27
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA PADA REMAJA KELAS 3 DI SMA 3 SALATIGA OLEH MG DEKA GERIADI 80 2013 139 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

  • Upload
    hakien

  • View
    284

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN

PUTUS CINTA PADA REMAJA KELAS 3 DI SMA 3 SALATIGA

OLEH

MG DEKA GERIADI

80 2013 139

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan
Page 3: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan
Page 4: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan
Page 5: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : MG Deka Geriadi

Nim : 80 2013 139

Program Studi : Piskologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal

bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royality freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA

PADA REMAJA KELAS 3 DI SMA 3 SALATIGA

Dengan hak bebas royality non-exclusive ini, UKSW berhak menyimpan mengalih

media/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada Tanggal : 13 Desember 2016

Yang menyatakan,

MG Deka Geriadi

Mengetahui,

Pembimbing Utama

Heru Astikasari S. Murti, S.Psi., MA.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan ini :

Nama : MG Deka Geriadi

Nim : 802013139

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA

PADA REMAJA KELAS 3 DI SMA 3 SALATIGA

Yang dibimbing oleh :

Heru Astikasari S. Murti, S.Psi., MA.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangakai kalimat

atau gambar serta symbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa

memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 13 Desember 2016

Yang memberi pernyataan

MG Deka Geriadi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA

PADA REMAJA KELAS 3 DI SMA 3 SALATIGA

Oleh

MG Deka Geriadi

802013139

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui Pada Tanggal : 4 Januari 2017

Oleh:

Pembimbing Utama

Heru Astikasari S. Murti, S.Psi., MA.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, M.S Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN

PUTUS CINTA PADA REMAJA KELAS 3 DI SMA 3 SALATIGA

MG Deka Geriadi

Heru Astikasari S. Murti.

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 9: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan perasaan

putus cinta pada remaja akhir kelas 12 SMA 3 Salatiga. Dalam penelitian ini menggunakan

teknik accidental sampling dengan partisipan penelitian berjumlah 60 partisipan, yang berusia

18 tahun dan pernah merasakan perasaan putus cinta dalam waktu minimal 1 minggu.

Variabel regulasi emosi diukur dengan menggunakan skala regulasi emosi yang diadaptasi

dari Gross (2007), yang berjumlah 30 item, dan variabel perasaan putus cinta Lavie (2003)

yang berjumlah 40 item. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis korelasi Pearson

Product Moment dan diperoleh hasil r= 0,479 dengan signifikansi 0,00 (p<0,01). Hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara regulasi emosi dengan

perasaan putus cinta pada siswa kelas 12 di SMA 3 Salatiga.

Kata kunci: Regulasi Emosi, Perasaan Putus Cinta, remaja

Page 10: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

ii

Abstract

The aim of this research is to know the relationship between the regulation

of emotion with feeling of love for the 3rd

grade students at SMA 3 Salatiga. In this

research uses the technique of sampling accidental by involving 60 participants, aged 18

years old and had experience a breakup within at least a week. Variables of

emotion regulation is measured by using a scale adapted from Gross (2007), the total are 30

items, and variables of the feeling of breakup from Lavie (2003) are 40 items. The data

analysis uses the technique of correlation analysis of Pearson Product Moment and the

obtained result is r= (-) 0,230 with the significance of 0,039 (p<0,05). The

research shows that there is a significant of negative relationship between the regulation

of emotion with the feeling of breakup for the 3rd

grade students at SMA 3 Salatiga.

