Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    1/34

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.  Latar Belakang

    Teori demokrasi mengajarkan bahwa demokratisasi membutuhkan hadirnya

    masyarakat sipil yang terorganisir secara kuat, mandiri, semarak, pluralis, beradab,

    dan partisipatif. Partisipasi merupakan kata kunci utama dalam masyarakat sipil yang

    menghubungkan antara rakyat biasa (ardinary people) dengan pemerintah.

    Partisipasi bukan sekedar keterlibatan masyarakat dalam pemilihan kepala desa dan

    BPD, tetapi juga partisipasi dalam kehidupan sehari-hari yang berurusan dengan

     pembangunan dan pemerintah desa. Secara teoretis, partisipasi adalah keterlibatan

    secara terbuka ( Inclusion) dan keikutsertaan (involvement). Keduanya mengandung

    kesamaan tetapi berbeda titik tekannya.  Inclusion (termasuk) menyangkut siapa saja

    yang terlibat, sedangkan involvement   berbicara tentang bagaimana masyarakat

    terlibat. Keterlibatan berarti memberi ruang bagi siapa saja untuk terlibat dalam

     proses politik, terutama kelompok-kelompok masyarakat miskin, minoritas, rakyat

    kecil, perempuan, dan kelompok-kelompok marginal lainnya.

    Dalam konteks pembangunan dan pemerintahan desa, partisipasi masyarakat

    terbentang dari proses pembuatan keputusan sehingga evaluasi. Proses ini tidak

    semata didominasi oleh elite-elite desa (Pamong Desa, BPD, Pengurus RT maupun

    Pemuka Masyarakat), melainkan juga melibatkan unsur-unsur lain seperti

     perempuan, pemuda, kaum tani, buruh dan sebagainya. Dari sisi proses, keterlibatan

    masyarakat biasa bukan dalam konteks mendukung kebijakan desa atau sekedar

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    2/34

    menerima sosialisasi kebijakan desa, melainkan ikut menentukan kebijakan desa

    sejak awal.

    Partisipasi politik dalam pembangunan desa, misalnya, bisa dilihat dari

    keterlibatan masyarakat dalam merumuskan kebijakan pembangunan (rencana

    strategis desa, program pembangunan dan APBDES, dan lain-lain), antara lain

    melalui forum RT, Musbangdus, Musbangdes maupun Rembuk Desa. Forum-forum

    itu juga bisa digunakan bagi pemerintah desa untuk mengelola akuntabilitas dan

    transparansi, sementara bagi masyarakat bisa digunakan untuk voice, akses dan

    kontrol terhadap pemerintah desa.

    Secara substantif, partisipasi masyarakat mencakup tiga hal. Pertama, voice

    (suara): setiap warga mempunyai hak dan ruang untuk menyampaikan suaranya

    dalam proses pembangunan. Pemerintah, sebaliknya mengakomodasi setiap suara

    yang berkembang dalam masyarakat yang kemudian dijadikan sebagai basis

     perencanaan pembangunan. Kedua, akses, yakni setiap warga mempunyai

    kesempatan untuk mengakses atau mempengaruhi perencanaan pembangunan desa

    dan akses terhadap sumber daya lokal. Ketiga, kontrol, yakni setiap warga atau

    elemen-elemen masyarakat mempunyai kesempatan dan hak untuk melakukan

     pengawasan (kontrol) terhadap lingkungan kehidupan dan pelaksanaan

     pembangunan.

    Sejak diberlakukannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang

     pemerintah daerah, masyarakat menaruh harapan yang besar terhadap implementasi

    otonomi daerah. Tak terkecuali masyarakat ditingkat desa, memberikan dinamika

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    3/34

    dan suasana baru dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di desa. Sebab,

    masyarakat desa sangat sadar keberadaan institusi-institusi demokrasi desa selama ini

     berada dalam kondisi yang tidak kondusif dalam mendorong menegakkan demokrasi

     pada level akar rumput (masyarakat pedesaan).

    Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari keikutsertaan

    langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun yang sifatnya tidak

    langsung, seperti sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun pendapat dalam

     pembuatan kebijakan pemerintah. Namun demikian, ragam dan kadar partisipasi

    sering kali ditentukan secara masif yakni dari banyaknya individu yang dilibatkan.

    Padahal partisipasi masyarakat pada hakikatnya akan berkaitan dengan akses

    masyarakat untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini partisipasi masyarakat

    masih belum menjadi kegiatan tetap dan terlembaga khususnya dalam pembuatan

    keputusan. Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada keikutsertaan

    dalam pelaksanaan program-program atau kegiatan pemerintah, padahal partisipasi

    masyarakat tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan tetapi juga mulai tahap

     perencanaan pengambilan keputusan. (http//:www.jurnal kopertis.org)

    Pembangunan melalui partisipasi masyarakat merupakan salah satu upaya

    untuk memberdayakan potensi masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang

     berkaitan dengan potensi sumber daya lokal berdasarkan kajian musyawarah, yaitu

     peningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan nyata yang ada dalam

    masyarakat, peningkatan motivasi dan peran serta kelompok masyarakat dalam

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    4/34

     proses pembangunan, dan peningkatan rasa memiliki pada kelompok masyarakat

    terhadap program kegiatan yang telah disusun.

    Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat Community Devlopment

    sangat bergantung kepada peranan pemerintah dan masyarakatnya. Keduanya harus

    mampu menciptakan sinergi. Tanpa melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan

    dapat mencapai hasil pembangunan secara optimal. Pembangunan hanya akan

    melahirkan produk-produk baru yang kurang berarti bagi masyarakatnya, tidak

    sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Demikian pula sebaliknya, tanpa peran

    yang optimal dari pemerintah, pembangunan akan berjalan secara tidak teratur dan

    tidak terarah, yang akhirnya akan menimbulkan permasalahan baru. Selain

    memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunan juga membutuhkan strategi yang

    tepat agar dapat lebih efisien segi pembiayaan dan efektif dari segi hasil. Pemilihan

    strategi pembangunan ini penting karena akan menentukan di mana peran pemerintah

    dan di mana peran masyarakat, sehingga kedua pihak mampu berperan secara

    optimal dan sinergi. (http//www.eeqbal.blogspot.com) 

    Partisipasi masyarakat dalam otonomi desa berupa subtansi nyata dari

    kemampuan masyarakat setempat untuk mengakses potensi sumber daya yang ada di

    lingkungannya. Sehingga potensi sumber daya yang sangat melimpah ruah itu bisa

    dijadikan nilai tambahan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa-desa

     bersangkutan. Maka bantuan pemerintah daerah berupa  financial  (keuangan),

     program pembangunan, dan pelimpahan kewenangan merupakan syarat yang perlu

    http://www.eeqbal.blogspot.com/http://www.eeqbal.blogspot.com/

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    5/34

    dipenuhi. Meskipun hasil harus terbatas pada beberapa hal yang dianggap penting

     bagi percepatan pembangunan kemandirian desa.

