28
1 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK DENGAN INTENSI BERHENTI MEROKOK Naskah Publikasi Disusun Oleh : Baskoro Kurniadi RA. Retno Kumolohadi, S. Psi, Psikolog FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

1

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN

BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK DENGAN INTENSI

BERHENTI MEROKOK

Naskah Publikasi

Disusun Oleh :

Baskoro Kurniadi

RA. Retno Kumolohadi, S. Psi, Psikolog

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2005

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

2

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN

BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK DENGAN INTENSI

BERHENTI MEROKOK

Baskoro Kurniadi

RA. Retno Kumolohadi, S Psi, Psikolog

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Semakin positif sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok maka akan semakin tinggi intensi berhenti merokok, sebaliknya semakin negatif sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok maka semakin rendah intensi berhenti merokoknya.

Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki perokok yang berusia berkisar antara 17 sampai dengan 60 tahun, Adapun skala yang digunakan adalah skala intensi berhenti merokok dan skala sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok yang dibuat sendiri oleh peneliti, untuk skala intensi berhenti merokok mengacu pada teori Ajzen (1988) dan untuk skala sikap mengacu pada teori skema triadik, Azwar (1995)

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fsilitas program SPSS versi 11,0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Korelasi product moment dari Pearson menunjukan korelasi sebesar r = 0,757 dengan p < 0,01 yang artinya ada hubungan positif antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Kata kunci : Sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok, Intensi berhenti merokok.

Page 3: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

3

PENGANTAR

Latar Belakang

Merokok adalah kebiasaan yang mengganggu kesehatan. Kenyataan ini

tidak dapat dipungkiri, banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk

merokok.

Jumlah perokok di dunia menurut WHO mencapai 1,1 miliar orang dan

empat juta di antaranya meninggal setiap tahun. WHO juga menyebutkan bahwa

80 persen perokok ada di negara berkembang. Menurut data Badan Pengawasan

Obat dan Makanan (POM) 2002, sekitar 500 ribu orang Indonesia saat ini

menderita berbagai penyakit akibat rokok. Data survei kesehatan rumah tangga

2002 menyebutkan, angka perokok aktif di Indonsia mencapai 75 persen atau 141

juta orang (Media Indonesia Online, 2003).

Sebuah penelitian di Jakarta didapatkan hasil bahwa 64,8 persen pria dan

9,8 persen wanita dengan usia diatas 13 tahun adalah perokok. Bahkan, pada

kelompok remaja 49 persen pelajar pria dan 8,8 persen pelajar wanita di jakarta

sudah merokok. (Tandra, Kompas 30 Juni 2003).

Nainggolan (2001) memaparkan asap rokok yang dihisap seorang perokok

mengandung komponen gas dan partikel. Beberapa komponen yang terkandung

dalam asap rokok adalah: Acrolein, adalah alkohol yang cairanya telah diambil,

Karbonmonoksida, Nikotin, Ammonia, Formid acid, Hidrogen Cyanide, Nitrous

Oxide, Formaldehyde, Phenol Acetol, Hidrogen Sulfide, Pyridine, Methyi

Page 4: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

4

Chloride, Metanol dan tar, dan dari beberapa komponen rokok tersebut tercatat

sebagai komponen yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Kusmana (2003) menyebutkan bahwa bagi seorang yang merokok, asap

rokok akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam

asap rokok akan merangsang hormon Andrenalin yang akibatnya akan mengubah

metabolisme lemak dimana kadar HDL akan menurun. Andrenalin juga akan

menyebabkan perangsangan kerja jantung dan penyempitan kerja pembuluh darah

yang akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Rokok juga merupakan

penyebab utama timbulnya penyakit Arteriosklerosis yaitu penyakit menebal dan

menipisnya pembuluh darah. Pada gangguan Arteriosklerosis tingkat IV terjadi

penyumbatan di percabangan aorta daerah perut yang akan menimbulkan sakit di

daerah pinggang termasuk pula timbulnya gangguan ereksi.

Ibu hamil yang merokok rentan dengan kemungkinan kelahiran prematur,

lahir mati terjadi dengan peluang dua kali lipat lebih besar. Daya tahan bayi

menurun pada tahun pertama, sehingga akan mudah menderita radang paru-paru

maupun bronkitis. Orang yang merokok lebih dari 20 batang sehari memiliki

resiko 15-20 kali lebih besar mendapat kanker paru-paru, dibandingkan dengan

yang tidak merokok, selain itu merokok dapat menyebabkan lumpuhnya fungsi

Cilia dalam sistem pernafasan, rokok mengubah bentuk jaringan nafas dan fungsi

pembersih menghilang, saluran pernafasan membengkak dan menyempit atau

tersumbat (Kusmana,2003).