Keyword: Regulation, feeling of love,adolescent

Page 11: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

1

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

Kebanyakan remaja pasti pernah mengenal dan mengalami yang namanya jatuh cinta,

pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan oleh remaja, karena sesuai dengan ciri-ciri

dan tugas-tugas perkembangannya bahwa pada masa ini remaja akan merasa tertarik terhadap

lawan jenis Santrock (2012). Sehingga tidak heran apabila remaja yang putus cinta akan

merasakan kesedihan serta kekecewaan yang mendalam dan berujung pada tindakan-tindakan

negatif seperti bolos kuliah, mengurung diri di kamar, stress, kehilangan semangat kuliah,

dan bahkan adapula yang melakukan bunuh diri. Seorang mahasiswa bernama Efr (20tahun)

ditemukan tewas di rumahnya di kawasan Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta

Selatan, Rabu (27/7/2016), ia diduga gantung diri akibat putus cinta (dalam Tribun Timur

ditulis oleh Surya Malang, 2016).

Menurut Oktaviani (2010), menyatakan bahwa fenomena putus cinta yang

mendatangkan dampak negatif juga terjadi di Surabaya, bahwa kondisi mental sebagian

remaja Surabaya sungguh memprihatinkan. Menurut informasi yang berhasil didapatkan

bahwa berdasar data IRD RSU dr Soetomo. Kasus remaja mengalami intoksikasi disebabkan

oleh kondisi remaja yang sangat kalut sehingga remaja menggunakan bahan kimia yang

keras. Kondisi berakhirnya hubungan cinta atau pacaran pada remaja menimbulkan dampak

yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Oktavian (2010), bahwa salah satu resiko pacaran adalah putus cinta.

Menurut Yuwanto (2011), Putus cinta adalah kejadian berakhirnya suatu hubungan

cinta yang telah dijalin dengan pasangannya. Ada beberapa reaksi saat mengalami putus

cinta: Shock

Page 12: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

2

(kondisi kaget atau tidak menduga), Encounter reaction (perasaan kehilangan, pikiran acau

dan sedih), Retreat (reaksi penolakan, saat mengalami putus cinta).

Menurut Lavine (2003), penderitaan akibat putus cinta adaah suatu bentuk

penderitaan yang dialami oleh seorang pasangan kekasih, tetapi ternyata mereaka tidak saling

mencintai lagi, sehingga mereka mengalami putus cinta, dan mereka yang mengalami hal

tersebut akan menderita dan sedih. Adapun ciri-ciri perasaan putus cinta menurut Lavine

dalam lolong (2003), adalah rasa takut, sedih, kecewa, menderita, dan amarah.

Dari hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa perasaan putus cinta adalah

suatu rasa yang di miliki oleh setiap individu meliputi rasa takut, sedih, amarah, menderita,

dan kecewa akibat kejadian berakhirnya suatu hubungan yang dibina dengan pasangannya.

Berakhirnya jalinan cinta atau putus cinta dapat dianggap sebagai pengalaman berharga dan

merupakan suatu proses menuju kedewasaan dalam hidup oleh seorang individu. Namun bagi

remaja yang sudah berpacaran lama dan cinta terlanjur mendalam, tentu mngalami kepedihan

yang sangat mendalam, dan merupakan hal terberat serta paling menyakitkan yang membuat

remaja larut dalam kesedihannya. Hal tersebut merupakan perilaku negatif yang dilakukan

oleh remaja, yang berhubungan dengan emosi.Permasalahan emosi pada masa remaja sangat

menarik sebab emosi merupakan suatu fenomena yang dimiliki oleh setiap manusia, dan

dapat dirasakan setiap harinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuli (2012) menunjukan bahwa, hasil survei terhadap

188 siswa di SMK Negeri 8 Surakarta dan SMK Batik 1 Surakarta, mengalami reaksi akibat

putus cinta, 57,45% siswa mengalami kesedihan, 21,04% merasa galau, 13% biasa-biasa

saja, 7,98% merasa bahagia, dan 1,06% merasa marah. Kemudian sebanyak 68,62% siswa

merasakan kesedihan selama kurang dari satu bulan, 14,89% selama tiga sampai enam bulan,

Page 13: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

3

4,25% selama enam bulan sampai satu tahun, dan 4,79% mengalami kesedihan selama lebih

dari satu tahun.