    Kenyataan partisipasi masyarakat desa yang dianggap kunci keberhasilan

     pembangunan otonomi daerah justru hanya merupakan partisipasi manipulatif. 

    Artinya masyarakat desa tidak diberikan kesempatan yang cukup untuk melibatkan

    diri dalam pembangunan di desanya. Bahkan banyak objek pembangunan pedesaan

    yang masih dilakukan secara sepihak dari atas (Top-Down). Sehingga sasaran

     pembangunan tidak sesuai dengan aspirasi dan harapan masyarakat setempat.

    Partisipasi politik masyarakat dalam rencana pembangunan desa harus sudah

    dimulai sejak saat perencanaan kemudian pelaksanaan dan seterusnya pemeliharaan.

    Kegiatan masyarakat yang disebut partisipasi politik adalah perilaku politik lembaga

    dan para pejabat pemerintah yang bertanggung jawab membuat, melaksanakan dan

    menegakkan keputusan politik, perilaku politik masyarakat (individu/kelompok)

    yang berhak mempengaruhi lembaga dan pejabat pemerintah dalam pengambilan

    keputusan politik, karena menyangkut kehidupan masyarakat.

    Dalam perspektif politik, Huntington (1993:270), partisipasi politik

    masyarakat merupakan ciri khas modernisasi politik dalam pembangunan desa,

    kemajuan demokrasi dapat dilihat dari seberapa besar partisipasi politik masyarakat.

    (Tjokroamidjojo, 1991:113),  pertama, partisipasi politik aktif masyarakat berarti

    keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijakan; kedua, keterlibatan

    dalam memikul hasil dan manfaat pembangunan secara berkeadilan. Alexander Abe

    (2001:110), Partisipasi politik masyarakat merupakan hal terpenting dalam

     pembangunan desa, yaitu akan menjadi wahana political education yang sangat baik.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    6/34

    Sedangkan menurut Conyers “Pertama, partisipasi politik masyarakat sebagai alat

    guna memperoleh suatu informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap

    masyarakat yang tanpa kehadirannya program pembangunan desa serta proyek akan

    gagal; kedua, masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan didesa,

     jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya dan pengambilan

    keputusan terhadap priritas pembangunan yang sesuai kebutuhan masyarakat, karena

    akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek dan akan mempunyai rasa memiliki

    terhadap proyek; dan ketiga, yang mendorong partisipasi umum dibanyak negara

    karena timbul anggapan bahwa hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

     pembangunan masyarakat.” Katz ” partisipasi politik masyarakat diwujudkan melalui

     partisipasi politik dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan

    hasil dan evaluasi.

    (http://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20polit

    ik  20dalam%20pembangunan%20desa.pdf ,  13 Desember 2008).

    Partisipasi politik dapat dianggap sebagai tolak ukur dalam menilai apakah

     proyek yang bersangkutan merupakan proyek pembangunan desa. Jika masyarakat

    desa, tidak berkesempatan untuk berpartisipasi politik dalam pembangunan suatu

     proyek didesanya. Proyek tersebut pada hakekatnya bukanlah proyek pembangunan

    desa (Ndraha, 1990:103).

    Partisipasi politik masyarakat dalam pembangunan desa bertujuan untuk

    menjamin agar pemerintah selalu tanggap terhadap masyarakat atau perilaku

    demokratisnya. Dan itu juga berarti bahwa metode yang digunakan dalam

     pembangunan desa harus sesuai dengan kondisi fisiologis sosial dan ekonomi serta

    http://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politik

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    7/34

    lingkungan kebudayaan didesa. ( Bharracharyya,J, 1972:20)  Dusseldorp (1994:10),

    salah satu cara untuk mengetahui kualitas partisipasi politik masyarakat dapat dilihat

    dari bentuk-bentuk keterlibatan seseorang dalam berbagai tahap proses pembangunan

    yang terencana mulai dari perumusan tujuan sampai dengan penilaian.

    (http://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20polit

    ik  20dalam%20pembangunan%20desa.pdf ,  13 Desember 2008).

    Desa Kelanga sebagai salah satu desa di daerah Kabupaten Natuna, dalam

     pembangunannya, salah satunya pembangunan desa telah berupaya menempatkan

     partisipasi politik masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan

    terhadap pembangunan desa dengan melibatkan masyarakat dalam proses

     penyusunan program, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi pembangunan

    desa sesuai dengan substansi yang terkandung dalam Undang-Undang No 32 Tahun

    2004. Namun karena pelaksanaan pembangunan desa yang melibatkan peran aktif

    dari masyarakat merupakan fenomena baru bagi masyarakat, dimana selama ini

     pelaksanaan pembangunannya jarang sekali melibatkan partisipasi masyarakatnya.

    Walaupun ada, partisipasi masyarakat hanya bersifat manipulatif  belaka. Pada Desa

    Kelanga, partisipasi politik masyarakat dalam pembangunan desa belum diimbangi

    dengan adanya proses pemilihan yang memadai, melainkan hanya sekedar bentuk

     baru dari tanggapan masyarakat terhadap manipulasi para elite atas kehidupan politik

    nasional mereka. Padahal proses partisipasi politik masyarakat merupakan bagian

     penting dari pembangunan desa di mana ia selalu berhadapan dengan berbagai

    rintangan dan halangan terhadap tindakan yang kaku ataupun penghasut-penghasut

    yang membahayakan. Partisipasi politik masyarakat nampaknya terbentur dengan

    http://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politikhttp://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/Annisa%20partisipasi%20politik

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    8/34

    minimnya pertemuan untuk memusyawarahkan tentang program pembangunan desa

    yang akan dijalankan, hal ini terlihat dengan beberapa orang tertentu saja yang

    terlibat dalam pertemuan musyawarah desa. ( Hasil Wawancara Via Telepon dengan

     Bapak Saleh Tokoh Masyarakat Desa Kelanga Tanggal 27 Maret 2008 )

    Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa tertarik terhadap

     permasalahan di atas dengan mencoba mengadakan penelitian dengan judul

    “Hubungan Partisipasi Politik Masyarakat terhadap Pembangunan Desa di Desa

     Kelanga Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna-Propinsi

     Kepulauan Riau”. 

    2. Perumusan Masalah

    Untuk memudahkan peneliti nantinya, dan agar peneliti memiliki arah yang

     jelas dalam menginterprestasikan hasil penelitian dari skripsi, maka terlebih dahulu

    dirumuskan masalahnya.

    Berdasarkan dari hal di atas, serta berpedoman pada perumusan latar

     belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam

     penelitian sebagai berikut:

    “Adakah Hubungan yang Positif dan Signifikan antara Partisipasi Politik

     Masyarakat terhadap Pembangunan Desa di Desa Kelanga Kecamatan Bunguran

    Timur Laut Kabupaten Natuna-Propinsi Kepulauan Riau.”

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    9/34

    3. Tujuan Penelitian

    Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

    dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya.

