Upload
lekhanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 70 JAKARTA
ARIF BUDIMAN
NIM : 107025001061
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
1435 H / 2014
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan seluruhnya bagi Allah SWT dan perantara menuju-Nya.
Bapakku Drs. H Watma dan Ibuku Aan Maymunah, yang mengajarkan bagaimana
harus berusaha untuk mencapai cita-cita dan Ibu yang banyak berkorban demi
anaknya untuk masa depan. Untuk Kakakku Wawan Setiawan, Sopian Iskandar dan
Adikku Rahman Afandi, Fajar Firdaus terima kasih motivasi dan kesabarannya untuk
segala usaha menyelesaikan skripsi ini.
iii
ABSTRAK
Hubungan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar
Siswa di SMA Negeri 70 Jakarta
Pembelajaran berbasis perpustakaan merupakan pendekatan dalam kontek pendidikan
yang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi, bahkan melaksanakan
proses pembelajaran di perpustakaan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 70
Jakarta, dengan tujuan ingin mengetahui pembelajaran berbasis perpustakaan
diterapkan di SMA Negeri 70 Jakarta, dan juga apakah ada hubungan pembelajaran
berbasis perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta
Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X,XI,XII di
SMA Negeri 70 Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 1023 siswa.
Ukuran sampel adalah 28% dari populasi menjadi 287 siswa diambil secara acak
yaitu dengan teknik Random sampling berstrata. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data
angket/kuesioner akan dilakukan pengukuran dengan skala likert. Analisis data
menggunakan korelasi product moment dengan bantuan program pearson product
moment pada Microsoft Excel 20007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya
frekuensi pembelajaran berbasis perpustakaan mencapai 84.9% atau mencapai nilai
rata-rata 4.25, dan juga memiliki tingkat hubungan secara signifikan dengan prestasi
belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya nilai koefisien korelasi
sebesar 0,999. Oleh karena itu nilai r hitung lebih besar daripada r table (> 0,05).
Maka dapat disimpulkan bahwa Ho (Hipotesis nol) ditolak dan Ha (Hipotesis
alternatif) diterima.
Kata kunci : Perpustakaan Sekolah, Prestasi Belajar
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah
diberikan kepada kita semua khususnya bagi penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, dan semoga terlimpahkan pula kepada para sahabat dan semua
insan yang telah mengikuti sunahnya. Amin.
Selama mengerjakan skripsi ini penulis mendapatkan banyak pengalaman
dan pelajaran berharga, terutama untuk lebih mengenal sekaligus mengetahui
kemampuan dan kelemahan penulis dalam banyak hal. skripsi ini juga masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengucapkan permohonan maaf atas
kekurangan yang ada pada skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1) Prof. Dr. Oman Fathurrahman selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2) Pungki Purnomo, MLIS, dan Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi FAH UIN Syarif
Hidayatulah Jakarta.
3. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang telah
v
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan pemikiran
kepada penulis.
4. Segenap dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis.
5. Pimpinan dan staff Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kepala Sekolah, wakil, seluruh guru dan siswa SMAN 70 Jakarta
yang sangat membantu penulis untuk melakukan penelitian dan
mendapatkan informasi.
7. Kepala Sekolah, wakil, seluruh guru dan siswa SMAN 70 Jakarta
yang sangat membantu penulis untuk melakukan penelitian dan
mendapatkan informasi.
8. Koordinator dan seluruh staff Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
Selatan yang dengan sangat baik hati telah memudahkan penulis
untuk melakukan penelitian dan mendapatkan informasi.
9. Untuk teman-teman Ilmu Perpustakaan angkatan 2007 semua, terima
kasih buat hari-hari yang kita lalui bersama semoga kita tetap terjaga
dalam tali silaturrahmi.
10. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, terima kasih buat bantuan dan dukungannya.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ………………………...………………………..………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………..…………………….…..…. iii
DAFTAR TABEL ………………………………..…..………………………...... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………..………………………..…………... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………………. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... …………………………………..…….. 6
D. Metode Penelitian ………………..….…………………....……………... 7
E. Sistematika Penulisan…………………………………………………….19
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Pengertian Perpustakan Sekolah……………...…………………………20
1. Tujuan dan manfaat perpustakaan sekolah……………………………23
2. Fungsi perpustakaan sekolah……………………………...……..……25
B. Perpustakaan Sekolah sebagai sumber belajar...…………………..…… 27
C. Pembelajaran………………….....……...………….…………………... 32
D. Pembelajaran berbasis perpustakaan…………………………………… 35
E. Prestasi belajar siswa…………………………………………………… 41
1. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar………..………………. 42
vii
2. Pengukuran prestasi belajar siswa……………..…………………… 43
BAB III GAMBARAN UMUM SMAN 70 JAKARTA
A. Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta............................48
B. Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta...............................49
C. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta......................50
D. SDM Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta........................................... 50
E. Koleksi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta.................………...…….51
F. Layanan Perpustakaan Sekolah................................................................52
G. Program kegiatan Perpustakaan Sekolah.................................................54
H. Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.............................................................55
I. Administrasi Perpustakaan Sekolah.........................................................60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Berbasis Perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta.............64
B. Prestasi Belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta..........................................80
C. Hubungan Pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar
siswa di SMA Negeri 70 Jakarta...............................................................82
BAB V PENUTUP
a) Kesimpulan………………………………………………………………85
b) Saran…………………………………………………………………......86
viii
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Ukuran populasi dan sampel siswa SMA Negeri 70 jakarta…………….…9
Tabel 2 : Parameter prestasi belajar siswa kelas X, XI, XII SMAN 70 Jakarta…….13
Tabel 3 : Kisi-kisi Instrument penelitian……………………………………………14
Table 4 : Interpretasi koefisien korelasi pembelajaran berbasis perpustakaan dengan
prestasi belajar Siswa SMA Negeri 70 Jakarta………………..…………17
Tabel 5 : Sumber daya manusia perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta….…………51
Tabel 6 : Program kerja perpustakaan SMA Negeri 70 jakarta………..….………...62
Tabel 7 : Persentase skor per butir pertanyaan angket pembelajaran
berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta………..………………64
Tabel 8 : Item datang ke perpustakaan untuk meminjam buku yang
bermanfaat…………………...……………………………………………66
Tabel 9 : Item tugas dan PR dapat diselesaikan dengan meminjam buku di
Perpustakaan……...………………………………………………………..66
Tabel 10 : Item memandang perlu mempunyai jadwal kunjungan rutin ke
perpustakaan yang dapat mendukung belajar…..………………………....67
Tabel 11 : Item mencari informasi di perpustakaan yang bermanfaat……………….68
Tabel 12: Item mengerjakan tugas di perpustakaan....................................................69
Tabel 13 : Item kunjungan ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas bersama teman-
teman…...……...…...…….…………...……….………………………….70
Tabel 14: Item perpustakaan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar……………....…………….….……………………………………70
Tabel 15: Item termotivasi ke perpustakaan karena koleksi buku memuat informasi
yang dibutuhkan….……...….…………………………………………….70
x
Tabel 16 : item guru mengadakan pembelajaran di perpustakaan….............……......72
Tabel 17: Item membaca buku teks pelajaran di perpustakaan karena dapat
menambah pemahaman pelajaran...….....….……………………………73
Tabel 18 : Item perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi untuk dapat
meningkatkan prestasi……….……...…..…......……...…...……….......74
Tabel 19 : Item pembelajaran di perpustakaan dapat menambah
pemahaman pelajaran…………………….…...…………………………..75
Tabel 20 : Item saya sering meminjam buku mata pelajaran di perpustakaan untuk
dibawa pulang…………...………………………………………………..76
Tabel 21 : Item selalu memanfaatkan perpustakaan untuk mengerjakan tugas…..…75
Tabel 22 : Item berkunjung ke perpustakaan untuk memanfaatkan internet……...…77
Tabel 23 : Item selalu membaca majalah dan Koran di perpustakaan………..……..78
Tabel 24 : Item perpustakaan salah satu tempat rekreasi….………...………………77
Tabel 25 : Rekap rata-rata variabel X “Pembelajaran Berbasis Perpustakaan di SMA
Negeri 70 Jakarta…………………..……………………………………79
Tabel 26 : Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 70 Jakarta..............................80
Tabel 27 : Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 70 Jakarta………………….80
Tabel 28 : Prestasi belajar siswa kelas XII SMA Negeri 70 Jakarta...........................81
Tabel 29 : Nilai rata-rata prestasi belajar siswa kelas X, XI, XII
SMA Negeri 70 Jakarta………………………………………………….81
xi
Tabel 30 : Hubungan Pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar
siswa SMA Negeri 70 jakarta……………..….………………………….83
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Penelitian Pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi
belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta.
Lampiran 2 : Hasil olah data variable X pembelajaran berbasis perpustakaan
menggunakan Microsoft Excel 2007.
Lampiran 3 : Hasil olah data variable Y prestasi belajar siswa menggunakan
Microsoft Excel 2007.
Lampiran 4 : Hasil olah data pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi
belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta.
Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang dinamis senantiasa bergerak mengikuti
perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Oleh karena itu, pendidikan perlu
mendapat perhatian dalam usaha pengembangan maupun perbaikannya sesuai
dengan tuntutan zaman. Itulah sebabnya faktor pendidikan menjadi salah satu
perhatian utama dari pemerintah, baik dalam usaha peningkatan mutunya maupun
perkembangannya. Berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan tersebut tergantung
bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, karena dapat
dipengaruhi banyak faktor dan bagaimana cara yang tepat dalam menyesuaikan
faktor-faktor itu. Menurut Muhammad Zein terdapat lima faktor penunjang
pendidikan yang dapat menompang terlaksananya sebuah proses pendidikan,
yaitu: Tujuan, Pendidik, Terdidik, Alam Sekitar, dan Alat-alat. Dalam uraian
tersebut yang dimaksud alat-alat adalah alat yang dapat membantu tercapainya
tujuan pendidikan salah satunya adalah perpustakaan.1
Proses pembelajaran di lingkungan pendidikan akan berhasil dengan baik
apabila didukung dengan adanya sarana dan prasarana sebagai sumber belajar
yang baik sesuai dengan standar pendidikan. Hal ini sejalan dengan penjelasan
yang terdapat dalam Pasal 35 ayat 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa ―Standar Pendidikan terdiri atas
1Muhammad Zein. Metodologi Pengajaran Agama.(Jakarta: Sumbangsih Offset, 2006),
h.45
2
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala‖.2 Adapun salah satu dari sarana
sekolah yang penting untuk ditingkatkan secara berencana dan berkala adalah
perpustakaan.
Perpustakaan merupakan salah satu sarana prasarana yang wajib dimiliki
oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan adanya perpustakaan disetiap lingkungan
pendidikan, maka diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber yang
baik oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan.
Perpustakaan sekolah merupakan sarana pendukung yang menjadi pusat
informasi dalam proses pembelajaran. Karena perpustakaan sekolah dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi para siswa yang dapat membantu
mereka melahirkan kreatifitas dan membantu siswa dalam berbagai kegiatan baik
kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Perpustakaan sekolah juga dapat
berfungsi untuk membantu siswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan
kegemaran, membiasakan siswa untuk mencari informasi pada sumber belajar
yang tersedia, membantu siswa memperjelas dan memperluas pengetahuannya
atas mata pelajaran yang diajarkan di dalam kelas serta memberikan kesempatan
bagi siswa untuk menggali pengetahuan dan informasi yang ada di perpustakaan.
Dengan demikian perpustakaan sekolah bisa menjadi bagian dari salah satu
kesatuan yang terpadu dan saling mendukung dengan media pendidikan yang lain.
2Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 3
3
Dalam hal ini seharusnya siswa dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai
salah satu sumber belajar yang baik, dan ini sepenuhnya bukan merupakan
tanggung jawab dari seorang guru saja melainkan seluruh komponen yang ada di
sekolah. Apabila siswa dapat diarahkan untuk memanfaatkan perpustakaan secara
maksimal, maka bisa diharapkan seluruh siswa akan mempunyai prestasi belajar
dan pengetahuan yang lebih baik. Prestasi belajar siswa merupakan suatu masalah
yang tetap dan selalu dibicarakan dalam pembahasan pendidikan dan pengajaran.
Sulistyo-Basuki menjelaskan bahwa salah satu penunjang prestasi belajar tersebut
adalah perpustakaan sekolah.3 Pentingnya perpustakaan sebagai unit penunjang
pendidikan, maka diharapkan dengan pembelajaran berbasis perpustakaan sekolah
(library based-learning) dapat memberi bekal kepada pengelola perpustakaan
sekolah dalam peningkatan sistem dan materi pengajaran berbasis perpustakaan.
Menurut Ibrahim Badafal, perpustakaan sekolah akan bermanfaat bila prestasi
siswa tinggi, siswa mampu mencari, menemukan, menyaring informasi dan selalu
berkeinginan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.4
SMA Negeri 70 Jakarta menetapkan kebijakan untuk mengoptimalkan
peran perpustakaan sekolah tersebut sebagai pusat informasi dan pembelajaran
untuk warga sekolah. Selain dengan melakukan pengadaan buku-buku
perpustakaan, sekolah tersebut juga melakukan promosi perpustakaan, perbaikan
sistem manajemen perpustakaan, hingga peningkatan kemampuan SDM
perpustakaan dengan menyelenggarakan pelatihan perpustakaan. Keseriusan
3 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), h. 51
4 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 2
4
dalam penataan perpustakaan sekolah tersebut diikuti dengan penerapannya dalam
kegiatan belajar mengajar.
Sekolah tersebut mempunyai perpustakaan yang cukup memadai untuk
mendukung terhadap terwujudnya pembelajaran berbasis perpustakaan (library
based-learning). Penerapan pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri
70 Jakarta yaitu adanya guru mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa inggris,
sejarah, geografi sering membawa muridnya untuk melakukan pembelajaran di
perpustakaan SMAN 70 Jakarta dan menjadikan perpustakaan sebagai sumber
informasi. Guru dan siswa pun diperbolehkan memberikan rekomendasi atau
saran mengenai buku-buku yang bagus dan bermanfaat sehingga perpustakaan
menjadi terarah untuk dapat memajukan mutu prestasi belajar.
Peran perpustakaan sekolah sangat signifikan dalam mencerdaskan
masyarakat penggunanya, khususnya dalam mencetak siswa berprestasi. Peran
perpustakaan sekolah akan maksimal jika didukung oleh pihak sekolah (kepala
sekolah). Fasilitas perpustakaan yang baik, membuat siswa bisa dan terbiasa
belajar dengan baik. Siswa yang senang dan sering memanfaatkan perpustakaan
sebagai penyedia jasa informasi dan ilmu pengetahuan, akan terbantu dalam
mewujudkan prestasi dan cita-cita pendidikannya.5
Untuk lebih dalamnya penulis ingin mengetahui hubungan pembelajaran
berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta pada
tahun pelajaran 2013/2014. Alasan mengapa penulis memilih SMAN 70 Jakarta
sebagai tempat penelitian adalah karena setelah peneliti melakukan Praktik
5Yudi C, Teguh. 2009. “Peran Perustakaan Sekolah dalam Mencetak Siswa
Berprestasi”. Malang: Universitas Negeri Malang. http:///library.um.ac.id/images/gbjps/art04tgh.
pdf, akses pada 7/03/2014 pukul 14.45
5
Pengalaman Lapangan di SMAN 70 Jakarta, peneliti melihat bagaimana siswa
SMAN 70 Jakarta dalam memanfaatkan perpustakaan dan perpustakaan
digunakan sebagai tempat pembelajaran suatu yang dapat dikembangkan dari
kejadian tersebut, kemudian dapat dijadikan sebagai penelitian. Selain itu juga
perpustakaan SMAN 70 Jakarta pernah mendapat juara I lomba Perpustakaan
Sekolah Antar SMA/MA/SMK tingkat DKI Jakarta tahun 2008. Dengan demikian
peneliti ingin mengamati bagaimana hubungannya pembelajaran berbasis
perpustakaan dengan prestasi siswa SMAN 70 Jakarta.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, penulis melakukan penelitian
dengan judul HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PERPUSTAKAAN
SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 70
JAKARTA.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dengan ini penulis mencoba
membatasi hanya berfokus pada :
1. Penerapan pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70
Jakarta.
