Upload
nguyenthien
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN
HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI
DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
JEANI NURDIANA SARI
1401412170
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Membangkitkan minat dan mengobarkan semangat adalah cara efektif untuk
melakukan pekerjaan dengan mudah dan sukses. (Tyron Edwards)
PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT,
skripsi ini peneliti persembahkan untuk Ibu dan
Ayah tercinta (Ibu Supriyani dan Bapak Jamari),
terima kasih telah memberikan segala doa,
dukungan, dan nasihat yang selalu menyertai
langkahku.
vi
PRAKATA
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan
skripsi berjudul “Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Semarang” dengan lancar.
Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik atas bantuan berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung, untuk
itu dengan hormat diucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu sampai selesai.
2. Prof. Dr. Fakhrudin, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan kesempatan izin penelitian.
3. Dra. Isa Ansori, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam memperlancar
penyelesaian skripsi ini.
4. Drs. A. Zaenal Abidin, M.Pd. Dosen Pembimbing Utama yang dengan sabar
memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dalam penulisan skripsi
ini.
5. Dra. Sri Susilaningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing Pendamping yang dengan
sabar memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
6. Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji Utama yang telah bersedia
menguji skripsi dan memberikan masukan dalam dalam penulisan skripsi ini.
7. Segenap dosen jurusan PGSD FIP UNNES yang telah membekali ilmu yang
bermanfaat.
8. Bapak/Ibu Kepala SDN Tambangan 01, SDN Wonolopo 01, SDN Wonolopo
02, SDN Wonolopo 03, SDN Wonoplembon 01, SDN Jatisari yang telah
memberikan izin untuk penelitian.
vii
9. Guru Kelas V SDN Tambangan 01 dan seluruh guru Kelas V di SDN Gugus
Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang yang telah membantu
dalam melaksanakan penelitian.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan pelaksanaan pembelajaran di SD.
Semarang, September 2016
Peneliti
viii
ABSTRAK
Sari, Jeani Nurdiana. 2016. Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. H. A.
Zaenal Abidin, M.Pd. dan Dra. Sri Susilaningsih, S.Pd., M.Pd.
Salah satu proses belajar yang efektif adalah membaca. Kegiatan membaca
harus didasari dengan minat baca. Minat merupakan faktor yang sangat penting
dalam kegiatan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) adakah hubungan yang
signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di
Kecamatan Mijen Kota Semarang?, (2) Seberapa besar persentase hubungan
antara antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di
kecamatan Mijen Kota Semarang?. Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) untuk menguji
hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas
V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang, (2) untuk mengetahui seberapa
besar hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD
Negeri di kecamatan Mijen Kota Semarang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Sampel
penelitian yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Mijen
Semarang yang berjumlah 100 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik
proportionate random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket/kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Pengujian hipotesis
menggunakan uji product moment dengan bantuan program SPSS versi 22.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya nilai korelasi minat baca dan hasil
belajar IPS adalah 0,633 dengan tingkat korelasi kuat (rhitung 0,633 > rtabel 0,195).
Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat baca
dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota
Semarang. Besarnya persentase hubungan minat baca dan hasil belajar IPS yaitu
40,06%.
Simpulan penelitian ini, yaitu (1) ada hubungan yang signifikan antara
minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen
Kota Semarang, (2) Hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang sebesar 40,06%. Saran
penelitian ini, bagi: (1) guru, hendaknya memberikan motivasi siswa untuk
membiasakan diri dengan membaca, (2) siswa, hendaknya siswa menambah
intensitas membaca dengan membuat jadwal kegiatan membaca.
kata kunci: hasil belajar, hubungan, IPS, minat baca
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ....................................................................................... 9
2.1.1 Hakikat Minat Baca ........................................................................... 9
2.1.1.1 Pengertian Minat ................................................................................ 9
2.1.1.2 Ciri-ciri Minat .................................................................................... 11
2.1.1.3 Jenis-jenis Minat ................................................................................ 13
2.1.1.4 Pengertian Membaca .......................................................................... 12
2.1.1.5 Pengertian Minat Baca ....................................................................... 16
2.1.1.6 Faktor yang mempengaruhi Minat Baca ............................................ 17
2.1.1.7 Cara menumbuhkan Minat Baca ........................................................ 19
2.1.1.8 Indikator Pengukuran Minat Baca ..................................................... 23
2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ..................................................... 26
x
2.1.2.1 Pengertian Belajar .............................................................................. 26
2.1.2.2 Tujuan Belajar .................................................................................... 27
2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ........................................ 27
2.1.2.4 Pengertian Pembelajaran .................................................................... 29
2.1.2.5 Ciri-ciri Pembelajaran ........................................................................ 29
2.1.3 Hakikat Hasil Belajar ......................................................................... 30
2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar .................................................................... 30
2.1.3.2 Ranah Hasil Belajar ........................................................................... 32
2.1.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar .............................. 34
2.1.4 Hakikat IPS di SD .............................................................................. 35
2.1.4.1 Pengertian IPS .................................................................................... 35
2.1.4.2 Tujuan IPS ......................................................................................... 37
2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS ............................................................................ 38
2.1.4.4 Pembelajaran IPS di SD ..................................................................... 39
2.1.5 Hakikat Asesmen Pembelajaran ........................................................ 41
2.1.5.1 Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran ............................................... 41
2.1.5.2 Prinsip-prinsip Asesmen Pembelajaran ............................................. 42
2.1.5.3 Jenis-jenis Jenis Asesmen Pembelajaran ........................................... 43
2.1.5.4 Asesmen Pembelajaran IPS di SD ..................................................... 45
2.1.6 Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS ................... 48
2.2 Kajian Empiris ................................................................................... 49
2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 51
2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 54
3.2 Prosedur Penelitian ............................................................................ 54
3.3 Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian .............................................. 55
3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 56
3.4.1 Populasi Penelitian ............................................................................. 56
3.4.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.......................................... 57
3.5 Variabel Penelitian ............................................................................. 59
xi
3.6 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 59
3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 60
3.8 Uji Coba Instrumen, Validitas , dan Reliabilitas ............................... 62
3.9 Analisis Data ...................................................................................... 67
3.9.1 Analisis Deskriptif ............................................................................. 67
3.9.2 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 73
4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ............................................ 73
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Minat Baca ........................................... 82
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar IPS .................................. 76
4.2.2 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 84
4.2.2.1 Uji Analisis Akhir .............................................................................. 86
4.3 Pembahasan........................................................................................ 89
4.3.1 Pemaknaan Temuan ........................................................................... 89
4.3.2 Implikasi Hasil Penelitian .................................................................. 98
4.3.2.1 Implikasi Teoretis .............................................................................. 98
4.3.2.2 Implikasi Praktis ................................................................................. 98
4.3.2.3 Implikasi Pedagogis ........................................................................... 99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................ 100
5.2 Saran .................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102
LAMPIRAN .................................................................................................... 106
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang............................................ 56
Tabel 3.2 Data Pengambilan Sampel Siswa Kelas V SD Negeri
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang ...... 58
Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Item Instrumen ............................... 63
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Minat Baca.................................... 65
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Baca ................................ 67
Tabel 3.6 Kriteria Variabel Minat Baca ................................................... 68
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Hasil Belajar................................................. 69
Tabel 3.8 Kriteria Variabel Hasil Belajar IPS .......................................... 69
Tabel 3.9 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r .................... 66
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Minat Baca Siswa
Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan
Mijen Kota Semarang............................................................... 74
Tabel 4.2 Skor Rata-rata Per Indikator Minat Baca Siswa Kelas V
SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen
Kota Semarang ........................................................................ 76
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Indikator Kesenangan Membaca ............. 77
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Dorongan untuk Membaca ....... 78
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Kesadaran akan Manfaat
Membaca .................................................................................. 79
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Frekuensi dan Ketersediaan
Waktu untuk Membaca ............................................................ 80
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Kuantitas Sumber Bacaan ....... 81
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V
SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen
Kota Semarang .......................................................................... 82
xiii
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas................................................................. 84
Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas ................................................................... 86
Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi ..................................................................... 88
Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinasi .................................................... 89
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Desain Kerangka Berfikir .................................................... 53
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Variabel Minat Baca Siswa Kelas V
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang .. 74
Gambar 4.2 Diagram Presentasi Minat Baca Siswa Kelas V Gugus
Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang ............. 75
Gambar 4.3 Diagram Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas V SD Negeri di Gugus Dwija Harapan Kecamatan
Mijen Kota Semarang .......................................................... 83
Gambar 4.4 Diagram Presentase Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V
SD Negeri di Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen
Kota Semarang .................................................................... 83
Gambar 4.5 Grafik Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas ..................... 85
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Uji Coba Minat Baca ............................. 106
Lampiran 2 Angket Uji Coba Minat Baca ............................................ 107
Lampiran 3 Lembar Angket Uji Coba Minat Baca Siswa .................... 110
Lampiran 4 Tabulasi Data Uji Coba Angket Minat Baca ..................... 112
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba Minat Baca ............. 113
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Uji Coba Minat Baca .......... 114
Lampiran 7 Kisi-Kisi Angket Penelitian Minat Baca ........................... 115
Lampiran 8 Angket Penelitian Minat Baca ........................................... 116
Lampiran 9 Lembar Angket Penelitian Minat Baca Siswa .................... 119
Lampiran 10 Hasil Analisis Deskriptif Minat Baca Siswa Kelas V
SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen
Kota Semarang .................................................................. 121
Lampiran 11 Hasil Analisis Deskriptif Minat Baca Per Indikator
Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang ...................................... 124
Lampiran 12 Kisi-Kisi Wawancara Guru dan Siswa ............................... 126
Lampiran 13 Lembar Wawancara Guru ................................................... 127
Lampiran 14 Lembar Wawancara Siswa ................................................. 128
Lampiran 15 Lembar Hasil Wawancara Guru dan Siswa ........................ 129
Lampiran 16 Hasil Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang ...................................... 131
Lampiran 17 Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang ...................................... 134
Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas ........................................................... 137
Lampiran 19 Hasil Uji Linieritas ............................................................. 138
xvi
Lampiran 20 Hasil Uji Korelasi ............................................................... 139
Lampiran 21 Daftar Responden Uji Coba Angket Minat Baca ............... 140
Lampiran 22 Daftar Responden Sampel Penelitian ................................ 141
Lampiran 23 Hasil Wawancara Pra Penelitian ....................................... 144
Lampiran 24 Surat Keputusan.................................................................. 146
Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian ............................................................ 147
Lampiran 26 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian .......................... 153
Lampiran 27 Dokumentasi Penelitian ...................................................... 158
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas 2011:3).
Proses pendidikan di Indonesia tercakup dalam satu kesatuan yaitu
Pendidikan Nasional. Sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3
bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Sisdiknas 2011:7).
Pendidikan nasional salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan dasar
dan menengah. Sesuai UU nomor 20 tahun 2003 Bab X pasal 37 ayat 1 tentang
kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang salah satunya wajib memuat
Ilmu Pengetahuan Sosial. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek berikut: (1)
2
manusia, tempat, dan lingkungan; (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (3)
sistem sosial dan budaya; (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan (BSNP
2006:175-176).
Susanto (2013:148), pendidikan IPS di sekolah dasar bertujuan untuk
memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun
global untuk mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat serta mampu
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk berperan sebagai
anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Pendidikan IPS di SD
berlangsung melalui kegiatan pembelajaran yang mengarah pada hasil belajar.
Susanto (2013:5), hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat tercapai melalui
proses belajar yang efektif.
Proses belajar yang efektif diantaranya dilakukan dengan membaca. Hal
ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
bab III pasal 4 ayat 8 tentang standar nasional pendidikan menjelaskan bahwa
perencanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Somadayo
(2011:4), membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Membaca
semakin penting dalam kehidupan masayarakat yang semakin kompleks karena
setiap aspek melibatkan kegiatan membaca.
3
Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan sosial dapat
dilakukan dengan memperbanyak frekuensi membaca. Pada dasarnya ilmu
pengetahuan sosial merupakan pelajaran yang dinamis dalam arti selalu
berkembang, sehingga mengharuskan siswa untuk mengikuti perkembangan
tersebut dengan memperbanyak membaca. Namun, kegiatan membaca yang
dilakukan oleh seseorang sangat ditentukan oleh minat yaitu minat baca.
Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24), minat membaca merupakan kekuatan
yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap
aktivitas membaca supaya mau membaca dengan kemauan sendiri. Anak yang
mempunyai minat dan perhatian yang tinggi terhadap suatu bacaan akan
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bacaan yang terkait. Adanya
minat baca, akan membuat anak tertarik terhadap kegiatan membaca dan buku
bacaan. Anak yang sudah terbiasa membaca akan gemar membaca buku dan
menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa
membaca.
Kegiatan membaca yang dilakukan di sekolah merupakan suatu alat untuk
menguasai semua bahan pelajaran. Adanya minat membaca yang tinggi terhadap
segala bidang pengetahuan, terutama bacaan yang berhubungan dengan bidang
studi pengetahuan sosial, maka makin mudah bagi siswa untuk menguasai segala
bidang pengetahuan tersebut. Susanto (2013:148) menyatakan bahwa berkaitan
dengan kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa, oleh karena itu minat baca sangat berperan penting dalam
menunjang keberhasilan belajar siswa.
4
Kajian PIRLS (Progress in Internasional Reading Literacy Study) tahun
2011 tentang Studi Internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di
seluruh dunia yang disponsori oleh IEA menunjukkan bahwa rata-rata anak
Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah dari 45 negara di dunia. Kajian
PIRLS ini menempatkan siswa Indonesia dengan skor 51,7, dibawah Filipina
(skor 52,6); Thailand (skor 65,1); Singapura (74,0); dan Hongkong (skor 75,5).
Kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah
yaitu 30% saja dari materi bacaan karena mereka mengalami kesulitan dalam
menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman dan penalaran (Pusat
Penilaian Badan Penelitian Kemendikbud).
Berdasarkan Naskah Akademik Kajian Kurikulum mata pelajaran IPS
(BSNP 2007:5-7), ditemukan beberapa permasalahan pelaksanaan standart isi
mata pelajaran IPS seperti guru masih berorientasi pada buku teks, alokasi waktu
yang diberikan cukup singkat sedangkan materi yang harus diberikan cukup
banyak, sumber belajar yang masih kurang, dan lain-lain. Hal ini didukung
dengan hasil laporan PISA (Programme for International Student Assessment)
tahun 2012 menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi siswa Indonesia berada
signifikan di bawah rata-rata internasional. Indonesia berada pada peringkat 64
dari 65 negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar di Indonesia
lebih rendah dibanding negara lain, termasuk mata pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SD Negeri Gugus Dwija
Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang yaitu SD Negeri Wonoplembon 01,
SD Negeri Wonolopo 01, SD Negeri Wonolopo 02, SD Negeri Wonolopo 03, dan
5
SD Negeri Jatisari menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas V mempunyai minat
baca yang berbeda-beda. Hal tersebut ditunjukkan dengan kegiatan membaca
siswa yang dilakukan di sekolah. Sebagain besar siswa masih ada yang bermain-
main sendiri ketika mendapatkan perintah dari guru untuk membaca materi
pelajaran yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sosial. Ada beberapa siswa
yang mau membaca materi pelajaran, ketika hari berikutnya ada ulangan harian
SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang sudah
dilengkapi fasilitas perpustakaan yang memadai meliputi kelengkapan buku
bacaan. Pada saat kunjungan perpustakaan, ada siswa yang membaca atau
meminjam buku, ada yang hanya membolak balik buku yang di pilih, ada yang
bermain-main sendiri.
Diduga perbedaan minat baca siswa akan berpengaruh pada hasil belajar
siswa, yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sosial. Dilihat dari nilai ulangan
akhir semester satu mata pelajaran IPS, terdapat 92 siswa (37,8%) masih belum
memenuhi KKM (67) dan sisanya 151 siswa (62,2%) mendapatkan nilai diatas
KKM. Hasil belajar IPS tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup besar antara
siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dan siswa yang mendapatkan nilai di
bawah KKM. Mengingat pentingnya peranan minat baca dalam kegiatan belajar,
maka harus dilakukan peningkatan minat baca untuk menunjang keberhasilan
belajar siswa.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Ade Irma Nursalina dan Tri Esti
Budiningsih tahun 2014, berjudul “Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Minat
Membaca Pada Anak”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang
6
positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan minat membaca pada
anak kelas V SD Negeri 1 Doplang. Tingginya motivasi berprestasi siswa diikuti
dengan tingginya minat membaca pada anak tersebut dan sebaliknya. Tingkat
motivasi berprestasi siswa berada pada kriteria rendah yaitu sebesar 53,1% dan
tingkat minat membaca berada pada kriteria rendah yaitu 56,2%.
Penelitian lain dilakukan oleh Endarwati tahun 2013, berjudul “Hubungan
antara Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas VI SD Negeri Gugus Diponegoro Batuwarno Wonogiri”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif yang signifikan antara
minat membaca dengan keterampilan berbicara pada siswa kelas VI SD Negeri di
Gugus Diponegoro Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri; (2) ada
hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan
keterampilan berbicara pada siswa kelas VI SD Negeri di Gugus Diponegoro
kecamatan Batuwarno kabupaten Wonogiri yaitu semakin baik penguasaan
kosakata siswa semakin baik pula keterampilan berbicaranya; (3) ada hubungan
positif yang signifikan antara minat membaca, penguasaan kosakata dengan
keterampilan berbicara pada siswa kelas VI SD Negeri di Gugus Diponegoro
kecamatan Batuwarno kabupaten Wonogiri.
Penelitian dari Hery Hidayat dan Siti Aisah tahun 2013, berjudul “Read
Interest Co-Relational with Student Study Performance In IPS Subject Grade IV
(Four) In State Elementary School 1 Pagerwangi Lembang”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) minat baca siswa kelas IV SDN 01 Pagerwangi
Lembang sudah cukup baik, terlihat dari variasi skor minat baca sebesar 57,1%;
7
(2) kinerja belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPS juga sudah cukup baik,
terlihat dari variasi skor kinerja belajar sebesar 48,6%. Data tersebut menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan kinerja belajar siswa di
kelas IV SDN 01 Pagerwangi Lembang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian
korelasional dengan judul “Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian yaitu:
a. Adakah hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri di kecamatan Mijen Kota Semarang?
b. Seberapa besar hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Negeri di kecamatan Mijen Kota Semarang?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yaitu:
a. Untuk menguji hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang.
b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara minat baca dengan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di kecamatan Mijen Kota Semarang.
8
1.4 MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian ini, yaitu
1) memberikan kontribusi bagi pendidikan khususnya di Indonesia.
2) memberikan khasanah pengetahuan tentang hubungan antara minat baca
dengan hasil belajar IPS.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, bagi:
1) peneliti : memperdalam pengetahuan dan menerapkan ilmu yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan dalam praktik belajar yang sesungguhnya.
2) guru : memberikan gambaran kepada guru tentang hubungan minat baca
dengan hasil belajar IPS sebagai pedoman untuk meningkatkan minat baca
dan hasil belajar IPS siswa.
3) siswa : memberikan motivasi pada siswa untuk meningkatkan minat baca
pada materi pelajaran agar mendapatkan hasil belajar IPS yang maksimal.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Minat Baca
2.1.1.1 Pengertian Minat
Suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang sangat ditentukan oleh
minat terhadap aktivitas tersebut. Minat merupakan faktor yang sangat penting
dalam kegiatan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Susanto (2013:58) menyatakan bahwa minat merupakan dorongan dalam diri
seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara
efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang
menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan
kepuasaan dalam dirinya.
Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24), minat yaitu kecenderungan yang
menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-
aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai kecederungan yang
tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa
senang. Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri.
10
Sardiman (2011:76) menyatakan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Minat timbul tidak secara tiba-tiba melainkan timbul akibat dari partisipasi,
pengalaman, kebiasaan, pada waktu belajar atau bekerja. Minat akan selalu
berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan.
Menurut Sobur (2013:246) seseorang yang menaruh minat pada suatu
bidang akan lebih mudah mempelajari bidang tersebut. Minat berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat memengaruhi
corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang. Minat atau keinginan ini erat
kaitannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian yang ada akan
menimbulkan kehendak pada seseorang. Kehendak atau kemauan tersebut
berhubungan erat dengan kondisi fisik seseorang yaitu keadaan sakit, lelah, lesu,
atau sehat dan segar, selain itu erat hubungannya pula dengan kondisi psikis
seperti senang, tidak senang, tegang, bergairah, dan seterusnya. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang
lebih besar terhadap subjek tersebut.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka minat merupakan
dorongan yang kuat dalam diri seseorang berupa keinginan atau ketertarikan
terhadap suatu kegiatan tertentu yang disertai dengan perasaan senang. Seseorang
yang mampu mempelajari suatu hal, dengan minat yang ada dalam dirinya, maka
akan mudah mengikuti proses belajar belajar. Minat dapat diekspresikan melalui
11
suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal
daripada hal yang lainnya, yaitu melalui partisipasi dalam suatu aktivitas tertentu.
Untuk memperjelas pengertian dari minat, ada beberapa ciri-ciri tentang minat.
2.1.1.2 Ciri-ciri Minat
Hurlock (dalam Susanto 2013:62) menyebutkan ada tujuh ciri-ciri minat
yaitu sebagai berikut:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Minat pada semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental,
misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia.
b. Minat tergantung pada kegiatan belajar
Kebiasaan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat
seseorang.
c. Minat tergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga bagi setiap orang
yang dapat memperoleh kesempatan untuk belajar.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Keterbatasan minat disebabkan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.
e. Minat dipengaruhi oleh budaya
Budaya sangat memengaruhi minat, karena budaya yang semakin luntur akan
melunturkan minat pula.
f. Minat berbobot emosional
Minat berhubungan dengan perasaan, yaitu suatu objek yang dihayati sebagai
sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang
12
g. Minat berbobot egosentris
Jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk
memilikinya.
2.1.1.3 Jenis-jenis Minat
Rosyidah (dalam Susanto 2013:60), pada prinsipnya minat yang timbul
dalam diri seseorang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) minat yang timbul
dari pembawaan, timbul dengan sendirinya yang dipengaruhi oleh faktor
keturunan atau bakat ilmiah; (2) minat yang timbul karena pengaruh dari luar,
timbul seiring dengan proses perkembangan individu yang bersangkutan. Minat
ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau
adat.