    Menurut Arikunto (1997:51), tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang

    menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian. Adapun yang

    menjadi tujuan penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara Partisipasi

    Politik Masyarakat terhadap Pembangunan Desa di Desa Kelanga Kecamatan

    Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna-Propinsi Kepulauan Riau.

    4. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:

    1. 

    Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

    ilmu pengetahuan dan karya ilmiah di bidang administrasi, khususnya

    administrasi Negara (publik).

    2.  Secara praktis:

    a.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi

     pemanfaatan partisipasi politik masyarakat dalam pembangunan Desa

    di Desa Kelanga Kecamatan Timur Laut Kabupaten Natuna-Propinsi

    Kepulauan Riau.

     b.  Bahan masukan bagi evaluasi pelaksanaan pembangunan Desa di

    Desa Kelanga Kecamatan Timur Laut Kabupaten Natuna-Propinsi

    Kepulauan Riau.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    10/34

    c.  Dapat dijadikan dasar penelitian yang lebih mendalam terhadap

     partisipasi politik masyarakat bagi pembangunan Desa di Desa

    Kelanga Kecamatan Timur Laut Kabupaten Natuna-Propinsi

    Kepulauan Riau.

    5. Kerangka Teori

    5.1. Desa

    Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004, desa adalah kesatuan

    masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk

    mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan

    adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara

    Republik Indonesia.

    Pengertian desa dari sudut pandang sosial budaya dapat diartikan sebagai

    komunitas dalam kesatuan geografis tertentu agar mereka saling mengenal dengan

     baik dengan corak kehidupan yang relatif homogen dan banyak bergantung secara

    langsung kepada alam. Oleh karena itu, desa diasosiakan sebagai masyarakat yang

    hidup secara sederhana pada sektor agraris, mempunyai ikatan sosial, adat dan tradisi

    yang kuat, bersahaja, serta tingkat pendidikan yang dikatakan rendah. Sedangkan

    dari sudut pandang politik dan hukum, desa sering diidentikkan sebagai organisasi

    kekuasaan. Melalui kaca mata ini, desa dipahami sebagai organisasi pemerintahan

    atau organisasi kekuasaan yang secara politis mempunyai wewenang tertentu dalam

    struktur pemerintah negara. (Juliantara, 2000:18)

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    11/34

      Desa berdasarkan Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005 selanjutnya

    disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum memiliki batas-batas wilayah

    yurisdiksi, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

    setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dibentuk

    dalam sistem pemerintah nasional dan berada di kabupaten atau kota, sebagaimana

    dimaksud dalam UU 1945. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa

    adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan

    masyarakat.

    Sebagai wujud demokrasi, dalam penyelenggaraan pemerintah desa dibentuk

    Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lain sesuai dengan budaya yang

     berkembang di desa yang bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga pengaturan

    dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, seperti dalam pembuatan dan

     pelaksanaan peraturan desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan keputusan

    Kepala Desa. Di desa di bentuk lembaga kemasyarakatan yang berkedudukan

    sebagai mitra kerja pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa.

    Kepala Desa pada dasarnya bertanggungjawab pada rakyat desa yang dalam

    tata cara dan prosedur pertanggungjawaban disampaikan kepada Bupati atau

    Walikota melalui Camat. Kepada Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Desa wajib

    memberi keterangan laporan pertanggungjawabannya dan kepada rakyat

    menyampaikan informasi pokok-pokok pertanggungjawaban namun tetap

    memberikan peluang kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan atau

    meminta keterangan lebih lanjut terhadap hal-hal yang bertalian dengan pertanggung

     jawaban yang dimakasud.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    12/34

      Pengaturan lebih lanjut mengenai desa seperti pembentukan, penghapusan,

     penggabungan, perangkat pemerintah desa, keuangan desa, pembangunan desa, dan

    lain sebagainya dilakukan oleh kabupaten dan kota yang ditetapkan dalam peraturan

    daerah mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

    5.2. Pemerintahan Desa

    Dalam pemerintah daerah Kabupaten/kota dibentuk pemerintahan desa yang

    terdiri dari pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa, pembentukan,

     penghapusan, dan penggabungan desa dengan memperhatikan asal usul dan prakarsa

    masyarakat. Desa di kabupaten secara bertahap dapat diubah atau disesuaikan

    statusnya menjadi kelurahan sesuai usul dan prakarsa pemeritah desa bersama BPD

    yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

    Pemeritah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Perangkat desa

    terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris desa diisi dari

     pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.

    Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:

    a.  Urusan pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.

     b. 

    Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan kabupaten yang diserahkan

     pengaturannya kepada desa.

    c.  Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemeritah

    kebupaten.

    d.  Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan

    diserahkan kepada desa.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    13/34

    Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah

    kabupaten kepada desa disertai dengan pembiayaan, sarana, dan prasarana, serta

    sumber daya manusia.

    Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan dengan

     peraturan desa dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Lembaga

    kemasyarakatan bertugas membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam

     pemberdayaan masyarakat desa.

    Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai

    dengan uang, serta segala sesuatu berupa uang maupun berupa barang yang dapat

    dijadikan milik desa berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak dan

    kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, dan pengolahan keuangan

    desa. Sumber pendapatan desa adalah :

    a. 

    Pendapat asli desa.

     b.  Bagi hasil pajak daerah dan distribusi kabupaten.

    c.  Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

    kabupaten.

    d.  Bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintahan kebupaten

    atau kota.

    e.  Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    14/34

    Pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan oleh kabupaten atau pihak

    ketiga mengikutsertakan pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa.

    Pelaksanaan pembangunan kawasan pedesaan diatur dengan perda, dengan

    memperhatikan:

    a.  Kepentingan masyarakat desa;

     b.  Kewenangan desa;

    c.  Kelancaran pelaksanaan investasi;

    d.  Kelestarian lingkungan hidup;

    e.  Keserasian kepentingan antar kawasan dan kepentingan umum.

    Pengaturan lebih lanjut mengenai desa ditetapkan dalam Perda dengan

     berpedoman pada peraturan pemerintah. Perda sebagaimana dimaksud wajib

    mengakui dan menghormati hak, asal usul, dan adat istiadat desa.

    5.3. Partisipasi Masyarakat

    Partisipasi masyarakat telah sekian lama diperbincangkan dan didengungkan

    dalam berbagai forum dan kesempatan. Intinya adalah agar masyarakat ikut serta

    dengan pemerintah memberi bantuan guna meningkatkan, memperlancar,

    mempercepat, dan menjamin berhasilnya usaha pembangunan. Maka secara umum

     partisipasi dapat diartikan sebagian “pengikutsertaan” atau pengambil bagian dalam

    kegiatan bersama.

    Secara umum ada 2 (dua) jenis definisi partisipasi yang beredar di

    masyarakat, menurut Soetrisno (1995:221), yaitu:

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    15/34

    1.  Partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan masyarakat

    terhadap rencana/proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuan

    oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam

    defenisi ini pun diukur dengan kemauan masyarakat ikut menanggung biaya

     pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan

     pembangunan.

