7
Hukum Faraday *PERCOBAAN FARADAY Setelah Oersted memperlihatkan di tahun 1820 bahwa sebuah arus listrik dapat mempengaruhi jarum sebuah kompas, Faraday menarik hipotesis bahwa jika sebuah arus dapat menghasilkan medan magnet, maka sebaliknya sebuah medan magnet pun dapat menghasilkan arus. Konsep “medan” pada saat itu belum dikenal, dan sasaran Faraday adalah membuktikan bahwa sebuah arus dapat dihasilkan dari “magnetisme”. Ia berkutat seputar permasalahan ini secara putus-sambung selama periode waktu10 tahun, hingga akhirnya berhasil tahun 1981. Ia melilitkan dua kumparan yang terpisah ke ujung –ujung kumparan sebuah inti toroida besi yang sama, kemudian menyambungkan sebuah galvanometer ke ujung-ujung kumparan yang satu membentuk rangkaian tertutup pertama dan sebuah baterai ke ujung-ujung kumparan lainnya membenuk rangkaian tertutup kedua. Sejenak setelah rangkaian yang tersambung ke baterai ditutup, Faraday memperhatikan terjadinya penyimpangan sesaat pada jarum galvanometer. Penyimpangan serupa ke arah yang berlawanan terjadi ketika baterai dilepaskan dari rangkaian. Percobaan ini adalah eksperimen pertamanya yang melibatkan medan magnet yang berubah arah, dan hal ini diikuti oleh pembuktian Faraday bahwa sebuah medan magnet bergerak atau sebuah kumparan bergerak juga akan mengakibatkan simpangan pada jarum galvanometer. Karena arus yang ditimbulkan disebabkan oleh induksi maka arus tersebut dinamakan sebagai arus induksi. Sedangkan induksi yang menyebabkan arus induksi disebut induksi elektromagnetik. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum Lorentz yang berbunyi: “ arah arus induksi di dalam suatu penghantar selalu demikian sehingga menghasilkan medan magnet yang menentang perubahan garis gaya atau sebab-sebab yang menimbulkannya”. Sehingga: - jika kumparan didekati dengan kutub Utara magnet, maka terjadi arus induksi yang arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam. - jika kutub Utara medan magnet dijauhikan dari kumparan, maka arah arus induksinya sama dengan arah putaran jarum jam. Jika jumlah garis gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan berubah-ubah banyaknya, maka akan terjadi beda potensial

Hukum Faraday

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan hukum - hukum farraday, menjelaskan teori - teori yang di terapkan farraday

Citation preview

Hukum Faraday *PERCOBAAN FARADAYSetelah Oersted memperlihatkan di tahun 1820 bahwa sebuah arus listrik dapat mempengaruhi jarum sebuah kompas, Faraday menarik hipotesis bahwa jika sebuah arus dapat menghasilkan medan magnet, maka sebaliknya sebuah medan magnet pun dapat menghasilkan arus. Konsep medan pada saat itu belum dikenal, dan sasaran Faraday adalah membuktikan bahwa sebuah arus dapat dihasilkan dari magnetisme.Ia berkutat seputar permasalahan ini secara putus-sambung selama periode waktu10 tahun, hingga akhirnya berhasil tahun 1981. Ia melilitkan dua kumparan yang terpisah ke ujung ujung kumparan sebuah inti toroida besi yang sama, kemudian menyambungkan sebuah galvanometer ke ujung-ujung kumparan yang satu membentuk rangkaian tertutup pertama dan sebuah baterai ke ujung-ujung kumparan lainnya membenuk rangkaian tertutup kedua. Sejenak setelah rangkaian yang tersambung ke baterai ditutup, Faraday memperhatikan terjadinya penyimpangan sesaat pada jarum galvanometer. Penyimpangan serupa ke arah yang berlawanan terjadi ketika baterai dilepaskan dari rangkaian. Percobaan ini adalah eksperimen pertamanya yang melibatkan medan magnet yang berubah arah, dan hal ini diikuti oleh pembuktian Faraday bahwa sebuah medan magnet bergerak atau sebuah kumparan bergerak juga akan mengakibatkan simpangan pada jarum galvanometer.Karena arus yang ditimbulkan disebabkan oleh induksi maka arus tersebut dinamakan sebagai arus induksi. Sedangkan induksi yang menyebabkan arus induksi disebut induksi elektromagnetik.Arah arus induksi dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum Lorentz yang berbunyi: arah arus induksi di dalam suatu penghantar selalu demikian sehingga menghasilkan medan magnet yang menentang perubahan garis gaya atau sebab-sebab yang menimbulkannya.Sehingga:- jika kumparan didekati dengan kutub Utara magnet, maka terjadi arus induksi yang arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam.- jika kutub Utara medan magnet dijauhikan dari kumparan, maka arah arus induksinya sama dengan arah putaran jarum jam.Jika jumlah garis gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan berubah-ubah banyaknya, maka akan terjadi beda potensial antara ujung-ujung kumparan. Beda tegangan yang demikian dinamakan gaya gerak listrik induksi ( GGL induksi) dan arus yang terjadi disebut arus induksi atau arus imbas.

