18
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: PURNI RAHAYU J210130035 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

  • Upload
    dangnhi

  • View
    241

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK DENGAN

PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

PURNI RAHAYU

J210130035

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK DENGAN

PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

PURNI RAHAYU

J210130035

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Okti Sri Purwanti, S.Kep., M.kep., Ns., Sp. Kep. Mb

NIP: 197910182005012001

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK DENGAN

PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Oleh:

PURNI RAHAYU

J210130035

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Selasa, 20 Juni 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Okti Sri Purwanti, S.Kep., M.kep., Ns., Sp. Kep. Mb(………………)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Arina Maliya, S.Kep., Ns., M.kes (………………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Faizah Betty Rahayuningsih A, S.Kep., M.Kep (………………)

(Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta, 20 Juni 2017

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan,

Dr. Mutalazimah, SKM., M.kes

NIP. 786

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karyawa yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka

akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 6 Juni 2017

Penulis

Purni Rahayu

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK

DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

Merokok merupakan salah satu kebiasan yang buruk, namun dikalangan

mahasiswa merokok merupakan sebuat trend yang tidak bisa dihindari meskipun secara

akademis pendidikan tentanng bahaya merokok telah disampaikan dalam setiap sesi

perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan

bahaya merokok dengan perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan

desain penelitian yang digunakan deskriptif korelatif. Populasi yang menjadi objek

penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun

angkatan 2015, adapun sampel penelitian adalah 79 mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan teknik accidental sampling. Analisis data

menggunakan chi square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Berdasarkan

hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Saran: Perlunya meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bahaya merokok.

Kata kunci: Pengetahuan, Rokok, Perilaku.

Abstract

Smoking is one bad habit, but among students smoking is a trend that can not be

avoided even though academically education tentanng the dangers of smoking has been

delivered in every lecture session. This study aims to determine the relationship between

knowledge of the dangers of smoking and smoking behavior in the students at the

University of Muhammadiyah Surakarta. This research is a type of quantitative

research, with research design used descriptive correlative. The population that became

the object of this study were male students of Muhammadiyah University of Surakarta in

the year of 2015, while the sample of the study was 79 students of Muhammadiyah

University of Surakarta with accidental sampling technique. Data analysis using chi

square. Based on the results of the study it is known that there is a significant

relationship between the level of knowledge of the dangers of smoking and smoking

behavior in the students at the Muhammadiyah University of Surakarta (p = 0.044).

Sugesstion: The need to improve the knowledge of students about the dangers of

smoking.

Keywords: Knowledge, Cigarette. Behavior.

1. PENDAHULUAN

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang

yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Kebiasaan merokok dianggap dapat

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

2

memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan

dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Hal ini

sebenarnya telah diketahui oleh masyarakat, bahwa merokok itu mengganggu

kesehatan.Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional (Setiyanto,

2013).

Merokok menjadi trend bagi kalangan mahasiswa saat ini, alasan merokok

mahasiswa di lingkungan kampus agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka

menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok. Istirahat atau santai

dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stres,

rasa khawatir, dan sifat yang menantang merupakan hal-hal yang dapat berkontribusi

pada mulainya merokok.

Semua ahli kesehatan termasuk World Health Organization (WHO) telah lama

menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak negatif,

lebih bagi anak-anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan

200 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana

bahan racun ini didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok yang terhisap langsung

masuk keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu asap rokok yang dihasilkan

oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak

(KPAI, 2013).

Merokok dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi rutinitas atau hal yang

layak dilakukan. Menurut WHO (2015) pada tahun 2015 di Indonesia diperkirakan 36%

atau sekitar 60 juta pendduduk Indonesia merokok secara rutin, hal ini berbeda dengan

jumlah konsumsi rokok di negara lain yang bisa diperkiran akan menurun, tetapi di

Indonesia bahkan sudah diperkirakan oleh WHO bahwa pada tahun 2025 akan

meningkat hingga 90% penduduk Indonesia menjadi perokok aktif.

