65
HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh: ANNISA FAUZIAH NIM. P00324013001 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2016

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

  • Upload
    haanh

  • View
    252

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULANDI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI

TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari

Disusun Oleh:

ANNISA FAUZIAHNIM. P00324013001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2016

Page 2: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

ii

Page 3: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

iii

Page 4: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

iv

Page 5: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

v

ABSTRAK

Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2016

Annisa Fauziah1, Petrus2, Arsulfa3

Latar Belakang: Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa darah. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016.Metode Penelitian: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi usia 0-6 bulan yang berkunjung di Poli Anak Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari dari tanggal 27 April-14 Mei 2016 berjumlah 33 bayi. Sampel penelitian sebanyak 30 bayi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Analisis data untuk mengetahui interaksi dua variabel menggunakan uji Chi Square dan Ratio Prevalens.Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) didapatkan nilai X2 hitung sebesar 4,043 lebih besar dari X2 tabel yaitu 3,841. Dari perhitungan Ratio Prevalens, bayi yang diberikan susu formula 2 kali lebih besar mengalami diare dibandingkan bayi yang tidak diberikan susu formula.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2016.Saran: Menyarankan kepada seluruh ibu menyusui sebaiknya memberikan bayinya susu formula pada saat bayi berumur di atas 6 bulan.Kata Kunci: Susu formula dengan kejadian diare

1. Mahasiswa Jurusan DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari2. Pembimbing I3. Pembimbing II

Page 6: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

vi

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas

a. Nama : Annisa Fauziah

b. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Mei 1997

c. Suku : Bugis

d. Agama : Islam

e. Alamat : Jl. Titang No 20

II. Jenjang Pendidikan

a. TK Al-Hidayah Kendari tamat tahun 2003

b. MIS Pesri Kendari tamat tahun 2009

c. SMP Negeri 1 Kendari tamat tahun 2011

d. SMA Negeri 1 Kendari tamat tahun 2013

e. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan DIII Kebidanan sejak tahun

2013

Page 7: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena atas limpahan rahmat, hidayat, dan karunia yang diberikan,

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Hubungan Pemberian Susu

Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Arsulfa, S.Si.T,

M.Keb selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan

pemikirannya dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab guna

memberikan bimbingan serta petunjuk kepada penulis dalam proses

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan. Tidak

lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kendari

2. Ibu Halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kendari

3. Ibu dr. Jenny Arni Harly Tombili selaku Kepala Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari

Page 8: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

viii

4. Ibu Hj. Nurnasari, SKM, M.Kes selaku penguji I, ibu Halijah, SKM,

M.Kes selaku penguji II, dan ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku

penguji III, yang telah memberi saran dan masukan dalam

penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini

5. Para dosen dan seluruh staf di lingkungan Politeknik Kesehatan

Kendari

6. Teristimewa kepada Ayahanda Ir. Muh. Thamrin dan Ibunda Jumarni

NDR, SH yang senantiasa memberikan doa, semangat, motivasi, dan

cinta kepada penulis selama menempuh pendidikan

7. Adik-adikku terkasih Cha-Cha dan Dhiva yang telah memberikan

perhatian, dukungan, serta berbagi kasih sayang dengan penulis

8. Terkhusus sahabat sejati Alvina dan Jelita terima kasih atas doa,

dukungan, dan persahabatan terindah yang diberikan kepada penulis

9. Teman kelompok praktik klinik kebidanan Ainul, Sumi, Ulmi, Wina, Iun

10.Seluruh rekan-rekan mahasiswi Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kendari Angkatan 2013

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan jerih payah maksimal dari penulis,

mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangan oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Karya

Tulis Ilmiah ini bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kendari, 01 Juli 2016

Penulis

Page 9: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. iHALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iiHALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iiiHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................ ivABSTRAK .......................................................................................... vRIWAYAT HIDUP ............................................................................... viKATA PENGANTAR ........................................................................... viiDAFTAR ISI......................................................................................... ixDAFTAR TABEL ................................................................................ xDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................... 4C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5E. Keaslian Penelitian ................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan tentang Susu Formula ............................................... 8B. Tinjauan tentang Diare .............................................................. 14C. Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare

pada Bayi Usia 0-6 Bulan ......................................................... 22D. Kerangka Teori ......................................................................... 24E. Kerangka Konsep ..................................................................... 25F. Hipotesis ................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis dan Desain Penelitian ..................................................... 26B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 27C. Populasi dan Sampel ............................................................... 27D. Definisi Operasional ................................................................. 28E. Instrumen Penelitian ................................................................. 28F. Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 29G. Pengolahan Data ...................................................................... 29H. Analisis Data ............................................................................ 30I. Penyajian Data ......................................................................... 32J. Etika Penelitian ......................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 33B. Hasil Penelitian ........................................................................ 36C. Pembahasan ........................................................................... 38

BAB V PENUTUPA. Kesimpulan ............................................................................... 41B. Saran ....................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

x

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ……………………………………………………………….. 35

2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Susu pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016 ……………………………………………………………….. 36

3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016 ……………………………………………………………….. 36

4. Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016 ……………………………………………... 37

Page 11: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Pengantar Kuesioner

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6 Kuesioner Penelitian

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8 Master Tabel

Lampiran 9 Analisis Hasil Penelitian

Page 12: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi

defekasi lebih dari 3 kali sehari dengan perubahan konsistensi tinja

menjadi cair, dengan atau tanpa darah (Suraatmaja, 2010). Penyakit diare

masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang

termasuk Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan

kesakitan tertinggi pada anak yang berusia kurang dari 5 tahun

(Khoirunnisa, 2010). World Health Organization (WHO) mengestimasikan

bahwa terdapat lebih dari 2 milyar kasus diare di dunia dan 1,5 juta di

antaranya berakhir fatal (Wardianti, 2013).

Faktor penyabab diare tidak berdiri sendiri akan tetapi saling terkait

dan sangat kompleks. Pemberian susu formula sebagai pengganti Air

Susu Ibu (ASI) pada bayi, penggunaannya semakin meningkat dan

merupakan salah satu faktor penyebab diare pada bayi. Pemberian susu

formula dianjurkan setelah bayi memasuki usia 6 bulan karena pada usia

dibawah 6 bulan, kebutuhan gizi bayi masih dapat dipenuhi oleh ASI

(Suraatmaja, 2010).

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, terutama bagi bayi usia 0-6

bulan. Pada usia 6-12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi

dan ditambah Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Sampai umur 2 tahun,

Page 13: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

2

pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun

2014, diketahui rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI sampai

usia 3 bulan.

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang

yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Oleh karena

itu, pemberian ASI perlu mendapat perhatian para ibu dan tenaga

kesehatan agar proses menyusui dapat terlaksana dengan benar (Banudi,

2012). Selain itu, pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayi.

Kita ketahui bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu

indikator kesehatan di suatu negara. Data SDKI tahun 2012 menunjukkan

AKB di Indonesia cukup tinggi yaitu 32/1000 kelahiran hidup.