Pengelompokan jenis-jenis minat menjadi sepuluh macam menurut Kuder
(dalam Susanto 2013:61), yaitu:
a. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan alam, binatang, dan tumbuhan.
b. Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaanyang bertalian dengan mesin-
mesin atau alat mekanik.
c. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan
perhitungan.
d. Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta
baru dan pemecahan masalah.
e. Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan untuk
mempengaruhi orang lain.
13
f. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan
kesenian,kerajian, dan kreasi tangan
g. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah
membaca dan menulis berbagai karangan.
h. Minat musik, yaitu minat terhadap masalah-masalah musik, seperti menonton
konser dan memainkan alat-alat musik.
i. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk
membantu orang lain.
j. Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif.
Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh dengan belajar. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat
baru. Minat terhadap sesuatu hal atau kegiatan akan membantu seseorang
mempelajari hal tersebut. Susanto (2013:148) menyatakan bahwa dalam
hubungannya dengan kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satu hal atau kegiatan seseorang
yang harus didasari dengan minat adalah membaca.
2.1.1.4 Pengertian Membaca
Membaca sangat berperan penting dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat. seseorang yang gemar membaca akan memperoleh wawasan dan
pengetahuan baru yang akan meningkatkan kecerdasannya sehingga mampu
menjawab tantangan pada masa depan. Tarigan (2008:7) menyatakan bahwa
membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca sebagai
14
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa
tulis, oleh karena itu membaca merupakan salah satu bagian penting dari
kemampuan berbahasa yang perlu ditumbuhkan minatnya.
Somadayo (2011:4), membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis.
Membaca semakin penting dalam kehidupan masayarakat yang semakin kompleks
karena setiap aspek melibatkan kegiatan membaca. Dalman (2014:5) membaca
merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan
berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Membaca sebagai proses berpikir
untuk memahami isi teks yang dibaca. Sejalan dengan hal itu, Rahim (2011:3)
mengemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga
melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka membaca merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memahami dan memperoleh
berbagai informasi dan pengetahuan yang terdapat dari suatu bacaan. Seseorang
yang membaca akan bisa mengenal kata-kata, gambar-gambar, mengetahui dan
menghayati ide yang dikemukakan oleh pengarang yang terdapat dalam suatu
bacaan, sehingga membaca merupakan suatu proses dan membaca membutuhkan
suatu sumber yaitu sumber bacaan.
Setiap kegiatan yang berproses pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Seperti halnya kegiatan membaca juga memiliki bertujuan untuk mencari dan
15
memperoleh pesan atau memahami makna melalui bacaan. Tujuan membaca
merupakan sesuatu yang ingin dicapai atau didapatkan oleh pembaca dari proses
membaca yang dilakukannya. Haryadi (2012:16) menyatakan bahwa tujuan
membaca dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
adalah tujuan yang selalu dicanangkan oleh pembaca sewaktu membaca.
Seringnya tujuan yang diinginkan oleh pembaca bisa dilihat statusnya dan
kegemarannya. Tujuan khusus adalah tujuan yang dicanangkan pembaca pada saat
tertentu sesuai situasi dan kondisi. Misal, membaca untuk mengisi waktu luang.
Kegiatan membaca memberikan banyak manfaat, salah satunya
bermanfaat untuk mencari informasi dan memperluas cakrawala pengetahuan.
Haryadi (2012: 18) menyebutkan manfaat membaca yaitu guna, faedah, atau
sesuatu yang diperoleh dari kegiatan membaca. Jika tujuan membaca ditentukan
sebelum membaca dan saat membaca, maka akan diperoleh manfaat setelah
kegiatan membaca. Adapun manfaat membaca antara lain:
a. Menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis.
b. Mengajak seseorang untuk berinstropeksi atau melontarkan pertanyaan serius
mengenai nilai, perasaan, dan hubungan kita dengan orang lain.
c. Membaca memicu imajinasi, karena dengan membaca seseorang dapat
menangkap sebanyak mungkin pengetahuan dan pengalaman dari orang lai.
d. Membaca dapat bermanfaat dalam mengikuti laju perkembangan zaman yang
serba cepat dalam bidang informasi dan komunikasi.
Seseorang yang tertarik dan suka dengan kegiatan membaca, akan
melakukan kegiatan membaca dengan penuh kesadaran dan perasaan senang
16
untuk memperoleh manfaat-manfaat tersebut. Kegiatan membaca yang dilakukan
sangat ditentukan oleh minat yaitu minat baca.
2.1.1.5 Pengertian Minat Baca
Dalman (2013:142) minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan
dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri
sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk
mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan
perasaan senang yang timbul dari dirinya. Menurut Rahim (2011:28) minat baca
adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.
Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam
kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas
kesadarannya sendiri.
Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24) menyatakan bahwa minat membaca
adalah `kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik
dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau membaca dengan
kemauan sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, Purwanto (2012:116) menyatakan
bahwa minat membaca merupakan disposisi yang tidak tampak tapi dapat
ditafsirkan dari perilaku yang tampak yaitu: mengunjungi perpustakaan, belanja
buku, jumlah buku koleksi pribadi, jumlah jam membaca tiap hari dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka minat baca merupakan
dorongan atau keinginan yang kuat dalam diri seseorang untuk membaca dengan
penuh kesadaran yang disertai dengan perasaan senang. Seseorang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam ketersediaanya
17
untuk mendapatkan bahan bacaan untuk dibaca atas kesadaran sendiri. Semakin
tinggi minat baca seseorang, maka semakin kuat keinginan untuk membaca. Anak
yang sudah terbiasa membaca akan gemar membaca dan menjadikan kegiatan
membaca sebagai suatu kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa membaca. Minat
baca yang ada dalam diri seseorang tidak tumbuh begitu saja tanpa adanya faktor
yang mempengaruhi meliputi faktor dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
2.1.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Bunata (dalam Dalman 2013:142) menyebutkan bahwa minat baca sangat
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor lingkungan keluarga
Orang tua memegang peran penting dalam keluarga untuk mendidik anak-
anak yaitu ditengah kesibukan sebaiknya orang tua dapat meluangkan
waktunya untuk menemani anaknya membaca buku. Orang tua dapat
memberikan contoh yang baik dalam meningkatkan kreativitas membaca
anak.
b. Faktor kurikulum dan pendidikan sekolah yang kurang kondusif
Kurikukulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca
dalam suatu bahan kajian. Tenaga kependidikan yang tidak memberikan
motivasi pada siswa bahwa membaca itu penting untuk menambahkan ilmu
pengetahuan, melatih berpikir kritis, mengalisis persoalan dan sebagainya.
18
c. Faktor infrastruktur yang kurang mendukung peningkatan minat baca
Kurangnya minat baca masayarakat ini bisa dilihat dari kebiasaan sehari-hari.
Sebagian besar masayarakat lebih suka pergi ke tempat hiburan daripada
pergi ke toko buku.
d. Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan
Bahan bacaan yang masih susah untuk ditemui untuk pemerintah daerah
mengadakan program perpustakaan keliling atau perspustakaan daerah.
Menurut Yulia (2005:3), tantangan atau hambatan dalam menumbuhkan
minat baca anatara lain, (1) budaya membaca rendah; (2) pengaruh televisi; (3)
buku bukan prioritas; (4) kurangnya fasilitas; (5) Keluarga. Sejpendapat dengan
hal tersebut, Dalman (2014:143) mengemukakan bahwa peranan keluarga sangat
penting untuk menimbulkan minat baca dalam diri seorang anak dengan bantuan
peranan pendidikan berkualitas dan infrastruktur masyarakat yang akan
meningkatkan budaya membaca.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka faktor penentu minat
baca seseorang dimulai dari keluarga. Keluarga mempunyai peran penting dalam
membimbing anak untuk menyukai kegiatan membaca yang dilakukan dirumah
tanpa adanya paksaan dari orang tua. Sekolah mempunyai peran untuk
membimbing anak dalam mengembangkan minat baca di sekolah. Selain itu,
lingkungan masyarakat seperti kebiasaan masyarakat dan teman sebaya mengenai
kegiatan membaca akan sangant berpengaruh pada anak. Ketersediaan bahan
bacaan akan mendukung minat baca anak yang lebih baik. Minat baca yang tinggi
dalam diri seorang anak tidak bisa tumbuh dengan sendirinya, namun perlu
19
ditumbuhkan dan dikembangkan sedini mungkin. Banyak cara yang dilakukan
orang tua atau guru untuk menumbuhkan minat baca anak.
2.1.1.7 Cara menumbuhkan Minat Baca
Dalman (2013:143) menyebutkan bahwa ada beberapa cara untuk
menumbuhkan minat baca pada anak sebagai berikut:
a. Bacakan buku sejak lahir
Pada masa 0-2 tahun perkembangan otak manusia sangat pesat dan
reseptif (gampang menyerap isi bacaan dengan memori yang kuat). Jika
anak dikenalkan dengan membaca sejak dini, maka akan memiliki minat
baca yang tinggi.
b. Dorong anak bercerita tentang apa yang telah didengar atau dibaca
Bahan bacaan akan menjadi akan menjadi suatu kebutuhan oleh anak
untuk menginterpretasikan suatu bacaan yang menuntut anak untuk
memahami suatu bacaan dan membaca buku secara berulang-ulang.
c. Ajak anak ke toko buku atau perpustakaan
Perpustakaan akan memperkenalkan anak pada keanekaragaman
bahan-bahan bacaan yang menimbulkan rasa keingintahuan yang besar
untuk membaca bahan bacaan. Ketersediaan bahan bacaan memungkinkan
anak memilih bahan bacaan sesuai minat dan keinginannya untuk
menumbuhkan minat bacanya.
d. Beli buku yang menarik minat anak
Buku yang menarik tentu akan memberikan respon kepada anak
untuk membuka atau membaca buku yang menarik perhatiannya.
20
e. Sisihkan uang untuk membeli buku
Ketersediaan bahan bacaan yang dibeli akan menumbuhkan
kesadaran akan pentingnya membaca.
f. Nonton filmnya dan belikan bukunya
Hal ini dilakukan agar anak menciptakan kebiasaan membaca buku
dengan menonton film dari bukunya juga.
g. Ciptakan perpustakaan keluarga
Ketersediaan bahan bacaan yang beragam akan menciptakan kondisi
mengonsumsi buku-buku setiap sebagai kebutuhan pokok dalam hidup
keseharian. Keluarga menjadi hal utama yang secara langsung berperan
untuk menumbuhkan minat baca anak dengan menyediakan sumber bacaan
yang variatif di rumah.
h. Tukar buku dengan buku teman
Cara ini akan menimbulkan rasa ketertarikan dengan bahan bacaan
yang lainnya. Jadi, kebiasaan anak untuk membaca akan membuat merekan
saling bertukar sumber bacaan yang variatif.
i. Hilangkan penghambat seperti televisi atau playstation
Sulitnya menciptakan minat membaca terhadap anak karena
pengaruh menonton televisi, playstation, hal yang disukai anak, peranan
orangtua dan guru sangatlah penting untuk mendorong anak senang
membaca dengan berbagai tugas yang berkaitan dengan membaca terbiasa
dan mencintai bahan bacaan.
21
j. Hadiah (reward) yang memperbesar semangat membaca
Hadiah merupakan salah satu stimulus untuk menimbulkan respons
pada anak untuk lebih giat membaca sehingga pemberian hadiah dapat
menimbulkan dorongan bagi anak untuk rajin membaca.
k. Jadikan buku sebagai hadiah (reward) untuk anak.
Seseorang akan beranggapan hadiah merupakan pemberian yang
sangat penting, maka penerimaan hadiah pun dituntut untuk menghargai
pembelian atau hadiah dari orang lain.
l. Jadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan setiap hari.
Seseorang yang senang dengan membaca akan menjadikan kegiatan
membaca suatu kebutuhan yang harus dilakukan tiap hari. Membiasakan
setiap hari anak membaca, meskipun hanya sebentar untuk membaca buku
dengan baik.
m. Dramatisi buku yang anda baca.
Melihat kembali buku yang telah dibaca, tanpa disadari
mendramatisir sudah melakukan pengulangan dalam membaca.
n. Peningkatan minat baca
Peningkatan minat baca dengan cara menyesuaikan bahan bacaan
dengan kebutuhan masing-masing anak dan memilih bahan bacaan yang
baik bagi anak.
o. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca.
Kesadaran yang tinggi akan mendorong seseorang untuk membaca
suatu bacaan.
22
p. Menyediakan waktu untuk membaca.
Menyediakan waktu dalam membaca sangat penting untuk
menumbuhkan suatu kegiatan membaca yang teratur di tengah kesibukan
sehari-hari.
Tarigan (2008:108) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan minat
membaca yaitu dengan cara:
1) Menyediakan waktu untuk membaca.
Alasan yang umum untuk tidak membaca adalah karena kekurangan
waktu. Para pembaca yang berpengalaman selalu menyediakan beberapa
buku atau majalah yang dapat dibaca segera bila ada kesempatan. Bahkan
para pelajar dan mahasiswa yang berat dengan tugas kelas sekalipun dapat
menyediakan waktu melanjutkan bacaan mereka kalau mereka memperoleh
penerangan-penerangan yang bijaksana dan ramah. Usaha yang paling
efisien untuk mengetahui segala kejadian penting di dunia modern sekarang
ini adalah dengan membaca, sehingga menyediakan waktu untuk membaca
akan meningkatkan minat baca anak.
2) Memilih bahan bacaan yang baik.
Menyediakan waktu untuk membaca sangat erat berhubungan
dengan salah satu aspek yang paling penting dari membaca kritis, yaitu
mengetahui apa yang baik dan bermanfaat untuk dibaca. Setiap orang harus
mengadakan prinsip-prinsip sendiri yang dapat membimbing pilihan yang
harus dibaca dan yang harus dilewatkan.
23
Minat baca seseorang tidak bisa tumbuh dengan sendirinya, namun
membutuhkan peranan orang lain serta dorongan atau upaya lain yang menjadikan
anak terangsang untuk membaca. Untuk mengetahui seseorang memiliki minat
baca yang tinggi atau masih rendah dapat diketahui dengan melihat indikator-
indikator dari minat baca.
2.1.1.8 Indikator Pengukuran Minat Baca
Dalman (2013:144) menyatakan bahwa indikator-indikator untuk
mengetahui seseorang memiliki minat baca yang tinggi atau masih rendah sebagai
berikut :
a. Frekuensi dan kuantitas membaca
Frekuensi dan kuantitas membaca dalam hal ini diartikan sebagai intensitas
banyaknya waktu yang digunakan seseorang untuk membaca. seseorang yang
mempunyai minat baca, akan banyak melakukan kegiatan membaca.
b. Kuantitas sumber bacaan
Sumber bacaan dalam hal ini merupakan banyaknya buku yang dibaca oleh
pembaca. Orang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca bacaan
yang variatif artinya tidak hanya membaca bacaan yang mereka butuhkan dan
dianggap penting. Edward Kimman (dalam Dalman 2014:145) menyatakan
bahwa bahan bacaan yang dibaca oleh masyarakat Indonesia dibagi menjadi
empat ketegori yaitu:
1) sekelompok orang hanya membaca sesekali saja. artinya mereka membaca
berdasarkan tuntutan harus membaca, seperti koran, surat kabar, dan
sebagainya.
24
2) membaca sekedar menacri hiburan atau kesenangan seperti komik,cerpen,
novel, dan bacaan yang menghibur.
3) membaca karenan dorongan oleh kebutuhan untuk memperoleh informasi
seperti membaca majalah, koran, buku, ilmu pengetahuan lainnya
4) membaca karena kebutuhan dalam hidupnya, kelompok ini biasanya
mengangap bacaan sebagai penunjang dalam hidupnya.
Sudarsana dan Bastiano (2010:4.27) menyebutkan ada empat aspek yang
dapat digunakan untuk mengetahui untuk menentukan minat baca seseorang
tinggi atau rendah, yaitu (1) kesenangan membaca; (2) kesadaran akan manfaat
membaca; (3) frekuensi membaca, (4) jumlah buku bacaan yang pernah dibaca.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka indikator dalam
pengukuran minat baca anak adalah sebagai berikut:
a. Kesenangan membaca
Perhatian terhadap kegiatan membaca akan menimbulkan ketertarikan pada
kegiatan membaca. Ketertarikan siswa terhadap kegiatan membaca akan
diekspresikan perasaan senang dalam membaca. Semakin tinggi ketertarikan
siswa dengan kegiatan membaca, maka siswa semakin senang dengan
kegiatan membaca. Kesenangan membaca siswa dipengaruhi oleh minat baca.
b. Dorongan untuk membaca
Minat merupakan dorongan yang kuat dari dalam diri seseorang. Seseorang
yang mempunyai minat baca akan melakukan aktivitas membaca atas
keinginan diri. Adanya minat baca akan mendorong keinginan anak untuk
membaca sehingga menjadikan anak terangsang untuk membaca. Selain itu,
25
adanya fasilitas seperti perpustakaan sekolah akan menunjang minat baca
siswa. Oleh karena itu, siswa yang mempunyai minat baca yang tinggi akan
selalu berkunjung ke perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku.
c. Kesadaran akan manfaat membaca
Kesadaran mengenai pentingnya membaca dan manfaat yang diperoleh dari
kegiatan membaca menjadikan anak untuk menjadikan kegiatan membaca
sebagai kebiasaan. Kebiasaan membaca tersebut yang akan menimbulkan
minat baca anak. Semakin sadar akan pentingnya kegiatan membaca, maka
semakin besar minat baca seseorang.
d. Frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca
Frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan seseorang untuk membaca,
karena seseorang yang mempunyai minat baca akan banyak melakukan
aktivitas membaca baik pada waktu belajar maupun waktu luang.
e. Kuantitas sumber bacaan
Orang yang mempunyai minat baca akan berusaha membaca bacaan yang
variatif yaitu sumber bacaan yang tidak hanya dibutuhkan. Seseorang yang
suka membaca akan mempunyai koleksi buku bacaan yang banyak.
Minat baca yang tinggi menjadikan intensitas membaca siswa juga akan
menjadi tinggi, sehingga secara tidak langsung berpengaruh pada pengetahuan
dan wawasan yang diperoleh untuk menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
26
2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Belajar
Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar.
Belajar merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan yang bertujuan
tercapainya perubahan tingkah laku melalui proses pengalaman dan interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut dengan kognitif, efektif, dan
psikomotorik.
Pengertian tersebut diperkuat dengan pendapat Daryanto (2012:2) yang
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Hamdani
(2011:71) menyatakan bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melalui pengolahan informasi, menjadi
kapabilitas baru.
Sardiman (2011:21) belajar adalah berubah, yaitu belajar berarti usaha
mengubah tingkah laku. Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-
individu yang belajar. Perubahan yang berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
watak, dan penyesuaian diri. Perubahan-perubahan yang terjadi pada individu-
individu tersebut sebagai perwujudan dari adanya tujuan belajar yang telah
dilakukan.
27
2.1.2.2 Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Sardiman (2011:25-28) adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan yang ditandai dengan kemampuan berpikir
yaitu pemikiran pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai hal yang tidak
dapat dipisahkan. Kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan yaitu penanaman konsep atau
merumusakan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Ketrampilan
yang bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah
keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik
beratkan pada ketrampilan gerak/ penampilan dari anggota tubuh seseorang
yang sedang belajar. Ketrampilan rohani lebih rumit yaitu lebih abstrak,
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan,dan keterampilan berfikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan dengan merumuskan suatu masalah atau
konsep.
c. Pembentukan sikap yaitu menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi
anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Tujuan
dari belajar dapat terwujud dengan baik karena adanya pengaruh dari faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar.
2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
Hamalik (2014:32) menyatakan bahwa belajar yang efektif sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
28
a. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan,siswa yang belajar melakukan
banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar,
merasakan, berpikir, kegiatan motoris dan sebagainya maupun kegiatan-
kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan.
b. Belajar memerlukan latihan, dengan cara relearning, recalling, dan reviewing
agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali.
c. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa
berhasil dan mendapat kepuasannya.
d. Siswa yang berlajar perlu mengertahui apakah ia berhasil atau gagal dalam
belajarnya.
e. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar,karena semua pengalaman
belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan
sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
f. Pengalaman masa lampau dengan pengertian-pengertian yang telah dimilki
oleh siswa
g. Faktor kesiapan belajar.
h. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar
lebih baik daripada belajar tanpa minat.
i. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
j. Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan
belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih
mudah mengingat-ingatnya.
29
2.1.2.4 Pengertian Pembelajaran
Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
membantu siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu
memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendapat tersebut
diperkuat dengan pendapat para ahli yaitu Winataputra (2008:1.18) menyatakan
bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengawali,
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa.
Huda (2014:6) menyatakan pembelajaran merupakan fenomena kompleks
yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Pembelajaran merupakan rekontruksi dari
pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas
seseorang atau kelompok. Menurut Hamdani (2011:71) pembelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru yang membuat tingkah laku siswa berubah ke arah
yang lebih baik. Sependapat dengan hal tersebut, Suprihatiningrum (2016:75)
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang
melibatkan informasi dan lingkungan yang tersusun secara terencana untuk
memudahkan siswa dalam belajar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan
dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri dari pembelajaran.
2.1.2.5 Ciri-ciri Pembelajaran
Darsono (dalaam Hamdani 2011:47), ciri-ciri pembelajaran yaitu sebagai
berikut: (a) pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis; (b) pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa
dalam belajar; (c) pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik
30
perhatian dan menantang siswa; (d) pembelajaran dapat menggunakan alat bantu
belajar yang tepat dan menarik; (e) pembelajaran dapat menciptakan suasana
belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; (f) pembelajaran dapat
membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologi; (g)
pembelajaran menekankan keaktifan siswa; (h) serta pembelajaran dilakukan
secara sadar dan sengaja.
Kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan, yaitu siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa bertambah,
kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan,
ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi untuk mengendalikan sikap dan
perilaku siswa. Wujud keberhasilan dari proses belajar dan pembelajaran dapat
dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
2.1.3 Hakikat Hasil Belajar
2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Proses pendidikan berlangsung di sekolah pada umumnya melalui kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan mengarah pada hasil belajar
yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran. Menurut
Rifa’i (2009: 85) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung yang dipelajari oleh siswa. Suprijono (2014:5) menyatakan
bahwa hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, dan keterampilan.
