Upload
dinhdang
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA
DENGAN PEMELIHARAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
TEMPAT TINGGAL DI KELURAHAN CIPADU JAYA
KECAMATAN LARANGAN KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Menuju Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Lillah
NIM : 1113015000078
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEⅣIBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUⅣ IAH TANGGA DENGAN
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
DI KELURAHAN CIPADU JAYA KECAMATAN LARANGAN KOTA
TANGERANG
Skripsi
Diaukan Kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu persyaratan Memperolch Gdar Sttana Pendidikan(S.Pd)
C)leh:
Lillah
NIⅣl:1113015000078
ⅣIcngesahkan,
Dr.H.Nurochim.MoM
NIP。 195907151984031003
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439Hノ 2017M
Pembimbing II
Andri Noor Ardiairsvah. S.Pd. M.Si
NIP.198403122015031002
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan lbu Rumah Tangga Dengan
Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan
Cipadu Jaya Kecamatan f,arangan Kota Tangerang disusun oleh Lillah, NIM.
I I13015000078, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 7 Desember 2017
Yang Mengesahkan,
Dr. H. Nurochim. M.M
NIP. 19590715 198403 I 003 NIP。 198403122015031002
Pcmbimbing I Pembimbing II
Andri Noor Ardiansyah. S.Pd. M.Si
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah TanggaDengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal DiKelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh Lillah,Nomor Induk Mahasiswa 1113015000078, diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla dan
telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 19 Desernber2}lTdrhadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana (S1) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakalta,27 Deselnbcr 2017
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Sidang(Ketua Jurusan Pendidikan IPS)
J
卜TIP.197304242008011012
Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS)
Drso Svaripu1loho Ⅳl.Si
NIP,19670909200701 1033
Dosen Penguji l
Dro Abdul Rozakη ⅣI.Si
NIP.196909081996031004
Dosen Peng可 12
Zaharaho M.EdNIP。 197201152014112002
2先
MengetahuiFakuUIN Sya
Yang bertandatangan di bawah
Nma
NIM
Jll― nノ Konscntrasi
Alamat
Nama Pembimbing IM
Nama Pembimbing ⅡNIP
J― n/Konsenhi
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
lnl:
Lillah
ll13015000078
Pcr.didktt IIInu Pcngetahuan Sosia1/Geograi
Jl.KI‐ I.Wahid Hasyim Gg.H.Rozak Rt.004
RW.04 No.90.Cipadu Jayaっ Kccall14ttall
Larangan,Kota Tangerang
Dr.H.Nllrochim,M.M195907151984031003
AndH Noor Ardiansyah,S.Pd,M,Si198403122015031002
Pcndidikan IIInu Pcngetahuan Sosia1/Geografl
MEI\IYATAKA}I DENGAI\I SESIINGGUHI\IYA
Bahwa skripsi yang berjudul llubungan Tinlkat Pendidikan Ibu Rumah
Tangga Dengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di
Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang adalah benar
hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Dengan strat pernyataan ini saya buat dengan sedungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendin.
Jaka山町7 Descrnbcr 2017
IV
NIヽ■.1113015000078
UJI ITEFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul
"Hubungan Tingkat Pendidikan lbu Rumah Tangga Dengan Pemcliharaan
Kcbersihan [,ingkungan 'I'cmpat Tinggal Di Kelurahan Cipadu Jaya
Kccamatan Larangan Kota 'fangerang". yang disusun oleh l.illah- NIM.
I I 13015000078. Jurusan llntu I)engclahuan Sosial Konsentrasi Geograf-r, I;akultas
Ilmu farbiyah dan Keguruan (IIl-K), LJniversitas lslam Negeri Syarif
I lidayatullah Jakarta, tclah diuji kcbcnarannya olch dosen pcmbimbing skripsi
pada tanggal 7 Desembcr 2017.
Pcmbimbi
. Dr. H. Nurochim. M.M
NIP. 19590715 198403 I 003 NIP。 198403122015031002
Pembimbing II
v
ABSTRAK
Lillah (NIM. 111301500078). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi “Hubungan Tingkat
Pendidikan Ibu Rumah Tangga Denga Pemeliharaan Kebersihan
Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan
Larangan, Kota Tangerang”.
Berdasarkan masalah rendahnya tingkat pendidikan formal dan rendahnya
kesadaran ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, maka
mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat
pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu rumah
tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan
Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan
di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif atau penelitian survei
dengan pendekatan korelasional. Populasi dari penelitian ini adalah ibu rumah
tangga yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik simple random sampling. Sampel
penelitian ini berjumlah 100 responden. Instrumen yang digunakan adalah angket
skala likert. Teknik pengumpulan data berupa angket, observasi, serta
dokumentasi. Sedangkan Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment,
dan uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach's Alpha. Uji prasyaratan
analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk pengujian hipotesis
terdiri dari korelasi Product Moment, Uji t (parsial) dan uji determinasi (R2). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan
tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang
dengan rhitung sebesar 0,517 dan termasuk kategori sedang (nilai rhitung pada rentang
0,40-0,599). Dan nilai R2 sebesar 0,367 dan thitung sebesar 5,973 lebih besar dari
ttabel sebesar 1,984 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian terdapat
hubungan yang sedang dan signifikan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga
dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu
Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan
Tempat Tinggal
vi
ABSTRACT
Lillah (NIM 111301500078). Department of Social Sciences Education. Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training. Thesis Title “Relationship of Housewife
Education Level with Cleaning Coverage of Neighborhood Environment in
Cipadu Jaya Village, District of Larangan, Tangerang City”.
Based on the problem of low levels of formal education and low awareness of
the housewife in Cleaning Coverage of Neighborhood Environment in Cipadu
Jaya Village, District of Larangan, Tangerang City, therefore encourage
the writers to do research about the relationship of housewife education level with
Cleaning Coverage of Neighborhood Environment in Cipadu Jaya Village,
District of Larangan, Tangerang City. This research aims to know
the relationship of housewife education level with the Cleaning Coverage of
Neighborhood Environment in Cipadu Jaya Village, District of Larangan,
Tangerang City. The research method used is a quantitative research or
survey research with korelasional approach. The population of this research is
a housewife who is in Cipadu Jaya Village. Sampling techniques in the study done
by simple random sampling technique. The sample of this research totalled 100
respondents. The instruments used are the likert scale question form. Data
collection techniques in the form of the now observations, as well as
documentation. While testing the validity of using correlation Product Moment
test. Reliability and using the formula Cronbach's Alpha. Test
requirement analysis consists of a test of its homogeneity and normality test. For
hypothesis testing consists of correlation Product Moment Test t (partial) and test
of determination (R2). The result of this research show that there is a significant
relationship between the relationship of housewife education level with the
Cleaning Coverage of Neighborhood Environment in Cipadu Jaya Village,
District of Larangan, Tangerang City with tcount of 0,517 and included categories
are (the value of rcount on the range 0,40-0,599). And the value of R2 of 0,367 and
tcount of 5,973 greater than ttable of 1,984 with significance of 0,000. Thus there are
relationships that are significant between the level of education and housewife
with the maintenance of cleanliness environment of residence in Cipadu Jaya
Village, District of Larangan, Tangerang City.
Keywords: level of education, Cleaning Coverage of Neighborhood
Environment
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan, rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
penulis haturkan kepada nabi junjungan, Nabi Muhammad SAW. beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi matematika. Skripsi
ini disusun berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Cipadu Jay. Penulis
menyadari atas segala keterbatasan yang ada pada diri penulis, maka dalam
penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh saran, bimbingan dan
motivasi dari orang-orang yang begitu luar biasa.
Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis ingin sampaikan rasa
terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya, teriring doa:
“Jazaakummullahu khairan katsiiran” kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat
kepada Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Syaripulloh M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Pembimbing Akademik yang senantisa
memberikan motivasi kepada Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
viii
4. Bapak Dr. H. Nurochim, MM. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan dengan sangat baik sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Andri Noor Adriansyah, M.Si. Selaku Pembimbing II yang tanpa
lelah membimbing penulis dan memberikan begitu banyak ide, inspirasi,
serta saran-saran.
6. Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama
melaksanakan studi.
7. Seluruh staff Kelurahan Cipadu Jaya terutama bapak Hadi yang telah
memberikan data dan informasi terkait dengan penelitian.
8. Kedua orang tua yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang
dan mendoakan saya tiada henti serta memberikan semangat dan
dukungan yang sangat besar.
9. Untuk kakak tercinta Qoyyimah yang telah mendoakan dan membantu serta
menyemangati selama skripsi ini.
10. Sahabat SMA, Lidya, gloria, emil, syavira, dan rahma yang telah
menyemangati saya selama skripsi.
11. Teman terdekat selama di perkuliahan, uyun, tiara, hanin, asyyah, mita,
fika, vivi dan wafa yang selalu membantu, memberikan semangat,
dukungan, serta motivasi kepada Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013, khususnya konsentrasi
geografi yang telah memberikan pengalaman yang berkesan selama
perkuliahan.
13. Dan untuk semua yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu
peneliti dalam menyusun skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
ix
Semoga segala bantuan yang telah diberikan menjadi amal pemberat di
yaumul hisab. Aamiin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Geografi UIN Jakarta
dalam rangka menambah khasanah kelimuan geografi.
Jakarta, 29 November 2017
Peneliti
Lillah
1113015000078
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ ii
UJI REFERENSI ..................................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ......................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitan........................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik...................................................................................... 8
1. Pengertian Pendidikan ......................................................................... 8
a. Pendidikan Dalam Arti Luas ......................................................... 9
b. Pendidikan Dalam Arti Sempit ..................................................... 9
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan ............................................................ 10
a. Fungsi Pendidikan ......................................................................... 10
b. Tujuan Pendidikan ........................................................................ 10
3. Jalur Pendidikan .................................................................................. 12
a. Pendidikan Formal ........................................................................ 12
b. Pendidikan Non Formal ................................................................ 14
xi
c. Pendidikan Informal ...................................................................... 15
4. Tingkat Pendidikan ............................................................................. 16
a. Pendidikan Dasar .......................................................................... 17
b. pendidikan Menengah ................................................................... 17
c. Pendidikan Tinggi ......................................................................... 18
5. Tahun Penyelesaian Pendidikan .......................................................... 18
6. Ibu Rumah Tangga .............................................................................. 19
7. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ..................... 19
a. Pemeliharaan Kebersihan .............................................................. 19
b. Lingkungan Tempat Tinggal ......................................................... 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 41
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 42
D. Pengajuan Hipotesis ................................................................................. 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 45
1. Tempat Penelitian................................................................................. 45
2. Waktu Penelitian .................................................................................. 46
B. Metode Penelitian...................................................................................... 46
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 46
1. Variabel independen............................................................................. 47
2. Variabel dependen ................................................................................ 47
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 47
1. Populasi ................................................................................................ 47
2. Sampel .................................................................................................. 48
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 49
1. Observasi .............................................................................................. 49
2. Angket .................................................................................................. 49
3. Dokumentasi ........................................................................................ 50
F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 50
1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian dan Pedoman Observasi ..................... 50
a. Kisi-Kisi Angket .............................................................................. 50
xii
b. Pedoman Observasi ......................................................................... 52
2. Definisi Variabel .................................................................................. 54
a. Tingkat Pendidikan .......................................................................... 54
b. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ................. 55
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 56
1. Uji Instrumen Analisis ......................................................................... 56
a. Uji Validitas .................................................................................... 56
b. Uji Reliabilitas ................................................................................. 57
2. Uji Asumsi Dasar ................................................................................. 57
a. Uji Normalitas ................................................................................. 57
b. Uji Homogenitas .............................................................................. 57
3. Analisis Pengujian Hipotesis ............................................................... 58
a. Uji Koefesien Korelasi .................................................................... 58
b. Uji t (parsial) ................................................................................... 59
c. Uji Koefesien Determinasi (R2) ...................................................... 59
H. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................................ 61
1. Kondisi Fisik......................................................................................... 61
a. Letak dan Luas ................................................................................ 61
b. Topografi ......................................................................................... 62
c. Iklim ................................................................................................ 63
d. Kondisi Geologi .............................................................................. 63
e. Kondisi Hidrologi ............................................................................ 64
f. Penggunaan Lahan .......................................................................... 64
2. Kondisi Sosial ...................................................................................... 65
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 65
b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ......................................... 66
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ........................................... 67
3. Deskripsi Responden ............................................................................ 68
a. Responden Berdasarkan Usia .......................................................... 68
xiii
b. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal ..................... 69
d. Responden Berdasarkan Tahun Penyelesaian Pendidikan
Formal ............................................................................................. 70
B. Deskripsi Data Penelitian .......................................................................... 71
1. Indikator Tanggapan Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan
Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ............................................ 73
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ......................... 88
1. Uji Instrumen Analisis ......................................................................... 88
a. Uji Validitas .................................................................................... 88
b. Uji Reliabilitas ................................................................................. 89
2. Uji Asumsi Dasar ................................................................................. 90
a. Uji Normalitas ................................................................................. 90
b. Uji Homogenitas .............................................................................. 92
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 92
a. Uji Koefesien Korelasi .................................................................... 92
b. Uji t (parsial) .................................................................................. 94
c. Uji Koefesien Determinasi (R2) ..................................................... 96
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 97
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 99
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................. 100
B. Implikasi ...................................................................................................... 100
C. Saran ............................................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 102
LAMPIRAN .................................................................................................................. 107
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................. 41
Tabel 3.1 : Kegiatan Penelitian ................................................................................... 46
Tabel 3.2 : Alternatif Jawaban .................................................................................... 50
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Angket ....................................................................................... 51
Tabel 3.4 : Pedoman Observasi .................................................................................. 52
Tabel 4.1 : Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Tahun 2016 ........................ 65
Tabel 4.2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 66
Tabel 4.3 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia .................................................. 66
Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ..................................................... 67
Tabel 4.5 : Responden Berdasarkan Usia .................................................................... 68
Tabel 4.6 : Tingkat Pendidikan Formal Ibu Rumah Tangga ....................................... 70
Tabel 4.7 : Tahun Penyelesaian Pendidikan Formal Ibu Rumah Tangga ................... 71
Tabel 4.8 : Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga ..................... 72
Tabel 4.9 : Deskripsi Statistik Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat
Tinggal ...................................................................................................... 72
Tabel 4.10 : Sosialisai Pemerintah Setempat dalam Pemeliharaan Kebersihan
Rumah ....................................................................................................... 73
Tabel 4.11 : Membersihakan Rumah Setiap Hari Sebagai Upaya Pemeliharaan
Kebersihan Rumah .................................................................................... 74
Tabel 4.12 : Membersihkan Dapur Setiap Hari ............................................................. 75
Tabel 4.13 : Mengingatkan Keluarga Untuk Menjaga Kebersihan Rumah .................. 75
Tabel 4.14 : Menggunakan Air Bersih Untuk Minum dan Memasak ........................... 76
Tabel 4.15 : Memasak Air Sebelum Di Minum ............................................................ 77
Tabel 4.16 : Menggunakan Tempat Sampah yang tertutup Agar Tidak
Menimbulkan Bau ..................................................................................... 77
Tabel 4.17 : Mengolah Sampah atau Mendaur Ulang Sampah Menjadi Sebuah
Kerajinan Tangan ...................................................................................... 78
Tabel 4.18 : Menjaga Kebersihan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
dengan Baik .............................................................................................. 79
xv
Tabel 4.19 : Membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang
Tersumbat ................................................................................................. 79
Tabel 4.20 : Mengingatkan Keluarga Untuk Membersihkan Bak Mandi Setiap
Satu Minggu Sekali ................................................................................... 80
Tabel 4.21 : Memberikan Cairan Pembersih dan Pengharum Pada Jamban atau
WC ............................................................................................................ 81
Tabel 4.22 : Menggunakan Ventilasi Yang Hanya Berasal Dari Jendela ..................... 81
Tabel 4.23 : Membiarkan Jendela Rumah Tertutup pada Pagi dan Siang Hari ............ 82
Tabel 4.24 : Menggunakan Pencahayaan Lampu pada Pagi dan Siang Hari ................ 82
Tabel 4.25 : Menggunakan Dapur yang Tidak Memiliki Penerangan dan Lubang
Udara (Ventilasi yang Baik) ..................................................................... 83
Tabel 4.26 : Menggunakan Air yang Berbau untuk Mandi dan Mencuci ..................... 84
Tabel 4.27 : Membuang Sampah Kering dan Sampah Basah Pada Satu Tempat
Sampah ...................................................................................................... 84
Tabel 4.28 : Membakar sampah yang telah terkumpul ................................................. 85
Tabel 4.29 : Membuang sampah di Lahan Kosong Apabila Tempat Sampah
Sudah Penuh ............................................................................................. 85
Tabel 4.30 : Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Terdapat Sampah .................. 86
Tabel 4.31 : Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Menimbulkan Bau................. 87
Tabel 4.32 : Menggunakan Jamban Yang Berbau ........................................................ 87
Tabel 4.33 : Menggunakan Septitanck Yang Dekat Dengan Sumber Air..................... 88
Tabel 4.34 : Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ................................................................ 89
Tabel 4.35 : Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ............................................................ 90
Tabel 4.36 : Hasil Uji Normalitas (One-Smple Kolmogrov-Smirnov Test) ................... 91
Tabel 4.37 : Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ......................................................... 92
Tabel 4.38 : Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi ................................................................. 93
Tabel 4.39 : Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ............................................... 93
Tabel 4.40 : Rekapitulasi Hasil Uji t (parsial) ............................................................... 95
Tabel 4.41 : Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) ....................................................... 96
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir ............................................................................... 43
Gambar 3.1 : Peta Lokasi Penelitian ......................................................................... 45
Gambar 3.2 : Skema Hubungan Tingkan Pendidikan Ibu Rumah Tangga
Dengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ....... 47
Gambar 4.1 : Peta Batas Administrasi....................................................................... 62
Gambar 4.2 : Piramida Penduduk.............................................................................. 67
Gambar 4.3 : Responden Berdasarkan Usia .............................................................. 69
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Penelitian ............................................................................... 107
Lampiran 2 : Hasil Observasi................................................................................... 111
Lampiran 3 : Hasil Angket ....................................................................................... 113
Lampiran 4 : Deskripsi Statistik............................................................................... 120
Lampiran 5 : Hasil Rekapitulasi Uji Validitas dan Reliabilitas ............................... 121
Lampiran 6 : Hasil Uji Prasyaratan Analisis ............................................................ 122
Lampiran 7 : Hasil Analisis Data ............................................................................. 123
Lampiran 8 : Nilai-Nilai r Product Moment ............................................................ 124
Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 125
Lampiran 10 : Lembar Uji Referensi ......................................................................... 128
Lampiran 11 : Surat Izin Penelitian, Surat Keterangan Telah Melakukan
Penelitian, dan Surat Bimbingan Skripsi ........................................... 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara harfiah, Allah SWT menciptakan bumi beserta mahluk hidup di
dalamnya dengan tatanan unsur lingkungan yang menyeluruh dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Salah satu mahluk hidup tersebut yaitu
manusia, sehingga di dalam kehidupan ini manusia tidaklah hidup sendiri,
melainkan bersama dengan mahluk hidup lainnya seperti : tumbuhan, hewan,
dan benda-benda mati yang menempati suatu lingkungan.
Menurut Soerjani, “kehidupan di bumi ini diisi oleh sejumlah mahluk
hidup dalam interaksi, hubungan timbal-balik, dan adaptasi satu sama lain
jenis serta dengan benda-benda mati di sekitarnya. Di antara sekian banyak
mahluk hidup itu terdapat satu jenis yang disebut manusia”.1 Jadi, manusia
hidup tidaklah sendirian, melainkan bersama makhluk lainnya, yaitu
tumbuhan, hewan dan benda-benda mati yang menempati suatu lingkungan.
Lingkungan merupakan salah satu unsur dalam kehidupan manusia,
lingkungan tidak hanya dijadikan sebagai tempat menetap dan beraktivitas
melainkan lingkungan juga untuk mendukung berbagai aktivitas manusia,
guna memenuhi kelangsungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan
manusia. Misalnya, untuk bernafas dan minum manusia membutuhkan udara
dan air yang bersih, udara dan air yang bersih diperoleh dari lingkungan yang
bersih. Jadi, lingkungan sangat berperan penting bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 32 Pasal 1 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
menyebutkan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.2
1 Moh. Soerjani, Rofiq Ahmad dan Rozy Munir, Lingkungan : Sumber Daya Alam Dan
Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta : UI-Press, 2008), h.1
2 Undang-Undang No. 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun
2009, h. 2.
2
Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang di
dalamnya terdapat semua makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya
yang saling mempengaruhi kondisi kehidupan satu sama lain.
Menurut Juli Soemirat, “bagi manusia, lingkungan hidup adalah segala
sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup, mati, benda nyata,
ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya. Serta suasana yang terbentuk
karena terjadinya interaksi antar elemen-elemen tersebut”.3 Dengan adanya
interaksi tersebut yang berlangsung secara terus-menerus, maka dapat
dipastikan bahwa kondisi kebersihan lingkungan juga akan dipengaruhi oleh
perilaku manusia. “Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik
buruknnya kondisi suatu lingkungan. Sebaliknya, bagaimana manusia
memperlakukan lingkungan maka, dampaknya akan berpengaruh terhadap
kualitas kehidupan manusia itu sendiri”.4 Sehingga, sikap dan perilaku dapat
dikatakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelarasan lingkungan hidup,
karena sikap dan perilaku memiliki peran dan kedudukan dalam penyelarasan
kehidupan lingkungan hidup.
Sikap dan perilaku manusia dalam lingkungan hidup dapat
mempengaruhi kebersihan lingkungan. Misalnya, seperti pembuangan bahan
sisa limbah rumah tangga atau sering juga disebut limbah domestik. Sikap
dan perilaku ini biasanya dilakukan oleh ibu rumah tangga. Pada aliran
limbah domestik seharusnya dialirkan sesuai dengan komponen limbah
tersebut, sehingga kebersihan lingkungan tetap terjaga. Namun, pada
kenyataannya sikap dan perilaku ibu rumah tangga dalam membuang bahan
sisa limbah domestik tidak diterapkan secara baik. Hal ini, menimbulkan
dampak buruk bagi kebersihan lingkungan yang disebut juga pencemaran
limbah domestik.
Pencemaran limbah domestik merupakan dampak dari sikap dan perilaku
manusia yang tidak menjaga kebersihan lingkungan dengan baik. Pencemaran
3 Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2014),
h. 45
4 Syukri Hamzah, Pendidikan Lingkungan : Sekelumit Wawasan Pengantar, cet I (Bandung :
PT Refika Aditama, 2013) h. 1
3
limbah domestik seperti mencemari air, menganggu organisme air,
menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengurangi keindahan lingkungan.
Keadaan lingkungan tersebut dapat menganggu kehidupan manusia yaitu
terganggunya kesehatan manusia. Gangguan kesehatan manusia terjadi akibat
air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga tercemar oleh limbah
domestik, sehingga menimbulkan wabah penyakit bagi lingkungan sekitar
tersebut seperti, gatal-gatal, diare, kolera dan sebagainya.
Sebagaimana menurut Soemarwoto yang dikutip oleh Syukri Hamza
dalam buku Pendidikan Lingkungan, bahwa: “hubungan manusia dengan
lingkungan hidup bersifat sirkuler. Hal ini bermakna bahwa apapun yang
dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya, dampak-dampaknya akan
kembali kepada manusia, baik itu berupa keuntungan maupun kerugian”.5 Hal
tersebut menjadi tolak ukur bahwa sikap dan perilaku manusia menentukan
kualitas lingkungan.
Kondisi lingkungan seperti ini seharusnya menjadi perhatian penting bagi
manusia khususnya bagi ibu rumah tangga, bahwa pentingnya kualitas
lingkungan hidup bagi keberlangsungan hidup manusia. Manusia khususnya
ibu rumah tangga seharusnya memiliki perhatian dan kesadaran dalam
melakukan perbaikan dan pemeliharaan lingkungan terutama menjaga
lingkungan tempat tinggal. Ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman
pada kondisi yang tidak sehat biasanya mereka menderita berbagai penyakit.
Hal tersebut di sebabkan kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan
lingkungan tempat tinggal dan banyaknya ibu rumah tangga yang tidak
mengetahui pentingnya pemeliharaan lingkungan tempat tinggal, karena
mereka tidak memperoleh informasi terkait hal tersebut.
Oleh karena itu, mereka harus diberikan pemahaman dan pengetahuan
bahwa pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal.
