14
HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DENGAN PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI JURNAL YULI MINIARTI JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH

PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DENGAN PRODUKTIVITAS

USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN

KABUPATEN MUARO JAMBI

JURNAL

YULI MINIARTI

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017

Page 2: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUHAN

PERTANIAN (PPL) DENGAN PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI

SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI

YULI MINIARTI

D1B012013

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Jamaluddin, M.S Ir. Adlaida Malik, M.S

196604011992031004 195611131984032002

Mengetahui

Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Ir. Emy Kernalis, M.P

NIP. 195905201986032002

Page 3: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

1

HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DENGAN PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN

SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI

Yuli Miniarti 1) , Jamaluddin 2) , Adlaida Malik 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

2) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui (1) Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Sekernan. (2) Produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan. (3) Hubungan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017, di Desa Berembang, Sekernan, dan Kedotan yang ditentukan secara purposive. Penentuan responden dilakukan menggunakan metode random sampling menggunakan ketentuan Slovin dan metode proporsional dengan jumlah 41 responden. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pemberian skor dan analisis Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan di Kecamatan Sekernan sebagian besar telah berada dikategori tinggi dengan persentase sebanyak 78%. Produktivitas padi di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi berada di kategori rendah dengan persentase sebesar 54%. Terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi sebesar 37%.

Kata Kunci : Tugas PPL, Produktivitas Padi Sawah, Petani

ABSTRAC

This Research was aimed to know : (1) The duty execution of agriculture extension agent. (2) The rice farm productivity , and (3) The correlation between the duty execution of extension agent and the rice farm productivity in Sekernan subdistrict. This Research was held on March until April 2017, in Berembang, Sekernan, and Kedotan villages purpisively. Respondents was chosen by random sampling method, and the number was decided by using Slovin approach, the number of respondent was 41. Data used were primary data and secondary data. Data was analyzed in descriptive method and Chi-Square. The results showed that the duty execution of extension agent agriculture in Sekernan Subdistrict largely categorized as high with percentage was 78%. The productivity of rice in Sekernan Sub-district of Muaro Jambi Regency was category with a percentage of 54%. There were a real correlation between duty execution of extension agent agriculture with the rice farm productivity in Sekernan subdistrict Muaro Jambi regency was 37%.

Keyword : Duty PPL, Productivity of Rice field, Farmer

Page 4: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

2

PENDAHULUAN

Pada masa pembangunan ini pandangan, perhatian, dan pemeliharaan terhadap petani di pedesaan ternyata demikian besar, seperti diadakannya penyuluhan-penyuluhan yang bertujuan untuk melakukan perubahan-perubahan antara lain peningkatan hasil pertanian dan peningkatan taraf hidup petani. Petani adalah tulang punggung perekonomian negara dan desa adalah pangkal kehidupan perkotaan, tetapi kenyataanya kehidupan para petani di pedesaan masih berada pada tingkat kesejahteraan yang rendah (Negara , 2000).

Penyuluhan pertanian merupakan bagian dari sistem pembangunan pertanian yang berupaya membangun kemampuan masyarakat secara persuasif dan edukatif. Kedudukan penyuluhan pertanian sangat strategis, karena mempunyai mandat untuk menyelenggarakan pendidikan nonformal bagi petani dan keluarganya serta anggota masyarakat lain di pedesaan. Menurut Departemen Pertanian (2009), Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment).

Tujuan penyuluhan adalah mampu merubah sikap petani dari yang tidak mau menjadi mau, dari yang tidak mampu menjadi mampu untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Oleh karena itu penyuluh dituntut untuk mampu meyakinkan petani untuk menggunakan teknologi terbaru yang mampu menambah produksi usahataninya. Menurut Padmowihardjo (2001), tujuan penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku petani dan anggota keluarganya yaitu mengubah pengetahuan, sikap, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan ini merupakan “pintu gerbang” terjadinya penghayatan dan penerapan dari inovasi pertanian yang disuluhkan atau yang menjadi misinya. Penyuluh Pertanian Lapangan merupakan petugas terdepan dalam kegiataan penyuluhan pertanian, mendapat petunjuk bimbingan serta supervisi dari kepala Bidang Penyuluhan. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Sekernan memiliki 16 wilayah kerja (desa) yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Memiliki penyuluh sebanyak 12 orang.

Menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortiklutura (2015) Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten yang banyak menopang peningkatan produksi padi di Provinsi Jambi. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi menjadi salah Kabupaten yang mengusahakan Padi sawah. Kecamatan sekernan menjadi salah satu penghasil padi di Kabupaten Muaro Jambi dengan Jumlah produktivitas sebanyak 4,62 Ton/Ha.

Penyuluh Pertanian Lapangan memiliki tugas pokok yang harus dilaksanakan sebagai seorang penyuluh. Beberapa hal yang harus dilakukan sebagai penyuluh yaitu pertama, kegiatan Persiapan Penyuluhan Pertanian kedua kegiatan Pelaksanaan penyuluhan pertanian, ketiga Evaluasi dan pelaporan, keempat Pengembangan penyuluh pertanian. Penyuluh yang melaksanakan tugas pokok penyuluhan pertanian dengan baik diharapkan mampu merubah sikap petani dalam berusahatani untuk menjadi lebih baik. Berubahan sikap petani maka akan terjadi perubahan pada penerapan usahatani yang mampu meningkatkan produksi usahatani petani.

Page 5: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

3

Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan menjadi hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan usaha tani padi sawah. Karena dengan tugas pokok yang dilaksanakan dengan baik oleh seorang penyuluh diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku petani. Setelah perubahan sikap dan perilaku petani akan terjadi juga pda penerapan usahatani dengan sistem baru, yang bertujuan untuk peningktan produksi dan produktivitas usahataninya. Berdasarkan latarbelakan yang dikemukakan maka penelitian ditujukan Untuk mengetahui : 1) Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Sekernan. 2) Produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan. 3) Hubungan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Daerah ini ditentukan dengan pertimbangan Kecematan Sekernan merupakan salah satu penghasil padi yang cukup tinggi yang terletak pada Desa Berembang, Desa Sekernan, dan desa Kedotan yang meiliki produktivitas padi tertinggi, sedang, dan terendah. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret Sampai April 2017.

Responden dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang tergabung dalam kelompok tani padi sawah dan merupakan binaan penyuluh pertanian lapangan didaerah penelitian. Metode dalam penelitian ini menggunakan cara acak sederhana (random sampling). Responden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani, Desa Kedotan 10 petani, dan Desa Sekernan 18 petani.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) dan data sekunder dengan menggunakan literatur terkait seperti jurnal-jurnal penelitian, instansi terkait yang berhubungan dengan judul penelitian. Hubungan pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan dengan produktivitas usahatni padi sawah dilakukan dengan menggunakan skor pada setiap parameter yang diukur, Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pemberian skor dan analisis Chi-Square. Sedangkan untuk mengukur hubungan pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan dengan produktivitas usahatni padi sawah dianalisis menggunakan uji Chi-Square untuk tabel kontingensi 2x2 dengan rumus :

(| |

)

( )( )( )( )

Dimana: N = jumlah pengamatan / sampel

Nilai χ2 dihitung dengan derajat bebas (db) = 1 pada tingkat kepercayaan 90% adalah 2,71. Dalam pengujian χ2 hitung dibandingkan dengan nilai χ2 tabel, dengan ketentuan sebagai berikut:

Terima H0, Tolak H1 Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel

Tolak H0, terima H1 χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel

Dimana: Terima H0 = Tidak terdapat hubungan antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh

pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah.

Page 6: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

4

Terima H1 = Terdapat hubungan antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah.

Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan maka digunakan formulasi yakni:

t hit = r √

( )

Dimana : H0 ; r = 0 H1 ; r ≠ 0 Jika t hitung (≤ t tabel = (α = 10% db = N-2)} terima H0 Jika t hitung (≥ t tabel = (α = 10% db = N-2)} tolak H0 Dimana: H0 = Tidak terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh

pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umur Petani

Umur menjadi salah satu hal yang penting dalam berusahatani karena pada umumnya fisik, mental, dan cara berfikir berpengaruh pada kemampuan seseorang. Menurut Hernanto (1998), pada umumnya petani yang berumur tua, pertimbangan dan pengambilan keputusannya relative lebih rendah dibandingkan dengan petani yang relative lebih muda dan sehat, memiliki kemampuan fisik yang lebih cepat dan menerima hal-hal baru yang dianjurkan.

