58
1 HUKUM KEPAILITAN HUKUM KEPAILITAN Oleh: Oleh: Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S. M.S.

HUKUM KEPAILITAN

  • Upload
    boby

  • View
    9.468

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUKUM KEPAILITAN

11

HUKUM KEPAILITANHUKUM KEPAILITAN

Oleh:Oleh:

Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S.Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S.

Page 2: HUKUM KEPAILITAN

22

HUKUM KEPAILITANHUKUM KEPAILITAN

Apakah Kepailitan itu?Apakah Kepailitan itu? Sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang Sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang

pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Seseorang debitur diatur dalam Undang-Undang ini. Seseorang debitur baru dapat dikatakan berada dalam keadaan pailit, jika ia baru dapat dikatakan berada dalam keadaan pailit, jika ia mempunyai dua aau lebih Kreditur dan tidak membayar mempunyai dua aau lebih Kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telag jatuh waktu dan lunas sedikitnya satu utang yang telag jatuh waktu dan dapat ditagih dan dinyatakan pailit dg putusan dapat ditagih dan dinyatakan pailit dg putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnya.atas permohonan satu atau lebih krediturnya.

Page 3: HUKUM KEPAILITAN

33

HUKUM KEPAILITAN (lanjutan)HUKUM KEPAILITAN (lanjutan)

Yang berhak mengajukan pailit?Yang berhak mengajukan pailit?1.1. debitur sendiri;debitur sendiri;2.2. seorang kreditur atau lebih;seorang kreditur atau lebih;3.3. kejaksaan untuk kepentingan umum;kejaksaan untuk kepentingan umum;4.4. Bank Indonesia, jika debiturnya bank;Bank Indonesia, jika debiturnya bank;5.5. Bapepam, jika debiturnya perusahaan efek, Bapepam, jika debiturnya perusahaan efek,

bursa efek, LKP & LPP;bursa efek, LKP & LPP;6.6. Menkeu, jika debiturnya Persh. Asuransi, Menkeu, jika debiturnya Persh. Asuransi,

Persh. Reasuransi, Dana Pensiun, atau BUMN Persh. Reasuransi, Dana Pensiun, atau BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik.yang bergerak di bidang kepentingan publik.

Page 4: HUKUM KEPAILITAN

44

TUJUAN KEPAILITANTUJUAN KEPAILITAN

Kepailitan: Lembaga Hukum Perdata Kepailitan: Lembaga Hukum Perdata Eropa, realisasi dua asas pokok Ps 1131 Eropa, realisasi dua asas pokok Ps 1131 dan 1132 KUHPerdata.dan 1132 KUHPerdata.

Page 5: HUKUM KEPAILITAN

55

TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)

Asas yang terkandung dalam kedua Ps tersebut:Asas yang terkandung dalam kedua Ps tersebut:1.1. Apabila debitur tidak membayar utangnya dengan Apabila debitur tidak membayar utangnya dengan

sukarela walaupun telah ada putusan pengadilan yang sukarela walaupun telah ada putusan pengadilan yang menghukumnya supaya melunasi utangnya, atau menghukumnya supaya melunasi utangnya, atau karena tidak mampu untuk membayar seluruh karena tidak mampu untuk membayar seluruh hutangnya, maka seluruh harta bendanya disita untuk hutangnya, maka seluruh harta bendanya disita untuk dijual dan hasil penjualan itu dibagi-bagikan kepada dijual dan hasil penjualan itu dibagi-bagikan kepada semua krediturnya menurut besar kecilnya piutang semua krediturnya menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah masing-masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan;untuk didahulukan;

2.2. Semua kreditur mempunyai hak yang sama;Semua kreditur mempunyai hak yang sama;3.3. Tidak ada nomor urut dari para kreditur yang Tidak ada nomor urut dari para kreditur yang

didasarkan atas timbulnya piutang mereka.didasarkan atas timbulnya piutang mereka.

Page 6: HUKUM KEPAILITAN

66

TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)

Pernyataan pailit bertujuan : (1) untuk Pernyataan pailit bertujuan : (1) untuk mendapatkan penyitaan umum atas mendapatkan penyitaan umum atas kekayaan si berutang, yaitu segala harta kekayaan si berutang, yaitu segala harta benda si debitur disita atau dibekukan benda si debitur disita atau dibekukan untuk kepentingan semua krediturnya.untuk kepentingan semua krediturnya.

Page 7: HUKUM KEPAILITAN

77

TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)

(2) untuk menghindarkan kreditur pada waktu (2) untuk menghindarkan kreditur pada waktu bersamaan meminta pembayaran kembali piutangnya bersamaan meminta pembayaran kembali piutangnya dari si debitur; (3). Menghindari adanya kreditur yang dari si debitur; (3). Menghindari adanya kreditur yang ingin mendapatkan hak istimewa yang menuntut hak-ingin mendapatkan hak istimewa yang menuntut hak-haknya dengan cara menjual sendiri barang milik haknya dengan cara menjual sendiri barang milik debitur, tanpa memperhatikan kepentingan kreditur debitur, tanpa memperhatikan kepentingan kreditur lainnya; (4). Menghindarkan kecurangan-kecurangan lainnya; (4). Menghindarkan kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh si debitur sendiri, misalnya debitur yang dilakukan oleh si debitur sendiri, misalnya debitur melarikan atau menghilangkan semua harta melarikan atau menghilangkan semua harta kekayaannya dengan maksud melepaskan tanggung kekayaannya dengan maksud melepaskan tanggung jawabnya terhadap para kreditur, debitur jawabnya terhadap para kreditur, debitur menyembunyikan harta kekayaannya, sehingga para menyembunyikan harta kekayaannya, sehingga para kreditur tidak akan mendapatkan apa-apa.kreditur tidak akan mendapatkan apa-apa.

Page 8: HUKUM KEPAILITAN

88

TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)

Di Amerika Serikat, Bankruptcy Law dirancang Di Amerika Serikat, Bankruptcy Law dirancang untuk memaksa agar debitur tidak dapat untuk memaksa agar debitur tidak dapat menggelapkan harta kekayaannya.menggelapkan harta kekayaannya.

Historically the bankruptcy law was not Historically the bankruptcy law was not concerned with benefiting the debtor as much as concerned with benefiting the debtor as much as it was its benefiting the debtor’s creditor. In its it was its benefiting the debtor’s creditor. In its origin, the law was designed to compel origin, the law was designed to compel fraudulent debtors to bring their property into fraudulent debtors to bring their property into court and to pay it to their creditor, thus court and to pay it to their creditor, thus preventing them from concealing their property preventing them from concealing their property or from paying it to only some of their creditor.or from paying it to only some of their creditor.

Page 9: HUKUM KEPAILITAN

99

TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)

The Bankruptcy Act has several major purpose. One is to The Bankruptcy Act has several major purpose. One is to assure that the debtor’s property is fairly distributed to the assure that the debtor’s property is fairly distributed to the creditors and that some of the creditors do not obtain creditors and that some of the creditors do not obtain unfair advantage over the others. At the same time, the unfair advantage over the others. At the same time, the act is designed to protect all of the creditors against act is designed to protect all of the creditors against action by the debtor that would unreasonably diminish the action by the debtor that would unreasonably diminish the debtor’s assets to which they are entitled. The Act also debtor’s assets to which they are entitled. The Act also provides the honest debtor with a measure of protection provides the honest debtor with a measure of protection against the demands for payment by creditor. Under against the demands for payment by creditor. Under some circumstances the debtor is given additional time to some circumstances the debtor is given additional time to pay the creditors free of pressure that the creditors might pay the creditors free of pressure that the creditors might – otherwise exert. If a debtor makes a full and honest – otherwise exert. If a debtor makes a full and honest accounting of his or her assets and liabilities and deals accounting of his or her assets and liabilities and deals fairly with the creditors the debtor may have most. If not fairly with the creditors the debtor may have most. If not all, of the debts discharge and thus have a fresh start.all, of the debts discharge and thus have a fresh start.

Page 10: HUKUM KEPAILITAN

1010

SYARAT KEPAILITANSYARAT KEPAILITAN Pailit ( failliet = Belanda ; to fail = Inggris; bankrupt, Pailit ( failliet = Belanda ; to fail = Inggris; bankrupt,

bankruptcy = Inggris ) berarti pemogokan pembayaran bankruptcy = Inggris ) berarti pemogokan pembayaran atau kemacetan pembayaran.atau kemacetan pembayaran.

Syarat untuk dinyatakan pailit : debitur dalam keadaan Syarat untuk dinyatakan pailit : debitur dalam keadaan berhenti membayar. Dengan putusan hakim, ia akan berhenti membayar. Dengan putusan hakim, ia akan dinyatakan pailit.dinyatakan pailit.

Putusan pailit akan diucapkan hakim, bila secara sumir Putusan pailit akan diucapkan hakim, bila secara sumir terbukti adanya peristiwa atau keadaan yang terbukti adanya peristiwa atau keadaan yang menunjukkan adanya keadaan berhenti membayar dari menunjukkan adanya keadaan berhenti membayar dari debitur.debitur.

Sumir terbukti berarti untuk pembuktian tidak berlaku Sumir terbukti berarti untuk pembuktian tidak berlaku peraturan pembuktian yang biasa (Buku IV peraturan pembuktian yang biasa (Buku IV KUHPerdata).KUHPerdata).

Page 11: HUKUM KEPAILITAN

1111

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Apa yang menjadi ukuran atau norma bagi “keadaan Apa yang menjadi ukuran atau norma bagi “keadaan berhenti membayar” itu?berhenti membayar” itu?

Pedoman yang disepakati : Untuk pernyataan kepailitan tidak Pedoman yang disepakati : Untuk pernyataan kepailitan tidak perlu ditunjukkan bahwa debitur tidak mampu untuk perlu ditunjukkan bahwa debitur tidak mampu untuk membayar hutangnya dan tidak peduli apakah berhenti membayar hutangnya dan tidak peduli apakah berhenti membayar itu sebagai akibat dari tidak dapat atau tidak mau membayar itu sebagai akibat dari tidak dapat atau tidak mau membayar.membayar.

Dalam yurisprudensi :membayar” tidak selalu berarti Dalam yurisprudensi :membayar” tidak selalu berarti menyerahkan sejumlah uang. Membayar berarti memenuhi menyerahkan sejumlah uang. Membayar berarti memenuhi suatu perikatan artinya dapat berujud menyerahkan barang.suatu perikatan artinya dapat berujud menyerahkan barang.

Berhenti membayar tidak harus diartikan “near de letter”. Berhenti membayar tidak harus diartikan “near de letter”. Yakni debitur berhenti sama sekali untuk membayar hutang-Yakni debitur berhenti sama sekali untuk membayar hutang-hutangnya, melainkan bahwa debitur pada waktu diajukan hutangnya, melainkan bahwa debitur pada waktu diajukan permohonan pailit berada dalam keadaan tidak membayar permohonan pailit berada dalam keadaan tidak membayar utang-utangnya ( Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. utang-utangnya ( Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 171/1973/Perd/PTB, Tgl : 31 Juli 1973 ).171/1973/Perd/PTB, Tgl : 31 Juli 1973 ).