Sehingga, mereka akan mengubah sikap dan perilaku buruk dan akan lebih
bertanggung jawab untuk pememeliharan lingkungan tempat tinggal. Dengan
demikian dibutuhkannya cara memperoleh informasi bagi ibu rumah tangga
5 Ibid., h. 3
4
untuk pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Salah satu cara
untuk pememeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal yaitu melalui
pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal. Melalui pendidikan, manusia khususnya ibu
rumah tangga akan mengetahui dan sadar akan bahaya limbah rumah tangga
terhadap lingkungan, terutama bahaya pencemaran terhadap kesehatan
manusia.
Menurut Hartiwi, “pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pelatihan dan pengajaran”.6 Dengan demikian, pendidikan
menjadi salah satu bagian terpenting dalam pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal dan pendidikan harus dapat dimanfaatkan sebagai
sarana pembentukan sikap dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan
tempat tinggal. Pendidikan yang rendah dapat mengakibatkan kurangnya
pemahaman masyarakat tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal. Sebaliknya, melalui pendidikan yang memadai maka sangat
dimungkinkan untuk meningkatkan pemahaman tentang pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal, karena melalui pendidikan masyarakat
memiliki suatu kecenderungan untuk berperilaku positif terhadap lingkungan
disekitarnya. Dengan demikian, tingkat pendidikan berhubungan erat dalam
pemeliharaan kebersihan lingkungan. Untuk mengetahui hubungan tersebut
peneliti melakukan observasi awal di Kelurahan Cipadu Jaya.
Cipadu Jaya adalah kelurahan yang berada di Kecamatan Larangan, Kota
Tangerang, Banten, Indonesia. Cipadu Jaya terdiri atas 57 rukun
tetangga dan 8 rukun warga. Kelurahan Cipadu Jaya yang memiliki luas
wilayah 1,09 km². Jumlah penduduk sebesar 11.546 jiwa dengan
kepadatan penduduk sebesar 10.593 jiwa/km. Cipadu Jaya menjadi salah
satu sentra tekstil dan perdagangan di Kota Tangerang.
6 Hartiwi Setia Rahayu, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Kaki Lima Terhadap Upaya
Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Objek Wisata Goa Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten
Kebumen”, Skripsi Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang,
Semarang, 2015. h. 1
5
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di Kelurahan Cipadu
Jaya tingkat pendidikan ibu rumah tangga di Kelurahan Cipadu Jaya masih
tergolong rendah. Sebagaimana menurut staf kelurahan Cipadu Jaya yaitu,
bapak Hadi mengungkapkan bahwa, “tingkat pendidikan ibu rumah tangga di
kelurahan cipadu jaya masih tergolong rendah, hal ini bisa dilihat dengan
jumlah penduduk yang tamat dari perguruan tinggi tidak terlalu banyak,
kebanyakan penduduk hanyalah tamatan SD”. Dari informasi pengamatan
awal yang di dapat, tingkat pendidikan di Kelurahan Cipadu Jaya masih
tergolong rendah, hal ini mengakibatkan ibu rumah tangga yang berada di
Kelurahan Cipadu Jaya masih kurang sadar akan kebersihan lingkungan
tempat tinggal. Mereka mengabaikan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Sebagian masyarakat masih membuang sampah tidak pada tempatnya, dan
kebanyakan dari mereka membuang sampah dengan memanfaatkan lahan
kosong disekitaran mereka, karena hal tersebut maka akan mengakibatkan
banyaknya sarang nyamuk, lalat, dan tikus yang menyebabkan penularan
bibit penyakit yang nantinya akan mengganggu kesehatan manusia karena
lingkungan yang kurang bersih dan terawat.
Pemeliharaan kebersihan lingkungan tidak hanya terbatas pada
kebersihan lingkungan hidup saja melainkan kebersihan di lingkungan tempat
tinggal juga. Oleh karena itu masyarakat sebaiknya melakukan perbaikan dan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal agar tidak mudah
terserang penyakit. Perbaikan dan pemeliharaan lingkungan tempat tinggal
tidak terbatas pada rumah tempat tinggal yang permanen, namun yang lebih
penting adalah memenuhi persyaratan kesehatan, dimana kondisi rumah
bersih, tertata rapi, berbahan baku kuat, memiliki sarana prasarana
lingkungan yang memadai seperti tersedia sarana penyediaan air bersih,
adanya pengelolaan limbah rumah tangga dan adanya pengelolaan sampah
rumah tangga. Namun, akibat dari tingkat pendidikan yang rendah di
Kelurahan Cipadu Jaya, maka masih banyak masyarakat yang tidak
mengetahui cara melakukan pemeliharan kebersihan lingkungan tempat
tinggal dengan baik. Kebersihan lingkungan tempat tinggal yang tidak
6
dipelihara akan membuat tempat tinggal banyak dipenuhi bibit penyakit
seperti virus, bakteri dan jamur yang ditularkan oleh lalat, nyamuk dan tikus
yang bersarang di lingkungan tempat tinggal yang tidak terpelihara
kebersihannya. Oleh karena itu beberapa masyarakat menderita bermacam
penyakit yang ditimbulkan dari kebersihan lingkungan yang kurang
terpelihara.
Berdasarkan latar belakang di atas kemudian peneliti ingin mengkaji
lebih lanjut hal tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul Hubungan
Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan Pemeliharaan
Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan Cipadu Jaya
Kecamatan Larangan Kota Tangerang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi dalam penelitian ini
adalah:
1. Kurangnya kesadaran ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal.
2. Rendahnya tingkat pendidikan yang ditempuh ibu rumah tangga.
3. Lingkungan tempat tinggal masih kurang bersih dan terawat dalam
penanganan masalah sampah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar masalah
penelitian jelas dan terarah, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini
pada tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga terhadap pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan
7
tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoritis maupun praktis. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini
antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ilmiah ini diharapkan pada nantinya dapat
menambah khasanah referensi, khususnya yang berkaitan dengan ruang
lingkup pengaruh tingkat pendidikan terhadap pemeliharaan kebersihan
lingkungan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Diharapkan dapat memperoleh wawasan dan pengalaman melakukan
kegiatan penelitian dan sebagai upaya menanamkan pola hidup
bersih.
b. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai
pentingnya kebersihan lingkungan bagi masyarakat.
c. Bagi lembaga
Bagi pihak terkait terutama petugas pelayanan kebersihan
lingkungan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan
dalam menentukan kebijakan pembangunan yang berhubungan
dengan keberisihan lingkungan.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Pendidikan
Manusia memiliki berbagai macam potensi dalam dirinya. Potensi
tersebut dapat di kembangkan dengan berbagai cara, salah satunya
melalui pendidikan.“Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina
kepribadinnya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan
kebudayaan”.1
Menurut Basri yang dikutip oleh Tatang dalam buku Ilmu
Pendidikan. bahwa :
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan
sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta
membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Inti pendidikan
adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik
oleh dirinya sendiri maupun orang lain, dalam arti tuntutan agar
anak didik memiliki kemerdekaan berfikir, merasa, berbicara, dan
bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab
dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari.2
Sedangkan menurut Noor Syam yang dikutip oleh Sudarmawan
Danim dalam buku Pengantar Kependidikan bahwa: “pendidikan sebagai
aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian-
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu
rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budinurani) dan jasmani (pancaindera
serta keterampilan-keterampilan”.3
Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
1 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2013), h. 19.
2 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2012), h. 14.
3 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 4.
9
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara”.4
Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara
terencana untuk membina dan mewujudkan peserta didik untuk dapat
mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya baik potensi
akhlak, spiritual, kepribadian, akademik, keterampilan dan sosial.
Pendidikan memiliki berbagai macam arti dalam sudut pandang yang
berbeda, berikut merupakan pendidikan dalam arti luas dan sempit.
a. Pendidikan dalam Arti Luas
Pendidikan dalam arti luas berpandangan bahwa tidak adanya
batasan waktu dalam menuntut ilmu.
Menurut Mudyahardjo yang dikutip oleh Abdul Kadir dalam
buku Dasar-Dasar Pendidikan bahwa: “pendidikan adalah hidup.
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan hidup”.5
Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan berlangsung dalam
segala lingkungan dan berlangsung seumur hidup di setiap saat
selama ada pengaruh lingkungan.
b. Pendidikan dalam Arti Sempit
Pendidikan dalam arti sempit dimaknai dengan sekolah.
Berkaitan dengan hal ini, menurut Soyomukti bahwa:
Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan
sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang
diserahkan kepadanya (sekolah) agar mempunyai kemampuan
kognitif dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran
maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke masyarakat,
4 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 1-2.
5 Abdul Kadir, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2012), h. 59.
10
menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab
mereka sebagai individu maupun mahluk sosial.6
Berdasarkan pengertian diatas pendidikan diselenggarakan di
suatu lembaga pendidikan yakni sekolah. Pendidikan berlangsung
dalam kurun waktu yang terbatas, yaitu dari masa kanak-kanak
sampai dewasa.
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan
a. Fungsi Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan memiliki fungsi tertentu. Hal ini
dimaksudkan agar nantinya fungsi-fungsi dalam proses pembelajaran
dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sebagai mana menurut
Mulyasana bahwa :
Fungsi Pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Ketiga unsur itulah yang menjadi fokus dari pengembangan
fungsi pendidikan di Indonesia. Konsep itu sangat sederhana
tapi mengandung makna yang luas apabila dihubungkan dengan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 7
Untuk itu, fungsi pendidikan, di samping diarahkan dalam
rangka melakukan transformasi nilai-nilai positif, juga dikembangkan
sebagai alat untuk memberdayakan semua potensi peserta didik agar
mereka dapat tumbuh sejalan dengan tuntunan kebutuhan agama,
sosial, ekonomi, pendidikan, politik, hukum, dan lain sebagainya.
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan merupakan suatu faktor penting dalam pendidikan.
Tujuan pendidikan dimaksudkan untuk dapat mengembangkan cita-
cita yang ingin di capai sehingga dalam tahap pelaksanaannya harus
jelas dan tersistematis agar dapat mencapai suatu tujuan yang
diinginkan.
6 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015), h. 30.
7 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 5.
11
Menurut Plato yang dikutip oleh M. Sukardjo dan Ukim
Komarudin dalam buku Landasan Pendidikan bahwa:
Tujuan pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran terhadap
self knowing dan self realiztion kemudian inquiry and logic
Jadi, disini jelas bahwa tujuan pendidikan memeberikan
penyadaran terhadap apa yang diketahuinya, kemudian
pengetahuan tersebut harus direalisasikan sendiri dan
selanjutnya mengadakan penelitian serta mengetahui hubungan
kausal, yaitu alasan dan alur pikirnya.8
Menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Tatang, bahwa tujuan
pendidikan terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Memberikan kesempatan pada pikiran untuk aktif bekerja karena
hal ini sangat penting bagi berkembangnya pemikiran dan
kematangan individu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
2. Memiliki berbagai ilmu pengetahuan, yang dapat menjadi alat
bantu untuk dapat menjalani kehidupan dengan baik dalam
masyarakat yang maju dan berbudaya.
3. Dijadikan modal mencari lapangan kerja yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan.
4. Mempersiapkan anak didik yang memiliki akhlak mulia.
5. Mempersiapkan anak didik yang memiliki pendidikan vokasional
dan profesional.9
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
diketahui bahwa: “Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab".10
Tujuan pendidikan di tiap negara berbeda-beda sesuai dengan
dasar dan ideologi negara tersebut. Tujuan pendidikan di Indonesia
berasas pada Pancasila, karena pancasila merupakan sebuah dasar
Negara Republik Indonesia. Tujuan tersebut diharapkan dapat
membentuk perilaku yang berasas pada pada Pancasila, yaitu,
8 M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 14.
9 Tatang S, op.cit., h. 62.
10
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, op.cit., h. 3.
12
religius, berkepribadian sebagai warga negara yang baik, dan
demokratis.
3. Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan,
melalui sarana tersebut peserta didik dapat mengembangkan segala
potensi yang ada dalam dirinya dengan melalui proses pendidikan
tertentu yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
nasional dapat terwujud apabila di dukung oleh kompenen-komponen
yang ada dalam satuan sistem pendidikan.
Sesuai dengan bunyi UU RI Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional mengenai satuan, jalur dan jenis
pendidikan, yaitu pada bab VI, pasal 13 ayat I dan II bahwa: “Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang
dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui
tatap muka dan/atau melalui jarak jauh”.11
Berdasarkan pernyataan di atas, maka bentuk-bentuk pendidikan
dapat di kategorikan menjadi tiga yaitu: pendidikan pendidikan formal,
pendidikan non formal dan pendidikan informal.
a. Pendidikan Formal
Pendidikan formal diselenggarakan pada lembaga pendidikan
yang bertujuan untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki
kecakapan akademis dan trampil dalam berbagai bidang.
Sebagaimana menurut Agoes Dariyo bahwa :
Pendidikan formal (formal education) adalah Jenis pendidikan
yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan (baik negeri
atau swasta) untuk mempersiapkan peserta didik (siswa atau
mahasiswa) Agar memiliki kemampuan akademis yang
memungkinkan untuk menjadi seorang ahli dan profesional
dibidangnya.12
11
Ibid., h.6.
12
Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 7.
13
Menurut Umar Tirtarahardja, “pendidikan formal merupakan
pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan
aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan
berkesinambungan”.13
Menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Fuad Ihsan bahwa,
Pendidikan formal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan
secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu
lembaga pendidikan yang disebut sekolah”.14
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
formal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara
sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu lembaga
pendidikan yaitu sekolah. Kegiatan pelaksanaan pendidikan di
sekolah mempunyai bentuk program yang terstruktur dan resmi yang
disebut kurikulum, yang bertujuan:
1) Membantu hubungan keluarga untuk mendidik dan mengajar,
memperbaiki dan memperdalam, memperluas tingkah laku anak
peserta didik yang dibawa dari keluarga serta membantu
pengembangan bakat. 2) Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar:
a) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan dengan
temannya sendiri dan masyarakat sekitar. b) Peserta didik belajar taat kepada peraturan dan disiplin. c) Mempersiapkan peserta didik terjun dimasyarakat berdasarkan
norma-norma yang berlaku.15
Pelaksanaan kegiatan pendidikan formal mengacu pada
kurikulum nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah, hal ini
bertujuan agar memberikan suatu acuan yang mendasar mengenai
standar pendidikan yang harus dilaksankan oleh setiap lembaga
pendidikan.
13
Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 164.
14
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 77.
15
Heri Sugianto Putra, “Pengaruh Pendidikan Formal, Perhatian, Serta Pendapatan Orang Tua
Dengan Prestasi Belajar Tik Siswa Kelas X Sman 2 Ngabang”, Skripsi, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta, 2014, h. 12-13. Tidak dipublikasikan.
14
b. Pendidikan Non Formal
Sekarang ini, mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah
meskipun seseorang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan
tertentu belum tentu mudah mendapatkan suatu pekerjaan.
Kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan sangatlah terbatas
tidak sebanding dengan jumlah lulusan pendidikan, karena di era
sekarang ini, modal untuk mendapatkan pekerjaan bukan hanya di
lihat dari kemampuan akademiknya saja melainkan juga dilihat dari
skill yang dimiliki.
Dengan adanya kesenjangan tersebut mendorong seseorang
untuk berupaya mengatasi masalah tersebut yaitu dengan cara
mengikuti pendidikan nonformal. Dengan mengikuti pendidikan
nonformal seseorang berharap mendapatkan skill ataupun pelajaran
tambahan tertentu yang tidak ia dapat pada pendidikan formal.
Menurut Marzuki, “pendidikan nonformal adalah proses belajar
yang terjadi secara terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau
pendidikan formal, baik di laksanakan terpisah maupun merupakan
bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar yang
dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya
tertentu pula”.16
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 12 tentang
pendidikan nonformal bahwa: “Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat”.17
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan
pendidikan nonformal bertujuan untuk memberikan berbagai
kebutuhan belajar pada masyarakat yang tidak mendapatkan
16
H.M. Saleh Marzuki, Pendidikan Non Formal, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),
h. 137.
17
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, op.cit., h. 8.
15
kesempatan belajar di sekolah formal.
c. Pendidikan Informal
Pendidikan informal berada dalam ruang lingkup keluarga,
pendidikan yang dilakukan oleh keluarga merupakan salah satu dasar
yang akan membentuk watak, kebiasaan dan perilaku pada anak di
masa depannya nanti. Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 bahwa:
“pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan”.18
Sedangkan menurut Agoes Dariyo, “pendidikan informal
(informal education) ialah jenis pendidikan yang dilakukan oleh
orang tua untuk mendidik anak-anak agar mereka menjadi pribadi
yang dewasa dan bertanggungjawab di masyarakat”.19
Sehingga
dapat diketahui bahwa pendidikan informal berlangsung di ruang
lingkup keluarga.
Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 78:
Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengerti sesuatu apapun. dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S
An-Nahl : 78)20
Maksud dari kandungan tersebut bahwa, pada awal dilahirkan
manusia tidak dibekali oleh ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan
pertama yang manusia di dapat melalui keluarga. Watak, sikap,
perilaku seseorang terbentuk dengan bagaimana cara keluarga
ajarkan. Maka dari proses pengajaran tersebut seorang anak akan
menyimpan memorinya dan akan menghasilkan pemahaman tentang
sesuatu yang sebelumnya ia tidak ketahui.
18
Ibid., h. 2.
19
Agoes Dariyo, op.cit., h. 8.
20
Al-Qur’an, 16:78.
16
Meskipun pada saat lahir seseorang tidak dibekali ilmu
pengetahuan oleh Allah SWT, namun Allah SWT telah memberikan
potensi edukatif berupa pendengaran, penglihatan, dan hati atau akal.
Potensi pendengaran memiliki peranan penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena jika anak mengalami gangguan dalam
pendengarannya, maka akan menghambat proses pembelajarannya.
Melalui potensi penglihatan seorang anak dapat mengamati suatu
objek disekitarnya. Dengan potensi inilah seorang anak akan
mendapatkan pengetahuan dari apa yang ia lihat. Yang terakhir
Allah SWT memberikan potensi hati atau akal. Dalam proses
pembelajaran akal sangat berperan penting karena proses belajar
membutuhkan aktivitas berpikir. Dengan adanya kekuatan akal maka
seorang anak melakukan penalaran dari pembelajaran yang ia dapat
yang nantinya akan menghasilakn sebuah kesimpulan.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pola
didik orang tua terhadap anak akan membentuk watak dan
kepribadian anaknya. Maka, sebagai orang tua hendaknya
memberikan teladan yang baik bagi anak, baik dalam hal ucapan
maupun perbuatan, karena dengan memberikan teladan yang baik
maka akan mencerminkan dalam diri seorang anak sebagai
kepribadian yang baik.
Pada penelitian ini, peneliti menjadikan pendidikan formal
sebagai penentu pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal
yang dilakukan oleh ibu rumah tangga.
d. Tingkat Pendidikan
Seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan melalui pendidikan
yang pada prosesnya memiliki tingkatan-tingkatan tertentu.
Tingkatan tersebut menjadi simbol seseorang dalam memperoleh
pengetahuan.
17
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa : “Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan”.21
Sedangkan jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia
sebagimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Repubik Indonesia, dibagi
menjadi tiga, yaitu “pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi”.22
Yang dimaksud jenjang pendidikan adalah tahapan
pembelajaran yang dilalui peserta didik berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik. Pendidikan formal dibagi menjadi tiga,
yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
1) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar
berbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk
lain yang sederajat.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan
dasar. Jenjang pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah kejujuran.
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk
lain yang sederajat.
21
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, loc.cit., h. 2.
22
Ibid., h. 6
18
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan suatu jalur pendidikan sekolah
pada jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang di selenggarakan oleh
perguruan tinggi yang terdiri atas pendidikan akademik,
pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi. Pendidikan
tinggi berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut
dan universitas.23
Dengan demikian tingkat pendidikan dapat di kategorikan
menjadi tiga, yaitu tungkat pendidikan dasar (SD, MI, atau yang
sederajat serta SMP atau yang sederajat), tingkat pendidikan
menengah (SMA atau yang sederajat), pendidikan tinggi
(perguruan tinggi, akademi, institut atau universitas).
4. Tahun Penyelesaian Pendidikan
Tahun penyelesaian pendidikan merupakan ukuran lamanya waktu
yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai pendidikan formal, istilah
lain dari tahun penyelesaian pendidikan adalah tahun sukses pendidikan.
Tahun sukses di hitung berdasarkan lamanya waktu yang ditempuh
oleh seseorang untuk mencapai pendidikan terakhir. Di Indonesia
program wajib belajar yang berlaku saat ini adalah 12 tahun, yakni
Sekolah Dasar (SD/sederajat) selama 6 tahun, Sekolah Menengah
Pertama (SMP/sederajat) selama 3 tahun dan Sekolah Menengah Atas
(SMA/sederajat) selama 3 tahun. Maka jika seseorang telah
menempuh pendidikan sampai SMA/sederajat maka tahun suksesnya
adalah 12 tahun, jika hanya sampai tingkat SMP/sederajat maka tahun
suksesnya adalah 9 tahun dan jika hanya sampai tingkat SD/sederajat
maka tahun suksesnya adalah 6 tahun.24
23
Isna Atik Wildayati, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Studi PAI Di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi
pada Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang, 2012. h. 14, tidak
dipublikasikan.
24
Rifka Charisa Devi, “Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Dengan Perilaku
Pengelolaan Sampah Di Pemukiman Nelayan Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kenda”l,
Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang , 2016, h. 15-16.
Tidak dipublikasikan.
19
Dengan demikian, tahun sukses pendidikan dapat di lihat dari
lamanya waktu yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai
pendidikan terakhir.
5. Ibu Rumah Tangga
Dalam keluarga seorang ibu tidak hanya berperan sebagai istri dan
ibu bagi anaknya melainkan juga berperan penting dalam mengelola
rumah keluarganya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Failasufa,
bahwa: “ibu rumah tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang
mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga,
atau dengan pengetian lain ibu rumah tangga merupakan seorang istri
(ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga
(tidak bekerja di kantor)”. 25
Dengan demikian, ibu rumah tangga mempunyai peran yang sangat
penting dalam mengatur pekerjaan dirumah tangga. Salah satunya
menggenai kebersihan lingkungan.
B. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
1. Pemeliharaan Kebersihan
Pemeliharaan kebersihan adalah suatu upaya untuk menjaga agar
lingkungan tidak kotor dan tetap indah dalam rangka mewujudkan dan
melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.
Kebersihan merupakan segala sesuatu yang tidak kotor, bersih, rapih
dan bebas dari penyakit sehingga memberikan rasa nyaman dalam
melakukan kegiatan sehari-hari.
25
Failasufa Dhiyaul Fatih, “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Dan Perilaku
Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Desa Klaling
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus”, Skripsi, Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang, Semarang, 2015, h. 16. Tidak dipublikasikan.
20
Menurut Nazaruddin, “kebersihan merupakan suatu keadaan yang
bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain-lain, yang dapat merugikan
segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan
masyarakat”.26
Menurut Yusuf Al-Qardhawi, “kebersihan merupakan suatu kegiatan
atau kebiasaan membersihkan sesuatu yang dianggap kotor, supaya
menjadi bersih”.27
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kebersihan merupakan suatu
keadaan yang bebas dari segala sesuatu yang kotor, penyakit dan lain
sebagainya. Untuk itu kebersihan merupakan cerminan bagi setiap
individu dalam menjaga kesehatan.
Dalam ajaran agama islam, kebersihan menjadi suatu hal yang
penting, hal ini dapt dilihat dalam hadits berikut ini:
Artinya: “Sesungguhnya Allah ta’ala Maha baik, menyukai kebaikan,
Maha bersih menyukai kebersihan, Mahamulia menyukai kemuliaan,
Maha Pemurah menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah tempat-
tempatmu.”(HR. Tirmizi)
Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa, Allah SWT Maha Baik,
Maha Suci, dan Maha Indah. Dia mencintai kebaikan, kesucian,
kemuliaan, dan keindahan. Agar kita dicintai Allah maka hendaknya kita
harus senantiasa berbuat kebajikan, menjaga kesucian (kebersihan lahir
dan batin), mengagungkan Allah SWT dan berbuat kemuliaan terhadap
sesama manusia dan menjadikan tempat tinggal dan lingkungannya
terlihat teratur, tertib dan indah.
