68
HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU CYBERBULLYING PADA REMAJA YANG MELAKUKAN CYBERBULLYING DI INSTAGRAM SKRIPSI Disusun Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Disusun Oleh : Rizki Dina Julita NIM. 135120307111057 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU CYBERBULLYING

PADA REMAJA YANG MELAKUKAN CYBERBULLYING

DI INSTAGRAM

SKRIPSI

Disusun Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.

Disusun Oleh :

Rizki Dina Julita

NIM. 135120307111057

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Page 3: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Page 4: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Page 5: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ABSTRAK

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU CYBERBULLYING

PADA REMAJA YANG MELAKUKAN CYBERBULLYING DI

INSTAGRAM

Rizki Dina Julita

[email protected]

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya Malang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self control dengan

perilaku cyberbullying pada remaja yang melakukan cyberbullying di instagram.

Penelitian ini melibatkan 85 remaja dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun

dikota Malang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling. Data

dalam penelitian ini diperoleh menggunakan skala self control dan skala

cyberbullying sebagai pelaku. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Product

Moment Pesrson. Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan antara self

control dengan perilaku cyberbullying pada remaja yang melakukan cyberbullying

di instagram dengan nilai signifikansi p sebesar 0,000 (<0,05) dengan koefisien

korelasi sebesar r = -0,415.

Kata Kunci: Self Control, Cyberbullying, Instagram.

Page 6: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN SELF CONTROL AND

CYBERBULLYING BEHAVIOR OF THE ADOLESCENT THAT DOES

CYBERBULLYING IN INSTAGRAM

Rizki Dina Julita

[email protected]

Department Psychology, Faculty of Social and Political Science

Brawijaya University

The aim of this study was to determine the correlation between self control

and cyberbullying behavior of the adolescent that does cyberbullying in

instagram. Sample of this study is 85 adolescent with age at 15 – 18 years old in

Malang City. This study used quantitative correlational method. The samples were

selected by accidental sampling. The instrument of this study was a self control

scale and a cyberbullying scale of perpetrator of cyberbullying. Data analyzed in

this study was Product Moment Pearson correlation. The result showed that there

was significant correlation between self control with cyberbullying behavior of

the adolescent that does cyberbullying in instagram, the significant value (p) of

0,000 (<0,05) with correlation coefficient is r = -0,415.

Keywords: Self Control, Cyberbullying, Instagram.

Page 7: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Self Control

dengan Perilaku Cyberbullying Pada Remaja yang Melakukan Cyberbullying

di Instagram”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak yang telah memberi

bimbingan dan bantual berupa materi maupun dukungan moril. Pada kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang.

2. Ibu Cleoputry Al Yusaini, Ph.D selaku ketua Jurusan Studi Psikologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang.

3. Ibu Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing yang tidak pernah

lelah untuk membimbing dan memberi masukan kepada penulis selama

proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Dr. Lusy Asa Akhrani, S.Psi., M.Psi.T dan Ibu Unita Werdi R, S.Psi.,

M.Psi selaku penguji yang telah membantu memberikan saran dan

bimbingannya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi Bapak H. Kaharudin, Amd dan Ibu

Hj. Fajar Iswahyurina, kakak saya Rika Mutia serta seluruh keluarga besar

yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa yang tiada henti.

Page 8: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

6. Muh. Pandji Anoem Bayu Prasetyo yang selalu memberikan dukungan,

nasehat, motivasi dan kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan yang tersayang di Psikologi Wiedya Sakti,

Septarinda dan Desi Suryani dan seluruh rekan-rekan Jurusan Psikologi 2013

yang saling memotivasi untuk berjuang dalam menyelesaikan skripsi.

8. Bapak kost Mas Doni dan teman-teman kos, Mba Dea, Arum, Astri, Zulfa,

Widya dan semua teman satu atap yang selalu memberikan dukungan.

9. Untuk teman-teman yang sering membantu dan telah berbagi ilmu

pengetahuan dalam penulisan skripsi ini, Esti Widya, Maghfeyra Hasan, Mba

Intan, Adhelita, Miftakhul, Mia, Afra, Ridwan, Khalid, Ricky, Aris, dan

seluruh teman-teman yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu.

10. Partisipan-partisipan yang berada di cafe, di mall, di perpustakaan yang telah

bersedia mengisi kuesioner

11. dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan penelitian

skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan

laporan skripsi ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan oleh penulis guna memperbaiki untuk kemudian hari.

Sekian pengantar dari penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang psikologi dan mohon maaf

apabila terdapat kesalahan.

Malang, November 2017

Rizki Dina Julita

Page 9: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 8

C. Tujuan ................................................................................................................... 9

D. Manfaat................................................................................................................. 9

1. Manfaat Teoritis ............................................................................................... 9

2. Manfaat Praktis ................................................................................................ 9

E. Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 10

BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 14

A. Self Control ........................................................................................................ 14

1. Definisi Self Control ...................................................................................... 14

2. Aspek-Aspek Self Control.............................................................................. 15

3. Faktor Yang Mempengaruhi Self Control ...................................................... 17

B. Cyberbullying ..................................................................................................... 18

1. Definisi Cyberbullying ................................................................................... 18

2. Bentuk Perilaku Cyberbullying ...................................................................... 20

C. Hubungan antar Variabel .................................................................................... 21

D. Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 22

E. Hipotesis Penelitian ............................................................................................ 23

BAB III Metode Penelitian ...................................................................................... 24

A. Desain Penelitian ................................................................................................ 24

B. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................................... 24

C. Fokus Penelitian ................................................................................................. 25

D. Definisi Operasional ........................................................................................... 25

E. Lokasi dan Objek Penelitian ............................................................................... 26

F. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ............................................................ 26

1. Populasi ........................................................................................................... 26

2. Sampel ............................................................................................................. 27

3. Teknik Sampling ............................................................................................. 28

G. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 28

H. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 30

1. Data ................................................................................................................ 30

2. Instrumen Penelitian....................................................................................... 30

I. Uji Keabsahan Data ............................................................................................ 34

1. Validitas ......................................................................................................... 34

2. Reliabilitas ..................................................................................................... 36

3. Analisa Item ................................................................................................... 37

J. Analisis Data ...................................................................................................... 39

1. Uji Normalitas ................................................................................................ 39

2. Uji Linieritas .................................................................................................. 39

3. Uji Hipotesis .................................................................................................. 40

Page 10: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

BAB IV Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 41

A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 41

1. Gambaran Umum ........................................................................................... 41

2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................... 41

3. Kategorisasi Variabel ..................................................................................... 42

4. Uji Asumsi ..................................................................................................... 44

a. Uji Normalitas ............................................................................................ 44

b. Uji Linieritas .............................................................................................. 44

c. Uji Hipotesis ............................................................................................... 45

B. Pembahasan Hasil ............................................................................................... 46

C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 50

BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 51

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 51

B. Saran ................................................................................................................... 51

1. Saran Teoritis ................................................................................................. 51

2. Saran Praktis .................................................................................................. 52

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 53

Daftar Lampiran ...................................................................................................... 56

Lampiran 1. Diskriminasi Item Self Control Dan Cyberbullying .......................... 56

Lampiran 2. Tabel Statistik Data SPSS versi 23 ..................................................... 66

Lampiran 3. Skala Self Control dan Cyberbullying Sebelum Try Out .................... 67

Lampiran 4. Skala Self Control dan Cyberbullying Setelah Try Out ...................... 73

Page 11: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pedoman Penilaian Jawaban ....................................................................... 31

Tabel 2. Blue Print Self Control ................................................................................. 32

Tabel 3. Blue Print Cyberbullying ............................................................................. 33

Tabel 4. Penilaian Validitas Tampang ....................................................................... 35

Tabel 5. Hasil Uji Relibilitas Self Control dan Cyberbullying .................................. 36

Tabel 6. Skala Self Control Setelah Uji Coba. ........................................................... 37

Tabel 7. Skala Cyberbullying Setelah Uji Coba......................................................... 38

Tabel 8. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................... 40

Tabel 9. Rumus Hipotetik .......................................................................................... 41

Tabel 10. Perbandingan Hipotetik dan Empirik Self Control dan Cyberbullying...... 42

Tabel 11. Kategorisasi Variabel ................................................................................. 42

Tabel 12. Kategorisasi Variabel Self Control dan Cyberbullying ............................ 43

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 43

Tabel 14. Statistik Uji Hipotesis ................................................................................ 45

Page 12: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penggunaan media sosial cenderung di dominasi oleh remaja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh UNICEF tahun 2011 dan

2012 sebagai bagian dari proyek multi-negara pada program Digital Citizenship

Safety, dan dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika

menyebutkan bahwa sebagian besar anak-anak dan remaja di Indonesia

sekarang sudah mengakses internet secara teratur untuk mencari informasi.

Sebanyak 80% menggunakan internet untuk mencari data dan informasi,

khususnya untuk tugas-tugas sekolah, untuk bertemu teman online sebesar

70% melalui aplikasi media sosial, kelompok besar lain menggunakan

internet untuk mendengarkan musik sebesar 65% dan menonton video sebesar

39% untuk menghibur diri mereka sendiri. Penelitian ini melibatkan sampel

yang representatif dari 400 anak-anak dan remaja dari daerah perkotaan dan

pedesaan di 11 provinsi. Studi ini meliputi kelompok usia 10 sampai 19

tahun, populasi besar dari 43,5 juta anak-anak dan remaja Indonesia 80%

menggunakan internet dalam keseharian mereka (Razak, 2014).

Selain itu fenomena maraknya penggunaaan internet didominasi oleh

kalangan remaja ditunjukkan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Yahoo

dan Taylor Nelson Sofres (TNS) Indonesia menunjukkan bahwa pengguna

internet didominasi oleh remaja usia 15–19 tahun. Dari 2.000 responden yang

Page 13: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2

2

mengikuti survei ini, didapat hasil sebanyak 64 % adalah anak muda

(Anonim, 2009).

Remaja adalah masa peralihan dari usia anak-anak menuju dewasa.