Dalam menghadapi persoalan putus cinta individu akan mengalami yang namanya

emosi. Individu mampu mengekspresikan suasana hati yang dialaminya yang disebabkan

oleh stimulus tertentu dari permasalahannya. Ketika disaat seorang individu merasakan emosi

dalam bentuk bahagia, dia akan mengekspresikannya dalam bentuk bahagia, jika individu

merasakan emosi marah, dia dapat saja mengekspresikan suasana hatinya dengan

membanting barang-barang di sekitarnya. Pengendalian emosi merupakan hal yang penting

bagi setiap individu, agar mampu mengendalikan emosinya di saat remaja sedang

menghadapi suatu masalah.Untuk itu, pengendalian emosi pada remaja sangat diperlukan,

agar remaja bisa mengelola emosinya.

Menurut Oktaviani (2010) dalam penelitiannya bahwa ada sebagian remaja kususnya

pada remaja akhir saat mengalami putus cinta ada yang mampu mengontrol emosinya dan

ada yang kurang mampu mengontrol emosi. Remaja akhir yang mampu mengontrol tidak

mengalami stres dan mampu menjalani kehidupan sosialnya sengan baik.Berbeda dengan

remaja akhir yang kurang mampu mengontrol emosinya.Terlebih-lebih bagi remaja akhir saat

berpacaran sudah melakukan hubungan seks ada perasaan benci dan marah atas pemutusan

hubungan oleh pasangannya.Usaha-usaha yang dapat di lakukan oleh individu untuk

mengatur emosi mereka dapat disebut dengan regulasi emosi.

Gross (2007) Regulasi emosi yang dimaksud lebih kepada kemampuan individu

dalam mengatur dan mengekspresikan emosi dan perasaan tersebut dalam kehidupan sehari-

hari. Regulasi emosi ini lebih pada pencapaian keseimbangan emosional yang dilakukan oleh

seseorang baik melalui sikap atau perilakunya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh individu

untuk mengatur emosi mereka. Oleh karena itu kemampuan meregulasi atau mengendalikan

Page 14: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

4

emosi sangatlah diperlukan untuk mengatur suasana hati.Regulasi emosi dapat terjadi secara

otomatis atau terkontrol dan disadari atau tidak disadari.Gross (2007) menjelaskan aspek-

aspek regulasi emosi sebagai berikut, pertama dapat mengatur emosi dengan baik yaitu emosi

positif maupun emosi negatif.Kedua, dapat mengendalikan emosi sadar, mudah dan otomatis.

Ketiga, dapat menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang dihadapinya.

Menurut (Hurlock, 2003) bahwa upaya untuk menyadari emosi yang dialami

merupakan langkah penting bagi remaja sebab kesadaran akan perasaan yang dialami akan

mengembangkan tipe perilaku adaptif yang dapat memfasilitasi terciptanya interaksi sosial

yang positif. Hal ini perlu dilakukan mengingat masa remaja secara tradisional dianggap

sebagai periode “badai dan tekanan”, dimana pada masa itu emosi meninggi sebagai akibat

dari perubahan fisik dan kalenjar. Akan tetapi, tidak semua remaja menjalani masa badai dan

tekanan, ada juga sebagian besar remaja mengalami kestabilan emosi. Jenis yang secara

normal dialami para remaja adalah cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih dan

lainnya lagi. Perbedaannya terletak para rangsangan yang di miliki oleh remaja saat

membangkitkan emosinya dan khususnya pola pengontrolan atau regulasi emosi yang

dilakukan individu terhadap ungkapan emosi remaja.

Regulasi emosi dapat menyebabkan emosi meningkat atau menurun dan dapat

melibatkan emosi positif dan emosi negatif.Pengendalian emosi membantu individu

menyesuaikan diri dengan situasi di lingkungannya.Individu dapat menempatkan diri dalam

situasi yang tepat.Remaja dapat membedakan kapan dan bagaimana emosi ditunjukan (Yuli,

2012).

