12
1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII SMP NEGERI 14 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Boby Engga Putra Damara 1 , Fadli 2 , Drajat Friansah 3 STKIP-PGRI Lubuklinggau Email: [email protected] ABSTRACT This thesis entitled " Correlation with Learning Outcomes Interest in Learning Mathematics Grade VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau academic year 2014/2015". As for the background of this research is the lack of interest in student learning on the math. The problem in this study is whether there is a significant positive correlation between interest in learning the mathematics learning outcomes of students of class VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau academic year 2014/2015. The population is all students of class VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau and a sample of the entire population of 105 people. Data collection was performed by the method of documentation and questionnaires. Data were analyzed using product moment correlation technique to test the significance using t-test. Based on the analysis of data obtained by the correlation coefficient of 0.201 and t-test results on the confidence level (α = 0.05) obtained t = 2.061 and t table = 1.986. Thereby H0 is rejected so that it can be concluded that there is a significant correlation between interest in learning the mathematics learning outcomes of students of class VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau the school year 2014/2015. The amount of contribution of interest in learning the learning outcome of 4.04%. The correlation between interest in learning the learning outcome was positive and significant. Keywords: Interest in learning, learning mathematics, learning outcomes. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan, karena dimanapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Pendidikan atau belajar harus mendorong manusia untuk terlibat dalam proses kearah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan diri, mengembangkan rasa ingin tahu serta meningkatkan pengetahuan dalam keterampilan yang dimiliki. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasakan kehidupan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel4011172.pdf · HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS

  • Upload
    others

  • View
    49

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII SMP NEGERI 14 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Boby Engga Putra Damara1, Fadli2, Drajat Friansah3 STKIP-PGRI Lubuklinggau

Email: [email protected]

ABSTRACT This thesis entitled " Correlation with Learning Outcomes Interest in Learning Mathematics Grade VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau academic year 2014/2015". As for the background of this research is the lack of interest in student learning on the math. The problem in this study is whether there is a significant positive correlation between interest in learning the mathematics learning outcomes of students of class VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau academic year 2014/2015. The population is all students of class VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau and a sample of the entire population of 105 people. Data collection was performed by the method of documentation and questionnaires. Data were analyzed using product moment correlation technique to test the significance using t-test. Based on the analysis of data obtained by the correlation coefficient of 0.201 and t-test results on the confidence level (α = 0.05) obtained t = 2.061 and t table = 1.986. Thereby H0 is rejected so that it can be concluded that there is a significant correlation between interest in learning the mathematics learning outcomes of students of class VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau the school year 2014/2015. The amount of contribution of interest in learning the learning outcome of 4.04%. The correlation between interest in learning the learning outcome was positive and significant.

Keywords: Interest in learning, learning mathematics, learning outcomes.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan, karena dimanapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Pendidikan atau belajar harus mendorong manusia untuk terlibat dalam proses kearah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan diri, mengembangkan rasa ingin tahu serta meningkatkan pengetahuan dalam keterampilan yang dimiliki. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasakan kehidupan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

pesat dan semakin menuntut sumber daya manusia maka mutu pendidikan harus lebih ditingkatkan.

Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan anaknya berprestasi yang baik. Namun untuk mencapai hal itu bukanlah suatu hal yang mudah. Karena keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor internal dan faktor ekstrnal. Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasaan, minat dan sebagainya. Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti kebersihan rumah, udara, lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru, media, sarana dan prasarana belajar.

Sudah disadari baik oleh guru, siswa dan orang tua dalam belajar di sekolah, inteligensi (kemampuan intelektual) memerankan peranan penting, karena itelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang, maka orang tersebut seperti M. Dalyono (dalam Djamarah, 2011: 194) misalnya secara tegas mengatakan bahwa seseorang yang memiliki itelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang itelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Meskipun peranan inteligensi sedemikian besar namun perlu diingat bahwa faktor-faktor lain pun tetap berpengaruh. Di antara faktor tersebut adalah “Minat”.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMP Negeri 14 Lubuklinggau terdapat fakta bahwa minat siswa dalam belajar matematika menurun. Perkembangan teknologi elektronik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi turunnya minat siswa dalam belajar matematika, hal ini dapat dilihat dari kebiasaan siswa yang bermain handpone ketika proses belajar mengajar berlangsung. Turunnya minat belajar siswa ini akan berdampak pada hasil belajar siswa, hal itu dikarenakan minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh baik. Seperti yang diungkapkan (Usman Efendi dan Juhaya S Praja, 2012: 117) bahwa “belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat”.

Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh (Nasution, 2012: 82) bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.

Berdasarkan pandangan dari para ahli di atas, dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki minat dengan siswa tidak memiliki minat dalam belajar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut tampak jelas dengan ketekunan yang terus menerus. Siswa yang memiliki minat maka ia akan terus tekun ketika

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

belajar sedangkan siswa yang tidak memiliki minat walau pun ia mau untuk belajar akan tetapi ia tidak terus untuk tekun dalam belajar. Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran matematika. Tinggi rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran matematika tentunya akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai siswa.

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang materinya dipandang paling sulit oleh sebagian siswa, sehingga di sekolah guru sering terjebak menggunakan metode pembelajaran yang digunakan lebih mengarah kepada metode ceramah. Padahal guru dituntut agar dapat mengupayakan lingkungan belajar yang kondusif dengan metode dan media yang bervariasi. Karena itu jika terjadi kebosanan pada siswa maka akan berpengaruh kepada minat siswa untuk mengikuti proses belajar. Demikian juga pembelajaran matematika yang seperti ini cukup kontektual dari sisi kebutuhan siswa untuk belajar mengembangkan dirinya sementara belajar berangkat dari kebutuhan siswa akan mudah membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut, sehingga mereka dapat meraih prestasi yang lebih optimal ketika siswa tidak lagi merasa berminat untuk mengikuti pelajaran ini, tentunya hal ini akan memberikan dampak pada tinggi rendahnya prestasi pembelajaran siswa di bidang mata pelajaran matematika.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015.”

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat: (1) Bagi siswa, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, (2) Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru matematika agar dapat memberikan motivasi terhadap minat siswa dalam pembelajaran matematika, (3) Bagi sekolah, sebagai masukan bagi sekolah untuk diharapkan dari hasil penelitian ini agar berupaya meningkatkan minat belajar siswa misalnya dengan memberikan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar, (4) Bagi peneliti, melalui ini peneliti dapat mengetahui secara langsung permasalahan pembelajaran matematika dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak lain yang melakukan penelitian sejenis.

DASAR TEORI Berikut ini adalah beberapa deskripsi teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Beberapa teori yang digunakan dalan penelitian ini adalah: 1. Menurut Slameto (2013: 2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

interaksi dengan lingkungannya”. Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang positif melalui latihan atau pengalaman, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2. “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya” (Sudjana, 2009: 22). Menurut A. J. Romiszowski (dalam Djamarah 2012: 26) “Hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance)”. Sedangkan menurut Mudjiono (2009: 20) “Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar”. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil dari seseorang siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diukur dari kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

3. Menurut Slameto (2013: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Menurut Charles yang dikutip oleh Slameto dideskripsikan sebagai berikut: Pada awalnya sebelum terlibat di dalam suatu aktivitas, siswa mempunyai perhatian terhadap adanya perhatian, menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas (Slameto, 2013: 72). Minat kemudian mulai memberikan daya tarik yang ada atau ada pengalaman yang menyenangkan dengan hal-hal tersebut. Menurut Crow dan Crow, ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat”, (Johny Killis, 1988: 26). Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono (1980: 12), faktor-faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut: a. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan

yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

b. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong

oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan,

penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.

c. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang

dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau objek tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat diketahui aspek

adanya minat pada seseorang dari beberapa hal, antara lain adanya perasaan

rasa suka, adanya peningkatan perhatian, adanya keaktifan pada pelajaran

tersebut dan adanya intensitas belajar pada pelajaran tersebut.

METODE PENELITIAN

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu untuk membuat gambaran/fakta-fakta yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dan mencari hubungannya, menurut Arikunto (2013:8) digambarkan sebagai berikut:

Keterangan : X : Skor minat belajar siswa Y : Skor hasil belajar siswa

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 105 orang. Sebagai sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi dan angket. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, dokumen ini berupa daftar nilai Ujian Akhir Semester (UAS) matematika semester dua kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang minat belajar matematika. Angket diberikan langsung kepada siswa yang menjadi objek dalam penelitian ini. Adapun model angket yang digunakan adalah model angket skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Responden tinggal memilih sesuai dengan apa yang ada dihati dan sesuai dengan pendiriannya atau keadaan sebenarnya. Angket minat belajar siswa disusun berdasarkan kajian teori yang kemudian dijabarkan kedalam indikator-indikator. Selanjutnya indikator-indikator tersebut dituangkan dalam butir-butir item. Jumlah item minat belajar matematika ada 38 pernyataan. Setiap alternatif jawaban diberi bobot yang berbeda. Bobot setiap alternatif dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Bobot Alternatif Jawaban

