53

Click here to load reader

Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

  • Upload
    bayuk93

  • View
    83

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

terapeutik

Citation preview

Page 1: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Oleh: Akemat, SKp, MKes

Page 2: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Pengiriman pesan (message) dari sender ke receiver.

Sesuatu yang sifatnya personal, sistem interaktif; serial saling bertukar, bertransaksi terus-menerus dalam lingkungan.

Page 3: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Sender atau encoder; org yg mengirim pesan.

Receiver atau decoder; mendapatkan pesan Pesan; unit informasi yg diterima Variabel pesan; verbal dan non verbal Noise; suara yg mengganggu Keterampilan komunikasi Setting; di mana komunikasi berlangsung Media; saluran sensori yg membawa pesan Umpan balik; interpretasi respon sender

dan receiver Lingkungan; internal dan eksternal

Page 4: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Komunikasi verbal: komunikasi melalui media kata-kata (words)

Komunikasi non verbal: komunikasi melalui media bukan kata-kata

Page 5: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Disadari; pemilihan kata-kata. Agar komunikasi verbal efektif:

Simplicity: menggunakan kata-kata yg umum, singkat, dan lengkap.

Clarity; kejelasan : maknanya lugas.Timing and relevance; waktu sesuai dan

relefan. Adaptability: sesuaikan dengan konteks

situasiCredibility, bisa dipercaya

Page 6: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Posture and gait Ekspresi wajah Pergerakan tangan dan isyarat Isyarat vokal Isyarat Obyek Jarak komunikasi Sentuhan

Page 7: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Jarak intim: s.d. 45 cm. Jarak personal: 45 cm .d. 120 cm Jarak sosial-konsultatif: 270 – 360 Cm Jarak publik: ≥ 360 cm

Page 8: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Kebudayaan Tata nilai Status sosial Keadaan emosi Orientasi spiritual Pengalaman

internal (batin)

Kejadian di luar individu

Pola komunikasi dalam keluarga

Bentuk (jenis) hubungan

Konteks hubungan Isi pesan

Page 9: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Komunikasi adalah alat untuk menegakkan hubungan yang terapeutik.

Komunikasi adalah alat dalam mana seseorang saling pengaruh mempengaruhi perilaku satu sama lainnya, mengarahkan pencapaian tujuan intervensi keperawatan.

Komunikasi adalah hubungan itu sendiri, karena tanpa komunikasi, hubungan terapeutik tak mungkin terjalin.

Page 10: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Bagaimana kualitas perawat agar bisa berkomunikasi terapeutik?

Bagaimana tahapan berkomunikasi terapeutik?

Bagaimana teknik komunikasi yang dilaksanakan?

Page 11: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Memiliki kesadaran diri Klarifikasi nilai Eksplorasi perasaan Melayani sebagai model peran Altruisme Etik dan tanggung jawab

Page 12: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Psikologi: pengetahuan ttg emosi, motivasi, konsep diri, dan kepribadian. Menjadi sensitif thd perasaan dan kejadian sekitar.

Fisik: kesadaran akan kondisi fisik; sensasi tubuh, citra tubuh, potensi fisik.

Lingkungan: lingkungan sosial budaya, hub dg orang lain, pengetahuan hub manusia dan alam sekitar.

Filosofi: pemahaman akan nilai-nilai hidup.

Page 13: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

IIDikenali Diri dan Dikenali Diri dan Org lainOrg lain((open quadrantopen quadrant))

IIIIDiketahui hanya Diketahui hanya oleh Org Lainoleh Org Lain((blind quadrantblind quadrant))

IIIIIIDiketahui hanya Diketahui hanya oleh Diri sendirioleh Diri sendiri((hidden quadranthidden quadrant))

IVIVTdk dikenali baik Tdk dikenali baik diri maupun org diri maupun org lainlain((unknown unknown quadrantquadrant))

Page 14: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

II IIII

IIIIII IVIV

Page 15: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Mendengar diri. Membiarkan emosi asli dialami, identifikasi dan menerima kebutuhan diri. Eksplorasi perasaan, pikiran, memori dan impuls.

Mendengar dan belajar dari orang lain. Membuka diri pada orang lain.

Page 16: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Nilai adalah konsep-konsep yg terbentuk sbg akibat pengalaman hidup bersama keluarga, teman, dalam lingkungan budaya, pendidikan, pekerjaan, dan relaksasi.

Sistem nilai mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan tindakan seseorang.

Nilai harus diklarifikasi.

Page 17: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Memilih

Menghargai

Bertindak

Dg bebas Dr berbagai alternatif Stlh mempertimbangkan

berbagai alternatif Menghargai, bahagia dg pilihan Mau bergabung dg nilai umum Melakukan sesuatu sesuai

pilihan Diulang dlm berbagai

kesempatan

Page 18: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Perawat jiwa menggunakan “self” untuk terapi.

Harus mampu menjadi model peran perilaku adaptif.

Perawat tumbuh dan berkembang.

Page 19: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Menjawab pertanyaan: “Mengapa saya membantu orang lain?”

Menyeimbangkan kebutuhan diri dengan kebutuhan orang lain.