2. Prestasi belajar siswa dibatasi pada hasil belajar yang dapat dilihat dari
nilai rata-rata siswa dalam raport semester 1 pada priode tahun ajaran
2013/2014 di SMA Negeri 70 Jakarta.
6
Berdasarkan batasan tersebut, penulis merumuskan masalah penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70
Jakarta?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta pada tahun
ajaran 2013/2014?
3. Apakah ada hubungan pembelajaran berbasis perpustakaan dengan
prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta pada tahun ajaran
2013/2014?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah
1. Untuk mengetahui pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri
70 Jakarta.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar di SMA Negeri 70 Jakarta pada
tahun ajaran 2013/2014.
3. Untuk mengetahui hubungan pembelajaran berbasis perpustakaan
dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 70 Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis mengenai pembelajaran berbasis perpustakaan di
SMA Negeri 70 Jakarta.
7
2. Bagi kepentingan ilmiah, penelitian ini dapat digunakan sebagai
landasan pada penelitian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang
berkepentingan pada keilmuan bidang perpustakaan.
3. Sebagai acuan dalam penyempurnaan kualitas layanan jasa
perpustakaan dalam mendukung pembelajaran di SMA Negeri 70
Jakarta.
4. Sebagai pijakan untuk menentukan strategi pengembangan pelayanan
perpustakaan yang akan datang dan sebagai analisis untuk bahan
evaluasi kinerja perpustakaan.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Metode ini
bertujuan untuk mencari korelasi (hubungan) antara dua atau lebih variabel.6
Dalam konteks penelitian ini, variabel yang digunakan adalah ―pembelajaran
berbasis-perpustakaan‖ (variabel bebas X) dan ―Prestasi belajar siswa‖ (variabel
terikat Y). Penulis mencoba untuk menjelaskan7 pola hubungan antara kedua
variabel tersebut.
Di sini, kiranya perlu dikemukakan pula bahwa penjelasan yang diberikan
oleh korelasi tidak bersifat sebab-akibat (kausalitas). Hasil penelitian korelasional
ini hanya akan menjelaskan apakah tingginya frekuensi variable terikat (Y)
didahului oleh tingginya frekuensi variabel bebas (X) atau apakah rendahnya
6 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh
Statistik (Bandung: Rosdakarya, 1999), hal. 31 7Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES,
2005), hal. 4
8
frekuensi variabel bebas (X) diikuti dengan tingginya frekuensi variabel terikat
(Y), demikian sebaliknya.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif, yaitu jenis
penelitian yang menggunakan statistik untuk menjelaskan variabel-variabel yang
diteliti.Penelitian ini didasarkan atas asumsi berlakunya hukum sebab-akibat
(kausalitas) yang berlaku secara universal. Karena itu tujuan penelitian yang
bersifat kuantitatif adalah melakukan generalisasi, yaitu menyimpulkan teori yang
berlaku umum.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 70 Jakarta yang berlokasi di Jl.
Bulungan Blok C No. 1 Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 DKI
Jakarta.
3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X, XI, XII di SMA
Negeri 70 Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, yang seluruhnya berjumlah 1023
siswa. Untuk menduga karakteristik populasi tersebut, penulis menggunakan
stratified random sampling (sampel acak berstrata).8 Adapun dalam menentukan
ukuran sampel, penulis menggunakan statistik yang dikemukakan Yamane9
sebagai berikut:
8Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik
(Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 79 9Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh
Statistik... . ....h. 82
9
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = jumlah populasi
d2 = kuadrat presisi
Dengan presisi 0.05 (5%) dan selang kepercayaan (level of confidence /
reliability) 95 %, ukuran sampel yang diambil dari populasi sebesar 1023 siswa
adalah sebesar 287 siswa, dengan perhitungan sebagai berikut:
287.56149
Dengan stratified random sampling (metode sampel berstrata) penulis
membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut strata.10
Dalam
penelitian ini, strata adalah kelas-kelas yang terdapat di SMA Negeri 70 Jakarta.
Pada kenyataannya, setiap kelas tersebut terdiri dari unsur populasi yang selisih
keragamannya tinggi (unsur terkecil hanya 17 siswa, sementara unsur terbesar
mencapai 319 siswa), karena itu, penulis menetapkan pecahan sampling yang
sama untuk setiap kelas, yaitu 0.28 (total jumlah sampel dibagi total jumlah
populasi atau
).
11 Rincian jumlah ukuran populasi dan sampling tersebut dapat
diperhatikan pada tabel berikut ini:
10
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh
Statistik... . .... h. 79 11
Teknik ini disebut ―sampel berstrata proporsional‖, lihat Jalaluddin Rakhmat, Metode
Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik… . … h. 79-80
10
Tabel 1
Ukuran Populasi dan Sampling
Kelas Ukuran
populasi
%
dalam
populasi
Pecahan
sampling
N
sampel
%
dalam
sampel
X 319 31,2 % 0.28 89 31,0%
X. CI 41 4,0 % 0.28 11 3,7 %
X. SC 25 2,4 % 0.28 7 2,4 %
XI. IPA 208 20,3 % 0.28 58 20,2 %
XI. IPS 95 9,3 % 0.28 27 9,4 %
XI. CI 17 1,7 % 0.28 5 + 1 2,0 %
XI. International 22 2,1 % 0.28 6 2,0 %
XII. IPA 209 20,4 % 0.28 58 20,2 %
XII. IPS 66 6,4% 0.28 18 6,3 %
XII. International 21 2,0% 0.28 6 + 1 2,4 %
Jumlah 1023 100 % 287 100 %
Sumber data : Profil SMA Negeri 70 Jakarta
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung penelitian ini dalam menganalisis data, penulis
memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam dan luar
perpustakaan. Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang akan
diambil.
1. Observasi
Observasi menurut Hadi berarti kegiatan mengamati dan mencatat
secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi non partisipasi yaitu
penulis tidak ikut dalam kehidupan orang yang di observasi dan secara
terpisah berkedudukan sebagai pengamat.12
12Hadi, Amirul. Dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Pustaka
Pelajar, 2003), h.136
11
2. Dokumentasi
Dalam Arikunto dokumentasi adalah cara untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, ntulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik
dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan,
diantarnya untuk memperoleh data mengenai teori yang dapat mendukung
penelitian ini.13
3. Angket
Dalam Sugiyono angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberi beberapa pertanyaan tertulis pada responden
untuk dijawabnya.14
Untuk menganalisis data angket akan dilakukan pengukuran dengan
menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang/kelompok orang tentang
fenomena sosial.15
Alasan penulis menggunkan skala likert dalam kuesioner ini
karena kemudahan dalam dalam pengisian untuk responden serta praktis dan
sistematis. Skala likert dalam penelitian ini digunakan sebagai pengukur
hubungan pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar siswa SMA
Negeri 70 Jakarta dengan menyatakan jawaban persetujuan atau ketidak setujuan
terhadap subjek, objek, dan kejadian tertentu, jawaban dari setiap instrument
13
Ari kunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Yogyakarta : Rineka Cipta,
2003), h.206 14
Ari kunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., h.207 15
Sugiyono, Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D. (Bandung:
Alfabeta, 2003), h.99
12
yang menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban, yaitu SS, S, KS, TS,
STS. Untuk perhitungan data kuantitatif, maka setiap jawaban tersebut akan
diberi skor yaitu :
SS = Sangat setuju, diberi skor 5
S = Setuju, diberi skor 4
KS = Kurang setuju, diberi skor 3
TS = Tidak setuju, diberi skor 2
STS = Sangat tidak setuju, diberi skor 1
5. Variabel Penelitian
Variable penelitian menurut Arikunto, variabel adalah obyek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut fungsinya
variabel dibedakan menjadi 2 yaitu variable independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat).
1. Variabel Independen (bebas) yaitu variabel penelitian yang nilainya
tidak bergantung pada varaiabel lainnya. Disimbolkan dengan X dan
digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai variabel
lainnya.16
Variabel independen dalam penelitian ini adalah
pembelajaran berbasis perpustakaan yang diterapkan di Perpustakaan
SMA Negeri 70 Jakarta.
2. Variabel dependen yaitu variabel yang nilai-nilainya bergantung pada
variabel lainnya. Disimbolkan dengan Y dan merupakan variabel yang
diramalkan atau diterangkan. Variabel terikat pada penelitian ini
16
Ari kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Yogyakarta : Rineka Cipta,
2003), h.206
13
adalah prestasi belajar siswa kelas X, XI, XII selama 1 semester di
SMA Negeri 70 Jakarta. Menurut Ari kunto untuk mengetahui tingkat
interpretasi prestasi siswa yang terjadi dari penelitian digunakan tabel
interpretasi seperti dibawah ini :17
Tabel 2
Parameter prestasi belajar siswa kelas X, XI, XII
Range Nilai Kategori Penilaian
90 - 100 Sangat Baik
80 - 89 Baik
60 - 79 Cukup
00 - 59 Kurang
6. Instrumen Penelitian
Menurut Ari Kunto instrument adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar mempermudah penelitian dan
memperoleh hasil yang baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Karena metode yang digunakan adalah angket atau
kuesioner.18
Metode ini berisi pertanyaan yang akan diisi oleh responden, dan
kuesioner dalam penelitian ini berbentuk kuesioner tertutup dengan skala likert.
Dari instrument ini diharapkan dapat terkumpul data sebagai alat untuk
mengatakan besaran atau persentase yang berbentuk kuantitatif.
Untuk memperoleh instrument yang valid maka ditempuh beberapa
langkah pada penyusunan instrument seperti yang dikemukakan oleh Ari Kunto
yaitu mengadakan identifikasi terhadap variabel yang ada dalam merumuskan
17
Ari kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., h.209
18Ari kunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Yogyakarta : Rineka Cipta,
2003), h.209
14
judul penelitian. Kemudian penulis menjabarkanvariabel menjadi sub variabel,
dan menjadikan indikator, merumuskan menjadi setiap butir pertanyaan. Untuk
mengetahui atau mengukur variabel dalam instrument maka dibuat indikator
pertama adalah pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta
dan Indikator kedua adalah prestasi belajar. Kedua indikator tersebut dimasukan
dalam item-tem penilaian atau agket seperti pada tabel dibawah ini :
Tebel 3
Kisi-kisi Instrument Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor
item
Jumlah
Variabel X
Pembelajaran
bebasis
perpustakaan
sekolah
1. Aktivitas siswa
di perpustakaan
1. Peminjaman buku
2. Meminjam buku yang
sesuai dengan bahan-
bahan yang diwajibkan
bagi penyelesaian
pelajaran
1, 2 2
2. Frekuensi
Kunjungan ke
perpustakan
1. Frekuensi Kunjungan
Ke Perpustakan Sekolah
2. Kesadaran Untuk
Menjadi Anggota
3. Aktivitas siswa selama
di perpustakaan
4. Kesiapan sebelum ke
perpustakaan sekolah.
3, 4, 5,
6
4
3.Perpustakaan
sebagai sumber
belajar
1. Membaca buku
2. Mengerjakan tugas
sekolah
3. Meminjam buku untuk
di baca di rumah
4. dll.
7, 8 ,9,
10, 11
12, 13,
14
8
4. Perpustakaan
sebagai tempat
rekreasi
1. Memanfaatkan
internet.
2. Membaca Koran dan
majalah.
3. Perpustakaan sebagai
tempat rekreasi
15,
16,17
3
Variabel Y
Prestasi
belajar siswa
Nilai Rata-rata
raport semester I
tahun ajaran
2013/2014
Jumlah 17
15
7. Analisis data
Pengolahan data akan penulis lakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Melakukan tabulasi yaitu, memindahkan nilai-nilai dari
angket/kuesioner kedalam tabel frekuensi, serta menganalisisnya
dengan mencari nilai rata-rata (mean/average), nilai maksimum (max),
nilai minimum (min), dan sebagainya, menggunakan fungsi formula
pada Microsoft Excel 2007.
b. Menginterpretasikan hasil analisis frekuensi variabel pembelajaran
berbasis perpustakaan sekolah, data tersebut kemudian akan disajikan
dalam uraian deskriptif. Menurut Warsito, untuk menafsirkan nilai
persentase biasanya digunakan parameter sebagai berikut:
0 % = Tidak ada satupun
1% - 25 % = Sebagian kecil
26% - 49 % = Hampir setengahnya
50% = Setengahnya
51% - 75% = Sebagian besar
76% - 99% = hampir seluruhnya
100% = seluruhnya.19
.
c. Menganalisis korelasi dengan korelasi Pearson’s Product Moment,
yaitu dengan rumus ―=Pearson (array1,array2)‖ pada Microsoft Excel
2007 atau secara manual dengan rumus sebagai berikut:
19 Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Pedoman Mahasiswa
(Jakarta: Gramedia, 1991), h. 19
2222 )()(
))((
iiii
iiiixy
yynxxn
yxyxnr
16
keterangan:
r = nilai korelasi
X= skor pembelajaran berbasis perpustakaan
Y = skor prestasi belajar
∑ = jumlah
Dengan rumus tersebut, penulis mencoba untuk mencari nilai
korelasi (r) yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar
variabel pembelajaran berbasis perpustakan dengan prestasi belajar
siswa di SMA Negeri 70 Jakarta. Menurut Sulistyawati korelasi yang
terjadi antara dua variabel yaitu:20
Korelasi positif (r > 0)
Korelasi negatif (r < 0)
Tidak ada korelasi (r = 0)
Korelasi sempurna (r = 1)
Nilai korelasi berkisar antara -1 sampai 1 dengan 0 sebagai titik
netral. Apabila nilai bergeser ke arah negatif, berarti korelasi negatif,
dan apabila nilai bergeser ke arah positif, berarti korelasi positif.
8. Hipotesis
Dalam bukunya Hasan menyatakan bahwa pengujian hipotesis adalah
suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan
menerima atau menolak hipotesis tersebut. Untuk pengujian hipotesis penelitian
20
Sulistyawati, Ari. 2010. Analisis Korelasi dan Regresi Linier.
www.teknokrat.ac.id/perangkat_ajar/.pdf. Diunduh pada 12 maret 2014
17
ini menggunakan pengujian data secara statistik dimana tujuannya untuk
mengetahui apakah hipotesis yang dibuat benar atau salah. 21
Untuk itu Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. H0 = tidak terdapat hubungan antara pembelajaran berbasis
perpustakaan dan prestasi belajar di SMA Negeri 70 Jakarta
b. Ha = terdapat hubungan antara pembelajaran berbasis perpustakaan
dan prestasi belajar di SMA Negeri 70 Jakarta.
