70
i HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014-2015 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: AHMAD SISJUFRI M NIM: 1113103000088 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016

HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

i

HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN

DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA

RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU)

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014-2015

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

AHMAD SISJUFRI M NIM: 1113103000088

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2016

Page 2: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini penyusun menyatakan bahwa :

1. Penelitian ini merupakan hasil karya asli penyusun yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang penyusun gunakan dalam penulisan ini telah

dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

penyusun atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, penyusun

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 1 Oktober 2016

Ahmad Sisjufri M

Page 3: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN

II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM

(RSU) KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014-2015

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kedokteran untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Ahmad Sisjufri M

NIM : 1113103000088

Pembimbing I

Pembimbing II

dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD, K-GEH dr. Silvia Dewi, Sp. PD

NIP. 19731005 200604 2 001 NIP. 19770403 200804 2 007

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2016

Page 4: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT

DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2014-2015 yang diajukan oleh Ahmad Sisjufri M (NIM:

1113103000088), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan pada Oktober 2016. Laporan Penelitian ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter.

Ciputat, Oktober 2016

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD, K-GEH

NIP. 19731005 200604 2 001

PIMPINAN FAKULTAS

Pembimbing 1

dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD, K-GEH

NIP. 19731005 200604 2 001

Pembimbing 2

dr. Silvia Dewi, Sp.PD

NIP. 19770403 200804 2 007

Penguji 1

dr. Merry Nitalia Sp.PK

NIP. 19781230 200604 2 001

Penguji 2

dr. Meizi Fachrizal Ahmad, M.Biomed

Dekan FKIK UIN

Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes

NIP. 19650808 198803 1 002

Kaprodi PSKPD FKIK UIN

dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp.OT

NIP. 19780507 200501 1 005

Page 5: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang atas ridho, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN KADAR SGOT

DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA

RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA TANGERANG

SELATAN TAHUN 2014-2015” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

jenjang program sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis

sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW, suri tauladan kita dengan

sebaik-baiknya akhlak.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terwujud karena adanya

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin

menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT, selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD, K-GEH, selaku dosen pembimbing 1 dan

dr. Silvia Dewi, Sp.PD, selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan

membimbing peneliti dari awal hingga akhir terselesaikannya penelitian

ini.

4. dr. Merry Nitalia, Sp.PK, selaku dosen penguji I dan dr. Meizi Fachrizal

Achmad, M.Biomed, selaku dosen penguji II yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk menguji , mengarahkan, serta memberi

masukan untuk penelitian ini.

Page 6: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

vi

5. dr. Flori Ratnasari, Ph.D, selaku penanggung jawab riset program studi

kedokteran dan profesi dokter 2013.

6. Kedua orang tua saya, H. Muliadi dan Hj. Sumiati,yang senantiasa

mendoakan, memberi semangat dan motivasi, serta memberikan dukungan

baik moral maupun material. Tak lupa juga terimakasih kepada adik Saya,

Ahmad Asyraf, Kakek, Nenek, dan seluruh keluarga Saya yang telah

menjadi motivasi Saya selama ini.

7. Para dosen dan staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Pihak RSU Kota Tangerang Selatan, Direktur rumah sakit beserta

jajarannya, Bu fina, dan seluruh staf rekam medis rumah sakit yang telah

membantu berlangsungnya penelitian ini.

9. Teman-teman seperjuangan riset, Raudya Iwana, Nur Khakimatul F,

Rohman Sungkono, Azmi Jabbar NST, dan Charifa Sama yang sejak awal

hingga selesai selalu membantu dalam melewati berbagai hal dalam

penelitian ini. Rekan kesmas Saya Achmad dan Sri Purwanti yang

bersedia diajak berdiskusi mengenai SPSS dan metodologi penelitian saya.

10. Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

angkatan 2013 yang ikut memberi dukungan dalam penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam laporan

penelitian ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun bagi penelitian ini.Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga

penelitian ini dapat memberi banyak manfaat bagi kita semua.

Ciputat, Oktober 2016

Ahmad Sisjufri M

Page 7: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

vii

ABSTRAK

Ahmad Sisjufri M. Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter.Hubungan Kadar SGOT Dan SGPT dengan DBD Derajat I dan II

pada Pasien Dewasa Rawat Inap di Rumah Sakit Umum (Rsu) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014-2015.

Latar Belakang: Disfungsi hepar adalah salah satu akibat dari infeksi dengue

yang sering muncul dalam bentuk hepatomegali dan peningkatan ringan-sedang

kadar enzim aminotransferase (SGOT & SGPT). Enzim aminotransferase

cenderung lebih tinggi seiring dengan beratnya penyakit.Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara peningkatan kadar SGOT & SGPT dengan

derajat penyakit infeksi virus dengue khususnya DBD derajat I dan II

(berdasarkan kriteria WHO2011).Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik

observasional dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dari rekam

medis pasien DBD dewasa yang menjalani rawat inap di RSU Kota Tangerang

Selatan dari tahun 2014 – 2015 dengan teknik consecutive sampling.Uji statistik

yang digunakan adalah uji Chi Square dan Kolmogorov-Smirnov.Hasil: Dari 157

sampel, pasien yang mengalami peningkatan SGOT dan SGPT masing-masing

sebanyak 91,1% dan 65,6%.Berdasarkan hasiluji statistiktidak ditemukan

hubungan bermakna antara derajat penyakit infeksi virus dengue DBD derajat I &

II baik dengan kadar SGOT (p = 0,326) maupun dengan SGPT (p =

0,664).Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar SGOT

dan SGPT dengan derajat penyakit infeksi virus dengue DBD derajat I &II

Kata Kunci: Demam berdarah dengue (DBD), DBD derajat I, DBD derajat II,

SGOT, SGPT, disfungsi hepar.

Page 8: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

viii

ABSTRACT

Ahmad Sisjufri M. School of Medicine. The Association between SGOT &

SGPT Levels and Grade of Severity of Dengue Infection (DHF grade I & II)

among hospitalized adult patientsin General Hospital of South Tangerang in

2014 – 2015.

Background: Hepar dysfunction is one of the effects of dengue infection that often

manifested as hepatomegaly and mild-moderate increase of aminotransferase

enzyme (SGOT & SGPT). This Aminotransferase enzyme tend to increase along

with the severity of disease.This study aim to know the association between

increasedserum SGOT & SGPT levels and grade of severity of DHF, especially in

DHF grade I and II (based on WHO 2011 classification).Methods: This study is

an analytic observational study with cross sectional approach. Data was collected

from medical record of adult DHF patients who were hospitalized in General

Hospital of South Tangerang in 2014 – 2015 by using consecutive sampling

method. Chi Square and Kolmogorov-Smirnov Statistic test were used in this

study. Results: Of 157 samples, patients who have increased level of SGOT and

SGPT are 91,1% and 65,6%, respectively. Based on statistical test result, there is

no significant association between grade of severity of dengue infection(DHF

grade I & II) and SGOT levels (p = 0,326) as well as SGPT levels (p =

0,664).Conclusion: There is no significant association between SGOT & SGPT

levels and grade of severity of dengue infection, especially DHF grade I & II.

Keywords: Dengue hemorrhagic fever (DHF), DHF grade I, DHF grade II,

SGOT, SGPT, hepar dysfunction.

Page 9: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL………………………………………………………………..i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK…… ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI…. .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv

BAB 1: PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3Hipotesis. ................................................................................................ 2

1.4Tujuan Penelitian .................................................................................... 2

1.4.1Tujuan Umum ............................................................................. 2

1.4.2Tujuan Khusus.............................................................................. 3

1.5Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

1.5.1Manfaat Penelitian bagi Peneliti .................................................. 3

1.5.2Manfaat Penelitian bagi Perguruan Tinggi................................... 3

1.5.3Manfaat Penelitian bagi RSU Kota Tangerang Selatan ............... 3

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

2.1Demam Berdarah Dengue ...................................................................... 4

2.1.1Definisi ......................................................................................... 4

2.1.2Etiologi ......................................................................................... 4

2.1.3Epidemiologi ................................................................................ 5

2.1.4Patogenesis dan Patofisiologi ....................................................... 6

2.1.5Manifestasi Klinis ...................................................................... 10

2.1.6Diagnosis .................................................................................... 12

2.1.7Pemeriksaan Laboratorium ........................................................ 13

2.1.8Penatalaksanaan ......................................................................... 15

2.2Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue ................................................ 20

2.3Enzim Aminotransferase (SGOT dan SGPT) ...................................... 22

Page 10: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

x

2.4Keterlibatan Organ Hepar pada Infeksi Virus Dengue ........................ 23

2.5Kerangka Teori ..................................................................................... 29

2.6Kerangka Konsep ................................................................................. 30

2.7Definisi Operasional ............................................................................. 30

BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 33

3.1Desain Penelitian .................................................................................. 33

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 33

3.3Populasi dan Sampel ............................................................................ 33

3.3.1Populasi Target ........................................................................... 33

3.3.2Populasi Terjangkau ................................................................... 33

3.3.3Sampel ........................................................................................ 33

3.3.4Besar Sampel .............................................................................. 33

3.3.5Cara Pengambilan Sampel ......................................................... 34

3.3.6Kriteria Sampel .......................................................................... 34

3.4Cara Kerja Penelitian ........................................................................... 35

3.5Manajemen Data .................................................................................. 35

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 36

4.1Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 36

4.1.1Karakteristik Responden ............................................................ 36

4.1.2Sajian Data Penilitian ................................................................. 38

4.2Analisis Bivariat ................................................................................... 41

4.3Pembahasan .......................................................................................... 43

4.4Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 45

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 46

5.1Simpulan…. .......................................................................................... 46

5.2Saran……… ......................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48

LAMPIRAN….. ................................................................................................... 51

Page 11: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi kasus dengue dan tingkat keparahannya (WHO 2009) ..... 20

Tabel 2.2. Klasifikasi kasus dengue dan tingkat keparahannya (WHO 2011) ..... 21

Tabel 4.1. Distribusi sampel berdasarkan usia ..................................................... 31

Tabel 4.2. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin ...................................... 32

Tabel 4.3. Distribusi sampel berdasarkan derajat penyakit infeksi dengue ......... 32

Tabel 4.4. Distribusi sampel berdasarkan kadar SGOT ....................................... 33

Tabel 4.5. Karakteristik pasien yang mengalami peningkatan SGOT ................ 34

Tabel 4.6. Distribusi sampel berdasarkan kadar SGPT ........................................ 35

Tabel 4.7. Karakteristik pasien yang mengalami peningkatan SGPT ................. 35

Tabel 4.8. Hubungan kadar SGOT dengan derajat penyakit infeksi dengue ....... 36

Tabel 4.9. Hubungan kadar SGPT dengan derajat penyakit infeksi dengue ........ 37

Page 12: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema virion dengue ..................................................................... 4

Gambar 2.2. Skema patogenesis DSS/ DHF ....................................................... 7

Gambar 2.3. Patogenesis demam berdarah, demam berdarah dengue, dan

sindrom renjatan dengue ................................................................ 8

Gambar 2.4. Perjalanan penyakit dengue ........................................................... 9