Page 12: HUKUM KEPAILITAN

1212

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Dalam yurisprudensi Belanda seperti HR. 22 Dalam yurisprudensi Belanda seperti HR. 22 Maret 1946, HR 26 Januari 1940, HR 17 Maret 1946, HR 26 Januari 1940, HR 17 Februari 1961, banyak keadaan yang dapat Februari 1961, banyak keadaan yang dapat dikategorikan sebagai “keadaan berhenti dikategorikan sebagai “keadaan berhenti membayar” :membayar” :

1.1. Keadaan berhenti membayar tidak sama Keadaan berhenti membayar tidak sama dengan keadaan bahwa kekayaan debitur tidak dengan keadaan bahwa kekayaan debitur tidak cukup untuk membayar hutang-hutangnya yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya yang sudah dapat ditagih, melainkan bahwa debitur sudah dapat ditagih, melainkan bahwa debitur tidak membayar hutang-hutang itu.tidak membayar hutang-hutang itu.

Page 13: HUKUM KEPAILITAN

1313

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

2.2. Juga pernah terjadi adanya hutang-hutang yang Juga pernah terjadi adanya hutang-hutang yang belum dapat ditagih, tetapi dapat dianggap belum dapat ditagih, tetapi dapat dianggap debitur dalam keadaan berhenti membayar, asal debitur dalam keadaan berhenti membayar, asal pada saat ditagih atau diminta debitur tidak pada saat ditagih atau diminta debitur tidak membayar hutang itu.membayar hutang itu.

3.3. Bilamana debitur tidak membayar bukan karena Bilamana debitur tidak membayar bukan karena keadaan memaksa, melainkan berdasarkan keadaan memaksa, melainkan berdasarkan keberatan yang oleh hakim tidak segera keberatan yang oleh hakim tidak segera dianggap tidak beralasan, maka hakim dapat dianggap tidak beralasan, maka hakim dapat menganggap bahwa keadaan berhenti menganggap bahwa keadaan berhenti membayar itu tidak ada.membayar itu tidak ada.

Page 14: HUKUM KEPAILITAN

1414

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

4.4. Keadaan berhenti membayar dapat terjadi, Keadaan berhenti membayar dapat terjadi, bilamana kredit-kredit yang lain tidak mendesak bilamana kredit-kredit yang lain tidak mendesak dibayar atau memiliki eksekusi diluar kepailitan.dibayar atau memiliki eksekusi diluar kepailitan.

5.5. Keadaan aktiva bundel kemudian terbukti cukup Keadaan aktiva bundel kemudian terbukti cukup untuk membayar semua hutangnya, itu tidak untuk membayar semua hutangnya, itu tidak menghalangi bahwa debitur sekarang dalam menghalangi bahwa debitur sekarang dalam keadaan berhenti membayar.keadaan berhenti membayar.

6.6. Tidak membayar hutang-hutang yang sudah dapat Tidak membayar hutang-hutang yang sudah dapat ditagih dan disamping itu ada hutang-hutang yang ditagih dan disamping itu ada hutang-hutang yang lain yang terbukti dari laporan kurator, membuktikan lain yang terbukti dari laporan kurator, membuktikan adanya keadaan berhenti membayar.adanya keadaan berhenti membayar.

Page 15: HUKUM KEPAILITAN

1515

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Secara ekonomis seseorang atau suatu Secara ekonomis seseorang atau suatu perusahaan dikatakan bangkrut jika keadaan perusahaan dikatakan bangkrut jika keadaan dalam neraca menunjukkan bahwa posisi dalam neraca menunjukkan bahwa posisi pasivanya lebih rendah atau tidak sebanding pasivanya lebih rendah atau tidak sebanding dengan posisi aktiva. Dengan kata lain rugi, dengan posisi aktiva. Dengan kata lain rugi, sehingga ada sementara pandapat yang sehingga ada sementara pandapat yang tidak setuju jika istilah “pailit” itu tidak setuju jika istilah “pailit” itu diterjemahkan dengan “bangkrut”.diterjemahkan dengan “bangkrut”.

Page 16: HUKUM KEPAILITAN

1616

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Istilah “bangkrut” adalah istilah yang tidak resmi Istilah “bangkrut” adalah istilah yang tidak resmi digunakan diluar undang-undang. Bangkrut juga harus digunakan diluar undang-undang. Bangkrut juga harus diartikan bahwa debitur berada dalam keadaan berhenti diartikan bahwa debitur berada dalam keadaan berhenti membayar, tidak peduli karena ia tidak mampu atau membayar, tidak peduli karena ia tidak mampu atau tidak mau. Bangkrut tidak selalu harus ditunjukkan oleh tidak mau. Bangkrut tidak selalu harus ditunjukkan oleh keadaan perusahaan yang merugi. Memang bisa terjadi keadaan perusahaan yang merugi. Memang bisa terjadi perusahaan rugi terus, kemudian ia tidak mampu perusahaan rugi terus, kemudian ia tidak mampu membayar hutang-hutangnya. Pada keadaan seperti ini membayar hutang-hutangnya. Pada keadaan seperti ini ia belum tentu bangkrut, ia baru dapat dikatakan ia belum tentu bangkrut, ia baru dapat dikatakan bangkrut jika memang sudah diputus demikian oleh bangkrut jika memang sudah diputus demikian oleh hakim.hakim.

Page 17: HUKUM KEPAILITAN

1717

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Bankruptcy atau kebangkrutan ( Inggris ) itu berarti Bankruptcy atau kebangkrutan ( Inggris ) itu berarti keadaan tidak solven dari perorangan atau organisasi keadaan tidak solven dari perorangan atau organisasi atau perusahaan, yaitu keadaan tidak mampu atau perusahaan, yaitu keadaan tidak mampu membayar hutang.membayar hutang.

Bankrupt : The state or condition of a person (individual, Bankrupt : The state or condition of a person (individual, partnership, corporation, municipality) who is unable to partnership, corporation, municipality) who is unable to pay its debts as they are, or become, due. The condition pay its debts as they are, or become, due. The condition of one whose circumstances are such that he is entitled of one whose circumstances are such that he is entitled to take the benefit of the federal bankruptcy laws. The to take the benefit of the federal bankruptcy laws. The term includes a person againts whom an involuntary term includes a person againts whom an involuntary petition has been filed, or who has filed a voluntary petition has been filed, or who has filed a voluntary petition, or who has been adjudged a bankrupt. The petition, or who has been adjudged a bankrupt. The woed “bankrupt” is not used in the federal bankruptcy woed “bankrupt” is not used in the federal bankruptcy code. “Debtor” is now the term used.code. “Debtor” is now the term used.

Page 18: HUKUM KEPAILITAN

1818

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan) Di bawah UU US ada dua jenis kebangkrutan :”tidak sukarela Di bawah UU US ada dua jenis kebangkrutan :”tidak sukarela

( ( unvoluntaryunvoluntary ) “ dan “ sukarela ( ) “ dan “ sukarela ( voluntaryvoluntary ). Bangkrut secara ). Bangkrut secara “ tidak sukarela “ terjadi bila satu atau lebih kreditur memohon “ tidak sukarela “ terjadi bila satu atau lebih kreditur memohon kepada pengadilan untuk menyatakan debitor tidak solven, kepada pengadilan untuk menyatakan debitor tidak solven, sedangkan “ sukarela “ terjadi bila debitur sendiri yang sedangkan “ sukarela “ terjadi bila debitur sendiri yang memohonnya. Dalam kedua kasus tersebut, tujuannya memohonnya. Dalam kedua kasus tersebut, tujuannya adalah penyelesaian yang teratur dan adil dari semua adalah penyelesaian yang teratur dan adil dari semua kewajiban.kewajiban.

Di US, sejak debitur dinyatakan bangkrut, pengadilan Di US, sejak debitur dinyatakan bangkrut, pengadilan menunjuk wali sementara ( sama dengan kurator sementara menunjuk wali sementara ( sama dengan kurator sementara – Indonesia ) dengan kekuasaan luas dan wewenang untuk – Indonesia ) dengan kekuasaan luas dan wewenang untuk membuat perubahan manajemen, mengatur pendanaan membuat perubahan manajemen, mengatur pendanaan tanpa jaminan dan mengoperasikan bisnis debitor pada tanpa jaminan dan mengoperasikan bisnis debitor pada umumnya sedemikian rupa untuk menghindari kerugian. umumnya sedemikian rupa untuk menghindari kerugian. Hanya dengan menyerahkan sesuatu jaminan yang Hanya dengan menyerahkan sesuatu jaminan yang memadai, debitur dapat mengambil alih kendali dari wali.memadai, debitur dapat mengambil alih kendali dari wali.

Page 19: HUKUM KEPAILITAN

1919

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Berkenaan dengan reorganisasi, Debitur tetap memiliki Berkenaan dengan reorganisasi, Debitur tetap memiliki bisnis dan mengendalikannya, kecuali pengadilan bisnis dan mengendalikannya, kecuali pengadilan menentukan lain. Debitur dan kreditur diberi cukup menentukan lain. Debitur dan kreditur diberi cukup banyak kelonggaran untuk bekerjasama.banyak kelonggaran untuk bekerjasama.

Jadi : “ pailit “ atau “ bankrupt “ adalah soal debitur Jadi : “ pailit “ atau “ bankrupt “ adalah soal debitur berada dalam keadaan berhenti membayar (berada dalam keadaan berhenti membayar (insolvencyinsolvency), ), bukan soal “ rugi “ .bukan soal “ rugi “ .

Syarat untuk mempailitkan debitur ?Syarat untuk mempailitkan debitur ?1.1. debitur mempunyai dua atau lebih kreditur;debitur mempunyai dua atau lebih kreditur;2.2. tidak membayar satu utang yang telah jatuh tempo dan tidak membayar satu utang yang telah jatuh tempo dan

dapat ditagih.dapat ditagih.

Page 20: HUKUM KEPAILITAN

2020

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan) Siapa yang dapat dipailitkan ?Siapa yang dapat dipailitkan ?1.1. Orang perorangan : pria dan wanita; menikah atau Orang perorangan : pria dan wanita; menikah atau

belum menikah. Jadi pemohon adalah debitur belum menikah. Jadi pemohon adalah debitur perorangan yang telah menikah, maka permohonan perorangan yang telah menikah, maka permohonan hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau isterinya, kecuali tidak ada percampuran harta.isterinya, kecuali tidak ada percampuran harta.

2.2. Perserikatan atau perkumpulan tidak berbadan hukum Perserikatan atau perkumpulan tidak berbadan hukum lainnya. Jika pemohon berbentuk Firma harus memuat lainnya. Jika pemohon berbentuk Firma harus memuat nama dan tempat kediaman masimh-masing persero nama dan tempat kediaman masimh-masing persero yang secara tanggung renteng terikat untuk seluruh yang secara tanggung renteng terikat untuk seluruh utang Firma.utang Firma.

