Upload
vantu
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SANTRI TENTANG GAYA
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KYAI DENGAN
KEMANDIRIAN SANTRI PONDOK PESANTREN
AL-MUAYYAD SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan S1 Psikologi
Disusun Oleh :
Nama : Agung Prabowo
NIM : G 0104003
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : Hubungan antara Persepsi Santri tentang Gaya
Kepemimpinan Transformasional Kyai dengan
Kemandirian Santri Pondok Pesantren Al-Muayyad
Surakarta
Nama Peneliti : Agung Prabowo
NIM/Semester : G0104003 / XII
Tahun : 2004
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:
Hari : ………………………
Tanggal : …..…………………..
Pembimbing I
Dra. Makmuroch, M.S.
NIP. 195306181980032002
Pembimbing II
Nugraha Arif Karyanta, S.Psi.
NIP. 197603232005011002
Koordinator Skripsi
Rin Widya Agustin, M.Psi.
NIP 197608172005012002
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
Hubungan antara Persepsi Santri tentang Gaya Kepemimpinan
Transformasional Kyai dengan Kemandirian Santri Pondok Pesantren
Al-Muayyad Surakarta
Agung Prabowo, G0104003, Tahun 2004
Telah diuji dan disahkan oleh Pembimbing dan Penguji Skripsi
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari : ………………………
Tanggal : …..…………………..
1. Pembimbing I
Dra. Makmuroch, M.S. ( _____________________ )
2. Pembimbing II
Nugraha Arif Karyanta, S.Psi. ( _____________________ )
3. Penguji I
Dra. Sri Wiyanti, M.Si. ( _____________________ )
4. Penguji II
Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si. ( _____________________ )
Surakarta, _____________________
Koordinator Skripsi,
Rin Widya Agustin, M.Psi.
NIP 197608172005012002
Ketua Program Studi Psikologi,
Dra. Suci Murti Karini, M.Si.
NIP 195405271980032001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesunggguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka
saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.
Surakarta, Januari 2010
Agung Prabowo
v
MOTTO
Yakinlah dengan apa yang kamu yakini itu benar, jangan takut dan
perjuangkanlah.
( Gusdur )
Kalau pernah ada rahasia tentang sukses itu adalah kemampuan untuk melihat
segala sesuatunya dari sudut pandang oranglain, dan juga dari sudut pandang
kita.
( Dale Carnegie )
vi
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur dan ridha Allah SWT
skripsi
ini penulis peruntukkan kepada:
1. Bapak Sumarno dan Ibu Ngimroniyatun yang
selalu memberikan semangat dan kekuatan
yang luar biasa.
2. Adikku yang selalu memberikan kasih sayang
dan dukungannya.
3. Eka Purwaningsih yang selalu memberikan
dukungan, kasih sayang dan keindahan dalam
hari-hariku.
4. Almamaterku tercinta.
vii
KATA PENGANTAR
م��ران��ر �ا���
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skipsi ini dapat terselesaikan
dengan lancar sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Psikologi Program
Pendidikan Strata 1 Psikologi. Shalawat serta salam senantiasa penulis sampaikan
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan
pengikutnya yang setia.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi dengan judul “
Hubungan antara Persepsi Santri tentang Gaya Kepemimpinan Transformasional
Kyai dengan Kemandirian Santri Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta” tidak
lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis dengan penuh penghargaan dan kerendahan hati mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. A.A. Subiyanto, dr. M.S selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
penelitian.
2. Ibu Dra. Suci Murti Karini, M.Si. selaku Ketua Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk penelitian..
3. Bapak Dra. Makmuroch, M.S. selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan saran dengan penuh kesabaran.
viii
4. Bapak Nugraha Arif Karyanta, S.Psi. selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk mendampingi penulis dalam memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh
kesabaran.
5. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si. selaku dosen penguji I yang telah bersedia
menguji dan mengarahkan penulis.
6. Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si. selaku penguji II yang telah
bersedia menguji dan mengarahkan penulis.
7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Psikologi yang telah banyak
memberikan ilmu, motivasi serta pengalaman yang berarti selama kuliah.
8. Bapak KH. Abdul Rozaq Shafawi, selaku pengasuh pondok pesantren Al-
Muayyad Surakarta beserta staf pengelola yang telah mengijinkan penulis
mengadakan penelitian di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta yang
Bapak pimpin.
9. Santriwan-santriwati pondok pesantren Al-Muayyad atas bantuan dan kerja
samanya.
10. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, perhatian,
dukungan dan do’a yang tiada henti-hentinya bagi penulis, serta selalu
memberi semangat selama ini hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
11. Bapak KH. Abdullah Asyari yang telah mendoakan dan mendidik saya
dengan penuh kesabaran.
12. Bapak Tugiyo Noto Pandoyo yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan
do’anya.
ix
13. Adikku yang selalu memberikan dukungan, keceriaan, kasih sayang dan do’a
yang tiada henti.
14. Eka Purwaningsih yang selalu memberikan motivasi, perhatian, kasih sayang,
do’a dan dukungannya.
15. Teman-teman seperjuangan (Anang, Bolang, Bondeng, Omez) yang telah
memberikan bantuannya.
16. Teman-teman “Korea” yang telah banyak memberi kenangan manis, motivasi dan
masukan di dalam menjalani studi. Lanjutkan mimpi-mimpi kita untuk menuju
kehidupan yang lebih baik.
17. Teman-teman Pondok Derita ( Heru, Fakeh, Domo, Sokeb, Imam, Jamel) yang
selalu memberikan suka dukanya.
18. Seluruh mahasiswa Psikologi angkatan 2004 untuk semua bantuan yang
diberikan, dorongan, dan do’anya.
19. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan bermanfaat bagi pengenbangan
pengetahuan dibidang kepemimpinan di pondok pesantren.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
x
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SANTRI TENTANG GAYA
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KYAI DENGAN
KEMANDIRIAN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD
Agung Prabowo
G 0104003
Penelitian ini berjudul hubungan antara persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai dengan kemandirian santri pondok
pesantren Al-Muayyad Surakarta, dan bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dengan
kemandirian santri pondok pesantren Almuayyad. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah ada hubungan antara persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai dengan kemandirian santri pondok
pesantren.
Subjek penelitian ini adalah santri Pondok pesantren Al-Muayyad
Surakarta. Subjek penelitian berjumlah 60 orang yang diambil menggunakan
teknik Purposive Random Sampling dalam proses pengambilan sampelnya.
Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala persepsi santri tentang
gaya kepemimpinan transformasional kyai. Teknik analisis data menggunakan
analisis korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar
0,302; p = 0,019 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang
positif yang signifikan antara Peranan atau sumbangan efektif Persepsi santri
tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dengan kemandirian santri =
9,1%. ditunjukkan oleh nilai Rsquare = 0,091. Hal ini berarti masih terdapat 90,9%
faktor lain yang mempengaruhi kemandirian santri selain variabel persepsi santri
tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai misalnya: pendidikan,
kepribadian, lingkungan, usia.
Kata kunci : Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai,
kemandirian
xi
ABSTRACT
The Relationship between Religious Pupils Perception about Their Sir
Transformational Leadership and Autonomy in Pupils of Religious Boarding
Al-Muayyad
Agung Prabowo
G0104003
This research has title the relationship between religious pupil perception
about their sir transformational leadership and autonomy in pupil of religious
boarding Al-Muayyad. The purpose of this study is to see whether there is a
relationship between religious pupil perception about their sir transformational
leadership and autonomy in pupil of religious boarding Al-Muayyad.
The subject of this research were 60 religious pupils in religious boarding
Al-Muayyad. The sampling used purposive random sample to associated with the
researcher needed. The sample will be given the perception about their sir
transformational leadership scale. Product moment correlation was calculated.
The result of this study showed r = 0,302 and p = 0,019 (p<0,05). This
result meant there is a relationship was found between perception on their sir
transformational leadership religious pupil perception about their sir
transformational leadership and autonomy in pupil of religious boarding Al-
Muayyad. On the other hand, this study result Rsquare = 0,091. It showed an
autonomy of religious pupils is strongly related to education, personality,
environment, and age.
Key words: religious pupil perception on their sir transformational leadership,
autonomy
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan.......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 8
A. Kemandirian................................................................................ 8
1. Pengertian Kemandirian........................................................ 8
2. Faktor-faktor Kemandirian ................................................... 10
3. Aspek-aspek Kemandirian .................................................... 11
xiii
B. Persepsi Santri tentang Gaya Kepemimpinan Tranformasional
Kyai …………………………………………………………… 14
1. Persepsi ................................................................................. 14
2. Kepemimpinan ...................................................................... 18
3. Kepemimpinan Transformasional…………………………..20
C. Hubungan antara Persepsi Santri tentang Gaya
Kepemimpinan Transformasional Kyai dengan Kemandirian….26
D. Kerangka Pemikiran…………………………………………….28
E. Hipotesis...................................................................................... 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 29
A. Identifikasi Variabel Penelitian................................................... 29
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 29
C. Populasi, Sampel, dan Sampling ................................................. 31
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 32
E. Validitas dan Reliabilitas............................................................. 34
F. Metode Analisis Data................................................................... 37
BAB IV. LAPORAN PENELITIAN ............................................................... 40
A. Persiapan Penelitian .................................................................... 40
1. Orientasi Kancah Penelitian.................................................. 40
2. Persiapan Alat Ukur .............................................................. 41
3. Pelaksanaan Uji Coba ........................................................... 44
4. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 45
5. Penyusunan Alat Ukur Penelitian ........................................ 47
xiv
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 49
1. Penentuan Sampel Penelitian ................................................ 49
2. Pengumpulan Data Penelitian ............................................... 49
3. Pelaksanaan Skoring ............................................................. 50
C. Analisis Data ............................................................................... 51
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 52
2. Analisis Deskriptif ................................................................ 53
3. Uji Hipotesis ......................................................................... 54
D. Pembahasan................................................................................. 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 60
A. Kesimpulan ................................................................................ 60
B. Saran ........................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional Kyai 32
Tabel 2 Blue Print Skala Kemandirian .................................................... 33
Tabel 3 Jumlah siswa-siswi Pondok Pesantren Al-Muayyad .................. 41
Tabel 4 Blue Print Skala Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional
Kyai Sebelum Uji Coba .............................................................. 42
Tabel 5 Blue Print Skala Kemandirian Sebelum Uji Coba...................... 44
Tabel 6 Blue Print Skala Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional
Kyai Setelah Uji Coba................................................................. 46
Tabel 7 Blue Print Skala Kemandirian Setelah Uji Coba ........................ 47
Tabel 8 Distribusi Aitem Skala Skala Gaya Kepemimpinan
Transformasional Kyai untuk Penelitian..................................... 48
Tabel 9 Distribusi Aitem Skala Kemandirian untuk Penelitian .............. 48
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 51
Tabel 11 Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 52
Tabel 12 Statistik Deskriptif……………………………………………... 53
Tabel 13 Kategorisasi Persepsi Santri Tentang Gaya
Kepemimpinan Transformasional Kyai ………………………. 54
Tabel 14 Kategorisasi Kemandirian........................................................... 54
Tabel 15 Hasil Analisis Korelasi Product Moment.................................... 55
Tabel 16 Sumbangan Efektif...................................................................... 56
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. ALAT UKUR SEBELUM UJI COBA
1. Skala 1............................................................................. 68
2. Skala 2............................................................................. 71
LAMPIRAN B. DATA BUTIR SKALA UJI COBA
1. Skala 1............................................................................. 75
2. Skala 2............................................................................. 77
LAMPIRAN C. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
1. Skala 1............................................................................. 80
2. Skala 2............................................................................. 82
LAMPIRAN D. ALAT UKUR UNTUK PENELITIAN
1. Skala 1 ............................................................................ 84
2. Skala 2 ............................................................................ 87
LAMPIRAN E. DATA BUTIR SKALA PENELITIAN
1. Data Skala 1 .................................................................... 90
2. Data Skala 2 .................................................................... 93
LAMPIRAN F. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Hasil Analisis Deskriptif ................................................ 97
2. Hasil Uji Normalitas ...................................................... 97
3. Hasil Uji Linearitas ........................................................ 98
4. Hasil Analisis Product Moment ..................................... 98
5. Kategorisasi.................................................................... 99
xvii
LAMPIRAN G. SURAT IJIN PENELITIAN DAN SURAT TANDA
BUKTI PENELTIAN............................................................ 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok pesantren merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang
ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensukseskan pembangunan
nasional. Sejak era pra kemerdekaan pesantren telah menjadi pusat pembinaan
pemuda untuk ikut berjuang melawan penjajahan. Pondok Pesantren telah
melakukan proses kehidupan yang mandiri walaupun tanpa konsep dan teori
seperti yang ada dalam kepramukaan, dilihat dari hidup keseharian bisa dikatakan
para santri justru sejak dini berlatih untuk hidup mandiri, seperti dalam kehidupan
sehari-hari, santri dituntut melakukan proses kemandirian hidup seperti
beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari, mengatur keuangan, serta membangun
solidaritas yang tinggi. Santri juga harus memiliki kesadaran sendiri karena
mereka hidup lepas dari pantauan orangtua. Pesantren mengajarkan bahwa dalam
melakukan kegiatan apa pun harus berangkat dari kesadaran sendiri, tanpa pamrih,
serta lepas dari tekanan pihak lain (dalam Muhammad, 2008).
Pondok pesantren terdiri dari tiga elemen utama yaitu kyai, ustad, dan
santri. Menurut Sugriagiri (2006) kyai merupakan pemimpin dilingkungan
pondok pesantren dan figur sentral bagi santri yang harus ditaati dan diteladani,
ustadz adalah sebutan untuk guru dilingkungan pondok pesantren yang membantu
kyai dalam mengajarkan ilmu agama kepada para santri, sedangkan santri
merupakan seseorang yang menuntut ilmu agama islam di pondok pesantren.
2
Sebagai lembaga pendidikan pondok pesantren selain mendalami ilmu
agama sebagian telah melakukan penyesuaian dan standardisasi pendidikannya
dengan pendidikan umum, misalnya SMP, SMU, SMK, dan universitas, dengan
penyesuaian itu diharapkan santri mampu memahami ilmu-ilmu umum sekaligus
agama secara berimbang. Kelebihan inilah yang dimiliki pesantren sebagai
lembaga pendidikan, pondok pesantren juga mampu menampilkan diri sebagai
lembaga pendidikan yang berlangsung terus-menerus hampir 24 jam sehari dan
aktivitas serta interaksi pembelajaran berlangsung secara terpadu yang
memadukan antara suasana keguruan dan kekeluargaan.
Menurut Bisri (2009) salah satu ciri umum yang menjadi tujuan dari
pondok pesantren yaitu kemandirian. Oleh karena itu, pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan alternatif yang dipilih orang tua untuk
mengoptimalkan perkembangan kemandirian pada anak-anaknya. Saat ini, banyak
orangtua menyekolahkan anaknya ke pesantren karena pesantren dianggap
sebagai lembaga pendidikan yang relatif aman bagi anak-anak mereka yang
berusia remaja dari pengaruh-pengaruh negatif. Orangtua menyadari bahwa
mendidik anak usia remaja sangat sulit karena pada dasarnya usia remaja sebagai
usia yang bermasalah. Remaja merasa dirinya mandiri, sehingga mereka ingin
mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan dari orang tua atau guru, padahal
mereka kurang berkemampuan untuk mengatasi masalahnya sendiri (dalam Sabri
1993), sedangkan menurut Monks (1992) dalam perkembangan sosial remaja
yang merupakan refleksi dari kemandirian, yaitu memisahkan diri dari orang tua
3
dan lebih memilih untuk dekat dengan teman sebayanya walaupun secara
ekonomi pada masa remaja masih bergantung pada orang tuanya.