Sejalan dengan akibat yang ditimbulkan oleh rokok, Kusmana (2003)

mengemukakan bahwa tingkat harapan hidup perokok berkurang sesuai dengan:

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

5

? Jumlah tahun merokok

? Jumlah rokok per-hari yang dikosumsi

? Tingkat kadar tar dan nikotin

? Kedalaman dalam menghisap asap rokok

? Kedekatan dengan filter yang terdapat pada batang rokok

Masalah rokok di Indonesia masih merupakan dilema, yakni di satu pihak

mendatangkan cukai sekitar Rp27 triliun per tahun, dan di lain pihak merugikan

kesehatan masyarakat. Mengingat akibat negatif yang ditimbulkan oleh rokok dan

melihat semakin tingginya minat konsumen rokok terhadap rokok, pemerintah

berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya rokok antara lain dengan

mewajibkan produsen rokok memberikan label peringatan bahaya merokok pada

setiap kemasan rokok, menerapkan kawasan bebas rokok di tempat umum, seperti

perkantoran, stasiun, pelabuhan, dan bandara, serta menetapkan tanggal 31 Mei

sebagai hari tembakau sedunia (Republika, 1 April 2003).

Intensi berhenti merokok pada masyarakat indonesia tergolong rendah,

hal ini ditunjukan dengan terus meningkatnya prosentase minat konsumen rokok

terhadap rokok setiap tahun, ditambah lagi sulitnya para pecandu rokok untuk

berhenti merokok.

Dalam penelitian yang dilakukan Prof Soesmalijah Soewondo dari

Fakultas Psikologi UI yang bertanya kepada sejumlah orang yang tidak berhenti

merokok diperoleh jawaban bahwa bila tidak merokok akan mengakibatkan susah

berkonsentrasi dan gelisah, sedangkan bila merokok akan merasa lebih dewasa

dan menimbulkan ide-ide dan inspirasi. Faktor-faktor psikologis inilah yang

Page 6: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

6

banyak mempengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat (Tandra, Kompas 30

Juni 2003).

Pemerintah Indonesia dalam PP no. 19 tahun 2003 mewajibkan setiap

produsen rokok untuk mencantumkan label peringatan bahaya merokok pada

setiap kemasan rokok. Pemerintah bertujuan untuk memberikan peringatan

tentang bahaya rokok yang dikonsumsi oleh setiap konsumen rokok dengan

harapan bahwa dengan mengetahui bahaya rokok yang dihisapnya, konsumen

rokok akan lebih berintensi untuk berhenti merokok.

Intensi merupakan suatu niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.

niat untuk melakukan perilaku itu berkaitan dengan pengetahuan (beliefe) tentang

perilaku yang akan dilakukan dan sikap (attitude) terhadap perilaku tersebut, dan

perilaku itu sendiri sebagai wujud nyata dari niatnya (Ancok,1985)

Fishbein & Ajzen,1975 (dalam Azwar,1995) menambahkan bahwa intensi

seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap orang tersebut terhadap

perilaku itu dan norma subjektif tentang perilaku itu, sedangkan norma subjektif

berdasarkan keyakinan normatif subjektif atau atribut perilaku dan keyakinan

normatif. Perilaku tersebut terbentuk dari umpan balik yang diberikan oleh

perilaku itu sendiri.

Bagi konsumen rokok, label peringatan bahaya merokok merupakan

stimulus yang akan disikapi. Label informasi tentang bahaya merokok pada

kemasan rokok yang tertera pada setiap kemasan rokok dimaksudkan agar semua

orang dapat membaca informasi yang disampaikan. Konsumen rokok yang

membaca tulisan dalam label diharapkan akan memilih, mengorganisasi dan

Page 7: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

7

menginterprestasi informasi mengenai produk dalam kemasan label tersebut

(Maning dalam Bashori, 2005).

Sikap merupakan respon dan kesiapan seseorang dalam bereaksi terhadap

suatu hal atau objek sikap. Menurut Berkowitz, (dalam Azwar,1995) setiap orang

yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu objek psikologis dikatakan

menyukai objek tersebut atau mempunyai sikap yang favourable terhadap objek

itu, sedangkan individu yang mempunyai perasaan negatif terhadap suatu objek

psikologis dikatakan mempunyai sikap yang unfavourable terhadap objek sikap

tersebut.

Ada dua kemungkinan sikap yang akan muncul pada konsumen rokok,

yaitu konsumen rokok akan bersikap positif terhadap label peringatan bahaya

merokok pada kemasan rokok sehingga sadar bahwa rokok yang dihisapnya akan

membahayakan bagi diri pribadinya atau bersikap negatif terhadap label

peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan mengabaikan pengaruh

buruk dari rokok yang dihisapnya.