31
Susanto (2013:5) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sudjana (2013:22)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar didapat dari akhir
suatu pembelajaran.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka hasil belajar merupakan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas pembelajaran yang
diwujudkan dengan tiga aspek kemampuan yaitu kemampuan dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik untuk menentukan keberhasilan belajar
mengajar siswa dan kualitas sistem pendidikan yang diterapkan pada umumnya.
Mengacu rumusan tujuan pendidikan nasional, perumusan tujuan
pendidikan baik kurikuler maupun istruksional menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah
yakni ranah kognitif, afektif dan psikolotorik. Sudjana (2013:22) Ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu
pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Sedangkan untuk ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Kemudian, ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek yakni gerakan
reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan,
gerakan keteramplan kompleks, dan gerakan ekspresi.
32
2.1.3.2 Ranah Hasil Belajar
Krawthwohl, Bloom, dan Maisa (dalam Suprihatiningrum 2016:38), hasil
belajar dibedakan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah
psikomotorik sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran. Adapun rinciannya
sebagai berikut:
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berhubungan dengan pikiran, pengetahuan, dan
pemecahan masalah seperti pengetahuan komprehensifik, aplikatif, sintetis,
analisis dan pengetahuan evaluatif. Ranah kognitif dalam dua dimensi, yaitu
the knowledge dimension (dimensi pengetahuan) dan the cognitive process
dimension (dimensi proses kognitif).
1. the knowledge dimension (pengetahuan fakta)
a) Factual knowledge (dimensi pengetahuan), meliputi pengetahuan tentang
istilah dan pengetahuan tentang unsur-unsur khusus dan detail.
b) Conceptual knowlwdge (pengetahuan dan konsep), meliputi pengetahuan
tentang penggolongan dan kategori, prinsip dan generalisasi, dan teori,
model, dan struktur.
c) Procedural knowledge (pengetahuan tentang prosedur), meliputi
pengetahuan tentang subjek ketrampilan khusus dan algoritma, subjek
teknik dan metode khusus, dan kriteria untuk menentukan penggunaan
prosedur yang sesuai.
33
d) Metacognitive knowledge (pengetahuan metakognitif), meliputi
pengetahuan tentang strategi , tugas kognitif , termasuk pengetahuan
kontekstual dan kondisional yang sesuai.
2. the cognitive process dimension (dimensi proses kognitif)
Dimensi proses kognitif antara lain: kemampuan mengingat (C1), memahami
(C2), mengaplikasi (C3), kemampuan menganalisis (C4), kemampuan
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap,
nilai, minat, dan apresiasi. Menurut Uno (dalam Suprihatiningrum 2016:41-
43), ada lima tingkat afeksi dari yang paling sederhana ke yang kompleks,
yaitu kemampuan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, serta
ketekunan dan ketelitian. Krathwohl, Bloom, dan Masia (dalam
Suprihatiningrum 2016: 43-44), ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-
nilai interes, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial.
Tingkatan afektif ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks,
yaitu (1) receiving (penerimaan), responding (partisipasi), (3) valuing
(penilaian/penentuan sikap), (4) organization (organisasi), (5)
characterization by value complex (pembentukan pola hidup).
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan (skill) yang bersifat
manual atau motorik. Tingkat dalam ranah psikomotorik dimulai dari yang
paling sederhana ke yang paling kompleks sebagai berikut.
34
1) Persepsi yaitu kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat
antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri
fisik-fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.
2) Kesiapan yaitu kemampuan untuk mendapatkan dirinya dalam keadaan
atau melalui suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3) Gerakan Terbimbing yaitu kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian
gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan.
4) Gerakan yang terbiasa yaitu kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena dilatih secukupnya tanapa
memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
5) Gerakan yang kompleks yaitu kemampuan untuk melakukan suatu
ketrampilan, yaitu terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat,
dan efisien.
6) Penyesuaian pada gerakan yaitu kemampuan untuk mengadakan
perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat.
7) Kreativitas yaitu kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik
yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek dari hasil belajar terebut
harus diperoleh hasil yang optimal. Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam maupun luar.
2.1.3.3 Faktor–faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Wasliman (dalam Susanto 2013:12) menyatakan bahwa hasil belajar yang
dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara faktor yang mempengaruhi,
35
baik faktor internal maupun eksternal. Penjelasan mengenai faktor internal dan
eksternal, sebagai berikut:
1. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari siswa yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Rusffendi (dalam Susanto 2013:14) yang mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan,
kesiapan, bakat anak, kemauan belajar, kompetensi guru,dan kondisi masyarakat.
Faktor-faktor utama yang berasal dari siswa yaitu kecerdasan anak, kesiapan anak,
dan bakat anak. Faktor yang berasal dari guru, yaitu: kemampuan (kompetensi),
suasana belajar, dan kepribadian guru. Keberhasilan belajar siswa tergantung pada
faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar siswa. Hasil belajar digunakan sebagai
tolak ukur keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Salah satunya tolak ukur keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran
IPS.
2.1.4 Hakikat IPS di SD
2.1.4.1 Pengertian IPS
Susanto (2013:138), IPS adalah kajian berbagai disiplin ilmu sosial dan
serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi
wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa, khususnya ditingkat
36
dasar dan menengah. Taneo (2010:1.5) menyebutkan bahwa IPS merupakan
perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial
berupa integrasi dari berbagai cabang ilmu-cabang ilmu sosial antara lain:
sosiologi, antropologi budaya, sejarah, psikologi sosial, geografi, ekonomi, politik
dan ekologi.
Somantri (dalam Hidayati, Mujinem, dan Senen, 2008:1-3) mendefinisikan
IPS sebagai program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga
tidak akan ditemukan baik dalam nomenklaktur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
sosia, maupun ilmu pendidikan.
Gunawan (2013:49-50) menjelaskan bahwa pelajaran IPS di sekolah dasar
merupakan suatu kajian yang terpadu dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan
modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan ketrampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi,dan ekonomi.harus memperhatikan karakt eristik
anak yang berusia antara 6-12 tahun. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar.
Wesley (dalam Soewarso dan Susila, 2010:1) menyatakan bahwa IPS
sebagai bagian dari nilai-nilai sosial yang dipilih untuk tujuan pendidikan.
National Council for Social Studies (NCSS) mendefinisikan IPS sebagai berikut:
“Social studies is the integrated study of the science and
humanities to promote civic competence. Whitin the school program,
socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such
disciplines as anthropology, economics, geography, history, law,
philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well
as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural
sciences. The primary purpose of social studies is to help young people
develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public
good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an
interdependent world”.
37
Simpulan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan kajian atau perpaduan
dari ilmu-ilmu sosial dan ilmu yang lain yang telah disederhanakan, diadaptasi,
diseleksi, dipilih, dan diorganisasikan secara praktis sesuai dengan prinsip
pedagogis, psikologi, sesuai karakteristik dan kebutuhan siswa SD dan sebagai
bahan ajar di sekolah.
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPS
Susanto (2013:138), tujuan utama pembelajaran IPS yaitu untuk
mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Sapriya
(2015:8) menyebutkan tujuan IPS yaitu memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi
warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat.
Gunawan (2013:51) menyebutkan bahwa dalam kurikulum KTSP mata
pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berikut:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-niali sosial dan
kemanusiaan.
38
d. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang manjemuk, ditingkat lokal,nasional, dan global.
Hasil pencapaian tujuan pembelajaran IPS yaitu mempersiapkan diri siswa
untuk terjun di dunia masyarakat, membentuk diri siswa sebagai anggota
masyarakat yang baik dengan menaati aturan yang berlaku, dan bermanfaat pula
untuk mengembangkan pendidikan siswa ke jenjang yang lebih tinggi.
2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS
Gunawan (2013:51) menyebutkan beberapa ruang lingkup mata pelajaran
IPS dalam struktur KTSP sekolah dasar yang meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Wakttu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
e. IPS SD sebagai pendidikan global (Global Education), yaitu: mendidik siswa
akan kebhinekaan bangsa, budaya,dan peradaban di dunia; menanamkan
kesadaran ketergantungan antar bangsa; menanamkan kesadaran semakin
terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; mengurangi
kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan
Pembelajaran IPS di SD sangat berperan penting untuk menanamkan ilmu
pengetahuan sosial dan mendidik siswa agar menjadi manusia yang baik dalam
kehidupan di masyarakat serta mampu menghadapi persaingan dunia yang
semakin berkembang pesat. Siswa sebagai generasi penerus bangsa harus mampu
39
memahami materi mata pelajaran IPS dengan rajin membaca, sehingga diperlukan
adanya minat baca untuk mendorong siswa rajin membaca tanpa ada paksaan dari
pihak manapun. Minat baca berhubungan langsung dengan hasil belajar IPS
diperoleh siswa.
2.1.4.4 Pembelajaran IPS di SD
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Pasal 37 Ayat 1 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah salah satunya wajib
memuat Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS
memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa di masa yang akan datang peserta
didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global
selalu mengalami perubahan setiap saat. Mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis (BNSP, 2006: 175).
Gunawan (2013:50) manyatakan bahwa pendidikan IPS di SD disajikan
dalam bentuk synthetic science karena basis dari disiplin ini terletak pada
fenomena yang telah diobservasidi dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-
temuan peneliti dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi,dan tidak
sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis.
Susanto (2013:152) berpendapat bahwa dalam Pelajaran Ilmu Pengetahuan
di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-7 tahun sampai
11-12 tahun. Dalam masa usia ini menurut piaget (1963) berada dalam
40
perkembangan kemampuan intelektual pada tingkatan kongkrit operasional.
Mereka memandang dunia sebagai suatu keseluruhan yang utuh, dan menganggap
tahun yang akan datang sebagai sesuatu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan
adalah masa sekarang (konkret), bukan masa depan yang belum mereka pahami
(abstrak). Padahal materi IPS di SD penuh dengan pesan-pesan yang bersifat
abstrak. Konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin,
lingkungan, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan atau
kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang harus diajarkan kepada siswa
sekolah dasar.
Gunawan (2013:52) menjelaskan secara keseluruhan tujuan pendidikan
IPS di SD sebagai berikut:
a. Membekali pengetahuan sosial sebagai bekal untuk kehidupan di masyarakat.
b. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis,
dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam
kehidupan di masyarakat.
c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental positif dan
ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut.
e. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
41
Sekolah dasar sebagai lembaga formal dapat mengembangkan dan melatih
potensi diri siswa yang mampu melahirkan manusia yang handal dalam bidang
akademik maupun dalam aspek moral. Tujuan yang harus dicapai oleh siswa
sekolah dasar harus disesuaikan dengan taraf perkembangannya, dimulai dari
pengenalan dan pemahaman lingkungan sekitar menuju lingkungan masyarakat
yang lebih luas. Untuk menentukan kualitas proses dan hasil pembelajaran IPS di
lakukan melalui asesmen pembelajaran.
2.1.5 Hakikat Asesmen Pembelajaran
2.1.5.1 Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran
Asesmen merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran. Terdapat tiga istilah dalam asesmen yang sering digunakan
bersama yaitu pengukuran, evaluasi, dan tes. Pengukuran yaitu kegiatan atau
upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala,
peristiwa, atau benda.. Evaluasi merupakan proses pemberian makna hasil
pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran dengan suatu
kriteria. Tes yaitu seperangkat tugas yang harus dikerjakan, atau sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman
terhadap materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Asesmen pembelajaran
merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang
dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang
menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sokolah, maupun kebijakan
sekolah (Poerwanti, dkk., 2008:1-3).
42
Pelaksanaan asesmen pembelajaran diawali dengan menyusun alat ukur
dalam bentuk tes atau non tes. Hasil pengukuran berupa angka dilanjutkan dengan
proses penilaian dengan membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria yang
telah ditentukan. Manfaat asesmen pembelajaran yaitu: (a) memberikan
penjelasan secara lengkap tentang target pembelajaran; (b) memilih teknik
asesmen untuk kebutuhan masing-masing siswa; (c) memilih teknik asesmen
untuk setiap target pembelajaran. Pelaksanaan asesmen pembelajaran harus
mengacu pada prinsip-prinsip asesmen pembelajaran.
2.1.5.2 Prinsip-prinsip Asesmen Pembelajaran
Prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen
berbasis kelas sebagai pedoman guru untuk melakukan hasil dan proses
pembelajaran. Terdapat enam prinsip dasar asesmen hasil belajar yang dijadikan
sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran (Depdiknas, 2004 dan 2006) yaitu:
a. Prinsip Validitas
Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan
penilaian hatus “menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang
digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan
alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi”
b. Prinsip Reliablitas
Pengertian reliabilitas berkaitan dengan keajegan hasil penilaian. Penilaian
yang ajeg memungkinkan perbandingan yang reliabel, menjamin kosistensi,
dan keterpercayaan.
43
c. Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus
pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada
penguasaan materi (pengetahuan).
d. Prinsip Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh mencakup semua domain yang tertuang pada
setiap kompetensi dasar dengan menggunakan alat penilaian yang dapat
menggambarkan kemampuan siswa.
e. Prinsip Objektivitas
Obyektif dalam konteks penilaian di kelas yaitu proses penilaian yang
dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan
subyektif dari penilai.
f. Prinsip Mendidik
Proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif
pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik untuk dapat
memberikan umpan balik dan motivasi agar lebih giat belajar.
2.1.5.3 Jenis-jenis Asesmen Pembelajaran
Poerwanti, dkk, (2008:3-4) terdapat tiga cakupan ranah asesmen sesuai
dengan pendapat Bloom, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Ranah kognitif terdiri dari enam aspek; 1) pengetahuan ; 2)
pemahaman; 3) penerapan; 4) analisis ; 5) sintesis ; dan 6) evaluasi. Ranah afektif
terdiri dari empat aspek; 1) menerima; 2) menjawab; 3) menilai; dan 4) organisasi.
Sedangkan ranah psikomotorik terdiri dari tiga aspek; 1) moscular or motor skill
44
(mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, dan
menampilkan); 2) manupulations of materials or objects (meresapi, menyusun,
membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk); 3) neuromuscular
coordinations (mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng,
memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan).
Asesmen sebagai dasar evaluasi terbagi menjadi beberapa jenis evaluasi
yang selalu dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi. Jenis-jenis asesmen
sebagai dasar evaluasi, antara lain:
a. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok
bahasan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
pokok bahasan tertentu.
b. Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir suatu program
tertentu (catur wulan, semester, atau tahun ajaran), dengan tujuan untuk
melihat prestasi yang dicapai oleh siswa selama satu program.
c. Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan untuk melihat kelemahan
siswa dan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab, serta pemberian
bimbingan belajar dan pengajaran remidial.
d. Evaluasi Penempatan, yaitu penilaian yang ditujukan untuk menempatkan
siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan.
e. Evaluasi Seleksi, yaitu penilaian yang ditujukan untuk menyaring atau
memilih orang yang paling tepat pada kedudukan atau posisi tertentu.
Evaluasi ini dilakukan kapan saja ketika diperlukan.
45
2.1.5.4 Asesmen Pembelajaran IPS di SD
Pedoman penilaian hasil belajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
serta Implementasi dari standar penilaian dari BSNP (Depdiknas 2006), untuk
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan,
penugasan, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
Untuk melakukan asesmen pembelajaran IPS di sekolah dasar, terdapat
langkah-langkah pokok yang harus dilaksanakan (Anderson dan Sudijono dalam
Poerwanti, dkk., 2008:3-4), yaitu:
a. Menyusun rencana asesmen
Dalam menyusun rencana asesmen terdapat tujuh hal yanng harus
dilakukan, yaitu: 1) merumuskan tujuan asesmen; 2) menetapkan aspek-aspek
yang akan dinilai; 3) memilih dan menentukan teknik asesmen yang akan
digunakan; 4) menyusun instrumen yang akan digunakan untuk asesmen; 5)
menentukan metode penskoran jawaban siswa; 6) menentukan frekuensi dan
durasi kegiatan asesmen; 7) melihat kembali tugas-tugas asesmen.
b. Menghimpun data
Dalam menghimpun data, guru dapat menggunakan teknik tes
(melakukan tes), maupun teknik non tes (wawancara, angket, observasi).
c. Melakukan verifikasi data
Verifikasi data dilakukan dengan memisahkan data yang “baik” (data
yang memperjelas gambaran peserta didik yang sedang dievaluasi) dengan
data yang “kurang baik” (data yang akan mengaburkan gambaran mengenai
peserta didik)
46
d. Mengolah dan menganalisis data
Tujuan mengolah dan menganalisis data yaitu memberikan makna
terhadap data yang sudah dihimpun dengan menggunakan teknik statistik
dan/atau teknik non statistik.
e. Melakukan penafsiran atau interpretasi dan menarik kesimpulan
Kegiatan ini merupakan proses verbalisasi yang terkandung pada data
yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.
f. Menyimpan instrumen asesmen dan hasil asesmen
Penyimpanan instrumen dan hasil dilakukan agar lebih mudah jika sewaktu-
waktu instrumen tersebut dibutuhkan untuk memperbaiki instrumen pada
tahun-tahun selanjutnya.
g. Menindaklanjuti hasil evaluasi berupa hasil belajar siswa.
Penilaian pembelajaran IPS di SD yaitu hasil belajar siswa yang berfokus
penguasaan siswa terhadap kompetensi bahan ajar yang diperoleh selam satu
periode (satu semester). Pencapaian hasil belajar diwujudkan dalam bentuk nilai
rapor. Nilai rapor bersumber dari nilai ulangan harian, ulangan tengah semester,
tugas/PR, ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas yang dirata-rata menjadi
nilai akhir atau nilai rapor. Secara rinci teknik penilaian yang digunakan yaitu:
a. Ulangan Harian
Nilai ulangan harian meliputi dari nilai secara tertulis, lisan, dan praktik.
1) Tes tertulis dilakukan dengan memberikan soal dalam bentuk tertulis dan
lisan sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Jawaban yang
diberikan siswa harus dalam bentuk tertulis.
47
2) Tes lisan dilakukan dengan membrikan pertanyaan maupun jawaban dalam
bentuk lisan. Tes lisan sebagai pelengkap dari instrumen asesmen yang
lain.
3) Tes unjuk kerja (praktik)
Pada tes ini siswa diminta untuk melakukan sesuatu sebagai indikator
pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor.
b. Ulangan Tengah Semester (UTS)
Ulangan tengah semester merupakan bentuk tes sumatif untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa selama setengah semester. Item tes sumatif
menekankan hasil pengajaran yang mencakup seluruh materi yang telah
disampaikan. Item tes ini dalam bentuk tes objektif dan tes esei.
c. Tugas/PR
Kumpulan dari tugas-tugas atau karya-karya siswa dikumpulkan menjadi
portofolio. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Berdasarkan informasi
perkembangan tersebut, guru dapat menilai perkembangan kemampuan siswa
dan melakukan perbaikan.
d. Ulangan Akhir Semester (UAS)/ ulangan kenaikan kelas (UKK)
UAS/UKK merupakan bentuk tes sumatif yang diselenggarakan untuk
mengetahui keberhasilan belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan selama satu semester. Tes sumatif ini diberikan pada waktu akhir
semester atau kenaikan kelas. Hasil tes digunakan untuk menentukan keberhasilan
48
belajar siswa. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai, pemberian
sertifikat, dan sejenisnya.
2.1.6 Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS
Salah satu proses belajar yang efektif adalah membaca. Membaca
merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi dan memperluas
cakrawala pengetahuan, khususnya dalam studi ilmu pengetahuan yang hampir
semuanya diperoleh dengan membaca. Kegiatan membaca hendaknya dilakukan
dengan sungguh-sungguh agar hasil yang didapatkan maksimal. Kegiatan
membaca yang dilakukan oleh siswa sangat ditentukan oleh minat yaitu minat
baca. Menurut Rahim (2011:28) minat baca adalah keinginan yang kuat disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca sehingga seseorang yang mempunyai
minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat
bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
Anak yang mempunyai minat dan perhatian yang tinggi terhadap suatu
bacaan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bacaan yang
terkait. Adanya minat baca, akan membuat anak tertarik terhadap kegiatan
membaca dan buku bacaan. Anak yang sudah terbiasa membaca akan gemar
membaca buku dan menjadi suatu kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa
membaca. Kegiatan membaca yang dilakukan di sekolah biasanya merupakan
suatu alat untuk dapat menguasai semua bahan pelajaran. Pemahaman materi
pelajaran yang diperoleh berdampak langsung pada hasil belajar yang diperoleh.