Petani responden yang mengusahakan padi sawah mempunyai umur berkisar 37 – 62 tahun, dan yang paling banyak mengusahakan padi sawah mempunyai umur berkisar 47 - 51 tahun. Hasil penelitian menunjukan terdapat 29% petani responden yang melakukan usahatani padi sawah mempunyai umur dari 47 – 51 tahun. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa rata-rata umur petani dari 47 - 51 tahun merupakan umur yang paling produktif dalam mengusahakan padi sawah.

Pendidikan

Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan yang ditempuh oleh setiap orang dengan sistem pendidikan sekolah yang diselesaikannya. Petani memiliki pendidikan formal yang dilakukan sesuai sistem yang ada. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi kebijakan dalam pengambilan keputusan usahataninya. Selain itu pendidikan merupakan landasan seseorang lebih tanggap dengan perkembangan teknologi, khusunya di bidang pertanian. Seperti dalam mendapatkan informasi baru dalam produksi pertanian.

Tingkat pendidikan yang didapat petani responden berada dikelompok tamat pada tingkat sekolah Dasar (SD) yaitu dengan jumlah 56% dengan jumlah 23 petani. Perbedaan tingkat pendidikan petani menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani masih tergolong rendah.

Page 7: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

5

Menurut Hernanto (1991), bahwa keterbatasan lama tingkat pendidikan akan mempengaruhi cara berfikir menerima, ataupun menolak hal-hal baru. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan lebih bijaksana dalam pengelolaan usahataninya sehingga produksi akan meningkat, baik kualitas ataupun kuantitas, serta kemampuan petani akan meningkat sehingga pengelolaan usahataninya akan lebih baik terutama dari segi penerapan teknologi baru, pemahaman harga serta cara-cara pemasaran. Untuk mengatasi keadaan yang demikian salah satu langkah yang harus dilakukan adalah melalui penyuluhan, kursus-kursus pertanian dan sekolah lapangan. Apabila hal tersebut dilakukan maka pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengelola usahataninya dapat lebih ditingkatkan.

Luas Lahan Garapan

Luas lahan garapan usahatani mempunyai arti penting karena dengan memiliki lahan sawah yang luas memungkinkan petani untuk memaksimalkan tingkat produksinya. Selain itu pendapatan petani dengan usahataninya juga dapat meningkat. Namun ada beberapa kasus yang memiliki lahan usahatani yang luas memiliki produksi yang rendah, hal itu disebabkan oleh faktor lainnya.

Luas lahan yang dimiliki petani responden bervariasi antara 0,20 - 0,60 Ha, yang didominasi dengan persentase sebesar 12% dengan luas lahan 0,27 - 0,33 Ha sebanyak 29 kepala keluarga. Petani dengan jumlah luas lahan terluas hanya terdapat 1 kepala keluarga dengan jumlah persentase sebesar 3%.

Jumlah Anggota Keluarga

Anggota keluarga merupakan orang yang tinggal dalam satu rumah dan memiliki hubungan keluarga, selain itu anggota keluarga juga menjadi tanggungan biaya hidup oleh kepala keluarga. Seseorang yang bekerja sebagai petani biasanya anggota keluarga berfungsi sebagai tenaga kerja yang potensial dalam kegiatan usahataninya.

Anggota keluarga petani padi sawah dengan persentase tertinggi yaitu 32% sebanyak 13 kepala keluarga (KK) yaitu dengan jumlah tanggungan sebanyak 5 orang, persentase 29% sebanyak 12 kepala keluarga jumlah tanggungan sebanyak 4 orang, sedangkan untuk yang persentase terendah yaitu 5% sebanyak 2 kepala keluarga dengan jumlah tanggungan 8 orang.

Lama Berusahatani

Lama atau sebentar dalam melakukan usahatani menjadi tolak ukur seorang petani dalam melakukan usahataninya. Karena semakin lama seseorang dalam melakukan usahataninya maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seorang petani dalam mengolah suatu usahataninya. Menurut Suratiyah (2006), kecakapan sesorang menentukan kinerjanya. Kecakapan tersebut ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan, dan pengalamannya. Petani yang masih muda atau yang baru mengusahakan usahatani umumnya belum terlalu berpengalaman sehingga untuk mengimbangi kekurangan petani tersebut harus dinamis dalam berusahatani.