Gambar 2.5. Time-line infeksi primer dan sekunder virus dengue dan metode

diagnostik yang bisa digunakan untuk mendeteksi infeksi .......... 14

Page 13: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Output SPSS

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup

Page 14: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

xiv

DAFTAR SINGKATAN

CFR : Case fatality rate

CRT : Capillary refill time

DD : Demam dengue

DBD : Demam berdarah dengue

DF : Dengue fever

DHF : Dengue hemorrhagic fever

DSS : Dengue syok syndrome

ELISA : Enzyme-linked immunosorbent assay

GGT : gamma glutamyl transferase

Hb : Haemoglobin

Ht : Hematokrit

IR : Incidence rate

NSD : Non-severe Dengue

NK : Natural Killer

PGE : Prostaglandin E

SD : Severe Dengue

SSD : Sindrom syok dengue

SGOT : Serum Glutamic Oxaloasetik Transaminase

SGPT : Serum Glutamic Piruvate Transaminase

TNF : Tumor necrosis factor

WHO : World Health Organization

Page 15: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

1

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) merupakan

penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue.Virus dengue ini ditularkan

melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama Aedes aegypti dan Aedes

albopictus). Manifestasi klinis utama penyakit ini berupa demam, nyeri otot

dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, limfadenopati, ruam,

trombositopenia, dan diatesis hemoragik.[1]

Diperkirakan 50 juta infeksi dengue terjadi tiap tahunnya.Di Indonesia

sendiri penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Menurut World

Health Organzation (WHO), Indonesia yang dimana lebih dari 35% populasinya

tinggal di daerah urban, telah dilaporkan 150.000 kasus pada tahun 2007 (rekor

tertinggi) dengan lebih dari 25.000 kasus dilaporkan dari Jakarta dan Jawa Barat

[2]. Di Indonesia sendiri ditemukan prevalensi tertinggi pada kelompok usia 25-34

tahun yaitu sebesar 0,7% [3]

. Sejak tahun 1968 sampai tahun 2009, WHO

mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus demam berdarah dengue

tertinggi di Asia Tenggara [4]

Jumlah penderita DBD di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebanyak

112.511 kasus dengan angka kematian 871 orang dengan Incidence Rate sebesar

45,85 per 100.000 penduduk dan CFR sebesar 0,77%. Hal ini menunjukkan

bahwa telah terjadi peningkatan kasus pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012

yang sebesar 90,245 kasus dengan IR 37,27 [5]

. Peningkatan kasus setiap tahunnya

puberhubungan dengan sanitasi lingkungan yang buruk dengan tersedianya tempat

perkembangbiakan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih [1]

Disfungsi hepar merupakan salah satu akibat dari infeksi dengue yang

sering muncul dalam bentuk hepatomegali dan peningkatan ringan-sedang kadar

enzim aminotransferase walaupun jaundice dan gagal hepar akut jarang terjadi.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Trung dkk (2010) ditemukan hanya 3%

pasien dengue yang memiliki kadar SGOT & SGPT normal. Selain itu kadar

Page 16: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

2

SGOT ditemukan lebih tinggi jumlahnya dibanding kadar SGPT pada pasien

dengue.[6]

Penelitian lain oleh Souza dkk (2007) menemukan dari total 169 sampel

pasien dengue, 65,1% mengalami peningkatan kadar SGOT dan SGPT dengan

rincian 48,5% meningkat <3 kali nilai normal, 14,8% meningkat 3-10 kali nilai

normal, dan 1,8% meningkat >10 kali nilai normal.[7]

Di Indonesia sendiri masih sedikit studi mengenai peningkatan kadar enzim

SGOT dan SGPT pada pasien dengan infeksi virus dengue. Berdasarkan latar

belakang masalah tersebut, penelitian ini ditulis untuk mengetahui studi mengenai

hubungan antara kadar SGOT dan SGPT dengan derajat penyakit infeksi virus

dengue pada pasien rawat inap di RSU Tangerang Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara kadar SGOT dan SGPT dengan derajat

penyakit infeksi virus dengue khususnya DBD derajat I dan DBD derajat II pada

pasien rawat inap di RSU Kota Tangerang Selatan?

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar SGOT dan SGPT dengan

derajat penyakit infeksi virus dengue khususnya DBD derajat I dan DBD derajat

II pada pasien rawat inap di RSU Kota Tangerang Selatan.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara kadar SGOT dan SGPT dengan

derajat penyakit infeksi virus dengue khususnya DBD derajat I dan DBD derajat

II pada pasien rawat inap di RSU Kota Tangerang Selatan.

Page 17: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

3

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik (berdasarkan usia dan jenis kelamin) dan

proporsi pasien yang mengalami peningkatan kadar SGOT dan SGPT

pada pasien DBD yang menjalani rawat inap di RSU Kota Tangerang

Selatan tahun 2014 – 2015.

2. Mengetahui gambaran kadar SGOT dan SGPT pada pasien DBD yang

menjalani rawat inap di RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2014 –

2015.

3. Mengetahui gambaran derajat penyakit infeksi virus dengue pada

pasien DBD yang menjalani rawat inap di RSU Kota Tangerang

Selatan tahun 2014 – 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Penelitian bagi Peneliti

1. Menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

kedokteran di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Menjadi salah satu bentuk perwujudan penelitian dalam melaksanakan

kewajiban mahasiswa Tri Dharma Perguruan Tinggi.

1.5.2 Manfaat Penelitian bagi Perguruan Tinggi

1. Menambah referensi penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta di bidang kedokteran.

2. Menjadi dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

hubungan kadar SGOT dan SGPT dengan derajat penyakit infeksi

virus dengue di masa depan.

1.5.3 Manfaat Penelitian bagi RSU Kota Tangerang Selatan

1. Memberikan informasi mengenai gambaran peningkatan kadar SGOT

dan SGPT pada pasien demam berdarah dengue derajat I dan II yang

menjalani rawat inap di rumah sakit, khususnya RSU Kota Tangerang

Selatan.

Page 18: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

4

2 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue

2.1.1 Definisi

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/ DBD (dengue

haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/ atau nyeri sendi yang

disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis

hemoragik.[1]

2.1.2 Etiologi

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue.Virus yang

termasuk kedalam genus Flavivirus ini memiliki 4 serotipe (DEN 1-4) yang

semuanya dapat menyebabkan penyakit DBD. Serotipe yang paling banyak

ditemukan di Indonesia adalah DEN-3.[1]

Virion dengue merupakan virus ssRNA sensitif positif sebagai

genomnya.berbentuk sferis dengan diameter sekitar 50 nm. Protein virus ini terdiri

dari protein C untuk kapsid dan core, M untuk protein membran, E untuk protein

selubung dan NS untuk protein non-struktural. Protein non-struktural NS-1 sering

digunakan sebagai antigen diagnostik di awal fase penyakit.[8,9]

Gambar 2.1.Skema virion dengue.

Sumber: Buku Ajar Mikrobiologi

Kedokteran Edisi Revisi.

Page 19: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

5

Virus ini ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti dan sedikit oleh

Aedes albopictus. Masa laten infeksi in vitro virus ini kira-kira 12-16 jam, setelah

itu virus dapat ditemukan di ekstrasel. Virus dengue terutama menyerang sel-sel

yang termasuk sistem retikuloendotelial, yaitu sel monosit dan progenitornya, sel

limfosit B, sel Kupfer, dan juga makrofag.[9]

2.1.3 Epidemiologi

Virus dengue merupakan virus yang paling cepat menyebar di duni a.[2]

Virus ini tersebar di benua Afrika, Asia, Amerika, dan Australia dengan

kombinasi tipe virus yang berbeda-beda.[9]

Peningkatan insidens terjadi sebesar 30

kali lipat dengan peningkatan perluasan geografis ke negara-negara barudalam 50

tahun terakhir. Diperkirakan 50 juta kasus infeksi dengue terjadi setiap

tahunnya.[2]

Penyakit DBD berhubungan dengan kondisi lingkungan dan perilaku

masyarakat. Faktor lingkungan yang terutama berpengaruh adalah tersedianya

tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih seperti

kaleng bekas, bak mandi, dan tempat penampungan air lainnya.[1]

Penyakit ini

dapat menyerang seluruh kelompok usia dan bisa muncul sepanjang tahun.[10]

Menurut data profil kesehatan Indonesia tahun 2014, jumlah penderita

DBD yang dilaporkan sebanyak 100.347 kasus dengan jumlah kematian sebanyak

907 orang (IR/Angka kesakitan = 39,8 per 100.000 penduduk dan CFR/angka

kematian= 0,9%). Jika dibandingkan dengan tahun 2013 (112.511) terjadi

penurunan kasus sebesar 10,8%.[10]

Bali adalah daerah dengan angka kesakitan DBD tertinggi pada tahun

2014 yaitu sebesar 204,22, disusul oleh Kalimantan Timur 135,46, dan

Kalimantan Utara 128,51 per 100.000 penduduk. Angka kesakitan di daerah DKI

Jakarta sebesar 83,34 dan Banten 25,37 per 100.000 penduduk.[10]

Faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan transmisi virus

dengue yaitu [1]

:

1. Vektor: kebiasaan menggigit, perkembangbiakan vektor, kepadatan

vektor di lingkungan, dan transportasi vektor dari satu tempat ke

tempat lainnya.

Page 20: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

6

2. Hospes: terdapatnya penderita di lingkungan/ keluarga, mobilisasi dan

paparan terhadap nyamuk, usia, dan jenis kelamin.

3. Lingkungan: curah hujan, suhu, kepadatan penduduk, dan sanitasi.

2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologi

Virus dengueyang terdapat dalam darah orang yang telah terinfeksi akan

berpindah ke dalam tubuh vektor, Aedes aegypti, ketika nyamuk ini menghisap

darah orang tersebut. Virus masuk ke dalam lambung vektor dan berkembang biak

dalam suatu periode tertentu.Virus nantinya akan berada dalam kelenjar ludah

vektor dan siap menularkannya ke manusia. Kira-kira diperlukan waktu sekitar 8-

10 hari untuk mencapai fase ini dimulai dari awal nyamuk menghisap darah.[9]

Selanjutnya ketika nyamuk tersebut menghisap darah manusia yang lain,

virus dengue ini akan berpindah ke sirkulasi darah manusia tersebut. Saat nyamuk

menusuk kulit manusia, virus bisa tersebar ke lapisan epidermis dan dermis.Disini

virus menginfeksi sel Langerhans imatur dan keratinosit. Sel-sel yang telah

terinfeksi tersebut kemudian bermigrasi ke limfonodus, dimana monosit dan

makrofag berada yang nantinya akan menjadi target infeksi selanjutnya. Virus pun

mereplikasikan diri dan infeksi semakin menyebar melalui sistem limfatik. [11]

Dalam suatu penelitian pada tikus AG129 disebutkan bahwa virus dengue

ini bisa menginfeksi sel mononuklear di darah dan sel-sel yang berada di limpa,

limfonodus, hati dan sumsum tulang. Pada primata bukan manusia juga ditemukan

infeksi virus dengue pada sel leukosit.[11]

Mekanisme terjadinya demam berdarah dengue masih kontroversial.