26
Nazaruddin, “Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Menciptakan Kebersihan
Lingkungan Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Kelurahan Simpang Baru)”, Volume 1 No. 2.
Oktober 2014, h. 1.
27
Yusuf Al-Qardhawi, Fiqih Thaharah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), terj.Samson
Rahman, h.3.
21
Dan hadits lain yang berhubung dengan kebersihan adalah sebagai
berikut:
)
Artinya: “Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Ahmad)
Dari hadits tersebut diketahui bahwa, seseorang yang mengaku
beriman, tentu akan benar-benar menjaga kebersihannya. Ketika
menyebut iman, bersih berarti mencakup keseluruhan seperti, bersih
lingkungannya, pakaianya, tubuhnya, fikirannya, hatinya, bahkan bukan
hanya bersih melainkan suci. Sehingga kebersihan dalam hal ini bukan
saja menjaga kebersihan tempatnya saja melainkan pula tubuhnya,
fikirannya, bahkan hingga hatinya akan selalu dijaga kebersihannya.
2. Lingkungan Tempat Tinggal
Lingkungan merupakan tempat tinggal bagi mahluk hidup termasuk
di dalamnya manusia. Setiap manusia pasti mendambakan lingkungan
yang bersih dan sehat. Namun untuk menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat tidaklah mudah. Tidak jarang karena berbagai kesibukan
dan alasan lain membuat kita menjadi kurang memperhatikan lingkungan
sekitar, terutama lingkungan tempat tinggal.
Menurut Mulyanto, “lingkungan adalah seluruh faktor luar yang
mempengaruhi suatu organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme
hidup (biotic factor) atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic
factor) misalnya suhu, curah hujan, panjangnya siang, angin serta arus-
arus laut”.28
28
HR. Mulyanto, Ilmu Lingkungan, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007), h. 1.
22
Menurut Beroya yang dikutip oleh I Gusti Bagus, bahwa lingkungan
adalah segala sesuatu yang melingkupi organisme yang dapat
mempengarhui pertumbuhan dan perkembangannya, pada saat yang sama
juga dapat mempengaruhi lingkungan”.29
Sedangkan menurut UUD Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1997 tentang penelolaan lingkungan hidup pada pasal 1, menjelaskan
bahwa: “lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain”.30
Menurut Emil Salim yang dikutip oleh Nazarudin, bahwa “secara
umu lingkungan hidup diartikan sebagai segala benda, kondisi dan
keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan
pengaruhi hal hidup termasuk kehidupan manusia”.31
Sedangkan menurut Siahaan yang dikutip oleh Nazarudin,
“lingkungan hidup merupakan bagian dari kehidupan manusia”.32
Menurut Soemarwoto yang dikutip oleh I Gusti Bagus, bahwa
lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati makhluk hidup bersama
dengan benda benda hidup dan tak hidup di dalamnya”.33
Menurut budiaman candra, lingkungan hidup manusia pada dasarnya
terdiri dari dua bagian, internal dan eksternal. Lingkungan hidup internal
merupakan suatu keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut
homeostatis, sedangkan lingkungan hidup eksternal merupakan
lingkungan di luar tubuh manusia yang terdiri atas tiga komponen, antara
lain:
s
29
I Gusti Bagus Arjana, Geografi Lingkungan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.
26.
30
HR. Mulyanto, op.cit., h.1.
31
Nazarudin, “Kebersihan Lingkungan Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Kelurahan Simpang
Baru), Volume 1 No. 2, Oktober 2014, h. 6.
32
Ibid., h. 6.
33
I Gusti Bagus Arjana, loc.cit., h. 26.
23
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara,
tanah, cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, radiasi, dan lain-lain.
2. Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis bersifat biotik atau benda hidup, misalnya
tumbuh-tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga, dan
lain-lain yang dapat berperan sebagai agens penyakit, reservoir
infeksi, vektor penyakit, dan hospes intermediat.
3. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berupa kultur, adat-istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan,
kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik.34
Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan mengenai lingkungan
dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
disekitar manusia baik itu benda mati maupun benda hidup yang
mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia.
Timbulnya masalah-masalah lingkungan berawal dari tindakan-
tindakan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginanya
demi kesejahteraan kehidupannya tanpa memperdulikan dampak-dampak
yang akan ditimbulkannya.
Semakin bertambahnya penduduk maka semakin bertambah pula
kebutuhannya. Bila manusia semakin bertambah begitu banyak pada
suatu tempat maka dapat mengganggu keseimbangan lingkungan
sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan.
Permasalahan lingkungan juga berasal dari pesatnya kemajuan
teknologi, kemajuan teknologi memberikan kemajuan yang besar
diberbagai bidang kehidupan manusia, namun kemajuan teknologi dapat
merubah keadaan pada lingkungan hidup. Sebagaimana menurut
Moh.Soerjani bahwa:
Teknologi sekarang sudah berhasil membawa manusia menjelajahi
ruang angkasa dan mendaratkannya di bulan. Bahkan hidup itu
sendiri sudah dieksperimenkan seperti bayi tabung, sapi suntikan,
dan lain-lain. Perkembangan teknologi serupa ini mengubah
keadaan yang berada di ruang lingkupan hidup, sehingga timbul
gangguan pada keseimbangan lingkungan hidup. Apaila gangguan
34
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta : EGC, 2006), h. 10.
24
ini dibuat oleh manusia sendiri maka pemulihan keseimbangan
sistem lingkungan hidup harus pula diusahakan manusia.35
Selain bertambahnya jumlah penduduk dan kemajuan teknologi,
kegiatan pembangunan juga telah membawa dampak negatif pada
lingkungan, seperti mengeksploitasi sumber daya alam yang merusak
keseimbangan antara komponen ekosistem sehingga menimbulkan
kerusakan dan pencemaran bagi berfungsinya proses-proses alam pada
ekosistem.
Berdasarkan terori-teori yang berkaitan dengan permasalahan
lingkungan dapat diketahui bahwa sebagian besar kerusakan lingkunga
disebabkan oleh manusia. Sebagimana menurut Al-Quran yaitu sebagai
berikut:
Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar). (41) Katakanlah (Muhammad), “ Bepergianlah di
bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu.
Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah)". (Al Qur'an Surat Al Rum 41 – 42).
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa, penegasan Allah SWT
tentang berbagai kerusakan yang terjadi di darat dan di laut adalah akibat
ulah atau perbuatan manusia, padahal Allah SWT menciptakan alam
semesta dan segala isinya adalah untuk dimanfaatkan oleh manusia demi
kesejahteraan hidup dan kemakmurannya. Manusia diangkat sebagai
khalifah di bumi yang diamanati agar menjaga kelestarian alam jangan
sampai merusaknya. Manusia diperbolehkan menggali kekayaan alam,
35
Moh. Soerjani, Rofiq Ahmad dan Rozy Munir, Lingkungan : Sumber Daya Alam Dan
Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta : UI-Press, 2008), h. 187.
25
mengolahnya, dan memanfaatkan sebagai bekal beribadah kepada Allah
dan beramal soleh. Namun kenyataannya karena manusia mempunyai
sifat tamak, rakus yang berlebihan, sehingga penggalian alam itu tak
terkendalikan yang berdampak menjadi bencana alam, seperti tanah
longsor, banjir, alam menjadi tandus, kekeringan, alam menjadi gersang,
dan udara tercemar dan lain sebagainya. Kerusakan alam itu akan
berakibat pula kesengsaraan pada diri manusia itu sendiri. Oleh karena
itu manusia disuruh mempelajari sejarah sebelumnya bahwa banyak
manusia yang menjadi sengsara akibat mereka tidak mau lagi
menghiraukan seruan Allah SWT, bahkan mereka kebanyakan berbuat
musyrik dan kufur kepada Tuhannya.
Berdasarkan pemaparan tentang lingkungan tempat tinggal,
diketahui bahwa kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari
lingkungan alam maupun sosial. Untuk itu seharusnya kita dapat
memelihara kebersihan lingkungan dengan baik. Dalam penelitian ini,
peneliti menfokuskan penelitian pada pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal yang meliputi:
a. Rumah Sehat
Rumah sehat merupakan bangunan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan secara fisik, mental, dan sosial, sehingga
seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena
itu, keberadaan rumah sehat yang aman, bersih dan teratur sangat
diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan
baik.
Menurut Depatermen Kesehatan yang dikutip oleh Aprinda dan
Keman, bahwa: “Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap
kelompok komponen rumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni.
Hal ini dimaksudkan agar penghuni mampu meningkatkan mutu
26
hunian sekaligus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat”.36
Masalah perumahan telah di atur dalam Undang-Undang No.
4/1992 tentang Perumahan, pada Bab 3 Pasal 5 ayat (1) disebutkan
bahwa: “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan
atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan
yang sehat, aman, serasi, dan teratur”.37
Menurut Budiman Chandra persyaratan rumah yang sehat
tercantum dalam Residential Enviroment dari WHO, antara lain:
1) Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi
sebagai tempat istirahat.
2) Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci,
kakus, dan kamar mandi.
3) Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari
pencemaran.
4) Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.
5) Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
6) Memberi rasa aman dan lingkungan tentangga yang serasi.38
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, rumah
tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dan beristirahat
melainkan juga sebagai sarana dalam memperbaiki kesehatan. Untuk
itu rumah yang di huni harus memiliki persyaratan-persyaratan
rumah yang sehat. Rumah yang sehat tidak harus besar melainkan
harus memenuhi persyaratan rumah yang sehat. Jadi meskipun
rumah tersebut sederhana tetapi masuk ke dalam kualifikasi
persyaratan rumah yang sehat, maka rumah tersebut dikatakan rumah
yang sehat.
Adapun persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999
dapat di lihat dari 10 aspek, yaitu: (1) bahan bangunan, (2)
36
Aprinda Dwi Safitri Dan Soedjajadi Keman, “Hubungan Tingkat Kesehatan Rumah Dengan
Kejadian Ispa Pada Anak Balita Di Desa Labuhan Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten
Sumbawa”, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.3, No.2, Januari 2007, h. 139-140
37
Undang-Undang Republik Indonesia, NO. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Pemukiman, h. 5.
38
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta : EGC, 2006), h. 162.
27
komponen dan penataan ruang, (3) pencahayaan, (4) kualitas udara,
(5) ventilasi, (6) binatang penular penyakit, (7) air, (8) tersediannya
sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene, (9) limbah,
dan (10) kepadatan hunian ruang tidur, selengkapnya diuraikan
seperti berikut ini :
1) Bahan bangunan
Dalam membangun rumah, sebaiknya memeperhatikan
bahan bangunan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
(a) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan
yang dapat membahyakan kesehatan, antara lian debu total
kurang dari 150 ug/m², asbestos kurang dari 0,5 serat/m³ per
24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300/mg/kg bahan.
(b) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.39
2) Komponen dan Penataan Ruang Rumah
Komponen dan penataan rumah harus diperhatikan
sedemikian rupa agar para penghuni merasa nyaman dan aman
berada di dalam rumah. Komponen rumah harus memenuhi
persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
(a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan. Contohnya lantai
yang terbuat dari keramik. Lantai yang terbuat dari keramik
jika terkena air, air tersebut tidak meresap dan mudah untuk
dibersihkannya.
(b) Dinding;
(1) Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan
sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara;
(2) Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan
mudah dibersihkan;
(3) Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan;
(4) Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau
lebih harus di- lengkapi dengan penangkal petir;
(5) Ruang di dalam rumah harus di tata agar berfungsi
sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan,
ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang
bermain anak; dan
39
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan, h. 9-10.
28
(6) Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana
pembuangan asap.40
3) Pencahayaan
Rumah yang sehat harus memeiliki pencahayaan yang
cukup. Pada umumnya cahaya matahari yang masuk kedalam
rumah melalui jendela-jendela, namun jika tidak
memungkinkan, cahaya matahari dapat masuk melalui genteng
yang terbuat dari kaca. Cahaya yang di dapat dalam rumah tidak
hanya dari cahaya matahari melainkan bisa berasal dari cahaya
buatan seperti, lampu, lilin dan lain sebagainya.
Rumah sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang
dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke
dalam rumah, terutama cahaya matahari, disamping kurang
nyaman, juga merupakan media atu tempat yang baik untuk
hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu
banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan
akhirnya dapat merusak mata.41
Pencahayaan di dalam rumah sangat dibutuhkan, karena
akan memudahkan penglihatan penghuni dalam beraktivitas di
dalam rumah, dan rumah menjadi tidak lembab. Jika tidak
adanya pencahayaan di dalam rumah, maka dapat menghabat
aktivitas penghuni di dalam rumah, dan rumah menjadi lembab.
Rumah yang lembab akan memunculkan perkembang biakan
bibit penyakit.
4) Kualitas udara
Rumah yang sehat harus memiliki kualitas udara yang baik,
yaitu terbesas dari gangguan gas-gas beracun yang dapat
merugikan kesehatan.
40 Suparto, “Persyaratan Lingkungan Hunian Sehat, Fakultas Pendidikan Teknologi Dan
Kejuruan, Ikip Veteran Semarang”, Vol : XXII, No : 1, Mei 2015, h. 89.
41
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2007), h. 170-171.
29
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 bahwa rumah yang sehat
memiliki persyaratan kualitas udara sebagai berikut:
1) Suhu udara nyaman antara 18°C sampai 30°C.
2) Kelembaban udara berkisar antara 40 sampai 70%.
3) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam.
4) Pertukaran udara (“air exchange rate”) 5 kaki kubik per
menit per penghuni
5) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam;
6) Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m³.42
5) Ventilasi
Rumah yang sehat harus memiliki ventilasi udara yang baik,
agar sirkulasi udara dalam ruangan menjadi lancar dan udara
menjadi segar.
Jenis-jenis ventilasi, yakni:
a) Ventilasi alamiah, diama aliran udara dalam ruangan
tersebut secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin,
lubang-lubang pada dinding, dan sebagainya.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan menggunakan alat-alat
khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas
angin, dan mesin pengisap udara.43
6) Bintang Penular Penyakit
Pada daerah tropis banyak terjadi kasus penyakit demam
berdarah akibat kurang bersihnya lingkungan disekitar kitar.
Penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai vektor.
Menurut Budiman Chandra, “vektor adalah organisme
hidup yang dapat menularkan agens penyakit dari satu hewan ke
hewan lain atau kemanusia”.44
Binatang penular penyakit tersebut bersal dari nyamuk,
lalat, dan lain sebagainya. Cara untuk mencegahan penularan
penyakit tersebut adalah sebagai berikut :
42
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999, op.cit., h. 10.
43
Soekidjo Notoatmodjo, loc.cit., h. 170.
44
Budiman Chandra, op.cit., h. 16.
30
a) Tersedia air bersih yang aman dan saniter.
b) Perlindungan sistem penyediaan air bersih dari pencemaran.
c) Tersedianya fasilitas toilet yang meminimalkan bahaya
penularan penyakit.
d) Melindungi terhadap kontaminasi saluran pembuangan air
limbah dari permukaan bagian dalam perumahan.
e) Mencegah kondisi yang tidak saniter dekat perumahan.
f) Menghilangkan serangga dari perumahan yang mungkin
memainkan peran dalam penularan penyakit infeksi.
g) Tersedia fasilitas melindungi makanan dan susu segar.
h) Memungkinkan lahan yang cukup luas pada kamar tidur
untuk meminimalkan bahaya infeksi kontak.45
Untuk itu hidup bersih dan sehat sangat diperlukan untuk
mencegah agar tidak terjadi ganguan kesehatan dan penularan
penyakit pada manusia.
7) Penyediaan Air
Air yang bersih sangat di perlukan dalam kehidupan sehari-
hari. Air bersih diperlukan untuk minum, memasak, mencuci,
mandi dan lain sebagainnya. Kebutuhan air bersih tersebut harus
terpenuhi bagi para penghuninya.
Menurut WHO dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo, “di
negar-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-12
liter perhari, sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60 liter
perhari”.46
Berdasarkan pernyataan tersebut penyediaan air untuk
keperluan sehari-hari sangat penting bagi manusia. Tanpa air
manusia akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari dan apabila manusia kekurangan air, maka akan
menimbulkan masalah-masalah pada kesehatan.
45
Soedjajadi Keman, “Enam Kebutuhan Fundamental Perumahan Sehat”, Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol.3, No.2, Januari 2007, hal. 187-188.
46
Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., h. 173.
31
8) Sarana Penyimpanan Makanan
Untuk menjaga makanan agar tahan lama, dan terlindungi
dari hewan seperti, tikus, kecoa dan binatang lainnya yang dapat
merusak dan mencemari makanan di butuhkan tempat
penyimpanan yang baik agar dapat menjaga makanan tetap
bersih.
Menurut Depkes RI tahun 2004 yang dikutip oleh T.
Prasetyo dalam Jurnal Khasanah Ilmu bahwa : Untuk
meningkatkan mutu makanan, perlengkapan/sarana disarankan
juga memenuhi syarat kesehatan, antara lain:
a) Mudah dibersihkan.
b) Harus terlindungi dari debu dan pencemar.
c) Tersedia tempat untuk :
(1) Air bersih.
(2) Penyimpanan bahan makanan.
(3) Penyimpanan makanan jadi/siap.
(4) Penyimpanan peralatan.
(5) Tempat cuci.47
Selain itu, dibutuhkan teknik penyimpanan bahan makanan
agar terhindar dari perkembang biakan bakteri. Yaitu sebagai
berikut:
a) Terlindung dari debu, bahan kimia yang berbahaya,
serangga dan hewan.
b) Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5oC
atau disimpan dalam suhu dingin 4oC atau kurang. Makanan
cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (>6 jam)
disimpan dalam suhu -50oC sampai -10
oC.
48
9) Pembuangan limbah
Limbah adalah sisa dari kegiatan sehari-hari, dimana ada
aktivitas penduduk disanalah limbah berasal. Syarat
pembuangan limbah yang baik adalah sebagai berikut:
47
T. Prasetyo Hadi Atmoko, “Peningkatan Higiene Sanitasi Sebagai Upaya Menjaga Kualitas
Makanan Dan Kepuasan Pelanggan Di Rumah Makan Dhamar Palembang”, Jurnal Khasanah
Ilmu, Volume 8 No. 1, 2017, h. 5.
48
Ibid., h. 7.
32
a) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber
air minum.
b) Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
c) Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang
hidup di air didalam penggunaannya sehari-hari.
d) Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang
menyebabkan penyakit.
e) Tidak terbuka dan harus tertutup.
f) Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.49
Jadi dalam pembuang limbah, sebaiknya harus
mementingkan aspek lingkungan, karena jika limbah dibuang
secara sembarangan akan mengakibatkan dampak buruk
terhadap lingkungan dan kesehatan. Untuk itu, sebaiknya limbah
diolah agar dapat mengurani pencemaran lingkungan yang di
akibatkan oleh limbah tersebut.
10) Kepadatan Hunian
Untuk menciptakan suasana yang nyaman di dalam rumah,
penghuni rumah harus memperhatikan kepadatan hunian, yaitu :
“Ruang atau kamar diperhitungkan berdasarkan jumlah
penghuni atau jumlah orang yang tinggal bersama di dalam satu
rumah atau sekitar 5 m2
perorang”.50
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Rumah Sehat
meliputi ketersediaan sarana air bersih, ketersediaan jamban,
ketersediaan sarana pembuangan air limbah, ketersediaan tempat
pembuangan sampah, ketersediaan ventilasi dan pencahayaan,
kebersihan dapur dan kebersihan rumah.
b. Sarana Air Bersih
Air merupakan objek terpenting dalam kehidupan tanpa air
berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung dengan baik. Air
sangat bermanfaat dalam kehidupan karena berfungsi untuk berbagai
49
Budiman Chandra, op.cit., h. 138.
50
Ibid., h. 164.
33
keperluan seperti, untuk keperluan rumah tangga, pertanian,
peternakan, perikanan, industri, dan lain sebagainya.
Menurut Arsyad yang dikutip oleh Endar dalam Jurnal Ilmu
Lingkungan, bahwa: “air merupakan bahan alam yang diperlukan
untuk kehidupan manusia, hewan dan tanaman yaitu sebagai media
pengangkutan zat-zat makanan, juga merupakan sumber energi serta
sebagai keperluan lainnya”.51
Sedangkan menurut Suripin yang dikutip oleh Wayan dalam
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastuktur Teknik Sipil, bahwa : “yang
dimaksud air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik untuk
diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar”.52
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara
lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski terlihat bersih,
air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air
mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak
menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi
persyaratan kesehatan sebagai berikut:
1) Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah
bening (tidak berwarna ), tidak berasa.
2) Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat
harus bebas dari segala bakteri. Terutama bakteri pathogen. Cara
untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri
pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut dan bila
dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.
Coli maka air tersebut sudah memenuhi kesehatan.
3) Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat
tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.53
51
Endar Budi Sasongko, dkk., “Kajian Kualitas Air dan Penggunaan Sumur Galih oleh
Masyarakat di Sekitar Sungai Kaliyasa Kabupaten Cilacap”, Jurnal Ilmu Lingkungan. Volume, 12
issue 2, 2014, h. 72.
52
Wayan Deny Yoga Pratama, dkk., “Analisis Perubahan Penggunaan Air Minum Sebelum
Dan Setelah Kenaikan Tarif PDAM Kota Denpasar”, Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastuktur Teknik
Sipil, Volume 2. No.2 , April 2013, h. 2.
53
Prita Eka Pratiwi, “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Tatanan Rumah Tangga
Masyarakat Using”, Skripsi pada Bagian Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, 2015, h. 24, tidak dipublikasikan.
34
Syarat-syarat tersebut merupakan suatu acuan dalam menilai air
yang digunakan sehari-hari layak atau tidak untuk digunakan. Air
yang kotor dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, untuk itu
dalam menentukan air bersih tidak hanya dilihat secara fisik saja
melainkan dengan cara mencium air tersebut berbau atau tidak dan
melalui berbagai macam pemeriksaan.
c. Pengelolaan Sampah
Permasalahan lingkungan yang ada di sekitar kita salah satunya
adalah sampah. Sampah menjadi permasalahan terbesar dalam
pencemaran lingkungan. Sampah biasanya kita temui di jalan,
selokan, sungai bahkan di dalam rumah kitapun dapat kita temui.
Sampah berasal dari sisa-sia buangan limbah domestik, industri dan
aktivitas kegiatan manusia lainnya.
Menurut Eddy, “sampah adalah suatu benda yang tidak
digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang
dihasilkan oleh kegiatan manusia. Dengan demikian, sampah dapat
berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian, peternakan,
perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan, dan kegiatan
manusia lainnya”.54
Menurut American Public Health Association yang dikutip oleh
Arif Sumantri dalam buku kesehatan lingkungan, bahwa: “Sampah
(waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak
terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya”.55
Jadi sampah adalah sesuatu yang sudah tidak digunakan yang
berasal dari berbagai kegiatan manusia. Sampah yang dibuang secara
sembarangan tanpa dikelola dengan baik akan menimbulkan
permasalahan lingkungan. Sebagaian masyarakat tidak menyadari
54
Karden Eddy Sontang Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta : PT Ikrar
Mandiriabadi, 2009), h. 67
55
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, ( Jakarta : Kencana, 2013), h. 62
35
akan masalah lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Oleh
karena itu, banyak masyarakat yang setiap harinya membuang
sampah di sembarang tempat yang kemudian akan menimbulkan
penumpukan sampah. Sampah yang menumpuk ini lah yang akan
menimbulkan bau dan bibit-bibit penyakit yang dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan pada manusia.
Untuk menangani masalah sampah dibutuhkan pengelolaan yang
baik agar masalah bisa teratasi dengan baik. Ada beberapa tahapan di
dalam pengelolaan sampah yang baik, di antara tahap pengumpulan
dan penyimpanan di tempat sumber, tahap pengangkutan, dan tahap
pemusnahan.
1) Tahap Pengumpulan Dan Penyimpanan Di Tempat Sumber
Pada tahap ini sampah yang berasal dari sisa limbah rumah
tangga, industri, perkantoran dan lain sebagainya ditempatkan
sementara pada bak sampah.
Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah)
yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut ini.
a) Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.
b) Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.
c) Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.56
Sebaiknya pada pembuangan sampah sementara dilakukan
pemisahan sampah berdasrkan jenis-jenisnya yaitu sampah
organik dan non organik yang ditempatkan dalam wadah yang
berbeda agar memudahkan dalam proses pemusnahan sampah.