    2.  Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kerja sama erat antara

     perencana dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan

    dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi

    dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak hanya

    diukur dengan kemauan masyarakat untuk menanggung biaya pembangunan,

    tetapi juga dengan ada tidaknya hak masyarakat untuk ikut menentukan arah

    dan tujuan proyek yang akan dibangun di wilayah mereka. Ukuran lain yang

    dapat digunakan adalah ada tidaknya kemauan masyarakat untuk secara

    mandiri melestarikan dan mengembangkan hasil proyek itu.

    Dikaitkan dengan pelaksanaan pembangunan, maka pengertian partisipasi

    setidak-tidaknya mengandung tiga pokok pikiran,yaitu:

    1. 

    Titik berat partisipasi adalah keterlibatan dari mental dan emosional,

    kehadiran secara fisik semata-mata dalam suatu kelompok. Tampa

    keterlibatan tersebut bukanlah merupakan partisipasi.

    2.  Kesediaan memberikan kontribusi. Wujud kontribusi dalam pembangunan

    dapat bermacam-macam, misalnya: barang, uang, jasa, bahan-bahan, sebuah

     pikiran, ketrampilan dan sebagainya.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    16/34

    3.  Kebersediaan untuk bertanggung jawab sepenuh hati.

    Suksesnya partisipasi langsung berhubungan dengan syarat-syarat tertentu.

    Kondisi seperti itu terjadi pada partisipasi yang ada dalam lingkungannya. Perkerjaan

     partisipasi lebih baik situasinya dari pada lainnya. Syarat-syarat tersebut yaitu:

    1.  Diperlukan banyak waktu untuk berpartisipasi sebelum bertindak. Partisipasi

    tidak akan terjadi dalam keadaan mendadak.

    2.  Biaya partisipasi tidak boleh melebihi nilai-nilai ekonomi dan sebagainya.

    3.  Subjek partisipasi harus relevan dengan organisasi, partisipasi sesuatu yang

    akan menarik perhatian partisipasi atau akan dianggapnya sebagai perkerjaan

    yang sibuk.

    4. 

    Partisipasi harus mempunyai kemampuan, kecerdasan dan pengetahuan untuk

     berpartisipasi secara efektif.

    5. 

    Partisipasi harus mampu berkomunikasi untuk saling bertukar gagasan.

    6.  Tidak seorangpun akan merasakan bahwa posisinya diancam dengan

     partisipasi; partisipasi untuk memutuskan arah tindakan pada seluruh

    organisasi hanya dapat menempati lingkungan kebebasan kerja kelompok.

    Dengan demikian konsepsi partisipasi dalam pembangunan memiliki

     perspektif yang sangat luas. Seorang dikatakan telah berpartisipasi apabila ia telah

    terlibat secara utuh dalam proses pelaksanaan pembangunan baik secara pisik

    maupun mental. Keterlibatan individu dapat dimanifiestasikan dalam berbagai

     bentuk kontribusi.

    Tingkat partisipasi yang tinggi akan memunculkan kemandirian masyarakat

     baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, yang secara betahap akan

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    17/34

    menimbulkan jati diri, harkat dan martabat masyarakat secara maksimal. Partisipasi

    sendiri diterapkan dalam tiga sektor:

    1.  Sektor ekonomi fokusnya adalah mekanisme pasar

    2.  Sektor politik fokusnya adalah pengembangan demokrasi

    3.  Sektor sosial dan budaya fokusnya adalah partisipasi sosial.

    Menurut Arnstein (dalam Yusran, 2006:11), ada delapan tangga partisipasi

    masyarakat yaitu sebagai berikut:

    Gambar 1. Delapan Tangga Partisipasi Masyarakat

    Penjelasan tingkat di atas adalah sebagai berikut: Manipulation bisa diartikan

    tidak ada komunikasi apalagi dialog, Therapy  berarti telah ada komunikasi namun

    masih bersifat terbatas inisiatif datang dari atas dan bersifat searah,  Information 

    menyiratkan bahwa komunikasi sudah mulai banyak terjadi namun masih bersifat

    dua arah,  placation  berarti komunikasi sudah berjalan dengan baik dan sudah ada

    negoisasi antara masyarakat dengan pemerintah. Partnership adalah kondisi di mana

     pemerintah dan masyarakat adalah mitra sejajar, delegated power   berarti bahwa

    1 Citizen Control

    2 Delegated Power

    3 Partnership

    4 Placation

    5 Consultation

    6 Information

    7 Teraphy

    8 Manifulation

    Degree Of Citizen

    Power Degree of Tokenism

    Non Participation

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    18/34

     pemerintah memberikan kewenangan kepada masyarakat untuk mengurus diri sendiri

    untuk beberapa keperluannya dan citizen kontrol  bermakna bahwa masyarakat

    menguasai kebijakan publik, mulai dari perumusan, implementasi hingga evaluasi

    dan kontrol.

    5.4. Pembangunan Politik Desa

    Pembangunan adalah perubahan yang dilakukan secara terencana dan

    menyeluruh yang dilakukan oleh negara-bangsa dalam rangka memperoleh kemajuan

    untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.

    Menurut Kuncoro (2004:3), pembangunan adalah suatu proses yang

    kompleks dan penuh ketidakpastian yang tidak dapat dengan mudah dikendalikan

    dan direncanakan dari pusat. Karena itu dengan penuh keyakinan para pelopor

    desentralisasi mengajukan sederet panjang alasan dan argumen tentang pentingnya

    desentralisasi dalam pembangunan.

    Menurut Siagian (2003:4), pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian

    usaha pertumbuhan dan perubahan secara berencana yang dilakukan secara sadar

    oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju moderenitas dalam rangka

     pembinaan bangsa. Lebih jauh lagi dia menyatakan bahwa pembangunan

    mengandung aspek yang sangat luas salah satunya mencakup pembangunan di

     bidang politik.

     Ndraha (2000:15) mengartikan pembangunan sebagai upaya untuk

    meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya.

    Sebaliknya dia mengatakan implikasi dari defenisi tersebut yaitu:

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    19/34

    1. Pembangunan berarti membangkitkan kemauan optimal manusia baik dan

    kesejahteraan ( Equity)

    3. Menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendirisesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kepercayaan ini

    dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan memilih dan

    kekuasaan untuk memutuskan ( Empowermwnt  )

    4. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara

    mandiri (Sustainability)

    5. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu dengan

    yang lainnya dan menciptakan hubungan yang saling menggantungkan dan

    saling menghormati ( Interdependece)

    Ada beberapa ide pokok yang sangat penting diperhatikan tentang

     pembangunan yaitu sebagai berikut:

    Pertama, bahwa pembangunan merupakan suatu proses berarti suatu kegiatan

    yang terus-menerus dilaksanakan meskipun sudah barang tentu bahwa proses itu

    dapat dibagi dan biasanya memang dibagi menjadi tahap-tahap tertentu yang berdiri

    sendiri. Pentahapan itu dapat dibuat berdasarkan jangka waktu, biaya, atau hasil

    tertentu yang diharapkan akan diperoleh.

