Upload
hathuan
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASIBELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP PGRI 1 KETAPANG
BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
(SKRIPSI)
Oleh
YAYU ZULIANTINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASIBELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP PGRI 1 KETAPANG
BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh
Yayu Zuliantini
Masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa masih rendah. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua denganprestasi belajar pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 1 Ketapang Bakauheni TahunAjaran 2017/2018. Populasi penelitian sebanyak 240 siswa dan sampel berjumlah133 siswa yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Teknikpengumpulan data menggunakan angket pola asuh orang tua dan dokumentasinilai raport untuk prestasi belajar. Teknik analisis data menggunakan korelasiproduct moment. Hasil penelitian menunjukkan 1) tidak terdapat hubungan yangsignifikan antara pola asuh orang tua otoritarian dengan prestasi belajar yang ditunjukkannilai rhitung = 0,316 < rtabel = 0,333 , 2) terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuhorang tua otoritatif dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan nilai 0,503 >rtabel = 0,304 , 3) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tuamengabaikan dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan nilai = 0,304 < rtabel
= 0,349, 4) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua menurutidengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan nilai = 0,301 < rtabel = 0,349.Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu pola asuh orang tua otoritatif dengan prestasi belajarmemiliki hubungan yang signifikan sedangkan pola asuh orang tua otoritarian, menuruti,dan mengabaikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar.
Kata kunci: Bimbingan dan Konseling, Pola Asuh Orang tua, Prestasi Belajar
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASIBELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 KETAPANG
BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh
Yayu Zuliantini
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Bimbingan dan KonselingJurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis Yayu Zuliantini, lahir tanggal 25 Juli 1995 di Desa
Cieurih, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Provinsi
Jawa Barat, anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak
Rohman dan Ibu Eros Rosmiati.
Penulis menempuh pendidikan formal: SD Negeri 1 Cieurih lulus tahun 2006;
SMP Negeri 1 Kawali lulus tahun 2009; kemudian melanjutkan ke SMA Negeri
1 Kawali lulus tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Mandiri.
Pada periode tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan
Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (PLBK-S) di MTS
Maftahul Choiriyah, kedua kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Sido
Binangun, Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.
MOTTO
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya Kepada
Tuhanmulah Hendaknya kamu berharap”
(Al-Insyirah : 6-8)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi
kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu yang buruk bagi
kamu. Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”
(Al-Baqarah: 216)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas
terselesaikannya penulisan skripsi ini, kupersembahkan karya
kecilku ini kepada :
Ayahandaku Rohman dan Ibunda Eros Rosmiati
tercinta yang selalu menyertaiku dalam do’anya.
Terimakasih atas kasih sayang, pelajaran, bimbingan,
kesabaran dan cintanya yang telah banyak
memberikanku dukungan, semangat dan pengorbanan
yang luar biasa untuk keberhasilan putrinya.
Adikku yang kusayang: Bambang Ari Sya’bana dan Zahra
Rofatunnisa.
Serta para sahabatku yang telah banyak memberikan dukungan
dan kontribusi untuk terselesaikannya karya ini.
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrabbil’aalamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir
dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan
rintangan serta kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan, dukungan dan
motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Pola Asuh Orang
Tua dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018” ini. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin bagi
penulis untuk mengadakan penelitian.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si., selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling FKIP Universitas Lampung dan selaku pembimbing utama yang
telah memberikan masukan dan mengarahkan dalam terselesaikannya skripsi.
4. Ibu Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A., Psi., selaku penguji yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Shinta Mayasari, S.Psi, M.Psi,Psi. selaku pembimbing kedua sekaligus
pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan mengarahkan
dalam terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas
Lampung terimakasih untuk semua bimbingan dan pelajaran yang
begitu berharga yang telah diberikan selama perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung,
terimakasih atas bantuannya selama ini dalam menyelesaikan segala
keperluan administrasi.
8. Bapak Sajimin selaku kepala sekolah SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Lampung Selatan yang telah berkenan memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Ervina Pane S. Pd selaku guru bimbingan dan konseling dan
seluruh dewan guru serta staf tata usaha SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Lampung Selatan yang telah membantu penulis dalam
mengadakan penelitian ini.
10. Ayahandaku Rohman dan Ibundaku tercinta Eros Rosmiati yang
selalu memberikan dukungan, motivasi, bimbingan, pengorbanan dan
doa untuk penulis.
11. Adikku tercinta, Bambang Ari Sya’bana dan Zahra Rofatunnisa.
Terima kasih untuk motivasi dan doanya selama ini untuk Ayundamu.
12. Keluargaku di lampung Ua Euis, Ua Neneng, Alm. Ua Yana, Ua
Denden, dan sepupu-sepupuku yang selalu memberikan dukungan,
bimbingan dan doa untuk penulis selama menempuh pendidikan disini.
13. Sahabat sekaligus keluargaku tersayang, Ade Ratna Mutiara (Acong),
Dinda Rahma Nirwana (Rahma), Restu Dwi Fitria (Entu), Nabilah
Kartiyasa (Mak Bel), Eka Rahma Ayu (Ay), Reitalia Elistantia (Acil),
Risa Rahayu (Risa), Romulus Akyan Naibaho (Sul), Ferry Adi
Rusmana (Edik), dan Yulianton Ibrahim (Buto) terimakasih atas
kebersamaannya selama 4 tahun ini, canda tawa, kesabaran kalian,
kebersamaan dalam suka duka, motivasi, dan bantuan serta pelajaran
hidup yang sangat berharga.
14. Sahabatku yang berjuang ditempat lain Dede Diah Sofiah (Sadut), Eva
Nurfalah (Evong), Novita Pusparini (Vita), Siti Dalia (Ee), Agustian
(Agus), Egitya Muhammad Iqbal (Egi), Muhammad Mizwar (Mizwar),
Ridwan Malik (Ridwan). Terimakasih doa dan semangat kalian.
15. Dwi Agustina Damayanti dan Riska Nur Anisa yang sudah mengajari
SPSS dengan sabar.
16. Teman-teman seperjuangan BK 2013 kakak tingkat serta adik tingkat
bimbingan dan konseling yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih banyak atas masukan, saran, motivasi, serta semangat dan
dukungannya
17. Sahabat dan temanku yang juga berjuang ditempat lain, Mei, Agustin,
Atikah, Rizki, Oyi, Ken, Johan, Dewa, Kak Ari. Terimakasih semangat
dan motivasi kalian.
18. Siswa dan Siswi kelas VIII di SMP PGRI 1 Ketapang Bakauheni yang
telah bersedia menjadi responden penelitianku.
19. Almamater tercinta.
20. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.
Hanya harapan dan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya dalam
mengharapkan keridhaan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat
umumnya dan bagi penulis khususnya. Aamiin.
