43
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PERIODE PRESCHOOL (LITERATURE REVIEW) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan GHINA NUR MAULIDA NIM AK116022 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2020

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET

DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PERIODE

PRESCHOOL (LITERATURE REVIEW)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Keperawatan

GHINA NUR MAULIDA

NIM AK116022

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020

Page 2: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

i

Page 3: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

ii

Page 4: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

iii

Page 5: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

iv

ABSTRAK

Anak usia prasekolah (3-6 tahun) mengalami proses perkembangan pada

beberapa aspek, yaitu aspek kognitif, motorik, bahasa, sosial dan emosional.

Penggunaan gadget pada anak usia prasekolah berawal dari motivasi orang tua

yang beranggapan bahwa pemberian gadget dapat memenuhi kebutuhan anaknya.

Penggunaan gadget yang relatif lama >60 menit akan menimbulkan dampak

negatif pada perkembangan anak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan

intensitas penggunaan gadget dengan perkembangan anak periode preschool.

Metode yang digunakan adalah metode systematic literature review.

Pencarian jurnal menggunakan database google scholar, pubmed, dan portal

garuda dengan kata kunci “gadget, perkembangan anak, prasekolah”. Jumlah

populasi mencapai 412 jurnal, namun hanya 11 jurnal internasional dan nasional

yang dijadikan sampel karena sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

Instrumen yang digunakan yaitu instrumen JBI (Joanna Briggs institute).

Hasil penelitian berdasarkan jurnal yang ditelaah, terdapat 11 jurnal yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara intesitas penggunaan gadget dengan

aspek-aspek perkembangan anak periode prechool, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ntensitas penggunaan gadget memiliki hubungan dengan perkembangan

anak periode preschool. Berdasarkan hasil penelitian, literature review ini

diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan bagi petugas

kesehatan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak

salah satunya intensitas penggunaan gadget.

Kata Kunci : Gadget, Perkembangan Anak, Prasekolah.

Referensi : 12 Buku (2010-2020)

23 Jurnal (2010-2020)

4 Website (2010-2020)

Page 6: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

v

ABSTRACT

Preschoolers (3-6 years old) experience the development process in

several aspects, namely cognitive, motor, language, social and emotional aspects.

The use of gadgets in preschoolers begins with the motivation of parents who

assume that the provision of gadgets can meet the needs of their children. The use

of gadgets that are relatively long> 60 minutes will have a negative impact on

children's development.

The purpose of this literature review is to find out and explain the

relationship between the intensity of the use of gadgets and the development of

preschool children.

The method used is a systematic literature review method. Search journals

using Google Scholar database, PubMed, and Garuda portal with the keywords

"gadget, child development, preschool". The population reached 412 journals, but

only 11 international and national journals were sampled because they fit the

inclusion and exclusion criteria. The instrument used was the JBI (Joanna Briggs

institute) instrument.

The results of the research are based on the journals reviewed, there are

11 journals which state that there is a relationship between the intensity of gadget

use and aspects of child development in the prechool period, so it can be

concluded that the intensity of using gadgets has a relationship with the

development of children in the preschool period. Based on the research results,

this literature review is expected to provide information and considerations for

health workers regarding factors that can influence children's development, one

of which is the intensity of using gadgets.

Keywords : Gadget, Development Child, Preschool.

Reference : 12 Book (2010-2020)

23 Journal (2010-2020)

4 Website (2010-2020)

Page 7: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan

kesehatan kepada peneliti dan atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan Intensitas

Penggunaan Gadget Dengan Perkembangan Anak Periode Preschool.

Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Bandung Tahun 2020. Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapat

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kiranya peneliti

mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada :

1. H. Mulyana SH. M.Pd, M.H.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana

Bandung.

2. Dr. Entris Sutrisno, MH.Kes., Apt, selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana

Bandung.

3. R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung.

4. Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku Ketua Prodi Sarjana

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung.

5. Susan Irawan, S.Kep., Ners., MAN, selaku Pembimbing Utama dalam

menyusun skripsi ini yang telah banyak membantu dan memberi masukan

serta membimbing peneliti dengan sabar dan ketulusannya.

Page 8: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

vii

6. R. Nety Rustikayanti, M.Kep, selaku Pembimbing Pendamping dalam

menyusun skripsi ini yang telah banyak membantu dan memberi masukan

serta membimbing peneliti dengan sabar dan ketulusannya.

7. Kedua Orangtua, Toto Suharto dan Suryani Hamidah yang selalu

mendo’akan, memberikan motivasi, dan pengorbanannya baik dari segi moril

dan materi kepada peneliti sehinggan peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semuadan menjadi bahan masukan dalam dunia keperawatan dan pendidikan.