    Kedua, bahwa pembangunan merupakan usaha yang secara sadar

    dilaksanakan. Jika ada kegiatan yang kelihatannya nampak seperti pembangunan,

    akan tetapi sebenarnya tidak dilaksanakan secara sadar dan timbul hanya secara

    insedental di masyarakat tidaklah dapat digolongkan kepada kategori pembangunan.

    Ketiga, bahwa pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaan itu

     berorientasi kepada pertumbuhan dan perubahan.

    Keempat, bahwa pembangunan mengarah kepada modernitas. Modernitas

    disini diartikan sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik dari pada sebelumnya

    serta kemampuan untuk lebih menguasai alam lingkungan dalam rangka peningkatan

    kemampuan swasembada dan mengurangi ketergantungan pada pihak lain.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    20/34

      Kelima, bahwa modernitas yang dicapai melalui pembangunan itu bersifat

    multi dimensional. Artinya bahwa modernitas itu mencakup seluruh aspek kehidupan

     bangsa dan negara, terutama aspek politik, ekonomi, sosial budaya.

    Keenam, bahwa semua hal yang telah disebutkan dimuka ditujukan kepada

    usaha membina bangsa yang terus menerus dilaksanakan dalam rangka pencapaian

    tujuan bangsa dan negara yang telah ditentukan sebelumnya.

    Sedangkan menurut Nugroho (2003:24) inti dari pembangunan pada dasarnya

    adalah pergerakan ekonomi rakyat. Ada pepatah mengatakan bahwa negara dalam

    kondisi paling berbahaya jika rakyatnya miskin. Kemiskinan mempunyai pengaruh

     paling buruk kepada setiap sisi kehidupan manusia. Oleh karena itu, tugas

     pembangunan adalah menanggunglangi kemiskinan. Dengan pemahaman ini dapat

    dikatakan bahwa inti pembangunan adalah menggerakan ekonomi agar rakyat

    mempunyai kemampuan untuk tidak berada dalam kemiskinan. Dalam bahasa politis

    disebut sebagai ” menggerakan ekonomi rakyat”.

    Pembangunan yang mencapai hasil dapat secara efektif dicapai dengan

    melihat kekuatan pokok yang harus dibangun dan mengidentifikasikan tugas pokok

    dan fungsi dari lembaga-lembaga strategis pembangunan. Kekuatan pokok yang

    dibangun oleh indonesia adalah keunggulan bersaing. Hanya bangsa yang memiliki

    keunggulan bersaing yang pokok adalah keunggulan ekonomi. Dengan demikian,

    setiap bidang harus mendukung kearah terbentuknya daya saing ekonomi. Secara

    khusus prioritas bagi sektor ekonomi adalah membangun daya saing pelaku ekonomi

     baik secara sektoral maupun secara regional. Daya dukung ideologi, politik dan

    hukum adalah implementasi kebijakan otonomi daerah yang taat asas dan

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    21/34

     penegakkan hukum yang konsisten. Daya dukung di bidang sosial budaya adalah

    membangun paradigma pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentu

    saja kesemuanya tidak akan terjadi jika tidak didukung keamanan dan ketertiban

    yang mantap. Dengan melihat kondisi tersebut, maka strategi untuk pelaku ekonomi/

    usaha adalah mewajibkan implementasi good cooperate governance, dan untuk

    sektor bukan ekonomi bisnis dengan mewajibkan implementasi good governance.

    Visi dari pembangunan adalah terwujudnya masyarakat yang maju, mandiri,

    sejatera, adil, dan setia kepada pancasila dan UU 45. Visi ini mempunyai jangka

    waktu tak terbatas, karena sifat dari ” kemajuan” bersifat tergantung dengan waktu.

    Oleh karena itu, dapat pula disusun visi lima tahunan, dan disesuaikan dengan

    tantangan dan kebutuhan yang harus dijangkau dalam lima tahun kedepan.

    Misi pembangunan tidak berbeda dengan misi dari Negara Indonesia, seperti

    yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa

    indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

    umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

    yang berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

    Dikaitkan dengan konteks kekinian, maka misi pembangunan disempurnakan lagi

    dengan mencermati kondisi objektif dalam masyarakat yaitu adanya kesenjangan

    sebagai tantangan pembangunan. Oleh karenanya, secara lebih fokus, maka misi dari

     pembangunan adalah menanggulangi kesenjangan, mempersiapkan kompetisi global,

    dan menjaga kesinambungan hidup bangsa dengan pola pembangunan untuk rakyat,

    dilaksanakan oleh rakyat sesuai aspirasi yang tumbuh dari rakyat.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    22/34

    Manajemen strategi pembangunan yang diturunkan dari misi diatas adalah ”

    Strategi Pembangunan Partisipatif”, atau dapat juga disebut sebagai ”Strategi

    Pembangunan Pemberdayaan  ”. Pembangunan yang partisipatif sendiri diterapkan

    dalam lima sektor:

    1. Sektor Ekonomi fokusnya adalah mekanisme pasar

    2. Sektor Politik fokusnya adalah pengembangan demokrasi

    3. Sektor Sosial fokusnya adalah partisipasi sosial

    4. Sektor Hukum fokusnya adalah membangun tertib hukum

    5. Sektor Administrasi fokusnya adalah membangun good govertnance

    Pembangunan nasional indonesia mengambil konsep dasar pembangunan

    sesuai dengan kondisi terkini dari negara indonesia, yaitu adanya keragaman potensi,

    kecakapan, keinginan dari setiap daerah di indonesia, dan telah disepakatinya

    desentralisasi sebagai pola penyelenggaraan pembangunan, dimana otonomi daerah

    diletakkan pada tingkat kabupaten dan kota. Dengan demikian konsep dasar

     pembangunannya adalah bahwa tugas dari pemerintah nasional adalah menyusun

    visi, misi, dan strategi pembangunan nasional. Pemerintah Kabupaten dan kota

    melaksanakan sesuai dengan potensi, kecakapan, dan aspirasi. Pemerintah Provinsi

     bertugas untuk menjadi pendamping dan penyelaraskan pembangunan natar daerah

    otonom tersebut.

    Mengingat konsep dasar pembangunan tersebut, maka startegi pembangunan

    nasional yang disusun oleh Pemerintah Provinsi adalah menyusun secara rinci secara

    sektoral strategi-strategi pembangunan dimana setiap daerah dapat memilih sektor

    dan strateginya sesuai dengan potensi, kecakapan, dan aspirasi lokal. Jadi, ibaratnya,

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    23/34

    strategi pembangunan nasional adalah menu yang lengkap untuk diberikan kepada

    masyarakat membangun di daerahnya untuk dapat memilih sesuai dengan prioritas

     pembangunan di daerahnya masing-masing.