Pengelolaan pesantren kedaulatan sepenuhnya ditangan kyai mulai dari
menentukan kurikulum, metode dan lain-lain yang berlaku didalam pesantren,
meskipun kyai melakukan dominasi kerja tetapi kyai masih melakukan koordinasi
dengan ustad dan santri, koordinasi tersebut dilakukan pada saat rapat dengan cara
mendengarkan usulan atau dengan meminta pendapat dari ustad dan santri yang
kyai anggap mampu. Kepemimpinan model ini merupakan suatu gaya interaksi
yang hubungan antara kyai dengan santri dan ustad didasarkan oleh nilai-nilai
keagamaan yang merujuk kepada kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Gaya kepemimpinan seperti ini yang ditunjukkan oleh kyai adalah
kepemimpinan kharismatik. Menurut Conger & Kanungo (dalam Noordjannah
dan Handoko, 2006) kepemimpinan kharismatik dikembangkan dari teori atribusi
dan menjadi bagian dari teori kepemimpinan transformasional. Menurut Burns
(dalam Bass,1985) banyak catatan yang menunjukkan sebagian pemimpin pasti
pernah melayani sebagai guru. Kyai memimpin karena kyai berperan sebagai guru
di pondok pesantren. Sebagai profesi, guru sering berperan sebagai pemimpin
transformasional, yaitu merubah rasa percaya dan nilai-nilai setidaknya pada
beberapa muridnya. Kyai sebagai pengelola pesantren sekaligus sebagai guru
yang dalam kepemimpinannya merupakan gaya kepemimpinan transformasional.
4
Menurut O’Leary (2001) karakteristik dari kepemimpinan
transformasional adalah memiliki Kharisma, keyakinan diri, memberikan pujian
secara terbuka, mampu menimbulkan rasa hormat dan kesetiaan, serta mampu
menginspirasi angota-anggotanya, sedangkan menurut Nawawi (2003) salah satu
karakteristik kepemimpinan transformasional adalah dengan memberikan tugas
yang melebihi standar sehingga merangsang seseorang untuk bekerja lebih ekstra.
Fenomena yang terjadi di pondok pesantren kegaguman terhadap
kemampuan kyai akan membuat santri memandang kyainya sebagai sosok
panutan yang mampu menginspirasi, memberikan motivasi bagi dirinya sehingga
mendorong santri untuk lebih mandiri, mampu menyelesaikan masalah, mampu
mengendalikan tindakannya, dan mempunyai rasa percaya diri dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Kyai juga sering memberikan tugas-tugas kepada santri baik
langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya
memberikan tugas menghafal Alquran, memberikan tugas sekolah, mengadakan
kegiatan yang berhubungan dengan kemajuan santri dan pondok, dengan harapan
memdidik santri agar lebih mandiri.
Menurut Sunyoto (dalam Lukman, 2000) kemandirian merupakan keadaan
personalistik yang bercirikan adanya kecenderungan determinisi diri dalam
kerangka dukungan sosial. Definisi ini mempunyai pengertian bahwa sikap
kemandirian seseorang merupakan kepribadian yang dimiliki orang yang
bersangkutan dalam dimensi sosial yang mampu menentukan diri, arah dan
tindakannya dalam kerangka hubungan sosial dan individu. Menurut Masrun
5
(1986) kemandirian sangat diperlukan agar manusia dapat menghadapi tantangan
serta mampu memainkan perannya sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
Menurut Mu’tadin (dalam Safaria dan Cahyani, 2007) kemandirian seperti
halnya kondisi psikis lainnya yang dapat berkembang melalui latihan yang
dilakukan secara terus menerus berupa tugas tanpa bantuan, yang disesuaikan
dengan usia serta kemampuan seseorang. Namun fakta yang ada menunjukkan
tidak semua orang tua atau guru mempercayakan kepada seseorang untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Saat anak memasuki usia remaja, anak
memasuki tahap persiapan untuk memisahkan diri dari peraturan mulai
berkembang, hal ini akan mendorong remaja untuk memusatkan tenaga pada tugas
serta pemecahan masalah sehingga mereka akan berusaha untuk lebih mandiri dan
tidak tergantung pada orang tua ataupun guru (Ausebel dalam Santrock, 2005).
Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai yang
memiliki kharisma, mampu menginspirasi, memberikan motivasi, panutan, dan
mampu menumbuhkan rasa hormat dikalangan para santri diharapkan akan
membantu perkembangan kemandirian santri dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam mewujudkan cita-citanya. Berdasarkan pemikiran tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai dan kemandirian tersebut peneliti ingin
meneliti hubungan antara persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai dengan kemandirian santri pondok pesantren.
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara persepsi
santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dengan kemandirian
santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta ”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional
kyai dengan kemandirian santri pondok pesantren Almuayyad Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh bukti empiris mengenai
hubungan antara persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional
kyai dengan kemandirian santri di pondok pesantren sehingga dapat diambil
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengertian kepada pengelola pondok pesantren tenteng
pentingnya membentuk kemandirian pada santri.
b. Memberikan masukan kepada para santri untuk lebih memahami
kepemimpinan yang ada di pondok pesantren.
7
c. Memberikan gambaran kepada santri tentang pentingnya kemandirian dalam
kehidupan.
2. Manfaat Praktis
a. Memberi masukan kepada pimpinan pondok pesantren untuk dapat
menerapkan model kepemimpinan yang dapat membentuk kemandirian
santri.
b. Memberi sumbangan kepada pimpinan pondok tentang tata cara membentuk
kemandirian santri melalui kepemimpinan dan pembelajaran.
c. Memberi masukan kepada santri tentang cara melatih diri untuk lebih
mandiri.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemandirian
1. Pengertian Kemandirian
Kemandirian merupakan aspek kepribadian yang sangat penting bagi
seseorang dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang dialaminya, dengan
kemandirian memungkinkan seseorang untuk memiliki tanggung jawab pada
diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Steven & Howard (2002) kemandirian adalah kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa
bergantung pada orang lain secara emosional. Orang yang mandiri akan
mengandalkan dirinya sendiri dalam merencanakan dan membuat keputusan
penting, akan tetapi mereka bisa saja meminta dan mempertimbangkan
pendapat orang lain sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi
dirinya sendiri.
Menurut Monks (2004) mengemukakan bahwa kemandirian meliputi
perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah,
mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa
bantuan orang lain. Kemandirian adalah hasrat untuk melakukan segala
sesuatu bagi diri sendiri. Secara singkat dapat dipahami bahwa kemandirian
mengandung pengertian :
9
a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk
maju demi kebaikan dirinya.
b. Mampu mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas- tugasnya.
d. Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Menurut Safaria (2007) mandiri atau sering disebut juga berdiri di atas
kaki sendiri, merupakan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain
serta bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Secara umum
kemandirian bisa dilihat dari tingkah laku seperti berusaha memenuhi
kebutuhan sendiri namun, kemandirian tidak selalu berbentuk fisik yang
ditampilkan dalam tingkah laku. Kemandirian juga dapat dilihat dari cara
berfikirnya bagaimana seseorang dalam memecahkan suatu masalahnya,
apakah seseorang tersebut apat bertanggung jawab atas yang telah
dilakukannya, selain itu kemandirian dapat dilihat dari cara penyesuaian
dirinya terhadap tuntutan norma dalam masyarakat.
Menurut Hurlock (1993) menyatakan umumnya anak ingin mandiri
setelah pekembangan mereka memungkinkan untuk mandiri, pada remaja
awal perubahan hubungan dan pencapaian kemandirian dan dominasi orang
tua merupakan peristiwa penting yang sangat berpengaruh terhadap hubungan
interpersonal mereka. Perkembangan remaja juga sangat dipengaruhi oleh
perkembangan emosi sebelumnya, kemampuan fisik dan mental, hubungan
10
keluarga, serta gaya sosial budaya. Menurut Leictman & Friedman (dalam
Dewi, 2002) kegagalan dalam perkembangan remaja menyebabkan
ketidakberhasilan dalam usaha kemandirian, kegagalan dalam pembentukan
identitas diri, dan prestasi belajar yang buruk. Menurut Lukman (2000)
sebagaimana kondisi psikologis lainnya sikap kemandirian dapat berkembang
baik apabila diberi kesempatan berkembang melalui latihan terus menerus.
Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas yang sesuai dengan umur
anak yang bersangkutan dengan tanpa bantuan, dengan latihan terus menerus
inilah akan tumbuh sikap kemandirian dalam diri anak, yang pada gilirannya
kemandirian tersebut akan mampu menghadapi permasalahan yang kompleks
dan berani menghadapi tantangan hidup.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemandirian adalah perilaku atau sikap yang dimiliki seseorang untuk tidak
tergantung dengan orang lain, serta mampu mengurus dirinya sendiri
mengerjakan sendiri tugas-tugas rutinnya, dan mencoba mengarahkan tingkah
lakunya menuju kepada kesempurnaan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Menurut Santrock (2005) ada empat faktor utama yang harus
diperhatikan dalam perkembangan kemandirian remaja yaitu :
a. Adanya kesadaran akan adanya perubahan-perubahan dalam kenyataan
dirinya sebagai makhluk biologis, terutama adanya perubahan-perubahan
11
pada bentuk tubuh sebagai akibat dari fisiologis karena bekerjanya
kelenjar-kelenjar tertentu menjadi lebih aktif
b. Sejak masa anak sekolah sampai tiba pada masa remaja, si anak yang
menjadi remaja merasakan adanya keterkaitan kepada teman kelompok
sebaya dalam lingkup ”heterosexsualitas”.
c. Timbulnya dorongan untuk mencapai kebebasan pribadi dalam usaha
memantapkan status dirinya dalam lingkungan hidupnya sebagai individu
yang berdiri sendiri (a separate self).
d. Adanya keinginan remaja untuk memantapkan filsafat hidupnya dan gaya
tertentu berdasarkan kesatuan norma kehidupan yang dianutnya, yang akan
dijadikan pedoman di dalam ia bertingkah laku dalam perkembangan
sebagai manusia dewasa.
3. Aspek-aspek Kemandirian
Havinghurst (dalam Musdalifah, 2007) menyebutkan bahwa
kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
a. Aspek emosi, aspek ini ditujukan dengan kemampuan mengontrol emosi
dan tidak tergantungnya emosi pada orangtua.
b. Aspek ekonomi, aspek ini ditujukan dengan kemampuan mengatur
ekanomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orangtua.
c. Aspek intelektual, aspek ini ditujukan dengan kemampuan untuk
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
12
d. Aspek sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk
mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung dari orang
lain
Menurut Soetjiningsih (1993) bahwa aspek-aspek dalam kemandirian
adalah:
a. Inisiatif, yaitu kemampuan individu dalam berpikir secara original dan
dapat menghasilkan sesuatu yang kreatif.
b. Tanggung jawab, yaitu kemampuan yang ditunjukkan dengan tindakan
yang dilakukan atas kehendaknya sendiri dan harus mampu menerima
resiko dari tindakannya tersebut.
c. Kepercayaan diri, yaitu rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri,
menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usaha yang telah
dilakukannya.
d. Kreativitas, yaitu kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan
menerapkannya dalam menemukan penyelesaian masalah.
Menurut Masrun (1986) kemandirian terdiri dari beberapa aspek yaitu:
a. Bebas. Faktor ini ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas
kehendak sendiri, bukan karena orang lain.
b. Progresif dan ulet. Faktor ini ditunjukkan dengan adanya usaha untuk
mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan
harapan-harapannya.
13
c. Inisiatif. Inisiatif ditunjukkan dengan adanya kemamapuan untuk berfikir
dan bertindak dengan original, kreatif dan penuh dengan ide-ide baru.
d. Pengendalian dari dalam (Internal Locus of Control). Pengendalian dari
dalam dapat dilihat dari adanya perasaan individu yang mampu mengatasi
masalah yang dihadapi, kemampuan untuk mengendalikan tindakan,
mampu memengaruhi lingkungannya, dan berusaha atas usahanya sediri.
e. Kemantapan diri. Faktor ini mencakup rasa percaya terhadap kemampuan
diri sendiri, menerima dirinya, dan memperoleh kepuasan dari usahanya
Menurut Afiatin (1992) ada delapan aspek-aspek kemandirian antara
lain :
a. Mampu mengerjakan tugas rutin
b. Mampu mengatasi masalah
c. Memiliki inisiatif
d. Memiliki rasa percaya diri
f. Mengarahkan tingkah lakunya menuju kesempurnaan
g. Memperoleh kepuasan dari usahanya
h. Memiliki kontrol diri (mampu mengendalikan tindakan)
i. Memiliki sifat eksploratif
14
B. Persepsi Santri Tentang Gaya Kepemimpinan Transformasional Kyai
1. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat indera atau juga disebut proses sensori, dalam persepsi stimulus
dapat dapat datang dari luar tetapi juga dapat datang dalam diri individu
sendiri, namun demikian sebagian besar stimulus datang dari luar individu
yang bersangkutan (dalam Walgito, 2004). Menurut Davidoff (dalam Walgito,
2004) stimulus yang diindera kemudian oleh individu diorganisasikan dan
diinterpretasikan.
Menurut Desidetaro (dalam Rakhmat, 1994) persepsi adalah
pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi.
Faktor yang berperan dalam persepsi Walgito (2004) mengemukakan
adanya beberapa faktor, yaitu:
a. Objek yang dipersepsi
Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu tetapi juga dapat datang
dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf
penerima yang bekerja sebagai reseptor.
15
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,
disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu
otak sebagai pusat kesadaran. sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan syaraf motoris.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.
Menurut Mahmud (1990) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi diantaranya adalah:
a. Latar belakang stimulus
Setiap orang mungkin telah mengalami betapa berbedanya suatu
obyek atau peristiwa yang tampak atau terjadi pada latar belakang yang
berbeda. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa seseorang tidak
mempersepsi obyek sebagai unsur-unsur yang berdiri sendiri, karena
seseorang berkecenderungan untuk melihat segala sesuatu didalam suatu
totalitas yang tersusun, individu selalu memvisualisirnya didalam suatu
16
konteks total atau latar belakang tempat bermuculnya stimulus tertentu
akan mempengaruhi persepsi kita pada stimulus-stimulus tersebut.
b. Pengalaman terdahulu yang berkaitan
Cara seseorang mempersepsi situasi sekarang tidak bisa terlepas
dari adanya pengalaman sensoris terdahulu, kalau pengalaman terdahulu
itu sering muncul, maka reaksi seseorang itu menjadi salah satu kebiasaan.
