64
i HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA SULUK BRILLIANT SUMPONO G0006183 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

i

HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

AULIYA SULUK BRILLIANT SUMPONO

G0006183

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

“PENGARUH IMPLEMENTASI DIMENSI SERVQUAL PADA

NIAT MENABUNG ULANG YANG DIMEDIASI OLEH

KEPUASAN PELANGGAN DAN KEPERCAYAAN

PELANGGAN”

(Studi pada nasabah Bank Mandiri di Surakarta)

Surakarta, 21 April 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing,

Dr. Budhi Haryanto, MM.

NIP. 19600904.198601.1.001

Page 3: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima oleh tim penguji Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi

tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Surakarta, Juli 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Lilik Wahyudi, S.E, M.Si Sebagai Ketua

(……..…………..….)

NIP. 19800603.200501.1.001

2. Dr, Budhi Haryanto, MM. Sebagai Pembimbing

(…………………….)

NIP. 19600904.198601.1.001

3.Amina Sukma Dewi, S.E, M.Sc. Sebagai Anggota

(…………………….)

NIP. 19771207.200812.2.002

Page 4: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian mengenai niat menabung ulang (resaving intention) merupakan

isu yang menarik untuk diteliti dalam menjelaskan perilaku menabung di

Indonesia. Hal tersebut didasarkan pada kajian literatur terdahulu yang

mengindikasi bahwa daya terap model bersifat terbatas. Terbatasnya daya terap

model dipengaruhi oleh karakteristik individu yang menjadi responden atau

sampel dalam penelitian. Hal ini dapat diketahui melalui beberapa penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Abu (2004), Karatepe et.al. (2005), Sudhahar et.al.

(2006), Vaaniarajan & Anbhazagan (2007), dan Parningotan et.al. (2008). Dengan

demikian, jika sebuah model dipaksakan untuk diaplikasi pada setting penelitian

yang berbeda, akan berdampak pada permasalahan dalam memaknai sebuah teori

dan pembiasan hasil penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain ulang

model penelitian agar model yang terbentuk dapat diaplikasi pada setting

penelitian di Indonesia.

Model yang dikembangkan dalam penelitian ini bertumpu pada lima

variabel amatan yaitu kualitas jasa (service quality), persepsian kualitas jasa

(service quality perceived), kepuasan pelanggan (costumer satisfaction),

kepercayaan pelanggan (customer trust), dan niat menabung ulang (resaving

intention). Pemilihan kelima variabel tersebut didasarkan pada penelitian yang

dilakukan oleh Zeithaml et.al.(1996), Bergeron (2004), dan Karatepe et.al. (2005).

Page 5: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

2

Hal ini dikarenakan terdapatnya kesamaan isu penelitian yang diteliti yaitu

mengenai resaving intention. Dengan demikian, melalui cara ini diharapkan

model yang dikembangkan memiliki daya prediksi yang tinggi terhadap niat

menabung di Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing

variabel amatan yang digunakan untuk mengembangkan model.

Pertama, kualitas jasa (service quality) atau sering disebut dengan

SERVQUAL merupakan variabel yang menjelaskan derajad jarak antara kenyataan

dan harapan pelanggan terhadap layanan yang diperoleh (Parasuraman et.al.,

1998) Variabel ini diposisikan sebagai variabel yang mengindikasi persepsian

konsumen terhadap kualitas jasa (Karatepe et.al, 2005). Variabel ini terdiri dari

lima dimensi utama, yaitu : jaminan (assurance), kehandalan (reliability),

ketanggapan (responsiveness), empati (emphaty), dan keberwujudan (tangibility).

Hal ini perlu dikaji ulang karena penelitian terdahulu menunjukkan adanya

perbedaan dalam membentuk dimensi kualitas jasa yang dikarenakan oleh adanya

perbedaan karakteristik produk yang melatarbelakangi penelitian. Dalam

penelitian juga dijelaskan bahwa lima dimensi SERVQUAL yang dirumuskan

oleh Parasuraman et.al. (1994) digunakan sebagai starting point untuk

menjelaskan fenomena yang membentuk dimensi kualitas jasa (Abu, 2004;

Karatepe et.al., 2005; Sudhahar et.al., 2006; Vaaniarajan & Anbhazagan, 2007;

dan Parningotan et.al., 2008).

Dalam penelitiannya pada tahun 2004, Abu menggunakan lima buah

dimensi kualitas jasa yaitu antara lain : physical aspects, reliability, interpersonal

relationship, problem solving, dan policy. Karatepe pada tahun 2005

Page 6: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

3

menggunakan empat buah dimensi kualitas jasa, yaitu : service environment,

interaction quality, emphaty, dan reliability. Sudhahar dalam penelitiannya tahun

2006 menggunakan 15 dimensi kualitas jasa, antara lain : reliable, responsiveness,

competent, accessible, courteous, communication, credible, security, emphaty,

tangible, survey needs, need fulfillment, fairness, mistakes, dan treatment.

Vaaniarajan & Anbhazagan menggunakan empat dimensi kualitas jasa pada

penelitian mereka tahun 2007, yaitu : reliability, responsiveness, assurance, dan

tangibles. Parningotan pada tahun 2008 menggunakan lima dimensi kualitas jasa,

yaitu : assurance, reliability, responsiveness, emphaty, dan tangibles. Selanjutnya,

variabel ini diposisikan sebagai variabel laten untuk menjelaskan dimensi-dimensi

yang membentuk kualitas jasa di Indonesia.

Kedua, persepsian kualitas jasa (service quality perceived) didefinisikan

sebagai persepsian pelanggan terhadap layanan nyata yang mereka terima dari

penyedia jasa (Parasuraman et.al., 1998). Variabel ini dianggap penting untuk

diteliti karena merupakan pembentuk kepuasan pelanggan dan kepercayaan

pelanggan yang berpotensi untuk meningkatkan niat menabung ulang. Variabel ini

diposisikan sebagai variabel independen untuk menjelaskan bahwa persepsian

konsumen terhadap kualitas jasa dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,

kepercayaan pelanggan, dan juga niat menabung ulang (Bergeron, 2004; Karatepe

et.al, 2005). Kaitan variabel service quality perceived terhadap kepuasan

pelanggan dan niat menabung diproposisikan mempunyai hubungan yang positif.

Hal ini didasarkan pada proposisi yang menyatakanbahwa semakin tinggi

persepsian kualitas jasa maka semakin tinggi kepuasan pelanggan dan

Page 7: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

4

kepercayaan pelanggan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi niat menabung

ulang (lihat Zeithaml et.al., 1996; Karatepe et.al., 2005).

Ketiga, kepuasan pelanggan (customer satisfaction) didefinisi sebagai

tingkat perasaan pelanggan dalam membandingkan harapan dan kenyataan dalam

pembelian suatu produk jasa (Kottler, 1997). Variabel ini penting untuk diteliti

karena berpotensi untuk memediasi pengaruh service quality perceived pada

resaving intention (Karatepe et.al, 2005). Kajian literatur menyatakan bahwa

kaitan antara kepuasan pelanggan dengan variabel niat menabung ulang

diproposisikan berhubungan positif. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi

kepuasan pelanggan, maka semakin tinggi niat menabung ulang(Zeithaml et.al.,

1996; Bergeron, 2004; Karatepe et.al., 2005).

Keempat, kepercayaan pelanggan (customer trust) didefinisikan sebagai

tingkat keyakinan pelanggan terhadap kemampuan suatu produk jasa dalam

memenuhi keinginannya (Bergeron, 2004). Variabel ini penting untuk diteliti

karena berkemampuan untuk memediasi pengaruh hubungan antara variabel

service quality perceived dan resaving intention (Bergeron, 2004). Kajian literatur

menyatakan bahwa kaitan antara kepercayaan pelanggan dengan variabel niat

menabung ulang diproposisikan berhubungan positif. Penelitian tersebut

menyatakan bahwa semakin tinggi kepercayaan pelanggan, maka semakin tinggi

niat menabung ulang(Bergeron, 2004).

Kelima, niat menabung ulang (resaving intention) merupakan variabel

tujuan yang dipandang penting untuk diteliti, guna memberikan suatu prediksian

mengenai perilaku menabung ulang. Melalui cara tersebut, diharapkan penelitian

Page 8: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

5

ini dapat membantu dalam mengungkap variabel-variabel yang membentuknya.

Niat menabung ulang diposisikan sebagai variabel dependen yang dipengaruhi

oleh persepsian kualitas jasa, kepuasan pelanggan, dan kepercayaan pelanggan

(Zeithaml et.al., 1996; Bergeron, 2004; Karatepe et.al., 2005). Kaitan dengan

variabel persepsian kualitas jasa, kepuasan pelanggan, dan kepercayaan pelanggan

diproposisikan mempunyai hubungan positif. Kajian literatur menjelaskan bahwa

semakin tinggi kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan, maka semakin

tinggi niat menabung ulang(Zeithaml et.al., 1996; Bergeron, 2004; Karatepe et.al.,

2005).

Berdasarkan hubungan variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini

adalah rumusan permasalahan terkait dengan proposisi yang berhubungan dengan

variabel yang dimodelkan.

1.2 Permasalahan

Berikut ini adalah permasalahan yang dirumuskan untuk menjelaskan

fenomena niat menabung ulang pada Bank mandiri yang menjadi obyek amatan

penelitian ini.