No Alternatif Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

1 2 3 4

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

4 3 2 1

1 2 3 4

Sumber Depdiknas (2004: 25) Selanjutnya data minat siswa diambil melalui pemberian angket berisi 38

butir pertanyaan/pernyataan sesuai dengan indikator. Untuk mengetahui tinggi rendahnya minat siswa, metode yang digunakan adalah rata-rata nilai menurut

X Y

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Arikunto (2010:78) yaitu cara membandingkan nilai yang didapat siswa dengan kriteria pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2

Kriteria Tingkat Minat Belajar

Skor Minat Tingkat Minat

81 – 100 Sangat Tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Cukup

21 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah Sumber Arikunto (2010:78)

Hipotesis yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajr dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015”.

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam proses penelitian yang dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 14

Lubuklinggau ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif korelasional. Deskripsi Statistik Hasil Penelitian Angket Minat Belajar Matematika

Nilai analisis persentase minat belajar matematika pada pernyataan positif dapat dilihat pada tabel 3 yaitu:

Tabel 3 Analisis Persentase Minat Belajar Pada Pernyataan Positif

Siswa PernyataanPositif Persentase (%) SS 896 47,41 S 801 42,38

TS 178 9,42 STS 15 0,79

Jumlah 1890 100 Berdasarkan tabel 3 dapat diungkapkan bahwa siswa yang menjawab

sangat setuju (SS) pada pernyataan positif sebesar 47,41 %, siswa yang menjawab setuju (S) pada pernyataan positif sebesar 42,38 %, siswa yang menjawab tidak setuju (TS) pada pernyataan positif sebesar 9,42 %, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju (STS) pada pernyataan positif sebesar 0,79 %.

Nilai analisis persentase minat belajar matematika pada pernyataan negatif dapat dilihat pada tabel 4 yaitu:

Tabel 4 Analisis Persentase Minat Belajar Pada Pernyataan Negatif

Siswa Pernyataan Negatif Persentase (%)

STS 713 33,95

TS 1052 50,10

S 282 13,43

SS 53 2,52

Jumlah 2100 100

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Berdasarkan tabel 4 dapat diungkapkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju (SS) pada pernyataan negatif sebesar 2,52 %, siswa yang menjawab setuju (S) pada pernyataan negatif sebesar 13,43 %, siswa yang menjawab tidak setuju (TS) pada pernyataan negatif sebesar 50,10 %, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju (STS) pada pernyataan positif sebesar 33,95 %.

Dari nilai analisis minat belajar matematika dapat diungkapkan analisis jawaban responden mengenai beberapa item pernyataan yang mengukur adanya minat belajar siswa dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau pada mata pelajaran matematika tergolong tinggi dengan rata-rata nilai jawaban responden angketnya sebesar 78,43.

Nilai analisis persentase aspek rasa suka dengan indikator pernyataan menyukai pelajaran matematika, senang jika guru rajin masuk, menyenangkan jika tidak mengikuti pelajaran, mempunyai motivasi intrinsik, dan merasa mudah mempelajari matematika. Ada delapan item penyataan dalam aspek rasa suka yaitu nomer 1, 2, 13, 19, 20, 21, 32, 36. Jumlah nilai jawaban responden untuk delapan item tersebut adalah 314 + 388 + 118 + 20 = 2324. Skor idealnya = 4 x 8 x 105 = 3360. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persentase jawaban responden terhadap indikator aspek rasa suka dalam mengukur adanya variabel minat belajar siswa sebesar 69,17%. Hal ini membuktikan bahwa indikator aspek rasa suka tinggi konstribusinya dalam menunjukkan adanya minat belajar siswa.