Adanya kemungkinan hubungan antara sikap terhadap label peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok dengan pengarunya terhadap intensi

berhenti merokok menyebabkan peneliti tertarik mengungkap tentang hubungan

antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

dengan intensi berhenti merokok

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

8

TINJAUAN PUSTAKA

Intensi Berhenti Merokok

Pengertian Intensi

Chaplin,1968 (dalam Kartono,2002) mendefinisikan intensi sebagai ciri-

ciri yang dapat dibedakan dari proses psikologis, yang mencakup referensi atau

kaitanya dengan suatu objek.

Bandura, (1986) berpendapat bahwa intensi merupakan dasar untuk

membentuk aktivitas tertentu atau menentukan keadaan selanjutnya. Dasar disini

adalah dorongan, maksud, pamrih atau tujuan untuk melakukan suatu aktivitas

tertentu.

Ancok, (1985) mengemukakan intensi sebagai niat seseorang untuk

melakukan suatu perilaku. Niat untuk melakukan suatu perilaku tersebut didasari

oleh keyakinan dan sikap individu terhadap perilaku yang akan dilakukan.

Fishbein dan Ajzen, (1975) menyatakan bahwa intensi adalah suatu tempat

dalam dimensi probabilitas subjektif seseorang mengenai hubungan antara orang

tersebut dengan beberapa tindakan. Dimensi probabilitas individu meliputi

keyakinan tentang efek yang mungkin terjadi Sebagai akibat dilakukannya suatu

tindakan.

Dari beberapa pengertian intensi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian intensi adalah Niat, kehendak atau maksud untuk melakukan suatu

aktivitas, dengan pertimbangan tentang konsekuensi dari aktivitas yang akan

dilakukan.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

9

Pengertian Intensi Berhenti Merokok

Berhenti merokok dalam kamus bahasa indonesia adalah keadaan tidak

menghisap gulungan tembakau yang dibakar, atau secara lebih jelas adalah tidak

memasukan bahan yang berasal dari dedaunan (Tembakau) yang mengandung zat

tertentu (Khususnya nikotin) sebagai tindakan untuk memperoleh kenikmatan

Berdasarkan uraian pengertian intensi dan pengertian berhenti merokok

diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa intensi berhenti merokok adalah niat,

kehendak atau maksud untuk berhenti merokok.

Aspek - aspek Intensi Berhenti Merokok

Dalam teori Planned Behaviour (ajzen,1988) menjelaskan bahwa manusia

selalu bertingkah laku secara masuk akal dengan mempertimbangkan berbagai

informasi yang ada dan, mempertimbangkan implikasi- implikasi yang mungkin

terjadi sebagai akibat dari tingkah laku yang dilakukan.

Menurut teori Ajzen (1988) intensi terbentuk oleh tiga aspek yaitu:

1. Sikap, sikap berisi keyakinan mengenai konsekuensi perilaku dan evaluasi

individu terhadap konsekuensi tersebut.

2. Norma Subjektif, yaitu keyakinan individu tentang apakah individu harus

melakukan suatu perilaku atau tidak berdasarkan pendapat orang-orang yang

berarti bagi individu, dan keinginan individu untuk menuruti pendapat orang-

orang tersebut.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

10

3. Kontrol perilaku yang ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan keyakinan

akan kemungkinan dapat tidaknya suatu tindakan dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

intensi berhenti merokok adalah:

1. Sikap terhadap perilaku berhenti merokok

2. Norma subjektif individu tentang rokok

3. Kontrol perilaku berhenti merokok.yang ditentukan oleh pengalaman masa lalu

dan perkiraan seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku berhenti

merokok.

Sikap terhadap Label Peringatan Bahaya Merokok pada Kemasan Rokok

Pengertian Sikap

Menurut Thurstone dan Osgood (dalam Azwar,1995) Sikap adalah suatu

bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, reaksi ini didasari oleh proses evaluasi

dalam diri individu yang akan memberikan kesimpulan nilai baik dan buruk, suka

atau tidak suka dan akan bermuara konsep reaksi pada objek sikap.

Walgito,(2003) menambahkan bahwa sikap merupakan organisasi

pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang

sertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada individu untuk

membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.

Allport, dkk (dalam Azwar,1995) mendefinisikan sikap sebagai kesiapan

untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan

bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk

Page 11: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

11

bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus

yang menghendaki adanya respon.

Mar’at (1982) menambahkan bahwa sikap merupakan produk dari proses

sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya.