Susanto (2013:5) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
49
afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Berkaitan dengan
kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, oleh karena itu minat baca sangat berperan penting dalam
menunjang keberhasilan belajar siswa.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Beberapa penelitian yang mendukung penelitian antara lain:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Romafi dan Tadkiroatun Musfiroh tahun
2015, berjudul “Hubungan Minat Membaca, Fasilitas Orang Tua dan
Pemberian Tugas Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat membaca, fasilitas orang
tua, dan pemberian tugas di sekolah secara bersama-sama berhubungan
positif dan signifikan dengan kemampuan membaca pemahaman pada siswa
kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Brebes dengan kontirbusi X1 (minat
membaca), X2 (fasilitas orang tua), X3 (pemberian tugas membaca di
sekolah) terhadap Y (kemampuan membaca pemahaman) sebesar 48,9%,
artinya variasi skor kemampuan membaca pemahaman ditentukan ketiga
variabel tersebut, sedangkan 51,1% variasi skor kemampuan membaca
pemahaman ditentukan oleh variabel lain.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Zunira Khairuddin pada tahun 2013 dengan
judul “A Study of Students’ Reading Interest in a Second Language”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa minat baca penting dalam mempengaruhi
kesuksesan belajar siswa baik didalam maupun diluar sekolah, sehingga
50
menunjang para siswa untuk memiliki minat baca yang tinggi. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi minat baca siswa dalam membaca
materi bahasa kedua dan menguji perbedaan minat baca siswa berdasarkan
perbedaan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca
siswa tidak relatif rendah dalam mebaca materi bahasa inggris dan ditemukan
perbedaan minat baca yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Nurdin tahun 2011, berjudul “Pengaruh Minat
Baca, pemanfaatan Fasilitas dan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar
IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh minat baca, pemanfaatan fasilitas belajar,
dan pemanfaatan sumber belajar terhadap prestasi belajar IPS terpadu siswa
kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukkan dengan uji F
yang menunjukkan bahwa F hitung > F tabel yaitu 51,913 > 2,864 yang
berarti prestasi belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh minat baca,
pemanfaatan fasilitas belajar, dan pemanfaatan sumber belajar.
d. Penelitian yang dilakukan oleh Samsu Somadayo,dkk tahun 2013, berjudul
“The Effect of Learning Model DRTA (Directed Reading Thinking Activity)
Toward Student’s Reading Comprehension Ability Seeing from Their
Reading Interest”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) ada perbedaan
antara keterampilan membaca dari siswa yang mengikuti model pembelajaran
DRTA, metode PQRST, dan model DRA. Model DRTA menunjukkan hasil
yang lebih baik dibandingkan kedua model lainnya; (2) ada perbedaan dalam
keterampilan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca yang
51
tinggi, sedang, dan rendah. (3) ada kaitan dari model pembelajaran dan minat
baca terhadap kemampuan membaca pemahaman.
e. Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sukoyo 2013, berjudul “Hubungan
Penguasaan Kosakata dan Minat membaca dengan Kemampuan Menulis
Eksposisi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Unnes”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis eksposisi
dengan koefisien korelasi 0,661 serta terdapat hubungan yang signifikan
antara penguasaan kosa kata, minat membaca dan menulis eksposisi dengan
koefisien korelasi.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Proses belajar yang efektif salah satunya adalah membaca. Membaca
merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi dan memperluas
cakrawala pengetahuan, khususnya dalam studi ilmu pengetahuan yang hampir
semuanya diperoleh dengan membaca.
Kegiatan membaca juga merupakan alat untuk menguasai bahan pelajaran,
salah satunya mata pelajaran IPS yang dirancang untuk menambah wawasan dan
pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global agar mampu
hidup bersama-sama dengan masyarakat. Materi pelajaran yang luas,
menyebabkan siswa mudah bosan dan malas untuk membaca. Rasa bosan dan
malas muncul akibat tidak ada minat dalam diri siswa. Adanya minat membaca
yang tinggi terhadap segala bidang pengetahuan, terutama bacaan yang
52
berhubungan dengan bidang studi pengetahuan sosial, maka makin mudah bagi
siswa untuk menguasai segala bidang pengetahuan tersebut.
Minat membaca merupakan kekuatan yang mendorong anak untuk
memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca dengan
kemauan sendiri. Anak yang mempunyai minat dan perhatian yang tinggi
terhadap suatu bacaan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
bacaan yang terkait. Adanya minat baca, akan membuat anak tertarik terhadap
kegiatan membaca dan buku bacaan. Anak yang sudah terbiasa membaca akan
gemar membaca buku dan menjadi suatu kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa
membaca.
Siswa yang sudah terbiasa dengan membaca akan mudah untuk membaca
materi pelajaran IPS untuk memperoleh pemahaman tentang materi pelajaran
yang terkait. Pemahaman pada materi pelajaran yang diperoleh akan berdampak
langsung pada hasil belajar IPS siswa. Susanto (2013:148) menyatakan bahwa
berkaitan dengan kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Minat baca siswa dan hasil belajar IPS mempunyai
hubungan yang positif. Artinya semakin tinggi minat baca siswa, semakin baik
hasil belajar IPS yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin rendah minat baca
siswa, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang kurang. Untuk
memperjelas kerangka berpikir yang telah diuraikan, berikut ini disajikan skema
alur berpikir.
53
Gambar 3.1 Desain Kerangka Berpikir
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,
2010:110). Pada umumya, hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan
dua variabel akibat. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting
kedudukannya dalam penelian. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar
IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota
Semarang.
rendah
Hasil Belajar IPS
tinggi Membaca
Minat Baca
54
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Arikunto (2010:4)
penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan,
atau manipulasi terhadap data yang memang telah ada.
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode Kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi
atau sampel tertentu dengan teknik pengambilan data yang pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
dan analisis data bersifat kauntitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2015:14).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara minat baca dengan
hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Gugus Dwija Harapan Kecamatan
Mijen Kota Semarang. Pada penelitian ini mempunyai variabel bebas
(independen) yaitu minat baca dan variabel terikat (dependen) yaitu hasil belajar
IPS.
3.2 PROSEDUR PENELITIAN
Dalam penelitian ini langkah-langkah dilakukan peneliti sebagai berikut:
a. Menentukan lokasi yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.
55
b. Mengindentifikasi masalah, yaitu melakukan proses pengamatan awal untuk
menentukan permasalahan yang akan diteliti.
c. Menyusun kerangka teori dan pengajuan hipotesis.
d. Membuat kisi- kisi instrumen dan mengembangkan instrumen berdasarkan
kerangka teori yang sudah ditentukan.
e. Melakukan uji coba instrumen untuk menghitung validitas dan reliabilitas
instrumen serta melakukan pengambilan data.
f. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian yang diperoleh dari
pengumpulan data dengan teknik analisis data yang telah ditentukan untuk
menguji hipotesis.
3.3 SUBJEK, LOKASI, DAN WAKTU PENELITIAN
3.3.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija
Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun ajaran 2015/2016.
3.3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang dengan rincian :
a. SD Negeri Jatisari
b. SD Negeri Wonolopo 01
c. SD Negeri Wonolopo 02
d. SD Negeri Wonolopo 03
e. SD Negeri Wonoplembon 01
56
3.3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei sampai juni 2016.
3.4 POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL
3.4.1 Populasi Penelitian
Sugiyono (2015:117) populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran
2015/2016 berjumlah 243 siswa dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.1
Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen
Kota Semarang
No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa
1. SD Negeri Jatisari VA 40 siswa
VB 36 siswa
2. SD Negeri Wonolopo 01 VA 31 siswa
VB 31 siswa
3. SD Negeri Wonolopo 02 VA 22 siswa
VB 20 siswa
4. SD Negeri Wonolopo 03 V 28 siswa
5. SD Negeri Wonoplembon 01 V 35 siswa
Jumlah 243 siswa
Sumber: UPTD Kecamatan Mijen Kota Semarang
57
3.4.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sugiyono (2015:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisrtik
yang dimiliki oleh populasi tersebut, apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Menurut Musfiqon (2012:91), jika populasi melebihi 100 orang maka
boleh dilakukan pengambilan sampel dengan menyesuaikan besarnya populasi
yaitu berkisar antara 20-30% dari total populasi. Darmawan (2014:143)
menyatakan jika ukuran ukuran populasinya sekitar 100 orang, sampelnya paling
sedikit 30% dari total populasi. Jumlah sampel penelitian korelasional paling
sedikit 30 elemen populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 40%
dari total populasi. Berdasarkan perhitungan tersebut didapat sampel yang
berjumlah 100 siswa.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Proportional Random Sampling yaitu anggota sampel yang diambil dari setiap
sub-populasi berproporsi sama. Menurut Arikunto (2010:182), proportional
artinya pengambilan sampel yang dilakukan dengan menyeleksi setiap unit
sampling yang sesuai tiap kelas ditentukan seimbang atau sebanding dengan
banyaknya subjek dari setiap kelas. Random artinya menganggap semua subjek
memiliki hak yang sama dalam memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi
sampel.
58
Perhitungan jumlah sampel dari setiap sekolah ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
ni =
x n
Sumber: Riduwan (2015:29)
Keterangan:
Ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah proporsi menurut sampel
N = jumlah populasi seluruhnya
Tabel 3.2
Data Pengambilan Sampel Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang
No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Sampel
1. SD Negeri Jatisari
VA
x 100 = 16 siswa
VB
x 100 = 15 siswa
2. SD Negeri Wonolopo 01
VA
x 100 = 13 siswa
VB
x 100 = 13 siswa
3. SD Negeri Wonolopo 02
VA
x 100 = 9 siswa
VB
x 100 = 8 siswa
4. SD Negeri Wonolopo 03 V
x 100 = 11 siswa
5. SD Negeri Wonoplembon 01 V
x 100 = 15 siswa
Jumlah 100 siswa
59
3.5 VARIABEL PENELITIAN
Sugiyono (2015:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2015:61). Pada
penelitian ini variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan terikat.
3.5.1 Variabel Bebas (Variabel X)
Sugiyono (2015:61), variabel bebas (variabel independen) adalah variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya
variabel dependen/ terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu minat baca.
3.5.2 Variabel Terikat (Variabel Y)
Sugiyono (2015:61), variabel terikat (variabel dependen) merupakan
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS.
3.6 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Pada penelitian ini, definisi operasional digunakan untuk memberikan
batasan pengertian-pengertian mengenai variabel-variabel yang digunakan
meliputi minat baca dan hasil belajar IPS. Variabel-variabel tersebut didefinisikan
secara operasional sebagai berikut
3.6.1 Variabel Minat Baca (X)
Minat baca adalah dorongan atau keinginan yang kuat dari seseorang
untuk membaca dengan penuh kesadaran yang disertai dengan perasaan senang.
Indikator dari variabel ini adalah sebagai berikut:
60
a. Kesenangan membaca
b. Dorongan untuk membaca
c. Kesadaran akan manfaat membaca
d. Frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca
e. Kuantitas sumber bacaan
3.6.2 Hasil Belajar IPS (Y)
Hasil belajar IPS merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
melakukan aktivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS yang diwujudkan
dengan tiga aspek kemampuan yaitu kemampuan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Pada penelitian ini, hasil belajar yang digunakan adalah hasil
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Gugus Dwija Harapan Kecamatan
Mijen Kota Semarang yang diambil dari nilai rapor semester genap tahun ajaran
2015/2016.
3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan
dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data utama, serta wawancara sebagai
teknik pengumpulan data pendukung penelitian. Berikut penjelasan teknik-teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.
5.7.1 Angket atau Kuesioner
Widoyoko (2015:33) angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan
61
pengguna. Menurut Sugiyono (2015:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bersifat
tertutup dan langsung. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data variabel minat baca siswa kelas V SDN Gugus Dwija
Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang.
5.7.2 Dokumentasi
Sugiyono (2015:329) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Arikunto (2010:274) dokumentasi yaitu mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.
Penelitian ini menggunakan studi dokumen untuk mengumpulkan data dari
variabel hasil belajar IPS. Data ini diambil dari buku daftar nilai siswa yaitu data
nilai rapor siswa mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija
Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun ajaran 2015/2016.
5.7.3 Wawancara
Widoyoko (2015:40), wawancara merupakan suatu proses tanya jawab
atau dialog secara lisan antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancara dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
62
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono 2015:194).
Pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur tanpa
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono 2015:
197). Wawancara yang dilakukan sebagai data pendukung tentang minat baca
siswa dengan wawancara bersama guru kelas beserta beberapa siswa kelas V SDN
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang.
3.8 UJI COBA INSTRUMEN, VALIDITAS, RELIABILITAS
3.8.1 Uji Coba Instrumen
Widoyoko (2015:51) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat
bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan
cara melakukan pengkuran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket atau kuesioner yang bersifat tertutup dan berbentuk butir-butir pertanyaan
dengan harapan responden akan dapat memberikan jawaban dengan memberi
tanda (X) pada pilihan dari alternatif jawaban yang ditentukan.
Sebelum menyusun angket mengenai minat baca siswa, membuat konsep
alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Konsep ini
berbentuk kisi-kisi instrumen yang berpedoman dari kajian teori mengenai minat
baca siswa. Angket yang disusun berdasarkan indikator dari variabel minat baca,
63
dimana setiap indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen berupa butir pertanyaan. Skala pengkuran yang digunakan
yaitu skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun
alternatif jawaban yang digunakan yaitu selalu, sering, kadang-kadang, tidak
pernah dengan pedoman pemberian skor sebagai berikut
Tabel 3.3
Pedoman Pemberian Skor Item Instrumen
Jawaban Skor (+) Skor(-)
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
4
3
2
1
1
2
3
4
Penentuan skor tersebut digunakan untuk pertanyaan yang positif
sedangkan pertanyaan negatif maka digunakan penskoran negatif. Angket pada
penelitian ini menggunakan bentuk pilihan ganda, dimana responden diminta
untuk membubuhkan tanda (X) pada jawaban yang tersedia.
Uji coba instrumen dilakukan sebelum angket diberikan kepada responden.
Tujuan dari uji coba instrumen ini adalah untuk menghindari pertanyaan-
pertanyaan yang kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami
responden, sehingga dapat digunakan untuk mempertimbangkan penambahan atau
pengurangan item pertanyaan dalam angket. Uji coba instrumen dimaksudkan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen untuk mengetahui
kelayakannya.
64
Angket penelitian diujicobakan pada subjek uji coba yang berada di luar
gugus penelitian dengan jumlah 35 responden di SD Negeri Tambangan 01. Data
uji coba angket kemudian ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung
hasil uji coba. Pada penelitian ini perhitungan uji validitas dan reliabilitas
menggunakan bantuan program microsoft excel. Secara rinci hasil uji validitas dan
reliabilitas angket uji coba adalah sebagai berikut.
3.8.1 Validitas
Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Sebuah instrumen dikatakan valid atau sahih mempunyai validitas tinggi dan
mampu mengukur apa yang diinginkan. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid akan
menghasilkan data yang valid pula. Uji validitas angket dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.
∑ ∑ ∑
√[ ∑ (∑ )][ ∑ (∑ ) ]
Sumber: (Arikunto 2010:211)
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy
N : Jumlah responden
∑ : jumlah skor item (skor butir soal yang dicari validitasnya)
∑ : jumlah skor total
65
Pada pengujian validitas item angket uji coba, harga rxy yang diperoleh
dikonsultasikan dengan rtabel dari responden yang berjumlah 35 siswa dengan
taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,334. Apabila r xy > r tabel maka butir soal tersebut
valid, dan r hitung < r tabel maka item soal tidak valid. Hasil penghitungan uji
validitas yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Angket Minat Baca
Nomor
Soal
r xy r tabel Keterangan Nomor
soal
r xy r tabel Ket
1 0,403 0,334 Valid 21 0,145 0,334 Tidak valid
2 0,361 0,334 Valid 22 0,355 0,334 Valid
3 0,592 0,344 Valid 23 0,566 0,344 Valid
4 0,237 0,334 Tidak valid 24 0,610 0,334 Valid
5 0,545 0,334 Valid 25 0,602 0,334 Valid
6 0,531 0,334 Valid 26 0,151 0,334 Tidak valid
7 0,400 0,334 Valid 27 0,412 0,334 Valid
8 0,533 0,334 Valid 28 0,456 0,334 Valid
9 0,512 0,334 Valid 29 0,508 0,334 Valid
10 0,280 0,334 Tidak valid 30 0,205 0,334 Tidak valid
11 0,392 0,334 Valid 31 0,253 0,334 Tidak valid
12 0,556 0,334 Valid 32 0,357 0,334 Valid
13 0,198 0,344 Tidak valid 33 0,381 0,344 Valid
14 0,647 0,334 Valid 34 0,369 0,334 Valid
15 0,371 0,334 Valid 35 0,600 0,334 Valid
16 0,358 0,334 Valid 36 0,304 0,334 Tidak valid
17 0,395 0,334 Valid 37 0,359 0,334 Valid
18 0,155 0,334 Tidak valid 38 0,144 0,334 Tidak valid
19 0,518 0,334 Valid 39 0,358 0,334 Valid
20 0,474 0,334 Valid 40 0,556 0,334 Valid
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, terdapat beberapa item yang
tidak valid. Dari 40 item pertanyaan pada angket minat baca yang telah
dujicobakan, terdapat 10 item pertanyaan yang tidak valid karena nilai r hitung
66
lebih kecil dari r tabel yaitu item nomer 4, 10, 13, 18, 21, 26, 30, 31, 36, dan 38.
Item yang tidak valid kemudian dibuang dan tidak dipakai dalam pengambilan
data karena semua item yang valid sudah mewakili semua indikator yang terdapat
dalam angket minat baca. Jadi jumlah pertanyaan pada angket yang digunakan
untuk pengambilan data adalah 30 item pertanyaan.
3.8.2 Reliabilitas
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang apabila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Selain itu, hasil penelitian yang dikatakan reliabel apabila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono 2012:348). Untuk
memperoleh reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu sebagai berikut:
r11 =
2
2
11
t
b
k
k
(Arikunto 2010:178-196)
Keterangan :
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = Jumlah variansi skor butir soal ke-i
i = 1, 2, 3, 4, …n
2
t = Variansi total
Harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel dari responden yang
berjumlah 35 siswa dengan taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,334. Apabila harga r11
> rtabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel. Uji reliabilitas dilakukan
67
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan Microsoft Excel .
Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Baca
r11 rtabel Keterangan
0,861 0,334 Reliabel
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa hasil perhitungan r11 > rtabel, sehingga dapat
dikatakan bahwa instrumen penelitian tersebut reliabel. Dengan demikian, 30
item pertanyaan dalam angket minat baca dinyatakan valid dan reliabel sebagai
instrumen penelitian yang dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
analisis lebih lanjut.
3.9 ANALISIS DATA
3.9.1 Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif digunkan untuk mendeskripsikan data. Metode ini
digunakan untuk mengkaji variabel dalam penelitian ini yaitu minat baca dan hasil
belajar IPS. Berikut ini Langkah-langkah yang dilakukan dalam penggunaan
analisis deskriptif sebagai berikut.
1. Penskoran
Data yang diperoleh melalui angket dianalisis dalam bentuk angka dengan
memberi nilai pada setiap butir jawaban pada angket yang telah diberikan ke
responden dengan memperhatikan pedoman penskoran.
68
2. Menentukan jumlah skor jawaban yang diperoleh dari masing-masing
responden.
3. Memasukkan ke dalam rumus deskriptif sebagai berikut:
Total Skor =
x 100
Keterangan:
n = jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah nilai ideal (nilai Maksimal)
4. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kriteria.
a) Kriteria Variabel Minat Baca
Kriteria deskriptif variabel minat baca dibuat menjadi 4 kriteria yang
dengan perhitungan sebagai berikut:
skor maksimum =
x 100 = 100
skor minimum =
x 100 = 25
rentang skor = 100 -25 = 75
interval skor = 75 : 4 = 18,75 (dibulatkan 19)
Berikut adalah tabel dan kriteria dari perhitungan di atas:
Tabel 3. 6
Kriteria Variabel Minat Baca
Interval Skor Kriteria
82 – 100 Sangat tinggi
63 – 81 Tinggi
44 – 62 Sedang
25 – 43 Rendah
69
b) Kategori untuk Variabel Hasil Belajar IPS
Kriteria penilaian hasil belajar yang digunakan berpedoman pada
Penilaian Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut.
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian Hasil Belajar
Tingkat Penguasaan
Hasil Penilaian
Huruf Keterangan
80 – 100 A Sangat Baik
70 – 79 B Baik
60 – 69 C Cukup
50 – 59 D Kurang
49 ke bawah E Sangat Kurang
Sumber: Poerwanti (2008:6-18)
Pada penelitian ini, kriteria penilaian hasil belajar dipersempit menjadi 4
kategori sebagai berikut.
Tabel 3.8
Kriteria Variabel Hasil Belajar IPS
5. Kesimpulan ditentukan berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh responden
kemudian dikonsultasikan dengan tabel kriteria yang telah ditentukan.
Untuk menentukan rata-rata,dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Rata-Rata = ∑
Keterangan: = jumlah skor
N = jumlah responden
Interval Nilai Keterangan
80 – 100 Sangat Baik
70 – 79 Baik
60 – 69 Cukup
50 ke bawah Kurang
70
3.9.2 Pengujian Hipotesis
3.9.2.1 Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Sugiyono (2015:241), uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa
data setiap variabel yang dianalisis berdistribusi normal. Oleh sebelum pengujian
hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas
data. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogrof-
Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 22. Data berdistribusi normal
apabila sig>α untuk taraf signifikan (α) 5%. Jika signifikansi lebih dari 0,05,
maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikansi kurang dari 0,05,
maka data berdistribusi tidak normal (Priyatno 2014:79).
b. Uji Linieritas
Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui variabel bebas dengan variabel
terikat mempunyai hubungan linier. Uji linieritas dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS versi 22. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linier, apabila nilai signifikasinya kurang dari 0,05
(Priyatno 2014:79).
3.9.2.2 Uji Analisis Akhir
a. Uji Korelasi
Uji Korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X (minat
baca) dan variabel Y (hasil belajar IPS) dengan menggunakan analisis data
korelasi Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 22. Rumus korelasi
Product Moment yang digunakan yaitu sebagai berikut.
71
2222
-
YYNXXN
YXXYNrxy
Sumber : (Arikunto 2010:317)
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi product moment
X : angka mentah untuk variabel X
Y : angka mentah untuk varibael Y
XY : product dari X dan Y
: sigma atau jumlah
N : jumlah individu dalam sampel
Hasil perhitungan korelasi Product Moment dibandingkan dengan harga
. Jika > dari , artinya terdapat hubungan antara kedua variabel.
< , artinya tidak terdapat hubungan antara kedua variabel. Dengan
ketentuan tidak lebih dari harga ( 1 1). Penafsiran terhadap
koefisien korelasi berpedoman pada ketentuan pada tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9
Pedoman untuk memberikan Interpretasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : (Sugiyono 2015:257)
72
b. Uji Signifikasi
Uji signifikasi digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X
dengan variabel Y. Untuk uji signifikansi korelasi Product Moment secara praktis,
dapat langsung mengkonsultasikan r hitung pada r tabel product moment
(Sugiyono 2015:258).
Apabila lebih kecil dari , maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak signifikan. Selanjutnya apabila lebih besar dari maka
Ha diterima, artinya signifikan.
c. Koefisien Determinasi
Perhitungan koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar
kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus
koefisien determinan sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = nilai koefisien determinan
r = nilai koefisien korelasi
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data-data dari
masing-masing variabel penelitian yaitu variabel bebas (X) dan varibel terikat (Y).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu minat baca, sedangkan variabel terikat
yaitu hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang. Hasil analisis deskriptif dari masing-masing
variabel sebagai berikut.