Bandung, Agustus 2020

Page 9: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN ........................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Periode Anak Preschool (Prasekolah) ...................................................... 7

2.2 Perkembangan Anak Periode Preschool (Prasekolah) .............................. 7

2.3 Penggunaan Gadget ................................................................................. 22

Page 10: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

ix

2.4 Hubungan Intensitas Penggunaan Gadget dengan Perkembangan ............ 26

2.5 Teori Model Keperawatan ....................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 31

3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 31

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 32

3.4 Tahapan Literature Review ..................................................................... 33

3.5 Analisa Data ........................................................................................... 36

3.6 Etika Penelitian ....................................................................................... 37

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 38

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 43

4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 48

5.2 Saran ....................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Sesuai Umur .................................................9

Tabel 4.1 Penilaian Kritis tentang Hubungan Intensitas Penggunaan Gadget

dengan Perkembangan Anak Periode Preschool .................................39

Page 12: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

xi

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Prisma Flow Diagram .......................................................................36

Page 13: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Time Schedule

Lampiran 2 Instrumen Critical Appraisal JBI

Lampiran 3 Scoring

Lampiran 4 Matriks Artikel

Lampiran 5 Lembar Bimbingan

Lampiran 6 Matriks Evaluasi Penguji

Lampiran 7 Pernyataan Bebas Plagiarsme

Lampiran 8 Biodata Peneliti

Page 14: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak adalah seseorang yang belum dewasa atau belum mengalami

masa pubertas dari masa di dalam kandungan hingga usia 6 tahun. Tahap

perkembangan anak dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu prenatal (proses

pertumbuhan anak didalam kandungan), Infant (0-1 tahun), Toddler (1-3

tahun), preschool (3-6 tahun), dan school (6-12 tahun). Anak usia 3-6 tahun

disebut juga sebagai anak pra sekolah atau masa pra sekolah. Masa

prasekolah merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang

manusia, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya (Soetjiningsih, 2015).

Pertumbuhan fisik dan peningkatan perkembangan sangat penting selama

periode prasekolah (Kyle, 2015).

Pertumbuhan fisik pada anak usia prasekolah yaitu bertambahnya

tinggi badan, berat badan, dan pertumbuhan struktur organ-organ tubuh dan

otak. Perkembangan pada masa prasekolah ini meliputi kemampuan kognitif,

bahasa, motorik, emosi, dan interaksi sosial (Soetjiningsih, 2015). Dalam

perkembangan ini, otak anak lebih terbuka untuk belajar dan lebih peka

terhadap lingkungan, lingkungan yang mendukung atau tidak mendukung.

Masa ini disebut juga sebagai Golden Age Periode yang diartikan sebagai

masa keemasan pada anak dan bisa di sebut sebagai masa kritis atau critical

Page 15: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

2

periode. Berhubung masa ini tidak berlangsung lama, anak harus mendapat

perhatian yang serius pada awal kehidupannya. Mengingat pentingnya

tumbuh kembang pada masa anak maka stimulasi dan deteksi dini perlu

dilakukan (Depkes RI, 2005).

Pada masa ini, bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang

adalah hal yang penting yang harus dilakukan orangtua untuk perkembangan

anak. Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang saja, tetapi

melalui bermain anak belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-

ototnya, melibatkan persaan, emosi, dan pikirannya (Kania 2006). Peran

orang tua yang dulunya sebagai teman bermain bagi anaknya sekarang telah

digantikan oleh gadget, padahal masa prasekolah adalah masa dimana

tumbuh dan berkembangnya fisik maupun psikologis manusia. Ketika anak

berada pada masa Golden Age, mereka menjadi peniru yang handal, lebih

pintar dari yang difikirkan dan lebih cerdas. Ketika anak diberikan gadget

sebagai mainan, maka itu akan berpengaruh terhadap proses

perkembangannya (Abdillah, 2019).

Penggunaan gadget adalah sebuah upaya menggunakan perangkat

atau instrumen elektronik yang dianggap memiliki tujuan dan fungsi praktis

terutama untuk membantu pekerjaan manusia. Contoh dari gadget yang

dipakai oleh anak usia prasekolah biasanya smartphone, i-phone, dan tab

(Iswindharmanjaya, 2014). Penggunaan gadget pada anak berawal dari cara

orang tua ataupun keluarga berupaya memberikan fasilitas pada anaknya

dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan anaknya. Berawal dari motivasi

Page 16: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

3

orangtua atau keluarga yang salah tersebut, secara tidak langsung

mengenalkan anak dengan gadget yang nantinya dapat memicu rasa

keingintahuan anak yang lebih terhadap gadget.

Penggunaan gadget yang relative lama (> 60 Menit) dan sering (>60

menit setiap hari) pada anak usia prasekolah akan memiliki beberapa dampak

seperti dampak positif dan negatif. Dampak positif penggunaan gadget adalah

berkembangnya imajinasi, melatih kecerdasan, meningkatkan rasa percaya

diri, mengembangkan dalam kemampuan membaca, matematika, dan

pemecahan masalah. Sedangkan dampak negatif penggunaan gadget pada

anak usia dini yaitu, penurunan konsetrasi belajar, malas membaca dan

menulis, penurunan kemampuan bersosialisasi, kecanduan, perkembangan

kognitif anak terhambat, menghambat kemampuan berbahasa, dan dapat

mempengaruhi perilaku anak (Handrianto, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imron (2017),

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan penggunaan gadget dengan

perkembangan sosial emosional anak prasekolah. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Baderi (2017), penelitian menyatakan bahwa

ada hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan interaksi sosial anak

usia prasekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dyana, dkk

(2018), memaparkan bahwa penggunaan gadget yang relatif lama pada anak

di bawah usia 6 tahun memberikan dampak negatif pada perkembangan

kognitif dan sosial mereka. Berdasarkan hasil penelitian Ayu, dkk (2019),

hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan kebiasaan penggunaan

Page 17: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

4

gadget dengan perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah. Sedangkan

menurut hasil penelitian Dewi, dkk (2019), menyatakan bahwa tidak ada

hubungan positif dari penggunaan gadget terhadap perkembangan bahasa

anak usia dini (0-6 tahun).