Dalam sebuah fenomena yang ditemukan oleh Halstead disebutkan bahwa

manusia yang memiliki imunitas terhadap salah satu serotipe virus dengue, baik

secara alamiah didapat maupun dari antibodi maternal, memiliki resiko yang lebih

tinggi untuk mengalami demam berdarah dengue dan/ atau Dengue Shock

Syndrome (DSS) pada infeksi sekunder selanjutnya oleh serotipe virus dengue

yang berbeda. Fenomena ini disebut Antibody Dependent Enhancement

(ADE).[1,12]

Page 21: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

7

Pada fenomena ini, kompleks antibodi dan virus berikatan pada reseptor

FC imunoglobin kemudian terjadi penetrasi kompleks ke dalam sel

retikuloendotelial dan terjadi replikasi virus di dalamnya, dengan kata lain

mempermudah infeksi virus. Akibatnya, terdapat lebih banyak jumlah sel

retikuloendotelial yang terinfeksi. Dengan lebih banyaknya sel yang terinfeksi

lebih banyak pula sitokin pro-inflamasi yang dilepaskan sehingga memperberat

gejala klinis.[9]

NS1 diduga berperan penting dalam aktivasi sistem komplemen. Sel yang

terinfeksi akan melepaskan NS1 yang nantinya secara langsung dapat

mengaktifkan sistem komplemen. Produksi kompleks C5b-C9 dapat merangsang

reaksi seluler dan produksi sitokin-sitokin inflamatorik yang nantinya berperan

dalam timbulnya DBD/DSS. [11]

Gambar 2.2.Skema patogenesis DSS/ DHF.

Sumber: Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi

Page 22: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

8

Gambar 2.3.Patogenesis demam berdarah, demam berdarah dengue, dan sindrom

renjatan dengue.

Sumber: Martina, Byron E. E. Dengue Virus Pathogenesis: an Integrated View. 2009.

Page 23: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

9

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue ini secara umum

teridiri dari 3 fase yaitu: fase demam (febrile), kritis (critical), dan penyembuhan

(recovery).[2]

Di hari ke 3 – 7 sakit biasanya merupakan fase kritis dimana terjadi

penurunan suhu ke 37,5 – 38o

C. Pada fase ini terjadi peningkatan permeabilitas

kapiler yang diikuti dengan peningkatan nilai hematokrit. Periode kebocoran

plasma yang signifikan ini dapat berlangsung selama 24-48 jam. Di fase ini pula

biasanya terjadi kerusakan organ termasuk gangguan hati maka dari itu penelitian

ini terutama mengambil data pasien yang datang pada hari ke 3 -7 onset demam

dan diperiksa kadar SGOT dan SGPT nya.[2]

Gambar 2.4.Perjalanan penyakit dengue.

Sumber: WHO Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Preventation and

Control. 2009.

Page 24: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

10

2.1.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bervariasi tergantung dari

strain virus dan faktor pejamu seperti usia, status imun, dll. Manifestasi klinis

dapat berupa asimtomatik, viral syndrome, demam dengue (DD), demam berdarah

dengue (DBD), termasuk sindrom renjatan dengue/ dengue shock syndrome

(DSS). Infeksi oleh satu macam serotipe virus dengue bisa memberikan imunitas

sepanjang hidup namun pada serotipe virus yang berbeda hanya bertahan dalam

waktu yang singkat.[13]

a. Undifferentiated fever

Orang yang terinfeksi virus dengue terutama saat pertama kali/ infeksi

primer akan mengalami gejala demam yang sulit dibedakan dari infeksi

virus lainnya. Gejala lain yang mungkin menyertai adalah ruam

makulopapular, gejala saluran napas atas, dan gejala gastrointestinal.[13]

DHF non-

shock

DHF with shock/ Dengue

shock syndrome (DSS)

Without

haemorrhage

With unusual

haemorrhage

Undifferentiated

Fever (viral

syndrome)

Dengue

fever (DF)

Dengue virus infection

Asymptomatic Symptomatic

Dengue haemorrhagic

fever (DHF) (with

plasma leakage)

Expanded dengue

syndrome/ Isolated

organopathy (unusual

manifestation)

Page 25: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

11

b. Dengue fever

Dengue fever atau demam dengue paling sering ditemukan pada anak yang

lebih tua, remaja, atau dewasa.Demam bersifat akut, tinggi, dan biasanya

bifasik.Demam bisa bertahan 2-7 hari dan biasanya disertai mual, muntah,

dan penurunan nafsu makan.Sakit kepala hebat, nyeri retro-orbital, nyeri

otot, nyeri sendi, ruam, leukopenia, dan trombositopenia juga sering

ditemukan.

c. Dengue haemorrhagic fever

Dengue haemorrhagic fever atau demam berdarah dengue lebih sering

terjadi pada anak usia < 15 tahun terutama pada daerah hiperendemis

karena infeksi berulang virus dengue ini. Namun fenomena ini juga

nampaknya sudah mulai meningkat pada orang dewasa.

Gejala yang sering muncul berupa diathesis hemoragik seperti tes

tourniquet (+), petekie, dan perdarahan saluran cerna pada kasus yang

berat.[13]

Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan peningkatan

hematokrit >20% (dibandingkan standar usia & jenis kelamin atau bila

dibandingkan dengan nilai Hematokrit sebelumnya). Adanya efusi pleura,

asites, maupun hipoproteinemia menandakan telah terjadi kebocoran

plasma.[1]

d. Dengue Shock Syndrome

Leukopenia progresif yang diikuti oleh penurunan kadar trombosit dengan

cepat biasanya mendahului kebocoran plasma. Bila permeabilitas kapiler

meningkat dapat terjadi kebocoran plasma yang nantinya jika volume

plasma berkurang drastis akan terjadi syok. Syok pada pasien DBD yang

biasa disebut dengue shock syndrome (DSS) sering terjadi pada hari ke 4-5

penyakit (2). DSS akan muncul dengan gejala nadi yang cepat dan lemah,

bahkan dalam keadaan berat bisa tidak teraba, tekanan darah turun (<20

mmHg), hipotensi, CRT >2 detik, kulit dingin dan lembab disertai

gelisah.[1]

Page 26: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

12

Jika pasien mampu bertahan dalam 24-48 jam fase kritis, akan terjadi

reabsorpsi bertahap cairan ekstravaskular ke intravascular dalam 48-72

jam berikutnya.[2]

e. Expanded dengue syndrome

Pada beberapa kasus, infeksi dengue dapat terjadi tanpa adanya tanda-

tanda kebocoran plasma.Namun terdapat manifestasi yang jarang

ditemukan yang dapat melibatkan hati, ginjal, otak, atau jantung. Diduga

hal ini berubungan dengan koinfeksi, komorbiditas, atau komplikasi dari

syok berkepanjangan.[13]

2.1.6 Diagnosis

Menurut WHO 2011, diagnosis infeksi virus dengue dapat ditegakkan

melalui kriteria berikut:

Demam Dengue:

Demam akut disertai minimal 2 dari tanda berikut:

Sakit kepala

Nyeri retro-orbital

Mialgia

Arthralgia

Ruam

Manifestasi perdarahan

Leukopenia ≤ 5000 sel/ mm3

Trombositopenia < 150.000 sel/ mm3

Peningkatan hematokrit 5 – 10 %

Dan minimal 1 dari tanda berikut:

Tes serologi positif

Terdapat kasus DBD di waktu dan lokasi tempat tinggal yang sama

dengan pasien

Demam Berdarah Dengue

Semua tanda di bawah ini:

Page 27: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

13

Demam akut 2 – 7 hari

Manifestasi perdarahan yang tampak sabagai: tes ourniquet (+),

petekie, ekimosis atau purpura, atau perdarahan mukosa, saluran

cerna, atau lokasi lainnya.

Hitung trombosit ≤ 100.000 sel/ mm3

Tanda kebocoran plasma: peningkatan hematokrit/

hemokonsentrasi ≥ 20%, efusi pleura, asites, atau hipoproteinemia/

albuminemia

Sindrom Syok Dengue

Kriteria demam berdarah dengue seperti di atas dengan tanda-tanda syok

seperti:

Takikardia, akral dingin, CRT > 2 detik, nadi lemah, letargi,

Tekanan nadi ≤ 20 mmHg dengan peningkatan tekanan diastolik,

contoh 100/80 mmHg.

Hipotensi berdasarkan usia. Tekanan sistolik < 80 mmHg untuk

usia< 5 tahun atau < 80 – 90 untuk anak yang lebih tua dan orang

dewasa.

2.1.7 Pemeriksaan Laboratorium

Dalam menegakkan diagnosis pasti infeksi virus dengue, terutama dalam

periode demam (<5 hari onset sakit), dapat dilakukan isolasi virus (cell culture),

deteksi RNA virus dengan tes amplifikasi asam nukleat (NAAT), atau dengan

mendeteksi antigen virus dengan tes ELISA atau rapid test lainnya. Namun

karena tes-tes tersebut membutuhkan biaya yang mahal dan juga rumit, maka

tidak rutin dilakukan. Uji deteksi antigen NS1 adalah yang paling memungkinkan

untuk dilakukan di laboratorium dengan peralatan terbatas dan hasilnya bisa

didapatkan dalam hitungan beberapa jam.

Selain deteksi NS1, tes lain yang biasa dilakukan adalah tes serologis berupa

deteksi antibodi spesifik terhadap virus dengue berupa antibodi total, IgM maupun

IgG. Dari hasil tes IgM dan IgG virus dengue kita dapat membedakan infeksi

tergolong infeksi sekunder atau primer.

Page 28: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

14

IgM: Kadar IgM pada infeksi sekunder lebih rendah daripada IgM pada

infeksi primer. IgM biasanya mulai terdeteksi pada hari ke 3-5, memuncak

pada minggu ke 2-3 setelah onset gejala, dan menghilang setelah 60-90

hari.[1,2]

IgG: Pada infeksi primer kadar IgG mulai terdeteksi pada akhir minggu

pertama sampai minggu kedua penyakit. Kadarnya lebih rendah

dibandingkan pada infeksi sekunder. Pada infeksi sekunder kadarnya

mulai terdeteksi pada hari ke-2. Kadar IgG ini dapat terdeteksi hingga

beberapa bulan bahkan seumur hidup.[1,2]

Selain pemeriksaan virologis & serologis diatas, beberapa pemeriksaan lain juga

perlu dilakukan untuk menunjang diagnosis dan memantau perjalanan penyakit

pasien

IgG primary infection

Gambar 2.5.Time-line infeksi primer dan sekunder virus dengue dan metode

diagnostik yang bisa digunakan untuk mendeteksi infeksi.

Sumber: WHO Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Preventation and Control.

2009.

Page 29: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

15

- Leukosit: dapat normal atau menurun. Limfositosis relatif dapat ditemukan

mulai hari ke-2. Limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total

leukosit yang pada fase syok akan meningkat juga dapat ditemukan.

- Trombosit: Trombositopenia < 100.000 sel/mm3 dapat dijumpai diantara

hari ke-3 dan 8 dari onset penyakit.

- Hematokrit: Hematokrit yang meningkat > 20% dari kadar awal

menunjukkan bahwa telah terjadi hemokonsentrasi. Hal ini menandakan

hipovolemia karena peningkatan permeabilitas vaskular dan kebocoran

plasma.

- Protein/ albumin: hipoproteinemia dapat terjadi akibat kebocoran plasma.