Kualitas jasa (service quality) didefinisikan sebagai jarak antara

kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang diperoleh (Parasuraman

et.al., 1998). Penelitian terdahulu mengindikasi bahwa konsep pengukuran

kualitas jasa yang digunakan secara luas adalah konsep SERVQUAL yang

dikembangkan oleh Parasuraman et.al. pada tahun 1988 (Angur et.al., 1999).

Page 9: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

6

SERVQUAL dibentuk oleh lima dimensi utama, yaitu : jaminan (assurance),

kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), empati (emphaty), dan

keberwujudan (tangibility). (Parasuraman et.al., 1994).

Jaminan (assurance) adalah pengetahuan, keramahan karyawan, serta

kemampuan melaksanakan tugas secara spontan yang dapat menjamin kinerja

yang baik, sehingga menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan

(Parasuraman et.al., 1994). Kehandalan (reliability) merupakan suatu kemampuan

untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. Kinerja

harus sesuai dengan harapan pelanggan yaitu ketepatan waktu dan pelayanan yang

sama untuk semua pelanggan tanpa ada kesalahan (Parasuraman et.al., 1994).

Keltanggapan (responsiveness) merupakan suatu kebijakan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat kepada pelanggan (Parasuraman et.al., 1994).

Empati (emphaty) yaitu memberikan perhatian yang bersifat individual atau

pribadi kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan pelanggan

(Parasuraman et.al., 1994). Keberwujudan (tangibility) yaitu penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik yang dapat diandalkan, serta keadaan

lingkungan sekitar sebagai bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa (Parasuraman et.al., 1994). Kajian literatur menunjukkan bahwa

dimensi-dimensi yang membentuk kualitas jasa berbeda jika dikaitkan dengan

karakteristik yang melatarbelakangi sampel penelitian. Dalam penelitian juga

dijelaskan bahwa lima dimensi SERVQUAL yang dirumuskan oleh Parasuraman

et.al. (1994) digunakan sebagai starting point untuk menjelaskan fenomena yang

membentuk dimensi kualitas jasa (Abu, 2004; Karatepe et.al., 2005; Sudhahar

Page 10: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

7

et.al., 2006; Vaaniarajan & Anbhazagan, 2007; dan Parningotan et.al., 2008).

Dalam penelitian ini jaminan (assurance), kehandalan (reliability), ketanggapan

(responsiveness), empati (emphaty), dan keberwujudan (tangibility) diperkirakan

merupakan dimensi-dimensi kualitas jasa di Indonesia (Parningotan et.al., 2008).

Persepsian kualitas jasa (service quality perceived) didefinisikan sebagai

persepsian pelanggan terhadap layanan nyata yang mereka terima dari penyedia

jasa (Parasuraman et.al., 1998). Bila penerimaan pelanggan terhadap kualitas jasa

tinggi, maka niat menabung ulang meningkat. Kajian literatur mengindikasi

bahwa semakin tinggi persepsian kualitas jasa, maka semakin tinggi niat

menabung ulang (Zeithaml et.al., 1996; Karatepe et.al, 2005).

Dengan demikian, pertanyaan permasalahan pertama dalam penelitian ini adalah :

Apakah persepsian kualitas jasa berpengaruh pada niat menabung

ulang?

Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) didefinisi sebagai tingkat

perasaan pelanggan dalam membandingkan harapan dan kenyataan dalam

pembelian suatu produk jasa (Kottler, 1997). Jika kualitas jasa yang diterima oleh

pelanggan tinggi, maka kepuasan pelanggan akan meningkat (Karatepe et.al.,

2005). Kajian literatur mengindikasi bahwa semakin tinggi persepsian kualitas

jasa, maka semakin tinggi kepuasan pelanggan (Zeithaml et.al., 1996; Bergeron,

2004; Karatepe et.al., 2005).

Dengan demikian, pertanyaan permasalahan kedua dalam penelitian ini adalah :

Page 11: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

8

Apakah persepsian kualitas jasa berpengaruh pada kepuasan

pelanggan?

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas jasa perusahaan perbankan akan

meningkatkan niat menabung ulang. Kajian literatur mengindikasi bahwa semakin

tinggi kepuasan pelanggan, maka semakin tinggi niat menabung ulang (Zeithaml

et.al., 1996; Bergeron, 2004; Karatepe et.al., 2005).

Dengan pertanyaan permasalahan ketiga yang dirumuskan adalah :

Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh pada niat menabung ulang?

Kepercayaan pelanggan (customer trust) didefinisikan sebagai tingkat

keyakinan pelanggan terhadap kemampuan suatu produk jasa dalam memenuhi

keinginannya (Bergeron, 2004). Jika kualitas jasa yang diterima oleh pelanggan

tinggi, maka kepercayaan pelanggan akan meningkat. Kajian literatur

mengindikasi bahwa semakin tinggi persepsian kualitas jasa akan memperkuat

kepercayaan pelanggan (Bergeron, 2004).

Dengan demikian, pertanyaan permasalahan keempat dalam penelitian ini adalah :

Apakah persepsian kualitas jasa berpengaruh pada kepercayaan

pelanggan?

Kepercayaan pelanggan terhadap kualitas jasa perusahaan perbankan akan

meningkatkan niat menabung ulang. Kajian literatur mengindikasi bahwa semakin

Page 12: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

9

tinggi kepercayaan pelanggan, maka semakin tinggi niat menabung ulang

(Bergeron, 2004).

Dengan demikian, pertanyaan permasalahan kelima yang dirumuskan adalah :

Apakah kepercayaan pelanggan berpengaruh pada niat menabung

ulang?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model fit, sehingga hasilnya

diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi variabel-variabel yang

membentuk niat menabung ulang. Model yang dihasilkan dalam penelitian ini

merupakan model pengembangan yang dikonstruksi dengan bertumpu pada

model-model dari literatur yang mengungkap permasalahan mengenai resaving

intention. Kelayakan model yang dikembangkan dalam studi ini dianalisis

berdasarkan kriteria goodnes-of-fit model yang diperoleh, sehingga hasilnya dapat

memberikan keyakinan terhadap keakuratan daya prediksi model yang diusulkan.

Secara spesifik, peneitian ini bertujuan untuk menjelaskan dimensi-

dimensi yang membentuk kualitas jasa di Indonesia, menjelaskan pengaruh

penerimaan pelanggan terhadap kualitas jasa pada niat menabung ulang, pengaruh

kepuasan pelanggan pada niat menabung ulang, pengaruh kepercayaan pelanggan

pada niat menabung ulang. Melalui pengujian ini diharapkan dapat dijelaskan

variabel-variabel yang dominan yang berpengaruh pada niat menabung ulang.

Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan variabel yang diperkirakan

dapat memediasi proses pembentukan niat menabung ulang sehingga diharapkan

Page 13: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

10

dapat menjelaskan hubungan kausalitas dari variabel utama berdasarkan kepuasan

pelanggan dan kepercayaan pelanggan sebagai variabel pemediasinya.

1.4 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini yang diharapkan berkaitan

dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu antara lain kemanfaatan teoritis,

kemanfaatan untuk penelitian lanjutan, dan kemanfaatan praktis.

Kemanfaatan teoritis. Pertama, model niat menabung ulang (resaving

intention) yang dikonstruksi dalam penelitian ini direncanakan untuk pengujian

melalui prosedur yang rigid. Hal ini diharapkan keakuratan prediksinya dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian, penelitian ini

diharapkan sebagai mainstream yang dapat dikembangkan dan diuji lagi dengan

menggunakan pendekatan dan paradigma yang berbeda, dan dalam konteks

penelitian yang lebih luas.

Kedua, rerangka pemikiran yang dikembangkan dalam penelitian ini yang

bertumpu pada empat variabel amatan, diharapkan mempunyai keunikan yang

berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Keunikan ini banyak dipengaruhi

oleh faktor-faktor eksternal (budaya, gender, dan persaingan industri) dari setting

penelitian, sehingga model yang dihasilkan diharapkan menjadi model alternatif

yang dapat digunakan untuk menjelaskan kompleksitas fenomena niat menabung

ulang (resaving intention).

Ketiga, metode riset yang dikembangkan dalam penelitian ini berlatar

belakang budaya keperilakuan konsumen Indonesia. Hal tersebut diperkirakan

Page 14: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

11

menjadikan penelitian ini mempunyai keunikan yang dapat memberikan sebuah

perspektif yang berbeda dalam penelitian lain di bidang niat menabung ulang

(resaving intention). Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai referensi dalam pendesainan metode riset di masa yang akan datang.

Selain kemanfaatan teoritis yang ditawarkan dalam penelitian ini, berikut

adalah aspek kemanfaatan penelitian yang diharapan untuk penelitian di masa

yang akan datang.

Kemanfaatan untuk peneltian lanjutan. Model yang dikembangkan

bertumpu pada metode riset yang terbatas ruang lingkupnya yang meliputi Bank

Mandiri dengan setting penelitian di Indonesia. Hal ini diperkirakan berdampak

pada daya terap model yang bersifat terbatas. Keterbatasan ini mengisyaratkan

perlunya penelitian lanjutan untuk menggeneralisasinya pada konteks yang lebih

luas, sehingga konsep-konsep yang dimodelkan dapat ditingkatkan validitas

eksternalnya.

Berikut ini adalah aspek kemanfaatan praktis yang diharapkan mampu

memberikan pertimbangan secara empiris pada pemasar terkait dengan upaya

untuk meningkatkan resaving intention.

Kemanfaatan praktis. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengungkap proses pembentukan niat menabung ulang (resaving

intention) pada Bank Mandiri. Hasilnya diharapkan dapat memberikan

pemahaman pada pemasar tentang upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan untuk

meningkatkan resaving intention. Melalui penelitian ini, pemasar diharapkan

Page 15: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

12

dapat memahami faktor-faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan variabel

tersebut.