Periode ini merupakan masa penting dimana remaja mengalami masa transisi

perkembangannya menuju masa dewasa. Masa remaja dimulai dari usia 13

atau 14 tahun sampai 18 tahun (Hurlock, 1980). Masa-masa remaja

merupakan periode yang penting dalam rentang kehidupan karena pada masa

ini remaja mencari identitas dirinya, mempersiapkan diri untuk mengerjakan

tugas-tugas perkembangannya, mempersiapkan diri untuk perubahan dan

menyelesaikan masalahnya dengan mandiri. Berdasarkan data yang diperoleh

dari penelitian yang dilakukan oleh UNICEF tersebut dapat diketahui bahwa

remaja tertarik menggunakan media sosial karena fitur-fitur yang menarik dan

sesuai dengan tugas perkembangannya.

Menurut Havigrust salah satu tugas perkembangan remaja adalah

memiliki relasi dan peran sosial yang baik dan bertanggung jawab dengan

teman sebaya maupun orang lain agar sesuai dengan nilai-nilai sosial dalam

masyarakat (Aroma & Suminar, 2012). Oleh sebab itu, berdasarkan teori

remaja dan data-data yang telah dipaparkan tersebut, remaja harus bisa

menjalin komunikasi baik secara langsung ataupun menjalin komunikasi

dalam media sosial dengan orang lain.

Penggunaan media sosial remaja sering menyampaikan pendapatnya

baik secara positif maupun negatif. Penyampaian pendapat dalam media

sosial lebih sering disebut sebagai komentar (comment). Secara positif

Page 14: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

3

biasanya remaja memberikan komentar dengan memberikan kalimat

sanjungan kepada orang lain, memberikan saran yang membangun atau

tanggapan yang berisi motivasi dan kalimat-kalimat yang tidak menyinggung

siapapun di media sosial, sedangkan pengaruh negatif jejaring sosial ini pada

remaja diantaranya hilangnya privasi dan kemungkinan penyalahgunaan foto

atau video yang remaja posting pada akun jejaring sosial, terjadi kasus

perkelahian yang dimulai dari komentar atau status pada jejaring sosial

(Emilia & Leonardi, 2013). Bentuk perilaku negatif penggunaan media sosial

tersebut dapat disebut sebagai cyberbullying.

Smith (Satalina, 2014) mendefinisikan cyberbullying sebagai perilaku

agresif dan disengaja yang dilakukan sekelompok orang atau perorangan,

yang menggunakan media elektronik sebagai penghubungnya, yang

dilakukan secara berulang-ulang dan tanpa batas waktu terhadap seorang

korban yang tidak bisa membela dirinya sendiri. Cyberbullying adalah

penggunaan teknologi internet untuk menyakiti orang lain dengan cara

sengaja dan diulang-ulang. Cyberbullying juga diartikan sebagai bentuk

intimidasi yang pelaku lakukan untuk melecehkan korbannya melalui

perangkat teknologi (Rifauddin, 2016). Jadi secara garis besar cyberbullying

adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menyakiti, melukai, mengejek,

memberikan pendapat negatif kepada orang lain dengan menggunakan media

sosial.

Media sosial yang dipergunakan oleh remaja berbagai macam jenisnya

seperti facebook, twitter, path, instagram, ask-fm dan berbagai aplikasi media

Page 15: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4

sosial lainnya. Penelitian ini memfokuskan pada media sosial instagram.

Instagram adalah situs jejaring sosial kreasi Burbn, Inc yang memungkinkan

penggunanya untuk mengambil foto, menerapkan filter digital, dan

membagikannya ke berbagai situs jejaring sosial termasuk instagram sendiri.

Saat ini instagram juga memungkinkan penggunanya untuk berbagi video

pendek (Putri, 2015).

Menurut hasil survei yang telah dilakukan oleh Ditch The Label

menyebutkan instagram menjadi cyberbullying atau media sosial yang paling

umum digunakan untuk perundungan di internet. Cyberbullying tersebut

mencakup komentar negatif pada postingan, pesan personal negatif dan

menyebar postingan atau profil akun media sosial tertentu dengan mengolok-

olok. Survei tersebut melibatkan 10.000 remaja di Inggris berusia 12 hingga

20 tahun. Dari survei ini, lebih dari 42 persen korban cyberbullying mengaku

dari instagram (Anonim, 2017).

Contoh kasus-kasus cyberbullying yang terjadi di instagram yaitu kasus

cyberbullying yang menimpa artis-artis muda seperti Prilly Latuconsina dan

Aurel Hermansyah. Akun instagram pribadi Prilly Latuconsina sering dihujat

oleh netizen bahkan membawa kondisi fisik Prilly, Prilly makin menjadi

sasaran cyberbullying terutama semenjak merebaknya video Prilly yang

menjelekkan keluarga lawan mainnya yaitu Aliando Syarief. Selain itu, pada

akun instagram Aurel, banyak netizen memberikan komentar yang mengenai

penampilan Aurel sekarang (Sari, 2017).

Page 16: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5

Berita yang dipublikasikan oleh Merdeka.com juga menyatakan bahwa

terdapat lima korban bunuh diri akibat menjadi korban cybebrullying. Korban

tersebut rata-rata adalah remaja yang mengalami cyberbullying di media

sosial, yang berasal dari luar negeri maupun dari Indonesia. Korban merasa

tidak kuat dan tertekan selalu menjadi objek hinaan dari teman-temannya

maupun orang lain (Azmil, 2013).

Fenomena-fenomena cyberbullying yang telah dipaparkan tersebut

memberikan dampak negatif baik bagi korban maupun pelakunya. Bagi

pelaku cyberbullying memberikan dampak ketidakmampuan menyesuaikan

diri secara psikososial dan perasaan bersalah yang berkepanjangan

(Mawardah & Adiyanti, 2014). Tidak hanya itu saja bagi korban

cyberbullying dapat menurunkan rasa kepercayaan diri, beban psikis yang

mendalam, gangguan emosi, membuat individu menjadi antisosial sehingga

menarik diri dari lingkungannya, bahkan korban bisa melakukan tindakan

bunuh diri. Bagi para pelaku cyberbullying, motif melakukan cyberbullying

berbagai macam bentuknya. Pelaku terkadang memiliki permasalahan dengan

orang lain yang memunculkan perilaku agresif yang tinggi sehingga

mengintimidasi musuhnya dimedia sosial, kurang peka terhadap perasaan

orang lain serta membuat kondisi komunikasi menjadi buruk (Sari &

Suryanto, 2016).

Pelaku cyberbullying terkadang tidak menyadari perilaku yang

dilakukannya adalah suatu perilaku yang salah dan memberikan dampak yang

buruk baik bagi dirinya pribadi maupun orang lain. Padahal segala aturan

Page 17: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

6

dalam menggunakan teknologi atau media sosial telah diatur dalam dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik (UU ITE). Pasal 27 ayat (3) UU ITE dan segala tindakan

cyberbullying akan dapat diproses secara hukum, tetapi nremaja masih

banyak saja yang melakukan tindakan tersebut (Rifauddin, 2016).

Sebagai bentuk penanganan terhadap pelaku cyberbullying terutama

dikalangan remaja dibutuhkan self control untuk mengatasi perilakunya

tersebut. Self control merupakan suatu kemampuan individu dalam membaca

situasi diri dan mengontrol perilaku sesuai dengan situasi maupun kondisi.

Self control adalah sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan

perilaku seseorang untuk membentuk dirinya sendiri (Ghufron & Risnawati,

2016). Hurlock (1980) mengatakan self control berkaitan dengan bagaimana

individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya. Self

control didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengubah respon

batin seseorang dan menahan diri dari perilaku yang tidak diinginkan

(Tangney, Baumister, & Boone, 2004).

Penelitian yang telah dilakukan Putri menunjukkan bahwa remaja yang

memiliki self control yang tinggi dapat mengurangi perilaku cyberbullying

pada remaja. Remaja yang memiliki self control yang baik maka remaja

memiliki kemampuan hubungan interpersonal dan respon emosi yang baik

sehingga dapat terhindar dari perilaku cyberbullying (Putri, 2016).

Menurut Bayraktar, dkk (2015) menyatakan bahwa ketika remaja

berusia 12-18 tahun memiliki self control yang rendah maka dapat

Page 18: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

7

mendorong mereka untuk terlibat dengan kasus cyberbullying dan hal ini

berlaku pula sebaliknya. Self control yang rendah memiliki hubungan dengan

kejahatan di dunia maya, dimana salah satu bentuk kejahatan didunia maya

adalah cyberbullying (Bayraktar, dkk 2015).

Self control sendiri datang ketika individu tersebut menyadari bahwa

dirinya memiliki kontrol atas apa yang sedang dirinya hadapi. Terkadang self

control dapat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi individu ataupun faktor

lingkungan. Adanya self control akan meminimalisir agresifitas individu

terhadap bahaya atau sumber ancaman yang akan datang, selain itu dengan

adanya kontrol diri dapat merespon perilaku agresif seseorang (Averill,

1973).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Tangney,

Baumeister & Boone (2004) mengenai hubungan self control dengan bentuk-

bentuk emosional dan hubungan interpersonal, menunjukkan bahwa individu

yang memiliki self control yang tinggi maka memiliki kemampuan

mengontrol emosi dan hubungan interpersonal yang lebih baik, begitupun

sebaliknya individu yang memiliki self control yang rendah makan cenderung

tidak mampu mengendalikan emosinya memiliki hubungan interpersonal

yang kurang baik (Tangney, Baumister, & Boone, 2004). Selain itu,

penelitian lainnya yang dilakukan oleh Aggreini dan Mariyanti (2014) tentang

hubungan self control dengan perilaku konsumif pada mahasiswa dengan

mengacu pada teori self control dari Averill menunjukkan bahwa semakin

tinggi self control yang dimiliki seorang remaja maka semakin rendah

Page 19: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

8

perilaku konsumtif remaja yang muncul. Sebaliknya, semakin rendah kontrol

diri yang dimiliki seorang remaja maka semakin tinggi perilaku konsumtif

yang muncul.