Dari hasil peneltian menurut Purwatmoko (2012) menyatakan bahwa remaja yang

mengalami perasaan putus cinta, ada yang tidak mampu mengatur emosinya sehingga subjek

melakukan tindakan perilaku-perilaku negatif seperti membanting barang. Namun, remaja

yang mampu mengontrol emosinya saat ia mengalami perasaan putus cinta tetapi rasa sakit

Page 15: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

5

putus cinta masih dirasakan, membuat individu dapat mengatur emosinya karena rasa sabar

dalam menghadapi persoalan yang mereka hadapi.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan pada tanggal 15 September

2016 pada 5 siswa di SMA 3 Salatiga menyatakan bahwa, ketika mereka merasaan perasaan

saat putus cinta, mereka akan merasakan yang namanya rasa senang, sedih ataupun kecewa.

Ketika mereka mampu mengatur emosi mereka saat putus cinta, mereka akan lebih mampu

memunculkan emosi-emosi yang positif. Sehingga dalam menghadapi permasalahan yang

sedang di alami, mereka mampu mengatur emosi mereka saat putus cinta. Namun sebaliknya

ketika mereka tidak mampu mengatur emosi, mereka akan mengeluarkan emosi-emosi yang

negatif seperti membolos sekolah, dan berkata kasar terhadap pasangannya, dan ada pua yang

berdiam diri di kamar sampai sakit. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin meneliti

mengenai adalah “Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Perasaan Putus Cinta pada

Remaja Kelas 12 SMA 3 Salatiga”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara regulasi emosi dengan perasaan putus cinta pada remaja akhir kelas 12 SMA

3 Salatiga. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memotivasi siswa supaya memiliki

emosi-emosi yang positif.

HIPOTESIS

Ada hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dengan perasaan putus cinta pada

remaja sma 3 salatiga.

METODE PENELITIAN

Page 16: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

6

Definisi Operasional

Variabel Tergantung : Perasaan Putus Cinta

Menurut Yuwanto (2011), putus cinta adalah kejadian berakhirnya suatu hubungan

cinta yang telah dijalin dengan pasangannya. Ciri-ciri perasaan putus cinta adalah rasa takut,

sedih, kecewa, menderita, dan amarah (Lavie, 2003). Dari hal tersebut peneliti dapat

menyimpulkan bahwa perasaan putus cinta adalah suatu rasa yang di miliki oleh setiap

individu meliputi rasa takut, sedih, amarah, menderita, dan kecewa akibat kejadian

berakhirnya suatu hubungan yang dibina dengan pasangannya. Seseorang yang masih

mencintai pasangannya dan kemudian mengalami putus cinta umumnya akan menunjukan

reaksi kehilangan terutama diawal putus cinta. Perasaan putus cinta ini di ukur dengan

menggunakan skala perasaan putus cinta.

Variabel Bebas : Regulasi Emosi

Gross (2007) Regulasi emosi yang dimaksud lebih kepada kemampuan individu

dalam mengatur dan mengekspresikan emosi dan perasaan tersebut dalam kehidupan sehari-

hari. Regulasi emosi ini lebih pada pencapaian keseimbangan emosional yang dilakukan oleh

seseorang baik melalui sikap atau perilakunya.

Partisipan

Partisipan adalah remaja usia 18 tahun kelas 12 SMA 3 Salatiga,yang pernah mengalami

perasaan putus cinta dengan rentang maksimal 1 minggu, karena pada rentang waktu ini

merupakan saat yang tepat untuk menilai apakah mereka berhasil melakukan regulasi

emosinya dan bisa menerima kenyataan.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

7

Teknik Pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2013) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel data

dengan pertimbangan tertentu dan sesuai dengan tujuan yang di kehendaki.