Dapat diperjelas bahwa jika rangsang yang diterimanya adalah positif maka reaksi

yang ditimbul adalah positif, begitu pula sebaliknya jika rangsang yang diterima

negatif maka reaksi yang timbul akan negatif pula.

Menurut Gerungan, (1988) Sikap selalu diarahkan kepada suatu tujuan

atau subjek tertentu, yaitu suatu kesediaan bereaksi terhadap suatu hal. Sikap ini

merupakan sikap pandangan atau perasaan yang disertai oleh kecenderungan

untuk bertindak sesuai dengan sikapnya terhadap objek tertentu. Adapun objek

dari sikap biasanya berupa benda, orang, peristiwa, lembaga ataupun nilai-nilai .

Berdasarkan definisi-definisi sikap diatas maka dapat disimpulkan bahwa

sikap dapat diartikan sebagai Reaksi pikiran (Kognitif), Perasaan (Afektif) dan

Perilaku (Konatif) pada objek sikap yang didasasari oleh proses evaluasi pada diri

individu.

Aturan Label pada Kemasan Rokok

Dalam bab II pasal 6-9 dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2003

menyebutkan bahwa:

Pasal 6

Page 12: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

12

(1) Setiap orang yang memproduksi rokok wajib mencantumkan informasi

tentang kandungan kadar nikotin dan tar setiap batang rokok, pada label dengan

penempatan yang jelas dan mudah dibaca.

(2) Pencantuman informasi tentang kandungan kadar nikotin dan tar

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditempatkan pada salah satu sisi kecil

setiap kemasan rokok, dibuat kotak dengan garis pinggir 1 (satu) mm, warna

kontras antara warna dasar dan tulisan, ukuran tulisan sekurang-kurangnya 3 (tiga)

mm, sehingga dapat jelas dibaca.

Pasal 7

Selain pencantuman kandungan kadar nikotin dan tar sebagaimana

dimaksud dalam pasal 6, pada kemasan harus dicantumkan pula:

a. kode produksi pada setiap kemasan rokok;

b. tulisan peringatan kesehatan pada label di bagian kemasan yang mudah

dilihat dan dibaca.

Pasal 8

(1) Peringatan kesehatan pada setiap label harus berbentuk tulisan.

(2) Tulisan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa “merokok dapat

menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan

dan janin”.

Pasal 9

(1) Tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat

(2) dicantumkan dengan jelas pada label di bagian kemasan yang mudah

dilihat dan dibaca.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

13

(2) Tulisan peringatan kesehatan dicantumkan pada

salah satu sisi lebar setiap kemasan rokok, dibuat kotak dengan garis pinggir 1

(satu) mm, warna kontras antara warna dasar dan tulisan, ukuran tulisan

sekurang-kurangnya 3 (tiga) mm, sehingga dapat jelas dibaca.

Sikap terhadap Label Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok

Sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

adalah pikiran (Kognitif), perasaan (Afektif), dan perilaku (konatif) pada objek

sikap yang berupa tulisan pada salah satu sisi lebar kemasan rokok yang dibuat

kotak dengan garis pinggir 1 (satu) mm, warna kontras antara warna dasar dan

tulisan, ukuran tulisan sekurang-kurangnya 3 (tiga) mm yang berisi tentang

bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, yang didasasari oleh proses evaluasi pada

diri para konsumen rokok.

Tulisan yang terdapat dalam label peringatan bahaya merokok pada

kemasan rokok adalah “ Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,

impotensi dan gangguan kehamilan dan janin”

Aspek-aspek sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada

kemasan rokok

Menurut skema Triadik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang

saling menunjang yaitu: komponen kognitif (cognitive), komponen afektif

(afective), dan komponen konatif (conative). Komponenen kognitif merupakan

representasi apa yang dipercayai oleh individu sebagai pemilik sikap, komponen

Page 14: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

14

afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen

konatif merupakan aspek kecenderungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap

yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 1995)

Mann (dalam Azwar,1995) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi

kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlakuatau apa yang benar bagi objek

sikap. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan

menyangkut masalah emosi. Komponen perilaku menunjukan bagaimana perilaku

atau kecenderungan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap

yang dihadapinya.

Dari uraian aspek sikap diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap

terdiri dari tiga komponen penting yaitu komponen kognitif, konatif serta

komponen perilaku yang ketiganya saling berinteraksi sehingga terjadi

keseimbangan dalam komponen sikap.