Nilai analisis persentase aspek perhatian dengan indikator pernyataan mempunyai catatan yang lengkap, perhatian yang maksimal, mempunyai buku matematika, tidak merasa jenuh mengikuti pelajaran matematika, tidak pernah membolos saat pelajaran matematika, mempersiapkan diri sebelum pelajaran berlangsung, merasa penting belajar matematika, dan sering mempelajari matematika sebelumnya. Ada enam belas item penyataan dalam aspek rasa suka yaitu nomer 3, 4, 5, 6, 7, 14, 15, 17, 22, 23, 24, 25, 26, 33, 34, dan 37. Jumlah nilai jawaban responden untuk enam belas item tersebut adalah 680 + 805 + 168 + 27 = 5498. Skor idealnya = 4 x 16 x 105 = 6720. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persentase jawaban responden terhadap indikator aspek perhatian dalam mengukur adanya variabel minat belajar siswa sebesar 81,82%. Hal ini membuktikan bahwa indikator aspek perhatian sangat tinggi konstribusinya dalam menunjukkan adanya minat belajar siswa.

Nilai analisis persentase aspek keaktifan dengan indikator pernyataan masuk tepat waktu saat pelajaran akan dimulai, bertanya jika kurang jelas, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dan mencatat penjelasan guru. Ada 8 item penyataan dalam aspek keaktifan yaitu nomer 8, 10, 11, 12, 27, 29, 30 dan 31. Jumlah nilai jawaban responden untuk delapan item tersebut adalah 389 + 384 + 60 + 7 = 2835. Skor idealnya = 4 x 8 x 105 = 3360. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persentase jawaban responden terhadap indikator aspek keaktifan dalam mengukur adanya variabel minat belajar siswa sebesar 84,38%. Hal ini membuktikan bahwa indikator aspek keaktifan sangat tinggi konstribusinya dalam menunjukkan adanya minat belajar siswa.

Nilai analisis persentase aspek intensitas belajar dengan indikator pernyataan mengulagi pelaaran yang telah diberikan, mengikuti kursus di luar jam sekolah, dan mengikuti kegiatan ekstra yang berhubungan dengan matematika. Ada 6 item penyataan dalam aspek keaktifan yaitu nomer 9, 16, 18, 28, 35, dan 38. Jumlah nilai jawaban responden untuk enam item tersebut adalah 226 + 276 + 114 + 14 = 1974. Skor idealnya = 4 x 6 x 105 = 2520.

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persentase jawaban responden terhadap indikator aspek intensitas belajar dalam mengukur adanya variabel minat belajar siswa sebesar 78,33%. Hal ini membuktikan bahwa indikator aspek intensitas belajar tinggi konstribusinya dalam menunjukkan adanya minat belajar siswa.

Setelah perhitungan persentase jawaban responden terhadap aspek-aspek pada angket minat belajar siswa dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa tinggi untuk aspek intensitas belajar juga aspek rasa suka dan minat belajar siswa sangat tinggi untuk aspek perhatian juga aspek keaktifan. Perbandingan persentase jawaban responden siswa terhadap aspek minat belajar siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 1. Persentase Jawaban Responden Terhadap Aspek Minat Belajar

Berdasarkan data yang terkumpul, baik yang diperoleh melalui angket berupa data tentang minat belajar maupun data yang diperoleh melalui pemeriksaan dokumen yang berupa data hasil belajar matematika siswa, dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment.

Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya korelasi antara kedua variabel yang diuji (rxy) adalah 0,201. Nilai tersebut menunjukkan bahwa antara variabel minat belajar dengan variabel hasil belajar pada mata pelajaran matematika memiliki korelasi yang positif. Dengan melihat harga r tersebut maka dapat diinterprestasikan bahwa korelasi tersebut rendah.

Meningkatnya hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa besar minat belajar dengan hasil belajar matematika. Besarnya hubungan itu ditentukan oleh koefisien dengan menggunakan r2 x 100% = (0,201)2 x 100% = 0,040401 = 4,04%. Dengan demikian hasil belajar matematika di SMP Negeri 14 Lubuklinggau, sebesar 4,04% dipengaruhi faktor minat belajarnya sedangkan 95,96% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Untuk menguji kesignifikansi korelasi, maka dapat dihitung dengan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,082, sedangkan ttabelpada taraf signifikan

5% dan dk = 103 adalah 1,986 berarti thitung > ttabel(2,082> 1,986). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Rasa Suka Perhatian Keaktifan IntensitasBelajar

Persentase

69,17%

81,82%78,33%

84,38%

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau.

PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian yang berhasil dikumpulkan, maka akan

diteliti apakah ada hubungan antara minat belajar (X) dengan hasil belajar matematika(Y), dari data dikumpulkan tersebut kemudian dianalisis dan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian.