Untuk menguji apakah hipotesis nol diterima atau diterima, maka penulis
menggunakan statistik korelasi Pearson dan mengkonsultasikan nilai r hitung
dengan r pada tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α 0.95). Apabila r hitung
lebih kecil daripada r tabel maka hipotesis nol diterima (tidak ada korelasi) dan
jika r hitung lebih besar daripada r tabel maka hipotesis nol ditolak (ada korelasi).
Untuk itu pedoman interpretasi koefisien korelasi adalah dengan tabel berikut:
Tabel 4
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Tinggi
0.80 – 1.00 Sangat tinggi
21
Hasan. Iqbal. Analisis Data Dengan Penelitian Statistik. (Jakarta: Bumi aksara, 2003),
h.31
18
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN.
Pada bagian ini penulis menjelaskan pelaksanaan pembelajaran berbasis
perpustakaan (library-based-learning), dan hubungannya dengan prestasi belajar
siswa terutama pada peserta didik tingkat SMA yang pada umumnya akan terjun
langsung ke masyarakat—jika tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Pada bagian ini penulis uraikan batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta metodologi penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI.
Pada bagian ini, penulis menguraikan teori tentang perpustakaan sekolah:
tujuan, fungsi, dan manfaatnya, perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,
pembelajaran, pembelajaran berbasis perpustakaan, dan prestasi belajar siswa
SMA Negeri 70 Jakarta.
BAB III TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 70
JAKARTA.
Pada bagian ini, penulis menggambarkan gambaran umum perpustakaan
SMA Negeri 70 Jakarta, sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, SDM, Koleksi,
layanan, program kegiatan perpustakaan, Tata kerja perpustakaan, Administrasi
perpustakaan, dan Sarana dan prasarana perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
Pada bagian ini penulis menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai bagaimana
19
pembelajaran berbasis perpustakaan hubungannya dengan Prestasi belajar siswa di
SMA Negeri 70 Jakarta.
BAB V PENUTUP.
Pada bagian ini, penulis memberikan kesimpulan hasil penelitian dan
merekomendasikan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.
20
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Secara etimologis istilah perpustakaan berasal dari kata dasar ―pustaka‖
yang berarti buku, kitab.1 Dalam bahasa asing dikenal dengan istilah library
(Inggris), liber atau libri (Latin), bebliotheek (Belanda), bebliothek (Jerman),
bibilotheque (Perancis), biblioteca (Spanyol) dan biblia (Yunani).2 Istilah Pustaka
ini kemudian ditambah awalan ―per‖ dan akhiran ―an‖ menjadi perpustakaan.
Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung yang disediakan untuk
pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya, (b) koleksi buku, majalah dan
bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari dan
dibicarakan.3 Dari kata dasar itu kemudian menimbulkan istilah turunan lain
seperti: bahan pustaka, pustakawan, kepustakaan, dan ilmu pengetahuan.4
Ada beberapa definisi perpustakaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga tertentu
yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun
bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis
1Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 802.
2
Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, (Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi
JawaTengah, 2002), hlm. 1-2.
3 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), cet.2, hlm. 912.
4Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2004), h. 102.
21
menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber
informasi oleh setiap pemakainya.5
b. Darmono memberikan definisi perpustakaan sebagai salah satu unit kerja
yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan
mengatur koleksi bahan pustakasecara sistematis untuk digunakan oleh
pemakai sebagaisumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar
yangmenyenangkan.6
c. Menurut P. Sumardji, perpustakaan adalah koleksi yang terdiri daribahan-
bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya seperti film, slide,piringan
hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur dandiorganisasikan
dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untukkeperluan studi,
penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.7
d. Menurut C. Larasati Milburga, perpustakaan adalah suatu unit kerja yang
berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara
sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakan secara
berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.8
Pengertian perpustakaan sekolah merupakan turunan dari pengertian
perpustakaan secara umum. Carter V. Good sebagaimana yang dikutip oleh
Ibrahim Bafadal memberikan definisi perpustakaan sekolah sebagai koleksi yang
5 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.3
6 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia
Sarana Indonesia, 2001), h. 2.
7 P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991),
h.13.
8 C. Larasati Milburga, et.all.,Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius,
1986), h. 17.
22
diorganisasikan di dalamsuatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan
guru-guru, yang dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang
bisa diambil dari salah seorang guru.9
Ibrahim Bafadal sendiri berpendapat bahwa perpustakaan sekolah adalah
kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book
material) yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga
dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar
disekolah.10
Menurut C. Larasati Milburga, dkk, perpustakaan sekolah ialah suatu unit
kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi
bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis, untuk
dipergunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk
memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun
yang dididik di sekolah tersebut.11
Pendapat dari para ahli di atas, meskipun terlihat ada sedikit perbedaan
akan tetapi sebenarnya mengarah pada satu pengertian. Dari ketiga pendapat di
atas, yang memberikan penjelasan paling lengkap adalah pendapat dari Ibrahim
Bafadal, sebab dalam definisi tersebut sudah dijelaskan bahwa koleksi yang ada di
perpustakaan bukan hanya buku, akan tetapi juga koleksi non buku (non book
material). Hal inilah yang membedakan pendapat Ibrahim Bafadal dengan
9Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h 4.
10
Ibid. h.5
11
C. Larasati Milburga, et.all.,Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius,
2002), h. 54.
23
pendapat-pendapat yang lain yang hanya menyebutkan ―bahan pustaka‖ sebagai
koleksi yang ada di perpustakaan. Penyebutan ―bahan pustaka‖ yang belum jelas
ini dikhawatirkan akan memberikan pemahaman yang kurang tepat tentang bahan
bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
Dari beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa secara garis
besar perpustakaan adalah salah satu unit kerja/lembaga tertentu yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka baik
yang tertulis, tercetak, maupun grafis lainnya, seperti film, slide, piringan
hitam,tape, yang diatur dan diorganisasikan secara sistematis untuk dipergunakan
secara berkesinambungan sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana
belajar yang menyenangkan bagi setiap pemakainya.
1. Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah
Menurut Ibrahim Bafadal, tujuan dari penyelenggaraan perpustakaan
sekolah lebih dari sekadar menyimpan bahan-bahan pustaka. Perpustakaan
sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan para guru untuk
menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar-mengajar.12
Karena itu, menurut
Bafadal, segala bahan pustaka yang berada di perpustakaan sekolah idealnya
harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Untuk itu, pengadaan bahan
pustaka di sekolah hendaknya didasarkan pada kurikulum sekolah dan selera
pembaca yang notabene adalah anak-anak.13
12 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
5
13
Ibid.
24
Ada beberapa manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di
sekolah dasar maupun di sekolah menengah. Manfaat itu, antara lain, adalah
sebagai berikut:14
a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid
terhadap membaca.
b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-
murid.
c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri
yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik
membaca.
e. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan
berbahasa.
f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung-
jawab.
g. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-
sumber pengajaran.
i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan
anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
14
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
5
25
2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Menurut Noerhayati, perpustakaan sekolah mempunyai fungsi kembar,
yaitu ―melayani kurikulum dan melayani hasrat baca anak-anak. Memilih buku-
buku dan bahan-bahan yang dapat memenuhi kedua syarat ini meminta
pertimbangan yang sungguh-sungguh.‖15
Fungsi yang dikemukakan tersebut
sejalan dengan tujuan utama perpustakaan sekolah—seperti telah disebutkan di
atas—bahwa perpustakaan sekolah dapat bertujuan untuk pengembangan kegiatan
belajar mengajar.
Menurut Noerhayati, perpustakaan juga berfungsi sebagai tempat
menyalurkan apa yang disebut dengan hasrat baca anak-anak. Sebetulnya, hasrat
baca tersebut dapat dipuaskan dengan bacaan-bacaan yang dapat menambah
wawasan atau pun sekadar memberikan hiburan rohani. Dalam istilah yang lebih
konseptual dan komprehensif, Darmono menyatakan bahwa fungsi-fungsi sekolah
meliputi aspek-aspek berikut:16
a. Fungsi Informatif
Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai sumber informasi, baik yang
tersimpan dalam media cetak, media elektronik, dan lain sebagainya.
Dengan adanya informasi tersebut, siswa dapat memperoleh ide dan
wawasan yang mereka perlukan.
b. Fungsi Pendidikan
Perpustakaan sekolah berfungsi juga untuk membantu tujuan-tujuan
pendidikan dan membantu guru dalam mempersiapkan sumber-sumber
15 Noerhayati, Pengelolaan Perpustakaan Vol. II (Bandung: Alumni, 2000), h. 38
16
Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendektan Aspek Manajemendan Tata Kerja,
(Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007), h.4-5
26
pembelajaran. Apa yang disebut library-based learning (pembelajaran
berbasis-perpustakaan) sebetulnya berada dalam fungsi ini. Fungsi ini
akan berkerja dengan baik dengan syarat bahwa koleksi perpustakaan
cukup memadai dan relevan dengan kurikulum pendidikan yang
digunakan.
c. Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan sekolah dapat berfungsi pula sebagai sarana sosialisasi
budaya, pemikiran, dan falsafah hidup yang pernah berkembang pada
masa lalu untuk diambil pelajarannya bagi kebaikan hidup pada masa
kini. Selain itu, sosialisasi budaya tersebut juga dapat memberikan
kontribusi dalam proses transformasi sosial-budaya, yaitu jika
perpustakaan juga menyediakan berbagai buah pikir dan falsafah hidup
dari bangsa lain yang lebih maju.
d. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai hiburan (rekreasi)
selama koleksinya menyediakan bahan-bahan yang sifatnya
menghibur.
e. Fungsi Penelitian
Perpustakaan sekolah berfungsi juga sebagai sarana penyedia
informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Sekolah menengah
atas (SMA) biasanya sudah diperkenalkan dengan pola pikir logis-
ilmiah dan cukup mampu untuk mendapatkan tugas penelitian yang
sifatnya berhubungan dengan tujuan-tujuan kurikulum.
27
Menurut Darmono, perpustakaan juga dapat berfungsi sebagai tempat
penyimpanan (deposit) karya-karya yang pernah diterbitkan di seluruh Indonesia
dan di luar negeri, namun sebagaimana dikemukakan Sulistyo-Basuki,
perpustakaan di Indonesia yang mengemban fungsi deposit hanyalah
Perpustakaan Nasional.17
Adapun perpustakaan sekolah hanya mungkin
menyimpan hasil karya tulis dan rekam (audio atau audio-visual) yang dibuat oleh
siswa dan guru sekolah. Selain itu, perpustakaan sekolah juga menyimpan koleksi
yang sesuai dengan tujuan perpustakaan sekolah.
B. Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam
sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan
(memudahkan) terjadinya proses belajar. Menurut Oemar Hamalik, sumber
belajar adalah semua yang dipakai oleh siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama
dengan para siswa lainnya) untuk memudahkan belajar.
Edgar Dale sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Rohani menyatakan
bahwa:
―Sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya
sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang
dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya
adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan‖.18
17 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), h. 45
18
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 102
28
Berangkat dari pengertian di atas, selanjutnya AECT (Association for
Education Communication Technology) adalah berbagai sumber baik itu berupa
data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar
baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Ditinjau dari segi
pendayagunaan, AECT membedakan sumber belajar menjadi 2 macam yaitu :
a. Sumber belajar yang dirancang atau disengaja dibuat untuk digunakan
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Sumber belajar yang dirancang tersebut dapat berupa buku teks, buku
paket, slide, film, video dan sebagainya yang memang dirancang untuk
membantu mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
b. Sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak sengaja dibuat untuk
membantu mencapai tujuan pembelajaran. Jenis ini banyak terdapat
disekeliling kita dan jika suatu saat kita membutuhkan, maka kita
tinggal memanfaatkanya. Contoh sumber belajar jenis ini adalah tokoh
masyarakat, toko, pasar, dan museum.19
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat
berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan
sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh
masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku,
19Darmono, ―Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,‖
Perpustakaan sekolah : kajian, metode, praktik, dan evaluasi perpustakaan sekolah, no. 1 (April
2007) : h. 2
29
transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran,
relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat keras,
komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin,
mobil, motor, alat listrik, dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik:
disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan,
percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan:
ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum,
kantor dan sebagainya.20
Penggunaan sumber belajar dalam kegiatan belajar mempunyai arti
penting guna melengkapi, memelihara dan memperkaya proses belajar mengajar.
Salah satu sumber yang direncanakan adalah perpustakaan.21
Perpustakaan sebagai sumber belajar memiliki keunggulan-keunggulan
dalam kaitannya dengan pembelajaran disekolah, yaitu:
a. Meningkatkan proses penguasaan teknik membaca.
b. Menunbuhkan rasa kecintaan membaca dan terarahnya selera dan
apresiasi anak dalam kesusastraan.
c. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menggunakan
perpustakaan sebagai sumber pengetahuan dan pusat studi.
20 ―Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar,‖ artikel diakses pada 9 Januari 2014
dari http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/
21
Arnold Sahalessy, ―Pemanfaatan PerpustakaanSekolah Sebagai Sumber Belajar dalam
Meningkatkan Hasil Belajar,‖ Jurnal Kependidikan: Kajian Teori, Konsep Hasil Penelitian
Pendidikan, no. 2 (Nopember 2004): h. 151
30
e. Timbulnya suatu kesadaran pada seorang manusia yang terpelajar,
bahwa membaca merupakan keharusan.
f. Terpenuhinya kebutuhan emosional siswa, terpenuhinya keinginan
untuk mengetahui tentang sesuatu secara lebih mendalam.
g. Bagi siswa yang lemah dalam prestasi, perpustakaan dapat memberi
kesempatan untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa
merasadikejar-kejar oleh tuntutan guru.
h. Siswa akan mengalami perkembangan bahasa yang akan sangat
mempengruhi daya pikirnya.22
Melihat pentingnya perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, maka
diperlukan strategi pengembangan perpustakaan sekolah dengan baik. Tentunya
pengembangan perpustakaan sekolah hendaknya berangkat dari inisiatif sekolah
itu sendiri. Pengembangan perpustakaan sekolah meliputi hal-hal berikut:
a. Status organisasi, perlu ada pemantapan status organisasi atau
kelembagaan perpustakaan sekolah.
b. Pembiayaan, perlu adanya anggaran yang memadai yang dapat
digunakan untuk operasional perpustakaan sekolah.
c. Gedung dan atau ruangan perpustakaan, perlu ada ruangan yang
representative sehingga keberadaan perpustakaan sekolah mampu
menunjang kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar) disekolah.
