89
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI DENGAN MODEL MENTAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MENGGUNAKAN MODEL SIMAYANG (Skripsi) Oleh NENG RESQI SRI UTAMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

  • Upload
    lyhanh

  • View
    245

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRIDENGAN MODEL MENTAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLITMENGGUNAKAN MODEL SIMAYANG

(Skripsi)

Oleh

NENG RESQI SRI UTAMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

Neng Resqi Sri Utami

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRIDENGAN MODEL MENTAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLITMENGGUNAKAN MODEL SIMAYANG

Oleh

NENG RESQI SRI UTAMI

Penelitian korelasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara motivasi

belajar dengan model mental siswa, hubungan antara efikasi diri dengan model

mental siswa, hubungan antara motivasi belajar dengan efikasi diri siswa, dan

hubungan antara motivasi belajar dan efikasi diri dengan model mental siswa

dalam pembelajaran larutan elektolit dan non-elektrolit menggunakan model

SiMaYang. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas X7 SMA N 10 Bandar

Lampung sebanyak 35 orang yang dipilih berdasarkan teknik random sampling.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan desain penelitian

One-Shot Case Study. Langkah-langkah dalam penelitian ini dilakukan dalam dua

tahap yaitu pra-penelitian dan pelaksanaan penelitian. Instrumen penelitian

berupa angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar dan efikasi diri, serta

tes untuk mengukur model mental siswa. Teknik analisis instrumen mengguna-

kan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Data hasil penelitian yang diperoleh

kemudian dianalisis dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji linieritas,

Page 3: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

Neng Resqi Sri Utami

selanjutnya dilakukan uji hipotesis regresi linier, uji korelasi bivariat (pearson

correlation), dan uji korelasi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi belajar dengan

model mental siswa tergolong “kuat”, positif, dan signifikan. Hubungan antara

efikasi diri dengan model mental siswa tergolong “kuat”, positif, dan signifikan.

Hubungan antara motivasi belajar dengan efikasi diri siswa tergolong “sedang”,

positif, dan signifikan. Hubungan antara motivasi belajar dan efikasi diri dengan

model mental siswa tergolong “sangat kuat”, positif, dan signifikan. Secara ke-

seluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penting untuk meningkatkan

motivasi belajar dan efikasi diri siswa dalam pembelajaran untuk membantu siswa

dalam menumbuhkan dan meningkatkan model mental mereka.

Kata kunci: efikasi diri, model mental, model SiMaYang, motivasi belajar

Page 4: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRIDENGAN MODEL MENTAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLITMENGGUNAKAN MODEL SIMAYANG

Oleh

NENG RESQI SRI UTAMI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 5: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013
Page 6: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013
Page 7: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013
Page 8: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kelurahan Sindang Agung, Kecamatan Tanjung Raja, Kabu-

paten Lampung Utara pada tanggal 29 Maret 1995, sebagai putri pertama dari tiga

bersaudara buah hati Bapak Omayudin dan Ibu Nurcahyani.

Tahun 2000 mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Sindang Agung dan

lulus tahun 2006. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Tanjung

Raja tahun 2006 hingga 2009, dan SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2009 hingga

2012.

Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa terdaftar dalam organisasi internal kampus yaitu men-

jadi anggota dalam Biro Belajar Baca Qur’an (BBQ) FPPI tahun 2012 dan pada

tahun 2015 menjadi anggota Divisi Dana dan Usaha Himpunan Mahasiswa

Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila. Selain itu, tahun 2013 menjadi

Asisten Praktikum Kimia Organik I, Asisten Praktikum Kimia Fisik tahun 2015,

dan Asisten Tutor Kimia Organik I dan II Tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016. Se-

masa kuliah, penulis mendapat Beasiswa PPA tahun 2015. Tahun 2015, penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan

Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat dan Program Pengalaman Lapang-

an (PPL) di SMP Negeri 1 Lumbok Seminung.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

MOTTO

“Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. (QS. Al Insyirah:7)

“Belajarlah kalian, dan bila kalian sudah mendapat ILMU maka

laksanakanlah ILMU itu” (Ibnu Mas’ud). “Orang yang berilmu dan

beradab tidak akan diam di kampung halaman” (Imam Syafi’i).

“Kadang-kadang manusia bisa menggunakan kekuatan super ketika

terdesak. Tapi masalahnya disini adalah itu Cuma kadang-kadang, maka

untuk berhasil berusalah sampai batas kemampuan dan kekuatanmu dan

berdo’alah pada sang pencipta” (Neng Resqi Sri Utami)

Page 10: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmannirrohim ……

Puji syukur kehadirat ALLAH subhanahuwata’ala, yang telah memberikankuwaktu-waktu indah dalam proses hidupku, sehingga aku dapatmempersembahkan skripsi ini teruntuk:

Ibu dan Ayahku tercinta, terima kasih atas doa dan dukungan yang luarbiasa terhadap ananda. Semoga ALLAH memperkenankan ananda

untuk selalu memberikan lebih banyak kebahagiaandi masa depan.

Adik-adik ku tersayang (Anhar Rizqonnur Siddiq dan Sevti Widari Ningsih)terima kasih karena selalu memberikan senyum, canda tawa yang selalu menjadi

warna yang aku rindukan dalam kesendirianku saat jauh dari kalian.

Keluarga besarku tercinta,terima kasih atas semangat yang kalian tuangkandalam setiap keletihanku.

Sahabat-sahabatku tersayang atas segala pengalaman suka, duka, canda,tawa, tangis haru yang telah kita lewati bersama. Semua hal itu akan sangat

kurindukan di masa mendatang.

Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam medidikku

Almamaterku

Page 11: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga diselesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Efikasi Diri dengan Model Mental

Siswa dalam Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit menggunakan

Model SiMaYang” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana

pendidikan.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis diucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

yang telah memberikan fasilitas dan segala kemudahan dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Pembimbing I atas keikhlasan, motivasi, dan

kesediaannya serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,

dan masukan selama proses penyusunan skripsi.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xii

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku pembimbing II sekaligus Pembimbing

Akademik atas motivasi, sumbangan pemikiran dan saran baik selama

perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi

lebih baik.

6. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembahas atas sumbangan pemikiran,

saran baik, dan motivasi selama perkuliahan maupun selama penyusunan

skripsi.

7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama

menyelesaikan studi.

8. Bapak kepala sekolah, bapak/Ibu guru matematika, dan siswa SMA N 10

Bandar Lampung.

9. Ayah dan Ibuku tercinta, Omayudin dan Nurcahyani, terima kasih atas restu,

dukungan dan doa yang selalu dipanjatkan untukku demi kelancaran proses

penelitian dan menyelesaikan studi di Pendidikan Kimia.

10. Adik-adikku tersayang, Anhar Rizqonnur Siddiq dan Sevti Widari Ningsih

yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan studi di Pendidikan

Kimia.

11. Uwa Eni, Uwa Joko, Teh Sri, Mamas Adlyn yang telah memberikan

dukungan dan doanya.

12. Sahabat dan keluargaku selama kuliah, Sevi Karviyani, Dwi Laila

Sulistiowati, Khairul Anwar, Tiyas Abror Huda, Riky Fernando, Fadilla

Amelia, Rosita Wati, Siti Laelatul Chasanah, yang telah memberikan

dukungan dan doanya.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xiii

13. Sahabat-sahabatku, Dewi Mawarni, Dika Pratiwi Budianto, Dira Ayu Annisa,

Niken Yuni Astiti, Nindya Indah Pratiwi, Nova Dwipantara, Viviani

Nurmala, Melia Devita, Diah Ekawati N.P., Annisa Noor Dienna, Iqbal

Habiby, Ari Budiyanto, Riya Pebrianti, Windawati, Irma Ria Ferdianti, Desi

Julia, Ervi Mawarni Malau yang telah memberikan dukungan dan doanya.

14. Rekan-rekan seperjuanganku, Yulia R. Widari, Oktari, Inda, Beny Tribiono,

Riky Farizal, Rohmanto, Aang, Riyama, Yuana, Laras, Atika, Reni, Grace,

Andayu, mba Wulan, Irma Sholeha, Rizky Suci Asih, Yeni, Agung Laksono,

Dani, Suradi, Elmiana Indah, Arum, dan Intan atas kerja sama, dukungan, dan

kekompakannya.

15. Teman-temanku Pendidikan Kimia angkatan 2012 Kelas A dan B atas

kebersamaan dan semangatnya selama ini.

16. Teman-teman KKNku, Merlin Antika, Lia Dwi Susanti, Rahmad Arifin, Vita,

Dewi Susilowati, Laras, Elisa.

17. Almamater yang telah mendewasakanku.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat

balasan pahala disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, 20 Juni 2016

Penulis,

Neng Resqi Sri Utami

Page 14: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xxii

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 11

A. Representasi kimia.......................................................................... 11

B. Pendekatan Ilmiah........................................................................... 12

C. Model Pembelajaran SiMaYang Tipe II ......................................... 16

D. Efikasi Diri...................................................................................... 20

E. Motivasi Belajar .............................................................................. 24

F. Model Mental .................................................................................. 30

G. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 32

H. Hipotesis ......................................................................................... 34

III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 36

A. Populasi dan Sampel ...................................................................... 36

Page 15: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xv

B. Metode Penelitian........................................................................... 36

C. Desain Penelitian ............................................................................ 37

D. Variabel Penelitian ......................................................................... 37

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .................................................... 38

F. Instrumen Penelitian ....................................................................... 40

G. Teknis Analisis Instrumen, Data, dan Pengujian Hipotesis ........... 43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 62

A. Hasil Penelitian.............................................................................. 62

1. Hasil analisis instrumen penelitian............................................. 62a. Hasil uji validitas .................................................................... 63b. Hasil uji reliabilitas ................................................................ 66

2. Hasil analisis data....................................................................... 67a. Deskripsi data ......................................................................... 67b. Hasil analisis prasyarat pengujian hipotesis ........................... 70c. Hasil analisis pengujian hipotesis........................................... 72

B. Pembahasan ................................................................................... 81

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan modelmental siswa ............................................................................... 88

2. Hubungan antara efikasi diri dengan model mental siswa ......... 903. Hubungan antara motivasi belajar dengan efikasi diri ............... 924. Hubungan antara motivasi belajar dan efikasi diri

dengan model mental siswa........................................................ 94

V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 96

A. SIMPULAN................................................................................... 96

B. SARAN.......................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Analisis Konsep ........................................................................................ 103

2. Analisis SKL-SI-KD-Indikator ................................................................. 105

3. Silabus ....................................................................................................... 110

Page 16: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xvi

4. RPP............................................................................................................ 124

5. LKS ........................................................................................................... 133

6. Rubrik Penilaian Sikap.............................................................................. 146

7. Kisi-Kisi Tes Model Mental...................................................................... 147

8. Rubrik Penilaian Tes Model Mental ......................................................... 148

9. Soal Tes Model Mental ............................................................................. 152

10. Lembar Validitas Ahli Angket Motivasi Belajar ...................................... 156

11. Kisi-Kisi Angket ....................................................................................... 166

a . Angket motivasi belajar........................................................................ 166b. Angket efikasi diri................................................................................. 167

12. Kuesioner Angket...................................................................................... 168

a. Angket motivasi belajar......................................................................... 168b. Angket efikasi diri................................................................................. 170

13. Analisis Validitas dan Reliabilitas Soal Model Mental ............................ 173

14. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar.................... 174

15. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Efikasi Diri............................ 176

16. Lembar observasi dan Analisis data observasi keterlaksanaan modelpembelajaran SiMaYang Tipe II............................................................... 178

17. Angket dan Analisis Data Respon Siswa .................................................. 184

18. Lembar observasi dan Analisis Data Kemampuan Guru .......................... 190

19. Lembar observasi dan Analisis Data Aktivitas Siswa............................... 198

20. Analisis Data Angket Motivasi Belajar..................................................... 202

21. Analisis Data Efikasi Diri ......................................................................... 203

22. Analisis Data Model Mental ..................................................................... 204

23. Lembar Jawaban Siswa Pada Soal Tes Model Mental.............................. 206

24. Data Rekapitulasi X1, X2, dan Y ............................................................... 208

Page 17: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xvii

25. Analisis Normalitas dan Linearitas ........................................................... 209

26. Analisis Pengujian Hipotesis .................................................................... 211

a. Motivasi belajar dengan model mental siswa........................................ 211b. Efikasi diri dengan model mental siswa................................................ 212c. Motivasi belajar dengan efikasi diri ...................................................... 213d. Motivasi belajar dan efikasi diri dengan model mental siswa .............. 214

Page 18: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sintaks (tahapan) pembelajaran model “SiMaYang Tipe II” untukpembelajaran di SLTA..................................................................... 18

2. Desain penelitian korelasi ................................................................ 37

3. Kisi-kisi angket motivasi belajar ...................................................... 40

4. Kisi-kisi angket efikasi diri .............................................................. 41

5. Interpretasi validitas ......................................................................... 44

6. Kriteria penafsiran derajat reabilitas (r11)......................................... 45

7. Penskoran pada angket motivasi belajar .......................................... 47

8. Kategori pengelompokkan motivasi belajar siswa ........................... 47

9. Penskoran pada angket efikasi diri ................................................... 48

10. Kategori pengelompokkan efikasi diri siswa ................................... 48

11. Rentangan skor total dan kriteria model mental siswa..................... 49

12. Klasifikasi kategori-kategori model mental ..................................... 50

13. Daftar analisis varians (ANAVA) .................................................... 54

14. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi.............................. 59