4.1.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Minat Baca
Data penelitian tentang minat baca siswa bersumber dari skor jawaban
yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan yang tertuang dalam angket
minat baca siswa. Variabel minat baca terdiri atas 5 indikator, yaitu: (1)
kesenangan membaca; (2) dorongan untuk membaca; (3) kesadaran akan manfaat
membaca; (4) frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca; (5) kuantitas
sumber bacaan.
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca siswa
kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
memiliki kecenderungan kategori tinggi dengan skor rata-rata 80,58, seperti yang
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
74
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Skor Variabel Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Gugus
Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata
82 - 100 Sangat Tinggi 46 46%
80,58 63 - 81 Tinggi 51 51%
44 - 62 Sedang 3 3%
25 - 43 Rendah 0 0%
Jumlah 100 100% Tinggi
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa minat baca siswa kelas V SD Negeri Gugus
Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang yang termasuk kategori sangat
tinggi terdapat 46 siswa (46%), kategori tinggi terdapat 51 siswa (51%), dan
kategori sedang terdapat 3 siswa (3%). Data hasil penelitian minat baca siswa
kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan kecamatan Mijen Kota Semarang dapat
disajikan dalam bentuk diagram frekuensi pada gambar 4.1 berikut .
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Variabel Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Tinggi
(82 - 100)
Tinggi (63 - 81) Sedang (44 - 62) Rendah (25 -
43)
46
siswa
51
siswa
3
siswa 0
75
Data persentase minat baca siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija
Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang juga disajikan dalam bentuk diagram
lingkaran pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Diagram Persentase Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Gugus
Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata siswa kelas V SD
Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang memiliki minat
baca yang tinggi meliputi kesenangan membaca, dorongan untuk membaca,
kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi dan ketersediaan waktu untuk
membaca, dan kuantitas sumber bacaan. Berdasarkan data hasil penelitian
diperoleh skor rata-rata per indikator minat baca yang dapat dilihat pada tabel 4.2
sebagai berikut.
46%
51%
3% 0%
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
76
Tabel 4.2
Skor Rata-rata Per Indikator Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija
Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
No. Indikator Jumlah
pertanyaan
Skor
Rata-Rata
Kategori
1 Kesenangan membaca 7 butir 78,96 tinggi
2 Dorongan untuk membaca 7 butir 84,71 sangat tinggi
3 Kesadaran akan manfaaat
membaca
6 butir 86,70 sangat tinggi
4 Frekuensi dan ketersediaan
waktu untuk membaca
6 butir 68,54 tinggi
5 Kuantitas sumber bacaan 4 butir 74,4 tinggi
Skor rata-rata 80,58
Kategori tinggi
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa kelas V SD
Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang mempunyai
minat baca yang tinggi dengan skor rata-rata 80,58. Skor tertinggi (86,70) terdapat
pada indikator “kesadaran akan manfaat membaca” dan skor terendah (68,54)
terdapat pada indikator “frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca. Secara
lebih jelas hasil analisis deskriptif minat baca dari masing-masing indikator
sebagai berikut.
a. Kesenangan membaca
Indikator kesenangan membaca terdiri dari tujuh butir pernyataan
(1,2,3,4,5,6,7). Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa
Indikator kesenangan membaca memiliki kecenderungan kategori sangat tinggi
77
dengan skor rata-rata 78,96. Data hasil analisis deskriptif secara rinci dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Indikator Kesenangan Membaca
Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata
82 - 100 Sangat Tinggi 45 45%
78,96 63 - 81 Tinggi 44 44%
44 - 62 Sedang 11 11%
25 - 43 Rendah 0 0%
Jumlah 100 100% Tinggi
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa indikator kesenangan membaca termasuk
kategori sangat tinggi terdapat 45 siswa (45%), kategori tinggi terdapat 44 siswa
(44%), dan kategori sedang terdapat 11 siswa (11%). Kategori tersebut
mengindikasikan bahwa rata-rata siswa kelas V SD Negeri di Gugus Dwija
Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang mempunyai perhatian yang tinggi
senang terhadap kegiatan membaca. Data tersebut didukung dengan hasil
wawancara yang menunjukkan bahwa sebagain besar siswa mempunyai antusias
yang tinggi terhadap kegiatan membaca, namun ada beberapa siswa yang kurang
tertarik dengan kegiatan membaca. Siswa juga menganggap jika membaca sebagai
kegiatan yang menyenangkan.
b. Dorongan untuk membaca
Indikator dorongan untuk membaca terdiri dari tujuh butir pernyataan
(8,9,10,11,12,13,14). Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa
indikator dorongan untuk membaca memiliki kecenderungan kategori sangat
78
tinggi dengan skor rata-rata 84,71. Data hasil analisis deskriptif secara rinci dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Dorongan untuk Membaca
Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata
82 - 100 Sangat Tinggi 79 79%
84,71 63 - 81 Tinggi 16 16%
44 - 62 Sedang 5 5%
25 - 43 Rendah 0 0%
Jumlah 100 100% Sangat tinggi
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa indikator dorongan untuk membaca dalam
kategori sangat tinggi terdapat 79 siswa (79%), kategori tinggi terdapat 16 siswa
(16%), dan kategori sedang terdapat 5 siswa (5%). Kategori tersebut
mengindikasikan bahwa siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang selalu mempunyai keinginan untuk membaca
dan mengunjungi perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku.
Data tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa
minat baca siswa tumbuh karena adanya peran orang tua guru atau fasilitas yang
mendukung. Di Sekolah guru membiasakan siswa untuk selalu membaca
khususnya dalam belajar ilmu pengetahuan, sehingga kebiasaan siswa akan
mendorong keinginan siswa untuk selalu membaca. Fasilitas perpustakaan
sekolah menjadi penunjang minat baca siswa. Siswa yang mempunyai minat baca
yang tinggi lebih sering berkunjung membaca dan meminjam buku ketika ada
jadwal kunjungan perpustakaan.
79
c. Kesadaran akan manfaat membaca
Indikator kesadaran akan manfaat membaca terdiri dari 6 butir pernyataan
(15,16,17,18,19,20). Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa
indikator kesadaran akan manfaat membaca memiliki kecenderungan kategori
sangat tinggi dengan skor rata-rata 86,71. Data hasil analisis deskriptif secara rinci
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Indikator Kesadaran akan Manfaat Membaca
Interval Kriteria Frekuesi Persentase Rata-rata
82 - 100 Sangat Tinggi 70 70%
86,71 63 - 81 Tinggi 19 19%
44 - 62 Sedang 11 11%
25 - 43 Rendah 0 0%
Jumlah 100 100% Sangat tinggi
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa indikator kesadaran akan manfaat dalam
kategori sangat tinggi terdapat 70 siswa (70%), kategori tinggi terdapat 19 siswa
(19%), dan kategori sedang sebesar 11 siswa (11%). Kategori tersebut
mengindikasikan bahwa siswa kelas V SD Negeri di Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang selalu menyadari pentingnya membaca dan
manfaat yang diperoleh dari membaca.
Data tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa menyadari kalau membaca itu penting dan menambah
pengetahuan yang lebih banyak. Siswa yang suka membaca akan lebih sering
80
membaca sehingga berpengaruh terhadap pemahamannya. Pada kenyataannya
siswa yang minat bacanya tinggi memperoleh hasil belajar yang tinggi pula.
d. Frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca
Indikator frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca terdiri dari
enam butir pernyataan (21,22,23,24,25,26). Hasil analisis deskriptif data
penelitian menunjukkan bahwa indikator frekuensi dan ketersediaan waktu untuk
membaca memiliki kecenderungan kategori tinggi dengan skor rata-rata 68,54.
Hasil analisis deskriptif secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Indikator Frekuensi Membaca
Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata
82 - 100 Sangat Tinggi 19 19%
68,54 63 - 81 Tinggi 41 41%
44 - 62 Sedang 38 38%
25 - 43 Rendah 2 2%
Jumlah 100 100% Tinggi
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator frekuensi dan ketersediaan waktu
untuk membaca dalam kategori sangat tinggi terdapat 19 siswa (19%), kategori
tinggi terdapat 41 siswa (41%), kategori sedang terdapat 38 siswa (38%), dan
kategori rendah terdapat 2 siswa (2%). Kategori tersebut mengindikasikan bahwa
siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
sering membaca sumber bacaan pada waktu belajar dan waktu luang.
Data tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa
siswa tidak mempunyai jadwal membaca yang pasti, tetapi siswa yang
81
mempunyai minat baca yang tinggi lebih sering membaca buku berkali-berkali
setiap harinya. Pada waktu istirahat, ada beberapa siswa yang membaca buku baik
buku pelajaran maupun buku cerita, tetapi lebih banyak yang bermain, sedangkan
pada waktu luang di rumah sering membaca buku tetapi kalau sore hari kadang-
kadang bermain atau menonton TV.
e. Kuantitas sumber bacaan
Indikator kuantitas sumber bacaan terdiri dari empat butir pernyataan
(27,28.29,30). Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa
indikator kuantitas sumber bacaan memiliki kecenderungan kategori tinggi
dengan skor rata-rata 74,4. Hasil analisis deskriptif secara rinci dapat dilihat pada
tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Indikator Kuantitas Sumber Bacaan
Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata
82 - 100 Sangat Tinggi 28 28%
74,4 63 - 81 Tinggi 47 47%
44 - 62 Sedang 25 25%
25 - 43 Rendah 0 0%
Jumlah 100 100% tinggi
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa indikator kuantitas sumber bacaan dalam
kategori sangat tinggi terdapat 28 siswa (28%), kategori tinggi terdapat 47 siswa
(47%), dan kategori sedang terdapat 25 siswa (25%). Kategori tersebut
mengindikasikan bahwa siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang selalu membaca sumber bacaan yang variatif
dan mempunyai koleksi buku bacaan yang banyak.
82
Data tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa
siswa yang suka membaca memiliki koleksi buku bacaan yang lebih variatif
seperti novel atau komik. Siswa menyisihkan uang saku untuk membeli buku.
Beberapa siswa ada yang menambah koleksi buku dengan dibelikan orang tua.
4.1.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar IPS
Data penelitian hasil belajar IPS bersumber dari nilai rapor siswa Kelas V
SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang semester 2
Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan
bahwa hasil belajar IPS memiliki kecenderungan kategori baik dengan nilai rata-
rata 76,52. Hasil analisis deskriptif secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
ini.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija
Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata
80 – 100 Sangat baik 35 35%
76,52 70 – 79 Baik 55 55%
60 – 69 Cukup 10 10%
50 ke bawah Kurang 0 0
Jumlah 100 100% Baik
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil belajar IPS dalam kategori sangat
baik terdapat 35 siswa (35%), kategori baik terdapat 55 siswa (55%) dan kategori
cukup terdapat 10 siswa (10%). Data hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri
Gugus Dwija Harapan kecamatan Mijen Kota Semarang dapat dilihat dalam
bentuk diagram frekuensi pada gambar 4.3 berikut ini.
83
Gambar 4.3 Diagram Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD
Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
Data hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang juga dapat disajikan dalam bentuk diagram
lingkaran pada gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 Diagram Persentase Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri
di Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
0
10
20
30
40
50
60
Baik sekali (80 -
100)
Baik (70 - 79) Cukup (60 - 69) 50 ke bawah
35
siswa
55
siswa
10
siswa 0
35%
55%
10%
0%
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
84
Gambar 4.3 dan gambar 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata siswa kelas V
SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang memperoleh
hasil belajar IPS yang termasuk kategori baik. Hasil belajar IPS yang yang
termasuk kategori sangat baik terdapat 35 siswa dengan perolehan nilai antara 80
–100, 55 siswa termasuk kategori baik dengan perolehan skor antara 70 – 79, dan
10 siswa berada pada ketegori cukup dengan perolehan nilai 60 – 69, serta tidak
ada siswa yang mendapatkan hasil belajar IPS dalam kategori rendah.
4.1.2 Pengujian Hipotesis
4.1.2.1 Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk memastikan data setiap variabel yang
dianalisis berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan
One Sample Kolmogrof-Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 22,
Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat
Baca
Hasil Belajar
IPS
N 100 100
Normal Parametersa,b
Mean 94,29 76,52
Std.
Deviation
11,150 6,829
Most Extreme
Differences
Absolute ,061 ,088
Positive ,061 ,088
Negative -,061 -,050
Kolmogorov-Smirnov Z ,614 ,881
Asymp. Sig. (2-tailed) ,845 ,420
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
85
Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa hasil perhitungan One Sample
kolmogrov-Smirnov Test diperoleh nilai 2-tailed significance untuk variabel minat
baca (2-tailed) sebesar 0,845 dan variabel hasil belajar IPS sebesar 0,425.
Keduanya mempunyai nilai nilai 2-tailed significance yang lebih dari 0,05. Sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan, apabila nilai signifikansi p> 0,05, maka
dapat diketahui bahwa data tentang minat baca dan hasil belajar IPS berdistribusi
normal. Berikut adalah gambaran pola berdistribusi normal.
Gambar 4.5 Grafik Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas
Grafik Normal P-P Plot pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa grafik
normal yang menggambarkan persebaran titik-titik mengikuti garis diagonal
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui dua variabel yang dikaji
mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Pada penelitian ini perhitungan uji
linieritas menggunakan Test For Liniearity dengan bantuan program SPSS versi
86
22. Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05,
maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier. Hasil
perhitungan uji linieritas dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10
Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Hasil Belajar
IPS * Minat
Baca
Between
Groups
(Combined) 2929,079 39 75,105 2,670 ,000
Linearity 1848,476 1 1848,4
76
65,709 ,000
Deviation
from
Linearity
1080,603 38 28,437 1,011 ,477
Within Groups 1687,881 60 28,131
Total 4616,960 99
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa signifikasi (Linierity) yang diperoleh
sebesar 0,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh
kurang dari 0,05 yang berarti data linier, maka dapat diartikan bahwa hubungan
antara minat baca dengan hasil belajar IPS adalah linier.
4.1.2.2 Uji Analisis Akhir
Uji Analisis akhir meliputi perhitungan uji korelasi Product Moment, uji
signifikasi dan koefisien determinasi. Perhitungan tersebut bertujuan untuk
menyimpulkan dan memberikan kebenaran dari hipotesis yang dirumuskan.
Adapun rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang.
87
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota
Semarang.
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, dilakukan uji analisis akhir
sebagai berikut.
a. Uji Korelasi
Uji korelasi dalam penelitian ini mengunakan analisis korelasi Product
Moment dengan bantuan program SPSS v22. Hasil perhitungan analisis korelasi
Product Moment berupa nilai untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila
tidak ada korelasi, maka angka indeks korelasi menunjukkan angka 0. Hasil
perhitungan uji korelasi dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.11, diperoleh angka indeks
korelasi ( ) sebesar 0,633 yang berarti ada korelasi atau hubungan yang kuat
antara minat baca dengan hasil belajar IPS.
Correlations
Minat Baca Hasil Belajar
IPS
Minat Baca
Pearson Correlation 1 ,633**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100 100
Hasil Belajar IPS
Pearson Correlation ,633**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
88
b. Uji Signifikasi
Uji signifikasi digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X dan
variabel Y signifikan atau tidak. Hasil Uji signifikasi menunjukkan bahwa Ha
diterima karena sebesar 0,633 lebih besar dari product moment
sebesar 0,195 pada taraf signifikasi 5% (rhitung 0,633 > rtabel 0,195). Hal tersebut
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel minat baca dengan variabel hasil
belajar IPS adalah signifikan.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya
sumbangan variabel X terhadap variabel Y. Untuk memperoleh koefisien
determinasi dilakukan dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yang sudah
diperoleh. Berdasarkan data hasil penelitian koefisien korelasi (r) sebesar 0,633,
apabila dikuadratkan maka diperoleh nilai koefisien determinasi (r2) sebesar
0,4006. Untuk menentukan sumbangan variabel X terhadap Y digunakan rumus
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= (0,633)2 x 100%
= 40,06%
Berdasarkan perhitungan tersebut, minat baca memberikan kontribusi
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Semarang sebesar 40,06%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.12 berikut:
89
Tabel 4.12
Hasil Koefisien Determinasi
Variabel r r2 KD
Minat Baca dengan
Hasil Belajar IPS 0,633 0,4006 40,06%.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Pemaknaan Temuan
Pemaknaan temuan didasarkan pada hasil pengumpulan data yang
dilakukan peneliti melalui angket minat baca, wawancara, dan studi dokumen.
Temuan dalam penelitian ini meliputi minat baca siswa kelas V SD Negeri Gugus
Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang, hasil belajar IPS siswa kelas V
SD Negeri di Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang, dan
hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS Kelas V SD Negeri di
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang. Secara lengkap
pembahasan hasil analisis dan pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut.
a. Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan
Mijen Kota Semarang.
Proses belajar yang efektif salah satunya adalah membaca. Kegiatan
membaca yang dilakukan oleh seseorang sangat ditentukan oleh minat baca.
Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24) menyatakan bahwa minat membaca
merupakan kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik
dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau membaca dengan
kemauan sendiri.
90
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, secara keseluruhan minat baca siswa
kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
termasuk kategori tinggi. Minat baca siswa yang tinggi telah memenuhi indikator-
indikator yang digunakan dalam penelitian yaitu kesenangan membaca, dorongan
untuk membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi dan ketersediaan
waktu untuk membaca, dan kuantitas sumber bacaan.
Apabila dilihat pada setiap indikator, indikator kesenangan membaca
kategori tinggi ditunjukkan dengan siswa mempunyai perhatian yang tinggi dan
lebih sering merasa senang terhadap kegiatan membaca. Hasil penelitian tersebut
sesuai dengan pendapat Sobur (2013:246), bahwa minat atau keinginan ini erat
kaitannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian yang ada akan
menimbulkan kehendak pada seseorang. Kehendak atau kemauan tersebut
berhubungan erat dengan kondisi fisik seseorang yaitu keadaan sakit, lelah, lesu,
atau sehat dan segar, selain itu erat hubungannya pula dengan kondisi psikis
seperti senang, tidak senang, tegang, bergairah, dan seterusnya. Siswa yang
memiliki minat terhadap kegitana membaca cenderung memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap kegiatan membaca dengan perasaan senang.
Indikator dorongan untuk membaca termasuk kategori sangat tinggi
ditunjukkan dengan siswa selalu mempunyai keinginan untuk membaca dan selalu
mengunjungi perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan pendapat Purwanto (2012:116) bahwa minat membaca
merupakan disposisi yang tidak tampak tapi dapat ditafsirkan dari perilaku yang
91
tampak yaitu: mengunjungi perpustakaan, belanja buku, jumlah buku koleksi
pribadi, jumlah jam membaca tiap hari dan sebagainya.
Indikator kesadaran akan manfaat membaca termasuk kategori sangat
tinggi ditunjukka dengan siswa selalu menyadari pentingnya membaca dan
manfaat yang diperoleh dari membaca. Sesuai dengan pendapat Edward Kimman
(dalam Dalman 2014:145) bahwa membaca dilakukan karena dorongan oleh
kebutuhan untuk memperoleh informasi seperti membaca majalah, koran, buku,
ilmu pengetahuan lainnya dan kebutuhan dalam hidup yang mengangap bacaan
sebagai penunjang dalam hidup.
Indikator frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca dalam kategori
tinggi ditunjukkan dengan siswa sering membaca baik waktu belajar dan setiap
waktu luang. Hasil penelitian tersebut, sesuai dengan pendapat Tarigan
(2008:108) bahwa usaha yang paling efisien untuk mengetahui segala kejadian
penting di dunia modern sekarang ini adalah dengan membaca, sehingga
menyediakan waktu untuk membaca akan meningkatkan minat baca anak.
Dalman (2013:144) juga menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai minat
baca, akan banyak melakukan kegiatan membaca.
Indikator kuantitas sumber bacaan termasuk dalam kategori tinggi
ditunjukkan dengan siswa selalu membaca bacaan yang variatif dan mempunyai
koleksi buku bacaan yang banyak. Hasil penelitian terebut, sesuai dengan
pendapat Dalman (2013:144) bahwa orang yang memiliki minat baca akan
berusaha membaca bacaan yang variatif artinya tidak hanya membaca bacaan
yang dibutuhkan dan dianggap penting.
92
Data ini didukung dengan hasil wawancara guru dan siswa yang
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa senang dan tertarik dengan kegiatan
membaca baik dalam proses belajar mengajar di dalam kelas maupun kegiatan
membaca yang dilakukan diluar kelas, guru mengharuskan siswa membaca dan
meminjam buku dari perpustakaan pada saat jadwal kunjungan perpustakaan
untuk meningkatkan minat baca siswa, siswa yang mempunyai minat baca tinggi
rata-rata dimiliki oleh anak yang memperoleh hasil belajar yang baik dikelasnya,
siswa yang mempunyai minat baca yang sangat tinggi sangat senang dan tertarik
dengan kegiatan membaca, rajin membaca dan meminjam buku diperpustakaan,
memperoleh banyak informasi dan pengetahuan yang baru dan memperoleh nilai
di kelas yang sangat baik, selalu mengisi waktu luang dengan membaca,
mempunyai banyak koleksi buku dirumah yang dibelikan oleh orang tua atau
uang tabungan sendiri, siswa yang mempunyai minat baca yang tinggi senang
dan tertarik dengan kegiatan membaca, siswa sering membaca karena keinginan
sendiri, siswa sering membaca dan meminjam buku di perpustakaan, dan
memperoleh nilai hasil belajar yang termasuk kategori baik, siswa yang
mempunyai minat baca yang tinggi kurang senang dan tertarik dengan kegiatan
membaca, kadang-kadang membaca karena ajakan orang lain, pada saat
kunjungan pepustakaan kadang-kadang membaca dan meminjam buku, tidak
mempunyai koleksi buku dirumah, dan memperoleh nilai hasil belajar yang
termasuk kategori cukup.