Hubungan antara Sikap terhadap Label peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok dengan Intensi Berhenti merokok

Label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok menurut peraturan

pemerintah nomor 19 tahun 2003 adalah tulisan pada salah satu sisi lebar kemasan

rokok yang dibuat kotak, dengan garis pinggir 1 (satu) mm, warna kontras antara

warna dasar dan tulisan, ukuran sekurang-kurangnya 3 (tiga) mm yang berisi

tentang bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

15

Setiap perokok pasti mengetahui adanya label peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok, dan setiap perokok akan menyikapi label peringatan bahaya

merokok pada kemasan rokok sebagai bentuk reaksi terhadap label.

Gerungan (1988) menerangkan bahwa sikap terhadap suatu objek sikap

akan disertai oleh kecenderungan atau berintensi bertindak sesuai dengan sikap

terhadap objek sikap tersebut.. Hal ini berarti konsumen rokok akan cenderung

bertindak sesuai dengan sikapnya terhadap label.

Menurut teori Ajzen, 1988 intensi terbentuk oleh tiga aspek yaitu:

(1) Sikap, (2) Norma Subjektif, dan (3) Kontrol perilaku. Dari teori ini dapat

diterangkan bahwa intensi untuk mematuhi label peringatan bahaya merokok pada

kemasan rokok terbentuk oleh:

1. Sikap terhadap label, sikap terhadap label berisi tentang keyakinan mengenai

konsekuensi perilaku dan evaluasi individu terhadap perilaku mematuhi label.

2. Norma subjektif tentang rokok, yaitu keakinan individu tentang apakah

individu harus mematuhi label atau tidak berdasarkan pendapat orang-orang

yang berarti bagi individu, dan keinginan individu untuk menuruti pendapat

oarang-orang tersebut.

3. Kontrol perilaku adalah merupakan penilaian pada kemampuan diri individu

untuk melakukan tindakan yang didasari oleh keyakinan akan kemungkinan

dapat tidaknya suatu tindakan dilakukan.

Dari teori Ajzen, 1988 diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap

terhadap label merupakan salah satu aspek yang membentuk intensi untuk

mematuhi label.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

16

Bagi konsumen rokok yang memiliki sikap positif atau mendukung label

akan cenderung mematuhi label, begitu pula sebaliknya bagi konsumen rokok

yang bersikap negatif atau tidak mendukung label akan cenderung untuk tidak

mematuhi label, atau dapat diartikan bahwa perokok yang mematuhi label akan

berintensi berhenti merokok, dan perokok tidak mematuhi label tidak berintensi

berhenti merokok

Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada

hubungan yang positif antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Semakin mendukung sikap

terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok, maka intensi

berhenti merokok semakin tinggi.

METODOLOGI PENELITIAN

Identifikasi Variabel-variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah :

1. Variabel Tergantung : Intensi berhenti merokok

2. Variabel Bebas : Sikap terhadap label peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok

Page 17: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

17

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Intensi berhenti merokok

Intensi berhenti merokok diukur dengan mengunakan skala intensi berhenti

merokok berdasarkan teori Ajzen, (1988) yang menyebutkan bahwa intensi

terbentuk oleh tiga aspek yaitu:

1. Sikap

2. Norma Subjektif

3. Kontrol perilaku

Sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

Sikap terhadap label peingatan bahaya merokok pada kemasan rokok

diketahui melalui skala sikap berdasarkan teori skema triadik (Azwar,1995).

Berdasarkan teori skema triadik (Azwar,1995) mengemukakan bahwa

sikap mengandung tiga komponen sikap yaitu afektif, kognitif dan konatif yang

saling berinterasi dalam mensikapi suatu objek. Dalam penelitian ini, sikap

terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok merupakan objek

sikap.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah warga perumahan Nogotirto Elok V

yang merupakan konsumen rokok dan mempunyai karakteristik sebagai berikut:

(1). Berjenis kelamin laki-laki

(2). Berusia 17-60 tahun

Page 18: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

18

(3). Berpendidikan minimal SLTP

Dalam penelitian ini subjek dikenal oleh peneliti karena peneliti

merupakan warga di perumahan Nogotirto Elok V, sehingga peneliti tahu betul

warga yang melakukan aktivitas merokok.

Metode Pengumpulan Data

Penyusunan skala penelitian didasarkan pada model skala Likert yang

sudah dimodifikasikan. Skala memiliki (4) alternatif jawaban , yaitu sangat setuju,

setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Penskoran skala antara lain: pernyataan favourable, jawaban sangat setuju

(SS) diberi skor empat, setuju (S) diberi skor tiga, Tidak setuju (TS) diberi skor

satu. Pernyataan unfavourable, jawaban sangat setuju (SS) diberi skor satu, setuju

(S) diberi skor dua, tidak setuju (TS) diberi skor tiga dan jawaban sangat tidak

setuju (STS) diberi skor empat.

Metode Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan

tehnik korelasi sederhana atau korelasi product moment dari Pearson yang

digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap label peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok.

