54
Lisda Syamsumardian, SH, MH. Hukum Tata Negara 1 HUKUM TATA NEGARA PERISTILAHAN Istilah lain untuk HTN dalam perpustakaan Indonesia adalah HUKUM NEGARA, kedua-duanya adalah terjemahan dari istilah bahasa belanda “STAATSRECHT”. Staatsrecht Belanda Constitutional Inggris Hukum Negara/HTN Indonesia Para Sarjana Belanda membedakan HTN dalam 2 pengertian : 1. Staatsrecht in ramere zin (HTN dalam arti luas) 2. Staatsrecht in engere zin (HTN dalam arti sempit) Dalam arti luas meliputi : - Hukum Tata Negara dalam arti sempit - Hukum administrasi negara PROF. OPPENHEIM berpendapat : HTN dalam arti sempit = Negara dalam keadaan diam Hukum Administrasi Negara = Negara dalam keadaan bergerak Kesimpulan : HTN dalam arti luas = HTN dalam arti sempit yaitu negara salam keadaan diam + HAN dalam keadaan bergerak. HTN dalam arti luas adalah negara dalam keadaan diam + negara dalam keadaan bergerak. PROF. HENC VAN MARSEVEEN berpendapat bahwa istilah staatsrecht menjadi POLITHEKSRECHT (hukum politik), karena HTN penuh dengan pembicaraan masalah-masalah nasional

HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 1

HUKUM TATA NEGARA

PERISTILAHAN

Istilah lain untuk HTN dalam perpustakaan Indonesia adalah

HUKUM NEGARA, kedua-duanya adalah terjemahan dari istilah

bahasa belanda “STAATSRECHT”.

Staatsrecht Belanda

Constitutional Inggris

Hukum Negara/HTN Indonesia

Para Sarjana Belanda membedakan HTN dalam 2 pengertian :

1. Staatsrecht in ramere zin (HTN dalam arti luas)

2. Staatsrecht in engere zin (HTN dalam arti sempit)

Dalam arti luas meliputi :

- Hukum Tata Negara dalam arti sempit

- Hukum administrasi negara

PROF. OPPENHEIM berpendapat :

HTN dalam arti sempit = Negara dalam keadaan diam

Hukum Administrasi Negara = Negara dalam keadaan bergerak

Kesimpulan :

HTN dalam arti luas = HTN dalam arti sempit yaitu negara salam

keadaan diam + HAN dalam keadaan bergerak.

HTN dalam arti luas adalah negara dalam keadaan diam + negara

dalam keadaan bergerak.

PROF. HENC VAN MARSEVEEN berpendapat bahwa istilah

staatsrecht menjadi POLITHEKSRECHT (hukum politik), karena

HTN penuh dengan pembicaraan masalah-masalah nasional

Page 2: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 2

(masalah politik). Misalnya parlemen memilih presiden/perdana

menteri (pemilihan tersebut mengandung aspek-aspek politik),

membubarkan PM dan atau kabinet (aspek-aspek politik). Oleh

karena itu, sebaiknya istilah staatsrecht diganti saja dengan

istilah politieksrecht (hukum politik).

Di Kerajaan Inggris istilah CONSTITUSIONAL LAW

merujukan arti yang sama dengan HTN. Penggunaan istilah

Constitutional Law didasarkan atas alasan bahwa HTN unsur

Konstitusi lebih menonjol. Istilah CONSTITUSIONAL LAW

mempunyai 2 versi :

BATASAN-BATASAN DAN PENGERTIAN OLEH BEBERAPA

PAKAR

Dari keterangan di atas belum diperoleh keterangan yang

jelas dari HTN oleh sebab itu untuk lebih memahami HTN, ada

baiknya dikutip beberapa pendapat para pakar HTN.

I. T. KOOPMANS

Menyatakan hal-hal yang termasuk dalam ruang lingkup HTN:

A. Daya mengingatnya peraturan perundang-undangan, maka

timbul 2 pertanyaan :

1. UU bagaimanakah yang dimaksud oleh Koopmans?

2. Apakah yang dimaksud dengan daya mengingatnya

peraturan perundang-undangan?

Jawab :

1. Dalam PIH disebutkan bahwa UU dibagi atas dua bagian

yaitu :

a. UU dalam arti formil

b. UU dalam arti materiil

UU manakah yang dimaksud oleh Koopmans?

Page 3: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 3

Yang dimaksud oleh Koopmans adalah UU dalam

arti material atau formal karena meliputi seluruh

perangkat per UU-an yang dibantu oleh badan yang

berwenang termasuk UU dalam arti formal.

Dalam hubungannya dengan pendapat T.