Altruisme: tulus demi kesejahteraan orang lain.

Memperhatikan kesejahteraan komunitas.

Page 20: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Perawat bertanggung jawab terhadap klien.

Patuh terhadap kode etik. Meliputi: tanggung gugat, risiko,

komitmen, pengadilan. Kebutuhan untuk bertanggung jawab

terhadap perilaku, mengetahui batasan, kekuatan, dan bertanggung jawab terhadapnya.

Page 21: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Fase Pra interaksi

Fase Orientasi atau perkenalan

Fase Kerja

Fase Terminasi

Page 22: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Eksplorasi perasaan diri, fantasi, ketakutan. Analisa kekuatan dan kelemahan

profesional Mengumpulkan data yang mungkin. Merencanakan pertemuan pertama dengan

klien

Page 23: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Menentukan alasan masuk Membina hub slg percaya, penerimaan, dan

komunikasi terbuka. Membuat kontrak Eksplorasi perasaan, pikiran dan tindakan

klien Identifikasi masalah klien Menetapkan tujuan dg klien

Page 24: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Nama masing-masing Peran perawat dan klien Tanggung jawab perawat dan klien Harapan perawat dan klien Tujuan hubungan Tempat dan waktu pertemuan Kondisi terminasi Confidentiality

Page 25: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Eksplorasi stresor yg relefan Meningkatkan kemampuan insight dan

menggunakan mekanisme koping konstruktif klien.

Mengatasi perilaku resisten

Page 26: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Membantu klien menghadapi realita perpisahan

Mengulas kembali proses terapi dan pencapaian tujuan

Eksplorasi perasaan penolakan, kehilangan, kesedihan, marah, dan perilaku yang menyertainya.

Page 27: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Mendengar Broad openning Restating Klarifikasi Refleksi Humor

Focusing Membagi persepsi Identifikasi Tema Silence Memberi sugesti

Page 28: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Proses aktif menerima informasi dan mengkaji reaksi terhadap pesan yang diterima.

Cara: mempertahankan kontak mata dan respon non verbal “menerima.”

Tujuan: menunjukkan minat dan perhatian.

Page 29: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Menganjurkan klien memilih topik pembicaraan.

Contoh: “Apa yang sedang Anda pikirkan?” Tujuan: menunjukkan penerimaan terhadap

inisiatif klien.

Page 30: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Mengulang pikiran utama klien. Contoh: “Anda mengatakan bahwa ibu Anda

meninggalkan Anda sejak Anda berumur lima tahun?”

Tujuan: menunjukkan perawat mendengar, memvalidasi, menguatkan, dan memperhatiakan ungkapan klien.

Page 31: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Upaya memperjelas pembicaraan klien atau meminta klien untuk memperjelas maksud ucapannya.

Contoh: “Saya tidak tahu maksud Anda. Tolong jelaskan lagi!”

Tujuan: membantu mengklarifikasi perasaan, ide, persepsi klien dan menemukan korelasi hal tersebut dengan tindakan klien.

Page 32: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Memantulkan kembali ide, perasaan, pertanyaan pada klien lagi.

Contoh: “Anda kelihatan tegang. Apakah ada hubungannya dengan kedatangan suami Anda kemarin?”

Tujuan: memvalidasi pemahaman perawat terhadap apa yang diungkapkan klien. Menunjukkan empati, penghargaan, dan perhatian pada klien

Page 33: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Mengembalikan energi melalui hal yang menyenangkan.

Tujuan: meningkatkan insight, klien menyadari lagi hal-hal yang selama ini direpresikan, menyelesaikan paradoks, watak agresi dan sublimasi.

Page 34: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Memberikan pertanyaan atau pernyataan yang membantu mengembangkan topik yang penting.

Tujuan: membantu isi percakapan pada tujuan yang ditetapkan.

Contoh: “Saya rasa kita perlu bahas lebih lanjut tentang hubungan Anda dengan ayah Anda.”

Page 35: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Meminta klien memverifikasi pemahaman perawat tentang pikiran, ide, dan perasaan klien.

Tujuan: perawat menyampaikan pemahaman tentang klien untuk menghindari kebingungan komunikasi.

Contoh: “Anda tersenyum tapi saya rasa Anda marah dengan saya.”

Page 36: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Menggarisbawahi isu atau masalah yang dialami oleh klien yang timbul secara berulang selama hubungan perawat-klien.

Perawat menyokong eksplorasi klien dan memahami masalah yang penting.

Contoh: “Saya perhatikan Anda banyak dikecewakan laki-laki. Apakah ini yang sebenarnya ingin Anda bicarakan?”

Page 37: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Teknik diam dengan alasan terapeutik Contoh: duduk dekat klien, menunjukkan

secara nonverbal perhatian dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh klien.

Tujuan: memberi waktu klien untuk berpikir dan meningkatkan insight, melambatkan interaksi dan memberi kesempatan klien berinisiatif untuk bercakap-cakap, sementara memberi dukungan, pengertian dan penerimaan.

Page 38: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Menghadirkan ide-ide alternatif dalam pemecahan masalah.