Bandar Lampung, 2018
Penulis
Yayu Zuliantini
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................ 1
2. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
3. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
4. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 6
1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
C. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7
D. Kerangka Pikir .................................................................................. 8
E. Hipotesis .......................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar ........................... 12
1. Bidang Bimbingan Belajar .......................................................... 12
2. Kaitan Bidang Bimbingan Belajar dengan Prestasi Belajar ..... 13
3. Pengertian Prestasi Belajar .......................................................... 14
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................... 16
B. Pola Asuh Orang Tua ....................................................................... 21
1. Pengertian Orang Tua .................................................................. 21
2. Pengertian Pola Asuh Orang Tua ................................................ 23
3. Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua ....................................... 25
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua ......... 28
C. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar .............. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 33
B. Metode Penelitian ............................................................................. 33
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 34
1. Populasi ....................................................................................... 34
ii
2. Sampel ......................................................................................... 35
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 35
1. Variabel Penelitian ..................................................................... 35
2. Definisi Operasional ................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................... 41
1. Uji Validitas ................................................................................ 41
2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 44
G. Teknik analisis data ........................................................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 49
B. Analisis Hasil Penelitian ..................................................................... 51
C. Pembahasan ........................................................................................ 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 62
B. Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nilai Pilihan Jawaban Angket .......................................................... 39
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pola Asuh Orang Tua ......................................... 39
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Prestasi Belajar ................................................... 40
Tabel 3.4 V Aiken’s Angket Pola Asuh Orang Tua ......................................... 43
Tabel 3.5 Kriteria Validitas .............................................................................. 43
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas .......................................................................... 45
Tabel 4.1 Uji Normalitas .................................................................................. 51
Tabel 4.2 Uji Linieritas .................................................................................... 52
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka pikir penilitian ............................................................. 11
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Klasifikasi Pola Asuh Orang Tua dan Prestasi Belajar ....... 68
Lampiran 2 Data Akhir Pola Asuh Orang Tua dan Prestasi Belajar ............... 69
Lampiran 3 Angket Pola Asuh Orang Tua ....................................................... 74
Lampiran 4 Hasil Uji Ahli Instrumen dan Perhitunagn Hasil Uji Ahli............ 77
Lampiran 5 Laporan Hasil Uji Coba Instrumen ............................................... 83
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas dan Linieritas .............................................. 86
Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis Korelasi Product Moment ............................. 92
Lampiran 8 Daftar Tabel r................................................................................ 94
Lampiran 9 Dokumentasi ................................................................................. 96
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian.................................................................... 98
Lampiran 12 Surat Balasan Penelitian ............................................................. 99
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Latar Belakang
Keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan, dikeluarga pendidikan
bukan berjalan atas dasar ketentuan yang memang diformalkan, akan
tetapi tumbuh dari kesadaran moral antar orang tua dan anak. Keluarga
merupakan sebuah lembaga awal dalam kehidupan anak dan dianggap
sebagai lembaga yang paling dekat dengan anak karena keluarga
mempunyai waktu lebih lama dengan anak, tentu saja keluarga
mempunyai andil besar dalam pendidikan dan perekembangan anak.
Secara psikologis siswa SMP tengah mengalami masa transisi dari masa
kanak-kanak menuju masa remaja, bahkan sebagian memandang bahwa
siswa SMP tengah memasuki masa remaja awal. Masa remaja awal
merupakan masa yang sulit. Satu sisi individu menunjukkan
ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa, sedangkan pada sisi
lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang
mandiri. Fase ini menuntut orang tua mempunyai banyak waktu untuk
memperhatikan dan mendampingi perkembangan anak karena pada
umumnya anak SMP mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, menyukai
2
hal-hal yang menantang, mulai tertarik dengan kelompok sosial sehingga
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian dan karakater anak.
Pemilihan lembaga pendidikan yang paling tepat bagi anak, merupakan
hal yang penting bagi orang tua karena dengan memasukan anak
kesekolah yang yang baik para orang tua berharap kelak anaknya
mendapatkan pendidikan yang dapat mengembangkan potensi, bakat dan
keterampilan yang dimilikinya secara maksimal, akan tetapi kebanyakan
orang tua kurang memahami pentingnya peran mereka dalam memberikan
pendidikan terhadap anaknya.
Pola pengasuhan orang tua kepada anak pada masa-masa remaja atau
pada saat anak berada di lingkungan sekolah dapat mempengaruhi prestasi
belajar anak. Terutama ditingkat SMP pola pengasuhan orang tua sangat
dibutuhkan, karena dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu
semangat berprestasi seseorang. Dukungan tersebut dapat berupa pujian,
perhatian, cinta dan kasih sayang.
Wirowidjojo (Slameto, 2003: 60) mengemukakan bahwa keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan pertama karena
disinilah seseorang pertama kali mendapatkan pendidikan dan dikatakan
utama karena disini pula seseorang memperoleh dasar/bekal untuk
melangkah pada kehidupan selanjutnya. Penentuan keberhasilan proses
belajar mengajar di sekolah dapat dilihat pada hasil kegiatan siswa yaitu
bagaimana sikap siswa menanggapi tugas mandiri atau tugas kelompok
3
yang diberikan oleh guru, bagaimana siswa menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan dan mendapatkan skor yang baik, maka ada beberapa
faktor yang dapat mendukung kegiatan belajar siswa. Menurut Syah
(2012 : 145) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu faktor internal (fisologis dan psikologis), faktor
eksternal (lingkungan sosial dan non sosial) dan faktor pendekatan
belajar.
Salah satu tolak ukur keberhasilan seseorang tersebut dapat dilihat dari
prestasi belajar yang diraihnya. Menurut Purwanto (Syah, 2012), prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar
sebagaimana yang dinyatakan dalam raport, sehingga dapat dikatakan
bahwa prestasi belajar seorang siswa dapat dilihat dari nilai hasil belajar
yang dicantumkan pada raport, namun dalam upaya meraih prestasi
belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Kenyataannya,
sering kali siswa menginginkan hasil yang maksimal tetapi dengan cara
yang kurang baik, contohnya mencontek. Siswa menginginkan nilai yang
bagus namun mereka tidak peduli proses yang seharusnya mereka jalani,
bahwa untuk dapat memperoleh nilai yang bagus dan menjadi siswa
berprestasi mereka harus belajar terlebih dahulu.
Hasil observasi dan wawancara dengan guru pembimbing dan wali kelas,
khususnya pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 1 Ketapang Bakauheni
tahun pelajaran 2017/2018 didapatkan informasi bahwa meskipun nilai
4
siswa telah mencapai KKM, namun prestasi belajar tersebut masih
tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih banyak siswa yang
mengikuti ujian ulang atau remidi agar nilai mencapai KKM. Semua
permasalahan tersebut tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarganya,
terutama pola asuh orang tua. Temuan dilapangan menunjukkan bahwa
orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan karena sebagian besar mata
pencaharian orang tua adalah petani. Hal tersebut berdampak pada pola
asuh serta interaksi yang berlangsung antara orang tua dan anak. Kualitas
komunikasi yang terbangun antara orang tua dan anak kurang baik
contohnya anak-anak kurang diperhatikan mengenai bagaimana
keadaannya disekolah sehingga menyebabkan anak malas, tidak memiliki
semangat dan motivasi dalam belajar sehingga masih terdapat siswa yang
mengerjakan PR di sekolah, bahkan siswa dibiarkan membawa kendaraan
bermotor ke sekolah tanpa memiliki SIM.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar pada
siswa kelas VIII di SMP PGRI 1 Ketapang Bakauheni tahun pelajaran
2017/2018.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, identifikasi
masalah adalah sebagai berikut:
1. Terdapat siswa yang mengikuti ujian ulang atau remidi agar nilai
mencapai KKM.
5
2. Terdapat siswa yang datang terlambat kesekolah.
3. Terdapat siswa yang membawa kendaraan bermotor kesekolah.
4. Terdapat siswa yang malas belajar sehingga mengerjakan PR
disekolah
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka
batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Hubungan Pola Asuh Orang
Tua dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI 1
Ketapang Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018”, yang tujuannya agar
mempermudah dalam penelitian yang akan dilakukan.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah identifikasi masalah dan pembatasan
masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
rendah, dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua otoritarian dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
b. Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua otoritaritatif dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
6
c. Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua mengabaikan dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
d. Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua menuruti dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua otoritarian dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
b. Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua otoritatif dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
c. Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua mengabaikan dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
d. Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua menuruti dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
7
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan pola asuh
orang tua terhadap prestasi belajar anak di sekolah sehingga dapat
dijadikan wahana untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan
dalam mendidik anak.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Orang Tua
Orang tua paham dan sadar akan pentingnya pola asuh bagi
seorang anak dalam membantu tercapainya prestasi belajar di
sekolah.