1.5 Justifikasi Penelitian

Bahasan berikutnya adalah mengenai justifikasi penelitian yang

bermanfaat untuk memahami arti penting penelitian dan relevansinya.

Isu penelitian. Penelitian ini mengungkap isu pokok mengenai penyedia

jasa perbankan Bank Mandiri. Hal ini dikarenakan penelitian ini bersifat applied

research yang didesain untuk memberikan pertimbangan secara empiris terkait

dengan permasalahan yang dihadapi penyedia jasa perbankan, secara spesifik

terkait dengan upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan

resaving intention.

Pendekatan penelitian. Penelitian ini bertumpu pada pendekatan psikologi

kognitif yang bertumpu pada komponen-komponen kognitif-afektif-konatif

sebagai dasar untuk memahami proses pembentukan niat menabung ulang

(resaving intention). Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan

model yang mempunyai daya prediksian yang tinggi terhadap niat menabung

ulang (resaving intention) pada Bank Mandiri. Hal ini dapat terjadi karena niat

menabung ulang (resaving intention) merupakan variabel tujuan yang masih

dalam tataran niat pembelian yang merupakan aspek keperilakuan yang belum

nampak yang segera diwujudkan dalam bentuk pembelian yang aktual.

Obyek penelitian. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah pelanggan

perusahaan jasa yang bergerak di bidang perbankan. Nasabah Bank Mandiri

Page 16: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

13

sebagai obyek penelitian berdasarkan pertimbangan mengenai homogenitas

sampel yang diuji, hal ini dimaksudkan agar model yang diuji dapat menjelaskan

fenomena dengan baik (robust model).

Prinsip generalisasi model. Penelitian ini bertumpu pada ruang lingkup

metode riset yang terbatas, sehingga untuk menggeneralisasikan model ke setting

yang berbeda memerlukan suatu kehati-hatian dalam mencermati background

factor yang melatarbelakangi penelitian. Hal yang perlu dicermati antara lain

adalah profil demografi yang melekat pada pelanggan yang akan diteliti. Hal

tersebut menjadi pertimbangan penting, karena apabila diabaikan akan

mengakibatkan adanya pembiasan hasil-hasil penelitian, yang pada akhirnya akan

berdampak pada ketidaktepatan dalam perumusan strategi pemasaran yang dituju.

Page 17: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kajian literatur-literatur terdahulu menjelaskan fenomena faktor-faktor

yang mempengaruhi adanya pembentukan niat keperilakuan niat menabung ulang

(resaving intention). Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi

penjelasan mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

berdasarkan variabel-variabel yang menjadi obyek amatan serta hubungan antar

variabel yang terbentuk. Penjelasan tersebut dimaksudkan untuk memberi

rerangka dasar dalam merumuskan hipotesis dan pengembangan model yang

diusulkan.

Terdapat tiga sub bahasan yang akan dijelaskan dalam bab ini. Pertama,

pengertian mengenai isu penelitian yang menjelaskan definisi konseptual

mengenai pembentukan niat keperilakuan niat menabung ulang (resaving

intention). Kedua, pembahasan teori dan proposisi yang digunakan sebagai

landasan untuk pengembangan hipotesis. Ketiga, pengembangan rerangka atau

model penelitian yang didasarkan pada perumusan hipotesis.

Berikut ini adalah penjelasan dari setiap sub bahasan tersebut.

2.1 Pengertian Isu Utama Penelitian

Niat menabung ulang (resaving intention) merupakan variabel tujuan yang

dipandang penting untuk diteliti, guna memberikan suatu prediksian mengenai

perilaku menabung ulang. Melalui cara tersebut, diharapkan penelitian ini dapat

Page 18: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

15

membantu dalam mengungkap variabel-variabel yang membentuknya. Variabel

ini didefinisikan sebagai kecenderungan konsumen untuk bertindak terhadap

suatu obyek (dalam hal ini layanan jasa perbankan), yang secara umum diukur

dengan niat untuk menabung ulang. Niat menabung ulang yang tinggi dipengaruhi

oleh kepuasan konsumen dan kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap jasa

yang ditawarkan oleh sebuah bank (Zeithaml et.al., 1996; Bergeron, 2004;

Karatepe et.al., 2005). Isu ini menjadi penting untuk dikaji karena pemasar perlu

mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi niat menabung ulang

seseorang. Dengan hal tersebut, diharapkan para pemasar dapat mengetahui target

pasar dengan tepat sehingga menghasilkan strategi pemasaran yang baik dan

efektif.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman mengenai

perlunya ketelitian dan kecermatan dalam merumuskan kebijakan strategi

pemasaran yang berkaitan dengan fenomena niat menabung ulang (resaving

intention). Melalui penelitian ini, pemasar diharapkan mampu memahami

variabel-variabel yang mempengaruhi dan dapat meningkatkan resaving intention.

Hal tersebut menjadi pertimbangan penting bagi pemasar, sebab

kekurangcermatan pemasar dalam merumuskan strategi pemasaran berdampak

pada ketidakmampuannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka

panjang. Maka dari itu, penelitian ini berusaha untuk memberi pertimbangan yang

bersifat empiris melalui hasil-hasil pengujian yang dilakukan, sehingga pemasar

dapat memanfaatkannya sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan kebijakan

dan strategi pemasaran yang disarankan.

Page 19: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

16

2.2 Pembahasan Teori dan Proposisi

Berikut ini akan dijelaskan landasan teori yang berkaitan dengan hubungan

kausalitas antar variabel amatan yang disertai dengan pengembangan hipotesis

dan selanjutnya akan digunakan untuk mengkontruksi model penelitian.

Kualitas jasa (service quality) didefinisikan sebagai jarak antara

kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang diperoleh (Parasuraman

et.al., 1998). Penelitian terdahulu mengindikasi bahwa konsep pengukuran

kualitas jasa yang digunakan secara luas adalah konsep SERVQUAL yang

dikembangkan oleh Parasuraman et.al. pada tahun 1988 (Angur et.al., 1999).

SERVQUAL dibentuk oleh lima dimensi utama, yaitu : jaminan (assurance),

kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), empati (emphaty), dan

keberwujudan (tangibility). (Parasuraman et.al., 1994).

Jaminan (assurance) adalah pengetahuan, keramahan karyawan, serta

kemampuan melaksanakan tugas secara spontan yang dapat menjamin kinerja

yang baik, sehingga menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan

(Parasuraman et.al., 1994). Kehandalan (reliability) merupakan suatu kemampuan

untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. Kinerja

harus sesuai dengan harapan pelanggan yaitu ketepatan waktu dan pelayanan yang

sama untuk semua pelanggan tanpa ada kesalahan (Parasuraman et.al., 1994).

Ketanggapan (responsiveness) merupakan suatu kebijakan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat kepada pelanggan (Parasuraman et.al., 1994).

Empati (emphaty) yaitu memberikan perhatian yang bersifat individual atau

Page 20: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

17

pribadi kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan pelanggan

(Parasuraman et.al., 1994). Keberwujudan (tangibility) yaitu penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik yang dapat diandalkan, serta keadaan

lingkungan sekitar sebagai bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa (Parasuraman et.al., 1994).

SERVQUAL dikembangkan berdasar model kesenjangan antara persepsi

(perception, P) dan harapan (expectation, E) terhadap sebuah produk jasa.

Kemudian service quality tersebut diukur dengan rumus P – E. Service quality

merupakan dimensi yang sangat penting, dan akan mempengaruhi perilaku

konsumen di masa yang akan datang (Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (PZB).

Kajian literatur menunjukkan bahwa dimensi-dimensi yang membentuk service

quality berbeda jika dikaitkan dengan karakteristik yang melatarbelakangi sampel

penelitian. Dalam penelitian juga dijelaskan bahwa lima dimensi SERVQUAL

yang dirumuskan oleh Parasuraman et.al. (1994) digunakan sebagai starting point

untuk menjelaskan fenomena yang membentuk dimensi kualitas jasa (Abu, 2004;

Karatepe et.al., 2005; Sudhahar et.al., 2006; Vaaniarajan & Anbhazagan, 2007;

dan Parningotan et.al., 2008). Dalam penelitian ini assurance, reliability,

responsiveness, emphaty, dan tangibility diperkirakan merupakan dimensi-

dimensi kualitas jasa di Indonesia (Parningotan et.al., 2008).

Penelitian ini mengkonfirmasi lima dimensi kualitas jasa yang mewakili

karakteristik perbankan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada kajian literatur yang

menunjukkan bahwa dimensi-dimensi yang membentuk service quality berbeda

jika dikaitkan dengan karakteristik yang melatarbelakangi sampel penelitian.

Page 21: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

18

Persepsian kualitas jasa (service quality perceived) didefinisikan sebagai

persepsian pelanggan terhadap layanan nyata yang mereka terima dari penyedia

jasa (Parasuraman et.al., 1998). Persepsian kualitas jasa berpengaruh positif pada

niat menabung ulang (Zeithaml et.al., 1996; Karatepe, et.al., 2005). Hal ini terjadi

karena jika pelanggan semakin merasa bahwa dimensi-dimensi SERVQUAL

dapat memenuhi harapan dan persepsi mereka terhadap kualitas jasa sebuah bank,

maka niat menabung ulang akan meningkat. Proposisi yang dikemukakan adalah

bahwa semakin tinggi persepsian kualitas jasa, maka semakin tinggi niat

menabung. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :

H1: Semakin tinggi persepsian kualitas jasa, semakin tinggi niat

menabung ulang.

Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) didefinisi sebagai tingkat

perasaan pelanggan dalam membandingkan harapan dan kenyataan dalam

pembelian suatu produk jasa (Kottler, 1997). Kepuasan pelanggan dipengaruhi

oleh persepsian kualitas jasa (Zeithaml et.al., 1996; Bergeron, 2004; Karatepe

et.al., 2005). Persepsian kualitas jasa diproposisikan berhubungan positif dengan

kepuasan pelanggan. Proposisi yang dikemukakan adalah bahwa semakin tinggi

persepsian kualitas jasa, maka semakin tinggi kepuasan pelanggan. Dengan

demikian, hipotesis yang dirumuskan untuk menjelaskan fenomena tersebut

adalah:

H2 : Semakin tinggi persepsian kualitas jasa, semakin tinggi kepuasan

pelanggan.

Page 22: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

19

Penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan memediasi pengaruh

penerimaan pelanggan pada kualitas jasa pada niat menabung ulang (Zeithaml

et.al., 1996; Bergeron, 2004; Karatepe et.al., 2005). Proposisi yang dikemukakan

adalah bahwa semakin tinggi kepuasan pelanggan, maka semakin semakin tinggi

niat menabung ulang. Maka, hipotesis yang dapat dirumuskan untuk menjelaskan

fenomena tersebut adalah:

H3 : Semakin tinggi kepuasan pelanggan, semakin tinggi niat

menabung ulang.

Kepercayaan pelanggan (customer trust) didefinisikan sebagai tingkat

keyakinan pelanggan terhadap kemampuan suatu produk jasa dalam memenuhi

keinginannya. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsian kualitas jasa

(Bergeron, 2004). Persepsian kualitas jasa diproposisikan berhubungan positif

dengan kepercayaan pelanggan. Proposisi yang dikemukakan adalah bahwa

semakin tinggi persepsian kualitas jasa, maka semakin tinggi kepercayaan

pelanggan. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan untuk menjelaskan

fenomena tersebut adalah:

H4 : Semakin tinggi persepsian kualitas jasa, semakin tinggi

kepercayaan pelanggan.

Penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan pelanggan memediasi

pengaruh penerimaan palanggan terhadap kualitas jasa pada niat menabung ulang

Page 23: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

20

(Bergeron, 2004). Proposisi yang dikemukakan adalah bahwa semakin tinggi

kepercayaan pelanggan, maka semakin tinggi niat menabung ulang. Maka,

hipotesis yang dapat dirumuskan untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah:

H5 : Semakin tinggi kepercayaan pelanggan, semakin tinggi niat

menabung ulang.

Gambar berikut ini adalah model penelitian yang menggambarkan hubungan

variabel-variabel yang dihipotesiskan.

Page 24: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

21

2.3 Model Penelitian

Berdasarkan lima hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar variabel

yang dikonsepkan dapat digambarkan dalam bentuk model yang mendeskripsikan

proses pengaruh penerimaan kualitas jasa pada niat menabung ulang yang

dimediasi oleh kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan.

Keterangan :

Gambar II.1 menjelaskan bahwa H1 menunjukkan pengaruh persepsian

kualitas jasa pada niat menabung ulang (resaving intention). H2 menunjukkan

pengaruh persepsian kualitas jasa (SERVQUAL perceived) pada kepuasan

pelanggan (customer satisfaction). H3 menunjukkan pengaruh kepuasan

pelanggan (customer satisfaction) pada (resaving intention). H4 menunjukkan

pengaruh persepsian kualitas jasa (SERVQUAL perceived) pada kepercayaan

SERVQUAL Perceiced

Customer Trust

Resaving Intention

H3 H2

H1

Customer Satisfaction

H4 H5

Gambar II.1 Model Penelitian

Assurance

Tangibility

Emphaty

Responsiveness

Reliability

Page 25: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

22

pelanggan (customer trust). H5 menunjukkan pengaruh kepercayaan pelanggan

(customer trust) pada niat menabung ulang (resaving intention).

Page 26: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan bab ini adalah untuk memberikan suatu dasar yang valid dan

reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga

informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat dipercaya dari segi metode dan

prosedur pengujiannya. Untuk mendukung upaya tersebut, beberapa pembahasan

diungkap dalam bab ini antara lain: ruang lingkup penelitian, metode pengambilan

sampel dan teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran

instrument penelitian, pengujian validitas, pengujian reliabilitas, dan metode

analisis data.

Berikut ini adalah beberapa sub bab yang dikemukakan.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, yaitu tipe penelitian yang

bersifat konklusif yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan sebab

akibat dari suatu fenomena. Penelitian jenis ini bertujuan memahami hubungan

antar variabel yang dibedakan menjadi variabel independen dan dependen.

Variabel independen merupakan suatu penyebab, sedangkan variabel dependen

merupakan akibat dari suatu fenomena. Maka, penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan yang memberikan pemahaman, penjelasan, dan

prediksian terhadap sebuah fenomena.

Page 27: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

24

Penelitian ini bersifat cross sectional yang pengujiannya bertumpu pada

data yang terjadi pada suatu titik tertentu (one point in time), sehingga model

penelitian yang dikonstruksi tidak didesain untuk menangkap perubahan yang

terjadi karena pergeseran waktu. Fenomena ini kemungkinan berdampak pada

ketidakmampuan model untuk digunakan sebagai alat prediksi jika asumsi dasar

berubah seiring pergeseran waktu yang terjadi. Oleh karenanya, untuk

menggeneralisasi penelitian ini pada waktu yang berbeda diperlukan ketelitian dan

kehati-hatian untuk mencermati faktor-faktor eksternal yang berubah yang dapat

menginflasi model.

Hal lain yang perlu dicermati adalah teknik pengumpulan data yang

digunakan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

survei yang dipandu dengan kuisioner. Hal tersebut ditujukan agar data yang

terkumpul merupakan informasi yang bersumber pada fenomena riil yang diamati.

Teknik ini dipandang relevan untuk memberikan dukungan terhadap pengujian

konsep yang bersifat konfirmasi, sebab datanya mempunyai kecenderungan untuk

mendukung atau menolak hipotesis-hipotesis yang dirumuskan.

3.2 Metode Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data

Target populasi adalah individu yang telah menjadi nasabah Bank Mandiri

yang berniat untuk menabung ulang. Sampel yang diambil adalah nasabah Bank

Mandiri yang berniat untuk menabung ulang di Surakarta. Sampel diambil

sebanyak 200 responden dengan menggunakan teknik purposive judgement

Page 28: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

25

sampling yang merupakan bagian dari metode non-random sampling dengan

kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

Penentuan jumlah sampel diharapkan mampu memenuhi kriteria minimal

dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang digunakan yaitu

Structural Equation Model (SEM). Sedangkan teknik purposive judgement

sampling yang dipilih bertujuan untuk menghindari bias persepsi dalam pengisian

kuisioner karena proses pemilihan respondennya menggunakan kriteria yang rigid.

Kriteria yang ditentukan sebagai berikut : (1) responden yang bersangkutan telah

menjadi nasabah bank yang menjadi obyek penelitian, yaitu Bank Mandiri, (2)

responden berniat menabung ulang di Bank Mandiri (3) responden pernah

melakukan transaksi perbankan di kantor cabang Bank Mandiri di daerah Kota

Surakarta, (4) responden pernah mengkonsumsi atau menggunakan produk jasa

yang ditawarkan oleh Bank Mandiri, (5) setiap responden mempunyai kesempatan

hanya satu kali dalam pengisian kuisioner, dan (6) setiap responden berhak

menerima atau menolak survei, tidak ada ikatan kekerabatan, intimidasi, ataupun

penawaran hadiah-hadiah dalam bentuk apapun yang menunjukkan derajad

keyakinan terhadap data yang diperoleh.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan mewawancarai

responden secara langsung yang dipandu dengan kuisioner yang telah didesain. Ini

ditujukan untuk meningkatkan keseriusan responden dalam pengisian kuisioner,

dengan harapan data yang didapatkan mempunyai tingkat keakuratan yang sangat

tinggi.

Page 29: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

26

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Tiap variabel yang terkait dengan penelitian ini dioperasionalisasi dengan

berbagai item pertanyaan yang terkait. Berikut adalah definisi operasional dan

pengukuran masing-masing variabel yang diamati.

Niat menabung ulang (resaving intention) didefinisikan sebagai

kecenderungan konsumen untuk bertindak terhadap suatu obyek (dalam hal ini

layanan jasa perbankan) yang secara umum diukur dengan niat untuk menabung

ulang. Niat menabung ulang yang tinggi dipengaruhi oleh kepuasan konsumen

dan kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap jasa yang ditawarkan oleh

sebuah bank (Zeithaml et.al., 1996; Bergeron, 2004; Karatepe et.al., 2005).

resaving intention dioperasionalisasi dengan menggunakan tujuh item

pengukuran, antara lain:

a. Saya berniat menabung lagi di Bank Mandiri.

b. Menabung ulang di Bank Mandiri merupakan ide yang baik.

c. Menabung ulang di Bank Mandiri merupakan hal yang bijaksana..

d. Niat saya tinggi untuk menabung lagi di Bank Mandiri.

e. Pada masa yang akan datang, saya akan menabung lagi di Bank

Mandiri.

f. Saya berencana akan menabung lagi di Bank Mandiri.

g. Kemungkinan besar, saya akan menabung lagi di Bank Mandiri.

