: http://internis.

files.wordpress.com/2011/01/malaria-dengan-kehamilan.pdf. 5 Februari

2014 (15:00).

Jafar, N. 2012. Peranan Gizi Pada Anemia Ibu Hamil. Prodi Ilmu Gizi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Epidemiologi Malaria di Indonesia. Buletin

Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Volume I. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Kraemer, K. and M.B. Zimmermann. 2007. Nutritional Anemia. Sight And Life

Press. Switzerland.

Manuaba, I.A.C., I.B.G.F Manuaba, dan I.B.G. Manuaba. 2008. Gawat-Darurat

Obstetri-Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan.

EGC. Jakarta.

Manuaba, I.A.C., I.B.G.F Manuaba, dan I.B.G. Manuaba. 2013. Ilmu Kebidanan,

Penyakit Kandungan, dan KB. Edisi 2. EGC. Jakarta.

Mariyana, W. dan I. Wahid. 2011. Hubungan Riwayat Infeksi Malaria Plasenta

Dengan Hasil Luaran Maternal Dan Neonatal. Laporan Hasil Penelitian.

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.

Page 67: hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi

Marmi, A.R.M. Suryaningsih, dan E. Fatmawati. 2012. Asuhan Kebidanan

Patologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Poespoprodjo, J.R. 2011. Malaria Dalam Kehamilan : Skrining Malaria dan

Pengobatan yang Efektif. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.

Volume I. Halaman 29. Jakarta.

Proverawati, A. dan S. Asfuah. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Nuha Medika.

Yogyakarta.

Saifuddin A.B., G.Andriaansz., H.Wiknjasostro, dan D.Waspodo. 2002. Buku

Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Sastroasmoro, S. dan S. Ismael. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Edisi ke-2. Sagung Seto. Jakarta.

Seri Ani, L. 2013. Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil dan Hamil. EGC.

Jakarta.

Silalahi, M. 2007. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil

Di Kabupaten Dairi Tahun 2006. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Sinaga, R.S.H. dan B. Affandi. 2009. Efektivitas Insecticide Treated Nets (ITNs)

dan Intermitten Preventive Treatment (IPT) pada pencegahan malaria

dalam kehamilan. Available from: http://indonesia.digitaljournals.org/

index.php/IJOG/article/download/. 5 Februari 2014 (14:20).

Suparman, E. dan A. Suryawan. 2004. Malaria pada Kehamilan. Jurnal Kesehatan

Masyarakat. 4(0). Available from: http://portalgaruda.org/download-

article.php?article=60104&val=4499. 5 Februari 2014 (17:05).

Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta.

Wulandari, I.N. 2010. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Sumber Zat Besi,

Enhancer, Dan Inhibitor, Serta Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah

Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III. Skripsi.

Available from: http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/IkaNovi

Wulandari.pdf. 5 Februari 2014 (14:30).