Pengalaman seorang petani dalam melakukan usahataninya dengan persentase 39% yaitu kisaran selama 18-21 tahun. Untuk yang terendah dengan persentase 7% yaitu kisaran selama 10-13 tahun dan yang berkisar ≥30 tahun. Hal tersebut menunjukkan petani di daerah penelitian cukup memiliki pengalaman berusahatani

Page 8: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

6

sehingga memiliki kemampuan memahami kondisi usahataninya dan mempermudah dalam menerima pengetahuan baru. Selain itu di daerah penelitian bertani merupakan kegiatan usahatani padi sawah yang dilakukan secara turun temurun.

Tugas Pokok Penyuluhan Pertanian Lapangan

Penyuluhan pertanian merupakan salah satu ujung tombak pertanian yang terdepan. Karena penyuluh berperan sangat besar dalam proses pemberian informasi baru kepada petani, informasi berupa teknologi baru untuk usahataninya. Penyuluh yang melaksanakan tugas pokok dengan baik mampu mempengaruhi petani dengan perubahan pengetahuan petani dan perubahan sikap. Dari perubahan sikap petani diharapkan petani mau dan mampu untuk mengusahakan usahataninya lebih baik lagi. Agar dapat meningkatkan pendapatan dan produksi usahataninya.

Persiapan Penyuluhan Pertanian

Persiapan penyuluhan pertanian menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian lapangan. Dengan persiapan yang baik untuk melakukan penyuluhan kepada petani maka akan mendapatkan hasil yang baik. Persiapan yang harus dilakukan diantaranya melakukan identifikasi wilayah, penyusunan rencana kerja, dan pembuatan programa. Dengan hal-hal tersebut dilakukan diharapkan seorang penyuluh mampu menyampaikan penyuluhannya tepat sasaran, dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh petani. Untuk lebih jelasnya mengenai persiapan penyuluhan pertanian lapangan yang dilakukan penyuluh dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Persiapan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun 2017

No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi ( Rata-rata) T 32 78 2 Rendah ( Rata-rata) R 9 22

Jumlah 41 100

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa persiapan yang dilakukan oleh penyuluh

pertanian lapangan yang akan diberikan kepada petani tergolong tinggi dengan persentase sebesar 78%. Pengalaman sebagai penyuluh pertanian lapangan dilapangan dalam mengahadapi petani dan pengetahuan penyuluh pertanian lapangan menjadi salah satu hal yang paling penting, karena penyuluh pertanian lapangan menjadi lebih mudah memahami karakteristik desa binaannya. Oleh sebab itu persiapan yang dilakukan penyuluh mengalami perbaikan dari persiapan-persiapan yang dilakukan sebelumnya yang bertujuan agar penyuluhan yang dilakukan penyuluh pertanian lapangan sesuai dengan sasarannya atau petaninya.

Menurut Sumual (2011) upaya yang dilakukan penyuluh untuk mengatasi masalah yang dihadapi para petani selalu dikoordinasikan dengan tokoh masyarakat dan instansi terkait. Sebagian besar petani menyatakan bahwa tugas penyuluh dalam membuat catatan rencana kerja dan realisasi kegiatan sebagai upaya penyuluh untuk ditindaklanjuti termasuk kategori sangat baik. Catatan tentang rencana kerja dan realisasi kegiatan sebagai upaya penyuluh untuk memudahkan pelaksanaan kerja dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan maupun setelah selesai melaksanakan kegiatan.

Page 9: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

7

Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

Pelaksanaan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh seorang penyuluh dapat menjadi salah satu penentu perubahan perilaku dan sikap petani dalam mengelola usahataninya. karena dari perubahan sikap dan perilaku tersebut, petani mau menerima teknologi-teknologi baru yang diberikan oleh penyuluh pertanian lapangan. Dengan penerapan teknologi baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi usahatani petani. Untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan penyuluhan pertanian di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun 2017

No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi ( Rata-rata) T 34 83 2 Rendah ( Rata-rata) R 7 17

Jumlah 41 100

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pelaksanaan penyuluhan pertanian oleh

penyuluh tergolong tinggi dengan persentase sebesar 83%. Partisipasi dan keaktifan petani menjadi penunjang terlaksananya penyuluhan pertanian dengan baik. Hal ini karena petani ingin mengetahui hal-hal baru untuk usahatani padi sawah agar meningkatkan produksi usahataninya. Dari keterangan Tabel tersebut maka pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik dan tersampaikan kepetani.