Indikan-indikan tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala

likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

Page 30: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

27

Kualitas jasa (service quality) didefinisikan sebagai jarak antara

kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang diperoleh (Parasuraman

et.al., 1998). Penelitian terdahulu mengindikasi bahwa konsep pengukuran

kualitas jasa yang digunakan secara luas adalah konsep SERVQUAL yang

dikembangkan oleh Parasuraman et.al. pada tahun 1988 (Angur et.al., 1999).

SERVQUAL dibentuk oleh lima dimensi utama, yaitu : Assurance, Reliability,

Responsiveness, Emphaty, dan Tangibility (Parasuraman et.al., 1994).

Jaminan (assurance) didefinisikan sebagai pengetahuan, keramahan

karyawan, serta kemampuan melaksanakan tugas secara spontan yang dapat

menjamin kinerja yang baik, sehingga menimbulkan kepercayaan dan keyakinan

pelanggan (Parasuraman et.al., 1994). Assurance dioperasionalisasi dengan

menggunakan enam item pengukuran, antara lain:

a. Informasi produk yang diberikan oleh pihak Bank Mandiri terjamin

kebenarannya.

b. Bank Mandiri memberi jaminan untuk setiap transaksi yang

dilakukan nasabahnya.

c. Bank Mandiri menjamin keamanan bertransaksi di tiap kantor

cabangnya.

d. Bank Mandiri memberikan pelayanan yang baik kepada para

nasabahnya..

e. Bank Mandiri memberi jaminan keamanan untuk informasi yang

bersifat pribadi dan rahasia.

f. Bank Mandiri memberi jaminan keamanan tabungan

Page 31: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

28

Indikan-indikan tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala

likert (1 = sangat tidak baik sampai dengan 5 = sangat baik).

Kehandalan (reliability) merupakan suatu kemampuan untuk memberikan

jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan

harapan pelanggan yaitu ketepatan waktu dan pelayanan yang sama untuk semua

pelanggan tanpa ada kesalahan (Parasuraman et.al., 1994). Reliability

dioperasionalisasi dengan menggunakan enam item pengukuran, antara lain:

a. Bank Mandiri mampu melayani nasabah dengan baik.

b. Bank Mandiri mampu melayani setiap transaksi nasabah dengan

baik.

c. Bank Mandiri mampu memberi informasi yang dibutuhkan para

nasabahnya.

d. Bank Mandiri mampu menyediakan jasa perbankan yang

dibutuhkan para nasabahnya.

e. Bank Mandiri mampu memberikan penjelasan mengenai produk

jasa perbankan yang ada.

f. Bank Mandiri mampu melayani transaksi yang bersifat pribadi.

Indikan-indikan tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala

likert (1 = sangat tidak baik sampai dengan 5 = sangat baik).

Ketanggapan (responsiveness) merupakan suatu kebijakan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat kepada pelanggan

(Parasuraman et.al., 1994). Responsiveness dioperasionalisasi dengan

menggunakan enam item pengukuran, antara lain:

Page 32: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

29

a. Bank Mandiri merespon keluhan nasabah dengan baik.

b. Bank Mandiri merespon kesulitan nasabah dengan baik.

c. Bank Mandiri merespon kesalahan transaksi dengan baik.

d. Bank Mandiri memberikan informasi kepada nasabah secara

responsif.

e. Bank Mandiri bersedia membantu nasabah, saat terjadi kesulitan

dalam proses transaksi.

f. Bank Mandiri memberi tahu nasabah, saat terjadi kesalahan dalam

transaksi.

Indikan-indikan tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala

likert (1 = sangat tidak baik sampai dengan 5 = sangat baik).

Empati (emphaty) yaitu memberikan perhatian yang bersifat individual

atau pribadi kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan

pelanggan (Parasuraman et.al., 1994). Emphaty dioperasionalisasi dengan

menggunakan enam item pengukuran, antara lain:

a. Bank Mandiri bersedia membantu nasabah dalam melakukan

transaksi perbankan.

b. Bank Mandiri bersedia membantu nasabah untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.

c. Bank Mandiri bersedia membantu dalam mengatasi kesulitan

transaksi nasabah.

d. Bank Mandiri mau mengerti kesulitan nasabah dalam hal transaksi.

Page 33: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

30

e. Bank Mandiri bersungguh-sungguh dalam membantu kesulitan

nasabah.

f. Bank Mandiri bersedia meluangkan waktu untuk mengatasi

kesulitan nasabah.

Indikan-indikan tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala

likert (1 = sangat tidak baik sampai dengan 5 = sangat baik).

Keberwujudan (tangibility) yaitu penampilan dan kemampuan sarana dan

prasarana fisik yang dapat diandalkan, serta keadaan lingkungan sekitar sebagai

bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa (Parasuraman et.al.,

1994). Tangibility dioperasionalisasi dengan menggunakan delapan item

pengukuran, antara lain:

a. Sebagian besar bangunan kantor cabang Bank Mandiri memiliki

desain eksterior yang baik.

b. Sebagian besar bangunan kantor cabang Bank Mandiri memiliki

desain interior yang baik.

c. Sebagian besar bangunan kantor cabang Bank Mandiri memiliki

ruang tunggu yang nyaman.

d. Sebagian besar bangunan kantor cabang Bank Mandiri memiliki

area parkir yang aman.

e. Sebagian besar bangunan kantor cabang Bank Mandiri memiliki

area parkir yang luas.

f. Penampilan fisik para pegawai Bank Mandiri menarik.

Page 34: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

31

g. Bank Mandiri memiliki desain antrean yang menggunakan sistem

komputer.

h. Bank Mandiri memiliki ATM di berbagai tempat strategis.

Indikan-indikan tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala

likert (1 = sangat tidak baik sampai dengan 5 = sangat baik).

Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) didefinisi sebagai tingkat

perasaan pelanggan dalam membandingkan harapan dan kenyataan dalam

pembelian suatu produk jasa (Kottler, 1997). Customer satisfaction

dioperasionalisasi dengan menggunakan tujuh item pengukuran, antara lain:

a. Saya merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh

Bank Mandiri.

b. Saya merasa puas dengan pelayanan pegawai Bank Mandiri.

c. Saya merasa puas dengan kinerja Bank Mandiri.

d. Saya merasa puas dengan ATM yang dimiliki oleh Bank Mandiri.

e. Saya merasa puas dengan desain bangunan di sebagian besar

kantor cabang Bank Mandiri.

f. Saya merasa puas dengan keamanan bertransaksi di Bank Mandiri.

g. Saya merasa puas dengan area parkir Bank Mandiri.

Indikan-indikan tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala

likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

Kepercayaan pelanggan (customer trust) didefinisikan sebagai tingkat

keyakinan pelanggan terhadap kemampuan suatu produk jasa dalam memenuhi

Page 35: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

32

keinginannya (Bergeron, 2004). Customer trust dioperasionalisasi dengan

menggunakan tujuh item pengukuran, antara lain:

a. Saya percaya bahwa Bank Mandiri memberikan kualitas pelayanan

dengan baik.

b. Saya percaya bahwa pegawai Bank Mandiri memberikan

pelayanan dengan baik.

c. Saya percaya bahwa Bank Mandiri mempunyai kinerja yang baik.

d. Saya percaya bahwa ATM Bank Mandiri dapat melayani transaksi

penarikan tabungan nasabah.

e. Saya percaya bahwa sebagian besar bangunan kantor cabang Bank

Mandiri mempunyai desain yang baik.

f. Saya percaya pada keamanan bertransaksi di Bank Mandiri.

g. Saya percaya bahwa area parkir sebagian besar kantor cabang

Bank Mandiri aman dan nyaman.

Indikan-indikan tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala

likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

3.4 Pengujian Statistik

Pengujian statistik diawali dengan pengujian validitas dan reliabilitas

terhadap data yang diperoleh dari survei yang telah dilakukan. Tujuannya adalah

untuk memberikan jaminan bahwa data yang diperoleh telah memenuhi kriteria

untuk diuji dengan menggunakan berbagai jenis metode statistik metode yang ada.

Dengan demikian, hasil yang diperoleh dapat merespresentasikan fenomena yang

Page 36: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

33

diukur. Berikut ini adalah pemilihan metode statistik yang digunakan untuk

pengujian hipotesis.

a. Uji Validitas.

Pengujian ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Jogiyanto, 2004). Suatu instrumen dianggap memiliki validitas yang

tinggi apabila dapat memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan

tujuannya. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah

Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software

SPSS 11.5 for windows, dimana setiap item pertanyaan harus mempunyai

factor loading > 0,40. Hal tersebut dikarenakan model yang diuji

merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya yang telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk

model tersebut.

b. Uji Reliabilitas.

Pengujian ini merupakan pengujian statistik yang relevan untuk

mengukur kehandalan atau konsistensi internal dari sebuah instrumen

penelitian. Uji reliabilitas ini menggnakan software SPSS 11.5 for

windows. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah

Cronbach Alpha, dengan kriteria reliabel sebesar > 0,70. Tujuannya

adalah untuk memberikan jaminan bahwa data yang diperoleh telah

memenuhi kriteria untuk diuji dengan menggunakan berbagai jenis

metode statistik metode yang ada.

Page 37: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

34

3.5. Analisis Structural Equation Model (SEM).

Analisis Structural Equation Model bertujuan untuk mengestimasi

beberapa persamaan regresi terpisah, akan tetapi masing-masing memiliki

hubungan simultan atau bersamaan. Dalam analisis ini dimungkinkan

terdapat lebih dari satu variabel dependen, dan variabel ini dimungkinkan

menjadi variabel independen bagi variabel dependen lainnya.

