175
HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh JEANI NURDIANA SARI 1401412170 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN HASIL BELAJAR …lib.unnes.ac.id/24251/1/1401412170.pdf · skripsi berjudul “Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI

DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

JEANI NURDIANA SARI

1401412170

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

iii

iv

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Membangkitkan minat dan mengobarkan semangat adalah cara efektif untuk

melakukan pekerjaan dengan mudah dan sukses. (Tyron Edwards)

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT,

skripsi ini peneliti persembahkan untuk Ibu dan

Ayah tercinta (Ibu Supriyani dan Bapak Jamari),

terima kasih telah memberikan segala doa,

dukungan, dan nasihat yang selalu menyertai

langkahku.

vi

PRAKATA

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan

skripsi berjudul “Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS Siswa

Kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Semarang” dengan lancar.

Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik atas bantuan berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung, untuk

itu dengan hormat diucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu sampai selesai.

2. Prof. Dr. Fakhrudin, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan kesempatan izin penelitian.

3. Dra. Isa Ansori, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam memperlancar

penyelesaian skripsi ini.

4. Drs. A. Zaenal Abidin, M.Pd. Dosen Pembimbing Utama yang dengan sabar

memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dalam penulisan skripsi

ini.

5. Dra. Sri Susilaningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing Pendamping yang dengan

sabar memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dalam penulisan

skripsi ini.

6. Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji Utama yang telah bersedia

menguji skripsi dan memberikan masukan dalam dalam penulisan skripsi ini.

7. Segenap dosen jurusan PGSD FIP UNNES yang telah membekali ilmu yang

bermanfaat.

8. Bapak/Ibu Kepala SDN Tambangan 01, SDN Wonolopo 01, SDN Wonolopo

02, SDN Wonolopo 03, SDN Wonoplembon 01, SDN Jatisari yang telah

memberikan izin untuk penelitian.

vii

9. Guru Kelas V SDN Tambangan 01 dan seluruh guru Kelas V di SDN Gugus

Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang yang telah membantu

dalam melaksanakan penelitian.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dan pelaksanaan pembelajaran di SD.

Semarang, September 2016

Peneliti

viii

ABSTRAK

Sari, Jeani Nurdiana. 2016. Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar

IPS Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. H. A.

Zaenal Abidin, M.Pd. dan Dra. Sri Susilaningsih, S.Pd., M.Pd.

Salah satu proses belajar yang efektif adalah membaca. Kegiatan membaca

harus didasari dengan minat baca. Minat merupakan faktor yang sangat penting

dalam kegiatan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) adakah hubungan yang

signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di

Kecamatan Mijen Kota Semarang?, (2) Seberapa besar persentase hubungan

antara antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di

kecamatan Mijen Kota Semarang?. Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) untuk menguji

hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas

V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang, (2) untuk mengetahui seberapa

besar hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD

Negeri di kecamatan Mijen Kota Semarang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Sampel

penelitian yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Mijen

Semarang yang berjumlah 100 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik

proportionate random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan

angket/kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Pengujian hipotesis

menggunakan uji product moment dengan bantuan program SPSS versi 22.

Hasil penelitian menunjukkan besarnya nilai korelasi minat baca dan hasil

belajar IPS adalah 0,633 dengan tingkat korelasi kuat (rhitung 0,633 > rtabel 0,195).

Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat baca

dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota

Semarang. Besarnya persentase hubungan minat baca dan hasil belajar IPS yaitu

40,06%.

Simpulan penelitian ini, yaitu (1) ada hubungan yang signifikan antara

minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen

Kota Semarang, (2) Hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa

kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang sebesar 40,06%. Saran

penelitian ini, bagi: (1) guru, hendaknya memberikan motivasi siswa untuk

membiasakan diri dengan membaca, (2) siswa, hendaknya siswa menambah

intensitas membaca dengan membuat jadwal kegiatan membaca.

kata kunci: hasil belajar, hubungan, IPS, minat baca

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ....................................................................................... 9

2.1.1 Hakikat Minat Baca ........................................................................... 9

2.1.1.1 Pengertian Minat ................................................................................ 9

2.1.1.2 Ciri-ciri Minat .................................................................................... 11

2.1.1.3 Jenis-jenis Minat ................................................................................ 13

2.1.1.4 Pengertian Membaca .......................................................................... 12

2.1.1.5 Pengertian Minat Baca ....................................................................... 16

2.1.1.6 Faktor yang mempengaruhi Minat Baca ............................................ 17

2.1.1.7 Cara menumbuhkan Minat Baca ........................................................ 19

2.1.1.8 Indikator Pengukuran Minat Baca ..................................................... 23

2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ..................................................... 26

x

2.1.2.1 Pengertian Belajar .............................................................................. 26

2.1.2.2 Tujuan Belajar .................................................................................... 27

2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ........................................ 27

2.1.2.4 Pengertian Pembelajaran .................................................................... 29

2.1.2.5 Ciri-ciri Pembelajaran ........................................................................ 29

2.1.3 Hakikat Hasil Belajar ......................................................................... 30

2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar .................................................................... 30

2.1.3.2 Ranah Hasil Belajar ........................................................................... 32

2.1.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar .............................. 34

2.1.4 Hakikat IPS di SD .............................................................................. 35

2.1.4.1 Pengertian IPS .................................................................................... 35

2.1.4.2 Tujuan IPS ......................................................................................... 37

2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS ............................................................................ 38

2.1.4.4 Pembelajaran IPS di SD ..................................................................... 39

2.1.5 Hakikat Asesmen Pembelajaran ........................................................ 41

2.1.5.1 Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran ............................................... 41

2.1.5.2 Prinsip-prinsip Asesmen Pembelajaran ............................................. 42

2.1.5.3 Jenis-jenis Jenis Asesmen Pembelajaran ........................................... 43

2.1.5.4 Asesmen Pembelajaran IPS di SD ..................................................... 45

2.1.6 Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS ................... 48

2.2 Kajian Empiris ................................................................................... 49

2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 51

2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 54

3.2 Prosedur Penelitian ............................................................................ 54

3.3 Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian .............................................. 55

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 56

3.4.1 Populasi Penelitian ............................................................................. 56

3.4.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.......................................... 57

3.5 Variabel Penelitian ............................................................................. 59

xi

3.6 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 59

3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 60

3.8 Uji Coba Instrumen, Validitas , dan Reliabilitas ............................... 62

3.9 Analisis Data ...................................................................................... 67

3.9.1 Analisis Deskriptif ............................................................................. 67

3.9.2 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 73

4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ............................................ 73

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Minat Baca ........................................... 82

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar IPS .................................. 76

4.2.2 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 84

4.2.2.1 Uji Analisis Akhir .............................................................................. 86

4.3 Pembahasan........................................................................................ 89

4.3.1 Pemaknaan Temuan ........................................................................... 89

4.3.2 Implikasi Hasil Penelitian .................................................................. 98

4.3.2.1 Implikasi Teoretis .............................................................................. 98

4.3.2.2 Implikasi Praktis ................................................................................. 98

4.3.2.3 Implikasi Pedagogis ........................................................................... 99

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................ 100

5.2 Saran .................................................................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102

LAMPIRAN .................................................................................................... 106

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang............................................ 56

Tabel 3.2 Data Pengambilan Sampel Siswa Kelas V SD Negeri

Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang ...... 58

Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Item Instrumen ............................... 63

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Minat Baca.................................... 65

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Baca ................................ 67

Tabel 3.6 Kriteria Variabel Minat Baca ................................................... 68

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Hasil Belajar................................................. 69

Tabel 3.8 Kriteria Variabel Hasil Belajar IPS .......................................... 69

Tabel 3.9 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r .................... 66

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Minat Baca Siswa

Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan

Mijen Kota Semarang............................................................... 74

Tabel 4.2 Skor Rata-rata Per Indikator Minat Baca Siswa Kelas V

SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen

Kota Semarang ........................................................................ 76

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Indikator Kesenangan Membaca ............. 77

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Dorongan untuk Membaca ....... 78

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Kesadaran akan Manfaat

Membaca .................................................................................. 79

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Frekuensi dan Ketersediaan

Waktu untuk Membaca ............................................................ 80

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Kuantitas Sumber Bacaan ....... 81

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V

SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen

Kota Semarang .......................................................................... 82

xiii

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas................................................................. 84

Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas ................................................................... 86

Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi ..................................................................... 88

Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinasi .................................................... 89

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Desain Kerangka Berfikir .................................................... 53

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Variabel Minat Baca Siswa Kelas V

Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang .. 74

Gambar 4.2 Diagram Presentasi Minat Baca Siswa Kelas V Gugus

Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang ............. 75

Gambar 4.3 Diagram Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Siswa

Kelas V SD Negeri di Gugus Dwija Harapan Kecamatan

Mijen Kota Semarang .......................................................... 83

Gambar 4.4 Diagram Presentase Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V

SD Negeri di Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen

Kota Semarang .................................................................... 83

Gambar 4.5 Grafik Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas ..................... 85

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Uji Coba Minat Baca ............................. 106

Lampiran 2 Angket Uji Coba Minat Baca ............................................ 107

Lampiran 3 Lembar Angket Uji Coba Minat Baca Siswa .................... 110

Lampiran 4 Tabulasi Data Uji Coba Angket Minat Baca ..................... 112

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba Minat Baca ............. 113

Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Uji Coba Minat Baca .......... 114

Lampiran 7 Kisi-Kisi Angket Penelitian Minat Baca ........................... 115

Lampiran 8 Angket Penelitian Minat Baca ........................................... 116

Lampiran 9 Lembar Angket Penelitian Minat Baca Siswa .................... 119

Lampiran 10 Hasil Analisis Deskriptif Minat Baca Siswa Kelas V

SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen

Kota Semarang .................................................................. 121

Lampiran 11 Hasil Analisis Deskriptif Minat Baca Per Indikator

Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang ...................................... 124

Lampiran 12 Kisi-Kisi Wawancara Guru dan Siswa ............................... 126

Lampiran 13 Lembar Wawancara Guru ................................................... 127

Lampiran 14 Lembar Wawancara Siswa ................................................. 128

Lampiran 15 Lembar Hasil Wawancara Guru dan Siswa ........................ 129

Lampiran 16 Hasil Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang ...................................... 131

Lampiran 17 Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang ...................................... 134

Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas ........................................................... 137

Lampiran 19 Hasil Uji Linieritas ............................................................. 138

xvi

Lampiran 20 Hasil Uji Korelasi ............................................................... 139

Lampiran 21 Daftar Responden Uji Coba Angket Minat Baca ............... 140

Lampiran 22 Daftar Responden Sampel Penelitian ................................ 141

Lampiran 23 Hasil Wawancara Pra Penelitian ....................................... 144

Lampiran 24 Surat Keputusan.................................................................. 146

Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian ............................................................ 147

Lampiran 26 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian .......................... 153

Lampiran 27 Dokumentasi Penelitian ...................................................... 158

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas 2011:3).

Proses pendidikan di Indonesia tercakup dalam satu kesatuan yaitu

Pendidikan Nasional. Sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3

bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Sisdiknas 2011:7).

Pendidikan nasional salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan dasar

dan menengah. Sesuai UU nomor 20 tahun 2003 Bab X pasal 37 ayat 1 tentang

kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang salah satunya wajib memuat

Ilmu Pengetahuan Sosial. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek berikut: (1)

2

manusia, tempat, dan lingkungan; (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (3)

sistem sosial dan budaya; (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan (BSNP

2006:175-176).

Susanto (2013:148), pendidikan IPS di sekolah dasar bertujuan untuk

memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun

global untuk mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat serta mampu

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk berperan sebagai

anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Pendidikan IPS di SD

berlangsung melalui kegiatan pembelajaran yang mengarah pada hasil belajar.

Susanto (2013:5), hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa, yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai

hasil dari kegiatan belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat tercapai melalui

proses belajar yang efektif.

Proses belajar yang efektif diantaranya dilakukan dengan membaca. Hal

ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003

bab III pasal 4 ayat 8 tentang standar nasional pendidikan menjelaskan bahwa

perencanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya

membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Somadayo

(2011:4), membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta

memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Membaca

semakin penting dalam kehidupan masayarakat yang semakin kompleks karena

setiap aspek melibatkan kegiatan membaca.

3

Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan sosial dapat

dilakukan dengan memperbanyak frekuensi membaca. Pada dasarnya ilmu

pengetahuan sosial merupakan pelajaran yang dinamis dalam arti selalu

berkembang, sehingga mengharuskan siswa untuk mengikuti perkembangan

tersebut dengan memperbanyak membaca. Namun, kegiatan membaca yang

dilakukan oleh seseorang sangat ditentukan oleh minat yaitu minat baca.

Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24), minat membaca merupakan kekuatan

yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap

aktivitas membaca supaya mau membaca dengan kemauan sendiri. Anak yang

mempunyai minat dan perhatian yang tinggi terhadap suatu bacaan akan

memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bacaan yang terkait. Adanya

minat baca, akan membuat anak tertarik terhadap kegiatan membaca dan buku

bacaan. Anak yang sudah terbiasa membaca akan gemar membaca buku dan

menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa

membaca.

Kegiatan membaca yang dilakukan di sekolah merupakan suatu alat untuk

menguasai semua bahan pelajaran. Adanya minat membaca yang tinggi terhadap

segala bidang pengetahuan, terutama bacaan yang berhubungan dengan bidang

studi pengetahuan sosial, maka makin mudah bagi siswa untuk menguasai segala

bidang pengetahuan tersebut. Susanto (2013:148) menyatakan bahwa berkaitan

dengan kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa, oleh karena itu minat baca sangat berperan penting dalam

menunjang keberhasilan belajar siswa.

4

Kajian PIRLS (Progress in Internasional Reading Literacy Study) tahun

2011 tentang Studi Internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di

seluruh dunia yang disponsori oleh IEA menunjukkan bahwa rata-rata anak

Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah dari 45 negara di dunia. Kajian

PIRLS ini menempatkan siswa Indonesia dengan skor 51,7, dibawah Filipina

(skor 52,6); Thailand (skor 65,1); Singapura (74,0); dan Hongkong (skor 75,5).

Kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah

yaitu 30% saja dari materi bacaan karena mereka mengalami kesulitan dalam

menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman dan penalaran (Pusat

Penilaian Badan Penelitian Kemendikbud).

Berdasarkan Naskah Akademik Kajian Kurikulum mata pelajaran IPS

(BSNP 2007:5-7), ditemukan beberapa permasalahan pelaksanaan standart isi

mata pelajaran IPS seperti guru masih berorientasi pada buku teks, alokasi waktu

yang diberikan cukup singkat sedangkan materi yang harus diberikan cukup

banyak, sumber belajar yang masih kurang, dan lain-lain. Hal ini didukung

dengan hasil laporan PISA (Programme for International Student Assessment)

tahun 2012 menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi siswa Indonesia berada

signifikan di bawah rata-rata internasional. Indonesia berada pada peringkat 64

dari 65 negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar di Indonesia

lebih rendah dibanding negara lain, termasuk mata pelajaran IPS.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SD Negeri Gugus Dwija

Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang yaitu SD Negeri Wonoplembon 01,

SD Negeri Wonolopo 01, SD Negeri Wonolopo 02, SD Negeri Wonolopo 03, dan

5

SD Negeri Jatisari menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas V mempunyai minat

baca yang berbeda-beda. Hal tersebut ditunjukkan dengan kegiatan membaca

siswa yang dilakukan di sekolah. Sebagain besar siswa masih ada yang bermain-

main sendiri ketika mendapatkan perintah dari guru untuk membaca materi

pelajaran yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sosial. Ada beberapa siswa

yang mau membaca materi pelajaran, ketika hari berikutnya ada ulangan harian

SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang sudah

dilengkapi fasilitas perpustakaan yang memadai meliputi kelengkapan buku

bacaan. Pada saat kunjungan perpustakaan, ada siswa yang membaca atau

meminjam buku, ada yang hanya membolak balik buku yang di pilih, ada yang

bermain-main sendiri.

Diduga perbedaan minat baca siswa akan berpengaruh pada hasil belajar

siswa, yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sosial. Dilihat dari nilai ulangan

akhir semester satu mata pelajaran IPS, terdapat 92 siswa (37,8%) masih belum

memenuhi KKM (67) dan sisanya 151 siswa (62,2%) mendapatkan nilai diatas

KKM. Hasil belajar IPS tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup besar antara

siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dan siswa yang mendapatkan nilai di

bawah KKM. Mengingat pentingnya peranan minat baca dalam kegiatan belajar,

maka harus dilakukan peningkatan minat baca untuk menunjang keberhasilan

belajar siswa.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Ade Irma Nursalina dan Tri Esti

Budiningsih tahun 2014, berjudul “Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Minat

Membaca Pada Anak”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang

6

positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan minat membaca pada

anak kelas V SD Negeri 1 Doplang. Tingginya motivasi berprestasi siswa diikuti

dengan tingginya minat membaca pada anak tersebut dan sebaliknya. Tingkat

motivasi berprestasi siswa berada pada kriteria rendah yaitu sebesar 53,1% dan

tingkat minat membaca berada pada kriteria rendah yaitu 56,2%.

Penelitian lain dilakukan oleh Endarwati tahun 2013, berjudul “Hubungan

antara Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas VI SD Negeri Gugus Diponegoro Batuwarno Wonogiri”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif yang signifikan antara

minat membaca dengan keterampilan berbicara pada siswa kelas VI SD Negeri di

Gugus Diponegoro Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri; (2) ada

hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan

keterampilan berbicara pada siswa kelas VI SD Negeri di Gugus Diponegoro

kecamatan Batuwarno kabupaten Wonogiri yaitu semakin baik penguasaan

kosakata siswa semakin baik pula keterampilan berbicaranya; (3) ada hubungan

positif yang signifikan antara minat membaca, penguasaan kosakata dengan

keterampilan berbicara pada siswa kelas VI SD Negeri di Gugus Diponegoro

kecamatan Batuwarno kabupaten Wonogiri.

Penelitian dari Hery Hidayat dan Siti Aisah tahun 2013, berjudul “Read

Interest Co-Relational with Student Study Performance In IPS Subject Grade IV

(Four) In State Elementary School 1 Pagerwangi Lembang”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) minat baca siswa kelas IV SDN 01 Pagerwangi

Lembang sudah cukup baik, terlihat dari variasi skor minat baca sebesar 57,1%;

7

(2) kinerja belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPS juga sudah cukup baik,

terlihat dari variasi skor kinerja belajar sebesar 48,6%. Data tersebut menunjukkan

ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan kinerja belajar siswa di

kelas IV SDN 01 Pagerwangi Lembang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian

korelasional dengan judul “Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar

IPS Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

dalam penelitian yaitu:

a. Adakah hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS

siswa kelas V SD Negeri di kecamatan Mijen Kota Semarang?

b. Seberapa besar hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS siswa

kelas V SD Negeri di kecamatan Mijen Kota Semarang?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yaitu:

a. Untuk menguji hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang.

b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara minat baca dengan hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di kecamatan Mijen Kota Semarang.

8

1.4 MANFAAT PENELITIAN

a. Manfaat teoretis

Manfaat teoretis dalam penelitian ini, yaitu

1) memberikan kontribusi bagi pendidikan khususnya di Indonesia.

2) memberikan khasanah pengetahuan tentang hubungan antara minat baca

dengan hasil belajar IPS.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, bagi:

1) peneliti : memperdalam pengetahuan dan menerapkan ilmu yang telah

diperoleh di bangku perkuliahan dalam praktik belajar yang sesungguhnya.

2) guru : memberikan gambaran kepada guru tentang hubungan minat baca

dengan hasil belajar IPS sebagai pedoman untuk meningkatkan minat baca

dan hasil belajar IPS siswa.

3) siswa : memberikan motivasi pada siswa untuk meningkatkan minat baca

pada materi pelajaran agar mendapatkan hasil belajar IPS yang maksimal.

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Minat Baca

2.1.1.1 Pengertian Minat

Suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang sangat ditentukan oleh

minat terhadap aktivitas tersebut. Minat merupakan faktor yang sangat penting

dalam kegiatan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Susanto (2013:58) menyatakan bahwa minat merupakan dorongan dalam diri

seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara

efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang

menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan

kepuasaan dalam dirinya.

Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24), minat yaitu kecenderungan yang

menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-

aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai kecederungan yang

tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa

senang. Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri.

10

Sardiman (2011:76) menyatakan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang

terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Minat timbul tidak secara tiba-tiba melainkan timbul akibat dari partisipasi,

pengalaman, kebiasaan, pada waktu belajar atau bekerja. Minat akan selalu

berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan.

Menurut Sobur (2013:246) seseorang yang menaruh minat pada suatu

bidang akan lebih mudah mempelajari bidang tersebut. Minat berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat memengaruhi

corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang. Minat atau keinginan ini erat

kaitannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian yang ada akan

menimbulkan kehendak pada seseorang. Kehendak atau kemauan tersebut

berhubungan erat dengan kondisi fisik seseorang yaitu keadaan sakit, lelah, lesu,

atau sehat dan segar, selain itu erat hubungannya pula dengan kondisi psikis

seperti senang, tidak senang, tegang, bergairah, dan seterusnya. Siswa yang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang

lebih besar terhadap subjek tersebut.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka minat merupakan

dorongan yang kuat dalam diri seseorang berupa keinginan atau ketertarikan

terhadap suatu kegiatan tertentu yang disertai dengan perasaan senang. Seseorang

yang mampu mempelajari suatu hal, dengan minat yang ada dalam dirinya, maka

akan mudah mengikuti proses belajar belajar. Minat dapat diekspresikan melalui

11

suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal

daripada hal yang lainnya, yaitu melalui partisipasi dalam suatu aktivitas tertentu.

Untuk memperjelas pengertian dari minat, ada beberapa ciri-ciri tentang minat.

2.1.1.2 Ciri-ciri Minat

Hurlock (dalam Susanto 2013:62) menyebutkan ada tujuh ciri-ciri minat

yaitu sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Minat pada semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental,

misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia.

b. Minat tergantung pada kegiatan belajar

Kebiasaan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat

seseorang.

c. Minat tergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga bagi setiap orang

yang dapat memperoleh kesempatan untuk belajar.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Keterbatasan minat disebabkan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.

e. Minat dipengaruhi oleh budaya

Budaya sangat memengaruhi minat, karena budaya yang semakin luntur akan

melunturkan minat pula.

f. Minat berbobot emosional

Minat berhubungan dengan perasaan, yaitu suatu objek yang dihayati sebagai

sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang

12

g. Minat berbobot egosentris

Jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk

memilikinya.

2.1.1.3 Jenis-jenis Minat

Rosyidah (dalam Susanto 2013:60), pada prinsipnya minat yang timbul

dalam diri seseorang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) minat yang timbul

dari pembawaan, timbul dengan sendirinya yang dipengaruhi oleh faktor

keturunan atau bakat ilmiah; (2) minat yang timbul karena pengaruh dari luar,

timbul seiring dengan proses perkembangan individu yang bersangkutan. Minat

ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau

adat.