Menurut Sairi (2015) beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, media tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan. Dengan demikian media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian

Evaluasi dan pelaporan kegiatan adalah salah satu cara yang dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian lapangan dalam melihat hasil yang telah dilakukannya selama melakukan penyuluhan. Evaluasi dan pelaporan juga merupakan tugas yang harus dilakukan sebagai seorang penyuluh yang telah diatur dalam undang-undang. Untuk lebih jelasnya mengenai evaluasi dan pelaporan penyuluh pertanian lapangan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun 2017

No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi ( Rata-rata) T 29 71 2 Rendah ( Rata-rata) R 12 29

Jumlah 41 100

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa evaluasi dan pelaporan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan berada di kategori tinggi dengan persentase sebesar

Page 10: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

8

71%. Persentase tertinggi pada evaluasi pelaporan ini maka dapat dikatakan bahwa evaluasi pelaporan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan telah berjalan dengan baik didaerah penelitian. Pendampingan yang dilakukan penyuluh pertanian lapangan sampai akhir tugasnya dalam penyampaian materi, pelaksanaan, dan hasil akhir padi sawah, serta hal yang didapatkan petani setelah produksi padi sawahnya.

Widhiastuti (2015) menyatakan bahwa pengevaluasian dan pemantau yang merupakan salah satu strategi dari penyuluh pertanian lapangan dalam mewujudkan kelompok tani berwawasan yang dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap perubahan pertanian. Karena pengevaluasian dan pemantau yang dilakukan dapat memberi perbaikan kelompok-kelompok tani yang terus berbenah. Serta hasil dari evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan biasanya digunakan untuk membantu pengambilan keputusan/penentu kebijakan dalam mengatasi permasalahan, dan tindakan penyesuaian/perbaikan atas pelaksanaan kegiatan.

Pengembangan Penyuluhan Pertanian

Pengembangan penyuluhan pertanian perlu dilakukan oleh semua penyuluh pertanian lapangan. Karena dengan pengetahuan yang bertambah dan diiringi dengan pengalaman yang banyak seorang penyuluh mampu memberikan pengetahuan baru kepada petani. Penyuluh yang memiliki pengetahuan baru maka akan semakin mudah mengajak petani untuk menggunakan teknologi baru yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. untuk lebih jelasnya mengenai pengembangan penyuluhan pertanian seorang penyuluh pertanian lapangan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengembangan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun 2017

No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi ( Rata-rata) T 31 76 2 Rendah ( Rata-rata) R 10 24

Jumlah 41 100

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa pengembangan penyuluhan pertanian

tertinggi dengan persentse sebesar 76%. Dari persentase tersebut maka penyuluh pertanian lapangan di daerah penelitian telah melakukan pengembangan dirinya sebagai seorang penyuluh. Pelatihan yang diikuti oleh penyuluh pertanian lapangan menjadi hal penunjang tingginya persentase tersebut. Hal ini menandakan pengetahuan penyuluh setiap tahunnya telah meningkat yang diiringi dengan pengalaman penyuluh dilapangan. Tujuan agar petani dapat pengetahuan baru tentang teknologi baru dan mampu meningkatkan produksi usahataninya.

Menurut Narso (2012) hasil analisis menunjukkan bahwa posisi strategi peran penyuluh berada di kuadran 1 (S,O). Hal ini berarti bahwa penyuluh memiliki kekuatan dan peluang yang lebih menonjol dibandingkan kelemahan dan ancaman. Oleh karena itu, strategi pengembangan peran yang harus dilakukan adalah berupaya menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang yang ada. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka strategi yang menggabungkan kekuatan dan peluang yang dimiliki. Serta peningkatan kualitas penyuluhan dan sinergitas antar instansi terkait dengan adanya kejelasan tugas pokok dan fungsi.

Page 11: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

9

Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan

Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan menjadi hal yang harus diperhatikan oleh seorang penyuluh dalam melakukan penyuluhan. engan tugas pokok penyuluhan yang dilakukan dengan baik akan mampu merubah sikap petani dari yang tidak mampu dan mau menjadi mau dan mampu melakukan usahataninya. Dari kemauan dan kemampuan maka perilaku petani akan berubah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. Maka dapat dikatakan tugas pokok penyuluh yang berjalan dengan baik dapat merubah sikap dan perilaku petani dalam melakukan usahataninya. Dengan melakukan perubahan tersebut maka petani mampu melakukan peningkatan pendapatan dan produksi usahataninya. Untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Lapangan Secara Keseluruhan di Daerah Penelitian Tahun 2017

No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi ( Rata-rata) T 32 78 2 Rendah ( Rata-rata) R 9 22

Jumlah 41 100

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa pelaksanaan tugas pokok penyuluhan

pertanian dilapangan tinggi dengan persentase 78%. Pengetahuan dan pengalaman penyuluhan pertanian lapangan, serta partisipasi petani dalam melaksanakan dan menerima penyuluhan menjadi salah satu tingginya persentase pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan. Bantuan pemerintah juga menjadi hal penunjang kegiatan pertemuan antara penyuluh pertanian lapangan dan petani padi sawah. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan berhasil dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan di daerah penelitian.