Pada prinsipnya model struktural bertujuan untuk menguji

hubungan sebab akibat antar variabel, sehingga jika salah satu variabel

diubah akan terjadi perubahan pada variabel lain juga. Dalam studi ini,

data diolah dengan menggunakan software Analysis of Moment Stucture

atau AMOS versi 16.

Analisis Structural Equation Model memungkinkan perhitungan

estimasi seperangkat persamaan regresi yang simultan, berganda, dan

saling berhubungan. Karakteristik penggunaan model ini adalah sebagai

berikut: (1) untuk mengestimasi hubungan dependen ganda yang saling

berkaitan, (2) kemampuannya untuk memunculkan konsep yang tidak

teramati dalam hubungan serta dalam menentukan kesalahan pengukuran

dalam proses estimasi, dan (3) kemampuannya untuk mengakomodasi

seperangkat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen

serta mengungkap variabel laten. (Hair et.al., 1998).

Dalam studi ini, pendekatan yang digunakan untuk menguji model

struktural adalah Multigroup Structural Equation Model (MSEM).

Pendekatan ini digunakan untuk menguji model struktural pada kelompok

Page 38: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

35

yang berbeda secara simultan. Perbedaan yang terjadi antar kelompok

dapat dievaluasi berdasarkan goodnes-of -fit model yang disarankan pada

kriteria sebagai berikut :

a) Chi Square

Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan

menguji sebuah model yang sesuaidengan data. Data

pengujian dengan nilai X2 yang rendah dan menghasilkan

tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan

mengindikasikan tidak adanya perbedaan yang

signifikan antara matriks kovarians yang diestimasi. Chi square

sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil

maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya pengujian ini

perlu dilengkapi denga alat ujinya.

b) Goodness of Fit Index (GFI)

Indeks ini mencerminkan tingkat kesesuaian model

secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari

model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya.

Nilai yang mendekati 1 mengisyaratkan model yang diuji

memiliki kesesuaian yang baik.

c) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA adalah indeks yang digunaan untuk

mengukur fit model menggantikan chi square statistik

dalam jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA ≤ 0,08

Page 39: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

36

mengindikasi indeks yang baik untuk menerima kesesuaian

sebuah model.

d) Adjusted Goodnes of Fit Index (AGFI)

Indeks ini merupakan pengembangan dari GFI yang

telah disesuaikan dengan rasio dari degree of freedom

model yang diajukan dengan degree of freedom dari null

model (model konstruk tunggal dengan semua indikator

pengukuran konstruk). Nilai yang direkomendasikan

adalah AGFI ≥ 0,90. Semakin besar nilai AGFI, maka

semakin baik kesesuaian yang dimiliki model.

e) Trucker Lewis Index (TLI)

TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang

membandingkan model yang diuji dengan null model.

Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI

≥ 0,95. TLI merupakan indeks kesesuaian yang kurang

dipengaruhi oleh ukuran sample.

f) Normed Fit Index (NFI)

Indeks ini juga merupakan indeks kesesuaian

incremental. Nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90.

g) Comparative Fit Index (CFI)

CFI juga merupakan indeks kesesuaian incremental.

Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai dengan

1, dan nilai yang mendekati 1 mengindikasi model

Page 40: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

37

memiliki tingkat kesesuaian model yang baik. Indeks ini

sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif

tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang

dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai penerimaan yang

direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90.

h) Normed Chi Square (CMIN/DF)

CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai

chi square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini

merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang

mengukur hubungan goodnes of fit model dan jumlah-

jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai

tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk

menerima kesesuaian model adalah CMIN/DF < 2,0/3,0.

Tabel III.1 Indikator Goodnes-of-Fit Model

Kriteria Control of Value Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil Baik

X2 Significance Probability ≥ 0,05 Baik

GFI ≥ 0,90 Baik

RMSEA ≤ 0,80 Baik

AGFI ≥ 0,90 Baik

Page 41: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

38

TLI ≥ 0,95 Baik

CFI ≥ 0,90 Baik

CMIN/DF < 2,00 – 5,00 Baik

Sumber: Ferdinand (2002 : 61)

Page 42: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

39

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan

pembahasannya. Pertama, hasil analisis data dimulai dengan analisis statistik

deskriptif yang bertujuan untuk memahami profil responden dalam penelitian ini.

Selanjutnya dilakukan pengujian instrumen penelitian yang meliputi uji validitas

dan uji reliabilitas data, yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya serta mengukur

kehandalan atau konsistensi internal suatu instrumen penelitian. Hal tersebut

dilakukan untuk menjamin kebenaran dan kualitas data penelitian yang diperoleh.

Kemudian dilanjutkan dengan analisis kriteria goodness of fit model penelitian

beserta pembahasannya. Pembahasan mengenai hasil analisis hubungan antar

variabel amatan yang dihipotesiskan menjadi sub bab selanjutnya yang

mengungkap hasil utama dari penelitian ini. Yang terakhir dalam bab ini adalah

pembahasan mengenai analisis mediasi beserta pembahasannya.

Dengan demikian, penjelasan dalam bab ini difokuskan pada empat buah

sub bahasan, yaitu : pembahasan mengenai analisis statistik deskriptif,

pembahasan mengenai analisis instrumen penelitian, pembahasan mengenai

analisis kriteria goodness of fit model penelitian, pembahasan mengenai analisis

hipotesis, dan pembahasan mengenai analisis mediasi. Berikut ini adalah

penjelasan mengenai analisis statistik deskriptif.

Page 43: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

40

4.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik

responden yang berupa jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan

pendapatan per bulan (Lihat tabel IV.1.).

Tabel IV.1 mengungkap bahwa responden didominasi oleh pria. Hal itu

dapat dilihat dari nilai mean gender yaitu 1,494 yang lebih mendekati 1. Selain

itu dari segi usia didominasi oleh responden yang berusia diantara 25 hingga

26 tahun yang dapat dilihat dari nilai mean sebesar 25,43.

Dari sisi pendidikan formal, hasil statistik deskripstif menunjukkan bahwa

mayoritas responden berpendidikan Diploma hingga berpendidikan Sarjana.

Sedangkan hasil perhitungan mean mengindikasi bahwa rerata pendidikan

responden menunjukkan angka 3,605. Hal ini menjelaskan bahwa pendidikan

formal calon responden sebagaian besar adalah lulusan Diploma atau

diatasnya.

Tabel IV.1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Standard

Deviation

Ukuran

Jenis

Kelamin

180 1 2 1,494

0.501363752

1:Laki-laki

2:Perempuan

Usia 180 18 59 25,43 9.132195215 Dalam Tahun

Pendidikan

Terakhir

180 1 5 3.605

0.874832608 1:Tamat SD

2:Tamat SMP

Page 44: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

41

3:Tamat SMA

4:Diploma

5:Sarjana

Pekerjaan 180 1 6 3,433

1.849354409 1 :Tidak Bekerja

2 :Belum Bekerja

3 :Pegawai

4 :Wira usaha.

5 :TNI/Polri

6 :Lain-lain

Pendapatan

per Bulan

180 1 5 1,561

0.89169908 1:< Rp.1.000.000,-

2:Rp.1Jt - Rp.2.5Jt

3:Rp.2.5Jt - Rp.4Jt

4:Rp.4Jt - Rp.5.5Jt

5:Rp.5.500.000,- <

Sumber : Hasil olahan data, 2010

4.2. Pengujian Statistik

4.2.1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk menentukan sah atau valid tidaknya

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini akan digunakan uji

validitas dengan confirmatory factor analysis (CFA) menggunakan

software SPSS 11.5, di mana setiap item pertanyaan harus mempunyai

factor loading >0,40. Confirmatory Factor Analysis (CFA) harus dipenuhi,

Page 45: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

42

karena merupakan salah satu syarat untuk dapat menganalisis model

dengan Structural Equation Modelling (SEM). Teknik yang digunakan

adalah dengan melihat output dari rotated component matrix yang harus

terekstrak secara sempurna.

Tabel IV.2

Hasil Uji Validitas

Rotated Component Matrix

Component

1 2 3 4 5 6 7 8

ASS1 .461

ASS2 .614

ASS3 .662

ASS4 .717

ASS5 .542

ASS6 .551 .468

REL1 .546

REL2 .599

REL3 .556

REL4 .483

REL5 .480

REL6 .544

RES1 .680

RES2 .671

RES3 .701

RES4 .539

Page 46: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

43

RES5 .410

RES6 .554

EMP1 .722

EMP2 .691

EMP3 .492 .545

EMP4 .591

EMP5 .692

EMP6 .655

TANG1 .822

TANG2 .842

TANG3 .559

TANG4 .748

TANG5 .715

TANG6 .461

TANG7 .501 .403

TANG8 .413

C.SAT1 .400

C.SAT2

C.SAT3 .509

C.SAT4 .647

C.SAT5 .600

C.SAT6 .614

C.SAT7 .777

C.TRU1 .707

C.TRU2 .769

C.TRU3 .767

C.TRU4 .463 .494

Page 47: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

44

Sumber : hasil olahan data, 2010.

.