Berdasarkan paparan penelitian yang telah dilakukan tersebut, maka

peneliti ingin melihat hubungan self control dengan perilaku cyberbullying

pada remaja. Dimana, perilaku cyberbullying adalah perilaku yang bersifat

negatif apabila dilakukan, oleh sebab itu diperlukan peran self control untuk

mengantisipasi perilaku cyberbullying tersebut. Maka, dapat disimpulkan

bahwa remaja harus memiliki self control yang baik untuk mengatur

perilakunya dalam menggunakan media sosial. Remaja yang memiliki self

control yang rendah cenderung sulit untuk mengatur dirinya agar tidak

melakukan cyberbullying yang akan memunculkan konsekuensi negatif,

begitupula sebaliknya semakin tinggi self control yang remaja miliki maka

akan meminimalisir perilaku cyberbullying. Oleh sebab itu, remaja akan

mampu mempertimbangkan konsekuensi dari perilaku yang dilakukan

(Andaryani & Tairas, 2013).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis

mengambil judul penelitian “Hubungan Self Control dengan Perilaku

Cyberbullying Pada Remaja yang Melakukan Cyberbullying di Instagram”.

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat hubungan antara self control dengan perilaku cyberbullying

pada remaja di instagram?

Page 20: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

9

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara self control

dengan perilaku cyberbullying pada remaja di instagram.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam menambah serta memperkaya wawasan atau pengetahuan dalam

bidang self control dan cyberbullying pada remaja. Dimana self control

adalah kemampuan individu dalam mengontrol perilaku sesuai dengan

lingkungannya dan cyberbullying yaitu perilaku agresif yang disengaja

yang dilakukan sekelompok orang atau perorangan, yang menggunakan

media elektronik.

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan masyarakat terutama kalangan

remaja dan para pelaku cyberbullying dapat mengetahui dampak dari

tindakan cyberbullying seperti perasaan bersalah yang berkepanjangan dan

bagi korban dampak yang dialami adalah perasaan sakit hati dan kecewa

sehingga pelaku cyberbullying bisa meminimalisir perilakunya dengan

memiliki self control.

Page 21: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

10

E. PENELITIAN TERDAHULU

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tangney, Baumeister & Boone yang

berjudul High Self-Control Predicts Good Adjustment, Less Pathology,

Better Grades and Interpersonal Success, 2004.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kecenderungan self control berpengaruh pada kehidupan sosial, bentuk-

bentuk emosional dan interpersonal pada mahasiswa. Subjek dalam

penelitian ini adalah mahasiswa East Coast State University dengan

menggunakan alat ukur yaitu Brief Self Control Scale. Hasilnya yaitu

dengan memiliki pengendalian diri yang tinggi maka mendapatkan nilai

yang lebih baik dalam kemampuan dan hubungan interpersonal serta

memiliki emosional yang lebih terkontrol. Sebaliknya individu dengan

kontrol diri yang rendah cenderung tidak mampu mengendalikan

kemampuan dan hubungan interpersonal yang baik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Andaryani dan Prof. Dr. MMW. Tairas,

MA yang berjudul Perbedaan Tingkat Self Control pada Remaja Laki-Laki

dan Remaja Perempuan yang Kecanduan Internet, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah

terdapat perbedaan tingkat self control pada remaja laki-laki dan remaja

perempuan yang kecanduan internet. Subjek penelitian terdiri dari 16 laki-

laki dan 22 perempuan. Alat pengumpul data berupa kuesioner kecanduan

internet yang terdiri dari 20 butir disusun oleh Young (1998) dan

kuesioner self control yang disusun oleh Tangney, dkk, (2004) terdiri dari

Page 22: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

11

36 butir. Analisis data menggunakan uji perbedaan independent sampel t-

test dengan bantuan program statistik SPSS versi 17.0. Hasil analisis data

penelitian diperoleh uji perbedaan tingkat self control pada remaja laki-

laki dan remaja perempuan kecanduan internet dengan nilai sig. (p) 0,143.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat self control

pada remaja laki-laki dan remaja perempuan yang kecanduan internet.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Aroma dan Suminar yang berjudul

Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Perilaku

Kenakalan Remaja, 2012.

Tujuan penelitian ini adalah menguji secara empiris apakah

terdapat hubungan negatif antara self control dengan kecenderungan

perilaku kenakalan pada remaja. Subjek penelitian ini berjumlah 265

remaja dengan rentang usia 14-19 tahun yang bersekolah di SMK X

Kediri. Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa skala psikologi.

Alat ukur variabel kontrol diri terdiri dari 36 butir yang diadaptasi dari Self

Control Scale milik Tangney dkk, (2004) dan alat ukur kecenderungan

perilaku kenakalan remaja terdiri dari 31 butir yang disusun sendiri oleh

peneliti. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment

dengan bantuan program statistic SPSS versi 16 for windows.Hasil

analisis data penelitian menunjukkan nilai korelasi antara variabel self

control dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja sebesar - 0,318

dengan p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi

Page 23: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

12

negatif yang signifikan antara tingkat self control dengan kecenderungan

perilaku kenakalan remaja.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Suryanto yang berjudul Jurnal

Kecerdasan Emosi, Anonimitas dan Cyberbullying, 2016.

Tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan antara kecerdasan

emosi dan anonimitas dengan cyberbullying ditinjau dari jenis kelamin.

Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Subyek penelitian

adalah siswa SMP Di Sidoarjo, yang berjumlah 44 siswa dengan rentang

umur 13-17 tahun dengan jumlah laki-laki sebanyak 21 orang dan

perempuan 23 orang. Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian

menggunakan skala cyberbullying, skala kecerdasan emosi dan skala

anomalitas. Hasil penelitian menunjukan: (1) Tidak ada hubungan yang

signifikan antara kecerdasan emosi dan anonimitas dengan cyberbullying.

(2) Ada hubungan positif kecerdasan emosi dengan cyberbullying. (3)

Pada anonimitas memiliki hubungan negatif dengan cyberbullying. (4)

adanya perbedaan pada perilaku cyberbullying antara laki-laki dan

perempuan, dimana laki-laki ada kecenderungan menjadi pelaku

cyberbullying.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Satalina yang berjudul Kecendrungan

Perilaku Cyberbullying Ditinjau dari Tipe Kepribadian Ekstrovert dan

Introvert, 2014.

Penelitian ini menggunakan metode kausal-komparatif dengan

menggunakan alat tes kepribadian EPI-A dan skala perilaku cyberbullying.

Page 24: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

13

Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dan

didapatkan 165 siswa SMAN 1 Purwosari. Hasil analisis data t-test dapat

diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan

kecenderungan perilaku cyberbullying antara siswa yang berkepribadian

ekstrovert dan siswa yang berkepribadian introvert. Hal tersebut

dikarenakan nilai t hitung = 0.019 (sig. 0,05), dimana nilai p <0,05 yang

berarti ada perbedaan yang signifikan.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Aggreini dan Mariyanti yang berjudul

Hubungan Antara Kontrol Diri dan Perilaku Konsumtif Mahasiswi

Universitas Esa Unggul,2014.

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara self

control, melihat dominan dimensi self control dan tingkatan dari perilaku

konsumtif. Penelitian ini bersifat kuantitatif non-eksperimental. Sampel

penelitian berjumlah 90 mahasiswi Universitas Esa Unggul. Hasil

penelitian menunjukkan korelasi sebesar -0,304 dengan sig 0,002 (p <

0,05), artinya ada terdapat hubungan negatif antara self control dengan

perilaku konsumtif mahasiswi Universitas Esa Unggul. Mahasiswi yang

memiliki self control lemah lebih banyak dibanding dengan mahasiswi

yang memiliki self control yang kuat. Sedangkan pada mahasiswi yang

berperilaku konsumtif tinggi lebih banyak daripada mahasiswi yang

berperilaku konsumtif rendah. Dari ketiga dimensi dari self control,yang

paling dominan ialah dimensi behavioral control atau kontrol perilaku.

Page 25: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

14

Page 26: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Control

1. Definisi Self Control

Menurut Averill self control merupakan variabel psikologis yang

sederhana karena didalamnya tercakup tiga konsep yang berbeda tentang

kemampuan mengontrol diri yaitu kemampuan individu untuk

memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam mengelola informasi

yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi serta kemampuan

individu untuk memilih suatu tindakan berdasarkan suatu yang

diyakininya (Averill, 1973).

Calhoun dan Acocella mendefinisikan self control sebagai

pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang,

dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri.

Goldfried dan Merbaum mendefinisikan self control sebagai suatu

kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan

bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi

positif (Ghufron & Risnawita, 2016).

Skinner (Alwisol, 2009) mendefinisikan self control bukan

kekuatan untuk mengontrol didalam “self”, tetapi bagaimana self

mengontrol variabel-variabel luar yang menentukan tingkah laku.

Tangney mendefinisikan self control sebagai kemampuan individu untuk

menentukan perilakunya berdasarkan standart tertentu seperti moral, nilai

Page 27: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

15

dan aturan dimasyarakat agar mengarah pada perilaku positif (Tangney,

Baumeister, & Boone, 2004).

Menurut Berk (Khairunnisa, 2013), self control adalah

kemampuan individu utuk menahan keinginan atau dorongan sesaat yang

bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial.

Menurut Kazdin (Khairunnisa, 2013) menambahkan bahwa self control

diperlukan guna membantu individu dalam mengatasi kemampuannya

yang terbatas dan membantu mengatasi berbagai hal merugikan yang

dimungkinkan berasal dari luar. Menurut Synder dan Gangestard (1986)

self control secara langsung sangat relevan untuk melihat hubungan

antara pribadi dengan lingkungan masyarakat yang sesuai dengan isyarat

situasional dala bersikap dan berpendirian yang efektif.

Beberapa definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa self control adalah kemampuan diri untuk

mengatur diri, menahan diri, mengendalikan diri, memilih tindakan, dan

menentukan perilaku berdasarkan standart yang terdapat dalam

masyarakat seperti nilai, moral, dan aturan agar mengarah keperilaku

yang positif.

2. Aspek-Aspek Self Control

Aspek-aspek self control menurut Averill (1973) disebut dengan

kontrol personal, yaitu :

Page 28: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

16

a. Kontrol Perilaku (Behavior Control)

Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang

dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu

keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku

dibagi menjadi dua komponen, yaitu :

1) Mengatur Pelaksanaan (Regulated Administration)

Merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa

yang mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah dirinya sendiri

atau aturan perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya

dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber

eksternal.