3.1 Produktivitas Padi Sawah Produktivitas merupakan peningkatan pendapatan petani padi sawah yang

dihitung melalui hasil produksi padi yang dihasilkan dibagi dengan Jumlah luas lahan yang dimiliki oleh petani. Peningkatan produksi selalu dilakukan petani bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan pendapatannya. Untuk lebih jelasnya mengenai produktivitas padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Padi sawah di Daerah Penelitian Tahun 2017

No Produktivitas Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi ( Rata-rata) T 19 46 2 Rendah ( Rata-rata) R 22 54

Jumlah 41 100

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa produktivitas padi sawah didaerah

penelitian rendah. Dengan rincian persentase produktivitas tertinggi sebanyak 46%, sedangkan produktivitas terendah dengan persentase 54%. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa produktivitas padi sawah di daerah penelitian rendah. Hal tersebut

Page 12: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

10

dikarenakan di daerah penelitian yaitu Kecamatan Sekernan berada di sepanjang aliran Sungai Batanghari. Daerah yang di dekat Sungai Batanghari sering terkena banjir.

Berdasarkan hasil data lapangan produktivitas padi sawah yang dilaksanakan berada pada musim tanam Oktober-Maret dikatakan rendah dengan persentase 46%. Hal tersebut dikarenakan persawahan petani berada disepanjang aliran Sungai Batanghari. Air sungai Batanghari naik hingga merendam sawah petani, sehingga padi sawah tidak mampu berkembang karena terjadi banjir.

Hubungan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan dengan Produktivitas Usahatani Padi Sawah

Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan memiliki empat unsur didalam pelaksanaannya, diantaranya Persiapan Penyuluhan Pertanian, Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Evauasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian, serta Pengembangan Penyuluhan Pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian sangat menentukan perubahan perilaku petani dalam meningkatkan produktivitas usahataninya. Oleh sebab itu tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan harus dilaksanakan dan ditingkatkan oleh penyuluh agar perubahan perilaku petani menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat indikasi hubungan antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan prduktivitas usahatani padi sawah di daerah penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hubungan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan dengan Produktivitas Padi Sawah di Daerah Penelitian Tahun 2017

No Pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan

Produktivitas Usahatani Jumlah Tinggi ( Rata-

rata) Rendah ( Rata-rata)

1 Tinggi ( Rata-rata) 13 19 32 2 Rendah ( Rata-rata) 6 3 9

Jumlah 19 22 41

Berdasarkan Tabel 7 memperlihatkan bahwa 78% petani mengatakan

pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi, dengan rincian terdapat 32% petani menyatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi dan produktivitas padi sawah tinggi. 46% petani menyatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh rendah dan produktivitas padi tinggi. Selanjutnya 22% petani mengatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan rendah, dengan rincian terdapat 15% petani padi sawah menyatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi dan produktivitas tinggi. 7% petani padi sawah menyatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi dan produktivitas rendah. Berdasarkan Tabel 19 memperlihatkan adanya kecenderungan bahwa jika pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi maka produktivitas rendah. Sebaliknya jika pelaksanaan tugas pokok penyuluh rendah maka produktivitas padi sawah rendah. Artinya dalam hal ini ada kecenderungan terbalik antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah secara negatif.

Page 13: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

11

Berdasarkan penelitian Vitri (2006) dinyatakan dengan adanya pelaksanaan tugas PPL yang baik seperti : membina kelompok, menyebarkan informasi pertanian, menyebarkan pengetahuan dan teknologi baru serta menyampaikan saran-saran/rekomendasi perbaikan usahatani dan membantu menyelenggarakan usaha-usaha kegiatan petani dan pemecahan masalah menyebabkan petani sampel bersedia dan mempunyai kemauan untuk menerapkan pemeliharaan kelapa sawit sehingga akan meningkatkan produksi kelapa sawit dan kesejahteraan petani kelapa sawit dan kesejahteraan petani sendiri beserta keluarganya.