Menurut pengamatan peneliti, anak-anak usia 3-6 tahun yang

menggunakan gadget sudah banyak dijumpai, karena diberi izin oleh

orangtuanya. Peneliti mengamati sudah banyak anak yang malas untuk

belajar hanya karena gadget. Walaupun tujuan orangtua baik karena ingin

memenuhi kebutuhan anaknya, namun orangtua juga harus tau kapan waktu

yang tepat mereka memperikan fasilitas gadget pada anak mereka. Anak

menjadi lebih cenderung asyik sendiri dengan gadgetnya, mereka asyik

bermain game dan menonton video dengan waktu yang cukup lama dan tanpa

disadari, anak akan menjadi kecanduan dengan gadget lalu akan berdampak

seperti malas belajar, malas bersosialisasi dengan teman sebayanya, sulit

diajak berkomunikasi karena fokus terhadap gadgetnya, dari sulit

bersosialisasi anak akan cenderung berdiam diri tanpa ada aktivitas fisik

menyebabkan kurangnya mengasah kemampuan motorik, lalu ketika

gadgetnya diambil atau tidak diberikan anak akan mudah marah.

Berdasarkan uraian fenomena diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan intensitas penggunaan gadget dengan perkembangan anak periode

preschool.

Page 18: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Intensitas Penggunaan

Gadget dengan Perkembangan Anak Periode Preschool?”

1.3 Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi, menganalisa, dan mengevaluasi hubungan intensitas

penggunaan gadget terhadap perkembangan anak periode preschool.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

keperawatan khususnya di keperawatan anak yang berkaitan dengan

faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak khususnya anak

usia prasekolah salah satunya adalah penggunaan gadget.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh para

tenaga kesehatan untuk .melakukan pemeriksaan perkembangan

secara berkala dan mengadakan pendidikan kesehatan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak.

Page 19: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

6

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi dan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah keperawatan anak yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan gadget dengan

perkembangan anak periode preschool. Metode penelitian ini adalah

systematic literature review dengan populasi jurnal internasional dan

nasional.

Page 20: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Periode Anak Preschool (Prasekolah)

Anak prasekolah adalah anak usia antara 3-6 tahun. Pada masa ini

pertumbuhan berlangsung stabil berupa perubahan ukuran kecilnya fungsi

organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh serta terjadi

perkembangan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya

keterampilan dan proses pikir. Aspek tumbuh kembang anak merupakan

suatu aspek yang diperhatikan secara serius, karena hal tersebut merupakan

aspek yang menjelaskan mengenai pembentukan perkembangan, baik dari

fisik maupun psikososial (Soetjiningsih, 2015).

Masa anak prasekolah merupakan periode penting dalam tumbuh

kembang anak. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang mempengaruhi

dan menentukan perkembangan anak selanjutnya (Soetjiningsih, 2015).

Periode prasekolah ini adalah kelanjutan perkembangan dari masa todler

dan akan dikuasai dan sempurna di masa prasekolah ini (Kyle, 2015).

2.2 Perkembangan Anak Periode Preschool (Prasekolah)

2.2.1 Definisi Perkembangan

Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat

kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya

kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks,

Page 21: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

8

dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasl dari proses

pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut proses diferensiasi

sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ, yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Termasuk juga perkembangan, kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan

perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat

progresif, terarah, dan terpadu/koheren. Progresif mengandung arti

bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung

maju ke depan, tidak mundur ke belakang. Terarah dan terpadu

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan

yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya. (Soetjiningsih,

2015)

2.2.2 Tahap-tahap Perkembangan Periode Preschool (Prasekolah)

1. Perkembangan kognitif

Tahap perkembangan kognitif usia pra sekolah digambarkan

dalam teori Piaget sebagai tahap praoperasional (2-7 tahun). Dimana,

selama tahap ini, anak mulai memiliki kecakapan motorik, proses

berpikir anak-anak juga berkembang, meskipun mereka masih

dianggap jauh dari logis karena biasanya anak usia prasekolah ini

memiliki khayalan atau imajinasi yang tinggi. Pada fase ini, anak

bersifat egosentrik dan mampu mendekati masalah hanya dari satu

sudut pandang.

Page 22: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

9

Anak prasekolah biasanya mampu menghitung hingga 10

atau lebih, dapat menyebutkan paling sedikit 4 warna, mengenakan

sepatunya sendiri, berpakaian sendiri, dan anak usia ini mengetahui

tentang hal-hal yang digunakan setiap hari, seperti uang, makanan,

dan peralatan (Kyle, 2015).

2. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik dibagi menjadi 2, yaitu

perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan

motorik kasar melibatkan otot-otot besar; meliputi perkembangan

gerakan kepala, badan, anggota badan, keseimbangan dan

pergerakan. Perkembangnan motorik halus, adalah koordinasi halus

yang melibatkan otot-otot kecil; meliputi anak dapat menggerakan

setiap jarinya dan menggenggam sesuatu, menulis dengan bebas,

memotong dengan gunting dan mengikat sesuatu (Kyle, 2015).

Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Sesuai Kelompok Umur

Usia (bulan) Motorik Kasar Motorik Halus

36-48 1. Berdiri pada satu kaki

selama 2 detik

2. Melompat dengan kedua

kaki diangkat

3. Mangayuh sepeda roda

tiga

1. Menggambar garis lurus

2. Menumpuk 8 buah

kubus

48-60 1. Berdiri pada satu kaki

selama 6 detik

2. Melompat lompat

dengan satu kaki 3. Menari

1. Menggambar tanda

silang

2. Menggambar lingkaran

3. Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh

(kepala, badan, lengan)

60-72 1. Berjalan lurus

2. Berdiri dengan satu kaki

selama 11 detik

1. Menangkap bola kecil

dengan kedua tangan

2. Menggambar segi

empat

Sumber : Needlman, (2004 dalam Soetjiningsih 2015)

Page 23: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

10

3. Perkembangan Emosional dan Sosial

1) Perkembangan Emosional

Anak prasekolah cenderung memiliki emosi yang kuat,

mereka dapat bahagia, senang, gembira, dan diwaktu selanjutnya

anak dapat sangat kecewa. Anak prasekolah lebih bangga

menggunakan kontrol diri daripada menyerah pada rangsangan

mereka. Sebagian besar anak di usia ini telah belajar

mengendalikan perilaku mereka (Kyle,2015).

2) Perkembangan sosial

Perkembangan sosial adalah perkembangan kemampuan

anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

Mula-mula anak hanya mengenal orang-orang yang paling dekat

dengan dirinya, yatu ibunya, selanjutnya orang-orang yang

serumah (Soetjiningsih, 2015). Seorang teman merupakan bagian

penting dalam perkembangan sosial, dimana anak prasekolah

memerlukan berinteraksi dengan teman dan belajar bagaimana

cara mempertahankan pertemanan (Kyle, 2015).

4. Perkembangan Bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan indicator seluruh

perkembangan anak, karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap

keterlambatan atau kelainan pada sistem lainnya, seperti kemampuan

kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan disekitar

anak (Soetjiningsih, 2015).

Page 24: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

11

Perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah

diekspresikan melalui pikiran dan kreativitas. Pada masa ini anak

biasanya menggunakan bahasa telegrafik, yaitu menggunakan

kalimat singkat yang mengandung informasi. Kosakata pada masa

prasekolah ini bisa mencapai 2.100 kata (Kyle,2015)

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Menurut Soetjiningsih (2015), faktor yang mempengaruhi

perkembangan adalah :

1. Faktor biologis

a. Rasa atau suku bangsa

Pertumbuhan somatic dipengaruhi oleh rasa tau suku

bangsa. Bangsa kulit putih atau ras Eropa mempunyai

pertumbuhan somatic lebih tinggi daripada bangsa Asia.

b. Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan

anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa

demikian; mungkin sebabnya adalah perbedaan kromosom

antara laki-laki (xy) dan perempuan (xx). Pertumbuhan fisik dan

motorik berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Anak

laki-laki lebih aktif bila dibandingkan dengan anak perempuan.

Page 25: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

12

c. Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita, terutama

pada umur satu tahun pertama, karena pada masa itu anak sangat

rentan terhadap penyakit dan terjadi kurang gizi.

d. Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh

kembang anak. Kebutuhan anak berbeda dari orang dewasa,

karena makanan bagi anak, selain untuk aktivitas sehari-hari,

juga untuk pertumbuhan.

e. Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan yang teratur tidak saja dilaksanakan

kalau anak sakit, melainkan juga mencakup pemeriksan

kesehatan, imunisasi, skrining dan deteksi dini gangguan

tumbuh kembang, stimulasi dini, termasuk pemantauan

pertumbuhan dengan menimbang anak secara rutin setiap bulan.

f. Kerentanan terhadap penyakit

Kerentanan terhadap penyakit dapat dikurangi antara lain

dengan memberikan gizi yang baik termasuk ASI (air susu ibu),

meningkatkan sanitasi, dan memberikan imunisasi. Dengan

demikian, diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering

menyebabkan cacat atau kematian.