2) Kemampuan Memodifikasi Stimulus (Stimulus Modifiability)

Merupakan kemampuan individu untuk mengetahui

bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki

dihadapi. Terdapat beberapa cara untuk menjauhi stimulus yaitu,

menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang

sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya

berakhir dan membatasi intensitasnya.

b. Kontrol Kognitif (Cognitive Control)

Kontrol kognitif adalah kemampuan individu dalam mengolah

informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi,

menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka

Page 29: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

17

kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Aspek

ini terdiri atas dua komponen, yaitu :

1) Memperoleh Informasi (Information Gain)

Informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu

keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat

mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.

2) Melakukan Penilaian (Appraisal)

Dimana individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu

keadaan atau peristiwa dengan cara memerhatikan segi-segi

positif secara subjektif.

c. Mengontrol Keputusan (Decisional Control)

Kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan

berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujui. Kontrol diri

dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu

kesempatan, kebebasan atau kemungkinan pada diri individu untuk

memilih berbagai kemungkinan tindakan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Control

Faktor-faktor yang mempengaruhi self control (Ghufron &

Risnawita, 2016), yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia,

semakin bertambah usia seseorang, maka semakin baik

kemampuannya untuk mengontrol diri dan begitupula sebaliknya.

Page 30: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

18

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini diantaranta adalah lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga, terutama orangtu menentukan bagaimana

kemampuan mengontrol diri seseorang. Oleh sebab itu, apa yang

diterapkan oleh orangtua kepada anaknya secara tidak langsung akan

membentuk perilaku yang sesuai dengan aturan.

Berdasarkan paparan definisi dan aspek-aspek mengenai self control

tersebut, maka penelitian ini menggunakan teori self control dari Averill

sebagai landasan untuk menyusun instrumen penelitian yang digunakan.

B. Cyberbullying

1. Definisi Cyberbullying

Willard (2007) mendefinisikan cyberbullying adalah tindakan

mengirim atau mengunggah teks atau gambar berbahaya atau kejam yang

meliputi bentuk-bentuk agresi sosial menggunakan internet atau perangkat

komunikasi digital lainnya. Cyberbullying dapat diposting di situs web

pribadi, blog, dan situs web. Pesan teks cyberbullying dapat disebarkan

melalui e-mail, online group, chatting, instant messaging dan pesan teks

atau pesan gambar digital melalui perangkat telefon.

Smith (Satalina, 2014) mendefinisikan cyberbullying sebagai

perilaku agresif dan disengaja yang dilakukan sekelompok orang atau

perorangan, yang menggunakan media elektronik sebagai

penghubungnya, yang dilakukan secara berulang-ulang dan tanpa batas

Page 31: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

19

waktu terhadap seorang korban yang tidak bisa membela dirinya sendiri.

Menurut Kowalski (Satalina, 2014) cyberbullying mengacu pada bullying

yang terjadi melalui instant messaging, email, chat room, website, video

game, atau melalui gambaran atau pesan yang dikirim melalui telefon

selular.

Menurut kamus Oxford English Dictionary (2010), cyberbullying

merujuk kepada penggunaan teknologi informasi untuk menggertak orang

dengan mengirim atau posting teks yang bersifat mengintimidasi atau

mengancam (Rifauddin, 2016). Menurut Calvete, Orue, Estevez,

Villardón & Padilla (Sari & Suryanto, 2016) cyberbullying adalah

serangkaian dari berulangnya, perilaku agresif yang sengaja dilakukan

oleh kelompok atau individu dengan menggunakan sarana elektronik

dengan tujuan dari perilaku seperti itu mengancam, mempermalukan, atau

mengintimidasi korban yang tidak dapat dengan mudah membela dirinya

sendiri dan Perilaku agresif ini umumnya diimplementasikan oleh

menggunakan ponsel, e–mail, chatting online, serta ruang online seperti

facebook, messenger,atau blog pribadi.

Beberapa definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa cyberbullying adalah tindakan menghina,

menjatuhkan, melukai perasaan, dan perilaku agresif seseorang yang

ditujukan kepada orang lain secara berulang-ulang melalui media sosial

atau media elektronik seperti e-mail, facebook, instagram, messanger dan

segala media web online.

Page 32: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

20

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Cyberbullying

Bentuk-bentuk perilaku cyberbullying menurut Willard (Satalina,

2014), yaitu:

a. Flaming (terbakar), yaitu mengirimkan pesan teks yang isinya

merupakan kata-kata yang penuh amarah dan frontal. Istilah “flame”

ini pun merujuk pada katakata di pesan yang berapi-api.

b. Harassment (gangguan), pesan-pesan yang berisi gangguan pada

email, sms, maupun pesan teks di jejaring sosial dilakukan secara terus

menerus.

c. Cyberstalking, mengganggu dan mencemarkan nama baik seseorang

secara intens sehingga membuat ketakutan besar pada orang tersebut.

d. Denigration (pencemaran nama baik), yaitu proses mengumbar

keburukan seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan

nama baik orang tersebut.

e. Impersonation (peniruan), berpura-pura menjadi orang lain dan

mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik.

f. Outing, yaitu menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi

orang lain.

g. Trickery (tipu daya) adalah membujuk seseorang dengan tipu daya

agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut.

h. Exclusion (pengeluaran) yaitu secara sengaja dan kejam mengeluarkan

seseorang dari grup online.

Page 33: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

21

Berdasarkan paparan definisi dan bentuk-bentuk mengenai perilaku

cyberbullying tersebut, maka penelitian ini menggunakan teori cyberbullying

dari Willard sebagai landasan untuk menyusun instrument penelitian yang

digunakan.

C. Hubungan Self Control dengan Perilaku Cyberbullying Pada Remaja

Seiring berkembangnya media komunikasi membuat para remaja

dengan mudah berkomunikasi dengan media sosial. Saat melakukan

komunikasi terkadang tanpa disadari remaja melakukan perilaku

cyberbullying pada orang lain. Smith (Satalina, 2014) mendefinisikan

cyberbullying sebagai perilaku agresif dan disengaja yang dilakukan

sekelompok orang atau perorangan, yang menggunakan media elektronik

sebagai penghubungnya, yang dilakukan secara berulang-ulang dan tanpa

batas waktu terhadap seorang korban yang tidak bisa membela dirinya

sendiri.

Perilaku cyberbullying merupakan suatu tindakan yang bersifat negatif

dan memberikan dampak bagi pelakunya. Self control bisa saja menjadi salah

satu faktor untuk menurunkan perilaku cyberbullying pada remaja. Calhoun

dan Acocella (1990) mendefinisikan self control sebagai pengaturan proses-

proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian

proses yang membentuk dirinya sendiri (Ghufron & Risnawita, 2016).

Guna menurunkan perilaku cyberbullying pada remaja, sebaiknya

remaja memiliki self control yang baik untuk mengatur perilakunya dalam

menggunakan media sosial agar tidak memicu perilaku cyberbullying.

Page 34: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

22

Sebaliknya, remaja yang memiliki self control yang rendah cenderung sulit

untuk mengatur dirinya agar tidak melakukan cyberbullying yang akan

memunculkan konsekuensi negatif.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka, disusun suatu kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Berdasarkan dari kerangka pemikiran diatas, dapat terlihat hubungan

antara dua variabel yaitu self control sebagai variabel X merupakan variabel

bebas dan cyberbullying sebagai variabel Y merupakan variabel terikat. Self

control sebagai kemampuan individu untuk menentukan perilakunya

berdasarkan standart tertentu seperti moral, nilai dan aturan di masyarakat

agar mengarah pada perilaku positif (Tangney, Baumeister, & Boone, 2004).

Smith (2008) mendefinisikan cyberbullying sebagai perilaku agresif dan

disengaja yang dilakukan sekelompok orang atau perorangan, yang

menggunakan media elektronik sebagai penghubungnya, yang dilakukan

secara berulang-ulang dan tanpa batas waktu terhadap seorang korban yang

tidak bisa membela dirinya sendiri (Satalina, 2014).

Berdasarkan definisi di atas dapat dijelaskan bahwa perilaku

cyberbullying memiliki keterkaitan dengan self control. Dimana keterkaitan

Cyberbullying

(Y)

Self Control

(X)

Page 35: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

23

tersebut adalah setiap individu diharapkan memiliki memampuan untuk

mengatur dan mengontrol perilakunya dalam berinterkasi di media sosial agar

sesuai aturan dalam berinteraksi dan tidak membentuk perilaku yang salah.

Self control yang dimiliki individu bertujuan untuk mengontrol perilaku

cyberbullying yang merupakan suatu perilaku yang salah dan bersifat negatif

dalam interaksi dalam media sosial. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menguji apakah self control memiliki keterkaitan dengan perilaku

cyberbullying pada remaja. Jika hasil penelitian positif maka self control

memiliki peran yang besar untuk mengatur perilaku cyberbullying, begitupula

sebaliknya jika hasil penelitian negatif maka self control tidak memiliki peran

yang besar untuk mengatur perilaku cyberbullying.

E. Hipotesis

H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self control dengan

perilaku cyberbullying pada remaja.

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara self control dengan perilaku

cyberbullying pada remaja.

Page 36: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode

statistika. Pendekatan kuantitatif juga merupakan penelitian yang dilakukan

dalam rangka menguji hipotesis, dengan metode kuantitatif juga akan

didapatkan signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara

variabel-variabel yang diteliti (Azwar, 2015).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

korelasional. Azwar (2015), penelitian korelasional bertujuan untuk

menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi

pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi. Oleh sebab

itu, penelitian yang dilakukan untuk mencari tahu apakah self control memiliki

peran terhadap perilaku cyberbullying pada remaja.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Azwar (2015), identifikasi variabel merupakan langkah

penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan penentuan fungsinya

masing-masing. Berikut adalah variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini:

Page 37: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

25

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi

variabel lain. Dapat dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang

pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui (Azwar, 2015). Variabel

bebas (X) dalam penelitian ini adalah self control.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besarnya efek

diamati dari ada-tidaknya atau besar-kecilnya yang tampakakibat perubahan

pada variabel bebas (Azwar, 2015). Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini

adalah perilaku cyberbullying.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

antara self control dengan perilaku cyberbullying pada remaja diinstgram.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dari dua variabel yang akan digunakan untuk

menjelaskan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Self Control

Self control merupakan kemampuan individu untuk mengarahkan

dirinya, mengatur diri, dan mengendalikan dirinya berdasarkan standar

yang telah berlaku di masyarakat seperti nilai, moral, dan aturan untuk

berperilaku yang mengacu kearah yang positif. Aspek-aspek self control

Page 38: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

26

menurut Averill (Ghufron & Risnawita, 2016), yaitu: (a) kontrol perilaku

(behavior control, (b) kontrol kognitif (cognitive control), dan (c)

mengontrol keputusan (decisional control).

2. Perilaku Cyberbullying

Cyberbullying adalah tindakan menghina, menjatuhkan, melukai

perasaan, perilaku agresif dan segala bentuk intimidasi seseorang yang

ditujukan kepada orang lain secara berulang-ulang melalui perangkat

teknologi atau media sosial atau seperti e-mail, facebook, instagram, path,

messanger dan segala media web online. Bentuk-bentuk perilaku

cyberbullying menurut Willard (Satalina, 2014), yaitu: (a) flaming

(terbakar), (b) harassment (gangguan), (c) cyberstalking, (d) denigration

(pencemaran nama baik), (e) impersonation (peniruan), (f) outing (g)

trickery, dan (g) exclusion (pengeluaran).

E. Lokasi dan Obyek Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Kota Malang dan subjek dalam

penelitian ini adalah remaja yang menggunakan instagram dan sebagai pelaku

cyberbullying dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun.

F. Penentuan Populasi dan Sample Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

Page 39: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

27

(Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang

berusia 15 hingga 18 tahun dan sebagai pelaku cyberbullying diinstagram.

Penentuan batasan usia tersebut berdasarkan hasil survei yang

dilakukan oleh Yahoo dan Taylor Nelson Sofres (TNS) Indonesia

menunjukkan bahwa pengguna internet didominasi oleh remaja usia 15–19

tahun (Andaryani & Tairas, 2013). Peneliti mengambil batas maksimal 18

tahun karena menurut Willard (2007) cyberbullying dianggap valid apabila

pelaku atau korban berusia dibawah 18 tahun dan secara hukum belum

dianggap dewasa (Sari & Suryanto, 2016). Hal ini juga didukung oleh

teori remaja dari Hurlock (1980) yang membatasi batas usia remaja pada

usia 18 tahun (Hurlock, 1980).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, karena itu sampel harus

memiliki ciri-ciri dari populasi dalam sebuah penelitian (Azwar, 2015).

Menurut Roscoe (Sugiyono, 2011), ukuran sampel yang tepat dalam

penelitian adalah antara 30 sampai 500 subjek dan menurut Azwar, secara

tradisional menganggap jumlah sampel lebih dari 60 sudah cukup

mewakili populasi (Azwar, 2012). Berdasarkan pertimbangan peneliti dan

hasil dari penyebaran skala penelitian sebanyak 100 skala. Berdasarkan

hasil seleksi sesuai dengan kriteria yang telah diajukan diperoleh subjek

sebanyak 85 orang yang dapat dilibatkan dalam penelitian ini.

3. Teknik Sampling

Page 40: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

28

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonprobability sampling. Sugiyono (2011), mendefinisikan nonprobability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Selanjutnya, dalam menentukan sample peneliti

menggunakan teknik accidental sampling. Teknik accidental sampling

merupakan suatu cara pengambilan sampel berdasarkan faktor kebetulan,

jadi siapa saja yang ditemui oleh peneliti dan memenuhi karakteristik yang

telah ditentukan oleh peneliti. Karakteristik yang peneliti gunakan adalah

remaja dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun, merupakan pelaku

cyberbullying diinstagram. Pelaku cyberbullying diperoleh berdasarkan

self report subjek pada skala cyberbullying dalam penelitian.

G. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu

tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data. Berikut penjelasan

dari tiap tahapan tersebut:

1. Tahap Persiapan

a. Kajian Pustaka

Peneliti terlebih dahulu menentukan tema dan landasan teori yang akan

digunakan. Peneliti mengumpulkan data dan referensi dari buku, jurnal

dan artikel ilmiah mengenai penelitian yang akan dilakukan.

Selanjutnya, mementukan kerangka berpikir, konsep dan tujuan dari

penelitian.

Page 41: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

29

b. Penentuan Sampel dan Desain Penelitian

Peneliti menyusun perencanaan metode penelitian, desain penelitian,

metode analisis, menentukan populasi dan sampel serta teknik

sampling yang akan digunakan.

c. Persiapan Alat Ukur

Peneliti menyusun alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan. Skala self control berdasarkan aspek self control oleh

Averill (1973) dan skala cyberbullying berdasarkan bentuk perilaku

cyberbullying oleh Willard (2007) disusun sendiri oleh peneliti

d. Uji Coba Alat Ukur

Peneliti melakukan uji coba alat ukur penelitian untuk menguji

validitas dan reabilitas dari alat ukur tersebut. Try out alat ukur

penelitian ini melibatkan 65 orang yang berbeda dari penelitian dengan

usia 15-18 tahun yang melakukan cyberbullying di instagram. Try out

penelitian dilaksanakan pada tempat bimbingan belajar Kota Malang.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini, peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan

kuesioner self control dan cyberbullying kepada sample yaitu remaja

Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berusia 15 hingga 18 tahun di Kota

Malang. Didalam skala yang telah disebarkan terdapat item-item yang

telah diuji validitas dan reliabilitasnya pada tahap uji coba (try out) alat

ukur. Setelah data diperoleh peneliti melakukan scoring dan analisis agar

Page 42: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

30

data dapat diinterpretasi. Hasil analisis data yang dilakukan bertujuan

untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

3. Tahap Analisis Data

a. Melakukan analisa data dengan menggunakan perhitungan statistik

dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)

version 23.0 for windows.

b. Melakukan interpretasi berdasarkan teori dalam penelitian yang

terkait, menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan

menguji hipotesis yang telah diajukan.

H. Teknik Analisis Data

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer.

Menurut Azwar (2015), data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari subjek penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang

dicari. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011).

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini yaitu skala self control dan skala cyberbullying yang dilakukan dengan

pengumpulan data berupa kuesioner. Metode pengisian kuesioner pada

Page 43: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

31

penelitian ini menggunakan model skala Likert. Azwar (2015) , skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Teknik skala

Likert (Azwar, 2015), memiliki empat pilihan jawaban yaitu dimulai dari

sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (ST), setuju (S), sangat setuju (SS).

Bentuk dari pilihan jawaban tersebut dikuantifikasikan dari angka 1 hingga

4. Berikut alternatif pilihan dari skala dalam penelitian ini:

Tabel 1.

Pedoman Penilaian Jawaban

Alternatif Pilihan Skor Item

Favorable Unfavorable

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak Setuju) 2 3

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4

Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, skala self control

dan skala cyberbullying:

1. Skala Self Control

Skala self control yang digunakan untuk mengukur self control

remaja. Skala self control yang peneliti gunakan mengacu pada aspek-

aspek menurut Averill (1973) yang terdiri atas kontrol perilaku,

kontrol kognitif dan mengontrol keputusan. Berikut blue print dari

skala self control yang dirancang oleh peneliti:

Page 44: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

32

Tabel 2.

Blue Print Skala Self Control

Aspek Indikator Nomer Item Jumlah

Item F U

Kontrol

Perilaku

Mampu mengendalikan

emosi 1, 2 3, 4 4

Mampu mengendalikan

situasi dan kondisi 5, 6 7, 8 4

Mampu mengendalikan

diri terhadap stimulus 9, 10 11, 12 4

Kontrol

Kognitif

Mampu memproses

informasi yang diterima 13, 14 15,16 4

Mampu mengantisipasi

keadaan 17,18 19,20 4

Mampu menilai suatu

kejadian yang dialami

secara positif

21, 22 23, 24 4

Mengontrol

Keputusan

Mampu menentukan

sebuah tindakan 25, 26 27, 28 4

Mampu menentukan

berbagai pilihan 29, 30 31, 32 4

Mampu memutuskan

sesuatu yang bersifat baik 33, 34 35, 36 4

Jumlah item 18 18 36

2. Skala Cyberbullying

Skala cyberbullying yang digunakan untuk mengukur perilaku

cyberbullying pada remaja. Skala cyberbullying yang peneliti gunakan

mengacu pada bentuk-bentuk perilaku menurut Williard (2005) yang

terdiri atas flaming (terbakar), harassment (gangguan), cyberstalking,

denigration (pencemaran nama baik), impersonation (peniruan),

outing, trickery, dan exclusion (pengeluaran). Berikut blue print dari

skala cyberbullying yang dirancang oleh peneliti:

Page 45: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

33

Tabel 3.

Blue Print Skala Cyberbullying

Aspek Indikator Nomer Item Jumlah

Item F U

Flaming

(terbakar)

Mengirimkan pesan teks

yang isinya merupakan

kata-kata yang penuh

amarah dan frontal

1,2,3 4,5 5

Harassment

(gangguan)

Pesan-pesan yang berisi

gangguan pada email, sms,

maupun pesan teks di

jejaring sosial dilakukan

secara terus menerus.

6,7,8 9,10 5

Cyberstalking Mengganggu dan

mencemarkan nama baik

seseorang secara intens

sehingga membuat

ketakutan besar pada orang

tersebut

11,12,

13 14,15 5

Denigration

(pencemaran

nama baik)

Proses mengumbar

keburukan seseorang di

internet dengan maksud

merusak reputasi dan nama

baik orang tersebut.

16,17,

18 19,20 5

Impersonation

(peniruan)

Berpura-pura menjadi

orang lain dan

mengirimkan pesan-pesan

atau status yang tidak baik

21,

22, 23 24, 25 5

Outing Menyebarkan rahasia orang

lain, atau foto-foto pribadi

orang lain.

26,

27, 28 29, 30 5

Trickery Membujuk seseorang

dengan tipu daya agar

mendapatkan rahasia atau

foto pribadi orang tersebut.

31, 32 33,34 4

Exclusion

(pengeluaran)

Secara sengaja dan kejam

mengeluarkan seseorang

dari grup online.

35,

36, 37 38, 39 5

Jumlah item 23 16 39

Page 46: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

34

I. Uji Keabsahan Data

1. Validitas

Validitas berfungsi untuk mengetahui sejauh mana alat ukur

mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan alat ukurnya.

Selain itu, validitas yang dilakukan mampu membuktikan bahwa aspek-

aspek yang diukur dan item-itemnya memang membentuk suatu konstrak

akurat bagi atribut yang diukur (Azwar, 2015). Penelitian ini akan

menggunakan validitas isi (conten validity). Menurut Azwar (2015),

validitas isi (conten validity) adalah sejauh mana hasil suatu instrument

penelitian relevan dengan isi apa yang diukur. Validitas ini terbagi menjadi

dua, yaitu:

a. Validitas Tampang (Face Validity)

Validitas tampang adalah validitas berdasarkan pada tampilan dari

suatu instrument penelitian dan konteks item-item yang diberikan

dengan tujuan alat ukur yang dipergunakan (Azwar, 2015). Jika

instrument penelitian sesuai dengan tujuan pengukuran maka validitas

dapat dikatakan terpenuhi. Untuk mengetahui sejauh mana subjek dapat

memahami kuesioiner dan item-item, serta penggunaan kalimat tersebut

peneliti meminta subjek untuk mengisi pendapat mereka dengan pilihan

jawaban ya atau tidak dan dapat memberikan komentar mengenai

kuesioner tersebut.

Page 47: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

35

Tabel 4.

Penilaian Validitas Tampang

Pernyataan Responden

Ya Tidak

Memahami petunjuk pengisian

skala.

83

( 97,6 % )

2

( 2,4 %)

Memahami isi dari skala meliputi

tampilan dan tata bahasa.

82

( 96,5 % )

3

( 3,5 % )

Dapat mengisi seluruh pernyataan

dengan baik dan benar.

83

( 97,6 % )

2

( 2,4 %)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebesar 97,6%

responden menyatakan bahwa dapat memahami petunjuk cara pengisian

skala yang diberikan. Sebesar 96,5% respnden menyatakan bahwa

mampu memahami isi dari skala meliputi tampilan dan tata bahasa dan

sebesar 97,6% respnden menyatakan bahwa mampu mengisi seluruh

pernyataan dengan baik dan benar. Berdasarkan presentase tersebut

dapat disimpulkan bahwa skala pada penelitian ini memiliki validitas

yang baik.

b. Validitas Logis (Logical Validity)

Validitas logis berfungsi untuk menilai kelayakan dari isi item-item

alat ukur yang diturunkan dari indikator pada suatu penelitian. Untuk

menegakkan validitas logis dibutuhkan adanya blue print. Blue print

adalah penjelasan dari aspek atau dimensi dan penjelasan dari indikator

dalam bentuk tabel. Blue print yang telah ada sebaiknya dievaluasi oleh

para ahli (expert judgement) dengan tujuan untuk menguji alat ukur

tersebut yang tidak hanya didasarkan pada penilaian penulis (Azwar,

2015). Pada penelitian ini expert judgement dilakukan oleh dosen

Page 48: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

36

pembimbing skripsi dan dosen-dosen jurusan Psikologi Universitas

Brawijaya. Hasil dari para ahli (expert judgement) menjadi dasar untuk

menegakkan validitas logis tersebut.

2. Reliabilitas

Salah satu ciri instrument ukur yang berkualitas baik dalah yang

reliabel, yaitu mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror

pengukuran kecil. Reliabilitas menacu pada keterpercayaan atau

konsistensi hasil alat ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi

kecermatan pengukuran (Azwar, 2015). Agar dapat mengukur reliabilitas

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Cronbach’s Alpha.

Cronbach’s Alpha dipilih karena teknik ini mampu melihat koefisien

alpha memberikan nilai lebih tinggi daripada nilai reliabilitas yang asli.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kedua

variabel memiliki Cronbach’s Alpha yang sangan reliabel dan skala dapat

digunakan untuk penelitian.

Tabel 5.

Hasil Uji Reliabilitas Skala Self Control dan Cyberbullying.

Skala Nilai Cronbach’s Alpha Keterangan

Self Control 0,839 Sangat Reliabel

Cyberbullying 0,925 Sangat Reliabel

Page 49: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

37

3. Analisa Item

Peneliti menggunakan Correlated Item Total Correlation atau daya

diskriminasi item, yaitu sejauh mana item-item mampu mengukur individu

atau kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki kriteria atau

atribut dalam pengukuran. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi

item total dengan batasan riX ≥ 0,30. Item dengan riX ≥ 0,30 dapat

dinyatakan bahwa item tersebut lolos, sedangkan item dengan riX ≤ 0,30

maka item dinyatakan gugur. Tetapi, apabila jumlah item yang lolos ≥ 0,30

tidak mencukupi dalam penelitian maka dapat dipertimbangkan untuk

menurunkan sedikit batas kriteria menjadi 0,20 sehingga memungkinkan

untuk memenuhi jumlah item yang dibutuhkan dapat terpenuhi (Azwar,

2012).

Berdasarkan hasil uji coba alat ukur yang peneliti lakukan ternyata

banyak item yang memiliki riX ≤ 0,30 maka, peneliti menurunkan batas

kriteria item menjadi riX ≤ 0,20. Berikut hasil distribusi item skala self

control dan cyberbullying.

Tabel 6.

Skala Self Control Setelah Uji Coba.

Aspek Indikator Nomer Item Jumlah

Item F U

Kontrol

Perilaku

Mampu mengendalikan emosi 1 4 2

Mampu mengendalikan situasi

dan kondisi 5 7, 8 3

Mampu mengendalikan diri

terhadap stimulus - 11 1

Kontrol

Kognitif

Mampu memproses informasi

yang diterima 14 15,16 3

Mampu mengantisipasi keadaan 17,18 19,20 4

Mampu menilai suatu kejadian

yang dialami secara positif 21, 22 - 2

Page 50: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

38

Mengontrol

Keputusan

Mampu menentukan sebuah

tindakan 25, 26 - 2

Mampu menentukan berbagai

pilihan 29, 30 - 2

Mampu memutuskan sesuatu

yang bersifat baik 33, 34 36 3

Jumlah item 13 9 22

Tabel 7.

Skala Cyberbullying Setelah Uji Coba.

Aspek Indikator Nomer Item Jumlah

Item F U

Flaming

(terbakar)

Mengirimkan pesan teks yang

isinya merupakan kata-kata

yang penuh amarah dan frontal

1,2,3 - 3

Harassment

(gangguan)

Pesan-pesan yang berisi

gangguan pada email, sms,

maupun pesan teks di jejaring

sosial dilakukan secara terus

menerus.

6,7,8 9 4

Cyberstalking Mengganggu dan

mencemarkan nama baik

seseorang secara intens

sehingga membuat ketakutan

besar pada orang tersebut

11,12,

13 14,15 5

Denigration

(pencemaran

nama baik)

Proses mengumbar keburukan

seseorang di internet dengan

maksud merusak reputasi dan

nama baik orang tersebut.

16,17,

18 - 3

Impersonation

(peniruan)

Berpura-pura menjadi orang

lain dan mengirimkan pesan-

pesan atau status yang tidak

baik

21,

22, 23 24, 25 5

Outing Menyebarkan rahasia orang

lain, atau foto-foto pribadi

orang lain.

26,

27, 28 30 4

Trickery Membujuk seseorang dengan

tipu daya agar mendapatkan

rahasia atau foto pribadi orang

tersebut.

31, 32 - 2

Exclusion

(pengeluaran)

Secara sengaja dan kejam

mengeluarkan seseorang dari

grup online.

35,

36, 37 - 3

Jumlah item 23 6 29

Page 51: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

39

J. Analisa Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

regresi linier sederhana yang digunakan untuk mengukur apakah terdapat

hubungan self control dengan perilaku cyberbullying pada remaja. Metode

analisis data ini terdiri dari uji normalitas, uji liniearitas, dan uji hipotesis.

Berikut penjelasan dari uji-uji yang akan dilakukan:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengeuji kenormalan atau tidak dari

distribusi suatu data. Penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogrov-

Smirnov untuk menguji pada masing-masing variabel. Asumsi normalitas

dikatakan terpenuhi apabila taraf signifikansinya > 0,05. Sehingga jika taraf

signifikansi diatas >0,05 maka sebaran data dapat dikatakan normal.

b. Uji Liniearitas

Uji linearitas adalah pengujian yang bertujuan untuk melihat apakah

variabel yang di gunakan dalam penelitian berbentuk linier atau tidak

(Ghozali, 2016). Oleh karena itu, uji linieritas dalam penelitian ini bertujuan

untuk menguji hubungan variabel X (self control) dengan variabel Y

(cyberbullying) memiliki hubungan yang linier atau tidak. Penelitian ini

menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Jika

signifikansi > 0,05 maka dapat di katakan bahwa kedua variabel memiliki

hubungan yang linier.

Page 52: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

40

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang

diajukan oleh peneliti tersebut diterima atau ditolak. Uji hipotesis dilakukan

untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara self contro) dengan

cyberbullying pada remaja. Peneliti menggunakan analisis korelasi Product-

Moment Pearson untuk melihat hubungan yang linier antar variabel yang di

ajukan. Jika dalam uji hipotesis taraf signifikasi < 5% maka hipotesis dapat

diterima. Koefisien dilambangkan dengan negatif dan positif pada rentang

nilai -1 hingga +1. Jika nilai mendekati 1 atau -1 maka hubungan antara

keduanya semakin kuat, namun jika nilai mendekati 0 maka hubungan

antara kedua variabel semakin lemah (Sugiyono, 2011) .

Table 8.