*HUKUM FARADAYDalam konteks medan, kita dapat mengatakan bahwa sebuah medan magnet yang berubah terhadap waktu akan menghasilkan sebuah gaya gerak listrik (ggl), yang pada gilirannya akan membangkitkan arus jika terdapat sebuah rangkaian tertutup yang memadai. Gaya gerak listrik pada dasarnya adalah tegangan yang timbul karena pergerakan konduktor berarus di dalam sebuah medan magnet, atau karena adanya medan yang berubah-ubah.Hukum Faraday yang berbunyi: GGL induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loop penghantar berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar tersebut.

INDUKSI ELEKTROMAGNETIKGGL INDUKSI

Selamat berjumpa kembali dengan Cara Pintar Fisika, kali ini kita belajat tentang Induksi Elektromagnetik dan GGL Induksi. Pelajaran kita kali ini mencakup Fluks Magnet, Hukuk Faraday, Hukum Lenz, Hukum Henry serta aplikasi GGL Induksi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: Transformator, Generator dan Induktor. Selamat belajar.

A. FLUKS MAGNETFluks magnetik (\small \Phi ) didefinisikan sebagai jumlah garis gaya magnetik yang menembus tegak lurus suatu bidang kumparan. Berdasarkan operasi vektor, fluks magnetik didefinisikan sebagai perkalian skalar antara vektor induksi magnetik B dengan vektor luas bidang A. Besarnya fluks magnetik adalah : \small \Phi =AB\cos \thetadimana: \small \Phi = fluks magnetik (Wb), B = medan magnet (T); N = garis normal\theta = sudut antara B dan N; A = luas bidang (m^{2})

B. GGL INDUKSI HUKUM FARADAYBatang magnet di masukkan ke dalam kumparan, dan selama gerakan magnet batang jarum galvanometer menyimpang dari kedudukan semula. Pada saat magnet berhenti bergerak, jarum galvanometer kembali ke kedudukan semula. Pada saat magnet ditarik, jarum galvanometer menyimpang lagi dari kedudukan semula, tetapi arahnya berlawanan dengan pada saat magnet mendekati kumparan. Ini menunjukkan bahwa dalam rangkain terjadi arus listrik (arus induksi) akibat beda tegangan yang disebut GGL induksi.

Hukum Faraday menyatakan bahwa : besar GGL induksi yang terjadi dalam kumparan berbanding lurus dengan cepat perubahan fluks magnetik yang dilingkupinya. Jadi besarnya GGL induksi pada sebuah kumparan dengan N buah lilitan adalah : \varepsilon = - N.\frac{d\Phi }{dt}= - N.A.\frac{dB }{dt}N = banyak lilitan kumparan; \frac{d\Phi }{dt} = laju perubahan fluks magnetik

C. ARAH ARUS INDUKSI (HUKUM LENZ)Hukum Lens berbunyi : Arus induksi mengalir pada penghantar atau kumparan dengan arah berlawanan dengan gerakan yang menghasilkannya atau medan magnet yang ditimbulkannya melawan perubahan fluks magnet yang menimbulkannya.

Jika sebuah kawat lurus di gerakkan dengan kelajuan tertentu memotong medan magnet homogen, maka antara ujung-ujung penghantar timbul beda potensial yang disebut Gaya Gerak Listrik (GGL) induksi. Jika ujung-ujung kawat dihubungkan sehingga terbentuk rangkaian tertutup, maka dalam kawat akan mengalir arus listrik yang disebut arus induksi. Jika kawat digerakkan dengan kecepatan v ke kanan dalam medan magnet B yang arahnya masuk bidang, maka timbul gaya Lorent ke kiri.sehingga arah arus listrik ke atas, seperti gambar.Besarnya GGL induksi pada ujung-ujung kawat adalah :\varepsilon = B.L.v \sin \thetaPada kawat akan mengalir arus induksi yang besarnya :i=\frac{\varepsilon}{R}\epsilon =GGL induksi (Volt) B = induksi magnet (T); L = panjang kawat (m); v = kecepatan gerak kawat (m/s) i = arus induksi (A); R = hambatan kawat (\Omega = ohm); \theta = sudut antara v dan B

D. PENERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

1. Generator listrikGenerator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator ada dua jenis yaitu generator arus searah (DC) atau dynamo dan generator arus bolak-balik (AC) atau alternator. Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga timbul GGL induksi. Jika kumparan dengan N buah lilitan diputar dengan kecepatan sudut w, maka GGL induksi yang dihasilkan oleh generator adalah : \varepsilon =B.A.\omega .N.\sin \theta GGL induksi akan maksimum jika \theta = 90^{o} atau \sin \theta = 1 , sehingga : \varepsilon_{max} =B.A.\omega .Nsehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi:\varepsilon = \varepsilon_{max}\sin \theta\varepsilon = GGL induksi (Volt); \varepsilon_{max} = GGL induksi maksimum( volt); N = jumlah lilitan kumparan; B = induksi magnet (T); A=luas bidang kumparan(m^{2}) \omega = kecepatan sudut kumparan (rad/s); t = waktu (s); \theta = \omega .t = sudut (^{o})

2. Transformator Transformator atau trafo merupakan alat untuk mengubah (memperbesar atau memperkecil) tegangan AC berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yaitu memindahkan energi listrik secara induksi melalui kumparan primer ke kumparan skunder. Trafo menimbulkan GGL pada kumparan skunder karena medan magnet yang berubah-ubah akibat aliran arus listrik bolak-balik pada kumparan primer yang diinduksikan oleh besi lunak ke dalam kumparan skunder.

Trafo ada dua jenis, yaitu trafo step-up dan step-down. Trafo step-up berfungsi untuk menaikkan tegangan AC sumber, jumlah lilitan kumparan skunder lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan primer. Trafo step-down berfungsi untuk menurunkan tegangan AC sumber, jumlah lilitan skundernya lebih sedikit. Hubungan antara tegangan dan jumlah lilitan trafo adalah : \frac{V_{p}}{V_{s}}=\frac{N_{p}}{N_{s}}Efisiensi trafo besarnya dapat dihitung dengan persamaan :\eta =\frac{P_{s}}{P_{p}}=\frac{V_{s}I_{s}}{V_{p}I_{p}}Pada trafo ideal dengan efisiensi 100%, akan memiliki daya primer dan daya skunder yang sama besar. Jadi pada trafo ideal berlaku : P_{p}=P_{s}\rightarrow \frac{V_{p}}{V_{s}}=\frac{N_{p}}{N_{s}}=\frac{I_{s}}{I_{p}}\eta = efisiensi trafo (%)Vp = tegangan primer/input (Volt); Vs = tegangan skunder/output (Volt) Np = tegangan primer; Ns = tegangan skunder Pp = daya primer (Watt); Ps = daya skunder (Watt) Ip = kuat arus primer (A); Is = kuat arus skunder (A)

3. Induktor Induktor merupakan kumparan yang memiliki banyak lilitan kawat. Induktor memiliki induktansi diri, yaitu gejala kelistrikan yang menyebabkan perubahan arus listrik pada kumparan dapat membangkitkan GGL induksi pada kumparan tersebut.

Joseph Henry telah melakukan penyelidikan tentang ggl induksi akibat perubahan fluks magnetik yang ditimbulkan oleh suatu kumparan dan diperoleh kesimpulan bahwa besarnya GGL induksi sebanding dengan laju perubahan arus terhadap waktu. Secara matematika pernyataan ini dapat dituliskan sebagai:\varepsilon = -L \frac{di}{dt}\varepsilon = GGL induksi (Volt) \frac{di}{dt} = laju perubahan kuat arus listrik (A) terhadap perubahan waktu (s)

Besarnya induktansi diri induktor sebesar : L=\frac{\mu _{o}A.N^{2}}{l}L = induktansi diri inductor (Henry = H); N = jumlah lilitan inductor A = luas penampang inductor (m^{2}); l = panjang inductor (m)

Induktor dapat menyimpan energi sebesar :W=\frac{1}{2}Li^{2}W = energi inductor (J); L = induktansi diri (H); i = kuat arus listrik (A)

Induktansi Silang

Induktansi silang disebut juga induktansi timbal-balik, yaitu gejala kelistrikan akibat dua buah kumparan yang saling didekatkan. Jika salah satu kumparan mengalir arus listrik, maka akan timbul GGL induksi pada kumparan kedua.GGL induksi pada kumparan kedua menimbulkan medan magnet yang berubah-ubah, sehingga kembali menimbulkan GGL induksi pada kumparan pertama. Besarnya induktansi silang kedua kumparan adalah :L=\frac{\mu _{o}A.N_{1}N_{2}}{l}Besarnya GGL induksi pada umparan pertama dan kedua masing-masing adalah : \varepsilon _{1}= -M\frac{di_{2}}{dt} \hspace {5 mm} dan \hspace {5 mm} \varepsilon _{2}= -M\frac{di_{1}}{dt}M = induktansi silang (H)\mu _{o}= permeabelitas ruang hampa N_{1} = jumlah lilitan kumparan pertama; N_{2} = jumlah lilitan kumparan kedua A = luas penampang kumparan; l = panjang kumparan (m),I_{1} = kuat arus kumparan pertama (A); I_{2} = kuat arus kumparan kedua (A)

Read more: http://carafisika.blogspot.com/2013/10/induksi-elektromagnetikggl-induksi.html#ixzz30u5pMaRx