Permasalahan yang dihadapi oleh dunia atau di Indonesia bukan hanya itu saja

tetapi juga cara meminimalkan para remaja untuk tidak merokok atau mengurangi

jumlah konsumsi rokok. Jika pola konsumsi rokok tidak bisa diminimalkan maka angka

kematian mencapai 10 juta orang pertahun pada 2020 (WHO, 2015). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Small dan Hunter (2014) menunjukkan bahwa pola komunikasi

orang tua dengan anak-anak mereka bervariasi dalam hal kualitas dan koherensi dengan

rekomendasi dalam literatur. Sebagian besar orang tua berkomunikasi dengan anak-anak

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

3

mereka tentang merokok melalui interaksi verbal, menggunakan salah satu dari tiga

pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak

mereka tentang merokok, atau mengakui pemahaman anak-anak mereka merokok.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ukwayi et al (2012) di University

of Calabar, Nigeria dengan menyebarkan kuisioner secara random pada semua fakultas

didapatkan sebanyak 29% mahasiswa adalah perokok yang disebabkan oleh faktor stres.

Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan AlNaggar et al (2011) pada

Management and Science University di negara Malaysia sebanyak 20% mahasiswa

merokok diakibatkan oleh stres dengan prevalensi paling banyak pada mahasiswa laki-

laki dan pada tingkat semester akhir. Selain itu menurut penelitian sebelumnya yang

penah dilakukan oleh Yuli, dkk (2015) di fakultas ilmu kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta menjelaskan bahwa mahasiswa kesehatan dengan

pengetahuan tinggi tentang bahaya merokok ternyata banyak yang merokok dan mereka

kesulitan untuk berhenti merekok, selain itu juga dijelaskan bahwa merubah perilaku

mahasiswa untuk tidak merokok butuh kerja keras.

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta ada banyak mahasiswa yang merokok dilingkungan kampus.

Mahasiswa tersebut ada yang dari kalangan mahasiswa kesehatan dan non kesehatan.

Sebenarnya mereka sadar akan bahaya merokok tetapi perilaku merokok pada

mahasiswa sulit dihindari. Hal ini terjadi karena dikalangan mahasiswa tersebut ada

yang sudah ketergantungan dengan rokok sehingga bisa saja mahasiswa yang

sebelumnya tidak merokok menjadi ikut merokok atau terpengaruh oleh perilaku

merokok. Hasil penelitian Permatasri (2015) menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa

perokok prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai gambar

bahaya merokok pada kemasan rokok tergolong kebijakan pemerintah yang cukup baik,

namun dengan adanya gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tersebut tidak

dapat mengurangi intensitas merokok bahkan berhenti merokok bagi mahasiswa prodi

PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian Putri., dkk (2016)

menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat stres dan tingkat perilaku merokok pada

mahasiswa semester tuju di Fakultas Hukum UMS.

Dampak negatif rokok bagi remaja memang biasanya terjadi pada beberapa

tahun setelah remaja itu mulai merokok aktif, seperti kanker paru-paru. Namun, perlu

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

4

diketahui bahwa ada beberapa efek jangka pendek yang terjadi cukup cepat. Contoh

efek jangka pendek yang dialami adalah tingkat denyut jantung perokok 2 atau 3 kali

lebih cepat dari tingkat denyut jantung bukan perokok.Penelitian menunjukkan bahwa

hal ini merupakan tanda-tanda awal penyakit jantung dan stroke. Merokok juga dapat

menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, sedangkan efek jangka panjang bagi perokok

aktif 4 adalah kanker paru-paru, stroke, kanker perut, dan penyakit jantung

koroner.Setengah dari semua jumlah perokok meninggal karena masalah kesehatan

yang ditimbulkan oleh rokok (Wulandari, 2014).

Berdasarkan dari hal-hal diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku

merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian

yang digunakan deskriptif korelatif. Tempat penelitian dilakukan di kampus Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

2016- Mei 2017dan waktu pengambilan data dilakukan pada minggu ketiga bulan april

– minggu kedua bulan mei 2017. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah

mahasiswa laki-laki Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun angkatan 2015.

