6
Hukum ketenagakerjaan & K3 Lex dura sud tamen scripta : hokum itu kejam tapi itulah bunyinya Zuon politican. Para pihak hokum ketenagakerjaan. Pengertian: Pasal 1 angka uu 13/2003 Hal yg berhubungan dengan bekerja baik sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Para pihak dalam hokum ketenaga kerjaan : 1. Pekerja 2. Pengusah 3. Organisasi pekerja/buruh 4. Organisasi pengusahan a. KADIN b. APINDO 5. Pemerintah Pekerja : Pasal 1 angka 4 UU no.13/2003(KETENAGAKERJAAN) UU no.3/1992 (Jamsostek) Magang & murid baik menerima upah maupun tidak Mereka yg memborong pekerjaan kecuali perusahaan. Narapidana yg dipekerjaan diperusahaan Pengusaha (pasal 1 angka 5 UU 13/2003 Orang perorangan, persekutuan, atau badan hokum yg menjalankan suatu perusahaan milik sendiri

Hukum Ketenagakerjaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hukum Ketenagakerjaan

Hukum ketenagakerjaan & K3

Lex dura sud tamen scripta : hokum itu kejam tapi itulah bunyinya

Zuon politican.

Para pihak hokum ketenagakerjaan.

Pengertian:

Pasal 1 angka uu 13/2003

Hal yg berhubungan dengan bekerja baik sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

Para pihak dalam hokum ketenaga kerjaan :

1. Pekerja

2. Pengusah

3. Organisasi pekerja/buruh

4. Organisasi pengusahan

a. KADIN

b. APINDO

5. Pemerintah

Pekerja :Pasal 1 angka 4 UU no.13/2003(KETENAGAKERJAAN)

UU no.3/1992 (Jamsostek)

Magang & murid baik menerima upah maupun tidak

Mereka yg memborong pekerjaan kecuali perusahaan.

Narapidana yg dipekerjaan diperusahaan

Pengusaha (pasal 1 angka 5 UU 13/2003

Orang perorangan, persekutuan, atau badan hokum yg menjalankan suatu perusahaan milik sendiri

Orang perorangan, persekutuan, atau badan hokum yg menjalankan suatu perusahaan bukan milik sendiri

Orang persorangan, persekutuan, atau badan ukum yg berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam hruf a,b yg berkedudukan di luar wilayah Indonesia. Pemberian Kerja (pasal 1 angka UU 13/2003)

Page 2: Hukum Ketenagakerjaan

Orang perseorangan, pengusaha, badan hokum atau badan2 lainnya yg memperkejakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Tanggal : 17 Maret 2014

Organisasi Pekerja / Buruh :

1. UU No.21 tahun 2000 jo. Pasal 1 angka 17 UU No.13 tahun 2003

- Serikat pekerja / buruh, adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk buruh / pekerja , baik diperusahaan maupun di luar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab, guna memperjuangkan membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja / buruh serta meningkatkan kesejahteraan buruh / pekerja dan keluarganya.

Organisasi Perusahaan :

1. Kadin (UU NO. 49 Tahun 1973)

Tujuan :

- Membina dan mengembangkan kemampuan , kegiatan dan kepentingan pengusaha Indonesia di bidang usaha Negara, usaha koperasi dan usaha swasta dalam kedudukannya sebagai pelaku-pelaku ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha nasional yang sehat dan tertib berdasarkan pasal 33 UUD 1945.

- Menciptakan dan mengembangkan iklim dunia usaha yang memungkinkan keikutsertaan yang seluas-luasnya serta secara efektif dalam pembangunan nasional.

2. APINDO

a. Akte notaris soedjono, 7 juli 1970 terbentuklah “permusyawaratan urusan social ekonomi pengusaha seluruh indonnesia”

b. Munas I (Yogya, 15-16 jan 82) berganti nama “ perhimpunan urusan social – ekonomi pengusaha seluruh Indonesia (PUSPI).

c. Munas II (Surabaya, 29-31 jan 85) PUSPI berganti menjadi APINDO.

Tujuan APINDO (Pasal 7 anggaran dasar) :

- Mmempersatukan dan membina pengusaha serta memberikan layanan kepentingannya di dalam bidang social ekonomi.

Page 3: Hukum Ketenagakerjaan

- Menciptakan dan memilihara keseimbangan, ketenangan dan kegairahan kerja dalam lapangan hubungan industrial dan ketenagakerjaan,

- Mengusahakan peningkatan produktivitas kerja sebagai program peran serta aktif untuk mewujudkan pembangunan nasional menuju kesejahteraan social, spiritual, dan materiil.

- Menciptakan adanya kesatuan pendapat dalam melaksanakan kebujaksanaan / ketenagakerjaan dari para pengusaha yang disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah

PEMERINTAH

- Berperan sebagai pengawas (DEPNAKER) terhadap peraturan perburuhan / ketenagakerjaan (UU No. 23/1948 jo. UU No.3/ 1951 tentang pengawasan perburuhan).

Kewenangan :

1. Mengawasi keberlakuan undang-undang dan peraturan perburuhan pada khususnya.

2. Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal hubungan kerja dan keadaan perburuhan dalam arti yang seluas-luasnya guna membuat undang-undang dan peraturan perburuhan lainnya.

3. Menjalankan pekerjaan lainnya yang diserahkan sesuai dengan perturan perundang-undangan.

Kewenangan PPNS (Penyidik pegawai negeri sipil) Ketenagakerjaan

Pasal 182 ayat (1) UU 13/2003

- Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang tidak pidana di bidang ketenagakerjaan,

- Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana di bidang ketenagakerjaan,

- Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan tindak pidana di bidang ketenagakerjaan,

- Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam perkara tindak pidana dibidang ketenagakeraan,

- Melakukan pemeriksaan atas surat dan / atau dokumen lain tentang tindak pidana dibidang ketenagakerjaan,

Page 4: Hukum Ketenagakerjaan

- Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaa tugas penyidikan tindak pidana dibidang ketenagakerjaan, dan

- Menghentikan tentang adanya tindak pidana dibidang ketenagakerjaan.

Tanggal : 24 Maret 2014

HUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Hubungan kerja :

- Soepomo : suatu hubungan antara seorang buruh dan seorang majikan, dimana hubungan kerja itu terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara kedua belah pihak. Mereka terikat dalam suatu perjanjian, disatu pihak pekerja . buruh bersedia bekerja dengan menerima upah dan pengusaha mempekerjakan pekerja / buruh dengan memberi upah.

- Husni : hubungan Antara buruh dan majikan setelah adanya perjanjian kerja yaitu suatu perjanjian dimana pihak buruh mengikatkan dirinya pada pihak majikan untuk bekerja dengan mendapatkan upa dan majikan menyataka kesanggupannya untuk mempekerjakan si buruh dengan membayar upah.

- UU No.13/2003 (pasal 1 angka 15) : hubungan kerja adalah hubungan Antara pengusaha dengan pekerja / buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.

Hubungan kerja secara umum terjadi apabila adanya perjanjian Antara pengusaha dan buruh/kerja.

Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan mengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

Perjanjian terbagi menjadi 2 bentuk :

1. Perjanjian lisan (tidak tertulis)

2. Perjanjian tertulis

Syarat sahnya perjanjian tertulis :

- Pasal 1320 kitab undang-undang hokum perdata (KUH Perdata)

o Sepakat [perjanjian tercapai tanpa adanya unsur paksaan] (syarat subyektif)

Page 5: Hukum Ketenagakerjaan

o Cakap [dewasa (umur > 18 atau sudah menikah) dan sehat akal fikiran] (syarat subyektif)

o Obyek tertentu [tempat bekerja yang jelas] (syarat obyektif)

o Causa halal [tidak boleh bertentangan dengan UU , kesusilaan, dan ketertiban umum] (syarat obyektif)

Apabila syarat subyektif tidak terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan.

Apabila syarat Obyektif tidak terpenuhi maka perjanjian batal demi hukum.

Setelah syarat sah diatas terpenuhi maka boleh di buat perjanjian secara bebas dengan batasan tidak melanggat UU, kesusilaan, dan ketertiban umum. (pasal 1336 UU Hukum perdata)

Apabila telah menemukan sepakat untuk perjanjian, maka perjanjian ini bersifat mengikat.