2) Bagi Guru
Pola asuh orang tua juga dapat memberi manfaat kepada guru
ketika anak ada dalam pengawasan di sekolah. Sebagai bahan
untuk meningkatkan kerjasama dengan orang tua dalam
pengawasan belajar siswa, mempermudah guru dalam mengawasi
perkembangan prestasi belajar anak disekolah dan guru bisa lebih
memperhatikan masalah-masalah kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
8
1. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah hubungan pola asuh orang tua
dengan prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ketapang
Bakauheni Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP PGRI 1
Ketapang Tahun Bakauheni Pelajaran 2017/2018.
3. Ruang Lingkup Tempat Dan Waktu
Tempat penelitian adalah SMP PGRI 1 Ketapang Bakauheni. Waktu
penelitian Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan masalah ini
remaja SMP memiliki tugas dalam mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk melanjutkan pelajaran serta
peran dalam masyarakat, oleh karena itu remaja membutuhkan pola asuh
yang tepat dari orang tua guna mencapai prestasi belajar yang baik.
Syah (2012 : 141) mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program atau proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga prestasi
belajar merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan
usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya. Prestasi belajar dapat
9
dikatakan sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menguasai
pembelajaran yang telah disampaikan disekolah. Prestasi belajar biasanya
dilambangkan dengan nilai-nilai yang mencerminkan sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai bagi masing-masing mata pelajaran atau
bidang studi. Hal ini didukung oleh Sudijono (Suryabrata, 2012) prestasi
adalah sala satu bahan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab
prestasi atau pencapaian peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-nilai
hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai sejauh mana tingkat
keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau
bidang studi.
Berdasarkan penjelasan diatas prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari
penilaian usaha belajar sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai
oleh peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk simbol atau angka.
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari dorongan dan
dukugan orang tua. Suryono (Slameto, 2003) menyampaikan bahwa orang tua
yang rajin dalam mengikuti perkembangan pendidikan anak dan memberi
dorongan serta teguran dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Orang tua
yang baik adalah orang tua adalah orang tua yang selalu siap dalam
mendampingi dan mendorong anak dalam belajar.
Musaheri (2007: 130) menyampaikan bahwa peran orang tua dapat
berpengaruh pada prestasi belajar anak disekolah . Orang tua yang
10
menjalankan perannya dengan baik seperti mendampingi, mengarahkan,
mengasuh, mendidik, menjaga, menanamkan nilai-nilai moral, memberikan
pesan dan nasihat serta memantau pergaulan akan membantu mencapai
keberhasilan anak. Hubungan antara anak dan orang tua akan merangsang dan
membimbing yang memungkan anak akan mencapai prestasi yang baik,
sebaliknya apabila orang tua acuh terhadap aktivitas belajar anak biasanya
anak cenderung malas akibatnya kecil kemungkinan anak akan mencapai
prestasi belajar yang baik.
Friedman (Palandeng, 2015) menyampaikan bahwa salah satu tugas
perkembangan keluarga khususnya orang tua dengan anak usia sekolah
adalah mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi belajar
disekolah, dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
Secara umum anak mengaharapkan orang tua dapat bertindak dengan tujuan
membantu menyelesaikan tugas perkembangan sedangkan secara khusus
membantu menyelesaikan tugas pendidikan, oleh karena itu masa sekolah
adalah masa dimana anak sangat membutuhkan dukungan serta arahan dari
orang tua. Orang tua yang memberikan dukungan pada anaknya dalam belajar
akan mampu meningkatkan semangat anak agar dapat belajar lebih giat lagi,
belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak mudah putus asa ketika
menghadapi kesulitan dalam belajar dan dapat bersosialilasi dengan baik.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua yang
senantiasa memberikan perhatian dan dorongan terhadap kegiatan belajar
11
anak tentunya akan memberikan arahan dalam belajar yang akan menuntut
siswa mencapai tujuan dan mencapai hasil belajar yang maksimal, sedangkan
orang tua yang kurang memberikan dukungan, tentunya akan menurunkan
aktivitasnya dalam belajar, sehingga hasil belajar anak tidak maksimal.
Berikut adalah kerangka pikir penelitian ini:
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hubungan pola asuh
orang tua dengan prestasi belajar pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 1
Ketapang Bakauheni maka hipotesis yang diajukan adalah:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua yang
otoritarian dengan prestasi belajar.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua yang
otoritatif dengan prestasi belajar.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua yang
mengabaikan dengan prestasi belajar.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua yang
menuruti dengan prestasi belajar.
Pola Asuh Orang Tua
(X)
Prestasi Belajar
(Y)
12
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar
1. Bidang Bimbingan Belajar
Bidang bimbingan belajar merupakan layanan yang diberikan kepada
siswa berkenaan dengan masalah-masalah belajar. Bidang bimbingan
belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-
kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh
kebodohan atau rendahnya intelegensi. Hal itu terjadi disebabkan mereka
tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai. Bidang bimbingan
belajar yaitu bidang yang membantu siswa mengatasi masalah-masalah
yang berkaitan dengan belajar dan juga membantu siswa mengembangkan
kemampuan belajar yang dimiliki. Bimbingan belajar merupakan salah
satu bagian dari empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial,
belajar dan karir.
Sukardi (2000: 46) mengungkapkan, bimbingan belajar adalah bimbingan
dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, memilih program studi
sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan
13
dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan. Thantawi
(Sukardi, 2000) mengungkapkan, bimbingan belajar adalah bidang
pelayanan bimbingan dan konseling yang membantu individu atau peserta
didik dalam mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik
untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan untuk
pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bidang bimbingan belajar
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan
belajar secara mandiri sesuai dengan tujuan yang akan dicapai agar siap
menempuh pendidikan selanjutnya.
2. Kaitan Bidang Bimbingan Belajar dengan Prestasi Belajar
Prestasi belajar berkaitan erat dengan bidang bimbingan belajar. Bidang
bimbingan belajar di sekolah ialah membantu siswa mengembangkan diri,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan sehingga mampu menperoleh prestasi belajar yang
memuaskan.
Prayitno (2004) mengungkapkan, bimbingan belajar merupakan salah satu
bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan disekolah.
Pengalaman menunjukan bahwa rendahnya prestasi belajar yang dialami
siswa tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi.
14
Seringkali rendahnya prestasi belajar terjadi disebabkan karena mereka
tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai.
Tujuan bidang bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa-
siswa agar mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar,
sehingga setiap siswa dapat belajar dengan efisien sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya dan mencapai perkembangan yang optimal.
Fungsi dari bidang bimbingan belajar adalah membantu memecahkan
masalah dan mengorientasikan siswa ke arah dunia kerja sesuai dengan
minat dan kemampuan yang dimiliki.
Berdasarkan pengertian, fungsi dan tujuan yang diatas maka dapat
disimpulkan bahwa bidang bimbingan belajar erat kaitannya dengan
prestasi belajar, karena dalam bimbingan belajar dilakukan proses bantuan
yang diberikan kepada siswa untuk dapat mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya dalam belajar, setelah melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar diharapkan mereka dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki masing-masing
yang bermuara pada pencapaian prestasi belajar siswa yang memuaskan.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Proses belajar yang dialami oleh murid menghasilkan perubahan-
perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, keterampilan
serta nilai dan sikap. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi
15
belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap tugas yang diberikan oleh
guru.
Suryabrata (2012) mengungkapkan, prestasi belajar lebih mengarah ke
sebuah simbol yang berbentuk angka yang menyatakan bentuk
keberhasilan dan tolak ukur kemampuan dari para peserta didik dalam
proses pembelajaran yang telah dilalui. Angka tersebut biasanya disebut
dengan nilai yang kemudian dicantumkan pada rapor sebagai bahan
evaluasi, jika nilai tinggi sudah dipastikan jika peserta didik tersebut
memiliki prestasi belajar yang baik, sedangkan jika rendah maka
sebaliknya.