Tabel IV.2 menunjukkan hasil uji validitas dengan banyak item

pernyataan yang tidak valid. Selanjutnya dilakukan proses trial and error

dalam pereduksian sehingga dapat mereduksi item pertanyaan seminim

mungkin. Proses trial and error dilakukan dengan metode second order

analysis. Dasar dari penggunaan metode second order analysis ini adalah

untuk mempermudah pengujian, dan dengan asumsi bahwa mengamati

sedikit variabel yang diuji lebih mudah daripada mengamati banyak

variabel dengan item-itemnya secara bersamaan. Tabel IV.3 menunjukkan

C.TRU5 .465

C.TRU6 .437 .518

C.TRU7 .694

R.INT1 .695

R.INT2 .798

R.INT3 .779

R.INT4 .776

R.INT5 .823

R.INT6 .838

R.INT7 .827

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.

a Rotation converged in 9 iterations.

Page 48: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

45

tatanan item dari setiap variabel amatan dalam penelitian ini yang valid dan

telah terekstrak sempurna.

Tabel IV.3

Hasil Uji Validitas

Rotated Component Matrix

Component

1 2 3 4 5 6 7 8

ASS1 .613

ASS2 .759

ASS3 .714

ASS5 .675

ASS6 .664

REL1 .840

REL2 .608

REL6 .421

RES1 .809

RES2 .838

RES3 .573

RES4 .496

EMP1 .774

EMP2 .797

EMP3 .621

EMP4 .562

TANG3 .581

TANG4 .834

TANG5 .737

Page 49: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

46

Sumber : Hasil olahan data, 2010.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur kehandalan atau

konsistensi internal dari suatu instrumen penelitian. Untuk menguji

reliabilitas digunakan Cronbach Alpha yang dianalisis dengan

menggunakan SPSS for windows 11.5. Tingkat reliabilitas dibagi menjadi

tiga kriteria sebagai berikut : jika alpha atau r hitung (1) 0,8-1,0 =

TANG6 .549

C.SAT1 .609

C.SAT3 .745

C.SAT4 .662

C.SAT6 .656

C.TRU1 .776

C.TRU2 .813

C.TRU3 .788

R.INT1 .715

R.INT2 .796

R.INT3 .756

R.INT4 .809

R.INT5 .840

R.INT6 .859

R.INT7 .826

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.

a Rotation converged in 7 iterations.

Page 50: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

47

reliabillitas baik, (2) 0,6-0,799 = reliabilitas diterima, (3) Kurang dari 0,6

= reliabilitas kurang baik (Sekaran, 2006). Dengan demikian, prosedur

pengujian ini dapat memberikan jaminan bahwa datanya memenuhi kriteria

kelayakan untuk dianalisis dengan menggunakan metode-metode statistik

yang lain. Berikut adalah tabel yang menunjukkan output hasil pengukuran

reliabilitas dengan menggunakan alpha cronbach.

Tabel IV.4 menjelaskan bahwa nilai koefisien Cronbach’s Alpha

untuk variabel assurances, reliability, responsiveness, emphaty,

tangibility, customer satisfaction, customer trust, dan resaving intention

berturut-turut adalah sebesar 0,7877; 0,6848; 0,8156; 0,7613; 0,7435;

0,7423; 0,8112; dan 0,9251. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa

variabel assurances, reliability, emphaty, tangibility, dan customer

satisfaction memiliki nilai reliabilitas yang bisa diterima secara moderat.

Sedangkan variabel responsiveness, customer trust, dan resaving intention

mempunyai nilai Cronbach,s Alpha berturut-turut sebesar 0,8156; 0,8112;

dan 0,9251 yang merupakan indikasi reliabilitas yang baik. Hal ini juga

berarti bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai konsistensi internal

tinggi yang ditunjukkan dengan hasil uji reliabilitas yang memenuhi

kriteria reliabilitas yang diterima ( 0,16,0 -=a ).

Page 51: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

48

Tabel IV.4

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Alpha

Assurances 0,7877

Reliability 0,6848

Responsiveness 0,8156

Empaty 0,7613

Tangibility 0,7435

Customer Satisfacion 0,7423

Customer Trust 0,8112

Resaving Intention 0,9251

Sumber: Hasil olahan data, 2010.

Pada sub bahasan berikutnya dijelaskan analisis data penelitian

yang menggunakan metode analisis Structural Equation Model (SEM)

4.3. Analisis Structural Equation Model (SEM)

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode statistik Stuctural

Equation Model (SEM). Pada prinsipnya, model struktural bertujuan untuk

menguji hubungan sebab akibat dari hubungan variabel sehingga jika salah

satu variabel diubah, maka terjadi perubahan pada variabel yang lain. Selain

itu analisis Stuctural Equation Model bertujuan untuk mengestimasi beberapa

persamaan regresi terpisah akan tetapi masing masing mempunyai hubungan

Page 52: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

49

simultan atau bersaman (Ferdinand, 2002). Dalam analisis ini dimungkinkan

terdapat beberapa variabel dependen, dan variabel ini dimungkinkan menjadi

variabel independen bagi variabel dependen yang lainnya.

Dalam studi ini, data diolah dengan menggunakan sofware Analysis of

Moment Structure atau AMOS versi 16. Ada beberapa asumsi yang harus

dipenuhi sebelum melakukan pengujian dengan pendekatan Structural

Equation Model. Asumsi-asumsi SEM tersebut meliputi asumsi kecukupan

sampel, normalitas, dan outliers (Ferdinand, 2002).

Berikutnya dilakukan pembahasan mengenai asumsi-asumsi SEM.

4.3.1. Asumsi Kecukupan Sample

Jumlah responden dalam penelitian ini direncanakan sebanyak 200

responden. Dari seluruh kuesioner yang telah terisi, seluruhnya dapat

digunakan dalam penelitian ini. Jumlah sampel ini memenuhi prosedur

Maximum Likelihood Estimation yaitu penarikan sampel antara 100-200

sampel (Ghozali, 2008).

4.3.2. Normalitas

Asumsi selanjutnya yang dibahas dalam analisis multivariate adalah

normalitas. Normalitas merupakan bentuk distribusi data pada variabel

matriks tunggal yang menghasilkan distribusi normal (Hair et al., dalam

Ferdinand, 2002). Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui pola

distribusi data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal.

Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio (c.r) pada skewness

yaitu di bawah 2,58. Sedangkan normalitas multivariate dilihat pada

Page 53: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

50

assessment of normality baris bawah kanan yaitu nilai critical ratio (c.r)

kurtosis dibawah 7 (Ghozali dan Fuad, 2008).

Normalitas univariate dan multivariate terhadap data yang

digunakan dalam analisis ini diuji dengan menggunakan AMOS 16. Hasil

Uji asumsi normalitas dapat dilihat pada Tabel IV.5.

Tabel IV.5

Hasil Uji Normalitas

Assessment of normality (Group number 1)

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

r.int7 1.000 5.000 -.800 -4.384 1.389 3.804

r.int1 2.000 5.000 -.639 -3.501 .968 2.650

r.int2 2.000 5.000 -.216 -1.183 .019 .051

r.int3 2.000 5.000 -.109 -.596 -.138 -.378

r.int4 2.000 5.000 -.237 -1.300 -.308 -.842

r.int6 1.000 5.000 -.570 -3.120 .695 1.902

r.int5 2.000 5.000 -.272 -1.490 -.013 -.035

c.tru1 2.000 5.000 -.501 -2.745 2.507 6.865

c.tru2 2.000 5.000 -1.007 -5.514 4.057 11.109

c.tru3 2.000 5.000 -.736 -4.031 4.530 12.405

c.sat6 2.000 5.000 -.562 -3.076 .912 2.497

c.sat4 1.000 5.000 -.801 -4.386 .665 1.822

Page 54: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

51

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

c.sat3 2.000 5.000 -.828 -4.536 2.212 6.059

c.sat1 2.000 5.000 -.905 -4.959 3.152 8.633

tang3 2.000 5.000 -.580 -3.178 .166 .456

tang4 2.000 5.000 -.621 -3.401 .216 .591

tang5 2.000 5.000 -.186 -1.020 -.872 -2.387

tang6 1.000 5.000 -.514 -2.814 .515 1.409

emp1 3.000 5.000 .413 2.262 3.102 8.495

emp2 3.000 5.000 .121 .661 .406 1.111

emp3 3.000 5.000 -.010 -.052 .461 1.263

emp4 2.000 5.000 -.160 -.876 -.133 -.365

res1 2.000 5.000 -.307 -1.682 .190 .520

res2 2.000 5.000 -.416 -2.276 .314 .861

res3 2.000 5.000 -.197 -1.079 -.019 -.052

res4 3.000 5.000 -.171 -.937 .281 .771

rel1 2.000 5.000 -.387 -2.120 .609 1.669

rel2 2.000 5.000 -.204 -1.116 .342 .938

rel6 2.000 5.000 -.208 -1.142 -.053 -.146

ass1 2.000 5.000 -.369 -2.019 1.907 5.224

ass2 2.000 5.000 -.823 -4.510 1.813 4.965

ass3 2.000 5.000 -.504 -2.763 .705 1.932

ass5 2.000 5.000 -.373 -2.042 .486 1.332

Page 55: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

52

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

ass6 2.000 5.000 -.364 -1.996 .490 1.343

Multivariate 166.116 22.522

Sumber : Hasil olahan data, 2010

Tabel IV.5 menjelaskan bahwa secara univariate data dalam

penelitian ini termasuk non-normal yang ditunjukkan dengan terdapatnya

nilai skewness >2,58. Begitupun juga secara multivariate, data dalam

penelitian ini termasuk non-normal karena memilki c.r kurtosis diatas 7

yaitu sebesar 22,522.