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Rentang Kategori

0,00 - 0,199

0,20 - 0,399

Sangat Rendah

Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Page 53: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Page 54: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Responden Penelitian

Proses pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan skala

penelitian tentang self control dan cyberbullying pada remaja yang

berusia 15 hingga 18 tahun. Jumlah subjek yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 85 subjek. Rata-rata usia subjek yang mengikuti

penelitian ini adalah 16,6 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan

dengan jumlah subjek sebanyak 56 orang dan subjek berjenis kelamin

laki-laki dengan jumlah subjek sebanyak 29 orang.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data ini akan menjelaskan mengenai data dari masing-

masing variabel yang diukur baik secara hipotetik dan empirik. Untuk

mengetahui data hipotetik dilakukan secara manual menggunakan rumus

manual (Azwar, 2015) dan penghitungan empirik peneliti menggunakan

bantuan software SPSS 23.

Tabel 9.

Rumus Data Hipotetik

Statistik Rumus

Nilai minimum Skor item terendah x ∑ item

Nilai maksimum Skor item tertinggi x ∑ item

Mean ∑ item x nilai tengah dari skor item

Standart Deviasi skor maksimum − skor minimum

6

Page 55: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

42

Tabel 10.

Perbanding Data Hipotetik dan Data Empirik Self Control dan

Cyberbullying.

Variabel N

Data Hipotetik Data Empirik

Nilai

Min

Nilai

Maks Mean

Std

Dev

Nilai

Min

Nilai

Maks Mean

Std

Dev

Self

Control 85

22 88 55 11 55 84 69.39 5.642

Cyber

bullying 29 116 72,5 15,7 37 86 53.85 8.693

Berdasarkan tabel diatas diketahui variabel self control

menghasilkan skor hipotetik dengan nilai minimum 22, nilai maksimum

88, mean 55 dan standart deviasi 11 dan skor empirik menghasilkan nilai

minimum 55, nilai maksimum 84, mean 69,39 dan standart deviasi 5,643.

Variabel cyberbullying menghasilkan skor hipotetik dengan nilai

minimum 29, nilai maksimum 116, mean 72,5 dan standart deviasi 15,7.

Sedangkan skor empirik menghasilkan nilai minimum 37, nilai maksimum

86, mean 53,85 dan standart deviasi 8,693.

3. Kategorisasi Variabel

Kategori variabel digunakan untuk mengetahui skor responden yang

nantinya akan dimasukan kedalam kategori yang telah ditentukan.

Kategori yang peneliti gunakan dibagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang

dan tinggi. Berikut kategorisasi variabel yang digunakan (Azwar, 2012).

Tabel 11.

Kategorisasi Variabel

Rentang Skor Kategori

X < (µ-σ) Rendah

(µ-1σ) ≤ X< (µ+σ) Sedang

X ≥ (µ+σ) Tinggi

Page 56: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

43

Keterangan :

X = Skor Subjek

µ = Mean hipotetik

σ = Standart Deviasi hipotetik

Selanjutnya adalah menentukan batasan minimal dan maksimal pada

setiap kategori variabel skala penelitian. Berikut adalah hasil perhitungan

untuk variabel self control dan cyberbullying.

Tabel 12.

Kategorisasi Variabel Self Control dan Cyberbullying

Variabel Daerah

Keputusan Kategori

Jumlah

Subjek Persentase

Self

Control

X < 44 Rendah 0 0 %

44 ≤ X < 66 Sedang 30 35,3 %

X ≥ 66 Tinggi 55 64,7 %

Total 85

Cyber

Bullying

X < 57 Rendah 54 63,5 %

57 ≤ X < 88 Sedang 31 36,5 %

X ≥ 88 Tinggi 0 0 %

Total 85

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden

penelitian pada variabel self control yang termasuk rendah sebanyak 0

orang dengan presentase 0 %, kategori sedang sebanyak 30 orang dengan

presentase 35,3 %, dan kategori tinggi sebanyak 55 orang dengan

presentase 64,7 %. Variabel cyberbullying yang termasuk rendah

sebanyak 54 orang dengan presentase 63,5 %, kategori sedang sebanyak

31 orang dengan presentase 36,5 %, dan kategori tinggi sebanyak 0 orang

dengan presentase 0 %.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa responden pada variabel

self control masuk pada kategori tinggi dengan presentase 64,7 %, dan

Page 57: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

44

responden pada variabel cyberbullying masuk pada kategori rendah

dengan presentase 63,5 %.

4. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan One

Sample Kolmogrov Smirnov diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 13.

Hasil Uji Normalitas

Variabel Signifikansi

Self Control 0,355

Cyberbullying 0,908

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui variabel self

control memiliki p sebesar 0,355 ( p > 0,05 ) dan variabel

cyberbullying memiliki p sebesar 0,908 ( p > 0,05 ) oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut terdistribusi secara

normal karena memiliki p > 0,05 sehingga memenuhi asumsi

normalitas yang telah diajukan.

b. Uji Linieritas

Dari hasil uji linearitas yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh

nilai signifikansi dengan nilai p sebesar 0,160 ( p > 0,05 ) yang di

hasilkan dari Deviation From Linearity. Sehingga, dapat diketahui

bahwa variabel self control dan cyberbullying memiliki hubungan

yang linier dan memenuhi asumsi linearitas yang telah diajukan.

Page 58: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

45

c. Uji Hipotesis

Tabel 14.

Statistik Uji Hipotesis

Variabel Pearson Correlation Signifikansi

Self Control -.415** .000

Cyberbullying

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan SPSS versi

2.3 for windows dengan analisis Product Moment Pearson diperoleh

signifikansi p sebesar 0,000 ( p < 0,05 ) dan r sebesar -0,415. Oleh

karena itu, dapat diketahui bahwa H0 yang telah diajukan ditolak dan

Ha yang telah diajukan yaitu terdapat hubungan negatif yang

signifikan antara self control dan cyberbullying diterima.

Tanda negatif menunjukkan arah hubungan yang

berbanding terbalik antara kedua variabel. Artinya, hubungan yang

bersifat negatif ini berarti, ketika self control rendah maka perilaku

cyberbullying meningkat dan ketika self control tinggi maka perilaku

cyberbullying menurun. Koefisien effect size yang diperoleh pada

penelitian ini sebesar r = 0,415 termasuk dalam kategori medium effect

(Field, 2009). Sumbangan dari total varians yaitu sebesar r2 = 17,3%.

Page 59: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

46

B. Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan bantuan SPSS versi 23 for

windows menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self

control dan cyberbullying dibuktikan dengan hasil signifikansi p sebesar

0,000 ( p < 0,005 ) dan hasil koefisien korelasi yaitu r sebesar -0,415 yang

menunjukkan antara self control dan cyberbullying memiliki hubungan yang

negatif dengan taraf kategori sedang. Artinya, bahwa semakin positif self

control maka remakin rendah perilaku cyberbullying pada remaja, sebaliknya

semakin negatif self control maka semakin tinggi perilaku cyberbullying pada

remaja.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri

(2016) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bersifat negatif

antara self control dengan perilaku cyberbullying pada remaja yang berusia

15 hingga 19 tahun yang dilakukan di Indonesia. Penelitian yang telah

dilakukan Putri menunjukkan bahwa remaja yang memiliki self control yang

tinggi dapat mengurangi perilaku cyberbullying pada remaja. Oleh karena itu,

dengan memiliki self control yang baik maka remaja memiliki kemampuan

hubungan interpersonal dan respon emosi yang baik sehingga dapat terhindar

dari perilaku cyberbullying. Jika remaja memiliki self control yang rendah

berkaitan dengan perilaku bullying offline yang memicu akan berperilaku

cyberbullying (Putri, 2016).

Page 60: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

47

Menurut Bayraktar, dkk (2015) menyatakan bahwa ketika remaja

berusia 12-18 tahun memiliki self control yang rendah maka dapat

mendorong mereka untuk terlibat dengan kasus cyberbullying maka

sebaliknya jika remaja memiliki self control yang tinggi akan mengurangi

keterlibatan mereka dalam kasus cyberbullying. Self control yang rendah

memiliki hubungan dengan kejahatan di dunia maya, dimana salah satu

bentuk kejahatan didunia maya adalah cyberbullying (Bayraktar, dkk 2015).

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tangney,

Baumeister & Boone (2004) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki self

control yang tinggi maka akan lebih mampu memiliki emosi yang terkontrol

dan lebih baik dalam mengelola kemampuan dirinya, namun sebaliknya jika

seseorang yang memiliki self control yang rendah cenderung tidak mampu

mengendalikan kemampuan diri dan emosionalnya (Tangney, Baumeister, &

Boone, 2004). Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Aroma &

Suminar menyatakan bahwa remaja yang memiliki skor self control yang

tinggi akan semakin rendah untuk melakukan perilaku yang mengarah

negatif, namun sebaliknya jika skor self control remaja tersebut rendah maka

cenderung semakin tinggi untuk berperilaku kearah negatif (Aroma &

Suminar, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Aviyah & Farid (2014) menyatakan

bahwa self control menggambarkan keputusan individu yang melalui

pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk

meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan. Individu

Page 61: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

48

dengan self control tinggi sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk

berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Remaja yang memiliki self control

tinggi cenderung akan menghindari perbuatan nakal dan tidak akan terbawa

arus pergaulan lingkungannya (Aviyah & Farid, 2014).

Self control yang buruk seringkali dikaitkan dengan adanya tingkat

self control yang rendah, individu yang memiliki tingkat self control yang

rendah cenderung bertindak implusif, memilih tugas yang sederhana, berani

mengambil resiko, memilih hubungan yang berhubungan dengan fisik, egois

dan mudah hilang kendali dan emosi (Andaryani & Tairas, 2013). Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 55 orang dengan presentase

64,7% memiliki self control yang masuk dalam kategori tinggi. Diartikan

bahwa sebagian besar remaja memiliki self control yang baik untuk mengatur

kemampuan diri, mengontrol emosi, memikirkan dampak maupun resiko dari

perilakunya dan mampu mengendalikan diri dalam lingkungan.