Page 26: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

13

g. Kondisi kesehatan kronis

Kondisi kesehatan kronis adalah keadaan yang perlu

perawatan terus menerus; tidak hanya penyakit, melainkan juga

kelainan perkembangan seperti autisme, serebral palsi, dan

sebagainya. Anak dengan kondisi kesehatan kronis ini sering

mengalami gangguan tumbuh kembang dan gangguan

pendidikannya.

h. Fungsi metabolisme

Pada anak terdapat perbedaan proses metabolisme yang

mendasar diantara berbagai jenjang umur, maka kebutuhan akan

berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat

atau memadai sesuai dengan tahapan umur. Penyakit metabolik

yang banyak ditemukan pada anak adalah diabetes melitus dan

hipotiroid.

i. Hormon

Hormone-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh

kembanng antara lain adalah : growth hormone, tiroid, hormon

seks, insulin, IGFs (Insulin-like growth factors), dan hormone

yang dihasilkan kelenjar adrenal.

Page 27: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

14

2. Faktor Lingkungan

Menurut Soetjiningsih (2015), Faktor lingkungan sebagai berikut :

a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah

Musim kemarau yang panjang, banjir, gempa bumi, atau

bencana alam lainnya dapat berdampak pada tumbuh kembang

anak, sebagai akibat dari kurangnya prsediaan pangan dan

meningkatnya wabah penyakit, sehingga banyak anak yang

terganggu tumbuh kembangnya.

b. Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan

terhadap kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan,

baik kebersihan perorangan maupun lingkungan, memegang

peranan yang penting dalam menimbulkan penyakit. Kebersihan

yang kurang dapat menyebabkan anak sering sakit, misalnya

diare, kecacingan, demam tifoid, hepatitis, malaria, demam

berdarah, dan sebagainya.

c. Keadaan rumah

Struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan

hunian. Keadaan perumahan yang layak, dengan konstruksi

bangunan yang tidak dapat membahayakan penghuninya, serta

tidak pernah sesak, dan menjamin kesehatan penghuninya.

Page 28: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

15

d. Radiasi

Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya

radiasi yang tinggi. Radiasi gelombang elektromagnetik dari

gadget memang tidak terlihat, efeknya pun tidak terasa secara

langsung.

3. Faktor Psikososial

a. Stimulasi

Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang paling

penting untuk tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat

stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat

stimulasi. Stimulasi juga akan mengoptimalkan potensi genetic

yang dipunyai anak. Lingkungan yang kondusif akan mengiring

perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan

lingkungan yang kurang mendukung akan mengakibatkan

perkembangnan anak dibawah potensi genetiknya. Stimulasi

lingkungan yang dimaksud yaitu suasana di mana anak itu

berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia

kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam

kandungan sampai dewasa (Kania 2006).

Perkembangan pada masa prasekolah ini dipengaruhi

oleh stimulasi lingkungan salah satunya stimulasi berlebih dari

penggunaan gadget terbukti menyebabkan keterlambatan

Page 29: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

16

perkembangan kognitif, gangguan dalam proses belajar,

tantrum, meningkatkan sifat impulsif, serta menurunnya

kemampuan anak untuk mandiri. Pada masa ini, bermain,

mengajak anak berbicara, dan kasih sayang adalah hal yang

penting yang harus dilakukan orangtua untuk perkembangan

anak. Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang

saja, tetapi melalui bermain anak belajar mengendalikan dan

mengkoordinasikan otot-ototnya, melibatkan persaan, emosi,

dan pikirannya (Kania 2006).

Peran orang tua yang dulunya sebagai teman bermain

bagi anaknya sekarang telah digantikan oleh gadget, padahal

masa prasekolah adalah masa dimana tumbuh dan

berkembangnya fisik maupun psikis manusia. Ketika anak

berada pada masa Golden Age, mereka menjadi peniru yang

handal, lebih pintar dari yang difikirkan dan lebih cerdas. Ketika

anak diberikan gadget sebagai mainan, maka itu akan

berpengaruh terhadap proses perkembangannya (Abdillah,

2019).

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan

memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya

perpustakaan, buku-buku yang menarik minat baca anak dan

Page 30: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

17

bermutu, suasana tempat belajar yang tenang, sekolah yangn

tidak terlalu jauh, serta sarana lainnya.

c. Ganjaran atau hukuman yang wajar (reinforcement/reward and

punishment)

Kalau anak berbuat benar, kita wajib memberi ganjaran,

misalnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan, dan sebagainya.

Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi

anak untuk mengulangi tingkah laku yang baik tersebut.

Sementara itu, menghukum dengan cara yang wajar, kalau anak

berbuat salah, masih dibenarkan. Hukuman harus diberikan

secara obyektif dengan disertai penjelasan pengertian dan

maksud hukkuman tersebut; bukan hukuman untuk

melampiaskan kebencian dan kejengkelan kepada anak, atau

penganiayaan pada anak (abuse). Anak diharapkan tahu mana

yang baik dan yang tidak baik, sehingga dapat timbul rasa

percaya diri pada anak, yang penting untuk perkembangan

kepribadiannya kelak.

d. Kelompok sebaya

Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi

dengan lingkungannya. Perhatian dari orang tua tetap

dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.

