52
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASI BOBOIBOY (MNCTV) DENGAN SIKAP TA’AWUN DI KALANGAN SISWA SD NEGERI 1 JETIS, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Disusun Oleh : JEVY NOR KAHVI HIDAYAT NIM : 13210009 Pembimbing Khadiq, S.Ag, M.Hum NIP 19700125 199903 1 001 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

  • Upload
    others

  • View
    36

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASI

BOBOIBOY (MNCTV) DENGAN SIKAP TA’AWUN DI KALANGAN

SISWA SD NEGERI 1 JETIS, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Disusun Oleh :

JEVY NOR KAHVI HIDAYAT

NIM : 13210009

Pembimbing

Khadiq, S.Ag, M.Hum

NIP 19700125 199903 1 001

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

ii

Page 3: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

iii

Page 4: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

iv

Page 5: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk istriku tercinta Panca Ayu Listyorini yang

selalu menemani dalam suka maupun duka.

Untuk anakku Alm. Khoiriy Hammam Alfarezi Ayvy, yang telah memberi

begitu banyak warna dan pelajaran dalam hidup. Aku sayang kamu, sampai

jumpa di kehidupan yang akan datang.

Untuk Anakku yang sedang berada dalam kandungan, semoga Allah selalu

memberimu perlindungan dan kesehatan.

Dan tentunya untuk kedua orangtuaku dan Ibu Mertuaku Bapak Imam

Sumadi, Ibu Murtini dan Ibu Sri Sutartini yang selalu memberi semangat,

dukungan, doa, dan motivasi.

Page 6: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

vi

HALAMAN MOTTO

Dan tolong - menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah

kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.

(Q.S AL-MAIDAH : 2)

Page 7: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, serta hidayah-

Nya. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rasa syukur kepada

Allah SWT atas ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Hubungan Intensitas Menonton Animasi Boboiboy (MNCTV) Dengan Sikap

Ta’awun Di Kalangan Siswa SD Negeri 1 Jetis, Yogyakarta dengan baik dan lancar.

Skripsi ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Untuk itu dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bapak Prof. Dr. KH. Yudian

Wahyudi, M.A Ph.D.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ibu

Dr. Nurjannah, M.Si.

3. Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam serta Dosen Pengampu

Akademik, Bapak Dr. Musthofa., S.Ag., M.Si

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Khadiq, S.Ag, M.Hum yang telah dengan

sabar membimbing, mengarahkan, memberi dukungan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

5. Segenap dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah tulus dan

ikhlas mengajarkan dan memberikan ilmu selama di perkuliahan.

Page 8: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

viii

6. Kepala Sekolah SD Negeri 1 Jetis, Yogyakarta, Ibu Nunik Harini Lestari, S.Pd

yang telah memberi ijin dan fasilitas untuk penelitian skripsi. Serta seluruh

guru, karyawan, siswa kelas IV yang membantu penulis dalam penelitian.

7. Istriku Panca Ayu Listyorini yang selalu memberi semangat, dukungan,

motivasi, doa dan selalu menemani dalam suka maupun duka, aku beruntung

memilikimu.

8. Alm. Khoiriy Hammam Alfarezi Ayvy, Anakku tersayang, terima kasih telah

hadir mewarnai memberi banyak pelajaran dalam hidup apieh meski dalam

waktu yang sangat singkat. Aku sayang kamu Mas Hammam, sampai jumpa

lagi di kehidupan yang selanjutnya. Dan untuk Anakku yang saat ini berada

dalam kandungan, semoga Allah selalu memberimu perlindungan dan

kesehatan ya nak.

9. Bapak Imam Sumadi, Ibu Murtini, Ibu Mertua Sri Sutartini , Shinta, Daffa,

Aira, Teteh Cantik, Kirana dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan

kehangatan, dukungan dan doa. Semoga Allah selalu memberikan

perlindungan dan kesehatan untuk semua.

10. Untuk Para Sahabat Zizi, Aziz Tuban, Aziz B’dul, Amir, Wakhid, Barkah,

Intan, Ayu, Rahma. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini.

11. Seluruh Teman-teman Komunikasi dan Penyiaran Islam Angkatan 2013, untuk

kebersamaan selama ini.

12. Keluarga Besar SUKA TV, Terima kasih telah menjadi tempatku untuk

berproses.

Page 9: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

ix

13. Segenap pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT

memberikan pahala atas segala bantuan tersebut.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dimasa yang akan datang.

Yogyakarta, 8 Januari 2019

Jevy Nor Kahvi Hidayat

Page 10: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

x

ABSTRAK

Jevy Nor Kahvi Hidayat, 13210009, 2018. Skripsi: Hubungan Intensitas

Menonton Animasi Boboiboy (MNCTV) Dengan Sikap Ta’awun Di Kalangan SD

Negeri 1 Jetis, Yogyakarta, Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas menonton

animasi Boboiboy (MNCTV) dengan sikap ta’awun di kalangan siswa SD Negeri

1 Jetis, Yogyakarta. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

belajar sosial, intensitas menonton dan sikap. Uji validitas menggunakan validitas

konstruk dengan perhitungan menggunakan rumus product moment. Uji reliabilitas

menggunakan rumus alpha cronbach. Uji validitas dan reliabilitas dihitung

menggunakan SPSS versi 15. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi,

dan wawancara. Jumlah populasinya 57 siswi kelas IV SD Negeri 1

Jetis,Yogyakarta. teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh.

Analisis data menggunakan analisis non parametrik dengan menggunakan rumus

chi square atau chi kuadrat.

Hubungan intensitas menonton animasi Boboiboy (MNCTV) dengan sikap

ta’awun paling banyak masuk dalam kategori tingkat intensitas menonton tinggi

dan sikap ta’awunnya baik. Terdapat 22 responden dari hasil pengolahan data 57

responden. Berdasarkan hasil penelitian chi square sebesar 9,43 dengan dk=2, dan

tingkat probabilitas yang dipilih adalah 0,01. Dapat dilihat pada tabel distribusi chi

square hasilnya 9,210. 9,43 > 9,210 maka terdapat hubungan yang signifikan.

Berdasarkan perhitungan koefisien kontingensi didapat hasil sebesar 0,375, artinya

hubungan antara dua variabel dianggap cukup erat.