1. Skala Regulasi Emosi

Skala ini diadaptasi oleh penulis dari Gross (2007) menjelaskan aspek-aspek regulasi

emosi sebagai berikut, (1) dapat mengatur emosi dengan baik yaitu emosi positif maupun

emosi negatif. (2), dapat mengendalikan emosi sadar, mudah dan otomatis. (3), dapat

menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang dihadapinya. Skala regulasi

emosi menggunakan skala Likert yang terdiri dari 30 item. Terdiri dari 16 pernyataan

favorebel yang menggunakan 5 pilihan jawaban, antara lain: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai),

R (Ragu-ragu), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Subjek akan mendapatkan

skor 5 untuk jawaban yang sangat sesuai (SS), skor 4 untuk jawaban S (Sesuai), skor 3 untuk

jawaban R (Ragu-ragu), skor 2 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), skor 1 untuk jawaban STS

(Sangat Tidak Sesuai). Untuk pernyataan unfavorable dengan item 14. Subjek akan

mendapatkan skor 1 untuk jawaban yang sangat sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban S (Sesuai),

skor 3 untuk jawaban R (Ragu-ragu), skor 4 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), skor 5 untuk

jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai).

Peneliti mendapatkan 60 responden untuk mengisi angket yang sesuai kriteria.Setelah

melakukan penelitian didapatkan reliabel sebesar 0,708, menurut Kalan dan Saccuzo (1992)

merekomendasikan nilai alpha cronbach sebesar 0,7-0,8, sehingga hasli penelitian yang telah

dilakukan data dikatakan reliabel. Dari 30 item yang diujikan dengan standar minimal

0,25(berdasarkan Azwar, 2012) terdapat 6 item yang gugur. Nilai r hitung item total korelasi

item yang tidak gugur berkisar antara 0,28- 0,568.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

8

2. Skala Perasaan Putus Cinta

Skala ini dibuat oleh penulis berdasarkan Lavie (2003) ciri-ciri putus cinta yaitu rasa

takut, sedih, kecewa, menderita, dan amarah.Skala perasaan putus cinta menggunakan skala

Likert yang terdiri dari 40 item, dari 20pernyataan favorable, dan 20 pernyataan unfavorable.

Skala Likert ini menyediakan 4 pilihan jawaban, antara lain: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai),

R (Ragu-ragu), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Subjek akan mendapatkan

skor 5 untuk jawaban yang sangat sesuai (SS), skor 4 untuk jawaban S (Sesuai), skor 3 untuk

jawaban R (Ragu-ragu), skor 2 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), skor 1 untuk jawaban STS

(Sangat Tidak Sesuai). Untuk pernyataan unfavorable dengan item 20. Subjek akan

mendapatkan skor 1 untuk jawaban yang sangat sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban S (Sesuai),

skor 3 untuk jawaban R (Ragu-ragu), skor 4 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), skor 5 untuk

jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai).

Dalam hal ini, peneliti menggunakan try out terpakai. Saat penelitian dilakukan

peneliti mendapatkan 60 responden untuk mengisi angket yang sesuai kriteria. Setelah

melakukan penelitian didapatkan reliabel sebesar 0,769, menurut Kalan dan Saccuzo (1992)

merekomendasikan nilai alpha cronbach sebesar 0,7-0,8, sehingga hasli penelitian yang telah

dilakukan data dikatakan reliabel. Dari 40 item yang diujikan dengan standar minimal

0,25(berdasarkan Azwar, 2012) terdapat 13 item yang gugur. Nilai r hitung item total korelasi

item yang tidak gugur berkisar antara 0,27- 0,493.

Teknis Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, berupa penyebaran angket, maka selanjutnya

penulis melakukan analisis pada data terkait. Karena penelitian ini bersifat asosiatif maka

penulis akan menggunakan teknik korelasi pearson sebagai metode analisis data.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

9

Analisis Data

Hasil analisis data yang dilakukan adalah didapatkan dari kuesioner yang dibagikan kepada

responden. Adapun uji yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas dan uji korelasi

pearson.

