Upload
vanthuan
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN DEPRESI DAN KUALITAS TIDUR DENGAN TENSION-
TYPE HEADACHE
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran
Oleh:
SATYA AGUNG NUGROHO
J500150079
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
HUBUNGAN DEPRESI DAN KUALITAS TIDUR DENGAN TENSION-
TYPE HEADACHE
Abstrak
Tension-type headache (TTH) merupakan nyeri kepala primer yang paling umum
terjadi dan tingkat kejadiannya masih cukup tinggi. Mahasiswa pendidikan
kedokteran memiliki beban akademis yang tinggi di mana menyebabkan tekanan
fisik dan mental seperti stres, depresi, dan kualitas tidur yang buruk yang menjadi
faktor risiko terjadinya TTH. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara depresi dan kualitas tidur dengan tension-type
headache. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 responden yang diambil
dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk menegakkan kriteria retriksi
maupun mendapatkan data depresi, kualitas tidur dan kejadian TTH. Data
dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik dengan program SPSS
23.0 for windows. Hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa terdapat
yang signifikan antara depresi (p= 0,000) dan kualitas tidur (p= 0,024) dengan
kejadian TTH. Mahasiswa dengan depresi berisiko 10% untuk mengalami TTH
sedangkan mahasiswa dengan kualitas tidur yang buruk berisiko 24,3% untuk
mengalami TTH. Terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dan kualitas
tidur dengan TTH. Mahasiswa dengan depresi dan kualitas tidur yang buruk akan
meningkatkan risiko terjadinya TTH.
Kata kunci : Depresi, kualitas tidur, TTH
Abstract
Tension-type headache (TTH) is the most common primary headache and the
level of the incidence is still the highest. The students of medical education have
a high academic burden that cause physical and mental problems like stress,
depression, and a bad of sleep quality that are risk factors of TTH. The aim of this
research is to know “is there the relationship between depression and sleep
quality. The kind of this research is analytic observasional with cross sectional
method. The samples is 60 respondent and it taken with purposive sampling
technique. The collecting data used questionnare which aimed to enforce the
restriction criterion and to collect the data of depression, sleep quality, and TTH.
The data was analyzed by using Chi-Square test and logistic regression with SPSS
3.0 for windows programs. The results of statistical analysis showed that there is a
significant relationship between depresion (p= 0,000) and sleep quality (p=
0,024) with TTH incidence. A student with depression have a 10% to fall on
TTH. And a student with a bad quality of sleep have a 24,3% to experience TTH.
There is a significant correlation between depression and sleep quality with TTH.
2
And the students that have depression and bad of quality sleep will be increase the
risk of TTH.
Keywords : Depression, Sleep quality, TTH
1. PENDAHULUAN
Gangguan nyeri kepala, adalah salah satu gangguan yang paling umum dari sistem
saraf. Nyeri kepala atau headache adalah suatu rasa nyeri dan tidak enak pada
daerah kepala, dan juga meliputi daerah wajah dan tengkuk leher (Perdossi, 2013).
Berdasarkan data dari International Association for Study of Pain (IASP, 2011)
setengah dari populasi umum memiliki riwayat sakit kepala dan lebih dari 90%
penduduk dunia mempunyai riwayat sakit kepala selama hidupnya. Secara global,
diperkirakan prevalensi nyeri kepala pada orang dewasa adalah sekitar 50-75%
dengan rentan usia 18-65 tahun di dunia mengalami sakit kepala selama setahun
terakhir (WHO, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada lima
rumah sakit besar di Indonesia menunjukkan hasil bahwa prevalensi pasien cluster
headache 0,5%, migrain dengan aura 1,8%, migrain tanpa aura 10%, mixed
headache 14%, chronic tension-type headache 24%, episodic tension-type
headache (TTH) 31%. Dari hasil penelitian itu, dapat disimpulkan bahwa tension-
type headache merupakan keluhan nyeri kepala terbanyak yang dialami oleh
masyarakat. (Sjahrir, dalam Oroh, et al., 2016).