22Rusman Efendi, ―pengembangan perpustakaan sebagai sumber belajar dan minat baca
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,‖ jurnal kepustakawanan dan masyarakat
membaca‖ no. 1 (juni 2005), hal 11
31
d. Koleksi bahan pustaka, koleksi bahan pustakan perlu disesuaikan
dengan kebutuhan minimum sekolah yang mengacu pada kurikulum
dan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah.
e. Peralatan dan perlengkapan, perlu disesuaikan dengan kebutuhan
perpustakaan sekolah sehingga perpustakaan dapat berjalan dengan
baik.
f. Tenaga perpustakaan, mempunyai kualifikasi yang memadai untuk
pengelolaan perpustakaan sekolah.
g. Layanan perpustakaan, disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Jika
mungkin ada layanan diluar jam-jam belajar siswa, sehingga siswa
dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik.
h. Promosi perlu dilakukan dengan berbagai cara agar perpustakaan
menarik bagi siswa.23
Berikut ini diuraikan beberapa cara memberdayakan perpustakaan di
lingkungan sekolah:
a. Upaya menciptakan penguatan kelembagaan terhadap perpustakaan
sekolah.
b. Perlunya diciptakan pengajaran yang terkait dengan pemanfaatan
fasilitas yang ada di perpustakaan.
c. Melibatkan guru dalam pemilihan koleksi perpustakaan yang akan
dibeli.
23Darmono, ―Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,‖
Perpustakaan sekolah : kajian, metode, praktik, dan evaluasi perpustakaan sekolah, no. 1 (April
2007) , h.3
32
d. Promosi dan pemasyarakatan perpustakaan pada even-even khusus
peringatan hari besar.
e. Perlu diupayakan jam belajar di perpustakaan, agar siswa terbiasa
memanfaatkan perpustakaan.
f. Perlu adanya Pemberian reward yang diberikan kepada siswa agar
termotivasi memanfaatkan perpustakaan, misalnya yang meminjam
buku paling banyak dalam kurun waktu tertentu.24
Perpustakaan sekolah idealnya didukung oleh beberapa hal, seperti
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan koleksi yang sesuai, SDM yang
mempunyai kualifikasi dalam bidang perpustakaan, pelayanan dan anggaran dana
yang memadai serta program-program untuk promosi perpustakaan. Bila hal ini
dapat dijalankan dengan baik maka diharapkan perpustakaan sekolah sebagai
salah satu sumber belajar dapat mencapai tujuannya yaitu menunjang kegiatan
belajar peserta didik dan mengajar guru di sekolah.
C. Pembelajaran .
Didalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
2003 pasal 1 ayat 20 mennyebutkan bahwa :
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar’.
24―Kajian Pengembangan Perpustakaan Sekolah sebagaisumber Belajar,‖ artikel di akses
pada 9 April 2014 dari http://blog.unila.ac.id/sh2008/2009/10/14/kajian-tentang-pengembangan-
perpustakaan-sekolah-sebagai-sumber-belajar.html
33
Sedangkan Oemar Hamalik dalam Kurikulum dan Pembelajaran
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam
sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru dan tenaga lainnya. Material meliputi
buku-buku, papan tulis, photografi, slide, dan film, audio dan video, tape.25
Adapun Gagne dan Briggs mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal.26
Selain itu, Eggen dan Kauchak menjelaskan bahwa ada enam ciri
pembelajaran yang efektif yaitu :27
1. Siswa menjadi pengkaji yang efektif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan
dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai focus berfikir dan berinteraksi
dalam pembelajaran.
25Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembeljaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.42
26 Gagne.R,M, Briggs,L.J, Principles ot instructional Design. Second Edition (New York:
United States of America, 2003). h.19
27 Eggen, Kauchak. 1998. ―Pengertian Pembelajaran”. Dalam
http://www.blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian pembelajaran.html diunduh pada
tanggal 3 April 2014 pukul 10.17 WIB.
34
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntutan
kepada siswa dalam menganalisis informasi.
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berfikir.
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi dengan tujuan
dan gaya mengajar guru.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha dasar dari
guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkanya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Kesuksesan pembelajaran juga membutuhkan dukungan dari semua pihak yang
terkait dengan sekolah.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pada kegiatan
mendidik dan dididik/pembelajaran antara lain :
1. Tujuan yang hendak dicapai dari mata pelajaran tersebut.
2. Subjek manusia yang ada.
3. Yang hidup bersama dalam suatu lingkungan hidup/lingkungan sosial
4. Alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan yaitu sarana
pembelajaran.28
28Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. ( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 19
35
Pada intinya proses pembelajaran adalah kegiatan belajar anak didik dalam
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Roert M. Gagne dalam Tabrani
menyatakan bahwa kondisi-kondisi belajar dikelompokan sesuai dengan tujuan-
tujuan belajar yang hendak dicapai sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki
kemampuan-kemampuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan, diantaranya
adalah sebagai berikut :29
1. Keterampilan intelektual, yaitu terdiri dari kemampuan baca, tulis,
hitung sampai kemampuan memperhitungkan kekuatan sebuah
jembatan.
2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan memecahkan masalah.
3. Informasi verbal, yaitu kemampuan dalam mengolah dan mencari
informasi.
4. Keterampilan Motorik, yaitu kemampuan yang diperoleh di sekolah
kemudian dapat digunakan dalam kehidupan.
5. Sikap dan Nilai, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan aspek
intensitas emosional seseorang.
D. Pembelajaran Berbasis Perpustakaan
Udin Saripudin dan Winataputra dalam bukunya Syaiful Bahri
mengelompokan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori yaitu : 1) Manusia
2) Buku/Perpustakaan, 3) Media massa, 4) Alam lingkungan 5) Media
29Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 19
36
Pendidikan.30
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu
guru memperkaya wawasan anak didik. Kalau dalam pendidikan masa lalu guru
merupakan satu-satunya sumber belajar sehingga kegiatan pendidikan cenderung
tradisional. Tapi lain halnya sekarang perangkat teknologi sudah ada dimana-
mana, pertumbuhan dan perkembangannya hampir tak terkendali sehingga
menyusup ke dalam dunia pendidikan.
Menurut Retno Sayekti menjelaskan, pembelajaran berbasis-perpustakaan
atau library-based learning adalah sebuah pendekatan pembelajaran dalam
konteks pendidikan yang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi
utama dalam menunjang proses pembelajaran.‖Hakikat dari pendekatan ini adalah
Information Literacy Skill. Selain itu pembelajaran berbasis perpustakaan tidak
hanya sekedar memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi dan ilmu
pengetahuan, tetapi lebih jauh lagi melaksanakan proses pembelajaran di
perpustakan, mengajarkan keterampilan mencari dan memanfaatkan informasi,
dan melibatkan pustakawan dalam proses pembelajaran.31
Senada hal tersebut
Nurhadi menjelaskan bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk menuruti
kebutuhan dalam belajar yang dapat digunakan dalam menunjang pembelajaran
berbasis perpustakaan di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan sekolah yang
meliputi :32
30 Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
h.139
31
Retno Sayekti, ―Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model
Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam‖, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2 (Januari, 2007),
h.16
32
Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di
Indonesia. (Jakarta : Andi Offset, 2005), h.85
37
1. Aktivitas siswa di perpustakaan sekolah
Aktivitas disini meliputi peminjaman buku, meminjam buku yang
sesuai dengan bahan-bahan yang diwajibkan atau dianjurkan bagi
pelajaran.
2. Frekuensi kunjungan ke perpustakaan
Pemanfaatan perpustakaan yang efektif meliputi fekuensi kunjungan
ke perpustakaan sekolah, kesadaran untuk menjadi anggota
perpustkaan, aktifitas siswa selama di perpustakaan, dan kesiapan
sebelum ke perpustakaan.
3. Penggunaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa.
Siswa memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Adapun
penggunaan perpustakaan bagi siswa meliputi membaca buku,
mengerjakan tugas sekolah, meminjam buku untuk bacaan di rumah,
dan lain-lain tergantung pada kebutuhan individu siswa.
4. Menjadikan perpustakaan sebagai tempat rekreasi.
Siswa datang ke perpustakaan untuk memenuhi minat dan rekreasi
sehat setiap harinya dengan memanfaatkan internet, membaca buku
fiksi, majalah, tabloid, dan surat kabar.
Oleh karena itu, pendekatan ini menuntut adanya kerjasama formal antara
guru dan pustakawan sebagai subjek pembelajar. Sehingga ketika guru
mengadakan pembelajaran di perpustakaan tidak dipandang sebagai pelarian dari
ruang kelas, melainkan merupakan sebuah usaha untuk menjadikan siswa lebih
tertarik dan termotivasi datang ke perpustakaan.
38
Danise dan Natasha dalam Sayekti melakukan penelitian tentang metode
pengajaran keterampilan informasi yang paling efektif. Dalam penelitiannya
mereka menemukan bahwa 5 metode pengajaran yang sering dipergunakan oleh
pustakawan dan guru, yaitu :33
1. Active Learning (pembelajaran yang aktif), siswa secara aktif terlibat
dalam pembelajarannya, dengan seorang instruktur yang berperan
sebagai fasilitator (pustakawan).
2. Computer Assisted instruction (CAI), yaitu penggunaan computer
dalam memberikan pengajaran langsung kepada siswa.
3. Learner-cenfred instruction (LCI), berfokus pada kebutuhan belajar
siswa secara khusus.
4. Self directed independent learning (SDIL), yaitu proses belajar dimana
mempunyai tanggung jawab dan penentu uatama bagi pendidikannya
sendiri.
5. Pengajaran tradisional, dimana materi pengajaran diberikan oleh guru,
dan merupakan metode belajar yang pasif bagi siswa.
Ide pembelajaran berbasis perpustakaan ini pertama kali diterapkan pada
perpustakaan perguruan tinggi yang bermula dari keprihatinan terhadap lemahnya
para lulusan perguruan tinggi dalam mencari informasi secara mandiri untuk
membantu memecahkan persoalan-persoalan kehidupan yang mereka temui,
khususnya di tempat kerja. Kelemahan tersebut berasal dari pola pembelajaran
33 Retno Sayekti, ―Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model
Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam‖, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2 (Januari, 2007),
h.16
39
tradisional yang selalu menempatkan mahasiswa pada posisi sebagai penerima
ilmu pengetahuan dan informasi dari para dosen dan tidak mengembangkan skill
(kemampuan) mereka untuk menjadi penelusur informasi dan penemu
pengetahuan. Pendekatan pembelajaran tradisional yang memposisikan dosen
sebagai seseorang yang lebih tahu dari pada mahasiswanya, dan menjejali
mahasiswa dengan ilmu pengetahuan dan informasi yang mereka miliki, sangat
tidak menguntungkan mahasiswa dan membunuh kreatifitas intelektual
mereka.34
Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis perpustakaan dapat dijadikan jalan alternative untuk
mengembangkan kreatifitas intelektual anak didik dan menambah wawasan.
David Loertscher & Blance Wools dalam Retno Sayekti memberikan
beberapa saran untuk mengimplementasikan program pengajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis perpustakaan, sebagai berikut :35
a. Ciptakan lingkungan informasi yang kaya teknologi perpustakaan.
b. Lengkapi perpustakaan dengan seorang pustakawan-pengajar
professional dan teknis (yang terakhir berguna untuk menjalankan
operasional program yang membantu pustakawan pengajar untuk
melaksanakan pengajaran).
34 Nur Kholis, library based-learning : menuju kualitas proses belajar mengajar
diperguruan tinggi. makalah dipresentasikan pada Workshop Pengembangan Jaringan
Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama lslam se-Indonesia, Surabaya,14 - 18 Januari 2007
35
Retno Sayekti, ―Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model
Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam‖, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2 (Januari, 2007),
h.48
40
c. Ketika seorang dosen dan pustakawan berkolaborasi dalam proses
pembelajaran mereka harus memulai dengan standars tertulis yang
sudah dibangun.
d. Selanjutnya, guru dan pustakawan membuat sebuah rubrik yang
memuat isi materi, ketermpilan informasi, dan kontribusi teknologi,
dan sejumlah bahan bacaan yang harus dibaca oleh siswa selama
dalam pengalaman program pembelajaran.
e. Para siswa akan menyadari apa yang sesungguhnya diharapkan untuk
mereka pelajari dan kerjakan dalam sebuah lingkungan informasi yang
kaya teknologi.
f. Guru dan pustakawan pengajar mengajar bersama-sama.
g. Kedua partner tersebut menguji sejauh mana siswa berhasil mencapai
standart tertulis melalui rubrik yang telah diberikan.
h. Kedua partner tersebut mengukur keberhasilan mereka sendiri secara
realistis dan memodifikasi strategi mereka.
Pada awalnya pendekatan pembelajaran dengan metode pembelajaran
berbasis perpustakaan diterapkan di sebuah universitas, dengan semakin
berkembangnya dunia pendidikan kemudian metode tersebut mulai diterapkan di
sekolah-sekolah sampai sekarang banyak sekolah yang mulai menerapkan metode
tersebut.
41
E. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kelompok kata yang berasal dari kata prestasi
dan belajar. Adapun kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestati’e.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi ―prestasi‖ yang berarti ―hasil
usaha‖.36
Menurut Moedjiono dan Dimyati, prestasi belajar/hasil belajar adalah hasil
dari suatu interaksi dari tindak belajar dan mengajar. Sedangkan menurut Muchtar
Buchari prestasi belajar yaitu hasil yang telah dicapai/ditunjukkan oleh murid
sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka maupun huruf serta tindakannya yang
mencerminkan hasil yang telah dicapai masing-masing anak dalam prestasi
tertentu.37
Prestasi belajar siswa secara formal dapat dilihat dari buku raport. Hal ini
sebagaimana yang diungkapkan oleh W.S. Winkel dalam buku “Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah”
―…Buku Raport merupakan alat untuk melaporkan hasil belajar di
sekolah kepada orangtua murid, tetapi raport dapat digunakan juga
sebagai alat menyimpan data tentang hasil belajar dalam berbagai
mata pelajaran selama murid belajar di sekolah itu‖
Dengan demikian secara sederhana prestasi belajar dapat diartikan sebagai
penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sebagai hasil
dari interaksi belajar mengajar yangditunjukkan dengan nilai tes dalam bentuk
raport.
36S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar(Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 18.
37
Dimyati dan Moedjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.3
42
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari sebuah keberhasilan.
Prestasi belajar terasa penting untuk dipermasalahkan karena mempunyai
beberapa fungsi utama, yaitu :38
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusipendidikan.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu keterampilan dan penguasaan mata
pelajaran di mana penguasaan mata pelajaran tersebut dinilai dengan angka
sebagai perwujudan yang telah dicapai oleh siswa dalam belajarnya. Prestasi
merupakan hasil dari proses interaksi dari berbagai komponen/faktor. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan/prestasi seseorang.
Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri
dari faktor intern dan faktor ekstern, yaitu :39
a. Faktor Intern
Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar.Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, faktor
38Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), cet. III, h. 3
39
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h.2
43
psikologis dan faktor kelelahan.Faktor jasmaniah meliputi: faktor
kesehatan dan cacat tubuh.Faktor psikologis meliputi: intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif,kematangan dan kesiapan. Sedangkan
faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan rohani.
b. Faktor Ekstren
Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu, yang
terdiridari: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, serta latar belakang kebudayaan.
2. Pengukuran Prestasi Belajar
Penilaian merupakan salah satu kegiatan dalam proses belajar. Menurut
Sudjana ‖Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan -
tujuan pengajaran‖.40
Menurut Nasution penilaian prestasi belajar siswa memiliki lima tujuan
yaitu:41
1) Sebagai perangsang atau dorongan untuk menambah usaha atau
semangat siswa.