Sudijono (Suryabrata, 2012) mengungkapkan, prestasi adalah salah satu
bahan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau
pencapaian peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-nilai hasil
belajar pada dasarnya mencerminkan sampai sejauh mana tingkat
keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata
pelajaran atau bidang studi.
Menurut Syah (2012: 141) mengungkapkan, bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program atau proses penilaian untuk
menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan
16
kriteria yang telah ditetapkan, sehingga prestasi belajar merupakan
kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan usaha kegiatan
tertentu dan dapat diukur hasilnya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat peneliti simpulkan prestasi belajar
adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar sejauh mana tingkat
keberhasilam yang telah dicapai oleh peserta didik yang dinyatakan dalam
bentuk simbol atau angka.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Syah (2012: 145) mengungkapkan, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam:
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek,
yaitu:
1) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Siswa ketika belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat.
Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta
kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. Cacat fisik juga
akan mengganggu proses belajar siswa.
2) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah)
Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, diantaranya
adalah:
17
a) Tingkat Kecerdasan/Inteligensi Siswa
Reber (Syah, 2012) mengungkapkan inteligensi adalah
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat
Tingkat kecerdasan siswa turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar. Semakin tinggi kemampuan inteligensi
seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih
sukses, begitu pula sebaliknya semakin rendah kemampuan
inteligensi seorang siswa maka semakin kecil pula
peluangnya untuk meraih sukses.
b) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektik berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek
orang, barang dan sebagainya, baik secra positif maupun
negative. Sikap siswa yang positif, baik kepada guru ataupu
pada mata pelajaran merupakan pertanda yang baik bagi
proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, bila yang muncul
adalah sikap negatif maka hal tersebut dapat menimbulkan
kesulitan belajar siswa tersebut sehingga prestasi yang
dicapai kurang memuaskan.
c) Bakat Siswa
Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
18
datang. Bakat juga dapat diartikan sebagai kemampuan
individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pemdidikan dan latihan. Misalnya,
seorang siswa yang berbakat dalam bidang seni, ia akan jauh
lebih mudah menyerap informasi pengetahuan dan
keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut
dibandingkan siswa lainnya, dengan demikian bakat akan
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi pada bidang-
bidang studi tertentu. Pemaksaan kehendak terhadap seorang
siswa ataupun ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya
sendiri, sehingga ia memilih jurusan keahlian yang kurang
tepat, akan memberikan dampak yang buruk terhadap kinerja
akademik (academic performance) ataupun prestasi
belajarnya.
d) Minat Siswa
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat ini turut
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam
bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang
menaruh minat besar terhadap matematika akan memutuskan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya sehingga ia
belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkannya.
e) Motivasi Siswa
19
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu, dalam pengertian ini
motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk
bertingkahlaku secara terarah. Motivasi ini dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam
diri siswa, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan
yang berasal dari luar diri siswa tersebu. Motivasi instrinsik
lebih signifikan dari dalam dirinya sendiri dan tidak
bergantung pada dorongan atau pengaruh lain.
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)
Faktor yang berasal dari luar siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa baik itu yang terdiri atas:
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa, selain itu yang termasuk
lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga
teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa
tersebut, apabila lingkungan tersebut kurang kondusif bagi
kegiatan belajar siswa tentunya hal tersebut akan berpengaruh
pada pencapaiam prestasinya. Lingkungan sosial yang paling
utama dan paling berpengaruh adalah orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri, dalam kegiatan belajar seorang anak perlu
20
diberikan dorongan dan pengertian dari orang tua. Anak-anak
suatu saat mengalami lemah semangat, dalam hal ini orang tua
berkewajiban memberikan pengertian dan dorongan, serta
semaksimal mungkin membantu memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi oleh anak di sekolah, bila memungkinkan orang tua
mengadakan konsultasi dengan guru bimbingan dan konseling,
guru bidang studi, dan wali kelas untuk mengetahui
perkembangan anak di sekolah.
2) Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa, semua faktor tersebut dipandang
turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar (approach to lerning)
Lawson (Syah, 2012) mengungkapkan, pendekatan belajar dapat
dipahami sebagai sagala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional
yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan belajar tertentu. Faktor pendekatan belajar juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Seorang siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang lebih tinggi
dari pada teman-temannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil
yang sama atau bahkan lebih rendah karena ia menggunakan
21
pendekatan belajar yang kurang tepat, sebaliknya seorang siswa yang
sebenarnya hanya memiliki kemampuan yang sedang atau rata-rata,
namun ia dapat mencapai prestasi yang optimal karena ia
menggunakan pendekatan belajar yang efisien dan efektif.
Ketiga faktor di atas (internal, eksternal, dan pendekatan belajar)
saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa
yang belajar karena motif ekstrinsik (faktor eksternal) biasanya
cenderung memilih pendekatan belajar yang sederhana dan tidak
mendalam, sebaliknya seorang siswa memiliki intelegensi tinggi
(faktor internal) mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor
eksternal) mungkin akan memiliki pendekatan yang lebih
mementingkan kualitas hasil pembelajaran, jadi karena pengaruh
faktor-faktor tersebut diatas, muncul siswa-siswa yang high-achievers
(berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau
gagal sama sekali.
B. Pola Asuh Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan
ibu,mereka merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah
yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung
jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk
mencapai tahapan tertentu. Orang tua merupakan orang yang lebih tua
22
atau orang yang dituakan, namun pada umumnya di masyarakat
pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu
Ibu. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, keduanya
juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anak-anaknya dengan
cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-
hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam
hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang
sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak, maka pengetahuan yang
pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian orang tua adalah ayah
ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli,dsb).
Purwanto (Djamarah, 2004) mengungkapkan orang tua adalah pendidik
sejati, pendidik karena kodratnya, oleh karena itu kasih sayang orang tua
terhadap anak-anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula, yang berarti
pendidik atau orang tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-
anak, dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri. Hal
ini hendaknya orang tua harus ingat bahwa pendidikan berdasarkan kasih
sayang saja kadang-kadang mendatangkan bahaya. Kasih sayang harus
dijaga jangan sampai berubah menjadi memanjakan anak. Kasih sayang
harus dilengkapi dengan pandangan yang sehat tentang sikap orang tua
terhadap anak.
23
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah
dua orang dewasa yang hidup bersama dalam ikatan perkawinan yang
telah melahirkan anak atau keturunan, yaitu ibu bapak yang mempunyai
tanggung jawab untuk membina anak-anaknya untuk diberikan
pendidikan, kasih sayang, dan kebutuhan lainnya.
2. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Soekirman (Shochib, 2010) mengungkapkan, pola pengasuhan adalah
asuhan yang diberikan ibu atau pengasuh lain berupa sikap, dan perilaku
dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat,
menjaga kebersihan, memberi kasih sayang, dan sebagainya. Semua hal
tersebut berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan fisik dan
mental, status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan
anak yang baik, peran keluarga dan masyarakat.
Shochib (2010) .mengungkapkan, pola asuh orang tua merupakan
interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan
pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing,
dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan
sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Casmini (Shochib, 2010) mengungkapkan, pola asuh orang tua adalah
bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan
mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga pada
upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan masyarakat pada
umumnya
24
Tujuan mengasuh anak adalah memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan remaja agar mampu bermasyarakat. Orang
tua menanamkan nilai-nilai kepada anak-anaknya untuk membantu
mereka membangun kompetensi dan kedamaian. Mereka menanamkan
kejujuran, kerja keras, menghormati diri sendiri, memiliki perasaan kasih
sayang, dan bertanggung jawab dengan latihan dan kedewasaan,
karakter-karakter tersebut menjadi bagian utuh kehidupan anak-anak.
Sebagai pengasuh dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat
berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya.
Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru
oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar
diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.
Hal demikian disebabkan karena anak mengidentifikasikan diri pada
orang tuanya sebelum mengadakan identifikasi dengan orang lain, dalam
mengasuh anaknya orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu.
Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan terhadap
prestasi belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh
orang tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang
meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik, membimbing, serta
mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
25
3. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua
Pola pengasuhan anak setiap orang tua mempunyai penerapan pola asuh
yang berbeda-beda. Penerapan pola asuh tersebut akan memberikan
dampak yang berbeda terhadap kepribadian anak, terutama pada prestasi
belajar anak.
Baumrind (Santrock, 2007: 167) mengungkapkan, pola asuh orang tua
dibagi dalam empat macam:
a. Pola Asuh Otoritarian
Pola asuh otoritarian adalah gaya pengasuhan yang membatasi dan
menghukum. Orang tua yang otoriter menerapkan batas dan kendali
yang tegas pada anak dan meminimalisir perdebatan verbal. Orang
tua yang otoriter mungkin juga sering memukul anak, memaksa
aturan secara kaku tanpa menjelaskannya, dan menunjukkan amarah
pada anak. Dampak pola asuh otoritarian jika diterapkan secara
berlebihan akan membuat anak tidak bahagia, ketakutan, minder,
memiliki sikap acuh dalam belajar, pasif, dan memiliki kempuan
komunikasi yang lemah. Pola asuh otoritarian memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Orang tua menentukan aturan tanpa diskusi.
2) Berorientasi pada hukuman.
b. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif mendorong anak untuk mandiri namun masih
menerapkan batas kendali pada tindakan mereka. Adanya kontrol
atas tindakan anak akan membentuk peningkatan prestasi dan
26
pengawasan dalam belajar anak, dimana anak akan merasa
didampingi dan diberi perhatian. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hart, Newell, & Olsen (Santrock, 2007:169) yang menyatakan
bahwa dalam pola asuh otoritatif menerapkan keseimbangan yang
tepat antara kendali dan otonomi, sehingga memberi kesempatan
untuk membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas,
dan panduan yang dibutuhkan anak, lebih cenderung melibatkan
anak dalam kegiatan memberi dan menerima secara verbal dan
memperbolehkan anak mengutarakan pandangan mereka,
kehangatan dan keterlibatan orang tua yang diberikan oleh oran tua
yang otoritatif membuat anak lebih bisa menerima pengaruh orang
tua. Anak yang memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa
mengendalikan diri dan mandiri, berorientasi pada prestasi dan bisa
mengatasi stres dengan baik. Orang tua yang otoritatif berupaya
menerapkan peraturan tersebut melalui pemahaman bukan dengan
paksaan sehingga orang tua lebih mengutamakan bimbingan dan
arahan kepada anak untuk membentuk kepribadian dan perilaku
anak. Ciri-ciri pola asuh otoritatif adalah sebagai berikut:
1) Orang tua mendorong anak untuk mandiri..
2) Orang tua memberi kesempatan kepada untuk berpendapat.
c. Pola Asuh yang Mengabaikan
Pola asuh mengabaikan adalah gaya pengasuhan dimana orang tua
sangat tidak terlibat dengan anak. Anak yang memiiliki orang tua
mengabaikan cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah dan
27
tidak memiliki kemampuan sosial. Banyak diantaranya memiliki
pengendalian diri yang buruk dan tidak mandiri. Mereka sering kali
memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa, dan mungkin terasing
dari keluarga, dalam masa remaja, mereka mungkin menunjukkan
sikap suka membolos dan nakal maka dari itu, dikarenakan
kurangnya perhatian dari orang tua mengakibatkan nilai belajar anak
menjadi menurun. Ciri-ciri pola asuh mengabaikan:
1) Mendahulukan kegiatan orang tua.
2) Anak kurang mendapat dukungan dari orang tua.
d. Pola Asuh yang Menuruti
Pola asuh menuruti adalah gaya pengasuhan di mana orang tua
sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut dan
mengontrol mereka. Orang tua menuruti cenderung membiarkan
anak melakukan apa yang diinginkan. Hasilnya, anak tidak pernah
belajar mengendalikan perilakunya sendiri dan selalu berharap
mendapatkan keinginannya. Anak yang memiliki orang tua yang
selalu menuruti cenderung mempunyai pengendalian diri yang
kurang (tidak bisa megatur jadwal belajar, tidak bisa mengendalikan
emosi), kurangnya pengendalian diri akan mempengaruhi prestasi
belajarnya. Hal ini diungkapkan oleh Zimmerman (Santrock, 2007)
siswa yang berprestasi tinggi adalah para pembelaar berdasarkan
pengendalian diri yang dapat mengatur cara belajarnya. Ciri-ciri pola
asuh menuruti:
1) Orang tua tidak terlalu menuntut atau mengontrol anak.
28
2) Orang tua membiarkan anak bertindak sendiri.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Baumrind (Santrock, 2007) mengungkapkan, pola asuh dikelompokkan
menjadi empat, yaitu pola asuh otoritarian, otoritatif, mengabaikan, dan
menuruti. Setiap pola asuh tersebut menunjukkan perbedaan-perbedaan
yang cukup jelas terlihat dalam pelaksanaannya.
Orang tua akan menggunakan suatu pola asuh yang dianggap sesuai dan
tepat untuk diterapkan kepada anak-anak mereka. Terdapat beberapa
faktor yang dianggap dapat mempengaruhi orang tua dalam menerapkan
suatu pola asuh. Edwards (Shochib, 2010) mengungkapkan, faktor yang
mempengaruhi pola asuh anak adalah:
a. Pendidikan Orang Tua
Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam pengasuhan anak akan
mempengaruhi persiapan mereka menjalankan pengasuhan. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam
menjalankan peran pengasuhan antara lain: terlibat aktif dalam setiap
pendidikan akan, mengamati segala sesuatu dengan berorientasi pada
masalah anak, selalu berupaya menyediakan waktu untuk anak-anak
dan menilai perkembangan fungsi keluarga dan kepercayaan anak.
Thomson (Soemanto, 2006) mengungkapkan, menunjukkan bahwa
pendidikan diartikan sebagai pengaruh lingkungan atas individu untuk
mengahsilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanen
didalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap. Orang tua yang
29
sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak
akan lebih siap menjalankan peran asuh, selain itu orang tua akan
lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan
yang normal.
b. Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak
mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola
pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.
c. Budaya
Orang tua banyak mengikuti cara dan kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat dalam mengasuh anak karena pola tersebut dianggap
berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang tua
mengaharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan
baik, dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua
dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya.
C. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar siswa dapat dilihat dari pencapaian
prestasi belajar. Syah (2012: 141) mengungkapkan, bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam sebuah program atau proses penilaian untuk menggambarkan prestasi
yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
sehingga prestasi belajar merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai
hasil dari melakukan usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya.
30
Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam
menguasai pembelajaran yang telah disampaikan disekolah. Prestasi belajar
biasanya dilambangkan dengan nilai-nilai yang mencerminkan sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai bagi masing-masing mata pelajaran atau
bidang studi. Hal ini didukung oleh Sudijono (Suryabrata, 2012) prestasi
adalah sala satu bahan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab
prestasi atau pencapaian peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-nilai
hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai sejauh mana tingkat
keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau
bidang studi.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak adalah
faktor pengasuhan dan perlakuan orang tua. Kedudukan orang tua merupakan
pendidik yang pertama dan utama dalam mendapatkan pendidikan.
Pengasuhan orang tua memberi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa,
maka peranan orang tua adalah mendorong, memberi semangat,
membimbing, dan memberi teladan yang baik pada anaknya guna mencapai
prestasi belajar yang baik.
Berdasarkan penjelasan diatas prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari
penilaian usaha belajar sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai
oleh peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk simbol atau angka.
31
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari dorongan dan
dukugan orang tua. Suryono (Slameto, 2003) menyampaikan bahwa orang tua
yang rajin dalam mengikuti perkembangan pendidikan anak dan memberi
dorongan serta teguran dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Orang tua
yang baik adalah orang tua adalah orang tua yang selalu siap dalam
mendampingi dan mendorong anak dalam belajar.