Selain dapat menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan beban
ekonomi, nyeri kepala juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (WHO, 2011).
Adapun faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya nyeri kepala, diantaranya
seperti stres emosional, kurang tidur, kelelahan, menstruasi, perubahan cuaca,
makanan, dan depresi (Iliopoulos, et al., 2015).
Depresi adalah penyakit lazim di seluruh dunia, di negera maju maupun
berkembang. Definisi dari depresi sendiri adalah gangguan mental yang ditandai
dengan adanya perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan
energi, perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur, atau nafsu makan dan
kurangnya konsentrasi (WHO, dalam Marsasina, 2016).
Pada tahun 2015, sekitar 4.4% penduduk dunia mengalami depresi.
3
Depresi terjadi pada 5,1% dari seluruh populasi wanita dan 3,6% dari populasi
pria. Prevalensi depresi berbeda-beda pada setiap region di dunia, dengan kasus
terbanyak terdapat di Asia Tenggara (27%) dan terendah di Afrika (9%). Depresi
dapat terjadi pada seluruh kelompok usia dan paling tinggi pada usia 55-74 tahun
(WHO, 2017). Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2013)
prevalensi gangguan depresi di Indonesia terjadi pada sekitar 14 juta orang atau
sekitar (6%) dari seluruh penduduk di Indonesia.
Tidur merupakan proses fisiologis penting dalam kehidupan manusia
karena gangguan pada siklus tidur dapat berdampak serius pada kesehatan
(Lemma,2012). Pola tidur yang buruk dapat berakibat kepada gangguan fisiologis
dan psikologi, dampak fisiologis meliputi penurunan aktifitas sehari-hari, rasa
lelah, lemah, penurunan daya tahan tubuh (Potter & Perry dalam Sarfriyanda,
2015).
Suatu penelitian yang meneliti hubungan antara gejala gangguan depresi
dengan tension-type headache menyatakan bahwa penderita Tension-type
Headache (TTH) yang berobat jalan ke Instalasi Rawat Jalan Departemen Ilmu
Penyakit Saraf periode bulan November-Desember 2011 berjumlah 65 orang yang
berusia 20-78 tahun. Sejumlah 38 penderita berada dalam rentang usia yang sesuai
dengan kriteria inklusi penelitian dan 32 penderita di antaranya mengalami
gangguan depresi. Didapatkan korelasi positif bermakna antara gejala suasana
perasaan depresif dan TTH dengan p=0,019 dan kekuatan korelasi sedang (r=0,4-
0,599) (Setiawan, et al., 2013).
Pada suatu penelitian yang meneliti mengenai hubungan antara insufisiensi
tidur dengan nyeri kepala primer pada remaja telah dilaporkan sekitar 65,7%
remaja dengan nyeri kepala primer tidak tidur sesuai dengan kebutuhan tidur yang
seharusnya (Gilman, et al., 2007).
Berdasarkan pada latar belakang dan beberapa penelitian di atas, maka
penulis tertarik untuk mengetahui hubugan depresi dan kualitas tidur terhadap
kejadian tension-type headache.
4
2. METODE
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional, di mana
variabel bebas dan juga variabel terikat di nilai dalam waktu bersamaan. Waktu
pada penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2018, bertempat di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dilakukan
pengumpulan data, kemudian analisis dan pengolahan data. Pada penelitian ini
sampel yang akan menjadi fokus penelitian ialah mahasiswa fakultas kedokteran
semester III. Dan untuk pemilihan sampel penelitian ini dengan cara non-
probability sampling dengan menggunakan teknik yaitu purposive sampling. Dan
estimasi besar sampel dihitung menggunakan rumus slovin, di mana didapatkan
jumlah sampel sebesar 60 mahasiswa.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan total
sampel sebesar 60 mahasiswa :
3.1 Uji Analisis Chi-square
Tabel 1. Analisis Data Statistik Chi-Square Hubungan Antara Depresi dan Kualitas Tidur dengan TTH
TTH Total p
Variabel Independen Ya Tidak
n % N % n %
Depresi
Depresi 23 38,3 8 13,3 31 51,7 0,000
Tidak Depresi 7 11,7 22 36,7 29 48,3
Kualitas Tidur
Baik 13 21,7 5 8,3 18 30 0,024
Buruk 17 28,3 25 41,7 42 70
Total (%) 100
(Data Primer, 2018)
Dari hasil Chi square didapatkan bahwa nilai p-value sebesar 0.000 < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara depresi
dan tension-type headache. Sedangkan pada kualitas tidur didapatkan p-value
5
sebesar 0.024 < 0.05, dan dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan
antara kualitas tidur dengan tension-type headache.