15. Hasil uji validitas angket motivasi belajar siswa.............................. 63

16. Hasil uji validitas angket efikasi diri siswa ...................................... 64

17. Hasil uji validitas soal tes model mental .......................................... 66

18. Hasil uji reliabilitas instrumen ......................................................... 66

19. Data hasil motivasi belajar siswa ..................................................... 68

Page 19: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xix

20. Data hasil efikasi diri siswa.............................................................. 69

21. Hasil analisis data model mental siswa ............................................ 70

22. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov....................................... 71

23. Hasil uji linearitas............................................................................. 71

24. Hasil uji regresi linear sederhana X1 dan Y ..................................... 73

25. Hasil uji korelasi sederhana X1 dengan Y ........................................ 74

26. Hasil uji t koefisien korelasi sederhana X1 dengan Y ...................... 74

27. Hasil uji regresi linear sederhana X2 dan Y ..................................... 75

28. Hasil uji korelasi sederhana X2 dengan Y ........................................ 76

29. Hasil uji t koefisien korelasi sederhana X2 dengan Y ...................... 76

30. Hasil uji regresi linear sederhana X1 dan X2 .................................... 77

31. Hasil uji korelasi sederhana X1 dengan X2....................................... 77

32. Hasil uji t koefisien korelasi sederhana X1 dan X2........................... 78

33. Hasil uji regresi linear ganda............................................................ 79

34. Hasil uji korelasi ganda .................................................................... 80

35. Hasil uji F koefisien korelasi ganda ................................................. 80

Page 20: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tiga level representasi kimia........................................................... 12

2. Ranah hasil pembelajaran melalui pendekatan ilmiah .................... 14

3. Fase-fase model pembelajaran SiMaYang...................................... 18

4. Keterkaitan tiga level representatif dengan model mental .............. 30

5. Diagram kerangka pemikiran .......................................................... 34

6. Diagram hubungan antar variabel ................................................... 38

7. Diagram hubungan antar variabel hasil penelitian .......................... 81

Page 21: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun IPA yang memiliki karakteristik yang

sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memper-

oleh, serta kegunaannya di mana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut

penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-

prinsip saja melainkan proses penemuannya (Tim Penyusun, 2014). Selain itu,

kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan konsep dan fenomena yang

abstrak untuk memahami aspek kualitatif dan kuantitatifnya. Konsep yang kom-

pleks dan fenomena kimia yang abstrak tersebut menjadi salah satu hal yang

mengakibatkan kimia dianggap sulit untuk dimengerti oleh sebagian besar siswa

(Wang, 2007).

Pada dasarnya belajar kimia sesuai dengan karakterisriknya harus diupayakan

seoptimal mungkin dengan mengerjakan masalah yang terkait langsung dengan

kehidupan siswa sehari-hari. Menyelesaikan masalah dalam realita kehidupan

yang nyata dengan menerapkan pengetahuan kimia, membantu siswa membangun

pengertian dan pemahaman kimia menjadi lebih bermakna. Penyiapan strategi

dan kondisi pembelajaran juga membantu siswa dalam menemukan cara untuk

menguasai dan mengaplikasikan konsep kimia. Penyiapan strategi dan kondisi

Page 22: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

2

pembelajaran tersebut menuntut penyesuaian yang berkenaan dengan representasi

bahan ajar kimia dan kebutuhan belajar siswa (Laliyo, 2011).

Menurut Johnstone (1982, 1991) dan Talanquer (2011) pembelajaran kimia men-

cakup berbagai jenis representasi yang terkait dengan tiga level fenomena kimia,

yaitu makroskopik, submikroskopik, dan simbolik, sehingga pembelajaran kimia

hendaknya melibatkan atau lebih ditekankan pada tiga level representasi tersebut

untuk dapat menjelaskan fenomena kimia yang terjadi. Salah satu materi kimia

yang dapat dijelaskan menggunakan level representasi makroskopik, submikros-

kopik, dan simbolik yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Kompeten-

si Dasar (KD) pengetahuan 3.8 pada kurikulum 2013 untuk materi larutan elektro-

lit dan larutan non-elektrolit adalah menganalisis sifat larutan elektrolit dan larut-

an non-elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Untuk membangun pema-

haman konseptual siswa dalam materi tersebut, membutuhkan kemampuan untuk

merepresentasikan, menerjemahkan dan menyesuaikan strategi dan kondisi pem-

belajaran dalam bentuk representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik

secara simultan (Laliyo, 2011).

Pemahaman seseorang terhadap kimia ditentukan oleh kemampuannya mentrans-

fer dan menghubungkan antara fenomena-fenomena makroskopik, submikrosko-

pik dan simbolik (Treagust, et al. dalam Sunyono, 2013). Ketiga level fenomena

kimia tersebut saling berhubungan dan ketiganya memberikan kontribusi yang

besar terhadap perkembangan model mental siswa dalam membangun makna dan

pemahaman konsep (Johnstone dalam Sunyono, 2013). Peningkatan kemampuan

siswa dalam memahami representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik

Page 23: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

3

serta mampu melakukan interpretasi dan transformasi diantara ketiga level feno-

mena kimia tersebut menunjukkan bahwa model mental siswa sudah terbentuk

(Sunyono, 2013).

Model mental menurut Harrison dan Treagust (2000) merupakan representasi

pribadi (internal) dari suatu objek, ide, atau proses yang dihasilkan oleh seseorang

selama proses kognitif berlangsung, yang selanjutnya model mental ini digunakan

siswa untuk upaya menyelesaikan masalah dengan cara berpikir, menggambarkan,

menjelaskan, memprediksi fenomena, dan / atau menghasilkan model yang disaji-

kan dalam berbagai bentuk (misalnya, deskripsi verbal, diagram, simulasi, atau

model yang konkrit) untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka kepada orang lain

atau untuk memecahkan masalah (Borges & Gilbert, Buckley & Boulter, Greca &

Moreira, Harrison & Treagust dalam Wang, 2007). Menurut Senge dalam

Sunyono (2013), proses berpikir seseorang memerlukan bangunan model mental

yang baik. Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membangun model men-

talnya menyebabkan orang tersebut akan mengalami kesulitan dalam mengem-

bangkan keterampilan berpikir, sehingga tidak mampu melakukan pemecahan

masalah dengan baik. Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan model mental tersebut

dibutuhkan suatu kemampuan untuk mengorganisir dan menampilkan tindakan

baru yang disebut sebagai efikasi diri.

Efikasi diri atau self efficacy merupakan persepsi individu akan keyakinan

kemampuannya melakukan tindakan yang diharapkan (Bandura, 1997). Hasil

Penelitian yang dilakukan Stajkovic dan Luthans (1998) menunjukkan bahwa

orang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan mampu meraih cita-cita dengan

Page 24: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

4

baik, kerja lebih maksimal dibandingkan dengan orang yang rendah efikasi diri-

nya. Sebab, siswa yang memiliki kepercayaan akan kemampuannya dalam me-

nyelesaikan tugas akan memiliki motivasi yang tinggi sehingga sesulit apapun

tugas itu pasti ia lewati dengan tenang karena siswa ini sangat suka dengan tan-

tangan bukan justru menghindari tugas-tugas yang sulit (Harahap, 2011). Lain

halnya dengan siswa yang memiliki tingkat efikasi rendah, ia akan memilih tugas

yang lebih mudah dan menghindar dari tugas secara keseluruhan serta berupaya

untuk tidak bekerja dan siswa yang seperti ini akan lebih mudah menyerah

(Zimmerman, 1995). Berdasarkan pernyataan di atas, individu yang memiliki

efikasi diri yang tinggi akan lebih optimis, pantang menyerah, dan akan mem-

pengaruhi motivasi melalui pilihan yang dibuat dengan tujuan yang ditetapkan

sebab efikasi diri erat kaitannya dengan motivasi belajar.

Bandura (1982 dan 1986) mengemukakan bahwa jika seseorang memiliki kete-

rampilan yang diperlukan dan motivasi yang cukup, maka penentu utama adalah

efikasi diri. Dilain pihak Weinberg dan Gould, (1995) menyebutkan efikasi diri

saja tidak cukup, orang tersebut juga harus punya keinginan untuk sukses dan me-

miliki kemampuan untuk berhasil. Orang yang mempunyai kemampuan dalam

memahami keunggulan, kelemahan, dan situasi belajar akan melahirkan gambaran

diri yang baru, mampu merencanakan langkah-langkah belajar, dan dapat memo-

tivasi diri (Harahap, 2011). Oleh karena itu, kepercayaan ini akan menghasilkan

efek yang besar terhadap proses kognitif, motivasi, afektif dan pemilihan tindakan

(Zimmerman, 1995).

Page 25: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

5

Kepercayaan diri seorang siswa dalam belajar dipengaruhi oleh adanya faktor

psikis yang ada dalam diri seorang siswa. Faktor psikis akan menimbulkan ke-

inginan dan memberikan kepercayaan diri sehingga siswa semangat untuk belajar

atau menggerakkan siswa untuk lebih giat belajar. Faktor psikis tersebut adalah

motivasi belajar. Motivasi belajar akan menimbulkan suatu keinginan yang

akhirnya memberikan arah yang baik untuk aktifitas siswa dalam mencapai tujuan

yang diinginkan. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat cenderung akan mem-

punyai sikap positif (kepercayaan diri) untuk belajar dan berprestasi (Safitri, et al.,

2014). Dorongan dari dalam diri siswa untuk mencapai prestasi yang optimal

akan mondorong siswa untuk belajar lebih giat.

Faktanya yang terjadi saat ini adalah siswa cenderung mengalami kesulitan dalam

memahami konsep dan materi kimia (Laliyo, 2011). Hal tersebut disebabkan

karena pembelajaran kimia hanya membatasi pada dua level representasi, yaitu

makroskopik dan simbolik sedangkan level submikroskopik terkadang tidak di-

sentuh sama sekali (Sunyono, 2013) . Hal ini sesuai dengan penelitian yang di-

lakukan oleh Afdila, et al. (2015) dan Fauziyah, et al. (2015) yang menunjukkan

bahwa pembelajaran kimia pada materi larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit

pada beberapa SMA di Bandar Lampung masih terbatas pada dua level fenomena

sains, yaitu makroskopik dan simbolik namun belum merepresentasikan dan me-

nekankan pada interkoneksi di antara ketiga level representasi dengan baik, selain

itu kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru, sehingga penguasaan

konsep dalam diri siswa itu rendah dan siswa kesulitan dalam menginterkonek-

sikan dan mentransformasikan ketiga level fenomena sains pada materi ini. Hal

Page 26: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

6

ini akan berdampak pada kemampuan siswa dalam menjalankan dan mengguna-

kan model mentalnya (Laliyo, 2011).

Berkaitan dengan hal tersebut, penggunaan model pembelajaran yang dikenal

dengan SiMaYang Tipe II diyakini dapat mengatasi kesulitan-kesulitan siswa

dalam hal mentransformasikan ketiga level fenomena sains yaitu makroskopis,

submikroskopis, dan simbolik (Sunyono, et al., 2015). Model pembelajaran

SiMaYang Tipe II merupakan model pembelajaran sains yang mencoba meng-

interkoneksikan ketiga level fenomena sains. Model pembelajaran SiMaYang

Tipe II juga dapat memberikan konstribusi yang besar terhadap pembentukan

model mental siswa. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh

Sunyono (2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran SiMaYang yang

diterapkan pada materi stoikiometri ternyata efektif dalam menumbuhkan model

mental siswa karena pengajarannya melibatkan ketiga level representasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah, et al. (2015) juga menunjukkan penera-

pan model pembelajaran SiMaYang Tipe II pada materi larutan elektrolit dan

larutan non-elektrolit efektif dalam menumbuhkan model mental siswa. Hal ini

terlihat pada perubahan model mental siswa dari kategori “buruk sekali” dan

“buruk” menjadi kategori “baik” dan “baik sekali” setelah diterapkan model pem-

belajaran SiMaYang Tipe II. Selain memberikan konstribusi terhadap pemben-

tukan model mental siswa, model pembelajaran SiMaYang Tipe II juga dapat

memberikan konstribusi yang besar terhadap efikasi diri siswa. Hal ini ditunjuk-

kan oleh penelitian yang dilakukan Afdila, et al. (2015) yang menyatakan bahwa

Page 27: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

7

terjadi peningkatan efikasi diri siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan

model SiMaYang Tipe II.

Berdasarkan pemaparan di atas, diduga ada keterkaitan atau hubungan antara

model mental, motivasi belajar, dan efikasi diri. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan tentang keterkaitan antara efikasi diri dan model mental diperoleh

hasil bahwa adanya hubungan model mental dan efikasi diri dalam meningkatkan

hasil belajar (Ramalingam, et al., 2004). Selanjutnya penelitian yang dilakukan

oleh Chiu (2009) dan Putra, et al. (2013) mengenai hubungan efikasi diri dengan

motivasi menunjukkan hasil bahwa motivasi dan efikasi diri dapat meningkatkan

aktivitas fisik siswa dan keterampilan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang

menghubungkan ketiganya serta mengetahui seberapa besar hubungan antara

keterkaitan motivasi, efikasi diri, dan model mental. Oleh karena itu, dilakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Efikasi Diri

dengan Model Mental Siswa dalam Pembelajaran Larutan Elektrolit dan

Non-elektrolit Menggunakan Model SiMaYang”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara motivasi belajar dan model mental siswa dalam

pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan mengguna-

kan model SiMaYang?