Mengacu pada target program Departemen Kesehatan RI tahun

2014 sebesar 80%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI

ekslusif sebesar 52,3% belum mencapai target. Menurut provinsi hanya

terdapat 1 provinsi yang berhasil mencapai target yaitu Provinsi Nusa

Tenggara Barat (84,7%). Provinsi Jawa Barat (21,8%), Papua Barat

(27,3%), dan Sumatera Utara (37,6%) merupakan 3 provinsi dengan

pencapaian terendah.

Rendahnya cakupan ASI tersebut diiringi dengan peningkatan

pemberian susu formula. Data Riskesdas menyebutkan makanan

pralakteal yang paling banyak diberikan kepada bayi usia 0-6 bulan

Page 14: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

3

adalah susu formula. Pada tahun 2010 bayi yang diberikan susu formula

sebesar 71,3% dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 79,8%.

Bayi yang diberikan susu formula mempunyai risiko 14 kali

mengalami diare dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi susu

formula. Sebanyak 40 kelompok kasus, 37 bayi (92,5%) pada kelompok

kasus menderita diare dan diberi susu formula (Astari, 2013).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka

kejadian diare yang cukup tinggi. Indonesia menduduki peringkat ke 13

negara dengan kasus diare tertinggi yaitu sebanyak 3,5 juta kasus diare

pada balita (DepKes RI, 2015).

Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan 5.501 kasus diare

sepanjang tahun 2011 lalu di 12 provinsi, jumlah ini meningkat drastis

dibandingkan dengan jumlah pasien diare pada tahun sebelumnya, yaitu

sebanyak 1.436 orang. Diawal tahun 2012, tercatat 2.159 orang di Jakarta

yang dirawat di rumah sakit akibat menderita diare. Melihat data tersebut

dan kenyataan bahwa masih banyak kasus diare yang tidak terlaporkan,

departemen kesehatan menganggap diare merupakan isu prioritas

kesehatan ditingkat lokal dan nasional karena mempunyai dampak besar

pada kesehatan masyarakat (DepKes RI, 2012).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi

Tenggara tahun 2014 jumlah kejadian diare pada semua kelompok umur

sebesar 50.108 jiwa dari total tersebut, sebanyak 16.469 (32,87%) terjadi

pada balita.

Page 15: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

4

Data dari Dinas Kesehatan Kota Kendari tahun 2010 menunjukkan

prevalensi kejadian diare di Kota Kendari tahun 2010 sebesar 23,40%

(5.312 kasus) dan 3.134 kasus (58,9 %) terjadi pada bayi usia 0-6 bulan

dengan korban meninggal 2 orang dengan usia rata-rata dibawah 6 bulan

(CFR 0,04%). Pada tahun 2011 meningkat menjadi 23,47% (5.614 kasus)

dan sebanyak 3.390 kasus (60,4%) terjadi pada bayi usia 0-6 bulan

dengan korban meninggal 3 orang dengan usia rata-rata dibawah 6 bulan

(CFR 0,05%) dan pada tahun 2012 meningkat kembali kembali menjadi

26,52% (6.923 kasus), sebanyak 4.122 kasus (59,5%) terjadi pada bayi

usia 0-6 bulan dengan korban meninggal 3 orang dengan usia rata-rata

dibawah 6 bulan (CFR 0,04%) (Dinas Kesehatan Kota Kendari, 2012).

Berdasarkan data register Puskesmas Lepo-Lepo pada tahun 2014

jumlah kunjungan bayi usia 0-6 bulan yang menderita diare sebanyak 82

bayi. Pada tahun 2015 tercatat jumlah bayi usia 0-6 bulan yang

berkunjung ke Puskesmas Lepo-Lepo sebanyak 946 bayi. Sedangkan

jumlah kunjungan bayi yang menderita diare pada tahun 2015 sebanyak

105 (11,09%). Pada bulan Januari-Maret tahun 2016 tercatat jumlah

kunjungan bayi usia 0-6 bulan yang menderita diare sebanyak 26 bayi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah terdapat

hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada

bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2016?”.

Page 16: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan pemberian susu formula dengan kejadian

diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

tahun 2016.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi pemberian susu formula pada bayi

usia 0-6 bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun

2016.

b. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian diare pada bayi usia 0-6

bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2016.

c. Menganalisis hubungan pemberian susu formula dengan kejadian

diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber

informasi penentu kebijakan baik Departemen Kesehatan, Dinas

Kesehatan, maupun instansi terkait dalam menyusun perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi program yang terkait dalam upaya

menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada bayi usia 0-6 bulan

akibat diare setelah pemberian susu formula.

Page 17: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

6

2. Manfaat ilmiah

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu sumber

informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan

kepustakaan sekaligus dapat dijadikan acuan untuk penelitian

selanjutnya.

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

pengalaman berharga sekaligus bahan pengetahuan bagi peneliti

tentang permasalahan kesehatan khususnya yang berhubungan

dengan kejadian diare dan pemberian susu formula.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini sebelumnya pernah diteliti oleh beberapa orang

peneliti diantaranya:

a. Herlina, Andika (2011) Hubungan Cara Penyediaan Susu Formula

dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir

Selatan. Desain yang digunakan adalah metode survey analitik

dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi

penelitian ini adalah seluruh bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir

Selatan sejumlah 102 bayi. Sampel diambil secara Purposive

Sampling.

Page 18: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

7

b. Wardianti, Tunik (2013) Penyajian Susu Formula terhadap Kejadian

Diare pada Bayi Usia 0-24 Bulan di RS Surabaya Medical Service.

Desain yang digunakan adalah metode survey analitik dengan

menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi ini adalah

seluruh anak usia 0-24 bulan di RS Surabaya Medical Service.

Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi yang dirawat di ruang Irna

RS Surabaya Medical Service sejumlah 38 bayi. Sampel diambil

secara Purposive Sampling. Jenis data yang digunakan adalah data

primer dan sekunder.

c. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak dari judul, usia

sampel, besar sampel, teknik pengambilan sampel, tempat, dan waktu

penelitian. Jumlah variabel yang digunakan adalah 2 variabel dengan

melihat hubungan antar kedua variabel dengan menggunakan desain

penelitian Cross Sectional Study dengan teknik pengambilan sampel

yaitu Accidental Sampling.

Page 19: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Susu Formula

1. Pengertian susu formula

Menurut WHO (World Health Organization), susu formula adalah

susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh bayi. Susu formula

yang baik tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare,

muntah atau kesulitan buang air besar. Susu formula bayi adalah

cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi.

Susu formula berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki

peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali

digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Oleh karena

itu, komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan

hati-hati. Oleh FDA (Food and Drugs Association atau Badan

Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensyaratkan produk ini

harus memenuhi standar ketat agar bisa memenuhi kebutuhan gizi

pada bayi, bisa diterima saluran pencernaan, dan tidak mengandung

bahan-bahan yang tidak diperlukan tubuh. Susu formula adalah susu

yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang dibuat

komposisinya sehingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Alasan

dipakainya susu sapi sebagai bahan dasar disebabkan oleh

banyaknya susu yang dapat dihasilkan oleh peternak (Pudjiadi, 2002).