40Nana Sudjana, CBSA Dalam proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2006), h..3
41
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta:
BumiAksara, 2007), h.339
44
2) Umpan balik bagi siswa
3) Umpan balik bagi guru
4) Memberi informasi kepada orang tua
5) Sebagai informasi untuk seleksi
Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa penilaian prestasi belajar
adalah proses memberikan atau menentukan nilai.
Dalam bidang akademik di sekolah–sekolah, penilaian prestasi belajar
siswa dicatat dalam sebuah buku laporan yang disebut rapor. Menurut Suryo
subrata ‖Raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru
mengenai kemajuan atau hasil belajar murid – muridnya selama masa tertentu‖42
Menurut Moedjiono dan Dimyati menyebutkan bahwa ada beberapa fungsi
penilaian dalam pendidikan, yaitu: 43
a. Penilaian berfungsi selektif (fungsi sumatif).
Fungsi penilaian ini merupakan pengukuran akhir dalam suatu program
dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan
lulus atau tidak dalam program pendidikan tersebut. Dengan kata lain
penilaian berfungsi untuk membantu guru mengadakan seleksi terhadap
beberapa siswa, misalnya:
a) Memilih siswa yang akan diterima di sekolah
b) Memilih siswa untuk dapat naik kelas
42 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),h.320
43
Dimyati dan Moedjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.11
45
c) Memilih siswa yang seharusnya dapat beasiswa.
b. Penilaian berfungsi diagnostik
Fungsi penilaian ini selain untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa
juga mengetahui kelemahan siswa sehingga dengan adanya penilaian,
maka guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing –masing
siswa.Jika guru dapat mendeteksi kelemahan siswa, maka kelemahan
tersebut dapat segera diperbaiki.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan (placement)
Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Penilaian
dilakukan untuk mengetahui di mana seharusnya siswa tersebut
ditempatkan sesuai dengan kemampuannya yang telah diperlihatkannya
pada prestasi belajar yang telah dicapainya. Sebagai contoh penggunaan
nilai rapor kelas II menentukan jurusan studi di kelas III.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (fungsi formatif)
Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana suatu program
dapat diterapkan. Sebagai contoh adalah raport di setiap semester di
sekolah–sekolah tingkat dasar dan menengah dapat dipakai untuk
mengetahui apakah program pendidikan yang telah diterapkan
berhasil diterapkan atau tidak pada siswa tersebut.
Menurut Muhibbin Syah pengukuran atau evaluasi prestasi belajar terdiri
dari beberapa macam yaitu :44
44
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002), h.143
46
a. Pre test dan post test
Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi saraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan
post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah
untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah
diajarkan.
b. Evaluasi prasyarat
Evaluasi ini hampir mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan.
c. Evaluasi diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian – bagian tertentu yang belum
dikuasai siswa.
d. Evaluasi formatif
Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada
setiap akhir penyajian satuan pelajaran atu modul. Tujuannya adalah
untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik,
yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan
belajar siswa.
e. Evaluasi sumatif
47
Ragam penilaian sumatif lebih sama dengan Ulangan Umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa
pada akhir periode pelaksanaan program pelajaran.
f. UAN
UAN (Ujian Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi
sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa dalam pengukuran
prestasi belajar siswa menggunakan penilaian sebagai pengukur keberhasilan,
yaitu jumlah nilai raport dan peringkat kelas pada akhir semester.
48
48
BAB III
TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN
SMA NEGERI 70 JAKARTA
A. Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdiri pada 5 Oktober 1982. Pada
awalnya perpustakaan terdiri dari dua ruangan terpisah yaitu, ruangan
perpustakaan SMAN 9 (1 ruang lokal) dan ruangan perpustakaan SMAN 11 (3
ruang lokal) dengan koordinator perpustakaan yang berbeda. Hal tersebut dirasa
kurang efektif. Oleh karena itu, pada tahun 1987 dengan inisiatif kepala sekolah,
perpustakaan digabung menjadi satu ruangan yang lebih besar dengan satu orang
koordinator. Ruang perpustakaan akhirnya menjadi 4 ruang lokal dengan
pembagian 1 ruang lokal untuk buku paket dan 3 ruang lokal untuk buku
penunjang.
Selama tahun 1982-2005, ternyata keberadaan perpustakaan oleh pihak
sekolah tidak masuk dalam prioritas. Akhirnya pada tahun 2006 setelah
pergantian kepala sekolah, keberadaan perpustakaan mulai diperhatikan. Hal
tersebut terbukti dengan dilakukannya pembenahan-pembenahan, mulai dari
perpindahan ruang perpustakaan, penambahan koleksi, penataan ruang yang
nyaman hingga penggunaan teknologi guna memudahkan dalam temu kembali
informasi. Keberadaan perpustakaan SMAN 70 Jakarta diperkuat dengan adanya
Keputusan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Tinggi Kotamadya Jakarta
Selatan Nomor 05 A tahun 2007 tentang Keberadaan Perpustakaan SMAN 70
Jakarta.
49
Pada perjalanannya, perpustakaan SMAN 70 Jakarta telah mengikuti tiga
kali perlombaan diberbagai tingkat pada tahun ajaran 2007-2008 dan meraih
berbagai prestasi seperti:
a. Juara I tingkat Jakarta Selatan tahun 2007.
b. Juara I tingkat DKI Jakarta tahun 2007
c. Finalis tingkat Indonesia tahun 2007.
d. Duta buku tahun 2007 tingkat Jakarta Selatan dan tingkat DKI
B. Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
Perpustakaan merupakan penunjang kegiatan belajar mengajar siswa dan
guru, mempunyai visi “menjadi pusat ilmu pengetahuan terdepan yang bertaraf
internasional bagi warga sekolah DKI Jakarta.” Sedangkan misi perpustakaan
SMAN 70 Jakarta yaitu:
a. Menyediakan referensi buku dan teknologi informasi yang lengkap dan
terkini.
b. Menerapkan manajemen perpustakaan yang mengacu pada standar ISO
9000 tahun 2000.
c. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan perpustakaan sekolah
dengan lembaga-lembaga pendidikan serta instansi lainnya yang telah
memiliki reputasi nasional dan internasional.
d. Melaksanakan kegiatan membaca dan menulis secara optimal yang
berorientasi pada pencapaian budaya baca.
50
Kepala Sekolah
Layanan Pemakai
Kepala
Perpustakaan
Audio Visual Layanan
Teknis
C. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
Dalam menjalankan tugas dan fungsi perpustakaan, Perpustakaan
SMAN 70 Jakarta dikelola oleh 4 Personil yang bertanggung jawab sesuai
dengan bidang layanan masing-masing sesuai dengan struktur organisasi
Perpustakaan.
Gambar 1
Struktur organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
D. SDM Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
Perpustakaan sekolah, merupakan pusat integrasi segala kegiatan
pendidikan dan berbagai sumber bahan pelajaran, berbagai sumber informasi,
dan bahan-bahan rekreasi yang fungsinya menunjang pelaksanaan program
kurikulum. Kepala sekolah menjamin agar SMA Negeri 70 Jakarta dapat
mempergunakan perpustakaan sebagai sarana pendukung proses kegiatan
belajar mengajar (KBM).
51
Kualitas penyelenggaraan perpustakaan sekolah sangat bergantung
pada kapasitas sumber daya tenaga manusianya. Menyadari akan
pentingnya peranan perpustakaan dalam proses pembelajaran, maka
perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta didukung oleh SDM Sebagai berikut :
Tabel 5
SDM Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
Sumber : Data Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
E. Koleksi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
Berdasarkan data pada bulan Mei 2014 koleksi yang ada di Perpustakaan
SMA Negeri 70 Jakarta pada saat ini ada 8.200 judul buku. Jenis koleksinya
antara lain buku, terbitan berseri, koleksi referensi (kamus, ensiklopedi, glossary,
atlas, peta, dll). Subjek yang dikoleksi mencakup bidang pendidikan, ilmu
pengetahuan, agama, fiksi, non fiksi, dan ilmu sosial.
Koleksi dikelompokkan berdasarkan subjeknya dengan menggunakan
klasifikasi DDC dari kelas 000 sampai 900. Pengadaan koleksi perpustakaan
dilaksanakan tanpa suatu sistem waktu yang jelas. Pengadaan dilakukan bila ada
permintaan dari pemakai. Pengadaan koleksi dilakukan dengan cara membeli
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Hj. Nursamsi Hasan, S.Pd S1 Bahasa
Indonesia
Kepala
Perpustakaan
2 Iva R. Husnah S1 Ilmu
Perpustakaan
Layanan
Teknis
3 Imas Halimatun
Syadiah
D3 Ilmu
Perpustakaan
Layanan
Pemakai
4 M. Sodri D3 Ilmu
Perpustakaan
Layanan
Audio Visual
52
langsung di toko buku atau melalui penerbit. Untuk perawatan yang dilakukan
oleh petugas pustakawan tidak rutin. Karena salah satu contoh yaitu kerusakan
pada koleksi terutama pada koleksi buku jarang terjadi. Jika ada koleksi buku
yang mengalami kerusakan, maka petugas akan langsung memperbaiki koleksi
tersebut tanpa harus menunggu koleksi tersebut banyak yang mengalami
kerusakan.
F. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta dapat dikunjungi oleh pengguna
setiap hari senin hingga jum’at, pada pukul 07.30-16.00 WIB. Sistem layanan
yang digunakan oleh perpustakaan ini adalah sistem terbuka (open access),
sehingga pengguna dapat secara langsung memilih sendiri koleksi perpustakaan
yang dibutuhkan. Jenis layanan yang tersedia di perpustakaan SMA Negeri 70
Jakarta, yaitu:
1. Layanan Sirkulasi
Koleksi perpustakaan dapat dipinjam oleh seluruh civitas akademika
SMA Negeri 70 Jakarta sebanyak 3 judul dengan waktu peminjaman
satu minggu. Koleksi dapat diperpanjang sebanyak 1 kali, namun
apabila terlambat mengembalikan koleksi maka akan dikenakan sanksi
denda Rp. 500/buku/hari. Tugas kegiatan layanan sirkulasi adalah
melayani pemakai yang akan meminjam dan mengembalikan buku-
buku, serta membuat laporan kegiatan layanan sirkulasi.
2. Layanan Referensi
53
Koleksi perpustakaan seperti buku-buku referensi dan audiovisual
hanya boleh dibaca di tempat dan boleh dipinjam saat kegiatan
pembelajaran dengan guru di dalam kelas.
3. Layanan Jasa Informasi/Konsultasi
Membantu siswa dalam melakukan penelitian dengan cara
memberikan bimbingan dan saran untuk mencari informasi yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu memberikan bantuan kepada
guru untuk mencari materi pengajaran. Sumber informasi yang
digunakan antara lain koleksi perpustakaan dan penelusuran internet.
4. Layanan Dokumentasi
Layanan dokumentasi yang tersedia di perpustakaan ini berupa koleksi
dokumentasi mengenai kegiatan-kegiatan sekolah yang disimpan dan
diolah oleh perpustakaan.
5. Layanan Audio Visual
Layanan Audio Visual adalah layanan perpustakaan khusus digunakan
untuk AV (Audio Visual). Layanan ini meliputi peminjaman dan
pemutaran film, video, slide, atau filmstrip. Bahan yang disediakan
berupa film cerita, film dokumenter atau film ilmu pengetahuan.
G. Program Kegiatan Perpustakaan Sekolah
1. Program Wajib Baca
Guru berperan langsung dalam upaya meningkatkan minat baca
siswanya, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas
54
setiap minggu kepada para siswanya, dan siswa dituntut untuk
melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut.
2. Pendidikan Pemakai
Kegiatan pendidikan pemakai atau dapat disebut juga dengan
orientasi perpustakaan berfungsi untuk memperkenalkan
perpustakaan mencakup jenis koleksi, fasilitas, dan layanan
perpustakaan. Orientasi perpustakaan ini juga memberikan
pendidikan kepada siswa-siswi untuk pengenalan penggunaan katalog
perpustakaan, strategi penelusuran informasi serta etika dalam
menggunakan berbagai sumber informasi. Bertujuan memberikan
pemahaman untuk siswa mengenai fungsi dasar dan manfaat yang
dapat diperoleh dari perpustakaan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap
awal tahun ajaran baru untuk siswa baru.
3. Lomba Story Telling
Dalam lomba ini, siswa diminta untuk bercerita menggunakan buku
yang ada di perpustakaan. Cerita yang akan digunakan bisa
merupakan rekomendasi dari panitia dan setiap peserta harus memilih
judul yang berbeda dan mengenakan kostum sesuai cerita yang dipilih
oleh peserta tersebut, hal ini dilakukan agar lomba story telling tidak
membosankan. Lomba dapat dilaksanakan pada saat Peringatan Bulan
Bahasa.
55
H. Tata kerja Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
1. Adminitrasi
Kegiatan adminitrasi perpustakaan sekolah SMA Negeri 70 Jakarta
meliputi:
a. Pencatatan anggota baru
b. Peminjaman dan pengembalian buku
c. Pencatatan denda keterlambatan pengembalian buku
d. Pembelian kartu anggota perpustakaan
e. Pembuatan statistik peminjaman dan pengunjung perpustakaan
Pembuatan kartu bebas perpustakaan
f. Pencatatan daftar buku yang akan dibeli
2. Pengadaan bahan pustaka
Koleksi perpustakaan harus menunjang kurikulum sekolah,
koleksi bahan pustaka di perpustakaan menunjang proses belajar-mengajar
siswa di sekolah. Siswa yang mengalami kesulitan dalam sumber
referensi belajar dapat memanfaatkan perpustakaan.
Penggadaan bahan pustaka disesuaikan dengan anggaran serta
pemilihan bahan pustaka sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dengan
melibatkan staf pengajar bahan pustaka di perpustakaan disesuaikan agar
menunjang mata pelajaran sehingga proses pengadaan dapat berjalan dengan
baik dan tujuan perpustakaan dapat terlaksana. Secara umum penggadaan
bahan pustaka di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta dilakukan melalui
pembelian, swadaya dan sumbangan dari pemerintah.
56
a. Membeli
Penggadaan Bahan Pustaka dengan cara membeli, pihak sekolah
memberikan anggaran yang memadai. Di samping menyediakan
anggaran, perpustakaan harus menentukan macam dan jenis bahan
pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Dana berasal dari
komite sekolah yang keluar setiap satu tahun sekali, pembelian bahan
pustaka disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan guru untuk bahan
mengajar, sehingga perpustakaan dapat berfungsi dengan baik.
b. Membuat Sendiri / Swadaya
Bahan pustaka dapat juga membuat sendiri, misalnya dengan guru
memberikan tugas siswa dan hasilnya dapat digunakan oleh siswa lain
sebagai sumber referensi. Perpustakaan juga membuat kliping soal-soal
ujian nasional yang dapat dipinjam siswa untuk sumber belajar.
c. Sumbangan
Bahan pustaka yang ada di perpustakaan selain membeli dan
membuat sendiri mendapatkan sumbangan dari pemerintah berupa buku
paket, fiksi, non fiksi dan majalah sastra horison. Buku-buku tersebut
dapat digunakan sebagai bahan rujukan pada siswa yang memanfaatkan
perpustakaan.