3.2 Uji Multivariat Regresi Logistik
Tabel 2. Analisis Data Statistik Uji Regresi Logistik Ganda Hubungan Antara Depresi dan Kualitas Tidur dengan TTH
Variablel Independen B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Depresi -2,241 ,631 12,610 1 ,000 ,106
Kualitas Tidur -1,413 ,709 3,976 1 ,046 ,243
Constant 1,573 ,519 9,184 1 ,002 4,821
-2 log likelihood = 63,124
Nagelkerke R Square =0,379
(Data Primer, 2018)
3.3 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa depresi berhubungan dengan kejadian
TTH pada mahasiswa semester III dan secara statistik telah dibuktikan dengan
nilai p= 0,000 yang berarti signifikan. Depresi akan meningkatkan risiko untuk
mengalami TTH dibandingkan yang tidak mengalami depresi, hal ini dapat dilihat
pada nilai Exp(B) di mana didapatkan nilai sebesar 0,106 atau 10,6%. Menurut
Hagen et al. (2014), gangguan psikis seperti depresi, kecemasan, dan stres dapat
meningkatkan timbulnya tension-type headache (OR: 2.05 95 CI: 1.61-2.61, p <
0,001). Hal ini juga dituliskan menurut Chen et al. (2012) bahwa gangguan psikis
berupa kecemasan berlebih dan juga depresi dapat menimbulkan TTH khususnya
TTH kronik. Prevalensi TTH pada mahasiswa pendidikan kedokteran masih
cukup tinggi, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti lamanya masa
studi, kurikulum, beban akademik yang tinggi, transisi antara lingkungan
pendidikan yang berbeda dibanding sebelumnya.
Pada penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana pada tahun 2015 didapatkan hasil korelasi positif antara depresi dan
TTH, yaitu 80% mahasiswa yang memiliki gangguan seperti depresi, juga
mengalami TTH (r= 0,516, p= 0,001). Menurut Francomichele (2000)
menyebutkan bahwa adanya hubungan antara gangguan mood, dengan TTH di
mana dalam penelitian ini didapati nilai p= 0,02, yang menunjukkan angka
signifikasi. Dalam penelitian ini juga didapati nilai pada seseorang yang depresi
6
dan mengalami TTH sebesar 36,8% sedangkan pada seseorang yang mengalami
depresi dan diikuti dengan nyeri kepala primer lain sebesar 23,0%, dapat
disimpulkan bahwa depresi memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap
kejadian TTH.
Dan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas tidur memiliki
hubungan dengan kejadian TTH pada mahasiswa fakultas kedokteran semester III
dan berdasarkan dari uji statistik dinyatakan memiliki nilai yang signifikan (p=
0,024). Kualitas tidur yang buruk akan meningkatkan kejadian TTH pada
mahasiswa fakultas kedokteran UMS. Dalam nilai Exp (B) didapatkan sebesar
0,243. Makna dari nilai tersebut ialah kualitas tidur yang buruk memiliki
kemungkinan 0,243 atau 24,3% kali lebih besar dalam meningkatkan kejadian
TTH dibandingkan dengan kualitas tidur yang baik.
Seseorang dengan kualitas tidur yang buruk merupakan suatu faktor risiko
untuk terjadi nya TTH. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa frekuensi nyeri
kepala, intensitas nyeri kepala dan onset nyeri kepala memiliki hubungan yang
signifikan dengan kebiasaan tidur yang spesifik seperti mimpi buruk, kesulitan
memulai dan mempertahankan tidur, dan kualitas tidur (Gilman et al., 2017).