2. Bagaimana hubungan antara efikasi diri dan model mental siswa dalam pem-

belajaran larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan menggunakan

model SiMaYang?

Page 28: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

8

3. Bagaimana hubungan antara motivasi belajar siswa dan efikasi diri dalam

pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan mengguna-

kan model SiMaYang?

4. Bagaimana hubungan antara motivasi belajar dan efikasi diri dengan model

mental siswa dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit

dengan menggunakan model SiMaYang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah untuk:

1. Mendeskripsikan hubungan antara motivasi belajar dan model mental siswa

dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan meng-

gunakan model SiMaYang.

2. Mendeskripsikan hubungan antara efikasi diri dan model mental siswa dalam

pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan mengguna-

kan model SiMaYang.

3. Mendeskripsikan hubungan antara motivasi belajar siswa dan efikasi diri

dalam pembelajaranlarutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan meng-

gunakan model SiMaYang.

4. Mendeskripsikan hubungan antara motivasi belajar dan efikasi diri dengan

model mental siswa dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-

elektrolit dengan menggunakan model SiMaYang.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

9

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya untuk:

1. Siswa

Dapat memiliki kemampuan berpikir dan kreatif melalui daya imajinasi

setelah diterapkan model pembelajaran SiMaYang pada materi kimia dalam

menumbuhkan model mental siswa, motivasi belajar dan efikasi diri.

2. Guru

Sebagai informasi dan alternatif bagi guru dalam menyajikan materi yang

dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan motivasi belajar, efikasi diri,

dan menumbuhkan model mental siswa.

3. Peneliti lain

Dapat dijadikan referensi jika ingin melakukan penelitian yang berkaitan

dengan motivasi belajar, efikasi diri, dan model mental siswa.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Motivasi adalah dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan. Motivasi belajar

seseorang akan menentukan hasil belajar yang dicapainya (Sardiman, 2014).

Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar terdiri dari empat kompo-

nen yaitu perhatian (attention), relevansi (relevance), percaya diri

(confidence), dan kepuasan (satisfaction) (Keller, 2009).

2. Efikasi diri merupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya me-

lakukan tindakan yang diharapkan (Bandura, 1997). Efikasi diri mempenga-

ruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, besarnya usaha dan ketahanan

Page 30: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

10

ketika berhadapan dengan hambatan atau kesulitan (Harahap, 2011). Perbeda-

an efikasi diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen yaitu tingkat

kesulitan tugas (magnitude), kekuatan keyakinan (strength), dan generalitas

(generality) (Bandura, 1986).

3. Model pembelajaran SiMaYang merupakan model pembelajaran sains yang

mencoba menginterkoneksikan ketiga level fenomena sains. Model

SiMaYang ini terdiri dari empat fase, yaitu orientasi, eksplorasi-imajinasi,

internalisasi, serta evaluasi (Sunyono dan Yulianti, 2014). Pada penelitian ini

model SiMaYang yang diimplementasikan adalah model SiMaYang Tipe II.

4. Model mental adalah ide-ide dalam pikiran individu yang digunakan untuk

menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang dibangun dari persepsi,

imajinasi dan pemahaman wacana (Laliyo, 2011). Kemunculan model mental

siswa dapat dilihat dari jawaban-jawaban siswa dalam bentuk jawaban verbal,

matematis/simbolis, dan gambar visual di tingkat molekul yang merupakan

gambaran dari kemampuan siswa dalam menginterpretasikan ketiga level

fenomena representasi kimia (Sunyono, 2013).

Page 31: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Representasi Kimia

Representasi dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu representasi inter-

nal dan eksternal. Representasi internal didefinisikan sebagai konfigurasi individu

yang diduga berasal dari perilaku manusia yang menggambarkan beberapa aspek

dari proses fisik dan pemecahan masalah. Pada sisi lain, representasi eksternal

dapat digambarkan sebagai situasi fisik yang terstruktur yang dapat dilihat dengan

mewujudkan ide-ide fisik (Haveleun and Zou dalam Sunyono, 2013).

Pembelajaran kimia merupakan proses yang komplek dan menggabungkan berba-

gai tingkat konsep kimia (maksroskopik, submikroskopik, dan simbolik) yang me-

rupakan bagian terpenting. Proses pengajaran yang diselenggarakan dengan

menggabungkan berbagai tingkat konsep kimia (maksroskopik, submikroskopik,

dan simbolik) dapat berkontribusi untuk mengurangi kesalahpahaman siswa atau

pemahaman yang tidak lengkap dari konsep kimia (Devetak, et al., 2009). Oleh

karena itu, pembelajaran kimia harus mencakup atau dapat direpresentasikan

dalam ketiga level fenomena sains yaitu, makroskopik, submikroskopik, dan

simbolik (Devetak, et al., 2009 dan Talanquer, 2011).

Menurut Johnstone (1993) dan Treagust (2003), representasi makroskopik yaitu

representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu

Page 32: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

12

fenomena yang dapat diamati (seperti perubahan warna, mengamati produk baru,

dan lain-lain), sensorik, dan dapat berupa pengalaman dari kehidupan sehari-hari

siswa. Representasi submikroskopik yaitu representasi kimia yang menjelaskan

fenomena makroskopik yang diamati dalam hal gerakan partikel seperti elektron,

atom, dan molekul dengan perspektif kinetik. Perspektif kinetik ini diekspresikan

secara simbolik mulai dari yang sederhana hingga menggunakan teknologi kom-

puter, yaitu menggunakan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga dimensi

baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi. Representasi simbolik yaitu

representasi kimia yang digunakan agar dapat mengkomunikasikan representasi

makroskopik secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu yang meliputi simbol, gambar,

aljabar, bentuk fisik dan komputasi seperti persamaan kimia, grafik, mekanisme

reaksi, analogi dan model kit. Ketiga level representasi kimia yang digambarkan

oleh Treagust (2003) ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Tiga level representasi kimia

B. Pendekatan Ilmiah

Pembelajaran kimia di SMA/MA melibatkan keterampilan dan penalaran dimana

gejala alam dipelajari melalui proses dan sikap ilmiah tertentu. Proses itu misal-

nya pengamatan dan eksperimen, sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan

Page 33: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

13

jujur pada saat mengumpulkan dan menganalisis data (Tim Penyusun, 2014).

Pada kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang diterapkan adalah pendekat-

an ilmiah (scientific approach). Menurut Tim Penyusun (2014), pendekatan sain-

tifik dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan dengan langkah-langkah metode

ilmiah, yaitu melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang eksperi-

men untuk menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis dan merevisi

hipotesis atau membuat kesimpulan. Guna mampu melaksanakan kegiatan ini

siswa harus dibina kepekaannya terhadap fenomena, kemampuannya mengajukan

pertanyaan, ketelitiannya mengumpulkan data, dan kecermatannya mengolah data

untuk menjawab pertanyaan dan akhirnya kemampuannya membuat simpulan

sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Menurut Tim Penyusun (2014) kriteria dalam pendekatan ilmiah, sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat

dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,

khayalan, legenda, atau dongeng semata;

2. Menjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas

dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang

menyimpang dari alur berpikir logis;

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan

tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan materi pembelajaran;

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam

melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi

pembelajaran;

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon

materi pembelajaran;

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan;

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun

menarik sistem penyajiannya.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

14

Menurut Tim Penyusun (2013) proses pembelajaran pendekatan scientific

menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan seperti bagan

pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Ranah hasil pembelajaran melalui pendekatan ilmiah

Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa ranah sikap dapat menggamit transfor-

masi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu mengapa”. Ranah keterampilan

menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu bagaimana”.

Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa

“tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemam-

puan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki

kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang

meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sehingga akan

menghasilkan siswa yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif (Tim Peyusun,

2013).

Pendekatan ilmiah dalam pembelajarannya mempunyai tahap-tahap pembalajaran

sebagai berikut:

Page 35: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

15

1. Mengamati (Observing)

Kegiatan pada tahap mengamati menggunakan indra untuk melakukan pengum-

pulan data tentang peristiwa atau fenomena yang terjadi. Pada kegiatan ini, meng-

utamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Pada tahap

ini disajikan berupa fakta yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Feno-

mena yang disajikan dapat berupa gambar, grafik, atau tabel. Pada tahap meng-

amati ini, metode observasi siswa digunakan untuk menemukan fakta bahwa ada

hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang diguna-

kan oleh guru. Oleh sebab itu, metode mengamati sangat bermanfaat bagi peme-

nuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermakna-

an yang tinggi.

2. Menanya (Questioning)

Kegiatan menanya memiliki peranan penting dalam mengembangkan rasa ingin

tahu, kretivitas, dan keaktifan siswa. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat

membimbing siswa agar antusias dalam bertanya. Pertanyaan yang diberikan oleh

guru sebaiknya runtut dari pertanyaan yang berhubungan dengan hasil

pengamatan objek yang konkret sampai abstrak tang berkenaan dengan fakta,

konsep, prosedur, atau hal lain yang bersifat abstrak.

3. Mencoba (Experimenting)

Kegiatan mencoba dalam hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya

siswa menggali informasi dari berbagai sumber (buku, internet, majalah, alam

sekitar, dan lain-lain). Sejumlah informasi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut

akan menjadi dasar pada kegiatan menalar.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

16

4. Menalar (Assosiating)

Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris

yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam

pendekatan scientific, kegiatan menalar ini menggambarkan bahwa guru dan

siswa merupakan pelaku aktif. Pada tahap ini, siswa melakukan pemprosesan

informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,

menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai

kesimpulan dari pola yang ditemukan. Selain itu, pada tahap ini siswa juga dilatih

untuk melihat hubungan-hubungan variabel atau ukuran-ukuran, mencermati pola,

menganalisis, membandingkan, mensintesis, atas hubungan-hubungan yang diper-

oleh pada tahap sebelumnya guna memperoleh suatu simpulan.

5. Mengkomunikasikan (Communicating)

Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan banyak gaga-

sannya dalam menyajikan data dan mengkomunikasikannya di depan kelas. Me-

nyajikan data atau laporan dalam hal ini dapat berupa bagan, diagram, atau grafik,

menyusun laporan tertulis, dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan

kesimpulan secara lisan. Bentuk hasil belajar dari tahap mengomunikasikan ini

adalah menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk

tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain (Tim Penyusun, 2014).

C. Model Pembelajaran SiMaYang Tipe II

Model pembelajaran SiMaYang merupakan model pembelajaran yang menekan-

kan pada interkoneksi tiga level fenomena sains, yaitu level submikro yang ber-

sifat abstrak (proses), level simbolik (abstrak dalam bentuk simbol), dan level

Page 37: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

17

makro yang bersifat nyata dan kasat mata (Sunyono, 2012). Model pembelajaran

SiMaYang ini menggunakan multipel representasi yaitu representasi-representasi

dari fenomena sains baik dari skala riil maupun abstrak.

Model pembelajaran SiMaYang terdiri dari lima tahapan, yaitu orientasi, eksplo-

rasi konseptual, imajinasi, internalisasi, serta evaluasi. Kelima tahapan atau fase

dalam model pembelajaran yang dikembangkan ini memiliki ciri dengan berakhir-

an “si” sebanyak lima “si.” Fase-fase tersebut tidak selalu berurutan bergantung

pada konsep yang dipelajari oleh siswa, terutama pada fase dua dan tiga (eksplora-

si dan imajinasi). Oleh sebab itu, fase-fase model pembelajaran yang dikembang-

kan ini disusun dalam bentuk layang-layang dan selanjutnya model pembelajaran

berbasis multipel representasi yang dikembangkan dinamakan Si-5 layang-layang

atau disingkat SiMaYang (Sunyono, 2012).

Beberapa ahli melakukan penelitian dan implementasi di kelas, selanjutnya fase-

fase dalam sintaks model pembelajaran SiMaYang yang awalnya terdiri dari lima

direduksi menjadi 4 fase. Pada fase eksplorasi dan imajinasi digabungkan

menjadi satu tahap (fase), yaitu fase eksplorasi-imajinasi, namun struktur sintaks-

nya tetap berbentuk layang-layang (Sunyono, 2013). Tahap eksplorasi-imajinasi

dijadikan satu sebab imajinasi sangat diperlukan untuk melakukan citra mental

dari representasi eksternal dari tingkat submikroskopik. Selain itu, imajinasi juga

membantu peserta didik dalam pengetahuan konseptual dan meningkatkan daya

kreatif dari siswa. Oleh karena itu, tahap imajinasi masih dimasukkan ke dalam

sintaks dalam mengembangkan model pembelajaran. Lebih lanjut selama tahap

konseptual eksplorasi dilakukan kegiatan imajinasi untuk melatih siswa dalam

Page 38: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

18

melakukan representasi citra mental melalui imajinasi (Sunyono, et al., 2015).

Berikut Gambar 3 adalah fase-fase dalam model pembelajaran SiMaYang

(Sunyono, 2012):

Fase I

Fase II

Fase III

Fase IV

Gambar 3. Fase-fase model pembelajaran SiMaYang

Dengan demikian, sintaks dari model pembelajaran SiMaYang Tipe II disajikan

dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Sintaks (tahapan) pembelajaran model “SiMaYang Tipe II” untuk

pembelajaran di SLTA (Sunyono dan Yulianti, 2014 dan Sunyono, et

al., 2015).