Hal tersebut sesuai dengan dengan pendapat Rahim (2011:28) yang
menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
93
diwujudkan dalam kesediannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri, sehingga siswa mempunyai motivasi
tinggi terhadap kegiatan membaca akan mempunyai tinggi minat yang tinggi pula
terhadap kegiatan membaca. Dalman (2103:142) yang menyatakan bahwa anak
sudah terbiasa membaca akan gemar membaca menjadikan kegiatan membaca
suatu kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa membaca.,Minat baca mempunyai
peran penting dalam pembelajaran, karena minat membentuk kebiasaan anak
untuk membaca. Dengan membaca anak akan memperoleh informasi dan
memperluas cakarawala, khususnya dalam studi ilmu pengetahuan yang hampir
semuanya diperoleh dengan membaca (Sudarsana dan Bastiano 2010:4.25).
b. Hasil Belajar IPS Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan
Mijen Kota Semarang
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
melakukan aktivitas pembelajaran yang diwujudkan dengan tiga aspek
kemampuan yaitu kemampuan dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar sebagai salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran siswa
sekaligus untuk menilai kualitas sistem pendidikan yang diterapakan pada
umumnya. Susanto (2013:138) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
yang sering disingkat dengan IPS adalah pengetahuan yang mengkaji berbagai
disiplin ilmu sosial dan humoria serta kegiatan dasar manusia yang dikemas
secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam
kepada siswa, khususnya ditingkat dasar dan menengah. Hasil Belajar IPS adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas pembelajaran pada
94
mata pelajaran IPS yang diwujudkan dengan tiga aspek kemampuan yaitu
kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar IPS bertujuan
untuk menunjukkan penguasaan wawasan dan pemahaman siswa untuk
mengembangkan potensinya agar peka terhadap masalah sosial di masyarakat
nantinya, sehingga hasil belajar IPS sangat berperan penting dalam keberhasilan
proses pendidikan.
Hasil belajar IPS bersumber dari nilai rapor mata pelajaran IPS siswa kelas
V semester II tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam
penelitian ini nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah 98, sedangkan nilai
minimum yang diperoleh siswa adalah 65. Siswa yang memperoleh hasil belajar
IPS dengan kategori sangat baik sebanyak 34 siswa (34%) yaitu memiliki skor 80-
100, sebanyak 61 siswa (61%) memperoleh hasil belajar IPS dengan kategori baik
yaitu memiliki skor 66-79, dan sebanyak 5 siswa (5%) memperoleh hasil belajar
IPS dalam kategori cukup yaitu memiliki skor 56-65. Rata-rata siswa kelas V SD
Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang memperoleh hasil belajar IPS yang
termasuk kategori yang baik.
c. Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS Kelas V SD Negeri
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang
Hasil penelitian mengenai hubungan antara minat baca dengan hasil
belajar IPS kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota
Semarang yang dianalisis menggunakan rumus product moment berbantuan SPSS
versi 22, dengan jumlah sampel 100 memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,633
dan nilai signifikansi 0,00. Nilai r tabel dengan jumlah populasi 100 siswa adalah
95
0,195 pada taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel (rhitung 0,633 > rtabel 0,195),
berarti terdapat hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS. Nilai
signifikansi yang diperoleh yaitu 0,00 < 0,05, menunjukkan jika hubungan yang
antara minat baca dengan hasil belajar IPS adalah signifikan.
Hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS berada pada kategori
hubungan yang kuat dan signifikan. Hubungan yang signifikan mengandung arti
bahwa semakin tinggi minat baca siswa maka semakin baik hasil belajar IPS yang
diperoleh. Jika dirinci, terdapat 40 siswa yang mempunyai minat baca tinggi
memperoleh hasil belajar IPS yang baik, sedangkan 11 siswa yang mempunyai
minat baca tinggi memperoleh hasil belajar yang sangat baik. Persentase
hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS yaitu 40,06%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa 40,06% hasil belajar IPS dipengaruhi oleh minat baca,
sedangkan sisanya yaitu 59,94% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji
dalam penelitian ini.
Hubungan signifikan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan perhatian
dan rasa senang siswa terhadap kegiatan membaca yang tinggi, dorongan untuk
membaca dan kesadaran akan manfaat membaca yang tinggi, frekuensi dan
ketersediaan waktu untuk membaca, dan kuantitas sumber bacaan yang tinggi
pula. Adanya perhatian dan rasa senang terhadap kegiatan membaca akan
menimbulkan dorongan dalam diri siswa untuk membaca sumber bacaan yang
berkaitan dengan mata pelajaran IPS. Siswa juga menyadari tentang pentingnya
kegiatan membaca dan manfaat yang diperoleh setelah membaca akan membuat
siswa selalu membaca dan memilih sumber bacaan yang variatif, sehingga
96
membaca sudah menjadi kebiasaan bagi siswa termasuk membaca sumber bacaan
yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS.
Hal tersebut sesusai dengan pendapat Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24)
bahwa membaca mempunyai arti penting dalam mencari informasi dan
memperluas cakarwala pengetahuan, khususnya dalam studi ilmu pengetahuan
yang hampir semuanya diperoleh dengan membaca. Namun, aktivitas membaca
yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi minatnya terhadap aktivitas tersebut
yang disebut minat baca.
Seseorang yang mempunyai minat baca, akan merasa tertarik terhadap
kegiatan membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Siswa yang mempunyai
minat dan perhatian yang tinggi terhadap suatu bacaan dapat dipastikan akan
memperoleh pemahaman yang lebih baik terkait apa yang dibacanya, sehingga
secara tidak langsung berpengaruh pada pengetahuan yang diperoleh. Pemahaman
pada materi pelajaran yang diperoleh akan berdampak langsung pada hasil belajar
yang diperoleh siswa.
Adanya minat membaca yang tinggi terhadap segala bidang pengetahuan,
terutama bacaan yang berhubungan dengan bidang studi pengetahuan sosial, maka
makin mudah bagi siswa untuk menguasai segala bidang pengetahuan tersebut.
Susanto (2013:148) menyatakan bahwa berkaitan dengan kegiatan belajar, minat
tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, oleh karena
itu minat baca sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan belajar
siswa.
97
Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri
Gilang Rahayu tahun 2015 berjudul “Pengaruh Minat Baca Terhadap Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas V SD Se-Gugus II Kasihan Bantul Tahun Ajaran
2014/2015”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan minat baca siswa terhadap prestasi belajar IPS kelas V SD se-gugus 2
kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, (F= 0,738, P= 0,834), artinya semakin
rendah minat baca akan semakain rendah pula prestasi belajar IPS siswa.
Sebaliknya semakin tinggi minat baca siswa maka semakin rendah pula prestasi
belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dibutuhkan peran penting
pihak sekolah dalam meningkatkan minat baca dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar IPS melaui berbagai program kegiatan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Tri Apriyati, dkk tahun 2011 berjudul,
“Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat Membaca terhadap Hasil Belajar
Bahasa Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar bahasa Indonesia, hubungan
antara minat membaca terhadap hasil belajar bahasa Indonesia, dan hubungan
antara perhatian orang tua dan minat membaca terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh yang signifikan
antara perhatian orang tua terhadap hasil belaar bahasa Indonesia sebesar 43,92%;
(2) ada pengaruh yang signifikan minat baca terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia sebesar 34,22%; (3) ada pengaruh yang signifikan antara perhatian
orang tua dan minat membaca secara bersama-sama terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia sebesar 78,15%.
98
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Implikasi hasil penelitian,
yaitu (1) implikasi teoritis; (2) implikasi praktis; (3) impliklasi pedagogis. Secara
lebih rinci implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
4.2.2.1 Implikasi Teoretis
Hasil penelitian secara teoritis membuktikan bahwa ada hubungan antara
minat baca dengan hasil belajar IPS. Semakin tinggi minat baca yang
dimiliki siswa, akan semakin tinggi pula hasil belajar IPS yang diperoleh.
Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya mengenai minat baca dan hasil belajar IPS.
4.2.2.2 Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan acuan bagi guru untuk lebih memperhatikan kebutuhan
siswa untuk membaca serta mampu meningkatkan minat baca dan hasil
belajar IPS siswa.
4.2.2.3 Implikasi Pedagogis
Hasil penelitian yang didapatkan dan setelah mengetahui hubungan
antara minat baca dengan hasil belajar IPS, maka dapat dilakukan upaya
untuk meningkatkan minat baca siswa oleh guru maupun pihak sekolah.
Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas untuk mendukung kegiatan
membaca dengan menyediakan perpustakaan dengan buku-buku yang
sesuai dengan usia siswanya agar lebih senang dengan kegiatan
membaca. Guru dapat merubah mekanisme proses pembelajaran menuju
99
membaca sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat, sehingga hasil
belajar yang diperoleh semakin baik, khususnya hasil belajar pada mata
pelajaran IPS. Guru juga dapat berhubungan langsung dengan orang tua
siswa terkait kebutuhan membaca siswa tersebut.
100
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:
a. Ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi 0,633 pada tingkat hubungan
yang kuat.
b. Hubungan minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di
Kecamatan Mijen Kota Semarang sebesar 40,06%. Hal ini menunjukkan
bahwa 40,06% hasil belajar IPS siswa dipengaruhi oleh minat baca.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diberikan saran, bagi:
a. Sekolah, hendaknya pihak sekolah dapat mengembangkan fasilitas
perpustakaan yang ada dengan menambah jam kunjungan perpustakaan untuk
siswa dan menambah koleksi buku yang lebih menarik.
b. Guru, hendaknya guru dapat menciptakan pembelajaran yang dapat
meningkatkan minat baca siswa dan memberikan motivasi kepada siswa untuk
membiasakan diri dengan kegiatan membaca, khusunya pada pembelajaran
IPS.
101
c. Siswa, hendaknya siswa menambah intensitas membaca baik di sekolah
maupun di rumah dengan membuat jadwal kegiatan membaca, menyisihkan
uang sakunya untuk menambah koleksi buku yang dapat menunjang
keberhasilan belajar.
102
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Literasi Membaca Melalui Studi
Internasional PIRLS 2011. 2011. Pusat Penilaian Badan Penelitian
Kemendikbud.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2. Jakarta:
Bumi Aksara.
Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Perss.
Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya
Endarwati. 2013. “Hubungan Antara Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata
dengan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VI SD Negeri Gugus
Diponegoro Batuwarno Wonogiri”. Jurnal Pendidikan, Volume 22, No. 3.
Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta.
Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Haryadi, 2012. Dasar-dasar Membaca Bermuatan Berpikir Kreatif dan
Pendidikan Karakter. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Hidayat, Hery dan Siti Aisah. 2013.“Read Interest Co-Relational With Student
Study Performance In IPS Subject Grade IV (Four) In State Elementary
School 1 Pagerwangi Lembang”.Internasional Journal of Scientific dan
Technology Research. Volume 2, Issue 1, ISSN 2277-8616.
Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Dirjendikti
Depdiknas.
Huda, Miftahul. 2014. Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
103
Khairuddin , Zunira. 2013. “A Study of Students’ Reading Interests in a Second
Language”. Internasional Education Studies, Vol.6, No.11, ISSN 1913-
9020.
Musfiqon. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). 2007. Depdiknas Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum.
Nurdin. 2011. “Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas dan Sumber Belajar
Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung
”. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8, Nomor 1.
Nursalina, Ade Irma dan Tri Esti Budiningsih. 2014. “Hubungan Motivasi
Berprestasi Dengan Minat Membaca Pada Anak”. Educational
Psychology Journal, Vol. 1, No.3 ISSN 2252-634X.
OEDC. 2012. Pisa Result. OEDC.
Poerwanti,dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Depdiknas.
Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data . Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Purwanto. 2012. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rahayu, Sri Gilang. 2015. “Pengaruh Minat Baca terhadap Prestasi Belajar IPS
Siswa Kelas V SD Se-Gugus II Kasihan Bantul Tahun Ajaran
2014/2015”.
Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rifai, dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang : Pusat Pengembangan MKU-
MKDK UNNES 2012.
Romafi dan Tadkiroatun Musfiroh. 2015. “Hubungan Minat Membaca, Fasilitas
Orang Tua, dan Pemberian Tugas Membaca dengan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa”. LingTera, Vol.2, No. 2 ISSN : 2477-1961.
Samsu, Somadayo, dkk. 2013. “The Effect of Learning Model DRTA (Directed
Reading Thinking Activity) Toward Student’s Reading Comprehension
Ability Seeing from Their Reading Interest”. Journal Education Practice,
Vol.4, No.8 ISSN 2222-1735.
104
Sapriya. 2015. Pendidikan IPS. Bandung: PT remaja Rosdakarya Offset
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sobur, Alex. 2013. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka
Setia.
Soewarso dan Susila. 2010. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Salatiga: Widya
Sari Press Salatiga.
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. 2006. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan
Sudarsana,Undang dan Bastiano. 2010. Pembinaan Minat Baca. Jakarta :
Universitas Negeri Terbuka.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukoyo, Joko. 2013. “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Minat Membaca
dengan Kemampuan Menulis Eksposisi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unnes”. Vol.11, No.1, ISSN 1829-
9342
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Taneo, Silvester Petrus dkk, 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
105
Tri Apriyati, dkk. 2011. “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat membaca
terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia”.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2011. Jakarta: Diperbanyak oleh Sinar Grafika.
Yulia, Anna. 2005. Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
106
Lampiran 1
KISI-KISI ANGKET UJI COBA
MINAT BACA
Indikator Deskriptor Nomor Butir Jumlah
Butir
1. Kesenangan
membaca
Perhatian siswa terhadap kegiatan
membaca
1,2,3,4,5 5
Kondisi psikis siswa terhadap kegiatan
membaca
6,7,8 3
2. Dorongan untuk
membaca
Keinginan untuk membaca 9,10,11,12,13 7
pemanfaatan fasilitas penunjang
kegiatan membaca di sekolah
14,15,16,17,18 3
3. Kesadaran akan
manfaat
membaca
Kesadaran pentingnya kegiatan
membaca
19,20,21,22 5
Kesadaran akan manfaat yang
diperoleh dari membaca
23,24,25,26 3
4. Frekuensi
membaca dan
ketersediaan
waktu untuk
membaca
waktu yang digunakan untuk
membaca
28,29,30,31 4
Kegiatan membaca pada waktu luang 27,32,33,34 4
5. Kuantitas
sumber bacaan
Jumlah sumber bacaan yang dimiliki 35,36,38 3
Sumber bacaan yang variatif 37,39,40 3
Jumlah Buitr Soal 40
107
Lampiran 2
ANGKET UJI COBA
MINAT BACA
Petunjuk pengisian angket :
a. Tulislah identitas pada kolom yang tersedia.
b. Bacalah setiap pernyataan secara teliti.
c. Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom pilihan diantara empat
pilihan di bawah ini yang sesuai dengan keadaan diri kalian sendiri saat ini
Pilihan jawaban:
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah
No PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
1 Saya membaca dengan kemauan sendiri
2 Saya suka membaca informasi dimana saja
3 Saya hanya suka membaca buku yang saya sukai
4 Pada saat belajar di rumah, saya membaca dengan
sungguh-sungguh
5 Saya suka membaca sumber bacaan apapun
6 Ketika sakit, saya malas untuk membaca
Sekolah :
Nama :
Nomor absen :
108
No PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
7 Saya senang membaca materi pelajaran IPS.
8 Saya merasa cepat bosan dan mengantuk pada saat
membaca materi pelajaran IPS.
9 Pada waktu di rumah, saya membaca supaya mendapat
pujian dari orangtua.
10 Orang tua sayan membelikan buku lain yang tidak
didapatkan dari sekolah.
11
Ketika ada perintah dari guru untuk membaca materi
yang ada di buku pelajaran, saya bermain-main sendiri
sebelum bacaan terselesaikan.
12 Saya hanya membaca jika ada perintah dari Bapak/Ibu
guru.
13 Sebelum materi pelajaran dijelaskan, saya membaca
terlebih dahulu di rumah.
14 Saya membaca buku karena ada temanmu yang
memberikan buku.
15 Saya berkunjung ke perpustakaan untuk membaca.
16 Saya menolak ajakan teman untuk membaca buku di
perpustakaan.
17 Pada saat kunjungan perpustakaan, saya hanya
membolak-balik buku .
18 Pada saat kunjungan perpustakaan, saya menganggu
teman yang sedang membaca buku.
19 Saya membaca buku setiap kali saya belajar.
20 Saya harus membaca buku untuk mendapatkan
informasi baru dalam bacaan.
21 Saya hanya membaca buku pelajaran pada waktu akan
ada ulangan.
109
No PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
22 Saya membaca buku untuk memperoleh nilai yang baik.
23 Saya lebih mudah menguasai materi pelajaran karena
rajin membaca buku pelajaran.
24 Saya memperoleh manfaat dari membaca buku.
25 Saya suka menceritakan kembali kepada orang lain
mengenai bacaan yang telah saya baca.
26 Membaca buku tidak memberikan manfaat bagi saya.
27 Saya mengisi waktu luang dengan kegiatan membaca.
28 Saya berkali-kali membaca dalam sehari.
29 Saya mempunyai jadwal untuk membaca.
30 Saya tidak ingin berlama-lama untuk membaca.
31 Pada hari libur,saya membaca buku jenis lain .
32 Saya waktu istirahat, saya lebih memilih bermain
daripada membaca buku.
33 Pada saat waktu luang di rumah, saya lebih memilih
tidur dari pada membaca buku.
34 Saya lebih tertarik menonton acara TV daripada
membaca buku.
35 Saya membaca berbagai jenis buku bacaan, baik itu
buku pelajaran, majalah,koran,novel, dll.
36 Saya menyisihkan uang saku untuk membeli buku.
37 Saya membeli jenis buku bacaan lain untuk menambah
koleksi buku yang saya punya.
38 Saya meminjam buku dari perpustakaan untuk
memnambah koleksi sumber bacaan.
39 setiap buku yang saya baca mempunyai isi bacaan
menarik.
40 Setiap buku yang saya baca menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
112
Lampiran 4
TABULASI DATA UJI COBA ANGKET MINAT BACA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 UC-1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 2 2 104
2 UC-2 4 4 3 2 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 2 125
3 UC-3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 120
4 UC-4 3 4 4 1 3 3 4 1 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 124
5 UC-5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 3 2 4 2 2 4 3 2 2 4 3 4 3 4 131
6 UC-6 4 3 3 2 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 130
7 UC-7 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 136
8 UC-8 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 130
9 UC-9 3 4 3 2 3 2 4 2 1 2 4 3 3 2 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 119
10 UC-10 3 4 3 1 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 136
11 UC-11 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 2 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 130
12 UC-12 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 114
13 UC-13 3 3 3 3 3 4 3 1 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 4 3 3 117
14 UC-14 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 142
15 UC-15 2 2 4 2 2 4 3 1 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 1 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 4 126
16 UC-16 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 111
17 UC-17 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 2 3 4 4 3 139
18 UC-18 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 138
19 UC-19 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 4 2 2 3 4 4 4 137
20 UC-20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4 1 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 136
21 UC-21 2 3 3 2 4 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 2 110
22 UC-22 2 4 4 2 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 128
23 UC-23 4 4 3 1 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 1 3 2 1 2 4 4 4 2 4 133
24 UC-24 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 141
25 UC-25 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 2 3 4 145
26 UC-26 3 3 3 1 3 4 3 2 1 2 3 1 4 2 3 3 3 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 1 2 2 2 2 3 2 2 3 111
27 UC-27 2 4 4 2 4 2 4 1 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 125
28 UC-28 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 149
29 UC-29 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 143
30 UC-30 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 117
31 UC-31 4 4 3 1 3 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 1 2 2 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 2 2 120
32 UC-32 3 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 4 2 3 114
33 UC-33 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 143
34 UC-34 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 140
35 UC-35 3 3 3 2 4 3 3 2 4 1 3 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 1 4 3 3 123
114 117 117 86 121 117 120 97 121 99 129 116 114 116 118 103 127 136 132 122 98 126 126 126 123 121 99 97 99 103 108 104 108 102 99 89 95 133 101 108
Butir SoalskorNo. Responden
113
Lampiran 5
HASIL UJI VALIDITAS
ANGKET UJI COBA MINAT BACA
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rxy 0,40265 0,36059 0,59200 0,23703 0,54488 0,53134 0,39979 0,53344 0,51204 0,28020
r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Keterangan VALID VALID VALID
TIDAK
VALID VALID VALID VALID VALID VALID
TIDAK
VALID
Nomor Soal 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rxy 0,3924 0,55561 0,19814 0,64743 0,37131 0,35795 0,39523 0,15490 0,51823 0,47360
r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Keterangan VALID VALID
TIDAK
VALID VALID VALID VALID VALID
TIDAK
VALID VALID VALID
Nomor Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Rxy 0,14512 0,35461 0,56578 0,61016 0,60244 0,15145 0,41178 0,45626 0,50811 0,20468
r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Keterangan
TIDAK
VALID VALID VALID VALID VALID
TIDAK
VALID VALID VALID VALID
TIDAK
VALID
Nomor Soal 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Rxy 0,14512 0,35653 0,38121 0,36939 0,59973 0,30386 0,35868 0,14448 0,35782 0,55578
r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Keterangan
TIDAK
VALID VALID VALID VALID VALID
TIDAK
VALID VALID
TIDAK
VALID VALID VALID
114
Lampiran 6
HASIL UJI RELIABILITAS
ANGKET UJI COBA MINAT BACA
VARIAN ITEM
Item 1 0,54958 Item 21 0,929412
Item 2 0,54958 Item 22 0,929412
Item 3 0,54958 Item 23 0,929412
Item 4 0,54958 Item 24 0,929412
Item 5 0,54958 Item 25 0,929412
Item 6 0,54958 Item 26 0,929412
Item 7 0,54958 Item 27 0,929412
Item 8 0,54958 Item 28 0,929412
Item 9 0,54958 Item 29 0,929412
Item 10 0,54958 Item 30 0,929412
Item 11 0,54958 Item 31 0,929412
Item 12 0,54958 Item 32 0,929412
Item 13 0,54958 Item 33 0,929412
Item 14 0,54958 Item 34 0,929412
Item 15 0,54958 Item 35 0,929412
Item 16 0,54958 Item 36 0,929412
Item 17 0,54958 Item 37 0,929412
Item 18 0,54958 Item 38 0,929412
Item 19 0,54958 Item 39 0,929412
Item 20 0,54958 Item 40 0,929412
JUMLAH
VARIAN ITEM 21,83025
JUMLAH
VARIAN TOTAL 135,6353
RELIABILITAS 0,860566
115
Lampiran 7
KISI-KISI ANGKET PENELITIAN
MINAT BACA
Indikator Deskriptor Nomor
Butir
Jumlah
Butir
1. Kesenangan
membaca
Perhatian siswa terhadap kegiatan
membaca
1,2,3,4 4
Kondisi psikis siswa terhadap kegiatan
membaca
5,6,7 3
2. Dorongan untuk
membaca
Keinginan untuk membaca 8,9,10 5
pemanfaatan fasilitas penunjang
kegiatan membaca di sekolah
11,12,13,14 2
3. Kesadaran akan
manfaat
membaca
Kesadaran pentingnya kegiatan
membaca
15,16,17, 4
Kesadaran akan manfaat yang
diperoleh dari membaca
18,19,20 2
4. Frekuensi
membaca dan
ketersediaan
waktu untuk
membaca
waktu yang digunakan untuk
membaca
21,22,23 3
Kegiatan membaca pada waktu luang 24,25,26 3
5. Kuantitas
sumber bacaan
Jumlah sumber bacaan yang dimiliki 27 1
Sumber bacaan yang variatif 28,29,30 3
Jumlah Buitr Soal 30
116
Lampiran 8
ANGKET PENELITIAN MINAT BACA
Petunjuk pengisian angket :
a. Tulislah identitas pada kolom yang tersedia.
b. Bacalah setiap pernyataan secara teliti.
c. Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom pilihan diantara empat pilihan
di bawah ini yang sesuai dengan keadaan diri kalian sendiri saat ini.