    Konsep pembangunan desa menjelaskan : pembangunan masyarakat adalah

    suatu gerakan untuk memajukan suatu kehiduapan yang lebih baik bagi seluruh

    masyarakat, dengan partisipasi aktif, bahkan jika mungkin dengan swakarsa

    (inisiatif) masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu bagaimana menggugah dan

    menumbuhkembangkan partisipasi sangatlah diperlukan untuk proses pembangunan

    masyarakat itu sendiri ( DEPDAGRI).

    Menurut Islamy (2004) partisipasi masyarakat berarti : (1). memberilkan

    kesempatan yang nyata kepada mereka untuk mempengaruhi pembuatan keputusan

    tentang masalah kehidupan ya ng mereka hadapi sehari-hari dan memperkecil jurang

     pemisah antara pemerintah dan rakyat (2). Memperluas pendidikan politik sebagai

    landasan bagi demokrasi, dengan demikian mereka akan terlatih dalam menyusun

     prioritas-prioritas kebutuhan melalui suatu pola kompromi yang sehat (3). Akan

    memperkuat solidaritas komunitas masyarakat lokal.

    Masalah-masalah pembangunan merupakan suatu akibat dari modernisasi

     politik, pembangunan politik sering dilihat sebagai kapasitas sistem politik untuk

    menyelesaikan masalah ini. Pembangunan politik didefinisikan secara sempit sebagai

    meningkatnya diferensiasi dan spesialisasi struktur politik dan meningkatnya

    sekularisasi budaya politik. Pembangunan politik terjadi jika sistem politik berhasil

    mengatasai tantangan masalah pembangunan negara dan bangsa, distribusi, dan lain-

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    24/34

    lain. Makna pembangunan seperti ini secara umum adalah meningkatnya efektivitas

    dan efisiensi perilaku sistem politik, serta meningkatkan kapabilitasnya.

    Bahwa ukuran pembangunan politik adalah rasionalisasi wewenang,

    diferensiasi struktur, dan perluasan partisipasi massa, keberhasilan pemilihan

     pimpinan di berbagai tingkatan wilayah dapat dijadikan salah satu ukuran

    keberhasilan pembangunan politik nasional. Sebabnya, unsur-unsur yang terlibat

    dalam proses pemilihan pimpinan, baik masyarakat maupun pemerintah,

    mencerminkan tiga fungsi di atas. Pembangunan politik sebagai kemampuan

     penyelesaian masalah yang timbul dari modernisasi, diperlihatkan secara lebih

    sederhana, meskipun berbeda. Pembangunan politik didefinisikan tidak sebagai suatu

     proses dengan tujuan kondisi politik tertentu, tetapi proses yang menciptakan

    kerangka lembaga untuk menyelesaikan masalah sosial yang terus berkembang. Ini

    menandai keinginan untuk menghindari perincian tujuan pembangunan politik

    seperti menciptakan negara demokrasi liberal atau sosialis.Tapi yang lebih penting

    adalah masalah yang diselesaikan menjadi luas dan keluar dari batas-batas perangkat

    masalah pembangunan.

    Menurut J.J. Rousseau (Zakaria Bangun, 2008:1) bahwa demokrasi bersipat

    mutlak dalam penyelenggaraan pemerintah sebuah negara. demokrasi merupakan

    sebuah cita-cita sekaligus cara pengelolaan pemerintah sebuah negara secara

     beradap. Dengan demokrasi segala tindakan penguasa dapat diawasi dan dikontrol

    oleh rakyat secara langsung maupun melalui wakil-wakil rakyat (parlemen). Dalam

    negara demokrasi penguasa tidak dapat bertindak sewenang-wenang. Kekuasaan

    tertinggi ada ditangan rakyat (aux mains du people). Di negara demokrasi setiap

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    25/34

    warga negara mempunyai kedudukkan yang dhadapan pemerintah. Setiap warga

    negara berhak ikut menentukan kebijakan pemerintah dan mengontrol jalannya

     pemerintahan.

    Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang artinya rakyat dan

    cratein yang berarti kekuasaanatau pemerintahan. Demokrasi harus menjadi alat

    rakyat untuk mencapai tujuan rakyat. Bukan rakyat menjadi alat demokrasi, intansi

    demokrasi yang hakiki adalah kekuasaan politik berada ditangan rakyat. Oleh karena

    itu, demokrasi yang kuat adalah demokrasi yang bersumber dari nurani rakyat untuk

    mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama.

    Dalam pandangan ”Cillffod Geertzter ” (Muhaimin, 1982:11) bahwa satu-

    satunya bentuk pembangunan politik yang bermakna adalah pembinaan demokrasi.

    Bahkan ada berapa orang menekankan pentingnya hubungan ini dan berpendapat

     bahwa pembangunan baru bermakna bila dikaitkan dengan suatu ideologi tertentu,

    apakah demokrasi, komunisme, ataupun totaliterisme. Menurut pandangan ini

     pembangunan baru berarti bila dihubungkan dengan penguatan nilai-nilai tertentu,

    dan usaha untuk berdalih bahwa hal itu tidak relevan adalah sama dengan menipu

    diri sendiri. Menggunakan pembinaan demokrasi sebagai kunci bagi pembangunan

     politik dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk memaksakan nilai-nilai dengan

     bangsa lain.

    Masalah hubungan birokrasi dengan pembangunan politik sangat rumit tetapi

    karena hal ini merupakan issue penting. Untuk sementara hanya perlu diperhatikan

     bahwa banyak orang yang berpendapat bahwa pembangunan betul-betul ber beda

    dengan demokrasi, dan justru usaha untuk memperkenalkan demokrasi bisa menjadi

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    26/34

    hambatan bagi pelaksanaan pembangunan. Banyak mereka merasa bahwa demokrasi

    itu tidak sesuai dengan pembangunan yang cepat memandang pembangunan hampir

    semata-mata dalam artian ekonomis dan tertib sosial. (Muhaimin, 1982:11)

    Konsep pembangunan politik mengandung pengertian sebagai berikut:

    -  Perubahan politik perlu untuk mencapai tujuan khusus, yaitu demokrasi

    liberal, masyarakat komunis atau negara Islam.

    -  Suatu proses perubahan umum dalam kawasan politik berkaitan erat dengan

    aspek masyarakat lainnya, yaitu, a) perluasan dan sentralisasi kekuasaan

     pemerintah serta diferensiasi dan spesialisasi fungsi dan struktur politik, b)

     peningkatan partisipasi masyarakat dalam politik, c) peningkatan identifikasi

    masyarakat dengan sistem politik.

    -  Kemampuan sistem politik dalam a) menyelesaikan persoalan-persoalan

     pembangunan, dan b) mengawali kebijaksanaan baru bagi masyarakat,

    menyusun struktur baru dan memperbaiki yang lama.