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Fase I:

Orientasi

1. Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Memberikan motivasi

dengan berbagai

fenomena yang terkait

dengan pengalaman

siswa.

1. Menyimak penyampaian

tujuan sambil

memberikan tanggapan.

2. Menjawab pertanyaan

dan menanggapi.

Fase II:

Eksplorasi–

Imajinasi

1. Mengenalkan konsep

dengan memberikan

beberapa abstraksi yang

berbeda mengenai

fenomena alam secara

verbal atau dengan

demonstrasi dan juga

menggunakan visualisasi:

gambar, grafik, atau

simulasi atau animasi, dan

atau analogi dengan

1. Menyimak (mengamati)

dan bertanya jawab

dengan guru tentang

fenomena kimia yang

diperkenalkan

(menanya).

2. Melakukan penelusuran

informasi melalui

webpage / webblog

dan/atau buku teks

(menggali informasi).

Evaluasi

Internalisasi

Imajinasi Eksplorasi

Orientasi

Page 39: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

19 Tabel 1 (Lanjutan)

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

melibatkan siswa untuk

menyimak dan bertanya

jawab.

2. Mendorong,

membimbing, dan

memfasilitasi diskusi

siswa untuk membangun

model mental dalam

membuat interkoneksi

diantara level-level

fenomena alam yang lain,

yaitu dengan membuat

transformasi dari level

fenomena alam yang satu

ke level yang lain (makro

ke mikro dan simbolik

atau sebaliknya) dengan

menuangkannya ke dalam

lembar kegiatan siswa.

3. Bekerja dalam

kelompok untuk

melakukan imajinasi

terhadap fenomena

kimia yang diberikan

melalui LKS

(mengasosiasi /

menalar).

4. Berdiskusi dengan

teman dalam kelompok

dalam melakukan latihan

imajinasi representasi

(mengasosiasi/ menalar).

Fase III: Internalisasi

1. Membimbing dan

memfasilitasi siswa

dalam mengartikulasikan/

mengkomunikasikan hasil

pemikirannya melalui

presentasi hasil kerja

kelompok.

2. Memberikan latihan atau

tugas dalam

mengartikulasikan

imajinasinya. Latihan

individu tertuang dalam

lembar kegiatan

siswa/LKS yang berisi

pertanyaan dan/atau

perintah untuk membuat

interkoneksi ketiga level

fenomena alam.

1. Perwakilan kelompok

melakukan presentasi

terhadap hasil kerja

kelompok

(mengomunikasikan).

2. Kelompok lain

menyimak (mengamati)

dan memberikan

tanggapan/pertanyaan

terhadap kelompok yang

sedang presentasi

(menanya dan

menjawab).

3. Melakukan latihan

individu melalui LKS

individu (menggali

informasi dan

mengasosiasi).

Fase IV: Evaluasi

1. Mengevaluasi kemajuan belajar siswa dan reviu terhadap hasil kerja siswa.

2. Memberikan tugas latihan interkoneksi tiga level fenomena alam (makro, mikro/ submikro, dan simbolik).

Menyimak hasil reviu dari

guru dan menyampaikan

hasil kerjanya

(mengomunikasikan),

serta bertanya tentang

pembelajaran yang akan

datang.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

20

D. Efikasi Diri

Self efficacy atau efikasi diri menurut Bandura (1997) merupakan persepsi indi-

vidu akan keyakinan kemampuannya melakukan tindakan yang diharapkan. Ke-

yakinan efikasi diri mempengaruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, besar-

nya usaha dan ketahanan ketika berhadapan dengan hambatan atau kesulitan.

Individu dengan efikasi diri tinggi memilih melakukan usaha lebih besar dan pan-

tang menyerah.

Bandura (1986) mengungkapkan bahwa perbedaan Self-Efficacy pada setiap indi-

vidu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength dan generality.

Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara

lebih jelas dapat diuraikan menjadi tiga aspek.

Magnitude (tingkat kesulitan tugas) yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat

kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku

yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan

tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia persepsikan

dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang ia

persepsikan di luar batas kemampuannya (Bandura, 1986).

Strength (kekuatan keyakinan) yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan

individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu

akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun

mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yang menunjang (Bandura,

1986).

Page 41: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

21

Generality (generalitas) yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah

laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat

merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemam-

puan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada

serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi (Bandura, 1986).

Pujiati (2010) menyatakan bahwa aspek magnitude adalah aspek yang memiliki

pengaruh terbesar dalam variabel efikasi diri dibandingkan kedua aspek lainnya,

namun aspek generality dan aspek stength juga ikut serta mempengaruhi efikasi

diri secara keseluruhan walaupun tidak sebesar aspek magnitude. Rata-rata

efikasi diri siswa ditinjau dari aspek magnitude yang berada pada kategori tinggi,

artinya siswa sudah merasa mampu untuk menghadapi kesulitan-kesulitan dari

tugas-tugas akademiknya dan dapat mengatur dirinya serta memperkirakan

tindakan yang dirasa mampu. Siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi, saat

dihadapkan pada mata pelajaran yang sulit akan mempersepsi dirinya mampu

mengerjakan atau menguasai materi pelajaran tersebut karena memiliki keperca-

yaan diri untuk mampu mengatasi kesulitan sendiri. Pada taraf ini siswa juga

mulai mampu mengembangkan keterampilan merencanakan aktivitas belajarnya

dari pengalaman sebelumnya.

Tingkat efikasi diri siswa ditinjau dari aspek strength yang berada pada kategori

tinggi diartikan bahwa siswa sudah memiliki tingkat daya usaha dan ketahanan

diri dalam menghadapi berbagai hambatan untuk memenuhi tuntutan akademik

sebagai pelajar. Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dapat berupa pengala-

man kegagalan atau kesulitan yang dihadapinya. Ketercapaian aspek ini juga

Page 42: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

22

mengindikasikan siswa dapat meningkatkan usaha dengan baik dan komitmen

terhadap tugas-tugas belajarnya (Pujiati, 2010).

Aspek generality berkaitan dengan luas keyakinan atas kemampuan diri, artinya

siswa dapat saja menilai keyakinan dirinya untuk aktivitas yang cukup luas atau

aktivitas-aktivitas tetentu saja dimana siswa menampilkan kemampuan dirinya

dalam situasi-situasi sosial. Ketika siswa berada pada situasi belajar di kelas,

siswa yang memiliki tingkat generality yang tinggi mampu mengolah materi

belajar dengan baik walaupun situasi di kelas kurang mendukung proses belajar

(Pujiati, 2010).

Bandura (1994) mengatakan manusia yang kuat efikasi dirinya akan meningkat-

kan prestasi pribadi dan kesejahteraannya dalam berbagai strategi. Jika siswa

yang memiliki efikasi tinggi maka ia cenderung untuk memilih tugas yang me-

nantang dan gigih dalam menghadapi suatu tantangan baru.

Efikasi diri mempengaruhi motivasi melalui pilihan yang dibuat dengan tujuan

yang ditetapkan. Siswa yang memiliki kepercayaan dan kemampuan yang tinggi

memiliki motivasi yang tinggi, mengerjakan tugas dengan lebih cepat dan meraih

tujuan lebih baik. Lain halnya dengan Zimmerman (1995), dia mengungkapkan

bahwa siswa yang rendah tingkat efikasinya akan memilih tugas yang lebih

mudah dan menghindar dari tugas secara keseluruhan serta berupaya untuk tidak

bekerja dan siswa seperti ini lebih mudah menyerah. Hal ini menandakan bahwa

siswa dengan efikasi diri rendah mudah putus asa, tidak suka menghadapi

kesulitan dalam belajar, pesimis dengan pencapaian tujuan yang mengakibatkan

motivasi untuk belajar kurang sehingga prestasi yang dicapai tidak memuaskan

Page 43: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

23

bahkan buruk.

Ali dan McWhirter (dalam Metheny, et al., 2008) menemukan hubungan yang

signifikan antara dukungan sosial guru dan efikasi diri pendidikan, harapan hasil

kerja dan kemungkinan adanya hambatan dalam pendidikan menengah. Dukung-

an sosial guru memiliki hubungan yang kuat dengan efikasi diri pendidikan dari-

pada dukungan dari orang tua, saudara dan teman sebaya. Guru menjadi sumber

dukungan yang potensial bagi siswa karena mereka menghabiskan sebagian

waktu mereka di sekolah. Dukungan sosial guru memiliki hubungan dengan

beberapa hasil penting, diantaranya pencapaian akademik, motivasi akademik,

serta upaya akademik dan mengejar tujuan lain. Hal ini memiliki hubungan

dengan efikasi diri, sebagaimana pernyataan Zimmerman (2000), bahwa efikasi

diri merupakan prediktor yang sangat efektif untuk motivasi dan belajar.

Harahap (2011) menyatakan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan

antara efikasi diri siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa. Efikasi diri siswa

sangat menentukan tingkat dan peningkatan prestasi belajar kimia siswa karena

dengan efikasi diri siswa akan mampu merencanakan tindakan, menampilkan

prilaku baru, merespon dengan aktif dan kreatif serta mampu memberikan solusi

atau memecahkan masalah terhadap persoalan hidup yang sedang dialami siswa

maupun tugas yang diberikan oleh guru. Siswa yang memiliki efikasi diri yang

kuat akan mampu bertahan dalam situasi sulit dan sangat menyukai tugas-tugas

yang menantang tidak hanya dalam pembelajaran.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

24

E. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap

pencapaian hasil belajar. Adapun pengertian motivasi dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia Kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul

pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan

sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.

Menurut Donald (dalam Sardiman, 2012), motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului

dengan tanggapan adanya tujuan. Beberapa pengertian yang dikemukakan oleh

para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri sese-

orang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Motivasi sebagai suatu

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan

dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur

penting yaitu:

a. bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang

ada pada organisme manusia.

b. motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. hal

ini motivasi relevan dengan persoalan -persoalan kejiwaan, afeksi dan

emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang me-

nimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dike-

hendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dilihat dari berbagai sudut pan-

Page 45: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

25

dang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang

ada pada manusia atau suatu organisme ke dalam beberapa golongan menurut

pendapatnya masing-masing. Menurut Hamalik (2004) ada tiga unsur yang saling

berkaitan dalam motivasi, yaitu:

a. motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-

perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di

dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena

terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi

ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.

b. motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affctive arousal. Mula-

mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi.

Suasana emosi ini menimbulkan kelakuakn yang bermotif. Perubahan ini

mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam

perbuatan. Seorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik

pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-

katanya dengan lancar dan cepat akan keluar.

c. motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi

yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah

suatu tujuan. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang

disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respon

merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan Schunk, et al. (2010) mengelompokkan teori motivasi menjadi dua yaitu teori

behavioral dan kognitif. Teori behavioral memandang bahwa motivasi dapat

dijelaskan melalui perilaku yang teramati sebagai perubahan perilaku secara lang-

sung, sedangkan teori kognitif memandang motivasi bersifat internal, sehingga

tidak dapat teramati. Berdasarkan dua teori motivasi di atas, maka dapat disimpul-

kan bahwa motivasi membutuhkan aktivitas secara fisik maupun mental. Aktivitas

fisik meliputi usaha, ketekunan, dan aktivitas lain yang terlihat, sedangkan aktivi-

tas mental meliputi aksi kognitif seperti perencanaan, pelatihan, pengorganisasian,

pemantauan, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Seseorang yang

memiliki motivasi senantiasa melibatkan dan mempertahankan seluruh aktivitas

Page 46: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

26

untuk mencapai tujuan, sehingga sanggup menghadapi kesulitan, masalah, kega-

galan, dan kemunduran yang mereka temui.

Frandsen (dalam Sardiman, 2012), mengemukakan jenis motivasi dilihat dari

dasar pembentukannya yaitu: motif bawaan, (motive psychological drives) dan

motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya: dorongan untuk belajar suatu

cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat.

Serta membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut:

1. psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau

jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.

2. affiliative needs adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan

manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik

(etika) dan sebagainya.

Menurut Sardiman (2012) adapun bentuk motivasi belajar di sekolah dibeda-

kan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri

siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Buku lain

motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang

atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya: ingin

memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah: adanya

kebutuhan, pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri dan cita-cita atau

aspirasi.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

27

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu

siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi

ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan

dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh

hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan

atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan

contoh konkret dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk

belajar.

Menurut Sardiman (2012) di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik

intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi siswa dapat mengem-

bangkan aktivitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara keruku-

nan dalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi sangat berperan dalam belajar,

siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti

akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin

berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas

usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga yaitu:

a. mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi.

b. menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

c. menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan -perbuatan apa yang

harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

28

Sardiman (2012) lebih lanjut menyebutkan bahwa ada beberapa bentuk dan cara

untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antaranya:

memberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, memberi ulangan, mengetahui hasil,

pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui.

Orang akan termotivasi untuk belajar jika nilai pengetahuan yang disajikan meme-

nuhi kebutuhan pribadi dan terdapat harapan yang optimis untuk berhasil

(Poulsen, et al, 2008). Keller (2009) mengelompokkan faktor yang dapat mempe-

ngaruhi motivasi belajar dalam empat komponen yaitu, perhatian (Attention),

relevansi (Relevance), percaya diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction)

yang kemudian dikenal dengan model ARCS. Perhatian dan relevansi menurut

teori motivasi Keller sangat penting untuk belajar sebab merupakan komponen

kunci untuk motivasi belajar, perhatian dan relevansi dapat dianggap sebagai

tulang punggung (Poulsen, et al, 2008).