Untuk menjaga keakuratan dan kemudahan pengolahan data digunakan

teknik pengolahan data dari program SPSS 11.0 for windows.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

19

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Orientasi Kancah dan Persiapan

Orientasi Kancah

Peneliti pada penelitian ini, mengambil sampel warga perumahan

Nogotirto Elok V yang melakukan aktivitas merokok. Adapun jumlah responden

yang digunakan adalah berjumlah 50 orang.

Perumahan Nogotirto Elok V merupakan perumahan yang berlokasi di

desa Nogotirto, kecamatan Gamping, kabupaten Sleman dihuni oleh 117 kepala

keluarga dengan jumlah total penduduk sekitar 600 orang.

Alasan dipilihnya perumahan Nogotirto Elok V sebagai lokasi

pengambilan sampel adalah dikarenakan perumahan Nogotirto Elok V perumahan

yang dihuni oleh bermacam orang dari berbagai daerah yang dengan heterogenitas

karakter yang diharapkan dapat mewakili target penelitian ini yaitu konsumen

rokok.

Persiapan Penelitian

a. Persiapan administrasi

Penelitian diawali dengan melakukan perijinan dari fihak fakultas

Psikologi Universitas Islam Indonesia, yang dikeluarkan oleh dekan fakultas

Psikologi dengan nomor 375/Dek/70/FP/VI/2005 tanggal 24 Juni 2005.

Selanjutnya surat ijin tersebut digunakan sebagai syarat untuk Try Out angket

penelitian dan pelaksanaan penelitian. Try Out dilaksanakan pada tanggal 28 Juni

Page 20: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

20

2005 – 30 Juni 2005 dibeberapa wilayah provinsi Yogyakarta yaitu (Dusun Jetak,

Sidokarto, Godean), (Kecamatan Reksobayan), (Dusun Karang Sari Semin),

(Plosokuning), (Perumahan Griya Pengkol) dan di (Perumahan Minomartani),

dengan kriteria berjenis kelamin laki-laki berusia 17-60 tahun dan, berpendidikan

minimal SLTP.

b. Persiapan alat ukur

Sebelum alat ukur digunakan untuk keperluan pengambilan data dalam

penelitian, terlebih dahulu melalui tahap Preeliminary dan selanjutnya melalui

tahap uji coba alat ukur. Uji coba dilakukan terhadap dua alat ukur , yaitu: Skala

sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dan, Skala

intensi berhenti merokok. Alat ukur di uji cobakan tersebar di beberapa wilayah

provinsi Yogyakarta. Skala yang disebarkan sebanyak 40 buah dan kembali sesuai

dengan sebaranya. Data yang terkumpul kemudian dinilai kedalam bentuk skor

mentah, yang kemudian dianalisis dengan tehnik statistik mengunakan fasilitas

komputer perogram SPSS 11.0 for windows.

a. Skala Intensi berhenti merokok

Penelitian terhadap kesahihan aitem didasarkan pada bahwa aitem

dinyatakan sahih jika memiliki batas kritis / rxy > 0,3. Hasil analisis aitem

menunjukan bahwa dari 50 aitem yang disajikan, 31 aitem sahih dan 19 aitem

gugur. Aitem-aitem yang gugur adalah nomor 13, 20, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,

33, 34, 36, 38, 42, 44, 45, 46, 47, 50 dengan koefisien aitem total begerak dari

0,3197 sampai dengan 0,6855 Sedangkan uji reliabilitas Alpha Cronbach

Page 21: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

21

menunjukan koefisien reliabilitas sebesar rtt: 0,9205. Hasil ini menunjukan bahwa

skala intensi berhenti merokok memenuhi syarat digunakan sebagai alat ukur.

Sebaran aitem hasil uji coba skala intensi berhenti merokok dapat dilihat pada

tabel 3:

Table 3 Distribusi Butir Skala Intensi Berhenti Merokok Setelah Uji Coba

Butir Favourable Butir Unfavourable Aspek Nomor butir Jumlah Nomor butir Jumlah

Sikap 1,2,3,4,5,6,7,8, 8 32(23) 1 Norma

subjektif 9,10,11,12,14(13), 15(14),16(15)

7 35(24),37(25),39(26), 40(27)

4

Kontrol perilaku

17(16),18(17),19(18), 21(19),22(20),23(21), 24(22)

7 41(28),43(29),48(30), 49(31)