- SGOT/SGPT: kadarnya dapat meningkat bila terjadi disfungsi hati akibat

infeksi dengue ini.

- Ureum, kreatinin: jika ditemukan gangguan fungsi ginjal.

- Elektrolit: untuk memantau pemberian cairan.

2.1.8 Penatalaksanaan

Prinsip utama dalam menangani kasus DBD adalah terapi suportif berupa

memelihara volume cairan sirkulasi. Saat ini terdapat 5 protokol penatalaksanaan

DBD pada pasien dewasa yang telah disusun oleh PAPDI bersama Divisi infeksi

tropic & divisi hemato-onkologi FKUI

Protokol 1. Penanganan tersangka (probable) DBD dewasa tanpa syok

Hb, Ht normal.

Trombosit<100

.000

Keluhan DBD

(Kriteria WHO 1997)

Hb, Ht,

Trombosit

normal

Hb, Ht normal.

Trombosit

100.000-150.000

Hb, Ht↑.

Trombosit

normal/turun

Observasi

Rawat jalan

Periksa Hb,

Ht, Leuko,

trombosit /

24 jam

Observasi

Rawat jalan

Periksa Hb,

Ht, Leuko,

trombosit /

24 jam

Rawat Rawat

Page 30: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

16

Protokol 2. Pemberian cairan pada suspek DBD dewasa di ruang rawat

Suspek DBD

Perdarahan spontan massif (-)

Syok (-)

- - Hb, Ht normal

- - Trombosit < 100.000

- - Infus kristaloid*

- - Hb, Ht, Tromb tiap

24 jam **

- - Hb, Ht meningkat 10-20%

- - Trombosit < 100.000

- - Infus kristaloid*

- - Hb, Ht, Tromb tiap 24 jam**

- - Hb, Ht meningkat > 20%

- - Trombosit < 100.000

-

- Protokol pemberian cairan DBD

dengan Ht meningkat ≥ 20%

-

- *Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan:

- Sesuai rumus 1500 + 20 x ( KgBB – 20 )

- Contoh volume rumatan untuk berat badan 55 kg: 1500 + 20 x (55-20) = 2200 ml

-

- ** Pemantauan disesuaikan dengan fase/ hari perjalanan penyakit dan kondisi klinis

-

- - Hb, Ht, Tromb tiap 24 jam **

Page 31: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

17

Protokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20%

Perbaikan

Terapi cairan

dihentikan 24 – 48 jam Perbaikan

Tatalaksana sesuai

protokol syok dan

perdarahan

Perbaikan

Kurangi infus

kristaloid

3 ml/kg/jam

Tidak membaik

Infus kristaloid

15 ml/kg/jam

Kondisi memburuk

Tanda syok

Kurangi infus

kristaloid

5 ml/kg/jam

Infus kristaloid

10 ml/kg/jam

Perbaikan

5% deficit cairan

Terapi awal cairan intravena

kristaloid 6-7 ml/Kg/jam

Perbaikan

Ht dan frekuensi nadi turun,

tekanan darah membaik,

produksi urin meningkat

Tidak membaik

Ht dan nadi meningkat

Tekanan darah menurun < 20 mmHg

Produksi urin menururn

Evaluasi

3-4 jam

Tanda vital

dan Ht

memburuk

Page 32: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

18

Protokol 4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa

Kasus DBD:

Perdarahan spontan dan masif: - Epistaksis tidak terkendali

- Hematemesis melena

- Perdarahan otak

Syok (-)

Hb, Ht, Trombosit, Leukosit, Pemeriksaan hemostasis (KID)

Golongan darah, Cross-match test

KID (+)

Transfusi komponen darah:

*PRC (Hb < 10 g/dL)

*FFP

*TC (Trombosit < 100.000)

**Heparinisasi 5000 – 10000 / 24 jam drip

*Pemantauan Hb, Ht, Trombosit tiap 4-6 jam

*Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam

kemudian

Cek APTT tiap hari, target 1,5 – 2,5 kali

kontrol

KID (-)

Transfusi komponen darah:

*PRC (Hb < 10 g/dL)

*FFP

*TC (Trombosit < 100.000)

*Pemantauan Hb, Ht, Trombosit tiap 4-6 jam

*Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam

kemudian

Page 33: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

19

Perbaikan

Perbaikan

Tetap syok

Protokol 5. Tatalaksana sindrom syok dengue pada dewasa

Perbaikan

Koreksi ganggguan

asam basa, elektrolit,

hipoglikemia, anemia,

KID, infeksi sekunder

Kristaloid, guyur 10-20 ml/KgBB 20-30 menit

O2 2-4 L/menit

AGD, Hb, Ht, elektrolit, Ur, Kr, gol darah

# Kristaloid

7 ml/ KgBB/Jam

Kristaloid

Guyur 20-3 ml/ KgBB

20-30 menit

Kembali

ke awal

Kristaloid

5 ml/ KgBB/Jam

Tanda vital/

Ht menurun

Kristaloid

3 ml/ KgBB/Jam

24-48 jam setelah

syok teratasi

tanda vital/ Ht stabil

Diuresis cukup

Stop infus

Perbaikan :

↓bertahap

vasopresor

Kombinasi

koloid

kristaloid

Perbaikan

Normovolemik

- Inotropik

- Vasopresor

- Afterload

Kristaloid

Dipantau

10-15 menit

Koreksi ganggguan

asam basa, elektrolit,

hipoglikemia, anemia,

KID, Infeksi sekunder

Pasang PVC

Hipovolemik

Koloid 10-20 ml/KgBB

Tetes cepat 10 – 15

menit

Transfusi darah segar

10 ml/KgBB dapat

diulang sesuai

kebutuhan

Ht ↓ Ht ↑

Koloid (hingga

maksimal 30 ml/KgBB)

Perbaikan

#

Perbaikan

#

Page 34: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

20

2.2 Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

Berdasarkan WHO 2009, derajat keparah infeksi dengue secara umum

dibagi menjadi 2 kategori yaitu dengue tidak berat (non-severe dengue) dan

dengue berat (severe dengue). Dengue tidak berat dibagi lagi menjadi dengue

dengan tanda peringatan (dengue with warning signs) dan dengue tanpa tanda

peringatan (dengue without warning signs).[2]

Kriteria derajat penyakit infeksi

virus dengue menurut WHO 2009 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.1.Klasifikasi kasus dengue dan tingkat keparahannya (WHO 2009).

Dengue tidak berat

Dengue berat Dengue tanpa tanda

peringatan

Dengue dengan tanda

peringatan

Probable dengue

Tinggal di / bepergian ke

area endemis dengue.

Demam dan mengalami

minimal 2 gejala berikut:

Mual, muntah

Ruam kulit

Nyeri kepala/

retroorbital

Tes tourniquet (+)

Leukopenia

Dengue yang

terkonfirmasi

pemeriksaan

laboratorium (penting

saat tidak ada tanda

kebocoran plasma)

Pasien yang memenuhi

kriteria dengue ditambah

dengan tanda peringatan

sebagai berikut:

Nyeri perut

Muntah persisten

Gambaran klinis

akumulasi cairan

Perdarahan mukosa

Letargi, restlessness

Pembesaran hepar >

2 cm

Lab: peningkatan

hematokrit

bersamaan dengean

penurunan cepat

hitung trombosit.

Pasien yang memenuhi

kriteria dengue dengan

tambahan gejala

Kebocoran plasma

berat dapat

menyebabkan:

Syok (SSD)

Akumulasi cairan

dengen distress

pernapasan.

Perdarahan berat

Keterlibatan organ

yang berat:

Hepar: SGOT atau

SGPT ≥ 1000

SSP: penurunan

kesadaran

Jantung &organ lain

Sumber: WHO Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Preventation and

Control. 2009.

Page 35: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

21

Selain berdasarkan kriteria WHO 2009 diatas, terdapat juga klasifikasi

derajat keparah infeksi dengue berdasarkan WHO 2011 yang membagi tingkat

keparahannya menjadi 5 tingkat yaitu demam dengue (DD) serta demam berdarah

dengue (DBD) derajat I, II, III, dan IV. Kriteria untuk masing-masing tingkatan

dapat dilihat dalam tabel dibawah ini[13]

:

Tabel 2.2.Klasifikasi kasus dengue dan tingkat keparahannya (WHO 2011).

DD/DBD Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium

DD Demam dengan 2 dari tanda

berikut:

Sakit kepala

Nyeri retro-orbital

Nyeri otot

Nyeri sendi

Ruam

Manifestasi perdarahan

Tidak terdapat tanda

kebocoran plasma

Leukopenia ( leukosit ≤

5000 sel/mm3)

Trombositopenia

(trombosit <150.000

sel/mm3)

Peningkatan hematokrit

(5 – 10%)

Tidak ada tanda

kehilangan plasma

DBD I Demam dan manifestasi

perdarahan (tes tourniquet

positif) dan terdapat tanda

kebocoran plasma

Trombositopenia < 100.000

sel/mm3, Hematokrit

meningkat ≥ 20%

DBD II Seperti pada derajat I

ditambah perdarahan

spontan

Trombositopenia < 100.000

sel/mm3, Hematokrit

meningkat ≥ 20%

DBD III Seperti pada derajat I atau

II ditambah kegagalan

sirkulasi (nadi lemah,

tekanan nadi sempit ≤ 20

mmHg, hipotensi,

Trombositopenia < 100.000

sel/mm3, Hematokrit

meningkat ≥ 20%

Page 36: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

22

restlessnesss)

DBD IV Seperti pada derajat III

ditambah syok yang berat

dengan tekanan darah dan

nadi yang tidak teraba

Trombositopenia < 100.000

sel/mm3, Hematokrit

meningkat ≥ 20%

Untuk DBD derajat III dan IV digolongkan juga sebagai sindrom syok dengue

(SSD)

2.3 Enzim Aminotransferase (SGOT dan SGPT)

Organ hepar terdiri dari ribuan enzim yang dimana beberapa dari enzim-

enzim tersebut terdapat di plasma dalam konsentrasi yang sangat rendah.

Peningkatan kadarenzim-enzim tersebut dalam plasmaterutama menggambarkan

peningkatan laju masuknya enzim tersebut dari sel hepar yang rusak ke dalam

plasma darah. Enzim aminotransferase merupakan indikator yang sensitif untuk

mendeteksi adanya nekrosis hepatoselular dan sangat membantu dalam mengenali

penyakit-penyakit hepatoselular seperti hepatitis.[14]

Enzim aminotransferase hepar terdiri dari SGOT (Serum Glutamic

Oxaloasetik Transaminase) atau disebut juga AST (Aspartat Aminotransferase)

dan SGPT (Serum Glutamic Piruvate Transaminase) atau disebut juga ALT

(Alanin Aminotransferase).[15]

SGOT terdapat dalam hepar, otot jantung, otot rangka, ginjal, otak,

pancreas, paru, leukosit, dan eritrosit. Penyakit yang menyebabkan perubahan,

kerusakan, atau kematian sel pada jaringan tersebut akan mengakibatkan

terlepasnya enzim ini ke sirkulasi.[15]

SGPT terdapat dalam konsentrasi yang tinggi di hepar walaupun juga

terdapat dalam jumlah kecil di otot jantung dan rangka, dan ginjal.SGPT lebih

spesifik menunjukkan fungsi hepar daripada SGOT. SGPT banyak digunakan

Sumber: Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and

Dengue Haemorrhagic Fever. 2011.