Komponen pertama yaitu perhatian, yang berisi variable motivasi yang terkait

dengan strategi untuk merangsang dan menimbulkan rasa ingin tahu dan minat

siswa (Keller, 2009). Komponen perhatian terdiri dari tiga kategori yaitu percep-

tual arousal (rangsangan minat), inquiry arousal (penyelidikan minat), dan

variability (keragaman). Perceptual Arousal, menggunakan situasi mengejutkan

atau tidak pasti untuk membuat rasa ingin tahu dan kagum. Inquiry Arousal,

membina siswa untuk berpikir dan membuat siswa bertanya dengan memberikan

masalah sulit untuk dipecahkan. Variability, menggabungkan berbagai metode

pengajaran untuk mempertahankan ketertarikan atau minat siswa (Keller, 2009).

Page 49: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

29

Relevance (kegunaan) yaitu strategi untuk menghubungkan keperluan, minat, dan

motif siswa. Komponen ini terdiri dari 3 kategori, yaitu Goal Orientation, menje-

laskan bagaimana pengetahuan akan membantu pelajar untuk saat ini serta masa

depan. Motive Matching, menilai kebutuhan siswa dan alasan untuk belajar dan

memberikan pilihan dalam metode pembelajaran mereka yang sesuai untuk motif

mereka. Familiarity, menghubungkan pelajaran ke dalam pengalaman siswa

dengan memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan kegiata siswa

(Keller, 2009).

Confidence (percaya diri) yaitu strategi untuk membantu siswa dalam membangun

pemikiran positif untuk mencapai keberhasilan belajar. Komponen ini terdiri dari

3 kategori yaitu, Performance Requirements, menyediakan standar pembelajaran

dan kriteria evaluatif untuk membangun harapan positif dan percaya diri pada

siswa. Success Opportunities, memberikan beberapa tantangan bervariasi pada

siswa agar siswa dapat mencapai kesuskesan. Personal Control, menggunakan

teknik yang memungkinkan siswa untuk mempunyai cara kesuksesan kemampuan

pribadi atau usaha (Keller, 2009).

Satisfaction (kepuasan) yaitu strategi untuk memberikan penghargaan ekstrinsik

dan instrinsik. Komponen ini terdiri dari 3 kategori yaitu, Intrinsic Reinforce-

ment, membantu dan mendukung kesenangan intrinsik dari pengalaman belajar.

Extrinsic Rewards, memberikan penguatan positif dan umpan balik untuk

motivasi dengan menberikan penghargaan. Equity, mempertahankan standar yang

konsisten dan konsekuensi untuk sukses (Keller, 2009).

Page 50: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

30

F. Model Mental

Pembelajaran kimia menuntut kemampuan siswa untuk menghubungkan ketiga

level representasi kimia (makroskopik, submikroskopik dan simbolik) untuk

membangun pemahaman yang bermakna hal ini dapat dicapai dengan membim-

bing pengetahuan pembelajar kearah memori jangka panjang, pembelajar harus

didorong menggunakan model mentalnya secara utuh agar dapat menginterkonek-

sikan ketiga level representasi dalam memecahkan permasalahan kimia. Keter-

kaitan diantara ketiga level representasi kimia menurut Devetak (dalam Sunyono,

2011) dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Keterkaitan tiga level representatif dengan model mental

Model mental menurut Harrison and Treagust (2000) merupakan representasi

pribadi (internal) dari suatu objek, ide, atau proses yang dihasilkan oleh seseorang

selama proses kognitif berlangsung, yang selanjutnya model mental ini digunakan

siswa untuk upaya menyelesaikan masalah dengan cara berpikir, menggambarkan,

menjelaskan, memprediksi fenomena, dan / atau menghasilkan model yang disaji-

kan dalam berbagai bentuk (misalnya, deskripsi verbal, diagram, simulasi, atau

model yang konkrit) untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka kepada orang lain

Page 51: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

31

atau untuk memecahkan masalah (Borges & Gilbert, Buckley & Boulter, Greca &

Moreira, Harrison & Treagust dalam Wang, 2007).

Pembentukan model mental siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya

adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang akan menghasilkan repre-

sentasi guru dan juga bahan ajar (buku) yang dibaca oleh siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Model mental siswa dibangun dari pengalaman

mereka, menginterpretasikan dan menjelaskan apa yang mereka lihat,merefleksi-

kan pemahaman mereka pada level submikroskopik materi (Chittleborough dalam

Junaina, 2013). Selanjutnya, Devetak, et al. (dalam Sunyono, 2015) menemukan

bahwa siswa yang tidak dibelajarkan representasi eksternalnya, maka akan mene-

mukan kesulitan untuk menginterpretasikan molekul dalam bentuk struktur sub-

mikroskopisnya.

Menurut Franco dan Colinvaux (dalam Wang, 2007) terdapat empat karakteristik

model mental, yaitu:

1. Model mental adalah generatif: model mental dapat mengawali informasi

baru dengan memanfaatkan model mental tersebut untuk meramalkan dan

untuk menghasilkan penjelasan.

2. Model mental melibatkan pengetahuan yang tidak dapat diucapkan:

individu menggunakan model mental mereka untuk memecahkan suatu

masalah atau memahami informasi baru, tetapi mereka mungkin tidak

menyadari terhadap model mental yang mereka miliki dan bagaimana

mereka menggunakannya.

3. Model mental adalah sintetik: sebuah model mental adalah dinamis dan

terus menerus dimodifikasi sesuai informasi baru yang dimasukkan

kedalamnya.

4. Model mental dipengaruhi oleh dunia yang dilihat: pengembangan dan

penerapan model mental dipengaruhi oleh pengetahuan individu

sebelumnya, pengalaman, dan keyakinan.

Selanjutnya model mental berguna untuk memberi alasan, menjelaskan, mempre-

diksi, menguji ide baru dan menyelesaikan suatu masalah (Wang, 2007).

Page 52: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

32

Berdasarkan penjelasan yang sudah disebutkan, dapat dikatakan bahwa model

mental merupakan penjelasan mengenai proses mental berpikir seseorang

mengenai bagaimana sesuatu bekerja dalam dunia nyata yang ditunjukkan dengan

sebuah representasi dari dunia sekitarnya, hubungan antara bagian-bagian terten-

tunya dan persepsi intuitif seseorang mengenai tindakan mereka dan konsekuen-

sinya, sehingga mampu saling mempengaruhi dalam hal-hal yangbersifat positif.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa model mental individual

merupakan konstruk pengetahuan rumit yang mewakili pengalaman seseorang

terkait fenomena tertentu.

G. Kerangka Pemikiran

Motivasi dapat dikatakan suatu rangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi

juga dapat dikatakan suatu dorongan kepada siswa untuk melakukan kegiatan

yang sesuai dengan tujuan. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu peru-

bahan pada diri manusia melalui perubahan energi sehingga akan mempengaruhi

pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi untuk kemudian merangsang

manusia agar melakukan sesuatu atau tindakan. Motivasi belajar merupakan

faktor psikis yang sifatnya adalah non-intelektual. Motivasi belajar ini mempu-

nyai peranan penting untuk menumbuhkan gairah belajar, merasa senang, dan

semangat untuk belajar. Seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang kuat

akan mempunyai energi yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Suatu

pembelajaran motivasi sangat dibutuhkan, sebab motivasi merupakan salah satu

faktor pendorong siswa dalam proses pembelajaran. Jika siswa mempunyai

Page 53: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

33

motivasi maka siswa tersebut akan tertarik kepada materi yang sedang disampai-

kan oleh guru dan tidak mengacuhkannya, kemudian sebaliknya jika siswa tidak

mempunyai motivasi maka dia tidak akan tertarik oleh materi yang sedang disam-

paikan dan akan mengacuhkannya.

Efikasi diri adalah suatu kepercayaan diri yang mengakibatkan seorang siswa

dapat melakukan tindakan yang diharapkan. Siswa yang mempunyai efikasi diri

yang tinggi cenderung untuk melakukan hal-hal yang positif, pantang menyerah,

dan usaha yang dilakukan lebih besar. Selanjutkan siswa yang mempunyai efikasi

diri yang tinggi juga lebih menyukai hal-hal atau tugas yang bersifat menantang.

Efikasi diri ini akan mempengaruhi motivasi belajar, sebab siswa yang mempu-

nyai efikasi diri yang tinggi akan cenderung memiliki motivasi yang tinggi

sehingga akan mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, faktor motivasi belajar dan efikasi diri diharapkan

memiliki hubungan dengan model mental kimia yang diperoleh siswa. Adanya

efikasi diri yang tinggi terhadap pelajaran kimia diharapkan siswa dapat

membangun model mental yang bagus dan memuaskan, dan dengan adanya

motivasi diharapkan siswa mendapatkan model mental yang optimal.

Pada penelitian ini ada tiga variabel yaitu dua variabel prediktor, dan satu variabel

kriteria. Variabel prediktor yaitu motivasi belajar (X1) dan efikasi diri (X2).

Variabel kriteria yaitu model mental siswa (Y). Kerangka pemikiran pada

penelitian ini di tunjukkan pada Gambar 6 berkut.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

34

Gambar 5. Diagram kerangka pemikiran

Keterangan gambar:

X1 = motivasi belajar

X2 = efikasi diri

Y = model mental siswa

rx1y = hubungan motivasi belajar (X1) dengan model mental siswa (Y)

rx2y = hubungan efikasi diri (X2) dengan model mental siswa (Y)

rx1x2 = hubungan motivasi belajar (X1) dengan efikasi diri (X2)

R = hubungan antara motivasi (X1), efikasi diri (X2) dengan model mental siswa

(Y)

H. Hipotesis

Adapun hipotesis pada penelitian ini yaitu:

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

model mental siswa dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-

elektrolit dengan menggunakan model SiMaYang.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan model

mental siswa dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit

dengan menggunakan model SiMaYang.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

35

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

efikasi diri dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit

dengan menggunakan model SiMaYang.

4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan efikasi

diri dengan model mental siswa dalam pembelajaran larutan elektrolit dan

larutan non-elektrolit dengan menggunakan model SiMaYang.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

36

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA

Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 8 kelas.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik Random

Sampling. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 8 kelas diambil 1 kelas sebagai

sampel yaitu kelas X7 yang berjumlah 35 siswa.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yaitu menghubungkan motivasi

belajar dan efikasi diri terhadap model mental siswa yang tercermin pada nilai

jawaban siswa dari soal-soal dan hasil olah data pertanyaan kuesioner yang telah

disusun dan telah teruji ahli. Hubungan tersebut diharapkan mampu menjadi

rumusan masalah pada penelitian ini. Pendekatan penelitian ini secara deskriptif,

yakni menggambarkan atau menceritakan fakta yang ada, yang terjadi di lapangan

secara utuh dan menuangkan perhitungan kualitatif dan kuantitatif di akhir peneli-

tian untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan melihat seberapa besar

hubungan motivasi belajar dan efikasi diri terhadap model mental siswa.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

37

C. Desain Penelitian

Penelitian korelasi merupakan studi yang menyelidiki kemungkinan hubungan

antara dua variabel ataupun lebih dari dua variabel dan tidak ada manipulasi

variabel dalam penelitian korelasi (Fraenkel, 2009). Studi korelasi menggambar-

kan sejauh mana dua atau lebih variabel kuantitatif terkait dengan menggunakan

koefisien korelasi. Penelitian korelasi dilakukan untuk salah satu dari dua tujuan

dasar, baik untuk membantu menjelaskan perilaku manusia yang penting yang

dikenal dengan studi ekspalanatori atau untuk memprediksi kemungkinan hasil

yang dikenal studi prediksi (Fraenkel, 2009). Pada penelitian ini dilakukan studi

prediksi. Penelitian korelasi ini menggunakan desain One-Shot Case Study dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Desain One-Shot Case Study (Fraenkel, 2009).

X O

Treatment Observation

Keterangan :

X = Perlakuan (Model Pembelajaran SiMaYang)

O = Observasi (motivasi belajar, efikasi diri, dan model mental).