Kebanyakan dari aktifitas sehari-hari tergantung pada pengalaman yang
terdahulu, seseorang akan mereaksi isyarat dan lambang daripada kepada
keseluruhan stimulus aslinya, jadi dalam kebanyakan situasi persepsi
merupakan proses informasi yang didasarkan atas pengalaman-
pengalaman masa lampau.
c. Emosi dan perasaan
Secara psikologis perasaan dan emosi mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk mempersepsi secara tepat dan objektif. Sering terbukti
bahwa penyaksian yang diajukan oleh saksi yang emosinya meluap-luap
sangat tidak dapat dipercaya, misalnya di ruang pengadilan di mana
pembunuh diadili, dua orang saksi atau lebih yang tanpa alasan berbuat
dusta ternyata memberikan kesaksian yang sangat bertentangan terhadap
peristiwa yang sama. Contoh lainnya adalah ahli bedah dan dokter pada
umumnya menolak untuk mengoperasi atau menangani isteri atau suami
dan anak-anaknya sendiri.
17
d. Sugesti
Sugesti juga merupakan faktor yang ikut menyebabkan terjadinya
kesalahan-kesalahan persepsi. Frederick Knight dari universitas Purdue
mengadakan eksperimen di dalam kelas kemudian beliau membuka botol
yang dikatakannya berisi parfum yang harum baunya, kemudian siswa
diminta mengangkat tangan dengan segera setelah mereka mencium bau
harum. Meskipun isi botol itu sebenarnya tidak berbau harum, namun
hampir setiap murid mengangkat tangannya.
Menurut Walgito (2004) proses terjadinya persepsi dimulai dari obyek
yang menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.
Proses mengenai alat indera merupakan proses kealaman, stimulus yang
diterima alat indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak yang disebut juga
proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai proses kesadaran
sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar, atau diraba, proses
inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu
menyadari tentang apa yang dilihat, didengar, atau apa yang diraba.
Menurut pendapat di atas, objek yang mendapat tekanan dalam
persepsi biasanya adalah objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang
melakukan persepsi. Hal ini dilihat dari ciri pribadi, sikap mental dan
kebutuhan dari individu itu sendiri. Jadi sangatlah memungkinkan orang akan
memandang suatu peristiwa yang terjadi secara berbeda-beda dan
18
memungkinkan dapat terjadi penyimpangan persepsi yang merupakan
hambatan yang sering terjadi dan masih bersifat manusiawi
2. Kepemimpinan
Pemimpin merupakan ujung tombak kepemimpinan yang menentukan
suksesnya suatu organisasi baik di dunia industri, bisnis, pendidikan, religi
maupun negara. Menurut Kartono (2005) kualitas pemimpin sangat
mempengaruhi keberhasilan organisasi yang dipimpinnya sebab pemimpin
yang sukses itu mampu menelola organisasi, bisa mempengaruhi secara
konstruktif orang lain, dan menunjukkan jalan serta perilaku benar yang harus
dikejakan bersama-sama, sedangkan O’Leary (2001) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai kekuatan untuk berkomunikasi dengan tegas serta
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi orang lain.
Menurut Owens (dalam Nawawi 2003) kepeminpinan merupakan
suatu interaksi antar suatu pihak yang memimpin dengan pihak yang
dipimpin. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan
proses dinamis yang dilaksanakan melalui hubungan timbal balik antara
pemimpin dan yang dipimpin. Hubungan tersebut berlangsung dan
berkembang melalui transaksi antar pribadi yang saling mendorong dalam
mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Gibson (dalam Astuty, 2000)
kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu upaya penggunaan pengaruh bukan
paksaan untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan.
19
Pemimpin sendiri adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan
dan kelebihan khususnya disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan tertentu (Kartono, 2002). Menurut O’Leary (2001)
pemimpin adalah pimpinan yang ditunjuk dalam suatu kelompok, tim, atau
organisasi yang mempunyai kharisma sehingga mampu membuat keputusan
yang baik dan mengilhami orang lain untuk mencapai tujuan bersama serta
mampu merumuskan tujuan, membujuk orang lain untuk mencapai tujuan
dalam memimpin timnya kepada kemenangan sedangkan menurut Fairchilia
(dalam Kartono, 2002) menyatakan bahwa pemimpin adalah seorang yang
memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur,
menunjikkan, mengorganisir atau mengontrol usaha orang lain, atau melalui
prestise, kekuasaan atau posisi.
Berdasarkan dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa
hakekat dari kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak
lain melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
maksud menggerakkan orang-orang tersebut agar penuh pengertian, kesadaran
dan sepenuh hati dalam mencapai tugas bersama, dan dari definisi itu pula
dapat diketahui bahwa ada tiga variabel utama dalam kepemimpinan yaitu:
a. Kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu bawahan atau pengikutnya.
b. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaaan.
20
c. Kepemimpinan menyangkut menanamkan pengaruh dalam rangka
mengarahkan bawahannya.
3. Kepemimpinan Transformasional
Teori kepemimpinan transformasional pertama kali dikemukakan oleh
Bernand M Bass (dalam Pareke, 2004), yang dibangun atas gagasan-gagasan
sebelumnya yang dikemukakan oleh Burns. Burns mendefinisikan
kepemimpinan transformasional sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan
kolektif, melalui penyatuan motif-motif yang saling menguntungkan yang
dimiliki pemimpin dan bawahan dalam rangka mencapai perubahan yang
diinginkan.
Menurut O’Leary (2001) kepemimpinan transformasional adalah gaya
kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang bila pemimpin menginginkan
suatu kelompok melebarkan batas dan memiliki kinerja melampaui status quo,
atau mencapai serangkaian organisasi yang sepenuhnya baru, sedangkan
pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang mampu mendatangkan
perubahan di dalam individu dan seluruh organisasi, seringkali dengan
menolong organisasi bermasalah untuk mendapatkan kembali kinerja mereka.
Menurut Nawawi (2003) Kepemimpinan transformasional adalah
pendekatan kepemimpinan dengan melakukan usaha mengubah kesadaran,
membangkitkan semangat dan mengilhami bawahan atau anggota organisasi
untuk mengeluarkan tenaga ekstra dalam mencapai tujuan organisasi tanpa
merasa ditekan atau tertekan, sedangkan menurut Burns (dalam Safaria, 2004)
21
pemimpin transformasional merupakan seorang agen perubahan yang
berusaha keras melakukan transformasi ulang organisasi secara menyeluruh
sehingga organisasi bisa mencapai kinerja yang lebih maksimal dimasa depan.
Johnson and Johnson (dalam Nawawi, 2003) menyebutkan bahwa
kepemimpinan transformasional selalu berusaha menciptakan suasana
kekeluargaan di dalam dan di antara anggota organisasi dengan saling
melindungi satu dengan yang lainnya, dan saling mendukung untuk
mengaktualisasikan visi yang menguntungkan.
Kepemimpinan dari orang-orang besar di dunia yang dicatat sejarah
biasanya pemimpin transformasional. Pemimpin transformasional merupakan
pemimpin yang memotivasi anggotanya untuk berbuat lebih daripada
perbuatan asli yang diharapkan oleh anggota. Beberapa perubahan dapat diraih
melalui 3 cara, yaitu:
a. Meningkatkan level kesadaran, karena level kesadaran seseorang sangat
penting dan berharga dalam hasil yang dicapai dan cara meraihnya.
b. Menjadikan anggotanya memiliki minat diri yang lebih untuk memperoleh
tujuan dari kelompok, organisasi, atau pemerintahan.
c. Mengubah level hirarki kebutuhan maslow kita atau mengembangkan
konsep kita tentang kebutuhan dan keinginan (dalam Bass, 1985).
22
Seorang pemimpin transformasional harus memiliki kemampuan-
kemampuan untuk memberikan perubahan pada organisasi yang dipimpinnya.
Menurut O’Leary (2001) kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
transformasional meliputi hal-hal berikut:
a. Kharisma
Pemimpin transformasional harus mempunyai visi yang jelas untuk
organisasi dan mampu mengkomunikasikan visi tersebut dengan jelas
kepada para anggota kelompok, misalnya seorang pemimpin dapat dengan
mudah mengetahui apa yang paling penting untuk individu dan organisasi
secara keseluruhan.
b. Keyakinan diri
Pemimpin transformasional memiliki naluri yang baik dan mampu
melihat keputusan apa yang berpengaruh positif terhadap organisasinya.
Hal ini memberi pemimpin kemampuan untuk bertindak dengan penuh
keyakinan, dan mengilhami orang untuk percaya terhadap anggota
kelompok.
c. Hormat dan kesetiaan
Pemimpin transformasional mengilhami rasa hormat dan kesetiaan
di dalam diri individu, dengan menyediakan waktu untuk memberitahu
bahwa mereka penting.
23
d. Pujian terbuka
Pemimpin transformasional seringkali terbuka dalam memuji
orang dan tim atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Hal itu
membuat anggota kelompok tahu betapa besar kontribusi mereka terhadap
sebuah kesuksesan akan membuat anggota organisasi kuat menghadapi
tantangan-tantangan yang akan datang.
e. Inspirasi
Pemimpin transfomasional harus pandai dalam membantu orang
melakukan sesuatu yang mereka sendiri sangsi mampu melakukannya.
Pemimpin melakukan hal ini dengan pernyataan-pernytan yang memuji
dan mendorong.
Hasil penelitian yang dilakukan Devanna dan Tichy (dalam Safaria,
2004) mengemukakan beberapa karakteristik dari pemimpin transformasional
yang efektif antara lain:
a. Mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan.
b. Mendorong keberanian dan pengambilan resiko.
c. Percaya pada orang-orang.
d. Dilandasi oleh nilai-nilai.
e. Pembelajar sepanjang hidup.
f. Mempunyai kemampuan mengatasi kompleksitas dan ketidakpastian.
g. Pemimpin yang visioner.
24
Menurut Bass (1985) ada empat aspek kepemimpinan transformasional
antara lain:
a. Charisma
Charisma merupakan salah satu aspek penting dalam
kepemimpinan transformasional. Pemimpin transformasional harus
memperhatikan sosio-emosional yang merupakan elemen kharisma,
sehingga pemimpin transformasional dapat menjalankan perannya baik
sebagai pendidik, mentor, pelatih, reformis maupun revolusionis.
Pemimpin yang berkharisma memberi pengaruh dan sukses bila
mengadakan perubahan. Perubahan yang dilakukan pemimpin
transformasional berkharismatik akan lebih bertahan lama dan akan
dikenang oleh orang-orang.
b. Inspirational Leadership
Inspirational leadership merupakan kemampuan pemimpin dalam
membangkitkan dan meningkatkan motivasi para pengikutnya. Hal ini bisa
dilakukan dengan menyampaikan nilai-nilai kebenaran, suatu perhitungan,
percakapan ilmiah, atau argumen yang mengena.
c. Individualized Consideration
Individualized consideration adalah tanggung jawab yang
diberikan kepada para karyawan di semua tingkatan manajemen
perusahaan untuk mengeluarkan semua potensi mereka dalam kaidah
aturan perusahaan. Individualized consideration merupakan suatu langkah
25
bagi pemimpin untuk mengawasi dan berkomunikasi dengan individu
yang berada di bawahnya. Fungsi pengawasan akan meningkatkan
kepercayaan dan memenuhi rasa ingin tahu sebagian pengikutnya.
Komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dan bawahan akan
membentuk self-image, memperoleh informasi, dan adanya rasa memiliki
dari suatu keputusan. Bila seorang pemimpin memperhatikan setiap
pengikutnya maka para pengikut ini akan berkontribusi aktif dalam proses
perubahan yang dilakukan si pemimpin.
d. Intellectual stimulation
Bila para pemimpin transformasional mampu merangsang
intelektual para bawahannya maka dapat membangkitkan dan merubah
arah suatu masalah dan mengatasi suatu masalah. Intellectual stimulation
dari pemimpin transformasional dapat terlihat dari kemampuannya
merubah konsep dan cara berpikir bawahannya secara komprehensif
sehingga mampu menghadapi suatu masalah dan mampu membeli solusi.
Wortman (dalam Bass, 1985) mengungkapkan bahwa para eksekutif dan
jajarannya harus meningkatkan konsentrasi dalam berpikir strategis dan
penuh aktivitas intelektual yang melibatkan diri dan bawahannya dalam
menginterpretasikan, menganlisis, membuat formulasi,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi.
26
C. Hubungan antara Persepsi Santri tentang Gaya Kepemimpinan
Transformasional Kyai dengan Kemandirian Santri
Menurut Walgito (2004) persepsi merupakan suatu proses yang didahului
oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensori. Persepsi dipengaruhi
oleh stimulus yang dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dalam diri
individu sendiri, namun demikian sebagian besar stimulus datang dari luar
individu yang bersangkutan. Penelitian ini obyek yang dipersepsi adalah gaya
kepemimpinan transformasional kyai, dimana gaya kepemimpinan kyai dinilai
oleh santrinya.
Kyai sebagai pengelola pesantren sekaligus sebagai pendidik santri juga
berperan sebagai orangtua. Hubungan antara santri dengan kyai sama halnya
dalam satu keluarga yang tidak terikat oleh jam-jam yang bersifat formalitas.
Penelitian telah menyebutkan gaya pengasuhan sangat berpengaruh dalam
hubungannya dengan kemandirian (Saomah, 2005) dalam penelitiannya Kandeel
& Leeser (dalam Santrock, 2005) juga menyebutkan bahwa gaya pengasuhan juga
berkaitan dengan kemandirian seseorang.
Menurut Bass (1985) salah satu karakteristik kepemimpinan
transformasional yakni pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada
bawahannya, antara lain dengan menentukan standar-standar tinggi, memberikan
keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. Bawahan merasa mampu melakukan tugas
pekerjaannya, mampu memberikan berbagai macam gagasan dengan demikian
27
akan menimbulkan kepercayaan diri bagi para pengikutnya yang merupakan salah
satu aspek dari kemandirian (Soetjiningsih, 1993).
Menurut Nawawi (2003) kepemimpinan transformasional yang diterapkan
kyai cenderung kharismatik melalui visi dan misi sehingga dapat menanamkan
kebanggaan, dan percaya diri pada santrinya. Kepemimpinan transformasional
juga mengutamakan inspirasi yang mencakup mengkomunikasikan harapan yang
tinggi, untuk memfokuskan usaha yang akan ditempuh, sehingga membuat santri
lebih memiliki inisiatif, kreatifitas dan lebih eksploratif yang merupakan aspek-
aspek kemandirian (dalam Afiatin,1992).
Menurut Montemayor & Flannery (dalam Santrock, 2005) pada remaja
akan mengalami transisi dalam perkembangan kemandirian, ketika remaja
tersebut meninggalkan rumah atau berpindah ke pondok pesantren, transisi dari
lingkungan rumah ke pondok pesantren tersebut melibatkan peningkatan
kemandirian bagi kebanyakan individu.
Kyai dengan gaya kepemimpinan transformasional yang memiliki
kharisma, mampu menimbulkan rasa hormat dan kesetiaan, mampu memberikan
motivasi, memberian inspirasi bagi para santri sehingga santri menjadi terdorong
secara internal sehingga akan membantu perkembangan kemandirian pada santri.
28
D. Kerangka Pemikiran
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang menitikberatkan
pendidikannya pada ilmu agama, namun sebagian telah melakukan penyesuaian
dan standardisasi pendidikannya dengan pendidikan umum, dengan penyesuaian
itu diharapkan santri mampu memahami ilmu-ilmu umum sekaligus agama secara
berimbang.
Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai diukur
melalui skala dengan aspek charisma, inspiration, intellectual stimulation,
individualized consideration. Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai yang baik diharapkan mampu meningkatkan kemandirian
santri yang diukur melalui skala dengan aspek bebas, progresif dan ulet, inisiatif,
internal locus of control, dan kemantapan diri yang merupakan tujuan dari pondok
pesantren.
E. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, dapat diajukan
hipotesis bahwa ada hubungan antara persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai dengan kemandirian santri pondok pesantren.
Gaya Kepemimpinan
Transformasional Kemandirian Persepsi Santri
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Sehubungan dengan judul skripsi yang diajukan maka metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kerelasional. Metode
penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel-
variabel yang diteliti tanpa melakukan intervensi terhadap variasi variable-
variabel yang bersangkutan. Data yang diperoleh merupakan data alamiah seperti
apa adanya (Azwar, 2008).
A. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Tergantung : Kemandirian
2. Variabel Bebas : Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Persepsi Santri tentang Gaya Kepemimpinan Transformasional Kyai
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat indera atau juga disebut proses sensori, dalam persepsi stimulus
dapat datang dari luar tetapi juga dapat datang dalam diri individu sendiri,
30
namun demikian sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang
bersangkutan (dalam Walgito, 2004).
Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai
adalah suatu bentuk evaluasi dan reaksi seseorang santri terhadap gaya
seorang kyai melalui kebijakan-kebijakannya terhadap organisasi yang
dipimpinnya yang menurut Burns (dalam Safaria, 2004) kepemimpinan
transformasional dicirikan sebagai pemimpin yang berfokus pada pencapaian
perubahan nilai-nilai, kepercayaan, sikap, perilaku, emosi, dan kebutuhan
bawahan menuju perubahan yang lebih baik dimasa depan.
Pengumpulan data tentang persepsi gaya kepemimpinan kyai disusun
berdasarkan pada aspek-aspek kepemimpinan transformasional yang
dikemukakan oleh Bass (1985) yaitu charisma, inspiration, intellectual
stimulation, individualized consideration.
2. Kemandirian
Kemandirian adalah suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki
hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, mampu mengambil
keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki
kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, dan bertanggungjawab
tetrhadap apa yang dilakukannya. Pengumpulan data tentang Kemandirian
disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Masrun (1986) yaitu
bebas, progresif dan ulet, inisiatif, internal locus of control, dan kemantapan
diri.
31
C. Populasi, Sampel, Sampling
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang
memiliki beberapa karakteristik yang sama (Latipun, 2004). Populasi dari
penelitian ini adalah santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta yang
bersekolah di SMA dan MA yang berjumlah 258 santri dengan memiliki ciri-
ciri dan karakteristik yang sama yaitu usia remaja dan keseluruhan santrinya
tinggal di asrama pondok.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili sesuai
dengan ciri-ciri yang telah ditentukan yaitu santri usia remaja dan tinggal di
arama pondok. Pengambilan sampel sebanyak ± 34% dari populasi yang
berjumlah 258 santri, 30 santri digunakan sebagai responden try out, dan 60
santri digunakan sebagai sampel penelitian.
3. Sampling
Pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Random Sampling
dalam proses pengambilan sampel. Menurut Azwar (2008) pengambilan
sampel secara Purposive Random Samling dilakukan dengan undian, yaitu
memilih nama-nama subjek dalam populasi dengan cara undian atau acak.
Cara ini diawali dengan membuat daftar lengkap nama subjek yang memenuhi
karakteristik sebagai populasi. Nama tersebut kemudian diundi dengan cara
32
memilih secara acak yang bernomor ganjil dari sejumlah nama santri yang
sudah disediakan oleh pihak pondok pesantren.
D. Teknik Pengumpulan Data
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yang
terdiri dari skala persepsi gaya kepemimpinan dan skala kemandirian. Bentuk
pernyataannya bersifat tertutup, artinya subjek hanya memilih satu diantara
beberapa alternatif jawaban yang disediakan yang sesuai dengan keadaan dirinya
dengan menggunakan tanda silang. Pilihan jawaban yang dipergunakan jumlahnya
genap dan setiap jawaban mengandung butir favorabel dan unfavorabel. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional
Persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dalam
penelitian ini diungkap menggunakan skala persepsi gaya kepemimpinan yang
merupakan modifikasi skala yang disusun oleh Bass (1985) berdasarkan pada
aspek-aspek charisma, inspiration leadership, intellectual stimulation,
individualized consideration.
Tabel 1
Blue Print (Kisi-kisi) Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional
No. Aspek Aitem Jumlah
1. Charisma 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10
2. Inspirational
Motivation 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 10
3. Intelektual
Stimulation 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 10
4. Individualized
Consideration 31,32,33,34,35,36,37,38,39,40 10
Jumlah 40
33
2. Skala Kemandirian
Skala kemandirian yang digunakan disusun merupakan modifikasi
skala yang disusun oleh Masrun (1986) berdasarkan aspek-aspek bebas,
progresif dan ulet, inisiatif, internal locus of control, dan kemantapan diri.
Tabel 2
Blue Print (Kisi-kisi) Skala Kemandirian
Aitem
No Aspek
Favorable Unfavorable
Jumlah
1. Bebas 1,2,3,4 5,6,7 7
2. Progresif dan ulet 8,9,10,11 12,13,14 7
3. Inisiatif 15,16,17
18,19,20,21 7
4. Internal locus of
control
22,23,24
25,26,27,28 7
5. Kemantapan diri 29,30,31,32,33 34,35 7
Jumlah 18 17 35
Aitem-aitem dalam skala ini dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu
aitem favourable dan aitem unfavourable. Skor tiap aitem akan bergerak satu
sampai empat. Aitem favourable nilainya :
Sangat setuju (SS) : skor 4
Setuju (S) : skor 3
Tidak setuju (TS) : skor 2
Sangat tidak setuju (STS) : skor 1
34
Aitem unfavorable nilainya :
Sangat setuju (SS) : skor 1
Setuju (S) : skor 2
Tidak setuju (TS) : skor 3
Sangat tidak setuju (STS) : skor 4
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi alat ukurnya
(Azwar, 2008). Suatu tes atau instrumen pengukur mempunyai validitas yang
tinggi apabila tes atau instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud (Azwar, 2008).
Salah satu cara yang sederhana untuk melihat validitas isi yang telah
terpenuhi adalah dengan melihat butir-butir dalam skala telah ditulis sesuai
dengan blue print-nya, yaitu telah sesuai dengan batasan kawasan ukur yang
telah ditetapkan semula dan memeriksa masing-masing butir telah sesuai
dengan indikator perilaku yang akan diungkap (Azwar, 2008). Analisis
rasional ini juga dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk menganalisis
skala tersebut. Prosedur validitas skala melalui pengujian isi skala dengan
menganalisis secara rasional oleh professional judgement, yaitu pembimbing.
35
Pengujian validitas skala persepsi gaya kepmimpinan dan skala
kemandirian dalam penelitian ini adalah korelasi product moment, yaitu
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing-masing item dengan skor
total. Rumus korelasi product moment (Azwar, 2008), sebagai berikut :
Keterangan :
Rxy = indeks korelasi item skor item dengan skor total item
N = jumlah subjek
ΣX = jumlah skor tiap-tiap item
ΣY = jumlah skor total item
ΣX2
= jumlah kuadrat nilai tiap-tiap item
ΣY2
= jumlah kuadrat total item (Hadi, 2004)
Langkah selanjutnya adalah prosedur seleksi item berdasarkan data
empiris dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter
item. Pada tahap ini akan dilakukan seleksi item berdasarkan daya
diskriminasinya. Daya diskriminasi item adalah item yang mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi item merupakan
pula indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi item dengan fungsi
skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi item total
(Azwar, 2008).
36
Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan suatu kriteria yang
relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan
menghasilkan koefisien korelasi item total (rix) yang dikenal pula dengan
sebutan parameter daya beda item. Semakin tinggi koefisien korelasi positif
antara skor item dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara
item tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti makin tinggi daya
bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati nol berarti fungsi item
tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik.
Bila koefisien korelasi yang dimaksud ternyata berharga negatif, artinya
terdapat cacat serius pada item yang bersangkutan (Azwar, 2008).
Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item-total
biasanya digunakan batasan koefisien validitas (rbt) > 0,30 (Azwar, 2008).
Dengan demikian, semua pernyataan yang memiliki korelasi dengan skor
skala kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan pernyataan-pernyataan yang akan
diikutkan dalam skala sikap diambil dari item-item yang memiliki korelasi
0,30 keatas dengan pengertian semakin tinggi koefisien korelasi itu mendekati
angka 1,00 maka semakin baik pula konsistensinya. Guna mempermudah
perhitungan, maka akan digunakan program Statistikal Product and Service
Solution (SPSS) versi 12.0.
37
2. Reliabilitas
Istilah reliabilitas pada prinsipnya menunjukkan sejauhmana
pengukuran itu dapat menunjukkan hasil yang relatif tidak berbeda bila
dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar,
2008).Untuk menguji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan
koefisien korelasi alpha Cronbach dengan rumus sebagi berikut:
Keterangan:
a = Koefisien korelasi alpha
k = Jumlah belahan
S2
1 = Varian skor pernyataan pada belahan pertama
S2
2 = Varian skor pernyataan pada belahan kedua
S2
X = Varian skor total
F. Metode Analisis Data
Hadi (2004) mengemukakan bahwa metode analisis data adalah suatu
metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis hasil penelitian untuk
dijadikan dasar penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data akan dianalisis dengan motode statistik yang dianggap tepat
dan sesuai dengan penelitian statistik dalam pengertian-pengertian metodologi
berarti cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun,
mengajukan, dan menganalisis data penelitian yang berwujud angka-angka.
38
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang
diajukan adalah teknik korelasi product moment. Alasan dan syarat menggunakan
korelasi product moment karena :
1. Untuk mengetahui korelasi antara dua variabel (satu variabel bebas dan satu
variabel tergantung)
2. Hubungan antar variabel X dan Y merupakan hubungan linier atau garis lurus.
3. Bentuk distribusi variabel X dan variabel Y mendekati distribusi normal.
4. Korelasi product moment bersandar pada skala dengan satuan–satuan
pengukuran yang berjarak sama, maka data yang digunakan adalah data
interval (Hadi, 2004).
Rumus product moment sebagai berikut:
Keterangan :
Rxy = indeks korelasi item skor item dengan skor total item
N = jumlah subjek
ΣX = jumlah skor tiap-tiap item
ΣY = jumlah skor total item
ΣX2
= jumlah kuadrat nilai tiap-tiap item
ΣY2
= jumlah kuadrat total item (Hadi, 2004)
39
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dipakai analisis product moment
(Hadi, 2004), adalah :
1. Asumsi Normal Distribution of the Dependent Variable, yaitu bahwa variabel
terikat Y mengikuti sebaran normal baku dari Gauss
2. Asumsi Linierity of Correlation, yaitu bahwa korelasi antar semua X dengan Y
adalah linier.
3. Sampel diambil secara random.
Keseluruhan perhitungan dalam penelitian ini, meliputi: uji validitas, uji
reliabilitas, dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan
program Statistikal Product and Service Solution (SPSS) versi 12.0.
40
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah Penelitian
Pondok pesantren Al-Muayyad terletak di Jl. KH.Samanhudi No. 64
Mangkuyudan Surakarta. Tahun 1930 Al-Muayyad dirintis sebagai sebuah
pondok pesantren oleh K.H. Abdul Mannan. Hanya 7 tahun beliau memimpin,
dan tahun 1937 diserahkan kepada putra tertua K.H. Ahmad Umar Abdul
Mannan yang saat itu baru berusia 21 tahun, yang kemudian K.H. Abdul
Mannan disebut sebagai perintis dan K.H. Ahmad Umar Abdul Mannan
sebagai pendiri.
Pendiri sangat menginginkan berdirinya sekolah di Al-Muayyad.
Tujuannya untuk menyiapkan kader-kader Islam yang berbudi luhur dan
tangguh dalam berbagai bidang, mampu membantu santri untuk lebih
memahami ilmu pengetahuan (sains), dan kelak tidak canggung menghadapi
perkembangan masyarakat, untuk mewujudkan cita-cita itu pada tahun 1939
didirikan Madrasah Diniyyah yang khusus mengajarkan ilmu-ilmu agama.
Tahun 1969 didirikan pula MTs, disusul tahun 1970 dengan SMP, tahun 1974
dengan MA dan pada tahun 1992 disusul dengan didirikannya SMA Al-
Muayyad. Seluruh santri juga harus belajar di Madrasah Diniyyah, sehingga
santri bisa memperoleh bekal ilmu agama Islam yang lebih mendalam. Semua
41
kegiatan itu dilaksanakan dalam lingkungan pondok pesantren yang mendidik
santri untuk hidup mandiri, bertanggung jawab, dan berakhlaq mulia.
Jadwal kegiatan santri sehari hari sebagai berikut: jam 04.00 -06.00
Sholat dan mengaji, jam 06.00 – 06.30 istirahat, makan, mandi, jam 06.30 –
15.30 sekolah, 15.30 – 17.30 istirahat, 17.30 – 21.00 shalat dan mengaji.
Jumlah siswa-siswi Pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3
Jumlah Siswa-Siswi Pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta
Jumlah Tingkat
Kelas Siswa Putra Siswa Putri
Total
SMP 6 75 120 195
SMA 4 59 76 135
MA 4 51 72 123
Total 14 185 268 453
2. Persiapan alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Bentuk
skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala langsung yaitu berupa
sejumlah pertanyaan yang langsung diberikan kepada subjek dan skala ini
juga merupakan skala tertutup karena jawaban skala sudah disediakan, subjek
tinggal memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan. Adapun alat ukur
atau skala yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
42
a. Skala persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai
Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai
dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala persepsi gaya
kepemimpinan berdasarkan pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh
Bass (1985) yaitu charisma, inspiration leadership, intellectual
stimulation, individualized consideratoin. Skala tersebut memiliki 40
aitem. Penilaian jawaban mempunyai penyebaran skor interval dan
berjarak sama, yaitu bergerak dari 1-4. Penilaian aitem favourable
bergerak dari skor 4 (Sangat Setuju), 3 (Setuju), 2 (Tidak Setuju), dan 1
(Sangat Tidak Setuju). Adapun tabel blue print skala persepsi santri
tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dapat dilihat pada tabel
4.