Page 37: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

23

untuk menegakkan diagnosis penyakit hepatik, sirosis postneurotik, dan efek

hepatotoksik obat.[15]

Pada kerusakan hepatoselular, kadar SGPT biasanya melebihi kadar SGOT.

Keadaan ini disebut tipe inflamatorik. Berbeda dengan tipe inflamatorik, pada

nekrosis selular yang berkaitan dengan destruksi mitokondria, kadar SGOT

melebihi SGPT. Perjalanan penyakit akan lebih parah dan prognosisnya lebih

serius jika rasio SGOT/SGPT lebih dari 1 yang biasa disebut tipe nekrotikans.[16]

Biasanya kadar SGOT>SGPT ditemukan pada hepatitis alkoholik, sirosis,

penyakit hepar infiltratif, dan sirosis non-bilier sedangkan SGPT>SGOT

ditemukan pada hepatitis viral dan obat, hepatitis C kronis, dan kolestasis.[17]

Enzim aminotransaminase paling berguna dalam penegakan diagnosis dan

monitoring penyakit hepatoselular.Selain itu kadarnya juga bisa sangat tinggi pada

penyakit-penyakit stasis kandung empedu. Peningkatan mencolok juga dapat

ditemukan pada hipotensi akut yang berat dan gagal jantung akut. Kadarnya bisa

normal pada sirosis kompensata, hepatitis C kronis, dan obstruksi bilier inkomplit

kronik.[17]

Keadaan ekstrahepatik yang dapat menyebabkan peningkatan kadar SGOT

adalah infark miokard, pankreatitis akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit

ginjal akut, luka bakar parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya: isoniazid,

eritromisin, dan kontrasepsi oral. Penurunan kadarSGOT dapat terjadi pada pasien

asidosis dengan diabetes mellitus. Penyebab ekstrahepatik peningkatan kadar

SGPT adalah obesitas, preeklamsi berat, acute lymphoblastic leukemia (ALL).[15]

2.4 Keterlibatan Organ Hepar pada Infeksi Virus Dengue

Pada infeksi virus dengue walaupun hepar bukan target organ utama, namun

pada beberapa kasus ditemukan keterlibatan organ hepar. Keterlibatan hepar

dalam kasus infeksi dengue pada umumnya bersifat ringan dengan manifestasi

utama berupa hepatomegali, nyeri hipokondrium dekstra, dan peningkatan ringan-

sedang enzim hepar.[7,18,19]

Selain itu pada kasus yang jarang bisa ditemukan

jaundice dan gagal hepar akut.[6,8]

Page 38: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

24

Patogenesis terjadinya disfungsi hepar pada infeksi dengue masih belum

sepenuhnya dipahami. Berbagai macam spektrum keterlibatan hepar yang terjadi

kemungkinan disebabkan oleh apoptosis hepatosit baik secara primer sebagai efek

selular dari virus maupun secara sekunder akibat respons imun pejamu yang

terlalu agresif terhadap virus dengue atau bahkan merupakan interaksi yang

kompleks dari dua mekanisme tersebut.[6,20]

Selain itu cedera hipoksia akibat

gangguan perfusi hepar saat terjadinya syok juga diduga berperan dalam hal ini

walaupun gagal hepar akut sebenarnya tak selalu dibarengi dengan terjadinya

syok. Seperti yang ditemukan pada penelitian Samitha dkk bahwa semua sampel

yang tergolong severe dengue (SD) mengalami disfungsi hepar walaupun tak da

diantaranya yang mengalami syok.[20]

Pada organ hepar, sel yang menjadi target utama infeksi virus dengue adalah

hepatosit dan sel Kupffer.Infeksi sel hepar oleh virus dengue akan berujung pada

apoptosis sel tersebut. Hal tersebut dibuktikan pada pemeriksaan biopsi dan

autopsi pada kasus yang lebih fatal yakni ditemukan nekrosis hepatosit dan

hiperplasia sel Kupffer.Beberapa mekanisme dipercaya berperan dalam apoptosis

sel hepar diantaranya: disfungsi hipoksik mitokondria, akibat respons imun, dan

viral cytopathy. Setelah apoptosis, tersisalah Councilman Bodiesyang juga sering

ditemukan pada pemeriksaan histopatologis.[6,8,11,20]

Apoptosis yang terjadi lebih awal pada hepatosit yang terinfeksi virus

dengue diikuti dengan klirens yang cepat oleh sel fagositik sekitar membantu

dalam pencegahan penyebaran virus yang lebih luas. Hal inilah yang mungkin

menyebabkan kerusakan hepar pada infeksi dengue tidak seberat yang terjadi pada

Yellow fever (infeksi golongan flavivirus yang sama-sama ditularkan oleh Aedes

aegypti).[19]

Salah satu faktor yang dipercaya mempengaruhi pola dari kerusakan hepar

terutama pada pasien dewasa adalah adanya penyakit kronis hepar sebelumnya.

Pada pasien dengan riwayat hepatitis B atau C, kemungkinan disfungsi hepar yang

terjadi akibat infeksi dengue bisa lebih parah dibanding orang yang tidak memiliki

riwayat infeksi tersebut.[8]

Page 39: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

25

Selama infeksi dengue, monosit, sel B, sel T dan sel mast menghasilkan

sitokin dalam jumlah banyak.Konsentrasi TNF alfa, IL-2, IL-6, dan IFN gamma

mencapai kadar tertinggi dalam serum pada 3 hari pertama penyakit sedangkan

IL-10, IL-5, dan IL-4 cenderung muncul belakangan. Sel T CD4+ dan CD8+

spesifik virus dengue mungkin menyebabkan kerusakan sel hepar melalui sitolitik

langsung dan/ atau dimediasi sitokin.[19]

Pada penelitian yang mengamati infeksi dengue pada model tikus

ditemukan kadar IL-22 dan IL-17 berhubungan dengan tampilan klinis yang berat

terutama cedera hepar. Selain itu gangguan hepar yang terjadi menurun secara

signifikan setelah reseptor IL-17 dihambat. Kadar SGPT pun berhubungan secara

signnifikan dengan kadar IL-17.Infiltrasi jaringan hepar oleh sel NK diikuti

dengan sel T juga ditemukan dan berhubungan dengan apoptosis sel hepar. Kadar

IL-10 yang tinggi juga ditemukan berhubungan dengan kadar enzim transaminase

hepar yang tinggi pada pasien dengue anak.[20]

Pada pemeriksaan histologis hepar pasien yang terinfeksi virus dengue

ditemukan:

1. Steatosis mikrovesikular

2. Nekrosis hepatoseluler

3. Hiperplasia dan destruksi sel Kupffer

4. Councilman bodies

5. Infiltrat seluler pada saluran porta

Nekrosis sel hepar secara umum mengenai area midzona namun terkadang

juga ditemukan pada area sentrolobular.Hal ini mungkin disebabkan hepatosit

pada area ini lebih sensitif terhadap anoksia atau produk-produk dari respons imun

(sitokin dan kemokin). Protein dan RNA virus dengue telah ditemukan di sel

hepatosit area midzona.[19]

Dalam beberapa penilitian ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara pasien demam dengue (DD) dengan demam berdarah dengue

Page 40: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

26

(DBD).Kadar rerata bilirubin serum, SGPT, SGOT ditemukan lebih tinggi pada

pasien demam berdarah dengue.[18]

Menurut penelitian yang dilakukan Shukla dkk ditemukan nilai rata-rata

SGPT adalah 133 unit/L sedangkan nilai rata-rata SGOT adalah 267 unit/L.

Meskipun ditemukan kadar rerata SGOT yang lebih tinggi namun tidak terdapat

perbedaan signifikan rerata kadar SGOT dan SGPT pada pasien DD dan DBD

pada penelitian ini. Selain itu kadar alkalin phosphatase (ALP) rata-rata adalah 89

unit/L. Seratus persen pasien mengalami peningkatan kadar SGOT sedangkan

91% pasien mengalami peningkatan kadar SGPT. [21]

Jnaneshwari dkk menemukan terdapat hubungan bermakna antara derajat

penyakit dengan kadar SGOT (p<0,001) dan SGPT (p<0,001). Disfungsi hepar

lebih parah terjadi pada pasien DBD dan DSS.Sepuluh persen pasien DBD dan

100% pasien DSS mengalami peningkatan SGOT >10 kali nilai normal.

Peningkatan kadar SGPT > 10 kali nilai normal ditemukan pada 88,9% pasien

DSS.[22]

Pancharoen dkk dalam penelitiannya mendapatkan SGOT dan SGPT secara

signifikan lebih tinggi sedangkan kadar globulin lebih rendah pada pasien dengan

derajat penyakit yang lebih parah.[23]

Penelitian yang dilakukan oleh Kuo dkk di

Taiwan menemukan terdapat perbedaan rerata yang bermakna kadar SGOT dan

SGPT antara pasien dengue dengan perdarahan dan tanpa perdarahan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Samitha dkk, ditemukan kadar puncak

SGOT pada hari ke-6 dan SGPT pada hari ke-7 sakit. Kadar SGOT lebih tinggi

pada pasien SD daripada NSD dengan perbedaan yang paling jelas pada hari ke 5

dan 6. Berikut ini adalah grafik gambaran peningkatan kadar SGOT dan SGPT

dari penelitian Samitha dkk:

Page 41: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

27

Gambar 2.6. Perubahan kadar enzim transaminase selama perjalanan

penyakit infeksi akut virus dengue.

Sumber: Samitha dkk. Pattern and cause of liver involvement in acute

dengue infection. 2016.

Secara umum kadar SGOT meningkat lebih cepat dan kadar puncaknya

lebih tinggi dari SGPT, kemudian menurun kadarnya ke nilai normal lebih cepat

dibanding SGPT. Hal ini tergolong tidak biasa dan berbeda dari apa yang sering

ditemukan pada hepatitis akut akibat virus hepatitis.[6,19]

Kadar SGOT yang tinggi kemungkinan tak hanya berasal dari kerusakan

hepar yang terjadi tetapi juga dapat berasal dari cedera myosit mengingat gejala

Page 42: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

28

muskuloskeletal yang sering menyertai infeksi dengue seperti nyeri otot/ sendi.