Nyeri kepala dan gangguan tidur keduanya dipicu oleh perubahan
neurotransmitter dan gangguan pada irama sirkadian. Kadar serotonin telah
terbukti memiliki pengaruh pada gangguan tidur REM dan nyeri kepala primer
yaitu TTH dan migrain. Gangguan siklus antara REM dan non-REM melalui
ketidakseimbangan kadar serotonin dapat mengakibatkan gangguan tidur
penurunan kadar serotonin dapat memicu terjadinya nyeri kepala dengan
mempengaruhi tidur REM (Isik, et al., 2007). Pada penelitian yang dilakukan
Iqbal (2007), didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara kualitas
tidur dan nyeri kepala dengan nilai 0,006. Sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh Antara (2015), menyebutkan proporsi nyeri kepala primer pada
remaja adalah 85,42%. Terdapat korelasi yang bermakna secara statistik antara
kualitas tidur yang buruk dengan nyeri kepala primer dengan nilai p= 0,0001.
7
4. PENUTUP
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dan kualitas tidur dengan
kejadian tension-type headache (TTH) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
semester III Universitas Muhammadiyah Surakarta.
PERSANTUNAN
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Iwan Setiawan, dr., Sp.S., M. Kes.,
Sulistyani dr., Sp.N., dan Erna Herawati, dr, Sp.K.J., yang telah membimbing,
memberikan saran dan kritik dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Francomichele, L., Albert, T., Danny, F. G., 2000. Correlation Between Anxiety
Depression with Tension-type Headache. Medical Journal, 8(12), pp. 12-16.
Gilman, D. K., Palermo, T. M., Kabbouche, M. A. & Powers, S. W., 2007.
Primary Headache and Sleep Disturbance in Adoloscent. Headache, 47(8),
pp. 1189-94.
IASP, 2011, International Association for the Study of Pain. [Online] Available at:
http://www.iasp-pain.org [Diakses 12 Juli 2018].
Iliopoulos, P., Damigos, D., Kerezoudi, E., Limpitaki, G., Xifaras, M., Skiada, D.,
Tsagkovits, A., Skapinakis, P., 2015. Trigger Factors in Primary Headaches
subtypes : a cross-sectional study from a tertiary centre in Greece. BMC
Research Notes, 8(393), pp.1-10.
Lemma, S., Gelaye, B., Berhane, Y., Worku, A., Williams, M, A., 2012. Sleep
Quality and Its Psychological Correlates Among University Students in
Ethopia: A Cross-sectional Study. BMC Psychiatry, 12(1), pp. 1-7.
Marsasina, A., Alifiati, F., 2016. Gambaran dan Hubungan Tingkat Depresi
Dengan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Pasien Rawat Jalan
Puskesmas (Studi Deskriptif Analitik di Puskesmas Halmahera Semarang).
Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), pp. 440-50.
Oroh, K., Junita, M, P., Theresia, R., 2016. Gambaran Penggunaan Ponsel Pintar
Sebagai Faktor Risiko Nyeri Kepala Primer pada Mahasiswa Angkatan
2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-
Clinic, 4(2).
PERDOSSI, 2016. Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
8
RISKESDAS, 2013. Riset Kesehatan Dasar. [Online] Available at:
www.depkes.go.id [Diakses 22 Juli 2018].
Sarfriyanda, J., Darwin, K., Ari, P, D., 2015. Hubungan Antara Kualitas Tidur dan
Kuantitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. JOM, 2(2), pp. 1178-
85.
Setiawan, J, C., Henry, A, S., Tuti, W, A, S., 2013. Hubungan Antara Gejala
Gangguan Depresi dan Tension-type Headache (TTH): Studi Eksploratif.
MKB, 45(1), pp. 28-34.
WHO, 2011. World Health Organization. [Online] Available at: www.who.int
[Diakses 21 Juli 2018].
WHO, 2017. World Health Organization. [Online] Available at: www.who.int
[Diakses 21 Juli 2018].