Kata Kunci : Intensitas Menonton, Boboiboy, Sikap Ta’awun

Page 11: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................... ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN....................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................ vii

ABSTRAK .................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................... xiv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ 7

D. Kajian Pustaka ..................................................... 8

E. Kerangka Teori .................................................... 12

1. Tinjauan Intensitas Menonton ........................ 12

2. Tinjauan Sikap Ta’awun ................................. 14

3. Teori dan Faktor Pembentuk Sikap ................ 18

4. Hubungan Intensitas Menonton dengan Sikap

Ta’awun .......................................................... 26

Page 12: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

xii

F. Kerangka Pemikiran ............................................ 28

G. Variabel Penelitian .............................................. 29

H. Hipotesis .............................................................. 29

I. Sistematika Pembahasan ..................................... 30

BAB II: METODE PENELITIAN

A. Jenis Analisis Penelitian ...................................... 31

B. Definisi Konseptual ............................................. 31

C. Definisi Operasional ............................................ 34

D. Populasi dan Sampel Penelitian........................... 35

E. Instrumen Penelitian ............................................ 36

F. Teknik Pengumpulan Data .................................. 38

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ........................ 40

H. Analisis Data ....................................................... 45

BAB III: SD NEGERI JETIS 1, YOGYAKARTA DAN ANIMASI

BOBOIBOY (MNCTV)

A. SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta ............................. 49

1. Sejarah SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta ............ 49

2. Visi, Misi dan Tujuan SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta

........................................................................ 49

3. Struktur Organisasi SD Negeri 1 Jetis

Yogyakarta ...................................................... 52

Page 13: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

xiii

4. Siswa-Siswi SD N 1 JETIS Yogyakarta dengan

Boboiboy ......................................................... 53

B. Animasi Boboiboy MNCTV ............................... 54

BAB IV: INTENSITAS MENONTON ANIMASI BOBOIBOY

(MNCTV) DENGAN SIKAP TA’AWUN

A. Deskripsi Data Penelitian .................................... 57

1. Intensitas Menonton Serial Animasi

Boboiboy ......................................................... 58

2. Sikap Ta’awun ................................................ 62

B. Pengujian Hipotesis ............................................. 64

C. Pembahasan dan Interpretasi Hasil Penelitian ..... 68

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................... 72

B. Saran .................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional Intensitas Menonton Animasi Boboiboy

........................................................................................... 34

Tabel 2 Definisi Operasional Sikap Ta’awun ................................ 35

Tabel 3 Pedoman Penyekoran Angket ........................................... 37

Tabel 4 Kisi-kisi Intensitas Menonton ........................................... 37

Tabel 5 Kisi-kisi Sikap Ta’awun .................................................... 38

Tabel 6 Validitas Intensitas Menonton ........................................... 41

Tabel 7 Validitas Sikap Ta’awun ................................................... 43

Tabel 8 Reliabilitas Intensitas Menonton dengan Sikap Ta’awun . 44

Tabel 9 Struktur Organisasi SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta ........... 52

Tabel 10 Data Kelas IV SD Negeri 1 Jetis, Yogyakarta .................. 57

Tabel 11 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................... 58

Tabel 12 Data Responden Berdasarkan Usia ................................... 58

Tabel 13 Perhatian dalam Intensitas Menonton Animasi Boboiboy..59

Tabel 14 Penghayatan dalam Intensitas Menonton Animasi Boboiboy

........................................................................................... 59

Tabel 15 Durasi dalam Intensitas Menonton Animasi Boboiboy .... 60

Tabel 16 Frekuensi dalam Intensitas Menonton Animasi Boboiboy

........................................................................................... 60

Tabel 17 Intensitas Menonton Animasi Boboiboy Secara Keseluruhan

........................................................................................... 61

Page 15: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

xv

Tabel 18 Kognitif Sikap Ta’awun .................................................... 62

Tabel 19 Afektif Sikap Ta’awun ...................................................... 62

Tabel 20 Konatif Sikap Ta’awun ..................................................... 63

Tabel 21 Sikap Ta’awun Secara Keseluruhan .................................. 63

Tabel 22 Intensitas Menonton Animasi Boboiboy dengan sikap ta’awun

........................................................................................... 65

Tabel 23 Perhitungan Chi Square .................................................... 66

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Hubungan Intensitas menonton Animasi

Boboiboy (MNCTV) dengan sikap ta’awun di kalangan siswa SD

Negeri 1 Jetis, Yogyakarta ................................................ 28

Gambar 2 Animasi Boboiboy............................................................. 54

Page 16: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa anak-anak masih didominasi oleh masa dimana mereka

cenderung meniru apa yang mereka lihat. Tidak memandang baik itu positif

maupun negatif karena pada masa itu seorang anak masih belum bisa

memilah-milah sesuatu yang baik dan buruk. Maka dari itu masa anak-anak

adalah masa yang sangat rentan dan membutuhkan pengawasan yang ekstra.

Proses perkembangan sebuah kepribadian anak tidak terlepas dari didikan

orang tua dan lingkungan sekitar serta hal yang mereka lihat setiap harinya

dalam bersosialisasi. Proses sosialisasi tidak dapat berlangsung secara

otomatis. Proses ini dibantu oleh media yang menjembatani seseorang

dalam mengenal sistem nilai dan norma yang ada dalam kehidupan nyata.

Beberapa media yang berperan dalam membantu proses sosialisasi

seseorang adalah keluarga, sekolah, teman sepermainan, media massa, dan

lain sebagainya.

Perkembangan zaman membuat teknologi semakin maju sehingga

pola hidup dan dunia bermain anak juga makin berkembang. Jika pada

zaman dahulu anak-anak lebih sering untuk bermain diluar maka sekarang

cenderung lebih banyak duduk didepan televisi untuk menyaksikan

tayangan yang mereka suka. Televisi adalah sebuah media telekomunikasi

Page 17: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

2

terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta

suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata

“televisi” merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan

visio (penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan

sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media

visual/penglihatan.1 Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni

fungsi informasi (the information function) , fungsi pendidikan (the

Educational function), dan fungsi hiburan (the entertainment function).2

Televisi juga memiliki pengaruh yang begitu besar bagi khalayak yang

menontonnya. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif ataupun negatif

tergantung bagaimana khalayak menerjemahkan pesan yang terkandung di

dalam tayangan televisi. Menurut data survei yang dilakukan oleh Litbang

Kompas tahun 2016. Melibatkan 1.436 warga Jakarta berusia diatas 13

tahun menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden menonton televisi

sedikitnya dua jam per hari. Dua dari 10 responden menonton televisi diatas

4 jam per hari. Jika dirata-rata, keseharian warga Jakarta menghabiskan 2,5

jam atau 10% waktu mereka di depan televisi.3 Hal ini pula yang menjadi

alasan penulis untuk meneliti tentang tema ini. Karena saat ini menonton

televisi sudah menjadi kebiasaan yang melekat di masyarakat khususnya

anak-anak. Televisi adalah media yang mampu mempengaruhi sikap karena

1 Televisi , https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi , diakses pada tanggal 16 oktober 2017. 2 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori Dan Praktek (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1984), hlm. 27. 3https://nasional.kompas.com/read/2016/03/30/05374961/Survei.Litbang.Kompas.Televis

i.Dua.Sisi.Mata.Uang diakses tanggal 28 Februari 2018

Page 18: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

3

media dapat membawa pesan berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-

pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut akan memberikan dasar

yang efektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah sikap

tertentu.

Dengan banyaknya peminat pemirsa televisi di Indonesia, maka para

stasiun televisi berlomba-lomba untuk memberikan program terbaik

mereka. Program-program acara tersebut banyak macamnya mulai dari

program hiburan seperti : drama sinetron, film, kartun, reality show, game

show, dan program informasi seperti: berita, infotainment, talkshow,

feature. Selain sebagai sarana informasi dan hiburan, televisi juga

bermanfaat sebagai sarana edukasi/pendidikan bagi pemirsa khususnya para

pelajar dan anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan baik secara

fisik, mental maupun psikologi. Apabila seseorang dapat mengelola dengan

baik berbagai pesan yang disampaikan oleh program acara yang disajikan

televisi, maka dapat dijadikan sarana alternatif pembelajaran khalayak pada

umumnya dan khususnya untuk anak-anak.