Berdasarkan hasil analisis Chi-Square (χ2) diperoleh nilai χ2 hitung sebesar 3,1 dan χ2 tabel 2,71 (Lampiran 12). Artinya ada hubungan erat tetapi secara negatif. Dengan demikian dapat diambil keputusan tolak H0 terima H1, bahwa terdapat hubungan sangat nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah.

Nilai Chit yang didapatkan adalah sebesar 0,26 dan nilai Cmax adalah 0,707 artinya derajat kecenderungan meningkatnya produktivitas padi sawah akibat pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan yang tinggi adalah sebesar 26%, dan sebaliknya derajat kecenderungan rendahnya produktivitas akibat tidak terlaksananya tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan adalah sebesar 26% (Lampiran 12).

Nilai keeratan hubungan (r) adalah sebesar 0,37 artinya terdapat hubungan antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah adalah sebesar 37% (lampiran 12). Nilai thit yang didapatkan sebesar 2,5 ttab (α = 10%, db = 39) = 1,68 (Lampiran 12), maka keputusan tolak H0 terima H1, artinya terdapat derajat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi pada taraf 90%. Semakin sering penyuluh pertanian lapangan melakukan tugasnya dengan baik maka akan terjadi perubahan sikap dan perilaku petani terhadap penerapan usahatani baru yang bertujuan untuk petani semakin giat meningkatkan produktivitas usahataninya.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penelitian tentang hubungan

pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi sebagian besar telah berada dikategori tinggi dengan persentase sebanyak 78%. Kategori tinggi ditandai dengan petani telah mengalami perubahan dengan adanya penyuluh pertanian lapangan yang masuk ke desa-desa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluh pertanian lapangan di kecamatan sekernan telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

Produktivitas padi di kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi berada di kategori rendah dengan persentase sebesar 54%. Penyebab rendahnya produktivitas karena sering terjadinya banjir di persawahan petani.

Terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi sebesar 37%. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian lapangan yang melaksanakan tugas pokok dengan baik maka produktivitas usahatani padi sawah di

Page 14: HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH … Miniarti_D1B012013_Artikel.pdfResponden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani,

12

Kecamatan Sekernan akan semakin meningkat. Jadi tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan produktivitas padi sawah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga diucapkan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kecamatan Sekernan Kabupaetn Muaro Jambi. 2014. Data kelompok tani padi sawah. Kecamatan Sekernan.

Departemen Pertanian. 2009. Pedoman Kerja Tim Penyuluh Lapang. Sekretariat Badan Bimas. Departemen Pertanian. Jakarta.

Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi. 2015. Data Produktivitas Padi Sawah Kabupaetn Muaro Jambi. Kabupaten Muaro Jambi.

Hernanto, F. 1998. Ilmu Uasahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Narso. 2012. Strategi Pengembangan Peran Penyuluh Pertanian Lapang di Provinsi

Banten. Jurnal Penyuluhan, Volume. 8 Nomor. 2, 2012. Negara S . 2000. Tingkat Adopsi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. USU Perss.

Medan Sairi, A. 2015. Peran Petugas Penyuluh Pertanian Dalam Mengembangkan Budidaya Padi

Di Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Journal Ilmu Komunikasi. Volume 3, Nomor 2, 2015: 150-164.

Soekartawi, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta Sumual, N. 2011. Kajian Kinerja Penyuluh Pertanian Di Wilayah Kerja Balai Penyuluh

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Amurang Timur. Sundari. 2015. Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Peningkatan Produksi Usahatani Di

Kabupaten Pontianak. Jurnal Social Economic Of Agriculture, Volume 4, Nomor 1, April 2015, Hlm 26-31

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta. Padmowiharjo, S. 2001. Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Nasioanal. Vitri (2006) dengan Judul Hubungan Pelaksanaan Tugas PPL Dengan Penerapan

Teknologi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit (Studi Kasus Dipemukiman Transmigrasi Swakasa Mandiri (TSM) Petaling Jaya Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi). Skripsi fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi.

Widhiastuti, I. Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Dalam Peningkatan Produktivitas Pertanian Di Desa Batu Timbau Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kutai Timur. Journal Ilmu Pemerintahan Volume 3 , Nomor 1, 2015 : 433-422.