Berdasarkan teknik accidental sampling maka diperoleh 79 mahasiswa laki-laki

Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai sampel penelitian.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat

dan bivariat. Analisis univariat adalah analisis adalah analisis yang bertujuan untuk

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel. Analisis bivariat adalah analisis yang

bertujuan untuk menguji hipotesis atau menguji suatu hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik responden penelitian ini akan membahas tentang umur dan asal

Fakultas pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3.1.1 Umur

Deskripsi data tentang umur dari 79 mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Surakarta adalah sebagai berikut:

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

5

Tabel 1

Umur Responden

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur 79 19.00 24.00 21.0380 1.23458

Berdasarkan hasil statistik deskriptif tentang umur dari 79 mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa umur terendah adalah 19

tahun, umur tertinggi adalah 24 tahun dan rata-rata umur responden penelitian

adalah 21,03 tahun dengan Std. deviasi 1,234. Batasan usia remaja menurut WHO

adalah 12 sampai 24 tahun, sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta termasuk dalam kategori remaja, sehingga

membutuhkan bimbingan tentang perilaku merokok.

Kebiasaan merokok umumnya dilakukan pada saat usia remaja, hasil

Riskesdas menyebutkan bahwa perilaku merokok penduduk 15 tahun ke atas

meningkat dari tahun 2007 ke 2013. Pada tahun 2007, usia 15–19 tahun sebanyak

36,3%, usia 20–24 tahun 16,3%, usia 25–29 tahun sebanyak 4,4% dan usia ≥ 30

tahun sebanyak 3,2%. Jumlah perokok aktif yang meningkat ini didominasi oleh

remaja dan anak-anak.Sejak 2011 hinggasaat ini terjadi peningkatan perokok aktif di

kalangan remaja dan anakanak, yakni dari 5 % menjadi 17 % (Depkes, 2013).

Merokok menjadi tren bagi kalangan mahasiswa saat ini, alasan merokok

mahasiswa di lingkungan kampus agar mereka tampak bebas dan dewasa saat

mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok. Istirahat

atau santai dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat

ingin tahu, stres, rasa khawatir, dan sifat yang menantang merupakan hal-hal yang

dapat berkontribusi pada mulainya merokok.

3.1.2 Asal Fakultas

Deskripsi data tentang asal fakultas dari 79 mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase (%)

Asal Fakultas Kesehatan 36 45,6

Non Kesehatan 43 54,4

Jumlah 79 100,0

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

6

Hasil distribusi data tentang asal fakultas pada mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang mempunyai perilaku merokok diketahui bahwa

sebagian besar berasal dari Fakultas Non Kesehatan (54,4%), sehingga dapat

diketahui bahwa mayoritas mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

yang mempunyai perilaku merokok berasal dari fakultas non kesehatan yang

meliputi fakultas geografi, fakultas teknik, fakultas komunikasi informatika dan

fakultas psikologi, untuk di fakultas psikologi responden yang disertakan belum

mengambil penjurusan sehingga masih digolongkan dalam fakultas non kesehatan.

Perilaku merokok tersebut disebabkan oleh pengetahuan tentang kesehatan yang

tidak banyak dibahas dalam perkuliahan.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang

mempunyai perilaku merokok berasal dari fakultas non kesehatan, karena secara

disiplin ilmu tidak banyak membahas tentang perilaku dan bahaya merokok pada

kesehatan.Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ukwayi et al (2012) di

University of Calabar, Nigeria dengan menyebarkan kuisioner secara random pada

semua fakultas didapatkan sebanyak 29% mahasiswa adalah perokok yang

disebabkan oleh faktor stres. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan

AlNaggar et al (2011) pada Management and Science University di negara Malaysia

sebanyak 20% mahasiswa merokok diakibatkan oleh stres dengan prevalensi paling

banyak pada mahasiswa laki-laki dan pada tingkat semester akhir. Sehingga perilaku

merokok pada mahasiswa lebih disebabkan karena stres terhadap proses

perkuliahan.