Page 20: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

9

2. Komposisi susu formula

Komposisi zat gizi susu formula selalu sama untuk setiap kali

minum (sesuai aturan pakai), hanya sedikit mengandung imunoglobin

yang sebagian besar merupakan jenis yang “salah” (tidak diperlukan

tubuh). Selain itu, tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel

lain dalam keadaan hidup (Pudjiadi, 2002).

a. Lemak

Kadar lemak disarankan antara 2,7-4,1 g/100 ml. Komposisi

asam lemaknya harus sesuai hingga bayi umur 1 bulan dapat

menyerap sedikitnya 85%.

b. Protein

Kadar protein harus berkisar antara 1,2 dan 1,9 g/100 ml.

Dengan rasio laktalbumin/kasein ± 60/40. Oleh karena kandungan

protein daripada formula ini relatif rendah maka komposisi asam

aminonya harus identik atau hampir identik dengan yang terdapat

dalam protein ASI. Protein demikianlah yang dapat dipergunakan

seluruhnya oleh bayi pada minggu-minggu pertama setelah

dilahirkan. Pemberian protein yang terlalu tinggi dapat

menyebabkan meningginya kadar ureum, amoniak, serta asam

amino dalam darah.

Perbedaan antara protein ASI dan susu formula terletak

pada kandungannya (susu fomula mengandung 3,3 g/100 ml) dan

rasio antara protein whey dan kaseinnya pada ASI 60/40,

Page 21: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

10

sedangkan pada susu sapi 20/80. Bayi baru lahir dan terutama

yang dilahirkan sebagai prematur dapat mengubah asam amino

metionin menjadi sistein, sehingga pemberian susu sapi tanpa

diubah dahulu menyebabkan kekurangan relatif sistein.

Penambahan protein whey akan memperbaiki susunan asam

aminonya hingga mendekati kandungan sistein yang terdapat

dalam ASI. Beberapa produsen susu menambahkan taurin pada

produk susu formula.

c. Karbohidrat

Kandungan karbohidrat yang disarankan pada susu formula

antara 5,4 dan 8,2 g/100 ml. Dianjurkan supaya sebagai

karbohidrat hanya atau hampir seluruhnya memakai laktosa,

selebihnya glukosa atau destrin-maltosa. Tidak dibenarkan pada

pembuatan susu formula ini untuk memakai tepung atau madu,

maupun diasamkan (acidified) karena belum diketahui efek

sampingnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

d. Mineral

Mineral dalam susu sapi seperti natrium, kalium, kalsium,

fosfor, magnesium, klorida, lebih tinggi 3-4 kali dibandingkan

dengan yang terdapat dalam ASI. Pada pembuatan susu formula

adaptasi kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga

jumlahnya berkisar antara 0,25 dan 0,34 g/100 ml. Kandungan

mineral dalam susu formula adaptasi memang rendah dan

Page 22: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

11

mendekati yang terdapat pada ASI. Penurunan kadar mineral

sangat diperlukan oleh karena bayi baru lahir belum dapat

mengekresi dengan sempurna kelebihan kadar mineral.

e. Energi

Banyaknya energi dalam susu formula bisanya disesuaikan

dengan jumlah energi yang terdapat pada ASI.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula

Beberapa teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pemberian susu formula pada bayi usia kurang dari 6 bulan, yaitu

sebagai berikut.

a. Menurut teori yang dikemukakan oleh Jalaluddin (2000)

mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pemberian susu

formula, adalah sebagai berikut.

1) Faktor fungsional

Faktor fungsional yang menentukan distribusi berasal dari

kebutuhan, pengalaman juga menentukan persepsi bukan

stimulasi itu, pada kasus dimana ibu menganggap remeh

pemberian ASI dan dengan mudah menggantikannya dengan

susu formula disebabkan karena faktor pekerjaan. Disini

dilihat faktor kebutuhan ekonomi telah diutamakan.

2) Faktor perhatian

Dimana ketika stimulasi atau rangkaian stimulasi menjadi

menonjol dalam kesadaran pada saat stimulasi lain melemah.

Page 23: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

12

Ditentukan oleh situasional atau determinan yang bersifat

eksternal (menarik perhatian). Contoh sekarang yang dapat

kita lihat dengan meningkatnya atau gencarnya iklan susu

formula dengan berbagai daya tariknya yang disajikan

dibandingkan dengan iklan pemberian ASI yang nyaris tak

nampak.

3) Faktor struktural

Faktor struktural yang menentukan distribusi dalam

memahami seseorang dapat dilihat dari konteksnya,

lingkungannya, dan masalah yang dihadapi, disini individu

dianggap sebagai anggota kelompok, akan dipengaruhi oleh

keanggotaan kelompoknya. Dapat dilihat contoh latar

belakang budaya dalam suatu masyarakat yaitu kebiasaan

dan pola pemberian makanan bayi dari masyarakat setempat.

b. Menurut Moehdji (2002)

Moehdji mengemukakan bahwa penelitian dan pengamatan yang

dilakukan diberbagai daerah menunjukkan dengan jelas adanya

kecenderungan peningkatan jumlah ibu yang tidak menyusui

bayinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian susu

formula:

1) Iklan yang menyesatkan dari berbagai produk susu formula

menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu

lebih baik dari ASI.

Page 24: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

13

2) Pemberian susu botol di klinik bersalin, puskesmas, dan

rumah sakit.

3) Setelah melahirkan ibu bekerja seperti biasa.

4) Adanya keyakinan bahwa bayi mendapat kepuasan lebih

besar dengan pemberian susu formula ketimbang menyusui.

5) Adanya anggapan bahwa dengan menyusui akan merubah

bentuk payudara dan kecantikannya akan hilang.

6) Memberikan susu formula telah mengikuti perkembangan

zaman (ingin dianggap modern).

7) Adanya masalah kesehatan pada ibu dan bayinya sehingga

susu formula diberikan.

4. Mekanisme terjadinya diare karena pemberian susu formula

Susu formula mengandung laktosa yaitu jenis karbohidrat

(disakarida) yang banyak terdapat dalam susu sapi. Laktosa

seharusnya dapat diserap tubuh setelah dipecah atau dicerna menjadi

glukosa dan galaktosa. Hasil pemecahan laktosa inilah yang dapat

dimanfaatkan oleh tubuh sebagai sumber energi. Pemecahan laktosa

terjadi dengan adanya enzim laktase. Enzim laktase ini dihasilkan oleh

jonjot-jonjot usus halus tubuh manusia. Pada bayi usia 0-6 bulan

enzim laktase terdapat dalam jumlah yang sedikit, maka laktosa

tersebut sulit untuk dicerna. Bila susu formula yang tinggi kadar

laktosanya beredar di usus besar maka yang terjadi adalah tekanan

osmosis usus yang lebih tinggi akan menarik molekul air dari dalam

Page 25: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

14

usus besar, sehingga air dalam lumen usus bertambah. Hal ini

menyebabkan terbentuknya tinja yang lunak bahkan encer. Bila

laktosa masuk ke usus halus, maka laktosa ini akan dipecah oleh

bakteri usus menjadi gas dan asam laktat yang menyebabkan perut

kembung dan diare (Suraatmaja, 2010).