2) Tahap Pengangkutan
Setalah melalui proses pengumpulan dan penyimpanan
sampah, kemudian sampah di pindahkan dari gerobak sampah
ataupun langsung ke truk pengangkut sampah.
56
Ibid., h. 71
36
Mekanisme, sistem atau cara pengangkutannya untuk di
daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah
setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan.
Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampat
dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa memerlukan
TPS, maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan
umumnya didaur ulang menjadi pupuk.57
Di Indonesia hanya beberapa truk pengakut sampah yang
memiliki fasilitas pemisah antara sampah organik dan
nonognaik. Dengan demikian meskipun sampah sudah
dipisahkan dalam tempat sampah berdasarkan jenisnya, pada
saat truk sampah memasukan sampah ke dalam truk, sampah
tersebut tercampur kembali di truk pengangkut sampah dan TPA
karena petugas sampah tidak memisahkan sampah bedasarkan
jenisnya dan tidak tersedianya pemisah antara sampah organik
dan non organik di truk tersebut. Maka diharapkan pemerintah
menyediakan truk pengangkut sampah dengan fasilitas pemisah
antara sampah organik dan nonorganik untuk memudahkan
dalam proses pengelolaan selanjutnya di TPA.
3) Tahap Pemusnahan
Setelah melalui proses pengangkutan sampah oleh gerobak
sampah maupun truk pengangkut sampah, kemudian sampah
tersebut dimusnahkan di Tempat Pembuangan sampah atau
TPA.
Di dalam tahap pemusnahan sampah, terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan, antara lain:
a) Metode Yang Memuaskan
(1) Sanitary Landfiil (ditanam)
Sanitary Landfiil adalah pemusnahan sampah dengan
membuat lubang di tanah kemudian sampah
dimasukkan dan ditimbun.
57
Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., h. 191-192.
37
(2) Incineration (dibakar)
Incineration yaitu memusnahkan sampah dengan jalam
membakar di dalam tungku pembakaran kusus.
(3) Composting (dijadikan pupuk)
Composting adalah mengelola sampah menjadi pupuk
kompos; khususnya untuk sampah organik (daun-
daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang mudah
membusuk). 58
b) Metode Yang Tidak Memuaskan
(1) Open Dumping
Open Dumping adalah pembuangan sampah yang
dilakukan secara terbuka.
(2) Dumping In Water
Dumping In Water adalah pembuangan sampah ke
dalam air.
(3) Burning on premises/individual inceneration
Yaitu pembakaran sampah dilakukan di rumah-rumah
tangga.59
Dengan menerapkan beberapa metode tersebut, diharapkan
timbulan sampah akan berkurang dari sumbernya sehingga
sampah yang dibuang ke TPA juga akan berkurang. Namun di
dalam penerapannya diharapkan masyarakat dapat
menggunakan metode yang tidak menimbulkan dampak buruk
terhadap lingkungan.
Penanganan sampah harus dilakukan dengan baik, karena
jika tidak sampah tersebut dapat mengotori lingkungan sekitar
dan akan berdampak buruk terhadap kesehatan.
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dikelompokkan
menjadi efek yang langsung dan tidak langsung. Efek
Langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang
langsung dengan sampah tersebut. Misalnya, sampah
beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang
karsinogenik, teratogenik dan sampah yang mengandung
kuman patogen sehingga dapat menimbulkan penyakit,
sedangkan Efek Tidak Langsung adalah efek yang
dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan,
58
Wahit Iqbal Mubarak Dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Salemba Medika, 2009), h. 279-280.
59
Ibid., h. 280.
38
pembakaran, dan pembuangan sampah. Dekomposisi
sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara
fakultatif, dan secara anaerobik apabila oksigen telah
habis.60
Dengan demikian, sampah merupakan salah satu masalah
yang terjadi disekitar lingkungan. Sampah mempunyai beberapa
dampak bagi lingkungan yaitu sampah dapat mencemaari
lingkungan sekitar, untuk itu diperlukan pengolahan sampah
secara optimal, sehingga dapat meminimalisir dampak sampah
yang ditimbulkan.
d. Air Limbah Rumah Tangga
Dalam kegiatan sehari-hari manusia membutuhkan air untuk
berbagai macam kebutuhan, seperti memasak, minum, mandi,
mencuci dan lain sebaginya. Penggunaan tersebut dapat
menimbulkan dampak berupa air limbah.
Air Limbah adalah air buangan yang tidak memiliki nilai
ekonomi yang dihasilkan dari suatu proses produksi industri
maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena akan mengakibatkan sumber
penyakit. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran
limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan tertutama
kesehatan manusia.61
Menurut Chandra, “air limbah rumah tangga (sullage) adalah air
limbah yang tidak mengandung ekskreta manusia dan dapat berasal
dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian, dan lain-lain
yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen”.62
Ada 5 cara pembuangan air limbah rumah tangga, yaitu :
60
Fitrul Kamal, “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga
Tentang Pengelolaan Sampah Dengan Perilaku Pembuangan Sampah Pada Masyarakat Sekitar
Sungai Beringin Di Rw 07 Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan”. Skipsi, Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan , Universitas Negeri Semarang, Semarang,
2009, h. 19. Tidak dipublikasikan.
61
Haslinah, “Pengelolaan Terpadu Air Limbah Rumah Tangga Pada Tingkat RT di Kota
Makassar”, jurnal ILTEK, Volume 8, Nomor 15, April 2013, h. 108.
62
Budiman Chandra, op.cit., h.143.
39
1) Pembungan umum, yaitu melalui tempat penampungan air
limbah yang terletak di halaman.
2) Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.
3) Dibuang ke lapangan peresapan.
4) Dialirkan ke saluran terbuka.
5) Dialirkan ke saluran tertutup atau selokan.63
e. Jamban Sehat
Kotoran manusia adalah sisa dari proses pencernaan dalam
tubuh manusia yang harus di keluarkan dalam tubuh manusia. Sisa
pencernaan tersebut berbentuk tinja dan air seni. Untuk menghindari
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tinja dan air seni,
maka dalam pembuangannya harus dikelola dengan baik.
Pembuangan kotoran yang baik harus pada suatu tempat tertentu atau
jamban sehat.
Jamban sehat adalah sarana tempat pembuangan tinja dan air
seni manusia yang dalam prosesnya dikelola dengan baik agar tidak
menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak menularkan
penyakit saluran pencernaan.
Menurut Notoatmodjo yang dikutip oleh Ricki bahwa, suatu
jamban disebut sehat apabila memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1) Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut
2) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3) Tidak mengotori air tanah di sekitranya
4) Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa,
dan binatang-binatang lainnya
5) Tidak menimbulkan bau
6) Mudah digunakan dan dipelihara
7) Sederhana desainnya
8) Murah
9) Dapat diterima oleh pemakainya64
63
Ibid., h. 144.
64
Ricki M. Mulia, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005), h. 83.
40
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat di penuhi, maka perlu di
perhatikan antara lain:
1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban
dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain,
terlindung dari pandangan orang (pravacy) dan sebaginya.
2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat,
tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.
3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi
yang tidak menggangu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan
sebagainya.
4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau
kertas pembersih.65
Maka dengan menggunakan jamban sehat termasuk kedalam
perilaku menjaga kebersihan lingkungan. Menurut Depatermen
Kesehatan RI tahun 2007 yang dikutip oleh Prita Eka Pratiwi,
bahwa:
Dengan menggunakan jamban maka dapat menjaga lingkungan
bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air
yang ada disekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau
serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera,
disentri, thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit, dan keracunan. Jenis jamban yang digunakan
adalah jamban cemplung dan jamban tangki septik atau leher
angsa.66
Untuk itu diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan
lingkungannya terutama pada jamban agar terhindar dari berbagai
penyakit yang akan timbul apabila jamban kotor dan berbau.
Penggunaan jamban sehat merupakan satu upaya untuk memelihara
kesehatan dengan membuat tempat tinggal bersih dan nyaman.
65
Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., h. 182.
66
Prita Eka Pratiwi, op.cit., h. 26.
41
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Tabel 2.1.
Hasil penelitian yang relevan
No Nama Penulis/ Tahun/
Judul Hasil Perbedaan
1.
Hartiwi Setia
Rahayu/2015/ Pengaruh
Tingkat Pendidikan
Pedagang Kaki
Lima Terhadap Upaya
Menjaga Kebersihan
Lingkungan Di Objek
Wisata Goa Jatijajar
Kecamatan Ayah
Kabupaten Kebumen
Menurut hasil
penelitian menunjukkan
adanya pengaruh karena
kurangnya pengetahuan
pedagang yang rata-rata
hanya menempuh
pendidikan jenjang
dasar menyebabkan
kurangnya rasa peduli
terhadap kebersihan.67
Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian
yang saya lakukan
terletak pada Variabel
X, dimana pada
penelitian ini Variabel
X tentang Pendidikan
Pedagang Kaki Lima
sedangkan dalam
penelitian saya
Variabel X tentang
pendidikan Ibu
Rumah Tangga. Selain
itu, pada penelitian ini
menggunakan analisis
statistik sedangkan
dalam penelitian yang
saya laukan tidak
menggunakan analisis
statistik. perbedaan
lainnya terdapat pada
pada lokasi
penelitiannya.
2.
Dwi Nurul
Hidayah/2015/
Pengaruh Tingkat
Pendidikan Pedagang
Pasar Taerhadap
Perilaku Lingkungan di
Pasar Gunungpati
Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang, 2015
Berdasarkan hasil
penelitian di dapatkan
hasil bahwa tingkat
pendidikan memiliki
pengaruh yang sangat
tinggi terhadap perilaku
lingkungan di Pasar
Gunungpati 68
Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang
saya lakukan terletak
pada Variabel Y, pada
penelitian ini Variabel Y
tentang perilaku
lingkungan pedagang
Pasar Gunungpati
sedangkan dalam
penelitian yang saya
67
Hartiwi Setia Rahayu, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Kaki Lima Terhadap Upaya
Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Objek Wisata Goa Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten
Kebumen”, Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2015,
tidak dipublikasikan.
68
Dwi Nurul Hidayah, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Pasar Terhadap Perilaku
Lingkungan di Pasar Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”, Skripsi, Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2015, tidak dipublikasikan.
42
lakukan Variabel Y
tentang pemeliharaan
kebersihan lingkungan.
Selain itu, perbedaan
lainnya terletak pada
lokasi penelitiannya.
3.
Rifka Charisa Devi/
2016/ Hubungan
Tingkat Pendidikan
Masyarakat Dengan
Perilaku Pengelolaan
Sampah Di Pemukiman
Nelayan
Kelurahan Bandengan
Kecamatan Kota
Kendal
Ada hubungan yang
signifikan antara tingkat
pendidikan masyarakat
dengan perilaku
pengelolaan sampah di
pemukiman nelayan
Kelurahan Bandengan
Kecamatan Kota
Kendal69
Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian
yang saya lakukan
terletak pada Variabel
X dan Y, pada
penelitian ini variabel
X tentang tingkat
pendidikan
masyarakat dan
variabel Y tentang
perilaku pengelolaan
sampah sedangkan
pada penelitian yang
saya lakukan variabel
x tentang tingkat
danpendidikan ibu
rumah tangga dan
variabel Y tentang
pemeliharaan
kebersihan
lingkungan. Selain itu,
perbedaan lainnya
terletak pada lokasi
penelitiannya.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut.
Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga maka semakin
tinggi pula pengetahuan mereka akan bahaya pencemaran lingkungan,
sehingga akan menimbulkan hasrat untuk selalau menjaga kebersihan
lingkungan, sebaliknya ibu rumah tangga yang berpendidikan rendah maka
69
Rifka Charisa Devi, “Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Dengan Perilaku
Pengelolaan Sampah Di Pemukiman Nelayan Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kendal”,
Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang , 2016, tidak
dipublikasikan.
43
tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang bahaya pencemaran lingkungan
juga rendah, sehingga tidak menjaga lingkungannya dengan baik. Secara
ringkas gambaran penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
)
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tingkat
Pendidikan
Pendidikan Ibu rumah tangga di
Kel. Cipadu Jaya :
1. Tidak Sekolah
2. Lulusan SD
3. Lulusan SMP
4. Lulusan SMA
5. Lulusan Perguruan
Tinggi
Pemeliharaan
Kebersihan
Lingkungan
Menjaga Kebersihan
Lingkungan Tempat Tinggal
meliputi:
1. Rumah Sehat
2. Sarana Air Bersih
3. Pengelolaan Sampah
4. Air Limbah Rumah
Tangga
5. Jamban Sehat
Perilaku Sadar
Lingkungan
Ibu Rumah
Tangga
44
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis nihil (Ho)
Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu
Jaya.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu
Jaya.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Kota Tangerang tepatnya di
Kelurahan Cipadu Jaya. Cipadu Jaya memiliki luas wilayah sebesar
90.72 Ha terdiri dari 57 Rukun Tetangga (RT) dan 8 Rukun Warga
(RW). Adapun gambaran tempat atau lokasi penelitian adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian
LokasiPenelitian
46
2. Waktu Penelitian
Watu pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap, berikut
ini adalah alur kegiatan penelitian. Adapun gambaran kegiatan yang
dilakukan dalam proses penulisan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Sept Nov Des
Seminar
Proposal
Revisi
Proposal
Penyusunan
BAB I
Penyusunan
BAB II
Penyusunan
BAB III
Penyusunan
BAB IV
Penyusunan
BAB V
Ujian
Skripsi
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Dalam hal ini penggunaaan metode kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga terhadap pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi dua,
yaitu variabel independen atau bebas dan variabel dependen atau terikat.
Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
47
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan ibu
rumah tangga. Variabel tingkat pendidikan di peroleh dari pendidikan
terakhir ibu rumah tangga melalui pendidikan formal. Pendidikan formal
di katagorikan dalam beberapa jenjang waktu yaitu SD (6 Tahun), SMP
(3 Tahun), SMA (3 Tahun), dan Perguruan Tinggi (4 Tahun).
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal yang meliputi rumah sehat, sarana air bersih,
pengelolaan sampah, air limbah rumah angga dan jamban.
Gambar 3.2 Skema Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
dengan Pemeliharaan Kebersihan Linkungangan Tempat
Tinggal
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
rumah tangga yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya. Berdasarkan data
resmi kelurahan Cipadu Jaya, jumlah keseluruhan ibu rumah tangga
pada tahun 2016 berjumlah 3.295.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2012, h.
80.
Variabel X
(Tingkat Pendidikan Ibu
Rumah Tangga)
Variabel Y
(Pemeliharaan
Kebersihan Lingkungan
Tempat Tinggal)
48
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagian ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan Cipadu
Jaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling
yaitu “pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek di
dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama”.2 Dalam
penelitian ini menggunakan pengambilan sampel teknik random
sampling sebesar 10%. Untuk menentukan jumlah sampel untuk
menetukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :
Dimana:
n = Jumlah sampel.
N = Jumlah populasi.
e = Toleransi kesalahan3
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat
diambil sebagai berikut:
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2010), h. 177
3 Failasufa Dhiyaul Fatih, “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap dan Perilaku
Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal di Desa Klaling
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus”, Skripsi Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang , 2015, h. 22, tidak dipublikasikan.
49
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Menurut Sofyian, “Observasi atau pengalaman langsung adalah
kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung
terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan
penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek
penelitian tersebut”.4 Metode observasi ini dingunakan untuk
memperoleh data tentang gambaran lokasi penelitian dan hubungan
tingkat pendidikan ibu rumah tangga dalam pemeliharaan lingkungan.
2. Angket
Menurut Nana, “Angket atau kuesioner (questionnarie) merupakan
suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya-jawab dengan resonden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden”.5
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert untuk
mengukur sikap, perilaku, pendapat dan persepsi individu tentang
fenomena sosial. Skala tersebut menggunakan kategori. Pengisian skala
didasarkan pada alternatif jawaban yang ada dalam skala. Pernyataan
dalam skala terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Untuk
mengethaui lebih jelas skala penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.2.
4 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif:Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17,(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), h. 42
5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 219
50
Tabel 3.2
Alternatif Jawaban
Pilihan Jawaban Item Positif Item Negatif
Selalu 5 1
Sering 4 2
Kadang-Kadang 3 3
Jarang 2 4
Tidak Pernah 1 5
3. Dokumentasi
Menurut Nana, “Studi dokumenter (documentry study) merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan
fokus masalah”.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
tingkat pendidikan ibu rumah tangga dan pemeliharaan kebersihan
lingkungan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga.
F. Instrumen Penelitian
Menurut W. Gulo, “Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk
menggumpulkan data seperti, pengamatan, wawancara, kuesioner,
dokumenter”.7 Dalam pemilihan instrumen agar sesuai dengan metode yang
diterapkan peneliti menggunakan instrumen berupa daftar angket dan
pedoman observasi. Kisi-kisi Instrumen penelitian dan variabel pada
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian dan Pedoman Observasi
a. Kisi-Kisi Angket
Kisi-kisi ini disajikan untuk memberikan informasi tentang
jumlah butir soal yang akan di ujikan dan di analisis. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.
6 Ibid., h. 221.
7 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Grasindo, 2010), h. 123.
51
Tabel. 3.3
Kisi-Kisi Angket
Variabel Indikator Sub Indikator No. Butir
Soal
Tingkat
Pendidikan
Pendidikan
Formal
1. Ijazah terakhir yang
diperoleh ibu rumah
tangga
2. Tahun penyelesaian
pendidikan
1,2
Pemeliharaan
kebersihan
lingkungan
tempat
tinggal
Rumah
Sehat
1. Sosialisai
pemerintah setempat
dalam pemeliharaan
kebersihan rumah
2. Kebersihan rumah
3. Kebersihan dapur
4. Mengingatkan
kelurarga untuk
menjaga kebersihan
rumah
5. Ketersediaan jendela
6. Ketersediaan
ventilasi
7. Ketersediaan
pencahayaan
1, 2, 3, 4,
13, 14, 15,
16,
Sarana Air
Bersih
1. Sumber air minum
& memasak
2. Pengelolaan air
sebelum di minum
3. Sumber air mandi &
mencuci
5, 6, 17
Pengelolaan
Sampah
1. Penggunaan tempat
sampah
2. Pengolahan sampah
3. Pemisahan sampah
4. Pembuangan
sampah
7, 8, 18,
19, 20
Air Limbah
Rumah
Tangga
1. Kebersihan saluran
pembuangan air
limbah
2. Kondisi saluran
pembuangan air
limbah
9, 10, 21,
22
Jamban
Sehat
1. Kebersihan jamban
2. Memberikan cairan
pembersih dan
11, 12, 23,
24
52
pengharum
3. Ketersediaan
Jamban
4. Jarak jamban dari
sumber air
b. Pedoman Observasi
Tabel 3.4
Pedoman Observasi
No. Penilaian
Observasi
Indikator Kriteria
1.
Komponen
Rumah
Langit-Langit
Atau Atap
a. Tidak ada
b. Ada, kotor sulit
dibersihkan dan rawan
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak
rawan kecelakaan
Dinding
a. Bukan Tembok (terbuat
dari antaman/ilalang)
b. Semi
permanen/setengah
tembok/pasang bata
atau batu yang tidak
diplester/papan yang
tidak kedap air
c. Permanen
(tembok/pasang batu
atau bata yang
diplester/papan kedap
air)
Lantai
a. Tanah
b. Papan/anyaman bambu
dekat dengan
tanah/plesteran yang
retak dan berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/
tikar karpet
Jendela Rumah a. Tidak ada
b. Ada
Ventilasi
a. Tidak ada
b. Ada, luas ventilasi
permanen <10% dari
luas lantai
c. Ada, luas ventilasi
53
permanen >10% dari
luas lantai
Lubang Asap
Dapur
a. Tidak ada
b. Ada, luas ventilasi
permanen <10% dari
luas lantai dapur
c. Ada, luas ventilasi
permanen >10% dari
luas lantai dapur (asap
keluar dengan
sempurna) atau ada
exhauster fan dan
peralatan lain yang
sejenis
Pencahayaan
a. Tidak terang, tidak
dapat digunakan untuk
membaca
b. Kurang terang,
sehingga kurang jelas
untuk membaca
c. Terang dan tidak silau,
sehingga dapat
dipergunakan untuk
membaca dengan
normal
2. Sarana
Sanitasi Sarana Air
Bersih
a. Tidak ada
b. Ada dan tidak
memenuhi syarat
c. Ada dan memenuhi
syarat
Sarana
Pembuangan
Air Limbah
a. Tidak ada, sehingga
tergenang tidak teratur
di halaman rumah
b. Ada, dialirkan ke
selokan terbuka
c. Ada, dialirkan ke
selokan tertutup
Sarana
Pembuangan
Sampah
(Tempat
Sampah)
a. Tidak ada
b. Ada dan tidak ada
penutup
c. Ada dan ada penutup
Jamban
(Sarana
Pembuangan
Kotoran)
a. Tidak ada
b. Ada, bukan leher angsa
c. Ada, leher angsa
d. WC duduk
54
3.
Perilaku
Penghuni
Membuka
Jendela Rumah
a. Tidak Pernah
b. Kadang-Kadang
c. Setiap Hari dibuka
Membersihkan
Rumah dan
Halaman
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Membersihkan setiap
hari
Membuang
sampah pada
tempatnya
a. Dibuang ke sembarang
tempat
b. Kadang-kadang
membuang ke
sembarang tempat
c. Setiap hari di buang ke
tempat sampah
2. Definisi Variabel
Menurut Arikunto, “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian”.8 Variabel pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Tingkat Pendidikan
1) Definisi Konseptual
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang di
tempuh seseorang dalam memperoleh pendidikan formal, yang
meliputi; Tidak Sekolah atau Tidak Tamat SD, SMP, SMA,
maupun perguruan tinggi. Tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang. Tingkat
pendidikan yang tinggi dapat memudahkan seseorang menerima
informasi yang di dapatnya yang kemudian diaplikasikan dalam
kehidupannya sehari-hari.
2) Definisi Operasional
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh ibu rumah
tangga dalam memperoleh pendidikan formal. Tingkatan ini
diukur dari tingkatan yang paling rendah sampai tingkat yang
8 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 161.
55
paling tinggi, yaitu Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD, SD, SMP,
SMA, maupun perguruan tinggi.
b. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
1) Definisi Konseptual
Pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal adalah
suatu usaha atau kegiatan untuk menjadikan lingkungan sekitar
menjadi lebih baik dengan cara memeliharanya agar bebas dari
debu, kotoran, sampah, dsb. Pemeliharan kebersihan lingkungan
tempat tinggal meliputi pemeliharaan kebersihan rumah,
pengelolaan sampah yang baik, pengelolaan air bersih,
pengelolaan saluran pembuangan limbah rumah tangga,
pengelolaan jamban sehat, dsb.
2) Definisi Operasional
Pada penelitian ini, pemeliharaan kebersihan lingkungan
tempat tinggal dilihat dari perilaku ibu rumah tangga dalam
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di
Kelurahan Cipadu Jaya dengan indikator penilaian rumah bersih
dikategorikan sebagai berikut:
(1) Perilaku dalam memelihara kebersihan dan kesehatan
rumah
(2) Perilaku terhadap tersedianya air bersih
(3) Perilaku dalam pengelolaan sampah
(4) Perilaku dalam pemeliharaan air limbah rumah tangga
(5) Perilaku dalam pemeliharaan jamban sehat
56
G. Teknik Analisis Data
Dalam sebuah penelitian, analisis data merupakan bagian terpenting
dalam penelitian. Metode analisis data yang akan digunakan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Instrumen Analisis
a. Uji Validitas
Menurut Danang Sunyoto, “Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”.9
Rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment
dengan cara :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = Jumlah subyek
Σχ = Jumlah skor tiap soal
Σχ = Jumlah kuadrat tiap soal
Σγ = Jumlah skor total
Σγ = Jumlah kuadrat skor total
Untuk menentukan valid tidaknya suatu instrumen dilakukan
analisis data hasil uji instrumen dengan menggunakan koefesien
korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen. Dan dalam
pengujiannya menggunakan kriteria batas minimum pernyataan yang
diterima yaitu ∝ diketahui r hitung > r tabel. Jika rhitung
> rtabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan valid.
9 Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h. 89.