Koopmans di Indonesia dikenal bentuk-bentuk dan

tingkatan peraturan yang diatur dalam Tap MPRS

NO.XX/1996

1) UUD 1945

2) Ketetapan MPR

3) UU/Perpu

4) Peraturan Pemerintah (TP)

5) Keputusan Presiden (Keppres)

6) Instruksi Presiden (Inpres)

7) Keputusan Menteri (Kepmen)

8) Dll.

Dalam Tap MPR III/2000 tentang tata urutan

peraturan perundang-undangan yaitu :

1) UUD

2) Tap MPR

3) UU

4) Perpu

5) PP

6) Keppres

7) Perda

Selanjutnya dalam Undang-Undang No. 10 Tahun

2004 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan

Perundang-undangan, yaitu :

1) UUD

2) UU/Perpu

Page 4: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 4

3) PP

4) Penpres

5) Perda

Oleh karena itu Tap MPRS No. XX/1996 digantikan

dengan Tap. MPR No. III/2000. Dan selanjutnya UU No.

10 Tahun 2004 telah menjadi landasan berlakunya asa

hierarki perundang-undangan dalam hukum positif di

Indonesia.

Teori Hierarki Per UU-an dari Hans Kalsen :

1) Pembukaan UUD 1945 - Norman Dasar

(Grundnorm) atau kaidah

fundamental

2) UUD 1945 - Hukum -------- Hukum

3) Tap. MPR - Dasar --------- Positif

4) UU/Perpu - Peraturan Umum

5) PP - Peraturan

6) Keppres - Kongkrit

7) Inpres - Kongkrit

2) Dalam hubungan dengan peraturan per UU-an kita

mengingat suatu teori Fictie.

Menurut teori Fictie :

Setiap orang dianggap mengetahui tentang hukum

dan oleh karenanya terikat oleh hukum tersebut terlebih

dahulu telah diundang-undangkan dalam lembaran

negara maka setiap orang dianggap tahu tentang UU itu.

UUD 1945 sudah pernah 2 (dua) kali diundangkan :

(1) Dalam Lembaran Negara tahun ke 2 No. 7 tanggal

15 Februari 1946

Page 5: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 5

(2) Setelah kembali ke UUD 1945 berdasarkan Dekrit

Presiden 5 Juli 1950, dalam Lembaran Negara No.

79 Tahun 1959.

Bagaimana dengan ketetapan MPR?

Sudah dua kali ketetapan MPR/MPRS yang

diundangkan, selain itu tidak ada.

Bagaimana dengan UU?

UU biasanya diundangkan dalam lembaran negara.

B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara

C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Sejarah perkembangan hak asasi di Indonesia dapat

dimulai dari Inggris, sejak ditandatangani Piagam Magna

Charta Tahun 1215 di Inggris. Semangat ini mengilhami

Declaration of Independence tahun 1776 di Amerika

Serikat, mengilhami Revolusi Prancis tahun 1789 dengan

semboyan :

Egalite Persamaan

Liberti Kebebasan

Fraternite Persaudaraan

Kemudian semboyan tersebut masuk ke dalam

Declaration of Human Right 1948 dan perjanjian Roma

tahun 1950.

Declaration de I’homme et de citoyen pernyataan

kebebasan warga negara/manusia.

Dalam sejarah hak asasi yang pertama dikenal adalah

hak asasi klasik (politik) yang dikemukakan oleh John

Locka, kemudian sekitar abad ke-19 pemahaman hak asasi

mengalami perkembangan. Sehingga hak asasi itu tidak

hanya dipandang dari sudut politik saja tetapi juga

mengandung dimensi sosial, sehingga timbullah pengertian

Page 6: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 6

hak asasi non politik yang mencakup hak asasi dibidang

ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Pelanggaran

terhadap hak asasi dapat diajukan ke pengadilan sebab

tujuan hak asasi politik diadakan adalah untuk membatasi

kekuasaan penguasa dalam suatu negara.

Hak asasi sosial sebenarnya merupakan kewajiban

pemerintah, oleh karena jika hak asasi sosial tidak

diselenggarakan pemerintah maka tidak dapat diajukan ke

pengadilan.

II. VAN DER POT

Hukum Tata Negara berisi aturan-aturan hukum dan

lembaga-lembaga hukum yang :

1. Menentukan bentuk negara

Bentuk negara yang terkenal ada dua macam yaitu :

a. Bentuk negara serikat federasi

b. Bentuk negara kesatuan

Negara Serikat

Suatu bentuk negara dimana pemerintah federal

mempunyai kekuasaan keluar. Sedangkan kekuasaan

kedalam adalah ditangan pemerintah bagian.

Negara Kesatuan

Sebagai bentuk negara dimana pemerintah pusat berdaulat

keluar dan kedalam.