Musaheri (2007: 130) menyampaikan bahwa peran orang tua dapat
berpengaruh pada prestasi belajar anak di sekolah. Orang tua yang
menjalankan perannya dengan baik seperti mendampingi, mengarahkan,
mengasuh, mendidik, menjaga, menanamkan nilai-nilai moral, memberikan
pesan dan nasihat serta memantau pergaulan akan membantu mencapai
keberhasilan anak. Hubungan antara anak dan orang tua akan merangsang dan
membimbing yang memungkinkan anak akan mencapai prestasi yang baik,
sebaliknya apabila orang tua acuh terhadap aktivitas belajar anak biasanya
anak cenderung malas akibatnya kecil kemungkinan anak akan mencapai
prestasi belajar yang baik.
Friedman (Palandeng, 2015) menyampaikan bahwa salah satu tugas
perkembangan keluarga khususnya orang tua dengan anak usia sekolah
adalah mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi belajar
disekolah, dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
Secara umum anak mengaharapkan orang tua dapat bertindak dengan tujuan
membantu menyelesaikan tugas perkembangan sedangkan secara khusus
membantu menyelesaikan tugas pendidikan, oleh karena itu masa sekolah
32
adalah masa dimana anak sangat membutuhkan dukungan serta arahan dari
orang tua. Orang tua yang memberikan dukungan pada anaknya dalam belajar
akan mampu meningkatkan semangat anak agar dapat belajar lebih giat lagi,
belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak mudah putus asa ketika
menghadapi kesulitan dalam belajar dan dapat bersosialilasi dengan baik.
Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar memiliki
hubungan dengan pola asuh orang tua. Orang tua yang memberikan dukungan
dalam belajar akan mampu meningkatkan semangat anak agar dapat belajar
lebih giat lagi sehingga anak dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang
maksimal, sedangkan orang tua yang kurang memberikan dukungan tentunya
akan menurunkan aktivitas dalam belajar.
33
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian memegang peranan penting, karena salah satu ciri dari
penelitian adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai
penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Ketepatan pemilihan
metode merupakaan syarat yang penting agar mendapatkan hasil yang
optimal.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP PGRI 1 Ketapang Bakauheni pada Tahun
Pelajaran 2017/2018.
B. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian yang
akan digunakan untuk meneliti pengaruh pola asuh orang tua terhadap
prestasi belajar adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012: 6)
mengungkapkan metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
34
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Desain penelitian yang
digunakan adalah desain penelitian korelasional. Penelitian korelasional yaitu
salah satu statistik inferensi yang akan menguji dua variabel atau lebih
mempunyai hubungan atau tidak. Penelitian korelasional dapat memperoleh
informasi mengenai tingkat hubungan yang terjadi anatara variabel bebas
dengan variabel terikat.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian,
dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang,
peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Sarjono
(Sugiyono, 2012) populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang
diteliti. Tujuan pengambilan populasi adalah agar penelitian yang akan
dilaksanakan dapat secara jelas membatasi subjek yang akan diteliti.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP PGRI 1 Ketapang Bakauheni
Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 240 siswa dari 6 kelas.
35
2. Sampel
Sugiyono (2012: 6) mengungkapkan, sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang di miliki oleh populasi. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Probability sampling dengan cara
simple random sampling, yaitu dengan cara mengundi nomor absen siswa
setiap kelasnya.
Arikunto (2006: 134) menjelaskan apabila subjek kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, tetapi jika jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil antara
10% - 25% atau 20% - 25%. Penelitian ini, peneliti mengambil 55% dari
populasi sehingga sampel yang diambil adalah 133 dari 240 siswa, alasan
peniliti mengambil sampel sebanyak 55% dari populasi adalah untuk
memperoleh signifikansi yang baik diperlukan ukuran sampel yang besar
artinya semakin besar ukuran sampel maka kemungkinan kesalahan akan
semakin kecil.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam
penelitian. Sugiyono (2012: 60) mengungkapkan, variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
atau untuk ditarik kesimpulannya, jadi variabel ini pada dasarnya
36
merupakan suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen), yaitu:
a. Sugiyono (2012: 61) mengungkapkan, variabel bebas (independen)
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pola asuh orang tua. Jenis
pola asuh yang menjadi variabel bebas sebagai berikut:
1) Pola asuh otoritarian (X1)
2) Pola asuh otoritatif (X2)
3) Pola asuh mengabaikan (X3)
4) Pola asuh menuruti (X4)
b. Sugiyono (2012: 61) mengungkapkan, variabel terikat (dependen)
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas, dengan kata lain variabel terikat ini adalah
variabel yang harus dijelaskan secara lebih terperinci. Variabel terikat
dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar.
2. Definisi Operasional
Penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu:
a. Pola asuh orang tua adalah adalah suatu perilaku orang tua pada
anaknya yang meliputi kegiatan memelihara, mendidik, membimbing
37
serta mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Jenis pola asuh yaitu:
1) Pola asuh otoritarian
Pola asuh otoritarian merupakan cara orang tua dalam mendidik
dan membimbing anak dengan cara mengatur anak sesuai
kehendak orang tua.
2) Pola asuh otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh dimana orang tua selalu
mengakui dan menghargai kemampuan anak.
3) Pola asuh mengabaikan
Pola asuh mengabaikan adalah pola asuh dimana orang tua tidak
terlalu mementingkan kehidupan anak.
4) Pola asuh Menuruti
Pola asuh menuruti merupakan suatu cara mendidik dan
membimbing anak dengan jalan memberi kebebasan seluas-
luasnya kepada anak.
b. Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar
sejauh mana tingkat keberhasilam yang telah dicapai oleh peserta
didik yang dinyatakan dalam bentuk simbol atau angka
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Instrumen atau teknik pengumpulan data
38
yang digunakan dalam penelitian dari teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Angket Pola Asuh Orang Tua
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner atau angket. Walgito (2010: 72) mengungkapkan, kuisioner
atau angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau orang/anak yang ingin
diselidiki. Penelitian ini menggunakan angket tertutup, yang sudah
disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban
yang sesuai dengan dirinya, alasan peneliti menggunakan angket sebagai
alat pengumpul data dalam penelitian adalah:
a) Menghemat tenaga, waktu dan biaya
b) Lebih mudah untuk mendapat data secara objektif dari responden
c) Penggunaan angket sistematis dan terencana
d) Responden dapat lebih mudah memahami pertanyaan yang tersedia.
Pernyataan yang terdapat dalam angket terdiri dari item unfavorable dan
item favorable. Pernyataan favorable merupakan pernyataan yang berisi
hal-hal yang positif atau mendukung terhadap obyek sikap. Pernyataan
unfavorable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif yakni
tidak mendukung atau kontra terhadap obyek sikap yang hendak
diungkap. Prosedur pengisian angket cukup mudah dan sederhana.