Salah satu program acara yang paling diminati oleh anak-anak

adalah acara animasi kartun. Animasi kartun adalah hasil dari pengolahan

gambar tangan sehingga menjadi gambar bergerak dengan bantuan

Page 19: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

4

komputer.4 Animasi kartun ini sangat menarik perhatian anak-anak karena

berisi hal-hal yang ringan dan berkaitan dengan dunia anak. Terdapat

banyak animasi kartun di semua stasiun televisi Indonesia saat ini. Adit,

Sopo Jarwo , Tayo, Kiko, Doraemon, Upin dan Ipin, Boboiboy dan masih

banyak lagi.

Dari sekian banyak animasi kartun yang ada, penulis mengambil

salah satu animasi kartun terkenal yaitu Boboiboy. BoBoiboy adalah sebuah

animasi kartun dari Malaysia yang diproduksi oleh Animonsta Studios.

Animasi kartun ini menceritakan tentang seorang anak yang memiliki

kekuatan luar biasa untuk menghadapi makhluk asing yang ingin

menyerang Bumi. Bersama dengan keempat

temannya Ying, Yaya, Gopal dan Fang. BoBoiBoy berusaha menghalangi

alien berkepala kotak bernama Adu Du yang berwarna hijau bersama

dengan Probe dan Komputer yang menginginkan biji coklat agar bisa

menaklukkan Bumi.5 Boboiboy di Indonesia ditayangkan oleh MNC TV

sejak 20 oktober 2014. Hingga saat ini Boboiboy terhitung sudah memasuki

tiga musim. Dalam penayangannya Boboiboy mampu meraih posisi

kesembilan di perolehan rating acara televisi pada tanggal 31 desember

2016 dengan perolehan rating 2,9% dan share 19,9%.6 Dalam ini, Boboiboy

4 Animasi, https://id.wikipedia.org/wiki/Animasi , diakses pada tanggal 6 Februari 2018 5 Boboiboy, https://id.wikipedia.org/wiki/BoBoiBoy, diakses pada tanggal 27 februari

2018 6 Akun Facebook Update Banget,

https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1103602369657992&id=854494461235452

&comment_id=1103776629640566&comment_tracking=%7B%22tn%22%3A%22R%22%7D&_r

dc=1&_rdr , diakses tanggal 6 februari 2018.

Page 20: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

5

digambarkan selalu bekerja sama dan saling tolong menolong dengan

teman-temannya agar bisa mengalahkan setiap penjahat yang mereka

hadapi. Penulis memilih Boboiboy, karena animasi ini termasuk dalam

genre aksi tetapi mampu memasukkan nilai-nilai atau pesan yang baik bagi

khalayak khusunya anak-anak seperti tentang tolong menolong sesama,

menghormati orang tua, setia kawan dan masih banyak lagi.

Sikap Saling tolong-menolong yang mereka tunjukkan, dalam islam

dikenal dengan istilah Ta’awun. Ta’awun adalah suatu kegiatan tolong

menolong dalam kebaikan antar sesame manusia. Dalam ta’awun,

sebaiknya kita tidak mempermasalahkan tentang siapa yang di tolong dan

siapa yang menolong serta tidak melihat pangkat, derajat ataupun harta

duniawi seseorang. Ta’awun sangat dianjurkan karena banyak kebaikan dan

hikmah yang terkandung di dalamnya. Dengan suka tolong-menolong maka

kita akan memiliki banyak teman, bahkan teman menjadi seperti saudara

sendiri. Kita juga dapat menjalin kebersamaan dan rasa kekeluargaan

dengan banyak orang. Secara pribadi kita juga akan diberi pahala oleh Allah

SWT karena telah melakukan kebaikan.

SD Negeri 1 Jetis, Yogyakarta sebagai sekolah yang memiliki visi

“Unggul dalam prestasi, teladan dalam budi pekerti berlandaskan IMTAQ

dan IPTEK berbasis budaya dan berwawasan lingkungan”. bekerja keras

untuk mencetak generasi yang berprestasi dan dapat menjadi teladan bagi

warga sekitar. Mereka menanamkan sejak dini tentang budi pekerti. Sikap-

sikap teladan mereka tanamkan kepada anak didiknya untuk dijadikan

Page 21: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

6

sebuah kebiasaan. Seperti, sikap peduli sesama, saling menolong, tidak

egois. Sikap-sikap seperti ini telah dibiasakan di lingkungan sekolah yang

membuat siswa juga akan berlaku demikian karena lingkungan yang

mendorong mereka melakukan hal tersebut. Dari pra survei yang dilakukan

peneliti. Peneliti sempat melihat seorang siswa yang menolong siswa

lainnya ketika terjatuh dan menangis. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa

siswa di SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta memang memiliki sikap suka

menolong antar sesamanya. Karakteristik siswa SD Negeri 1 Jetis,

Yogyakarta yang berlokasi ditengah kota ini membuat siswa nya tergolong

masyarakat modern dan rata-rata memiliki televisi dirumahnya sehingga

intensitas mereka dalam mengakses media dalam hal ini televisi menjadi

intens. Dan berdasarkan pra survei peneliti lewat wawancara dengan

beberapa siswa di SD Negeri 1 Jetis, Yogyakarta mengatakan bahwa mereka

sering menonton televisi sepulang sekolah atau di sore hari dan tayangan

yang menjadi pilihan mereka adalah animasi Boboiboy. Karena menurut

mereka Boboiboy sangat bagus dan suka menolong teman-temannya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang hubungan intensitas menonton animasi Boboiboy dengan

sikap Ta’awun di kalangan siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Jetis Yogyakarta.

Page 22: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka penulis

mengidentifikasi rumusan masalah untuk penelitian ini adalah :

1. Bagaimana intensitas menonton animasi Boboiboy MNC TV di

kalangan siswa SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta?

2. Bagaimana konsep sikap ta’awun dalam islam?

3. Adakah hubungan antara intensitas menonton animasi Boboiboy MNC

TV dengan sikap ta’awun di kalangan siswa SD Negeri 1 Jetis

Yogyakarta?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana intensitas menonton animasi Boboiboy

MNC TV di kalangan siswa SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui konsep sikap ta’awun dalam islam.

c. Untuk mengetahui adakah hubungan antara intensitas menonton

animasi Boboiboy MNC TV dengan sikap Ta’awun di kalangan siswa

SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta.

Page 23: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

8

2. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas

wawasan, cakrawala pengetahuan tentang hubungan intensitas

menonton televisi dan sikap. Serta memberikan penjelasan kajian

teori-teori mengenai efek media massa yang berupa tayangan

Animasi di televisi dapat memberikan dampak kepada khalayak.

b. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan evaluasi bagi

khalayak mengenai hubungan intensitas menonton televisi dengan

pembentukan sikap. Serta penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

masyarakat agar dapat mengambil sisi positif dan dapat

membandingkan tayangan televisi yang baik dan mana yang tidak

baik.