Menurut Syah (1988: 132) minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha gigih, serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Fungsi minat sangat besar dalam pencapaian hasil belajar siswa. Mulai dari keinginan untuk melakukan aktivitas yang dilanjutkan dengan mengarahkan aktivitas dilakukan sampai akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan bagi siswa maupun bagi orang tua siswa. Jika siswa memunyai minat belajar yang kuat maka diharapkan belajar siswa akan baik.

Menurut Djaali (2008: 121) “minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas”. Jika dihubungkan dengan hasil penelitian dapat diketahui bahwa siswa yang menjadi subjek penelitian ini memiliki kecenderungan menyukai pilihan jawaban yang lebih dominan pada salah satu indikator dibandingkan indikator pengukur minat belajar lainnya. Dibuktikan dari analisis deskriptif persentase 4 aspek dan 38 indikator dalam mengukur minat belajar. Indikator aspek rasa suka sebesar 69,17%, perhatian sebesar 81,82%, keaktifan sebesar 84,38% dan intensitas belajar 78,33%. Berdasarkan persentase jawaban responden terhadap setiap indikator minat belajar tersebut dapat diketahui bahwa persentase jawaban tertinggi untuk mengukur minat belajar siswa terdapat pada indikator aspek keaktifan yaitu sebesar 84,38% dan persentase jawaban terendah terdapat pada indikator aspek rasa suka yaitu sebesar 69,17%.

Berdasarkan lampiran analisis minat belajar indikator aspek rasa suka dengan 8 item pernyataan dapat diungkapkan yaitu 88,57% siswa menyatakan bahwa belajar matematika itu aktifitas yang menyenangkan, 91,43% siswa merasa rugi jika tidak bisa mengikuti pelajaran matematika, pada saat guru matematika mengajar 11,43% siswa tidak merasa termotivasi untuk belajar matematika, 21,00% siswa menyatakan bahwa belajar matematika itu aktifitas yang membosankan, 12,38% siswa merasa senang jika guru matematika sering izin, 14,29% siswa merasa senang jika tidak bisa mengikuti pelajaran matematika, 87,14% siswa merasa termotivasi untuk belajar matematika, dan 30,47% siswa yang menyatakan belaar matematika itu sulit.

Analisis persentase minat belajar indikator aspek perhatian dengan 16 item pernyataan dapat diungkapkan 6,61% siswa tidak mencatat apa yang ditulis di papan tulis ketika guru menjelaskan pelajaran, 88,57% siswa sering mengobrol

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

dengan teman ketika guru menjelaskan pelajaran, 2,85% siswa tidak mempunyai refrensi buku paket matematika, 34,29% siswa merasa jenuh ketika mengikuti pelajaran karena pelajarannya terlalu monoton, 18,14% siswa sering izin keluar ketika pelajaran berlangsung, 87,62% siswa sering mempelajari pelajaran matematika sebelumnya di rumah, 10,48% siswa yang tidak mempersiapkan diri sebelum pelajaran matematika berlangsung, 3,81% siswa yang menyatakan belaar matematika itu sangat tidak penting, ketika guru menjelaskan pelajaran 91,43% siswa mencatat apa yang ditulis di papan tulis, 15,24% siswa sering mengobrol dengan teman ketika guru menjelaskan pelajaran, 89,52% mempunyai buku paket matematika, 7,62% siswa yang tidak bersemangat mengikuti pelajaran, 7,61% siswa yang sering membolos saat pelajaran matematika, 7,62% siswa yang tidak pernah mempelajari pelajaran matematika sebelumnya di rumah, 14,29% siswa yang tidak pernah mempersiapkan diri sebelum pelajaran matematika berlangsung, dan 84,71% siswa menyatakan bahwa belajar matematika itu sangat penting.

Analisis minat belajar indikator aspek keaktifan dengan 8 item pernyataan dapat diungkapkan 1,90% siswa yang selalu tidak tepat waktu setiap pelajaran matematika, 9,52% siswa yang tidak bertanya kepada guru jika belum paham tentang penjelasannya, 3,81% siswa tidak pernah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, 4,76% siswa tidak pernah mencatat penjelasan guru, 91,43% siswa tepat waktu masuk kelas setiap pelajaran matematika, 89,52% siswa selalu bertanya kepada guru jika belum mengerti tentang penjelasannya, dan 86,66% siswa selalu mencatat penjelasan guru.