Responden hanya diminta memilih jawaban ya dan tidak. Cara penilaian
yang diberikan yaitu pada item favorabel jawaban ya diberi skor 2 dan
tidak diberi skor 1, sedangkan item unfavorabel jawaban ya diberi skor 1
39
dan tidak diberi skor 2. Adapun bentuk pilihan jawaban dan skornya
seperti berikut ini:
Tabel 3.1 Skor Nilai Pilihan Jawaban Angket
PernyataanFavorable(Positif)
Unfavorable(Negatif)
Ya 2 1Tidak 1 2
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pola Asuh Orang Tua
No
Indikator DeskriptorNomor Item Item
Gugur+ -
1 Pola asuhotoritarian
1.1 Orang tua menentukanaturan tanpa diskusi
1, 2,3, 4
5, 6,7, 8
-
1.2 Berorientasi padaHukuman
9,10,11,12
13,14,15,16
-
2 Pola asuhotoritatif
2.1 Orang tua mendoronganak untuk mandiri
17,18,19,20
21,22,23,24
-
2.2 Orang tua memberikesempatan kepadaanak untukberpendapat
25,26,27,28
29,30,31,32
-
3Pola asuhmengabai
kan
3.1 Mendahulukankegiatan orang tua
33,34,35,36
37,38,39,40
37
3.2 Anak kurangmendapat dukungandari orang tua
41,42,43,44
45,46,47,48
-
4Pola asuhmenuruti
4.1 Orang tua tidak terlalumenuntut ataumengontrol anak
49,50,51,52
53,54,55,56
54
4.2 Orang tua membiarkananak bertindak sendiri
57,58,59,60
61,62,63,64
-
40
2. Metode Dokumentasi
Arikunto (2006: 231) mengungkapkan, teknik pemeriksaan dokumen
adalah pengumpulan informasi dan data secara langsung sebagai hasil
pengumpulan sendiri. Data yang dikumpulkan tersebut adalah bersifat
orisinil untuk dapat dipergunakan secara langsung. Teknik pemeriksaan
dokumen ini digunakan untuk melakukan pengumpulan data terhadap
prestasi belajar.
Teknik pengumpulan data terhadap prestasi belajar ini adalah dengan
mengambil data yang sudah tersedia, yaitu nilai raport pada semester
ganjil sebagai subjek penelitian yang merupakan hasil penilaian oleh
pihak akademis. Data dari prestasi belajar ini dikumpulkan dengan cara
melihat hasil raport semester ganjil dari seluruh subyek penelitian.
Penilaian prestasi belajar tersebut merupakan hasil evaluasi dari suatu
proses belajar formal yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka)
yang terdiri antara 1 sampai 10. Hasil ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
raport siswa yang diberikan oleh pihak guru dalam setiap masa akhir
tertentu (6 bulan) untuk sekolah lanjutan. Arikunto (2006: 281)
mengungkapkan, kriterian penilaian prestasi belajar sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Prestasi Belajar
Angka 100 Angka 10 Keterangan
80 - 100 8,0 - 10,0 Baik Sekali66 - 79 6,6 - 7,9 Baik56 - 65 5,6 - 6,5 Cukup40 - 55 4,0 - 5,5 Kurang30 - 39 3,0 - 3,9 Gagal
41
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh baik tidaknya instrumen yang
digunakan oleh karena itu, hendaknya peneliti melakukan pengujian terhadap
instrumen yang digunakan. Syarat instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Sugiyono (2012:173)
mengungkapkan, instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan instrumen
yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu struktur yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesalahan suatu instrumen. Validitas sangat penting karena
tanpa instrumen yang valid, data atau penelitian akan memberikan
kesimpulan yang bias. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah
instrumen yang dibuat dapat mengukur apa yang diinginkan. Data evaluasi
yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid, pada penelitian ini,
peneliti menggunakan validitas konstruks (construct validity). Sugiyono
(2012: 177) mengungkapkan, untuk menguji validitas konstruk dapat
digunakan pendapat dari para ahli (judgments experts), dalam hal ini
setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing dan pengajar di program studi Bimbingan dan
Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
diantaranya yaitu Yohana Oktariana, M. Pd, Moch Johan Pratama, M. Psi.,
42
Psi. dan Citra Abriani Maharani M. Pd., Kons setelah dilakukan judgement
expert, peneliti menganalisis hasil judgement expert menggunakan
koefisien validitas isi Aiken’s V. Azwar (2013: 134) mengungkapkan,
Aiken telah merumuskan formula Aiken’s V untuk menghitung Content
Validity Coeffisien yang didasarkan pada hasil penilaian panel ahli
sebanyak n orang terhadap suatu item mengenai sejauh mana item tersebut
mewakili konstruk yang diukur. Penilaian dilakukan dengan cara
memberikan angka antara 1 (yaitu sangat tidak mewakili atau sangat tidak
relevan sampai dengan 4 (yaitu sangat mewakili atau sangat relevan).
Adapun rumus formula Aiken’s V sebagai berikut:
V = ∑ S/ [n(c-1)]
Keterangan :
n : Jumlah panel penilaian (expert)Io : Angka penilaian validitas terendah (dalam hal ini = 1)c : Angka penilaian validitas tertinggi (dalam hal ini = 4)r : Angka yang diberikan seorang penilais : r – Io
Setelah dilakukan uji ahli, rentang angka V yang diperoleh antara 0 sampai
1,00 pada angket pola asuh orang tua yaitu:
43
Tabel 3.4 V Aiken’s Angket Pola Asuh Orang Tua
No V Aiken’s No V Aiken’s No V Aiken’s No V Aiken’s
1 0,66 17 0,66 33 0,66 49 0,66
2 0,66 18 0,66 34 0,66 50 0,66
3 0,66 19 0,66 35 0, 66 51 0,66
4 0,66 20 0,66 36 0,66 52 0,66
5 0,66 21 0,66 37 0,44 53 0,66
6 0,66 22 0,66 38 0,66 54 0,44
7 0,66 23 0,66 39 0,66 55 0,66
8 0,66 24 0,66 40 0,66 56 0,66
9 0,66 25 0,66 41 0,66 57 0,66
10 0,66 26 0,66 42 0,66 58 0,66
11 0,66 27 0,66 43 0,66 59 0,66
12 0,66 28 0,66 44 0,66 60 0,66
13 0,66 29 0,66 45 0,66 61 0,66
14 0,66 30 0,66 46 0,66 62 0,66
15 0,66 31 0,66 47 0,66 63 0,66
16 0,66 32 0,66 48 0,66 64 0,66
Tabel 3.5 Kriteria Validitas
Interval Koefisien Kategori0,8 - 1,000 Sangat Tinggi0,6 - 0,799 Tinggi0,4 - 0,599 Cukup Tinggi0,2 - 0,399 Rendah< 0,200 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel diatas dari 64 pernyataan angket pola asuh orang tua
terdapat 62 pernyataan yang dinyatakan valid serta 2 pernyataan
dinyatakan tidak valid karena hasil perhitungan Aiken’s V < 0.66.
pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 37 dan 54. Pernyataan yang tidak
44
valid akan dihilangkan karena sudah terdapat item yang mewakili untuk
mengungkapkan pola asuh orang tua.
Berdasarkan hasil uji ahli, maka hasil uji validitas isi semua item Aiken’s
V 62 item pernyataan skala pola asuh orang tua adalah 0.66 dengan
melihat kriteria validitas menurut Basrowi dan Koestoro (2006), maka
koefisien validitas pada angket pola asuh orang tua berkaidah keputusan
tinggi, artinya dapat memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang valid
dan dapat digunakan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Salah satu ciri alat ukur yang berkualitas baik adalah reliabel, yaitu
mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran kecil.,
dalam penelitian ini, untuk meneliti realibilitas penulis menggunakan
formula Alpha dari Cronbach. Penulis menggunakan formula ini karena
menurut Azwar (2013) data untuk menghitung koefisien realibilitas alpha
diperoleh lewat sekali saja penyajian angket pada sekolompok responden.