HASIL PENELITIAN

Hasil Analisa Deskriptif

Variabel Regulasi Emosi

Variabel regulasi emosi memiliki 24 item dengan jenjang skor 1 sampai dengan

5.Pembagian skor tertinggi dan rendah adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi:24 x 5 = 120

Skor terendah: 24 x 1 = 24

Pembagian interval dilakukan menjadi lima kategori, yaitu rendah, sedang, tinggi.

Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor

terendah dam membaginya dengan jumah kategori.

i = 32

Page 20: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

10

Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditentukan interval dan kategori regulasi

emosi sebagai berikut:

Sedang : 56 < x ≤ 88

Rendah : 24 < x ≤ 56

Tabel 1.Kriteria Skor Regulasi Emosi

No Interval Kategori N Means Presentasi

1. 88<x ≤ 81,6 Tinggi 0

2. 56< x≤ 88 Sedang 23 38,33 %

3. 24<x ≤ 56 Rendah 37 43,95 61,67%

Jumlah 60

SD= 9,09 MIN=29 MAX= 72

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada individu yang memiliki regulasi

emosi yang rendah, sedang, tinggi.Pada ketegori sangat sedang di dapati presentase sebesar

38,33%, dan kategori rendah didapati presentase 61,67%. Berdasarkan mean yang didapatkan

oleh subyek yaitu 43,95 maka berada pada kategori rendah.

Variabel Perasaan Putus Cinta

Variabel perasaan putus cinta memiliki 27 item dengan jejang skor 1 sampai dengan

5. Pembagian skor tertinggi dan rendah adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi: 27 x 5 = 135

Skor terendah: 27 x 1 = 27

Page 21: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

11

Pembagian interval dilakukan menjadi lima kategori, yaitu rendah, sedang, tinggi,

Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor

terendah dam membaginya dengan jumah kategori.

i = 36

Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditentukan interval dan kategori perasaan

putus cinta sebagai berikut:

Sedang : 56< x ≤ 88

Rendah : 24 < x ≤ 56

Tabel 2.Kriteria Skor Perasaan Putus Cinta

No Interval Kategori N Means Presentasi

2. 99< x≤ 91,8 Tinggi 0

3. 63< x≤ 99 Sedang 1 1,67%

4. 27< x≤ 63 Rendah 59 53,18 98,33%

Jumlah : 60 100%

SD= 8,73 MIN=36MAX=73

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada individu yang memiliki regulasi

emosi yang rendah, sedang dan tinggi. Pada ketegori sedang di dapati presentase sebesar 1,67

Page 22: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

12

%, dan kategori rendah didapati presentase 98,33%. Berdasarkan mean yang didapatkan oleh

subyek yaitu 53,18 maka berada pada kategori rendah.

Uji Asumsi

Uji Normalitas

Uji Normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Data

dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai p yang didapat dari hasil analisa

menggunakan program SPSS 16.0. Uji ini menghasilkan bahwa skala regulasi emosi (K-S-Z=

1,115nilai sig 0,167 (p 0,05) menunjukkan data-data yang normal dan skala perasaan putus

cinta (K-S-Z= 0,547 nilai sig 0,926 (p 0,05) menunjukkan data-data berdistribusi normal.

Uji Linearitas

Hasil uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas

hubungan tersebut.didapatkan FDeviation from Linearity= 1.447 dengan sig. =0,161(p >

0,05), yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut linear.