Analisis minat belajar indikator intensitas belajar dengan 6 item pernyataan dapat diungkapkan bahwa 23,81% siswa tidak pernah meluangkan waktu untuk mengulangi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru, 80,00% siswa mengikuti kursus matematika di luar jam sekolah, karena senang dengan matematika 77,04% siswa sering mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah, 18,09% siswa setelah pelajaran tidak pernah meluangkan waktu untuk mengulangi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru, 20,95% siswa yang tidak pernah mengikuti kursus matematika di luar jam sekolah, dan 16,19% siswa tidak menyukai matematika dan tidak pernah mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Setelah data dianalisis secara sistematis, maka dari uji statistik diperoleh thitung = 2,082 dan ttabel = 1,986. Dengan menggunakan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan dk = (N-2), maka hipotesis yang digunakan dapat diterima kebenarannya karena thitung > ttabel (2,082> 1,986).Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang antara minat belajar dengan hasil belajar matematika dengan signifikan koefisien korelasi r = 0,201. Dengan demikian, maka dapat diinterprestasikan bahwa korelasi tersebut rendah. Perhitungan korelasi tersebut menghasilkan angka positif (+) yang artinya memiliki hubungan yang searah.

Hal ini kemungkinan siswa dalam mengisi angket tidak bersungguh-sungguh dikarenakan adanya rasa takut pengisian angket, adanya rasa malas

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

membaca dalam pengisian angket dan adanya rasa tidak ketertarikan dalam pengisian angket. Padahal sebelum angket disebarkan, siswa telah diberi penjelasan oleh peneliti kalau angket ini tidak mempengaruhi terhadap nilai siswa.

Data nilai minat dengan hasil belajar matematika SMP Negeri 14 Lubuklinggau dapat dilihat pada tabel 5 yaitu:

Tabel 5 Data Nilai Minat dengan Hasil Belajar Matematika

Sampel Minat Belajar (X) Hasil Belajar (Y)

S – 25 150 73

S – 42 103 79

S – 65 148 81

S – 67 108 71 Berdasarkan tabel 5 dapat diungkapkan bahwa hasil penelitian ini

menunjukkan siswa mempunyai hasil belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran matematika, maka minat belajar matematikanya belum bisa dikatakan akan lebih tinggi. Begitu juga sebaliknya, siswa yang mempunyai hasil belajar yang rendah terhadap mata pelajaran matematika, maka minat belajar matematikanya belum bisa dikatakan rendah. Dengan kata lain, untuk mendapatkan hasil belajar matematika yang tinggi dapat ditempuh dengan cara lain diluar penelitian ini, misalnya motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan siswa dan sebagaiannya terhadap mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dimengerti apabila minat belajar yang diinterprestasikan rendah belum bisa dikatakan bahwa hasil belajar matematikanya tinggi. Besarnya pengaruh minat belajar dengan hasil belajar matematika adalah 4,04% dan 95,96% dipengaruhi oleh faktor lain.

Jadi hipotesis yang diajukan oleh peneliti dapat diterima kebenarannya pada taraf kepercayaan 5%. Sehingga peneliti menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar matematika. Tetapi minat belajar bukan syarat yang mutlak untuk mengoptimalkan hasil belajar matematika karena dimungkinkan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika diluar penelitian ini, misalnya motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan siswa dan sebagainya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan dan positif antara minat belajar dengan hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 14 tahun pelajaran 2014/2015. Besarnya hubungan minat belajar dengan hasil belajar adalah 4,04% sedangkan 95,96% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

1. Bagi guru dan calon guru hendaknya dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika di sekolah yang mengarah pada pencapaian hasil belajar matematika yang optimal dengan memperhatikan minat belajar terhadap mata pelajaran matematika. Untuk memantapkan hasil penelitian ini, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika sebab hasil belajar matematika tidak hanya dipengaruhi oleh minat dimungkinkan ada faktor lain yang mempengaruhinya hasil belajar matematika.

2. Kepada guru matematika perlu diketahui bahwa minat belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

3. Minat belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah, lemahnya minat atau tiadanya minat belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Oleh karena itu minat belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Crow dan Crow. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika. Sumatera Selatan: Depdiknas.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Efendi, U dan Juhaya S Praja. 1993. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.

Nasution, S. 1998. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmars.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika.Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2011. Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif R dan D. Bandung: Alfabeta.

Syah, M. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendeatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.