4

22 9 (… ) : Nomor baru

b. Skala Sikap terhadap Label peringatan bahaya merokok pada Kemasan rokok

Penelitian terhadap kesahihan aitem didasarkan pada bahwa aitem

dinyatakan sahih jika memiliki batas kritis / rxy > 0,3. Hasil analisis aitem

menunjukan bahwa dari 60 aitem yang disajikan, 38 aitem sahih dan 22 aitem

gugur. Aitem-aitem yang gugur adalah nomor 1, 8, 10, 13, 16, 19, 22, 23, 24, 26,

27, 28, 32, 33, 35, 39, 43, 44, 45, 46, 48, 52 dengan koefisien aitem total begerak

dari 0,3510 sampai dengan 0,7516 Sedangkan uji reliabilitas Alpha Cronbach

menunjukan koefisien reliabilitas sebesar rtt : 0,9362 Hasil ini menunjukan bahwa

skala intensi berhenti merokok memenuhi syarat digunakan sebagai alat ukur.

Sebaran aitem hasil uji coba skala intensi berhenti merokok dapat dilihat pada

tabel 4

Page 22: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

22

Tabel 4 Distribusi Butir Skala Sikap tehadap Label peringatan bahaya merokok pada Kemasan rokok

Komponen sikap Kognitif Afektif Konatif

Komponen objek sikap

F UF F UF F UF

Jumlah total

Label peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok

4(3), 7(6), 25(16)

31(19), 34(20), 37(22), 40(24), 49(28), 55(33), 58(36)

2(1), 5(4), 11(8), 14(10), 17(12), 20(14), 29(17)

38(23), 41(25), 47(27), 50(29), 53(31), 56(34), 59(37)

3(2), 6(5), 9(7), 12(9), 15(11), 18(13), 21(15), 30(18)

36(21), 42(26), 51(30), 54(32), 57(35), 60(38)

3 7 7 7 8 6 38 F : Favourable UF : Unfavourable (… ) : Nomor baru

Hasil Penelitian

Subjek penelitian akan digolongkan kedalam lima kategori diagnosis yaitu

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Sebagai langkah awal

yang ditempuh adalah dengan membagi suatu deviasi standar dari distribusi

menjadi lima bagian, pembagian tersebut menghasilkan pengkategorian sebagai

berikut:

1. Kategori sangat tinggi X > M+1,8 SD

2. Kategori tinggi M+0,6 SD < X ? M+1,8 SD

3. Kategori sedang M-0,6 SD < X ? M+0,6 SD

4. Kategori rendah M-1,8 SD < X ? M-1,6 SD

5. Kategori sangat rendah X < M-1,8 SD

Langkah berikutnya, dengan memasukan nilai M (rerata teoritis) dan s

(nilai satuan deviasi standar). Dari sini akan diperoleh kategori masing-masing

Page 23: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

23

variabel penelitian. Variabel intensi berhenti merokok memiliki rentang

X > 102,31 untuk kategori sangat tinggi, 85,77 < X ? 102,31 untuk kategori

tinggi, 69,23 < X ? 85,77 untuk kategori sedang, 52,69 < X ? 69,23 untuk

kategori rendah, dan X < 52,69 untuk kategori sangat rendah, sehingga dengan

memperhatikan rerata empirik yang dihasilkan oleh keseluruhan subjek yaitu

84,44 berarti dapat diketahui bahwa rata-rata intensi berhenti merokok subjek

berada dalam kategori sedang.

Variabel Sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok memiliki rentang X > 125,64 untuk kategori sangat tinggi, 105,21 < X ?

125,64 untuk kategori tinggi , 84,79 < X ? 105,21 untuk kategori sedang, 64,36

< X ? 84,79 untuk kategori rendah, dan X < 64,36, sehingga dengan

memperhatikan rerata empirik yang dihasilkan oleh keseluruhan subjek yaitu

99,16, maka Dapat diketahui bahwa rata-rata sikap terhadap label peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok berada dalam kategori sedang

Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan tehnik one sample Kolmogorof Smirnov test

dari program SPSS 11.00 dan diperoleh nilai p = 0,974, (p > 0,05) untuk variabel

intensi , p = 0,436, (p > 0.05) sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa variabel

intensi berhenti merokok dan sikap terhadap label peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok berdistribusi normal.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

24

Uji Liniearitas

Uji liniearitas Mean Linierity dari program SPSS 11.0 for window pada

variabel sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

terhadap intensi berhenti merokok didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) sehingga,

dapat diambil kesimpulan bahwa variabel penelitian sudah linier atau dapat dilihat

dari grafik linieritas bahwasanya sebaran data pada penelitian ini mengikuti garis

lurus , maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian sudah linier.