D. Variabel Penelitian

Pengukuran variabel kriteria dalam sebuah penelitian prediksi sering berlangsung

beberapa saat setelah pengukuran variabel prediktor. Variabel dalam penelitian

ini terdapat tiga, yaitu dua variabel prediktor dan satu variabel kriteria. Variabel

prediksi meliputi motivasi belajar dan efikasi diri. Variabel kriteria, yaitu model

mental siswa pada materi larutan elekrolit dan larutan non-elektrolit. Adapun

Page 58: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

38

diagram hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Diagram hubungan antar variabel

Keterangan gambar:

X1 = motivasi belajar

X2 = efikasi diri

Y = model mental siswa

rx1y = hubungan motivasi belajar (X1) dengan model mental siswa (Y)

rx2y = hubungan efikasi diri (X2) dengan model mental siswa (Y)

rx1x2 = hubungan motivasi belajar (X1) dengan efikasi diri (X2)

R = hubungan antara motivasi (X1), efikasi diri (X2) dengan model mental siswa

(Y)

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yang terdiri dari:

1. Pra-penelitian

a. membuat surat izin penelitian ke sekolah yang menjadi objek penelitian

yang dalam hal ini adalah SMA N 10 Bandar Lampung.

b. mengadakan observasi ke sekolah penelitian untuk mendapatkan informasi

mengenai hasil belajar yang digunakan untuk mendapatkan data model

Page 59: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

39

mental siswa, keadaan sekolah, siswa, dan guru.

c. menetapkan populasi dan sampel.

d. membuat instrumen penelitian berupa angket motivasi belajar dan efikasi

diri dan tes untuk mengukur model mental siswa.

e. melakukan uji untuk instrumen penelitian dan uji validitas serta reabilitas

2. Pelaksanaan penelitian

a. melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi larutan elektrolit dan

larutan non-elektrolit menggunakan model SiMaYang Tipe II.

b. memberikan tes motivasi belajar kepada kelas sampel untuk mengetahui

motivasi belajar siswa.

c. memberikan tes efikasi diri kepada kelas sampel untuk mengetahu efikasi

diri siswa.

d. memberikan tes model mental siswa kepada kelas sampel untuk

mengetahui model mental siswa.

e. merekap dan menghitung hasil data yang diperoleh dari instrumen

penelitian dengan metode yang telah ditentukan pada subjudul “Instrumen

Penelitian”.

f. mengolah data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan antara

motivasi belajar, efikasi diri dan model mental siswa.

g. menyimpulkan hasil perbandingan untuk menjawab pertanyaan rumusan

masalah, yakni “bagaimana hubungan antara motivasi belajar, efikasi diri

dan model mental siswa?”

h. mengungkapkan, memaparkan dan mendeskripsikan hasil penelitian,

angket dan tes pengukuran.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

40

i. menarik kesimpulan

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Angket

Angket atau kuesioner adalah usaha untuk menyimpulkan informasi dengan

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh

responden. Angket atau kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data motivasi

belajar dengan menggunakan angket yang dikembangkan dari teori ARCS (Keller,

2009) dan efikasi diri yaitu dengan menggunakan angket yang diadopsi dari

Sunyono dan Yulianti (2014) dan telah teruji ahli, kemudian instrumen diberikan

secara langsung kepada sampel. Lembar angket motivasi belajar dan efikasi diri

terdiri dari sejumlah pertanyaan yang disesuaikan dengan aspek yang diukur.

Angket ini disusun dalam skala likert.

Kisi-kisi instrumen motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini dapat di

lihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kisi-kisi angket motivasi belajar.

No Indikator Nomor pernyataan Jumlah

A Perhatian (Attention)

1 Sikap terhadap pelajaran 1(f),2(u),3(u) 3

2 Dorongan belajar kimia 4(f),5(f), 6(u), 7(u) 4

3 Sikap siswa terhadap cara guru

mengajar

8(f), 9(f) 2

B. Relevansi (Relevance)

1 Tujuan Orientasi 10(f), 11(f), 12(f), 13(f),

14(u), 15(u), 16(u) 7

2 Kecocokan minat 17(f) 1

C. Percaya Diri (Confidence)

Page 61: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

41 Tabel 3 (Lanjutan)

No Indikator Nomor pernyataan Jumlah

1 Yakin akan kemampuan diri 18(f), 19(f), 20(f), 21(u),

22(u) 5

2 Berpikir positif 23(f), 24(f), 25(u), 26(u),

27(u) 5

D. Kepuasan (Satisfaction)

1 Penguatan ekstrinsik 28(u) 1

2 Penguatan intrinsik 29(f), 30(f), 31(f), 32(u),

33(u) 5

Jumlah 33

Berdasarkan kisi-kisi pada Tabel 3, butir-butir pernyataan disajikan dalam dua

bentuk yaitu favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif)

yang berjumlah 33.

Kisi-kisi instrumen efikasi diri yang digunakan dalam penelitian ini dapat di lihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Kisi-kisi angket efikasi diri.

No Indikator Nomor pernyataan Jumlah

A Magnitude/ Tingkat kesulitan

1 Memiliki pandangan yang optimis 1(f), 14(u), 26(f) 3 2 Berminat terhadap tugas 2(u), 15(f), 27(u) 3

3 Memandang tugas sebagai tantangan

bukan sebagai beban 3(u), 16(f), 28(f) 3

4 Merencanakan penyelesaian tugas 4(f), 29(u) 2

5 Mengatasi kesulitan-kesulitan dalam

belajar 5(u), 17(u), 30(f) 3

6 Kemampuan dalam menyelesaikan

tugas 6(u), 18(f), 31(u) 3

7 Berkomitmen dalam melaksanaka

tugas 7(f), 19(f), 32(u) 3

B Strength

1 Bertahan menyelesaikan soal dalam

kondisi apapun 8(u), 20(u), 33(f) 3

2 Memiliki keuletan dalam

menyelesaikan soal / ujian 9(u), 21(u), 34(f) 3

3 Yakin akan kemampuan yang dimiliki 10(f), 22(f), 35(u) 3

4 Belajar dari pengalaman 11(f), 23(u), 36(f) 3

C Generality

Page 62: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

42 Tabel 4 (Lanjutan)

No Indikator Nomor pernyataan Jumlah

1

Menyikapi situasi dan kondisi yang

beragam dengan cara yang baik dan

positif.

12(u), 24(f) 2

2 Memiliki cara menangani stres

dengan tepat 13(f), 25(u) 2

Butir-butir pernyataan disajikan dalam dua bentuk, yaitu pernyataan positif dan

pernyataan negatif.

2. Instrumen tes model mental

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data kognitif tentang model mental

siswa. Instrumen tes model mental ini memakai soal essay yang berjumlah lima

soal yang diadopsi dari Fauziyah (2015) pada materi larutan elektrolit dan larutan

non-elektrolit.

3. Instrumen pendukung penelitian

a. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang Tipe II,

diadopsi dari Sunyono (2014).

b. Angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran, diadopsi dari

Sunyono (2014).

c. Lembar pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung,

diadopsi dari Sunyono (2014).

d. Lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan

model SiMaYang Tipe II, diadopsi dari Sunyono (2014).

Page 63: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

43

G. Teknis Analisis Instrumen, Data, dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis instrumen

Instrumen harus melalui proses uji ahli sebelum diberikan kepada sampel, setelah

itu diujicobakan pada populasi diluar populasi sampel untuk mengetahui tingkat

validitas dan reliabilitas. Validitas angket dicari dengan menggunakan rumusan

korelasi product moment. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya suatu instrumen menunjukkan sejauh

mana daya yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas

yang dimaksud (Arikunto, 2008).

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus product moment dengan

rumus sebagai berikut:

rXiYi = ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ } ∑ ∑ }

keterangan:

rXiYi = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

Page 64: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

44

X = skor butir soal

Y = skor total

n = jumlah sampel (Arikunto, 2008)

Uji validitas dalam penelitan ini menggunakan program SPSS 21 untuk

menghitung validitas instrumen soal dan angket. Dengan kriteria pengujian

apabila rhitung > rtabel dengan α = 0,05 , maka alat ukur tersebut dinyatakan valid

dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid. Untuk

menginterpretasikan validitas nilai koefisien korelasi r product moment

menurut Masrun dalam sugiyono (2009) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Interpretasi validitas.

Koefisien korelasi Kriteria validitas

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

b. Uji reliabilititas

Menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen dapat

dikatakan dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diujikan berkali-

kali (Arikunto, 2008). Sebelum angket diujikan, terlebih dahulu kepada

populasi di luar sampel untuk mengetahui tingkat reliabilitasnya dengan

menggunakan rumus Alpha. Alpha Cronbach merupakan suatu koefisien

reabilitas yang mencerminkan seberapa baik item pada suatu rangkaian

berhubungan secara positif satu dengan yang lainnya. Teknik perhitungan

Page 65: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

45

reliabilitas instrumen dengan koefisien Alpha adalah sebagai berikut.

r11 = [

] [

]

keterangan

r11 = reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir soal

∑ = jumlah skor tiap-tiap item

= varians soal (Arikunto, 2008).

Uji reliabilitas dalam penelitan ini menggunakan program SPSS 21 untuk

menghitung reliabilitas instrumen soal dan angket. Pada program ini

digunakan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha

Cronbach’s 0 sampai 1 dengan α = 0,05. Dengan kriteria uji rhitung > rtabel,

maka pengukuran tersebut reliabel dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka

pengukuran tersebut tidak reliabel. Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka

dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 pada Tabel 6 sebagai

berikut.

Tabel 6. Kriteria penafsiran derajat reabilitas (r11).

Rentang indeks Kriteria

0,800-1,000 Sangat tinggi

0,600-0,799 Tinggi

0,400-0,599 Cukup

0,200-0,399 Rendah

0,000-0,199 Sangat rendah

2. Analisis data dan pengujian hipotesis

Berdasarkan metode penelitian dan jenis data yang dikumpulkan maka analisis

data yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu deskripsi data dan pengujian

hipotesis. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan

Page 66: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

46

menggunakan SPSS 21. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu

melakukan uji normalitas dan uji linieritas sebagai syarat untuk uji hipotesis.

a. Deskripsi data

Data yang diperoleh akan dideskripsikan dalam kategori teratur. Data

motivasi belajar dan efikasi diri didapatkan dari penyebaran angket, sedang-

kan data model mental siswa didapatkan dari hasil analisis jawaban-jawaban

siswa pada setiap soal tes model mental pada materi larutan elektrolit dan

larutan non-elektrolit.

Analisis data mengenai motivasi belajar dengan menggunakan instrumen

dalam bentuk angket. Analisis deskripsi data angket motivasi belajar meng-

gunakan cara sebagai berikut:

1) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan

jawaban berdasarkan pernyataan angket. Pengkodean data ini dibuat buku

kode yang merupakan suatu tabel yang berisi tentang substansi- substansi

yang hendak diukur, pernyataan-pernyataan yang menjadi alat ukur subs-

tansi tersebut serta kode jawaban setiap pernyataan tersebut dan rumusan

jawabannya.

2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan

untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap

jawaban berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya responden (pengisi

angket).

3) Pemberian skor pada angket motivasi belajar dengan ketentuan pada Tabel

7 berikut (Suhadi, 2008):

Page 67: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

47

Tabel 7. Penskoran pada angket motivasi belajar.

No Pilihan jawaban

Skala pemberian skor

Pernyataan dengan

kriteria positif

Pernyataan dengan

kriteria negatif

1 Sangat tidak setuju 1 3

2 Ragu 2 2

3 Sangat setuju 3 1

4) Menjumlah skor jawaban responden

5) Mengubah skor menjadi nilai dengan skala 100

S100 = (S/T) x 100

Keterangan : S100= nilai angket motivasi

S = jumlah skor yang diperoleh siswa

T = skor maksimum

6) Menentukan kategorinya dengan ketentuan pada Tabel 8 (Arikunto, 2008).

Tabel 8. Kategori pengelompokkan motivasi belajar siswa.

Interval Kategori

Nilai ≥ mean + SD Tinggi Mean – SD ≤ nilai < mean + SD Sedang

Nilai < mean – SD Rendah

Analisis data mengenai efikasi diri dengan menggunakan instrumen dalam

bentuk angket. Analisis data angket efikasi diri menggunakan cara sebagai

berikut :

1) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokan

jawaban berdasarkan pernyataan angket. Dalam pengkodean data ini

dibuat buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-

substansi yang hendak diukur, pernyataan-pernyataan yang menjadi alat

ukur substansi tersebut serta kode jawaban setiap pernyataan tersebut dan

Page 68: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

48

rumusan jawabannya.

2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan

untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap

jawaban ber dasarkan pernyataan angket dan banyaknya responden

(pengisi angket).

3) Memberi skor jawaban responden.

Tabel 9. Penskoran pada angket efikasi diri.

No Pilihan Jawaban Skala Pemberian Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1 SL (selalu) 3 1

2 KD (kadang-kadang) 2 2

3 TP (tidak pernah) 1 3

4) Menjumlah skor jawaban responden

5) Mengubah skor menjadi nilai dengan skala 100

S100 = (S/T) x 100

Keterangan : S100= nilai angket efikasi diri

S = jumlah skor yang diperoleh siswa

T = skor maksimum

6) Menentukan kategorinya dengan ketentuan pada Tabel 11 (Arikunto,

2008).

Tabel 10. Kategori pengelompokkan efikasi diri siswa.

Interval Kategori

Nilai ≥ mean + SD Tinggi Mean – SD ≤ nilai < mean + SD Sedang

Nilai < mean – SD Rendah

Analisis deskriptif terhadap model mental siswa dilakukan dengan mengana-

lisis jawaban-jawaban siswa pada setiap soal tes model mental. Pada

Page 69: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

49

penelitian ini, jawaban siswa terhadap soal tes model mental beragam, sehing-

ga perlu dikelompokkan jawaban siswa ke dalam beberapa tipe sesuai dengan

kemiripan jawaban siswa. Tipe-tipe jawaban siswa diurutkan sesuai dengan

jawaban siswa dimulai dari tidak ada upaya (tidak memberikan jawaban) sam-

pai ke jawaban yang paling tepat. Selanjutnya banyaknya siswa pada setiap

tipe dinyatakan dalam bentuk persentase dan kriteria interval yang didapatkan

dari perhitungan panjang kelas interval (Sudjana, 2005). Persentase dan

kriteria interval Model Mental Siswa pada Tabel 12.

Tabel 11. Rentangan skor total dan kriteria model mental siswa.