57
b. Uji Reliabilitas
Menurut Syamsir Salam, “reliabilitas dipakai untuk
menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih”.10
Untuk menguji
Reliabilitas menggunakan rumus alpha sebagai berikut:
r11 =
–
Keterangan :
r11 = Koefesien reliabilitas lnstrumen
k = Jumlah butir pertanyaan
Σσb² = Jumlah varians butir
σt² = Varians total
2. Uji Asumsi Dasar
Sebelum pada tahap pengujian hipotesis untuk memenuhi
persyaratan perlu adanya uji prasyaratan, yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, yang
digunakan untuk menguji normalitas data adalah statistik
Kolmogrov-Smirnov. Peneliti menggunakan program SPSS Versi 20
dalam pengujian normalitas data.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
populasi bervarians homogen atau tidak. Untuk menganalisis
homogenitas data, peneliti menggunakan uji ANOVA dalam
perhitungan program SPSS Versi 20.
10
Syamsir Salam, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 93.
58
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam pengujian
homogenitas adalah jika nilai signifikasi <0,05, maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data dinyatakan
tidak sama. Jika nilai signifikasi >0,05, maka dikatakan bahwa
varian dari dua atau lebih kelompok populasi data dinyatakan sama.
3. Analisis Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan variabel X dan
Variabel Y, maka dilakukan analisis korelasi product moment.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya.
Dengan asumsi bahwa semakin tingginya tingkat pendidikan maka
kualitas dalam pemeliharaan lingkungan tempat tinggal juga baik.
Asumsi tersebut kemudian dihitung dengan rumus korelasi
Product Moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel
Y = Skor total
X = Skor butir
N = Jumlah subyek
Hasil perhitungan Product Moment kemudian dikonsultasikan
dengan harga rtabel. Kriteria valid jika rhitung lebih besar dari rtabel.
Dalam pengujiannya menggunakan bantuan program SPSS Versi 20.
59
b. Uji t (parsial)
Uji t dilakukan untuk mngetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Dengan rumus
sebagai berikut:
√
√
Keterangan :
t = Skor signifikansi koefisien
r = Koefisien korelasi
n = jumlah data
r2 = Koefisien Determinasi
Dalam pengujiannya nilai thitung dibandingan dengan ttabel pada
taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
1) Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima, artinya variabel X tidak
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel Y.
2) Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak, artinya variabel X
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel Y.
c. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Menurut Algifari, “koefesien determinasi adalah salah satu nilai
statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan pengaruh antara dua variabel”.11
Koefesien determinasi
berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan dari variabel
dependen atau X dalam menerangkan variabel independen atau Y.
Nilai koefesien determinasi adalah antara nol dan satu, jika nilai R2
kecil maka kemampuan variabel dependen atau X dalam
menjelaskan variabel independen atau Y sangat terbatas.
11 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, Dan Solusi, (Jogjakarta: BPFE, 2013), h. 45.
60
H. Hipotesis Statistik
Bila dirumuskan hipotesisnya melalui Ho dan Ha, maka hipotesisnya
ialah sebagai berikut:
HO : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
Keterangan :
HO : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga
dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di
Kelurahan Cipadu Jaya.
Ha : Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu
Jaya.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Cipadu Jaya
1. Kondisi Fisik
a. Letak dan Luas
Kelurahan Cipadu Jaya merupakan salah satu kelurahan yang
berada di Kecamatan Larangan Kota Tangerang. Kelurahan Cipadu
Jaya terletak pada “koordinat 060 15’ 02’’ LS dan 106
0 44’ 27’’
BT”1. Dan berdasarkan kondisi geografis, “Kecamatan Larangan
diperuntukkan untuk kawasan perumahan, perdagangan dan jasa”.2
Luas wilayah Cipadu Jaya sekitar 90.72. Wilayah ini berbatasan
dengan daerah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Gaga dan Kelurahan Cipadu
Sebelah Selatan : Kota Tangerang Selatan
Sebelah Barat : Kelurahan Larangan Selatan
Sebelah Timur : Jakarta Selatan
Peta batas administrasi Kelurahan Cipadu Jaya, dapat di lihat
pada gambar 4.1.
1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang “Batas
Daerah Kota Tangerang Selatan Dengan Kota Tangerang Provinsi Banten”, h. 3.
2 Pemerintah Kota Tangerang, “Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tangerang Tahun 2014-2018”,
(Tangerang : Pemerintah Kota Tangerang, 2014), h. 4.
62
Gambar 4.1
Peta Batas Administrasi
b. Topografi
Kelurahan Cipadu Jaya merupakan bagian dari Kota
Tangerang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor
10 Tahun 2014, diketahui bahwa:
Wilayah Kota Tangerang rata-rata berada pada ketinggian 10 –
18 meter di atas permukaan laut. Bagian Utara memiliki rata-
rata ketinggian 10 meter di atas permukaan laut, sedangkan
bagian Selatan memiliki ketinggian 18 meter di atas permukaan
laut, seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan, dan
Kecamatan Karang Tengah. Dilihat dari kemiringan tanahnya,
sebagian besar Kota Tangerang mempunyai tingkat kemiringan
tanah 0-3% dan hanya sebagian kecil di bagian Selatan kota
kemiringan tanahnya antara 3-8%, yaitu berada di Kelurahan
Parung Serab, Kelurahan Paninggilan Selatan dan Kelurahan
Cipadu Jaya.3
3 Ibid., h. 4.
63
c. Iklim
Kondisi iklim Kota Tangerang, berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014, diketahui bahwa:
Kota Tangerang merupakan daerah beriklim tropis, berdasarkan
pada penelitian di Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang terdapat
data berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara,
dan curah hujan. Volume curah Hujan di Kota Tangerang
selama Tahun 2012 adalah 1.192 mm, dengan curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 249,2 mm sedangkan
banyak hari hujan tertinggi dalam 1 tahun adalah pada bulan
Januari dengan jumlah hari hujan sebanyak 23 hari. Temperatur
udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan rata-
rata 28,50 C. Kelembaban udara tertinggi di Kota Tangerang
terjadi pada bulan Januari dan Desember yaitu sebesar 83,0%.4
d. Kondisi Geologi
Kondisi Geologi Kota Tangerang, berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014, diketahui bahwa:
Secara geologi, Kota Tangerang termasuk dalam Cekungan
Jakarta bagian Barat, yang tersusun oleh endapan alluvium
pantai, endapan delta dan sebagian tersusun dari material
gunung api. Yang berada pada suatu tinggian struktur yang
dikenal dengan sebutan Tangerang High. Tinggian ini terdiri
atas batuan Tersier yang memisahkan Cekungan Jawa Barat
Utara di bagian barat dengan Cekungan Sunda di bagian timur.
Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah permukaan berupa
lipatan dan patahan normal, berarah utara-selatan. Di bagian
timur patahan normal tersebut terbentuk cekungan pengendapan
yang disebut dengan Sub cekungan Jakarta. Batuan yang
menutupi Kota Tangerang merupakan batuan Kuarter yang
terdiri atas Tuf Banten yang tersusun atas tuf, tuf batu lempung,
batu pasir tufan; ditindih oleh endapan kipas alluvium yang
terdiri atas pasir tufan berselingan dengan konglomerat tufan;
endapan pematang pantai yang terdiri atas pasir halus – kasar,
cangkang moluska; serta endapan alluvium yang terdiri atas
bongkah, kerakal, kerikil, pasir halus, dan lempung.5
4 Ibid., h. 12-13.
5 Ibid., h. 5-6.
64
e. Kondisi Hidrologi
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota tangerang, diketahui
bahwa kondisi hidrologi Kota Tangerang yaitu:
Wilayah Kota Tangerang dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai, yaitu
sungai Cisadane, kali Angke dan kali Cirarab, dengan panjang
daerah yang dilalui 32 kilometer. Selain Cisadane, wilayah Kota
Tangerang dialiri oleh beberapa sungai lain seperti Sungai
Cirarab, Kali Ledug yang merupakan anak Sungai Cirarab, Kali
Sabi, dan Kali Cimode, yang berada di sebelah Barat Sungai
Cisadane; serta Kali Pembuangan Cipondoh, Kali Angke, Kali
Wetan, Kali Pasanggrahan, Kali Cantiga, dan Kali Pondok
Bahar yang berada di sebelah Timur. Selain sungai, di Kota
Tangerang juga terdapat danau sebanyak 6 (enam) buah yang
memiliki luas 152,31 Ha dengan kedalaman antara 2,0-3,5 m.
Salah satu danau yang berada di Kota Tangerang adalah Situ
Cipondoh yang berada di Kecamatan Cipondoh, dengan luas
kurang lebih 1,26 Km2. Masyarakat memanfaatkan bagian yang
mengalami pendangkalan di sekitar Situ Cipondoh untuk
kegiatan pertanian lahan basah sehingga perlu kontrol yang
lebih ketat agar tidak beralih fungsi. Selama ini Situ Cipondoh
difungsikan sebagai pengendali banjir, irigasi, cadangan air baku
dan rekreasi. Kondisi Situ Cipondoh saat ini cenderung
mengalami pendangkalan terutama di tepi.6
Pemanfaatan sungai-sungai besar maupun kecil di Kota
Tangerang, yaitu sebagai: “penyediaan bahan baku air bersih untuk
pengembangan instalasi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Tangerang. Persediaan air permukaan tersebut juga
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air kegiatan industri”.7
f. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Tangerang sebagian besarnya adalah
lahan terbuka sebesar 28.424% atau 5.137,530 ha. Peruntukan kedua
adalah pemukiman sebesar 27.383% atau 4.799,249 ha. Yang terdiri
dari pemukiman tidak teratur 15,129% atau 2.752,111 ha dan
6 Ibid., h. 7.
7 Pemerintah Kota Tangerang Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota
Tangerang Tahun 2015, h. 5.
65
pemukiman teratur 11,254% atau 2.047,148 ha. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Tahun 2016
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase
Luas
1. Lahan Terbuka Hijau 5.137,530 28,242%
2. Pemukiman Tidak Teratur 2.752,111 15,129%
3. Kawasan Pertanian 2.474,856 13,605%
4. Lahan Terbuka 2.099,823 11,543%
5. Pemukiman Teratur 2.047,148 11,254%
6. Infrastruktur Wilayah 1.542,613 8,480%
7. Pabrik Industri 762,064 4,189%
8. Kawasan Perairan 539,766 3,264%
9. Fasilitas Umum 424,535 2,334%
10. Sarana Olahraga 208,874 1,148%
11. Gedung Pemerintahan 51,693 0,284%
12. Sarana Pendidikan 36,076 0,198%
13. Sarana Peribadatan 27,994 0,154%
Sumber : Rencana Kerja Daerah (RKPD) Kota Tangerang Tahun
2016
2. Kondisi Sosial
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelurahan Cipadu Jaya memiliki jumlah penduduk sebesar
14.749 jiwa pada tahun 2016. Dengan perincian jumlah penduduk
laki-kali sebesar 7.436 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebesar 7.313 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
66
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 7.436 50%
Perempuan 7.313 50%
Jumlah 14.749 100 %
Sumber : Monografi Kelurahan Cipadu Jaya
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar
penduduk yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya adalah laki-laki.
b. Komposisi Penduduk Bedasarkan Usia
Komposisi penduduk di Kelurahan Cipadu Jaya terdiri dari
berbagai usia yang beragam. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.3.
Tabel 4.3
Komposisi Penduduk Bedasarkan Usia
No Kelompok
Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. 0-4 494 439 987
2. 5-9 505 493 998
3. 10-14 483 474 957
4. 15-19 505 469 974
5. 20-24 607 615 1.222
6. 25-29 709 676 1.385
7. 30-34 779 798 1.577
8. 35-39 729 697 1.426
9. 40-44 579 572 1.151
10. 45-49 510 516 1.026
11. 50-54 449 488 937
12. 55-59 398 433 831
13. 60-64 339 348 687
14. 65-69 185 133 318
15. 70-74 95 83 178
16. >74 70 79 149
Jumlah 7.436 7.313 14.749
Sumber : Data Monografi Kelurahan Cipadu Jaya
67
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar usia
penduduk di Kelurahan Cipadu berkisar 30 tahun sampai dengan 34
tahun. Dan sebagian kecil berusia lebih dari 74 tahun.
Adapun piramida penduduk Kelurahan Cipadu Jaya dapat dilihat
pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
Piramida Penduduk
Sumber: Hasil Pengolahan Data Microsoft Excel
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Penduduk di Kelurahan Cipadu Jaya memiliki suku yang
beragam begitu pula dengan agama. Agama yang dianut adalah
Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No. Agama Jumlah Penganut
Kepercayaan Persentase
1. Islam 15.240 92%
2. Protestan 917 4%
3. Katolik 428 2%
4. Hindu 63 1%
5. Budha 35 1%
Jumlah 16.683 100%
Sumber : Data Monografi Kelurahan Cipadu Jaya
1,000 500 00 500 1,000
0 – 4 tahun 5 – 9 tahun
10 – 14 tahun 15 – 19 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun 35 – 39 tahun 40 – 44 tahun 45 – 49 tahun 50 – 54 tahun 55 - 59 tahun60 – 64 tahun 65 – 69 tahun 70 – 74 tahun
>75 tahun
Piramida Penduduk Kelurahan Cipadu Jaya
Perempuan
Laki-Laki
68
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa mayoritas
penduduk di Kelurahan Cipadu Jaya menganut agama Islam dengan
jumlah 15.240 jiwa, agama Protestan berjumlah 917 jiwa, agama
Katolik berjumlah 428 jiwa, Hindu berjumlah 63 jiwa, dan minoritas
penduduk di Kelurahan Cipadu Jaya menganut agama Budha dengan
jumlah 35 jiwa.
3. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang
berada di Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang. Dalam pengambilan
sampel penenlitian, responden yang menjadi objek penelitian berjumlah
100 orang. Berdasarkan dari data 100 responden ibu rumah yang di dapat
melalui angket, diperoleh data tentang tingkat pendidikan dan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Berikut merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk
mengetahui Hubungan Tingkat pendidikan dengan pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal.
a. Responden Berdasarkan Usia
Adapun untuk mengetahui lebih jelas tentang usia responden
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:
Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Usia
Usia Banyaknya Responden Persentase
20-29 Tahun 14 14%
30-39 Tahun 15 15%
40-49 Tahun 35 35%
50 Tahun 6 6%
>50 Tahun 30 30%
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2017
69
Gambar 4.3
Responden Berdasarkan Usia
Pada Tabel 4.4 dan gambar 4.3 menunjukkan deskripsi
responden berdasrakan pengelompokan usia. Pada tabel tersebut
dapat diketahui bahwa usia terbanyak dalam penelitian ini adalah
responden yang berusia 40 sampai 49 tahun, kemudian responden
yang berusia lebih dari 50 tahun berjumlah 30 orang, usia 30 sampai
39 tahun berjumlah 15 orang, usia 20-29 tahun berjumlah 14 orang.
Dan responden yang berusia 50 tahun berjumlah 6 orang.
b. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga di kelurahan
cipadu jaya rata-rata memiliki tingkat pendidikan formal yang masih
tergolong rendah. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga akan
berpengaruh terhadap pola pikir dan pengetahuan terhadap
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Umumnya,
orang yang berpendidikan tinggi memiliki pola pikir panjang untuk
kedepan. Sedangkan, orang yang berpendidikan rendah hanya
berpikir pendek untuk sekarang. Sehingga, orang yang
berpendidikan tinggi cenderung lebih sadar dan berperilaku baik
terhadap lingkungan disekitarnya.
14%
15%
35%
6%
30%
Responden Berdasarkan Usia
20-29 Tahun
30-39 Tahun
40-49 Tahun
50 Tahun
>50 Tahun
70
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, tingkat pendidikan
formal ibu rumah tangga di Kelurahan Cipadu Jaya rata-rata masih
tergolong rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Tingkat Pendidikan Formal Ibu Rumah Tangga
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
1. Tidak Sekolah atau
Tidak Tamat SD 21 21 %
2. SD 31 31 %
3. SMP 13 13 %
4. SMA 18 18 %
5. Perguruan Tinggi 17 17 %
Jumlah 100 100 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa, Tidak Sekolah
Atau Tidak Tamat SD sebesar 21%, SD sebesar 31%, SMP sebesar
13%, SMA sebesar 18%, dan Peguruan Tinggi sebesar 17%,
sehingga dapat di simpulkan bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan formal yang ditempuh ibu rumah tangga di Kelurahan
Cipadu Jaya adalah SD.
c. Responden Berdasarkan Tahun Penyelesaian Pendidikan
Formal
Disamping informasi tentang tingkat pendidikan formal ibu
rumah tangga berdasarkan kelulusan, perlu diketahui tahun
penyelesaian pendidikan formal responden. Tahun penyelesaian
pendidikan formal di hitung berdasarkan lamanya waktu yang
ditempuh seseorang dalam menyelesaikan pendidikan formal
terakhir. Tahun penyelesaian pendidikan formal terakhir ibu rumah
tangga yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya dapat dilihat pada
tabel 4.7.
71
Tabel 4.7
Tahun Penyelesaian Pendidikan Formal Terakhir Ibu Rumah
Tangga di Kelurahan Cipadu Jaya
NO. Tahun Penyelesaian
Pendidikan Frekuensi Persentase
1. <6 Tahun 21 21%
2. 6 Tahun 31 31%
3. 7-9 Tahun 12 12%
4. 10-12 Tahun 19 19%
5. >12 Tahun 17 17%
Jumlah 100 100 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2017
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 100
responden, 21 orang menempuh pendidikan kurang dari 6 tahun, 31
orang menempuh pendidikan selama 6 tahun, 12 orang menempuh
pendidikan selama 7 sampai 9 tahun, 19 orang menempuh
pendidikan selama 10 sampai 12 tahun, dan 17 orang menempuh
pendidikan lebih dari 12 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyelesaikan pendidikan formal selama
6 tahun.
B. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian bertujuan untuk menyajikan gambaran secara
umum distribusi data. Berdasarkan jumlah variabel pada masalah penelitian,
maka deskripsi data dikelompokan menjadi dua variabel. Kedua variabel
tersebut adalah variabel independen atau tingkat pendidikan ibu rumah tangga
dan variabel dependen yaitu pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal.
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Berikut ini adalah hasil
perhitungan analisis data statistik deskripsi dengan menggunakan SPSS versi
20.
72
Tabel 4.8
Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
Statistics
Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
N Valid 100
Missing 0
Mean 2,79
Median 2,00
Mode 2
Std. Deviation 1,409
Minimum 1
Maximum 5
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kuesioner dari 100
responden menunjukkan data yang valid untuk tingkat pendidikan ibu rumah
tangga (Variabel X) dengan nilai maximum 5 (Perguruan Tinggi) dan nilai
minimum 1 (Tidak Sekolah atau Tidak Tamat SD). Dan nilai rata tengahnya
2,00 rata-ratanya 2,79 dan nilai yang sering muncul adalah 2 dengan standar
deviasi 1,409.
Adapun untuk melihat deskripsi statistik mengenai pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Deskripsi Statistik Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat
Tinggal
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS tahun 2017
Statistics Pemeliharaan_Kebersihan_Lingkungan_Tempat_Tinggal
N Valid 100
Missing 0
Mean 85,1600
Median 83,5000
Mode 79,00a
Std. Deviation 8,16338
Minimum 70,00
Maximum 113,00
73
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kuesioner dari 100
responden menunjukkan data yang valid untuk pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal (Variabel Y) dengan nilai maximum 113,00) dan
nilai minimum 70,00. Dan nilai rata tengahnya 83,5000, rata-ratanya 85,1600
dan nilai yang sering muncul adalah 79,00 dengan standar deviasi 8,16338.
Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai hubungan tingkat
pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan
tempat tinggal.
1. Indikator Tanggapan Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan
Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
Adapun untuk mengetahui tanggapan responden tentang sosialisasi
atau penyuluhan dalam pemeliharaan kebersihan rumah oleh pemerintah
dapat dilihat pada Tabel. 4.10.
Tabel 4.10
Sosialiasi Pemerintah Setempat Dalam Pemeliharaan Kebersihan
Rumah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 0 0%
Sering 0 0%
Kadang-Kadang 4 4%
Jarang 9 9%
Tidak Pernah 87 87%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.10, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
Sosialiasi Pemerintah Setempat Dalam Pemeliharaan Kebersihan Rumah,
dimana dari 100 responden, 0% menyatakan selalu, 0% menyatakan
sering, 4% mengatakan kadang-kadang, 9% menyatakan jarang, dan 87%
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 87% atau 87
responden ibu rumah tangga menilai bahwa Sosialiasi Pemerintah
Setempat Dalam Pemeliharaan Kebersihan Rumah tidak pernah
dilakukan oleh pemerintah setempat. Meskipun kebanyakan responden
menjawab pemerintah tidak pernah melakukan sosialiasi namun 9% dan
74
4% responden menjawab bahwa pemerintah setempat melakukan
sosialiasi pemeliharaan kebersihan rumah meskipun jarang atau
terkadang.
Adapun untuk mengetahui tanggapan responden dalam memelihara
kebersihan rumah dapat dilihat pada Tabel. 4.11.
Tabel 4.11
Membersihkan Rumah Setiap Hari Sebagai Upaya Pemeliharaan
Kebersihan Rumah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 38 38%
Sering 32 32%
Kadang-Kadang 29 29%
Jarang 1 1%
Tidak Pernah 0 0%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.11, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
intensitas membersihkan rumah, dimana dari 100 responden, 38%
menyatakan selalu, 32% menyatakan sering, 29% menyatakan kadang-
kadang, 1% menyatakan jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa 38% atau 38 responden ibu rumah tangga
menilai bahwa inensitas membersihkan rumah dilakukan setiap hari
sebagai upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Namun faktor lain yang menyebabkan 1 responden menjawab jarang
karena responden tersebut tidak dapat meluangkan waktu untuk
membersihkan rumah sehingga menggunakan jasa seseorang untuk
membersihkan rumah.
Adapun untuk mengetahui intensitas responden dalam memelihara
kebersihan dapur, dapat dilihat pada Tabel 4.12.
75
Tabel 4.12
Membersihkan Dapur Setiap Hari
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 57 57%
Sering 17 17%
Kadang-Kadang 24 24%
Jarang 2 2%
Tidak Pernah 0 0%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.12, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
intensitas membersihkan dapur, dimana dari 100 responden, 57%
menyatakan selalu, 17% menyatakan sering, 24% menyatakan kadang-
kadang, 2% menyatakan jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa 57% responden menjawab selalu dan 0%
responden menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas
ibu rumah tangga dalam membersihkan dapur dilakukan setiap hari
sebagai upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Adapun untuk mengetahui responden dalam mengingatkan keluarga
untuk menjaga kebersihan rumah, dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Mengingatkan Keluarga Untuk Menjaga Kebersihan Rumah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 36 36%
Sering 13 13%
Kadang-Kadang 41 41%
Jarang 10 10%
Tidak Pernah 0 0%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.13, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
mengingatkan keluarga untuk menjaga kebersihan rumah, dimana dari
100 responden, 36% menyatakan selalu, 13% menyatakan sering, 41%
menyatakan kadang-kadang, 10% menyatakan jarang, dan 0%
76
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan 41% responden tidak
mengingatkan secara rutin kepada keluarga untuk menjaga kebersihan
rumah, karena sebagain besar responden hanya mengingatkan untuk
menjaga kebersihan rumah ketika rumah tampak kotor.
Adapun untuk mengetahui responden dalam menggunakan air bersih
untuk minum dan memasak, dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel. 4.14
Menggunakan Air Bersih Untuk Minum Dan Memasak
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 78 78%
Sering 12 12%
Kadang-Kadang 8 8%
Jarang 2 2%
Tidak Pernah 0 0%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.14, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
menggunakan air bersih untuk minum dan memasak, dimana dari 100
responden, 78% menyatakan selalu, 12% menyatakan sering, 8%
menyatakan kadang-kadang, 2% menyatakan jarang, dan 0% menyatakan
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 78% responden setiap harinya
menggunakan air bersih untuk minum dan memasak.
Namun faktor lain yang menyebabkan 2% responden menjawab
jarang karena ada sebagian responden yang menggunakan air yang
bersumber dari PDAM yang terkadang airnya keruh dan berbau.
Adapun untuk mengetahui responden memasak air sebelum di
minum,dapat dilihat pada Tabel 4.15.
