37
1 Hukum Adat Minangkabau Wajib PK Hukum Kemasyarakatan 2 SKS Fakultas Hukum Universitas Andalas P a d a n g Bachtiar Abna, SH.MH

Hukum Adat Minangkabau

  • Upload
    fajri

  • View
    692

  • Download
    48

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hukum Adat Minangkabau

1

Hukum Adat MinangkabauWajib PK Hukum Kemasyarakatan

2 SKS

Fakultas HukumUniversitas Andalas

P a d a n g

Bachtiar Abna, SH.MH

Page 2: Hukum Adat Minangkabau

Tujuan Instruksional UmumSetelah mempelajari mata kuliah Hukum Adat Minangkabau , mahasiswa mengetahui dan menyadari bahwa Masyarakat Minangkabau mempunyai hukum yang unik yang berbeda dengan masyarakat lainnya di Indonesia dengan sistem kekerabatan Matrilineal dan prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Alam Takambang Jadikan Guru. Para alumni Fakultas Hukum yang terdapat di Sumbar ini diharapkan setelah ini mampu menangani kasus-kasus hukum adat yang terjadi di Minangkabau secara tepat dan proporsional, dengan menerapkan hukum adat Minangkabau.

2

Page 3: Hukum Adat Minangkabau

3

Pokok BahasanPokok Bahasan Sub Pokok BahasanSub Pokok Bahasan

1. 1. PendahuluanPendahuluan A.A. Asal usul dari nama MinangkabauAsal usul dari nama Minangkabau

B.B. Sejarah ringkas MinangkabauSejarah ringkas Minangkabau

C.C. Pengertian Minangkabau dan Masyarakat Pengertian Minangkabau dan Masyarakat MinangkabauMinangkabau

D.D. Hukum, Hukum, Adat, Hukum Adat dan Hk Adat Adat, Hukum Adat dan Hk Adat MinangkabauMinangkabau

2.2. Hukum adat dan Hukum adat dan hukum Islam hukum Islam dalam masya-dalam masya-rakat Minang-rakat Minang-kabaukabau

A.A. Pengertian hukum adat MinangkabauPengertian hukum adat Minangkabau

B.B. Pengertian SyarakPengertian Syarak

C.C. Kekuatan berlakunya hukum adat dan syarak di Kekuatan berlakunya hukum adat dan syarak di MinangkabauMinangkabau

3.3. Hukum keke-Hukum keke-rabatan adat rabatan adat MinangkabauMinangkabau

A.A. Sistim Matrillineal dalam masyarakat MinangkabauSistim Matrillineal dalam masyarakat Minangkabau

B.B. Suku paruik dan kaum sebagai persekutuan hukum Suku paruik dan kaum sebagai persekutuan hukum adat Geneologisadat Geneologis

C.C. Keadaan suku paruik dan kaum dewasa iniKeadaan suku paruik dan kaum dewasa ini

Garis-garis Besar Perkuliahan

Page 4: Hukum Adat Minangkabau

4Pokok BahasanPokok Bahasan Sub Pokok BahasanSub Pokok Bahasan4. 4. Nagari sebagai Nagari sebagai

masyarakat hu-kum masyarakat hu-kum adat gene-alogis adat gene-alogis

matrli-neal matrli-neal tritorialtritorial

A.A. Terbentuknya nagari di MinangkabauTerbentuknya nagari di Minangkabau

B.B. Pengertian nagari sebagai persekutuan hukum adatPengertian nagari sebagai persekutuan hukum adat

C.C. Tipe-tipe nagari di MinangkabauTipe-tipe nagari di Minangkabau

D.D. Nagari sebelum penjajahan BelandaNagari sebelum penjajahan Belanda

E.E. Nagari pada zaman penjajahan BelandaNagari pada zaman penjajahan Belanda

F.F. Nagari Setelah Indonesia merdeka sampai 1979Nagari Setelah Indonesia merdeka sampai 1979

G.G. Nagari sejak tahun 1979 sampai tahun 1999Nagari sejak tahun 1979 sampai tahun 1999

H.H. Nagari setelah tahun 1999 sampai sekarangNagari setelah tahun 1999 sampai sekarang5.5. Hukum perkawi-Hukum perkawi-

nan adat Minang-nan adat Minang-kabau kabau

A.A. Pengertian dan makna perkawinan dalam Pengertian dan makna perkawinan dalam masyarakat Minangkabaumasyarakat Minangkabau

B.B. Sistim perkawinan dalam masyarakat MinangkabauSistim perkawinan dalam masyarakat Minangkabau

C.C. Prosedur pelaksanaan perkawinan di MinangkabauProsedur pelaksanaan perkawinan di Minangkabau

D.D. Perkembangan hak dan kewajiban urang sumando di Perkembangan hak dan kewajiban urang sumando di MinangkabauMinangkabau

E.E. Putusnya perkawinan dalam hukum adat Minang-Putusnya perkawinan dalam hukum adat Minang-kabaukabau

Page 5: Hukum Adat Minangkabau

5

Pokok BahasanPokok Bahasan Sub Pokok BahasanSub Pokok Bahasan

6.6. Hukum Tanah Hukum Tanah adat Minang-adat Minang-

kabaukabau

A.A. Pengertian tanah dan pentingnya tanah dlm hukum Pengertian tanah dan pentingnya tanah dlm hukum adat Minagkabauadat Minagkabau

B.B. Jenis jenis hak atas tanahJenis jenis hak atas tanah

C.C. Transaksi tanahTransaksi tanah

D.D. Transaksi yang berhubungan dengan tanahTransaksi yang berhubungan dengan tanah

E.E. Keadaan hukum pertanahan di Minangkabau Keadaan hukum pertanahan di Minangkabau dewasa inidewasa ini

7.7. Hukum harta Hukum harta kekayaan Adat kekayaan Adat MinangkabaMinangkabauu

A.A. Macam macam kekayaan menurut hukum adat Macam macam kekayaan menurut hukum adat MinangkabauMinangkabau

B.B. Mengenai sako dan pusakoMengenai sako dan pusako

C.C. Harato bawaan dan harta tepatanHarato bawaan dan harta tepatan

D.D. Harato suwarangHarato suwarang

E.E. Harato pancarianHarato pancarian8.8. Hukum waris Hukum waris

adat Minang-adat Minang-

kabaukabau

A.A. Sistim kewarisan dalam masyarakat MinangkabauSistim kewarisan dalam masyarakat Minangkabau

B.B. Pewarisan sako dan pusakoPewarisan sako dan pusako

C.C. Kedudukan harato suwarangKedudukan harato suwarang

D.D. Pewarisan harato pancarian Pewarisan harato pancarian

Page 6: Hukum Adat Minangkabau

6

Pokok BahasanPokok Bahasan Sub Pokok BahasanSub Pokok Bahasan

9.9. Hukum perjanji-Hukum perjanji-an adat Minang-an adat Minang-

kabaukabau

A.A. Azas perjanjian dalam hukum adat MinangkabauAzas perjanjian dalam hukum adat Minangkabau

B.B. Ssyarat PerjanjianSsyarat Perjanjian

C.C. Jenis jenis perjanjian Jenis jenis perjanjian

Page 7: Hukum Adat Minangkabau

DAFTAR KEPUSTAKAAN :• Amir MS Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang• Amir MS Masyarakat Adat Minangkabau Terancam Punah• Prof. Mr. M.Nasrun Dasar Falsafah Adat Minangkabau• Muchtar Naim Menggali hukum tanah dan hukum waris di Minangkabau• Chaidir Ali SH Yurisprudensi Sumatera Barat• Christine Dobbin Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan Gerakan Paderi• Prof. Dr. Mr. Iskandar Kamal Sekitar Pemerintahan Nagari Minangkabau dan

Perkembangannya”• Prof . Dr. Hamka Islam dan Adat Minangkabau• M. Rasyid Manggis Dt Rj Pangulu Minangkabau Sejarah Ringkas Dan Adatnya• Ibrahim . Dt Sanggono Dirajo Curai Paparan Adat Minangkabau• Zenwen Pador SH Baganti baruak dengan Cigak Sistim pemerintahan nagari di

Minangkabau• AA Navis Runtuhnya Surau kami• LC. Westenenk De Minangkabausche Nagarij• Komnas HAM, MKRI, FH Unand, Seknas Masy. Hukum Adat Membangun Masa Depan

Minangkabau Dari Perspektif HAM• Basral Hamidy Harahap Greget Tuanku Rao• Schrieke; BJO. Pergolakan Agama di Sumatera Barat : Sebuah Sumbangan Bibliografi

7

Page 8: Hukum Adat Minangkabau

1. Drs . Zuber Usman : Kesusastraan lama Indonesia: dalam buku Tun Sri Lanang berjudul” Hikayat Raja Raja Pasai” : Patih Gajah Mada pergi menaklukkan pulau perca dengan membawa Seekor Kerbau Hikmat yang akan diadu dengan kerbau Patih sewatang perdana mentri kerajan Minangkabau. Patih sewatang menyediakan seekor anak kerbau yang kepalanya diberi tanduk dengan benda tajam dan runcing yang beberapa hari tidak diberi susu oleh induknya, waktu kerbau itu diadu anak kerbau tersebut menyeruduk ke perut kerbau besar sehingga perutnya tembus oleh tanduk yang dipasang pada anak kerbau sehingga saat itu orang orang minang bersorak manang kabau, sehingga disebutlah daerah itu dengan Manangkabau yang akhirnya berobah jadi Minangkabau.Dalam dongeng yang hidup di masyarakat Minangkabau, istilah minang itu adalah benda kecil runcing yang menyerupai tanduk yang dipasang pada kepala anak kerbau sehingga Minangkabau artinya Minang yang dipasang pada kepala anak kerbau, kemungkinan Tun Sri Lanang menuliskan dalam bukunya Legenda yang hidup dalam masyarakat Minangkabau sendiri.

81. A. Asal Usul Nama Minangkabau1. Pendahuluan

Page 9: Hukum Adat Minangkabau

2. Prof Dr Purbacaraka : bukunya riwayat Indonesia : istilah Minangkabau berasal dari Minanga Kabawa / Minanga Tamwan artinya muara sungai , menurut informasi kerajaan minang kabau itu mulanya berpusat pada sebuah muara sungai.

3. M. Joustra : Yang mengutip laporan dari Prot van Der Tuuk, istilah minangkabau berasal dari Minangkhabu yang artinya tanah asal

4. St. M Zein : Berpendapat bahwa Minangkabau berasal dari kata Minanga Kanvar artinya muara kampar, pendapat M Zein berdasarkan pada catatan dari Chan Ju Kua yang pada abad ke 13 pernah berkunjung ke Muara Kampar yang merupakan pelabuhan paling ramai di Sumatra

5. Menurut Prasasti (Batu Bersurat) Kedukan Bukit di Barat Palembang : tertulis : Pada tujuh paro terang bulan yastha enam ratus lima saka yang dipertuan hiang marlapas dari minanga tamwan datang bersuka cita membuat kota Sriwijaya dengan perjalanan suci menyebabkan kemakmuran. Istilah minanga tamwan dalam prasasti itu adalah untuk menyebut minangkabau pada enam ratus lima saka (683 masehi).

9

Page 10: Hukum Adat Minangkabau

6. Prof Dr. M Husein Nainar Prof Dr. M.Husen Nainar, seorang Guru besar di Universitas Madras yang pernah datang ke Minangkabau berpendat bahwa istilah minangkabau berasal dari Menon Khabu, dalam bahasa Malajalam yang dipakai oleh suku Dravida yang hidup di Pegunungan Malabar di dataran tinggi Dekkan yang juga menganut sistim keturunan matrilineal seperti Minangkabau. Menonkhabu itu artinya tanah pangkal, tanah mulia atau tanah permai. Menurut Husein Nainar kemungkinan masyarakat Minangkabau berasal dari suku Dravida

10

Page 11: Hukum Adat Minangkabau

Dari ma titiak palito; di baliak telong nan bataliDari ma datang niniak kito; dari puncak Gunuang Marapi

Prof Dr. Hamka :1. Dalam sejarah Melayu tullisan Tun Sri Lanang : Keturunan Sang

Sapurba yang turun di Bukit Siguntang Mahameru (Palembang) dirajakan di Minangkabau

2. Maharajo dirajo turun dari puncak Gunung Merapi; seperti halnya Orang Jepang turunan dewa matahari; Pasemah : Sipahit Lidah turun dari Berombong Cahaya Matahari;

3. Tahun 453-464 Zaman Maharaja Hsian ke Cina datang utusan Maharaja Pulau Kandali, atau Andali yang ditulis dalam huruf Cina dengan Kandalaih atau Andalaih, yakni Pulau Andalas yang oleh Ibnu Batutah disebut Sumatera yang berpusat di Palembang

4. Tahun 502, 519 dan 520 datang pula utusan Maharaja sriwijaya ke Cina. Dari Sumatera itu disiarkan agama Budha ke Jawan dan Jepang. Di Palembang berdiri Asrama Budha yang besar yang dipimpin oleh Demang Lebar Daun.

111. B. Sejarah Ringkas Minangkabau

Page 12: Hukum Adat Minangkabau

5. Tahun 671 : I Tsing melawat ke kerajaan Sriwijaya yang berdiri di pinggir sungai Mo-shi. Raja sedang pergi perang ke negeri Melayu, Indragiri, Kampar dan Siak.

6. Tahun 1005 ada tulisan yang menyebut Maharaja Palembang itu Maharaja Gunung yang melebarkan sayapnya sampai ke India dan Sailon.

7. Tahun 1275 Karena pertikaian Aliran Budha Hinayana yang berpusat di Palembang dengan Mahayana yang berpusat di Jawa Raden Wijaya dari Singosari menyerang Sriwijaya. Raja Sriwijaya pindah ke utara (antara Jambi dan Sumbar sekarang) dan mendirikan kerajaan Dharmasraya (Jiwa yang bebas). Raden Wijaya memberikan perlindungan atas Dharmasraya dan membawa dua putrinya ke Jawa, Dara Petak (yang tua) bergelar Sri Indrahwari dan Dara Jingga (yang muda) dijadikan permaisuri oleh Raja Maja Pahit bernama Sri Marmadewa. Turunannya nanti menjadi raja di Minangkabau turun temurun (Aditiawarman).

8. Tahun 1286 : Kertanegara mengirim patung Budha ke Minangkabau sebagai tanda hubungan baik, dan kerajaan yang berdiri sendiri dalam lingkungan Majapahit. Patung itu dibawa ke Gedung Arca Jakarta 1935

121.B. Sejarah Ringkas Minangkabau

Page 13: Hukum Adat Minangkabau

9. Tahun 1343, yang menjadi raja Minangkabau adalah Aditiawarman, membuat patung nenek moyangnya Manju Shri (Manja Sari) = yang maha suci, dari emas. Patung di Gedung Arca Berlin. Menurut Catatan Ibnu Bathuthah yang datang ke Pasai Aceh, raja Al Malikus Shalih mengirim utusan ke Muljawa untuk mengajak masuk Islam. Aditiawarman dan Malikus Shalih sezaman, mungkin Muljawa itu ialah Minangkabau, berasal dari kata Melayu-Jawa. Masuknya agama Islam merubah sistem pemerintahan, yaitu rajo tigo selo, rajo alam, adat, dan ibadat. Basa ada Apek Balai, Indomo di Saruaso dan Bandaro atau Titah di Sungai Tarab menjaga adat istiadat lama, sedangkan Tuang Kadi di Padang Gantiang dan Makhudum di Sumaniak menunjukkan negeri telah Islam bertgugas mengadakan hubungan dengan negeri Islam.

10. Tahun 1604 di Pantai Barat (Singkil, Barus, Tiku, Pariaman, Padang, Salido sampai Indopuro terjadi perebutan kekuasaan perdagangan antara Aceh dengan Portugis, ingat Nan Tongga Magek Jabang melawan Sipatokah (Portugis). Raja Pagaruyung tidak lagi mampu mengusai pantai barat sehingga jatuh ke tangan Aceh, sekaligus membawa ajaran Islam.

131.B. Sejarah Ringkas Minangkabau

Page 14: Hukum Adat Minangkabau

11. Shech Burhanudin, Murid Abdurrauf dan Nurudin Arraniri, penganut faham Ahlussunnah, Wihadatussuhud, alam itu bekas kuasa Tuhan datang ke Ulakan Pariaman karena mendengar bahwa Pengaruh Hamzah Fanshuri dan Syamsuddin Samatrani, panganut faham Wihdatul Wujud bahwa alam adalah sebagian dari Tuhan, laksana buih lautan itu sebagian dari ombak, yang berpusat di Cangking.

12. Tahun 1801 (Permulaan abad 19) datang gerakan baru yang amat hebat yang menggoyahkan batu sandi adat istiadat yang disebut Paderi yang datang dari Mekah dimulai oleh Haji Miskin di Pandai Sikek, yang merupakan pengikut kaum Wahabi yang memandang orang Islam yang tidak sealiran dengannya sebagai musuh karenamemperserikatkan Tuhan dengan yang lain. Maka terjadilah Perang Paderi 1801-1826 dan 1826-1837 sampai Bonjol jatuh ke tangan Belanda

141. B. Sejarah Ringkas Minangkabau

Page 15: Hukum Adat Minangkabau

151. C. Pengertian Minangkabau

dan Masyarakat Minangkabau

Menurut Van Volenhoven yang terkenal sebagai Bapak Hukum Adat wilayah Hindia Belanda dahulu terdiri dari 19 adat Rechtkringen/ wilayah hukum adat yaitu : 1. Aceh 2. Gaya Alas, Batak, Nias 3. Minangkabau dan Mentawai 19. Jawa Barat

Wilayah Hukum adat adalah :Suatu wilayah yang didiami oleh sekelompok orang yang corak corak

kehidupan termasuk hukum adat mereka yang hampir bersamaan ditandai oleh : 1. Sistim garis keturunan yang sama

2. Pola pola perkawinan yang sama3. Bahasa pengantar / Bahasa daerah yang sama4. Struktur kemasyarakatan yang sama

Page 16: Hukum Adat Minangkabau

161. C. Pengertian Minangkabau

dan Masyarakat Minangkabau

Dari penjelasan Van Volenhoven itu terlihat Minangkabau adalah salah satu adatrechkring (wilayah hukum adat) yang terdapat di wilayah Hindia Belanda yaitu suatu wilayah yang terletak di Sumatera Tengah bagian Barat, sistem kemasyarakatan Matrilineal, mempunyai bahasa pengantar bahasa Minang, sistim perkawinannya sistim sumando, eksogami dan matrilokal; sedangkan susunan kemasyarakatannya terdiri dari persekutuan hukum adat geneologis berbentuk suku, paruik, kaum yang terhimpun menjadi persekutuan hukum adat territorial yang disebut dengan nagari yang terhimpun pula kedalam Luhak dan RantauDi samping itu Minangkabau digunakan untuk menyebut salah satu etnis dari masyarakat Indonesia, yaitu etnis Minangkabau.

Wilayah Minangkabau pada mulanya didiami oleh masyarakat Minangkabau yang menyebut dirinya sebagai “ urang awak ”

Sekelompok orang laki laki dan perempuan yang ibunya merupakan anggota salah satu suku yang keberadaanya diakui pada salah satu nagari yang ada di Minangkabau.

Page 17: Hukum Adat Minangkabau

171. C. Pengertian Minangkabau

dan Masyarakat Minangkabau

Untuk mengetahui apakah seorang itu urang awak perlu diketahui hal hal sbb :Nama nagari asalnya yang harus dapat menunjukkan salah satu dari nama nagari di

Minangkabau.Mempunyai suku yang diakui keberadaannya di nagari yang bersangkutanMengetahui nama pangulu paruik , dari mana ibunya berasal

Masyarakat Minangkabau Terdiri dari :Rang Kampuang : Masyarakat Minang yang menetap dinageri asalnyaRang Rantau : Masyarakat Minangkabau yang menetap di Nagari lain

1. Rantau Dakek : Masih diwilayah Minangkabau2. Rantau Jauh : Diluar Minangkabau3. Rantau Cino : Masyarakat minang yang tidak tahu lagi asal usulnya

Page 18: Hukum Adat Minangkabau

18

Penggunaan Hukum Dalam Masyarakat• Teori Fisika, hukum archemides, mata hari terbit di

timur• Tata Bahasa -> nun mati disambut dal hukumnya

ekhfa• Tidak ada hukum -> hukum rimba• Teori ekonomi -> hukum ekonomi• Norma agama -> shalat lima waktu hukumnya wajib• Norma Kesusilaan -> orang dilarang dengki• Norma Kesopanan -> setop mobil pakai tangan

kanan, di Jawa harus menjempol• Norma Hukum -> mencuri masuk penjara, tidak bayar

hutang dapat dipaksakan lewat penegak hukum

1. D. Hukum, Adat; Hukum Adat, dan Hukum Adat Minangkabau

Page 19: Hukum Adat Minangkabau

19

Sebagai norma hukum, hukum adalah setiap kesepakatan antara dua atau lebih manusia tentang apa yang boleh, wajib atau dilarang dilakukan di antara mereka serta padahan yang ditimpakan secara nyata kepada orang yang melanggarnya.

Ada tiga kelompok pandangan orang mengenai hukum :1. Pandangan Normatif-> Utrecht : Hukum ialah himpunan

peraturan yang ditetapkan oleh penguasa masyarakat yang wajib ditaati oleh setiap anggota masyarakat, siapa yang melanggar dikenakan sanksi

2. Pandangan Sosiologis -> Djojodigoeno : Hukum ialah karya seluruh rakyat yang bersifat pengugeran yang berarti pembatasan tingkah laku manusia dalam hubungan pamrihnya

3. Sosiologis Normatif-> Ahmad Sanusi : Hukum ialah norma yang ditaati dan gejala sosial yang diharuskan

Page 20: Hukum Adat Minangkabau

Input Proses Output Antara

Hukum Sebagai Sistem Sosial : Hukum adalah semua proses dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai kedamaian dalam kehidupan bersama (peaceful living together)

Output Akhir

SubyekHukum

ObyekHukum

Yudikasi

Aplikasi

legislasiAturan Hukum

Obyektif

Peristiwa Hukum

Pelanggaran Hukum

Damai :AdilTertibBerguna

Litigasi + Non-litigasi

Vonis + Eksekusi

Yurisprudensi

20

Page 21: Hukum Adat Minangkabau

21

Cicero : (Zaman Yunani Kuno) ubi societas ibi iusMasyarakat = dua atau lebih manusia yang hidup

berdampingan ditandai oleh adanya komunikasi di antara mereka sehingga mampu mengadakan kesepakatan (deal) yang dapat melahirkan hukum

Cara Lahirnya Hukum:

1. Otonom : Melalui gejala sosial (prilaku nyata) wara masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,->hukum adat

2. Aeteronom : Melalui ketetapan penguasa masyarakat dengan sengaja membuat peraturan hukum, ->UU

Page 22: Hukum Adat Minangkabau

22Definisi Hukum Adat :

1. Snouck Hurgronje : Hukum adat ialah seluruh hukum yang ditemukan Belanda di Hinda Belanda (De Atjehers)

2. Van Vollenhoven : Hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber kepada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda dahulu atau alat-alat kekuasaan lainnya yang menjadi sendinya dan diadakan sendiri oleh kekuasaan Belanda dahulu (Het adat recht van Ned. Indie) (Thn 1596 Ind sudah ada hukum, Staatrecht Overzee H.Adat=Hk yang ditemukan Bld di HB))Unsur Hukum Adat :

- Bagian yang tertulis berupa surat perintah raja atau keputusan musyawarah

- Usur Asli -> hk masy Malayo Polinesia- Unsur Asing – hukum agama dan hk adat orang asing yang

bedomisili di Hindia Belanda- Bagian Tidak tertulis

Page 23: Hukum Adat Minangkabau

233. Ter Haar (Beslissingen leer): Hukum adat lahir dan dipelihara oleh

keputusan-keputusan warga masyarakat hukum, terutama keputusan berwibawa dari kepala2 rakyat yang membantu pelaksanaan perbuatan2 hukum; atau dalam hal bertentangan kepentingan – keputusan para hakim yang bertugas mengadili sengketa sepanjang tidak bertentangan dengan keyakinan hukum rakyat; mealinkan senapas seirama dengan kesadaran itu, diterima/diakui atau setidaknya ditoleransinya. (Peradilan Landraad Berdasarkan Hukum Tidak Tertulis, 1930)Dengan mengabaikan bagiannya yang tertulis yang terdiri dari peraturan2 desa, surat perintah raja, hukum adat adalah keseluruhan peraturan yang terjelma dalam keputusan para fungsionaris hukum yang berwibawa dan berpengaruh yang dalam pelaksanaannya berlaku serta merta (spontan) dan dipatuhi sepenuh hati. Hukum adat yang berlaku dapat diketahui dari keputusan hakim, kepala adat, rapat desa, wali tanah, petugas agama dan petugs desa lainnya. Bukan hanya mengenai sengketa, tetapi juga kpts kerukunan yang berdasarkan nilai2 yang hidup sesuai alam rohani dan hidup kemasyarakatan anggota2 persekutuan (Hukum Adat Hindia Belanda di dalam Ilmu, praktek dan pengajaran 1937)

Page 24: Hukum Adat Minangkabau

24

4. Prof.Dr. Supomo, SH : Hukum adat ialah hukum yang tidak tertulis dalam peraturan2 legislatif (unstatutory law) meliputi peraturan2 hidup yang walaupun tidak ditetapkan oleh yang berwajib, toh ditaati dan didukung oleh rakyat berdasarkan atas keyakinan bahwa peraturan itu mempunyai kekuatan hukum. Dalam tata hukum bari Indonesia, untuk menghindari kesalahfahaman, istilah hukum adat dipakai sebagai sinonim dari hukum yang tertulis dalam peraturan legislatif (unstatory law), hukum yang hidup sebagai konvensi pada badan-badan hukum negara (Parlemen, Dewan Propinsi, dsb), hukum yang timbul karena putusan hakim (Judge made law), dan hukum yang hidup sebagai pertguran kebiasaan yang dipertahankan dalam pergaulan hidup, baik di kota maupun desa2 (Customary Law). Beberapa Catatan Mengenai Kedudukan Hukum Adat

Unstatutory Law

Conventie Customary LawJudge Made Law

Page 25: Hukum Adat Minangkabau

25

4. Dr. Sukanto, SH : Hukum adat ialah kompleks adat2 yang tidak dikitabkan, tidak dikodifisir, dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi, jadi mempunyai akibatg hukum. Meninjau Hukum Adat Indonesia

5. Prof. Mr. M.M.Djojodigoeno : Hukum adat ialah hukum yang tidak bersumber kepada peraturan-peraturan. Azas-azas Hukum Adat, 1958

6. Mr. JHP. Bellefroid : Hukum adat ialah peraturan2 hidup yang meskipun tidak diundangkan oleh penguasa, toh dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan keyakinan bahwa peraturan tersebut berlaku sebagai hukum. (Inleiding tot de rechtwetenschap in Nederland

7. Seminar Hukum Adat 1975 di Yogyakarta : Hukum adat ialah hukum asli bangsa Indonesia yang di sana sini dipengaruhi oleh unsur agama.

Page 26: Hukum Adat Minangkabau

268. Prof Dr. Hazairin: Kesusilaan dan Hukum, 1952

Seluruh lapangan hukum berhubugnan dengan kesusilaan, langsung atau tidak langsung. Dalam sistem hukum yang sempurna tidak ada tempat bagi hukum yang tidak selaras dengan kesusilaan. Istimewa dalam hukum adat, terdapat persesuaian yang langsung antara hukum dengan kesusilaan, pada akhirnya antara hukum dan adat demikian langsung sehingga istilah hukum adat tidak dibutuhkan oleh rakyat biasa, cukup dipakai istilah adat saja.Hukum adat ialah endapan(renapan) kesusilaan dalam masyarakat, artinya kaedah-kaedah adat berupa kaedah kesusilaan yang kebenarannya telah mendapat pengakuan umum dalam masyarakat. Walau ada beda kaedah kesusilaan dan kaedah hukum, namun perbuatan yang dilarang atau disuruh menurut hukum juga dicela dan dianjurkan oleh kesusilaan. Apa yang tidak dapat dipelihara oleh kesusilaan diusakan pemeliharaannya melalui kaedah hukum, yang tidak hanya didasarkan kepada kebebasan pribadi, tetapi serentak mengekang kebebasan itu dengan suatu gertakan, ancaman paksaan, ancaman hukum atau penguatan hukum. Hukum adat adalah kaedah kesusilaan yang diberi gertakan, ancaman paksaaan, ancaman hukum atau penguatan hukum.

Page 27: Hukum Adat Minangkabau

27Hukum Adat dan Hukum Agama

A. Van Den Berg, Receptio in ComlexuB. Snouck Hurgronje, Receptie TheorieC. Ter Haar, Beslissingen leerD. Hazairin, Receptio contrarioE. Seminar Hukum Adat di Yogyakarta, 1975

Van Den Berg, Receptio in ComplexuHukum pribumi adalah hukum agama yang mereka anut, karena jika memeluk agama harus juga mengikuti hukum-hukum agama yang dipeluknya. Jika ada yang bukan hukum agama, hanyalah merupakan penyimpangan sajha dari hukum agama yang in comlpexu gerecipieerd

Snouck Hurgronje, Receptie TheorieHukum agama yang berlaku bagi masyarakat adat penganutnya hanyalah sepanjang telah diterima (gerecipieerd) ke dalam hukum adat mereka.

Ter Haar, Beslissingen leerDi samping keputusan hakim, kepala adat, dan kerukunan, hukum adat juga dapat berupa keputusan petugas-petugas di lapangan agam

Page 28: Hukum Adat Minangkabau

28

Hazairin, Receptie ContrarioTeori resepsi adalah teori iblis kaena memilah berlakunya hukum agama. Berlakunya hukum agama bukan atas dasar hukum adat, tetapi berdasarkan hukum agama itu sendiri

Seminar Hukum Adat di Yogyakarta, 1975Hukum adat ialah hukum Indonesia Asli yang di sana sini dipengaruhi oleh unsur agama

Hukum Islam di MinangkabauAlah Bakarih samparono, bingkisan rajo mojopahik, Tuah Basabab Bakarano, Pandai Batenggang di nan rumik. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Adat jo syarak, bak tabiang jo aua, tabiang ndak runtuah, aua ndak taban; bak mansiro dalam lapiak, salo manyalo kaduonyoSandi tidak sama dengan fondasi. Sandi adalah batu yang diselipkan kemudian di bawah tiang setelah tiang berdiri

Adat diperkuat oleh syarak, syarak diperkuat oleh kitabullahSepanjang menyangkut haram dan dosa digunakan hukum Islam, selebihnya tetap digunakan hukum adat Baca Makalah ABSSBK

Page 29: Hukum Adat Minangkabau

29

Hukum Adat Minangkabau adalah hukum yang lahir, tumbuh, berkembang dan dipertahankan dalam kehidupan nyata masyarakat Minangkabau, mempunyai padahan hukum yang akan dilaksanakan secara nyata.

Padahan Hukum : Pidana; Perdata; Administrasi

Berlakunya : Bagi Masyarakat MInang, baik di kampung maupun di rantau

Ciri : Pada umumnya tidak tertulis, dinamis, magis religius, komunal, tunai, terang

Sumber Pengenal : Prilaku nyata, pepatah adat, keputusan fungsionaris hukum, kitab hukum, laporan penelitian

Page 30: Hukum Adat Minangkabau

30Nagari Sebagai Masyarakat Hukum Adat Genealogis Matrilineal Teritorial

Masyarakat Hukum Adat : Sekelompok Orang yang merasa sebagai satu kesatuan yang utuh, baik karena persamaan keturunan maupun tempat tinggal, mempunyai organisasi yang jelas dan personalianya; berwenang mengurus kepentingan masyarakatnya; mempunyai harta kekayaan sendeiri; berujud maupun tidak berujud

Genealogis Teritorial Genealogis Teritorial

PatrilinealMarga

MatrilinealSuku

Streek Gemeenschap

DorpsGemeenschap

Doorpenbond

Genealogis MatrilinealTeritorial

Nagari di MK

Genealogis PatrilinealTeritorial

Huta dan Kuria di Batak

Page 31: Hukum Adat Minangkabau

31Rang Gari Mangarek Kuku; Dikarek dengan sirauik; Parauik Batuang Tuo; Tuonyo Elok Ka LantaiNagari Baampek Suku; Suku Babuah Paruik; Kampuang Batuo; Rumah Batungganai

Nagari adalah sekelompok besar orang (perempuan, lelaki, tua, muda) yang terdiri dari beberapa kelompok genealogis (suku dan paruik) yang menyatukan diri sebagai kelompok teritorial

Anak Nagari : setiap orang yang ibunya mempunyai suku yang diakui keberadaannya dalam masyarakat hukum adat yang bersangkutan

Rang Kampuang Anak nagari yang tinggal di wilayah nagari

Rang RantauAnak nagari yang tinnggal di luar wilayah nagari

Rantau Dakek : Masih dalam Wilayah Minangkabau

Rantau Jauah : Ke Luar Wilayah MinangkabauRantau Cino : Putus Hubungan dengan nagarinya

Page 32: Hukum Adat Minangkabau

32Syarat Nagari :1. Minimal empat suku2. Setiap suku punya buah paruik3. Babalai dan musajik4. Bakorong bakampuang5. Labuah nan goloang, pasa nan rami6. Tapian tampek mandi

Definisi Nagari :Menurut Perda Sumatera Barat No. 9/2000 angka (7), Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat dalam Daerah Propinsi Sumatera Barat yang terdiri dari himpunan beberapa suku yang mempunyai wilayah tertentu batas-batasnya, mempunyai harta kekayaan sendiri, berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya, dan memilih pimpinan pemerintahannya.

Definisi Nagari :Perda Sumbar No. 2 Tahun 2007 angka 7, nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu, dan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan filosofi adat Minangkabau (Adat Basandi Syarak, Syarak BasandiKitabullah) dan atau berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat dalam wilayah Propinsi Sumatera Barat

Page 33: Hukum Adat Minangkabau

33Pertumbuhan Nagari

Taratak Mulo Dibuaek; Dari taratak manjadi kampuang, kampuang manjadi koto, koto manjadi nagari

Taratak A

Taratak B

Taratak C

Kampuang D Kampuang E

Kampuang F

Koto L

Koto M

Koto K

Nagari X

Model 1Integrasi

Page 34: Hukum Adat Minangkabau

34Pertumbuhan Nagari

Taratak Mulo Dibuaek; Dari taratak manjadi kampuang, kampuang manjadi koto, koto manjadi nagari

KampuangTaratak Buluah

Taratak Buluah

KotoTaratak Buluah

NagariTaratak Buluah

Page 35: Hukum Adat Minangkabau

35

Muaro

Pasa Mudiak

Palinggam

Padang

Subarang Padang

Aia Tawa

BungusTekab

Koto Tangah

Padang

PADANG

Model Perkembangan Kota

Nanggalo Pauah

Page 36: Hukum Adat Minangkabau

36Tipe Nagari

Budi Caniago (Budi Cando Iko)Dt. Parapatiah Nan

Sabatang

1. Mambusek Dari Bumi2. Demokratis

(Musyawarah Mufakat)3. Lantai Balerong Datar4. Suku= hanya nama

keturunan5. Paruik = MHA, dipimpin

pangulu

Koto Piliang(Kato Pilihan)Dt. Katumanggungan

1. Turun dari langik2. Aristoktrasi

(Musayawarah untuk mengusulkan, Keputusan diambil oleh pimpinan tertinggi)

3. Lantai Balerong Bertingkat

4. Suku=MHA, dipimpin pangulu pucuak

5. Paruik=MHA, dipimpin pangulu andiko

Pisang Sikalek-kalek Hutan; Pisang timbatu nan bagatah, Bodi Caniago inyo bukan, Koto Piliang inyo antah

Page 37: Hukum Adat Minangkabau

37Perkembangan Status Nagari

1. Pra Islam (Nagari Merupakan Negara mandiri diatur berdasarkan hukum adat )

2. Pra Kolonial Belanda (Nagari Merupakan Negara mandiri diatur berdasarkan hukum adat dan Hukm Islam)

3. Zaman HIndia Belanda (Nagari merupakan pelaksanaan Pemerintahan dan digunakan untuk membantu pemerintahan Belanda

4. 1945- 1979 (Nagari tetap pelaksana pemerintahan terendah dalam NKRI)

5. 1980 – 2000 (Pemerintahan terendah adalah Desa, Nagari hanya sebagai MHA Perda 13-1983)

6. 2000 – 2007 (Perda 9 2000 Sistem Pemerintahan Nagari di Kabupaten)

7. 2007-kini (Perda 2/2007 Kabupaten Kota) Baca Makalah Pengelolaan dan Pemberdayaan Nagari