Khususnya bagi remaja, harus diperhatikan teman sebayanya,

karena teman sebaya dapat mempengaruhi untuk hal-hal yang

Page 31: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

18

tidak baik, seperti penyalahgunaan obat-obat terlarang, alcohol,

merokok, geng motor, dan sebagainya.

e. Stress

Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh

kembangnya; misalnya, anak akan menarik diri, rendah diri,

gagap, nafsu makan menurun, dan bahkan bunuh diri.

f. Sekolah

Dengan adanya wajib belajar 9 tahun, diharapkan setiap

anak mendapat kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9

tahun. Pendidikan yang baik dapat meningkatkan taraf hidup

anak kelak. Saat ini, yang masih menjadi masalah sosial adalah

masih banyaknya anak yang terpaksa tidak sekolah karena

membantu mencari nafkah untuk keluarganya. Selain itu

perhatian pemerintah terhadap sarana, prasaran, dan mutu

pendidikan dirasakan masih kurang.

g. Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan

dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang

adil dari orang tuanya, agar kelak ia menjadi anak yang tidak

sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula.

Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara berlebihan, yang

menjurus kearah memanjakan, akan menghambat bahkan

mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya, anak

Page 32: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

19

akan menjadi manja, kurang mandiri, pemboros, kurang

bertanggung jawab, dan kurang bisa menerima kenyataan.

h. Kualitas interaksi anak-orang tua

Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua akan

menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka

kepada orang tuanya, sehingga komunikasi bisa timbal balik dan

segala permasalahan dapat dipecahkan bersama. Kedekatan dan

kepercayaan antara orang tua dan anak sangat penting. Interaksi

tidak ditentukan oleh lama waktu bersama anak, tetapi lebih

ditentukan oleh kualitas interaksi tersebut. Kualitas interaksi

adalah pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan

upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang

dilandasi oleh rasa saling menyayangi. Hubungan yangn

menyenangkan dengan orang lain, terutama dengan anggota

keluarga, akan mendorong anak untuk mengembangkakn

kepribadian dan interaksi sosial dengan orang lain.

4. Faktor keluarga dan adat istiadat

a. Pekerjaan atau pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang

tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan

semua kebutuhan dasar anak

b. Pendidikan ayah atau ibu

Page 33: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

20

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang

penting untuk tumbuh kembang anak. Karena dapat pendidikan

yang baik, orang tua dapat menerima segala informasi dari luar

terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana

menjaga kesehatan anak, mendidiknya, dan sebagainya.

c. Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu,

dapat menyebabkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang

yang diterima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat.

Pada keluarga yang sosial ekonomi kurang, jumlah anak yang

banyak dapat menyebabkan kurangnya kasih sayang dan

perhatian pada anak, selain kebutuhan dasar anak juga tidak

terpenuhi. Keluarga berencana tetap diperlukan bagi semua

golongan, baik kaya maupun miskin.

d. Jenis kelamin dalam keluarga

Pada masyarakat tradisional, perempuan mempunyai

status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka

kematian dan malnutrisi lebih tinggi pada perempuan. Tingkat

pendidikan pada umumnya juga lebih rendah.

e. Stabilitas rumah tangga

Stabilitas dan keharmonisan orumah tangga

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak

Page 34: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

21

akan berbeda pada keluarga yang harmonis dibandingkan

dengan mereka yang kurang harmonis.

f. Kepribadian ayah atau ibu

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka mempunyai

pengaruh yang berbeda terhadap tumbh kembang anak, bila

dibandingkan mereka yang mempunyai kepribadian mereka

yang tertutup. Ketiadaan hubungan emosional, akibat penolakan

dari anggota keluarga atau perpisahan dengan orang tua,

seringkali menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya,

pemuasan emosional akan meningkatkan perkembangan

kepribadian. Apabila orang tua dapat memahami emosi anak

serta dapat mengajarkan pada anak tentang cara mengenal dan

mengendalikan emosinya, kelak anak akan mempunyai EQ

(Emotional Quotient) yang tinggi. EQ sangat penting dalam

pergaulan dan untuk membina karier mereka kelak. Demikian

pula, moral etika (SQ = Spiritual Quotient) sanngat penting; jika

orang tua mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini dan memberi

contoh nyata perbuatan mulia, akan timbul dampak positif pada

perilaku dan moral anak.

g. Pola pengasuhan

Pola pengasuhan yang ditetapkan dalam keluarga

bermacam-macam, seperti pola pengasuhan permisif, otoriter,

atau demokratis; pola ini mempengaruhi perkembangan anak.

Page 35: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

22

Anak yang dibesarkan dengan pola pengasuhan permisif, kalau

sudah besar, anak nanti cenderung kurang bertanggung jawab,

mempunyai kendali emosional yangn buruk, dan sering

berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu. Sementara itu,

anak yang dibesarkan dengan pola pengasuhan yang demokratis

mempunyai penyesuaian pribadi dan sosial yang lebih baik,

anak lebih mandiri serta bertanggung jawab.

h. Adat istiadat, norma, tabu

Adat istiadat yang berlaku disetiap daerah akan

berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Misal di Bali, upacara

agama sering diadakan dan keluarga harus menyediakan

berbagai sajian makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang

terdapat anak yang gizi buruk, karena makanan maupun buah-

buahan tersebut akan dimakan bersama setelah selesai upacara.