Pilihan jawaban:
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah
No PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
1 Saya membaca dengan kemauan sendiri
2 Saya suka membaca informasi dimana saja
3 Saya hanya suka membaca buku yang saya sukai
4 Saya suka membaca sumber bacaan apapun
5 Ketika sakit, saya malas untuk membaca
6 Saya senang membaca materi pelajaran IPS.
7 Saya merasa cepat bosan dan mengantuk pada saat
membaca materi pelajaran IPS.
Sekolah :
Nama :
Nomor absen :
117
No PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
8 Pada waktu di rumah, saya membaca supaya mendapat
pujian dari orangtua.
9 Ketika ada perintah dari guru untuk membaca materi
yang ada di buku pelajaran, saya bermain-main sendiri
sebelum bacaan terselesaikan.
10 Saya hanya membaca jika ada perintah dari Bapak/Ibu
guru.
11 Saya membaca buku karena ada temanmu yang
memberikan buku.
12 Saya berkunjung ke perpustakaan untuk membaca.
13 Saya menolak ajakan teman untuk membaca buku di
perpustakaan.
14 Pada saat kunjungan perpustakaan, saya hanya
membolak-balik buku.
15 Saya membaca buku setiap kali saya belajar.
16 Saya harus membaca buku untuk mendapatkan
informasi baru dalam bacaan.
17 Saya membaca buku untuk memperoleh nilai yang baik.
18 Saya lebih mudah menguasai materi pelajaran karena
rajin membaca buku pelajaran.
19 Saya memperoleh manfaat dari membaca buku.
20 Saya suka menceritakan kembali kepada orang lain
mengenai bacaan yang telah saya baca.
21 Saya mengisi waktu luang dengan kegiatan membaca.
22 Saya berkali-kali membaca dalam sehari.
23 Saya mempunyai jadwal untuk membaca.
118
No. PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
24 Pada waktu istirahat, saya lebih memilih bermain
daripada membaca buku.
25 Pada saat waktu luang di rumah, saya lebih memilih
tidur dari pada membaca buku.
26 Saya lebih tertarik menonton acara TV daripada
membaca buku.
27 Saya membaca berbagai jenis buku bacaan, baik itu
buku pelajaran, majalah,koran,novel, dll.
28 Saya membeli jenis buku bacaan lain untuk menambah
koleksi buku yang saya punya.
29 setiap buku yang saya baca mempunyai isi bacaan
menarik.
30 Setiap buku yang saya baca menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
121
Lampiran 10
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF MINAT BACA SISWA
KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN MIJEN KOTA SEMARANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 SP-1 2 3 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 2 2 4 2 1 2 1 3 4 2 2 2 4 4 86 73,5 tinggi
2 SP-5 2 2 3 3 3 3 1 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 4 1 3 2 1 3 4 82 70,08 tinggi
3 SP-6 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 104 88,88 sangat tinggi
4 SP-10 2 2 3 2 2 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 87 74,35 tinggi
5 SP-13 2 2 4 2 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 78 66,66 tinggi
6 SP-14 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 104 88,88 sangat tinggi
7 SP-16 2 2 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 3 2 1 2 2 1 3 3 3 2 2 4 4 83 70,9 tinggi8 SP-21 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 1 3 3 3 3 2 3 2 96 82,05 sangat tinggi
9 SP-23 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 98 83,76 sangat tinggi
10 SP-25 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 2 2 4 2 3 1 2 2 2 2 90 76,92 tinggi11 SP-28 2 2 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 1 4 4 3 2 1 3 2 82 70,08 tinggi12 SP-29 3 2 3 1 3 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 95 81,19 tinggi13 SP-31 3 3 4 2 4 4 1 1 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 89 76,08 tinggi14 SP-33 3 3 2 4 3 4 2 2 1 2 2 1 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 4 87 74,35 tinggi15 SP-35 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 99 84,61 sangat tinggi
16 SP-37 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 2 4 3 2 2 1 2 3 86 73,5 tinggi
17 SP-40 3 4 4 3 3 3 1 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 3 4 4 2 2 3 4 97 82,9 sangat tinggi
18 SP-42 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 4 1 3 2 1 3 4 82 70,05 tinggi
19 SP-44 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 98 83,76 sangat tinggi
20 SP-46 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 2 1 2 1 3 4 2 2 2 4 4 86 73,5 tinggi
21 SP-48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 84 71,79 tinggi
22 SP-50 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 106 90,58 sangat tinggi
23 SP-53 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 86 73,5 tinggi
24 SP-55 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 4 1 3 2 1 3 4 82 70,08 tinggi
25 SP-59 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 1 4 4 108 92,3 sangat tinggi
26 SP-63 2 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 90 76,92 tinggi
27 SP-64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 1 4 4 108 92,3 sangat tinggi
28 SP-66 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 89 76,06 tinggi
29 SP-69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 4 111 94,87 sangat tinggi
30 SP-70 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 89 76,06 tinggi
JUMLAH SKOR KETNo. Kode RespondenSkor Per Item
122
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
31 SP-72 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 98 83,76 sangat tinggi
32 SP-75 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 96 85,05 sangat tinggi
33 SP-76 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 84 71,8 tinggi
34 SP-78 2 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 90 76,92 tinggi
35 SP-79 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 92 78,63 tinggi
36 SP-84 3 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2 3 1 4 3 96 82,05 sangat tinggi
37 SP-86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 1 4 3 96 82,05 sangat tinggi
38 SP-88 2 3 4 4 2 4 3 1 2 4 1 3 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 85 72,64 tinggi
39 SP-92 2 3 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 1 2 3 89 76,06 tinggi
40 SP-94 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 4 2 3 2 4 3 4 80 68,37 tinggi
41 SP-96 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 94 80,34 tinggi
42 SP-98 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 105 89,74 sangat tinggi
43 SP-101 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 1 4 3 2 3 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 93 79,48 tinggi
44 SP-105 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 2 4 3 2 2 1 2 3 86 73,5 tinggi
45 SP-109 4 4 3 2 4 4 1 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 102 87,17 sangat tinggi
46 SP-110 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 111 94,87 sangat tinggi
47 SP-113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 115 98,29 sangat tinggi
48 SP-114 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 1 3 2 84 71,8 tinggi
49 SP-117 4 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 85 72,65 tinggi
50 SP-119 4 2 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2 3 4 98 83,76 sangat tinggi
51 SP-120 2 4 4 3 3 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 93 79,49 tinggi
52 SP-123 3 3 3 1 2 2 1 2 2 1 3 1 3 3 3 1 1 1 2 4 4 3 3 2 2 3 1 3 1 3 67 57,26 sedang
53 SP-126 2 3 1 4 3 1 1 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 77 65,81 tinggi
54 SP-127 2 2 4 4 2 4 3 4 4 3 1 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 89 76,06/ tinggi
55 SP-132 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 113 96,58 sangat tinggi
56 SP-136 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 3 1 3 3 3 1 1 1 2 4 4 3 3 2 2 3 1 3 1 3 68 58,12 sedang
57 SP-138 3 3 3 1 2 2 1 2 2 1 3 2 3 3 3 1 1 1 2 4 3 2 4 2 1 3 1 3 1 3 66 56,41 sedang
58 SP-139 2 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 3 4 100 85,47 sangat tinggi
59 SP-142 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 90 76,92 tinggi
60 SP-143 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 92 78,63 tinggi
61 SP-146 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 98 83,76 sangat tinggi
62 SP-149 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 97 82,9 sangat tinggi
63 SP-151 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 2 3 108 92,31 sangat tinggi
64 SP-154 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 94 80,34 tinggi
65 SP-156 3 2 2 4 3 1 1 1 4 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 4 86 73,5 tinggi
No. Kode RespondenSkor Per Item
JUMLAH SKOR KET
123
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
66 SP-158 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 114 97,43 sangat tinggi
67 SP-160 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 103 88,03 sangat tinggi
68 SP-163 3 3 3 3 3 1 2 4 4 3 3 2 1 4 4 4 3 4 4 3 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 80 68,37 tinggi
69 SP-166 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 4 3 2 4 2 3 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 75 64,1 tinggi
70 SP-167 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 113 96,58 sangat tinggi
71 SP-171 3 4 3 3 4 1 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 1 3 92 78,63 tinggi
72 SP-172 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 108 92,3 sangat tinggi
73 SP-174 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 99 84,61 sangat tinggi
74 SP-177 3 3 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 1 1 95 81,2 tinggi
75 SP-179 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 111 94,87 sangat tinggi
76 SP-182 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 105 89,74 sangat tinggi
77 SP-183 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 83 70,94 tinggi
78 SP-185 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 1 3 108 92,3 sangat tinggi
79 SP-187 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 109 93,16 sangat tinggi
80 SP-191 2 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 94 80,34 tinggi
81 SP-194 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 93 79,48 tinggi
82 SP-196 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 4 2 81 69,23 tinggi
83 SP-198 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 101 86,32 sangat tinggi
84 SP-203 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 1 4 3 98 83,76 sangat tinggi
85 SP-206 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 104 88,88 sangat tinggi
86 SP-207 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 117 100 sangat tinggi
87 SP-208 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 1 4 3 107 91,45 sangat tinggi
88 SP-211 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 100 85,47 sangat tinggi
89 SP-215 3 4 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 90 76,92 tinggi
90 SP-217 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 110 94,02 sangat tinggi
91 SP-220 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 113 96,58 sangat tinggi
92 SP-222 3 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 1 3 3 2 4 3 2 3 94 80,34 tinggi
93 SP-227 3 3 4 2 2 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 83 70,94 tinggi
94 SP-230 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 86 73,5 tinggi
95 SP-232 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 4 2 82 70,08 tinggi
96 SP-235 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 1 3 2 3 4 2 3 94 80,34 tinggi
97 SP-236 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 1 3 97 82,9 sangat tinggi
98 SP-237 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 2 4 3 4 4 112 95,72 sangat tinggi
99 SP-240 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 98 83,76 sangat tinggi
100 SP-241 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 99 84,61 sangat tinggi
9427
94,27 80,58 TINGGI
SKOR KET
JUMLAH
RATA-RATA
No. Kode RespondenSkor Per Item
JUMLAH
124
Lampiran 11
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF MINAT BACA PER INDIKATOR
SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN MIJEN KOTA
SEMARANG
Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria
1 SP-1 21 75 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 13 54,16 sedang 12 80 tinggi
2 SP-5 17 60,71 sedang 24 85,71 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 58,33 sedang 10 66,66 tinggi
3 SP-6 25 89,28 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 12 80 tinggi
4 SP-10 17 60,71 sedang 22 78,57 tinggi 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 10 66,666 tinggi
5 SP-13 19 67,86 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 14 58,33 sedang 13 54,16 sedang 9 60 sedang
6 SP-14 24 85,71 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 13 86,66 sangat tinggi
7 SP-16 19 67,86 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 15 62,5 sedang 14 58,33 sedang 12 80 tinggi
8 SP-21 24 85,71 sangat tinggi 27 96,43 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 14 58,33 sedang 10 66,66 tinggi
9 SP-23 25 89,28 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 17 70,83 tinggi 12 80 tinggi
10 SP-25 21 75 tinggi 25 89,28 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 14 58,33 sedang 8 53,33 sedang
11 SP-28 18 64,28 tinggi 26 92,83 sangat tinggi 14 58,33 sedang 16 66,66 tinggi 8 53,33 sedang
12 SP-29 18 64,28 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 12 80 tinggi
13 SP-31 21 75 tinggi 20 71,43 tinggi 22 91,66 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 9 60 sedang
14 SP-33 21 75 tinggi 13 46,43 sedang 22 91,66 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 93,33 sangat tinggi
15 SP-35 24 85,71 sangat tinggi 27 96,43 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 10 66,66 tinggi
16 SP-37 20 71,46 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 15 62,5 sedang 8 53,33 sedang
17 SP-40 21 75 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 11 73,33 tinggi
18 SP-42 18 64,28 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 58,33 sedang 10 66,66 tinggi
19 SP-44 21 75 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 14 58,33 sedang 13 86,66 sangat tinggi
20 SP-46 20 71,42 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 13 54,16 sedang 12 80 tinggi
21 SP-48 21 75 tinggi 20 71,43 tinggi 22 91,66 sangat tinggi 12 50 sedang 9 60 sedang
22 SP-50 24 85,71 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 10 66,66 tinggi
23 SP-53 22 78,57 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 14 58,33 sedang 15 62,5 sedang 9 60 sedang
24 SP-55 18 64,28 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 58,33 sedang 10 66,66 tinggi
25 SP-59 27 96,43 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 13 86,66 sangat tinggi
26 SP-63 18 64,28 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 15 62,5 sedang 9 60 sedang
27 SP-64 28 100 sangat tinggi 27 96,43 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 13 86,66 sangat tinggi
28 SP-66 24 85,71 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 13 54,16 sedang 17 70,83 tinggi 12 80 tinggi
29 SP-69 28 100 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 12 80 tinggi
30 SP-70 23 82,14 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 14 58,33 sedang 17 70,83 tinggi 12 80 tinggi
31 SP-72 26 92,86 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi
32 SP-75 26 92,86 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 9 60 sedang
33 SP-76 21 75 tinggi 20 71,43 tinggi 22 91,66 sangat tinggi 12 50 sedang 9 60 sedang
34 SP-78 18 64,28 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 15 62,5 sedang 9 60 sedang
35 SP-79 23 82,14 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 16 66,66 tinggi 10 66,66 tinggi
36 SP-84 23 82,14 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 13 54,16 sedang 11 73,33 tinggi
37 SP-86 28 100 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 18 75 tinggi 14 58,33 sedang 11 73,33 tinggi
38 SP-88 22 78,57 tinggi 16 57,14 sedang 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 9 60 sedang
39 SP-92 19 67,86 tinggi 27 96,43 sangat tinggi 18 75 tinggi 17 70,83 tinggi 8 53,33 sedang
40 SP-94 18 64,28 tinggi 20 71,423 tinggi 14 58,33 sedang 15 62,5 sedang 13 86,66 sangat tinggi
41 SP-96 23 82,14 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 15 62,5 sedang 10 66,66 tinggi
42 SP-98 26 92,86 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 93,33 sangat tinggi
43 SP-101 25 89,28 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 18 75 tinggi 18 75 tinggi 9 60 sedang
44 SP-105 20 71,43 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 15 62,5 sedang 8 53,33 sedang
45 SP-109 22 78,57 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 18 75 tinggi 14 93,33 sangat tinggi
Indikator 5No. Kode Responden
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
125
Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria
46 SP-110 27 96,43 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 13 86,66 sangat tinggi
47 SP-113 28 100 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi
48 SP-114 22 78,57 tinggi 28 100 sangat tinggi 14 58,33 sedang 16 66,66 tinggi 8 53,33 sedang
49 SP-117 17 60,71 sedang 24 85,71 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 15 62,5 sedang 12 80 tinggi
50 SP-119 18 64,28 tinggi 19 67,85 tinggi 24 100 sangat tinggi 18 75 tinggi 13 86,66 sangat tinggi
51 SP-120 22 78,57 tinggi 25 89,28 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 15 62,5 sedang 13 86,66 sangat tinggi
52 SP-123 15 53,57 sedang 23 82,14 sangat tinggi 12 50 sedang 17 70,83 tinggi 8 53,33 sedang
53 SP-126 15 53,57 sedang 15 53,57 sedang 23 95,83 sangat tinggi 9 37,5 rendah 7 46,66 sedang
54 SP-127 21 75 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 15 62,5 sedang 9 60 sedang
55 SP-132 27 96,43 sangat tinggi 22 78,57 tinggi 24 100 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 14 93,33 sangat tinggi
56 SP-136 15 53,57 sedang 27 96,43 sangat tinggi 12 50 sedang 15 62,5 sedang 8 53,33 sedang
57 SP-138 15 53,57 sedang 16 57,14 sedang 12 50 sedang 15 62,5 sedang 8 53,33 sedang
58 SP-139 24 85,71 sangat tinggi 16 57,14 sedang 24 100 sangat tinggi 15 62,5 sedang 15 100 sangat tinggi
59 SP-142 20 71,43 tinggi 22 78,57 tinggi 23 95,83 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi
60 SP-143 21 75 tinggi 20 71,43 tinggi 21 87,5 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 10 66,66 tinggi
61 SP-146 22 78,57 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 18 75 tinggi 12 80 tinggi
62 SP-149 21 75 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 10 66,66 tinggi
63 SP-151 26 92,86 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 10 66,66 tinggi
64 SP-154 21 75 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 23 95,8 sangat tinggi 14 58,33 sedang 13 86,66 sangat tinggi
65 SP-156 16 57,14 sedang 23 82,14 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 13 86,66 sangat tinggi
66 SP-158 27 96,43 sangat tinggi 17 60,71 sedang 24 100 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi
67 SP-160 25 89,28 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi
68 SP-163 18 64,28 tinggi 27 96,43 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 10 41,66 rendah 9 60 sedang
69 SP-166 17 60,71 sedang 21 75 tinggi 18 75 tinggi 13 54,16 sedang 10 66,66 tinggi
70 SP-167 28 100 sangat tinggi 17 60,71 sedang 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi
71 SP-171 20 71,43 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 9 60 sedang
72 SP-172 26 92,86 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi
73 SP-174 28 100 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 18 75 tinggi 21 87,5 sangat tinggi 10 66,6 tinggi
74 SP-177 21 75 tinggi 22 78,57 tinggi 21 87,5 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 9 60 sedang
75 SP-179 26 92,86 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi
76 SP-182 25 89,28 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 12 80 tinggi
77 SP-183 18 64,28 tinggi 25 89,286 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 13 54,16 sedang 10 66,66 tinggi
78 SP-185 26 92,86 sangat tinggi 22 78,57 tinggi 24 100 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 11 73,33 tinggi
79 SP-187 24 85,71 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 13 86,66 sangat tinggi
80 SP-191 17 60,71 sedang 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 10 66,6 tinggi
81 SP-194 20 71,43 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi
82 SP-196 14 50 sedang 24 85,71 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 13 54,16 sedang 11 73,33 tinggi
83 SP-198 25 89,28 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 12 80 tinggi
84 SP-203 23 82,14 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 18 75 tinggi 19 79,16 tinggi 11 73,33 tinggi
85 SP-206 26 92,86 sangat tinggi 27 96,43 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 18 75 tinggi 11 73,33 tinggi
86 SP-207 27 96,43 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi
87 SP-208 24 85,71 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 12 80 tinggi
88 SP-211 23 82,14 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 15 62,5 sedang 14 93,33 sangat tinggi
89 SP-215 20 71,43 tinggi 27 96,43 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 10 66,66 tinggi
90 SP-217 27 96,43 sangat tinggi 22 78,57 tinggi 24 100 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 14 93,33 sangat tinggi
91 SP-220 27 96,43 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 14 93,33 sangat tinggi
92 SP-222 23 82,14 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 14 58,33 sedang 12 80 tinggi
93 SP-227 20 71,43 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 15 62,5 sedang 10 66,66 tinggi
94 SP-230 22 78,57 tinggi 22 78,57 tinggi 18 75 tinggi 15 62,5 sedang 9 60 sedang
95 SP-232 24 85,71 sangat tinggi 22 78,57 tinggi 15 62,5 sedang 12 50 sedang 11 73,33 tinggi
96 SP-235 22 78,57 tinggi 20 71,43 tinggi 21 87,5 sangat tinggi 14 58,33 sedang 12 80 tinggi
97 SP-236 24 85,71 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi
98 SP-237 28 100 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 15 100 sangat tinggi
99 SP-240 21 75 tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 14 58,33 sedang 13 86,66 sangat tinggi
100 SP-241 25 89,28 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 16 66,66 tinggi 13 86,66 sangat tinggi
2211 2372 2081 1645 1116
22,11 78,96 tinggi 23,72 84,71 sangat tinggi 20,81 86,71 sangat tinggi 16,45 68,54 tinggi 11,16 74,4 tinggi
TOTAL
RATA-RATA
Indikator 5No. Kode Responden
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
126
Lampiran 12
KISI-KISI WAWANCARA GURU DAN SISWA
Indikator Nomor Butir
1. Kesenangan membaca 1,2
2. Dorongan untuk membaca 3,4
3. Kesadaran akan manfaat
membaca 5,6
4. Frekuensi membaca dan
ketersediaan waktu untuk
membaca
7,8
5. Kuantitas sumber bacaan 9,10
127
Lampiran 13
LEMBAR WAWANCARA GURU
Nama Sekolah :
Nama Guru Kelas :
Hari / Tanggal :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimanakah antusias siswa terhadap kegiatan
membaca yang ada di sekolah?
2. Bagaimanakah kondisi psikis yang terlihat dalam
diri siswa terhadap kegiatan membaca?
3. Bagaimanakah cara guru untuk mendorong
kegiatan membaca siswa?
4. Bagaimanakah fasilitas perpustakaan yang ada di
sekolah ini untuk menunjang miant baca siswa?
5. Apakah siswa menyadari tentang pentingnya
kegiatan membaca?
6. Bagaimanakah hubungan tentang minat baca
siswa dengan hasil belajar yang diperoleh
khususnya pada mata pelajaran IPS?
7. Apakah guru mempunyai metode pengajaran
khusus yang mampu menambah intensitas
membaca siswa?
8. Menurut anda, apakah kegiatan membaca menjadi
salah satu kegiatan yang dilakukan pada waktu
luang di sekolah?
9. Apakah guru pernah melakukan konfirmasi
kepada siswa terkait sumber bacaan yang dimilki?
10. Apakah siswa memiliki sumber bacaan yang
variatif?
128
Lampiran 14
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah :
Nama Siswa :
Hari / Tanggal :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu suka membaca karena
membaca sebagai kegiatan yang
menarik bagimu?
2. Hal apa yang kamu rasakan ketika
kamu sedang membaca?
3. Apakah aktivitas membaca yang
kamu lakukan atas keinginan sendiri?
4. Apa yang kamu ketika berkunjung ke
perpustakaan sekolah?
5. Apakah pentingnya kegiatan
membaca bagimu?
6. Manfaat apakah yang kamu dapatkan
setelah membaca?
7. Dalam sehari berapa lama kamu
membaca?
8. Apakah yang lakukan pada saat
waktu luang ?
9. Apakah kamu mempunyai koleksi
buku yang banyak ?
10. Apakah buku yang pernah kamu baca
hanya buku yang kamu butuhkan
saja?
131
Lampiran 16
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF DATA HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN MIJEN
SEMARANG
No. Kode
Responden Nilai Kategori
1 SP-1 79 baik
2 SP-5 77 baik
3 SP-6 83 sangat baik
4 SP-10 80 sangat baik
5 SP-13 70 baik
6 SP-14 83 sangat baik
7 SP-16 75 baik
8 SP-21 80 sangat baik
9 SP-23 78 baik
10 SP-25 76 baik
11 SP-28 75 baik
12 SP-29 81 sangat baik
13 SP-31 78 sangat baik
14 SP-33 70 baik
15 SP-35 80 sangat baik
16 SP-37 73 baik
17 SP-40 74 baik
18 SP-42 70 baik
19 SP-44 79 baik
20 SP-46 75 baik
21 SP-48 73 baik
22 SP-50 88 sangat baik
23 SP-53 79 baik
24 SP-55 73 baik
25 SP-59 84 sangat baik
26 SP-63 82 sangat baik
27 SP-64 83 sangat baik
28 SP-66 68 cukup
29 SP-69 79 baik
30 SP-70 70 baik
31 SP-72 70 baik
32 SP-75 72 baik
33 SP-76 75 baik
34 SP-78 75 baik
35 SP-79 77 baik
132
No. Kode
Responden Nilai Kategori
36 SP-84 70 baik
37 SP-86 70 baik
38 SP-88 68 cukup
39 SP-92 70 baik
40 SP-94 65 cukup
41 SP-96 65 cukup
42 SP-98 75 baik
43 SP-101 67 cukup
44 SP-105 77 baik
45 SP-109 82 sangat baik
46 SP-110 88 baik
47 SP-113 88 sangat baik
48 SP-114 67 cukup
49 SP-117 74 baik
50 SP-119 70 baik
51 SP-120 66 baik
52 SP-123 65 cukup
53 SP-126 68 cukup
54 SP-127 81 sangat baik
55 SP-132 73 baik
56 SP-136 65 cukup
57 SP-138 65 cukup
58 SP-139 70 baik
59 SP-142 76 baik
60 SP-143 78 baik
61 SP-146 92 sangat baik
62 SP-149 85 sangat baik
63 SP-151 80 sangat baik
64 SP-154 73 baik
65 SP-156 74 baik
66 SP-158 84 sangat baik
67 SP-160 80 sangat baik
68 SP-163 71 baik
69 SP-166 73 baik
70 SP-167 80 sangat baik
71 SP-171 70 baik
72 SP-172 94 sangat baik
73 SP-174 79 baik
74 SP-177 70 baik
75 SP-179 80 sangat baik
133
No. Kode
Responden Nilai Kategori
76 SP-182 72 baik
77 SP-183 85 sangat baik
78 SP-185 86 sangat baik
79 SP-187 81 sangat baik
80 SP-191 73 baik
81 SP-194 75 baik
82 SP-196 73 baik
83 SP-198 90 sangat baik
84 SP-203 70 baik
85 SP-206 90 sangat baik
86 SP-207 86 sangat baik
87 SP-208 81 sangat baik
88 SP-211 89 sangat baik
89 SP-215 78 baik
90 SP-217 86 sangat baik
91 SP-220 86 sangat baik
92 SP-222 72 baik
93 SP-227 72 baik
94 SP-230 78 baik
95 SP-232 67 cukup
96 SP-235 75 baik
97 SP-236 78 baik
98 SP-237 84 sangat baik
99 SP-240 80 sangat baik
100 SP-241 73 baik
RATA-RATA 76,52
KETERANGAN BAIK
134
Lampiran 17
DATA HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN HASIL
BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN
KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG
No. Skor Minat Baca Hasil Belajar IPS
Skor Kategori Nilai Kategori
1 SP-1 73,5 tinggi 79 baik
2 SP-5 70,08 tinggi 77 baik
3 SP-6 88,88 sangat tinggi 83 sangat baik
4 SP-10 74,35 tinggi 80 sangat baik
5 SP-13 66,66 tinggi 70 baik
6 SP-14 88,88 sangat tinggi 83 sangat baik
7 SP-16 70,9 tinggi 75 baik
8 SP-21 82,05 sangat tinggi 80 sangat baik
9 SP-23 83,76 sangat tinggi 78 baik
10 SP-25 76,92 tinggi 76 baik
11 SP-28 70,08 tinggi 75 baik
12 SP-29 81,19 tinggi 81 sangat baik
13 SP-31 76,08 tinggi 78 sangat baik
14 SP-33 74,35 tinggi 70 baik
15 SP-35 84,61 sangat tinggi 80 sangat baik
16 SP-37 73,5 tinggi 73 baik
17 SP-40 82,9 sangat tinggi 74 baik
18 SP-42 70,05 tinggi 70 baik
19 SP-44 83,76 sangat tinggi 79 baik
20 SP-46 73,5 tinggi 75 baik
21 SP-48 71,79 tinggi 73 baik
22 SP-50 90,58 sangat tinggi 88 sangat baik
23 SP-53 73,5 tinggi 79 baik
24 SP-55 70,08 tinggi 73 baik
25 SP-59 92,3 sangat tinggi 84 sangat baik
26 SP-63 76,92 tinggi 82 sangat baik
27 SP-64 92,3 sangat tinggi 83 sangat baik
28 SP-66 76,06 tinggi 68 cukup
29 SP-69 94,87 sangat tinggi 79 baik
30 SP-70 76,06 tinggi 70 baik
31 SP-72 83,76 sangat tinggi 70 baik
32 SP-75 85,05 sangat tinggi 72 baik
33 SP-76 71,8 tinggi 75 baik
34 SP-78 76,92 tinggi 75 baik
35 SP-79 78,63 tinggi 77 baik
135
No. Kode
Responden Minat Baca Hasil Belajar IPS
Skor Kategori Nilai Kategori
36 SP-84 82,05 sangat tinggi 70 baik
37 SP-86 82,05 sangat tinggi 70 baik
38 SP-88 72,64 tinggi 68 cukup
39 SP-92 76,06 tinggi 70 baik
40 SP-94 68,37 tinggi 65 cukup
41 SP-96 80,34 tinggi 65 cukup
42 SP-98 89,74 sangat tinggi 75 baik
43 SP-101 79,48 tinggi 67 cukup
44 SP-105 73,5 tinggi 77 baik
45 SP-109 87,17 sangat tinggi 82 sangat baik
46 SP-110 94,87 sangat tinggi 88 baik
47 SP-113 98,29 sangat tinggi 88 sangat baik
48 SP-114 71,8 tinggi 67 cukup
49 SP-117 72,65 tinggi 74 baik
50 SP-119 83,76 sangat tinggi 70 baik
51 SP-120 79,49 tinggi 66 baik
52 SP-123 57,26 sedang 65 cukup
53 SP-126 65,81 tinggi 68 cukup
54 SP-127 76,06/ tinggi 81 sangat baik
55 SP-132 96,58 sangat tinggi 73 baik
56 SP-136 58,12 sedang 65 cukup
57 SP-138 56,41 sedang 65 cukup
58 SP-139 85,47 sangat tinggi 70 baik
59 SP-142 76,92 tinggi 76 baik
60 SP-143 78,63 tinggi 78 baik
61 SP-146 83,76 sangat tinggi 92 sangat baik
62 SP-149 82,9 sangat tinggi 85 sangat baik
63 SP-151 92,31 sangat tinggi 80 sangat baik
64 SP-154 80,34 tinggi 73 baik
65 SP-156 73,5 tinggi 74 baik
66 SP-158 97,43 sangat tinggi 84 sangat baik
67 SP-160 88,03 sangat tinggi 80 sangat baik
68 SP-163 68,37 tinggi 71 baik
69 SP-166 64,1 tinggi 73 baik
70 SP-167 96,58 sangat tinggi 80 sangat baik
71 SP-171 78,63 tinggi 70 baik
72 SP-172 92,3 sangat tinggi 94 sangat baik
73 SP-174 84,61 sangat tinggi 79 baik
74 SP-177 81,2 tinggi 70 baik
75 SP-179 94,87 sangat tinggi 80 sangat baik
136
No. Kode
Responden
Minat Baca Hasil Belajar IPS
Skor Kategori Nilai Kategori
76 SP-182 89,74 sangat tinggi 72 baik
77 SP-183 70,94 tinggi 85 sangat baik
78 SP-185 92,3 sangat tinggi 86 sangat baik
79 SP-187 93,16 sangat tinggi 81 sangat baik
80 SP-191 80,34 tinggi 73 baik
81 SP-194 79,48 tinggi 75 baik
82 SP-196 69,23 tinggi 73 baik
83 SP-198 86,32 sangat tinggi 90 sangat baik
84 SP-203 83,76 sangat tinggi 70 baik
85 SP-206 88,88 sangat tinggi 90 sangat baik
86 SP-207 100 sangat tinggi 86 sangat baik
87 SP-208 91,45 sangat tinggi 81 sangat baik
88 SP-211 85,47 sangat tinggi 89 sangat baik
89 SP-215 76,92 tinggi 78 baik
90 SP-217 94,02 sangat tinggi 86 sangat baik
91 SP-220 96,58 sangat tinggi 86 sangat baik
92 SP-222 80,34 tinggi 72 baik
93 SP-227 70,94 tinggi 72 baik
94 SP-230 73,5 tinggi 78 baik
95 SP-232 70,08 tinggi 67 cukup
96 SP-235 80,34 tinggi 75 baik
97 SP-236 82,9 sangat tinggi 78 baik
98 SP-237 95,72 sangat tinggi 84 sangat baik
99 SP-240 83,76 sangat tinggi 80 sangat baik
100 SP-241 84,61 sangat tinggi 73 baik
RATA-RATA 80,58 76,52
KETERANGAN TINGGI BAIK
137
Lampiran 18
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat Baca Hasil Belajar IPS
N 100 100
Normal Parametersa,b
Mean 94,29 76,52
Std.
Deviation
11,150 6,829
Most Extreme
Differences
Absolute ,061 ,088
Positive ,061 ,088
Negative -,061 -,050
Kolmogorov-Smirnov Z ,614 ,881
Asymp. Sig. (2-tailed) ,845 ,420
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
138
Lampiran 19
HASIL UJI LINIERITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Hasil Belajar IPS *
Minat Baca
Between
Groups
(Combined) 2929,079 39 75,105 2,670 ,000
Linearity 1848,476 1 1848,476 65,70
9
,000
Deviation from
Linearity
1080,603 38 28,437 1,011 ,477
Within Groups 1687,881 60 28,131
Total 4616,960 99
139
Lampiran 20
HASIL UJI KORELASI
Correlations
Minat Baca Hasil Belajar IPS
Minat Baca
Pearson Correlation 1 ,633**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100 100
Hasil Belajar
IPS
Pearson Correlation ,633**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
140
Lampiran 21
DAFTAR RESPONDEN UJI COBA ANGKET MINAT BACA
No. Kode
Responden Nama Siswa Nama Sekolah
1 UC-1 AL SD Negeri Tambangan 01
2 UC-2 IE SD Negeri Tambangan 01
3 UC-3 SY. SD Negeri Tambangan 01
4 UC-4 YP SD Negeri Tambangan 01
5 UC-5 DR SD Negeri Tambangan 01
6 UC-6 AB SD Negeri Tambangan 01
7 UC-7 AM SD Negeri Tambangan 01
8 UC-8 AH SD Negeri Tambangan 01
9 UC-9 DP SD Negeri Tambangan 01
10 UC-10 DA SD Negeri Tambangan 01
11 UC-11 FZ SD Negeri Tambangan 01
12 UC-12 HP SD Negeri Tambangan 01
13 UC-13 HA SD Negeri Tambangan 01
14 UC-14 DA SD Negeri Tambangan 01
15 UC-15 IA SD Negeri Tambangan 01
16 UC-16 KF. SD Negeri Tambangan 01
17 UC-17 LA. SD Negeri Tambangan 01
18 UC-18 MB SD Negeri Tambangan 01
19 UC-19 MI SD Negeri Tambangan 01
20 UC-20 MZ SD Negeri Tambangan 01
21 UC-21 MS SD Negeri Tambangan 01
22 UC-22 NS SD Negeri Tambangan 01
23 UC-23 NT SD Negeri Tambangan 01
24 UC-24 PS SD Negeri Tambangan 01
25 UC-25 RA SD Negeri Tambangan 01
26 UC-26 RM SD Negeri Tambangan 01
27 UC-27 SM SD Negeri Tambangan 01
28 UC-28 SA SD Negeri Tambangan 01
29 UC-29 SF SD Negeri Tambangan 01
30 UC-30 SD SD Negeri Tambangan 01
31 UC-31 SA SD Negeri Tambangan 01
32 UC-32 SL SD Negeri Tambangan 01
33 UC-33 SR SD Negeri Tambangan 01
34 UC-34 TA SD Negeri Tambangan 01
35 UC-35 MA SD Negeri Tambangan 01
141
Lampiran 22
DAFTAR RESPONDEN SAMPEL PENELITIAN
No. Kode
Responden
Nama Asal Sekolah
1 SP-1 MA SD Negeri Wonoplembon 01
2 SP-5 AA SD Negeri Wonoplembon 01
3 SP-6 LW SD Negeri Wonoplembon 01
4 SP-10 RA SD Negeri Wonoplembon 01
5 SP-13 MP SD Negeri Wonoplembon 01
6 SP-14 IS SD Negeri Wonoplembon 01
7 SP-16 MA SD Negeri Wonoplembon 01
8 SP-21 EL SD Negeri Wonoplembon 01
9 SP-23 MH SD Negeri Wonoplembon 01
10 SP-25 AH SD Negeri Wonoplembon 01
11 SP-28 GA SD Negeri Wonoplembon 01
12 SP-29 NN SD Negeri Wonoplembon 01
13 SP-31 AD SD Negeri Wonoplembon 01
14 SP-33 RA SD Negeri Wonoplembon 01
15 SP-35 AN SD Negeri Wonoplembon 01
16 SP-37 WA SD Negeri Wonolopo 01
17 SP-40 RW SD Negeri Wonolopo 01
18 SP-42 AA SD Negeri Wonolopo 01
19 SP-44 DV SD Negeri Wonolopo 01
20 SP-46 IK SD Negeri Wonolopo 01
21 SP-48 YR SD Negeri Wonolopo 01
22 SP-50 AP SD Negeri Wonolopo 01
23 SP-53 AS SD Negeri Wonolopo 01
24 SP-55 AP SD Negeri Wonolopo 01
25 SP-59 AA SD Negeri Wonolopo 01
26 SP-63 CN SD Negeri Wonolopo 01
27 SP-64 CT SD Negeri Wonolopo 01
28 SP-66 DS SD Negeri Wonolopo 01
29 SP-69 DV SD Negeri Wonolopo 01
30 SP-70 DR SD Negeri Wonolopo 01
31 SP-72 FH SD Negeri Wonolopo 01
32 SP-75 GT SD Negeri Wonolopo 01
33 SP-76 IS SD Negeri Wonolopo 01
34 SP-78 MP SD Negeri Wonolopo 01
35 SP-79 MN SD Negeri Wonolopo 01
36 SP-84 TM SD Negeri Wonolopo 01
37 SP-86 TL SD Negeri Wonolopo 01
142
38 SP-88 SL SD Negeri Wonolopo 01
39 SP-92 MA SD Negeri Wonolopo 01
40 SP-94 NR SD Negeri Wonolopo 01
41 SP-96 RN SD Negeri Wonolopo 01
42 SP-98 PA SD Negeri Wonolopo 02
43 SP-101 AN SD Negeri Wonolopo 02
44 SP-105 AA SD Negeri Wonolopo 02
45 SP-109 AH SD Negeri Wonolopo 02
46 SP-110 DS SD Negeri Wonolopo 02
47 SP-113 DO SD Negeri Wonolopo 02
48 SP-114 FD SD Negeri Wonolopo 02
49 SP-117 KW SD Negeri Wonolopo 02
50 SP-119 LA SD Negeri Wonolopo 02
51 SP-120 Lk SD Negeri Wonolopo 02
52 SP-123 PM SD Negeri Wonolopo 02
53 SP-126 RB SD Negeri Wonolopo 02
54 SP-127 RI SD Negeri Wonolopo 02
55 SP-132 TP SD Negeri Wonolopo 02
56 SP-136 MR SD Negeri Wonolopo 02
57 SP-138 AF SD Negeri Wonolopo 02
58 SP-139 JF SD Negeri Wonolopo 02
59 SP-142 AW SD Negeri Wonolopo 03
60 SP-143 AR SD Negeri Wonolopo 03
61 SP-146 FH SD Negeri Wonolopo 03
62 SP-149 HF SD Negeri Wonolopo 03
63 SP-151 MA SD Negeri Wonolopo 03
64 SP-154 PD SD Negeri Wonolopo 03
65 SP-156 RB SD Negeri Wonolopo 03
66 SP-158 RS. SD Negeri Wonolopo 03
67 SP-160 SN SD Negeri Wonolopo 03
68 SP-163 NU SD Negeri Wonolopo 03
69 SP-166 AY SD Negeri Wonolopo 03
70 SP-167 RD SD Negeri Wonolopo 03
71 SP-171 SA SD Negeri Jatisari
72 SP-172 AG SD Negeri Jatisari
73 SP-174 AP SD Negeri Jatisari
74 SP-177 CV SD Negeri Jatisari
75 SP-179 KA SD Negeri Jatisari
76 SP-182 MT SD Negeri Jatisari
77 SP-183 MA SD Negeri Jatisari
78 SP-185 NN SD Negeri Jatisari
79 SP-187 NA SD Negeri Jatisari
80 SP-191 SA SD Negeri Jatisari
81 SP-194 VS SD Negeri Jatisari
143
82 SP-196 WA SD Negeri Jatisari
83 SP-198 GS SD Negeri Jatisari
84 SP-203 HU SD Negeri Jatisari
85 SP-206 MF SD Negeri Jatisari
86 SP-207 LA SD Negeri Jatisari
87 SP-208 CS SD Negeri Jatisari
88 SP-211 GK SD Negeri Jatisari
89 SP-215 KP SD Negeri Jatisari
90 SP-217 MI SD Negeri Jatisari
91 SP-220 NN SD Negeri Jatisari
92 SP-222 RA SD Negeri Jatisari
93 SP-227 CS SD Negeri Jatisari
94 SP-230 WT SD Negeri Jatisari
95 SP-232 DF SD Negeri Jatisari
96 SP-235 TR SD Negeri Jatisari
97 SP-236 NF SD Negeri Jatisari
98 SP-237 FN SD Negeri Jatisari
99 SP-240 BA SD Negeri Jatisari
100 SP-241 FI SD Negeri Jatisari
144
Lampiran 23
HASIL WAWANCARA PRA PENELITIAN
Nama Sekolah : SD Negeri Wonolopo 03
Nama Guru Kelas : Wiji Lestari, S.Pd.
Hari / Tanggal : Rabu, 02 Maret 2016
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimanakah hasil belajar
siswa berdasarkan data nilai
dari semester satu?
Secara keseluruhan semua mata pelajaran,
hasilnya siswa sudah cukup baik. Ada
beberapa siswa yang memang memperoleh
nilai kurang dari KKM dalam beberapa
mapel. Salah satunya mata pelajaran IPS ada
beberapa siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM.
2. Berkaitan dengan proses
pembelajaran di kelas, apakah
ada permasalahan-
permasalahan terkait dengan
aktivitas siswa dalam
pembelajaran?
Pembelajaran yang berlangsung di kelas
banyak ditemukan kendala seperti siswa yang
main sendiri, kurang memperhatikan, dan
sebagainya. Kaitanya dengan mata pelajaran
IPS yang menunjukkan beberapa siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM, memang
sangat terlihat bahwa ada sebagian kecil
siswa yang bermain-main sendiri ketika
mendapatkan perintah dari guru untuk
membaca materi pelajaran, kemauan
145
membaca siswa sangat kurang. Siswa yang
nilainya di atas KKM memiliki kemauan
untuk membaca sangat tinggi. Hal ini
berkaitan dengan adanya minat baca.
3. Metode apa yang digunakan
pada saat pembelajaran IPS?
Lebih kepada metode ceramah karena materi
IPS sangat butuh untuk dimaknai maka dari
itu guru terpusat untuk menjelaskan
4. Bagaimanakah fasilitas
perputakaan di sekolah?
Fasilitas perpustakaan di sekolah sudah
memadai dari berupa kelengkapan buku
bacaan yang ada di perpustakaan. Pada saat
kunjungan perpustakaan, ada siswa yang
membaca atau meminjam buku, ada yang
hanya membolak balik buku yang di pilih,
ada yang bermain-main sendiri.
158
Lampiran 27
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa membaca materi pelajaran
IPS
siswa senang melakukan aktivitas
membaca
Siswa membaca materi pelajaran
IPS
Siswa merespon pertanyaan guru
terkait materi pelajaran yang telah
dibaca