Analisis terhadap data yang tidak normal dapat mengakibatkan

pembiasan intrepretasi karena nilai chi-square hasil analisis cenderung

meningkat sehingga nilai probability level akan mengecil. Namun

demikian, teknik Maximum Likelihood Estimates (MLE) yang digunakan

dalam penelitian ini tidak terlalu terpengaruh (robust) oleh penyimpangan

multivariate normality (Ghozali, 2005). Selain itu, data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data mentah dan merupakan data primer

berdasarkan jawaban responden yang sangat beragam, sehingga sulit untuk

memperoleh data yang mengikuti distribusi normal secara sempurna.

4.3.3. Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim

yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda dari observasi

lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal

Page 56: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

53

maupun variabel kombinasi (Hair et al., dalam Ferdinand, 2006).

Umumnya perlakuan terhadap outliers adalah dengan mengeluarkannya

dari data dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan berikutnya. Bila tidak

terdapat alasan khusus untuk mengeluarkan outliers, maka observasi dapat

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Dalam penelitian ini terdapat

alasan khusus untuk mengeluarkan nilai-nilai outliers. Alasan khusus

tersebut adalah untuk mendapatkan nilai Goodnes of Fit yang lebih baik

sebelum dilakukannya modifikasi model.

Outliers dapat dievaluasi dengan nilai mahalanobis distance dengan

nilai degree of freedom sejumlah variabel yang dipergunakan dalam

penelitian pada tingkat p < 0,001. Dalam hal ini variabel yang dimaksud

adalah jumlah item pengukuran pada model.

Dalam penelitian ini jumlah indikator variabel yang digunakan

sebanyak 34 indikator variabel. Dengan demikian, apabila terdapat nilai

mahalanobis distance yang lebih besar dari χ2(34. 0,001) = 65,27222 maka

nilai tersebut adalah outliers multivariate. Mahalanobis distance dapat

dilihat pada tabel IV.6.

Page 57: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

54

Tabel IV.6

Jarak Mahalanobis Data

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance)

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

126 101.641 .000 .000

158 90.188 .000 .000

16 85.624 .000 .000

167 82.220 .000 .000

150 81.545 .000 .000

108 71.145 .000 .000

139 70.966 .000 .000

115 70.741 .000 .000

132 70.250 .000 .000

75 69.835 .000 .000

39 67.818 .000 .000

143 67.177 .001 .000

86 65.560 .001 .000

154 64.888 .001 .000

90 64.234 .001 .000

77 63.275 .002 .000

11 63.111 .002 .000

Page 58: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

55

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

82 62.953 .002 .000

169 60.622 .003 .000

36 59.762 .004 .000

Sumber : Hasil olahan data, 2010.

Tabel IV.6 menunjukkan bahwa terdapat nilai yang dikategorikan

sebagai outliers karena nilai Mahalanobis Distance melebihi nilai χ2(34.

0,001) = 65,27222. Outliers dalam tabel IV.6 sebanyak 13 buah

kueisioner, yaitu kuesioner dengan nomor: 167; 158; 150; 143; 139; 132;

126; 115; 108; 86; 75; 39; dan 16.

Selanjutnya dilakukan analisis dengan mengeluarkan sebanyak 13

outliers tersebut. Setelah dilakukan analisis dengan software AMOS,

kemudian didapat hasil Mahalanobis Distance yang dapat dilihat pada

tabel IV.7.

Tabel IV.7

Jarak Mahalanobis Data

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis

distance)

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

143 74.435 .000 .014

79 73.971 .000 .000

86 70.662 .000 .000

Page 59: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

56

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

105 66.832 .001 .000

11 66.684 .001 .000

74 65.892 .001 .000

156 64.228 .001 .000

29 62.314 .002 .000

169 62.309 .002 .000

179 60.516 .003 .000

Sumber : Hasil olahan data, 2010.

Tabel IV.7 menyajikan bahwa masih terdapat nilai yang

dikategorikan sebagai outliers dengan nilai Mahalanobis Distance

melebihi nilai χ2(34. 0,001) = 65,27222. Outliers dalam tabel IV.7

sebanyak 6 buah kueisioner, yaitu kuesioner dengan nomor: 143; 105; 86;

79; 74; dan 11.

Selanjutnya dilakukan analisis dengan mengeluarkan sebanyak 6

outliers tersebut. Setelah dilakukan analisis dengan software AMOS,

kemudian didapat hasil Mahalanobis Distance yang dapat dilihat pada

tabel IV.8.

Page 60: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

57

Tabel IV.8

Jarak Mahalanobis Data

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis

distance)

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

150 66.985 .001 .107

163 64.965 .001 .017

28 63.158 .002 .004

173 62.117 .002 .001

40 61.309 .003 .000

Sumber : Hasil olahan data, 2010.

Tabel IV.8 mengungkap bahwa masih terdapat nilai yang

dikategorikan sebagai outliers dengan nilai Mahalanobis Distance

melebihi nilai χ2(34. 0,001) = 65,27222. Dalam pengujian dengan sampel

sebanyak 181 sampel ini, hanya terdapat satu buah outliers yaitu sampel

nomor 150. Setelah sampel nomor 150 tersebut dikeluarkan, dalam uji

SEM berikutnya sudah tidak terdapat ouliers yang muncul.

Dalam uji SEM selanjutnya hanya digunakan sebanyak 180 sampel

saja, karena outliers total sebanyak 20 sampel sudah tidak diikutsertakan

lagi dalam pengujian. Sampel sebanyak 180 buah masih memenuhi

prosedur Maximum Likelihood Estimation yaitu penarikan sampel antara

100-200 sampel (Ghozali, 2008).

Page 61: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

58

Selain itu, jumlah 180 kueisioner tersebut juga memenuhi jumlah

minimum sampel yang diukur dengan menggunakan perbandingan 5

observasi untuk setiap estimated parameter (Ferdinand, 2002). Penelitian

ini menggunakan 34 buah parameter yang jika dikalikan 5 akan

menghasilkan angka sebesar 170, atau masih lebih kecil daripada 180.

4.3.4. Kriteria Goodness of Fit

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, langkah pertama adalah

menilai kesesuaian goodness of fit. Hasil evaluasi nilai goodness of fit dari

model penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel IV.9 berikut ini:

Tabel IV.9

Hasil Pengujian Goodness-of-Fit Model

Kriteria Hasil

chi square 1011,113

significance probability 0,000

GFI 0,778**

RMSEA 0,069*

AGFI 0,745**

TLI 0,834**

Comparative Fit Index

(CFI)

0,847**

Page 62: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

59

Normed Chi Square

(CMIN/DF)

1,952*

Sumber : Hasil olahan data, 2010.

Keterangan: * Baik

** Moderat

Tabel IV.9 menunjukkan bahwa chi-square yang bernilai 1011,113

dengan degree of freedom 518 adalah signifikan secara statistik pada level

signifikansi 0,000. Probalitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, hal ini

merupakan indikasi yang buruk. Dengan demikian, terdapat perbedaan

antara matrik kovarian sampel dengan matrik kovarian populasi yang

diamati. Nilai GFI sebesar 0,778 merupakan indikasi yang moderat.

Sementara itu, nilai AGFI sebesar 0,745 merupakan indikasi yang moderat

pula. Nilai TLI sebesar 0,834 merupakan indikasi baik. Nilai CFI sebesar

0,847 merupakan indikasi baik. Nilai RMSEA sebesar 0,069 merupakan

indikasi yang baik. Sedangkan indeks parsimony fit measures didapat

nilai CMIN/DF sebesar 1,952 merupakan indikasi yang baik karena

mempunyai nilai yang kurang dari 2.

Dari keseluruhan pengukuran goodness of fit tersebut di atas

mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini belum

dapat diterima. Karena itu, maka peneliti mempertimbangkan untuk

melakukan modifikasi model untuk membentuk model alternatif yang

mempunyai goodness of fit yang lebih baik.

Page 63: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

60

4.3.5. Modifikasi Model

Salah satu tujuan modifikasi model adalah untuk mendapatkan

kriteria goodness of fit dari model yang dapat diterima. Melalui nilai

output modification indices dapat diketahui ada tidaknya kemungkinan

modifikasi terhadap model yang dapat diusulkan. Modification indices

dapat diketahui dari output Amos 16 yang menunjukkan hubungan-

hubungan yang perlu diestimasi yang sebelumnya tidak ada dalam model

supaya terjadi penurunan pada nilai chi-square untuk mendapatkan model

penelitian yang lebih baik.

Untuk mendapatkan kriteria model yang dapat diterima, peneliti

mengestimasi hubungan korelasi antar error term yang tidak memerlukan

justifikasi teoritis dan yang memiliki nilai modification indices lebih besar

atau sama dengan 4,0. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai

goodness of fit yang memenuhi syarat. Tabel IV.10 merupakan hasil

goodness of fit model yang telah dimodifikasi.

Page 64: HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN …/Pengaruh... · HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AULIYA

61

Tabel IV.10

Hasil Goodness-of-Fit Setelah Modifikasi Model

Kriteria Hasil

Sebelum Modifikasi

Hasil

Setelah Modifikasi

chi square 1011,113 599,857

significance probability 0,000 0,000

GFI 0,778** 0,850**

RMSEA 0,069* 0,036*

AGFI 0,745** 0,818**

TLI 0,834** 0,958*

Comparative Fit Index

(CFI)

0,847** 0,963*

Normed Chi Square

(CMIN/DF)

1,952* 1,227

Sumber : Hasil olahan data, 2010.

Keterangan: * Baik

** Moderat

Dalam pengujian Chi-Square, nilai x2 yang tinggi menunjukkan

korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata