10
Tugas Pengantar Ilmu Hukum Hukum dan Kekuasaan Disusun oleh: Annisa Hardhany 170210130078 Kelas B Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Hukum dan Kekuasaan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas Pengantar Ilmu HukumHukum dan Kekuasaan

Disusun oleh: Annisa Hardhany 170210130078Kelas B

Program Studi Hubungan InternasionalFakultas Ilmu Sosial & Ilmu PolitikUniversitas Padjadjaran

Kata PengantarPuji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga terselesaikannya makalah ini.Pembuatan makalah ini ditujukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum oleh Bapak Hasan Sidik S.H., M.H. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hukum dan kekuasaan serta keterkaitannya. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai bentuk-bentuk dan sumber-sumber kekuasaan, serta kedudukan hukum dan kekuasaan.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik konstruktif untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Jatinangor, 3 Desember 2013

Annisa Hardhany

Daftar IsiCover..........................................................................................................................................1Kata Pengantar...........................................................................................................................2Daftar Isi.....................................................................................................................................3Latar Belakang Masalah.............................................................................................................4Pembahasan................................................................................................................................5Kesimpulan.................................................................................................................................8Daftar Pustaka............................................................................................................................9

Latar Belakang MasalahHukum dan kekuasaan merupakan hal yang berkaitan dengan satu sama lainnya. Hukum dan kekuasaan merupakan dua hal yang berbeda namun saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya sama-sama merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidaklah mungkin sebuah negara dapat berdiri sendiri tanpa adannya hukum dan kekuasaan. Setiap hal yang kita biasa lakukan setiap hari tidak mungkin terlepas dari aspek hukum maupun kekuasaan. Maka dari itu, ada baiknya jika kita mengetahui mengenai hukum, kekuasaan dan hubungan antara hukum serta kekuaasaan tersebut.Bertolak ukur dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:1. Bagaimana kekuasaan dijalankan saat ini?2. Bagaimana hukum dapat ditegakkan?3. Apakah hukum dapat ditegakkan tanpa kekuasaan?4. Apakah kekuasaan dapat ditegakkan tanpa hukum?

PembahasanKekuasaan merupakan sebuah kemampuan dari orang atau golongan untuk menguasai atau mempengaruhi orang atau golongan lain melalui kewibawaan, wewenang, kharisma, ataupun kekuatan fisik. Harold D Laswell dan Abraham Kaplan mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu hubungan di mana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau sekelompok orang lainnya agar sesuai dengan tujuan dari pihak pertama.Kekuasaan memiliki banyak sekali bentuk (polyform) serta sumbernya. Kekuasaan pada tingkat pemerintah cenderung berasal dari wewenang formal yang memberikan kuasa untuk menguasai suatu bidang tertentu. John Locke dalam bukunya yang berjudul Two Treatises on Civil Government (1690) memisahkan kekuasaan pada pemerintah seperti berikut:1. Kekuasaan Legislatif, kekuasaan untuk membuat undang-undang.2. Kekuasaan Eksekutif, kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. 3. Kekuasaan Yudikatif, kekuasaan untuk mengadili atas pelanggaran undang-undangSelain itu, kekuasaan dapat bersumber dari kekerasan fisik (force), atau pun paksaan. Kekuasaan yang didapatkan melalu cara kekerasan atau paksaan dapat diartikan bahwa penguasa tersebut tidaklah mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakatnya. Seorang penguasa membutuhkan wibawa dan kharisma pada dirinya agar dapat diterima baik dan didukung oleh masyarakat. Hubungan kekuasaan harus memenuhi dua persyaratan yaitu: 1. Tindakan tersebut dilaksanakan oleh pihak yang mempengaruhi maupun yang dipengaruhi2. Terdapat kontak atau komunikasi antara keduanya baik langsung mapun tidak langsung.Hal lainnya yang dapat menjadi sumber bagi kekuasaan selain wewenang formal, kekerasan fisik, dan kharisma adalah pengaruh politik atau keagamaan, kekayaan atau kekuatan ekonomi, dan moral yang tinggi serta pengetahuan yang lebih. Walaupun kekuasaan dapat diperoleh melalui cara yang berbeda-beda, namun hakikatnya tetap sama, yaitu merupakan kemampuan seseorang untuk memaksakan kehendaknya atas pihak lain. Meski kekuasaan dapat diperoleh melalui berbagai macam sumber, tidak semua orang dapat memiliki kekuasaan tersebut. Kekuasaan hanyalah dimiliki oleh orang-orang yang berwenang saja. Selain memiliki banyak sumber, kekuasaan juga memiliki berbagai macam bentuk. Dalam masyarakat, terdapat kekuasaan yang baik dan jahat, kekuasaan fisik (tentara dan polisi), kekuasaan ekonomi (kekuasaan modal dan kerja) dan kekuasaan batin serta asusila (kepribadian, agama, ilmu pengetahuan, dan perkataan). Kekuasaan juga berhubungan dengan otoritas atau wewenang, karena otoritas adalah kekuasaan yang dilembagakan (institutionalized power) atau kekuasaan yang diabsahkan. Menurut Max Weber terdapat tiga bentuk otoritas atau wewenang yaitu:1. Otoritas tradisional Otoritas atau kewenangan yang yang didasarkan pada kepercayaan diantara anggota masyarakat bahwa tradisi lama serta kedudukan kekuasaan yang dilandasi oleh tradisi adalah wajar dan patut dihormati.2. Otoritas kharismatik Otoritas yang didasarkan pada karakteristik pribadi seseorang seperti keahlian etis heroik atau agama yang luar biasa.3. Otoritas legal formal Otortas atau kewenangan yang didasarkan atas kepercayaan atas tatanan hukum rasional yang melandasi kedudukan seorang pemimpin.Meskipun kekuasaan memiliki banyak sumber dan bentuk, kekuasaan memiliki sifat yang sangat khas dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yaitu cenderung merangsang pemilik kekuasaan untuk lebih berkuasa lagi. Selain itu, mengingat sifat manusia yang tidak pernah puas akan sesuatu yang telah dimilikinya, maka sering kali kekuasaan tersebut disalahgunakan oleh pemiliknya sehingga dapat melanggar hak-hak yang dimiliki oleh orang lain. Harus ditetapkan ruang lingkup, arah dan batas-batasan kekuasaan yang jelas agar kekuasaan itu sendiri dapat bermanfaat dan berfungsi sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. Maka dari itu, dalam pemberian kekuasaan, ada ketentuan-ketentuan tertentu yang bersumber pada hukum. Karena pada hakikatnya, kekuasaan merupakan suatu unsur mutlak dalam suatu masyarakat yang diatur oleh dan berdasarkan hukum. Sehingga, dalam pelaksanaannya kekuasaan haruslah tunduk pada hukum. Batas-batasan tersebut juga dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan-kepentingan penguasa yang saling betentangan serta menjaga kebebasan dan hak milik perorangan dari kebebasan dan hak milik orang yang lainnya. Hukum sendiri, sesuai dengan kaidahnya, berisikan mengenai peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan mengatur, serta mengikat. Pengertian hukum menurut Utrech adalah suatu himpunan peraturan dan petunjuk hidup yang berisi perintah dan larangan yang mengatur tata tertib masyarakat yang karenanya harus ditaati oleh masyarakat itu sendiri. Dalam hukum tersebut terdapat perintah dan larangan serta memiliki sanksi yang memaksa pula bagi setiap orang atau kelompok yang melanggarnya. Dan oleh karena itu, hukum memerlukan kekuasaan yang lebih kuat daripada kekuasaan lainnya bagi penegaknya agar dapat memaksa dan mengatur masyarakat serta kekuasaan itu sendiri. Hukum hanyalah sebuah kaidah sosial yang berisikan anjuran belaka apabila dilaksanakan tanpa kekuasaan. Untuk menerapkan perintah dan larangan tersebut, beberapa penegak hukum negara seperti polisi, pengadilan, kejaksaan, mahkamah konstitusi, dan mahkamah agung pun diciptakan. Para penegak hukum tersebut tentu saja memiliki kekuasaan tertentu sehingga memiliki wewenang yang tertentu pula. Karena memiliki kekuasaan tertentu, penegak hukum pun ditentukan batasan-batasan bagi wewenang yang dimiliki dalam pelaksanaan tugasnya.Namun, ada kalanya hukum diartikan sebagai kekuasaan. Hal ini berangkat dari pemikiran bahwa hukum selalu menjadi cerminan dari kehendak pemegang kekuasaan sehingga tidak heran jika orang menganggap bahwa hukum adalah kekuasaan. Ada pula yang menganggap bahwa kekuasaan lebih kuat daripada hukum. Sebagian pengikut aliran Positivisme menganggap bahwa kepatuhan terhadap hukum tidak lain dari tunduknya orang yang lebih lemah pada orang yang lebih kuat, sehingga hukum merupakan hak orang yang terkuat.

KesimpulanSeperti yang telah dikemukakan dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa kekuasaan dan hukum merupakan dua hal penting yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Kekuasaan dijalankan dengan mendapatkan dukungan daripada masyarakat. Dalam pemberian wewenangya, sebuah kekuasaan haruslah memiliki ketentuan dan batas hukum tertentu yang mengatur jalannya kekuasaan itu sendiri sehingga seorang penguasa tidak melaksanakan tugasnya dengan semena-mena. Dan dalam pelaksanaan hukum, kekuasaan amatlah penting bagi para penegak ataupun pelaksananya agar dapat memaksa dan mengatur masyarakat sesuai hukum yang berlaku. Hubungan antara hukum dan kekuasaan dapat digambarkan seperti siklus yang tidak akan pernah berhenti. Hukum memerlukan kekuasaan bagi pelaksananya, dan kekuasaan itu sendiri ditentukan batasannya oleh hukum. Oleh karena itu, hukum tanpa kekuasaan hanyalah angan-angan semata yang tidak dapat dilaksanakan, dan kekuasaan tanpa hukum merupakan kelaliman.

Daftar PustakaApeldoorn, L.J. van. 2004. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Pradnya ParamithaBudiardjo, Miriam. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaKusumaatmadja, Mochtar. 2006. Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan. Hukum: Alumni

8