Tabel 4
Blue print Skala Persepsi Santri tentang Gaya
Kepemimpinan Transformasional Kyai
Sebelum Uji Coba
No. Aspek Aitem Jumlah
1. Kharisma 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10
2. Inspirational Motivation 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 10
3. Intelektual Stimulation 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 10
4. Individualized
Consideration 31,32,33,34,35,36,37,38,39,40 10
Jumlah 40 40
43
b. Skala Kemandirian
Skala kemandirian yang digunakan disusun berdasarkan aspek-
aspek yang dikemukakan oleh Masrun (1986) yaitu bebas, progresif dan
ulet, inisiatif, internal locus of control, dan kemantapan diri.. Jumlah
aitem sebanyak 35 butir. Aitem-aitem dikelompokkan ke dalam dua jenis,
yaitu aitem favourable dan aitem unfavourable. Skor tiap aitem akan
bergerak satu sampai empat. Aitem favourable nilainya :
Sangat setuju (SS) : skor 4
Setuju (S) : skor 3
Tidak setuju (TS) : skor 2
Sangat tidak setuju (STS) : skor 1
Aitem unfavorable nilainya :
Sangat setuju (SS) : skor 1
Setuju (S) : skor 2
Tidak setuju (TS) : skor 3
Sangat tidak setuju (STS) : skor 4
44
Blue print skala kemandirian sebelum uji coba dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5
Blue Print Skala Kemandirian
Sebelum Uji coba
Aitem No Aspek
Favourable Unfavourable
Jumlah
1. Bebas 1,2,3,4 5,6,7 7
2. Progresif dan ulet 8,9,10,11 12,13,14 7
3. Inisiatif 15,16,17
18,19,20,21 7
4. Internal locus of
control
22,23,24
25,26,27,28 7
5. Kemantapan diri 29,30,31,32,33 34,35 7
Jumlah 19 16 35
3. Pelaksanaan uji coba
Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk menguji validitas dan
reliabilitas alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Uji coba alat ukur
dilaksanakan pada 20 Oktober 2009 dengan subjek sebagai sampel adalah
siswa-siswi SMA ponpes Al-Muayyad sebanyak 30 siswa. Adapun alat ukur
yang diuji cobakan adalah skala persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai dan skala kemandirian. Jumlah skala yang dibagikan 30
semuanya terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk diskor dan
dianalisis. Data inilah yang dipergunakan untuk menghitung validitas dan
reliabilitas dari alat ukur tersebut.
45
4. Perhitungan validitas reliabilitas
Perhitungan untuk menguji validitas dan reliabilitas terhadap skala
dilakukan dengan bantuan program komputer melalui menu analyze-scale-
reliability analysis pada komputer progam SPSS Versi 12.0. for Windows.
a. Validitas.
Parameter indeks daya beda aitem diperoleh melalui korelasi antara
skor masing-masing aitem dengan skor total, sehingga dapat ditentukan
aitem-aitem yang layak dan yang tidak layak untuk dimasukkan dalam
skala penelitian. Seleksi atau dasar pengambilan keputusan aitem yang
valid dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan nilai kriteria 0,30.
Jika nilai corrected item-total correlation pada hasil analisis positif dan
lebih tinggi dari 0,30 maka aitem dikatakan valid, sebaliknya jika nilai
corrected item-total correlation pada hasil analisis negatif dan lebih kecil
dari 0,30 maka aitem dikatakan tidak valid. Berikut ini hasil perhitungan
validitas dan reliabilitas skala.
Berdasarkan hasil analisis 40 item skala Persepsi santri tentang
gaya kepemimpinan transformasional kyai terdapat 5 item yang gugur
atau tidak valid, yaitu item nomor 12,16,27,39,40 sehingga masih terdapat
35 item yang valid dan memenuhi syarat untuk jadikan sebagai alat ukur
penelitian. Item yang valid tersebut memiliki koefisien validitas 0,3145
sampai dengan 0,8767. Berdasarkan hasil analisis validitas variabel
kemandirian santri diketahui dari 35 item yang diujikan terdapat 6 aitem
46
gugur, yaitu nomor 3,6,20,28,32,35 sehingga masih terdapat 29 item yang
valid Item yang valid tersebut memiliki koefisien validitas 0,3043 sampai
dengan 0,9086.
b. Reliabilitas.
Berdasarkan hasil analisis data pada variabel persepsi santri
tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai diperoleh koefisien
koefisien reliabilitas alat ukur (Alpha) sebesar 0,940. Variabel
kemandirian santri memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,936.
Komposisi item skala Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai dan kemandirian yang valid dan gugur dapat dilihat
pada tabel 6 dan tabel 7.
Tabel 6
Komposisi Item Skala Persepsi Santri tentang
gaya kepemimpinan transformasional kyai
Setelah Uji Coba
Nomor Item
Aspek Valid Gugur
Jumlah
Kharisma 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10
Inspirational
Motivation 11,13,14,15,17,18,19,20 12,16 10
Intelektual Stimulation 21,22,23,24,25,
26,28,29,30 27 10
Individualized
Consideration 31,32,33,34,35,36,37,38
, 39,40 10
Jumlah 35 5 40
47
Tabel 7
Komposisi Item Skala kemandirian
Setelah Uji Coba
Nomor Item
Favorable Unfavorable
Aspek
Valid Gugur Valid Gugur
Jumlah
Bebas 1,2,4 3 5,7 6 7
Progresif dan ulet 8,9,10,11 12,13,14 7
Inisiatif 15,16,17
18,19,21 20 7
Internal locus of
control
22,23,24
25,26,27 28 7
Kemantapan diri 29,30,31,33 32 34 35 7
Jumlah 17 2 12 4 35
5. Penyusunan item untuk penelitian
Langkah selanjutnya setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas
adalah menyusun kembali item yang valid untuk penelitian dengan nomor
urut baru. Item yang gugur tidak diikutsertakan dalam penelitian karena tidak
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Penomoran item baru skala
Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dan
kemandirian disesuaikan dengan nomor-nomor item yang gugur. Komposisi
aitem untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 8 dan tabel 9 :
48
Tabel 8
Blue print Skala Persepsi Terhadap Gaya
Kepemimpinan Transformasional Kyai
Untuk Penelitian
No. Aspek Aitem Jumlah
1. Kharisma 1(1),2(2),3(3),4(4),5(5),6(6),7(7),
8(8),9(9),10(10) 10
2. Inspirational
Motivation
11(11),13(12),14(13),15(14),
17(15),18(16),19(17),20(18) 8
3. Intelektual Stimulation 21(19),22(20),23(21),24(22),25
(23),26(24),28(25),29(25),30(27) 9
4. Individualized
Consideration
31(28),32(29),33(30),34(31),
35(32),36(33),37(34),38(35) 8
Jumlah 35 35
Keterangan : nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk
penelitian
Tabel 9
Blue print Skala Kemandirian
Untuk Penelitian
Aitem No Aspek
Favorable Unfavorable
Jumlah
1. Bebas 1(1)2(2),4(3) 5(4),7(5) 7
2. Progresif
dan ulet
8(6),9(7),10(8),11(9) 12(10),13(11),14(12) 7
3. Inisiatif 15(13),16(14),(15)17
18(16),19(17),21(18) 7
4. Internal
locus of
control
22(19),23(20),24(21)
25(22),26(23),27(24) 7
5. Kemantap
an diri
29(25),30(26),31(27),33(28) 34(29) 7
Jumlah 17 12 35
Keterangan : nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk
penelitian
49
Setelah dilakukan penyusunan nomor aitem baru, langkah selanjutnya
adalah menggunakan skala tersebut dalam penelitian yang bertujuan untuk
menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah santri Pondok pesantren Al-Muayyad
Surakarta. Subjek penelitian berjumlah 60 orang yang diambil menggunakan
teknik Purposive Random Sampling dalam proses pengambilan sampelnya.
Menurut Azwar (2008) Pengambilan sampel secara random sederhana
dilakukan dengan undian, yaitu mengundi nama-nama subyek dalam populasi.
Cara ini diawali dengan membuat daftar lengkap nama subyek yang
memenuhi karakteristik sebagai populasi. Nama tersebut kemudian diundi
untuk mengambil sampel sebanyak yang diperlukan.
2. Pengumpulan data penelitian
Pelaksanaan pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal
26 Oktober 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala
persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dan skala
kemandirian secara langsung kepada masing-masing subjek. Pengisian skala
dilakukan dalam waktu sekitar 45-60 menit. Sebelum subjek mengisi skala,
terlebih dahulu diberi pengarahan singkat bagaimana cara mengisi skala
tersebut, tidak lupa penulis memberikan motivasi bahwa penelitian ini untuk
kepentingan ilmiah dan berguna bagi kepentingan masyarakat luas dan subjek
50
sendiri. Hal ini dimaksudkan agar subjek benar-benar menjawab dengan jujur
setiap pertanyaan yang sesuai keadaan dirinya. Jumlah skala yang dibagikan
ada 60 eksemplar yang dibagikan pada subjek, seluruhnya terkumpul dan
memenuhi syarat untuk dianalisis, setelah data terkumpul selanjutnya
dilakukan skoring.
3. Pelaksanaan Skoring
Skoring dilaksanakan setelah data terkumpul dan ini untuk keperluan
analisis data. Skor skala persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai bergerak dari satu sampai empat, begitu pula pada skala
kemandirin skor juga bergerak dari satu sampai empat dengan memperhatikan
sifat item favourable (mendukung) dan unfavourable (tidak mendukung). Skor
tertinggi dari masing-masing item adalah empat sedang nilai terendah adalah
satu, kemudian skor yang diperoleh dari subyek penelitian dijumlahkan untuk
masing-masing skala.
51
C. Analisis data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui tingkat kenormalan
data (Nugroho, 2005). Pengujian normalitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik One Sample Kolmogorov Smirnov Test (ks-z) dengan
menggunakan bantuan komputasi Statistikal Product and Service Solution
(SPSS) for Windows Release 12.0. Uji normalitas sebaran dengan teknik
One Sample Kolmogorov Smirnov Test (ks-z) ini dikatakan normal jika Ks-
z > 0,05 (Nugroho, 2005). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10
Hasil Uji Normalitas
Variabel Ks-z Signifikansi Keterangan
Persepsi santri tentang
gaya kepemimpinan
transformasional kyai
K-S = 0,867 p = 0,439 (p > 0,05)
Normal
Kemandirian K-S = 0,723 p = 0,723 (p > 0,05) Normal
Berdasarkan keterangan tabel di atas diketahui bahwa variabel
Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dan
kemandirian memiliki sebaran yang normal, hal itu ditunjukkan dengan
nilai (p) persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai
sebesar 0,439 dan kemandirian sebesar 0,673. Hasil uji normalitas
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
52
b. Uji Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui bentuk linieritas
hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Pengujian
linieritas dalam penelitian ini menggunakan test for linierity dengan
bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution
(SPSS) versi 16.0. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang
linier bila signifikansi (pada kolom linierity) kurang dari 0,05 (Priyatno,
2009).
Tabel 11
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
31 165.161 1.090 .411
1 851.510 5.621 .025
30 142.282 .939 .568
28 151.491
59
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
Between
Groups
Within Groups
Total
kemandirian santri *
persepsi terhadap
kepemimpinan
transformasional kyai
df
Mean
Square F Sig.
Uji linieritas hubungan antara Persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai dan kemandirian memiliki korelasi
yang linier ditunjukkan nilai Sig. sebesar 0,025 <0,05.
53
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum
mengenai kondisi persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional
kyai dengan kemandirian santri pada subjek yang diteliti. Hasil statistik
deskripif dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
Tabel 12
Statistik deskriptif
Hipotesis Empiris Sumber
Maksimal Minimal Rerata Maksimal Minimal Rerata
Persepsi santri
tetang gaya
kepemimpinan
transformasional
kyai
140 35 87,5 119 68 93,15
Kemandirian 116 29 72,5 109 61 86,27
Berdasarkan hasil analisis diketahui rerata empirik persepsi santri
tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai 93,15 dan rerata hipotetik
87,5, berarti persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai
tergolong sedang. Rerata empirik kemandirian 86,27 dan rerata hipotetik 72,5,
berarti kemandirian pada subjek penelitian tergolong tinggi.
Selanjutnya melalui data di atas nilai skala persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai dan kemandirian santri pada penelitian
ini akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek.
54
Tabel 13
Kategorisasi, frekuensi dan prosentase
Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai
Skor Kriteria
Frekuensi
(Σ N)
Prosentase
(%)
Rerata
Empirik
35 ≤ X < 56 Sangat rendah
56 ≤ X < 77 Rendah 7 11,7%
77 ≤ X < 98 Sedang 33 55% 86,27
98 ≤ X < 119 Tinggi 20 33,3%
119 ≤ X ≤ 140 Sangat tinggi
Jumlah 60 100%
Tabel 14
Kategorisasi, frekuensi dan prosentase Kemandirian
Skor Kriteria
Frekuensi
(Σ N)
Prosentase
(%)
Rerata
Empirik
29≤ X < 46,4 Sangat rendah
46,≤ X < 63,8 Rendah 3 5%
77 ≤ X < 81,2 Sedang 17 28,3%
98 ≤ X < 98,6 Tinggi 28 46% 151,97
119 ≤ X ≤ 140 Sangat tinggi 12 20%
Jumlah 60 100%
3. Uji Hipotesis
Perhitungan untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis product moment Pearson. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,302; p 0,019 (p < 0,05). Hasil
tersebut menunjukkan ada hubungan yang positif yang signifikan antara
persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dengan
kemandirian santri. Hal ini berarti variabel persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai dapat digunakan sebagai variabel bebas
55
untuk memprediksikan atau mengukur variabel persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai dengan kemandirian santri. Hasil
analisis korelasi product moment dapat dilihat selengkapnya pada tabel-tabel
berikut:
Tabel 15
Hasil analisis korelasi product moment
Correlations
1 .302*
. .019
60 60
.302* 1
.019 .
60 60
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
persepsi terhadap
kepemimpinan
transformasional kyai
kemandirian santri
persepsi
terhadap
kepemimpi
nan
transforma
sional kyai
kemandirian
santri
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
56
Selanjutnya perlu diketahui sumbangan efektif persepsi santri tentang
gaya kepemimpinan transformasional kyai dengan kemandirian santri.
Tabel 16
Sumbangan efektif persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional
kyai dengan kemandirian santri
Measures of Association
.302 .091 .740 .547
kemandirian santri *
persepsi terhadap
kepemimpinan
transformasional kyai
R R Squared Eta Eta Squared
Angka tersebut mengandung pengertian bahwa dalam penelitian ini
peranan atau sumbangan efektif Persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai dengan kemandirian santri 9,1%. ditunjukkan oleh nilai
Rsquare 0,091. Hal ini berarti masih terdapat 90,9% faktor lain yang
mempengaruhi kemandirian santri selain variabel persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai, antara lain pendidikan, kepribadian,
usia, lingkungan,
57
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data diketahui ada hubungan positif yang
signifikan antara persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional
kyai dengan kemandirian santri. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,302; p 0,019 (p < 0,05). Hasil tersebut
menunjukkan ada hubungan yang positif yang signifikan antara persepsi santri
tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dengan kemandirian santri.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Nawawi (2003)
kepemimpinan transformasional yang diterapkan kyai cenderung kharismatik
melalui visi dan misi sehingga dapat menanamkan kebanggaan, dan percaya diri
pada santrinya.
Kepemimpinan transformasional juga mengutamakan inspirasi yang
mencakup mengkomunikasikan harapan yang tinggi, untuk memfokuskan usaha
yang akan ditempuh, sehingga membuat santri lebih memiliki inisiatif, kreatifitas
dan lebih eksploratif yang merupakan aspek-aspek kemandirian. Berkaitan dengan
teori di atas Bastaman (1995) menegaskan bahwa peneladanan merupakan
perilaku contoh pemikiran orang yang dikagumi untuk kemudian mengambil
alihkan pada sikap, sifat dan perilaku (imitation) dan identifikasi (self
identification). Di samping itu lingkungan kehidupan dalam hal ini pondok
pesantren sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik
dalam segi negatif maupun positif, termasuk dalam hal kemandiriannya, remaja
yang tinggal di pondok pesantren akan berusaha menghadapi segala sesuatunya
58
sendiri termasuk dalam kenyataan hidup sehari-hari seperti mengatur keuangan,
mengatur kamar, mengurus pakaian dan sebagainya.