No Rentangan

Skor Total Kriteria

Tes setelah pembelajaran

Jumlah siswa %

1 6-10 Buruk Sekali

2 11-15 Buruk

3 16-20 Sedang

4 21-25 Baik

5 26-30 Baik Sekali

Wang (Sunyono, 2014) menyatakan bahwa untuk mengetahui fitur model

mental individu siswa, Wang menggunakan pengkodean terhadap penjelasan

verbal dan nonverbal siswa, dan pengkodean tersebut menggunakan tipe-tipe

jawaban siswa sebagai penjelasan dari representasi nonverbal siswa.

Pengkodean dari hasil tes model mental dilakukan dengan cara pemberian

skor pada masing-masing jawaban siswa (Park dan Wang dalam Sunyono,

2014) sesuai dengan tipe jawaban siswa. Teknik penskoran dilakukan dengan

cara menilai jawaban siswa atas soal tes dengan uraian menggunakan kategori

untuk menentukan tingkat pencapaian. Kategori-kategori tersebut bertuliskan

“baik sekali,” “baik,” “sedang,” “buruk,” dan “buruk sekali.” Secara berurut-

Page 70: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

50

turut diberikan skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Selanjutnya siswa yang memperoleh

kategori yang sama dikelompokkan dan dihitung persentasenya. Berdasarkan

klasifikasi yang dilakukan oleh Park, el al. (Sunyono, 2014), dalam penelitian

ini model mental dengan kategori-kategori tersebut diklasifikasi sebagaimana

Tabel 12 berikut.

Tabel 12. Klasifikasi kategori-kategori model mental (Sunyono, 2014).

No Kategori Model mental

(Park, 2009) Penjelasan

1. Buruk sekali Model yang belum

jelas

Model mental yang sudah

dibawa oleh seseorang sejak

lahir atau model mental yang

terbentuk karena informasi dari

lingkungan yang salah, atau

konsep dan gambar struktur

yang dibuat sama sekali tidak

dapat diterima secara keilmuan,

atau pembelajar sama sekali

tidak memiliki konsep.

2. Buruk Intermediet 1 Model mental yang sudah

mulai terbentuk atau konsep

dan penjelasan yang diberikan

mendekati kebenaran keilmuan

dan gambar struktur yang

dibuat tidak dapat diterima atau

sebaliknya.

3.

Sedang Intermediet 2 Model mental pembelajar yang

ditandai dengan konsep yang

dimiliki pembelajar dan

gambar struktur yang dibuat

mendekati kebenaran

keilmuan.

4. Baik Intermediet 3 Model mental yang ditandai

dengan penjelasan/konsep yang

dimiliki pembelajar dapat

diterima secara keilmuan dan

gambar struktur yang dibuat

mendekati kebenaran, atau

sebaliknya penjelasan/konsep

yang dimiliki belum dapat

diterima dengan baik secara

keilmuan, tetapi gambar

Page 71: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

51 Tabel 12 (Lanjutan)

No Kategori Model mental

(Park, 2009) Penjelasan

struktur yang dibuat tepat.

5. Baik sekali Target Model mental yang ditandai

dengan konsep/penjelasan dan

gambar struktur yang dibuat

pembelajar tepat secara

keilmuan.

Skor model mental tersebut kemudian diubah ke skala 100 dengan rumus:

S100 = (S/T) x 100

Keterangan : S100= skor model mental pada skala 100

S = skor yang diperoleh siswa

T = skor total

b. Uji normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diperoleh

dari sampel yang berasal dari populasi. Untuk menguji normalitas ini terdapat

beberapa teknik yang bisa digunakan salah satunya yaitu dengan Chi Kuadrat.

Menurut Sugiyono (2009), langkah-langkah pengujian dengan Chi Kuadrat

adalah sebagai berikut:

1) merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

2) menentukan jumlah kelas interval.

3) menentukan panjang kelas interval yaitu:

(data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval.

4) menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan

tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.

5) menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara mengalikan

presentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

52

6) memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh sekaligus menghitung

harga-harga (fo – fh) dan –

dan menjumlahkannya. Harga

merupakan harga Chi Kuadrat ( hitung.

7) membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel. Bila

harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat

tabel (

, maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila harga

Chi Kuadrat hitung lebih lebih besar dari harga Chi Kuadrat tabel (

, maka dinyatakan tidak normal.

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 21 dengan metode Kalmogorov – Smirnov, menggunakan taraf

siginifikansi α = 5% atau 0,05.

Hipotesis uji:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Kriteria atau ketentuan pengujian menggunakan program SPSS 21 dengan

metode Kalmogorov – Smirnov mengenai kenormalan data dapat

diindikasikan, yaitu:

- Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05), maka terima H0

yang artinya data terdistribusi secara normal.

- Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05), maka tolak H0

yang artinya data tidak terdistribusi secara normal.

c. Uji linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

Page 73: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

53

hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan

sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Uji kelinieran dan

regresi ini akan dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian

hipotesis. Uji linieritas regresi akan dilakukan untuk mengetahui regresi linier

yang didapat dari variabel X dan Y apakah sudah mempunyai pola regresi

yang berbentuk linier atau tidak serta koefisien arahnya berarti atau tidak.

Pengujian terhadap regresi ini akan dilakukan menggunakan Analisis Varians

(ANAVA). Pertama, dilakukan perhitungan jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari

berbagai sumber varians. Untuk menguji apakah model linier yang diambil

benar cocok dengan keadaan atau tidak, pengujian ini dilakukan dengan rumus

sebagai berikut.

JK (T) = ∑

JK (a) = ∑

JK (b│a) = {∑

}

JK (E) = ∑ ∑ -

}

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b│a)

JK (TC) = JK (S) – JK (E)

Tiap sumber varians memiliki derajat kebabasan (dk) yaitu 1 untuk koefisien

a, 1 untuk regresi b/a, n untuk total, n-2 untuk sisa, k-2 untuk tuna cocok, dan

n-k untuk galat. Dengan adanya dk maka besarnya kuadrat tengah (KT) dapat

dihitung dengan jalan membagi dk dengan dk-nya masing-masing seperti

berikut ini.

KT untuk koefisien a =

Page 74: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

54

KT untuk koefisien b│a =

KT untuk koefisien total =

KT untuk koefisien sisa =

KT untuk koefisien tuna cocok =

KT untuk koefisien galat =

Setelah diperoleh perhitungan dari rumus diatas, selanjutnya disusun dalam

Tabel ANAVA berikut ini.

Tabel 13. Daftar analisis varians (ANAVA).

Sumber

varians

Dk JK KT F Keterangan

Total N ∑Y2

∑Y2

Regresi (a)

Regresi b│a

Residu

1

1

n-2

(∑Y2/n)

JKreg = JK b│a

JKres = ∑(Y-Ŷ)2

(∑Y2/n)

s2

reg = JK b│a

s2

res = ∑

Untuk

menguji

keberartian

hipotesis

Tuna cocok

Galat /

kekeliruan

k-2

n-k

JK (TC)

JK (E)

s2

TC =

s2

e =

Untuk

menguji

kelinieran

regresi

Hipotesis uji:

H0 : regresi linier

H1 : regresi non linier

Kriteria pengujian:

1) Jika Fhitung ≤ F(1-α) (k-2, n-k), maka terima Ho berarti regresi linier.

2) Jika Fhitung ≥ F(1-α) (k-2, n-k), maka Ho di tolak berarti regresi non linier

3) Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk

penyebut = (n-k) (Sudjana, 2005).

Page 75: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

55

Pengujian linieritas pada penelitian ini menggunakan program SPSS 21

dengan metode Test For Linearity pada taraf signifikan 0,05. Kriteria atau

ketentuan pengujian menggunakan program SPSS 21 dengan metode Test For

Linearity data dapat diindikasikan dengan:

- Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05) maka tolak H0 yang

artinya tidak ada hubungan linier atau regresi non linier

- Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05) maka terima H0 yang

artinya ada hubungan linier atau regresi linier (Priyatno, 2010).

d. Uji hipotesis

Sebelum melakukan uji korelasi, terlebih dahulu melakukan uji regresi linier

apabila data yang diperoleh berbentuk linier. Regresi linier pada penelitian ini

meliputi regresi linier sederhana dan regresi linier ganda. Analisis regresi ini

dilakukan untuk mengetahui hubungan yang didapat dengan dinyatakan dalam

bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara

variabel-variabel. Uji regresi linier juga menggunakan analisis varians untuk

menguji keberartian regresi. Hipotesis uji:

Ho : regresi berarti, artinya koefisien arah regresi berarti atau model regresi

linier memenuhi kriteria linieritas.

H1 : regresi tidak berarti, artinya artinya koefisien arah regresi tidak berarti

atau model regresi linier tidak memenuhi kriteria linieritas.

Kriteria pengujian:

1) Jika Fhitung ≥ F(1-α) (1.n – 2), maka terima Ho berarti regresi berarti.

2) Jika Fhitung ≤ F(1-α) (1.n – 2), maka Ho di tolak berarti regresi tidak berarti.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

56

3) Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = 1 dan dk

penyebut = (n-2) (Sudjana, 2005).

Pengujian regresi linier pada penelitian ini menggunakan program SPSS 21

pada taraf signifikan 0,05. Kriteria atau ketentuan pengujian menggunakan

program SPSS 21 data dapat diindikasikan dengan:

- Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05) maka tolak H0 yang

artinya regresi tidak berarti.

- Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05) maka terima H0 yang

artinya regresi berarti (Priyatno, 2010).

Selanjutnya mencari persamaan regresi linier dengan langkah-langkah sebagai

berikut (Sudjana, 2005) :

1) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan Y, dimana variabel X data

diurutkan dari yang terkcel hingga terbesar.

2) Persamaan regresi linier sederhana dengan rumus Ŷ = a + bX

3) Mencari koefisien-koefisien regresi a dan b dengan rumus:

a = ∑ ∑

∑ ∑

∑ ∑

b = ∑ ∑ ∑

∑ ∑

4) Persamaan regresi linier ganda dengan rumus Ŷ = ao + a1X1 + a2X2

5) Mencari koefisien-koefisien regresi a dan b dengan rumus:

ao = Y – a1 1 – a2 2

a1 = ∑

∑ ∑

∑ ∑

Page 77: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

57

a2 = ∑

∑ ∑

∑ ∑

Pada uji hipotesis digunakan teknik korelasi Bivariate Pearson (Korelasi

Pearson Product Moment). Penelitian ini terdiri atas tiga korelasi sederhana

(hubungan antara satu variabel prediktor dengan satu atau lebih variabel

kriteria) dan satu korelasi ganda (hubungan antara dua atau lebih variabel

prediktor dengan satu atau lebih variabel kriteria).

Menghitung korelasi sederhana menggunakan rumus pearson product moment

(Sudjana, 2005):

rxy = ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ } ∑ ∑ }

keterangan:

X = variabel pertama

Y = variabel kedua

n = jumlah data

Tingkat hubungan yang ditunjukkan oleh rumus pearson product moment ter-

sebut secara langsung dan meyakinkan berlaku untuk sampel yang diambil.

Rumus tersebut diterapkan untuk menguji masing-masing variabel bebas,

yaitu motivasi belajar (X1), dan efikasi diri (X2) terhadap variabel terikat yaitu

model mental siswa (Y). Untuk menguji tingkat hubungan kedua variabel

bebas tersebut dengan variabel terikat secara bersamaan diuji dengan rumus

korelasi berganda sebagai berikut.

Ry.x1.x2 = √

Page 78: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

58

Keterangan:

Ry.x1.x2 = koefisien korelasi ganda (korelasi variabel X1 dengan X2

secara bersama-sama dengan variabel Y)

= koefisien korelasi antara Y dan X1

= koefisien korelasi antara Y dan X2

= koefisien korelasi antara X1 dan X2 (Sudjana, 2005).

Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara

variabel dilakukan dengan program SPSS 21 dengan uji Korelasi Bivariate.

Hipotesis uji:

Korelasi sederhana

1) Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar

(X1) dengan model mental siswa (Y).

H1: Terdapat hubungan yang positif motivasi belajar (X1) dengan

model mental siswa (Y).

2) Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif antara efikasi diri (X2)

dengan model mental siswa (Y).

H1 : Terdapat hubungan yang positif efikasi diri (X2) dengan model

mental siswa (Y).

3) Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar

(X1) dengan efikasi diri (X2).

H1 : Terdapat hubungan yang positif motivasi belajar (X1) dengan

efikasi diri (X2).

Korelasi ganda

4) Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar

(X1) dan efikasi diri (X2) dengan model mental siswa (Y).

Page 79: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

59

H1 : Terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar (X1) dan

efikasi diri (X2) dengan model mental siswa (Y).

kriteria pengujian:

- Jika rhitung ≤ rtabel pada taraf 5% maka H1 diterima yang menyatakan tidak

terdapat hubungan positif.

- Jika rhitung ≥ rtabel pada taraf 5% maka H1 ditolak yang menyatakan

terdapat hubungan positif.

Tabel 14. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi (Priyatno, 2010)

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,000-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Uji signifikansi koefisien korelasi sederhana dalam penelitian ini dapat

digunakan uji t.

a) Menentukan t hitung

Rumus mencari t hitung adalah:

t = √

keterangan: r = koefisien korelasi sederhana

n = jumlah data

b) Menetukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 pihak) dengan

derajat kebebasan (dk) : n-2

Uji signifikansi koefisien korelasi ganda dalam penelitian ini dapat digunakan

uji F.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

60

c) Uji F dihitung dengan rumus:

F =

Keterangan: R = koefisien korelasi ganda

n = jumlah anggota sampel

k = banyak variabel prediktor

d) Menentukan F tabel pada distribusi F, taraf 5% dengan dk pembilang = k

dan dk penyebut = (n-k-1).

Hipotesis uji:

Korelasi sederhana

1) Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar

(X1) dengan model mental siswa (Y).

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan motivasi belajar (X1) dengan

model mental siswa (Y).

2) Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri (X2)

dengan model mental siswa (Y).

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan efikasi diri (X2) dengan

model mental siswa (Y).

3) Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar

(X1) dengan efikasi diri (X2).

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan motivasi belajar (X1)

dengan efikasi diri (X2).

Korelasi ganda

4) Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar

Page 81: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

61

(X1)dan efikasi diri (X2) dengan model mental siswa (Y).

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar (X1)

dan efikasi diri (X2) dengan model mental siswa (Y).

Kriteria pengujian untuk signifikansi korelasi sederhana:

Ho diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

Ho ditolak jika – thitung < -ttabel atau thitung > ttabel (Sudjana, 2005).

Apabila menggunakan program SPSS 21

Ho diterima jika sig. > 0,05

Ho ditolak jika sig. < 0,05 (Priyatno, 2010)

Kriteria pengujian signifikansi untuk korelasi ganda:

Jika Fhitung ≥ F tabel berarti signifikan

Jika Fhitung ≤ Ftabel berarti tidak siginifikan (Sudjana, 2005).

Page 82: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

96

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan model mental siswa kelas X7 SMA N

10 Bandar Lampung dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-

elektrolit dengan menggunakan model pembelajaran SiMaYang positif dan

signifikan serta tergolong “kuat”.

2. Hubungan antara efikasi diri dengan model mental siswa kelas X7 SMA N 10

Bandar Lampung dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-

elektrolit dengan menggunakan model SiMaYang positif dan signifikan serta

tergolong “kuat”.

3. Hubungan antara motivasi belajar dengan efikasi diri kelas X7 SMA N 10

Bandar Lampung dalam pembelajaran larutan elektrolit dan larutan non-

elektrolit dengan menggunakan model pembelajaran SiMaYang positif dan

signifikan serta tergolong “sedang”.

4. Hubungan antara motivasi belajar dan efikasi diri dengan model mental siswa

kelas X7 SMA N 10 Bandar Lampung dalam pembelajaran larutan elektrolit

dan larutan non-elektrolit dengan menggunakan model pembelajaran

SiMaYang positif dan signifikan serta tergolong “sangat kuat”.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

97

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Instrumen pendukung penelitian untuk angket respon siswa pada pertanyaan

yang mengarah pada minat siswa sebaiknya dikembangkan lebih lanjut untuk

mendapatkan hasil respon minat siswa yang lebih relevan dan untuk angket

efikasi diri sebaiknya ke depannya peneliti lain dapat mengembangkan lembar

observasi efikasi diri.

2. Bagi peneliti selanjutnya harus lebih efektif dan efisien dalam proses pengum-

pulan data dalam penelitian agar tidak perlu memakan waktu dan tenaga yang

lebih. Pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara kondusif sehingga dalam

mengerjakan tidak tergesa-gesa yang nantinya akan berdampak pada hasil

penelitian.

Page 84: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

DAFTAR PUSTAKA

Page 85: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

98

DAFTAR PUSTAKA

Afdila, D., Sunyono, & Efkar, T. 2015. Penerapan SiMaYang Tipe II PadaMateri Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit. Jurnal Pendidikan danPembelajaran Kimia. 4(1).

Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.Jakarta.

Bandura, A. 1982. Self-Efficacy Mechanism in Human Agency. AmericanPsychologist. 37: 122–147.

______. 1986. Self-efficacy. In A. Bandura (Ed.), Social Foundations ofThought and Action: A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, NJ:Prentice Hall: 390–453.

______. 1994. Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia ofHuman Behavior. New York: Academic Press. (4) : 71-81.

______. 1995. Self-efficacy in Changing Societies. Cambridge University Press.

______. 1997. Self Efficay The Exercise of Control. W.H Freeman andCompany. New York.

Chiu, L. K. 2009. University Students’attitude, Self-Efficacy And MotivationRegarding Leisure Time Physical Participation. Jurnal Pendidik danPendidikan, Jil. 24: 1-15.

Devetak, I., Lorber, E. D., Juriševič, M., & Glažar, S. A. 2009. ComparingSlovenian Year 8 and Year 9 Elementary School Pupils’ Knowledge ofElectrolyte Chemistry and Their Intrinsic Motivation. ChemistryEducation Research and Practice. 10(4): 281-290.

Fajaroh dan Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learningcycle). Universitas Negeri Malang. Malang.

Fauziyah, N., Sunyono, & Efkar, T. 2015. Pembelajaran Model SiMaYang TipeII Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit. Jurnal PendidikanKimia. 3(3).

Page 86: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

99

Fauziah, Nafilah. 2015. Penerapan Pembelajaran Berbasis MultipelRepresentasi SiMaYang Tipe II untuk Menumbuhkan Model Mental danPenguasaan Konsep Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit Siswa.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Febrianto, R. 2014. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar PadaSiswa. Doctoral dissertation. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fitriana, S., Hisyam I., & Suwardi A. 2015. Pengaruh Efikasi Diri, Aktivitas,Kemandirian Belajar, Dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap HasilBelajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP. Journal of EST. 1(2):86-101

Fraenkel, J. R., & Norman E. W. 2009. How to Design and Evaluate Research inEducation. Seventh Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. NewYork.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hananto, Rahman Aryo. 2015. Lembar Kerja Siswa Berbasis MultipelRepresentasi dengan Model SiMaYang Tipe II untuk Menumbuhkan ModelMental dan Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Harahap, D. 2011. Analisis Hubungan antara Efikasi-Diri Siswa dengan HasilBelajar Kimianya. Jurnal Jurusan Pendidikan Kimia UMTS.

Harrison, A. G., & Treagust, D. F. 2000. Learning About Atoms, Molecules, andChemical Bonds: A Case Study of Multiple‐Model Use in Grade 11Chemistry. Science Education. 84(3): 352-381.

Humeira, Y. 2013. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dengan TeknikBermain Peran untuk Meningkatkan Efikasi Diri dalam Belajar.Counselium, 1(2).

Johnstone, A. H. 1982. Macro- and Micro-Chemistry. School Science Review.227(64): 377-379.

______. 1991. Why is Science Difficult to Learn? Things are Seldom What TheySeem. Journal of Computer Assisted Learning. 7 (2): 75-83.

______. 1993. The Development of Chemistry Teaching: A Changing Responseto Changing Demand. Journal of chemical education. 70 (9): 701.

Junaina. 2013. Pengaruh Pembelajaran Kerangka IFSO terhadap PeningkatkanModel Mental dan Penguasaan Konsep Ikatan Kimia Siswa SMA Negeri 1Way Lima. Tesis. Program S2 Teknologi Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Lampung: tidak dipublikasikan.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

100

Keller, J. M. 2009. Motivational Design for Learning and Performance: TheARCS Model Approach. Springer Science & Business Media.

Laliyo, L. A. R. 2011. Model Mental Siswa dalam Memahami Perubahan WujudZat. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. 8(1): 1-12.

Lestyanto, T. 2013. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar PadaSiswa RSBI Kelas VIII SMP Negeri 3 Pati. Doctoral dissertation. UINSunan Kalijaga.

Metheny, J., McWhirter, E. H., & O'Neil, M. E. 2008. Measuring PerceivedTeacher Support and Its Influence on Adolescent Career Development.Journal of Career Assessment. 16: 218-237.

Poulsen, A., Lam, K., Cisneros, S., & Trust, T. 2008. ARCS Model ofMotivational Design. Retrieved March, 21, 2011.

Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistika Data dengan SPSS. Mediakom.Yogyakarta.

Pujiati, Indah Nia. 2010. Hubungan Antara Efikasi Diri dengan KemandirianBelajar Siswa. Tesis. UPI-Bandung. Bandung.

Putra, Y. P., Nurseto, F., & Surisman, S. 2013. Hubungan Tingkat KepercayaanDiri dan Motivasi dengan Keterampilan Gerak Dasar Sepakbola. JUPE.1(3).

Ramalingam, V., LaBelle, D., & Wiedenbeck, S. 2004. Self-Efficacy and MentalModels in Learning to Program. In ACM SIGCSE Bulletin. 36(3): 171-175.

Ratiana, R. S., Pramudiyanti, P., & Yolida, B. 2014. Hubungan Antara Minat danMotivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Bioterdidik. 2(4).

Safitri, L. A., Rosidin, U., & Ertikanto, C. 2014. Hubungan KemampuanBerpikir Kreatif dan Motivasi dengan Hasil Belajar Melalui Model PBL.Jurnal Pembelajaran Fisika. 2(3).

Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV Rajawali.Jakarta.

______. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV Rajawali. Jakarta.

Saryanti, E. 2011. Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar, Efikasi Diri danKecerdasan Emosional Yang Berpengaruh Pada Stress Kuliah PadaMahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta Di Surakarta. PROBANK.1(7).

Page 88: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

101

Schunk, D.H., Pintrich, P.R., & Meece, J.L. 2010. Motivation in Education:Theory, Research and Applications (3nd ed.). Englewood Cliffs, NJ:Merrill Company.

Stajkovic, A. D., & Luthans, F. 1998. Self-Efficacy and Work-RelatedPerformance: A Meta-Analysis. Psychological bulletin. 124(2): 240.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suhadi. 2008. Angket Motivasi Terhadap Pelajaran. Diakses pada tanggal 1Januari 2016 dari http://suhadinet.files.wordpress.com.

Sunyono. 2013. Buku Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi(Model SiMaYang). Aura Press. Bandar Lampung

______. 2013. Model Pembelajaran Kimia Berbasis Multiple Representasi dalamMembangun Model Mental Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Dasar.Disertasi. Program S3 Pendidikan Sains. Program PascasarjanaUniversitas Negeri Surabaya. Tidak dipublikasikan.

______. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi dalamMembangun Model Mental dan Penguasaan Konsep Kimia DasarMahasiswa. Disertasi Doktor. Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.Tidak dipublikasikan.

Sunyono, dan Yulianti, Dwi. 2011. Model Mental Mahasiswa Tahun Pertamadalam Mengenal Konsep Stoikiometri (Studi pendahuluan padamahasiswa PS. Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lampung. ProsidingSeminar Nasional V. 6 Juli 2011. Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.

______. 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia SMA BerbasisMultipel Representasi dalam Menumbuhkan Model Mental danMeningkatkan Penguasaan Konsep Kimia Siswa Kelas X. LaporanPenelitian Hibah Bersaing Tahun Pertama. Lembaga PenelitianUniversitas Lampung.

Sunyono, Yuanita, L., & Ibrahim, M. 2013. Efektivitas Model PembelajaranBerbasis Multipel Representasi Dalam Membangun Model MentalMahasiswa Topik Stoikiometri Reaksi. Jurnal Pendidikan Progresif.3(1).

______. 2015. Supporting Students in Learning with Multiple Representation toImprove Student Mental Models on Atomic Structure Concepts. ScienceEducation International. 26(2).

Page 89: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN …digilib.unila.ac.id/22841/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN.pdf · HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI ... Selain itu, tahun 2013

102

______. 2015. Mental Models of Students on Stoichiometry Concept in Learningby Method Based on Multiple Representation. The Online Journal of NewHorizons in Education. 5 (2): 30-45

Susetyo, Y. F., & Kumara, A. (2012). Orientasi Tujuan, Atribusi Penyebab, danBelajar Berdasar Regulasi Diri. Jurnal Psikologi. 39(1): 95-111.

Talanquer, V. 2011. Macro, Submicro, and Symbolic: The Many Faces of TheChemistry “Triplet”. International Journal of Science Education. 33(2):179-195.

Tim Penyusun. 2013. Konsep Pendekatan Ilmiah. Kemendikbud. Jakarta.

Tim Penyusun. 2014. Permendikbud RI Nomor 58 Tahun 2014. Depdiknas.Jakarta.

Tim Penyusun. 2014. Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014. Depdiknas.Jakarta.

Treagust, D., Chittleborough, G., & Mamiala, T. 2003. The Role OfSubmicroscopic and Symbolic Representations in Chemical Explanations.International Journal of Science Education. 25(11): 1353-1368.

Wang, C. Y. 2007. The Role of Mental-Modeling Ability, Content Knowledge,and Mental Models in General Chemistry Students' Understanding AboutMolecular Polarity. Doctoral dissertation. University of Missouri.Columbia.

Weinberg, R. S. and Gould, D. 1995. Foundations of sport and exercisepsychology. New York. Human Kinetics.

Wiji, W., Liliasari, L., Sopandi, W., & Martoprawiro, M. A. 2014. Profil MotivasiBelajar Mahasiswa Calon Guru Kimia dan Korelasinya Terhadap ModelMental. Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.19(2): 233-240.

Zimmerman, B. J. 1995. Self-efficacy and education development. In A Bandura(Ed), Self-efficacy in changing societies. New York. CambridgeUniversity Press. . pp 202-231

______. 2000. Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn. Annual Edition:Educational Psychology. 02/03 17th Edition: 143-147.

______. (2008). Investigating self-regulation and motivation: Historicalbackground, methodological developments, and future prospects.American Educational Research Journal. 45(1): 166-183.