Walaupun hal tersebut belum dapat dipastikan namun kadar kreatinin kinase

memang ditemukan meningkat pada fase akut infeksi dengue.[6,24,22]

Selain SGOT dan SGPT, kadar gamma glutamyl transferase (GGT) juga

ditemukan meningkat pada 90,9% pasien SD dan 72,7% NSD. Kadarnya pun

ditemukan lebih tinggi pada pasien SD dibandingkan pada pasien NSD. Bilirubin

yang kadarnya biasa meningkat pada kolestasis dan gangguan gangguan kandung

empedu ditemukan normal pada hampir seluruh pasien dengue. Hal ini

menunjukkan kolestasis dan stasis bilier tidak terjadi secara signifikan pada kasus

gangguan hepar terkait dengue.[20]

Page 43: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

29

2.5 Kerangka Teori[11, 19]

Infeksi virus dengue

Sel endotel

Disfungsi

endotel

permeabilitas&

fragilitas

pembuluh

darah

Sumsum

tulang

↓ Hemopoiesis

Trombositopenia

Makrofag

jaringan

Sitokin Pro-

inflamasi

Hepar

Replikasi virus

di hepatosit dan

sel Kupffer

Kematian sel

hepar

Pelepasan enzim

aminotransferase

ke dalam darah

↑ SGOT ↑ SGPT

Gangguan

koagulasi

(Koagulopati) Ekstravasasi

cairan plasma

Hemokon-

sentrasi

PGE

IL-1

TNF-α

Demam

Manifestasi

perdarahan

↑ Hematokrit

Derajat penyakit

Demam

dengue (DD)

DBD

derajat I

DBD

derajat II

DBD

derajat III

DBD

derajat IV

Page 44: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

30

2.6 Kerangka Konsep

2.7 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Cara pengukuran Skala

Derajat

penyakit

infeksi

virus

dengue

Derajat penyakit

yang disebabkan

infeksi virus

dengue sesuai

kriteria beratnya

penyakit menurut

WHO 2011.

Rekam medis Berdasarkan diagnosis

yang tercatat di rekam

medis. Terdiri dari:

Demam Berdarah Dengue

derajat I dan Demam

Berdarah Dengue derajat II [13]

Ordinal

SGOT SGOT (Serum

Glutamic

Oxaloasetik

Transaminase)

adalah enzim yang

terdapat di sel

hepar, sel

miokardium, sel

otot rangka, ginjal,

dll yang akan

meningkat

kadarnya jika

Rekam medis

(hasil

pemeriksaan

laboratorium)

Berdasarkan hasil

pemeriksaan laboratorium

yang dilakukan di hari

pertama pasien dirawat di

RS pada rentang hari ke 3

sampai 7 onset demam.

Terdiri dari [7]

:

a. Kategori A: kadar

SGOT normal

b. Kategori B: kadar

SGOT meningkat < 3

kali nilai normal.

Ordinal

Derajat penyakit

infeksi virus

dengue

Kadar enzim

SGOT dan

SGPT

Kategori A

(normal)

Kategori B

(meningkat

ringan)

Kategori C

(meningkat

sedang)

Kategori D

(meningkat

berat)

Page 45: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

31

terdapat kematian

sel-sel tersebut.

c. Kategori C: kadar

SGOT meningkat 3

sampai < 10 kali nilai

normal.

d. Kategori D: kadar

SGOT meningkat ≥

10 kali nilai normal

SGPT SGPT (Serum

Glutamic Piruvate

Transaminase)

adalah enzim yang

terutama terdapat

dalam sel hepar

yang akan

meningkat bila

terjadi gangguan

fungsi hepar.

Rekam medis

(hasil

pemeriksaan

laboratorium)

Berdasarkan hasil

pemeriksaan laboratorium

yang dilakukan di hari

pertama pasien dirawat di

RS pada rentang hari ke 3

sampai 7 onset demam.

Terdiri dari [7]

:

a. Kategori A: kadar

SGPT normal

b. Kategori B: kadar

SGPT meningkat < 3

kali nilai normal.

c. Kategori C: kadar

SGPT meningkat 3

sampai < 10 kali nilai

normal.

d. Kategori D: kadar

SGPT meningkat ≥ 10

kali nilai normal

Ordinal

Usia Lama hidup pasien

dihitung dari saat

lahir sampai ulang

tahun terakhir saat

pencacatan rekam

medis

Rekam medis Berdasarkan data yang

didapat pada kolom

identitas pasien.

Dikategorikan menjadi:

18 – 24

25 – 34

35 – 44

45 – 54

55 – 64

≥ 65

Ordinal

Page 46: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

32

Jenis

kelamin

Perbedaan biologis

pada fisik manusia

Rekam medis Berdasarkan data yang

didapat pada kolom

identitas pasien.

Dikategorikan menjadi:

Laki-laki

Perempuan

Nominal

Page 47: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

33

3 BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara kadar SGOT dan

SGPT dengan derajat penyakit infeksi virus dengue khususnya DBD derajat I dan

II.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang

Selatan.Pengumpulan data dilaksanakan di bagian instalasi rekam medis pada

bulan Mei-Juli 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Target

Pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) derajat I dan II.

3.3.2 Populasi Terjangkau

Pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) derajat I dan II yang

menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan.

3.3.3 Sampel

Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

3.3.4 Besar Sampel

𝑛 =𝑍𝛼2𝑃𝑄

𝑑2

Page 48: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

34

𝑛 =1,962𝑥0,65𝑥0,35

(0,1)2

n = 87,4

keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = nilai Z pada derajat kemaknaan

P = proporsi yang diperkirakan suatu kasus tertentu terhadap

populasi

Q = 1-P

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan

dengan rumus diatas didapatkan jumlah sampel minimal yang harus didapatkan

pada penelitian ini adalah sebanyak 87.[7,25]

3.3.5 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada peneilitian ini dilakukan dengan cara

consecutive sampling.

3.3.6 Kriteria Sampel

A. Kriteria inklusi

1. Pasien demam berdarah dengue yang berusia ≥18 tahun.

2. Pasien yang menjalani rawat inap di RSU Kota Tangerang Selatan

3. Pasien yang diperiksa kadar SGOT & SGPT nya pada hari ke 3, 4,

5, 6, atau 7 onset demam.

B. Kriteria eksklusi

1. Pasien yang menderita kelainan hati selain yang disebabkan oleh

infeksi virus dengue (seperti virus hepatitis, tifoid, sirosis hepatis,

hepatocellular carcinoma).

Page 49: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

35

2. Pasien dengan data rekam medis yang tidak lengkap.

3.4 Cara Kerja Penelitian

1. Peneliti datang ke bagian instalasi rekam medis RSU Kota Tangerang

Selatan.

2. Peneliti memilih dan menetapkan sampel.

3. Peneliti mengumpulkan data dari rekam medis pasien.

4. Melakukan analisis data dengan menggunakan uji chi-square dan uji

Kolmogorov-Smirnovpada aplikasi SPSS 22.

3.5 Manajemen Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan metode statistik uji Chi Square

dan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan aplikasi SPSS 22 dengan uji bivariat:

Hubungan kadar SGOT dan SGPT (kategorik) dengan derajat penyakit infeksi

virus dengue (kategorik) khususnya DBD derajat I dan II pada pasien rawat inap

di RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2014-2015.

Rekam medis populasi terjangkau (Pasien

rawat inap DBD di RSU Kota Tang-Sel)

Consecutive sampling

dengan memperhatikan

kriteria inklusi dan eksklusi

Sampel

Kadar SGOT &

SGPT

Derajat penyakit infeksi dengue

Analisis data, Uji Statistik

DBD derajat I DBD derajat II

Page 50: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

36

4 BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

4.1.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ilmu Penyakit Dalam (IPD) RSU

Kota Tangerang Selatan.dengan subjek penelitian adalah pasien dewasa yang

menjalani rawat inap karena penyakit demam berdarah dengue. Populasi sampel

pada penelitian ini merupakan pasien yang menjalani rawat inap di RSU Kota

Tangerang Selatan dalam kurun waktu 2 tahun yaitu 2014-2015.Dari populasi

tersebut, dengan menggunakan teknik consecutive sampling didapatkan sampel

yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 157 orang.

Distribusi sampel berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Distribusi sampel berdasarkan usia

Usia Jumlah Persentase (%)

18 – 24 41 26,1

25 – 34 43 27,4

35 – 44 34 21,7

45 – 54 24 15,3

55 – 64 11 7,0

≥ 65 4 2,5

Total 157 100

Dari tabel diatas dapat dilihat sampel terbanyak berasal dari kategori 25 –

34 tahun sebanyak 43 orang (27,4%). Hal ini sama dengan data dari Riskesdas

2007 bahwa prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu pada usia 25-34 tahun. Sampel

yang paling sedikit adalah kategori ≥ 65 tahun sebanyak 4 orang (2,5%). Usia

terendah sampel adalah 18 tahun dan yang tertinggi adalah 86 tahun dengan rata-

rata usia adalah 35 ± 13,96.

Page 51: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

37

Tabel 4.2. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 77 49

Perempuan 80 51

Total 157 100

Dari tabel diatas ditemukan bahwa sampel terbanyak berasal dari jenis

kelamin perempuan sebesar 80 orang (51%) sedangkan sampel laki-laki tidak

berbeda jauh yaitu sebesar 77 orang (49%).

Kriteria derajat penyakit infeksi yang digunakan pada penelitian ini

berdasarkan kriteria WHO 2011 yang membagi derajat infeksi dengue menjadi 5

kriteria yaitu: demam dengue (DD), demam berdarah dengue derajat I (DBD I),

demam berdarah dengue derajat II (DBD II), demam berdarah dengue derajat III

(DBD III), dan demam berdarah dengue derajat IV (DBD IV). Namun pada

populasi sampel hanya ditemukan pasien rawat inap dengan DBD derajat I dan II

seperti ditunjukkan pada tabel 3.Data derajat penyakit infeksi virus dengue pada

penelitian ini didapatkan dari diagnosis yang tertulis di rekam medis.

Tabel 4.3. Distribusi sampel berdasarkan derajat penyakit infeksi dengue

Derajat Penyakit Infeksi Virus

Dengue Jumlah Persentase (%)

DBD derajat I 66 42

DBD derajat II 91 58

Total 157 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa derajat penyakit infeksi dengue yang

terbanyak adalah DBD derajat II sejumlah 91 orang (58%) sedangkan sampel

dengan DBD derajat I lebih sedikit yaitu 66 orang (42%).

Page 52: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

38

4.1.2 Sajian Data Penilitian

4.1.2.1 Kadar SGOT

Data kadar SGOT pada penelitian ini didapatkan dari rekam medis

pasien yang diukur pada hari pertama pasien dirawat dengan acuan nilai

normal < 37 U/L[24]

. Peningkatan kadar SGOT pada penelitian ini

digolongkan menjadi 4 kategori yaitu:

1. Kategori A = Normal (< 37)

2. Kategori B = Meningkat ringan, < 3 kali nilai normal (37 -107)

3. Kategori C = Meningkat sedang, 3 sampai < 10 kali nilai

normal (108-359)

4. Kategori D = Meningkat berat, ≥ 10 kali nilai normal (≥ 360)

Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.4. Distribusi sampel berdasarkan kadar SGOT

Kadar SGOT Jumlah Persentase (%)

Kategori A 14 8,9

Kategori B 74 47,1

Kategori C 60 38,2

Kategori D 9 5,7

Total 157 100

Dari tabel diatas ditemukan bahwa 74 orang (47,1%) mengalami

peningkatan SGOT < 3 kali nilai normal (37 -107 U/L). Enam puluh

pasien (38,2%) mengalami peningkatan 3 sampai < 10 kali nilai normal

(108-359 U/L) sedangkan untuk peningkatan ≥ 10 kali nilai normal (≥ 360)

ada 9 orang(5,7%). Hanya 14 orang (8,9%) yang memiliki kadar SGOT

normal. Kadar SGOT terendah yang ditemukan adalah 13 U/L sedangkan

tertinggi mencapai 1835 U/L dengan rata-rata kadar SGOT adalah 154,97

± 226,45 U/L.

Page 53: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

39

Adapun karakteristik jenis kelamin dan usia pasien yang

mengalami peningkatan SGOT dalam berbagai darajat disajikan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 4.5. Karakteristik pasien yang mengalami peningkatan SGOT

Karakteristik

Kadar SGOT

Kategori A

(n = 14)

Kategori B

(n = 74)

Kategori C

(n = 60)

Kategori D

(n = 9)

Jenis Kelamin

Laki-laki 7 (50%) 37 (50%) 26 (43,3%) 7 (77,8%)

Perempuan 7 (50%) 37 (50%) 34 (56,7%) 2 (22,2%

Usia

18 – 24 2 (14,3%) 25 (33,8%) 10 (16,7%) 4 (44,4%)

25 – 34 4 (28,6%) 18 (24,3%) 20 (33,3%) 1 (11,1%)

35 – 44 4 (28,6%) 15 (20,3%) 13 (21,7%) 2 (22,2%)

45 – 54 2 (14,3%) 7 (9,5%) 13 (21,7%) 2 (22,2%)

55 – 64 2 (14,3%) 6 (8,1%) 3 (5%) 0 (0%)

≥ 65 0 (0%) 3 (4,1%) 1 (1,7%) 0 (0%)

Berdasarkan tabel di atas tidak ditemukan perbedaan derajat peningkatan

SGOT bila dilihat dari jenis kelamin sampel. Perbedaan yang mungkin sedikit

mencolok adalah pada peningkatan berat (kategori D) kadar SGOT ditemukan

lebih banyak pada laki-laki (77,8%) dibanding perempuan (22,2%). Berdasarkan

golongan usia, nilai normal kebanyakan didominasi dari usia 25 – 34 dan 35 – 44

tahun masing-masing 28,6% sedangkan yang mengalami peningkatan berat justru

44,4%-nya dari kelompok usia 18 – 24 tahun.

Page 54: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

40

4.1.2.2 Kadar SGPT

Data kadar SGPT pada penelitian ini didapatkan dari rekam medis

pasien yang diukur pada hari pertama pasien dirawat dengan acuan nilai

normal < 41 U/L. Peningkatan kadar SGPT pada penelitian ini

digolongkan menjadi 4 kategori yaitu:

1. Kategori A = Normal (< 41)

2. Kategori B = Meningkat ringan, < 3 kali nilai normal (41 -119)

3. Kategori C = Meningkat sedang, 3 sampai < 10 kali nilai

normal (120-399)

4. Kategori D = Meningkat berat, ≥ 10 kali nilai normal (≥ 400)

Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.6. Distribusi sampel berdasarkan kadar SGPT

Kadar SGPT Jumlah Persentase

(%)

Kategori A 54 34,4

Kategori B 59 37,6

Kategori C 40 25,5

Kategori D 4 2,5

Total 157 100

Tabel diatas menunjukkan peningkatan kadar SGPT terbesar yaitu

pada kategori B (41 -119 U/L) sebanyak 59 orang (37,6%). Peningkatan

kategori C (120-399 U/L) terdapat pada 40 orang (25,5%) sedangkan yang

meningkat ≥ 10 kali nilai normal (≥ 400 U/L) hanya 4 orang (2,5%).

Pasien yang memiliki kadar SGPT normal cukup banyak yaitu 52 orang

(33,1%). Kadar SGPT terendah yang ditemukan adalah 10 U/L sedangkan

tertinggi adalah 676 U/L dengan rata-rata kadar SGPT adalah 95,03±

63,00 U/L.

Page 55: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

41

Adapun karakteristik jenis kelamin dan usiapasien yang mengalami

peningkatan SGPT dalam berbagai derajat disajikan dalam tabel dibawah

ini:

Tabel 4.7. Karakteristik pasien yang mengalami peningkatan SGPT

Karakteristik

Kadar SGPT

Kategori A

(n = 54)

Kategori B

(n = 59)

Kategori C

(n = 40)

Kategori D

(n = 4)

Jenis Kelamin

Laki-laki 25 (46,3%) 28 (47,5%) 22 (55%) 2 (50%)

Perempuan 29 (53,7%) 37 (52,5%) 18 (45%) 2 (50%)

Usia

18 – 24 21 (38,9%) 12 (20,3%) 8 (20%) 0 (0%)

25 – 34 16 (29,6%) 12 (20,3%) 14 (35%) 1 (25%)

35 – 44 5 (9,3%) 17 (28,8%) 10 (25%) 2 (50%)

45 – 54 5 (9,3%) 13 (22%) 5 (12,5%) 1 (25%)

55 – 64 6 (11,1%) 3 (5,1%) 2 (5%) 0 (0%)

≥ 65 1 (1,9%) 2 (3,4%) 1 (2,5%) 0 (0%)

Dapat kita amati pada tabel diatas bahwa persentase peningkatan SGPT

tidak terlalu berbeda baik dari jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Untuk

peningkatan ringan SGPT 28,8% (terbanyak) berasal dari kelompok 35-44 tahun.

Tidak ditemukan sampel berusia >54 tahun yang mengalami peningkatan berat

kadar SGPT.

4.2 Analisis Bivariat

Setelah dilakukan uji Chi Square dengan SPSS 22 ditemukan tidak ada

hubungan yang bermakna antara peningkatan kadar SGOT dengan derajat

Page 56: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

42

penyakit infeksi virus dengue dengan nilai p > 0,05 yaitu p = 0,326. Hal ini

disajikan dalam tabel 6.

Tabel 4.8. Hubungan kadar SGOT dengan derajat penyakit infeksi dengue

Derajat penyakit

infeksi dengue

Kadar SGOT*

P Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D

DBD derajat I 9 (13,6%) 31 (47,0%) 23 (34,8%) 3 (4,5%)

0,326

DBD derajat II 5 (5,5%) 43 (47,3%) 37 (40,7%) 6 (6,6%)

*Ket: Kategori A = Normal (< 37); Kategori B = Meningkat < 3 kali nilai normal (37 -107);

Kategori C = Meningkat 3 sampai < 10 kali nilai normal (108-359); Kategori D = Meningkat

≥ 10 kali nilai normal (≥ 360).

Hal yang sama juga ditemukan pada analisis hubungan antara peningkatan

kadar SGPT dengan derajat penyakit infeksi virus dengue menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai

p > 0,05 yaitu p = 0,664. Hal ini disajikan dalam tabel 7.

Tabel 4.9. Hubungan kadar SGPT dengan derajat penyakit infeksi dengue

Derajat penyakit

infeksi dengue

Kadar SGPT*

P Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D

DBD derajat I 27 (40,9%) 16 (24,2%) 23 (34,8%) 0 (0%)

0,664

DBD derajat II 27 (29,7%) 43 (47,3%) 17 (18,7%) 4 (4,4%)

*Ket: Kategori A = Normal (< 41); Kategori B = Meningkat < 3 kali nilai normal (41-119);

Kategori C = Meningkat 3 sampai < 10 kali nilai normal (120-399); Kategori D = Meningkat

≥ 10 kali nilai normal (≥ 400).

Pada uji Chi Square yang dilakukan pada data diatas (lihat lampiran 1)

ditemukan expected count yangkurang dari 5 sebesar > 20% yaitu 25% sehingga

syarat uji Chi Square tidak dapat dipenuhi. Maka dari itu pada analisis kadar

SGPT ini dilakukan uji alternatifnya yaitu uji Kolmogorov-Smirnov.[26]

Page 57: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

43

4.3 Pembahasan

Pada penelitian ini ditemukan bahwa 91,1% pasien mengalami

peningkatan kadar SGOT (Tabel 4) sedangkan 65,6% pasien mengalami

peningkatan kadar SGPT (Tabel 5). Jumlah pasien yang mengalami peningkatan

SGOT lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pasien yang mengalami

peningkatan SGPT. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shukla

dkk yang menemukan: 100% pasien mengalami peningkatan SGOT; 91% pasien

mengalami peningkatan SGPT dan juga penelitian oleh Kuo dkk yang

menemukan: 93,3% pasien mengalami peningkatan SGOT; 82,2% pasien

mengalami peningkatan SGPT.[21,24]

Peningkatan SGOT dan SGPT pada pasien dengue merupakan akibat dari

cedera sel hepar mengingat virus dengue menyerang sistem retikuloendotelial dari

pejamu. Cedera hepar ini selain karena efek langsung dari virus, juga dapat

diakibatkan oleh respons imun pejamu.[27[]

Beberapa teori berkembang mengenai patogenesis terjadinya kerusakan hepar

pada infeksi dengue.Salah satunya adalah keterlibatan sel T sitotoksik CD4+.

Sitotoksisitas sel CD4+ terjadi melalui dua jalur:

1. Pelepasan perforin dan granzim dari sel T yang telah teraktivasi.

2. Interaksi ligan Fas pada sel T dengan Fas pada sel target. Interaksi ini

dapat menyebabkan destruksi sel-sel yang mempresentasikan antigen virus

maupun sel yang tidak mempresentasikan antigen pada sel sekitar yang

juga mengekspresikan Fas

Selain mekanisme diatas, sel T juga diduga menghasilkan sitokin/kemokin yang

dapat merusak sel hepar. Pada penelitian yang dilakukan Sung dkk (2012)

ditemukan peningkatan ekspresi gen CXCL10 pada infeksi virus dengue dimana

diketahui bahwa CXCL10 dapat menyebabkan perekrutan sel NK (Natural Killer)

ke organ hepar yang menyebabkan kematian hepatosit.[19,28]

Kadar SGOT rata-rata yang ditemukan pada penelitian ini adalah 154,97 ±

226,45 U/L sedangkan nilai rata-rata untuk peningkatan SGPT adalah 95,03 ±

63,00 U/L. Hal ini sama dengan apa yang ditemukan pada penelitian yang

Page 58: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

44

dilakukan oleh Samitha dkk, Jnaneshwari dkk, Shukla dkk, dan Kuo dkk yaitu

rata-rata peningkatan SGOT juga lebih tinggi daripada SGPT. Hal ini bisa

disebabkan karena SGOT tak hanya terdapat pada sel hepar melainkan juga dari

sel-sel lain seperti sel otot rangka, otot jantung, ginjal dll. Maka dari itu pada

pasien demam berdarah dengue kemungkinan kerusakan sel otot juga turut serta

berperan dalam peningkatan kadar SGOT.Berbeda dengan SGOT, SGPT lebih

spesifik untuk melihat derajat kerusakan sel hepar karena terutama bersumber dari

sel tersebut. [21,24,20,22]

Penelitian lain yang dilakukan Djossou dkk juga menemukan kadar SGOT

meningkat lebih tinggi dibandingkan kadar SGPT namun cenderung kembali ke

nilai normal lebih cepat dari kadar SGPT. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

waktu paruh SGOT yang lebih singkat (12,5 – 22 jam) daripada SGPT (32 – 43

jam).[29]

Hal yang membedakan DBD derajat I dan II yaitu terdapatnya manifestasi

perdarahan spontan pada pasien DBD derajat II. Penelitian yang dilakukan Sanusi

dkk menemukan bahwa pada pasien DBD dengan perdarahan, rerata kadar SGPT-

nya lebih tinggi dibanding pasien DBD tanpa perdarahan. Hal yang sama juga

ditemukan pada penelitian oleh Jnaneshwari dkk dan Rajoo dkk.[18,22,30]

Pada

penelitian ini ditemukan rata-rata kadar SGPT pada pasien DBD derajat I adalah

83,64 sedangkan pada derajat II adalah 103,3, namun berdasarkan uji Mann-

Whitney perbedaan rerata tersebut tidak signifikan (p = 0,385).