Demikian pula, norma-norma maupun tabu-tabu yang berlaku

pada masyarakat misalnya, tidak boleh makan daging nantibisa

cacingan dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

i. Agama

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-

anak sedini mungkin, karena agama akan menuntun umatnya

untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.

Sejak dini anak perlu dilatih agar kelak menjadi anak

yang bermoral tinggi. Untuk menjadi manusia yang berkualitas,

Page 36: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

23

tidak hanya diperlukan IQ, dan EQ yang tinggi, melainkan

moral etika (SQ) juga harus tinggi.

j. Urbanisasi

Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan

dengan segala permasalahannya.

k. Kehidupan politik

Anggaran untuk kesehatan dan pendidikan anak

ditentukan oleh kebijakan pemerintah. Anak, adalah generasi

penerus bangsa, selayaknya mendapat perhatian yang sungguh-

sungguh.

2.3 Penggunaan Gadget

2.4.1 Definisi Penggunaan Gadget

Penggunaan gadget adalah sebuah upaya menggunakan

perangkat atau instrumen elektronik yang dianggap memiliki tujuan dan

fungsi praktis terutama untuk membantu pekerjaan manusia. Contoh

dari gadget yang dipakai oleh anak usia prasekolah biasanya

smartphone, dan tab (Iswindharmanjaya, 2014).

2.4.2 Intensitas Penggunaan Gadget pada Anak Preschool (Prasekolah)

Orang tua harus mempertimbangkan berapa banyak waktu yang

diperbolehkan untuk anak usia prasekolah dalam bermain gadget,

karena total lama penggunaan gadget dapat mempengaruhi

perkembangan anak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rideout

Page 37: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

24

(2013), didapatkan hasil bahwa terdapat anak usia 2 sampai 4 tahun

telah menghabiskan waktunya di depan layar selama 1 jam 58 menit

perharinya dan anak usia 5 hingga 8 tahun menghabiskan waktu di

depan layar selama 2 jam 21 menit setiap harinya.

Hal ini bertentangan dengan pendapat WHO yang menyatakan

bahwa anak hanya boleh berada di depan layar <1 jam setiap harinya.

Pendapat tersebut didukung oleh Sigman, seorang psikolog sekaligus

dosen di bidang kesehatan anak yang mengemukakan bahwa waktu

ideal lama anak usia prasekolah dalam menggunakan gadget yaitu 30

menit hingga 1 jam dalam sehari. Sedangkan menurut asosiasi dokter

anak Amerika dan Canada, mengemukakan bahwa anak usia 0-2 tahun

alangkah lebih baik apabila tidak terpapar oleh gadget, sedangkan anak

usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi bermain gadget sekitar 1 jam

perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia 6-18 tahun. Akan tetapi,

faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang menggunakan

gadget 4-5 kali lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan.

Pemakaian gadget yang terlalu lama dapat berdampak bagi

kesehatan anak, selain radiasinya yang berbahaya, penggunaan gadget

yang terlalu lama dapat mempengaruhi tingkat agresif pada anak. Anak

yang terlalu asik dengan gadgetnya berakibat lupa untuk berinteraksi

ataupun berkomunikasi dengan orang sekitar maupun keluarga dan itu

akan bedampak sangat buruk apabila dibiarkan secara terus menerus.

Page 38: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

25

Berdasarkan keterangan diatas, Anindya (2017) membagi

intensitas penggunaan gadget menjadi 2 kriteria :

1. Normal : >1 jam dalam sehari

2. Lama : <1 jam dalam sehari

2.4.3 Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Anak Preschool

Menurut Handrianto (2013), gadget memiliki dampak positif

dan dampak negative. Dampak tersebut antara lain :

1. Dampak positif

a. Berkembangnya imajinasi (melihat gambar kemudian

menggambarkannya sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir

tanpa dibatasi oleh kenyataan).

b. Melatih kecerdasan (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan

tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).

c. Meningkatkan rasa percaya diri (saat anak memenangkan suatu

permainan akan termotivasi untuk menyelesaikan permainan).

d. Mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan

pemecahan masalah (dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar

rasa ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul

kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu

dipaksa).

Page 39: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

26

2. Dampak negative

a. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak

menjadi tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya

anak teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti

tokoh dalam game tersebut).

b. Malas menulis dan membaca (hal ini diakibatkan dari

penggunaan gadget misalnya pada saat anak membuka video di

aplikasi, anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus

menulis apa yang mereka cari)

c. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi (misalnya anak

kurang bermain dengan teman di lingkungan sekitarnya, tidak

mempedulikan keadaan disekelilingnya).

d. Kecanduan (anak akan sulit dan ketergantungan dengan gadget

karena sudah menjadi suatu hal yang menjadi kebutuhan

untuknya)

e. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan (jelas dapat

menimbulkan gangguan kesehatan karena paparan radiasi yang

ada pasa gadget, dan juga dapat merusak kesehatan mata anak).

f. Perkembangan kognitif anak usia dini terhambat (kognitif atau

pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu

mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,

memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya akan

terhambat).