5. Peran dan tanggung jawab bidan

Menurut Taylor (2005) secara ringkas peran dan tanggung jawab

bidan adalah sebagai berikut.

a) Mengetahui jenis susu formula yang sehat untuk bayi.

b) Mengetahui tentang susu formula, cara membuat, dan

penyimpanannya.

c) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada orang tua untuk

memastikan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang baik dengan

teknik pemberian makanan yang aman dan benar.

d) Memberikan dorongan dan dukungan pada orang tua dalam

pilihannya.

B. Tinjauan tentang Diare

1. Pengertian

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya

frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari dengan perubahan

konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa darah (Suraatmaja,

2010).

Page 26: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

15

2. Gejala klinis diare

Menurut Sudarti (2010), adalah anak cengeng, gelisah, suhu

meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair berlendir terkadang

disertai darah, lama-lama berwarna hijau dan asam, anus lecet,

dehidrasi, bila terjadi dehidrasi berat volume darah akan berkurang,

nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah menurun,

kesadaran menurun, dan diakhiri syok, berat badan turun, turgor kulit

buruk, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan mulut serta

kulit menjadi kering.

3. Patofisiologi

Menurut Suraatmaja (2010), sebagai akibat diare akut maupun

kronis akan kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang

mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa,

hipoglikemia, gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan

makanan kurang, pengeluaran bertambah), dan gangguan sirkulasi

darah.

4. Penyebab diare

Menurut Khoirunnisa (2010) pada garis besarnya diare

disebabkan oleh 4 faktor yaitu sebagai berikut.

a. Infeksi

1) Infeksi internal yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran

pencernaan yang merupakan penyebab utama terjadinya

diare. Penyebab diare infeksi internal dapat dibagi menjadi 3

Page 27: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

16

kelompok berdasarkan penyebabnya, yaitu virus, bakteri, dan

parasit. Rotavirus diperkirakan sebagai penyebab diare akut

pada 20%-80% anak di dunia. Di Indonesia menunjukkan

bahwa sekitar 55% kasus diare akut pada anak balita

disebabkan oleh Rotavirus (Karyana, 2006).

a) Infeksi bakteri: E. Coli, Shigella, Salmonella,

Camphylobacter, Aeromonas, dan sebagainya.

b) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO), Adenovirus,

Rotavirus.

c) Infeksi parasit: cacing (Ascaris irichiuri, Oxyuris,

strongylodies), protozoa (Entamoeba hystolitica), jamur

(Candida albicans).

2) Parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar organ

pencernaan. Misalnya OMA (Otitis Media Akut), Faringitis,

Bronkopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya.

b. Malabsorbsi

1) Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan

sukrosa). Monosakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa).

Pada bayi dan anak adalah intoleransi laktosa.

2) Lemak

3) Protein

c. Makanan, misalnya makanan kadalwarsa, keracunan, alergi.

d. Psikologis, misalnya rasa takut atau cemas.

Page 28: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

17

5. Faktor risiko terjadinya diare

a. Umur

Kebanyakan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan

anak. Hal ini karena belum terbentuknya kekebalan alami dari

anak pada usia dibawah 24 bulan (Wardianti, 2013).

b. Jenis kelamin

Risiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih

rendah dari pada golongan pada laki-laki, karena aktivitas laki-laki

dengan lingkungan lebih tinggi (Astari, 2013).

c. Status gizi

Status gizi berpengaruh pada diare. Pada anak yang kurang

gizi karena pemberian makanan yang kurang, kejadian diare lebih

berat, berakhir lebih lama, dan lebih sering terjadi. Pada penderita

kurang gizi terjadi atrofi semua organ termasuk atrofi mukosa usus

halus yang menyebabkan makanan tidak dapat dicerna dan

diabsorbsi dengan sempurna. Risiko meninggal akibat diare

persisten dan disentri meningkat pada anak yang kurang gizi

(Suraatmaja, 2010).

d. Lingkungan

Di daerah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih

dengan sanitasi yang buruk, penyakit mudah menular. Pada

beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu penyebab diare

merupakan penyakit endemik (Suraatmaja, 2010).

Page 29: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

18

e. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi

status gizi anggota keluarga. Hal ini nampak dari ketidakmampuan

ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga

khususnya pada anak balita sehingga mereka cenderung memiliki

status gizi kurang bahkan status gizi buruk yang memudahkan

balita tersebut terkena diare. Mereka yang berstatus ekonomi

rendah biasanya tinggal di daerah yang tidak memenuhi syarat

kesehatan sehingga memudahkan seseorang untuk terkena diare

(Astari, 2013).

f. MP-ASI

Pemberian MP-ASI berisiko untuk menderita diare dari pada

bayi dengan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan. Baik

itu jenis, porsi, serta usia pemberian sehingga risiko kematian

karena diare lebih tinggi.

Tinja bayi yang minum ASI, secara alami lebih lunak dari

pada tinja bayi yang yang minum susu sapi. Diare pada bayi yang

minum ASI adalah tidak biasa dan harus dianggap infeksi sampai

terbukti penyebab lain (Nelson, 2000).

ASI pada dasarnya tidak terkontaminasi oleh bakteri,

organisme pathogen, sedangkan susu formula terkontaminasi oleh

bakteri yang tidak berbahaya akan tetapi dapat berpotensi tinggi

terhadap kejadian diare (Nelson, 2000).

Page 30: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

19

Penyebab diare utama pada bayi adalah sensitivitas

(ambang kepekaan) terhadap susu sapi atau protein kedelai.

Intoleransi karbohidrat biasanya akibat dari defisiensi disakarida.

Akibat lain adalah makanan karbohidrat kompleks yang tidak

dapat dicerna secara berlebihan dan diabsorbsi secara sempurna.

(Nelson, 2000).

Infeksi enteropatogen (bakteri, virus, dan parasit) dengan

manifestasinya adalah diare, enteropatogen menimbulkan diare

non radang disebakan oleh bakteri yang menginfeksi usus secara

langsung atau menghasilkan sitotoksin. Diare yang disebabkan

oleh MP-ASI termasuk dalam kategori diare enteropatogen non

radang. Faktor yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi

dengan enteropatogen adalah umur muda, defisiensi imun,

campak, malnutrisi, perjalanan ke daerah endemik, kekurangan

ASI (penggunaan MP-ASI), kontak dengan sanitasi yang buruk,

makan-makanan yang terkontaminasi (Nelson, 2000).

Enteropatogen bakteri adalah Aeromonas sp,

Campylobacter jejeni, Clostridium difficle, E. coli, Pseudomonas,

Shigelloides, Salmonella sp, Shigella sp, Vibrio parahaemolyticus,

dan Yersinea enterocolitica. Enteropatogen parasit adalah Giardia

lamblia, Cryptosporidum, Entamoeba hystolitica, Strongyloides

bieneusi. Enteropatogen virus adalah Rotavirus, Adenovirus

enteric, Astrovirus, dan Kalsivirus (Nelson, 2000).