Meningkatkan kemampuan klien untuk memilih

Contoh: “Apakah Anda sudah memikirkan cara menanggapi Bos secara berbeda ketika ia membicarakan masalah tentang Anda? Misalnya dengan menanyakan masalah spesifik yang sebenarnya terjadi!”

Page 39: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Perawat perlu membiasakan berkomunikasi sistematis yang memenuhi tahapan komunikasi terapeutik.

Perlu rancangan (skenario komunikasi) Bentuknya adalah Strategi Pelaksanaan

Tindakan Keperawatan (SP)

Page 40: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Fase Pra Interaksi Fase Orientasi Fase Kerja Fase Terminasi SP

Page 41: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Perawat melakukan review pengetahuan yang sesuai, area minat klien, mengembangkan rencana interaksi.

Keterampilan yang dibutuhkan: mengenali keterbatasan, dan kebutuhan akan bantuan.

Page 42: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Salam terapeutik (utk pertama + perkenalan).

Evaluasi validasi: klarifikasi masalah/update data ttg klien

Kontrak: topik, waktu, tempat

Page 43: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Eksplorasi dan mengetahui pikiran dan perasaan dan memfasilitasi pelaksanaan tindakan

Tahapan melaksanakan intervensi keperawatan / pelaksanaan prosedur tindakan keperawatan.

Page 44: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Evaluasi respon subyektif dan obyektif Tindak lanjut untuk klien setelah selesai

tindakan dilaksanakan. Kontrak pertemuan/interaksi berikutnya:

topik, waktu dan tempat interaksi

Page 45: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

A. Proses Keperawatan◦ Kondisi Klien◦ Dx Kep◦ Tujuan◦ Tindakan keperawatan

B. Strategi Komunikasi◦ Orientasi: Salam terapeutik,

Evaluasi / validasi, Kontrak◦ Kerja◦ Terminasi: Evaluasi, Tindak lanjut,

Kontrak yad

Page 46: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Proses Keperawatan Kondisi klien: turgor , mengeluh haus, TD:

90/60 mmHg Dx: Risiko gg perfusi jaringan b.d. dehidrasi Tujuan: klien dpt meningkatkan intake

cairan Tindakan: pemasangan infus

Page 47: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Orientasi Salam terapeutik: “Selamat pagi Bu!” Evaluasi/validasi: “Apa yang Ibu rasakan

sekarang? Tampaknya masih merasa haus saja ya Bu?”

Kontrak: “Untuk mengatasi kekurangan cairan Suster akan pasang infus di lengan kiri Ibu. Untuk itu suster butuh waktu 5 menit. Tolong Ibu berbaring! Santai saja Bu. Sedikit sakit ya.”

Page 48: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Kerja: “Tolong Bu tangan kiri mengepal! Ya

bagus!” “Saya ikat di lengan atas ya Bu. Biar

pembuluh darahnya kelihatan.” “Tahan sedikit ya Bu, saya tusuk lengan

Ibu. Jangan digerakkan ya! Oke bagus!” “Sekarang saya balut. Ya sudah …

terpasang sekarang.”

Page 49: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Terminasi Evaluasi: “Bagaimana Bu setelah infusnya terpasang? Tetesan infusnya mengalir lancar. Tidak sakit kan ya?” Tindak lanjut: “Supaya infusnya lancar terus, usahakan agar tangan tidak terlipat terlalu lama! Kalau ibu merasa nyeri, panas, atau keluar darah di selang infus, langsung lapor suster yang jaga ya Bu! Usahakan minum juga yang banyak!” Kontrak yad: “Jam 10 nanti sesuai jadwal ada pemberian obat lewat infus. Sekarang Ibu boleh istirahat dulu!”

Page 50: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Supaya kemampuan komunikasi perawat dengan klien makin meningkat.

Perlu menganalisa komunikasi yang sudah dilaksanakan antara perawat dengan klien.

Bentuk: Analisa Proses Interaksi (API)

Page 51: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

1. Dokumentasikan semua komunikasi verbal baik dari perawat maupun dari klien.

2. Identifikasi dan dokumentasikan komunikasi non verbal untuk setiap komunikasi verbal yang berlangsung.

3. Buat analisa makna dari setiap respon baik dari segi perawat maupun klien

4. Buat rasional setiap respon perawat: teknik komunikasi yang digunakan oleh perawat untuk setiap tahapan komunikasi

Page 52: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

KomunikasKomunikasi Verbali Verbal

KomunikasKomunikasi Non i Non

VerbalVerbal

Analisa Analisa berpusat berpusat

Pd PerawatPd Perawat

Analisan Analisan Berpusat Berpusat Pd KlienPd Klien

RasionalRasional

P. P. ………..………..……………………..K. ………K. ………………………..

P. ……..P. ……..K. ………K. ………

K. ……….K. ……….P. ……..P. ……..

Page 53: Hubungan Dan Komunikasi Terapeutik

Identifikasi hal positif komunikasi, kuatkan. Identifikasi kekurangan, salah teknik,

kesalahan, perbaiki di masa datang. Makin lama makin terapeutik.