77
Tabel 4.15
Memasak Air Sebelum Di Minum
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 21 21%
Sering 8 8%
Kadang-Kadang 9 9%
Jarang 24 24%
Tidak Pernah 38 38%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.15, diketahui bahwa tanggapan responden tentang
setiap hari memasak air sebelum di minum, dimana dari 100 responden,
21% menyatakan selalu, 8% menyatakan sering, 9% menyatakan kadang-
kadang, 24% menyatakan jarang, dan 38% menyatakan tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa 38% responden untuk memenuhi keperluan
minum tiap harinya, tidak memasak air terlebih dahulu sebelum di
minum, hal ini di karenakan sebagian besar responden menggunakan air
yang langsung di minum seperti menggunakan air galon.
Adapun untuk mengetahui responden menggunakan tempat sampah
yang tertutup agar tidak menimbulkan bau,dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16
Menggunakan Tempat Sampah Yang Tertutup Agar Tidak
Menimbulkan Bau
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 29 29%
Sering 0 0%
Kadang-Kadang 0 0%
Jarang 0 0%
Tidak Pernah 71 71%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.16, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
menggunakan tempat sampah yang tertutup agar tidak menimbulkan bau,
dimana dari 100 responden, 29% menyatakan selalu, 0% menyatakan
sering, 0% menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan jarang, dan 71%
78
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 71% responden
tidak menggunakan tempat sampah yang memiliki penutup dikarenakan
kebanyakan responden menggunakan pelastik sebagai tempat sampah.
Meskipun demikian 29% responden menggunakan tempat sampah
dengan penutup agar sampah tidak menimbulkan bau dan untuk
mencegah gangguan binatang seperti kecoa, lalat, dan semut.
Adapun untuk mengetahui responden mengolah sampah atau
mendaur ulang sampah menjadi sebuah kerajinan tangan,dapat dilihat
pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17
Mengolah Sampah Atau Mendaur Ulang Sampah Menjadi Sebuah
Kerajinan Tangan
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 0 0%
Sering 0 0%
Kadang-Kadang 2 2%
Jarang 6 6%
Tidak Pernah 92 92%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.17, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
mengolah sampah atau mendaur ulang sampah menjadi sebuah kerajinan
tangan, dimana dari 100 responden, 0% menyatakan selalu, 0%
menyatakan sering, 2% menyatakan kadang-kadang, 6% menyatakan
jarang, dan 92% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa
92% responden tidak pernah mendaur ulang sampah menjadi sebuah
kerajinan tangan. Meskipun demikian 6% dan 2% responden pernah
mendaur ulang sampah meskipun jarang ataupun terkadang
melakukannya.
Adapun untuk mengetahui responden dalam Menjaga Kebesihan
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dengan baik, dapat dilihat
pada Tabel 4.18.
79
Tabel 4.18
Menjaga Kebesihan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Dengan Baik
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 63 81%
Sering 29 16%
Kadang-Kadang 8 3%
Jarang 0 0%
Tidak Pernah 0 0%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.18, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
Menjaga Kebesihan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dengan
baik, dimana dari 100 responden, 63% menyatakan selalu, 29%
menyatakan sering, 8% menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan
jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa
63% responden Menjaga Kebesihan Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL) dengan baik, meskipun 8% responden menyatakan terkadang.
Adapun untuk mengetahui responden dalam membersihkan Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang tersumbat, dapat dilihat pada
Tabel 4.19.
Tabel 4.19
Membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Yang
Tersumbat
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 70 76%
Sering 17 18%
Kadang-Kadang 10 4%
Jarang 3 2%
Tidak Pernah 0 0%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.19, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang
tersumbat, dimana dari 100 responden, 70% menyatakan selalu, 17%
80
menyatakan sering, 10% menyatakan kadang-kadang, 3% menyatakan
jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa
70% responden selalu membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL) apabila mengalami penyumbatan, meskipun 3% responden
menyatakan jarang membersihkan saluran pembuangan air limbah yang
tersumbat.
Adapun untuk mengetahui responden dalam mengingatkan keluarga
untuk membersihkan bak mandi setiap satu minggu sekali, dapat dilihat
pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20
Mengingatkan Keluarga Untuk Membersihkan Bak Mandi Setiap
Satu Minggu Sekali
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 9 10%
Sering 19 12%
Kadang-Kadang 69 56%
Jarang 3 20%
Tidak Pernah 0 2%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.20, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
mengingatkan keluarga untuk membersihkan bak mandi setiap satu
minggu sekali, dimana dari 100 responden, 9% menyatakan selalu, 19%
menyatakan sering, 69% menyatakan kadang-kadang, 3% menyatakan
jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa
69% responden hanya terkadang mengingatkan keluarga untuk
membersihkan bak mandi setiap satu minggu sekali.
Adapun untuk mengetahui responden dalam memberikan cairan
pembersih dan pengharum pada jamban atau WC, dapat dilihat pada
Tabel 4.21.
81
Tabel 4.21
Memberikan Cairan Pembersih Dan Pengharum Pada Jamban Atau
WC
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 58 85%
Sering 10 11%
Kadang-Kadang 32 4%
Jarang 0 0%
Tidak Pernah 0 0%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.21, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
memberikan cairan pembersih dan pengharum pada jamban atau WC,
dimana dari 100 responden, 58% menyatakan selalu, 10% menyatakan
sering, 32% menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan jarang, dan 0%
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 58% responden
selalu memberikan cairan pembersih dan pengharum apabila
membersihkan jamban atau WC agar jamban yang digunakan tidak
menimbulkan bau.
Adapun untuk mengetahui responden dalam menggunakan ventilasi
yang hanya berasal dari jendela, dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22
Menggunakan Ventilasi Yang Hanya Berasal Dari Jendela
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 11 1%
Sering 0 0%
Kadang-Kadang 0 0%
Jarang 17 13%
Tidak Pernah 72 76%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.22, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
menggunakan ventilasi yang hanya berasal dari jendela, dari 100
responden, 11% menyatakan selalu, 0% menyatakan sering, 0%
82
menyatakan kadang-kadang, 17% menyatakan jarang, dan 72%
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 72% responden
mempunyai sumber ventilasi yang lainnya, selain dari jendela.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai membiarkan jendela
rumah tertutup pada pagi dan siang hari, dapat dilihat pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23
Membiarkan Jendela Rumah Tertutup Pada Pagi Dan Siang Hari
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 0 0%
Sering 2 2%
Kadang-Kadang 46 46%
Jarang 20 20%
Tidak Pernah 32 32%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.23, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
membiarkan jendela rumah tertutup pada pagi dan siang hari, dimana dari
100 responden, 0% menyatakan selalu, 2% menyatakan sering, 46%
menyatakan kadang-kadang, 20% menyatakan jarang, dan 32%
menyatakan tidak pernah, dan. Hal ini menunjukkan bahwa 46%
responden terkadang membiarkan jendela rumahnya tertutup pada pagi
dan siang hari.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan
pencahayaan lampu pada pagi dan siang hari, dapat dilihat pada Tabel
4.24.
Tabel 4.24
Menggunakan Pencahayaan Lampu Pada Pagi Dan Siang Hari
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 0 0%
Sering 39 39%
Kadang-Kadang 34 34%
Jarang 15 15%
Tidak Pernah 12 12%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
83
Dari Tabel 4.24, diketahui bahwa tanggapan penggunaan
pencahayaan lampu pada pagi dan siang hari, dimana dari 100 responden,
0% menyatakan selalu, 39% menyatakan sering, 34% menyatakan
kadang-kadang, 15% menyatakan jarang, dan 12% menyatakan tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 39% responden sering menggunakan
pencahayaan lampu sebagai sumber pencahayaan lain dikarenakan
kurangnya pencahayaan dari matahari yang masuk ke dalam rumah.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan dapur
yang tidak memiliki penerangan dan lubang udara (ventilasi) yang baik,
dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25
Menggunakan Dapur Yang Tidak Memiliki Penerangan Dan
Lubang Udara (Ventilasi) Yang Baik
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 44 78%
Sering 0 0%
Kadang-Kadang 0 0%
Jarang 0 0%
Tidak Pernah 56 22%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.24, diketahui bahwa tanggapan penggunaan, dapur
yang tidak memiliki penerangan dan lubang udara (ventilasi) yang baik,
dimana dari 100 responden, 44% menyatakan selalu, 0% menyatakan
sering, 0% menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan jarang, dan 56%
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 56% responden
menggunakan dapur yang tidak memiliki penerangan dan lubang udara
(ventilasi) yang baik.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan air yang
berbau untuk mandi dan mencuci, dapat dilihat pada Tabel 4.26.
84
Tabel 4.26
Menggunakan Air Yang Berbau Untuk Mandi Dan Mencuci
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 2 2%
Sering 10 12%
Kadang-Kadang 7 7%
Jarang 20 19%
Tidak Pernah 61 60%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.26, diketahui bahwa tanggapan penggunaan
penggunaan air yang berbau untuk mandi dan mencuci, dimana dari 100
responden, 2% menyatakan selalu, 10% menyatakan sering, 7%
menyatakan kadang-kadang, 20% menyatakan jarang, dan 61%
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 61% responden
tidak pernah menggunakan air yang berbau untuk mandi dan mencuci.
Adapun untuk mengetahui responden dalm membuang sampah
kering dan sampah basah pada satu tempat sampah, dapat dilihat pada
Tabel 4.27.
Tabel 4.27
Membuang Sampah Kering Dan Sampah Basah Pada Satu Tempat
Sampah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 79 75%
Sering 2 12%
Kadang-Kadang 3 3%
Jarang 6 6%
Tidak Pernah 10 4%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.27, diketahui bahwa tanggapan responden dalam
membuang sampah kering dan sampah basah pada satu tempat sampah,
dimana dari 100 responden, 79% menyatakan selalu, 2% menyatakan
sering, 3% menyatakan kadang-kadang, 6% menyatakan jarang, dan 10%
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 79% responden
85
selalu membuang sampah kering dan sampah basah pada satu tempat
sampah.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai pembakaran sampah
yang telah terkumpul, dapat dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4.28
Membakar Sampah Yang Telah Terkumpul
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 0 0%
Sering 10 10%
Kadang-Kadang 47 47%
Jarang 27 27%
Tidak Pernah 16 16%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.28, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
pembakaran sampah yang telah terkumpul, dimana dari 100 responden,
0% menyatakan selalu, 10% menyatakan sering, 47% menyatakan
kadang-kadang, 27% menyatakan jarang, dan 16% menyatakan tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 47% responden terkadang
membakar sampah yang telah terkumpul apabila sampah telah
menumpuk di tempat sampah.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai pembuangan sampah
di lahan kosong apabila tempat sampah sudah penuh dapat dilihat pada
Tabel 4.29.
Tabel 4.29
Membuang Sampah Di Lahan Kosong Apabila Tempat Sampah
Sudah Penuh
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 0 0%
Sering 6 6%
Kadang-Kadang 7 7%
Jarang 14 14%
Tidak Pernah 73 73%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
86
Dari Tabel 4.29, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
pembuangan sampah di lahan kosong apabila tempat sampah sudah
penuh, dimana dari 100 responden, 0% menyatakan selalu, 6%
menyatakan sering, 7% menyatakan kadang-kadang, 14% menyatakan
jarang, dan 73% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa
73% responden tidak pernah membuang sampah di lahan kosong apabila
tempat sampah sudah penuh.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai kondisi saluran
pembuangan air limbah yang terdapat sampah, dapat dilihat pada Tabel
4.30.
Tabel 4.30
Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Terdapat Sampah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 3 3%
Sering 14 14%
Kadang-Kadang 33 33%
Jarang 26 26%
Tidak Pernah 24 24%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.30, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
kondisi saluran pembuangan air limbah yang terdapat sampah, dimana
dari 100 responden, 3% menyatakan selalu, 14% menyatakan sering,
33% menyatakan kadang-kadang, 26% menyatakan jarang, dan 24%
menyatakan tidak pernah, dan. Hal ini menunjukkan bahwa 33%
responden terkadang mendapati kondisi saluran pembuangan air
limbahnya yang terdapat sampah.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai kondisi saluran
pembuangan air limbah yang menimbulkan bau, dapat dilihat pada Tabel
4.31.
87
Tabel 4.31
Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Menimbulkan Bau
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 1 1%
Sering 7 7%
Kadang-Kadang 86 86%
Jarang 4 4%
Tidak Pernah 2 2%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.31, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
kondisi saluran pembuangan air limbah yang menimbulkan bau, dimana
dari 100 responden, 1% menyatakan selalu, 7% menyatakan sering, 86%
menyatakan kadang-kadang, 4% menyatakan jarang, dan 2% menyatakan
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 86% responden terkadang
mendapati kondisi saluran pembuangan air limbah yang berbau.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan jamban
yang berbau, dapat dilihat pada Tabel 4.32.
Tabel 4.32
Menggunakan Jamban Yang Berbau
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 0 0%
Sering 0 0%
Kadang-Kadang 2 4%
Jarang 36 37%
Tidak Pernah 62 63%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.32, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
penggunaan jamban yang berbau, dimana dari 100 responden, 0%
menyatakan selalu, 0% menyatakan sering, 2% menyatakan kadang-
kadang, 36% menyatakan jarang, dan 62% menyatakan tidak pernah. Hal
88
ini menunjukkan bahwa 62% responden tidak pernah menggunakan
jamban yang berbau.
Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan
septitanck yang dekat dengan sumber air, dapat dilihat pada Tabel 4.33.
Tabel 4.33
Menggunakan Septitanck Yang Dekat Dengan Sumber Air
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 64 64%
Sering 1 1%
Kadang-Kadang 0 0%
Jarang 0 0%
Tidak Pernah 35 35%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017
Dari Tabel 4.33, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai
penggunaan septitanck yang dekat dengan sumber air, dimana dari 100
responden, 64% menyatakan selalu, 1% menyatakan sering, 0%
menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan jarang, dan 35%
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 64% responden
selalu menggunakan septitanck yang dekat dengan sumber air.
C. Pengujian Persyaratan Analisis Dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Instrumen Analisis
a. Uji Validitas
Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 maka
nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r dengan df (degree of
freedom) = n-2, jadi df = 100-2 = 98 maka nilai r tabel = 0,197. Butir
pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Hasil Pengujian
validitas dapat dilihat sebagai berikut.
89
Tabel 4.34
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No. Soal Hasil Hitungan Valid
1 0,229 Valid
2 0,391 Valid
3 0,216 Valid
4 0,347 Valid
5 0,233 Valid
6 0,381 Valid
7 0,302 Valid
8 0,285 Valid
9 0,255 Valid
10 0,261 Valid
11 0,263 Valid
12 0,297 Valid
13 0,203 Valid
14 0,337 Valid
15 0,451 Valid
16 0,402 Valid
17 0,204 Valid
18 0,252 Valid
19 0,308 Valid
20 0,244 Valid
21 0,555 Valid
22 0,234 Valid
23 0,385 Valid
24 0,599 Valid
Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017
Dari Tabel 4.34 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas data
pada tabel product moment menunjukkan semua nomor soal
pernyataan pada kuesioner valid, karena nilai rhitung > rtabel / r (0,05, n-2) =
0,197.
b. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan akan memberikan hasil yang sama jika dilakukan
penelitian secara berulang-ulang. Untuk uji reliabilitas dapat dilihat
pada Tabel 4.35
90
Tabel 4.35
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,618 24
Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017
Berdasarkan Tabel 4.35 dapat diketahui bahwa, nilai reliabel r24
= 0,618 dan nilai rtabel (0,05, 24-2) pada tabel product moment = 0,195.
Ternyata dari hasil pengujian r24 = 0,618 > rtabel = 0,423, sehingga
instrumen penelitian dinyatakan reliabel.
2. Uji Asumsi Dasar
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini
menggunakan kurva P-Plot dan one-sample kolmograv sminov test
SPSS Versi 20 untuk memprediksi apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Kurva dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4
Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017
91
Berdasarkan hasil analisis data pada Gambar 4.4 kurva normal
P-Plot, dapat diketahui bahwa terlihat titik-tikik pada gambar yang
mengikuti garis dan titik-titik pada gambar tersebut berada tidak jauh
dari garis diagonalnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang
diperoleh dari hasil penelitian ini berdistribusi normal.
Selain uji kurva, uji normalitas juga dapat dibuktikan melalui
tabel one-sample kolmograv sminov test. Untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat pada Tabel 4.36.
Tabel 4.36
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 6,98958813
Most Extreme Differences
Absolute ,104
Positive ,104
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z 1,043
Asymp. Sig. (2-tailed) ,227
Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov Z adalah sebesar 1,043 dan signifikasi pada
0,227. Apabila dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 5%
(0,05), maka nilai signifikansi tersebut lebih tinggi dari taraf
signifikansi sebesar 0,05. Sehingga adapat disimpulkan bahwa
sebaran data tidak menunjukkan adanya penyimpangan atau dapat
dikatakan normal.
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
92
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
sampel yang diperoleh dari beberapa varian populasi yang sama atau
tidak. Untuk menganalisis homogenitas data, digunakan uji Anova
dalam program SPSS Versi 20.
Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikasi >0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data
adalah sama. Sebaliknya jika nilai signifikasi <0,05 maka data
tersebut tidak sama atau tidak homogen. Rekapitulasi hasil uji
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.37.
Tabel 4.37
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Pemeliharaan Kebersihan Tempat Tinggal
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,999 4 95 ,412
Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017
Berdasarkan tabel 4.37, dapat diketahui bahwa pengujian nilai
signifikansi adalah 0,412, hal ini menunjukkan bahwa nilai
signifikasi >0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki
varian yang sama.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Koefesien Korelasi
Pengujian koefesien korelasi dilakukan untuk mengetahui besar
kecilnya atau kuat lemahnya antara variabel X dengan Variabel Y.
Pada penelitian ini perhitungan koefesien korelasi menggunakan
rumus product moment dari person dengan menggunakan SPSS
Versi 20. Berikut ini adalah tabel hasil analisis korelasi variabel X
dengan variabel Y.
93
Tabel 4.38
Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi
Correlations
Tingkat
Pendidikan
Ibu Rumah
Tangga
Pemeliharaan
Kebersihan
Tempat
Tinggal
Tingkat Pendidikan Ibu
Rumah Tangga
Pearson
Correlation 1 ,517
**
Sig. (2-
tailed)
,000
N 100 100
Pemeliharaan Kebersihan
Tempat Tinggal
Pearson
Correlation ,517
** 1
Sig. (2-
tailed) ,000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017
Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 4.38, dapat diketahui
kriteria pengujian yang diambil berdasarkan pengambilan keputusan
dengan kriteria sebagai berikut :
Jika nilai signifikasi <0,05, maka berkorelasi
Jika nilai signifikasi >0,05, maka tidak berkorelasi
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat korelasi
dan kekuatan hubungan dalam penentuannya dapat dilihat pada tabel
4.39.
Tabel 4.39
Tingkat Korelasi Dan Kekuatan Hubungan
No. Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1. 0,00-0,199 Sangat Rendah
2. 0,20-0,399 Rendah
3. 0,40-0,599 Sedang
4. 0,60-0,799 Kuat
5. 0,80-0,100 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono dalam Buku Metodelogi Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan RD
94
Berdasarkan hasil dari tabel 4.38 dan 4.39, menujukkan bahwa
hasil yang di dapatkan antara tingkat pendidikan dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal, diperoleh
indeks korelasi “r” product moment sebesar 0,517. Hal ini
menunjukkan ada hubungan anatara variabel X dengan variabel Y,
hubungan tersebut dalam kategori sedang (0,40-0,599). Sedangkan
arah korelasi antara variabel X dengan variabel Y memiliki
hubungan yang positif. Sehingga dapat diketahui bahwa korelasi
antara tingkat pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal adalah hubungan yang berbanding lurus
atau searah, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah
tangga, maka semakin tinggi pemeliharaan kebersihan lingkungan
tempat tinggal.
Selanjutnya, berdasarkan tabel 4.38 dapat dilihat apakah kedua
variabel tersebut signifikasi atau tidak, hasil tabel koefesien korelasi
antara tingkat pendidikan (X) dengan pemeliharan kebersihan
lingkungan tempat tinggal (Y), memiliki hasil sginifikasi yang sama,
yaitu 0,000. Berdasarkan kriteria keputusan maka dapat diketahui
bahwa korelasi dari dua variabel tersebut adalah signifikan, karena
hasil signifikansi lebih kecil dari tingkat alpha, yaitu 0,000<0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat
pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal adalah sedang, signifikan, dan searah.
2. Uji t (parsial)
Uji t dilakukan untuk menentukan keberartian dari koefesien
korelasi. Hasil rekapitulasi uji t dapat dilihat pada Tabel 4.40.
95
Tabel 4.40
Rekapitulasi Hasil Uji t (parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 76,810 1,565 49,095 ,000
Tingkat
Pendidikan
Ibu Rumah
Tangga
2,993 ,501 ,517 5,973 ,000
a. Dependent Variable: Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan
Tempat Tinggal
Sumber : Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017
Uji t (parsial) dilakukan untuk menentukan keberartian dari
koefesien korelasi. Untuk mengujinya dilakukan berdasarkan uji t,
yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara tingkat
pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan
tempat tinggal
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan
dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal
2. Kriteria Pengujian
Jika ttabel < thitung, maka Ho diterima
Jika, thitung > ttabel, maka Ho ditolak
3. Membandingkan thitung dan ttabel
Dari Tabel 4.40 diketahui bahwa thitung sebesar 5,973 dengan
signifikasi sebesar 0,000 yang sesuai persyaratan signifikansi lebih
96
kecil dari 0,050. Jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,984 pada
taraf signifikasi 5% maka thitung lebih besar dari ttabel. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat
hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan ibu rumah
tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal
di Kelurhan Cipadu Jaya, Kota Tangerang.
3. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Koefesien determinasi (R2),
dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi dari variabel tingkat pendidikan dengan
pemeliharaan kebersihan. Adapun hasil koefesien determinasi pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.41.
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara tingkat
pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan
tempat tinggal
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan
dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal
Tabel 4.41
Hasil Uji Koefesien Determinasi
S
Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017
Berdasaarkan tabel 4.41, dapat diketahui bahwa hasil
perhitungan diperoleh nilai determinasi (r2) yang dilihat dari tabel R
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,606a ,367 ,359 7,02516
a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
b. Dependent Variable: Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan
Tempat Tinggal
97
Square yaitu sebesar 0,367 sehingga kontribusi variabel X terhadap
Y sebesar 36,7%. Artinya, bahwa 36,7% variasi skor pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal ditentukan oleh tingkat
pendidikan. Adapun 63,3% dari faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal
di Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang. Angka 0,367 atau
36,7% diperoleh dari rumus Koefesien Detrminasi yaitu KD = r2
x
100% dimana 0,6062
x 100% = 0,367 atau 3,67%
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan oleh
peneliti di Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang, diketahui bahwa tingkat
pendidikan formal ibu rumah tangga di Kelurahan Cipadu Jaya masih
tergolong rendah yaitu sebagian besar tingkat pendidikan responden tamat SD
yaitu sebanyak 31 orang (38%), sedangkan tidak tamat SD 21 orang (21%),
tamat SMA 18 orang (18%), dan yang telah menamatkan sekolahnya di
perguruan tinggi adalah 17 orang (17%), serta ada 13 responden (13%) yang
tamat SMP.
Dilihat dari tahun penyelesaian pendidikan, persentase terbanyak yaitu 6
tahun sebesar 31%, kemudian diikuti <6 tahun sebanyak 21%, 10-12 tahun
sebesar 19%, >12 sebesar 17% dan 7-9 tahun sebesar 12%, Hal ini
menunjukkan bahwa tahun penyelesaian pendidikan masyarakat Cipadu Jaya
tergolong dalam kategori rendah yaitu 6 tahun.
Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif antara tingkat pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan
tempat tinggal. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan dan
analisis data yang dilakukan, dapat diketahui thitung sebesar 5,973 dengan
signifikasi sebesar 0,000 yang sesuai persyaratan signifikansi lebih kecil dari
0,050. Jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,984 pada taraf signifikansi
5%, maka thitung lebih besar dari ttabel (5,973>1,984). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat hubungan
98
secara signifikan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurhan Cipadu Jaya,
Kota Tangerang.
Sedangkan hasil perhitungan uji koefesien korelasi yaitu sebesar 0,517,
dimana tingkat korelasi antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal mempunyai korelasi
yang cukup atau sedang. Sedangkan hasil signifikansi pada koefisien korelasi
memiliki hasil yang sama pada kedua variabel, yaitu 0,000. Artinya karena
hasil signifikansi < dari tingkat alpha, yaitu 0,000 < 0,05, maka hipotesis
yang di terima adalah Ha yaitu ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu
rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di
Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang.