3. Pengolahan Bahan Pustaka
Pengolahan bahan pustaka meliputi :
a. Inventarisasi
57
Inventarisasi merupakan buku induk dari perpustakaan,
mencatat bahan pustaka yang masuk dalam jangka waktu tertentu,
sumber dan harga buku bila dibeli.1 Data dari kegiatan inventaris
dapat digunakan untuk pembuatan data statistik meliputi jumlah
koleksi yang dimiliki perpustakaan, jumlah judul dan eksemplarnya,
jumlah eksemplar yang berbahasa asing dan Indonesia, jumlah buku
referensi, fiksi, paket dan lainnya, dan jumlah anggaran perpustakaan
untuk pembelian bahan pustaka.
b. Klasifikasi
Klasifikasi adalah kegiatan pengelompokan buku : buku
yang subjek atau isinya sama dikumpulkan dan yang berbeda
dipisahkan, system klasifikasi yang digunakan dalam perpustakaan
SMAN 70 Jakarta yaitu dengan menggunakan DDC (Dewey
Decimal Classification).2 Klasifikasi sangat penting, khususnya
perpustakaan dengan menggunakan sistem layanan terbuka yang
memperbolehkan pemustaka untuk masuk ke ruang koleksi, melihat,
memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan.
Klasifikasi digunakan sebagai pedoman penyusunan bahan pustaka
di rak atau lemari berdasarkan urutan yang logis untuk memudahkan
pemustaka dalam pencarian bahan pustaka yang diperlukan.
1 Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan pustakawan (Yogyakarta : Kanisius, 1992), h.81
2 Ibid., h.82
58
c. Katalogisasi
Katalogisasi adalah kegiatan membuat katalog untuk semua
judul buku perpustakaan. Adapun katalog merupakan alat bantu
untuk mencari dan menemukan kembali dengan mudah suatu buku
di perpustakaan.3
d. Labeling
Kegiatan dalam pelabelan buku di perpustakaan, meliputi :
1) Memberi label sandi buku yang ditempel pada punggung buku,
sandi buku menunjukan tenpat buku itu disimpan.
2) Membuat kartu buku untuk setiap eksemplar dan disimpan
dalam kantong yang ditempal dalam buku. Kartu buku
digunakan unuk adminitrasi perpustakaan.
3) Membuat label tanggal dan ditempel di dalam buku, label
tanggal digunakan untuk mencatat tanggal pinjam atau tanggal
kembali.
e. Shelving
Setelah buku di klasifikasikan sesuai dengan klasifikasinya,
buku ditata ke dalam rak penataan. Penataan bahan pustaka sesuai
dengan nomor klasifikasi menurut tajuk subyek sesuai dengan DDC
(Dewey Decimal Classification).
3 Ibid., h.85
59
4. Pemeliharaan Bahan Pustaka SMAN 70 Jakarta.
Koleksi perpustakaan merupakan sumber informasi yang penting
bagi siswa dan guru sebagai sumber bahan belajar-mengajar sehingga
perlu dijaga kemutakhirannya. Pemeliharaan dan perawatan koleksi
perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan
pustaka yang dimiliki perpustakaan awet dan terawat dengan baik. Tugas ini
meliputi :
1). Penjilidan
Buku-buku yang jilidannya rusak dan masih mungkin untuk dijillid
ulang, sehingga tetap dapat dimanfaatkan oelh pemustaka. Majalah yang
sudah lengkap satu volume atau satu tahun dijilid agar tidak mudah rusak
atau hilang.
2). Penyiangan Bahan Pustaka
Koleksi perpustakaan yang berkembang akan selalu bertambah namu
tidak diikuti dengan perkembangan ruang atau gedung sehingga perlu
mengurangi koleksi lama dengan cara mengadakan penyiangan koleksi.
Bahan pustaka yang dapat disiang adalah buku yang umurnya sudah tua,
isinya sudah kadaluwarsa dan tidak cocok lagi untuk dibaca, buku yang
rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, buku yang jumlahnya terlalu banyak
dan buku terlarang.
60
I. Administrasi Perpustakaan
1. Kepala Perpustakaan
Kepala perpustakaan bertanggung jawab untuk mengelola
perpustakaan sekolah, penyelenggaraan perpustakaan sekolah
diintegrasikan dengan proses belajar-mengajar yang berlangsung di
sekolah. Seorang kepala perpustakaan harus memenuhi syarat tertentu
baik pengetahuan, kecakapan maupun dedikasi, memiliki pengetahuan
bidang penyusunan program, melakukan koordinasi, mengevaluasi
semua kegiatan dan juga harus mampu memimpin stafnya sehingga
akan berfungsi sebagai pemimpin yang fungsional di unit
perpustakaan.4
2. Anggaran
Anggaran merupakan unsur utama untuk menjalankan
perpustakaan, tanpa anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat
berjalan dengan sempurna, sehingga pustakawan harus ikut ambil
bagian dalam perencanaan biaya yang diperlukan untuk
mengoperasikan suatu perpustakaan.5 Perpustakaan harus
merencanakan anggaran dan mengajukan kepada pihak sekolah,
anggaran perpustakaan berasal dari komite sekolah yang keluar setiap
tahun untuk penggadaan bahan pustaka.
3. Staf petugas dan organisasi
4 Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendektan Aspek Manajemendan Tata Kerja, (Jakarta:
Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007), h.55 5 Soeatminah. Perpustakaan Kepustakakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta:Kanisius, 1992),
h.65
61
Perpustakaan sekolah diatur dan ditata dengan baik, sehingga
pelaksanaan kegiatannya dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Semua unit perpustakaan harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan
dibidang organisasi dan adminitrasi perpustakaan.6 Seorang pustakawan
harus dapat bekerja dengan baik dan dedikasi yang tinggi, sehingga
dapat membawa perpustakaan seperti yang diharapkan. Perpustakaan
SMAN 70 Jakarta memiliki empat staf untuk melayani siswa yang
memanfaatkan perpustakaan.
4. Laporan tahunan
Laporan tahunan berfungsi sebagai bahan evaluai dari
kegiatan yang petugas perpustakaan, pelayanan, peminjaman dan
pengunjung perpustakaan yang meningkat. Untuk mengetahui
keberhasilan perpustakaan, dibuat program kerja perpustakaan selama
satu semester, program kerja perpustakaan SMA N 70 Jakarta sebagai
berikut:
6 Ibid., h.54
62
Table 6
Program kerja Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
Tahun 2013/2014
No Program Indikator Sasaran Hasil yang
ingin dicapai
Waktu
Pelaksa
naan
1 Pengaturan
ruang
perpustakaan
Terciptanya
ruang
perpustakaan
yang tertata rapi
Meja,
kursi, rak,
almari
Ruang
perpustakaan
yang baik dan
nyaman bagi
pengunjung
J
u
l
i
2 Pembenahan
dan renovasi
rak buku
Rak dapat
digunakan
dengan baik
Rak-rak
buku
yang
rusak
Dapat
membenahi dan
merenovasi
beberapa rak
buku yang rusak.
J
u
l
i
Agust
us
3 Pengaturan
buku sesuai
dengan
klasifikasi dan
kelompok
masing- masing
Tertatanya buku
sesuai dengan
klasifikasi dan
kelompoknya
Buku,
Majalah,
artikel,
kamus
Buku-buku
tertata sesuai
klasifikasi dan
kelompokya
Juli
Agustu
s
4 Pembagian
kerja
perpustakaan
Terbentuknya
sturuktur
organisasi petugas
perpustakaan
Petugas
perpustaka
an
Struktur
organisasi
petugas
perpustakaan
Juli
5 Pembuatan
jadwal kerja
perpustakaan
Tersusun jadwal
kerja petugas
perpustakaan
Petugas
Perpustaka
an
Jadwal kerja
petugas
perpustakaan
Juli
6 Pembuatan
tata tertib
perpustakaan
Tersusun tata
tertib perpustakaan
Siswa,
guru,
karyawan
Tata tertib
perpustakaan
Juli
7 Pembuatan
daftar
inventarisasi
Tersusun daftar
inventaris
perpustakaan
inventaris Daftar
inventaris
perpustakaan
Juli
8 Pembuatan
buku kunjung
perpustakaan
Tersedianya buku
kunjung
perpustakaan
Siswa,
guru,
karyawan
Buku kunjung
perpustakaan
Juli
9 Pembuatan
buku
pinjaman
perpustakaan
Tersedianya buku
pinjam
perpustakaan
Siswa,
guru,
karyawan
Buku pinjam
perpustakaan
bagi kelas X,
XI, XII dan
guru
Juli
63
10 Pembuatan
buku tamu
perpustakaan
Tersedianya buku
tamu perpustakaan Tamu
pengunj
ug
Buku tamu
perpustakan
Juli
11 Pembelian /
penyediaan
kartu anggota
perpustakaan
Tersedianya kartu
anggota
perpustakaan
Anggota
perpustaka
an
Kartu anggota
perpustakaan
untuk kelas X,
XI, XII
Juli
12 Pelayanan
peminjaman
perpustakaan
Dapat melayani
peminjam buku
dengan baik
Siswa, guru
dan
karyawan
Pelaksanaan
peminjaman
buku yang
relevan
Juli
2013
s/d juli
2014
13 Perawatan
buku-buku
perpustakaan
Terlaksana
perawatan buku :
pembenahan
sampul dan buku
rusak serta
kebersihan buku
dengan baik
Buku-buku Buku-buku
terawat dengan
baik
Juli
2013
s/d juli
2014
14 Perawatan
inventaris
Terlaksananya
perawatan
inventaris dengan
baik
inventaris Inventaris
terawat dengan
baik
Juli
2013
s/d juli
2014
15 Pembelian
buku
Penyediaan buku-
buku koleki baru
Buku-buku
koleksi
baru
Tersedianya
buku-buku
koleksi baru
Septem
ber
2013,
februar
i 2014
Sumber : Data Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
64
49
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
. Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Dari 287 angket yang disebarkan kepada siswa kelas X, XI, XII, seluruh angket
kembali, yaitu sebanyak 287 angket (28% dari populasi yang berjumlah 1023
siswa), sebuah jumlah yang masih terliput dalam pendapat Arikunto bahwa “jika
populasi lebih dari seratus orang maka sampel dapat diambil 10%-15% atau 25-
30%.”1
Variabel X (variabel bebas) penelitian ini adalah “pembelajaran berbasis,
perpustakaan” dan variabel Y (variabel terikat) penelitian ini adalah “prestasi
belajar.” Data mengenai variabel yang pertama penulis kumpulkan dari siswa di
SMA Negeri 70 Jakarta dengan menggunakan angket, sedangkan data mengenai
variabel yang kedua penulis kumpulkan dari dokumen raport siswa semester 1
tahun pelajaran 2013/2014.
A. Pembelajaran Berbasis Perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta
Pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 merupakan rata-
rata skor nilai pertanyaan yang mengukur dan mengindikasikan pembelajaran
berbasis perpustakaan. Skor minimal adalah 1 dan skor maksimal adalah 5.
Penulis membuat desain angket di mana jika skor tersebut mendekati angka 5,
berarti pembelajaran berbasis perpustakaan berlangsung ke arah maksimal.
Sebaliknya, jika skor tersebut mendekati angka 1, berarti pembelajaran berbasis
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), h.107
65
perpustakaan berlangsung ke arah minimal. Berdasarkan tabulasi dan perhitungan
data yang penulis lakukan dengan Microsoft Excel 2007 berikut ini, dapat dilihat
frekuensi dan persentase yang tinggi pada skor 3 sampai 5. Data ini juga
menunjukkan variasi yang tinggi antar skor di mana pada banyak butir soal, skor 1
dan 2 tidak diisi sama sekali atau menunjukkan angka nol. Hal tersebut
mengindikasikan adanya keseragaman jawaban siswa pada hampir setiap butir
soal mengenai pembelajaran berbasis perpustakaan, yaitu keseragaman pada skor
3-5 seperti yang dijelaskan tabel dibawah ini:
Tabel 7
Persentase Skala Per Butir Pertanyaan Angket
Pembelajaran berbasis perpustakaan
BUTIR
SOAL
Nilai Skala
1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 9 3.14 12 4.18 266 92.7
2 0 0 0 0 2 0.7 28 9.76 257 89.5
3 0 0 13 4.53 147 51.2 127 44.3 0 0
4 0 0 0 0 1 0.35 18 6.27 268 93.4
5 0 0 0 0 21 7.32 262 91.3 4 1.39
6 0 0 0 0 20 6.97 267 93 0 0
7 0 0 0 0 34 11.8 137 47.7 116 40.4
8 0 0 0 0 0 0 12 4.18 275 95.8
9 0 0 0 0 4 1.39 2 0.7 281 97.9
10 0 0 0 0 3 1.05 272 94.8 12 4.18
11 0 0 0 0 3 1.05 43 15 241 84
12 0 0 0 0 0 0 14 4.88 273 95.1
13 1 0.35 5 1.74 38 13.2 238 82.9 5 14
14 0 0 0 0 39 13.6 205 71.4 43 15
15 0 0 1 0.35 214 74,6 66 23 6 2,1
16 0 0 0 0 262 91.3 25 8.71 0 0
17 0 0 27 9.41 240 83.6 20 6.97 0 0
66
Adapun uraian frekuensi pembelajaran berbasis perpustakaan pada setiap
butir soal adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Tujuan utama saya ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk
meminjam buku yang bermanfaat bagi saya
Skala F %
Sangat setuju 266 92.7
Setuju 12 4.9
Kurang setuju 9 3.1
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya tujuan siswa SMA
Negeri 70 jakarta untuk meminjam koleksi buku yang bermanfaat dengan
pernyataan sangat setuju perolehan frekuensi 266(92.7%), dan sebagian kecil
siswa menjawab setuju 12(4,9%), sebagian kecil kurang setuju 9(3,1). Koleksi
Buku yang disediakan di perpustakaan yaitu buku materi pelajaran yang
disesuaikan dengan kurikulum, buku-buku tersebut dapat digunakan oleh siswa
untuk melengkapi bahan belajar.
Tabel 9
Tugas dan PR dari guru bisa saya selesaikan dengan meminjam buku yang
ada di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
Skala F %
Sangat setuju 257 89.5
Setuju 28 9.7
Kurang setuju 2 0.7
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
67
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa SMA Negeri
70 jakarta menjawab sangat setuju 287(89.57%), dan juga hampir seluruhnya
siswa menjawab setuju 28(9,7%) sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju
2(0,7%). Kegiatan yangdilakukan siswa SMA Negeri 70 Jakarta untuk
melengkapi koleksi bahan belajar mereka yang diperoleh dari guru, untuk
membantu siswa agar memanfaatkan perpustakaan salah satunya dengan
memberikan tugas kepada siswa. Materi pelajaran yang berhubungan dengan
bahasa dan limu sosial banyak membutuhkan sumber literatur yang banyak, tidak
hanya tergantung pada materi yang diberikan oleh guru. Perpustakaan
menyediakan materi pelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk mendukung
belajar disekolah.