Ditambahkan oleh Montemayor & Flannery (dalam Santrock, 2005) pada
remaja akan mengalami transisi dalam perkembangan kemandirian, ketika remaja
tersebut meninggalkan rumah atau berpindah ke pondok pesantren, transisi dari
lingkungan rumah ke pondok pesantren tersebut melibatkan peningkatan
kemandirian bagi kebanyakan individu.
Pengurus pondok yang dipimpin oleh seorang kyai menjadi panutan bagi
para santrinya. Oleh karena itu seorang kyai haruslah mempunyai kewibawaan,
akhlakul karimah dan jiwa kepemimpinan yang baik dalam membina para santri
sehingga santri tidak berperilaku menyimpang. Kyai sebagai pengelola pesantren
sekaligus sebagai pendidik santri juga berperan sebagai orangtua atau sebagai
perpanjangan dari para orangtua santri. Hubungan antara santri dengan kyai sama
halnya dalam satu keluarga yang tidak terikat oleh jam-jam yang bersifat
formalitas. Seiring dengan tanggungjawab itu, maka kyai dalam pendidikan Islam
berfungsi dan berperan sebagai pembina, pembimbing, pengembang serta
pengarah potensi yang dimiliki pada anak didik agar mereka menjadi pengabdi
Allah yang taat dan setia sesuai dengan hakekat penciptaan manusia.
Peranan persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai
dengan kemandirian santri sebesar 9,1%.hal ini ditunjukkan oleh nilai Rsquare
0,091. Hal ini berarti masih terdapat 90,9% faktor lain yang mempengaruhi
kemandirian santri selain variabel persepsi santri tentang gaya kepemimpinan
transformasional kyai antara lain pendidikan, kepribadian, lingkungan dan usia.
59
Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara
persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai dengan
kemandirian santri. Dengan demikian variabel persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai dapat digunakan sebagai prediktor (variabel
bebas) untuk memprediksikan kemandirian pada santri namun demikian
generalisasi dari hasil-hasil penelitian ini terbatas pada populasi tempat penelitian
dilakukan sehingga penerapan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan
karakteristik yang berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian lagi dengan
menggunakan atau menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam
penelitian ini ataupun dengan menambah dan memperluas ruang lingkup
penelitian.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar
0,302; p = 0,019 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang
positif yang signifikan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan
transformasional kyai dengan kemandirian. Hal ini berarti variabel persepsi
terhadap gaya kepemimpinan transformasional kyai dapat digunakan sebagai
prediktor (variabel bebas) untuk memprediksikan atau mengukur variabel
persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional kyai dengan
kemandirian santri. Semakin tinggi (positif) persepsi terhadap gaya
kepemimpinan transformasional kyai maka semakin tinggi kemandirian santri.
2. Berdasarkan hasil analisis diketahui rerata empirik persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai 93,15 dan rerata hipotetik 87,5 berarti
persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai tergolong
sedang.
61
3. Berdasarkan hasil analisis diketahui rerata empirik kemandirian 86,27 dan
rerata hipotetik 72,5 berarti kemandirian pada subjek penelitian tergolong
tinggi.
4. Peranan atau sumbangan efektif persepsi terhadap gaya kepemimpinan
transformasional kyai terhadap kemandirian santri= 9,1%. Berarti masih
terdapat 90,9% faktor lain yang mempengaruhi kemandirian santri selain
variabel persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional kyai antara
lain pendidikan, kepribadian, lingkungan, dan usia.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran dari
penulis adalah sebagai berikut :
1. Kepada pihak pesantren baik pengasuh maupun para pengajar (ustad, Kyai)
diharapkan dapat mempertahankan pola pendidikan dan pembelajaran yang
selama ini diberikan karena terbukti dapat meningkatkan kemandirian siswa
atau santri, disisi lain pengasuh pondok pesantren juga diharapkan dapat
melengkapi sarana dan prasarana baik sarana fisik maupun non fisik, misalnya
melengkapi sarana laboratorium dengan peralatan yang lebih canggih agar
aplikasi model pembelajaran secara multi media dapat diterapkan dalam
semua bidang pelajaran, sarana lain yang perlu diberikan.
2. Kepada santri, diharapkan dapat mempertahankan kondisi kemandirian yang
tergolong tinggi dengan cara selalu selalu mengerjakan pekerjaan atau tugas
yang menjadi tanggungjawabnya dengan baik, berusaha untuk tidak
62
tergantung pada orang lain, mengerjakan dengan sungguh-sungguh segala
sesuatu yang mampu dilakukan tanpa mudah putus asa, berusaha memperluas
ruang lingkup pergaulan dan menambah wawasan yang dapat meningkatkan
potensi diri. Selain itu santri juga diharapkan memberikan penilaian yang lebih
positif terhadap kepemimpinan yang diterapkan oleh para pengurus atau
pembina pondok pesantren, baik dari kalangan pengajar, ustadz maupun kyai.
3. Kepada ilmuwan psikologi yang hendak melakukan penelitian di kancah yang
sama dengan tema yang berbeda misalnya riset tindak kelas yang bertujuan
mengoptimalkan pembelajaran di pondok pesantren sekaligus prestasi para
santri.
63
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, T. 1992. Persepsi Pria dan Wanita Terhadap Kemandirian, Laporan
Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Astuty, I. 2000. Kepemimpinan Transformasional : Kepemimpinan yang
menekankan pada Aspek Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Jurnal
Psikologi. Vol. 8, No 2
Azwar, S. 2008. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bisri, A.M. 2009. Pesantren & Kyai. http://pesantren.or.id
Bass, B. M. 1985. Leadership and Performance Beyond Expectations. New York:
The Free Pers
Bastaman, H.D. 1995. Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan
Pengalaman Tragis. Jakarta: Paramadina.
Dewi, R. & Wimbarti, S. 2002. Kemandirian dan Motivasi Berprstasi pada Anak
Penderita Asma. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, Vol. 6, No. 1 Hal 69-77
Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Jilid 1. Cet 4. Yogyakarta: UGM.
______. 2004. Metodologi Research. Jilid 2. Cet 4. Yogyakarta: UGM.
Hurlock, E. B. 1993. Perkembangan Anak Jilid 2 Edisi 6. Ditejemahkan oleh:
Med Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga
Kartono, K. 2002. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press
Lukman, M. 2000. Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Islam Ditijau
dari Konsep Diri dan Kompetensi Interpersonal. Jurnal Psikologika. Nomor
10 Tahun V 2000
Mahmud, D. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE
64
Masrun, dkk. 1986. Studi Mengenai Kemandirian pada Penduduk di Tiga Suku
Bangsa (Jawa, Batak, Bugis). Laporan Penelitian. Kantor Menteri Negara
dan Lingkungan Hidup dan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Monks, dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Muhammad, S. 2008. Patriotisme, Nasionalisme, dan Kemandirian Santri.
http://www.antara.co.id
Musdalifah. 2007. Perkembangan Sosial Remaja dalam Kemandirian. Jurnal
Psikologi. Volume 4 Juli - Desember 2007
Nawawi, H. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Noordjanah, S., Handoko, H. 2006. Hubungan Kepemimpinan Kharismatik
dengan Respek, Kepercayaan, Kepuasan, Identitas Kelompok, Kinerja
Kelompok, dan Pemberdayaan Para Pengikut. Jurnal Sosiosains. Volume
19, Nomer 1, Januari 2006. Universitas Gadjah Mada.
Nugroho, B. A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta: Andi.
O’Leary, E. 2001. Kepemimpinan (Menguasai Keahlian yang Anda Miliki dalam
10 Menit). Diterjemahkan oleh: Deddy Jacobus. Yogyakarta: Andi
Pareke, F. J. 2004. Kepemimpinan Transformasional dan Perilaku Bawahan:
Sebuah Agenda Penelitian. Jurnal Fokus Ekonomi. Volume 3. No. 2.
Agustus 2004. Universitas Bengkulu.
Priyatno, D. 2009. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
Rahmat, J. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sabri, A. 1993. Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Pedoman Ilmu
Jaya
Safaria, T. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta :Graha Ilmu
Safaria, T., Cahyani, A. 2007. Kemandirian antara Remaja yang Ibunya Bekerja
dengan yang tidak Bekerja. Jurnal Psikologika. 2007. Volume VIIiHalaman
57-74.
Santrock, J. W. 2005. Adolescence (Perkembangan Remaja) edisi 6. Jakarta:
Erlangga
65
Saomah, A. 2007. Hubungan antara Gaya Pengasuhan Orang Tua Autoritative,
Autoritarian, dan Idifferent dengan Kemandirian siswa Kelas I SMU Plus
Muthahari yan Tinggal di Asrama dan yang Tinggal dengan Orang Tua.
Jurnal Psikologi. Vol.19, No 1. Maret 2007
Soetjningsih, C.H. 1993. Perkembangan Remaja Suku Jawa dan Cina. Laporan
Penelitian. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM.
Steven, J. S., Howard, E. B. 2002. Ledakan EQ (15 Prinsip Dasar Kecerdasan
Emosional Meraih Sukses). Terjemahan Trinanda Raini J & Yudi Murtantoi.
Toronto: Stoddart Publishing.
Sugriagiri, 2006. Peran Kyai sebagai Pemimpin dan Pengelola Pengadaan Sarana
Belajar (Studi Kasus di Ponpes Sabilal Muhtadin Samuda). Jurnal Al-
Banjari. Volume 5, Nomer 9, Januari – Juni 2006
Sunyoto, A. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. UI-Press
Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta :Andi
66
LAMPIRAN
67
LAMPIRAN A
ALAT UKUR SEBELUM
UJI COBA
1. Skala persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai 2. Skala kemandirian
68
Nama :…………...............
Jenis kelamin :…………...............
Usia :…………...............
Kepada Yth. responden
Di tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya mohon bantuan
kepada anda untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi skala yang saya
berikan. Data ini saya perlukan guna menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang
sedang saya susun. Beberapa hal yang perlu saya jelaskan dalam skala ini adalah
sebagai berikut:
1. Baca dan pahami terlebih dahulu setiap pernyataan dalam skala ini dengan
teliti dan seksama.
2. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi diri anda dari empat
alternatif jawaban yang telah tersedia:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
3. Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
4. Jawablah semua pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan atau
kosong.
5. Semua jawaban adalah baik dan benar jika sesuai dengan hati dan kondisi
diri anda yang sesungguhnya.
6. Semua jawaban dan identitas dijamin kerahasiannya.
7. Selamat mengerjakan dan TERIMA KASIH.
Hormat saya,
Agung Prabowo
69
Skala I
No PERNYATAAN SS S
TS STS
1. Saya akan tetap belajar walaupun tidak ada
yang menyuruh.
2.
Saya akan berusaha untuk memperbaiki
sesuatu yang telah tercapai atas kemauan
sendiri.
3. Saya akan membaca Al-Quran setiap hari
atas keinginan saya sendiri.
4. Menyelesaikan tugas rutin merupakan hal
yang menyenangkan bagi saya.
5. Saya akan melakukan sesuatu setelah ada
yang menyuruh.
6. Saya enggan belajar bila tidak ada tugas
yang diberikan.
7. Saya akan melakukan sesuatu dengan
menunggu perintah terlebih dulu.
8.
Ketika menginginkan sesuatu, saya akan
berusaha sekuat tenaga untuk
mendapatkannya.
9. Saya akan bekerja keras demi sesuatu yang
saya inginkan.
10. Saya senang mengerjakan tugas yang sulit
dan menantang.
11. Saya akan bekerja sekuat tenaga untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
12. Saya enggan untuk bersusah-susah belajar
untuk mendapatkan nilai yang baik.
13. Saya mengalami putus asa dalam
menghadapi permasalahan sehari-hari.
14.
Saya enggan untuk merencanakan sesuatu
dan mengikuti saja hari-hari yang saya
lewati.
15. Saya senang melakukan hal-hal baru yang
belum perrnah saya coba sebelumnya.
16. Saya akan mendapatkan ide-ide baru dalam
menyelesaikan masalah.
17. Saya mencoba-coba teknik baru untuk
menyelesaikan tugas sekolah.
18. Saya enggan melakukan sesuatu yang
jarang saya lakukan.
19. Saya menjadi kurang bersemangat
menyelesaikan tugas, apabila tidak ada
70
petunjuk menyelesaikannya.
20. Saya tidak akan mencoba cara baru apabila
cara sebelumnya masih dapat digunakan.
21. Dalam suatu diskusi saya sering hanya
mengikuti saja jalannya diskusi.
22.
Saya merasa yakin bahwa saya mempunyai
pengaruh yang besar terhadap sesuatu yang
terjadi dalam kehidupan.
23.
Menurut saya kesuksesan atau kehancuran
seseorang itu ditentukan oleh dirinya
sendiri.
24. Masa depan seseorang itu ditentukan oleh
dirinya sendiri.
25.
Menurut saya keberhasilan atau kegagalan
prestasi seseorang ditentukan oleh fasilitas
yang diperoleh orang tersebut.
26.
Saya merasa tak berdaya untuk
mengendalikan sesuatu yang akan terjadi
pada diri saya sendiri.
27.
Kehidupan saya sebagian besar
dikendalikan oleh peristiwa-peristiwa yang
terjadi secara kebetulan.
28. Kehidupan saya terutama dikendalikan oleh
orang-orang yang mempunyai kekuasaan.
29. Saya merasa bahwa usaha yang saya
lakukan selama ini sangat berharga.
30. Saya merasa pantas mendapatkan prestasi
yang saya raih.
31. Saya merasa yakin terhadap kemampuan
yang saya miliki.
32. Saya merasa puas ketika melihat hasil dari
usaha yang sudah saya kerjakan
33.
Ketika ada seseorang yang memuji saya,
saya merasa pantas mendapatkan pujian
tersebut karena usaha yang telah saya
lakukan.
34.
Saya sering merasa bahwa pekerjaan orang
lain lebih baik dari pada pekerjaan saya.
35.
Saya kurang percaya diri ketika berbicara
didepan umum.
71
Skala II
No PERNYATAAN SS S TS STS
1. Kyai menjadikan santri senang jika berada
didekatnya.
2 Kyai membuat saya bangga menjadi
santrinya.
3 Saya percaya penuh tarhadap apa yang
dikatakan Kyai.
4 Kyai memiliki visi yang dapat memacu saya
dalam belajar.
5 Didalam benak saya Kyai adalah simbol
kesuksesan dan prestasi.
6 Kyai mampu menimbulkan rasa hormat saya
kepadanya.
7 Kyai memiliki keyakinan dan pendirian yang
kuat
8 Kyai mempunyai dan memberitahukan
mangenai misi dan tujuannya kepada santri.
9 Kyai mempunyai kelebihan yang membuat
saya kagum kepadanya.
10 Saya percaya kemampuan Kyai dalam
mengatasi rintangan
11 Kyai menuntut / menentukan standar yang
tunggi kepada santri dalam belajar.