3.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat

pengetahuan bahaya merokok dan perilaku merokok pada Mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3.2.1 Pengetahuan Bahaya Merokok pada Mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Pengetahuan bahaya rokok pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Surakarta dikategorikan menjadi tinggi dan rendah, hal itu berdasarkan pada nilai

mean data penelitian. Berdasarkan perhitungan statistik diskriptif diperoleh hasil

sebagai beirkut:

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

7

Tabel 3

Descriptive Statistics Pengetahuan Bahaya Rokok

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Pengetahuan 79 5.00 16.00 10.7342 2.80434

Berdasarkan hasil statistik deskriptif tentang pengetahuan bahaya rokok pada 79

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa skor

pengetahuan terendah adalah 5, skor pengetahuan tertinggi adalah 61 tahun dan rata-

rata skor pengetahuan responden penelitian adalah 10,73 tahun Std. deviasi 2,804,

sehingga distribusi frekuensi pengetahuan bahaya merokok pada mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Pengetahuan Bahaya Merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah

Surakarta

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1. Tinggi 41 51,9

2. Rendah 38 48,1

Jumlah 97 100,0

Pengetahuan tentang bahaya merokok merupakan pikiran atau pemahaman

seseorang di usia dewasa awal tentang bahaya dari merokok. Berdasarkan hasil

penelitian tentang pengetahuan bahaya merokok pada mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa sebaran data menunjukkan hasil yang

hampir seimbang, yaitu 51,9% atau 41 mahasiswa mempunyai pengetahuan yang

tinggi tentang bahaya merokok, sedangkan 48,1% atau 38 mahasiswa mempunyai

pengetahuan yang rendah, sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar

pengetahuan bahaya merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah

Surakarta termasuk dalam kategori yang tinggi.

Pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada sesuatu yang diketahui

berdasarkan stimulus yang diberikan, dengan adanya stimulus maka seseorang akan

mengetahui atau memiliki pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

(Hidayat, 2009). Pengetahuan mahasiswa tentang bahaya merokok umumnya

dipengaruh karena faktor intelegensi dan pengalaman. Pengetahuan yang

dipengaruhi Intelegensia adalah pengetahuan intelegen dimana seseorang dapat

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

8

bertindak secara tepat, cepat, dan mudah dalam mengambil keputusan. Seseorang

yang mempunyai intelegensia yang rendah akan bertingkah laku lambat dalam

pengambilan keputusan.Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang

meninggalkan kesan paling dalam akan menambah pengetahuan seseorang.

Menurut Small dan Hunter (2014) pengetahuan tentang merokok adalah

informasi yang dimiliki oleh seseorang terkait dengan bahaya yang disebabkan

dalam mengkonsumsi rokok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan tentang merokok adalah pemahaman seseorang

akan bahaya-bahaya atau risiko yang menyebabkan penyakit dan gangguan

kesehatan mengisap dan menghirup rokok. Hasil penelitian relevan dengan

penelitian Egbe., et.al (2016) yang menyatakan bahwa lebih dari separuh peserta

survei (56.1%, n= 305) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang efek

kesehatan negatif dari rokok.

3.2.2 PerilakuMerokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Perilaku merokok adalah aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam

menghisap rokok dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Distribusi frekuensi perilaku

merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakartaadalah sebagai

berikut:

Tabel 5

Perilaku Merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

No Keaktifan Frekuensi Persentase (%)

1. Merokok 51 70,9

2. Tidak Tidak 23 29,1

Jumlah 79 100,0

Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku merokok pada mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa persentase terbesar 70,9%

atau 56 mahasiswa termasuk dalam kategori merokok, sehingga dapat diketahui

bahwa ada kecenderunga mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

mempunyei perilaku merokok.

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan

yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik

disadari maupun tidak (Depkes, 2009). Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

9

organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung. Perilaku

dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organism tersebut dipengaruhi baik

oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan.