Peningkatan SGOT dan SGPT pada penelitian ini ditemukan tidak

memiliki hubungan yang bermakna dengan derajat infeksi DBD derajat I dan

II.Bila dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Samitha dkk yang membedakan

kategori derajat keparahan menjadi non-severe dengue (NSD) dan severe dengue

(SD), penelitian tersebut menemukan tidak ada perbedaan peningkatan SGPT

yang signifikan diantara keduanya. Penelitian tersebut justru menemukan

perbedaan yang signifikan pada peningkatan kadar SGOT, yaitu lebih tinggi pada

SD dibandingkan NSD.[20]

Page 59: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

45

4.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Trung dkk (2010) dan Souza dkk (2007)

menemukan terdapat hubungan antara peningkatan SGOT dan SGPT dengan

derajat penyakit infeksi dengue.Bila dibandingkan dengan penelitian tersebut,

keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kategori derajat penyakit yang ditemukan

pada populasi terjangkau terbatas pada DBD derajat I dan II.Sedangkan pada

penelitian-penelitian tersebut menemukan sampel dalam spektrum yang lebih luas

yaitu demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), sampai sindrom syok

dengue (SSD).

Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah desain penelitian yang masih

cross sectional sehingga tidak dapat melihat peningkatan kadar SGOT dan SGPT

yang dinamis dari hari ke hari. Cara pengambilan sampel yang masih

menggunakan teknik consecutive sampling dan juga menggunakan data sekunder

juga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.Selain itu sampel yang digunakan

tidak dilakukan tes serologi terlebih dahulu untuk menyingkirkan kemungkinan

pasien mengalami komorbid infeksi virus hepatitis.

Page 60: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

46

5 BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pada pasien demam berdarah dengue (DBD) dewasa yang dirawat di

RSU Kota Tangerang Selatan, sebanyak 91,1% mengalami

peningkatan kadar SGOT dan 65,6% mengalami peningkatan SGPT.

2. Pada penelitian ini sebagian besar peningkatan kadar enzim

transaminase yang ditemukan adalah bersifat ringan-sedang (kategori

B dan C), yaitu 51,7% dan 42% pada peningkatan kadar SGOT dan

pada peningkatan kadar SGPT yaitu 57,3% dan 38,8%.

3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat penyakit

infeksi virus dengue (DBD derajat I dan II) dengan peningkatan kadar

SGOT (p = 0,326).

4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat penyakit

infeksi virus dengue (DBD derajat I dan II) dengan peningkatan kadar

SGPT (p = 0,664).

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan derajat infeksi yang

ditemukan pada sampel lebih bervariasi mencakup demam dengue

(DD), DBD derajat I & II, serta DBD derajat III & IV (SSD).

2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan data primer

sehingga didapatkan data yang lebih lengkap mencakup seluruh pasien

yang datang ke rumah sakit.

3. Perlu dilakukan penelitian dengan studi desain kohort atau kasus

kontrol untuk mendapatkan hasil yang lebih baik mengenai hubungan

antara peningkatan kadar SGOT dan SGPT dengan berbagai derajat

infeksi virus dengue.

Page 61: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

47

4. Perlu dilakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT pada setiap pasien

demam berdarah dengue (DBD) yang menjalani rawat inap.

Page 62: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

48

DAFTAR PUSTAKA

1. Suhendro, Nainggolan L, dkk. Demam berdarah dengue dalam: buku ajar

ilmu penyakit dalam. Ed 6. Jakarta: Interna Publishing; 2014. H.539-48.

2. World Health Organization. Dengue guidelines for diagnosis, treatment,

preventation and control. France: WHO; 2009. H.5, 10-1, 25-8, 91-2, 97-9.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar

2007. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.H. 103.

4. Pusat data dan surveilans epidemiologi. Buletin jendela epidemiologi: topik

utama demam berdarah dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia; 2010. H.1.

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan indonesia tahun

2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014. H. 149.

6. Trung DT, Thao LTT, Hien TT, dkk. Liver involvement associated with

dengue infection in adults in Vietnam. Am J Trop MedHyg.2010;83(4):774-

80.

7. Souza LJ, Nogueira RMR, dkk. The impact of dengue on liver function as

evaluated by aminotransferase levels. Brazilian Journal of Infectious

Diseases. 2007;11(4):407-10.

8. Samanta Jayanta, Sharma Vishal. Dengue and its effects on liver. World J

Clin Cases. 2015 Feb 16;3(2):125-31.

9. Sjahrurachman, Agus. Flaviviridae dalam: buku ajar mikrobiologi

kedokteran. Ed rev. Tangerang: Binarupa Aksara. H.424-34.

10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan indonesia tahun

2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2015. H.153-55.

11. Martina BEE, Koraka P, Osterhaus ADME. Dengue virus pathogenesis: an

integrated view. Clinical Microbiology Reviews. 2009;22(4):564-81.

12. Piche DL. Immunopathogenesis of dengue hemorrhagic fever. The Journal of

Young Investigators. 2009 Nov;19(17):1-7.

13. World Health Organization. Comprehensive Guidelines for Prevention and

Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. India: WHO; 2011.

Page 63: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

49

14. Schiff Eugene R, Sorrel Michael F, Maddrey Willis C. Schiff’s Disease of

The Liver 10th

Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. H.35-6.

15. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman interpretasi data

klinik. Kemenkes RI; 2011. H.58-9.

16. Kuntz E, Kuntz HD. Hepatology principles and practice. 2nd

Ed. Germany:

Springer; 2006. H.95-6.

17. Provan D, Krentz A. Oxford handbook of clinical and laboratory

investigation. Oxford: Oxford University Press; 2002. H.326.

18. Sanusi Sahrir, dkk. A comparison of the pattern of liver involvement in

dengue hemorrhagic fever with classic dengue fever. Southeast Asian J Trop

Med Public Health. 2000 Jun;31(2):259-63.

19. Seneviratne SL, Mlavige GN, Silva HJD. Pathogenesis of liver involvement

during dengue viral infections. Royal Society of Tropical Medicine and

Hygiene. 2005;100(2006):608-614.

20. Samitha F, Ananda W, dkk. Patterns and causes of liver involvement in acute

dengue infection. BMC Infectious Diseases. 2016;16(319):1-9.

21. Shukla Vaibhav, Chandra Ashok. A study of hepatic dysfunction in dengue.

Journal of The Association of Physicians of India. 2013 Jul;61:460-1.

22. Jnaneshwari M, Jayakumar S, dkk. Study of serum aminotransferase levels in

dengue fever. J of Evolution of Med and Dent Sci. 2014;3(10):2445-55.

23. Pancharoen C, Rungsarannont A, Thisyakom U. hepatic dysfunction in

dengue patients with various severity. J Med Assoc Thai. 2002;85(1):298-

301.

24. Kuo Chung-Huang, Tai Dar-in, dkk. Liver biochemical test and dengue fever.

Am J Trop Med Hyg.1992;47(3):265-270.

25. Dahlan M Sopiyudin. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam

penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009. H.34-5.

26. Dahlan M Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

Salemba Medika; 2009.

27. Asim Ahmed, Aftab HA, dkk. Assessment of dengue fever severity through

liver function tests. Journal of the College of Physicians and Surgeons

Pakistan. 2014;24(9):640-44.

Page 64: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

50

28. Sung Jui-Min, Lee Chien-Kuo, Wu-Hsieh BA. Intrahepatic infiltrating NK

and CD8 T cells cause liver cell death in different phases of dengue virus

infection. PLoS ONE. 2012; 7(9):1-9.

29. Djossou Felix, Vesin G, Walter G, dkk. Incidence and predictive factors of

transaminase elevation in patients consulting for dengue fever in Cayenne

Hospital, French Guiana. Trans R Sac Trop Med Hyg. 2016;110:134-140.

30. Rajoo SC, Omesh G, dkk. Liver function test in patients with dengue viral

infection. Dengue Buletin. 2008;32:110-17.

Page 65: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

51

LAMPIRAN

Lampiran 1. Output SPSS

1. Hasil analisis data

a. Grafik gambaran peningkatan kadar SGOT pada pasien demam berdarah

dengue (DBD) derajat I dan II

Page 66: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

52

(Lanjutan)

b. Grafik Gambaran peningkatan kadar SGPT pada pasien demam berdarah

dengue (DBD) derajat I dan II

c. Uji Chi Square hubungan kadar SGOT dengan derajat penyakit DBD

Derajat_Infeksi * Kadar_SGOT Crosstabulation

Kadar_SGOT

Total Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D

Derajat_Infeksi DBD Derajat 1 9 31 23 3 66

13.6% 47.0% 34.8% 4.5% 100.0%

DBD Derajat 2 5 43 37 6 91

5.5% 47.3% 40.7% 6.6% 100.0%

Total 14 74 60 9 157

8.9% 47.1% 38.2% 5.7% 100.0%

Page 67: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

53

(Lanjutan)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.462a 3 .326

Likelihood Ratio 3.432 3 .330

Linear-by-Linear Association 2.317 1 .128

N of Valid Cases 157

a. 1 cells (12.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 3.78.

d. Uji Chi Square hubungan kadar SGPT dengan derajat penyakit DBD

Derajat_Infeksi * K_SGPT_4_Kategori Crosstabulation

K_SGPT_4_Kategori

Total Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D

Derajat_Infeksi DBD Derajat 1 27 16 23 0 66

40.9% 24.2% 34.8% 0.0% 100%

DBD Derajat 2 27 43 17 4 91

29.7% 47.3% 18.7% 4.4% 100%

Total 54 59 40 4 157

34.4% 37.6% 25.5% 2.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 13.620a 3 .003

Likelihood Ratio 15.279 3 .002

Linear-by-Linear Association .081 1 .776

N of Valid Cases 157

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1.68.

Page 68: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

54

(Lanjutan)

e. Uji Kolmogorov-Smirnov hubungan kadar SGPT dengan derajat penyakit

infeksi virus dengue

Test Statisticsa

Kadar_SGPT

Most Extreme Differences Absolute .118

Positive .118

Negative -.112

Kolmogorov-Smirnov Z .728

Asymp. Sig. (2-tailed) .664

a. Grouping Variable: Derajat_Infeksi

Page 69: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

55

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Page 70: HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I …€¦ · Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN KADAR SGOT DAN SGPT DENGAN DBD DERAJAT I DAN II PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI

56

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Ahmad Sisufri M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 30 Desember 1995

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bersih No. AA5, Kel. Pannampu Kec. Tallo

Makassar

Nomor Telepon/HP : 08990712960

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1) Tahun 2001 – 2007 : Sekolah Dasar Hang Tuah Makassar

2) Tahun 2007 – 2010 : Madrasah Tsanawiyah An-Nahdlah Makassar

3) Tahun 2010 – 2013 : Madrasah Aliyah An-Nahdlah Makassar

4) Tahun 2013 – sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.