Hal ini tentu saja akan sangat membantu peneliti untuk menghemat waktu
dan biaya yang diperlukan. Rumus alpha yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
11 = − 1 1 −∑ 212
Keterangan :r11 = Koefisien reliabilitas instrumen∑ = Jumlah varian butir12 = Varians totalk = Jumlah butir pertanyaan
45
Sugiyono (2012:184) mengungkapkan, untuk mengetahui tinggi
rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas
Koefisien r Kategori0,80 – 1,000 Sangat tinggi0,60 – 0,799 Tinggi0,40 – 0,599 Cukup0,20- 0,399 Rendah0,00-0,199 Sangat rendah
Setelah uji coba istrumen penelitian diperoleh gambaran mengenai reliabilitas
angket dengan bantuan SPSS 16. Uji reliabilitas menggunakan statistik
dengan rumus Alpha Cronbach, dan diperoleh koefisien reliabilitas untuk
angket pola asuh orang tua sebesar 0,788 (lampiran 5 halaman 82-884). Hal
ini menunjukkan bahwa instrumen ini termasuk ke dalam kategori reliabilitas
yang tinggi, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam
penelitian ini dapat digunakan dalam penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian, dengan analisis data maka dapat membuktikan hipotesis
dan menarik kesimpulan tentang masalah yang akan diteliti, maka dari itu
teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui uji secara
kuantitatif dengan menggunakan metode statistik. Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah statistik korelasi untuk melihat hubungan antara pola
asuh orang tua dengan prestasi belajar dengan menggunakan uji normalitas,
uji linieritas, dan uji hipotesis.
46
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berasal dari populasi didistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang dipakai menggunakan teknik one sample kolmogorov-
smirnov dengan bantuan program SPSS 16.0. Jika nilai p > 0,05 berarti
berdistribusi data normal.
Hasil uji normalitas adalah 1) angket pola asuh orang tua otoritarian adalah
p = 0,261 ; p > 0,05, 2) angket pola asuh orang tua otoritatif adalah p =
0,104 ; p > 0,05, 3) angket pola asuh orang tua mengabaikan adalah p = ; p
> 0,196, 4) angket pola asuh orang tua menuruti adalah p = 0,109 ; p >
0,05 dan untuk prestasi belajar adalah p = 0,120 ; p > 0,05, maka diperoleh
keputusan data berdistribusi normal (lampiran 6 halaman 85)
2. Uji Linieritas
Uji Linieritas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran variabel X
dan variabel Y membentuk garis linier atau tidak. Uji linier dilakukan
dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. Jika nilai p > 0,05
berarti hubungan variabel independen dan dependen berpola linear.
Hasil uji linieritas untuk kedua variabel adalah 1) pola asuh oang tua
otoritarian dengan prestasi belajar memiliki nilai sebesar p = 0,756 ; p >
0,05, 2) pola asuh orang tua otoritatif dengan prestasi belajar memiliki
nilai sebesar p = 0,573 ; p > 0,05 3) pola asuh mengabaikan dengan
prestasi belajar memiliki nilai sebesar p = 0,760 ; p > 0,05, 4) pola asuh
orang tua menuruti dengan prestasi belajar belajar memiliki nilai sebesar
p = 0,956 ; p > 0,05. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hubungan
47
antara variabel pola asuh otoritarian (X1) dengan prestasi belajar (Y),
hubungan antara variabel pola asuh otoritatif (X2) dengan prestasi belajar
(Y), hubungan antara variabel pola asuh mengabaikan (X3) dengan
prestasi belajar (Y), dan hubungan antara variabel pola asuh menuruti
(X4) dengan prestasi belajar (Y), dinyatakan linier (lampiran 6 halaman
85-90).
3. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya. akan diterima jika hasil pengujian membenarkan
pernyataannya dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari
pernyataannya. Analisis dalam penelitian ini, data yang akan
dikorelasikan berbentuk interval, maka dari itu untuk menguji hipotesis
hubungan, akan diuji dengan menggunakan teknik korelasi Product
Moment. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
= N(ƩXY) − (ƩX)(ƩY)√{NƩX − (ƩX) }{NƩY − (ƩY)Keterangan :
= Koefisisen koreklasi antara X dan YƩ = jumlah skor butir, masing-masing itemƩy= jumlah skor totalN= jumlah respondenƩ = Jumlah kuadrat butirƩ = jumlah kuadrat totalKaidah keputusan : Jika rhitung > = valid
Jika rhitung< = tidak valid
Dari hasil analisis menggunakan rumus diatas dan bantuan SPSS 16.0
telah diketahui bahwa nilai rhitung untuk variabel pola asuh orang tua (X)
48
dengan prestasi belajar (Y) adalah 1) variabel pola asuh orang tua
otoritarian (X1) dengan prestasi belajar (Y) memiliki indeks korelasi
= 0,316 < = 0,333 dan nilai signifikansi p = 0,073 ; p >
0,05, yang berarti bahwa kedua variabel tersebut tidak memiliki
hubungan yang signifikan, 2) variabel pola asuh orang tua otoritatif (X2)
dengan prestasi belajar (Y) memiliki indeks korelasi sebesar 0,503
> = 0,304 dan nilai signifikansi p = 0,001 ; p < 0,05 yang berarti
bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan, 3)
variabel pola asuh orang tua mengabaikan (X3) dengan prestasi belajar (Y)
memiliki indeks korelasi = 0,304 < = 0,349 dan nilai
signifikansi p = 0,102 ; p > 0,05, yang berarti bahwa kedua variabel
tersebut tidak memiliki hubungan yang signifikan, 4) variabel pola asuh
orang tua menuruti (X4) dengan prestasi belajar (Y) memiliki indeks
korelasi = 0,301 < = 0,349 dan nilai signifikansi p = 0,106 ;
p > 0,05, yang berarti bahwa kedua variabel tersebut tidak memiliki
hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil dari data diatas terdapat satu
jenis pola asuh yang memiliki hubungan signifikan dengan prestasi belajar
yaitu pola asuh otoritatif, yang mana rhitung > rtabel. (lampiran 7 halaman 91-
92).
62
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan statistik sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua
otoritarian dengan prestasi belajar dengan nilai rhitung = 0,316 < rtabel =
0,333 dan nilai p = 0,073 ; p > = 0,05.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua otoritatif
dengan prestasi belajar dengan nilai rhitung = 0,503 > rtabel = 0,304 dan
nilai p = 0,001 ; p < = 0,05.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua
mengabaikan dengan prestasi belajar dengan nilai rhitung = 0.304 < rtabel =
0,349 dan nilai p = 0,102 ; p > 0,05.
4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua
menuruti dengan prestasi belajar dengan nilai rhitung = 0,301 < rtabel = 0,349
dan nilai signifikansi p = 0,106 ; p > 0,05.
63
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat diajukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru BK
Bagi guru BK diharapkan dapat bekerjasama dengan orang tua siswa
dengan mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua siswa untuk
memberikan pemahaman mengenai pola asuh orang tua terhadap anak,
serta manfaat pemberian pola asuh yang tepat kepada anak agar dapat
mencapai keberhasilan sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat
tercapai.
2. Bagi Siswa
Siswa sebaiknya lebih memahami cara atau strategi belajar yang kalian
gunakan untuk menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
dengan melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa seperti dari aspek fisiologis (keadaan fisik) dan aspek
psikologis (motivasi siswa).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Bandung: Rineka Cipta.
Azwar, S. 2013. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Basrowi & Budi, K. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta:Yayasan Kampusina
Djamarah, S. B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga.Jakarta: Rineka Cipta.
Musaheri. 2007. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: IRSiSoD.
Nurmah. 2014. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar AnakUsia Sekolah Dasar Kelas II dan III. Jurnal Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Sukabumi. Volume 8, Nomor 1.
Palandeng, H. 2015. Hubungan Peran Orang Tua Dengan Prestasi Belajar AnakUsia Sekolah Di SDN Inpres I Tumaratas Kecamatan Lawongan Barat.Jurnal Keperawatan. Volume 3. Nomor 2.
Prayitno & Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Rineka Cipta.
Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak Jilid Dua. Jakarta: PT Glora AksaraPratama.
Shochib, M. 2010. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu AnakMengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, K. D. 2000. Pengantar Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, S. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syah, M. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tolada, T. 2012. Hubungan Keterlibatan Antara Dukungan Orang Tua DenganPrestasi Belajar Anak Usia Sekolah di SDIT Permata Hati Banjarnegara.Jakarta: Universitas Indonesia. Volume 02. Nomor XVIII.
Uno, H. B. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Walgito, B. 2010. Pengantar Psikolog Umum. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.