Uji Korelasi

Correlations

VAR0000

1

VAR0000

2

VAR0000

1

Pearson

Correlation

1 -.230*

Sig. (1-tailed) .039

N 60 60

Page 23: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

13

VAR0000

2

Pearson

Correlation

-.230* 1

Sig. (1-tailed) .039

N 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Hasil dari uji korelasi menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara

regulasi emosi dengan perasaan putus cinta padasiswa kelas 3 SMA 3 Salatiga denganr = -

0,230 dan sig. 0,039 (p<0.05) yang berarti bahwa ada hubungan negatif yang signifikan. Hal

ini berarti hipotesis penelitian yang menyatakan adanya hubungan negatif yang signifikan

antara regulasi emosi dengan perasaan putus cinta pada siswa kelas 3 SMA 3 Salatiga.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian uji korelasi Pearson menunjukan koefisien korelasi (r) =-

0,230 dengan sig, =0,039 (p < 0,05) yang berarti ada hubungannegatif yang signifikan antara

regulasi emosi dengan perasaan putus cinta pada remaja di SMA 3 Salatiga. Hal ini

menunjukan bahwa ketika individu memiliki regulasi emosi yang tinggi maka perasaan putus

cinta yang di alami semakin rendah. Adapun hal ini dimungkinkan terjadi karena, individu

mampu mengelola emosinya dengan baik, sehingga dalam menghadapi permasalahan seperti

putus cinta, subjek mampu berfikir positif dan menjadikan hal tersebut sebagai suatu

pengalaman yang berharga, sehingga dalam mengekspresikan perasaan putus cinta, ia akan

memunculkan emosi-emosi yang positif.

Menurut Yuwanto (2011), Perasaan putus cinta adalah suatu rasa yang di miliki oleh

setiap individu meliputi rasa takut, sedih, amarah, menderita, dan kecewa akibat kejadian

berakhirnya suatu hubungan yang dibina dengan pasangannya. Ada beberapa reaksi saat

mengalami putus cinta: Shock (kondisi kaget atau tidak menduga), Encounter reaction

Page 24: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

14

(perasaan kehilangan, pikiran acau dan sedih), Retreat (reaksi penolakan, saat mengalami

putus cinta). Dari beberapa reaksi yang dimunculkan, dipengaruhi oleh regulasi emosi yang

dimiliki oleh setiap individu. Jika remaja memiliki regulasi emosi yang tinggimaka, ia

mampu menerima situasi yang dialaminya dan tidak terpengaruhi oleh emosi negatif,

sehingga remaja menampilkan respon emosi yang positif. Sedangkan remaja yang tidak

mampu meregulasi emosi saat mengalami putus cinta ada kecenderungan untuk bertindak

negatif (Purwatmoko, 2012).

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Oktaviani, (2010) yang menyatakan bahwa,

ketika individu memiliki regulasi emosi yang tinggimaka ia akan memiliki perasaan putus

cinta yang rendah. Hal tersebut terjadi dikarenakan individu mampu mengelola emosinya

dengan cara berfikir positif dan selalu menjadikan hal tersebut sebagai suatu proses untuk

menuju suatu kedewasaan. Sehingga dalam mengekspresikan emosinya ia mampu

memunculkan emosi yang baik, seperti rasa bahagia. Namun sebaliknya ketika individu

memiliki regulasi emosi yang rendah maka ia akan memiliki perasaan putus cinta yang tinggi.

Hal ini dikarenakan individu tidak mampu mengelola emosinya dengan baik,tidak mampu

mengatur suasana hati dan perasaannya, sehingga individu selalu mengekspresikan emosinya

dengan rasa sesih, kecewa dan depresi.

Hal tersebut diperkuat dari hasil identifikasi yang menunjukkan bahwa presentase

regulasi emosi sebagian besar partisipan pada kategori regulasi emosi yang rendah dengan

persentase 66,67%.Hal ini berarti bahwa regulasi emosi yang dimilikinya berada pada

ketegori rendah. Sedangkan untuk perasaan putus cinta, sebagian besar partisipan berada

pada kategori tinggi dengan persentase 68,33%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

perasaan putus cinta partisipan berada pada kategori yang rendah.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