Page 31: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

20

6. Macam-macam diare

Secara klinis yaitu berdasarkan sindrom yang ditujukan penyakit

diare dibedakan menjadi 3 diare, yaitu sebagai berikut.

a) Diare cair akut

Diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak

yang sebelumnya sehat, berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan

kebanyakan kurang dari 7 hari). Pengeluaran tinja lunak dan cair

yang sering dan tanpa darah atau kadang-kadang disertai muntah

sebelum atau sesudah diare. Muntah terjadi karena lambung ikut

meradang atau akibat gangguan keseimbangam asam basa dan

elektrolit. Penyebabnya adalah Rotavirus, E. coli, Shigella, dan

Cryptosporideum.

b) Disentri

Jenis diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari

disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan yang cepat, dan

kerusakan mukosa usus yang penyebab utamanya adalah

Shigella.

c) Diare kronik

Istilah lain diare kronik adalah diare persisten. Diare yang

mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari dan

kehilangan berat badan atau tidak mengalami penambahan berat

badan selama itu. Penyebabnya adalah E. coli, Enteroaggegative,

Shigella, dan Cryptosporideum.

Page 32: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

21

Akibat diare akut maupun diare kronik akan terjadi

kehilangan air dan elektrolit yang mengakibatkan gangguan

keseimbangan asam basa (asidosis metabolic, hipokalsemia),

gangguan gizi akibat kelaparan, hipoglikemia, gangguan sirkulasi

darah.

7. Cara penularan diare

Penyebaran kuman diare biasanya melalui mulut (orofekal)

antara lain melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja.

Penyebaran kuman dan peningkatan risiko terjadinya diare, yaitu

sebagai berikut.

a) Tidak memberikan ASI ekslusif dan ketidaktepatan pemberian

MP-ASI berisiko tinggi untuk menderita diare.

b) Menggunakan susu botol

Penggunaan susu botol menyebabkan pencemaran oleh kuman

berasal dari tinja dan sukar dibersihkan sewaktu susu dimasukkan

kedalam botol.

c) Menggunakan air minum yang tercemar bakteri

Bakteri masuk pada saat air disimpan di rumah atau wadah yang

ada sejak diambil dari sumber (yaitu sumber air yang terdapat

bakteri dari tinja).

d) Tidak mencuci tangan secara benar.

e) Tidak membuang tinja bayi dengan benar.

f) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar.

Page 33: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

22

C. Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada

Bayi Usia 0-6 Bulan

Susu formula mengandung laktosa yaitu jenis karbohidrat

(disakarida) yang banyak terdapat dalam susu sapi. Laktosa seharusnya

dapat diserap tubuh setelah dipecah atau dicerna menjadi glukosa dan

galaktosa. Hasil pemecahan laktosa inilah yang dapat dimanfaatkan oleh

tubuh sebagai sumber energi. Pemecahan laktosa terjadi dengan adanya

enzim laktase. Enzim laktase ini dihasilkan oleh jonjot-jonjot usus halus

tubuh manusia. Pada bayi usia 0-6 bulan enzim laktase terdapat dalam

jumlah yang sedikit, maka laktosa tersebut sulit untuk dicerna. Bila susu

formula yang tinggi kadar laktosanya beredar di usus besar maka yang

terjadi adalah tekanan osmosis usus yang lebih tinggi akan menarik

molekul air dari dalam usus besar, sehingga air dalam lumen usus

bertambah. Hal ini menyebabkan terbentuknya tinja yang lunak bahkan

encer. Bila laktosa masuk ke usus halus, maka laktosa ini akan dipecah

oleh bakteri usus menjadi gas dan asam laktat yang menyebabkan perut

kembung dan diare (Suraatmaja, 2010).

Bayi pada saat berusia 0-6 bulan sistem pencernannya belum

sempurna. Pori-pori berongga pada usus halus memungkinkan bentuk

protein ataupun kuman akan masuk dalam sistem peredaran darah dan

dapat menimbulkan diare (Nelson, 2000).

Diare pada bayi yang berusia 0-6 bulan dipengaruhi oleh berbagai

faktor antara lain karena infeksi, alergi, kelainan absorbsi pada saluran

Page 34: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

23

pencernaan, jenis makanan yang dikonsumsi bayi yang mengandung

bakteri patogen, kelainan psikologis pada bayi, misalnya kelelahan dan

pemberian MP-ASI yang terlalu dini (Nelson, 2000).

Penyebaran kuman diare biasanya melalui mulut (orofekal) antara

lain melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi feses. Feses

dapat menyebabkan penyebaran kuman dan peningkatan risiko terjadinya

diare. Tidak memberikan ASI ekslusif, penggunaan susu formula,

penggunaan air minum yang tercemar bakteri, tidak mencuci tangan

dengan bersih pada saat menyiapkan susu untuk bayi, tidak membuang

feses bayi dengan benar, dan menyimpan makanan pada suhu kamar

(Suraatmaja, 2010).

Page 35: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

24

D. Kerangka Teori

Gambar Kerangka Teori: Astari (2013), Suraatmaja (2010), Nelson (2002)

Faktor Infeksi1. Bakteri2. Virus3. Jamur4. Parasit

Faktor non infeksi1. Alergi2. Malabsorbsi3. Makanan

Faktor psikologis

Kejadian Diare

Page 36: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

25

E. Kerangka Konsep

Sesuai dasar penelitian yang diteliti maka dibuat kerangka konsep

sebagai berikut:

Gambar Kerangka Konsep

Keterangan

1. Variabel Independen : pemberian susu formula

2. Variabel Dependen : kejadian diare

F. Hipotesis

Terdapat hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian

diare pada bayi usia 0-6 bulan.

Pemberian susu formula Kejadian diare

Page 37: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan

desain Cross Sectional Study. Dalam desain Cross Sectional Study,

variabel independen atau faktor risiko dan efek dinilai secara simultan

pada satu saat.

Gambar Desain Penelitian (Sastroasmoro, 2011)

Tidak diare

Diare

Bukan susu formula

Populasi(sampel)

Susu formula

Diare

Tidak diare

Page 38: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

27

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Poli Anak Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari pada tanggal 27 April-14 Mei tahun 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang

berkunjung ke Poli Anak Puskesmas Lepo-Lepo pada tanggal

27 April-14 Mei 2016 sebanyak 33 bayi.

2. Sampel

Penetapan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

(Sastroasmoro, 2011)

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

α = tingkat kesalahan 5% (0,05)

Besar sampel:

Sehingga besar sampel sebanyak 30 bayi usia 0-6 bulan dengan

teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling.

Page 39: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

28

D. Definisi Operasional

1. Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu

buatan yang diubah komposisinya sehingga dapat dipakai sebagai

pengganti ASI (Pudjiadi, 2002).

Dengan kriteria:

a. Diberikan susu formula : apabila diberikan susu sebagai pengganti

ASI.

b. Tidak diberikan susu formula : apabila diberikan ASI.

2. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi

defekasi lebih dari 3 kali sehari dengan perubahan konsistensi tinja

menjadi cair, dengan atau tanpa darah (Suraatmaja, 2010).