3.3. Perseroan, perkumpulan, koperasi, yayasan yang Perseroan, perkumpulan, koperasi, yayasan yang berbadan hukum. berbadan hukum.

4.4. Harta warisan.Harta warisan.

Page 21: HUKUM KEPAILITAN

2121

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan) Pengadilan mana yang berwenang?Pengadilan mana yang berwenang?1.1. Pengadilan daerah hukum tempat kedudukan debitur;Pengadilan daerah hukum tempat kedudukan debitur;2.2. Dalam hal debitur telah meninggalkan Indonesia, maka Dalam hal debitur telah meninggalkan Indonesia, maka

pengadilan daerah hukum tempat kedudukdan terakhir pengadilan daerah hukum tempat kedudukdan terakhir debitur;debitur;

3.3. Dalam hal debitur pesero firma, pengadilan tempat Dalam hal debitur pesero firma, pengadilan tempat kedudukan hukum firma;kedudukan hukum firma;

4.4. Dalam hal debitur tidak berkedudukan di wilayah Indonesia Dalam hal debitur tidak berkedudukan di wilayah Indonesia tetepi menjalankan profesi atau usahanya di Indonesia, tetepi menjalankan profesi atau usahanya di Indonesia, Pengadilan tempat kedudukan atau kantor pusat debitur Pengadilan tempat kedudukan atau kantor pusat debitur menjalankan profesi atau usahanya di wilayah RI;menjalankan profesi atau usahanya di wilayah RI;

5.5. Dalam hal debitur badan hukum, Pengadilan tempat Dalam hal debitur badan hukum, Pengadilan tempat kedudukan hukum badan hukum sesuai anggaran kedudukan hukum badan hukum sesuai anggaran dasarnya.dasarnya.

Page 22: HUKUM KEPAILITAN

2222

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Setiap permohonan pernyataan pailit, baik yang diajukan Setiap permohonan pernyataan pailit, baik yang diajukan oleh debitur maupun pihak ketiga di luar debitur harus oleh debitur maupun pihak ketiga di luar debitur harus diajukan melalui seorang pengacara yang memiliki izin diajukan melalui seorang pengacara yang memiliki izin beracara di Pengadilan, diajukan ke Pengadilan Niaga beracara di Pengadilan, diajukan ke Pengadilan Niaga melalui panitera (Pasal 7 ayat (1) UU No. 37 Tahun melalui panitera (Pasal 7 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran 2004 Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.Utang.

Ketentuan ayat (1) tersebut di atas tidak berlaku dalam Ketentuan ayat (1) tersebut di atas tidak berlaku dalam hal permohonan diajukan oleh Kejaksaan, Bank hal permohonan diajukan oleh Kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam, dan Menteri Keuangan.Indonesia, Bapepam, dan Menteri Keuangan.

Page 23: HUKUM KEPAILITAN

2323

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Upaya hukum yang dimungkinkan ?Upaya hukum yang dimungkinkan ? Putusan pailit, hanya terbuka upaya hukum Putusan pailit, hanya terbuka upaya hukum

Kasasi dan PK. Apa reasosing ketentuan ini ?. Kasasi dan PK. Apa reasosing ketentuan ini ?. Mengapa meniadakan upaya banding ?.Mengapa meniadakan upaya banding ?.

Upaya PK harus memenuhi 2 ( dua ) syarat :Upaya PK harus memenuhi 2 ( dua ) syarat :1. Terdapat bukti tertulis baru yang penting, yang 1. Terdapat bukti tertulis baru yang penting, yang

bila diketahui dipersidangan sebelumnya akan bila diketahui dipersidangan sebelumnya akan menghasilkan putusan yang berbeda ;menghasilkan putusan yang berbeda ;

2. Dalam putusan hakim yang bersangkutan 2. Dalam putusan hakim yang bersangkutan terdapat kekeliruan yang nyata.terdapat kekeliruan yang nyata.

Page 24: HUKUM KEPAILITAN

2424

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Uit voorbaarheid bij voorraad ?Uit voorbaarheid bij voorraad ? Semua penetapan mengenai pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit Semua penetapan mengenai pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit

yang ditetapkan oleh hakim dapat dilaksanakan terlebih dahulu, kecuali yang ditetapkan oleh hakim dapat dilaksanakan terlebih dahulu, kecuali undang-undang menentukan lain. undang-undang menentukan lain.

Dengan dijatuhkannya putusan pailit, serta merta Kurator dapat melaksanakan Dengan dijatuhkannya putusan pailit, serta merta Kurator dapat melaksanakan tugas dan kewenangannya untuk mengurus dan/atau membereskan harta pailit tugas dan kewenangannya untuk mengurus dan/atau membereskan harta pailit terhitung sejak putusan pailit diucapkan, meskipun ada kasasi atau PK. Dalam terhitung sejak putusan pailit diucapkan, meskipun ada kasasi atau PK. Dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya kasasi atau PK hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya kasasi atau PK maka segala perbuatan yang telah dilakukan oleh Kurator sebelum atau pada maka segala perbuatan yang telah dilakukan oleh Kurator sebelum atau pada tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan tetap tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan tetap sah dan mengikat Debitur.sah dan mengikat Debitur.

Pada perkara perdata pada umumnya dengan diadakannya upaya hukum Pada perkara perdata pada umumnya dengan diadakannya upaya hukum perlawanan, banding atau kasasi terhadap putusan hakim mengakibatkan perlawanan, banding atau kasasi terhadap putusan hakim mengakibatkan penundaan pelaksanaan putusan. Bila hakim memutuskan, uit voorbaar bij penundaan pelaksanaan putusan. Bila hakim memutuskan, uit voorbaar bij voorraad terhadap putusannya, maka penundaan tidak diadakan. Dalam voorraad terhadap putusannya, maka penundaan tidak diadakan. Dalam praktek hakim dimungkinkan mewajibkan penuntut atau penggugat untuk praktek hakim dimungkinkan mewajibkan penuntut atau penggugat untuk memberikan “borg”, agar si tergugat bila keadaan berbalik, dapat dijamin memberikan “borg”, agar si tergugat bila keadaan berbalik, dapat dijamin pembayaran kembali atau ganti ruginya.pembayaran kembali atau ganti ruginya.

Page 25: HUKUM KEPAILITAN

2525

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan) Pemeriksaan cuma-cumaPemeriksaan cuma-cuma UUPK memungkinkan adanya pemeriksaan secara UUPK memungkinkan adanya pemeriksaan secara

gratis, dengan akibat biaya kepaniteraanpun juga gratis.gratis, dengan akibat biaya kepaniteraanpun juga gratis.

Putusan Pencabutan pernyataan pailit Putusan Pencabutan pernyataan pailit Putusan tersebut diumumkan oleh Panitera Pengadilan Putusan tersebut diumumkan oleh Panitera Pengadilan

di dalam BNRI & dua surat kabar harian.di dalam BNRI & dua surat kabar harian. Terhadap putusan pencabutan pernyataan pailit dapat Terhadap putusan pencabutan pernyataan pailit dapat

dicabut diajukan kasasi dan/atau PK.dicabut diajukan kasasi dan/atau PK. Dalam hal setelah pencabutan pernyataan pailit Dalam hal setelah pencabutan pernyataan pailit

diucapkan diajukan lagi permohonan pernyataan pailit, diucapkan diajukan lagi permohonan pernyataan pailit, maka debitur atau pemohon wajib membuktikan adanya maka debitur atau pemohon wajib membuktikan adanya cukup harta untuk membayar biaya kepailitan.cukup harta untuk membayar biaya kepailitan.

Page 26: HUKUM KEPAILITAN

2626

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan) Penyitaan oleh Kreditur selama sidang berlangsung ?Penyitaan oleh Kreditur selama sidang berlangsung ? Sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan, setiap kreditur atau Sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan, setiap kreditur atau

kejaksaan dapat mengajukan permohonan ke Pengadilan untuk :kejaksaan dapat mengajukan permohonan ke Pengadilan untuk :1.1. meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan

debitur;debitur;2.2. menunjuk kurator sementara untuk : (1). Mengawasi pengelolaan menunjuk kurator sementara untuk : (1). Mengawasi pengelolaan

usaha debitur; (2). Mengawasi pembayaran kepada kreditur, usaha debitur; (2). Mengawasi pembayaran kepada kreditur, pengalihan atau pengagunan kekayaan debitur yang dalam rangka pengalihan atau pengagunan kekayaan debitur yang dalam rangka kepailitan memerlukan persetujuan kurator.kepailitan memerlukan persetujuan kurator.

Biasanya permohonan penyitaan akan dikabulkan, jika kepentingan Biasanya permohonan penyitaan akan dikabulkan, jika kepentingan kreditur perlu dilindungi. Di samping itu untuk melindungi dan kreditur perlu dilindungi. Di samping itu untuk melindungi dan menjaga kepentingan debitur dan pihak ketiga lain yang menjaga kepentingan debitur dan pihak ketiga lain yang berkepentingan, maka Pengadilan dapat menetapkan agar kreditur berkepentingan, maka Pengadilan dapat menetapkan agar kreditur pemohon memberikan jaminan dalam jumlah yang wajar.pemohon memberikan jaminan dalam jumlah yang wajar.

Page 27: HUKUM KEPAILITAN

2727

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Meliputi apa saja kepailitan itu dijatuhkan ?Meliputi apa saja kepailitan itu dijatuhkan ? Kepailitan meliputi seluruh harta kekayaan debitur yang Kepailitan meliputi seluruh harta kekayaan debitur yang

ada pada saat pernyataan pailit itu dijatuhkan dan yang ada pada saat pernyataan pailit itu dijatuhkan dan yang diperoleh selama kepailitan berlangsung.diperoleh selama kepailitan berlangsung.

Bagi debitur perorangan yang pailit, maka akibat Bagi debitur perorangan yang pailit, maka akibat kepailitan di atas berlaku pula bagi suami atau isteri kepailitan di atas berlaku pula bagi suami atau isteri yang menikah dalam persatuan harta, baik yang ada yang menikah dalam persatuan harta, baik yang ada saat dijatuhkan kepailitan maupun yang diperoleh selam saat dijatuhkan kepailitan maupun yang diperoleh selam kepailitan.kepailitan.

Page 28: HUKUM KEPAILITAN

2828

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Dapatkah Bank Rekapitalisasi dan Bank BTO Dapatkah Bank Rekapitalisasi dan Bank BTO menjadi pemohon pailit ?menjadi pemohon pailit ?

Putusan MA No. 04 K/N/1998.Putusan MA No. 04 K/N/1998. Dalam praktek permohonan pernyataan pailit Dalam praktek permohonan pernyataan pailit

sebagian besar dilakukan oleh bank terhadap sebagian besar dilakukan oleh bank terhadap debitur kreditnya yang macet.debitur kreditnya yang macet.