12 Kyai memiliki pandangan yang mampu
memotivasi
santri .
13 kyai menggunakan cara dan bahaa yang
sederhana dalam menjelaskan sesuatu yang
penting.
14 Kyai sering memberikan ceramah-ceramah
untuk membuat santri lebih bersemangat
dalam belajar.
15 Kyai menggunakan simbol-simbol dan cerita-
cerita untuk memberikan keteladanan.
16
Kyai memberikan ucapan–ucapan yang
membesarkan hati.
17 Kyai sering memberikan nasehat-nasehat yang
mendidik santri.
18 Kyai menghendaki saya belajar melebihi
kemampuan saya.
19 Kyai mendorong santri untuk belajar yang
sebenarnya melebihi harapan saya untuk
melakukannya .
72
20 Dalam memecahkan masalah saya sering
terinspirasi dari sikap kyai.
21 Ide-ide kyai menjadikan saya memikirkan
kembali beberapa ide yang saya pikir sudah
sempurna.
22 Kyai memberikan wacana yang membuat saya
mampu berpikir lebih maju.
23 Kyai menunjukan cara baru untuk menghadapi
masalah yang selama ini menadi sumber
permasalahan saya.
24 Kyai sering menunjukkan metode menghafal
pelajaran agar bisa lebih cepat hafal.
25 Kyai menekankan penggunaan kecerdasan
dalam menghadapi masalah dalam belajar.
26 Kyai menghandaki alasan yang baik jika santri
berpendapat .
27 Kyai mengajarkan pada santri untuk
mengenali aspak-aspek kunci dalam
memecahkan masalah-masalah yang rumit.
28 Kyai menekankan sikap hati-hati dalam
memecahkan masalah sebelum bertindak.
29 Kyai menekankan untuk berpikir secara
matang sebelum bertindak.
30 Kyai menghendaki santri menggunakan
penalaran dan kepercayaan diri dalam
memecahkan masalah.
31 Kyai memberikan perhatian khusus terhadap
santri yang tampaknya membutuhkan
perhatian.
32 Kyai mengajak santri menghadapi masalah-
masalah agar santri dapat belajar.
33 Kyai mengajak santri untuk memahami
bagaimana santri belajar.
34 Kyai memperlakukan setiap bawahannya
secara khusus.
35 Kyai mengetahui apa yang santri inginkan
dalam belajar dan membantu santri untuk
mendapatkannya.
36 Kyai memberikan penghargaan jika santri
belajar dengan baik.
37 Kyai sering memuji/memberikan ucapan
selamat kepada santri yang beprestasi.
38 Kyai memberikan saran sewaktu santri
membutuhkannya.
73
39 Kyai siap memberi petunjuk dan mengajari
santri sewaktu-waktu bila santri
membutuhkannya.
40 Kyai memberi banyak bantuan kepada santri-
santrinya.
74
LAMPIRAN B
DATA BUTIR SKALA UJI COBA
1. Skala persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai 2. Skala kemandirian
TABEL DATA UJI COBA SKALA I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 3 4 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 2 1 4 3 4 3
2 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3
3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 3
4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 3 2 3 3
5 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
6 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2
7 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 1 2 2
8 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2
9 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
10 2 2 2 2 2 2 1 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
11 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
12 3 3 3 4 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 1 4 3 1 3 3
13 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2
14 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2
16 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3
17 4 2 2 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 2 4 3 4 3 3 4
18 2 2 2 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3
19 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3
20 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
21 4 4 2 2 2 2 3 3 4 3 4 2 3 4 4 2 4 2 2 2
22 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3
23 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2
24 2 2 2 2 1 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
25 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
26 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4
27 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3
28 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
29 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30 3 2 3 4 2 2 2 4 3 2 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2
76
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 2 3 4 2
2 2 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3
3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 2
4 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3
5 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2
6 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
7 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 4 2
8 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3
9 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
10 2 1 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 4 1 2 2 2 4
11 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
12 4 1 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3
13 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
14 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2
15 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2
16 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3
17 3 4 3 4 2 4 3 3 2 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2
18 3 2 1 1 2 2 4 2 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 4 2
19 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3
20 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
21 2 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 2 3 3 4 3 4 2 3
22 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
23 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2
24 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 4 2 2 2 4
25 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3
26 4 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4
27 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
28 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3
29 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3
30 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 4 2
77
SKALA II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 4 3 3 2 3 2
2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3
4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
5 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
6 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
7 3 4 2 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2
8 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2
9 4 3 2 1 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 4 3
10 2 4 2 3 4 1 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2
11 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
12 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
13 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
14 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3
15 3 3 2 3 4 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 1 3 3 2
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
17 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3
19 2 4 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 1
20 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
21 3 4 3 2 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2
22 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
24 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
25 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2
26 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 1
27 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
29 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2
30 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
78
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 4 4 2 4 2 4 4 2 3 3 4 3 3 2 2
2 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 1
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2
4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
6 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
7 4 4 4 4 3 4 4 1 3 3 4 2 3 2 2
8 4 3 2 2 3 4 3 3 2 2 4 2 2 2 3
9 3 3 1 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2
10 3 3 4 4 3 3 3 1 3 3 3 2 2 4 3
11 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
12 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
13 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
14 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3
15 3 3 3 4 3 3 4 1 3 3 4 3 3 3 2
16 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 4 3 2 2 3 4 3 1 2 2 4 2 2 3 3
18 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3
19 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3
22 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 2
23 4 3 1 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2
24 3 3 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 3 2 2
25 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 4 2
26 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3
27 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
28 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3
29 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3
30 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3
79
LAMPIRAN C
UJI VALIDITAS & RELIABILITAS AITEM
1.Skala persepsi santri tentang gaya kepemimpinan transformasional kyai
2. Skala kemandirian
80
Validitas dan Reliabilitas Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
TRANS1 101.2333 214.9437 .8767 .9360
TRANS2 101.3333 224.1609 .4633 .9392
TRANS3 101.4333 221.3575 .6285 .9381
TRANS4 101.2333 222.3920 .3680 .9403
TRANS5 101.4667 222.8092 .5444 .9387
TRANS6 101.4333 219.7023 .6040 .9381
TRANS7 101.4000 220.7310 .4780 .9391
TRANS8 101.0333 220.9989 .4392 .9396
TRANS9 101.4000 219.6966 .5241 .9387
TRANS10 101.4333 220.2540 .6951 .9377
TRANS11 101.2333 214.9437 .8767 .9360
TRANS12 101.4667 227.9816 .2716 .9403
TRANS13 101.2000 221.4759 .4630 .9392
TRANS14 101.4000 224.4552 .4424 .9393
TRANS15 101.2667 218.4092 .5267 .9388
TRANS16 101.1667 225.2471 .2443 .9416
TRANS17 101.2000 214.6483 .8373 .9361
TRANS18 101.4000 224.9379 .3145 .9405
TRANS19 101.2333 216.6678 .7845 .9367
TRANS20 101.3000 218.2172 .6871 .9374
TRANS21 101.4333 221.0816 .5341 .9386
TRANS22 101.4000 220.7310 .4780 .9391
TRANS23 101.0333 220.9989 .4392 .9396
TRANS24 101.4000 219.6966 .5241 .9387
TRANS25 101.4333 220.2540 .6951 .9377
TRANS26 101.2333 214.9437 .8767 .9360
TRANS27 101.1000 230.5759 .0670 .9421
TRANS28 101.2000 221.4759 .4630 .9392
TRANS29 101.4000 224.4552 .4424 .9393
TRANS30 101.4333 221.3575 .6285 .9381
TRANS31 101.1667 222.1437 .5685 .9385
TRANS32 101.4667 222.8092 .5444 .9387
TRANS33 101.4333 219.7023 .6040 .9381
TRANS34 101.4000 220.7310 .4780 .9391
TRANS35 101.0333 220.9989 .4392 .9396
TRANS36 101.4000 219.6966 .5241 .9387
TRANS37 101.4333 220.2540 .6951 .9377
TRANS38 101.2333 214.9437 .8767 .9360
TRANS39 100.9667 231.2747 .0200 .9432
TRANS40 101.2333 227.2195 .2365 .9409
81
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 40
Alpha = .9402
82
Validitas dan reliabilitas skala kemandirian
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
MAN1 96.6333 167.9644 .5505 .9337
MAN2 96.5000 161.9138 .8610 .9304
MAN3 97.1000 178.1621 .0142 .9380
MAN4 96.9000 170.3000 .3834 .9356
MAN5 96.2667 162.4782 .8213 .9308
MAN6 97.2667 175.9264 .1103 .9384
MAN7 96.7333 173.0299 .3043 .9361
MAN8 96.6333 168.9989 .6539 .9331
MAN9 96.5333 164.1195 .6758 .9323
MAN10 96.4000 161.5586 .9086 .9300
MAN11 96.5000 166.4655 .7144 .9322
MAN12 96.4000 165.1448 .7044 .9321
MAN13 96.6333 166.2402 .8535 .9315
MAN14 96.4333 165.1506 .6791 .9324
MAN15 96.3667 161.6195 .8774 .9302
MAN16 96.2667 159.9954 .9013 .9297
MAN17 96.7333 172.4092 .3772 .9353
MAN18 96.8000 173.6138 .3238 .9357
MAN19 96.4667 166.4644 .6305 .9329
MAN20 97.2333 180.3920 -.1213 .9400
MAN21 96.1333 167.8437 .6163 .9331
MAN22 96.3000 171.3207 .4694 .9345
MAN23 96.9333 169.1678 .3910 .9358
MAN24 96.2333 160.0471 .8822 .9299
MAN25 96.5000 168.2586 .6654 .9329
MAN26 96.2333 170.5989 .4050 .9352
MAN27 96.3667 165.2057 .6792 .9324
MAN28 97.2000 176.5793 .0654 .9394
MAN29 96.4667 173.8437 .4264 .9350
MAN30 96.4667 164.8092 .7812 .9315
MAN31 96.2333 168.6678 .5539 .9337
MAN32 96.8333 174.0057 .2924 .9360
MAN33 96.5000 169.9828 .4962 .9343
MAN34 96.5667 168.1161 .6228 .9331
MAN35 96.9667 181.8954 -.2306 .9401
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 35
Alpha = .9358
83
LAMPIRAN D
ALAT UKUR SETELAH
UJI COBA
1. Skala persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai 2. Skala kemandirian
84
Nama :…………...............
Jenis kelamin :…………...............
Usia :…………...............
Kepada Yth. responden
Di tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya mohon bantuan
kepada anda untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi skala yang saya
berikan. Data ini saya perlukan guna menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang
sedang saya susun. Beberapa hal yang perlu saya jelaskan dalam skala ini adalah
sebagai berikut:
1. Baca dan pahami terlebih dahulu setiap pernyataan dalam skala ini dengan
teliti dan seksama.
2. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi diri anda dari empat
alternatif jawaban yang telah tersedia:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
3. Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
4. Jawablah semua pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan atau
kosong.
5. Semua jawaban adalah baik dan benar jika sesuai dengan hati dan kondisi
diri anda yang sesungguhnya.
6. Semua jawaban dan identitas dijamin kerahasiannya.
7. Selamat mengerjakan dan TERIMA KASIH.
Hormat saya,
Agung Prabowo
85
SKALA I
No PERNYATAAN SS S TS STS
1. Kyai menjadikan santri senang jika berada didekatnya.
2 Kyai membuat saya bangga menjadi santrinya.
3 Saya percaya penuh tarhadap apa yang dikatakan Kyai.
4 Kyai memiliki visi yang dapat memacu saya dalam
belajar.
5 Didalam benak saya Kyai adalah simbol kesuksesan dan
prestasi.
6 Kyai mampu menimbulkan rasa hormat saya kepadanya.
7 Kyai memiliki keyakinan dan pendirian yang kuat
8 Kyai mempunyai dan memberitahukan mangenai misi
dan tujuannya kepada santri.
9 Kyai mempunyai kelebihan yang membuat saya kagum
kepadanya.
10 Saya percaya kemampuan Kyai dalam mengatasi
rintangan
11 Kyai menuntut / menentukan standar yang tunggi kepada
santri dalam belajar.
12 kyai menggunakan cara dan bahaa yang sederhana dalam
menjelaskan sesuatu yang penting.
13 Kyai sering memberikan ceramah-ceramah untuk
membuat santri lebih bersemangat dalam belajar.
14 Kyai menggunakan simbol-simbol dan cerita-cerita untuk
memberikan keteladanan.
15 Kyai sering memberikan nasehat-nasehat yang mendidik
santri.
16
Kyai menghendaki saya belajar melebihi kemampuan
saya.
17 Kyai mendorong santri untuk belajar yang sebenarnya
melebihi harapan saya untuk melakukannya .
18 Dalam memecahkan masalah saya sering terinspirasi dari
sikap kyai.
19 Ide-ide kyai menjadikan saya memikirkan kembali
beberapa ide yang saya pikir sudah sempurna.
20 Kyai memberikan wacana yang membuat saya mampu
berpikir lebih maju.
21 Kyai menunjukan cara baru untuk menghadapi masalah
yang selama ini menadi sumber permasalahan saya.
22 Kyai sering menunjukkan metode menghafal pelajaran
agar bisa lebih cepat hafal.
23 Kyai menekankan penggunaan kecerdasan dalam
menghadapi masalah dalam belajar.
86
24 Kyai menghandaki alasan yang baik jika santri
berpendapat .
25 Kyai menekankan sikap hati-hati dalam memecahkan
masalah sebelum bertindak.
26 Kyai menekankan untuk berpikir secara matang sebelum
bertindak.
27 Kyai menghendaki santri menggunakan penalaran dan
kepercayaan diri dalam memecahkan masalah.
28 Kyai memberikan perhatian khusus terhadap santri yang
tampaknya membutuhkan perhatian.
29 Kyai mengajak santri menghadapi masalah-masalah agar
santri dapat belajar.
30 Kyai mengajak santri untuk memahami bagaimana santri
belajar.
31 Kyai memperlakukan setiap bawahannya secara khusus.
32 Kyai mengetahui apa yang santri inginkan dalam belajar
dan membantu santri untuk mendapatkannya.
33 Kyai memberikan penghargaan jika santri belajar dengan
baik.
34 Kyai sering memuji/memberikan ucapan selamat kepada
santri yang beprestasi.
35 Kyai memberikan saran sewaktu santri
membutuhkannya.
87
SKALA II
No PERNYATAAN SS S
TS STS
1. Saya akan tetap belajar walaupun tidak ada yang
menyuruh.
2. Saya akan berusaha untuk memperbaiki sesuatu
yang telah tercapai atas kemauan sendiri.
3. Menyelesaikan tugas rutin merupakan hal yang
menyenangkan bagi saya.
4. Saya akan melakukan sesuatu setelah ada yang
menyuruh.
5. Saya akan melakukan sesuatu dengan menunggu
perintah terlebih dulu.
6. Ketika menginginkan sesuatu, saya akan berusaha
sekuat tenaga untuk mendapatkannya.
7. Saya akan bekerja keras demi sesuatu yang saya
inginkan.
8. Saya senang mengerjakan tugas yang sulit dan
menantang.
9. Saya akan bekerja sekuat tenaga untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
10. Saya enggan untuk bersusah-susah belajar untuk
mendapatkan nilai yang baik.
11. Saya mengalami putus asa dalam menghadapi
permasalahan sehari-hari.