D. Kajian Pustaka

Selain untuk menghindari plagiasi penelitian sejenis, pemaparan

kajian pustaka bertujuan untuk mempertajam metode penelitian,

memperkuat kerangka teoritik dan memperoleh informasi tentang penelitian

sejenis yang pernah dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut ;

Pertama, skripsi dengan judul Hubungan Intensitas Menonton Film

Animasi dan Peran Orangtua Sebagai Gatekeeper terhadap tingkat

Page 24: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

9

agresivitas Anak.7 Ditulis oleh Marcia Julifar Ardianto. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas menonton film

animasi terhadap tingkat agresivitas anak yang disertai dengan peran

orangtua sebagai gatekeeper. Teori yang digunakan adalah teori belajar

sosial (social learning theory) dan parental mediation theory. Tipe

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe eksplanatori

dengan pendekatan metode penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini

adalah anak sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 di kota Semarang. Teknik

pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling dengan

sampel sebanyak 73 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya

hubungan positif antara intensitas menonton film animasi dan peran orang

tua sebagai gatekeeper terhadap tingkat agresivitas anak dengan signifikansi

0,021%. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama menggunakan teori belajar sosial oleh Albert

Bandura.

Kedua, skripsi dengan judul Pengaruh Intensitas Menonton Televisi

Terhadap Kedisiplinan Anak Dalam Membagi Waktu Belajar di MIN 2

Model Samarinda.8 Ditulis oleh Dewi Agustina. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan

7 Marcia Julifar Ardianto, Hubungan Intensitas Menonton Film Animasi dan Peran

Orang Tua Sebagai Gatekeeper terhadap Tingkat Agresivitas Anak,

https://www.neliti.com/id/publications/189354/hubungan-intensitas-menonton-film-animasi-dan-

peran-orangtua-sebagai-gatekeeper, diakses tanggal 21 februari 2018 8 Dewi Agustina, Pengaruh Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Anak

Dalam Membagi Waktu Belajar di MIN 2 Model Samarinda, http://www.e-

jurnal.com/2017/02/pengaruh-intensitas-menonton-televisi.html, diakses tanggal 21 februari 2018

Page 25: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

10

adalah dengan menggunakan uji korelasi produk moment untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dan kemampuan prediksi antar variabel bebas

intensitas menonton terhadap variabel terikat kedisiplinan anak. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas menonton televisi dan

kedisiplinan anak memiliki hubungan yang sangat signifikan dan

pengaruhnya kuat terhadap Kedisiplinan Anak. Persamaan pada penelitian

ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif tetapi berbeda

dalam teori yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi

massa sedangkan peneliti menggunakan teori belajar sosial.

Ketiga, skripsi dengan judul “Hubungan Antara Intensitas

Menonton Sinetron Si Biang Kerok Cilik Dengan Perilaku Keberagamaan

Siswa SDN Demakijo I Sleman Yogyakarta”9 karya Ida Ayu Pamungkas

Jurusan komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014. Metode

penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan jenis penelitian eksplanatif dan menggunakan teknik analisis

korelasi, teknik penarikan sampel menggunakan teknik random sampel.

Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa tidak ada hubungan antara

intensitas menonton sinetron Si Biang Kerok Cilik dalam perubahan

perilaku sikap keberagamaan siswi SDN Demakijo I Sleman Yogyakarta.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak

9 Ida Ayu Pamugkas, “ Hubungan Antara Intensitas Menonton Sinetron Si Biang Kerok

Cilik Deengan Perilaku Keberagamaan Siswi SDN Demakijo I Sleman Yogyakarta”, Skripsi

(Yogyakarta: Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2014).

Page 26: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

11

pada teori yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teori S-O-R

sedangkan peneliti menggunakan teori belajar sosial.

Keempat, Skripsi dengan judul “Pengaruh Menonton Tayangan

Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo Terhadap Sikap Anak (Studi Pada

Siswa/I Kelas III SD Al-Azhar 1 Bandar Lampung)”.10 Karya Cynthia

Malinda Putri Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung 2017. Penelitian ini menggunakan teori

kognitif sosial dengan metode penelitian kuantitatif. Tekhnik analisa data

yang digunakan yaitu regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa Menonton Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo

berpengaruh signifikan terhadap sikap anak siswa kelas III SD Al- Azhar 1

Bandar Lampung sebesar 14%. Pengujian hipotesis film animasi Adit dan

Sopo Jarwo (frekuensi, durasi, atensi) secara simultan menunjukkan hitung

lebih besar dari f tabel dengan taraf signifikasi 5% yaitu 11,226 > 2,51

dengan demikian H0 ditolak dan Hi diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara menonton film animasi

dengan sikap anak dengan tingkat korelasi hubungan yang rendah.

Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

terletak pada teori yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teori

10 Cynthia Malinda Putri, Pengaruh Menonton Tayangan Film Animasi Adit dan Sopo

Jarwo Terhadap Sikap Anak (Studi Pada Siswa/I Kelas III SD Al-Azhar 1 Bandar Lampung), digilib.unila.ac.id/28257/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf , diakses pada

tanggal 21 Februari 2018

Page 27: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

12

kognitif sosial sedangkan peneliti menggunakan teori belajar sosial oleh

Albert Bandura.

E. Kerangka Teori

1. Tinjauan Intensitas Menonton

Intensitas dalam kamus besar bahasa indonesia diartikan keadaan

tingkatan atau ukuran.11 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Inggris

diistilahkan dengan intensity yang artinya kehebatan (hebat, kuat).12

Intensitas merupakan tingkat intens seseorang dalam melihat sesuatu, dalam

hal ini yaitu menonton suatu tayangan televisi.

Menonton televisi adalah kesadaran seseorang terhadap sesuatu

yang berhubungan dengan dorongan yang ada dalam diri individu sehingga

seseorang memutuskan perhatiannya terhadap acara yang ditayangkan

televisi dengan senang hati serta dengan perasaan puas sehingga pemirsa

dapat menikmati apa yang ditayangkan oleh televisi. Menonton berarti

aktivitas melihat sesuatu dengan tingkat perhatian tertentu.13

Pengukuran intensitas itu menyangkut sikap atau tindakan yang

dilakukan seseorang atau kelompok orang sebagai objek yang terarah pada

objek. Indikator intensitas menurut Ajzen adalah sebagai berikut :

11http://kbbi.web.id, diakses pada tanggal 25 Februari 2018, pukul 11.13.

12Slamet Riyanto, dkk, Kamus Inggris Indonesia (Yogyakarta: pustaka Pelajar), hlm. 539. 13 Sudarwan Danim, Ilmu-ilmu Perilaku (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 35.

Page 28: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

13

a. Perhatian

Perhatian merupakan ketertarikan terhadap objek tertentu yang

menjadi target perilaku. Hal ini digambarkan dengan adanya stimulus yang

datang, kemudian stimulus tersebut direspon, dan responnya berupa

tersiratnya perhatian individu terhadap objek yang dimaksud. Perhatian

dalam menonton televisi berupa tersiratnya perhatian maupun waktu dan

tenaga individu untuk menonton adegan-adegan yang disajikan dalam

tayangan televisi.

b. Penghayatan

Penghayatan dapat berupa pemahaman dan penyerapan akan sesuatu

informasi dan kemudian informasi tersebut dipahami, dinikmati dan

disimpan sebagai pengetahuan baru bagi individu yang bersangkutan.