Page 29: HUKUM KEPAILITAN

2929

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Pertama, dalam kasus kepailitan yang diajukan oleh PT Bank Pertama, dalam kasus kepailitan yang diajukan oleh PT Bank PDFCI sebagai Pemohon pailit terhadap PT. Sarana Kemas PDFCI sebagai Pemohon pailit terhadap PT. Sarana Kemas Utama selaku Termohon Pailit. Permohonan pailit dikabulkan Utama selaku Termohon Pailit. Permohonan pailit dikabulkan hakim pengadilan niaga. Persoalan muncul dalam kasasi karena hakim pengadilan niaga. Persoalan muncul dalam kasasi karena Pemohon Kasasi keberatan atas status Termohon Pemohon Kasasi keberatan atas status Termohon Kasasi/Pemohon Pailit sebagai Bank BTO pada saat Kasasi/Pemohon Pailit sebagai Bank BTO pada saat permohonan pailit diajukan. Menurut Pemohon Kasasi atau permohonan pailit diajukan. Menurut Pemohon Kasasi atau termohon pailit, sejak tanggal 3 April 1998 status Termohon termohon pailit, sejak tanggal 3 April 1998 status Termohon Kasasi adalah bank BTO dan manajemen telah diambil alih atau Kasasi adalah bank BTO dan manajemen telah diambil alih atau dikuasai oleh dan berada di bawah BPPN. Oleh karena itu surat dikuasai oleh dan berada di bawah BPPN. Oleh karena itu surat kuasa Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit harus dengan kuasa Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit harus dengan sepengetahuan atau setidak-tidaknya diketahui oleh BPPN. sepengetahuan atau setidak-tidaknya diketahui oleh BPPN. Kebertaan ini sebenarnya pernah diajukan pada sidang Kebertaan ini sebenarnya pernah diajukan pada sidang pengadilan niaga, namun judex factie sama sekali tidak pengadilan niaga, namun judex factie sama sekali tidak mempertimbangkan keberatan tersebut dalam putusannya. mempertimbangkan keberatan tersebut dalam putusannya. Karena itu judex factie telah melakukan kesalahan dalam Karena itu judex factie telah melakukan kesalahan dalam penerapan hukum.penerapan hukum.

Page 30: HUKUM KEPAILITAN

3030

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Majelis Hakim Kasasi memandang bahwa Termohon Majelis Hakim Kasasi memandang bahwa Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit dalam status Bank BTO Kasasi atau Pemohon Pailit dalam status Bank BTO tetap sah sebagai Pemohon Pailit, karena pernyataan tetap sah sebagai Pemohon Pailit, karena pernyataan BTO sama sekali tidak menghapuskan status Termohon BTO sama sekali tidak menghapuskan status Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit sebagai badan hukum yang Kasasi atau Pemohon Pailit sebagai badan hukum yang dapat bertindak sebagai pihak dalam proses perkara dapat bertindak sebagai pihak dalam proses perkara dan dengan demikian pembuatan surat kuasapun tetap dan dengan demikian pembuatan surat kuasapun tetap sah dan tidak perlu sepengetahuan dan atau ijin sah dan tidak perlu sepengetahuan dan atau ijin pemerintah c.q. BPPN. Karena itu Majelis Hakim Kasasi pemerintah c.q. BPPN. Karena itu Majelis Hakim Kasasi membenarkan putusan Judex facxtie. Atas putusan ini membenarkan putusan Judex facxtie. Atas putusan ini Pemohon Kasasi atau Termohon Pailit mengajukan PK.Pemohon Kasasi atau Termohon Pailit mengajukan PK.

Page 31: HUKUM KEPAILITAN

3131

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Dalam permohonan PK, Permohon PK atau Pemohon Kasasi Dalam permohonan PK, Permohon PK atau Pemohon Kasasi atau Termohon Pailit kembali mempersoalkan kewenangan atau Termohon Pailit kembali mempersoalkan kewenangan hukum atau legal capacity Pemohon Pailit dalam hal ini Bank hukum atau legal capacity Pemohon Pailit dalam hal ini Bank PDFCI yang telah dikenakan status Bank BTO pada saat PDFCI yang telah dikenakan status Bank BTO pada saat mengajukan permohonan pernyataan pailit. Menurut mengajukan permohonan pernyataan pailit. Menurut Pemohon PK atau Pemohon Kasasi atau Termohon Pailit, Pemohon PK atau Pemohon Kasasi atau Termohon Pailit, Majelis Hakim Kasasi dan Judex Facxtie telah melakukan Majelis Hakim Kasasi dan Judex Facxtie telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan hukum mengenai kesalahan berat dalam menerapkan hukum mengenai kewenangan hukum Bank BTO. Dikatakan bahwa Termohon kewenangan hukum Bank BTO. Dikatakan bahwa Termohon PK atau Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit sejak tanggal PK atau Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit sejak tanggal 3 April 1998 telah menjadi Bank BTO sehingga 3 April 1998 telah menjadi Bank BTO sehingga manajemenmanajemen dan operasional telah diambil alihdan operasional telah diambil alih oleh BPPN sesuai oleh BPPN sesuai dengan ketentuan Pasal 37 Ayat (1) UU No.10 Thn 1998. dengan ketentuan Pasal 37 Ayat (1) UU No.10 Thn 1998. Pada hal permohonan pailit yang diajukan Termohon PK atau Pada hal permohonan pailit yang diajukan Termohon PK atau Pemohon Pailit dilakukan pada tanggal 30 September 1998 Pemohon Pailit dilakukan pada tanggal 30 September 1998 yaitu pada saat Termohon PK atau Pemohon Pailit sudah yaitu pada saat Termohon PK atau Pemohon Pailit sudah berstatus Bank BTO tanpa persetujuan kuasa dari BPPN.berstatus Bank BTO tanpa persetujuan kuasa dari BPPN.

Page 32: HUKUM KEPAILITAN

3232

SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)

Majelis Hakim PK dalam perkara ini membenarkan pendapat Majelis Hakim PK dalam perkara ini membenarkan pendapat yang diajukan Pemohon PK atau Termohon Pailit atau Pemohon yang diajukan Pemohon PK atau Termohon Pailit atau Pemohon Kasasi, karena menurut Majelis Kasasi, karena menurut Majelis terdapat kesalahan berat terdapat kesalahan berat dalam menerapkan hukum tentang status dan kewenangan dalam menerapkan hukum tentang status dan kewenangan Bank BTOBank BTO sebab Direksi Bank PDFCI Tbk yang telah dinyatakan sebab Direksi Bank PDFCI Tbk yang telah dinyatakan dalam status BTO sejak 3 April 1998 tidak lagi memiliki dalam status BTO sejak 3 April 1998 tidak lagi memiliki kewenangan untuk melakukan suatu perbuatan hukum ( kewenangan untuk melakukan suatu perbuatan hukum ( legal legal capacitycapacity ) termasuk mengajukan gugatan atau permohonan pailit ) termasuk mengajukan gugatan atau permohonan pailit di muka pengadilan untuk kepentingan bank tersebut. Karena di muka pengadilan untuk kepentingan bank tersebut. Karena manajemen dan operasionalnya telah diambilalih atau dikuasai manajemen dan operasionalnya telah diambilalih atau dikuasai oleh dan berada di bawah pengawasan BPPN, maka surat kuasa oleh dan berada di bawah pengawasan BPPN, maka surat kuasa yang dibuat Direksi yang menjadi dasar permohonan pailit yang dibuat Direksi yang menjadi dasar permohonan pailit terhadap Pemohon PK atau Termohon Pailit adalah tidak sah. terhadap Pemohon PK atau Termohon Pailit adalah tidak sah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, menurut MA terdapat cukup Berdasarkan pertimbangan tersebut, menurut MA terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan PK yang diajukan PT alasan untuk mengabulkan permohonan PK yang diajukan PT Sarana Kemas Utama selaku Termohon Pailit atau Pemohon Sarana Kemas Utama selaku Termohon Pailit atau Pemohon Kasasi atau Pemohon PK dan membatalkan Putusan MA 14 Kasasi atau Pemohon PK dan membatalkan Putusan MA 14 Desember 1998 No.04 K/N/1998.Desember 1998 No.04 K/N/1998.

Page 33: HUKUM KEPAILITAN

3333

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG MENURUT UU No. 37 Tahun 2004UTANG MENURUT UU No. 37 Tahun 2004

UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU menentukan tentang apa yang dimaksud dengan menentukan tentang apa yang dimaksud dengan “utang”. Pasal 1 angka 6 menyebutkan utang adalah “utang”. Pasal 1 angka 6 menyebutkan utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia atau mata jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia atau mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari, yang timbul karena perjanjian timbul di kemudian hari, yang timbul karena perjanjian atau UU dan yang wajib dipenuhi oleh debitur dan bila atau UU dan yang wajib dipenuhi oleh debitur dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditur untuk tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditur untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitur.mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitur.

Page 34: HUKUM KEPAILITAN

3434

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Ada istilah lain di dalam hukum perdata yang erat sekali Ada istilah lain di dalam hukum perdata yang erat sekali dengan persoalan hutang, yaitu “schuld” yang sering dengan persoalan hutang, yaitu “schuld” yang sering diterjemahkan “hutang” dan “haftung” yang sering diterjemahkan “hutang” dan “haftung” yang sering diterjemahkan “harta kekayaan”. Dalam diri debitur itu diterjemahkan “harta kekayaan”. Dalam diri debitur itu terdapat dua unsur, yaitu schuld dan haftung. Schuld terdapat dua unsur, yaitu schuld dan haftung. Schuld adalah hutang debitur kepada kreditur, sedangkan adalah hutang debitur kepada kreditur, sedangkan haftung adalah harta kekayaan debitur yang haftung adalah harta kekayaan debitur yang dipertanggungjawabkan bagi pelunasan hutang tersebut. dipertanggungjawabkan bagi pelunasan hutang tersebut. Rumusan normatif haftung seperti yang dirumuskan di Rumusan normatif haftung seperti yang dirumuskan di dalam Pasal 1331 KUHPerdata.dalam Pasal 1331 KUHPerdata.

Page 35: HUKUM KEPAILITAN

3535

INSTITUSI YG BERWENANG INSTITUSI YG BERWENANG MENAGIH UTANGMENAGIH UTANG

Seperti diketahui ada beberapa institusi yang berwenang Seperti diketahui ada beberapa institusi yang berwenang menangani penagihan hutang piutang, yaitu :menangani penagihan hutang piutang, yaitu :

1.1. Pengadilan Negeri ex dalil wan prestasi ( 1365 Pengadilan Negeri ex dalil wan prestasi ( 1365 KUHPerdata ). c.q. Lembaga upaya paksa ( gijzeling ) KUHPerdata ). c.q. Lembaga upaya paksa ( gijzeling ) ( Perma No. 1 Thn 2000 Tentang lembaga paksa badan );( Perma No. 1 Thn 2000 Tentang lembaga paksa badan );

2.2. BUPLN c.q. UU No. 49 Thn 1960 Tentang PUPN;BUPLN c.q. UU No. 49 Thn 1960 Tentang PUPN;3.3. Usaha damai antara para pihak;Usaha damai antara para pihak;4.4. Kejaksaan Agung ex UU Kejaksaan;Kejaksaan Agung ex UU Kejaksaan;5.5. Kegiatan melalui lembaga ADR ex UU No. 30 Thn 1999 Kegiatan melalui lembaga ADR ex UU No. 30 Thn 1999

Tentang ADR;Tentang ADR;6.6. PP No. 17 Thn 1998 Tentang BPPN ( IBRA ) ;PP No. 17 Thn 1998 Tentang BPPN ( IBRA ) ;7.7. Melalui Prakarsa Jakarta.Melalui Prakarsa Jakarta.

Page 36: HUKUM KEPAILITAN

3636

YURISDIKSI PENGADILAN NIAGAYURISDIKSI PENGADILAN NIAGA

Adapun yurisdiksi Pengadilan Niaga Adapun yurisdiksi Pengadilan Niaga adalah :adalah :

1.1. Permohonan pernyataan pailit ;Permohonan pernyataan pailit ;2.2. Permohonan penundaan Permohonan penundaan

pembayaran;pembayaran;3.3. Usaha damai.Usaha damai.

Page 37: HUKUM KEPAILITAN

3737

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Bagaimana majelis hakim pengadilan yang memeriksa kasus-kasus Bagaimana majelis hakim pengadilan yang memeriksa kasus-kasus permohonan kepailitan mengertian hutang itu dapat dilihat dalam permohonan kepailitan mengertian hutang itu dapat dilihat dalam kasus-kasus seperti berikut :kasus-kasus seperti berikut :

Pertama, dalam kasus permohonan kepailitan yang diajukan oleh Drs. Pertama, dalam kasus permohonan kepailitan yang diajukan oleh Drs. Husai Sani dan Djohan Subekti sebagai para Pemohon Pailit terhadap Husai Sani dan Djohan Subekti sebagai para Pemohon Pailit terhadap PT Modern Land Reality LTD selaku termohon pailit. Dalam perkara ini PT Modern Land Reality LTD selaku termohon pailit. Dalam perkara ini majelis Hakim Peradilan Niaga dalam putusan majelis Hakim Peradilan Niaga dalam putusan No.07/Pailit/1998/PN/Niaga/Jkt. Pst. Tertanggal 12 Oktober 1998 telah No.07/Pailit/1998/PN/Niaga/Jkt. Pst. Tertanggal 12 Oktober 1998 telah mengabulkan permohonan kepailitan yang diajukan Pemohon mengabulkan permohonan kepailitan yang diajukan Pemohon Pailitnterhadap Termohon Pailit PT Modern Land Reality LTD. Menurut Pailitnterhadap Termohon Pailit PT Modern Land Reality LTD. Menurut Majelis Hakim, meskipun permohonan pailit yang diajukan Pemohon Majelis Hakim, meskipun permohonan pailit yang diajukan Pemohon Pailit tidak berdasarkan hutang yang timbul dari konstruksi hukum Pailit tidak berdasarkan hutang yang timbul dari konstruksi hukum pinjam meminjam uang malainkan berdasarkan hutang yang timbul pinjam meminjam uang malainkan berdasarkan hutang yang timbul dari perjanjian pengikatan jual beli rumah susun antara Pemohon dari perjanjian pengikatan jual beli rumah susun antara Pemohon Pailit sebagai pembeli dengan PT Modern Land Reality selaku penjual Pailit sebagai pembeli dengan PT Modern Land Reality selaku penjual namun karena Termohon PT Modern Land Reality belum namun karena Termohon PT Modern Land Reality belum mengembalikan uang pembayaran yang diterima dari Pembeli yaitu mengembalikan uang pembayaran yang diterima dari Pembeli yaitu para pemohon Pailit, maka Termohon Pailit PT Modern land Reality para pemohon Pailit, maka Termohon Pailit PT Modern land Reality harus dinyatakan mempunyai hutang kepada masing-masing harus dinyatakan mempunyai hutang kepada masing-masing Pemohon Pailit.Pemohon Pailit.

Page 38: HUKUM KEPAILITAN

3838

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN HUTANG (lanjutan)HUTANG (lanjutan)

Termohon Pailit PT Modern Land Reality yang tidak menerima Termohon Pailit PT Modern Land Reality yang tidak menerima Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga ( Judex Factie ) Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga ( Judex Factie ) tersebut kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. tersebut kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Dalam memeriksa kasus tersebut Majelis Hakim Kasasi tidak Dalam memeriksa kasus tersebut Majelis Hakim Kasasi tidak sependapat dengan Judex Factie yang telah mengartikan sependapat dengan Judex Factie yang telah mengartikan hutang secara luas dan pengertian hutang seperti itu menurut hutang secara luas dan pengertian hutang seperti itu menurut Majelis Hakim Kasasi jelas bertentangan dengan pengertian Majelis Hakim Kasasi jelas bertentangan dengan pengertian hutang sebagaimana dimaksudkan oleh Pasal 1 angka ( 1 ) UU hutang sebagaimana dimaksudkan oleh Pasal 1 angka ( 1 ) UU No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan. Menurut Majelis Hakim No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan. Menurut Majelis Hakim Kasasi, pengertian hutang yang dimaksudkan dalam Pasal 1 Kasasi, pengertian hutang yang dimaksudkan dalam Pasal 1 angka (1) UU No. 4 tahun 1998 harus diartikan dalam konteks angka (1) UU No. 4 tahun 1998 harus diartikan dalam konteks pemikiran konsideran tentang maksud diterbitkannya UU No. 4 pemikiran konsideran tentang maksud diterbitkannya UU No. 4 Tahun 1998 da tidak dapat dilepaskan kaitan itu daripadanya Tahun 1998 da tidak dapat dilepaskan kaitan itu daripadanya yang pada dasarnya menekankan pinjaman meminjam uang yang pada dasarnya menekankan pinjaman meminjam uang sehingga dengan demikian tidak meliputi bentuk wanprestasi sehingga dengan demikian tidak meliputi bentuk wanprestasi lain yang tidak berawal pada konstruksi hukum pinjam lain yang tidak berawal pada konstruksi hukum pinjam meminjam uang.meminjam uang.

Page 39: HUKUM KEPAILITAN

3939

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Dengan mendasarkan pengertian hutang seperti dimaksudkan pada Pasal 1 Dengan mendasarkan pengertian hutang seperti dimaksudkan pada Pasal 1 angka ( 1 ) UU No. 4 Tahun 1998 itu maka Majelis Hakim Kasasi dalam perkara angka ( 1 ) UU No. 4 Tahun 1998 itu maka Majelis Hakim Kasasi dalam perkara ini menilai Majelis Hakim Pengadilan Niaga ( Judex Factie ) telah melakukan ini menilai Majelis Hakim Pengadilan Niaga ( Judex Factie ) telah melakukan kekeliruan dan kesalahan fatal dalam menerapkan hukum khususnya dalam kekeliruan dan kesalahan fatal dalam menerapkan hukum khususnya dalam menentukan obyek perkara kepailitan, karena pada hakekatnya hubungan menentukan obyek perkara kepailitan, karena pada hakekatnya hubungan hukum antara Para Pemohon Pailit dengan Termohon Pailit PT Modern Land hukum antara Para Pemohon Pailit dengan Termohon Pailit PT Modern Land Reality adalah hubungan hukum pengikatan jual beli mengenai satuan rumah Reality adalah hubungan hukum pengikatan jual beli mengenai satuan rumah susun Golf Modern yang dibangun oleh Termohon Pailit dengan pembayaran susun Golf Modern yang dibangun oleh Termohon Pailit dengan pembayaran secara angsuran oleh Para Pemohon Pailit sehingga karenanya merupakan secara angsuran oleh Para Pemohon Pailit sehingga karenanya merupakan perikatan antara produsen dan konsumen. Padahal, demikian Majelis Hakim perikatan antara produsen dan konsumen. Padahal, demikian Majelis Hakim Kasasi, dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU No. 4 tahun 1998 berikut Kasasi, dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU No. 4 tahun 1998 berikut Penjelasannya telah dicantumkan dengan jelas adanya hubungan hukum utang Penjelasannya telah dicantumkan dengan jelas adanya hubungan hukum utang dan bahwa pengertian hutang yang tidak dibayar oleh debitur sebagaimana dan bahwa pengertian hutang yang tidak dibayar oleh debitur sebagaimana dimaksudkan dalam ketentuan ini adalah hutang pokok dan bunganya. Untuk dimaksudkan dalam ketentuan ini adalah hutang pokok dan bunganya. Untuk memperkuat sikapnya itu, Majelis Hakim Kasasi selanjutnya diadakannya UU memperkuat sikapnya itu, Majelis Hakim Kasasi selanjutnya diadakannya UU Kepailitan maka dalam Konsiderans UU Kepailitan butir e dan f telah Kepailitan maka dalam Konsiderans UU Kepailitan butir e dan f telah dicantumkan bahwa pertimbangan untuk diadakannya penyempurnaan dicantumkan bahwa pertimbangan untuk diadakannya penyempurnaan peraturan kepailitan dalam mengatasi gejolak moneter beserta akibatnya yang peraturan kepailitan dalam mengatasi gejolak moneter beserta akibatnya yang berat terhadap perekonomian yang berat saat ini adalah penyelesaian hutang berat terhadap perekonomian yang berat saat ini adalah penyelesaian hutang piutang perusahaan yang juga sangat diperlukan dalam penyelenggaraan piutang perusahaan yang juga sangat diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan usaha dan kehidupan perekonomian pada umumnya..kegiatan usaha dan kehidupan perekonomian pada umumnya..

Page 40: HUKUM KEPAILITAN

4040

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN HUTANG (lanjutan)HUTANG (lanjutan)

Mengenai pengertian utang itu, Majelis Hakim Mengenai pengertian utang itu, Majelis Hakim Pengadilan Niaga ( Pengadilan Niaga ( Judex FactieJudex Factie ) dalam bagian ) dalam bagian pertimbangan hukum dari putusannya dalam kasus ini pertimbangan hukum dari putusannya dalam kasus ini menyatakan sebagai berikut:menyatakan sebagai berikut:

““Menimbang, bahwa dengan dibatalkannya perjanjian Menimbang, bahwa dengan dibatalkannya perjanjian pengikatan perjanjian jual beli satuan rumah susun pengikatan perjanjian jual beli satuan rumah susun tersebut maka Termohon Pailit PT Modern Land Reality tersebut maka Termohon Pailit PT Modern Land Reality wajib mengembalikan uang pembayaran yang telah wajib mengembalikan uang pembayaran yang telah diterima dari para Pemohon tersebut dan oleh karena diterima dari para Pemohon tersebut dan oleh karena Termohon belum mengembalikan uang pembayaran Termohon belum mengembalikan uang pembayaran yang telah diterima tersebut maka Termohon harus yang telah diterima tersebut maka Termohon harus dinyatakan telah mempunyai hutang kepada masing-dinyatakan telah mempunyai hutang kepada masing-masing Para Pemohon Pailit”.masing Para Pemohon Pailit”.