Dengan kriteria:

a. Diare : apabila buang air besar dengan frekuensi lebih dari

3 kali sehari dengan konsistensi tinja encer.

b. Tidak diare : apabila buang air besar tidak lebih dari 3 kali dan

konsistensi tinja lunak.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sastroasmoro, 2011).

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi variabel:

1. Pernyataan tentang pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan.

2. Pernyataan tentang kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.

Page 40: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

29

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data tentang pemberian susu formula dan data tentang kejadian

diare pada bayi usia 0-6 bulan, data dikumpulkan dengan cara

wawancara menggunakan kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari buku register Poli Anak Puskesmas

Lepo-Lepo mengenai jumlah bayi secara keseluruhan dan jumlah bayi

yang mengalami diare tahun 2016.

G. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dilakukan pengolahan data agar dapat

dilakukan analisis sehingga menghasilkan informasi yang benar, ada

4 tahapan pengolahan data yang harus dilalui, yaitu:

1. Edit data (Editing)

Pada tahap ini, peneliti terlebih dahulu memeriksa kelengkapan isi

kuesioner yang telah diisi responden.

2. Mengkode data (Coding)

Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode pada setiap data yang

telah dikumpulkan dengan tujuan memudahkan pengolahan data.

3. Pemasukan data (Entry)

Data yang telah dikumpulkan diolah dalam komputer dengan program

Microsoft Excel.

Page 41: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

30

4. Pembersihan data (Cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data

yang sudah dientri.

5. Tabulating

Pada tahap ini, peneliti membuat tabel yang berisikan data sesuai

dengan analisis yang dibutuhkan.

H. Analisis Data

1. Analisis univariabel

Mendeskripsikan pemberian susu formula dan kejadian diare

pada bayi usia 0-6 bulan. Hasilnya akan ditampilkan dalam distribusi

frekuensi masing-masing variabel, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

(Notoatmodjo, 2010)

Keterangan :

P = presentase

F = frekuensi

N = jumlah populasi

2. Analisis bivariabel

Menganalisis hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen. Analisis dalam penelitian ini menggunakan Uji Chi Square

dan analisis menggunakan Ratio Prevalens (RP).

Page 42: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

31

a. Uji Chi Square

Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel menggunakan

rumus sebagai berikut.

(Dahlan, 2010)

Keterangan :

X2 = nilai Chi Square

∑ = jumlah

fo = nilai frekuensi yang diobservasi

fe = nilai frekuensi yang diharapkan

Hasil perhitungan X2 hitung kemudian dibandingkan dengan X2

tabel, pengambilan kesimpulan dari uji hipotesis adalah sebagai

berikut:

1) Apabila X2 hitung ≥ X2 tabel, hipotesis diterima maka ada

hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

2) Apabila X2 hitung < X2 tabel, hipotesis ditolak maka tidak ada

hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

b. Ratio Prevalens (RP)

Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat

dilihat dari hasil perhitungan nilai Ratio Prevalens (RP)

menggunakan rumus sebagai berikut.

Page 43: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

32

Keterangan:

a = subjek dengan faktor risiko yang mengalami efek

b = subjek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek

c = subjek tanpa faktor risiko yang mengalami efek

d = subjek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek

Estimasi Confidence Interval (CI) ditetapkan pada tingkat

kepercayaan 95% dengan interpretasi:

1) Jika RP > 1, merupakan faktor risiko terjadinya kasus.

2) Jika RP = 1, tidak ada hubungan faktor risiko dan kasus.

3) Jika RP < 1, merupakan faktor proteksi atau perlindungan

terhadap terjadinya kasus (Sastroasmoro, 2011).

I. Penyajian Data

Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel kemudian

dinarasikan.

J. Etika Penelitian

Peneliti menjamin hak-hak responden dengan terlebih dahulu

melakukan Informed Consent sebelum melakukan wawancara. Dalam

meminta persetujuan dari responden menjelaskan terlebih dahulu topik,

tujuan penelitian, teknis pelaksanaan penelitian, dan hak-hak reponden.

Peneliti menjaga kerahasian identitas responden dengan cara

menggunakan nama dalam bentuk inisial.

Page 44: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak geografis

Puskesmas Lepo-Lepo merupakan puskesmas perawatan

(kebidanan dan unit gawat darurat). Puskesmas Lepo-Lepo terletak di

Jl. Christina M. Tiahahu No. 117, RT 02/RW 01 Kelurahan

Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Wilayah kerja

Puskesmas Lepo-Lepo terdiri dari 4 kelurahan yaitu Lepo-Lepo,

Wundudopi, Baruga, dan Watubangga dengan luas wilayah kerja

± 13.130 Ha. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo adalah

sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Wua-Wua dan Kecamatan Kadia

b. Sebelah Timur : Kecamatan Poasia

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Konda (Kab. Konsel)

d. Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto (Kab. Konsel) dan

Kecamatan Mandonga (Kota Kendari)

2. Data Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo pada

tahun 2016 sebanyak 20.981 jiwa dengan rincian sebagai berikut:

Kelurahan Lepo-Lepo 4.611 jiwa (21, 98%), Kelurahan Wundudopi

Page 45: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

34

3.391 jiwa (16,16%), Kelurahan Baruga 8.081 jiwa (38,51%), dan

Kelurahan Watubangga 4.898 jiwa (23,34%).

3. Sarana kesehatan

Sarana kesehatan yang tersedia di Puskesmas Lepo-Lepo adalah:

a) Ruang Kepala Puskesmas : 1

b) Ruang Administrasi : 1

c) Ruang Kartu : 1

d) Ruang Polikilinik Umum : 1

e) Ruang Poliklinik Gigi : 1

f) Ruang Poliklinik Anak : 1

g) Klinik Saintifikasi Jamu : 1

h) Ruang Poli KIA : 1

i) Ruang Imunisasi : 1

j) Ruang Rawat Inap : 5

k) Ruang Jaga Perawat : 2

l) Kamar Bersalin : 1

m) Ruang Rawat Kebidanan : 1

n) Ruang Jaga Bidan : 1

o) Ruang UGD : 1

p) Apotek : 1

q) Laboratorium : 1

r) Instalasi Gizi : 1

s) Ruang Kesling : 1

Page 46: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

35

4. Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas

Lepo-Lepo pada tahun 2016 sebanyak 140 orang yang terdiri dari

tenaga medis, tenaga paramedis, dan tenaga non keperawatan.

Tabel 1. Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan di PuskesmasLepo-Lepo Kota Kendari Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

NoJenis Tenaga

KesehatanStatus

JumlahPNS Honorer Sukarelawan

1 Dokter Umum 3 - - 32 Dokter Gigi 1 - - 13 Sarjana

Keperawatan9 - 11 20

4 Sarjana Kesehatan Masyarakat

17 - 1 18

5 Sarjana Kebidanan 3 - - 36 Sarjana Kesehatan

Lingkungan1 - - 1

7 Apoteker 2 - - 28 Ahli Madya

Keperawatan16 - 18 34

9 Ahli Madya Kebidanan

17 - 12 29

10 Ahli Madya Gizi 3 - 2 511 Ahli Kesehatan

Lingkungan1 - 1 2

12 Ahli Madya Analis Kesehatan

1 1 1 3

13 Perawat 9 - - 914 Perawat Gigi 2 - - 215 Bidan 4 - - 416 SPAG 1 - - 117 SPPH 2 - - 218 SMF 1 - - 1

Jumlah 93 1 46 140

Page 47: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

36

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disajikan dalam beberapa tabel distribusi

frekuensi disertai dengan narasi berdasarkan hasil analisis univariabel dan

analisis bivariabel.