Perilaku mahasiswa dalam merokok dapat dihubungkan dengan faktor

predisposisi seperti umur, pendidikan, pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap, dan

riwayat penyakit keluarga. Faktor pemungkin merupakan faktor lanjutan dari faktor

predisposisi, dimana motivasi untuk terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat

terwujud. Biaya, informasi kesehatan, pelayanan kesehatan, dan media informasi

menjadi faktor pemungkin bagi setiap individu untuk berperilaku. Hal ini

disebabkan karena seseorang akan mendapat dan mencari informasi kesehatan

maupun mendapat atau mencari informasi mengenai pencegahan dan pengobatan

apabila adanya akses ke informasi dan pelayanan kesehatan tersebut. Selain itu

menurut pnelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi & Agus (2015)

menjelaskan bahwa faktor yang memiliki pengaruh yang paling tinggi penyebab

perilaku merokok yaitu dari teman-teman sebayanya.

Selain informasi kesehatan dan media informasi, faktor lingkungan juga

memiliki andil untuk mempengaruhi perilaku karena faktor lingkungan dapat

memfasilitasi perilaku atau tindakan tersebut seperti biaya akses informasi dan biaya

ke fasilitas kesehatan sehingga individu dapat mencari informasi mengenai

perkembangan tren kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan yang

dibutuhkan (Green et al, 1980 yang dikutip oleh Gielen dan McDonald dalam Glanz,

Rimer, Lewis 2002).

3.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada

Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Chi Square. Adapun

berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

10

Tabel 6

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan bahaya Merokok dan Perilaku Merokok pada

Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengetahuan

Perilaku Merokok

Chi Square p value Merokok Tidak Merokok

N % N %

Tinggi 25 61,0 61 39,0

4,057 0,044 Rendah 31 81,6 7 18,4

Jumlah 56 70,9 23 29,1

Hubungan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok

pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa pada

mahasiswa yang mempunyai pengetahuan yang tinggi 61,0% mempunyai perilaku

merokok, sementara 97% mahasiswa tidak mempunyai perilaku merokok, sedangkan

untuk mahasiswa dengan tingkat pengetahuan rendah 81,6% mempunyai perilaku

merokok dan hanya 18,4% tidak merokok. Hasil ini menunjukkan adanya

kencenderungan bahwa pengetahuan yang rendah akan membentuk perilaku mahasiswa

untuk merokok, sebaliknya pengetahuan yang tinggi lebih cenderung memiliki perilaku

tidak merokok.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2

hitung = 4,057 dengan p= 0,044.

Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan

perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian Izzati., et.al (2016) yang menunjukkan adanya

hubungan yang positif antara pengetahuan tentang bahaya rokok dengan perilaku

merokok.Adapun untuk mengetahui apakah perilaku merokok pada mahasiswa

disebabkan karena faktor latar belakang pendidikan, maka diperoleh hasil perhitungan

sebagai berikut:

Tabel 7

Hubungan antara Asal Fakultas dengan Perilaku Merokok pada Mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Asal Fakultas

Perilaku Merokok

Chi Square p

value Merokok Tidak Merokok

N % N %

Kesehatan 20 55,6 16 44,4

7,532 0,006 Non Kesehatan 36 83,7 7 16,3

Jumlah 56 70,9 23 29,1

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

11

Berdasarkan hasil tabulasi silang untuk hubungan asal fakultas dengan perilaku

merokok pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa untuk

mahasiswa kesehatan terdapat 55,6% atau 20 mahasiswa yang mempunyai perilaku

merokok dan 44,4% atau 16 mahasiswa mempunyai perilaku tidak merokok, adapun

untuk mahasiswa non kesehatan hampir sebagian besar yaitu 83,7% atau 36 mahasiswa

mempunyai perilaku merokok dan hanya 16,3% atau 23 mahasiswa yang mempunyai

perilaku tidak merokok. Hasil ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

mahasiswa non kesehatan lebih dominan mempunyai perilaku merokok dibandingkan

dengan mahasiswa kesehatan.Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2

hitung =

7,532 dengan p= 0,006. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05

maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara asal fakultas dengan

perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Abdulateef., et.al (2016), yang menyatakan

bahwa hanya 7,3% profesional perawatan kesehatan yang mendapat pendidikan formal

tentang bahaya merokok. Semua responden setuju bahwa merokok berbahaya bagi

kesehatan. Namun, perokok yang pernah ada dibandingkan dengan tidak pernah

perokok cenderung tidak setuju bahwa profesional perawatan kesehatan harus memberi

dampak positif dengan tidak merokok.