Tabel 10
Saya memandang perlu mempunyai jadwal kunjungan rutin ke
perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta sebagai suatu kegiatan yang dapat
mendukung belajar
Skala F %
Sangat setuju 0 0
Setuju 127 44.2
Kurang setuju 147 51.2
Tidak setuju 13 4.5
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya siswa SMA Negeri
70 jakarta 127(44.2%) menjawab setuju karena memandang perlunya membuat
jadwal rutin untuk menggunakan perpustakaan sekolah untuk belajar. Namun
menarik untuk dicermati bahwa lebih banyak siswa menjawab kurang setuju yaitu
147(51.2%), siswa menjawab tidak setuju 13(4,5%) melihat bahwa jadwal
68
tersebut adalah tidak perlu untuk ditetapkan. Untuk itu mendayagunakan
perpustakaan, pustakawan bekerjasama dengan guru, untuk memberikan tugas ke
perpustakaan. Cara ini membantu siswa untuk mencari sumber referensi
diperpustakaan dan memanfaatkan perpustakaan. Perpustakaan menyediakan
bahan referensi sehingga siswa dapat menggunakan perpustakaan untuk
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Tabel 11
Saya berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk mencari
informasi yang bermanfaat bagi saya
Skala F %
Sangat setuju 268 93.4
Setuju 18 6.3
Kurang setuju 1 0.3
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa SMA Negeri
70 jakarta menjawab sangat setuju 268(93.4%) sebagian besar siswa menjawab
18(6,3%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 1(0,3%). Untuk itu siswa
menggunakan perpustakaan sekolah untuk mencari informasi yang bermanfaat
bagi dirinya. Hal tersebut menunjukkan salah satu indikator literasi informasi
yang menghendaki siswa untuk mengetahui informasi yang bermanfaat bagi
dirinya.
69
Tabel 12
Saya berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
Skala F %
Sangat setuju 4 1.4
Setuju 262 91.3
Kurang setuju 21 7.3
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil SMA Negeri 70
menjawab sangat setuju 4(91.3%), sebagian besar siswa menjawab setuju
262(91,3%), sebagain besar siswa menjawab kurang setuju 21(7,3%), setiap siswa
memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Hasil kuesioner tersebut lebih dominan siswa menjawab
setuju, untuk itu menunjukan bahwa siswa SMA Negeri 70 Jakarta memiliki
kesadaran yang tinggi untuk memanfaatkan perpustakaan, tanpa ada tugas dari
guru, siswa tetap memanfaatkan perpustakaan. Guru yang sering memberikan
tugas yaitu pada mata pelajaran bahasa, Misalnyapada pelajaran bahasa Indonesia
dan bahasa jawa, siswa sering ditugaskan untuk mencari contoh sastra melayu
dan bikin puisi sedangkan untuk bahasa jawa mereka sering mencari cerita
dimajalah penyebar semangat yang tersediadi perpustakaan.
70
Tabel 13
Saya berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk
mendiskusikan tugas yang diberikan guru bersama teman-teman
Skala F %
Sangat setuju 0 0
Setuju 267 93
Kurang setuju 20 7
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 70
jakarta menjawab setuju 267(93%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju
20(7%) menggunakan perpustakaan sekolah, juga mendiskusikan tugas yang
diberikan guru bersama teman-temannya. Maka Perpustakaan sekolah juga
merupakan tempat yang dapat digunakan sebagai bahan sumber informasi, tempat
rekreasi saat siswa pada saat jam istirahat, kemudian siswa dapat memanfaatkan
waktunya untuk mendiskusikan tugas ke perpustakaan.
Tabel 14
Saya sadar bahwa perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta merupakan salah
satu sumber yang dapat dipakai sebagai referensi belajar
Skala F %
Sangat setuju 116 40.4
Setuju 137 47.7
Kurang setuju 34 11.8
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 70
jakarta menjawab sangat setuju 116(40,4%) dan setuju 137(47.7%), kurang setuju
34(11,8%) hal tersebut menunjukan bahwa perpustakaan sekolah mereka
71
merupakan sumber yang dapat digunakan sebagai referensi belajar. Selain itu
diharapkan perpustakaan menyediakan bukupenunjang koleksi nonfiksi yang
dapat digunakan oleh siswa misalnya dalam mengerjakan tugas. Maka siswa dapat
mencarinya di perpustakaan. Para siswa juga dapat mengerjakan tugas atau
mencari tugas-tugas sekolah di perpustakaan dan dapat menambah informasi atau
ilmu pengetahuan dengan membaca koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan.
Tabel 15
Koleksi buku teks yang dimiliki perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
membuat saya termotivasi untuk berkunjung ke perpustakaan karena
memuat informasi yang saya butuhkan
Skala F %
Sangat setuju 275 95.8
Setuju 12 4.2
Kurang setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 70,
jakarta menjawab sangat setuju 275(95.8%), menjawab setuju 12(4,2%)
berpendapat bahwa koleksi buku teks di perpustakaan SMA Negeri 70 jakarta
tergolong cukup lengkap dan memuat informasi yang mereka butuhkan. Buku
teks sendiri merupakan jenis buku yang wajib menjadi koleksi setiap perpustakaan
sekolah, bahkan proporsi jumlahnya harus melebihi proporsi jumlah koleksi lain
seperti buku-buku non-fiksi dan sebagainya.
Koleksi Buku teks maupun koleksi fiksi memang merupakan koleksi
perpustakaan yang paling sering dimanfaatkan oleh siswa, mengingat buku fiksi
merupakan koleksi yang paling umum dihimpun oleh perpustakaan sekolah.
72
Namun akan lebih baik lagi apabila koleksi non-fiksi, seperti buku teks pelajaran
dan buku pelengkap teks pelajaran yang dapat menunjang proses belajar siswa
lebih banyak terdapat di jajaran koleksi perpustakaan sekolah. Hal tersebut juga
sesuai dengan isi di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
2007 yang menentukan 75% koleksi perpustakaan adalah koleksi non-fiksi.
Tabel 16
Dengan seringnya guru mengadakan pembelajaran di perpustakaan SMA
Negeri 70 Jakarta saya sadar bahwa perpustakaan dapat digunakan sebagai
sumber belajar
Skala F %
Sangat setuju 281 97.9
Setuju 2 0.7
Kurang setuju 4 1.4
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa SMA Negeri
70 jakarta menjawab sangat setuju 281(97.9%) menggunakan perpustakaan dalam
kegiatan pembelajaran bersama guru mereka. Dan juga siswa menjawab setuju
2(0,7%), kurang setuju 4(1,4%). Selain itu, kegiatan tersebut perlu dilaksanakan
untuk menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa perpustakaan sekolah
merupakan sumber belajar, di samping KBM (kegiatan belajar mengajar) yang
berlangsung di kelas. Data tersebut tersebut menunjukan bahwa guru mengadakan
pembelajaran keperpustakaan untuk memotivasi siswa memanfaatkan
perpustakaan dan mencari sumber referensi belajar. Cara ini membantu siswa
untuk mencari sumber referensi diperpustakaan dan memanfaatkan perpustakaan.
Menurut salah satu guru mengatakan bahwa siswa sering menemukan buku
73
penunjang baru yang dapat digunakan sebagai sumber belajar yang baru, sehingga
siswa banyakyang aktif dalam kelas.
Tabel 17
Saya membaca buku teks pelajaran di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
dapat membantu pemahaman mata pelajaran
Skala F %
Sangat setuju 12 4.2
Setuju 272 97.8
Kurang setuju 3 1
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menjawab sangat
setuju 12(4,2%), sebagian besar siswa SMA Negeri 70 Jakarta menjawab
setuju272(97.8%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 3(1%), untuk itu
para siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah dapat membantu meningkatkan
wawasan ilmu pengetahuan serta akan meningkatnya prestasi belajar siswa.
Sehinggasiswa dalam melengkapi sumber belajar berbeda-beda untuk menambah
bahan penunjang belajar disekolah. Materi pelajaran yang berhubungan dengan
bahasa dan limu sosial banyak membutuhkan sumber literatur yang banyak, tidak
hanya tergantung pada materi yang diberikan oleh guru. Perpustakaan
menyediakan materi pelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk mendukung
belajar di sekolah.
74
Tabel 18
Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
memenuhi kebutuhan informasi yang saya butuhkan
Skala F %
Sangat setuju 241 84
Setuju 43 15
Kurang setuju 3 1
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 70
jakarta menjawab sangat setuju 241(84%), sebagian kecil siswa menjawab setuju
43(15%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 3(1%). Untuk itu siswa
berpendapat bahwa koleksi perpustakaan sekolah dapat memenuhi kebutuhan
informasi yang mereka butuhkan. Dengan kata lain, koleksi yang menarik atau
baru (up to date) belum tentu sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran siswa.
Ketika mengunjungi perpustakaan dan berinteraksi dengan koleksinya, siswa
sebetulnya dapat menilai apakah koleksi tersebut sesuai atau tidak dengan tujuan-
tujuan pembelajaran di kelas mereka. Maka diharapkan Perpustakaan SMA
Negeri 70 Jakarta akan dapat berfungsi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan
informasi siswa yang utama apabila di dalam perpustakaan sekolah tersedia
banyak koleksi atau bahan pustaka, khususnya koleksi yang relevan dengan
materi pelajaran dan up-to-date. Hal ini penting bagi Perpustakaan SMA Negeri
70 Jakarta untuk meningkatkan kualitas atau mutu koleksi yang disediakan agar
dapat memuaskan kebutuhan informasi setiap siswanya.
75
Tabel 19
Pembelajaran di perpustakaan SMA Negeri 70 dapat menambah
pemahaman saya terhadap mata pelajaran
Skala F %
Sangat setuju 273 95.1
Setuju 14 4.9
Kurang setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa SMA Negeri
70 jakarta menjawab sangat setuju 273(95,1%), sebagian kecil siswa menjawab
setuju 14(4,9%). Hal tersebut berpendapat bahwa siswa melaksanakan
pembelajaran di perpustakaan sekolah akan dapat menambah pemahaman mereka
akan pelajaran dan juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu
kegiatan pembelajaran di perpustakaan ini biasanya lebih kepada kegiatan untuk
mencari sumber informasi lain yang masih relevan atau berhubungan dengan
materi pelajaran yang sedang berlangsung melalui pencarian koleksi yang tersedia
di perpustakaan sekolah. Kegiatan ini juga sangat digemari oleh siswa SMA
Negeri 70 Jakarta karena mereka bisa mendapatkan lebih banyak ilmu di
perpustakaan, daripada selalu belajar di dalam kelas yang bisa membuat mereka
jenuh. Maka dianjurkan para guru untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah,
baik itu untuk menunjang proses belajar siswa maupun untuk mencari
bahan/materi tugas pelajaran. Hal ini dapat membuktikan bahwa guru SMA
Negeri 70 Jakarta turut aktif dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar
76
Tabel 20
Saya sering meminjam buku mata pelajaran di perpustakaan
SMA Negeri 70 Jakarta untuk dibawa pulang
Skala F %
Sangat setuju 5 14
Setuju 238 82.9
Kurang setuju 38 13.2
Tidak setuju 5 1.7
Sangat tidak setuju 1 0.3
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya siswa SMA Negeri
70 jakarta menjawab sangat setuju 14(4,9%), hampir seluruhnya siswa menjawab
setuju 239(87,3%) dan juga hampir seluruhnya siswa menjawab kurang setuju
28(9,7%), sebagian kecil siswa menjawab tidak setuju 5(1,7%), sangat tidak
setuju 1(0,3%). Hal tersebut menjukan siswa lebih dominan menjawab setuju
meminjam buku mata pelajaran di perpustakaan sekolah untuk mereka bawa
pulang. Koleksi Buku penunjang tersebut digunakan siswa sebagai bahan
referensi mereka dalambelajar.
Tabel 21
Saya selalu memanfaatkan perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
Skala F %
Sangat setuju 43 15
Setuju 205 71.4
Kurang setuju 39 13.6
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 70
menjawab sangat setuju 43(71.4%), sebagaian besar siswa menjawab setuju
77
205(71,4%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 39(13,6). Hal tersebut
lebih dominan siswa setuju memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka. Maka diharapkan para guru
SMA Negeri 70 Jakarta berperan aktif dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah.
Hal ini dapat diketahui melalui pernahnya guru menugaskan siswa SMA Negeri
70 Jakarta untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah dalam mencari bahan atau
materi tugas pelajaran. Cara ini juga dapat berfungsi agar pemanfaatan
perpustakaan sekolah menjadi pilihan utama bagi siswa dalam kegiatan belajar.
Tabel 22
Saya berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
untuk memanfaatkan fasilitas layanan internet dalam rangka menambah
wawasan
Skala F %
Sangat setuju 6 2,1
Setuju 66 23
Kurang setuju 214 74,6
Tidak setuju 1 0.3
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 70
Jakarta menjawab sangat setuju 6(2,1%), sebagian besar siswa SMAN 70 Jakarta
menjawab setuju 66(23%), hampir seluruhnya 214(74.6%), untuk itu sekiranya
para siswa SMAN 70 Jakarta sering menggunakan fasilitas internet di
perpustakaan sekolah dalam rangka menambah wawasan mereka. Hanya 1(0.3%)
siswa yang tidak pernah menggunakan fasilitas internet di perpustakaan sekolah.
Hal ini sebetulnya memperlihatkan bahwa sebagaian besar siswa SMA Negeri 70
78
cukup melek (literate) akan informasi terhadap berbagai media sumber informasi
yang ada di perpustakaan maupun sumber yang diperoleh dari luar.
Tabel 23
Saya selalu membaca majalah dan koran di perpustakaan SMA Negeri 70
Skala F %
Sangat setuju 0 0
Setuju 25 8.7
Kurang setuju 262 91.3
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 70
jakarta menjawab setuju 25(8.7%), hampir seluruhnya siswa menjawab kurang
setuju 265(92,3%) yang selalu membaca majalah dan koran di perpustakaan
sekolah, sementara sebagian besar siswa tersebut menyatakan kurang setuju
265(92.3%) untuk itu para siswa mengaku kurang setuju dan jarang membaca
majalah dan koran di perpustakaan.
Tabel 24
Saya beranggapan bahwa perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
merupakan salah satu tempat rekreasi
Skala F %
Sangat setuju 0 0
Setuju 20 7
Kurang setuju 240 83.6
Tidak setuju 27 9.4
Sangat tidak setuju 0 0
287 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 70
jakarta menjawab setuju 20(7%), sebagian besar siswa menjawab kurang setuju
240(83.6%), hampir seluruhnya siswa menjawab tidak setuju 27(9,4%). Para
79
siswa tidak mengunjungi perpustakaan sebagai kegiatan rekreasi atau mencari
kesenangan dengan mencari informasi. Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa
sekolah tersebut lebih cenderung menggunakan perpustakaan sebagai sumber
belajar untuk meningkatkan hasil belajar mereka.
Tabel 25
Rekap rata-rata jumlah kuesioner
Nomor butir
kuesioner
Rata-rata Persen
%
1 4.89547 98
2 4.885017 97.8
3 3.397213 68
4 4.930314 98.6
5 3.940767 78.8
6 3.930314 78.6
7 4.285714 85.8
8 4.958188 99.2
9 4.965157 99.4
10 4.031359 80.6
11 4.829268 96.6
12 4.95122 99
13 3.905923 78.2
14 4.013937 80.2
15 4.202091 84
16 3.087108 61.8
17 2.97561 59.6
Total Hitung 4,25 84,9%
Untuk itu dengan menggunakan Microsoft Exel 2007 penulis juga
mendapatkan rata-rata skor pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri
70 Jakarta adalah 4.25 atau 84,9% Nilai tersebut menunjukkan bahwa rata-rata
yang tinggi pada pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta.