1. Analisis univariabel

Dari penelitian yang dilakukan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari diperoleh data dari tanggal 27 April-14 Mei 2016 didapatkan

sampel penelitian sebanyak 30 bayi. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Distribusi kelompok berdasarkan pemberian susu

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Susu Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016

No Pemberian Susu Jumlah %12

Susu formulaBukan susu formula

1911

63,336,7

Total 30 100Sumber: Data Primer Tahun 2016

Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa dari 30 sampel bayi usia

0-6 bulan sebagian besar diberikan susu formula yaitu sebanyak

19 bayi (63,3%).

b. Distribusi kelompok berdasarkan kejadian diare

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016

No Kejadian Diare Jumlah %12

DiareTidak diare

1812

6040

Total 30 100Sumber: Data Primer Tahun 2016

Page 48: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

37

Berdasarkan tabel 3, terlihat dari 30 sampel bayi usia 0-6

bulan lebih banyak yang mengalami diare yaitu 18 bayi (60%).

2. Analisis bivariabel

Analisis bivariabel dilakukan terhadap variabel bebas dan terikat

yang dalam analisis ini digunakan uji Chi Square dan Ratio Prevalens.

Hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi

usia 0-6 bulan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016

Pemberian Susu

Kejadian DiareJumlah

X2 RPDiare Tidak DiareN % N % N %

Susu formula 14 77,8 5 41,7 19 63,3 4,043 2Bukan susu

formula4 22,2 7 58,3 11 36,7

Total 18 100 12 100 30 100Sumber: Data Primer Tahun 2016

Tabel 4 menunjukan bahwa dari 18 bayi usia 0-6 bulan yang

mengalami diare hampir seluruhnya yaitu 14 bayi (77,8%) diberikan

susu formula. Sebaliknya 12 bayi usia 0-6 bulan yang tidak mengalami

diare sebagian besar tidak diberikan susu formula sebanyak 7 bayi

(58,3%).

Berdasarkan data diatas dan didukung oleh analis statistik uji Chi

Square, yang menunjukan X2 hitung sebesar 4,043 lebih besar dari

X2 tabel yakni 3,841 dan dari perhitungan Ratio Prevalens sebesar 2.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan pemberian

susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.

Page 49: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

38

C. Pembahasan

1. Pemberian susu formula

Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 sampel terdapat 19

bayi (63,3%) telah diberikan susu formula dan 11 bayi (36,7%) tidak

diberikan susu formula.

Pemberian susu formula dianjurkan setelah bayi memasuki usia

6 bulan karena pada usia dibawah 6 bulan, kebutuhan gizi bayi masih

dapat dipenuhi oleh ASI. Disamping faktor tersebut, organ-organ

pencernaan bayi umumnya pada usia dibawah 6 bulan belum siap

mencerna makanan lain selain ASI (Suraatmaja, 2010).

Menurut Moehdji (2002) pemberian makanan atau minuman

pendamping ASI berbahaya bagi bayi karena sistem pencernaan bayi

belum siap untuk mencerna makanan atau minuman selain ASI.

Selain karena sulitnya dicerna, bahaya lain dari pemberian susu

formula bagi bayi dibawah usia 6 bulan yaitu karena selama

penyimpanan susu formula ada kemungkinan terkontaminasi oleh

bakteri. Umumnya sulit memberikan susu formula pada bayi secara

hygiene.

2. Kejadian diare

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya

frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari dengan perubahan

konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa darah (Suraatmaja,

2010). Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 sampel, terdapat 18

Page 50: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

39

bayi (60%) yang menderita diare dan terdapat 12 bayi (40%) tidak

mengalami diare.

Penyebab utama diare pada bayi yang diberi susu formula

mungkin dikarenakan kelebihan minum, susu formula yang terlalu

kental atau terlalu tinggi kandungan gulanya, terutama laktosa yang

dapat menyebabkan diare. (Nelson, 2000).

Infeksi enteropatogen (bakteri, virus, dan parasit) dengan

manifestasinya adalah diare, enteropatogen menimbulkan diare non

radang disebakan oleh bakteri yang menginfeksi usus secara

langsung atau menghasilkan sitotoksin. Diare yang disebabkan oleh

MP-ASI termasuk dalam kategori diare enteropatogen non radang.

Faktor yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi dengan

enteropatogen adalah umur muda, defisiensi imun, campak,

malnutrisi, perjalanan ke daerah endemik, kekurangan ASI

(penggunaan MP-ASI), kontak dengan sanitasi yang buruk, makanan

yang terkontaminasi (Nelson, 2000).

3. Hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare

Pemberian susu formula dapat mempengaruhi saluran

pencernaan bayi, sehingga memberikan dampak terjadinya diare pada

bayi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 sampel bayi usia 0-6

bulan, yang mengalami diare sebanyak 18 bayi yang terdiri dari 14

bayi (77,8%) diberikan susu formula dan 4 bayi (22,2%) tidak

Page 51: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

40

diberikan susu formula. Sebaliknya 12 bayi usia 0-6 bulan tidak

mengalami diare terdiri dari 5 bayi (41,7%) diberikan susu formula dan

7 bayi (58,3%) tidak diberikan susu formula. Berdasarkan data diatas

dan didukung oleh hasil analisis statistik uji Chi Square yang

menunjukkan nilai X2 hitung sebesar 4,043 lebih besar dari nilai

X2 tabel yaitu 3,841 dan nilai RP = 2 > 1, sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pemberian susu formula

dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang telah

dikemukakan oleh Nelson (2000), diare pada bayi yang berusia 0-6

bulan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain karena infeksi,

alergi, kelainan absorbsi pada saluran pencernaan, jenis makanan

yang dimakan pada bayi terkontaminasi bakteri patogen, dan

pemberian MP-ASI yang terlalu dini.

Faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian diare menurut

Wardianti (2013) kebanyakan diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan anak. Sementara itu, menurut Nelson (2000) Pada bayi

yang diberi MP-ASI, dapat terjadi diare yang disebabkan karena

kemungkinan kelebihan minum, formula MP-ASI terlalu tinggi

kandungan gulanya, terutama laktosa dapat menyebabkan diare. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada

Bayi Usia 0-6 Bulan.

Page 52: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

41

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bayi umur 0-6

bulan yang mengalami diare dapat disimpulkan bahwa:

1. Di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari bayi yang mendapat susu

formula sebanyak 19 bayi (63,3%) sedangkan yang tidak mendapat

susu formula sebanyak 11 bayi (36,7%).