Pengetahuan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi perilaku

kesehatan seseorang, sehingga semakin baik tingkat pengetahuan seseorang maka akan

semakin baik pula perilaku kesehatan. Merokok merupakan suatu aktivitas yang

merugikan kesehatan, karena dengan merokok akan memberikan dampak pada penyakit

kardiovaskuler, kanker, paru-paru dan gangguan kehamilan, sehingga dengan semakin

tinggi tingkat pengetahuan kesehatan, maka perilaku merokok semakin mengalami

penurunan.

Perilaku merokok disebabkan oleh pengaruh kelompok sebaya. Kelompok sebaya

seringkali menjadi faktor utama dalam masalah penggunaan zat oleh remaja. Selama

masa remaja, seorang individu mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan taman

sebayanya dari pada dengan orang tua. Hal ini berarti bahwa teman sebaya mempunyai

peran yang sangat berarti bagi remaja, karena remaja mulai bergabung dengan

kelompok sebaya. Sikap teman sebaya terhadap penggunaan berbagai zat termasuk

nikotin dapat mempengarui individu untuk menggunakan zat tersebut. Beberapa orang

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

12

mulai mencoba rokok adalah untuk mengendalikan emosi seperti kecemasan kerja.

Merokok mungkin dianggap dapat meningkatkan performansi dalam ujian dan

memperbesar kesempatan seseorang untuk meraih prestasi akademik. Hal-hal tersebut

merupakan sesuatu yang penting bagi orang-orang yang mulai merokok pada usia-usia

remaja akhir atau dewasa awal, suatu jenis perilaku merokok yang banyak ditemui pada

mahasiswa pada kedokteran dan mahasiswa-mahasiswa lainnya (Maman, 2009). Selain

hal tersebut dalam penelitian Ardy (2015) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

berpengaruh menyebabkan merokok dari iklan-iklan produsen rokok, biasa iklan-iklan

tersebut menggunakan gaya, ikon dan pencitraan remaja, sehingga hal ini disalah

artikan oleh remaja justru mereka malah terpengaruh iklan untuk merokok.

Menurut pendapat dari peneliti pengetahuan pengetahuan merupakan hal penting

dalam membentuk perilaku. Perilaku mahasiswa yang masih sering merokok

dilingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta dipengaruhi kurangnya

pengetahuan tentang bahaya merokok.Selain itu, perilaku juga bisa terbentuk dari peran

teman-teman dilingkungannya, apabila teman-temannya memiliki perilaku merokok

maka mahasiswa yang sebelumnya tidak merokok menjadi memiliki perilaku merokok,

sebaliknya jika mahasiwa berkumpul dengan teman-teman yang tidak merokok maka

bisa saja mahasiswa yang sebelumnya merokok menjadi tidak merokok. Dikalangan

mahasiswa sebenarnya mereka memiliki pengetahuan yang tinggi tetapi belum tentu

mereka memiliki pengetahuan yang tinggi tentang bahaya merokok.

4. PENUTUP

4.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan

bahaya merokok dengan perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuanbahaya merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah

Surakarta termasuk dalam kategori yang tinggi.

2. Mayoritas mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta mempunyai perilaku

merokok.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok

dengan perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

(p= 0,044).

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

13

4.2. Saran

Berdasarkan pada keterbatasan penelitian ini, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

A. Bagi Institusi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sebagai masukan untuk institusi untuk meningkatan larangan merokok

dilingkungan kampus dan membuat larangan merokok di fakultas yang belum

terdapat peraturan larangan merokok di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

B. Bagi Mahasiswa Kesehatan & Non Kesehatan

Sebagai bahan informasi dan referensi untuk mahasiswa kesehatan dan non

kesehatan tentang hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan

perilaku merokok pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan.

C. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah referensi penelitian selanjutnya diantaranya:

1) Diharapkan penelitian selanjutnya meneliti faktor lain yang berhubungan

dengan perilaku merokok.

2) Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan pengambilan data dengan

teknik proportional random sampling, dan bisa meneliti faktor-faktor

yang menyebabkan merokok.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulateef, Darya Saeed., Ali, Azheen Jamil., Abdulateef, Darwan Saeed dan Mohesh,

Glad. 2016. Smoking Knowledge, Attitude, and Practices Among Health Care

Professionals from Sulaymaniyah City/Iraq. Freedom to Researh. Libertas

Academica.

Al-Naggar, R.A., Al-Dubai, S.A., Al-Naggar, H.T., Chen, R., Al-Jashamy, K.,

2011.Prevalence and Associated Factors of Smoking among Malaysia University

Students.Asian Pacific J Cancer Prev. 12:619-624.

Depkes RI. 2009. Undang-undang Kesehatan No 36 tahun 2009. Jakarta: Depkes RI.

Egbe, Catherine O., Petersen, Inge dan Weitz, Anna Menyer. 2016. Knowledge of the

Negative Effects of Cigarette Smokingon Health and Well-Being among Southern

Nigerian Youth. International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 6,

No. 3.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK …eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang

14

Glanz, Karen.,Rimer.,Barbara K., Viswanath K. 2002. Health Behavior And Health

Education Theory, Research, And Practice 4th Edition. San Fransisco : Jossey

Bass.

Pratama, Hidayat. 2009. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I. Jakarata: IMTIMA.

Ilyati, Syarfa. 2015. Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Merokok dan Nikotin

Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Izzati, Nurul., Azlina, Nor., Iza, Nor dan Mainul. 2016. Knowledge, Attitude and

Practice towards Smoking among International Islamic University Malaysia

Kuantan Communities. Department of Biomedical Science.Volume 15 Number 2.

Kusumawati, Yuli., dkk. (2015). Model Pemberdayaan Konseling Peer Education

Upaya Membentuk Perilaku Berhenti Merokok pada Mahasiswa. Volume 05 No

3, Februari 2015. Diambil dari: publikasiilmiah.ums.ac.id (26 Juli 2017)

Permatasari, N H. 2015. Persepsi Mahasiswa Perokok mengenai Gambar Peringatan

Bahaya Merokok pada Kemasan Rokok bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP

Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2014/2015. Naskah Publikasi.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putri, R A. 2016. Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Perilaku Merokok pada

Mahasiswa Semester Tujuh di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rifa’i, Setiyanto. 2013. Faktor-Faktor Penyebab Merokok. Bandung: Alfa Beta.

Salim, Ardy Darmawan. 2015. Promosi, Iklan dan Sponsor Rokok Strategi Perusahaan

Mengiring Remaja untuk Merokok. Volume 17 No 1, Juni 2015. Diambil dari:

publikasiilmiah.ums.ac.id (26 Juli 2017)

Small & Hunter. 2014. Knowlegde of Dangers Smoking and the Influence of Smoking

Habits. International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 10, No. 2.

Ukwayi, et al. 2012. Peer Pressure and Tobacco Smoking among Undergraduate

Student of University of Calabar, Cross River State. 2:92-101.

http://www.ccsenet.org/journal/index.php/hes/article/view/20046/13311 (11 Jan

2017)

Wahyuni, Dwi., Agus Sudaryanto. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Sikap Merokok pada Remaja di Desa Karang Tengah Kecamatan Sragen. Volume

03 No 3, Oktober 2015. Diambil dari: publikasiilmiah.ums.ac.id (26 Juli 2017)

Waspadji, Maman. 2009. Konsep-Konsep yang Meningkatkan Pengetahuan. Jakarta:

Alfa Beta.

WHO. 2015. The Millenium Development Gols for Health. Jakarta : World Health

Organitation.