(lihat lampiran 2).
80
B. Prestasi Belajar siswa di SMA Negeri 70 Jakarta
Prestasi belajar di SMA Negeri 70 Jakarta diukur dari nilai rata-rata raport
siswa pada semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014. Rincian nilai rata-rata per-
siswa yang menjadi sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 26
Prestasi belajar siswa kelas X
Kategori Prestasi Siswa Kelas X
Frekuensi Persen (%)
Kategori Sangat Baik 46 43,3%
Baik 60 56,6%
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 106 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebanyak siswa memiliki
prestasi yang baik 60(56,6%), dan juga ada 46 dari 106 (43,3%) siswa kelas X
yang memiliki prestasi yang sangat baik.
Tabel 27
Prestasi belajar siswa kelas XI
Kategori Prestasi Siswa Kelas XI
Frekuensi Persen (%)
Kategori Sangat baik 37 38,1%
Baik 40 41,2%
Cukup 20 20,6%
Kurang 0 0
Total 97 100
81
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebanyak siswa memilili prestasi
yang cukup 20(20,6%), baik 40(41,2%), dan juga ada 37 dari 97 (38,1%) siswa
kelas X yang memiliki prestasi yang sangat baik.
Tabel 28
Prestasi belajar siswa kelas XII
Kategori Prestasi Siswa Kelas XII
Frekuensi Persen (%)
Kategori Sangat baik 60 75
Baik 20 25
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 80 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebanyak siswa memiliki
prestasi yang baik 20(25%), dan juga ada 60 dari 80 (75%) siswa kelas X yang
memiliki prestasi yang sangat baik.
Adapun nilai rata-rata kelas X, XI, dan XI yang merupakan total sampel
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 29
Nilai Rata-Rata Prestasi Kelas XI
SMA Negeri 70 Jakarta Tahun Pelajaran 2013/ 2014
SAMPEL Rata-
rata X X
CI
X
SC
XI
IPA
XI
IPS
XI
CI
XI
INT
XII
IPA
XII
IPS
XII
INT
86 87 87 84 83 94 96 86 86 87 87.5
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa siswa SMA Negeri 70
Jakarta memiliki nilai rata-rata raport semester 1 pada tahun pelajaran 2013/2014
82
sebesar 87.5. Angka tersebut terbilang cukup tinggi. Selain itu, tampak dari tabel
di atas juga bahwa kelas XI Internasional merupakan kelas yang memiliki prestasi
belajar paling tinggi dibandingkan dengan kelas lainnya, yaitu dengan nilai rata-
rata kelas sebesar 96. Adapun kelas XI IPS merupakan kelas yang memiliki
prestasi belajar paling rendah, yaitu dengan nilai rata-rata kelas sebesar 83.
Walaupun demikian, tampak bahwa variasi nilai antar kelas cukup kecil dan
perbedaan/selisihnya hanya berkisar antara 1 dan 2 nilai. (lihat lampiran 3)
C. Hubungan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan dan Prestasi Belajar
siswa SMA Negeri 70 Jakarta.
Setelah data dari pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar
dianalisis satu persatu, maka langkah selanjutnya data tersebut dianalisis secara
bersama dengan analisis koefisien product moment, dengan menggunakan
Microsoft excel 2007. Hasil kuesioner yang penulis bagikan kepada siswa-siswi
kelas X, XI, XII SMA Negeri 70 Jakarta pada tahun ajaran 2013-2014 dapat
disimpulkan bahwa, pembelajaran berbasis perpustakaan sangat baik, diilihat dari
jawaban yang diberikan oleh responden. Dari hal-hal diatas membuktikan bahwa
siswa-siswi SMA Negeri 70 Jakarta kelas X, XI, XII telah melaksanakan
penerapan pembelajaran berbasis perpustakaan secara maksimal dan baik
sehingga menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik.
Setelah diketahui hasil angket tentang pembelajaran berbasis perpustakaan
sekolah yang telah disebarkan kepada siswa-siswi kelas X, XI, XII SMA Negeri
70 Jakarta, lalu di analisis dan diinterpretasikan dalam bentuk item, agar dapat
mengetahui prestasi belajar siswa, maka dilakukan proses perhitungan indeks
83
korelasi antara pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa
(X) dan Prestasi belajar siswa (Y).
1. Analisis korelasi
Hasil dari perhitungan menggunakan microsoft excel 2007 terhadap
masing-masing variabel X dan variabel Y kemudian dioperasikan ke dalam
rumus pearson product moment. (lihat lampiran 4) yaitu :
Tabel 30
Pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar
siswa SMAN 70 Jakarta
SUM X Y X2 Y2 X.Y
1149 24626 4610 2116635.623 98591.95
Berdasarkan analisis hitungan data di atas, penulis melakukan perhitungan
korelasi dengan Microsoft Excel 2007 dengan formula statistik “=Pearson” dan
mendapatkan nilai korelasi (r xy) sebesar 0,999. Untuk itu interpretasi nilai
koefisien korelasi tersebut berarti memiliki tingkat hubungan sangat tinggi.
Artinya, besarnya jumlah frekuensi kegiatan pembelajaran berbasis perpustakaan
berkorelasi secara positif dengan tingginya prestasi belajar.
9999.0
47,10405,528
616066662616081375
24621)623.2116635(2871149)4610(287
)24626()1149(98591287
22
2222
YYNXXN
YXXYNrXY
84
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan analisis korelasi dengan Pearson’s Product Moment di
atas, penulis bermaksud untuk menyimpulkan apakah hipotesis penelitian ini
diterima atau ditolak. Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis nol: tidak ada korelasi antara pembelajaran berbasis
perpustakaan dan prestasi belajar siswa
b. Hipotesis alternatif: siswa yang belajar dengan pembelajaran
berbasis perpustakaan cenderung memiliki prestasi belajar yang
tinggi
Kriteria penerimaan hipotesis penelitian adalah apabila nilai korelasi
hasil hitung dengan Pearson’s Product Moment lebih besar daripada nilai
korelasi pada tabel (r hit ≥ r tab) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05).
Sebaliknya, kriteria penolakan hipotesis penelitian adalah apabila nilai
korelasi hasil hitung lebih kecil daripada nilai korelasi pada tabel (r hit ≤ r tab)
dengan tingkat kepercayaan yang sama. Dalam bahasa statistik, kriteria
penerimaan hipotesis ini adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis penelitian/hipotesis alternatif (ha) diterima = r hit ≥ r tab
b. Hipotesis nol (ho) diterima = r hit ≤ r tab
Dengan membandingkan nilai r hit sebesar 0.999996622 dan
mengkonsultasikan dengan nilai r tab pada tingkat kepercayaan 0.05 yaitu
sebesar 0.95, maka nilai r hit lebih besar daripada nilai r tab. Dengan
demikian, hipotesis nol ditolak. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara
pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar siswa.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis deskripsikan pada Bab IV,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran di SMA Negeri 70 Jakarta secara umum mengarah pada
sistem pembelajaran berbasis perpustakaan, hal tersebut ditunjukkan
dengan tingginya frekuensi siswa mengunjungi perpustakaan untuk
tujuan belajar, guru menugaskan siswa memanfaatkan perpustakaan,
guru mengadakan pembelajaran di perpustakaan, dan lain sebagainya.
Data Frekuensi tersebut mencapai nilai rata-rata 4.25 atau 84,95%.
2. Adapun prestasi belajar di SMA Negeri 70 dapat dikatakan telah
mencapai tingkat yang cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan
rata-rata nilai raport keseluruhan siswa yang mencapai 87.5. Nilai
terendahnya adalah 83 dan nilai tertingginya adalah 96.
3. Korelasi antara pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi
belajar dengan Pearson’s Product Moment mencapai nilai 0.999,
terdapat nilai yang sangat signifikan. Penelitian ini menerima hipotesis
penelitian bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pembelajaran
berbasis perpustakaan dan prestasi belajar siswa.
86
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, terdapat beberapa
saran yang perlu dikemukakan yaitu:
1. Untuk meningkatkan intensitas pembelajaran berbasis perpustakaan di
SMAN 70 Jakarta harus lebih diperhatikan pada keragaman jenis
koleksi yang digunakan, agar senantiasa diperbaharui dan
dikembangkan memenuhi informasi dalam pembelajaran.
2. Item “sering membaca koran dan majalah di perpustakaan” mendapat
nilai paling rendah. Untuk itu pihak perpustakaan hendaknya
menambah macam majalah dan koran agar siswa tertarik untuk
membaca majalah dan koran.
3. Item untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan sebagai salah satu
tempat rekreasi, perpustakaan diharapkan menambah fasilitas internet,
majalah dan koran. Supaya menarik siswa datang ke perpustakaan
untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia.
87
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta :
Rineka Cipta, 2003.
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Bafadal Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar,” artikel diakses pada 1 Nopember
2010 dari http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-
pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,
2007.
C. Larasati Milburga, et.all.,Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta:
Kanisius, 1986.
Darmono, “Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,”
Perpustakaan sekolah : kajian, metode, praktik, dan evaluasi perpustakaan
sekolah, no. 1 (April 2007) : h.2
-------------- Perpustakaan Sekolah : Pendektan Aspek Manajemendan Tata Kerja,
Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007.
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Dimyati dan Moedjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Eggen, Kauchak. 1998. “Pengertian Pembelajaran”. Dalam
http://www.blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertianpembelajar
an.html diunduh pada tanggal 3 Mei 2013 pukul 10.17 WIB.
Efendi, Rusman “pengembangan perpustakaan sebagai sumber belajar dan minat
baca dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,” jurnal
kepustakawanan dan masyarakat membaca” no. 1 (juni 2005) : h.11
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2004.
Gagne.R,M, Briggs,L.J, Principles ot instructional Design. New York: United
States of America, 2003.
Hadi, Amirul. Dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Pustaka Pelajar, 2003.
88
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembeljaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Hasan. Iqbal. Pengantar Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi aksara, 2003.
---------------- Analisis Data Dengan Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi aksara,
2003.
Irianto. H. Agus. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana,
2004.
Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh
Statistik Bandung: Rosdakarya, 1999.
Kajian Pengembangan Perpustakaan Sekolah sebagai sumber Belajar, artikel di
akses pada 1 Mei 2014 dari
http://blog.unila.ac.id/sh2008/2009/10/14/kajian-tentang-pengembangan-
perpustakaan-sekolah-sebagai-sumber-belajar.html
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode explanatory”, lihat Masri
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei Jakarta: LP3ES,
1995.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.
Muhammad Zein. Metodologi Pengajaran Agama. Jakarta: Sumbangsih Offset,
2006.
Noerhayati, Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: Alumni, 2000.
Nur Kholis, library based-learning : menuju kualitas proses belajar mengajar
diperguruan tinggi. makalah dipresentasikan pada Workshop
Pengembangan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama lslam se-
Indonesia, Surabaya,14 - 18 Januari 2007.
Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
Nana Sudjana, CBSA Dalam proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru,
2006.
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta:
Bumi Aksara, 2004.
89
Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, Yogyakarta: Kanisius,
1991.
Retno Sayekti, “Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model
Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam”, BUL IPI DIY Vol. 14
No. 2 (Januari, 2007) : h.2
Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003.
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta:
BumiAksara, 2007.
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991.
Sahalessy, Arnold “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar
dalam Meningkatkan Hasil Belajar,” Jurnal Kependidikan: Kajian Teori,
Konsep Hasil Penelitian Pendidikan, no. 2 (Nopember 2004) : h.14
Sugiyono, Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Bandung:
Alfabeta, 2003.
Simammora. Bilson. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2003.
Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi
JawaTengah, 2002.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakakawanan dan Pustakawan Yogyakarta :
Kanisius, 1992.
T. Yamane, Elementary Sampling Theory, sebagaimana dikutip dalam Jalaluddin
Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh
Statistik.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.
90
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3,
Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Teguh Yudi. 2007. Peran Perustakaan Sekolah dalam Mencetak Siswa
Berprestasi. Malang : Universitas Negeri Malang, Artikel di akses pada
7/03/2013 pukul 14.45 dari
http:///library.um.ac.id/images/gbjps/art04tgh.pdf,
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004
91
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta :
Rineka Cipta, 2003.
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001.
Arnold Sahalessy, “Pemanfaatan PerpustakaanSekolah Sebagai Sumber Belajar
dalam Meningkatkan Hasil Belajar,” Jurnal Kependidikan: Kajian Teori,
Konsep Hasil Penelitian Pendidikan, no. 2 (Nopember 2004) : h.149
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Bafadal Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar,” artikel diakses pada 1 Nopember 2010
dari http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-
sumber-belajar-2/
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Bilson. Simmaora. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2003.
C. Larasati Milburga, et.all.,Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius,
1986.
Darmono, “Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,”
Perpustakaan sekolah : kajian, metode, praktik, dan evaluasi perpustakaan
sekolah, no. 1 (April 2007) : h.2
Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendektan Aspek Manajemendan Tata Kerja,
Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007.
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Dimyati dan Moedjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Eggen, Kauchak. 1998. “Pengertian Pembelajaran”. Dalam
http://www.blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertianpembelajaran.
html diunduh pada tanggal 3 Mei 2013 pukul 10.17 WIB.
Efendi, Rusman “pengembangan perpustakaan sebagai sumber belajar dan minat baca
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,” jurnal kepustakawanan dan
masyarakat membaca” no. 1 (juni 2005) : h.11
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2004.
Gagne.R,M, Briggs,L.J, Principles ot instructional Design. New York: United States
of America, 2003.
Hadi, Amirul. Dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka
Pelajar, 2003.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembeljaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Hasan. Iqbal. Analisis Data Dengan Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi aksara, 2003.
Hasan. Iqbal. Analisis Data Dengan Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi aksara, 2003.
Irianto. H. Agus. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2004.
Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
Irianto. H. Agus. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2004.
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh
Statistik Bandung: Rosdakarya, 1999.
Kajian Pengembangan Perpustakaan Sekolah sebagai sumber Belajar,” artikel di
akses pada 1 Nopember 2010 dari
http://blog.unila.ac.id/sh2008/2009/10/14/kajian-tentang-pengembangan-
perpustakaan-sekolah-sebagai-sumber-belajar.html
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode explanatory”, lihat Masri
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei Jakarta: LP3ES,
1995.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.
Muhammad Zein. Metodologi Pengajaran Agama. Jakarta: Sumbangsih Offset, 2006.
Noerhayati, Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: Alumni, 2000.
Nur Kholis, library based-learning : menuju kualitas proses belajar mengajar
diperguruan tinggi. makalah dipresentasikan pada Workshop Pengembangan
Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama lslam se-Indonesia,
Surabaya,14 - 18 Januari 2007.
Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
Nana Sudjana, CBSA Dalam proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 2006.
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, Yogyakarta: Kanisius,
1991.
Retno Sayekti, “Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model
Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam”, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2
(Januari, 2007) : h.16
Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003.
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta:
BumiAksara, 2007.
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991.
Sugiyono, Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Bandung:
Alfabeta, 2003.
Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi
JawaTengah, 2002.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
2003.
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakakawanan dan Pustakawan Yogyakarta :
Kanisius, 1992.
T. Yamane, Elementary Sampling Theory, sebagaimana dikutip dalam Jalaluddin
Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh
Statistik…
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3,
Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004