2. Di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari bayi yang mengalami diare

sebanyak 18 bayi (60%) sedangkan yang tidak mengalami diare

sebanyak 12 bayi (40%).

3. Ada hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada

bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari, bayi yang

diberikan susu formula 2 kali lebih besar mengalami diare

dibandingkan bayi yang tidak diberikan susu formula.

B. Saran

Menyarankan kepada seluruh ibu menyusui, sebaiknya memberikan

bayinya susu formula pada saat bayi berumur di atas 6 bulan karena

sistem pencernaan bayi pada usia 6 bulan mulai sempurna dan kebutuhan

gizinya semakin meningkat.

Page 53: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

DAFTAR PUSTAKA

Astari, N. 2013. Hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.pdf-adobereader. Di unduh tanggal 12 April 2015, pukul 20.15 WITA.

Banudi. 2012. Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Dahlan, S. 2010. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.

Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id/downloads.pdf. Di unduh tanggal 5 Desember 2015, pukul 15.30 WITA.

_____________. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. http://www.depkes.go.id/downloads.pdf. Di unduh tanggal 5 Desember 2015, pukul 15.30 WITA.

Herlina, A. 2011. Hubungan cara penyediaan susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.pdf-adobereader. Di unduh tanggal 12 April 2015, pukul 20.35 WITA.

Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Jakarta: Rosda.

Johnson & Taylor. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC.

Karyana, IPG. 2006. Diare: Virus atau Bakteri. http://www.pghnai.com/.

Di akses tanggal 28 Februari 2016, pukul 21.08 WITA.

Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta: Numed.

Moehdji, S. 2002. Ilmu Gizi 1. Jakarta: Papas Sinar.

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Volume 1. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pudjiadi, S. 2002. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: FKUI.

Rukiyah, AY; Yulianti, L; dan Liana, M. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info Media.

Page 54: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

SDKI. 2012. Angka Kematian Bayi. http://www.bps.go.id/. Di akses tanggal 6 Januari 2015, pukul 09.25 WITA.

Sudarti. 2010. Hubungan susu formula dengan kejadian diare.pdf-adobe reader. Di unduh tanggal 7 Januari 2016, pukul 11.35 WITA.

Suraatmaja, S. 2010. Gastroenterologi Anak. Denpasar: Sagung Seto.

Wardianti, T. 2013. Penyajian susu formula terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-24 bulan.pdf-adobereader. Di unduh tanggal 12 April 2015, pukul 20.44 WITA.

Page 55: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 1

Page 56: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 2

Page 57: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 3

Page 58: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN DIII KEBIDANANPENGANTAR KUESIONER

KepadaYth. Ibu RespondenDi-

Tempat

Untuk keperluan penelitian dalam rangka penyusunan Karya Tulis

Ilmiah pada program studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari,

ibu-ibu berkesempatan terpilih sebagai responden pada penelitian saya

yang berjudul “Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian

Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2016”.

Informasi yang ibu-ibu berikan semata-mata untuk keperluan

penelitian dan akan dijamin kerahasiaannya. Dengan demikian ibu

diharapkan dapat memberikan informasi yang sebaik-baiknya dan

sejujur-jujurnya sesuai dengan kenyataan yang ada.

Demikian atas perhatian dan partisipasi ibu-ibu saya ucapkan

terima kasih.

Kendari, 2016

(Annisa Fauziah)

Page 59: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini, saya bersedia

turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa yang bernama Annisa Fauziah dengan judul penelitian

“Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi

Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016”

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat

penelitian bahwa segala informasi tentang penelitian ini akan dirahasiakan

dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, saya mengerti dan

menyadari bahwa penelitian ini tidak akan merugikan atau berakibat

negative terhadap saya. Sehingga jawaban yang diberikan adalah

jawaban yang sebenar-benarnya.

Kendari, 2016

Responden

Page 60: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS LEPO-LEPO

KOTA KENDARITAHUN 2016

PETUNJUK PENGISIAN

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sebenar-benarnya dengan cara

mengisi langsung pertanyaan atau salah satu jawaban dengan melingkari

jawaban yang sesuai dengan kondisi bayi.

a. Jika bayi ibu saat ini telah diberikan susu formula, jawablah pertanyaan

nomor 1 sampai dengan nomor 5

b. Jika bayi ibu tidak diberikan susu formula, cukup menjawab pertanyaan

nomor 4 dan nomor 5

Nomor Responden :

Nama Pewawancara :

Hari, Tanggal/Bulan/Tahun Wawancara :

Page 61: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

A. Identitas Responden dan Bayi

Nama bayi (inisial) :

Umur : bulan

Jenis kelamin :

Nama ibu (inisial) :

Umur ibu : tahun

Alamat :

B. Pemberian Susu Formula dan Kejadian Diare

1. Berapa usia bayi ibu, saat pertama kali diberikan susu formula

…... bulan

2. Setelah bayi ibu mendapatkan susu formula pertama kali, apakah

bayi ibu mengalami diare?

a. Ya

b. Tidak

3. Sebutkan jenis susu formula yang saat ini diberikan pada bayi!

…………………………………………………………………………….

4. Apakah bayi ibu pernah mengalami diare?

a. Ya

b. Tidak

5. Berapa usia bayi ibu, saat pertama kali mengalami diare …...

bulan

Page 62: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 7

Page 63: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 8

MASTER TABELHUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS LEPO-LEPO

KOTA KENDARI TAHUN 2016

No Nama Umur JkPemberian Susu

Kejadian Diare

Sufor Bukan Sufor DiareTidak Diare

1 By H 3 bulan L √ √

2 By Y 4 bulan P √ √

3 By A 4 bulan L √ √

4 By U 4 bulan P √ √

5 By A 1 bulan P √ √

6 By R 5 bulan L √ √

7 By P 2 bulan P √ √

8 By K 5 bulan L √ √

9 By K 6 bulan P √ √

10 By K 1 bulan L √ √

11 By A 5 bulan L √ √

12 By A 6 bulan P √ √

13 By K 5 bulan P √ √

14 By S 4 bulan L √ √

15 By C 2 bulan P √ √

16 By J 6 bulan L √ √

17 By M 5 bulan P √ √

18 By A 2 bulan P √ √

19 By S 2 minggu P √ √

20 By M 6 bulan L √ √

21 By A 4 bulan P √ √

22 By P 5 bulan P √ √

23 By D 3 bulan L √ √

24 By F 1 bulan L √ √

25 By A 2 bulan L √ √

26 By R 1 bulan P √ √

27 By A 2 bulan P √ √

28 By F 4 bulan L √ √

29 By G 4 bulan L √ √

30 By M 1 bulan L √ √

Page 64: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada

Lampiran 9

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2016

Pemberian SusuKejadian Diare

JumlahX2 RPDiare Tidak Diare

N % N % N %Susu formula 14 77,8 5 41,7 19 63,3 4,043 2Bukan susu

formula4 22,2 7 58,3 11 36,7

Total 18 100 12 100 30 100Perhitungan:

Page 65: HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/182/1/HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA...DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 ... kejadian diare pada