Page 41: HUKUM KEPAILITAN

4141

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Disamping menyatakan Majelis Hakim Pengadilan Niaga ( Judex Factie ) Disamping menyatakan Majelis Hakim Pengadilan Niaga ( Judex Factie ) telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan hukum khususnya telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan hukum khususnya yang berkaitan dengan obyek permohonan kepailitan, Majelis Hakim yang berkaitan dengan obyek permohonan kepailitan, Majelis Hakim Kasasi juga menilai Judex Factie telah menjatuhkan keputusan yang Kasasi juga menilai Judex Factie telah menjatuhkan keputusan yang melampaui kewenangannya, sebab dengan telah dibentuknya Pengadilan melampaui kewenangannya, sebab dengan telah dibentuknya Pengadilan Niaga sebagai peradilan yang khusus dalam perkara kepailitan dan yang Niaga sebagai peradilan yang khusus dalam perkara kepailitan dan yang terpisah dari peradilan dalam perkara perdata pada umumnya maka terpisah dari peradilan dalam perkara perdata pada umumnya maka kompetensi atau kewenangan absolut dari Pengadilan Niaga dalam waktu kompetensi atau kewenangan absolut dari Pengadilan Niaga dalam waktu ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 280 ayat (2) UU No.4 tahun 1998 ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 280 ayat (2) UU No.4 tahun 1998 adalah memeriksa dan memutuskan perkara permohonan pernyataan adalah memeriksa dan memutuskan perkara permohonan pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran hutang, sedangkan dalam pailit dan penundaan kewajiban pembayaran hutang, sedangkan dalam perkara ini, sepanjang mengenai masalah pemeriksaan, pembuktian atau perkara ini, sepanjang mengenai masalah pemeriksaan, pembuktian atau pembatalan tidaknya suatu perikatan jual beli antara Pemohon Kasasi pembatalan tidaknya suatu perikatan jual beli antara Pemohon Kasasi dahulu Termohon Pailit PT Modern Land dengan para Termohon Kasasi dahulu Termohon Pailit PT Modern Land dengan para Termohon Kasasi sebelumnya Pemohon Pailit beserta segala sanksi hukumnya akibat sebelumnya Pemohon Pailit beserta segala sanksi hukumnya akibat perbuatan wan prestasi oleh salah satu pihak, pada hakekatnya termasuk perbuatan wan prestasi oleh salah satu pihak, pada hakekatnya termasuk dalam ruang lingkup kewenangan atau kompetensi pemeriksaan hakim dalam ruang lingkup kewenangan atau kompetensi pemeriksaan hakim perdata di Pengadilan Negeri sehingga dalam kasus ini hakim sekaligus perdata di Pengadilan Negeri sehingga dalam kasus ini hakim sekaligus menyimpulkan atau menyatakan dalam pertimbangan hukumnya bahwa menyimpulkan atau menyatakan dalam pertimbangan hukumnya bahwa Termohon Pailit yakni PT Modern Land Realty harus dinyatakan Termohon Pailit yakni PT Modern Land Realty harus dinyatakan mempunyai hutang kepada masing-masing Para Pemohon Pailit.mempunyai hutang kepada masing-masing Para Pemohon Pailit.

Page 42: HUKUM KEPAILITAN

4242

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Selanjutnya mengenai masalah kompetensi atau Selanjutnya mengenai masalah kompetensi atau kewenangan mengadili tersebut, Majelis Hakim Niaga ( kewenangan mengadili tersebut, Majelis Hakim Niaga ( Judex Judex FactieFactie ) dalam putusannya yang telah dibatalkan oleh Hakim ) dalam putusannya yang telah dibatalkan oleh Hakim Kasasi tersebut menyatakan sebagai berikut:Kasasi tersebut menyatakan sebagai berikut:

““Menimbang, bahwa berdasarkan surat bukti P-I dihubungkan Menimbang, bahwa berdasarkan surat bukti P-I dihubungkan dengan surat bukti P-II dan P-IV dapat disimpulkan bahwa dengan surat bukti P-II dan P-IV dapat disimpulkan bahwa antara Para Pemohon dan Termohon Pailit telah disepakati antara Para Pemohon dan Termohon Pailit telah disepakati suatu Perjanjian Pengikatan Jual Beli Satuan Rumah Susun suatu Perjanjian Pengikatan Jual Beli Satuan Rumah Susun Golf Modern dengan cara menggusur dan untuk itu Para Golf Modern dengan cara menggusur dan untuk itu Para Pemohon telah membayar angsuran-angsurannya sesuai Pemohon telah membayar angsuran-angsurannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang telah disepakati dan dengan waktu dan jumlah yang telah disepakati dan Pemohon Drs. Husein Sani membayar angsurannya sebesar Pemohon Drs. Husein Sani membayar angsurannya sebesar Rp 30.300.547 dan Pemohon Djohan Subekti telah Rp 30.300.547 dan Pemohon Djohan Subekti telah membayar angsurannya sebesar Rp 60.893.695.” membayar angsurannya sebesar Rp 60.893.695.”

Page 43: HUKUM KEPAILITAN

4343

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Terhadap putusan Majelis Kasasi No.05 K/N/1999 tersebut, Drs Husien Terhadap putusan Majelis Kasasi No.05 K/N/1999 tersebut, Drs Husien Sani dan Djohan Subekti yaitu Para Termohon Kasasi dahulu dan Para Sani dan Djohan Subekti yaitu Para Termohon Kasasi dahulu dan Para Pemohon Pailit ( kreditur ) mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali Pemohon Pailit ( kreditur ) mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali ( PK ). Menurut para Pemohon PK dalam Memori PK, Majelis Hakim Kasasi ( PK ). Menurut para Pemohon PK dalam Memori PK, Majelis Hakim Kasasi telah melakukan kesalahan berat dalam penerapan hukum khususnya telah melakukan kesalahan berat dalam penerapan hukum khususnya yang berkaitan dengan ketentuan Pasal 1 angka (1) UU No.4 Tahun 1998 yang berkaitan dengan ketentuan Pasal 1 angka (1) UU No.4 Tahun 1998 tentang Kepailitan. Para Pemohon PK menolak pertimbangan hukum dan tentang Kepailitan. Para Pemohon PK menolak pertimbangan hukum dan kesimpulan Majelis Hakim Kasasi yang pada intinya menyatakan bahwa kesimpulan Majelis Hakim Kasasi yang pada intinya menyatakan bahwa perkara kepailitan hanya dapat diajukan terhadap orang atau badan perkara kepailitan hanya dapat diajukan terhadap orang atau badan hukum yang mempunyai hutang karena pinjam meminjam uang saja. Para hukum yang mempunyai hutang karena pinjam meminjam uang saja. Para Pemohon PK menolak argumen dan kesimpulan yang dilakukan Majelis Pemohon PK menolak argumen dan kesimpulan yang dilakukan Majelis Hakim Kasasi itu mengingat ketentuan dalam Pasal 1 angka (1) UU No. 4 Hakim Kasasi itu mengingat ketentuan dalam Pasal 1 angka (1) UU No. 4 tahun 1998 tentang Kepailitan sama sekali tidak menyatakan hal seperti tahun 1998 tentang Kepailitan sama sekali tidak menyatakan hal seperti disimpulkan Majelis Hakim Kasasi itu. Selanjutnya Para Pemohon PK disimpulkan Majelis Hakim Kasasi itu. Selanjutnya Para Pemohon PK menyatakan bahwa meskipun benar dalam perkara ini Termohon Pailit menyatakan bahwa meskipun benar dalam perkara ini Termohon Pailit diajukan ke Pengadilan Niaga karena wan prestasi, akan tetapi wan diajukan ke Pengadilan Niaga karena wan prestasi, akan tetapi wan prestasi dalam perkara ini jelas karena Termohon Pailit berkewajiban prestasi dalam perkara ini jelas karena Termohon Pailit berkewajiban untuk membayar sejumlah uang, hal mana terjadi atas kehendak untuk membayar sejumlah uang, hal mana terjadi atas kehendak Termohon Pailit sendiri sesuai dengan bukti P-I, P-II, P-III, berkewajiban Termohon Pailit sendiri sesuai dengan bukti P-I, P-II, P-III, berkewajiban mana terlebih dahulu dari dua orang.mana terlebih dahulu dari dua orang.

Page 44: HUKUM KEPAILITAN

4444

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Majelis Hakim PK yang memeriksa perkara ini ( Putusan No.06/PK/N/1999 ) Majelis Hakim PK yang memeriksa perkara ini ( Putusan No.06/PK/N/1999 ) tidak membenarkan keberatan yang diajukan para Pemohon Kasasi. tidak membenarkan keberatan yang diajukan para Pemohon Kasasi. Dengan perkataan lain Majelis Hakim PK sama sekali tidak memberikan Dengan perkataan lain Majelis Hakim PK sama sekali tidak memberikan pendapat. Majelis Hakim PK hanya menyatakan bahwa keberatan para pendapat. Majelis Hakim PK hanya menyatakan bahwa keberatan para Pemohon PK tidak hanya dibenarkan karena tidak ternyata ada kesalahan Pemohon PK tidak hanya dibenarkan karena tidak ternyata ada kesalahan berat dalam penerapan hukum yang dilakukan oleh Majelis Hakim tingkat berat dalam penerapan hukum yang dilakukan oleh Majelis Hakim tingkat kasasi dalam memutuskan perkara yang ini dimohonkan peninjauan kasasi dalam memutuskan perkara yang ini dimohonkan peninjauan kembali. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka permohon peninjauan kembali. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka permohon peninjauan kembali yang diajukan Para Pemohon dikatakan tidak beralasan sehingga kembali yang diajukan Para Pemohon dikatakan tidak beralasan sehingga harus ditolak. Dengan demikian meskipun Majelis Hakim PK tidak secara harus ditolak. Dengan demikian meskipun Majelis Hakim PK tidak secara tegas memberikan pertimbangan hukum dan pendapat mengenai tegas memberikan pertimbangan hukum dan pendapat mengenai pengertian hutang dalam perkara ini akan tetapi dengan adanya pengertian hutang dalam perkara ini akan tetapi dengan adanya pertimbangan hukum Majelis Hakim PK yang menyatakan. “bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim PK yang menyatakan. “bahwa keberatan para Pemohon PK tidak dapat dibenarkan karena tidak ternyata keberatan para Pemohon PK tidak dapat dibenarkan karena tidak ternyata ada kesalahan berat dalam penerapan hukum yang dilakukan Majelis ada kesalahan berat dalam penerapan hukum yang dilakukan Majelis Hakim Kasasi,” maka itu berarti pengertian hutang yang dianut Majelis Hakim Kasasi,” maka itu berarti pengertian hutang yang dianut Majelis Hakim PK adalah sama dengan pengertian hutang yang dianut Majelis Hakim PK adalah sama dengan pengertian hutang yang dianut Majelis Hakim Kasasi. Dalam hal ini pengertian hutang yang dianut Judex Factie Hakim Kasasi. Dalam hal ini pengertian hutang yang dianut Judex Factie lebih luas dari pengertian hutang yang dianut Majelis Hakim pada tingkat lebih luas dari pengertian hutang yang dianut Majelis Hakim pada tingkat MA baik pada tingkat pemeriksaan kasasi maupun pada tingkat MA baik pada tingkat pemeriksaan kasasi maupun pada tingkat peninjauan kembali.peninjauan kembali.