15

Dari uraian diatas dapat ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara regulasi

emosi dengan perasaan putus cinta pada remaja di SMA 3 Salatiga. Berdasarkan hasil

wawancara dari beberapa siswa di SMA 3, dapat di simpulkan bahwa, kebanyakan siswa-

siswi di SMA 3 Salatiga sudah mampu untuk mengelola emosinya dengan baik, sehingga

remaja dalam menghadapi persoalan putus cinta mampu untuk menerima kenyataan dan

menganggap persoalan tersebut sebagai pengalaman yang berharga.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diketahui nilai

koefisien (r)= -0,230. Hal ini berarti semakin tinggi regulasi emosi yang di alami oleh

individu maka semakin rendah perasaan putus cinta yang di milikinya. Sebaliknya, ketika

individu memiliki regulasi emosi yang rendah maka perasaan putus cinta yang dimiliki oleh

individu tinggi.Jadi hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan adanya hubungan yang

signifikan antara regulasi emosi dengan perasaan putus cinta pada remaja di SMA 3 Salatiga

terjawab.

SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan di atas penelitian ini menyarankan agar :

1. Bagi remaja

Cara untuk mempertahankan regulasi emosi yang sudah ada yaitu, dengan

menahan amarahnya, mendahulukan cara berpikir dari pada perasaan, mencontoh

teman-teman yang mampu mengontrol emosinya, dan mau mengungkapkan ke orang

lain agar dapat menemukan solusi permasalahan yang dihadapi.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya guna menyempurnakan penelitian ini diharapkan

sebaiknya dapat memperluas variabel penelitian, seperti jenis kelamin, dan latar

Page 26: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

16

belakang sosial. Penelitian selanjutnya diharapkan melengkapi data demografis subjek

(seperti menanyakan intensitas bertemu dengan orangtua, sejauh mana kedekatan

dengan orangtua, dan hal-hal lain yang mempengaruhi kompetensi emosi) agar hasil

penelitian dapat lebih dipertanggungjawabkan dan lebih beralasan.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERASAAN PUTUS CINTA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13198/2/T1_802013139_Full... · pacaran dan putus cinta. Hal ini wajar dirasakan

17

Daftar Pustaka

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi (Edisi kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gross, J.J. (2007). Handbook of Regulation Emosi. USA : The Guildford Press.

Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: UGM.

Lolong, Oktafianingsi. F. (t.t). Hubungan antara Coping Strategy dengan Adaptational

Outcomes pada Mahasiswa yang Mengalami Stress Pasca Putus Cinta. Prosiding

Psikologi, ISSN : 2460-6448.

Malang, Suryo. (2016). Mahasiswa gantung diri akibat putus cinta. Tribun-timur-com.

Diakses 27/07/16.

Oktaviani, R. (2010). Upaya Meningkatkan Regulasi Emosi Melalui Layanan Bimbingan

Kelompok Pada Remaja Di Panti Asuhan Yayasan Al Hidayah Desa Desel Sadeng

Kecamatan Gunung Pati Semarang Tahun 2010. Tesis (tidak diterbitkan).

Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Papalia, dkk. (2009). Human Development (Perkembangan Manusia Eisi 10 Buku 2). Jakarta

: Salemba Humanika.

Purwatmoko. (2012). Regulasi Emosi Pasca Putus Cinta. Skripsi. UMS.

Putri, Bestari Wahyuning. (2013). Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Remaja

Dengan Regulasi Emosi Pada Remaja Di Sekolah Menengah Atas DKI Jakarta.

Skripsi. Binus University.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Santrock, John. W. (2012). Life-Span Development Buku 13th Edition. University of texas,

Dallas : Mc Grow-Hill

Yuli. (2012). Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta. Skripsi. Surakarta : Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yuwanto, L. (2011). Reaksi Umum Putus Cinta. Reatrieved from http://www.ubaya.ac.id/

ubaya/articles_detail/24/Reaksi-Umum-Putus-Cinta. html. Diakses pada 8

September 2016 pukul 06:05 WIB.