12. Saya enggan untuk merencanakan sesuatu dan
mengikuti saja hari-hari yang saya lewati.
13. Saya senang melakukan hal-hal baru yang belum
perrnah saya coba sebelumnya.
14. Saya akan mendapatkan ide-ide baru dalam
menyelesaikan masalah.
15. Saya mencoba-coba teknik baru untuk
menyelesaikan tugas sekolah.
16. Saya enggan melakukan sesuatu yang jarang saya
lakukan.
17.
Saya menjadi kurang bersemangat menyelesaikan
tugas, apabila tidak ada petunjuk
menyelesaikannya.
18. Dalam suatu diskusi saya sering hanya mengikuti
saja jalannya diskusi.
19.
Saya merasa yakin bahwa saya mempunyai
pengaruh yang besar terhadap sesuatu yang terjadi
dalam kehidupan.
20. Menurut saya kesuksesan atau kehancuran
88
seseorang itu ditentukan oleh dirinya sendiri.
21. Masa depan seseorang itu ditentukan oleh dirinya
sendiri.
22.
Menurut saya keberhasilan atau kegagalan prestasi
seseorang ditentukan oleh fasilitas yang diperoleh
orang tersebut.
23. Saya merasa tak berdaya untuk mengendalikan
sesuatu yang akan terjadi pada diri saya sendiri.
24. Kehidupan saya sebagian besar dikendalikan oleh
peristiwa-peristiwa yang terjadi secara kebetulan.
25. Saya merasa bahwa usaha yang saya lakukan
selama ini sangat berharga.
26. Saya merasa pantas mendapatkan prestasi yang
saya raih.
27. Saya merasa yakin terhadap kemampuan yang saya
miliki.
28.
Ketika ada seseorang yang memuji saya, saya
merasa pantas mendapatkan pujian tersebut karena
usaha yang telah saya lakukan.
29. Saya sering merasa bahwa pekerjaan orang lain
lebih baik dari pada pekerjaan saya.
89
LAMPIRAN E
DATA BUTIR SKALA PENELITIAN
1. Skala persepsi santri tentang gaya
kepemimpinan transformasional kyai 2. Skala kemandirian
90
SKALA I
(Persepsi Santri Tentang Gaya Kepemimpinan Transformasional Kyai)
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 4 4 4 2 2 1 2 1 2 4 2 2 4 3 4 3 2 3
2 3 3 2 2 4 4 3 1 2 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 4
3 2 2 1 1 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2
4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 2
5 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2
6 2 1 1 3 1 1 1 2 1 2 3 3 4 2 4 3 2 2 2 2
7 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3
8 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2
9 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3
10 2 2 2 2 2 2 1 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1
11 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
12 3 3 3 4 3 3 1 2 2 3 3 2 3 1 3 1 3 3 4 1
13 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
14 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2
16 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3
17 4 2 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4
18 2 2 2 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2
19 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
20 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
21 4 4 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3
22 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3
23 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3
24 2 2 2 2 1 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2
25 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
26 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2
27 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
28 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3
29 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
30 3 2 3 4 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2
31 2 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 2 3
32 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4
33 2 2 2 3 2 3 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 3 2
34 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 4
35 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2
36 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 2 2 2 2
37 2 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 2 4 2 1 2 2 2 3
38 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 4 4 4 3 2 3 2 4
39 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3
40 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4
41 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
42 3 3 3 4 3 3 1 2 2 3 3 2 3 1 3 1 3 3 2 3
43 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4
44 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
91
45 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2
46 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2
47 4 2 2 3 1 4 2 2 2 1 2 3 2 4 4 3 3 4 3 4
48 2 2 2 1 3 3 2 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4
49 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 1 2 1 1 3 1 2 3 3
50 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 1 2 2 3
51 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 1 4 1 2 2 1 2 1
52 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2
53 2 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3
54 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 4 2 3 2 4 2 4 4 4 4
55 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 3 2
56 4 3 4 3 3 4 2 4 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1
57 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
58 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3
59 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
60 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
Lanjutan
Sub 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Tot
1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 3 97
2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 106
3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 80
4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 90
5 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 96
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 72
7 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 79
8 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 77
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 105
10 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 1 2 2 68
11 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 78
12 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 89
13 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 75
14 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 74
15 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 76
16 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 108
17 3 4 2 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 2 4 114
18 3 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 2 2 68
19 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 102
20 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 97
21 2 4 3 4 3 4 2 4 2 2 4 3 4 3 4 107
22 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 95
23 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 79
24 1 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 70
25 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 106
26 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 119
27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 99
28 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 95
92
29 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 94
30 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 95
31 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 2 3 105
32 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 110
33 2 4 4 3 2 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 99
34 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 107
35 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 97
36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 89
37 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 90
38 2 4 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 93
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 114
40 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 1 2 2 102
41 4 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 2 2 2 93
42 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 85
43 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 99
44 2 2 2 2 4 4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 78
45 2 2 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 80
46 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 96
47 3 4 2 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 2 4 103
48 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 2 4 113
49 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 93
50 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 89
51 2 2 1 2 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 4 78
52 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 90
53 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 95
54 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 2 4 2 2 115
55 4 1 2 2 2 1 2 3 3 2 4 3 3 3 3 86
56 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 95
57 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 101
58 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 96
59 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 93
60 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 95
93
SKALA II (Kemandirian)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 4 4 2
2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4
4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 4 4 3 4 4 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
6 2 2 2 4 3 2 3 3 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 2
7 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 4 4 3 2 2 4 4 4
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 1
10 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4
11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
12 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2
13 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1
14 2 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2
15 3 3 3 4 3 2 1 2 1 2 3 4 4 4 1 3 3 3 3 3
16 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
17 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
19 2 4 2 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 2
20 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 1
24 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2
25 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2
26 4 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 3 3 4 4 3 3
27 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2
29 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3
30 4 2 1 2 2 3 1 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
31 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2
32 3 3 3 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 3
33 2 4 3 4 2 3 4 4 3 2 3 2 2 4 2 2 2 1 2 2
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
36 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 3 2
37 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 2 2 4 4
38 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2
39 2 3 1 2 2 4 1 2 3 2 1 3 3 4 1 3 4 3 3 1
40 2 4 3 3 4 2 2 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4
41 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
42 4 2 2 4 3 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4
43 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4
44 2 2 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2
94
45 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 4 1 3 3 3 3 3
46 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 1 2 1 2 3
47 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2
48 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 2
49 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 4 2
50 3 3 4 3 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
51 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 2
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
53 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1
54 4 2 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 2 2 1
56 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3
57 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4
58 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4
59 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
60 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4
Lanjutan
21 22 23 24 25 26 27 28 29 Total
1 4 2 4 4 3 3 4 3 2 86
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 85
3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 99
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 87
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 87
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 61
7 4 3 4 4 3 3 4 3 2 75
8 2 3 4 3 2 2 4 2 2 70
9 4 3 3 3 3 4 3 3 3 102
10 4 3 3 3 3 3 3 2 4 95
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 85
12 2 2 3 2 3 2 3 3 2 65
13 3 3 2 3 3 3 3 3 3 80
14 4 4 3 3 3 4 3 4 3 87
15 4 3 3 4 3 3 4 3 3 85
16 4 4 4 4 4 4 3 3 3 106
17 4 4 4 3 4 4 4 2 3 107
18 2 2 3 2 3 2 2 2 2 62
19 4 3 4 4 3 4 4 4 3 99
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 86
21 4 3 4 4 3 4 4 3 4 102
22 3 4 3 3 3 3 3 3 4 89
23 3 3 2 4 3 3 2 3 3 84
24 2 2 3 2 3 2 3 3 2 66
25 4 3 4 4 3 4 4 4 4 106
26 4 3 4 2 4 4 3 4 3 73
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 88
28 2 2 3 2 3 2 2 2 2 63
29 4 3 4 2 4 3 3 4 3 92
30 4 4 4 4 3 3 4 3 3 93
31 4 2 4 4 3 3 4 3 2 95
32 3 3 2 3 3 3 3 3 3 70
33 2 2 4 2 2 2 3 2 3 75
95
34 4 4 4 3 4 3 3 3 3 93
35 4 3 3 4 4 3 2 3 3 90
36 4 2 4 4 2 4 2 2 2 75
37 3 2 2 4 3 3 4 3 2 92
38 3 4 4 3 4 4 4 2 4 78
39 4 2 1 2 3 2 2 2 3 69
40 4 3 3 3 3 3 3 2 4 90
41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77
42 2 2 3 2 3 2 3 3 2 89
43 4 3 2 3 3 3 3 3 3 101
44 4 4 3 3 3 4 3 4 3 93
45 4 3 3 4 3 3 4 3 3 90
46 3 3 2 3 3 3 3 3 3 78
47 2 3 4 3 2 2 4 2 3 76
48 2 2 3 2 3 2 2 2 2 66
49 4 3 4 4 3 4 4 4 3 87
50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 80
51 4 3 4 4 3 4 4 3 4 72
52 3 4 3 3 3 3 3 3 4 91
53 3 3 2 4 3 3 2 3 3 95
54 2 4 3 4 4 4 4 3 4 105
55 2 1 2 2 2 3 2 1 2 83
56 4 3 3 2 2 4 3 4 3 90
57 4 4 3 3 3 3 3 3 3 96
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
59 4 3 4 2 4 3 3 4 3 101
60 4 4 4 4 3 3 4 3 3 105
96
LAMPIRAN F
ANALISIS DATAPENELITIAN
1. Hasil Analisis Deskriptif
2. Uji Normalitas
3. Uji Linearitas
4. Uji Hipotesis Analisis Product Moment
5. Kategorisasi
97
1. Analisis Deskripsi
Descriptive Statistics
60 93.15 12.722 68 119
60 86.27 12.597 61 109
persepsi terhadap
kepemimpinan
transformasional kyai
kemandirian santri
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
2. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
60 60
93.15 86.27
12.722 12.597
.112 .093
.099 .052
-.112 -.093
.867 .723
.439 .673
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
persepsi
terhadap
kepemimpi
nan
transforma
sional kyai
kemandirian
santri
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
98
3. Uji Linieritas
ANOVA Table
31 165.161 1.090 .411
1 851.510 5.621 .025
30 142.282 .939 .568
28 151.491
59
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
Between
Groups
Within Groups
Total
kemandirian santri *
persepsi terhadap
kepemimpinan
transformasional kyai
df
Mean
Square F Sig.
Measures of Association
.302 .091 .740 .547
kemandirian santri *
persepsi terhadap
kepemimpinan
transformasional kyai
R R Squared Eta Eta Squared
4. Hasil Analisis Product moment
Correlations
1 .302*
. .019
60 60
.302* 1
.019 .
60 60
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
persepsi terhadap
kepemimpinan
transformasional kyai
kemandirian santri
persepsi
terhadap
kepemimpi
nan
transforma
sional kyai
kemandirian
santri
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
99
Measures of Association
.302 .091 .740 .547
kemandirian santri *
persepsi terhadap
kepemimpinan
transformasional kyai
R R Squared Eta Eta Squared
5. Kategoriasi
persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kyai
7 11.7 11.7 11.7
33 55.0 55.0 66.7
20 33.3 33.3 100.0
60 100.0 100.0
rendah
sedang
tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
kemandirian santri
3 5.0 5.0 5.0
12 20.0 20.0 25.0
17 28.3 28.3 53.3
28 46.7 46.7 100.0
60 100.0 100.0
rendah
sangat tinggi
sedang
tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
100
sedang tinggi sangat
tinggi
sangat
rendah
Kemandirian
Aitem Valid : 29 Skor : 1,2,3,4
RERATA EMPIRIK : 86,27
RERATA HIPOTETIK : 29 x 2,5 = 72,5
Skor tinggi 4 x 29 = 116
Skor rendah 1 x 29 = 29
Rentang = 116 – 29 = 87
87
SD = = 14,5
6
I. MH – 3 (SD) ≤≤≤≤ X < MH – 1,8 (SD) (sangat rendah)
72,5 – (3 . 14,5) 72,5 – (1,8 . 14,5)
29 46,4
II. MH – 1,8 (SD) ≤ X < MH – 0,6 (SD) (rendah)
72,5 – (1,8 . 14,5) 72,5 – (0,6 . 14,5)
46,4 63,8
III. MH – 0,6 (SD) ≤ X < MH + 0,6 (SD) (sedang)
72,5 – (0,6 . 14,5) 72,5 + (0,6 . 14,5)
63,8 81,2
IV. MH + 0,6 (SD) ≤ X < MH + 1,8 (SD) (tinggi)
72,5 + (0,6 . 14,5) 72,5 + (1,8 . 14,5)
81,2 98,6
V. MH + 1,8 (SD) ≤ X ≤ MH + 3 (SD) (sangat
tinggi)
72,5 + (1,8 . 14,5) 72,5 + ( 3 . 14,5)
98,6 116
-3SD -1,8SD -0,6SD MH +0,6SD +1,8SD
+3SD
29 46,4 63,8 72,5 81,2 98,6
116
ME : 86,27
rendah ME : 86,27
101
Keterangan :
29 ≤ X < 46,4 : sangat rendah
46,4 ≤ X < 63,8 : rendah
63,8 ≤ X < 81,2 : sedang
81,2 ≤ X < 98,6 : tinggi
98,6 ≤ X ≤ 116 : sangat tinggi
102
sedang
tinggi
sangat
tinggi
sangat
rendah
Kategorisasi persepsi terhadap gaya Kepemimpinan transformasional
kyai
Aitem Valid : 35 Skor : 1,2,3,4
RERATA EMPIRIK : 93,15
RERATA HIPOTETIK : 35 x 2,5 = 87,5
Skor tinggi 4 x 35 = 140
Skor rendah 1 x 35 = 35
Rentang = 140 – 35 =105
105
SD = = 17,5
6
I. MH – 3 (SD ) ≤ X < MH – 1,8 (SD ) (sangat rendah)
87,5 – (3.17,5) 87,5 – (1,8.17,5)
35 56
II. MH – 1,8 (SD ) ≤ X < MH – 0,6 (SD ) (rendah)
87,5 – (1,8.17,5) 87,5 – (0,6. 17,5)
56 77
III. MH – 0,6 (SD ) ≤ X < MH + 0,6 (SD ) (sedang)
87,5 – (0,6 . 17,5) 87,5 + (0,6 . 17,5)
77 98
IV. MH + 0,6 (SD ) ≤ X < MH + 1,8 (SD ) (tinggi)
87,5 + (0,6. 17,5) 87,5 + (1,8. 17,5)
98 119
V. MH + 1,8 (SD ) ≤ X ≤ MH + 3 (SD ) (sangat tinggi)
87,5 + (1,8. 17,5) 87,5 + ( 3 . 17,5)
119 140
-3SD -1,8SD - 0,6SD MH +0,6SD +1,8SD
+3SD
35 56 77 87,5 98 119 140
ME : 93,15
rendah
ME : 93,15
103
Keterangan :
35 ≤ X < 56 : sangat rendah
56 ≤ X < 77 : rendah
77 ≤ X < 98 : sedang
98 ≤ X < 119 : tinggi
119 ≤ X ≤ 140 : sangat tinggi
104
LAMPIRAN G
SURAT IJIN PENELITIAN DAN
SURAT BUKTI PENELITIAN