Page 45: HUKUM KEPAILITAN

4545

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Untuk memberikan gambaran yang lebih Untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai pandangan Majelis Hakim di lengkap mengenai pandangan Majelis Hakim di tingkat MA dalam perkara ini, berikut ini dikutip tingkat MA dalam perkara ini, berikut ini dikutip pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim Kasasi yang telah dibenarkan (diresepsi) Hakim Kasasi yang telah dibenarkan (diresepsi) seluruh oleh Majelis Hakim PK yakni sebagai seluruh oleh Majelis Hakim PK yakni sebagai berikut :berikut :

Page 46: HUKUM KEPAILITAN

4646

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

1.1. Bahwa keberatan ini dapat dibenarkan sebab Judex Factie Bahwa keberatan ini dapat dibenarkan sebab Judex Factie telah salah dalam menerapkan hukum dalam menentukan telah salah dalam menerapkan hukum dalam menentukan objek perkara kepailitan, karena pada hakekatnya hubungan objek perkara kepailitan, karena pada hakekatnya hubungan hukum yang ada antara para Termohon Kasasi dahulu para hukum yang ada antara para Termohon Kasasi dahulu para Pemohon Pailit dengan para Pemohon Kasasi dahulu Pemohon Pailit dengan para Pemohon Kasasi dahulu Termohon Pailit yaitu PT Modern Land Realty LTD adalah Termohon Pailit yaitu PT Modern Land Realty LTD adalah hubungan hukum pengikatan jual beli mengenai satuan rumah hubungan hukum pengikatan jual beli mengenai satuan rumah susun Golf Modern yang dibangun oleh Pemohon Kasasi susun Golf Modern yang dibangun oleh Pemohon Kasasi dengan pembayaran secara angsuran oleh para Termohon dengan pembayaran secara angsuran oleh para Termohon Kasasi sehingga karenanya merupakan perikatan antara Kasasi sehingga karenanya merupakan perikatan antara produsen dan konsumen. Sedangkan dalam ketentuan produsen dan konsumen. Sedangkan dalam ketentuan penjelasan Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 tahun 1998 tentang penjelasan Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 tahun 1998 tentang kepailitan telah dicantumkan dengan jelas adanya hubungan kepailitan telah dicantumkan dengan jelas adanya hubungan kepailitan telah dicantumkan dengan jelas adanya hubungan kepailitan telah dicantumkan dengan jelas adanya hubungan hukum hutang dan bahwa pengertian hukum hutang yang tidak hukum hutang dan bahwa pengertian hukum hutang yang tidak dibayar oleh debitur sebagai mana dimaksud dalam ketentuan dibayar oleh debitur sebagai mana dimaksud dalam ketentuan ini adalah hutang pokok dan bunganya.ini adalah hutang pokok dan bunganya.

Page 47: HUKUM KEPAILITAN

4747

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

2.2. Bahwa selanjutnya jika ditinjau dari segi tujuan atau maksud Bahwa selanjutnya jika ditinjau dari segi tujuan atau maksud diadakannya UU ini maka dalam Konsidens UU Kepailitan No. 4 diadakannya UU ini maka dalam Konsidens UU Kepailitan No. 4 Tahun 1998 khususnya butir e dan f telah dicantumkan bahwa Tahun 1998 khususnya butir e dan f telah dicantumkan bahwa pertimbangan untuk diadakannya penyempurnaan peraturan pertimbangan untuk diadakannya penyempurnaan peraturan Kepailitan dalam mengatasi gejolak moneter beserta akibatnya Kepailitan dalam mengatasi gejolak moneter beserta akibatnya yang berat terhadap perekonomian saat ini adalah yang berat terhadap perekonomian saat ini adalah penyelesaian utang piutang perusahaan yang juga sangat penyelesaian utang piutang perusahaan yang juga sangat diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan usaha dan diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan usaha dan perekonomian pada umumnya. Sehingga dengan demikian perekonomian pada umumnya. Sehingga dengan demikian pengetian hutang dalam Pasal 1 ayat (1) UU Kepailitan harus pengetian hutang dalam Pasal 1 ayat (1) UU Kepailitan harus diartikan dalam konteks pemikiran Konsideran tentang maksud diartikan dalam konteks pemikiran Konsideran tentang maksud diterbitkannya UU tersebut dan tidak dapat dilepaskan kaitan diterbitkannya UU tersebut dan tidak dapat dilepaskan kaitan itu dari padanya yang pada dasarnya menekankan pinjaman-itu dari padanya yang pada dasarnya menekankan pinjaman-pinjaman swasta, sehingga karenanya tidak meliputi bentuk pinjaman swasta, sehingga karenanya tidak meliputi bentuk wan prestasi lain yang tidak berawal pada konstruksi hukum wan prestasi lain yang tidak berawal pada konstruksi hukum pinjam meminjam uang.pinjam meminjam uang.

Page 48: HUKUM KEPAILITAN

4848

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

3.3. bahwa keberatan ini dapat dibenarkan karena Judex Factie dalam bahwa keberatan ini dapat dibenarkan karena Judex Factie dalam memutus perkara ini telah melampaui wewenangnya sebab dengan memutus perkara ini telah melampaui wewenangnya sebab dengan telah dibentuknya Pengadilan Niaga sebagai Peradilan yang khusus telah dibentuknya Pengadilan Niaga sebagai Peradilan yang khusus dalm perkara kepailitan pada umumnya, maka kompetensi atau dalm perkara kepailitan pada umumnya, maka kompetensi atau kewenangan absolut dari pengadilan niaga pada waktu ini kewenangan absolut dari pengadilan niaga pada waktu ini sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 280 ayat (2) UU No. 4 tahun sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 280 ayat (2) UU No. 4 tahun 1998 adalah memeriksa dan memutuskan permohonan pernyataan 1998 adalah memeriksa dan memutuskan permohonan pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran hutang. Sedangkan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran hutang. Sedangkan pada perkara ini sepanjang mengenai masalah pemeriksaan, pada perkara ini sepanjang mengenai masalah pemeriksaan, pembuktian dan pembatalan atau tidaknya suatu perikatan jual beli pembuktian dan pembatalan atau tidaknya suatu perikatan jual beli antara para Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi beserta segala antara para Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi beserta segala sanksi hukumnya akibat perbuatan wan prestasi oleh salah satu sanksi hukumnya akibat perbuatan wan prestasi oleh salah satu pihak, pada hakekatnya termasuk dalam ruang lingkup kewenangan pihak, pada hakekatnya termasuk dalam ruang lingkup kewenangan pemeriksaan hakim perdata di pengadilan negeri, sehingga dalam pemeriksaan hakim perdata di pengadilan negeri, sehingga dalam kasus ini Hakim Pengadilan Niaga tidak dapat langsung secara kasus ini Hakim Pengadilan Niaga tidak dapat langsung secara otomatis dan sekaligus menyimpulkan atau menyatakan dalam otomatis dan sekaligus menyimpulkan atau menyatakan dalam pertimbangan hukumnya bahwa Termohon Pailit harus dinyatakan pertimbangan hukumnya bahwa Termohon Pailit harus dinyatakan mempunyai hutang kepada masing-masing para Pemohon Kasasi.mempunyai hutang kepada masing-masing para Pemohon Kasasi.

Page 49: HUKUM KEPAILITAN

4949

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN UTANG (lanjutan)UTANG (lanjutan)

Dengan membaca pertimbangan-pertimbangan hukum yang Dengan membaca pertimbangan-pertimbangan hukum yang digunakan Majelis Hakim dalam memeriksa perkara permohonan digunakan Majelis Hakim dalam memeriksa perkara permohonan pernyataan kepailitan yang diajukan Pemohon Pailit terhadap PT pernyataan kepailitan yang diajukan Pemohon Pailit terhadap PT Modern Land Realty tersebut di atas dapat diambil catatan kesimpulan Modern Land Realty tersebut di atas dapat diambil catatan kesimpulan sebagai berikut: Majelis Hakim pada tingkat Pengadilan Niaga (Judex sebagai berikut: Majelis Hakim pada tingkat Pengadilan Niaga (Judex Factie) mengartikan hutang sebagaimana disebut dalam ketentuan Factie) mengartikan hutang sebagaimana disebut dalam ketentuan Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 tahun 1998 secara luas. Judex Factie Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 tahun 1998 secara luas. Judex Factie mengartikan hutang tidak hanya yang timbul dari konstruksi hukum mengartikan hutang tidak hanya yang timbul dari konstruksi hukum pinjam meminjam uang (pengertian sempit) tetapi juga setiap pinjam meminjam uang (pengertian sempit) tetapi juga setiap hubungan hutang piutang yang timbul dari perikatan jual beli akibat hubungan hutang piutang yang timbul dari perikatan jual beli akibat cidera janji (pengertian sempit) yang dilakukan salah satu pihak. cidera janji (pengertian sempit) yang dilakukan salah satu pihak. Sebaliknya Majelis Hakim Niaga pada MA baik pada tingkat kasasi Sebaliknya Majelis Hakim Niaga pada MA baik pada tingkat kasasi maupun pada tingkat Peninjauan Kembali mengartikan hutang yang maupun pada tingkat Peninjauan Kembali mengartikan hutang yang dimaksudkan dalam Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 tahun 1998 itu secara dimaksudkan dalam Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 tahun 1998 itu secara sempit. Menurut MA, pengertian hutang seperti yang dikehendaki sempit. Menurut MA, pengertian hutang seperti yang dikehendaki Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 tahun 1998 itu pada dasarnya hanya Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 tahun 1998 itu pada dasarnya hanya menekankan hutang yang timbul dari pinjam meminjam swasta menekankan hutang yang timbul dari pinjam meminjam swasta sehingga tidak meliputi hutang yang timbul salah satu pihak cidera sehingga tidak meliputi hutang yang timbul salah satu pihak cidera janji atau wan prestasi di luar konstruksi hukum pinjam meminjam janji atau wan prestasi di luar konstruksi hukum pinjam meminjam uang.uang.