Page 40: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

27

g. Menghambat kemampuan berbahasa (anak yang terbiasa

menggunakan gadget akan cenderung diam, sering menirukan

bahasa yang di dengar, menutup diri, dan enggan berkomunikasi

dengan teman atau lingkungannya).

h. Dapat mempengaruhi anak usia dini (seperti contoh anak

bermain game yang memiliki unsur kekerasan yang akan

mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat

menimbulkan tindak kekerasan terhadap teman).

2.4 Hubungan Intensitas Penggunaan Gadget dengan Perkembangan

Kecepatan tumbuh kembang setiap individu bervariasi, tergantung

dari faktor-faktor yang mempengaruhinya selama proses tumbuh kembang itu

berlangsung, salah satunya faktor psikososial. Dalam faktor psikososial

terdapat stimulasi yang menjelaskan bahwa stimulasi dari lingkungan paling

penting untuk perkembangan anak. Stimulasi akan mengoptimalkan potensial

genetik yang dimiliki oleh anak (Soetjiningsih, 2015). Kebiasaan lingkungan

dan pemberian stimulasi terhadap anak prasekolah akan membentuk

perkembangan anak. Seiring berkembangnya teknologi, banyak sekali yang

berpengaruh pada pemberian stimulasi perkembangan anak salah satunya

penggunaan gadget (Imron, 2017).

Orangtua akan mengizinkan atau memperbolehkan apa saja yang anak

minta seperti gadget, karena orang tua menganggap bahwa pemberian gadget

ini adalah salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan anaknya. Anak

Page 41: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

28

menjadi lebih cenderung asyik sendiri dengan gadgetnya, mereka asyik

bermain game dan menonton video dengan waktu yang cukup lama dan tanpa

disadari, anak akan menjadi kecanduan dengan gadget lalu akan berdampak

seperti malas belajar, malas bersosialisasi dengan teman sebayanya, sulit

diajak berkomunikasi karena fokus terhadap gadgetnya, dari sulit

bersosialisasi anak akan cenderung berdiam diri tanpa ada aktivitas fisik

menyebabkan kurangnya mengasah kemampuan motorik, lalu ketika

gadgetnya diambil atau tidak diberikan anak akan mudah marah.

2.5 Teori Model Keperawatan

Teori model yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini

menggunakan teori Kathryn E Barnard, dimana teori ini menjelaskan tentang

hubungan interaktif antara orang tua dan anak secara langsung yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Model keperawatan Barnard

pada awalnya dikembangkan untuk bayi/infant, dan selanjutnya berkembang

menjadi teori interaksi pengkajian pada anak. Model ini difokuskan pada

pengembangan perangkat atau suatu format pengkajian untuk mengevaluasi

kesehatan anak, perkembangan dan pertumbuhannya dengan melihat

hubungan orangtua- anak sebagai suatu interaksi. Karakteristik orang tua dan

anak dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan sistem. Barnard

menekankan modifikasi sebagai perilaku adaptif (Alligood dkk, 2010).

Perilaku adaptif tersebut meliputi :

Page 42: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

29

1. Parent’s social and emotional growth fostering activities (orang tua

membantu pertumbuhan social dan emosional)

Kemampuan untuk membantu aktivitas pertumbuhan social emosional

bergantung kamampuan orang tua untuk beradaptasi secara luas. Orang

tua harus menyadari tingkat perkembangan anak dan mampu mengatur

perilaku yang sesuai. Hal ini tergantung pada kemampuan orang tua

dalam menerapkan pengetahuan dan keahliannya.

2. Parent’s cognitive growth fostering activities (orang tua membantu

perkembangan kognitif)

Pertumbuhan kognitif difasilitasi dengan pemberian stimulasi sesuai

tingkat pemahaman anak. Untuk melaksanakannya orang tua harus

memiliki pemahaman tentang kemampuan anaknya dan orang tua harus

memiliki energy untuk menerapkan keahliannya.

Model Barnard tersebut selanjutnya berkembang menjadi dasar teori

interaksi pengkajian kesehatan anak (Child Health Assesment Interaction

Theory). Konsep utama/asumsi dari teori ini adalah: anak (child), ibu atau

pengasuh (mother/caregiver), dan lingkungan (environment) (Alligood dkk,

2010) :

1. Anak

Barnard menggambarkan anak dengan karakteristik berikut : perilaku

bayi baru lahir, pola makan dan tidur, tampilan fisik, temperamen dan

kemampuan anak beradaptasi terhadap lingkungan dan petugas

kesehatan.

Page 43: HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

30

2. Ibu/ pengasuh (Mother/ care giver)

Karakteristik ibu yang digambarkan Barnard meliputi: aspek psikososial,

perhatian terhadap anak, kesehatan ibu sendiri, pengalaman ibu yang

mengubah kehidupannya, harapan ibu terhadap anaknya, dan yang paling

penting adalah pola hubungan orang tua- anak dan kemampuan

adaptasinya.

3. Lingkungan (Environment)

Karakteristik lingkungan aspek lingkungan fisik dan keluarga,

keterlibatan ayah, dan derajat hubungan orang tua untuk menghormati

anaknya.