Dalam menonton tayangan televisi penghayatan meliputi pemahaman dan

penyerapan akan adegan serta pesan dalam tayangan televisi, kemudian

dijadikan informasi baru yang kemudian disimpan sebagai pengetahuan

baru bagi individu yang bersangkutan.

c. Durasi

Durasi merupakan lamanya selang waktu yang dibutuhkan individu

untuk melakukan perilaku atau kegiatan yang menjadi target. Durasi

menonton tayangan televisi berarti membutuhkan waktu, lamanya selang

waktu yang dibutuhkan untuk menonton sebuah tayangan televisi.

Page 29: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

14

d. Frekuensi

Frekuensi merupakan banyaknya pengeluaran perilaku menjadi

target. Menonton tayangan televisi dapat berlangsung dalam frekuensi yang

berbeda-beda tergantung individu dalam menginginkan informasi

tergantung pada individu yang bersangkutan.

2. Tinjauan Sikap Ta’awun

a. Sikap

Sikap manusia, atau untuk singkatnya kita sebut sikap, telah

didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Salah satunya adalah

Berkowitz, Ia mengatakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek

adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan

tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan

konatif yang saling berinteraksi satu sama lain dalam memahami,

merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.14

Menurut Azwar S. Unsur-unsur sikap dibedakan atas 3 komponen

yang saling menunjang, yaitu:

1) Komponen Kognitif, merupakan representasi apa yang dipercayai

oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan

14 Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

1995), hlm. 5

Page 30: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

15

stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan

dengan pandangan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu

atau problem yang kontroversial.

2) Komponen Afektif, merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling

dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling

bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah

mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan

perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3) Komponen Konatif, merupakan aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi

tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap

sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang

dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap

seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.15

b. Ta’awun

Ta’awun berasal dari bahasa Arab Ta’awana, Yata’aawuna,

Ta’awuna, yang artinya tolong menolong, gotong-royong, bantu-membantu

dengan sesama manusia. Sikap Ta’awun adalah sikap kebersamaan dan rasa

saling memiliki dan membutuhkan antara satu dengan yang lainnya

sehingga mewujudkan suatu pergaulan yang rukun dan harmonis.

15 Ibid, hlm 33

Page 31: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

16

Manusia adalah makhluk yang lemah tak mampu mencukupi

kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan pihak lain. Agar dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya manusia perlu mengadakan kerja sama, tolong-

menolong dan bantu-membantu dalam berbagai hal. Dengan adanya

kesediaan untuk ta’awun, masing-masing pihak dapat terpenuhi

kebutuhannya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang

artinya sebagai berikut:

Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada

Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”(Q.S Al-

Maidah : 2) 16

Menurut ayat diatas dapat diketahui bahwa islam sangat

menganjurkan untuk menolong antar sesama terutama yang mengarah

kepada kebaikan yang dalam ayat di atas disebut dengan al-birr yang berarti

kebajikan, dan melarang bentuk pertolongan apapun yang mengarah pada

16 http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/671 diakses tanggal 2 Maret 2018.

Page 32: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

17

suatu hal negatif yang menyangkut masalah dosa, permusuhan, serta perkara

yang dilarang oleh agama yang dalam ayat di atas disebut dengan al-itsmu.

Kata al-birr dan kata attaqwa mempunyai makna yang berkaitan,

karena masing-masing menjadi bagian dari yang lainnya. Kata al-birr

berarti kebaikan, kebaikan dalam hal ini adalah kebaikan secara

menyeluruh, mencakup segala macam dan ragam yang dianjurkan oleh

agama. Lawan dari kata al-birr ialah al-itsm yang berarti dosa, yang artinya

adalah suatu ungkapan yang mencakup segala bentuk kejelekan dan aib

yang menjadi sebab seorang hamba tercela bila melakukannya.

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat islam dapat

berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama. Selain

itu, dalam bersikap ta’awun juga tidak memandang status dan derajat juga

tidak membedakan gender.

Ta’awun dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari antara lain :

membantu menyediakan makanan untuk berbuka puasa, mengajak kepada

kebaikan, membantu korban bencana alam, kerja bakti, membantu

seseorang yang membutuhkan pertolongan, menjaga fasilitas umum dan

masih banyak lagi kegiatan sehari-hari yang sudah tergolong mengamalkan

ta’awun.

Ta’awun memiliki unsur-unsur atau komponen yang saling

menunjang satu sama lain, yaitu :

Page 33: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

18

1) Kognitif, seseorang dalam melakukan ta’awun berdasarkan

pengetahuan, keyakinan, kepercayaan, dan sikap yang diperoleh

dari apa yang dilihat dan diketahui atau bentuk penilaian yang

dia yakini bahwa tolong menolong adalah hal yang baik dan

harus ia lakukan.

2) Afektif, seseorang dalam melakukan ta’awun didasari oleh

faktor emosional atau perasaan yang dia miliki seperti rasa

kasihan, tidak tega, rasa simpati. Karena perasaan tersebutlah

yang mendasari untuk melakukan ta’awun.

3) Konatif, seseorang dalam melakukan ta’awun berdasarkan

pengetahuan dan emosi yang menimbulkan kecenderungan

dalam bersikap.. Sebagai contoh dia pernah mendapatkan

pertolongan sebelumnya sehingga ia mengingatnya dan

mendorongnya untuk juga melakukan pertolongan kepada yang

lainnya.

3. Teori dan Faktor Pembentuk Sikap

a. Teori Efek Media Massa

Efek media massa menurut Donald k Robert hanyalah perubahan perilaku

manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokus pesan, maka efek

Page 34: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

19

haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.17 Efek media juga

diartikan sebagai dampak dari kehadiran sosial yang dimiliki media, yang

menyebabkan perubahaan pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia, akibat terpaan

media.

Efek media pada khalayak semakin besar, saat televisi komersial hadir di

tengah masyarakat pada tahun 1935. Dimana sejarah awal studi tentang efek, lebih

difokuskan pada segi sikap dan perilaku. Secara historis dan berdasarkan kurun

waktunya, ada tiga macam teori efek, yaitu:18

1. Efek tidak terbatas (Unlimited Effect )

Efek tidak terbatas ini sebelumnya hanya digunakan untuk membagi rentang

waktu efek komunikasi massa yang populer pada tahun 1930-1950.19 Di masa itu,

dunia tengah diguncang perang dunia pertama dan perang dunia kedua. Media

dianggap memiliki efek tidak terbatas, karena memiliki efek yang besar ketika

menerpa masyarakat.

Pada periode ini dikenal dengan periode teori masyarakat massa. Teori yang

menjelaskan efek tersebut adalah teori Stimulus-Respons (S-R Theory), teori ini

juga dikenal dengan teori peluru (Bullet Theory) dan Jarum Hipodermik

(Hypodermic Needle Theory). Menurut teori tersebut, bahwa kegiatan mengirimkan

pesan, sama halnya dengan menyuntikan obat yang luar biasa langsung masuk ke

dalam jiwa penerima pesan. Sebagaimana peluru yang memiliki kekuatan besar dan

17Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),

hlm. 165.

18Efek Media, https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_media , diakses pada tanggal 15 juli 2017,

pukul 20.30.

19Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.

214.