Dan selanjutnya dari hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang
dilihat dari tabel R Square sebesar 0,367 atau sama dengan 36,7%. Hal ini
digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat pendidikan ibu
rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Dan hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal adalah 0,367 atau sama dengan 36,7%,
Artinya, bahwa 36,7% variasi skor pemeliharaan kebersihan lingkungan
tempat tinggal ditentukan oleh tingkat pendidikan. Adapun 63,3% dari faktor-
faktor lain yang mempengaruhi pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang.
Dari hasil perhitungan dan analisis data dapat di interprestasikan bahwa
tingakat pendidikan ibu rumah tangga mempengaruhi pemeliharaan
kebersihan lingkungan tempat tinggal. Secara umum tinggi rendahnya tingkat
pendidikan seseorang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Namun
pendidikan tentang menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal tidak
hanya didapat melalui pendidikan formal saja, sehingga seseorang yang
berpendidikan formal rendah belum tentu perilakunya juga rendah,
pengetahuan yang di dapat tidak melalui pendidikan formal akan memberikan
pengaruh mengenai cara pandang dan perilaku seseorang.
99
Sedangkan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di
Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang. Rata-rata tingkat pendidikan formal
yang ditempuh oleh ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya,
Kota Tangerang adalah tamatan SD dan tidak tamat SD. Dan sebagian kecil
tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan
Cipadu Jaya, Kota Tangerang adalah tamatan SMP. Dan dari hasil observasi
tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal diketahui bahwa,
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal yang dilakukan oleh ibu
rumah tangga sudah cukup baik, hal tersebut dikarenakan sebagain ibu rumah
tangga sudah menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tempat
tinggal agar terhindar dari berbagai penyakit. Meskipun sebagain lain dari ibu
rumah tangga di Kelurahan Cipadu Jaya belum menerapkan perilaku menjaga
lingkungan tempat tinggal dengan baik, seperti halnya melakukan
pembakaran sampah, kondisi saluran pembuangan air yang menimbulkan bau
dan terdapat sampah, menggunakan tempat sampah yang hanya terbuat dari
pelastik dan menggantungnya pada tembok rumah.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan-
keterbatasan yang dihadapi meskipun penelitian ini sudah diusahkan dan
dilakukan sesuai prosedur ilmiah tetapi memiliki keterbatasan antara lain :
1. Keterbatasan dalam penyebaran angket dan memilih responden karena
tidak setiap responden bersedia untuk mengisi kuesioner.
2. Keterbatasan memilih waktu yang tepat dalam penyebaran angket pada
saat responden melakukan aktivitas ataupun beristirahat.
3. Keterbatasan peneliti pada saat menghitung analisis data, sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengelolaan data.
100
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan anatara tingkat pendidikan ibu rumah
tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil perhitungan koefesien korelasi (r) sebesar 0,517 dan
termasuk kategori sedang (nilai rhitung pada rentang 0,40-0,599), dan koefesien
determinasi (r2) sebesar 0,367 dan uji t (parsial) thitung > ttabel pada taraf
signifikasi 5% yaitu 5,973>1,984 (sig. 0,000 < 0,050). Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesil nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal di Kelurhan Cipadu Jaya, Kota Tangerang.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis data menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif anatara tingkat pendidikan dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal, meskipun demikian
variabel tingkat pendidikan bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, tetapi
terdapat faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi, diantaranya faktor
lingkungan, baik lingkungan sosial maupun non sosial. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan gambaran bagi
perguruan tinggi dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
101
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran
dari penulis, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel independen
yang berpengaruh terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat
tinggal.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperluas objek penelitian,
memperluas daerah survei dan memperbanyak ragam sampel sehingga
data yang diperoleh dapat lebih valid.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mempersiapkan lebih banyak
waktu dan tenaga agar proses penelitian berjalan dengan lancar, sesuai
yang diharapkan dan tepat waktu dalam penyajiannya sehingga hasil
penelitian lebih berkualitas.
4. Bagi masyarakat Kelurahan Cipadu Jaya, diharapkan lebih berperan aktif
dalam usaha peningkatan pendidikan ibu sehingga dengan tingginya
tingkat pendidikan ibu diharapkan perilaku pemeliharaan kebersihan
lingkungan tempat tinggal dapat diterapkan dengan baik.
5. Kepada pemerintah setempat atau dinas terkait agar menghimbau atau
memberikan sosialiasi kepada masyarakat Kelurahan Cipadu Jaya untuk
memberikan informasi bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan
tempat tinggal dengan baik.
102
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Algifari. Analisis Regresi Teori, Kasus, Dan Solusi. Jogjakarta: BPFE, 2013.
Al-Qardhawi, Yusuf. Fiqih Thaharah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.
Terjemahan Samson Rahman.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2010.
Bagus Arjana, I Gusti. Geografi Lingkungan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013.
Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC, 2006.
Danim, Sudarwan. Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta, 2010.
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo, 2010.
Hamzah, Syukri, Pendidikan Lingkungan : Sekelumit Wawasan Pengantar, cet I.
Bandung : PT Refika Aditama, 2013.
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Iqbal Mubarak, Wahit Dan Nurul Chayatin. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Kadir, Abdul, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Kencana, 2012.
Marzuki, M. Saleh. Pendidikan Non Formal. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012.
Mulia, Ricki M. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005..
Mulyanto, HR. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007
Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2007.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2013.
Salam, Syamsir. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
103
Siregar, Sofyian. Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta PT
Bumi Aksara, 2013.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2013.
Soemirat, Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2011.
Soerjani, Moh, Rofiq Ahmad dan Rozy Munir, Lingkungan : Sumber Daya Alam
Dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta : UI-Press, 2008.
Sontang Manik, Karden Eddy. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : PT Ikrar
Mandiriabadi, 2009.
Soyomukti, Nurani. Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, 2012.
Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Kencana, 2013.
Sunyoto, Danang. Uji Khi Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
Syaripudin, Tatang. Landasan Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012.
Tatang, S. Ilmu Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia, 2012.
Tirtarahardja, Umar. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Tritarahardja, Umar dan S.L.La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2012.
104
Sumber Skripsi:
Atik Wildayati, Isna. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar Studi PAI Di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang
Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang, Semarang, 2012.
Charisa Devi, Rifka. “Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Dengan Perilaku
Pengelolaan Sampah Di Pemukiman Nelayan Kelurahan Bandengan
Kecamatan Kota Kenda”l, Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang, 2016. Tidak dipublikasikan.
Dhiyaul Fatih, Failasufa. “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap
dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan
Lingkungan Tempat Tinggal di Desa Klaling Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus”, Skripsi Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang, 2015. Tidak dipublikasikan.
Eka Pratiwi, Prita. “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Tatanan Rumah
Tangga Masyarakat Using”, Skripsi pada Bagian Promosi Kesehatan Dan
Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, 2015.
Tidak dipublikasikan.
Kamal, Fitrul. “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah
Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Dengan Perilaku Pembuangan
Sampah Pada Masyarakat Sekitar Sungai Beringin Di Rw 07 Kelurahan
Wonosari Kecamatan Ngaliyan”. Skipsi, Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Semarang, 2009. Tidak dipublikasikan.
Nurul Hidayah, Dwi. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Pasar Taerhadap
Perilaku Lingkungan di Pasar Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang”, Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Semarang, 2015. Tidak dipublikasikan.
Setia Rahayu, Hartiwi. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Kaki Lima
Terhadap Upaya Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Objek Wisata Goa
Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen”, Skripsi Jurusan
105
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Semarang,
2015. Tidak dipublikasikan.
Sugianto Putra, Heri. “Pengaruh Pendidikan Formal, Perhatian, Serta Pendapatan
Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Tik Siswa Kelas X Sman 2
Ngabang”, Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,
2014. Tidak dipublikasikan.
Sumber Jurnal :
Budi Sasongko, Endar dkk., “Kajian Kualitas Air dan Penggunaan Sumur Galih
oleh Masyarakat di Sekitar Sungai Kaliyasa Kabupaten Cilacap”. Jurnal
Ilmu Lingkungan. Volume. 12 issue 2. 2014.
Deny Yoga Pratama, Wayan, dkk., “Analisis Perubahan Penggunaan Air Minum
Sebelum Dan Setelah Kenaikan Tarif PDAM Kota Denpasar”. Jurnal
Ilmiah Elektronik Infrastuktur Teknik Sipil. Volume 2. No.2. April 2013.
Hadi Atmoko, T. Prasetyo. “Peningkatan Higiene Sanitasi Sebagai Upaya
Menjaga Kualitas Makanan Dan Kepuasan Pelanggan Di Rumah Makan
Dhamar Palembang”. Jurnal Khasanah Ilmu. Volume 8 No. 1. 2017.
Haslinah. “Pengelolaan Terpadu Air Limbah Rumah Tangga Pada Tingkat RT di
Kota Makassar”. Jurnal ILTEK, Volume 8.Nomor 15. April 2013.
Keman, Soedjajadi. “Enam Kebutuhan Fundamental Perumahan Sehat”.Jurnal
Kesehatan Lingkungan. Vol.3. No.2. Januari 2007.
Nazaruddin, “Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Menciptakan
Kebersihan Lingkungan Di Kota Pekanbaru Studi Kasus Kelurahan
Simpang Baru”. Volume 1 No. 2. Oktober 2014.
Suparto.“Persyaratan Lingkungan Hunian Sehat, Fakultas Pendidikan Teknologi
Dan Kejuruan, Ikip Veteran Semarang”. Vol : XXII. No : 1 Mei 2015.
Sumber Peraturan dan Undang-Undang :
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal.
106
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Persyaratan Kesehatan Perumahan, Tahun
1999.
Pemerintah Kota Tangerang Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kota Tangerang Tahun 2015.
Pemerintah Kota Tangerang. “Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun
2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Tangerang Tahun 2014-2018. Tangerang : Pemerintah Kota Tangerang,
2014.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012
Tentang “Batas Daerah Kota Tangerang Selatan Dengan Kota Tangerang
Provinsi Banten”.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang No. 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan.
Sumber Internet :
Kelurahan Cipadu Jaya, diakses pada http:// www.wikiwand.com/id/ Cipadu_
Jaya,_ Larangan,_Tangerang, dilihat pada 24 November 2016, pukul
11.10 WIB.
107
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
Yth. Ibu
Di Kelurahan Cipadu Jaya
Kecamatan Larangan
Kota Tangerang
Assalamu’alaikum wr. Wb
Dalam rangka penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul
“Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan Pemeliharaan
Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan
Larangan, Kota Tangerang”, maka saya mohon bantuan Ibu untuk mengisi angket
ini.
Data dari instrumen ini akan digunakan sebagai data penelitian untuk
menyusun skripsi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kerahasiaan angket
ini akan saya jaga. Untuk itu saya mohon bantuan Ibu untuk mengisi angket ini
apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Semoga bantuan Ibu bermanfaat
bagi saya. Atas bantuan dan kerjasama Ibu dalam mengisi angket ini, saya
ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr. Wb
Tangerang, Oktober 2017
Hormat saya,
Lillah
1113015000078
108
I. Petunjuk Pengisian Angket:
Sebelum mengisi angket ini bacalah terlebih dahulu dengan teliti.
Berdasarkan atas pengalaman Ibu, berilah tanda (√ ) pada bobot alternatif
jawaban yang paling sesuai dengan kondisi atau kenyataan diri anda
sebenarnya. Tiap alternatif jawaban masing-masing memiliki bobot nilai
sebagai berikut:
a. Pernyataan Positif :
Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 5, Sering (SR) diberi
nilai 4, Kadang-Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nilai 2, dan
Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1.
b. Pernyataan Negatif :
Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 1, Sering (SR) diberi
nilai 2, Kadang-Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nilai 4, dan
Tidak Pernah (TP) diberi nilai 5.
II. Identintas Responden
1. No. Responden :
2. Nama :
3. Alamat :
4. Usia :
5. Pekerjaan :
III. Daftar Pernyataan
A. Tingkat Pendidikan
1. Pendidikan Formal Terakhir Yang Di Tempuh
Tidak Sekolah/ Tidak Tamat SD SD
SMP SMA Perguruan Tinggi
2. Tahun Penyelesaian Pendidikan
<6 Tahun 6 Tahun 7-9 Tahun
10-12 Tahun > 12 Tahun
109
B. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD J TP
A. Pernyataan Positif (+)
1.
Pemerintah setempat mengadakan
sosialisasi dalam pemeliharaan
kebersihan rumah yang baik di
daerah anda
2.
Membersihkan rumah setiap hari
sebagai upaya pemeliharaan
kebersihan rumah
3. Membersihkan dapur setiap hari
4. Mengingatkan keluarga untuk
menjaga kebersihan rumah
5. Menggunakan air bersih untuk
minum dan memasak
6. Setiap hari memasak air sebelum di
minum
7. Menggunakan tempat sampah yang
tertutup agar tidak menimbulkan bau
8.
Mengolah sampah atau mendaur
ulang sampah menjadi sebuah
kerajinan tangan
9.
Menjaga Kebesihan Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL)
dengan baik
10. Membersihkan Saluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL) yang tersumbat
11.
Mengingatkan keluarga untuk
membersihkan bak mandi dan
jamban atau WC setiap satu minggu
sekali
12. Memberikan cairan pembersih dan
pengharum pada jambanWC
B. Pernyataan Negatif (-)
13. Menggunakan ventilasi yang hanya
berasal dari jendela
14. Membiarkan jendela rumah tertutup
pada pagi dan siang hari
110
15. Menggunakan pencahayaan lampu
pada pagi dan siang hari
16.
Menggunakan dapur yang tidak
memiliki penerangan dan lubang
udara (ventilasi) yang baik
17. Menggunakan air yang berbau untuk
mandi dan mencuci
18.
Membuang sampah kering dan
sampah basah pada satu tempat
sampah
19. Membakar sampah yang telah
terkumpul
20. Membuang sampah di lahan kosong
apabila tempat sampah sudah penuh
21. Kondisi saluran pembuangan air
limbah terdapat sampah
22. Kondisi saluran pembuangan air
limbah menimbulkan bau
23. Menggunakan jamban yang berbau
24. Menggunakan septitanck yang dekat
dengan sumber air
ANGKET PENELITIAN
['etunj uk Pengisian Angket:
Sebelum nrengisi angket ini bacalah terlebih dahulu dengan teliti. Berdasarkan
atas pengalaman lbu, berilah tanda (! ) pada bobot alternatifjawaban yang paling
sesuai dengan kondisi atau kenyataan diri anda sebenarnya. Tiap alternatif
jawaban masing-masing memiliki bobot nilai sebagai berikut:
Pernyataan Positif :
Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 5, Sering (SR) diberi nilai 4, Kadang-
Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nllai2, dan Tidak Pemah (TP) diberi
nilai l.
Pernyataan Negatif :
lJntuk jau'aban Selalu (SL) diberi nilai 1, Sering (SR) diberi nilai 2, Kadang-
Kadang (KD) diberi r-rilai 3, Jarang (J) diberi nilai 4, dan Tidak Pemah (TP) diberi
nilai 5.
ldentintas Responden
1. No. Responden
2. Nama
3. Alamat
4. Usia
5. Pekerjaan
lno' l;nqJ\- KR- wohtA V.,'o*gr^
g4 tuhun
6urts
降、のス/を 融・2°
Tingkat Pendidikan
l. Pendidikan Formal Terakhir Yang Di Tempuh
ridak Sekolah t_] sD/Sederajat [-l SMP/Sederuiu,f--l
SMA/Sede.uJut [--l Perguruan Tinggi Z
2.'fahun Penyelesaian Per-rdidikan
0-5 Tatrun E < 6 Tatrun tI 7-9 Tahun Ero-r2 Tahun E > 12 Tahun!
B. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
No. PernyataanAlternatif Jawaban
SL .SRЮ J TP
A. Pernyataan Positif (+)
IPemerintah setempat mengadakan
sosialisasi dalam pemeliharaan kebersihanrumah yang baik di daerah anda
/
つ4
Mernbersihkan rumah setiap hari sebagai
upaya pemeliharaan kebersihan rumah /3. Membersihkan dapur setiap hari /
4.Mengingatkan keluarga untuk menjaga
kebersihan rumah /
5.Menggunakan air bersih untuk minum dan
memasak/
6. Setiap hari memasak air sebelum di minum /
7.Menggunakan tempat sampah yang
tertutup agar tidak menimbulkan bau /
8.Mengolah sampah atau mendaur ulang
sampah menjadi sebuah keraiinan tangan /
9.ivlenjaga Kebesihan Saluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL) dengan baik /
10.Membersihkan Saluran Pembuangan AirLimbah (SPAL) yang tersumbat /
Mengingatkan keluarga untuk
membersihkan bak mandi dan jamban atau
WC setiap satu minggu sekali/
つ乙
Memberikan cairan pembersih dan
pengharum pada jambanWC/
B. Pernyataan Negatif (-)
13.Menggunakan ventilasi yang hanya berasal
dari jendela /
14.Mernbiarkan jendela rumah tertutup pada
pagi dan siang hari/
15.Menggunakan pencahayaan lamptt pada
pagi dan siang hari /
16.
Menggunakan dapur yang tidak memiliki
penerangan dan lubang udara (ventilasi)
yang baik/
17. Menggunakan air yang berbau untuk /
mandi dan mencuci
18.Membuang sampah kering dan sampah
basah pada satu temnat sarnpah ノ
19. NIlembakar sampah yang telah tcrkumpul ノ
20.Membuang sampah di lahan kosong
apabila tempat sampah sudah penuh/
21.Kondisi saluran pembuangan air limbah
terdapat sampah/
つ乙
つ4
Kondisi saluran pembuangan air limbah
menimbulkan bau/
23. Menggunakan jamban yang berbau /
24.Menggunakan septitanck yang dekatdengan sumber air
〆
I. Petunjuk Pengisian Angket:
Sebelum mengisi angket ini bacalah terlebih dahulu dengan teliti.
Berdasarkan atas pengalaman Ibu, berilah tanda ({ ) pada bobot alternatif
jawaban yang paling sesuai dengan kondisi atau kenyataan diri anda
sebenarnya. Tiap alternatif jawaban masing-masing memiliki bobot nilai
sebagai berikut:
a. Pernyataan Positif :
Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 5, Sering (SR) diberi
nilai 4, Kadang-Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nilai 2, dan
Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1.
b. Pernyataan Negatif :
Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 1, Sering (SR) diberi
tiLai2, Kadang-Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nilai 4, dan
Tidak Pemah (TP) diberi nilai 5.
[L ldentintas Responden
1. No. Responden
2. Nama
3. Alamat
4. Usia
5. Pekerjaan
く6 Tahun
10‐ 12 Tahun
III. Daftar Pernyataan
A- TingkrtPendidikan
l. Pendidikan Formal Terakhir Yang Di Temptrtr
Tidak
SMP
2. Tahun Penyelesaian Pendidikan
・諄恥SD ”P□
□DS誠』 血
よ S
d
□eS
□□
6 Tahun
>12 Tahun □□
■9 Tahm
B. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
No. PernyataanAlternatif Jawaban
SL SR KD J TP
A. Pernyataan Positif (+) 〆
Pemerintah setempat mengadakan
sosialisasi dalam pemeliharaan
kebersihan rumah yang baik didaerah anda
2.
Membersihkan rumatr setiap hari
sebagai upaya pemeliharaan
kebersihan rumatr″
3. Membersihkan dapur setiap hari ″
4.Mengingatkan keluarga untuk
merf aga kebersihan rumah ″
5,Menggunakan air bersih untuk
minum dan memasak 〆
6.Setiap hari memasak air sebelum diminuur 〆
7.Menggunakan tempat sampah yang
tertutup agar tidak menimbulkan bau /
8.
Mengolah sampah atau mendaur
ular.g sampah menJadi sebuah
彎Q可Ⅲ 興 嬰レ
9.
Menjaga Kebesihan Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL)denganbaik i
″
10。
Membersihkan S aluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL) yang tersumbat /
Mengingatkan keluarga r.rntuk
membercihkan bak mandi danjamban atau WC setiap satu minggusekali
/
12.Memberikan cairan pembersih dan
penghanrm pada j ambanWC ノ
p. Per4yetaan Negatif G)
13.Menggunakan ventilasi yang hanya
berasal darijendela 〆
14.Membiarkan jendela rumah tertutuppadapagidan siang hari /
15.Menggtrnakan pencatrayaan lampu
pada pagi dan siang hari /
16.
Menggunakan dapur yang tidakmemiliki penersmgem dim lubttng
udara (ventilasi) yang baik/
17.Menggunakan air yang berbau untuk
mandi dan mencuci /
18.
Membuang sampah kering dan
sampatr basah pada satu tempat
sampah/
19.Membakar sampah yang telah
termpul /
20.Membuang sampah di lahan kosong
apabila tempat sampah sudah penuh /21.
Kondisi salurall pcmbuangan alr
limbah tcrdapat sampah /
22.Kondisi saluran pembuangan air
limbah menimbulkan bau /23. Menggunakan jamban yang berbau /
24.Menggunakan septitanck yang dekat
dengan sumber air /
111
Lampiran 2
HASIL OBSERVASI
No. Indikator
Penelitian
Kriteria Keterangan
I. Komponen Rumah
1. Langit-Langit
Atau Atap
a. Tidak ada
b. Ada, kotor sulit dibersihkan
dan rawan kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan
kecelakaan
Sebagian besar
responden memiliki
langit-langit atau atap
yang bersih dan tidak
rawan kecelakaan
2. Dinding
a. Bukan Tembok (terbuat dari
antaman/ilalang)
b. Semi permanen/setengah
tembok/pasang bata atau batu
yang tidak diplester/papan
yang tidak kedap air
c. Permanen (tembok/pasang
batu atau bata yang
diplester/papan kedap air)
Dinding yang
digunakan ada yang
permanen dan yang
semi permanen
3. Lantai
a. Tanah
b. Papan/anyaman bambu dekat
dengan tanah/plesteran yang
retak dan berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/tikar
karpet
d. Lantai yang
digunakan terbuat dari
keramik
4. Jendela Rumah a. Tidak ada
b. Ada
c. Tersedianya jendela
rumah
5. Ventilasi
a. Tidak ada
b. Ada, luas ventilasi permanen
<10% dari luas lantai
c. Ada, luas ventilasi permanen
>10% dari luas lantai
Sebagian besar
memiliki ventilasi
permanen <10% dari
luas lantai
6. Lubang Asap
Dapur
a. Tidak ada
b. Ada, luas ventilasi permanen
<10% dari luas lantai dapur
c. Ada, luas ventilasi permanen
>10% dari luas lantai dapur
(asap keluar dengan
sempurna) atau ada exhauster
fan dan peralatan lain yang
sejenis
d. Sebagian besar tidak
memiliki lubang asap
dapur
7. Pencahayaan
a. Tidak terang, tidak dapat
digunakan untuk membaca
b. Kurang terang, sehingga
Kurangnya
pencahayaan yang
masuk ke dalam
112
kurang jelas untuk membaca
c. Terang dan tidak silau,
sehingga dapat dipergunakan
untuk membaca dengan
normal
rumah
II. Sarana Sanitasi I.
9. Sarana Air Bersih
a. Tidak ada
b. Ada dan tidak memenuhi
syarat
c. Ada dan memenuhi syarat
d. Tersedia sarana air
bersih yang memenuhi
syarat
10.
Sarana
Pembuangan Air
Limbah
a. Tidak ada, sehingga
tergenang tidak teratur di
halaman rumah
b. Ada, dialirkan ke selokan
terbuka
c. Ada, dialirkan ke selokan
tertutup
d. Sebagian besar
responden
mengalirkan sisa
pembuangan air
limbah ke selokan
yang terbuka
11.
Sarana
Pembuangan
Sampah (Tempat
Sampah)
a. Tidak ada
b. Ada dan tidak ada penutup
c. Ada dan ada penutup
d. Sebagian besar
menggunakan tempat
sampah yang tidak ada
penutup
12.
Jamban (Sarana
Pembuangan
Kotoran)
a. Tidak ada
b. Ada, bukan leher angsa
c. Ada, leher angsa
d. WC duduk
e. Hampir semua
responden
menggunakan jamban
leher angsa
III. Perilaku Penghuni
13. Membuka
Jendela Rumah
a. Tidak Pernah
b. Kadang-Kadang
c. Setiap Hari dibuka
d. Sebagian besar
responden terkadang
membiarkan
jendelanya tertutup
14.