    -  Kemampuan belajar lebih baik dan bagaimana melaksanakan fungsi politik

    dan menyusun struktur politik. (Dodd, C.H., 1986:6)

    Masih ada tafsiran-tafsiran lain mengenai dengan pembangunan politik,

    misalnya pandangan yang umum dibanyak wilayah bekas jajahan bahwa

     pembangunan berarti membangkitkan rasa harga diri dan kebanggaan nasional dalam

    hubungan internasional, atau padangan yang lebih umum di negara-negara maju

     bahwa pembangunan politik harus mengarah pada jaman purna-nasionalisme (post-

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    27/34

    nationalism)  dimana negara bukan lagi merupakan unit utama kehidupan politik.

    Pembahasan itu sudah cukup banyak untuk menunjukkan kepada kita :  pertama,

    tingkat kekacauan yang ada dalam hal istilah pembangunan politik, dan  kedua,

    dibalik kekacauan itu masih ada kemungkinan membentuk dasar persetujuan tertentu

    yang lebih kokoh. Tanpa mencoba untuk mempertahankan salah satu orientasi

    filosofis atau kerangka teori tertentu, sangat bermanfaat untuk meneliti berbagai

    definisi atau pandangan yang dibahas untuk mencari ciri-ciri pembangunan politik

    yang paling dapat diterima umum dan paling fundamentil dalam pemikiran umum

    mengenai masalah-masalah pembangunan politik.

    Ciri pokok pertama yang ditunjukan oleh kebanyakan konsep-konsep adalah

    semangat dan sikap umum terhadap persamaan (equality). Dalam kebanyakan

     pandangan mengenai hal ini, pembangunan politik betul-betul berkenaan dengan

    masalah partisipasi massa dan terlibatan rakyat dalam kegiatan-kegiatan politik.

    Partisipasi mungkin terwujud mobilisasi demogratis atau totaliter, tetapi yang

     penting adalah bahwa seorang harus menjadi warga negara yang aktif.

    Persamaan berarti juga bahwa pemasukan ke dalam jabatan politik harus

    mencerminkan ukuran pecakapan berdasar prestasi dan bukan pertimbangan-

     pertimbangan status berdasarkan sistem sosial tradisionil. Asumsi dalam sistem

     politik yang sudah maju adalah bahwa orang harus menunjukan jasa yang cukup

    untuk menduduki jabatan pemerintahan dan para pejabat pemerintah harus lulus

    ujian kecakapan yang kompetitif.

    Ciri pokok kedua ditemui dalam kebanyakan konsep pembangunan politik itu

     berkaitan dengan kapasitas atau kesanggupan dari suatu sistem politik. Dalam arti

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    28/34

    tertentu, kapasitas berkaitan dengan output   sistem politik, dan seberapa jauh sistem

     politik dapat mempengaruhi sistem sosial dan sistem ekonomi. Kapasitas juga

     berhubungan erat dengan prestasi pemerintah dan keadaan-keadaan yang

    mempengaruhi prestasi itu.

    Lebih khususnya kapasitas pertama-tama melibat masalah besarnya, ruang

    lingkup dan skala prestasi politik dan pemerintah. Sistem yang telah maju dianggap

     bisa berbuat lebih banyak dan dapat menjangkau berbagai kehidupan sosial yang

    lebih luas dari pada sistem yang belum maju.

    Kapasitas berarti efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kebijaksanaan

    umum. Sistem yang sudah maju dianggap tidak hanya dapat berbuat lebih banyak

    dari sistem yang belum maju, tetapi juga dapat bekerja lebi cepat dan teliti. Di sini

    terdapat kecenderungan kearah profesionalisasi pemerintah. Diperhatikan efisiensi

    dan efektivitas mengakibatkan timbulnya ukuran-ukuran prestasi yang diakui secara

    universal.

    Ciri ketiga yang sering muncul dalam diskusi masalah pembangunan politik

    adalah diferensiasi dan spesialisasi. Jadi segi pembangunan politik ini pertama-tama

    menyangkut diferensiasi dan spesialisasi struktur. Jabatan-jabatan dan badan-badan

     pemerintah masing-masing cenderung memiliki fungsi yang tersendiri dan terbatas,

    dan ada persamaan pembagian kerja didalam pemerintahan.

    Dengan differensiasi timbul peningkatan spesialisasi fungsional dari berbagai

     peranan politik dalam sistem tersebut. Diferensiasi juga menyangkut integrasi dari

    struktur-struktur dan proses-proses yang rumit. Artinya, diferensiasi bukanlah

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    29/34

    fragmentasi dan isolasi bagian-bagian yang berbeda dari sistem politik, tetapi

    spesialisasi yang didasarkan atas suatu pemahaman mengenai integrasi.

    Dengan menerima tiga dimensi ini, yaitu persamaan, kapasitas dan

    diferensiasi, sebagai inti proses pembangunan tidaklah berarti kita menyatakan

     bahwa ketiganya mudah ditemukan satu sama lain. Bahkan sebaliknya menurut

    sejarah, biasanya terjadi ketegangan yang takut antara tuntutan akan persamaan,

    kebutuhan akan kapasitas dan proses differensiasi yang lebih besar.

    Jadi sebetulnya kita dapat membedakan pola-pola pembangunan menurut

    sistem yang ditempuh oleh masyarakat dalam usaha menangani segi-segi yang

     berlainandari gejala pembangunan (development syndrome). Dalam pengertian ini

     pembangunan bukan proses yang unilinier (searah dan menaik), bukan pula proses

    yang dapat diatur berdasar tahap-tahap yang berbeda tegas, tetapi lebih ditentukan

    oleh luasnya cakupan masalah yang timbul, baik secara terpisah-pisah maupun

     bersama-sama.

    Dalam usaha untuk mencari pola dari proses-proses pembangunan yang

     berbeda ini dapat untuk menganalisa berbagai tipe dari masalah ini, perlu

    diperhatikan bahwa masalah-masalah persamaan biasanya berkaitan erat dengan

     budaya politik dan perasaan-perasaan mengenai keabsahan dan keterikatan pada

    sistem; masalah-masalah kapasitas umumnya berkaitan erat dengan prestasi dan

    struktur-struktur pemerintahan yang memiliki wewenang resmi (authoritative); dan

    masalah-masalah diferensiasi terutama sekali berkaitan dengan prestasi struktur-

    struktur yang tidak memiliki wewenang resmi (non-authoritative) dan dengan proses

     politik dalam masyarakat umumnya. Ini berarti pada akhir masalah pembangunan

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    30/34

     politik berkisar pada masalah hubungan antara budaya politik, struktur-struktur yang

     berwenang, dan proses politik umumnya. (Muhaimin 1982:16).