Page 35: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

20

luar biasa, apabila ditembakan maka sasaran tidak akan bisa menghindar. Kedua

teori tersebut mencoba menjelaskan, bagaimana proses berjalannya pesan dari

sumber pesan atau komunikator kepada penerima pesan atau komunikan, dimana

proses tersebut berjalan satu arah.

2. Efek Terbatas (Limited Effect )

Pada periode ini, media massa sudah tidak memiliki kekuatan lagi. Karena

setelah berakhirnya perang dunia, masyarakat tidak mudah dipengaruhi oleh isi

pesan media massa. Teori yang mendukung terjadinya perubahan efek media pada

masyarakat pada saat itu adalah teori perubahan sikap atau Attitude Change Theory

pada awal tahun 1950-an, atau dikenal dengan teori disonansi oleh Carl Iver

Hovland yang berarti ketidaknyamanan atau ketidaksesuaian. Teori ini

menjelaskan, bagaimana sikap seseorang terbentuk dan bagaimana sikap itu dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.

Istilah efek terbatas, awalmulanya dikemukakan oleh Joseph Klapper dari

Columbia University. Pada tahun 1960, ia menulis tentang efek terbatas media

massa yang dipublikasikannya dengan judul “Pengaruh Media Massa”. Pemikiran

Klapper tersebut dikenal dengan nama Teori Penguatan, karena menekankan pada

kekuatan media yang terbatas. Faktor psikologi dan sosial turut berpengaruh dalam

proses penerimaan pesan dari media massa, karena adanya proses seleksi, proses

kelompok, norma kelompok dan keberadaan pemimpin opini.

3. Efek Moderat (Not So Limited Effect )

Masyarakat yang semakin modern semakin mampu menyaring efek yang

ditimbulkan media massa. Artinya, banyak variabel yang turut mempengaruhi

Page 36: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

21

proses penerimaan pesan, yaitu tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kebutuhan

dan sistem nilai yang dianut masyarakat sendiri. Masyarakat sudah mampu

menyaring, bahwa suatu pesan itu benar ataukah tidak. Dengan demikian, pesan

dan efek dalam komunikasi massa merupakan proses interaksi dan hasil negoisasi

antara media dan masyarakat.

Efek moderat sangat berbeda dengan efek sebelumnya. “Model efek moderat

ini mempunyai implikasi positif bagi pengembangan studi media massa. Bagi para

praktisi komunikasi akan menggungah kesadaran baru bahwa sebelum sebuah

pesan disiarkan perlu direncanakan dan diformat secara matang dan lebih baik.20

Pada penelitian ini peneliti hanya akan menggunakan teori efek moderat yang

dirasa lebih relevan untuk perkembangan pengetahuan dan pengalaman audiens dan

juga perkembangan media masa seperti sekarang ini.

c. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)

Teori Belajar Sosial oleh Albert Bandura disebut observational learning theory

atau social learning theory. Teori ini berasumsi, media massa merupakan agen

sosialisasi yang utama selain keluarga, guru, sahabat, dan sekolah. Media tidak

berbeda dengan ibu dan bapak guru diruang kelas yang mengajarkan membaca,

menulis, berhitung dan transfer ilmu pengetahuan, teknologi, nilai etika dan

moralitas kepada anak didiknya.

Teori belajar sosial dipusatkan pada observasi perilaku manusia dalam

interaksi, Perilaku dibentuk dan berubah melalui situasi sosial atau melalui interaksi

20 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, hlm. 226-227

Page 37: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

22

sosial dengan orang lain. Menurut Bandura pembentukan atau pengubahan perilaku

dilakukan melalui observasi dengan model atau contoh.21

Teori belajar sosial ini menjelaskan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka

lihat di televisi, melalui suatu proses pembelajaran hasil pengamatan (observational

learning).22 Bandura menyatakan bahwa manusia menciptakan atau membentuk

suatu perilaku melalui suatu interaksi dengan lingkungan. Seseorang yang

mempelajari perilaku dapat dibedakan melalui dua cara, yaitu belajar melalui

konsekuensi respons, dan belajar melalui peniruan (imitation).23

Tindakan yang mengulangi kembali perilaku orang lain berdasarkan apa

yang telah diamati dinamakan dengan modeling yang meliputi empat tahapan

proses, yaitu:24

1) Perhatian

Dalam proses belajar sosial, langkah pertama adalah kita harus memberikan

perhatian penuh dan cermat terhadap setiap tindakan atau perilaku orang

lain yang ingin ditiru atau dicontohnya, agar dapat melakukan tindakan

sebagaimana yang dilakukan model tersebut. Misalnya, orang yang ingin

belajar berenang harus memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama

tindakan dan perkataan pelatih renangnya atau orang lain yang sudah pandai

berenang.

21Bimo Walgito, Penggantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 175. 22Elvinaro Ardianto dan Lukiyati Komala Erdiyana, Komunikasi Massa Suatu Pengantar

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), hlm. 62. 23Herdian Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta

Barat: Akademia Permata, 2013), hlm. 116.

24 Morissan, Psikologi Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 246.

Page 38: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

23

2) Pengingat

Dalam proses pengingatan, peristiwa atau perilaku yang menarik perhatian

harus dimasukan ke dalam benak dan diingat-ingat dalam bentuk

imajinasional sehingga menjadi ingatan. Orang menyimpan informasi yang

diterima dalam ingatannya dengan menggunakan simbol-simbol yang

selanjutnya diubah menjadi tindakan. Misalnya, perenang pemula harus

memahami dan mengingat semua perkataan pelatihnya dan contoh-contoh

yang diberikan serta perbaikan atau koreksi yang diberitahukan kepadanya.

3) Reproduksi Tindakan

Setelah mengetahui atau mempelajari perilaku tertentu, seseorang juga

dapat menunjukan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan

dalam bentuk perilaku. Jadi setelah seseorang memperhatikan model dan

menyimpan informasi, dilanjutkan untuk benar-benar melakukan perilaku

yang diamati. Praktek lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari mengarah

pada kemajuan perbaikan dan ketrampilan.

4) Motivasi

Pada tahap motivasi, perilaku akan berwujud apabila terjadi nilai

peneguhan. Peneguhan dapat berbentuk ganjaran eksternal, pengamatan

yang menunjukan bahwa bagi orang lain ganjaran disebabkan perilaku yang

sama, serta ganjaran internal, misalnya rasa puas diri.25 Perilaku meniru

orang lain sangat ditentukan oleh faktor motivasi yang dimiliki orang yang

25A.S Haris Sumadiria, Sosiologi Komunikasi Massa (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014), hlm. 85.

Page 39: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

24

meniru. Misalnya, orang yang ingin belajar berenang akan berusaha mencari

guru berenang yang dapat memberikan keberhasilan lebih besar pada

dirinya untuk dapat berenang.

Terdapat tiga jenis situasi yang dapat memberikan dorongan kepada

seseorang sehingga dapat termotivasi untuk meniru perilaku orang lain,

yaitu:26 Hasil positif melalui tindakan, Pengamatan terhadap tindakan orang

lain dan akibat yang ditimbulkannya, dan yang terakhir Evaluasi

berdasarkan nilai personal atau standar perilaku.

c. Faktor Pembentukan Sikap

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi

sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologis yang dihadapinya. Faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikap adalah:

1) Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas.

26Morissan, Psikologi Komunikasi, hlm. 247.

Page 40: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

25

2) Kebudayaan, B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh

lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian

seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten

yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran)

yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan

perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

3) Orang Lain Yang Dianggap Penting. Pada umumnya, individu bersikap

konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang

dianggap penting tersebut.

4) Media Massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa

seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan

opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu

hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi

tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam

mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah

sikap tertentu.

5) Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi

pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan

sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep

moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis

Page 41: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

26

pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh

dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6) Faktor Emosi Dalam Diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh

situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang,

suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi

yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara

dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya

bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.27

4. Hubungan Intensitas Menonton dengan Sikap Ta’awun

Anak-anak yang sering menonton televisi tentu akan banyak

menerima informasi dari televisi. Apapun yang ditayangkan pasti lambat

laun akan diserap oleh mereka dan bisa saja mampu mempengaruhi sikap

atau perilaku yang dimiliki oleh anak. Anak-anak yang tanpa didampingi

orangtua menyaksikan animasi-animasi kartun yang sangat beragam dan

biasanya sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Tanpa

disadari perlahan membuat anak menirukan apa yang telah dia lihat dalam

tayangan tersebut. Intensitas merupakan tingkat intens seseorang dalam

27 Ibid, hlm. 17.

Page 42: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

27

melihat sesuatu dengan tingkat perhatian tertentu.28 Intensitas merupakan

tingkat intens seseorang dalam melihat sesuatu, dalam hal ini yaitu

menonton suatu tayangan televisi. Menurut Ajzen ada empat indikator

dalam intensitas menonton, yaitu perhatian, penghayatan, durasi, dan

frekuensi. Keempat indikator tersebut digunakan untuk pengukuran

intensitas.

Menurut Bandura, tindakan mengamati memberikan ruang bagi

manusia untuk belajar tanpa berbuat apapun. Pembelajaran manusia yang

utama adalah dengan mengamati model-model dan pengamatan inilah yang

terus menerus diperkuat. Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial.

Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap

berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Ada enam faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap antara lain ialah pengalaman pribadi,

kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi

pendidikan dan Agama, faktor emosi dalam diri.

Sikap dalam hal ini adalah sikap ta’awun. sikap ta’awun adalah sikap

kebersamaan dan rasa saling memiliki dan membutuhkan antara satu dengan

yang lainnya sehingga mewujudkan suatu pergaulan yang rukun dan

harmonis. Dalam berta’awun terdapat unsur-unsur atau komponen yang

saling menunjang satu sama lain, yaitu, secara kognitif, afektif dan konatif.

28 Sudarwan Danim, Ilmu-Ilmu Perilaku (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 35.

Page 43: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

28

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori diatas, untuk mempermudah dalam

memahami hubungan intensitas menonton animasi boboiboy dengan sikap

ta’awun pada penelitian ini, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 1 : Hubungan Intensitas Menonton Animasi Boboiboy

dengan Sikap Ta’awun di kalangan siswa SD Negeri 1 Jetis

Yogyakarta

Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa X yaitu teori intensitas

menonton yang memiliki sub teori perhatian, penghayatan, durasi, frekuensi

menonton berhubungan pada Y yaitu teori Sikap Ta’awun yang memiliki

sub teori kognitif, afektif dan konatif. Begitu juga sebaliknya bahwa Y yaitu

teori sikap ta’awun juga berhubungan terhadap X yaitu teori intensitas

menonton.

Intensitas Menonton

Animasi Boboiboy

(Variabel X)

Perhatian

Penghayatan

Durasi

Frekuensi

Sikap Ta’awun

(Variabel Y)

Kognitif

Afektif

Konatif

Page 44: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

29

G. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan objek yang dikaji pada sebuah

penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang

menjadi kajian penelitian yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas atau variabel independen dalam penelitian ini yaitu

intensitas menonton animasi Boboiboy.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat atau variabel dependen pada penelitian ini yaitu sikap

ta’awun.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan yang akan

diteliti.29 Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan maka hipotesis

pada penelitian yang dilakukan ini ditulis sebagai berikut :

1) Hipotesis Kerja (Ha)

(Ha) : Ada hubungan intensitas menonton animasi Boboiboy dengan

sikap ta’awun di kalangan siswa SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta.

29 Lina jannah, dkk., Metode Penelitian Kuantitatif (Tanggerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2014), hlm. 1.13.

Page 45: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

30

2) Hipotesis Nol (Ho)

(Ho) : Tidak ada hubungan intensitas menonton animasi Boboiboy

dengan sikap ta’awun di kalangan siswa SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta.

I. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini di uraikan oleh penulis,

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, kerangka pemikiran, variabel

penelitian, hipotesis, dan sistematika pembahasan.

BAB II Metode Penelitian, meliputi jenis analisis penelitian, definisi konseptual,

definisi oprasional, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisis data.

BAB III Gambaran Umum, meliputi gambaran umum SD Negeri 1 Jetis

Yogyakarta dan Animasi Boboiboy.

BAB IV Pembahasan, Pembahasan tentang hasil penelitian dan Analisis Data

mengenai hubungan intensitas menonton animasi Boboiboy MNC TV dengan sikap

Ta’awun di kalangan siswa SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta.

BAB V Penutup, Bab ini mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian sebagai

jawaban dari permasalahan yang telah ditulis pada bagian awal penelitian ini, serta

saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

Page 46: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

72

BAB V

PENUTUP

Setelah dilakukan analisa dan pembahasan, penelitian berjudul “Hubungan

Intensitas Menonton Animasi Boboiboy (MNCTV) dengan Sikap Ta’awun di

kalangan siswa SD N 1 Jetis, Yogyakarta” ini diperoleh kesimpulan dari hasil

penelitian dan diuraikan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang “Hubungan Intensitas Menonton

Animasi Boboiboy (MNCTV) dengan Sikap Ta’awun di kalangan siswa SD N 1

Jetis, Yogyakarta”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar Siswa kelas 4 SD N 1 Jetis, Yogyakarta menonton animasi

Boboiboy di MNCTV. Berdasarkan hasil analisis pada variabel intensitas

menonton, tingkat intensitas menonton tayangan televisi itu termasuk dalam

kategori tinggi, sebanyak 56,1%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa

kelas 4 SD Negeri 1 Jetis, Yogyakarta memiliki intensitas yang tinggi dalam

menyaksikan tayangan tersebut.

2. Berdasarkan hasil analisis pada variabel Sikap Ta’awun, siswa kelas 4 SDN

1 Jetis, Yogyakarta, termasuk dalam kategori baik, sebanyak 50,9%. Hal ini

dapat diartikan siswa kelas 4 SDN 1 Jetis, Yogyakarta, sudah mengamalkan

sikap ta’awun dalam kesehariannya.

Page 47: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

73

3. Berdasarkan hasil analisis pada chi kuadrat dan hasil analisis koefisien

kontingensi, terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas menonton

animasi Boboiboy (MNCTV) dengan sikap ta’awun di kalangan siswa SDN

1 Jetis, Yogyakarta. Perhitungan chi kuadrat didapat hasil sebesar 9,43

dengan dk-nya adalah 2, dan tingkat probabilitasnya adalah 0,01. Pada tabel

distribusi chi kuadrat atau chi-square hasil yang diperoleh adalah 9,210

dilihat dari dk = (2-1) (2-1) = 2. Apabila chi square hitung > chi square tabel

maka Ho ditolak. Karena 9,43 lebih besar dari 9,210 maka hubungannya

dinyatakan signifikan. Dari perhitungan koefisien kontingensi didapatkan

hasil 0,375 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara dua variabel

cukup erat. Artinya, variabel intensitas menonton animasi Boboiboy

(MNCTV) dengan sikap ta’awun. Dari hasil penelitian ini disimpulkan

bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.

4. Berdasarkan hasil penelitian di pembahasan sebelumnya disimpulkan bahwa

siswa sudah mampu menyaring pesan dari tayangan-tayangan yang mereka

lihat dalam hal ini adalah tayangan animasi Boboiboy. Mereka mampu

mengambil pesan ta’awun yang disampaikan tayangan tersebut. Hal ini

sejalan dengan teori efek media massa, efek moderat yang menyatakan

bahwa masyarakat modern sudah mampu menyaring efek yang ditimbulkan

oleh media massa. Pesan dan efek dalam komunikasi massa merupakan hasil

dari proses interaksi antara media dan penonton.

Page 48: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

74

5. Hasil penelitian ini juga memperkuat dan mendukung teori yang belajar

sosial yang menyatakan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka lihat di

televisi. Dalam penelitian ini menunjukkan siswa (penonton) meniru apa

yang ditayangkan dalam tayangan animasi Boboiboy yaitu tentang saling

tolong menolong. Terbukti pada sikap ta’awun lebih banyak masuk dalam

kategori baik dengan frekuensi sebesar 29 responden. Meskipun pada

kenyataannya memang menonton tayangan Boboiboy bukanlah menjadi

faktor utama dalam mempengaruhi timbulnya sikap ta’awun. akan tetapi

banyak faktor lain seperti keluarga, lingkungan sosial, budaya, ekonomi,

agama.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian Hubungan Intensitas Menonton Animasi

Boboiboy (MNCTV) dengan Sikap Ta’awun di kalangan Siswa SD Negeri 1 Jetis,

Yogyakarta, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Masyarakat diharapkan untuk selektif dalam memilih tayangan bagi anak-

anak yang memiliki nilai positif untuk mereka. Karena lewat tayangan-

tayangan yang mereka saksikan terus-menerus dapat memberikan dampak

bagi mereka. Bagi penonton animasi boboiboy diharapkan tetap menonton

tayangan tersebut dan ambil hal-hal positif yang terkandung di dalamnya

lalu amalkan dalam kegiatan sehari-hari.

Page 49: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

75

2. Media memiliki efek yang berdampak bagi khalayak maka untuk para

kreator atau pembuat konten, buatlah konten yang memuat nilai-nilai

toleransi, tolong menolong, dan nilai-nilai moral lainnya. Karena, hal ini

dapat menjadi langkah yang baik untuk menciptakan generasi masa depan

yang lebih baik dengan dipenuhi sikap-sikap yang baik.

Page 50: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

lxxvi

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Effendy, Onong Uchjana, Televisi Siaran Teori Dan Praktek, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1984.

Riyanto Slamet, dkk, Kamus Inggris Indonesia Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danim, Sudarwan, Ilmu-ilmu Perilaku, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007

Walgito , Bimo, Penggantar Psikologi Umum Yogyakarta: Andi, 2004

Ardianto, Elvinaro, Komala Erdiyana Lukiyati, Komunikasi Massa Suatu

Pengantar

Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004

Maulana, Herdian, Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi

Jakarta Barat: Akademia Permata, 2013

Morissan, Psikologi Komunikasi Bogor: Ghalia Indonesia, 2010

Sumadiria, A.S Haris, Sosiologi Komunikasi Massa Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014

Aditya, Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Handal Yogyakarta: Andi 2009

Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Yogyakarta: Pustaka Pelajar

1995

Purwanto, Heri. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan Jakarta : EGC

1998

Atkinson, R, L dkk, Pengantar Psikologi Jakarta: Erlangga 1983

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.

Jakarta: Rhineka cipta,1996

Jannah, Lina, dkk., Metode Penelitian Kuantitatif Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2014.

Darmawan, Deni Metode Penelitian Kuantitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Effendi, Sofian dan Tukiran, Metode Penelitian Survei ed rey Jakarta: LP3ES, 2012.

Page 51: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

lxxvii

Hamidi, Metode Penelitian Dan Teori Komunikasi: Pendekatan Praktis Penulisan

Proposal Dan Laporan Penelitian Malang: UMM Press 2010.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai Jakarta: LP3ES, 1989.

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian Bandung: Alfabela, 2016..

Sugiyono, Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta, 2012.

Lijan Poltak Sinambela, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.

Sujarweni, V. Wiratna Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian (Yogyakarta: Penerbit

Ardana Media, 2008.

Penelitian Terdahulu :

Marcia Julifar Ardianto, Hubungan Intensitas Menonton Film Animasi dan Peran

Orang Tua Sebagai Gatekeeper terhadap Tingkat Agresivitas Anak,

https://www.neliti.com/id/publications/189354/hubungan-intensitas-menonton-

film-animasi-dan-peran-orangtua-sebagai-gatekeeper, diakses tanggal 21

februari 2018.

Dewi Agustina, Pengaruh Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan

Anak Dalam Membagi Waktu Belajar di MIN 2 Model Samarinda, http://www.e-

jurnal.com/2017/02/pengaruh-intensitas-menonton-televisi.html, diakses tanggal

21 februari 2018

Ida Ayu Pamugkas, “ Hubungan Antara Intensitas Menonton Sinetron Si Biang

Kerok Cilik Deengan Perilaku Keberagamaan Siswi SDN Demakijo I Sleman

Yogyakarta”, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2014).

Cynthia Malinda Putri, Pengaruh Menonton Tayangan Film Animasi Adit dan

Sopo Jarwo Terhadap Sikap Anak (Studi Pada Siswa/I Kelas III SD Al-Azhar 1

Bandar Lampung),

digilib.unila.ac.id/28257/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf

, diakses pada tanggal 21 Februari 2018

Internet :

Televisi , https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi , diakses pada tanggal 16 oktober

2017.

https://nasional.kompas.com/read/2016/03/30/05374961/Survei.Litbang.Kompas.

Televisi.Dua.Sisi.Mata.Uang diakses tanggal 28 Februari 2018

Page 52: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN ANIMASIdigilib.uin-suka.ac.id/33913/1/13210009_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR... · hubungan intensitas menonton tayangan animasi boboiboy (mnctv)

lxxviii

Animasi, https://id.wikipedia.org/wiki/Animasi , diakses pada tanggal 6 Februari

2018

Boboiboy, https://id.wikipedia.org/wiki/BoBoiBoy, diakses pada tanggal 27

februari 2018

Akun Facebook Update Banget,

https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1103602369657992&id=85

4494461235452&comment_id=1103776629640566&comment_tracking=%7B%2

2tn%22%3A%22R%22%7D&_rdc=1&_rdr , diakses tanggal 6 februari 2018.

http://kbbi.web.id, diakses pada tanggal 25 Februari 2018, pukul 11.13.

http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/671 diakses tanggal 2 Maret 2018.