Uji Hipotesis

Berdasarkan uji hipotesis untuk mengetahui hubungan antara sikap

terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi

berhenti merokok, dengan menggunakan korelasi product moment diperoleh nilai

0,757 : p = 0,000 (0,01) maka ada hubungan positif sebesar 0,757 antara variabel

sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan

intensi berhenti merokok. Dengan demikian maka hipotesis “ Ada hubungan

positif antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasa rokok

dengan intensi berhenti merokok “ dapat diterima “

Pembahasan

Ajzen (dalam Azwar,1995) mengatakan Intensi merupakan fungsi dari tiga

determinan dasar, yaitu pertama sikap individu terhadap perilaku (merupakan

aspek personal) dan kedua adalah presepsi individu terhadap tekanan sosial untuk

melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang bersangkutan yang disebut

Page 25: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

25

dengan norma subjektif, ketiga adala Kontrol perilaku yang ditentukan oleh

pengalaman masa lalu dan perkiraan seberapa sulit atau mudahnya untuk

melakukan perilaku, Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa seseorang akan

melakukan sesuatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila

ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan salah

satu aspek yang mempengaruhi intensi. Semakin positif sikap individu terhadap

suatu objek sikap maka akan semakin tinggi intensinya untuk melakukan suatu

tindakan.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap data penelitian, dapat

diambil kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara sikap terhadap label

peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti

merokok. Artinya bahwa semakin positif sikap terhadap label peringatan bahaya

merokok pada kemasan rokok maka semakin tinggi pula intensi untuk berhenti

merokok, begitu pula sebaliknya, semakin negatif sikap terhadap label peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok maka semakin rendah intensi untuk berhenti

merokok.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa ada hubungan yang

positif antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok dengan intensi berhenti merokok. Artinya bahwa semakin positif sikap

terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok, akan tinggi pula

Page 26: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

26

kecenderungan untuk berhenti merokok. Begitu pula sebaliknya semakin negatif

sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok maka

semakin rendah kecenderungan untuk berhenti merokok. Sumbangan efektif sikap

terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi

berhenti merokok adalah 57,3 %

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis ingin

mengemukakan saran:

1. Bagi Subjek Penelitian

Intensi berhenti merokok dapat dimulai dari sikap terhadap label peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok, yaitu dengan mendukung pesan-pesan

kesehatan yang tertera pada label maka dorongan untuk berhenti merokok akan

lebih besar.

2. Bagi Pemerintah dan LSM

1. Dengan menggalakan penyuluhan untuk mengubah sikap yang tidak

mendukung label peringatan bahaya merokok akan membuat para

konsumen rokok lebih terdorong untuk berhenti merokok

2. Dengan mencantumkan gambar orang yang sakit karena rokok pada

label peringatan bahaya merokok, sehingga para konsumen rokok akan

dapat melihat secara visual rokok yang dihisapnya, dan akan lebih lebih

terdorong untuk berhenti merokok.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

27

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 1995. Sikap Manusia. Edisi kedua. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

------------ 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

------------ 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka pelajar

Ancok, J. 1987. Tehnik penyusunan skala pengukuran. Yogyakarta. LP Kependudukan UGM.

Bashori, M. 2005. Hubungan Persepsi terhadap Resiko Bahaya Merokok yang Tertulis pada Label Peringatan Pemerintah pada Kemasan Rokok dengan Intensi Berhenti Merokok. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Tidak diterbitkan.

Bandura, A. 1986. Social Foundation of Tought and Action A Social Cognitive

Theory. New Jersey: Prentice Hall. Inc. Wrightsman and Deaux. Chaplin, J.P.. 1989. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. Rajawali Pers.

Fishbein, M. and Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behaviour. An Introduction to Theory and Research. Sydney : Addison Wesley Publising Company.

Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Eresco.

Hadi, S. 1987. Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Miol. Rokok sebabkan 57 Orang Meninggal Per tahun. Media Indonesia Online, 26 Mei 2003 Kusmana, D. 2003. Rokok dan Kesehatan Jantung. Pusat Jantung Harapan Kita.

Tidak diterbitkan. Mar’at, 1982. Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta. Ghalia

Indonesia Nainggolan, R.A, 2001. Anda Mau Berhenti Merokok Pasti Bisa. PO.Box 1188.

Bandung. Indonesia Publising House. Tandra, H. Merokok dan Kesehatan. Kompas. 30 Juni 2003

Page 28: HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP LABEL PERINGATAN BAHAYA ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · berupaya melindungi kesehatan masyakat dari bahaya

28

Republika. Rokok Jadi Pembunuh Nomor Satu. Republika. 1 April 2003

Semin, R and Fiedler, K. Applied Social Psychology (The Theory Of Planned Behaviour). London, Thousand Oaks. New Delhi. SAGE Publications Walgito, B. 1999. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta. Penerbit Andi