Membersihkan
Rumah dan
Halaman
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Membersihkan setiap hari
d. Sebagian besar
responden
membersihkan rumah
setiap hari
15.
Membuang
sampah pada
tempatnya
a. Dibuang ke sembarang
tempat
b. Kadang-kadang membuang
ke sembarang tempat
c. Setiap hari di buang ke
tempat sampah
d. Hampir semua
responden setiap hari
membuang sampah
pada tempatnya
113
Lampiran 3
HASIL ANGKET
Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
20-29 14 14,0 14,0 14,0
30-39 15 15,0 15,0 29,0
40-49 32 32,0 32,0 61,0
50 Tahun 6 6,0 6,0 67,0
>50 Tahun 33 33,0 33,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Sekolah atau Tidak
Tamat SD 21 21,0 21,0 21,0
Tamat SD 31 31,0 31,0 52,0
Tamat SMP 13 13,0 13,0 65,0
Tamat SMA 18 18,0 18,0 83,0
Tamat Perguruan Tinggi 17 17,0 17,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Tahun Penyelesaian Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
<6 Tahun 21 21,0 21,0 21,0
6 Tahun 31 31,0 31,0 52,0
7-9 Tahun 12 12,0 12,0 64,0
10-12 Tahun 19 19,0 19,0 83,0
>12 Tahun 17 17,0 17,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
114
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ibu Rumah Tangga 43 43,0 43,0 43,0
Penjahit 13 13,0 13,0 56,0
Pedagang 23 23,0 23,0 79,0
Wiraswasta 8 8,0 8,0 87,0
Guru 6 6,0 6,0 93,0
Karyawan 2 2,0 2,0 95,0
PNS 5 5,0 5,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia 100 23,00 68,00 44,9600 11,96284
Tingkat Pendidikan Ibu
Rumah Tangga 100 1,00 5,00 2,7900 1,40917
Tahun Penyelesaian
Pendidikan 100 1,00 5,00 2,8000 1,41421
Pekerjaan 100 1,00 7,00 2,4700 1,70238
Pemeliharaan_Kebersihan_
Lingkungan_Tempat_Tingg
al
100 78,00 118,00 91,5900 7,11819
Valid N (listwise) 100
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 87 87,0 87,0 87,0
2 9 9,0 9,0 96,0
3 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 1 1,0 1,0 1,0
3 29 29,0 29,0 30,0
4 32 32,0 32,0 62,0
5 38 38,0 38,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
115
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 2 2,0 2,0 2,0
3 24 24,0 24,0 26,0
4 17 17,0 17,0 43,0
5 57 57,0 57,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 10 10,0 10,0 10,0
3 41 41,0 41,0 51,0
4 13 13,0 13,0 64,0
5 36 36,0 36,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 2 2,0 2,0 2,0
3 8 8,0 8,0 10,0
4 12 12,0 12,0 22,0
5 78 78,0 78,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 38 38,0 38,0 38,0
2 24 24,0 24,0 62,0
3 9 9,0 9,0 71,0
4 8 8,0 8,0 79,0
5 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 71 71,0 71,0 71,0
5 29 29,0 29,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
116
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 92 92,0 92,0 92,0
2 6 6,0 6,0 98,0
3 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 8 8,0 8,0 8,0
4 29 29,0 29,0 37,0
5 63 63,0 63,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 3 3,0 3,0 3,0
3 10 10,0 10,0 13,0
4 17 17,0 17,0 30,0
5 70 70,0 70,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 3 3,0 3,0 3,0
3 69 69,0 69,0 72,0
4 19 19,0 19,0 91,0
5 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 32 32,0 32,0 32,0
4 10 10,0 10,0 42,0
5 58 58,0 58,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
117
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 11 11,0 11,0 11,0
4 17 17,0 17,0 28,0
5 72 72,0 72,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 2 2,0 2,0 2,0
3 46 46,0 46,0 48,0
4 20 20,0 20,0 68,0
5 32 32,0 32,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 39 39,0 39,0 39,0
3 34 34,0 34,0 73,0
4 15 15,0 15,0 88,0
5 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 44 44,0 44,0 44,0
5 56 56,0 56,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 2 2,0 2,0 2,0
2 10 10,0 10,0 12,0
3 7 7,0 7,0 19,0
4 20 20,0 20,0 39,0
5 61 61,0 61,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
118
P18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 4 4,0 4,0 4,0
2 6 6,0 6,0 10,0
3 3 3,0 3,0 13,0
4 12 12,0 12,0 25,0
5 75 75,0 75,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 10 10,0 10,0 10,0
3 47 47,0 47,0 57,0
4 27 27,0 27,0 84,0
5 16 16,0 16,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 6 6,0 6,0 6,0
3 7 7,0 7,0 13,0
4 14 14,0 14,0 27,0
5 73 73,0 73,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 3 3,0 3,0 3,0
2 14 14,0 14,0 17,0
3 33 33,0 33,0 50,0
4 26 26,0 26,0 76,0
5 24 24,0 24,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
119
P22
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 1 1,0 1,0 1,0
2 7 7,0 7,0 8,0
3 86 86,0 86,0 94,0
4 4 4,0 4,0 98,0
5 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P23
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 2 2,0 2,0 2,0
4 36 36,0 36,0 38,0
5 62 62,0 62,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 64 64,0 64,0 64,0
2 1 1,0 1,0 65,0
5 35 35,0 35,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
120
Lampiran 4
DESKRIPSI STATISTIK
Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
Statistics
Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
N Valid 100
Missing 0
Mean 2,79
Median 2,00
Mode 2
Std. Deviation 1,409
Minimum 1
Maximum 5
Deskripsi Statistik Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat
Tinggal
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics Pemeliharaan_Kebersihan_Lingkungan_Tempat_Tinggal
N Valid 100
Missing 0
Mean 85,1600
Median 83,5000
Mode 79,00a
Std. Deviation 8,16338
Minimum 70,00
Maximum 113,00
121
Lampiran 5
HASIL REKAPITULASI UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas
No. Soal Hasil Hitungan Valid
1 0,229 Valid
2 0,391 Valid
3 0,216 Valid
4 0,347 Valid
5 0,233 Valid
6 0,381 Valid
7 0,302 Valid
8 0,285 Valid
9 0,255 Valid
10 0,261 Valid
11 0,263 Valid
12 0,297 Valid
13 0,203 Valid
14 0,337 Valid
15 0,451 Valid
16 0,402 Valid
17 0,204 Valid
18 0,252 Valid
19 0,308 Valid
20 0,244 Valid
21 0,555 Valid
22 0,234 Valid
23 0,385 Valid
24 0,599 Valid
1. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,618 24
122
Lampiran 6
HASIL UJI PRASYARATAN ANALISIS
1. Hasil Uji Normalitas
Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 6,98958813
Most Extreme Differences
Absolute ,104
Positive ,104
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z 1,043
Asymp. Sig. (2-tailed) ,227
2. Hasil Uji Homogenitas
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Pemeliharaan Kebersihan Tempat Tinggal
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,999 4 95 ,412
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
123
Lampiran 7
HASIL ANALISIS DATA
1. Uji Koefesien Korelasi
Rekapitulasi Hasil Uji Koefesien Korelasi
Correlations
Tingkat
Pendidikan
Ibu Rumah
Tangga
Pemeliharaan
Kebersihan
Tempat
Tinggal
Tingkat Pendidikan Ibu
Rumah Tangga
Pearson
Correlation 1 ,517
**
Sig. (2-
tailed)
,000
N 100 100
Pemeliharaan Kebersihan
Tempat Tinggal
Pearson
Correlation ,517
** 1
Sig. (2-
tailed) ,000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefesien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,606a ,367 ,359 7,02516
a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
b. Dependen Variabel Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan
Tempat Tinggal
124
Lampiran 8
Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
N
Taraf
Signifikansi N
Taraf
Signifikansi N
Taraf
Signifikansi
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105
21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
125
Lampiran 9
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pengisian Angket Oleh Responden
Bersama Dengan Responden
Rumah Yang Mendapatkan Rumah Yang Kurang Mendapatkan
Pencahayaan Dengan Baik Pencahayaan Dengan Baik
126
Jenis Jendela Yang Setiap Jenis Jendela Yang Jarang di
Pagi dan Siang Selalu di Buka Buka Pada Pagi dan Siang Hari
Dapur Yang Memiliki Ventilasi Dapur yang tidak memiliki ventilasi
Dan Pencahayaan yang baik dan pencahayaan yang tidak baik
Jamban yang bersih dan sehat Jamban yang Kurang bersih dan
Kurang Sehat
127
Jenis-Jenis Tempat Sampah Yang digunakan oleh responden
Sampah Yang di Bakar Sampah yang dibuang di lahan kosong
Mengamati Saluran pembuangan air Mengamati Septictank
Limbah atau selokan
Lampiran l0
Nama
NINl
、ludul
Dosen Pembimbing
LEMBAR UJI REFERENSI
Lillah
I I 13015000078
Hirbungan f ingkat Pendidikan Ibu Rurnah 1-angga Degan
Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di
Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota
Tangerang
1. Dr. H. Nurochim, M.M
2. AndriNoor Ardiansyah, M.Si
No。 Refcrensilbilnbin
2
BAB I
1.
Moh. Soerjani, Rofiq Ahnrad dan Rozy Munir,Lingkungan : Sumber Dula Alam Dan
Kependudukan Dalam P e nt b a n guna n, (J akar, a :
UI-Press. 2008). h.I
2.Undang-Undang No. 32 tcntang Perlindungandan Pengelolaarr Lingkungan Hidup, h 2.
/g/3.
Juli Soclnirat,Kesθ /1α rα
“Z,′gた2777gα4,
(Yogyakalta:Gattahヽ 4ada University Prcss,
2014),h.45 ____
4.
Syukri Hamzah, Penciidikan Lingkungan :
Sckelumit Wawasan Pengautar, cet I (Bandung: PT Refika Aditama.20l3) h. 1
D 乃 j″ ,h.3
6
Hartiwi Setia Raba)'u, "Pengaruh "['ingkat
Pendidikan Pedagang Kaki I-ima -l'erhadap
lJpal,a N{enjaga Kebcrsil.ran I-ingkungan DiObjek Wisata Goa Kccantatatt r\1'ah Kabr-rpatcrl
Kcbunrcn". Slo'ipsi.lurttsan (ieogralr. ['akLrltas
llmu Sosial, UnivcrsiLas Ncgcri Sctttarattg.
Semarang, 2015. h. I
イ
´一
´
7.
Kelurahan Cipadu Jaya, diakses pada http:llwvrw.wikiwand.com/id/ Cipadu_ Jaya,_Larangan,_Tangerang, dilihat pada 24November 20l6,pukul I Ll0 WIB.
BAB II
8.Purwanto, Evaluasi Hasil B el aj ar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,20l3), h. 19. タ
9.Tatang S,llmu Pendidikan, (Bandung : CV.Pustaka Setia,2012), h. 14. φ
10.Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan,(Bandung : Alfabeta, 2010), h. 4.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistern Pendidikan Nasional, h. 1.
つ4
Abdul Kadir,dkk,Dα sα″―Dθ .ゞ
`7′
・′θ沼グ′グ,たθη
(Jakana:Kencana,2012),h59
.3Nurani Soyonrukti, Teori-7.eori P endidikan,(Yogyakarta : Ar-R.uzz Media. 2015), h. 30.
豹ノ
14.
Dedl,Mulyasana, Pendidikatt lle rmutu dan
BardaS,a Soing, (Bandung : P l'llernajaRosdakarya, 20ll), h. 5-6.
15
M. Srrkardjo dan Ukim Kotlar.Lrclin. LandasanPendidikon, (Jakafta: I'T RzSa GraflndoPersada, 2013), h. 14.
16 Tatang S, op.cit., h. 62
笏
17Undang-UndangNo. 20
-fahtrn 2003, op.cit,h3
4-
18 √わ′グ,h6 ″
奉
る
/ク
19.Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern,(Jakarta: PT Indeks, 2013),h.7.
20.
H.M. Saleh Marzuki, Pendidikan Non Formal,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,20l2),h.r37.
つ
4
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, op.cit., h.8.
22. Ibid., h.2.
23. Agoes Dariyo, op.cit., h.8.
24 AI-Qur'an,16;78.
つ
ん
Undarig-Undang No. 20 Tahun 2003, loc.cit.,h2. ρ
26 Ibid., b.6
27
Isna Atik Wildayati, "Pengaruh -fingkat
Pcndidikan Formal Orang Tr.ra 'ferhadap
Prestasi Belajar studi PAI Di sN4P Negeri IAmbarau'a Kab. Semarang Tahun Ajaran201 | 12012", Skripsi pada Institut Agama'lslamNegeri Walisongo Semarang, Semarang, 2012.h. l3-14, tidak dipublikasikan.
つん
Rifka Charisa Devi, "Hubungan TingkatPendidikan Masyarakat Dengan PerilakuPengelolaan Sampah Di Pernukiman NelayanKelurahan Bandengan Kecamatan KotaKenda"l, Sh'ipsi, Jurusan Ceograir. Fakultas
Ilrnr-r Sosial lJniversitas Negeri Scmarang .
201 6, h. I 5- I 6. Tidak dipublikasikan
39. Soekidjo Notoatmodj, op. cit., h. 17 3.
40.
T. Prasetyo Hadi Atmoko, "PeningkatanHigiene Sanitasi Sebagai Upaya MenjagaKualitas Makanan Dan Kepuasan Pelanggan Di
Rumah Makan Dhamar Palembang", Jurnal LKhasanah Ilmu, Volume 8,No. 1,2017,h- 5.
グ
41 ル′″,h.7.
42.
43. fb′″,h.164. ′
44.
Endar Budi Sasongko, dkk.. "Kajran'KualitasAir dan Penggunaan Sumur Galih olehMasyarakat di Sekitar Sungai KaliyasaKabupaten Cilacap", Jurnal Ilmu Lingkungan.Volunre, 12 issue 2,2014,h.72.
45.
Wa1'an Deny Yoga Pratama, dkk., "AnalisisPerubahan Penggunaarr Air Minurn Sebelum
Dan Sctelah Kenaikan Tarif PDAivl KotaDenpasar", Jurnal Ilmiah ElektroriikInliastr.rktur Teknik Sipil. Volutnc 2. No.2 ,
Anril 2013,h.2.
46.
Prita llka Pratiwi, "Perilaku IIidLrp Bersih Dan
Sehat (Phbs) Pada Tatanan ltutlah -fangga
N4asl,arakat Using", Skripsi pada l3agian a/
Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas .l ember,
2015, h. 23-24, tidak dipublikasikan.
47
Karden Eddy' 56n1ung N'Ianik, l'engelolttanLingkungan Hidup, (Jakarta : I)'l' IkrarIvlandiriabadi, 2009). h. 67
48Ari f S trman Iri, K e s e h u t ct n L i n gku ngrrr, (.1 akarta
: Kencana, 2013),h. 62 /
ψBudiman Chandra, op.cit., h. 138.
49. Ibid., h.7l
50 Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., h. l9l-192.
51
Wahit Iqbal Mubarak Dan Nurul Chayatin,Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi,(Jakarta: Salemba Medika, 2009), h. 279-280.
52. Ibid., h.280. ん /
くリ
Fitrul Kamal, "Hubungan Antara TingkatPengetahuan Dan Sikap lbu Rumah Tangga
Tentang Pengelolaan Sampah Deugan PerilakuPen-rbuangan Sampah Pada Masyarakat SekitarSungai Beringin Di R-rv 07 Kclurahan WonosariKecarnatan Ngaliyan". Skipsi, Ji-rrusan IlmuKesehatan Masyarakat, Fakultas Iln-ru
Keolahragaan, Universitas Negcri Semarang,
Sernarang, 20A9, h. 19. Tidak dipublikasikan.
/
54
Haslinah, "Pengelolaan Terpadu Air LimbahRumah I'angga Pada Tingkat RT di KotaMakassar", jumal lLTE,t'r, Voiumc 8, Nomor15, April 2013, h. 108
レ
くフ
くυ Budirr-ran Chandra, op. cit., h. 1 43. ク
56 Ibid., h. 144.
57Ricki M. Mulia, Kesehaton Lingkungan,(Yogyakarta : Graha Ilmu. 2005), h. 83.
″D Soekidjo Noloatmodjo. op.r:it. h. I 82.
59 Prita Eka Pratirvi. olt.cit h.26.
/(/.
η
60.
Hartiwi Setia Rahayu, "Pengaruh Tingkat
Pendidikan Pedagang Kaki Lima Terhadap
Upaya Menjaga Kebersihan Lingkungan DiObjek Wisata Goa Jatijajar Kecamatan AyahKabupaten Kebumen", Slcripsi, Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial UniversitasNegeri Semarang, 201 5, tidak dipublikasikan'
61
Dwi Nurul Hidayah, "Pengaruh Tingkat
Pendidikan Pedagang Pasar Taerhadap Perilaku
Lingkungan di Pasar Gunungpati Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang", Slcripsi, Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Semarang, 2015,tid@
つ4
∠U
Rifka Charisa Devi, "Hubungan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Dengan Perilaku
Pengelolaan Sampah Di Pemukirnan Nelayan
Kelurahan Bandengan Kecamataq Kota
Kendal", Skripsi, Jurusan Geografi. Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Scmarattg ,
20 1 6, tidak dipublikasikan.
∠BAB III
64.
Susiyono,M″θグθ′θ′θ′j′′α,7 κlイα'7′
irar√
」ζfzィ α′′rα′1/1グα′RttD,(Bandun3:Alfセ lbeta,
2012,h.80
65.
Suharsillli Arikunto,P″ θsθグιι″Pθβθ′′′′α4Sνα′ν
Pθη″θたα′α4Prαた′:ム (Jakarta:PT Rincka Cipta,
2010),h.177
66
Failasufa Dhiyaul Fatih, "Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan dengan Sikap dan Perilaku
Ibr-r Rurnzrh Tangga Dalam Penrcliharaan
Kcbersil-iar-r Lingkungan Tempat Tinggal di
Dcsa Klaling Kecamatan .lekulo Kabupaten
Kudlrs", Skripsi Jurusan Geografi, liakultas
Ilrnu Sosial Universitas Negeri Senrarang ,
2015, h. 22, tidak dipublikasikan.
67.
Syof,an Siregar, Stot ist i k I'arametrik Lrntuk
P enel it ian Kuantitat i[: D il e n gkapi de nga n
Perhitungan Manual Dan Aplikasl SPSS Zersi
17 (Jakarta : P'f Burni Aksara, 2013), h. 42 」OO
′0
Nana Svaodih Sukmadillata,Mじ ′θ`/ピ
′θ′?θ ′′′′α,7
ノ)θ″〃′〃′たα′,(Bandun3:P′「 Rcmtta
Rosdakarya,2010),h219
イ
/
69。 fbi滅 ,h.221. ´70。
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT
Grasindo, 2010), h. 123. カ
71 Suharsimi Arikunto, op.cit.,h. l6l. 笏72.
Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & RegresiLlnluk Penelitian, (Yogyakarta: Graha llmu,2010), h. 89.
73.Syamsir Salam, Metodologi Penelitian SosiaL
(Jakarta: UN Jakarta Press, 2006). h. 93.1
77.Algilari, Analisis Regresi Teori. Kusus, Dan
So/u.si, (Jogjakarta: BPFE, 2013), h. 45.
BAB IV
78.
Peraturan Menteri Dalam Negeri P.epublikIndonesia Ncmor 1l Tahun 2012 Tcntang"Batas Daerah Kota Tangerang Selatan Dengan
Kota Tangerang Provinsi Banten", h. 3.
79.
Pernerintah Kota Tangerang, "Peraturan Daerah
Kota Tangerang Nomor 10 TahLrn 2014
Tentang Rencana Pembangunan .lar-rgka
Menengah Daerah Kota Tangerang Tahun2014-2018", (Tangerang : Pemerirltah KotaTarrgerang , 2014),h. 4.
80 Ibid..h.4. ,ry81
Ibid.,l't. l2-13.,// ,/
/ ///
つ乙
OO Ibicl , h. 5-6.
/レ
//
Pemerintah Kota Tangerang Tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) KotaTangerang Tahun 2015, h. 5.
Mengesahkan,
NIP。 195907151984031003
Pembimbing II
NIP。 198403122015031002
つリ
00 ′わ′グ,h.7. ,/u84.
イ
Pembimbing I
KEMENTER:AN AGAMAU:N JAKARTAF:TKJr lrほ J四由 綸 95 Clprar`“ ,2 ra●― a
FORM (FR)
No Dokumen : F:TK‐ FR‐AKD‐ 082
Tq:.Terbl : l Maret 2010
No.Revisi: : 01
Ha
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.0 I iF. 1 /KM.0 I 3 latttf..l2\l7Lamp. : Outline/Sl<ripsiHal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala Kecamatan LarangandiTempat
As salamu' alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakart4 16 Oktober 2017
Lillah1 1 13015000078
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
IX (Sembilan)
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga DenganPemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan
Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di KecamatanLarangan.
Untuk itu kami mohon Bapak/ibu dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak/ibu, kami ucapkan terima kasih.
Was s al amu' al ai kum w r.w b.
Nama
NIMJurusan
Semester
Judul Skripsi
242008011002
KEMENTER!AN AGAMAU:N JAKARTAFITK」l rr tt Jυ allda Alo 95 Clpttl f54イ 2′ndorleJa
FORM(FR)
No Dokumen i FITK‐ FR‐AKD-081
Tgl.丁erbit i l Maret 2010
No.Revisi: : 01
Hal
SURAT BIMBINGAN SKRIPS:
Nomor : Un.O I /F. I/KM .Ot.l t.h!.9.tzotlLamp. : -
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
1. Dr. H. Nurochim, M.M2. Andri Noor Ardiansyah, M.Si
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ass alamu' alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untukpenulisan skripsi mahasiswa:
Jakart■ 27 NIIaret 2017
menjadi pembimbing LII (materi/teknis)
Nama
NIMJurusan
Semester
Judul Skripsi
Lillatt1 1 13015000078
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
VIII (Delapan)
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan
Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal DiKelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, KotaTangerang
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 06 Maret 2017,
abstaV,silo*line terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan keda sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Was s al amu' alaikum wr.w b.
Tembusan:
1.Dekan FITK2. 町 ur Pend.IPS
3.Mahasiswa ybs.
NIP.19730424200801 1012
PEMERINTAH KOTA TANGERANGKECAMMJAN LARANGAN
d(.r/, 81-cipjav/2Ir7Penting
Balasan surat permohonan izin
Penelitian
Nama
NIP
Jabatan
Menerangkan bahwa :
Nama
NIM
J urusa n
Semester
Memang benar telah melakukan penelitian di Kantor Kelurahan Cipadu Jaya, mulai dari
Tanggal, 25 Oktober sampai dengan 30 Oktober 2017. Selama melakukan penelitian di Kelurahan
Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang. Saudari Lillah mempelajari tentang " Hubungan
Tingkat Pendidikan lbu Rumah Tangga dengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat
Tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang".
Demlkian surat Keterangan lzin
sebagaimana mestinya.
Penelitian ini kami buat untuk dapat dipergunakan
KELURAHAN CIPADU JМJl.Perkutut No.17AKodc Pos 15155 Telp.(021)7321518
Cipadu Java′ 24 0ktober 2017
NomorSifat
Lampiran
Perihal
Dengan ini saya yang bertandatangan di bawah ini :
SURYAD:S.IP
196807132010011002
Lurah Cipadu Java
LILLAH
ll13015000078
Pendidikan‖ mu Pengetahuan Sosial(Geogra何 )
9{Sembilan)
Kepada
Yth, Dekan Universitas lslam NegeriSyarif Hidayatullah Fakultas
llmu Tarbiyah dan Keguruan
di
BIODATA PENULIS
Lillah adalah penulis skripsi ini. Penulis lahir pada tanggal 8
September 1995 di Tangerang. Bertempat tinggal di Jl. KH.
Wahid Hasyim Gg. H. Rozak RT.004 RW. 04, Kel. Cipadu
Jaya, Kec. Larangan, Kota Tangerang. Penulis menempuh
pendidikan dimulai dari SDN Cipadu 02 (lulus tahun 2006),
Kemudian SMP di SMP Al-Hikmah (lulus tahun 2009).
Setelah itu, melanjutkan ke MAN 19 Jakarta (lulus tahun
2012) hingga akhirnya dapat menempuh masa kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.