Page 50: HUKUM KEPAILITAN

5050

KEPAILITAN BADAN HUKUMKEPAILITAN BADAN HUKUM

Jika yang pailit adalah PT misalnya, maka Jika yang pailit adalah PT misalnya, maka penyelesaiannya harus mengacu ke UUPT. tahap-tahap penyelesaiannya harus mengacu ke UUPT. tahap-tahap penyelesaianya sama dengan kepailitan individu, yang penyelesaianya sama dengan kepailitan individu, yang membedakan hanya soal tanggung jawab si pailit.membedakan hanya soal tanggung jawab si pailit.

Bagi PT, pertama yang bertanggung jawab untuk Bagi PT, pertama yang bertanggung jawab untuk membayar kreditur adalah PT. bila kekayaan tidak membayar kreditur adalah PT. bila kekayaan tidak mencukupi, maka menurut UUPT, lebih lanjut harus mencukupi, maka menurut UUPT, lebih lanjut harus diselidiki apakah terdapat cukup alasan untuk menuntut diselidiki apakah terdapat cukup alasan untuk menuntut tanggung jawab para pengurusnya. tanggung jawab para pengurusnya.

Ps 82 UUPT : Direksi bertanggung jawab penuh atas Ps 82 UUPT : Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untu kepentingan dan tujuan PT pengurusan perseroan untu kepentingan dan tujuan PT baik di dalam maupun di luar pengadilan. baik di dalam maupun di luar pengadilan.

Page 51: HUKUM KEPAILITAN

5151

KEPAILITAN BADAN HUKUM (lanjutan)KEPAILITAN BADAN HUKUM (lanjutan)

Ps 85 ayat (1) UUPT : Anggota Direksi wajib dengan itikad baik Ps 85 ayat (1) UUPT : Anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Bila anggota Direksi lalai kepentingan dan usaha perseroan. Bila anggota Direksi lalai dalam menjalankan tugasnya menurut Ps 85 ayat (2) UUPT: dalam menjalankan tugasnya menurut Ps 85 ayat (2) UUPT: Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi bila ybs bersalah atau lalai dalam menjalankan pribadi bila ybs bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Ayat (3)nya menyatakan : Pemegang saham yang tugasnya. Ayat (3)nya menyatakan : Pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat mengajukan gugatan ke PN dengan hak suara yang sah dapat mengajukan gugatan ke PN terhadapa anggota Direksi yang karena kesalahan atau terhadapa anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan.kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan.

PT yang terus rugi dengan putusan hakim dapat dinyatakan PT yang terus rugi dengan putusan hakim dapat dinyatakan pailit. Kepailitan yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian pailit. Kepailitan yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi, menurut Ps 90 ayat (2) UUPT, bila kekayaan PT tidak direksi, menurut Ps 90 ayat (2) UUPT, bila kekayaan PT tidak mencukupi untuk menutup kerugian akibat kepailitan tsb, mencukupi untuk menutup kerugian akibat kepailitan tsb, maka setiap anggota direksi secara tanggung renteng maka setiap anggota direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian itu.bertanggung jawab atas kerugian itu.

Page 52: HUKUM KEPAILITAN

5252

KEPAILITAN BADAN HUKUM (lanjutan)KEPAILITAN BADAN HUKUM (lanjutan)

Beberapa ristriksi thd tanggung jawab direksi dalam hal PT Beberapa ristriksi thd tanggung jawab direksi dalam hal PT pailit : pailit :

1.1. Direktur ikut bertanggung jawab, jika PT dinyatakan Direktur ikut bertanggung jawab, jika PT dinyatakan pailit;pailit;

2.2. Harus ada unsur kesalahan atau kelalaian dari direktur Harus ada unsur kesalahan atau kelalaian dari direktur tsb;tsb;

3.3. Tanggung jawab direktur bersifat residual. Dia baru Tanggung jawab direktur bersifat residual. Dia baru bertanggung jawab secara material setelah seluruh aset bertanggung jawab secara material setelah seluruh aset PT diambil dan tidak mencukupi;PT diambil dan tidak mencukupi;

4.4. Disamping PT, yang ikut ditarik untuk bertanggung Disamping PT, yang ikut ditarik untuk bertanggung jawab hanya direksi, komisaris dan pemegang saham jawab hanya direksi, komisaris dan pemegang saham tidak ikut bertanggung jawab, kecuali mereka melakukan tidak ikut bertanggung jawab, kecuali mereka melakukan kesalahan lain;kesalahan lain;

Page 53: HUKUM KEPAILITAN

5353

KEPAILITAN BADAN HUKUM (lanjutan)KEPAILITAN BADAN HUKUM (lanjutan)

5.5. Tanggung jawab secara renteng, jadi walaupun seorang Tanggung jawab secara renteng, jadi walaupun seorang direktur yang salah, tetapi yang lain juga dipresumsi direktur yang salah, tetapi yang lain juga dipresumsi untuk bertanggung;untuk bertanggung;

6.6. Adanya presumsi bersalah dengan beban pembuktian Adanya presumsi bersalah dengan beban pembuktian terbalik. Maksudnya jika direksi bersalah, maka seluruh terbalik. Maksudnya jika direksi bersalah, maka seluruh anggota direksi dianggap bersalah, kecuali jika anggota anggota direksi dianggap bersalah, kecuali jika anggota direksi ybs dapat membuktikan bahwa sebenarnya ia direksi ybs dapat membuktikan bahwa sebenarnya ia tidak bersalah;tidak bersalah;

7.7. Prinsip Prinsip special treatmentspecial treatment, untuk PT pailit, pengaturan , untuk PT pailit, pengaturan dan restriksi tentang tanggung jawab direksi hanya dan restriksi tentang tanggung jawab direksi hanya berlaku dalam hal perusahaan pailit saja. Dalam hal lain berlaku dalam hal perusahaan pailit saja. Dalam hal lain prinsip ini tidak berlaku, dan direktur bertanggung jawab prinsip ini tidak berlaku, dan direktur bertanggung jawab seperti biasanya dalam kasus-kasus biasa.seperti biasanya dalam kasus-kasus biasa.

Page 54: HUKUM KEPAILITAN

5454

PERDAMAIANPERDAMAIAN

Debitur pailit berhak untuk menawarkan suatu Debitur pailit berhak untuk menawarkan suatu perdamaian kepada semua Kreditur.perdamaian kepada semua Kreditur.

Jika pengesahan perdamaian telah memperoleh Jika pengesahan perdamaian telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kepailitan berakhir.kekuatan hukum tetap, kepailitan berakhir.

Kurator wajib mengumumkan perdamaian tersebut Kurator wajib mengumumkan perdamaian tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2 surat kabar harian.sedikit 2 surat kabar harian.

Jika tidak ditentukan lain, Kurator wajib mengembalikan Jika tidak ditentukan lain, Kurator wajib mengembalikan kepada Debitur semua benda, uang, buku dan dokumen kepada Debitur semua benda, uang, buku dan dokumen yang termasuk harta pailit dg tanda terima yang sah.yang termasuk harta pailit dg tanda terima yang sah.

Page 55: HUKUM KEPAILITAN

5555

Penundaan Kewajiban Pembayaran UtangPenundaan Kewajiban Pembayaran Utang(PKPU)(PKPU)

PKPU diajukan oleh Debitur yang mempunyai PKPU diajukan oleh Debitur yang mempunyai lebih dari satu kreditur atau oleh Kreditur.lebih dari satu kreditur atau oleh Kreditur.

Debitur yg tdk akan dpt melanjutkan membayar Debitur yg tdk akan dpt melanjutkan membayar utang2nya yg sdh jatuh waktu & dpt ditagih, dpt utang2nya yg sdh jatuh waktu & dpt ditagih, dpt memohon PKPU, dg maksud untuk mengajukan memohon PKPU, dg maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yg meliputi tawaran rencana perdamaian yg meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kpd pembayaran sebagian atau seluruh utang kpd Kreditur.Kreditur.

Page 56: HUKUM KEPAILITAN

5656

PKPU (lanjutan)PKPU (lanjutan)

Selama PKPU, Debitur tanpa persetujuan pengurus tidak Selama PKPU, Debitur tanpa persetujuan pengurus tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau dapat melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya.kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya.

Selama PKPU, Debitur tidak dapat dipaksa membayar Selama PKPU, Debitur tidak dapat dipaksa membayar utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245 dan utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245 dan semua tindakan eksekusi yang telah dimulai untuk semua tindakan eksekusi yang telah dimulai untuk pelunasan utang, harus ditangguhkan.pelunasan utang, harus ditangguhkan.

PKPU tidak menghentikan perkara yang sudah dimulai PKPU tidak menghentikan perkara yang sudah dimulai oleh Pengadilan atau menghalangi diajukannya perkara oleh Pengadilan atau menghalangi diajukannya perkara baru.baru.

Page 57: HUKUM KEPAILITAN

5757

Berakhirnya PKPU Berakhirnya PKPU

Atas permintaan hakim pengawas, satu atau lebih kreditur Atas permintaan hakim pengawas, satu atau lebih kreditur atau prakarsa Pengadilan, PKPU dapat diakhiri dalam atau prakarsa Pengadilan, PKPU dapat diakhiri dalam hal:hal:

a.a. Debitur, selama PKPU, bertindak dg itikad buruk Debitur, selama PKPU, bertindak dg itikad buruk dalam megurus hartanya;dalam megurus hartanya;

b.b. Debitur telah merugikan atau telah mencoba Debitur telah merugikan atau telah mencoba merugikan krediturnya;merugikan krediturnya;

c.c. Debitur melanggar ketentuan Pasal 240 ayat (1);Debitur melanggar ketentuan Pasal 240 ayat (1);d.d. Debitur lalai melaksanakan tindakan2 yg diwajibkan Debitur lalai melaksanakan tindakan2 yg diwajibkan

oleh Pengadilan saat atau setelah PKPU diberikan, oleh Pengadilan saat atau setelah PKPU diberikan, atau lalai melkukan tindakan2 yg disyaratkan oleh atau lalai melkukan tindakan2 yg disyaratkan oleh pengurus demi kepentingan harta Debitur;pengurus demi kepentingan harta Debitur;

Page 58: HUKUM KEPAILITAN

5858

Berakhirnya PKPU (lanjutan)Berakhirnya PKPU (lanjutan)

Selama PKPU, keadaan harta Debitur Selama PKPU, keadaan harta Debitur ternyata tidak lagi memungkinkan ternyata tidak lagi memungkinkan dilanjutkan PKPU atau;dilanjutkan PKPU atau;

Keadaan Debitur tidak dapat diharapkan Keadaan Debitur tidak dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya terhadap untuk memenuhi kewajibannya terhadap Kreditur pada waktunya.Kreditur pada waktunya.

Jika PKPU diakhiri, Debitur harus Jika PKPU diakhiri, Debitur harus dinyatakan pailit dalam putusan yang dinyatakan pailit dalam putusan yang sama.sama.