    5.5. Hubungan antara Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Politik

    Desa 

    Tentang tujuan Otonomi Desa, baik undang-undang Otonomi Daerah Nomor

    22 Tahun 1999 kemudian direvisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 maupun

    Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 telah menjelaskan salah satu tujuan dari

    implementasi otonomi desa tersebut adalah: ” Otonomi Desa dapat menjadi wahana

    yang baik bagi peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

     pembangunan daerah, melalui implementasi otonomi desa, diharapkan prakarsa dari

     pembangunan tumbuh dan berkembang dari aspirasi masyarakat desa, sehingga

    masyarakat desa akan memiliki Sense of Belonging dari setiap derap dan hasil

     pembangunan di desanya”

    Partisipasi Masyarakat adalah suatu hal yang sangat penting dalam

     pemerintahan demokratis, terutama dalam praktek pemerintahan daerah. Yusran

    (2006:10) mengartikan partisipasi masyarakat sebagai keterlibatan terus menerus dan

    aktif dalam pembuatan keputusan yang dapat mempengaruhi kepentingan umum.

    Partisipasi Masyarakat memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan

     pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar

    masyarakat senantiasa memiliki dan turut bertanggung jawab terhadap pembangunan

    kehidupan bersama-sama warga desa. Partisipasi pada intinya adalah agar

    masyarakat ikut serta dengan pemerintah memberikan bantuan guna meningkatkan,

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    31/34

    memperlancar, mempercepat, dan menjamin berhasilnya usaha pembangunan. Maka

    secara umum partisipasi dapat diartikan sebagai ”pengikutsertaan” atau pengambilan

     bagian dalam kegiatan bersama.

    Pembangunan menyangkut pengertian bahwa manusia adalah objek dan

    subjek pembangunan. Karena manusia sebagai subjek pembangunan, maka dia harus

    diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu mengajak subjek tadi berpartisipasi aktif

    dalam pembangunan. Sering kita mendengar bahwa pembangunan yang dilaksanakan

    tidak dapat sambutan rakyat, hal ini meminta pemimpin memiliki persepsi yang

    tajam dalam mendeteksi keinginan masyarakat untuk menggerakkan partisipasi

    masyarakat. Mengapa perlu partisipasi masyarakat dalam mengakses pembangunan?

    Karena pembangunan adalah usaha masyarakat sebanyak mungkin ikut serta dengan

     pemerintah, memberi bantuan guna meningkatkan, memperlancar, mempercepat dan

    menjamin keberhasilan pembangunan. Mengapa pemerintah perlu menghimbau

    masyarakat? Karena keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi

    unsur masyarakat dapat bercorak pasif (memang tidak menolak program tapi tidak

    ada prakarsa) atau bercorak aktif (menerima) malahan aktif mengajak orang lain

    memperluas jangkauan (pemerataan) dan meningkatkan hasil pembangunan.

    Pembangunan yang meliputi segala aspek segi kehidupan politik, ekonomi,

    sosial dan budaya itu baru berhasil apabila kegiatan yang melibatkan seluruh

    masyarakat di dalam usaha negara. Tidak saja dalam pengambilan kebijakan

    tertinggi, perencanaan, pimpinan pelaksanaan operasional, tapi juga petani yang

    masih tradisional, buruh, nelayan dan lainnya. Telihat tiga aspek dalam rangka

     partisipasi pembangunan.

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    32/34

    1. Terlibat dan ikut serta rakyat sesuai dengan mekanisme proses politik dalam

    sebuah negara turut menentukan arah, strategi dan kebijakan pembangunan

    yang dilakukan oleh pemerintah.

    2. Meningkatkan artikulasi (kemampuan) untuk merumuskan tujuan dan arah

    serta strategi rencana yang telah ditentukan dalam proses politik

    3. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipasi dalam

     pembangunan berencana.

    Menurut pandangan umum, pembangunan politik memang meliputi kegiatan

     perluasan partisipasi massa, akan tetapi sangat perlu membedakan kondisi-kondisi

    yang memungkinkan adanya perluasan tersebut. Dari sudut sejarah, di negara-negara

    Barat dimensi pembangunan politik erat bertalian dengan perluasan hak pilih dan

     pengikutsertaan kelompok-kelompok baru dalam masyarakat di dalam proses politik.

    Proses partisipasi massa ini berarti penyebarluasan pengambilan keputusan, di mana

     partisipasi tersebut berpengaruh pula terhadap masalah pilihan dan

    keputusan.(Gaffar, 1989:42)

    6. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih diuji kebenarannya.

    Berdasarkan konsep dan teori sebagaimana penulis kemukakan di atas, maka penulis

    akan mengemukakan hipotesis penelitian yakni “Ada Hubungan yang Positif dan

    Singnifikan antara Partisipasi  politik Masyarakat terhadap Pembangunan Desa

     di Desa Kelanga Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna Propinsi

     Kepulauan Riau.”

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    33/34

    7.  Defenisi Konsep

    Menurut Singarimbun (1995;33) konsep adalah abstraksi mengenai suatu

    fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dan sejumlah karakteristik,

    kejadian keadaan, kelompok atau individu tertentu 

    Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing

    konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka defenisi beberapa konsep

    yang dipakai dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teoritis yang telah

    dikemukakan di atas maka konsep operasional tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Partisipasi Masyarakat adalah keterlibatan mental dan emosional individu dalam

    situasi kelompok yang mendorongnya memberikan sumbangan terhadap tujuan

    kelompok serta mambagi tanggung jawab bersama mereka. 

    2. Pembangunan Desa adalah sebagai upaya untuk menumbuhkan keadaan dari yang

    kurang dikehendaki menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan aspirasi,

     partisipasi, adat istiadat masyarakat setempat.

    8. 

    Defenisi Operasional

    Defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana

    caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun,1995:56). Menurut siagian, 2004:11

    defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam

     bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari sudut

     penelitian. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 8/18/2019 Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap

    34/34

    A. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Partisipasi Politik

    Masyarakat dengan indikatornya sebagai berikut :

    No Dimensi Indikator

    1

    2

    3

    4

    Waktu

    Pikiran

    Tenaga

    Uang 

    Meluangkan waktu

    Masukan dan Saran

    Kerjasama

    Sumbangan dan Iuran 

    Menurut Max F. Millikan , (Muhaimin 1982:16). defenisi operasional

    merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-

    indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari sudut penelitian.

    Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 

    B. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah pembangunan Desa dengan

    indikatornya sebagai berikut :

    No Dimensi Indikator

    1

    2

    3

    Persamaan (equality)

    Kapasitas

    Diferensiasi dan spesialisasi

    -  Keterlibatan masyarakat dalam

    kegiatan-kegiatan politik

    -  Persamaan hak dan kewajiban

    masyarakat dalam sistem politik

    -  Persamaan peluang dan

    kesempatan masyarakat dalam

    menduduki jabatan politik, dsb.

    Output penerapan suatu sistemkebijakan

    Efektivitas dan efisiensi

     pelaksanaan kebijaksanaan

     pemerintah

    -  Rasionalitas administrasi

    -  Spesialisasi struktur

    -  Spesialisasi fungsionil

    Sumber : Muhaimin (1982:16)