Pengelompokan jenis-jenis minat menjadi sepuluh macam menurut Kuder

(dalam Susanto 2013:61), yaitu:

a. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang

berhubungan dengan alam, binatang, dan tumbuhan.

b. Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaanyang bertalian dengan mesin-

mesin atau alat mekanik.

c. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan

perhitungan.

d. Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta

baru dan pemecahan masalah.

e. Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan untuk

mempengaruhi orang lain.

13

f. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan

kesenian,kerajian, dan kreasi tangan

g. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah

membaca dan menulis berbagai karangan.

h. Minat musik, yaitu minat terhadap masalah-masalah musik, seperti menonton

konser dan memainkan alat-alat musik.

i. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk

membantu orang lain.

j. Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif.

Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir,

melainkan diperoleh dengan belajar. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan

mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat

baru. Minat terhadap sesuatu hal atau kegiatan akan membantu seseorang

mempelajari hal tersebut. Susanto (2013:148) menyatakan bahwa dalam

hubungannya dengan kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satu hal atau kegiatan seseorang

yang harus didasari dengan minat adalah membaca.

2.1.1.4 Pengertian Membaca

Membaca sangat berperan penting dalam setiap aspek kehidupan

masyarakat. seseorang yang gemar membaca akan memperoleh wawasan dan

pengetahuan baru yang akan meningkatkan kecerdasannya sehingga mampu

menjawab tantangan pada masa depan. Tarigan (2008:7) menyatakan bahwa

membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca sebagai

14

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa

tulis, oleh karena itu membaca merupakan salah satu bagian penting dari

kemampuan berbahasa yang perlu ditumbuhkan minatnya.

Somadayo (2011:4), membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk

memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis.

Membaca semakin penting dalam kehidupan masayarakat yang semakin kompleks

karena setiap aspek melibatkan kegiatan membaca. Dalman (2014:5) membaca

merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan

berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Membaca sebagai proses berpikir

untuk memahami isi teks yang dibaca. Sejalan dengan hal itu, Rahim (2011:3)

mengemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang

melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga

melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka membaca merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memahami dan memperoleh

berbagai informasi dan pengetahuan yang terdapat dari suatu bacaan. Seseorang

yang membaca akan bisa mengenal kata-kata, gambar-gambar, mengetahui dan

menghayati ide yang dikemukakan oleh pengarang yang terdapat dalam suatu

bacaan, sehingga membaca merupakan suatu proses dan membaca membutuhkan

suatu sumber yaitu sumber bacaan.

Setiap kegiatan yang berproses pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Seperti halnya kegiatan membaca juga memiliki bertujuan untuk mencari dan

15

memperoleh pesan atau memahami makna melalui bacaan. Tujuan membaca

merupakan sesuatu yang ingin dicapai atau didapatkan oleh pembaca dari proses

membaca yang dilakukannya. Haryadi (2012:16) menyatakan bahwa tujuan

membaca dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum

adalah tujuan yang selalu dicanangkan oleh pembaca sewaktu membaca.

Seringnya tujuan yang diinginkan oleh pembaca bisa dilihat statusnya dan

kegemarannya. Tujuan khusus adalah tujuan yang dicanangkan pembaca pada saat

tertentu sesuai situasi dan kondisi. Misal, membaca untuk mengisi waktu luang.

Kegiatan membaca memberikan banyak manfaat, salah satunya

bermanfaat untuk mencari informasi dan memperluas cakrawala pengetahuan.

Haryadi (2012: 18) menyebutkan manfaat membaca yaitu guna, faedah, atau

sesuatu yang diperoleh dari kegiatan membaca. Jika tujuan membaca ditentukan

sebelum membaca dan saat membaca, maka akan diperoleh manfaat setelah

kegiatan membaca. Adapun manfaat membaca antara lain:

a. Menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis.

b. Mengajak seseorang untuk berinstropeksi atau melontarkan pertanyaan serius

mengenai nilai, perasaan, dan hubungan kita dengan orang lain.

c. Membaca memicu imajinasi, karena dengan membaca seseorang dapat

menangkap sebanyak mungkin pengetahuan dan pengalaman dari orang lai.

d. Membaca dapat bermanfaat dalam mengikuti laju perkembangan zaman yang

serba cepat dalam bidang informasi dan komunikasi.

Seseorang yang tertarik dan suka dengan kegiatan membaca, akan

melakukan kegiatan membaca dengan penuh kesadaran dan perasaan senang

16

untuk memperoleh manfaat-manfaat tersebut. Kegiatan membaca yang dilakukan

sangat ditentukan oleh minat yaitu minat baca.

2.1.1.5 Pengertian Minat Baca

Dalman (2013:142) minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan

dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri

sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk

mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan

perasaan senang yang timbul dari dirinya. Menurut Rahim (2011:28) minat baca

adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.

Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam

kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas

kesadarannya sendiri.

Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24) menyatakan bahwa minat membaca

adalah `kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik

dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau membaca dengan

kemauan sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, Purwanto (2012:116) menyatakan

bahwa minat membaca merupakan disposisi yang tidak tampak tapi dapat

ditafsirkan dari perilaku yang tampak yaitu: mengunjungi perpustakaan, belanja

buku, jumlah buku koleksi pribadi, jumlah jam membaca tiap hari dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka minat baca merupakan

dorongan atau keinginan yang kuat dalam diri seseorang untuk membaca dengan

penuh kesadaran yang disertai dengan perasaan senang. Seseorang yang

mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam ketersediaanya

17

untuk mendapatkan bahan bacaan untuk dibaca atas kesadaran sendiri. Semakin

tinggi minat baca seseorang, maka semakin kuat keinginan untuk membaca. Anak

yang sudah terbiasa membaca akan gemar membaca dan menjadikan kegiatan

membaca sebagai suatu kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa membaca. Minat

baca yang ada dalam diri seseorang tidak tumbuh begitu saja tanpa adanya faktor

yang mempengaruhi meliputi faktor dari lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat.

2.1.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Bunata (dalam Dalman 2013:142) menyebutkan bahwa minat baca sangat

ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan keluarga

Orang tua memegang peran penting dalam keluarga untuk mendidik anak-

anak yaitu ditengah kesibukan sebaiknya orang tua dapat meluangkan

waktunya untuk menemani anaknya membaca buku. Orang tua dapat

memberikan contoh yang baik dalam meningkatkan kreativitas membaca

anak.

b. Faktor kurikulum dan pendidikan sekolah yang kurang kondusif

Kurikukulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca

dalam suatu bahan kajian. Tenaga kependidikan yang tidak memberikan

motivasi pada siswa bahwa membaca itu penting untuk menambahkan ilmu

pengetahuan, melatih berpikir kritis, mengalisis persoalan dan sebagainya.

18

c. Faktor infrastruktur yang kurang mendukung peningkatan minat baca

Kurangnya minat baca masayarakat ini bisa dilihat dari kebiasaan sehari-hari.

Sebagian besar masayarakat lebih suka pergi ke tempat hiburan daripada

pergi ke toko buku.

d. Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan

Bahan bacaan yang masih susah untuk ditemui untuk pemerintah daerah

mengadakan program perpustakaan keliling atau perspustakaan daerah.

Menurut Yulia (2005:3), tantangan atau hambatan dalam menumbuhkan

minat baca anatara lain, (1) budaya membaca rendah; (2) pengaruh televisi; (3)

buku bukan prioritas; (4) kurangnya fasilitas; (5) Keluarga. Sejpendapat dengan

hal tersebut, Dalman (2014:143) mengemukakan bahwa peranan keluarga sangat

penting untuk menimbulkan minat baca dalam diri seorang anak dengan bantuan

peranan pendidikan berkualitas dan infrastruktur masyarakat yang akan

meningkatkan budaya membaca.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka faktor penentu minat

baca seseorang dimulai dari keluarga. Keluarga mempunyai peran penting dalam

membimbing anak untuk menyukai kegiatan membaca yang dilakukan dirumah

tanpa adanya paksaan dari orang tua. Sekolah mempunyai peran untuk

membimbing anak dalam mengembangkan minat baca di sekolah. Selain itu,

lingkungan masyarakat seperti kebiasaan masyarakat dan teman sebaya mengenai

kegiatan membaca akan sangant berpengaruh pada anak. Ketersediaan bahan

bacaan akan mendukung minat baca anak yang lebih baik. Minat baca yang tinggi

dalam diri seorang anak tidak bisa tumbuh dengan sendirinya, namun perlu

19

ditumbuhkan dan dikembangkan sedini mungkin. Banyak cara yang dilakukan

orang tua atau guru untuk menumbuhkan minat baca anak.

2.1.1.7 Cara menumbuhkan Minat Baca

Dalman (2013:143) menyebutkan bahwa ada beberapa cara untuk

menumbuhkan minat baca pada anak sebagai berikut:

a. Bacakan buku sejak lahir

Pada masa 0-2 tahun perkembangan otak manusia sangat pesat dan

reseptif (gampang menyerap isi bacaan dengan memori yang kuat). Jika

anak dikenalkan dengan membaca sejak dini, maka akan memiliki minat

baca yang tinggi.

b. Dorong anak bercerita tentang apa yang telah didengar atau dibaca

Bahan bacaan akan menjadi akan menjadi suatu kebutuhan oleh anak

untuk menginterpretasikan suatu bacaan yang menuntut anak untuk

memahami suatu bacaan dan membaca buku secara berulang-ulang.

c. Ajak anak ke toko buku atau perpustakaan

Perpustakaan akan memperkenalkan anak pada keanekaragaman

bahan-bahan bacaan yang menimbulkan rasa keingintahuan yang besar

untuk membaca bahan bacaan. Ketersediaan bahan bacaan memungkinkan

anak memilih bahan bacaan sesuai minat dan keinginannya untuk

menumbuhkan minat bacanya.

d. Beli buku yang menarik minat anak

Buku yang menarik tentu akan memberikan respon kepada anak

untuk membuka atau membaca buku yang menarik perhatiannya.

20

e. Sisihkan uang untuk membeli buku

Ketersediaan bahan bacaan yang dibeli akan menumbuhkan

kesadaran akan pentingnya membaca.

f. Nonton filmnya dan belikan bukunya

Hal ini dilakukan agar anak menciptakan kebiasaan membaca buku

dengan menonton film dari bukunya juga.

g. Ciptakan perpustakaan keluarga

Ketersediaan bahan bacaan yang beragam akan menciptakan kondisi

mengonsumsi buku-buku setiap sebagai kebutuhan pokok dalam hidup

keseharian. Keluarga menjadi hal utama yang secara langsung berperan

untuk menumbuhkan minat baca anak dengan menyediakan sumber bacaan

yang variatif di rumah.

h. Tukar buku dengan buku teman

Cara ini akan menimbulkan rasa ketertarikan dengan bahan bacaan

yang lainnya. Jadi, kebiasaan anak untuk membaca akan membuat merekan

saling bertukar sumber bacaan yang variatif.

i. Hilangkan penghambat seperti televisi atau playstation

Sulitnya menciptakan minat membaca terhadap anak karena

pengaruh menonton televisi, playstation, hal yang disukai anak, peranan

orangtua dan guru sangatlah penting untuk mendorong anak senang

membaca dengan berbagai tugas yang berkaitan dengan membaca terbiasa

dan mencintai bahan bacaan.

21

j. Hadiah (reward) yang memperbesar semangat membaca

Hadiah merupakan salah satu stimulus untuk menimbulkan respons

pada anak untuk lebih giat membaca sehingga pemberian hadiah dapat

menimbulkan dorongan bagi anak untuk rajin membaca.

k. Jadikan buku sebagai hadiah (reward) untuk anak.

Seseorang akan beranggapan hadiah merupakan pemberian yang

sangat penting, maka penerimaan hadiah pun dituntut untuk menghargai

pembelian atau hadiah dari orang lain.

l. Jadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan setiap hari.

Seseorang yang senang dengan membaca akan menjadikan kegiatan

membaca suatu kebutuhan yang harus dilakukan tiap hari. Membiasakan

setiap hari anak membaca, meskipun hanya sebentar untuk membaca buku

dengan baik.

m. Dramatisi buku yang anda baca.

Melihat kembali buku yang telah dibaca, tanpa disadari

mendramatisir sudah melakukan pengulangan dalam membaca.

n. Peningkatan minat baca

Peningkatan minat baca dengan cara menyesuaikan bahan bacaan

dengan kebutuhan masing-masing anak dan memilih bahan bacaan yang

baik bagi anak.

o. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca.

Kesadaran yang tinggi akan mendorong seseorang untuk membaca

suatu bacaan.

22

p. Menyediakan waktu untuk membaca.

Menyediakan waktu dalam membaca sangat penting untuk

menumbuhkan suatu kegiatan membaca yang teratur di tengah kesibukan

sehari-hari.

Tarigan (2008:108) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan minat

membaca yaitu dengan cara:

1) Menyediakan waktu untuk membaca.

Alasan yang umum untuk tidak membaca adalah karena kekurangan

waktu. Para pembaca yang berpengalaman selalu menyediakan beberapa

buku atau majalah yang dapat dibaca segera bila ada kesempatan. Bahkan

para pelajar dan mahasiswa yang berat dengan tugas kelas sekalipun dapat

menyediakan waktu melanjutkan bacaan mereka kalau mereka memperoleh

penerangan-penerangan yang bijaksana dan ramah. Usaha yang paling

efisien untuk mengetahui segala kejadian penting di dunia modern sekarang

ini adalah dengan membaca, sehingga menyediakan waktu untuk membaca

akan meningkatkan minat baca anak.

2) Memilih bahan bacaan yang baik.

Menyediakan waktu untuk membaca sangat erat berhubungan

dengan salah satu aspek yang paling penting dari membaca kritis, yaitu

mengetahui apa yang baik dan bermanfaat untuk dibaca. Setiap orang harus

mengadakan prinsip-prinsip sendiri yang dapat membimbing pilihan yang

harus dibaca dan yang harus dilewatkan.

23

Minat baca seseorang tidak bisa tumbuh dengan sendirinya, namun

membutuhkan peranan orang lain serta dorongan atau upaya lain yang menjadikan

anak terangsang untuk membaca. Untuk mengetahui seseorang memiliki minat

baca yang tinggi atau masih rendah dapat diketahui dengan melihat indikator-

indikator dari minat baca.

2.1.1.8 Indikator Pengukuran Minat Baca

Dalman (2013:144) menyatakan bahwa indikator-indikator untuk

mengetahui seseorang memiliki minat baca yang tinggi atau masih rendah sebagai

berikut :

a. Frekuensi dan kuantitas membaca

Frekuensi dan kuantitas membaca dalam hal ini diartikan sebagai intensitas

banyaknya waktu yang digunakan seseorang untuk membaca. seseorang yang

mempunyai minat baca, akan banyak melakukan kegiatan membaca.

b. Kuantitas sumber bacaan

Sumber bacaan dalam hal ini merupakan banyaknya buku yang dibaca oleh

pembaca. Orang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca bacaan

yang variatif artinya tidak hanya membaca bacaan yang mereka butuhkan dan

dianggap penting. Edward Kimman (dalam Dalman 2014:145) menyatakan

bahwa bahan bacaan yang dibaca oleh masyarakat Indonesia dibagi menjadi

empat ketegori yaitu:

1) sekelompok orang hanya membaca sesekali saja. artinya mereka membaca

berdasarkan tuntutan harus membaca, seperti koran, surat kabar, dan

sebagainya.

24

2) membaca sekedar menacri hiburan atau kesenangan seperti komik,cerpen,

novel, dan bacaan yang menghibur.

3) membaca karenan dorongan oleh kebutuhan untuk memperoleh informasi

seperti membaca majalah, koran, buku, ilmu pengetahuan lainnya

4) membaca karena kebutuhan dalam hidupnya, kelompok ini biasanya

mengangap bacaan sebagai penunjang dalam hidupnya.

Sudarsana dan Bastiano (2010:4.27) menyebutkan ada empat aspek yang

dapat digunakan untuk mengetahui untuk menentukan minat baca seseorang

tinggi atau rendah, yaitu (1) kesenangan membaca; (2) kesadaran akan manfaat

membaca; (3) frekuensi membaca, (4) jumlah buku bacaan yang pernah dibaca.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka indikator dalam

pengukuran minat baca anak adalah sebagai berikut:

a. Kesenangan membaca

Perhatian terhadap kegiatan membaca akan menimbulkan ketertarikan pada

kegiatan membaca. Ketertarikan siswa terhadap kegiatan membaca akan

diekspresikan perasaan senang dalam membaca. Semakin tinggi ketertarikan

siswa dengan kegiatan membaca, maka siswa semakin senang dengan

kegiatan membaca. Kesenangan membaca siswa dipengaruhi oleh minat baca.

b. Dorongan untuk membaca

Minat merupakan dorongan yang kuat dari dalam diri seseorang. Seseorang

yang mempunyai minat baca akan melakukan aktivitas membaca atas

keinginan diri. Adanya minat baca akan mendorong keinginan anak untuk

membaca sehingga menjadikan anak terangsang untuk membaca. Selain itu,

25

adanya fasilitas seperti perpustakaan sekolah akan menunjang minat baca

siswa. Oleh karena itu, siswa yang mempunyai minat baca yang tinggi akan

selalu berkunjung ke perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku.

c. Kesadaran akan manfaat membaca

Kesadaran mengenai pentingnya membaca dan manfaat yang diperoleh dari

kegiatan membaca menjadikan anak untuk menjadikan kegiatan membaca

sebagai kebiasaan. Kebiasaan membaca tersebut yang akan menimbulkan

minat baca anak. Semakin sadar akan pentingnya kegiatan membaca, maka

semakin besar minat baca seseorang.

d. Frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca

Frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan seseorang untuk membaca,

karena seseorang yang mempunyai minat baca akan banyak melakukan

aktivitas membaca baik pada waktu belajar maupun waktu luang.

e. Kuantitas sumber bacaan

Orang yang mempunyai minat baca akan berusaha membaca bacaan yang

variatif yaitu sumber bacaan yang tidak hanya dibutuhkan. Seseorang yang

suka membaca akan mempunyai koleksi buku bacaan yang banyak.

Minat baca yang tinggi menjadikan intensitas membaca siswa juga akan

menjadi tinggi, sehingga secara tidak langsung berpengaruh pada pengetahuan

dan wawasan yang diperoleh untuk menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

26

2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Belajar

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar.

Belajar merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan yang bertujuan

tercapainya perubahan tingkah laku melalui proses pengalaman dan interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut dengan kognitif, efektif, dan

psikomotorik.

Pengertian tersebut diperkuat dengan pendapat Daryanto (2012:2) yang

bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Hamdani

(2011:71) menyatakan bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang

mengubah sifat stimulasi lingkungan, melalui pengolahan informasi, menjadi

kapabilitas baru.

Sardiman (2011:21) belajar adalah berubah, yaitu belajar berarti usaha

mengubah tingkah laku. Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-

individu yang belajar. Perubahan yang berkaitan dengan penambahan ilmu

pengetahuan, kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,

watak, dan penyesuaian diri. Perubahan-perubahan yang terjadi pada individu-

individu tersebut sebagai perwujudan dari adanya tujuan belajar yang telah

dilakukan.

27

2.1.2.2 Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Sardiman (2011:25-28) adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan yang ditandai dengan kemampuan berpikir

yaitu pemikiran pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai hal yang tidak

dapat dipisahkan. Kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.

b. Penanaman konsep dan keterampilan yaitu penanaman konsep atau

merumusakan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Ketrampilan

yang bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah

keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik

beratkan pada ketrampilan gerak/ penampilan dari anggota tubuh seseorang

yang sedang belajar. Ketrampilan rohani lebih rumit yaitu lebih abstrak,

menyangkut persoalan-persoalan penghayatan,dan keterampilan berfikir serta

kreativitas untuk menyelesaikan dengan merumuskan suatu masalah atau

konsep.

c. Pembentukan sikap yaitu menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi

anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Tujuan

dari belajar dapat terwujud dengan baik karena adanya pengaruh dari faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar.

2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar

Hamalik (2014:32) menyatakan bahwa belajar yang efektif sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

28

a. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan,siswa yang belajar melakukan

banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar,

merasakan, berpikir, kegiatan motoris dan sebagainya maupun kegiatan-

kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan.

b. Belajar memerlukan latihan, dengan cara relearning, recalling, dan reviewing

agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali.

c. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa

berhasil dan mendapat kepuasannya.

d. Siswa yang berlajar perlu mengertahui apakah ia berhasil atau gagal dalam

belajarnya.

e. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar,karena semua pengalaman

belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan

sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

f. Pengalaman masa lampau dengan pengertian-pengertian yang telah dimilki

oleh siswa

g. Faktor kesiapan belajar.

h. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar

lebih baik daripada belajar tanpa minat.

i. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat

berpengaruh dalam proses belajar mengajar.

j. Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan

belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih

mudah mengingat-ingatnya.

29

2.1.2.4 Pengertian Pembelajaran

Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

membantu siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu

memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendapat tersebut

diperkuat dengan pendapat para ahli yaitu Winataputra (2008:1.18) menyatakan

bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengawali,

memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa.

Huda (2014:6) menyatakan pembelajaran merupakan fenomena kompleks

yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Pembelajaran merupakan rekontruksi dari

pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas

seseorang atau kelompok. Menurut Hamdani (2011:71) pembelajaran adalah

kegiatan yang dilakukan guru yang membuat tingkah laku siswa berubah ke arah

yang lebih baik. Sependapat dengan hal tersebut, Suprihatiningrum (2016:75)

menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang

melibatkan informasi dan lingkungan yang tersusun secara terencana untuk

memudahkan siswa dalam belajar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan

dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri dari pembelajaran.

2.1.2.5 Ciri-ciri Pembelajaran

Darsono (dalaam Hamdani 2011:47), ciri-ciri pembelajaran yaitu sebagai

berikut: (a) pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis; (b) pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa

dalam belajar; (c) pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik

30

perhatian dan menantang siswa; (d) pembelajaran dapat menggunakan alat bantu

belajar yang tepat dan menarik; (e) pembelajaran dapat menciptakan suasana

belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; (f) pembelajaran dapat

membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologi; (g)

pembelajaran menekankan keaktifan siswa; (h) serta pembelajaran dilakukan

secara sadar dan sengaja.

Kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan, yaitu siswa agar memperoleh

berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa bertambah,

kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan,

ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi untuk mengendalikan sikap dan

perilaku siswa. Wujud keberhasilan dari proses belajar dan pembelajaran dapat

dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

2.1.3 Hakikat Hasil Belajar

2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Proses pendidikan berlangsung di sekolah pada umumnya melalui kegiatan

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan mengarah pada hasil belajar

yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran. Menurut

Rifa’i (2009: 85) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Aspek perubahan perilaku

tersebut tergantung yang dipelajari oleh siswa. Suprijono (2014:5) menyatakan

bahwa hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, dan keterampilan.

31

Susanto (2013:5) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sudjana (2013:22)

menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar didapat dari akhir

suatu pembelajaran.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka hasil belajar merupakan

kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas pembelajaran yang

diwujudkan dengan tiga aspek kemampuan yaitu kemampuan dalam ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik untuk menentukan keberhasilan belajar

mengajar siswa dan kualitas sistem pendidikan yang diterapkan pada umumnya.

Mengacu rumusan tujuan pendidikan nasional, perumusan tujuan

pendidikan baik kurikuler maupun istruksional menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah

yakni ranah kognitif, afektif dan psikolotorik. Sudjana (2013:22) Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu

pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Sedangkan untuk ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi. Kemudian, ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek yakni gerakan

reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan,

gerakan keteramplan kompleks, dan gerakan ekspresi.

32

2.1.3.2 Ranah Hasil Belajar

Krawthwohl, Bloom, dan Maisa (dalam Suprihatiningrum 2016:38), hasil

belajar dibedakan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah

psikomotorik sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran. Adapun rinciannya

sebagai berikut:

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan pikiran, pengetahuan, dan

pemecahan masalah seperti pengetahuan komprehensifik, aplikatif, sintetis,

analisis dan pengetahuan evaluatif. Ranah kognitif dalam dua dimensi, yaitu

the knowledge dimension (dimensi pengetahuan) dan the cognitive process

dimension (dimensi proses kognitif).

1. the knowledge dimension (pengetahuan fakta)

a) Factual knowledge (dimensi pengetahuan), meliputi pengetahuan tentang

istilah dan pengetahuan tentang unsur-unsur khusus dan detail.

b) Conceptual knowlwdge (pengetahuan dan konsep), meliputi pengetahuan

tentang penggolongan dan kategori, prinsip dan generalisasi, dan teori,

model, dan struktur.

c) Procedural knowledge (pengetahuan tentang prosedur), meliputi

pengetahuan tentang subjek ketrampilan khusus dan algoritma, subjek

teknik dan metode khusus, dan kriteria untuk menentukan penggunaan

prosedur yang sesuai.

33

d) Metacognitive knowledge (pengetahuan metakognitif), meliputi

pengetahuan tentang strategi , tugas kognitif , termasuk pengetahuan

kontekstual dan kondisional yang sesuai.

2. the cognitive process dimension (dimensi proses kognitif)

Dimensi proses kognitif antara lain: kemampuan mengingat (C1), memahami

(C2), mengaplikasi (C3), kemampuan menganalisis (C4), kemampuan

mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap,

nilai, minat, dan apresiasi. Menurut Uno (dalam Suprihatiningrum 2016:41-

43), ada lima tingkat afeksi dari yang paling sederhana ke yang kompleks,

yaitu kemampuan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, serta

ketekunan dan ketelitian. Krathwohl, Bloom, dan Masia (dalam

Suprihatiningrum 2016: 43-44), ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-

nilai interes, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial.

Tingkatan afektif ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks,

yaitu (1) receiving (penerimaan), responding (partisipasi), (3) valuing

(penilaian/penentuan sikap), (4) organization (organisasi), (5)

characterization by value complex (pembentukan pola hidup).

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan (skill) yang bersifat

manual atau motorik. Tingkat dalam ranah psikomotorik dimulai dari yang

paling sederhana ke yang paling kompleks sebagai berikut.

34

1) Persepsi yaitu kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat

antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri

fisik-fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.

2) Kesiapan yaitu kemampuan untuk mendapatkan dirinya dalam keadaan

atau melalui suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

3) Gerakan Terbimbing yaitu kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian

gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan.

4) Gerakan yang terbiasa yaitu kemampuan untuk melakukan suatu

rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena dilatih secukupnya tanapa

memperhatikan lagi contoh yang diberikan.

5) Gerakan yang kompleks yaitu kemampuan untuk melakukan suatu

ketrampilan, yaitu terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat,

dan efisien.

6) Penyesuaian pada gerakan yaitu kemampuan untuk mengadakan

perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat.

7) Kreativitas yaitu kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik

yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek dari hasil belajar terebut

harus diperoleh hasil yang optimal. Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam maupun luar.

2.1.3.3 Faktor–faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Wasliman (dalam Susanto 2013:12) menyatakan bahwa hasil belajar yang

dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara faktor yang mempengaruhi,

35

baik faktor internal maupun eksternal. Penjelasan mengenai faktor internal dan

eksternal, sebagai berikut:

1. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang

mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari siswa yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Rusffendi (dalam Susanto 2013:14) yang mengidentifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan,

kesiapan, bakat anak, kemauan belajar, kompetensi guru,dan kondisi masyarakat.

Faktor-faktor utama yang berasal dari siswa yaitu kecerdasan anak, kesiapan anak,

dan bakat anak. Faktor yang berasal dari guru, yaitu: kemampuan (kompetensi),

suasana belajar, dan kepribadian guru. Keberhasilan belajar siswa tergantung pada

faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar siswa. Hasil belajar digunakan sebagai

tolak ukur keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah. Salah satunya tolak ukur keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran

IPS.

2.1.4 Hakikat IPS di SD

2.1.4.1 Pengertian IPS

Susanto (2013:138), IPS adalah kajian berbagai disiplin ilmu sosial dan

serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi

wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa, khususnya ditingkat

36

dasar dan menengah. Taneo (2010:1.5) menyebutkan bahwa IPS merupakan

perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial

berupa integrasi dari berbagai cabang ilmu-cabang ilmu sosial antara lain:

sosiologi, antropologi budaya, sejarah, psikologi sosial, geografi, ekonomi, politik

dan ekologi.

Somantri (dalam Hidayati, Mujinem, dan Senen, 2008:1-3) mendefinisikan

IPS sebagai program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga

tidak akan ditemukan baik dalam nomenklaktur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu

sosia, maupun ilmu pendidikan.

Gunawan (2013:49-50) menjelaskan bahwa pelajaran IPS di sekolah dasar

merupakan suatu kajian yang terpadu dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan

modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan ketrampilan sejarah,

geografi, sosiologi, antropologi,dan ekonomi.harus memperhatikan karakt eristik

anak yang berusia antara 6-12 tahun. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu

mata pelajaran yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar.

Wesley (dalam Soewarso dan Susila, 2010:1) menyatakan bahwa IPS

sebagai bagian dari nilai-nilai sosial yang dipilih untuk tujuan pendidikan.

National Council for Social Studies (NCSS) mendefinisikan IPS sebagai berikut:

“Social studies is the integrated study of the science and

humanities to promote civic competence. Whitin the school program,

socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such

disciplines as anthropology, economics, geography, history, law,

philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well

as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural

sciences. The primary purpose of social studies is to help young people

develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public

good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an

interdependent world”.

37

Simpulan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan kajian atau perpaduan

dari ilmu-ilmu sosial dan ilmu yang lain yang telah disederhanakan, diadaptasi,

diseleksi, dipilih, dan diorganisasikan secara praktis sesuai dengan prinsip

pedagogis, psikologi, sesuai karakteristik dan kebutuhan siswa SD dan sebagai

bahan ajar di sekolah.

2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPS

Susanto (2013:138), tujuan utama pembelajaran IPS yaitu untuk

mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan

yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari

baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Sapriya

(2015:8) menyebutkan tujuan IPS yaitu memberikan kesempatan kepada para

siswa untuk memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi

warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat.

Gunawan (2013:51) menyebutkan bahwa dalam kurikulum KTSP mata

pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-niali sosial dan

kemanusiaan.

38

d. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang manjemuk, ditingkat lokal,nasional, dan global.

Hasil pencapaian tujuan pembelajaran IPS yaitu mempersiapkan diri siswa

untuk terjun di dunia masyarakat, membentuk diri siswa sebagai anggota

masyarakat yang baik dengan menaati aturan yang berlaku, dan bermanfaat pula

untuk mengembangkan pendidikan siswa ke jenjang yang lebih tinggi.

2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS

Gunawan (2013:51) menyebutkan beberapa ruang lingkup mata pelajaran

IPS dalam struktur KTSP sekolah dasar yang meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Manusia, tempat, dan lingkungan

b. Wakttu, keberlanjutan, dan perubahan

c. Sistem sosial dan budaya

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

e. IPS SD sebagai pendidikan global (Global Education), yaitu: mendidik siswa

akan kebhinekaan bangsa, budaya,dan peradaban di dunia; menanamkan

kesadaran ketergantungan antar bangsa; menanamkan kesadaran semakin

terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; mengurangi

kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan

Pembelajaran IPS di SD sangat berperan penting untuk menanamkan ilmu

pengetahuan sosial dan mendidik siswa agar menjadi manusia yang baik dalam

kehidupan di masyarakat serta mampu menghadapi persaingan dunia yang

semakin berkembang pesat. Siswa sebagai generasi penerus bangsa harus mampu

39

memahami materi mata pelajaran IPS dengan rajin membaca, sehingga diperlukan

adanya minat baca untuk mendorong siswa rajin membaca tanpa ada paksaan dari

pihak manapun. Minat baca berhubungan langsung dengan hasil belajar IPS

diperoleh siswa.

2.1.4.4 Pembelajaran IPS di SD

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Pasal 37 Ayat 1 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah salah satunya wajib

memuat Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS

memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa di masa yang akan datang peserta

didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global

selalu mengalami perubahan setiap saat. Mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis (BNSP, 2006: 175).

Gunawan (2013:50) manyatakan bahwa pendidikan IPS di SD disajikan

dalam bentuk synthetic science karena basis dari disiplin ini terletak pada

fenomena yang telah diobservasidi dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-

temuan peneliti dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi,dan tidak

sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis.

Susanto (2013:152) berpendapat bahwa dalam Pelajaran Ilmu Pengetahuan

di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-7 tahun sampai

11-12 tahun. Dalam masa usia ini menurut piaget (1963) berada dalam

40

perkembangan kemampuan intelektual pada tingkatan kongkrit operasional.

Mereka memandang dunia sebagai suatu keseluruhan yang utuh, dan menganggap

tahun yang akan datang sebagai sesuatu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan

adalah masa sekarang (konkret), bukan masa depan yang belum mereka pahami

(abstrak). Padahal materi IPS di SD penuh dengan pesan-pesan yang bersifat

abstrak. Konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin,

lingkungan, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan atau

kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang harus diajarkan kepada siswa

sekolah dasar.

Gunawan (2013:52) menjelaskan secara keseluruhan tujuan pendidikan

IPS di SD sebagai berikut:

a. Membekali pengetahuan sosial sebagai bekal untuk kehidupan di masyarakat.

b. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis,

dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam

kehidupan di masyarakat.

c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama

warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental positif dan

ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian

dari kehidupan tersebut.

e. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan

dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu

pengetahuan dan teknologi.

41

Sekolah dasar sebagai lembaga formal dapat mengembangkan dan melatih

potensi diri siswa yang mampu melahirkan manusia yang handal dalam bidang

akademik maupun dalam aspek moral. Tujuan yang harus dicapai oleh siswa

sekolah dasar harus disesuaikan dengan taraf perkembangannya, dimulai dari

pengenalan dan pemahaman lingkungan sekitar menuju lingkungan masyarakat

yang lebih luas. Untuk menentukan kualitas proses dan hasil pembelajaran IPS di

lakukan melalui asesmen pembelajaran.

2.1.5 Hakikat Asesmen Pembelajaran

2.1.5.1 Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kualitas proses dan

hasil pembelajaran. Terdapat tiga istilah dalam asesmen yang sering digunakan

bersama yaitu pengukuran, evaluasi, dan tes. Pengukuran yaitu kegiatan atau

upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala,

peristiwa, atau benda.. Evaluasi merupakan proses pemberian makna hasil

pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran dengan suatu

kriteria. Tes yaitu seperangkat tugas yang harus dikerjakan, atau sejumlah

pertanyaan yang harus dijawab peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman

terhadap materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Asesmen pembelajaran

merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang

dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang

menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sokolah, maupun kebijakan

sekolah (Poerwanti, dkk., 2008:1-3).

42

Pelaksanaan asesmen pembelajaran diawali dengan menyusun alat ukur

dalam bentuk tes atau non tes. Hasil pengukuran berupa angka dilanjutkan dengan

proses penilaian dengan membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria yang

telah ditentukan. Manfaat asesmen pembelajaran yaitu: (a) memberikan

penjelasan secara lengkap tentang target pembelajaran; (b) memilih teknik

asesmen untuk kebutuhan masing-masing siswa; (c) memilih teknik asesmen

untuk setiap target pembelajaran. Pelaksanaan asesmen pembelajaran harus

mengacu pada prinsip-prinsip asesmen pembelajaran.

2.1.5.2 Prinsip-prinsip Asesmen Pembelajaran

Prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen

berbasis kelas sebagai pedoman guru untuk melakukan hasil dan proses

pembelajaran. Terdapat enam prinsip dasar asesmen hasil belajar yang dijadikan

sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran (Depdiknas, 2004 dan 2006) yaitu:

a. Prinsip Validitas

Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan

penilaian hatus “menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang

digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan

alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi”

b. Prinsip Reliablitas

Pengertian reliabilitas berkaitan dengan keajegan hasil penilaian. Penilaian

yang ajeg memungkinkan perbandingan yang reliabel, menjamin kosistensi,

dan keterpercayaan.

43

c. Terfokus pada kompetensi

Dalam pelaksaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus

pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada

penguasaan materi (pengetahuan).

d. Prinsip Komprehensif

Penilaian harus menyeluruh mencakup semua domain yang tertuang pada

setiap kompetensi dasar dengan menggunakan alat penilaian yang dapat

menggambarkan kemampuan siswa.

e. Prinsip Objektivitas

Obyektif dalam konteks penilaian di kelas yaitu proses penilaian yang

dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan

subyektif dari penilai.

f. Prinsip Mendidik

Proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif

pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik untuk dapat

memberikan umpan balik dan motivasi agar lebih giat belajar.

2.1.5.3 Jenis-jenis Asesmen Pembelajaran

Poerwanti, dkk, (2008:3-4) terdapat tiga cakupan ranah asesmen sesuai

dengan pendapat Bloom, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik. Ranah kognitif terdiri dari enam aspek; 1) pengetahuan ; 2)

pemahaman; 3) penerapan; 4) analisis ; 5) sintesis ; dan 6) evaluasi. Ranah afektif

terdiri dari empat aspek; 1) menerima; 2) menjawab; 3) menilai; dan 4) organisasi.

Sedangkan ranah psikomotorik terdiri dari tiga aspek; 1) moscular or motor skill

44

(mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, dan

menampilkan); 2) manupulations of materials or objects (meresapi, menyusun,

membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk); 3) neuromuscular

coordinations (mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng,

memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan).

Asesmen sebagai dasar evaluasi terbagi menjadi beberapa jenis evaluasi

yang selalu dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi. Jenis-jenis asesmen

sebagai dasar evaluasi, antara lain:

a. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok

bahasan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap

pokok bahasan tertentu.

b. Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir suatu program

tertentu (catur wulan, semester, atau tahun ajaran), dengan tujuan untuk

melihat prestasi yang dicapai oleh siswa selama satu program.

c. Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan untuk melihat kelemahan

siswa dan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab, serta pemberian

bimbingan belajar dan pengajaran remidial.

d. Evaluasi Penempatan, yaitu penilaian yang ditujukan untuk menempatkan

siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan.

e. Evaluasi Seleksi, yaitu penilaian yang ditujukan untuk menyaring atau

memilih orang yang paling tepat pada kedudukan atau posisi tertentu.

Evaluasi ini dilakukan kapan saja ketika diperlukan.

45

2.1.5.4 Asesmen Pembelajaran IPS di SD

Pedoman penilaian hasil belajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi

serta Implementasi dari standar penilaian dari BSNP (Depdiknas 2006), untuk

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan,

penugasan, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.

Untuk melakukan asesmen pembelajaran IPS di sekolah dasar, terdapat

langkah-langkah pokok yang harus dilaksanakan (Anderson dan Sudijono dalam

Poerwanti, dkk., 2008:3-4), yaitu:

a. Menyusun rencana asesmen

Dalam menyusun rencana asesmen terdapat tujuh hal yanng harus

dilakukan, yaitu: 1) merumuskan tujuan asesmen; 2) menetapkan aspek-aspek

yang akan dinilai; 3) memilih dan menentukan teknik asesmen yang akan

digunakan; 4) menyusun instrumen yang akan digunakan untuk asesmen; 5)

menentukan metode penskoran jawaban siswa; 6) menentukan frekuensi dan

durasi kegiatan asesmen; 7) melihat kembali tugas-tugas asesmen.

b. Menghimpun data

Dalam menghimpun data, guru dapat menggunakan teknik tes

(melakukan tes), maupun teknik non tes (wawancara, angket, observasi).

c. Melakukan verifikasi data

Verifikasi data dilakukan dengan memisahkan data yang “baik” (data

yang memperjelas gambaran peserta didik yang sedang dievaluasi) dengan

data yang “kurang baik” (data yang akan mengaburkan gambaran mengenai

peserta didik)

46

d. Mengolah dan menganalisis data

Tujuan mengolah dan menganalisis data yaitu memberikan makna

terhadap data yang sudah dihimpun dengan menggunakan teknik statistik

dan/atau teknik non statistik.

e. Melakukan penafsiran atau interpretasi dan menarik kesimpulan

Kegiatan ini merupakan proses verbalisasi yang terkandung pada data

yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.

f. Menyimpan instrumen asesmen dan hasil asesmen

Penyimpanan instrumen dan hasil dilakukan agar lebih mudah jika sewaktu-

waktu instrumen tersebut dibutuhkan untuk memperbaiki instrumen pada

tahun-tahun selanjutnya.

g. Menindaklanjuti hasil evaluasi berupa hasil belajar siswa.

Penilaian pembelajaran IPS di SD yaitu hasil belajar siswa yang berfokus

penguasaan siswa terhadap kompetensi bahan ajar yang diperoleh selam satu

periode (satu semester). Pencapaian hasil belajar diwujudkan dalam bentuk nilai

rapor. Nilai rapor bersumber dari nilai ulangan harian, ulangan tengah semester,

tugas/PR, ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas yang dirata-rata menjadi

nilai akhir atau nilai rapor. Secara rinci teknik penilaian yang digunakan yaitu:

a. Ulangan Harian

Nilai ulangan harian meliputi dari nilai secara tertulis, lisan, dan praktik.

1) Tes tertulis dilakukan dengan memberikan soal dalam bentuk tertulis dan

lisan sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Jawaban yang

diberikan siswa harus dalam bentuk tertulis.

47

2) Tes lisan dilakukan dengan membrikan pertanyaan maupun jawaban dalam

bentuk lisan. Tes lisan sebagai pelengkap dari instrumen asesmen yang

lain.

3) Tes unjuk kerja (praktik)

Pada tes ini siswa diminta untuk melakukan sesuatu sebagai indikator

pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor.

b. Ulangan Tengah Semester (UTS)

Ulangan tengah semester merupakan bentuk tes sumatif untuk mengetahui

keberhasilan belajar siswa selama setengah semester. Item tes sumatif

menekankan hasil pengajaran yang mencakup seluruh materi yang telah

disampaikan. Item tes ini dalam bentuk tes objektif dan tes esei.

c. Tugas/PR

Kumpulan dari tugas-tugas atau karya-karya siswa dikumpulkan menjadi

portofolio. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Berdasarkan informasi

perkembangan tersebut, guru dapat menilai perkembangan kemampuan siswa

dan melakukan perbaikan.

d. Ulangan Akhir Semester (UAS)/ ulangan kenaikan kelas (UKK)

UAS/UKK merupakan bentuk tes sumatif yang diselenggarakan untuk

mengetahui keberhasilan belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan selama satu semester. Tes sumatif ini diberikan pada waktu akhir

semester atau kenaikan kelas. Hasil tes digunakan untuk menentukan keberhasilan

48

belajar siswa. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai, pemberian

sertifikat, dan sejenisnya.

2.1.6 Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS

Salah satu proses belajar yang efektif adalah membaca. Membaca

merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi dan memperluas

cakrawala pengetahuan, khususnya dalam studi ilmu pengetahuan yang hampir

semuanya diperoleh dengan membaca. Kegiatan membaca hendaknya dilakukan

dengan sungguh-sungguh agar hasil yang didapatkan maksimal. Kegiatan

membaca yang dilakukan oleh siswa sangat ditentukan oleh minat yaitu minat

baca. Menurut Rahim (2011:28) minat baca adalah keinginan yang kuat disertai

usaha-usaha seseorang untuk membaca sehingga seseorang yang mempunyai

minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat

bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

Anak yang mempunyai minat dan perhatian yang tinggi terhadap suatu

bacaan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bacaan yang

terkait. Adanya minat baca, akan membuat anak tertarik terhadap kegiatan

membaca dan buku bacaan. Anak yang sudah terbiasa membaca akan gemar

membaca buku dan menjadi suatu kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa

membaca. Kegiatan membaca yang dilakukan di sekolah biasanya merupakan

suatu alat untuk dapat menguasai semua bahan pelajaran. Pemahaman materi

pelajaran yang diperoleh berdampak langsung pada hasil belajar yang diperoleh.

Susanto (2013:5) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

49

afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Berkaitan dengan

kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa, oleh karena itu minat baca sangat berperan penting dalam

menunjang keberhasilan belajar siswa.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Beberapa penelitian yang mendukung penelitian antara lain:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Romafi dan Tadkiroatun Musfiroh tahun

2015, berjudul “Hubungan Minat Membaca, Fasilitas Orang Tua dan

Pemberian Tugas Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman

Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat membaca, fasilitas orang

tua, dan pemberian tugas di sekolah secara bersama-sama berhubungan

positif dan signifikan dengan kemampuan membaca pemahaman pada siswa

kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Brebes dengan kontirbusi X1 (minat

membaca), X2 (fasilitas orang tua), X3 (pemberian tugas membaca di

sekolah) terhadap Y (kemampuan membaca pemahaman) sebesar 48,9%,

artinya variasi skor kemampuan membaca pemahaman ditentukan ketiga

variabel tersebut, sedangkan 51,1% variasi skor kemampuan membaca

pemahaman ditentukan oleh variabel lain.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Zunira Khairuddin pada tahun 2013 dengan

judul “A Study of Students’ Reading Interest in a Second Language”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa minat baca penting dalam mempengaruhi

kesuksesan belajar siswa baik didalam maupun diluar sekolah, sehingga

50

menunjang para siswa untuk memiliki minat baca yang tinggi. Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi minat baca siswa dalam membaca

materi bahasa kedua dan menguji perbedaan minat baca siswa berdasarkan

perbedaan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca

siswa tidak relatif rendah dalam mebaca materi bahasa inggris dan ditemukan

perbedaan minat baca yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Nurdin tahun 2011, berjudul “Pengaruh Minat

Baca, pemanfaatan Fasilitas dan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar

IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh minat baca, pemanfaatan fasilitas belajar,

dan pemanfaatan sumber belajar terhadap prestasi belajar IPS terpadu siswa

kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukkan dengan uji F

yang menunjukkan bahwa F hitung > F tabel yaitu 51,913 > 2,864 yang

berarti prestasi belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh minat baca,

pemanfaatan fasilitas belajar, dan pemanfaatan sumber belajar.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Samsu Somadayo,dkk tahun 2013, berjudul

“The Effect of Learning Model DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

Toward Student’s Reading Comprehension Ability Seeing from Their

Reading Interest”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) ada perbedaan

antara keterampilan membaca dari siswa yang mengikuti model pembelajaran

DRTA, metode PQRST, dan model DRA. Model DRTA menunjukkan hasil

yang lebih baik dibandingkan kedua model lainnya; (2) ada perbedaan dalam

keterampilan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca yang

51

tinggi, sedang, dan rendah. (3) ada kaitan dari model pembelajaran dan minat

baca terhadap kemampuan membaca pemahaman.

e. Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sukoyo 2013, berjudul “Hubungan

Penguasaan Kosakata dan Minat membaca dengan Kemampuan Menulis

Eksposisi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Unnes”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis eksposisi

dengan koefisien korelasi 0,661 serta terdapat hubungan yang signifikan

antara penguasaan kosa kata, minat membaca dan menulis eksposisi dengan

koefisien korelasi.

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Proses belajar yang efektif salah satunya adalah membaca. Membaca

merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi dan memperluas

cakrawala pengetahuan, khususnya dalam studi ilmu pengetahuan yang hampir

semuanya diperoleh dengan membaca.

Kegiatan membaca juga merupakan alat untuk menguasai bahan pelajaran,

salah satunya mata pelajaran IPS yang dirancang untuk menambah wawasan dan

pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global agar mampu

hidup bersama-sama dengan masyarakat. Materi pelajaran yang luas,

menyebabkan siswa mudah bosan dan malas untuk membaca. Rasa bosan dan

malas muncul akibat tidak ada minat dalam diri siswa. Adanya minat membaca

yang tinggi terhadap segala bidang pengetahuan, terutama bacaan yang

52

berhubungan dengan bidang studi pengetahuan sosial, maka makin mudah bagi

siswa untuk menguasai segala bidang pengetahuan tersebut.

Minat membaca merupakan kekuatan yang mendorong anak untuk

memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca dengan

kemauan sendiri. Anak yang mempunyai minat dan perhatian yang tinggi

terhadap suatu bacaan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang

bacaan yang terkait. Adanya minat baca, akan membuat anak tertarik terhadap

kegiatan membaca dan buku bacaan. Anak yang sudah terbiasa membaca akan

gemar membaca buku dan menjadi suatu kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa

membaca.

Siswa yang sudah terbiasa dengan membaca akan mudah untuk membaca

materi pelajaran IPS untuk memperoleh pemahaman tentang materi pelajaran

yang terkait. Pemahaman pada materi pelajaran yang diperoleh akan berdampak

langsung pada hasil belajar IPS siswa. Susanto (2013:148) menyatakan bahwa

berkaitan dengan kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Minat baca siswa dan hasil belajar IPS mempunyai

hubungan yang positif. Artinya semakin tinggi minat baca siswa, semakin baik

hasil belajar IPS yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin rendah minat baca

siswa, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang kurang. Untuk

memperjelas kerangka berpikir yang telah diuraikan, berikut ini disajikan skema

alur berpikir.

53

Gambar 3.1 Desain Kerangka Berpikir

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

2010:110). Pada umumya, hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan

dua variabel akibat. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting

kedudukannya dalam penelian. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar

IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota

Semarang.

rendah

Hasil Belajar IPS

tinggi Membaca

Minat Baca

54

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Arikunto (2010:4)

penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan,

atau manipulasi terhadap data yang memang telah ada.

Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode Kuantitatif

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi

atau sampel tertentu dengan teknik pengambilan data yang pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

dan analisis data bersifat kauntitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2015:14).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara minat baca dengan

hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Gugus Dwija Harapan Kecamatan

Mijen Kota Semarang. Pada penelitian ini mempunyai variabel bebas

(independen) yaitu minat baca dan variabel terikat (dependen) yaitu hasil belajar

IPS.

3.2 PROSEDUR PENELITIAN

Dalam penelitian ini langkah-langkah dilakukan peneliti sebagai berikut:

a. Menentukan lokasi yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

55

b. Mengindentifikasi masalah, yaitu melakukan proses pengamatan awal untuk

menentukan permasalahan yang akan diteliti.

c. Menyusun kerangka teori dan pengajuan hipotesis.

d. Membuat kisi- kisi instrumen dan mengembangkan instrumen berdasarkan

kerangka teori yang sudah ditentukan.

e. Melakukan uji coba instrumen untuk menghitung validitas dan reliabilitas

instrumen serta melakukan pengambilan data.

f. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian yang diperoleh dari

pengumpulan data dengan teknik analisis data yang telah ditentukan untuk

menguji hipotesis.

3.3 SUBJEK, LOKASI, DAN WAKTU PENELITIAN

3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija

Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun ajaran 2015/2016.

3.3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang dengan rincian :

a. SD Negeri Jatisari

b. SD Negeri Wonolopo 01

c. SD Negeri Wonolopo 02

d. SD Negeri Wonolopo 03

e. SD Negeri Wonoplembon 01

56

3.3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei sampai juni 2016.

3.4 POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN

SAMPEL

3.4.1 Populasi Penelitian

Sugiyono (2015:117) populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri

Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran

2015/2016 berjumlah 243 siswa dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen

Kota Semarang

No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa

1. SD Negeri Jatisari VA 40 siswa

VB 36 siswa

2. SD Negeri Wonolopo 01 VA 31 siswa

VB 31 siswa

3. SD Negeri Wonolopo 02 VA 22 siswa

VB 20 siswa

4. SD Negeri Wonolopo 03 V 28 siswa

5. SD Negeri Wonoplembon 01 V 35 siswa

Jumlah 243 siswa

Sumber: UPTD Kecamatan Mijen Kota Semarang

57

3.4.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sugiyono (2015:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisrtik

yang dimiliki oleh populasi tersebut, apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Menurut Musfiqon (2012:91), jika populasi melebihi 100 orang maka

boleh dilakukan pengambilan sampel dengan menyesuaikan besarnya populasi

yaitu berkisar antara 20-30% dari total populasi. Darmawan (2014:143)

menyatakan jika ukuran ukuran populasinya sekitar 100 orang, sampelnya paling

sedikit 30% dari total populasi. Jumlah sampel penelitian korelasional paling

sedikit 30 elemen populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 40%

dari total populasi. Berdasarkan perhitungan tersebut didapat sampel yang

berjumlah 100 siswa.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Proportional Random Sampling yaitu anggota sampel yang diambil dari setiap

sub-populasi berproporsi sama. Menurut Arikunto (2010:182), proportional

artinya pengambilan sampel yang dilakukan dengan menyeleksi setiap unit

sampling yang sesuai tiap kelas ditentukan seimbang atau sebanding dengan

banyaknya subjek dari setiap kelas. Random artinya menganggap semua subjek

memiliki hak yang sama dalam memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi

sampel.

58

Perhitungan jumlah sampel dari setiap sekolah ditentukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

ni =

x n

Sumber: Riduwan (2015:29)

Keterangan:

Ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah proporsi menurut sampel

N = jumlah populasi seluruhnya

Tabel 3.2

Data Pengambilan Sampel Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang

No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Sampel

1. SD Negeri Jatisari

VA

x 100 = 16 siswa

VB

x 100 = 15 siswa

2. SD Negeri Wonolopo 01

VA

x 100 = 13 siswa

VB

x 100 = 13 siswa

3. SD Negeri Wonolopo 02

VA

x 100 = 9 siswa

VB

x 100 = 8 siswa

4. SD Negeri Wonolopo 03 V

x 100 = 11 siswa

5. SD Negeri Wonoplembon 01 V

x 100 = 15 siswa

Jumlah 100 siswa

59

3.5 VARIABEL PENELITIAN

Sugiyono (2015:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2015:61). Pada

penelitian ini variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan terikat.

3.5.1 Variabel Bebas (Variabel X)

Sugiyono (2015:61), variabel bebas (variabel independen) adalah variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya

variabel dependen/ terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu minat baca.

3.5.2 Variabel Terikat (Variabel Y)

Sugiyono (2015:61), variabel terikat (variabel dependen) merupakan

variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS.

3.6 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Pada penelitian ini, definisi operasional digunakan untuk memberikan

batasan pengertian-pengertian mengenai variabel-variabel yang digunakan

meliputi minat baca dan hasil belajar IPS. Variabel-variabel tersebut didefinisikan

secara operasional sebagai berikut

3.6.1 Variabel Minat Baca (X)

Minat baca adalah dorongan atau keinginan yang kuat dari seseorang

untuk membaca dengan penuh kesadaran yang disertai dengan perasaan senang.

Indikator dari variabel ini adalah sebagai berikut:

60

a. Kesenangan membaca

b. Dorongan untuk membaca

c. Kesadaran akan manfaat membaca

d. Frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca

e. Kuantitas sumber bacaan

3.6.2 Hasil Belajar IPS (Y)

Hasil belajar IPS merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah

melakukan aktivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS yang diwujudkan

dengan tiga aspek kemampuan yaitu kemampuan ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Pada penelitian ini, hasil belajar yang digunakan adalah hasil

belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Gugus Dwija Harapan Kecamatan

Mijen Kota Semarang yang diambil dari nilai rapor semester genap tahun ajaran

2015/2016.

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan

dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data utama, serta wawancara sebagai

teknik pengumpulan data pendukung penelitian. Berikut penjelasan teknik-teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

5.7.1 Angket atau Kuesioner

Widoyoko (2015:33) angket atau kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan

61

pengguna. Menurut Sugiyono (2015:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bersifat

tertutup dan langsung. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data variabel minat baca siswa kelas V SDN Gugus Dwija

Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang.

5.7.2 Dokumentasi

Sugiyono (2015:329) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Arikunto (2010:274) dokumentasi yaitu mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.

Penelitian ini menggunakan studi dokumen untuk mengumpulkan data dari

variabel hasil belajar IPS. Data ini diambil dari buku daftar nilai siswa yaitu data

nilai rapor siswa mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija

Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun ajaran 2015/2016.

5.7.3 Wawancara

Widoyoko (2015:40), wawancara merupakan suatu proses tanya jawab

atau dialog secara lisan antara pewawancara dengan responden atau orang yang

diwawancara dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

62

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono 2015:194).

Pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur tanpa

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono 2015:

197). Wawancara yang dilakukan sebagai data pendukung tentang minat baca

siswa dengan wawancara bersama guru kelas beserta beberapa siswa kelas V SDN

Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang.

3.8 UJI COBA INSTRUMEN, VALIDITAS, RELIABILITAS

3.8.1 Uji Coba Instrumen

Widoyoko (2015:51) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat

bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan

cara melakukan pengkuran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket atau kuesioner yang bersifat tertutup dan berbentuk butir-butir pertanyaan

dengan harapan responden akan dapat memberikan jawaban dengan memberi

tanda (X) pada pilihan dari alternatif jawaban yang ditentukan.

Sebelum menyusun angket mengenai minat baca siswa, membuat konsep

alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Konsep ini

berbentuk kisi-kisi instrumen yang berpedoman dari kajian teori mengenai minat

baca siswa. Angket yang disusun berdasarkan indikator dari variabel minat baca,

63

dimana setiap indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen berupa butir pertanyaan. Skala pengkuran yang digunakan

yaitu skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun

alternatif jawaban yang digunakan yaitu selalu, sering, kadang-kadang, tidak

pernah dengan pedoman pemberian skor sebagai berikut

Tabel 3.3

Pedoman Pemberian Skor Item Instrumen

Jawaban Skor (+) Skor(-)

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

4

3

2

1

1

2

3

4

Penentuan skor tersebut digunakan untuk pertanyaan yang positif

sedangkan pertanyaan negatif maka digunakan penskoran negatif. Angket pada

penelitian ini menggunakan bentuk pilihan ganda, dimana responden diminta

untuk membubuhkan tanda (X) pada jawaban yang tersedia.

Uji coba instrumen dilakukan sebelum angket diberikan kepada responden.

Tujuan dari uji coba instrumen ini adalah untuk menghindari pertanyaan-

pertanyaan yang kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami

responden, sehingga dapat digunakan untuk mempertimbangkan penambahan atau

pengurangan item pertanyaan dalam angket. Uji coba instrumen dimaksudkan

untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen untuk mengetahui

kelayakannya.

64

Angket penelitian diujicobakan pada subjek uji coba yang berada di luar

gugus penelitian dengan jumlah 35 responden di SD Negeri Tambangan 01. Data

uji coba angket kemudian ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung

hasil uji coba. Pada penelitian ini perhitungan uji validitas dan reliabilitas

menggunakan bantuan program microsoft excel. Secara rinci hasil uji validitas dan

reliabilitas angket uji coba adalah sebagai berikut.

3.8.1 Validitas

Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Sebuah instrumen dikatakan valid atau sahih mempunyai validitas tinggi dan

mampu mengukur apa yang diinginkan. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid akan

menghasilkan data yang valid pula. Uji validitas angket dalam penelitian ini

menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

√[ ∑ (∑ )][ ∑ (∑ ) ]

Sumber: (Arikunto 2010:211)

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah responden

∑ : jumlah skor item (skor butir soal yang dicari validitasnya)

∑ : jumlah skor total

65

Pada pengujian validitas item angket uji coba, harga rxy yang diperoleh

dikonsultasikan dengan rtabel dari responden yang berjumlah 35 siswa dengan

taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,334. Apabila r xy > r tabel maka butir soal tersebut

valid, dan r hitung < r tabel maka item soal tidak valid. Hasil penghitungan uji

validitas yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Angket Minat Baca

Nomor

Soal

r xy r tabel Keterangan Nomor

soal

r xy r tabel Ket

1 0,403 0,334 Valid 21 0,145 0,334 Tidak valid

2 0,361 0,334 Valid 22 0,355 0,334 Valid

3 0,592 0,344 Valid 23 0,566 0,344 Valid

4 0,237 0,334 Tidak valid 24 0,610 0,334 Valid

5 0,545 0,334 Valid 25 0,602 0,334 Valid

6 0,531 0,334 Valid 26 0,151 0,334 Tidak valid

7 0,400 0,334 Valid 27 0,412 0,334 Valid

8 0,533 0,334 Valid 28 0,456 0,334 Valid

9 0,512 0,334 Valid 29 0,508 0,334 Valid

10 0,280 0,334 Tidak valid 30 0,205 0,334 Tidak valid

11 0,392 0,334 Valid 31 0,253 0,334 Tidak valid

12 0,556 0,334 Valid 32 0,357 0,334 Valid

13 0,198 0,344 Tidak valid 33 0,381 0,344 Valid

14 0,647 0,334 Valid 34 0,369 0,334 Valid

15 0,371 0,334 Valid 35 0,600 0,334 Valid

16 0,358 0,334 Valid 36 0,304 0,334 Tidak valid

17 0,395 0,334 Valid 37 0,359 0,334 Valid

18 0,155 0,334 Tidak valid 38 0,144 0,334 Tidak valid

19 0,518 0,334 Valid 39 0,358 0,334 Valid

20 0,474 0,334 Valid 40 0,556 0,334 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, terdapat beberapa item yang

tidak valid. Dari 40 item pertanyaan pada angket minat baca yang telah

dujicobakan, terdapat 10 item pertanyaan yang tidak valid karena nilai r hitung

66

lebih kecil dari r tabel yaitu item nomer 4, 10, 13, 18, 21, 26, 30, 31, 36, dan 38.

Item yang tidak valid kemudian dibuang dan tidak dipakai dalam pengambilan

data karena semua item yang valid sudah mewakili semua indikator yang terdapat

dalam angket minat baca. Jadi jumlah pertanyaan pada angket yang digunakan

untuk pengambilan data adalah 30 item pertanyaan.

3.8.2 Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang apabila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Selain itu, hasil penelitian yang dikatakan reliabel apabila terdapat

kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono 2012:348). Untuk

memperoleh reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu sebagai berikut:

r11 =

2

2

11

t

b

k

k

(Arikunto 2010:178-196)

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b = Jumlah variansi skor butir soal ke-i

i = 1, 2, 3, 4, …n

2

t = Variansi total

Harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel dari responden yang

berjumlah 35 siswa dengan taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,334. Apabila harga r11

> rtabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel. Uji reliabilitas dilakukan

67

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan Microsoft Excel .

Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Baca

r11 rtabel Keterangan

0,861 0,334 Reliabel

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa hasil perhitungan r11 > rtabel, sehingga dapat

dikatakan bahwa instrumen penelitian tersebut reliabel. Dengan demikian, 30

item pertanyaan dalam angket minat baca dinyatakan valid dan reliabel sebagai

instrumen penelitian yang dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka

analisis lebih lanjut.

3.9 ANALISIS DATA

3.9.1 Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif digunkan untuk mendeskripsikan data. Metode ini

digunakan untuk mengkaji variabel dalam penelitian ini yaitu minat baca dan hasil

belajar IPS. Berikut ini Langkah-langkah yang dilakukan dalam penggunaan

analisis deskriptif sebagai berikut.

1. Penskoran

Data yang diperoleh melalui angket dianalisis dalam bentuk angka dengan

memberi nilai pada setiap butir jawaban pada angket yang telah diberikan ke

responden dengan memperhatikan pedoman penskoran.

68

2. Menentukan jumlah skor jawaban yang diperoleh dari masing-masing

responden.

3. Memasukkan ke dalam rumus deskriptif sebagai berikut:

Total Skor =

x 100

Keterangan:

n = jumlah nilai yang diperoleh

N = jumlah nilai ideal (nilai Maksimal)

4. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kriteria.

a) Kriteria Variabel Minat Baca

Kriteria deskriptif variabel minat baca dibuat menjadi 4 kriteria yang

dengan perhitungan sebagai berikut:

skor maksimum =

x 100 = 100

skor minimum =

x 100 = 25

rentang skor = 100 -25 = 75

interval skor = 75 : 4 = 18,75 (dibulatkan 19)

Berikut adalah tabel dan kriteria dari perhitungan di atas:

Tabel 3. 6

Kriteria Variabel Minat Baca

Interval Skor Kriteria

82 – 100 Sangat tinggi

63 – 81 Tinggi

44 – 62 Sedang

25 – 43 Rendah

69

b) Kategori untuk Variabel Hasil Belajar IPS

Kriteria penilaian hasil belajar yang digunakan berpedoman pada

Penilaian Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kriteria Penilaian Hasil Belajar

Tingkat Penguasaan

Hasil Penilaian

Huruf Keterangan

80 – 100 A Sangat Baik

70 – 79 B Baik

60 – 69 C Cukup

50 – 59 D Kurang

49 ke bawah E Sangat Kurang

Sumber: Poerwanti (2008:6-18)

Pada penelitian ini, kriteria penilaian hasil belajar dipersempit menjadi 4

kategori sebagai berikut.

Tabel 3.8

Kriteria Variabel Hasil Belajar IPS

5. Kesimpulan ditentukan berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh responden

kemudian dikonsultasikan dengan tabel kriteria yang telah ditentukan.

Untuk menentukan rata-rata,dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.

Rata-Rata = ∑

Keterangan: = jumlah skor

N = jumlah responden

Interval Nilai Keterangan

80 – 100 Sangat Baik

70 – 79 Baik

60 – 69 Cukup

50 ke bawah Kurang

70

3.9.2 Pengujian Hipotesis

3.9.2.1 Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Sugiyono (2015:241), uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa

data setiap variabel yang dianalisis berdistribusi normal. Oleh sebelum pengujian

hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas

data. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogrof-

Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 22. Data berdistribusi normal

apabila sig>α untuk taraf signifikan (α) 5%. Jika signifikansi lebih dari 0,05,

maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikansi kurang dari 0,05,

maka data berdistribusi tidak normal (Priyatno 2014:79).

b. Uji Linieritas

Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui variabel bebas dengan variabel

terikat mempunyai hubungan linier. Uji linieritas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program SPSS versi 22. Dua variabel dikatakan

mempunyai hubungan yang linier, apabila nilai signifikasinya kurang dari 0,05

(Priyatno 2014:79).

3.9.2.2 Uji Analisis Akhir

a. Uji Korelasi

Uji Korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X (minat

baca) dan variabel Y (hasil belajar IPS) dengan menggunakan analisis data

korelasi Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 22. Rumus korelasi

Product Moment yang digunakan yaitu sebagai berikut.

71

2222

-

YYNXXN

YXXYNrxy

Sumber : (Arikunto 2010:317)

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi product moment

X : angka mentah untuk variabel X

Y : angka mentah untuk varibael Y

XY : product dari X dan Y

: sigma atau jumlah

N : jumlah individu dalam sampel

Hasil perhitungan korelasi Product Moment dibandingkan dengan harga

. Jika > dari , artinya terdapat hubungan antara kedua variabel.

< , artinya tidak terdapat hubungan antara kedua variabel. Dengan

ketentuan tidak lebih dari harga ( 1 1). Penafsiran terhadap

koefisien korelasi berpedoman pada ketentuan pada tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9

Pedoman untuk memberikan Interpretasi terhadap koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : (Sugiyono 2015:257)

72

b. Uji Signifikasi

Uji signifikasi digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X

dengan variabel Y. Untuk uji signifikansi korelasi Product Moment secara praktis,

dapat langsung mengkonsultasikan r hitung pada r tabel product moment

(Sugiyono 2015:258).

Apabila lebih kecil dari , maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan. Selanjutnya apabila lebih besar dari maka

Ha diterima, artinya signifikan.

c. Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar

kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus

koefisien determinan sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = nilai koefisien determinan

r = nilai koefisien korelasi

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data-data dari

masing-masing variabel penelitian yaitu variabel bebas (X) dan varibel terikat (Y).

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu minat baca, sedangkan variabel terikat

yaitu hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang. Hasil analisis deskriptif dari masing-masing

variabel sebagai berikut.

4.1.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Minat Baca

Data penelitian tentang minat baca siswa bersumber dari skor jawaban

yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan yang tertuang dalam angket

minat baca siswa. Variabel minat baca terdiri atas 5 indikator, yaitu: (1)

kesenangan membaca; (2) dorongan untuk membaca; (3) kesadaran akan manfaat

membaca; (4) frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca; (5) kuantitas

sumber bacaan.

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca siswa

kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

memiliki kecenderungan kategori tinggi dengan skor rata-rata 80,58, seperti yang

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

74

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Skor Variabel Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Gugus

Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata

82 - 100 Sangat Tinggi 46 46%

80,58 63 - 81 Tinggi 51 51%

44 - 62 Sedang 3 3%

25 - 43 Rendah 0 0%

Jumlah 100 100% Tinggi

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa minat baca siswa kelas V SD Negeri Gugus

Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang yang termasuk kategori sangat

tinggi terdapat 46 siswa (46%), kategori tinggi terdapat 51 siswa (51%), dan

kategori sedang terdapat 3 siswa (3%). Data hasil penelitian minat baca siswa

kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan kecamatan Mijen Kota Semarang dapat

disajikan dalam bentuk diagram frekuensi pada gambar 4.1 berikut .

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Variabel Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri

Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Tinggi

(82 - 100)

Tinggi (63 - 81) Sedang (44 - 62) Rendah (25 -

43)

46

siswa

51

siswa

3

siswa 0

75

Data persentase minat baca siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija

Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang juga disajikan dalam bentuk diagram

lingkaran pada gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2 Diagram Persentase Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Gugus

Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata siswa kelas V SD

Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang memiliki minat

baca yang tinggi meliputi kesenangan membaca, dorongan untuk membaca,

kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi dan ketersediaan waktu untuk

membaca, dan kuantitas sumber bacaan. Berdasarkan data hasil penelitian

diperoleh skor rata-rata per indikator minat baca yang dapat dilihat pada tabel 4.2

sebagai berikut.

46%

51%

3% 0%

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

76

Tabel 4.2

Skor Rata-rata Per Indikator Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija

Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

No. Indikator Jumlah

pertanyaan

Skor

Rata-Rata

Kategori

1 Kesenangan membaca 7 butir 78,96 tinggi

2 Dorongan untuk membaca 7 butir 84,71 sangat tinggi

3 Kesadaran akan manfaaat

membaca

6 butir 86,70 sangat tinggi

4 Frekuensi dan ketersediaan

waktu untuk membaca

6 butir 68,54 tinggi

5 Kuantitas sumber bacaan 4 butir 74,4 tinggi

Skor rata-rata 80,58

Kategori tinggi

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa kelas V SD

Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang mempunyai

minat baca yang tinggi dengan skor rata-rata 80,58. Skor tertinggi (86,70) terdapat

pada indikator “kesadaran akan manfaat membaca” dan skor terendah (68,54)

terdapat pada indikator “frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca. Secara

lebih jelas hasil analisis deskriptif minat baca dari masing-masing indikator

sebagai berikut.

a. Kesenangan membaca

Indikator kesenangan membaca terdiri dari tujuh butir pernyataan

(1,2,3,4,5,6,7). Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa

Indikator kesenangan membaca memiliki kecenderungan kategori sangat tinggi

77

dengan skor rata-rata 78,96. Data hasil analisis deskriptif secara rinci dapat dilihat

pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Indikator Kesenangan Membaca

Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata

82 - 100 Sangat Tinggi 45 45%

78,96 63 - 81 Tinggi 44 44%

44 - 62 Sedang 11 11%

25 - 43 Rendah 0 0%

Jumlah 100 100% Tinggi

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa indikator kesenangan membaca termasuk

kategori sangat tinggi terdapat 45 siswa (45%), kategori tinggi terdapat 44 siswa

(44%), dan kategori sedang terdapat 11 siswa (11%). Kategori tersebut

mengindikasikan bahwa rata-rata siswa kelas V SD Negeri di Gugus Dwija

Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang mempunyai perhatian yang tinggi

senang terhadap kegiatan membaca. Data tersebut didukung dengan hasil

wawancara yang menunjukkan bahwa sebagain besar siswa mempunyai antusias

yang tinggi terhadap kegiatan membaca, namun ada beberapa siswa yang kurang

tertarik dengan kegiatan membaca. Siswa juga menganggap jika membaca sebagai

kegiatan yang menyenangkan.

b. Dorongan untuk membaca

Indikator dorongan untuk membaca terdiri dari tujuh butir pernyataan

(8,9,10,11,12,13,14). Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa

indikator dorongan untuk membaca memiliki kecenderungan kategori sangat

78

tinggi dengan skor rata-rata 84,71. Data hasil analisis deskriptif secara rinci dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Dorongan untuk Membaca

Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata

82 - 100 Sangat Tinggi 79 79%

84,71 63 - 81 Tinggi 16 16%

44 - 62 Sedang 5 5%

25 - 43 Rendah 0 0%

Jumlah 100 100% Sangat tinggi

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa indikator dorongan untuk membaca dalam

kategori sangat tinggi terdapat 79 siswa (79%), kategori tinggi terdapat 16 siswa

(16%), dan kategori sedang terdapat 5 siswa (5%). Kategori tersebut

mengindikasikan bahwa siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang selalu mempunyai keinginan untuk membaca

dan mengunjungi perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku.

Data tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa

minat baca siswa tumbuh karena adanya peran orang tua guru atau fasilitas yang

mendukung. Di Sekolah guru membiasakan siswa untuk selalu membaca

khususnya dalam belajar ilmu pengetahuan, sehingga kebiasaan siswa akan

mendorong keinginan siswa untuk selalu membaca. Fasilitas perpustakaan

sekolah menjadi penunjang minat baca siswa. Siswa yang mempunyai minat baca

yang tinggi lebih sering berkunjung membaca dan meminjam buku ketika ada

jadwal kunjungan perpustakaan.

79

c. Kesadaran akan manfaat membaca

Indikator kesadaran akan manfaat membaca terdiri dari 6 butir pernyataan

(15,16,17,18,19,20). Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa

indikator kesadaran akan manfaat membaca memiliki kecenderungan kategori

sangat tinggi dengan skor rata-rata 86,71. Data hasil analisis deskriptif secara rinci

dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Indikator Kesadaran akan Manfaat Membaca

Interval Kriteria Frekuesi Persentase Rata-rata

82 - 100 Sangat Tinggi 70 70%

86,71 63 - 81 Tinggi 19 19%

44 - 62 Sedang 11 11%

25 - 43 Rendah 0 0%

Jumlah 100 100% Sangat tinggi

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa indikator kesadaran akan manfaat dalam

kategori sangat tinggi terdapat 70 siswa (70%), kategori tinggi terdapat 19 siswa

(19%), dan kategori sedang sebesar 11 siswa (11%). Kategori tersebut

mengindikasikan bahwa siswa kelas V SD Negeri di Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang selalu menyadari pentingnya membaca dan

manfaat yang diperoleh dari membaca.

Data tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa menyadari kalau membaca itu penting dan menambah

pengetahuan yang lebih banyak. Siswa yang suka membaca akan lebih sering

80

membaca sehingga berpengaruh terhadap pemahamannya. Pada kenyataannya

siswa yang minat bacanya tinggi memperoleh hasil belajar yang tinggi pula.

d. Frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca

Indikator frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca terdiri dari

enam butir pernyataan (21,22,23,24,25,26). Hasil analisis deskriptif data

penelitian menunjukkan bahwa indikator frekuensi dan ketersediaan waktu untuk

membaca memiliki kecenderungan kategori tinggi dengan skor rata-rata 68,54.

Hasil analisis deskriptif secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Indikator Frekuensi Membaca

Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata

82 - 100 Sangat Tinggi 19 19%

68,54 63 - 81 Tinggi 41 41%

44 - 62 Sedang 38 38%

25 - 43 Rendah 2 2%

Jumlah 100 100% Tinggi

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator frekuensi dan ketersediaan waktu

untuk membaca dalam kategori sangat tinggi terdapat 19 siswa (19%), kategori

tinggi terdapat 41 siswa (41%), kategori sedang terdapat 38 siswa (38%), dan

kategori rendah terdapat 2 siswa (2%). Kategori tersebut mengindikasikan bahwa

siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

sering membaca sumber bacaan pada waktu belajar dan waktu luang.

Data tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa

siswa tidak mempunyai jadwal membaca yang pasti, tetapi siswa yang

81

mempunyai minat baca yang tinggi lebih sering membaca buku berkali-berkali

setiap harinya. Pada waktu istirahat, ada beberapa siswa yang membaca buku baik

buku pelajaran maupun buku cerita, tetapi lebih banyak yang bermain, sedangkan

pada waktu luang di rumah sering membaca buku tetapi kalau sore hari kadang-

kadang bermain atau menonton TV.

e. Kuantitas sumber bacaan

Indikator kuantitas sumber bacaan terdiri dari empat butir pernyataan

(27,28.29,30). Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa

indikator kuantitas sumber bacaan memiliki kecenderungan kategori tinggi

dengan skor rata-rata 74,4. Hasil analisis deskriptif secara rinci dapat dilihat pada

tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Indikator Kuantitas Sumber Bacaan

Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata

82 - 100 Sangat Tinggi 28 28%

74,4 63 - 81 Tinggi 47 47%

44 - 62 Sedang 25 25%

25 - 43 Rendah 0 0%

Jumlah 100 100% tinggi

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa indikator kuantitas sumber bacaan dalam

kategori sangat tinggi terdapat 28 siswa (28%), kategori tinggi terdapat 47 siswa

(47%), dan kategori sedang terdapat 25 siswa (25%). Kategori tersebut

mengindikasikan bahwa siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang selalu membaca sumber bacaan yang variatif

dan mempunyai koleksi buku bacaan yang banyak.

82

Data tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa

siswa yang suka membaca memiliki koleksi buku bacaan yang lebih variatif

seperti novel atau komik. Siswa menyisihkan uang saku untuk membeli buku.

Beberapa siswa ada yang menambah koleksi buku dengan dibelikan orang tua.

4.1.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar IPS

Data penelitian hasil belajar IPS bersumber dari nilai rapor siswa Kelas V

SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang semester 2

Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan

bahwa hasil belajar IPS memiliki kecenderungan kategori baik dengan nilai rata-

rata 76,52. Hasil analisis deskriptif secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut

ini.

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija

Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

Interval Kriteria Frekuensi Persentase Rata-rata

80 – 100 Sangat baik 35 35%

76,52 70 – 79 Baik 55 55%

60 – 69 Cukup 10 10%

50 ke bawah Kurang 0 0

Jumlah 100 100% Baik

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil belajar IPS dalam kategori sangat

baik terdapat 35 siswa (35%), kategori baik terdapat 55 siswa (55%) dan kategori

cukup terdapat 10 siswa (10%). Data hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri

Gugus Dwija Harapan kecamatan Mijen Kota Semarang dapat dilihat dalam

bentuk diagram frekuensi pada gambar 4.3 berikut ini.

83

Gambar 4.3 Diagram Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD

Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

Data hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Kota Semarang juga dapat disajikan dalam bentuk diagram

lingkaran pada gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.4 Diagram Persentase Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri

di Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

0

10

20

30

40

50

60

Baik sekali (80 -

100)

Baik (70 - 79) Cukup (60 - 69) 50 ke bawah

35

siswa

55

siswa

10

siswa 0

35%

55%

10%

0%

Baik sekali

Baik

Cukup

Kurang

84

Gambar 4.3 dan gambar 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata siswa kelas V

SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang memperoleh

hasil belajar IPS yang termasuk kategori baik. Hasil belajar IPS yang yang

termasuk kategori sangat baik terdapat 35 siswa dengan perolehan nilai antara 80

–100, 55 siswa termasuk kategori baik dengan perolehan skor antara 70 – 79, dan

10 siswa berada pada ketegori cukup dengan perolehan nilai 60 – 69, serta tidak

ada siswa yang mendapatkan hasil belajar IPS dalam kategori rendah.

4.1.2 Pengujian Hipotesis

4.1.2.1 Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk memastikan data setiap variabel yang

dianalisis berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan

One Sample Kolmogrof-Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 22,

Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Minat

Baca

Hasil Belajar

IPS

N 100 100

Normal Parametersa,b

Mean 94,29 76,52

Std.

Deviation

11,150 6,829

Most Extreme

Differences

Absolute ,061 ,088

Positive ,061 ,088

Negative -,061 -,050

Kolmogorov-Smirnov Z ,614 ,881

Asymp. Sig. (2-tailed) ,845 ,420

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

85

Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa hasil perhitungan One Sample

kolmogrov-Smirnov Test diperoleh nilai 2-tailed significance untuk variabel minat

baca (2-tailed) sebesar 0,845 dan variabel hasil belajar IPS sebesar 0,425.

Keduanya mempunyai nilai nilai 2-tailed significance yang lebih dari 0,05. Sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan, apabila nilai signifikansi p> 0,05, maka

dapat diketahui bahwa data tentang minat baca dan hasil belajar IPS berdistribusi

normal. Berikut adalah gambaran pola berdistribusi normal.

Gambar 4.5 Grafik Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas

Grafik Normal P-P Plot pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa grafik

normal yang menggambarkan persebaran titik-titik mengikuti garis diagonal

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui dua variabel yang dikaji

mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Pada penelitian ini perhitungan uji

linieritas menggunakan Test For Liniearity dengan bantuan program SPSS versi

86

22. Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05,

maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier. Hasil

perhitungan uji linieritas dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.10

Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Hasil Belajar

IPS * Minat

Baca

Between

Groups

(Combined) 2929,079 39 75,105 2,670 ,000

Linearity 1848,476 1 1848,4

76

65,709 ,000

Deviation

from

Linearity

1080,603 38 28,437 1,011 ,477

Within Groups 1687,881 60 28,131

Total 4616,960 99

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa signifikasi (Linierity) yang diperoleh

sebesar 0,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh

kurang dari 0,05 yang berarti data linier, maka dapat diartikan bahwa hubungan

antara minat baca dengan hasil belajar IPS adalah linier.

4.1.2.2 Uji Analisis Akhir

Uji Analisis akhir meliputi perhitungan uji korelasi Product Moment, uji

signifikasi dan koefisien determinasi. Perhitungan tersebut bertujuan untuk

menyimpulkan dan memberikan kebenaran dari hipotesis yang dirumuskan.

Adapun rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS

siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang.

87

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota

Semarang.

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, dilakukan uji analisis akhir

sebagai berikut.

a. Uji Korelasi

Uji korelasi dalam penelitian ini mengunakan analisis korelasi Product

Moment dengan bantuan program SPSS v22. Hasil perhitungan analisis korelasi

Product Moment berupa nilai untuk mengetahui hubungan antar variabel.

Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila

tidak ada korelasi, maka angka indeks korelasi menunjukkan angka 0. Hasil

perhitungan uji korelasi dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11

Hasil Uji Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.11, diperoleh angka indeks

korelasi ( ) sebesar 0,633 yang berarti ada korelasi atau hubungan yang kuat

antara minat baca dengan hasil belajar IPS.

Correlations

Minat Baca Hasil Belajar

IPS

Minat Baca

Pearson Correlation 1 ,633**

Sig. (2-tailed) ,000

N 100 100

Hasil Belajar IPS

Pearson Correlation ,633**

1

Sig. (2-tailed) ,000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

88

b. Uji Signifikasi

Uji signifikasi digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X dan

variabel Y signifikan atau tidak. Hasil Uji signifikasi menunjukkan bahwa Ha

diterima karena sebesar 0,633 lebih besar dari product moment

sebesar 0,195 pada taraf signifikasi 5% (rhitung 0,633 > rtabel 0,195). Hal tersebut

menunjukkan bahwa hubungan antara variabel minat baca dengan variabel hasil

belajar IPS adalah signifikan.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya

sumbangan variabel X terhadap variabel Y. Untuk memperoleh koefisien

determinasi dilakukan dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yang sudah

diperoleh. Berdasarkan data hasil penelitian koefisien korelasi (r) sebesar 0,633,

apabila dikuadratkan maka diperoleh nilai koefisien determinasi (r2) sebesar

0,4006. Untuk menentukan sumbangan variabel X terhadap Y digunakan rumus

sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= (0,633)2 x 100%

= 40,06%

Berdasarkan perhitungan tersebut, minat baca memberikan kontribusi

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan

Kecamatan Mijen Semarang sebesar 40,06%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4.12 berikut:

89

Tabel 4.12

Hasil Koefisien Determinasi

Variabel r r2 KD

Minat Baca dengan

Hasil Belajar IPS 0,633 0,4006 40,06%.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pemaknaan Temuan

Pemaknaan temuan didasarkan pada hasil pengumpulan data yang

dilakukan peneliti melalui angket minat baca, wawancara, dan studi dokumen.

Temuan dalam penelitian ini meliputi minat baca siswa kelas V SD Negeri Gugus

Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang, hasil belajar IPS siswa kelas V

SD Negeri di Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang, dan

hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS Kelas V SD Negeri di

Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang. Secara lengkap

pembahasan hasil analisis dan pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut.

a. Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan

Mijen Kota Semarang.

Proses belajar yang efektif salah satunya adalah membaca. Kegiatan

membaca yang dilakukan oleh seseorang sangat ditentukan oleh minat baca.

Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24) menyatakan bahwa minat membaca

merupakan kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik

dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau membaca dengan

kemauan sendiri.

90

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, secara keseluruhan minat baca siswa

kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

termasuk kategori tinggi. Minat baca siswa yang tinggi telah memenuhi indikator-

indikator yang digunakan dalam penelitian yaitu kesenangan membaca, dorongan

untuk membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi dan ketersediaan

waktu untuk membaca, dan kuantitas sumber bacaan.

Apabila dilihat pada setiap indikator, indikator kesenangan membaca

kategori tinggi ditunjukkan dengan siswa mempunyai perhatian yang tinggi dan

lebih sering merasa senang terhadap kegiatan membaca. Hasil penelitian tersebut

sesuai dengan pendapat Sobur (2013:246), bahwa minat atau keinginan ini erat

kaitannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian yang ada akan

menimbulkan kehendak pada seseorang. Kehendak atau kemauan tersebut

berhubungan erat dengan kondisi fisik seseorang yaitu keadaan sakit, lelah, lesu,

atau sehat dan segar, selain itu erat hubungannya pula dengan kondisi psikis

seperti senang, tidak senang, tegang, bergairah, dan seterusnya. Siswa yang

memiliki minat terhadap kegitana membaca cenderung memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap kegiatan membaca dengan perasaan senang.

Indikator dorongan untuk membaca termasuk kategori sangat tinggi

ditunjukkan dengan siswa selalu mempunyai keinginan untuk membaca dan selalu

mengunjungi perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku. Hasil penelitian

tersebut sesuai dengan pendapat Purwanto (2012:116) bahwa minat membaca

merupakan disposisi yang tidak tampak tapi dapat ditafsirkan dari perilaku yang

91

tampak yaitu: mengunjungi perpustakaan, belanja buku, jumlah buku koleksi

pribadi, jumlah jam membaca tiap hari dan sebagainya.

Indikator kesadaran akan manfaat membaca termasuk kategori sangat

tinggi ditunjukka dengan siswa selalu menyadari pentingnya membaca dan

manfaat yang diperoleh dari membaca. Sesuai dengan pendapat Edward Kimman

(dalam Dalman 2014:145) bahwa membaca dilakukan karena dorongan oleh

kebutuhan untuk memperoleh informasi seperti membaca majalah, koran, buku,

ilmu pengetahuan lainnya dan kebutuhan dalam hidup yang mengangap bacaan

sebagai penunjang dalam hidup.

Indikator frekuensi dan ketersediaan waktu untuk membaca dalam kategori

tinggi ditunjukkan dengan siswa sering membaca baik waktu belajar dan setiap

waktu luang. Hasil penelitian tersebut, sesuai dengan pendapat Tarigan

(2008:108) bahwa usaha yang paling efisien untuk mengetahui segala kejadian

penting di dunia modern sekarang ini adalah dengan membaca, sehingga

menyediakan waktu untuk membaca akan meningkatkan minat baca anak.

Dalman (2013:144) juga menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai minat

baca, akan banyak melakukan kegiatan membaca.

Indikator kuantitas sumber bacaan termasuk dalam kategori tinggi

ditunjukkan dengan siswa selalu membaca bacaan yang variatif dan mempunyai

koleksi buku bacaan yang banyak. Hasil penelitian terebut, sesuai dengan

pendapat Dalman (2013:144) bahwa orang yang memiliki minat baca akan

berusaha membaca bacaan yang variatif artinya tidak hanya membaca bacaan

yang dibutuhkan dan dianggap penting.

92

Data ini didukung dengan hasil wawancara guru dan siswa yang

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa senang dan tertarik dengan kegiatan

membaca baik dalam proses belajar mengajar di dalam kelas maupun kegiatan

membaca yang dilakukan diluar kelas, guru mengharuskan siswa membaca dan

meminjam buku dari perpustakaan pada saat jadwal kunjungan perpustakaan

untuk meningkatkan minat baca siswa, siswa yang mempunyai minat baca tinggi

rata-rata dimiliki oleh anak yang memperoleh hasil belajar yang baik dikelasnya,

siswa yang mempunyai minat baca yang sangat tinggi sangat senang dan tertarik

dengan kegiatan membaca, rajin membaca dan meminjam buku diperpustakaan,

memperoleh banyak informasi dan pengetahuan yang baru dan memperoleh nilai

di kelas yang sangat baik, selalu mengisi waktu luang dengan membaca,

mempunyai banyak koleksi buku dirumah yang dibelikan oleh orang tua atau

uang tabungan sendiri, siswa yang mempunyai minat baca yang tinggi senang

dan tertarik dengan kegiatan membaca, siswa sering membaca karena keinginan

sendiri, siswa sering membaca dan meminjam buku di perpustakaan, dan

memperoleh nilai hasil belajar yang termasuk kategori baik, siswa yang

mempunyai minat baca yang tinggi kurang senang dan tertarik dengan kegiatan

membaca, kadang-kadang membaca karena ajakan orang lain, pada saat

kunjungan pepustakaan kadang-kadang membaca dan meminjam buku, tidak

mempunyai koleksi buku dirumah, dan memperoleh nilai hasil belajar yang

termasuk kategori cukup.

Hal tersebut sesuai dengan dengan pendapat Rahim (2011:28) yang

menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan

93

diwujudkan dalam kesediannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian

membacanya atas kesadarannya sendiri, sehingga siswa mempunyai motivasi

tinggi terhadap kegiatan membaca akan mempunyai tinggi minat yang tinggi pula

terhadap kegiatan membaca. Dalman (2103:142) yang menyatakan bahwa anak

sudah terbiasa membaca akan gemar membaca menjadikan kegiatan membaca

suatu kebutuhan hidup yang tiada hari tanpa membaca.,Minat baca mempunyai

peran penting dalam pembelajaran, karena minat membentuk kebiasaan anak

untuk membaca. Dengan membaca anak akan memperoleh informasi dan

memperluas cakarawala, khususnya dalam studi ilmu pengetahuan yang hampir

semuanya diperoleh dengan membaca (Sudarsana dan Bastiano 2010:4.25).

b. Hasil Belajar IPS Kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan

Mijen Kota Semarang

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah

melakukan aktivitas pembelajaran yang diwujudkan dengan tiga aspek

kemampuan yaitu kemampuan dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar sebagai salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran siswa

sekaligus untuk menilai kualitas sistem pendidikan yang diterapakan pada

umumnya. Susanto (2013:138) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial

yang sering disingkat dengan IPS adalah pengetahuan yang mengkaji berbagai

disiplin ilmu sosial dan humoria serta kegiatan dasar manusia yang dikemas

secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam

kepada siswa, khususnya ditingkat dasar dan menengah. Hasil Belajar IPS adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas pembelajaran pada

94

mata pelajaran IPS yang diwujudkan dengan tiga aspek kemampuan yaitu

kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar IPS bertujuan

untuk menunjukkan penguasaan wawasan dan pemahaman siswa untuk

mengembangkan potensinya agar peka terhadap masalah sosial di masyarakat

nantinya, sehingga hasil belajar IPS sangat berperan penting dalam keberhasilan

proses pendidikan.

Hasil belajar IPS bersumber dari nilai rapor mata pelajaran IPS siswa kelas

V semester II tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam

penelitian ini nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah 98, sedangkan nilai

minimum yang diperoleh siswa adalah 65. Siswa yang memperoleh hasil belajar

IPS dengan kategori sangat baik sebanyak 34 siswa (34%) yaitu memiliki skor 80-

100, sebanyak 61 siswa (61%) memperoleh hasil belajar IPS dengan kategori baik

yaitu memiliki skor 66-79, dan sebanyak 5 siswa (5%) memperoleh hasil belajar

IPS dalam kategori cukup yaitu memiliki skor 56-65. Rata-rata siswa kelas V SD

Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang memperoleh hasil belajar IPS yang

termasuk kategori yang baik.

c. Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar IPS Kelas V SD Negeri

Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

Hasil penelitian mengenai hubungan antara minat baca dengan hasil

belajar IPS kelas V SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota

Semarang yang dianalisis menggunakan rumus product moment berbantuan SPSS

versi 22, dengan jumlah sampel 100 memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,633

dan nilai signifikansi 0,00. Nilai r tabel dengan jumlah populasi 100 siswa adalah

95

0,195 pada taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel (rhitung 0,633 > rtabel 0,195),

berarti terdapat hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS. Nilai

signifikansi yang diperoleh yaitu 0,00 < 0,05, menunjukkan jika hubungan yang

antara minat baca dengan hasil belajar IPS adalah signifikan.

Hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS berada pada kategori

hubungan yang kuat dan signifikan. Hubungan yang signifikan mengandung arti

bahwa semakin tinggi minat baca siswa maka semakin baik hasil belajar IPS yang

diperoleh. Jika dirinci, terdapat 40 siswa yang mempunyai minat baca tinggi

memperoleh hasil belajar IPS yang baik, sedangkan 11 siswa yang mempunyai

minat baca tinggi memperoleh hasil belajar yang sangat baik. Persentase

hubungan antara minat baca dengan hasil belajar IPS yaitu 40,06%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa 40,06% hasil belajar IPS dipengaruhi oleh minat baca,

sedangkan sisanya yaitu 59,94% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji

dalam penelitian ini.

Hubungan signifikan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan perhatian

dan rasa senang siswa terhadap kegiatan membaca yang tinggi, dorongan untuk

membaca dan kesadaran akan manfaat membaca yang tinggi, frekuensi dan

ketersediaan waktu untuk membaca, dan kuantitas sumber bacaan yang tinggi

pula. Adanya perhatian dan rasa senang terhadap kegiatan membaca akan

menimbulkan dorongan dalam diri siswa untuk membaca sumber bacaan yang

berkaitan dengan mata pelajaran IPS. Siswa juga menyadari tentang pentingnya

kegiatan membaca dan manfaat yang diperoleh setelah membaca akan membuat

siswa selalu membaca dan memilih sumber bacaan yang variatif, sehingga

96

membaca sudah menjadi kebiasaan bagi siswa termasuk membaca sumber bacaan

yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS.

Hal tersebut sesusai dengan pendapat Sudarsana dan Bastiano (2010:4.24)

bahwa membaca mempunyai arti penting dalam mencari informasi dan

memperluas cakarwala pengetahuan, khususnya dalam studi ilmu pengetahuan

yang hampir semuanya diperoleh dengan membaca. Namun, aktivitas membaca

yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi minatnya terhadap aktivitas tersebut

yang disebut minat baca.

Seseorang yang mempunyai minat baca, akan merasa tertarik terhadap

kegiatan membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Siswa yang mempunyai

minat dan perhatian yang tinggi terhadap suatu bacaan dapat dipastikan akan

memperoleh pemahaman yang lebih baik terkait apa yang dibacanya, sehingga

secara tidak langsung berpengaruh pada pengetahuan yang diperoleh. Pemahaman

pada materi pelajaran yang diperoleh akan berdampak langsung pada hasil belajar

yang diperoleh siswa.

Adanya minat membaca yang tinggi terhadap segala bidang pengetahuan,

terutama bacaan yang berhubungan dengan bidang studi pengetahuan sosial, maka

makin mudah bagi siswa untuk menguasai segala bidang pengetahuan tersebut.

Susanto (2013:148) menyatakan bahwa berkaitan dengan kegiatan belajar, minat

tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, oleh karena

itu minat baca sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan belajar

siswa.

97

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri

Gilang Rahayu tahun 2015 berjudul “Pengaruh Minat Baca Terhadap Prestasi

Belajar IPS Siswa Kelas V SD Se-Gugus II Kasihan Bantul Tahun Ajaran

2014/2015”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan

signifikan minat baca siswa terhadap prestasi belajar IPS kelas V SD se-gugus 2

kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, (F= 0,738, P= 0,834), artinya semakin

rendah minat baca akan semakain rendah pula prestasi belajar IPS siswa.

Sebaliknya semakin tinggi minat baca siswa maka semakin rendah pula prestasi

belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dibutuhkan peran penting

pihak sekolah dalam meningkatkan minat baca dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar IPS melaui berbagai program kegiatan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Tri Apriyati, dkk tahun 2011 berjudul,

“Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat Membaca terhadap Hasil Belajar

Bahasa Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar bahasa Indonesia, hubungan

antara minat membaca terhadap hasil belajar bahasa Indonesia, dan hubungan

antara perhatian orang tua dan minat membaca terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh yang signifikan

antara perhatian orang tua terhadap hasil belaar bahasa Indonesia sebesar 43,92%;

(2) ada pengaruh yang signifikan minat baca terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia sebesar 34,22%; (3) ada pengaruh yang signifikan antara perhatian

orang tua dan minat membaca secara bersama-sama terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia sebesar 78,15%.

98

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Implikasi hasil penelitian,

yaitu (1) implikasi teoritis; (2) implikasi praktis; (3) impliklasi pedagogis. Secara

lebih rinci implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

4.2.2.1 Implikasi Teoretis

Hasil penelitian secara teoritis membuktikan bahwa ada hubungan antara

minat baca dengan hasil belajar IPS. Semakin tinggi minat baca yang

dimiliki siswa, akan semakin tinggi pula hasil belajar IPS yang diperoleh.

Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian

selanjutnya mengenai minat baca dan hasil belajar IPS.

4.2.2.2 Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan acuan bagi guru untuk lebih memperhatikan kebutuhan

siswa untuk membaca serta mampu meningkatkan minat baca dan hasil

belajar IPS siswa.

4.2.2.3 Implikasi Pedagogis

Hasil penelitian yang didapatkan dan setelah mengetahui hubungan

antara minat baca dengan hasil belajar IPS, maka dapat dilakukan upaya

untuk meningkatkan minat baca siswa oleh guru maupun pihak sekolah.

Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas untuk mendukung kegiatan

membaca dengan menyediakan perpustakaan dengan buku-buku yang

sesuai dengan usia siswanya agar lebih senang dengan kegiatan

membaca. Guru dapat merubah mekanisme proses pembelajaran menuju

99

membaca sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat, sehingga hasil

belajar yang diperoleh semakin baik, khususnya hasil belajar pada mata

pelajaran IPS. Guru juga dapat berhubungan langsung dengan orang tua

siswa terkait kebutuhan membaca siswa tersebut.

100

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar IPS

siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Mijen Kota Semarang yang

ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi 0,633 pada tingkat hubungan

yang kuat.

b. Hubungan minat baca dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri di

Kecamatan Mijen Kota Semarang sebesar 40,06%. Hal ini menunjukkan

bahwa 40,06% hasil belajar IPS siswa dipengaruhi oleh minat baca.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diberikan saran, bagi:

a. Sekolah, hendaknya pihak sekolah dapat mengembangkan fasilitas

perpustakaan yang ada dengan menambah jam kunjungan perpustakaan untuk

siswa dan menambah koleksi buku yang lebih menarik.

b. Guru, hendaknya guru dapat menciptakan pembelajaran yang dapat

meningkatkan minat baca siswa dan memberikan motivasi kepada siswa untuk

membiasakan diri dengan kegiatan membaca, khusunya pada pembelajaran

IPS.

101

c. Siswa, hendaknya siswa menambah intensitas membaca baik di sekolah

maupun di rumah dengan membuat jadwal kegiatan membaca, menyisihkan

uang sakunya untuk menambah koleksi buku yang dapat menunjang

keberhasilan belajar.

102

DAFTAR PUSTAKA

Analisis Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Literasi Membaca Melalui Studi

Internasional PIRLS 2011. 2011. Pusat Penilaian Badan Penelitian

Kemendikbud.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2. Jakarta:

Bumi Aksara.

Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Perss.

Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Endarwati. 2013. “Hubungan Antara Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata

dengan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VI SD Negeri Gugus

Diponegoro Batuwarno Wonogiri”. Jurnal Pendidikan, Volume 22, No. 3.

Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:

Alfabeta.

Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Haryadi, 2012. Dasar-dasar Membaca Bermuatan Berpikir Kreatif dan

Pendidikan Karakter. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Hidayat, Hery dan Siti Aisah. 2013.“Read Interest Co-Relational With Student

Study Performance In IPS Subject Grade IV (Four) In State Elementary

School 1 Pagerwangi Lembang”.Internasional Journal of Scientific dan

Technology Research. Volume 2, Issue 1, ISSN 2277-8616.

Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Dirjendikti

Depdiknas.

Huda, Miftahul. 2014. Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

103

Khairuddin , Zunira. 2013. “A Study of Students’ Reading Interests in a Second

Language”. Internasional Education Studies, Vol.6, No.11, ISSN 1913-

9020.

Musfiqon. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). 2007. Depdiknas Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum.

Nurdin. 2011. “Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas dan Sumber Belajar

Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung

”. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8, Nomor 1.

Nursalina, Ade Irma dan Tri Esti Budiningsih. 2014. “Hubungan Motivasi

Berprestasi Dengan Minat Membaca Pada Anak”. Educational

Psychology Journal, Vol. 1, No.3 ISSN 2252-634X.

OEDC. 2012. Pisa Result. OEDC.

Poerwanti,dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Depdiknas.

Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data . Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Purwanto. 2012. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rahayu, Sri Gilang. 2015. “Pengaruh Minat Baca terhadap Prestasi Belajar IPS

Siswa Kelas V SD Se-Gugus II Kasihan Bantul Tahun Ajaran

2014/2015”.

Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Rifai, dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang : Pusat Pengembangan MKU-

MKDK UNNES 2012.

Romafi dan Tadkiroatun Musfiroh. 2015. “Hubungan Minat Membaca, Fasilitas

Orang Tua, dan Pemberian Tugas Membaca dengan Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa”. LingTera, Vol.2, No. 2 ISSN : 2477-1961.

Samsu, Somadayo, dkk. 2013. “The Effect of Learning Model DRTA (Directed

Reading Thinking Activity) Toward Student’s Reading Comprehension

Ability Seeing from Their Reading Interest”. Journal Education Practice,

Vol.4, No.8 ISSN 2222-1735.

104

Sapriya. 2015. Pendidikan IPS. Bandung: PT remaja Rosdakarya Offset

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Press.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sobur, Alex. 2013. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka

Setia.

Soewarso dan Susila. 2010. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Salatiga: Widya

Sari Press Salatiga.

Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. 2006. Jakarta: Badan Standar

Nasional Pendidikan

Sudarsana,Undang dan Bastiano. 2010. Pembinaan Minat Baca. Jakarta :

Universitas Negeri Terbuka.

Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukoyo, Joko. 2013. “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Minat Membaca

dengan Kemampuan Menulis Eksposisi Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unnes”. Vol.11, No.1, ISSN 1829-

9342

Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Taneo, Silvester Petrus dkk, 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

105

Tri Apriyati, dkk. 2011. “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat membaca

terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia”.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2011. Jakarta: Diperbanyak oleh Sinar Grafika.

Yulia, Anna. 2005. Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka.

106

Lampiran 1

KISI-KISI ANGKET UJI COBA

MINAT BACA

Indikator Deskriptor Nomor Butir Jumlah

Butir

1. Kesenangan

membaca

Perhatian siswa terhadap kegiatan

membaca

1,2,3,4,5 5

Kondisi psikis siswa terhadap kegiatan

membaca

6,7,8 3

2. Dorongan untuk

membaca

Keinginan untuk membaca 9,10,11,12,13 7

pemanfaatan fasilitas penunjang

kegiatan membaca di sekolah

14,15,16,17,18 3

3. Kesadaran akan

manfaat

membaca

Kesadaran pentingnya kegiatan

membaca

19,20,21,22 5

Kesadaran akan manfaat yang

diperoleh dari membaca

23,24,25,26 3

4. Frekuensi

membaca dan

ketersediaan

waktu untuk

membaca

waktu yang digunakan untuk

membaca

28,29,30,31 4

Kegiatan membaca pada waktu luang 27,32,33,34 4

5. Kuantitas

sumber bacaan

Jumlah sumber bacaan yang dimiliki 35,36,38 3

Sumber bacaan yang variatif 37,39,40 3

Jumlah Buitr Soal 40

107

Lampiran 2

ANGKET UJI COBA

MINAT BACA

Petunjuk pengisian angket :

a. Tulislah identitas pada kolom yang tersedia.

b. Bacalah setiap pernyataan secara teliti.

c. Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom pilihan diantara empat

pilihan di bawah ini yang sesuai dengan keadaan diri kalian sendiri saat ini

Pilihan jawaban:

SL = Selalu

SR = Sering

KD = Kadang-Kadang

TP = Tidak Pernah

No PERNYATAAN JAWABAN

SL SR KD TP

1 Saya membaca dengan kemauan sendiri

2 Saya suka membaca informasi dimana saja

3 Saya hanya suka membaca buku yang saya sukai

4 Pada saat belajar di rumah, saya membaca dengan

sungguh-sungguh

5 Saya suka membaca sumber bacaan apapun

6 Ketika sakit, saya malas untuk membaca

Sekolah :

Nama :

Nomor absen :

108

No PERNYATAAN JAWABAN

SL SR KD TP

7 Saya senang membaca materi pelajaran IPS.

8 Saya merasa cepat bosan dan mengantuk pada saat

membaca materi pelajaran IPS.

9 Pada waktu di rumah, saya membaca supaya mendapat

pujian dari orangtua.

10 Orang tua sayan membelikan buku lain yang tidak

didapatkan dari sekolah.

11

Ketika ada perintah dari guru untuk membaca materi

yang ada di buku pelajaran, saya bermain-main sendiri

sebelum bacaan terselesaikan.

12 Saya hanya membaca jika ada perintah dari Bapak/Ibu

guru.

13 Sebelum materi pelajaran dijelaskan, saya membaca

terlebih dahulu di rumah.

14 Saya membaca buku karena ada temanmu yang

memberikan buku.

15 Saya berkunjung ke perpustakaan untuk membaca.

16 Saya menolak ajakan teman untuk membaca buku di

perpustakaan.

17 Pada saat kunjungan perpustakaan, saya hanya

membolak-balik buku .

18 Pada saat kunjungan perpustakaan, saya menganggu

teman yang sedang membaca buku.

19 Saya membaca buku setiap kali saya belajar.

20 Saya harus membaca buku untuk mendapatkan

informasi baru dalam bacaan.

21 Saya hanya membaca buku pelajaran pada waktu akan

ada ulangan.

109

No PERNYATAAN JAWABAN

SL SR KD TP

22 Saya membaca buku untuk memperoleh nilai yang baik.

23 Saya lebih mudah menguasai materi pelajaran karena

rajin membaca buku pelajaran.

24 Saya memperoleh manfaat dari membaca buku.

25 Saya suka menceritakan kembali kepada orang lain

mengenai bacaan yang telah saya baca.

26 Membaca buku tidak memberikan manfaat bagi saya.

27 Saya mengisi waktu luang dengan kegiatan membaca.

28 Saya berkali-kali membaca dalam sehari.

29 Saya mempunyai jadwal untuk membaca.

30 Saya tidak ingin berlama-lama untuk membaca.

31 Pada hari libur,saya membaca buku jenis lain .

32 Saya waktu istirahat, saya lebih memilih bermain

daripada membaca buku.

33 Pada saat waktu luang di rumah, saya lebih memilih

tidur dari pada membaca buku.

34 Saya lebih tertarik menonton acara TV daripada

membaca buku.

35 Saya membaca berbagai jenis buku bacaan, baik itu

buku pelajaran, majalah,koran,novel, dll.

36 Saya menyisihkan uang saku untuk membeli buku.

37 Saya membeli jenis buku bacaan lain untuk menambah

koleksi buku yang saya punya.

38 Saya meminjam buku dari perpustakaan untuk

memnambah koleksi sumber bacaan.

39 setiap buku yang saya baca mempunyai isi bacaan

menarik.

40 Setiap buku yang saya baca menggunakan bahasa yang

mudah dipahami.

110

Lampiran 3

LEMBAR ANGKET UJI COBA MINAT BACA SISWA

111

112

Lampiran 4

TABULASI DATA UJI COBA ANGKET MINAT BACA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 UC-1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 2 2 104

2 UC-2 4 4 3 2 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 2 125

3 UC-3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 120

4 UC-4 3 4 4 1 3 3 4 1 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 124

5 UC-5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 3 2 4 2 2 4 3 2 2 4 3 4 3 4 131

6 UC-6 4 3 3 2 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 130

7 UC-7 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 136

8 UC-8 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 130

9 UC-9 3 4 3 2 3 2 4 2 1 2 4 3 3 2 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 119

10 UC-10 3 4 3 1 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 136

11 UC-11 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 2 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 130

12 UC-12 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 114

13 UC-13 3 3 3 3 3 4 3 1 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 4 3 3 117

14 UC-14 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 142

15 UC-15 2 2 4 2 2 4 3 1 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 1 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 4 126

16 UC-16 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 111

17 UC-17 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 2 3 4 4 3 139

18 UC-18 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 138

19 UC-19 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 4 2 2 3 4 4 4 137

20 UC-20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4 1 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 136

21 UC-21 2 3 3 2 4 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 2 110

22 UC-22 2 4 4 2 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 128

23 UC-23 4 4 3 1 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 1 3 2 1 2 4 4 4 2 4 133

24 UC-24 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 141

25 UC-25 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 2 3 4 145

26 UC-26 3 3 3 1 3 4 3 2 1 2 3 1 4 2 3 3 3 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 1 2 2 2 2 3 2 2 3 111

27 UC-27 2 4 4 2 4 2 4 1 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 125

28 UC-28 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 149

29 UC-29 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 143

30 UC-30 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 117

31 UC-31 4 4 3 1 3 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 1 2 2 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 2 2 120

32 UC-32 3 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 4 2 3 114

33 UC-33 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 143

34 UC-34 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 140

35 UC-35 3 3 3 2 4 3 3 2 4 1 3 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 1 4 3 3 123

114 117 117 86 121 117 120 97 121 99 129 116 114 116 118 103 127 136 132 122 98 126 126 126 123 121 99 97 99 103 108 104 108 102 99 89 95 133 101 108

Butir SoalskorNo. Responden

113

Lampiran 5

HASIL UJI VALIDITAS

ANGKET UJI COBA MINAT BACA

Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Rxy 0,40265 0,36059 0,59200 0,23703 0,54488 0,53134 0,39979 0,53344 0,51204 0,28020

r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

Keterangan VALID VALID VALID

TIDAK

VALID VALID VALID VALID VALID VALID

TIDAK

VALID

Nomor Soal 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Rxy 0,3924 0,55561 0,19814 0,64743 0,37131 0,35795 0,39523 0,15490 0,51823 0,47360

r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

Keterangan VALID VALID

TIDAK

VALID VALID VALID VALID VALID

TIDAK

VALID VALID VALID

Nomor Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Rxy 0,14512 0,35461 0,56578 0,61016 0,60244 0,15145 0,41178 0,45626 0,50811 0,20468

r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

Keterangan

TIDAK

VALID VALID VALID VALID VALID

TIDAK

VALID VALID VALID VALID

TIDAK

VALID

Nomor Soal 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Rxy 0,14512 0,35653 0,38121 0,36939 0,59973 0,30386 0,35868 0,14448 0,35782 0,55578

r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

Keterangan

TIDAK

VALID VALID VALID VALID VALID

TIDAK

VALID VALID

TIDAK

VALID VALID VALID

114

Lampiran 6

HASIL UJI RELIABILITAS

ANGKET UJI COBA MINAT BACA

VARIAN ITEM

Item 1 0,54958 Item 21 0,929412

Item 2 0,54958 Item 22 0,929412

Item 3 0,54958 Item 23 0,929412

Item 4 0,54958 Item 24 0,929412

Item 5 0,54958 Item 25 0,929412

Item 6 0,54958 Item 26 0,929412

Item 7 0,54958 Item 27 0,929412

Item 8 0,54958 Item 28 0,929412

Item 9 0,54958 Item 29 0,929412

Item 10 0,54958 Item 30 0,929412

Item 11 0,54958 Item 31 0,929412

Item 12 0,54958 Item 32 0,929412

Item 13 0,54958 Item 33 0,929412

Item 14 0,54958 Item 34 0,929412

Item 15 0,54958 Item 35 0,929412

Item 16 0,54958 Item 36 0,929412

Item 17 0,54958 Item 37 0,929412

Item 18 0,54958 Item 38 0,929412

Item 19 0,54958 Item 39 0,929412

Item 20 0,54958 Item 40 0,929412

JUMLAH

VARIAN ITEM 21,83025

JUMLAH

VARIAN TOTAL 135,6353

RELIABILITAS 0,860566

115

Lampiran 7

KISI-KISI ANGKET PENELITIAN

MINAT BACA

Indikator Deskriptor Nomor

Butir

Jumlah

Butir

1. Kesenangan

membaca

Perhatian siswa terhadap kegiatan

membaca

1,2,3,4 4

Kondisi psikis siswa terhadap kegiatan

membaca

5,6,7 3

2. Dorongan untuk

membaca

Keinginan untuk membaca 8,9,10 5

pemanfaatan fasilitas penunjang

kegiatan membaca di sekolah

11,12,13,14 2

3. Kesadaran akan

manfaat

membaca

Kesadaran pentingnya kegiatan

membaca

15,16,17, 4

Kesadaran akan manfaat yang

diperoleh dari membaca

18,19,20 2

4. Frekuensi

membaca dan

ketersediaan

waktu untuk

membaca

waktu yang digunakan untuk

membaca

21,22,23 3

Kegiatan membaca pada waktu luang 24,25,26 3

5. Kuantitas

sumber bacaan

Jumlah sumber bacaan yang dimiliki 27 1

Sumber bacaan yang variatif 28,29,30 3

Jumlah Buitr Soal 30

116

Lampiran 8

ANGKET PENELITIAN MINAT BACA

Petunjuk pengisian angket :

a. Tulislah identitas pada kolom yang tersedia.

b. Bacalah setiap pernyataan secara teliti.

c. Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom pilihan diantara empat pilihan

di bawah ini yang sesuai dengan keadaan diri kalian sendiri saat ini.

Pilihan jawaban:

SL = Selalu

SR = Sering

KD = Kadang-Kadang

TP = Tidak Pernah

No PERNYATAAN JAWABAN

SL SR KD TP

1 Saya membaca dengan kemauan sendiri

2 Saya suka membaca informasi dimana saja

3 Saya hanya suka membaca buku yang saya sukai

4 Saya suka membaca sumber bacaan apapun

5 Ketika sakit, saya malas untuk membaca

6 Saya senang membaca materi pelajaran IPS.

7 Saya merasa cepat bosan dan mengantuk pada saat

membaca materi pelajaran IPS.

Sekolah :

Nama :

Nomor absen :

117

No PERNYATAAN JAWABAN

SL SR KD TP

8 Pada waktu di rumah, saya membaca supaya mendapat

pujian dari orangtua.

9 Ketika ada perintah dari guru untuk membaca materi

yang ada di buku pelajaran, saya bermain-main sendiri

sebelum bacaan terselesaikan.

10 Saya hanya membaca jika ada perintah dari Bapak/Ibu

guru.

11 Saya membaca buku karena ada temanmu yang

memberikan buku.

12 Saya berkunjung ke perpustakaan untuk membaca.

13 Saya menolak ajakan teman untuk membaca buku di

perpustakaan.

14 Pada saat kunjungan perpustakaan, saya hanya

membolak-balik buku.

15 Saya membaca buku setiap kali saya belajar.

16 Saya harus membaca buku untuk mendapatkan

informasi baru dalam bacaan.

17 Saya membaca buku untuk memperoleh nilai yang baik.

18 Saya lebih mudah menguasai materi pelajaran karena

rajin membaca buku pelajaran.

19 Saya memperoleh manfaat dari membaca buku.

20 Saya suka menceritakan kembali kepada orang lain

mengenai bacaan yang telah saya baca.

21 Saya mengisi waktu luang dengan kegiatan membaca.

22 Saya berkali-kali membaca dalam sehari.

23 Saya mempunyai jadwal untuk membaca.

118

No. PERNYATAAN JAWABAN

SL SR KD TP

24 Pada waktu istirahat, saya lebih memilih bermain

daripada membaca buku.

25 Pada saat waktu luang di rumah, saya lebih memilih

tidur dari pada membaca buku.

26 Saya lebih tertarik menonton acara TV daripada

membaca buku.

27 Saya membaca berbagai jenis buku bacaan, baik itu

buku pelajaran, majalah,koran,novel, dll.

28 Saya membeli jenis buku bacaan lain untuk menambah

koleksi buku yang saya punya.

29 setiap buku yang saya baca mempunyai isi bacaan

menarik.

30 Setiap buku yang saya baca menggunakan bahasa yang

mudah dipahami.

119

Lampiran 9

LEMBAR ANGKET PENELITIAN MINAT BACA SISWA

120

121

Lampiran 10

HASIL ANALISIS DESKRIPTIF MINAT BACA SISWA

KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN MIJEN KOTA SEMARANG

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 SP-1 2 3 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 2 2 4 2 1 2 1 3 4 2 2 2 4 4 86 73,5 tinggi

2 SP-5 2 2 3 3 3 3 1 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 4 1 3 2 1 3 4 82 70,08 tinggi

3 SP-6 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 104 88,88 sangat tinggi

4 SP-10 2 2 3 2 2 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 87 74,35 tinggi

5 SP-13 2 2 4 2 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 78 66,66 tinggi

6 SP-14 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 104 88,88 sangat tinggi

7 SP-16 2 2 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 3 2 1 2 2 1 3 3 3 2 2 4 4 83 70,9 tinggi8 SP-21 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 1 3 3 3 3 2 3 2 96 82,05 sangat tinggi

9 SP-23 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 98 83,76 sangat tinggi

10 SP-25 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 2 2 4 2 3 1 2 2 2 2 90 76,92 tinggi11 SP-28 2 2 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 1 4 4 3 2 1 3 2 82 70,08 tinggi12 SP-29 3 2 3 1 3 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 95 81,19 tinggi13 SP-31 3 3 4 2 4 4 1 1 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 89 76,08 tinggi14 SP-33 3 3 2 4 3 4 2 2 1 2 2 1 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 4 87 74,35 tinggi15 SP-35 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 99 84,61 sangat tinggi

16 SP-37 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 2 4 3 2 2 1 2 3 86 73,5 tinggi

17 SP-40 3 4 4 3 3 3 1 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 3 4 4 2 2 3 4 97 82,9 sangat tinggi

18 SP-42 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 4 1 3 2 1 3 4 82 70,05 tinggi

19 SP-44 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 98 83,76 sangat tinggi

20 SP-46 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 2 1 2 1 3 4 2 2 2 4 4 86 73,5 tinggi

21 SP-48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 84 71,79 tinggi

22 SP-50 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 106 90,58 sangat tinggi

23 SP-53 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 86 73,5 tinggi

24 SP-55 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 4 1 3 2 1 3 4 82 70,08 tinggi

25 SP-59 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 1 4 4 108 92,3 sangat tinggi

26 SP-63 2 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 90 76,92 tinggi

27 SP-64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 1 4 4 108 92,3 sangat tinggi

28 SP-66 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 89 76,06 tinggi

29 SP-69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 4 111 94,87 sangat tinggi

30 SP-70 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 89 76,06 tinggi

JUMLAH SKOR KETNo. Kode RespondenSkor Per Item

122

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

31 SP-72 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 98 83,76 sangat tinggi

32 SP-75 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 96 85,05 sangat tinggi

33 SP-76 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 84 71,8 tinggi

34 SP-78 2 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 90 76,92 tinggi

35 SP-79 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 92 78,63 tinggi

36 SP-84 3 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2 3 1 4 3 96 82,05 sangat tinggi

37 SP-86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 1 4 3 96 82,05 sangat tinggi

38 SP-88 2 3 4 4 2 4 3 1 2 4 1 3 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 85 72,64 tinggi

39 SP-92 2 3 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 1 2 3 89 76,06 tinggi

40 SP-94 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 4 2 3 2 4 3 4 80 68,37 tinggi

41 SP-96 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 94 80,34 tinggi

42 SP-98 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 105 89,74 sangat tinggi

43 SP-101 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 1 4 3 2 3 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 93 79,48 tinggi

44 SP-105 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 2 4 3 2 2 1 2 3 86 73,5 tinggi

45 SP-109 4 4 3 2 4 4 1 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 102 87,17 sangat tinggi

46 SP-110 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 111 94,87 sangat tinggi

47 SP-113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 115 98,29 sangat tinggi

48 SP-114 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 1 3 2 84 71,8 tinggi

49 SP-117 4 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 85 72,65 tinggi

50 SP-119 4 2 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2 3 4 98 83,76 sangat tinggi

51 SP-120 2 4 4 3 3 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 93 79,49 tinggi

52 SP-123 3 3 3 1 2 2 1 2 2 1 3 1 3 3 3 1 1 1 2 4 4 3 3 2 2 3 1 3 1 3 67 57,26 sedang

53 SP-126 2 3 1 4 3 1 1 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 77 65,81 tinggi

54 SP-127 2 2 4 4 2 4 3 4 4 3 1 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 89 76,06/ tinggi

55 SP-132 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 113 96,58 sangat tinggi

56 SP-136 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 3 1 3 3 3 1 1 1 2 4 4 3 3 2 2 3 1 3 1 3 68 58,12 sedang

57 SP-138 3 3 3 1 2 2 1 2 2 1 3 2 3 3 3 1 1 1 2 4 3 2 4 2 1 3 1 3 1 3 66 56,41 sedang

58 SP-139 2 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 3 4 100 85,47 sangat tinggi

59 SP-142 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 90 76,92 tinggi

60 SP-143 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 92 78,63 tinggi

61 SP-146 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 98 83,76 sangat tinggi

62 SP-149 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 97 82,9 sangat tinggi

63 SP-151 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 2 3 108 92,31 sangat tinggi

64 SP-154 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 94 80,34 tinggi

65 SP-156 3 2 2 4 3 1 1 1 4 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 4 86 73,5 tinggi

No. Kode RespondenSkor Per Item

JUMLAH SKOR KET

123

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

66 SP-158 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 114 97,43 sangat tinggi

67 SP-160 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 103 88,03 sangat tinggi

68 SP-163 3 3 3 3 3 1 2 4 4 3 3 2 1 4 4 4 3 4 4 3 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 80 68,37 tinggi

69 SP-166 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 4 3 2 4 2 3 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 75 64,1 tinggi

70 SP-167 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 113 96,58 sangat tinggi

71 SP-171 3 4 3 3 4 1 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 1 3 92 78,63 tinggi

72 SP-172 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 108 92,3 sangat tinggi

73 SP-174 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 99 84,61 sangat tinggi

74 SP-177 3 3 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 1 1 95 81,2 tinggi

75 SP-179 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 111 94,87 sangat tinggi

76 SP-182 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 105 89,74 sangat tinggi

77 SP-183 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 83 70,94 tinggi

78 SP-185 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 1 3 108 92,3 sangat tinggi

79 SP-187 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 109 93,16 sangat tinggi

80 SP-191 2 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 94 80,34 tinggi

81 SP-194 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 93 79,48 tinggi

82 SP-196 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 4 2 81 69,23 tinggi

83 SP-198 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 101 86,32 sangat tinggi

84 SP-203 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 1 4 3 98 83,76 sangat tinggi

85 SP-206 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 104 88,88 sangat tinggi

86 SP-207 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 117 100 sangat tinggi

87 SP-208 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 1 4 3 107 91,45 sangat tinggi

88 SP-211 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 100 85,47 sangat tinggi

89 SP-215 3 4 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 90 76,92 tinggi

90 SP-217 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 110 94,02 sangat tinggi

91 SP-220 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 113 96,58 sangat tinggi

92 SP-222 3 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 1 3 3 2 4 3 2 3 94 80,34 tinggi

93 SP-227 3 3 4 2 2 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 83 70,94 tinggi

94 SP-230 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 86 73,5 tinggi

95 SP-232 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 4 2 82 70,08 tinggi

96 SP-235 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 1 3 2 3 4 2 3 94 80,34 tinggi

97 SP-236 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 1 3 97 82,9 sangat tinggi

98 SP-237 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 2 4 3 4 4 112 95,72 sangat tinggi

99 SP-240 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 98 83,76 sangat tinggi

100 SP-241 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 99 84,61 sangat tinggi

9427

94,27 80,58 TINGGI

SKOR KET

JUMLAH

RATA-RATA

No. Kode RespondenSkor Per Item

JUMLAH

124

Lampiran 11

HASIL ANALISIS DESKRIPTIF MINAT BACA PER INDIKATOR

SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN MIJEN KOTA

SEMARANG

Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria

1 SP-1 21 75 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 13 54,16 sedang 12 80 tinggi

2 SP-5 17 60,71 sedang 24 85,71 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 58,33 sedang 10 66,66 tinggi

3 SP-6 25 89,28 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 12 80 tinggi

4 SP-10 17 60,71 sedang 22 78,57 tinggi 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 10 66,666 tinggi

5 SP-13 19 67,86 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 14 58,33 sedang 13 54,16 sedang 9 60 sedang

6 SP-14 24 85,71 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 13 86,66 sangat tinggi

7 SP-16 19 67,86 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 15 62,5 sedang 14 58,33 sedang 12 80 tinggi

8 SP-21 24 85,71 sangat tinggi 27 96,43 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 14 58,33 sedang 10 66,66 tinggi

9 SP-23 25 89,28 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 17 70,83 tinggi 12 80 tinggi

10 SP-25 21 75 tinggi 25 89,28 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 14 58,33 sedang 8 53,33 sedang

11 SP-28 18 64,28 tinggi 26 92,83 sangat tinggi 14 58,33 sedang 16 66,66 tinggi 8 53,33 sedang

12 SP-29 18 64,28 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 12 80 tinggi

13 SP-31 21 75 tinggi 20 71,43 tinggi 22 91,66 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 9 60 sedang

14 SP-33 21 75 tinggi 13 46,43 sedang 22 91,66 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 93,33 sangat tinggi

15 SP-35 24 85,71 sangat tinggi 27 96,43 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 10 66,66 tinggi

16 SP-37 20 71,46 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 15 62,5 sedang 8 53,33 sedang

17 SP-40 21 75 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 11 73,33 tinggi

18 SP-42 18 64,28 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 58,33 sedang 10 66,66 tinggi

19 SP-44 21 75 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 14 58,33 sedang 13 86,66 sangat tinggi

20 SP-46 20 71,42 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 13 54,16 sedang 12 80 tinggi

21 SP-48 21 75 tinggi 20 71,43 tinggi 22 91,66 sangat tinggi 12 50 sedang 9 60 sedang

22 SP-50 24 85,71 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 10 66,66 tinggi

23 SP-53 22 78,57 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 14 58,33 sedang 15 62,5 sedang 9 60 sedang

24 SP-55 18 64,28 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 58,33 sedang 10 66,66 tinggi

25 SP-59 27 96,43 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 13 86,66 sangat tinggi

26 SP-63 18 64,28 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 15 62,5 sedang 9 60 sedang

27 SP-64 28 100 sangat tinggi 27 96,43 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 13 86,66 sangat tinggi

28 SP-66 24 85,71 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 13 54,16 sedang 17 70,83 tinggi 12 80 tinggi

29 SP-69 28 100 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 12 80 tinggi

30 SP-70 23 82,14 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 14 58,33 sedang 17 70,83 tinggi 12 80 tinggi

31 SP-72 26 92,86 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi

32 SP-75 26 92,86 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 9 60 sedang

33 SP-76 21 75 tinggi 20 71,43 tinggi 22 91,66 sangat tinggi 12 50 sedang 9 60 sedang

34 SP-78 18 64,28 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 15 62,5 sedang 9 60 sedang

35 SP-79 23 82,14 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 16 66,66 tinggi 10 66,66 tinggi

36 SP-84 23 82,14 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 13 54,16 sedang 11 73,33 tinggi

37 SP-86 28 100 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 18 75 tinggi 14 58,33 sedang 11 73,33 tinggi

38 SP-88 22 78,57 tinggi 16 57,14 sedang 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 9 60 sedang

39 SP-92 19 67,86 tinggi 27 96,43 sangat tinggi 18 75 tinggi 17 70,83 tinggi 8 53,33 sedang

40 SP-94 18 64,28 tinggi 20 71,423 tinggi 14 58,33 sedang 15 62,5 sedang 13 86,66 sangat tinggi

41 SP-96 23 82,14 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 15 62,5 sedang 10 66,66 tinggi

42 SP-98 26 92,86 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 14 93,33 sangat tinggi

43 SP-101 25 89,28 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 18 75 tinggi 18 75 tinggi 9 60 sedang

44 SP-105 20 71,43 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 15 62,5 sedang 8 53,33 sedang

45 SP-109 22 78,57 tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 18 75 tinggi 14 93,33 sangat tinggi

Indikator 5No. Kode Responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4

125

Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria

46 SP-110 27 96,43 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 13 86,66 sangat tinggi

47 SP-113 28 100 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi

48 SP-114 22 78,57 tinggi 28 100 sangat tinggi 14 58,33 sedang 16 66,66 tinggi 8 53,33 sedang

49 SP-117 17 60,71 sedang 24 85,71 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 15 62,5 sedang 12 80 tinggi

50 SP-119 18 64,28 tinggi 19 67,85 tinggi 24 100 sangat tinggi 18 75 tinggi 13 86,66 sangat tinggi

51 SP-120 22 78,57 tinggi 25 89,28 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 15 62,5 sedang 13 86,66 sangat tinggi

52 SP-123 15 53,57 sedang 23 82,14 sangat tinggi 12 50 sedang 17 70,83 tinggi 8 53,33 sedang

53 SP-126 15 53,57 sedang 15 53,57 sedang 23 95,83 sangat tinggi 9 37,5 rendah 7 46,66 sedang

54 SP-127 21 75 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 15 62,5 sedang 9 60 sedang

55 SP-132 27 96,43 sangat tinggi 22 78,57 tinggi 24 100 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 14 93,33 sangat tinggi

56 SP-136 15 53,57 sedang 27 96,43 sangat tinggi 12 50 sedang 15 62,5 sedang 8 53,33 sedang

57 SP-138 15 53,57 sedang 16 57,14 sedang 12 50 sedang 15 62,5 sedang 8 53,33 sedang

58 SP-139 24 85,71 sangat tinggi 16 57,14 sedang 24 100 sangat tinggi 15 62,5 sedang 15 100 sangat tinggi

59 SP-142 20 71,43 tinggi 22 78,57 tinggi 23 95,83 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi

60 SP-143 21 75 tinggi 20 71,43 tinggi 21 87,5 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 10 66,66 tinggi

61 SP-146 22 78,57 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 18 75 tinggi 12 80 tinggi

62 SP-149 21 75 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 10 66,66 tinggi

63 SP-151 26 92,86 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 10 66,66 tinggi

64 SP-154 21 75 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 23 95,8 sangat tinggi 14 58,33 sedang 13 86,66 sangat tinggi

65 SP-156 16 57,14 sedang 23 82,14 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 13 86,66 sangat tinggi

66 SP-158 27 96,43 sangat tinggi 17 60,71 sedang 24 100 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi

67 SP-160 25 89,28 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi

68 SP-163 18 64,28 tinggi 27 96,43 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 10 41,66 rendah 9 60 sedang

69 SP-166 17 60,71 sedang 21 75 tinggi 18 75 tinggi 13 54,16 sedang 10 66,66 tinggi

70 SP-167 28 100 sangat tinggi 17 60,71 sedang 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi

71 SP-171 20 71,43 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 9 60 sedang

72 SP-172 26 92,86 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi

73 SP-174 28 100 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 18 75 tinggi 21 87,5 sangat tinggi 10 66,6 tinggi

74 SP-177 21 75 tinggi 22 78,57 tinggi 21 87,5 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 9 60 sedang

75 SP-179 26 92,86 sangat tinggi 23 82,14 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi

76 SP-182 25 89,28 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 12 80 tinggi

77 SP-183 18 64,28 tinggi 25 89,286 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 13 54,16 sedang 10 66,66 tinggi

78 SP-185 26 92,86 sangat tinggi 22 78,57 tinggi 24 100 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 11 73,33 tinggi

79 SP-187 24 85,71 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 13 86,66 sangat tinggi

80 SP-191 17 60,71 sedang 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 10 66,6 tinggi

81 SP-194 20 71,43 tinggi 26 92,86 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi

82 SP-196 14 50 sedang 24 85,71 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 13 54,16 sedang 11 73,33 tinggi

83 SP-198 25 89,28 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 12 80 tinggi

84 SP-203 23 82,14 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 18 75 tinggi 19 79,16 tinggi 11 73,33 tinggi

85 SP-206 26 92,86 sangat tinggi 27 96,43 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 18 75 tinggi 11 73,33 tinggi

86 SP-207 27 96,43 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 23 95,83 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 15 100 sangat tinggi

87 SP-208 24 85,71 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 12 80 tinggi

88 SP-211 23 82,14 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 21 87,5 sangat tinggi 15 62,5 sedang 14 93,33 sangat tinggi

89 SP-215 20 71,43 tinggi 27 96,43 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 10 66,66 tinggi

90 SP-217 27 96,43 sangat tinggi 22 78,57 tinggi 24 100 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 14 93,33 sangat tinggi

91 SP-220 27 96,43 sangat tinggi 26 92,86 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 20 83,33 sangat tinggi 14 93,33 sangat tinggi

92 SP-222 23 82,14 sangat tinggi 28 100 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 14 58,33 sedang 12 80 tinggi

93 SP-227 20 71,43 tinggi 23 82,14 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 15 62,5 sedang 10 66,66 tinggi

94 SP-230 22 78,57 tinggi 22 78,57 tinggi 18 75 tinggi 15 62,5 sedang 9 60 sedang

95 SP-232 24 85,71 sangat tinggi 22 78,57 tinggi 15 62,5 sedang 12 50 sedang 11 73,33 tinggi

96 SP-235 22 78,57 tinggi 20 71,43 tinggi 21 87,5 sangat tinggi 14 58,33 sedang 12 80 tinggi

97 SP-236 24 85,71 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 22 91,66 sangat tinggi 16 66,66 tinggi 11 73,33 tinggi

98 SP-237 28 100 sangat tinggi 24 85,71 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 17 70,83 tinggi 15 100 sangat tinggi

99 SP-240 21 75 tinggi 28 100 sangat tinggi 24 100 sangat tinggi 14 58,33 sedang 13 86,66 sangat tinggi

100 SP-241 25 89,28 sangat tinggi 25 89,28 sangat tinggi 19 79,16 tinggi 16 66,66 tinggi 13 86,66 sangat tinggi

2211 2372 2081 1645 1116

22,11 78,96 tinggi 23,72 84,71 sangat tinggi 20,81 86,71 sangat tinggi 16,45 68,54 tinggi 11,16 74,4 tinggi

TOTAL

RATA-RATA

Indikator 5No. Kode Responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4

126

Lampiran 12

KISI-KISI WAWANCARA GURU DAN SISWA

Indikator Nomor Butir

1. Kesenangan membaca 1,2

2. Dorongan untuk membaca 3,4

3. Kesadaran akan manfaat

membaca 5,6

4. Frekuensi membaca dan

ketersediaan waktu untuk

membaca

7,8

5. Kuantitas sumber bacaan 9,10

127

Lampiran 13

LEMBAR WAWANCARA GURU

Nama Sekolah :

Nama Guru Kelas :

Hari / Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimanakah antusias siswa terhadap kegiatan

membaca yang ada di sekolah?

2. Bagaimanakah kondisi psikis yang terlihat dalam

diri siswa terhadap kegiatan membaca?

3. Bagaimanakah cara guru untuk mendorong

kegiatan membaca siswa?

4. Bagaimanakah fasilitas perpustakaan yang ada di

sekolah ini untuk menunjang miant baca siswa?

5. Apakah siswa menyadari tentang pentingnya

kegiatan membaca?

6. Bagaimanakah hubungan tentang minat baca

siswa dengan hasil belajar yang diperoleh

khususnya pada mata pelajaran IPS?

7. Apakah guru mempunyai metode pengajaran

khusus yang mampu menambah intensitas

membaca siswa?

8. Menurut anda, apakah kegiatan membaca menjadi

salah satu kegiatan yang dilakukan pada waktu

luang di sekolah?

9. Apakah guru pernah melakukan konfirmasi

kepada siswa terkait sumber bacaan yang dimilki?

10. Apakah siswa memiliki sumber bacaan yang

variatif?

128

Lampiran 14

LEMBAR WAWANCARA SISWA

Nama Sekolah :

Nama Siswa :

Hari / Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu suka membaca karena

membaca sebagai kegiatan yang

menarik bagimu?

2. Hal apa yang kamu rasakan ketika

kamu sedang membaca?

3. Apakah aktivitas membaca yang

kamu lakukan atas keinginan sendiri?

4. Apa yang kamu ketika berkunjung ke

perpustakaan sekolah?

5. Apakah pentingnya kegiatan

membaca bagimu?

6. Manfaat apakah yang kamu dapatkan

setelah membaca?

7. Dalam sehari berapa lama kamu

membaca?

8. Apakah yang lakukan pada saat

waktu luang ?

9. Apakah kamu mempunyai koleksi

buku yang banyak ?

10. Apakah buku yang pernah kamu baca

hanya buku yang kamu butuhkan

saja?

129

Lampiran 15

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU DAN SISWA

130

131

Lampiran 16

HASIL ANALISIS DESKRIPTIF DATA HASIL BELAJAR IPS

SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN MIJEN

SEMARANG

No. Kode

Responden Nilai Kategori

1 SP-1 79 baik

2 SP-5 77 baik

3 SP-6 83 sangat baik

4 SP-10 80 sangat baik

5 SP-13 70 baik

6 SP-14 83 sangat baik

7 SP-16 75 baik

8 SP-21 80 sangat baik

9 SP-23 78 baik

10 SP-25 76 baik

11 SP-28 75 baik

12 SP-29 81 sangat baik

13 SP-31 78 sangat baik

14 SP-33 70 baik

15 SP-35 80 sangat baik

16 SP-37 73 baik

17 SP-40 74 baik

18 SP-42 70 baik

19 SP-44 79 baik

20 SP-46 75 baik

21 SP-48 73 baik

22 SP-50 88 sangat baik

23 SP-53 79 baik

24 SP-55 73 baik

25 SP-59 84 sangat baik

26 SP-63 82 sangat baik

27 SP-64 83 sangat baik

28 SP-66 68 cukup

29 SP-69 79 baik

30 SP-70 70 baik

31 SP-72 70 baik

32 SP-75 72 baik

33 SP-76 75 baik

34 SP-78 75 baik

35 SP-79 77 baik

132

No. Kode

Responden Nilai Kategori

36 SP-84 70 baik

37 SP-86 70 baik

38 SP-88 68 cukup

39 SP-92 70 baik

40 SP-94 65 cukup

41 SP-96 65 cukup

42 SP-98 75 baik

43 SP-101 67 cukup

44 SP-105 77 baik

45 SP-109 82 sangat baik

46 SP-110 88 baik

47 SP-113 88 sangat baik

48 SP-114 67 cukup

49 SP-117 74 baik

50 SP-119 70 baik

51 SP-120 66 baik

52 SP-123 65 cukup

53 SP-126 68 cukup

54 SP-127 81 sangat baik

55 SP-132 73 baik

56 SP-136 65 cukup

57 SP-138 65 cukup

58 SP-139 70 baik

59 SP-142 76 baik

60 SP-143 78 baik

61 SP-146 92 sangat baik

62 SP-149 85 sangat baik

63 SP-151 80 sangat baik

64 SP-154 73 baik

65 SP-156 74 baik

66 SP-158 84 sangat baik

67 SP-160 80 sangat baik

68 SP-163 71 baik

69 SP-166 73 baik

70 SP-167 80 sangat baik

71 SP-171 70 baik

72 SP-172 94 sangat baik

73 SP-174 79 baik

74 SP-177 70 baik

75 SP-179 80 sangat baik

133

No. Kode

Responden Nilai Kategori

76 SP-182 72 baik

77 SP-183 85 sangat baik

78 SP-185 86 sangat baik

79 SP-187 81 sangat baik

80 SP-191 73 baik

81 SP-194 75 baik

82 SP-196 73 baik

83 SP-198 90 sangat baik

84 SP-203 70 baik

85 SP-206 90 sangat baik

86 SP-207 86 sangat baik

87 SP-208 81 sangat baik

88 SP-211 89 sangat baik

89 SP-215 78 baik

90 SP-217 86 sangat baik

91 SP-220 86 sangat baik

92 SP-222 72 baik

93 SP-227 72 baik

94 SP-230 78 baik

95 SP-232 67 cukup

96 SP-235 75 baik

97 SP-236 78 baik

98 SP-237 84 sangat baik

99 SP-240 80 sangat baik

100 SP-241 73 baik

RATA-RATA 76,52

KETERANGAN BAIK

134

Lampiran 17

DATA HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN HASIL

BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN

KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

No. Skor Minat Baca Hasil Belajar IPS

Skor Kategori Nilai Kategori

1 SP-1 73,5 tinggi 79 baik

2 SP-5 70,08 tinggi 77 baik

3 SP-6 88,88 sangat tinggi 83 sangat baik

4 SP-10 74,35 tinggi 80 sangat baik

5 SP-13 66,66 tinggi 70 baik

6 SP-14 88,88 sangat tinggi 83 sangat baik

7 SP-16 70,9 tinggi 75 baik

8 SP-21 82,05 sangat tinggi 80 sangat baik

9 SP-23 83,76 sangat tinggi 78 baik

10 SP-25 76,92 tinggi 76 baik

11 SP-28 70,08 tinggi 75 baik

12 SP-29 81,19 tinggi 81 sangat baik

13 SP-31 76,08 tinggi 78 sangat baik

14 SP-33 74,35 tinggi 70 baik

15 SP-35 84,61 sangat tinggi 80 sangat baik

16 SP-37 73,5 tinggi 73 baik

17 SP-40 82,9 sangat tinggi 74 baik

18 SP-42 70,05 tinggi 70 baik

19 SP-44 83,76 sangat tinggi 79 baik

20 SP-46 73,5 tinggi 75 baik

21 SP-48 71,79 tinggi 73 baik

22 SP-50 90,58 sangat tinggi 88 sangat baik

23 SP-53 73,5 tinggi 79 baik

24 SP-55 70,08 tinggi 73 baik

25 SP-59 92,3 sangat tinggi 84 sangat baik

26 SP-63 76,92 tinggi 82 sangat baik

27 SP-64 92,3 sangat tinggi 83 sangat baik

28 SP-66 76,06 tinggi 68 cukup

29 SP-69 94,87 sangat tinggi 79 baik

30 SP-70 76,06 tinggi 70 baik

31 SP-72 83,76 sangat tinggi 70 baik

32 SP-75 85,05 sangat tinggi 72 baik

33 SP-76 71,8 tinggi 75 baik

34 SP-78 76,92 tinggi 75 baik

35 SP-79 78,63 tinggi 77 baik

135

No. Kode

Responden Minat Baca Hasil Belajar IPS

Skor Kategori Nilai Kategori

36 SP-84 82,05 sangat tinggi 70 baik

37 SP-86 82,05 sangat tinggi 70 baik

38 SP-88 72,64 tinggi 68 cukup

39 SP-92 76,06 tinggi 70 baik

40 SP-94 68,37 tinggi 65 cukup

41 SP-96 80,34 tinggi 65 cukup

42 SP-98 89,74 sangat tinggi 75 baik

43 SP-101 79,48 tinggi 67 cukup

44 SP-105 73,5 tinggi 77 baik

45 SP-109 87,17 sangat tinggi 82 sangat baik

46 SP-110 94,87 sangat tinggi 88 baik

47 SP-113 98,29 sangat tinggi 88 sangat baik

48 SP-114 71,8 tinggi 67 cukup

49 SP-117 72,65 tinggi 74 baik

50 SP-119 83,76 sangat tinggi 70 baik

51 SP-120 79,49 tinggi 66 baik

52 SP-123 57,26 sedang 65 cukup

53 SP-126 65,81 tinggi 68 cukup

54 SP-127 76,06/ tinggi 81 sangat baik

55 SP-132 96,58 sangat tinggi 73 baik

56 SP-136 58,12 sedang 65 cukup

57 SP-138 56,41 sedang 65 cukup

58 SP-139 85,47 sangat tinggi 70 baik

59 SP-142 76,92 tinggi 76 baik

60 SP-143 78,63 tinggi 78 baik

61 SP-146 83,76 sangat tinggi 92 sangat baik

62 SP-149 82,9 sangat tinggi 85 sangat baik

63 SP-151 92,31 sangat tinggi 80 sangat baik

64 SP-154 80,34 tinggi 73 baik

65 SP-156 73,5 tinggi 74 baik

66 SP-158 97,43 sangat tinggi 84 sangat baik

67 SP-160 88,03 sangat tinggi 80 sangat baik

68 SP-163 68,37 tinggi 71 baik

69 SP-166 64,1 tinggi 73 baik

70 SP-167 96,58 sangat tinggi 80 sangat baik

71 SP-171 78,63 tinggi 70 baik

72 SP-172 92,3 sangat tinggi 94 sangat baik

73 SP-174 84,61 sangat tinggi 79 baik

74 SP-177 81,2 tinggi 70 baik

75 SP-179 94,87 sangat tinggi 80 sangat baik

136

No. Kode

Responden

Minat Baca Hasil Belajar IPS

Skor Kategori Nilai Kategori

76 SP-182 89,74 sangat tinggi 72 baik

77 SP-183 70,94 tinggi 85 sangat baik

78 SP-185 92,3 sangat tinggi 86 sangat baik

79 SP-187 93,16 sangat tinggi 81 sangat baik

80 SP-191 80,34 tinggi 73 baik

81 SP-194 79,48 tinggi 75 baik

82 SP-196 69,23 tinggi 73 baik

83 SP-198 86,32 sangat tinggi 90 sangat baik

84 SP-203 83,76 sangat tinggi 70 baik

85 SP-206 88,88 sangat tinggi 90 sangat baik

86 SP-207 100 sangat tinggi 86 sangat baik

87 SP-208 91,45 sangat tinggi 81 sangat baik

88 SP-211 85,47 sangat tinggi 89 sangat baik

89 SP-215 76,92 tinggi 78 baik

90 SP-217 94,02 sangat tinggi 86 sangat baik

91 SP-220 96,58 sangat tinggi 86 sangat baik

92 SP-222 80,34 tinggi 72 baik

93 SP-227 70,94 tinggi 72 baik

94 SP-230 73,5 tinggi 78 baik

95 SP-232 70,08 tinggi 67 cukup

96 SP-235 80,34 tinggi 75 baik

97 SP-236 82,9 sangat tinggi 78 baik

98 SP-237 95,72 sangat tinggi 84 sangat baik

99 SP-240 83,76 sangat tinggi 80 sangat baik

100 SP-241 84,61 sangat tinggi 73 baik

RATA-RATA 80,58 76,52

KETERANGAN TINGGI BAIK

137

Lampiran 18

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Minat Baca Hasil Belajar IPS

N 100 100

Normal Parametersa,b

Mean 94,29 76,52

Std.

Deviation

11,150 6,829

Most Extreme

Differences

Absolute ,061 ,088

Positive ,061 ,088

Negative -,061 -,050

Kolmogorov-Smirnov Z ,614 ,881

Asymp. Sig. (2-tailed) ,845 ,420

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

138

Lampiran 19

HASIL UJI LINIERITAS

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Hasil Belajar IPS *

Minat Baca

Between

Groups

(Combined) 2929,079 39 75,105 2,670 ,000

Linearity 1848,476 1 1848,476 65,70

9

,000

Deviation from

Linearity

1080,603 38 28,437 1,011 ,477

Within Groups 1687,881 60 28,131

Total 4616,960 99

139

Lampiran 20

HASIL UJI KORELASI

Correlations

Minat Baca Hasil Belajar IPS

Minat Baca

Pearson Correlation 1 ,633**

Sig. (2-tailed) ,000

N 100 100

Hasil Belajar

IPS

Pearson Correlation ,633**

1

Sig. (2-tailed) ,000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

140

Lampiran 21

DAFTAR RESPONDEN UJI COBA ANGKET MINAT BACA

No. Kode

Responden Nama Siswa Nama Sekolah

1 UC-1 AL SD Negeri Tambangan 01

2 UC-2 IE SD Negeri Tambangan 01

3 UC-3 SY. SD Negeri Tambangan 01

4 UC-4 YP SD Negeri Tambangan 01

5 UC-5 DR SD Negeri Tambangan 01

6 UC-6 AB SD Negeri Tambangan 01

7 UC-7 AM SD Negeri Tambangan 01

8 UC-8 AH SD Negeri Tambangan 01

9 UC-9 DP SD Negeri Tambangan 01

10 UC-10 DA SD Negeri Tambangan 01

11 UC-11 FZ SD Negeri Tambangan 01

12 UC-12 HP SD Negeri Tambangan 01

13 UC-13 HA SD Negeri Tambangan 01

14 UC-14 DA SD Negeri Tambangan 01

15 UC-15 IA SD Negeri Tambangan 01

16 UC-16 KF. SD Negeri Tambangan 01

17 UC-17 LA. SD Negeri Tambangan 01

18 UC-18 MB SD Negeri Tambangan 01

19 UC-19 MI SD Negeri Tambangan 01

20 UC-20 MZ SD Negeri Tambangan 01

21 UC-21 MS SD Negeri Tambangan 01

22 UC-22 NS SD Negeri Tambangan 01

23 UC-23 NT SD Negeri Tambangan 01

24 UC-24 PS SD Negeri Tambangan 01

25 UC-25 RA SD Negeri Tambangan 01

26 UC-26 RM SD Negeri Tambangan 01

27 UC-27 SM SD Negeri Tambangan 01

28 UC-28 SA SD Negeri Tambangan 01

29 UC-29 SF SD Negeri Tambangan 01

30 UC-30 SD SD Negeri Tambangan 01

31 UC-31 SA SD Negeri Tambangan 01

32 UC-32 SL SD Negeri Tambangan 01

33 UC-33 SR SD Negeri Tambangan 01

34 UC-34 TA SD Negeri Tambangan 01

35 UC-35 MA SD Negeri Tambangan 01

141

Lampiran 22

DAFTAR RESPONDEN SAMPEL PENELITIAN

No. Kode

Responden

Nama Asal Sekolah

1 SP-1 MA SD Negeri Wonoplembon 01

2 SP-5 AA SD Negeri Wonoplembon 01

3 SP-6 LW SD Negeri Wonoplembon 01

4 SP-10 RA SD Negeri Wonoplembon 01

5 SP-13 MP SD Negeri Wonoplembon 01

6 SP-14 IS SD Negeri Wonoplembon 01

7 SP-16 MA SD Negeri Wonoplembon 01

8 SP-21 EL SD Negeri Wonoplembon 01

9 SP-23 MH SD Negeri Wonoplembon 01

10 SP-25 AH SD Negeri Wonoplembon 01

11 SP-28 GA SD Negeri Wonoplembon 01

12 SP-29 NN SD Negeri Wonoplembon 01

13 SP-31 AD SD Negeri Wonoplembon 01

14 SP-33 RA SD Negeri Wonoplembon 01

15 SP-35 AN SD Negeri Wonoplembon 01

16 SP-37 WA SD Negeri Wonolopo 01

17 SP-40 RW SD Negeri Wonolopo 01

18 SP-42 AA SD Negeri Wonolopo 01

19 SP-44 DV SD Negeri Wonolopo 01

20 SP-46 IK SD Negeri Wonolopo 01

21 SP-48 YR SD Negeri Wonolopo 01

22 SP-50 AP SD Negeri Wonolopo 01

23 SP-53 AS SD Negeri Wonolopo 01

24 SP-55 AP SD Negeri Wonolopo 01

25 SP-59 AA SD Negeri Wonolopo 01

26 SP-63 CN SD Negeri Wonolopo 01

27 SP-64 CT SD Negeri Wonolopo 01

28 SP-66 DS SD Negeri Wonolopo 01

29 SP-69 DV SD Negeri Wonolopo 01

30 SP-70 DR SD Negeri Wonolopo 01

31 SP-72 FH SD Negeri Wonolopo 01

32 SP-75 GT SD Negeri Wonolopo 01

33 SP-76 IS SD Negeri Wonolopo 01

34 SP-78 MP SD Negeri Wonolopo 01

35 SP-79 MN SD Negeri Wonolopo 01

36 SP-84 TM SD Negeri Wonolopo 01

37 SP-86 TL SD Negeri Wonolopo 01

142

38 SP-88 SL SD Negeri Wonolopo 01

39 SP-92 MA SD Negeri Wonolopo 01

40 SP-94 NR SD Negeri Wonolopo 01

41 SP-96 RN SD Negeri Wonolopo 01

42 SP-98 PA SD Negeri Wonolopo 02

43 SP-101 AN SD Negeri Wonolopo 02

44 SP-105 AA SD Negeri Wonolopo 02

45 SP-109 AH SD Negeri Wonolopo 02

46 SP-110 DS SD Negeri Wonolopo 02

47 SP-113 DO SD Negeri Wonolopo 02

48 SP-114 FD SD Negeri Wonolopo 02

49 SP-117 KW SD Negeri Wonolopo 02

50 SP-119 LA SD Negeri Wonolopo 02

51 SP-120 Lk SD Negeri Wonolopo 02

52 SP-123 PM SD Negeri Wonolopo 02

53 SP-126 RB SD Negeri Wonolopo 02

54 SP-127 RI SD Negeri Wonolopo 02

55 SP-132 TP SD Negeri Wonolopo 02

56 SP-136 MR SD Negeri Wonolopo 02

57 SP-138 AF SD Negeri Wonolopo 02

58 SP-139 JF SD Negeri Wonolopo 02

59 SP-142 AW SD Negeri Wonolopo 03

60 SP-143 AR SD Negeri Wonolopo 03

61 SP-146 FH SD Negeri Wonolopo 03

62 SP-149 HF SD Negeri Wonolopo 03

63 SP-151 MA SD Negeri Wonolopo 03

64 SP-154 PD SD Negeri Wonolopo 03

65 SP-156 RB SD Negeri Wonolopo 03

66 SP-158 RS. SD Negeri Wonolopo 03

67 SP-160 SN SD Negeri Wonolopo 03

68 SP-163 NU SD Negeri Wonolopo 03

69 SP-166 AY SD Negeri Wonolopo 03

70 SP-167 RD SD Negeri Wonolopo 03

71 SP-171 SA SD Negeri Jatisari

72 SP-172 AG SD Negeri Jatisari

73 SP-174 AP SD Negeri Jatisari

74 SP-177 CV SD Negeri Jatisari

75 SP-179 KA SD Negeri Jatisari

76 SP-182 MT SD Negeri Jatisari

77 SP-183 MA SD Negeri Jatisari

78 SP-185 NN SD Negeri Jatisari

79 SP-187 NA SD Negeri Jatisari

80 SP-191 SA SD Negeri Jatisari

81 SP-194 VS SD Negeri Jatisari

143

82 SP-196 WA SD Negeri Jatisari

83 SP-198 GS SD Negeri Jatisari

84 SP-203 HU SD Negeri Jatisari

85 SP-206 MF SD Negeri Jatisari

86 SP-207 LA SD Negeri Jatisari

87 SP-208 CS SD Negeri Jatisari

88 SP-211 GK SD Negeri Jatisari

89 SP-215 KP SD Negeri Jatisari

90 SP-217 MI SD Negeri Jatisari

91 SP-220 NN SD Negeri Jatisari

92 SP-222 RA SD Negeri Jatisari

93 SP-227 CS SD Negeri Jatisari

94 SP-230 WT SD Negeri Jatisari

95 SP-232 DF SD Negeri Jatisari

96 SP-235 TR SD Negeri Jatisari

97 SP-236 NF SD Negeri Jatisari

98 SP-237 FN SD Negeri Jatisari

99 SP-240 BA SD Negeri Jatisari

100 SP-241 FI SD Negeri Jatisari

144

Lampiran 23

HASIL WAWANCARA PRA PENELITIAN

Nama Sekolah : SD Negeri Wonolopo 03

Nama Guru Kelas : Wiji Lestari, S.Pd.

Hari / Tanggal : Rabu, 02 Maret 2016

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimanakah hasil belajar

siswa berdasarkan data nilai

dari semester satu?

Secara keseluruhan semua mata pelajaran,

hasilnya siswa sudah cukup baik. Ada

beberapa siswa yang memang memperoleh

nilai kurang dari KKM dalam beberapa

mapel. Salah satunya mata pelajaran IPS ada

beberapa siswa yang mendapat nilai dibawah

KKM.

2. Berkaitan dengan proses

pembelajaran di kelas, apakah

ada permasalahan-

permasalahan terkait dengan

aktivitas siswa dalam

pembelajaran?

Pembelajaran yang berlangsung di kelas

banyak ditemukan kendala seperti siswa yang

main sendiri, kurang memperhatikan, dan

sebagainya. Kaitanya dengan mata pelajaran

IPS yang menunjukkan beberapa siswa yang

mendapatkan nilai dibawah KKM, memang

sangat terlihat bahwa ada sebagian kecil

siswa yang bermain-main sendiri ketika

mendapatkan perintah dari guru untuk

membaca materi pelajaran, kemauan

145

membaca siswa sangat kurang. Siswa yang

nilainya di atas KKM memiliki kemauan

untuk membaca sangat tinggi. Hal ini

berkaitan dengan adanya minat baca.

3. Metode apa yang digunakan

pada saat pembelajaran IPS?

Lebih kepada metode ceramah karena materi

IPS sangat butuh untuk dimaknai maka dari

itu guru terpusat untuk menjelaskan

4. Bagaimanakah fasilitas

perputakaan di sekolah?

Fasilitas perpustakaan di sekolah sudah

memadai dari berupa kelengkapan buku

bacaan yang ada di perpustakaan. Pada saat

kunjungan perpustakaan, ada siswa yang

membaca atau meminjam buku, ada yang

hanya membolak balik buku yang di pilih,

ada yang bermain-main sendiri.

146

Lampiran 24

SURAT KEPUTUSAN

147

Lampiran 25

SURAT IJIN PENELITIAN

148

149

150

151

152

153

Lampiran 26

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

154

155

156

157

158

Lampiran 27

DOKUMENTASI PENELITIAN

Siswa membaca materi pelajaran

IPS

siswa senang melakukan aktivitas

membaca

Siswa membaca materi pelajaran

IPS

Siswa merespon pertanyaan guru

terkait materi pelajaran yang telah

dibaca

159

Siswa membaca buku yang variatif

Siswa membaca mengikuti kunjungan

perpustakaan

Siswa membaca buku di perpustakaan

Siswa banyak membaca di waktu luang