Salah satu hal yang menunjukkan rendahnya self control dapat

mempengaruhi perilaku dalam penggunaan internet di media sosial adalah

munculnya perilaku cyberbullying pada remaja. Cyberbullying sendiri

menurut Willard (2007) adalah tindakan mengirim atau mengunggah teks

atau gambar berbahaya yang meliputi bentuk agresi sosial melalui internet

atau perangkat komunikasi lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa sebanyak 54 orang dengan presentase 63,5% melakukan cyberbullying

termasuk dalam kategori rendah. Maka sebagian besar remaja cenderung

kurang berperilaku cyberbullying kepada orang lain atau temannya.

Page 62: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

49

Hasil penelitian yang telah dilakukan di dukung oleh studi yang

dilakukan oleh Slonje dan Smith (2007) menemukan bahwa tingkat

cyberbullying lebih rendah pada usia 15-18 tahun daripada usia 12-15 tahun

sehingga perilaku cyberbullying akan menurun seiring dengan bertambahnya

usia (Emilia & Leonardi, 2013). Bentuk dan metode cyberbullying beragam,

bisa berupa pesan ancaman melalui e-mail, mengunggah foto yang

mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan

mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain

untuk mengancam korban dan membuat masalah (Emilia & Leonardi, 2013).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hosseinmardi, dkk

(2015) menyatakan bahwa cyberbullying di instagram dapat terjadi dengan

berbagai cara. Bisa dengan memposting gambar yang memalukan bagi orang

lain dengan mengedit gambar tersebut, memposting komentar yang berisi

kebencian atau menunjukkan prilaku agresif dan membuat akun palsu serta

berpura-pura menjadi orang lain. Cyberbullying sendiri dapat dikatakan

bahwa perilaku agresif yang di sengaja dan beruulang-ulang yang dilakukan

dalam konteks online terhadap orang lain (Hosseinmardi, dkk, 2015)

Hasil analisis item-item skala penelitian cyberbullying, item yang

paling banyak menunjukan perilaku cyberbullying di instagram dari remaja

tersebut adalah perilaku yang mengejek teman atau orang lain, mengirim

gambar yang menakutkan serta mengganggu kepada orang lain, menyebarkan

gossip, menyindir teman dan orang lain dan menyabarkan foto aib temannya.

Motivasi pelaku cyberbullying juga beragam, ada yang melakukannya karena

Page 63: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

50

ingin balas dendam untuk temannya, mencari kekuasaan, membalas

perbuatan orang yang menyakitinya di dunia nyata, atau ingin menyakiti

orang lain dan ada juga yang tidak sengaja (Emilia & Leonardi, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa

sebagian besar remaja melakukan cyberbullying karena membalas dendam

kepada temannya yang mengejeknya atau merasa memalukan dirinya, ada

pula yang menganggap cyberbullying yang dilakukan untuk membuat hiburan

dan bahan ejekan antara teman-temannya dan ada yang melakukan karena

tidak sengaja. Disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang diajukan dapat di

terima, sehingga hasil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu terdapat

hubungan antara self control dengan perilaku cyberbullying pada remaja yang

melakukan cyberbullying di instagram.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Pada pilihan alternatif jawaban skala cyberbullying hanya menunjukan

persetujuan perilaku cyberbullying, sehingga tidak mengetahui frekuensi

perilaku cyberbullying subjek.

2. Teknik accidental sampling yang digunakan pada penelitian ini

memungkinkan subjek try out dapat sama dengan subjek penelitian,

dikarenakan remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) bisa saja juga

mengikuti bimbingan belajar, sehingga di khawatirkan data akan overlap.

3. Peneliti tidak mengetahui apakah akun subjek penelitian merupakan akun

pribadinya ataupun akun palsu.

Page 64: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada penelitian ini,

diperoleh sebagai berikut:

Bahwa hipotesis alternatif yang diajukan dapat di terima, sehingga

hasil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu terdapat hubungan antara self

control dengan perilaku cyberbullying pada remaja yang melakukan

cyberbullying di instagram. Artinya, ketika remaja memiliki self control

rendah maka perilaku cyberbullying meningkat dan ketika self control tinggi

maka perilaku cyberbullying menurun.

B. Saran

1. Saran Teoritis

a. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat mengambil subjek yang merata

antara perempuan dan laki-laki sehingga dapat diketahui secara relevan

pelaku cyberbullying berdasarkan jenis kelamin.

b. Penelitian selanjutnya dapat lebih mengidentifikasi bentuk-bentuk

perilaku agresif pada remaja yang melakukan cyberbullying di media

sosial.

c. Penelitian selanjutnya dengan tema cyberbullying dapat membuat

instrument penelitian yang menunjukkan frekuensi perilaku

cyberbbullying.

Page 65: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

52

2. Saran Praktis

a. Bagi remaja yang banyak menggunakan media sosial sebaiknya lebih

memperhatikan atau mengontrol perilaku di dunia maya sehingga

mengurangi perilaku cyberbullying.

b. Bagi orang tua, guru dan orang dewasa yang mengetahui bentuk

perilaku cyberbullying diharapkan mampu selalu memberikan

pengawasan dan kontrol agar perilaku cyberbullying tidak berlanjut.

Page 66: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

53

DAFTAR PUSTAKA

Aggreini, R., & Mariyanti, S. (2014). Hubungan antara kontrol diri dan perilaku

konsumtif mahasiswa Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi Vol.12

No.01 .

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian . Malang: UMM Press.

Andaryani, D., & Tairas, MM. (2013). Perbedaan tingkat self control pada remaja

laki-laki dan remaja perempuan yang kecanduan internet. Jurnal Psikologi

Pendidikan dan Perkembangan Vol. 2 No. 03.

Anonim. (2009). Pengguna internet indonesia didominasi remaja. Jakarta:

http://edukasi.kompas.com/read/2009/03/20/2028042/%20Pengguna.%20I

nternet.Indonesia.Didominasi.%20Remaja dan .

Anonim. (2017). Survei Ditch The Label: Instagram jadi cyber-bullying nomor

satu. Jakarta: http://detak.co/survei-ditch-the-label-instagram-jadi-cyber-

bullying-nomor-satu/.

Aroma, I. S., & Suminar, D. R. (2012). Hubungan antara tingkat kontrol diri

dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Jurnal Psikologi

Pendidikan dan Perkembangan Vol. 01 No. 02.

Averill, J. R. (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to

stress. Psychological Bulletin Vol. 80, No. 4.

Aviyah, E., & Farid, M. (2014). Religius, kontrol diri dan kenakalan remaja.

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 03 No. 02.

Azmil, F. (2013). 5 Korban bunuh diri akibat cyberbullying. Jakarta:

https://www.merdeka.com/teknologi/5-korban-bunuh-diri-akibat-

cyberbullying-sisi-hitam-jejaring-sosial.html.

Azwar, S. (2015). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi, Edisi 2 . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bayraktar, F., Machackova, H., Dedkova, L., Cerna, A., and Ševcíková, A.,

(2015) Cyberbullying: The discriminant factors among cyberbullies,

cybervictims, and cyberbully-victims in a czech adolescent sample.

Journal of Interpersonal Violence Vol. 30.

Page 67: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

54

Emilia, & Leonardi, T. (2013). Hubungan Antara kompetensi sosial dengan

perilaku cyberbullying yang dilakukan oleh remaja usia 15-17 tahun.

Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 02 No. 02 .

Field, A. (2009). Discovering statistics using spss third edition. London: SAGE

Publications Ltd.

Ghozali. (2016). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 23.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghufron, M. N., & Risnawati, R. (2016). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Hosseinmardi, H., Mattson, S. A., Rafiq, R. I., Han, R., Lv, Q., & Mishra, S.

(2015). Detection of cyberbullying incidents on the instagram social

network. Association for the Advancement of Artificial Intelligence .

Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Khairunnisa, A. (2013). Hubungan religius dan kontrol diri dengan perilaku

seksual pranikah pada remaja di MAN 1 Samarinda. e-Journal Psikologi

Fisip Unmul Vol.1 No.2 .

Mawardah, M., & Adiyanti, M. ( 2014). Regulasi emosi dan kelompok teman

sebaya pelaku cyberbullying. Jurnal Psikologi Volume 41, No. 1.

Putri, Savaldi Chatur (2016). Hubungan antara kontrol diri dengan perilaku

cyberbullying pada remaja berusia 15 sampai 19 tahun. ADLN -

Perpustakaan Universitas Airlangga .

Putri, S. A. (2015). Minoritisasi LGBT di Indonesia: Cyberbullying pada akun

instagram @denarachman. Jurnal Interaksi, Vol. 4 No. 1 .

Razak, N. (2014). Studi terakhir: Kebanyakan anak Indonesia sudah online,

namun masih banyak yang tidak menyadari potensi resikonya. Jakarta:

https://www.unicef.org/indonesia/id/media_22169.html.

Rifauddin, M. (2016). Fenomena cyberbullying pada remaja (studi analisis media

sosial facebook). Khizanah Al-Hikmah Vol. 4 No. 1.

Sari, Q. N. (2017). Banyak haters, Prilly Latuconsina dan para artis Indonesia ini

jadi korban cyberbullying. Jakarta: http://trivia.id/post/banyak-haters-

prilly-latuconsina-dan-para-artis-indonesia-ini-jadi-1489401129.

Page 68: HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU ...repository.ub.ac.id/6623/1/Rizki%20Dina%C2%A0Julita.pdf1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

55

Sari, R. N., & Suryanto. ( 2016). Kecerdasan emosi, anonimitas dan cyberbullying

(bully dunia maya). Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Vol.5 No.1 , 52-

57.

Satalina, D. (2014). Kecenderungan perilaku cyberbullying ditinjau dari tipe

kepribadian ekstrovert dan introvert. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan .

Sugiyono, P. D. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Tangney, J. P., Baumeister, R. F., & Boone, A. L. (2004). High self control

predicts good adjusment, less pathologi, better grades and interpersonal

succes. Journal of Personality .

Willard, N. (2007, April). Educator’s guide to cyberbullying and cyberthreats.

Retrieved April 2017, from Web sites: http://csriu.org,

http://cyberbully.org, and http://cyber-safe-kids.com:

https://education.ohio.gov/getattachment/Topics/Other-Resources/School-

Safety/Safe-and-Supportive-Learning/Anti-Harassment-Intimidation-and-

Bullying-Resource/Educator-s-Guide-Cyber-Safety.pdf.aspx