Sesungguhnya antara bentuk negara serikat dan kesatuan

tidak ada perbedaan yang prinsip apabila kita lihat/tinjau

Page 7: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 7

dari sudut sistem pembagian kekuasaan dalam dua negara

itu.

Ada dua cara sistem pembagian kekuasaan :

1) Sistem kekuasaan teritorial/wilayah

2) Sistem pembagian kekuasaan fungsional yaitu

berdasarkan fungsi/tugas masing-masing

Sistem Pembagian Kekuasaan Teritorial → Pembagian

wilayah kekuasaan seperti yang dianut dalam UU No. 5

Tahun 1974, UU No. 22 Tahun 1999, dan UU No. 32 Tahun

2004 tentang sistem pemerintah daerah. Menurut UU ini

wilayah Indonesia terbagi atas daerah-daerah propinsi,

kemudian daerah propinsi dibagi atas daerah-daerah

kabupaten dan kota madya sehingga wilayah kekuasaan

satu kabupaten adalah seluas wilayah kabupaten itu

sendiri.

Sistem Pembagian Kekuasaan Fungsional

Contoh :

Organisasi tradisional yang ada di Bali disebut Subak.

Organisasi ini mempunyai kekuasaan yang tidak bisa

dicampuri organisasi lain di bidang pengairan. Jadi Subak

mempunyai wewenang yang mandiri untuk mengatur

pembagian air di antara masyarakat. Contoh sederhana

adalah pembagian tugas dalam rumah tangga.

Apabila kita tinjau dari sudut pembagian kekuasaan

maka sistem pembagian kekuasaan dalam bentuk Negara

Serikat ada dua cara, yaitu :

1) Ditentukan lebih dahulu apa-apa saja yang menjadi

tugas dari pemerintah federal, sisanya menjadi urusan

pemerintah bagian.

Page 8: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 8

2) Atau ditentukan lebih terlebih dahulu apa yang menjadi

tugas pemerintah negara bagian. Sedangkan sisanya

menjadi tugas pemerintah federal.

Contoh :

- Di AS misalnya urusan pertahanan keamanan dan

politik luar negeri selalu menjadi urusan pemerintah

federal. Yang lain menjadi urusan pemerintah bagian.

- Bentuk negara serikat menganut sistem pembagian

kekuasaan fungsional dan teritorial

Dalam Bentuk Negara Kesatuan Menganut Kedua Sistem

Ini

Sebab ada urusan-urusan yang diserahkan kepada

satuan-satuan tugas tertentu sehingga satuan tugas atau

badan yang bersangkutan mempunyai kewenangan yang

mandiri untuk menangani bidang tugas yang diserahkan.

Di samping itu kepada pemerintah daerah juga diberi

kekuasaan sendiri yang membedakan dengan kekuasaan

pemerintah pusat.

Kekuasaan daerah yang dimaksud disebut dengan

otonomi yaitu kekuasaan yang mengatur rumah tangga itu

sendiri. Dengan demikian dari sudut sistem pembagian

kekuasaan antara bentuk negara serikat dan kekuasaan

pada hakekatnya adalah sama.

2. Menentukan Bentuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan ada dua macam :

1) Bentuk monarki

2) Bentuk republik

Page 9: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 9

Dalam hubungannya dengan sistem pengisian

kekuasaan jabatan, maka kita ketahui bahwa sistem

pengisian jabatan dalam bentuk monarki adalah turun

temurun. Sedangkan dalam bentuk republik lajimnya

melalui pemilihan.

Apa yang disebut dengan pemerintahan itu?

Pengertian Pemerintahan dibagi dua :

a. Pemerintahan dalam arti luas

b. Pemerintahan dalam arti sempit

Pemerintahan dalam arti luas adalah :

Penyelenggaraan negara, mencakup keseluruhan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara

yang terdapat dalam negara.

Contoh :

Indonesia → yang dimaksud dengan penyelenggaraan

negara adalah lembaga negara tertinggi dan lembaga

negara tinggi (sebelum amandemen UUD 1945). Sedangkan

setelah Amandemen UUD 1945 tidak ada lagi lembaga

negara tertinggi, semuanya adalah sebagai lembaga negara

yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, MK, KY yang

kedudukannya sama (horizontal).

Pemerintah dalam arti sempit adalah :

Pertama-tama dalam pandangan teori Montesquieu,

adalah : Badan yang bertugas

menyelenggarakan/melaksanakan UU saja, tetapi sesuai

dengan perkembangan jaman, maka tugas pemerintahan

dalam arti sempit bukan hanya hal-hal yang diatur oleh

Page 10: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 10

dan dalam UU saja akan tetapi meliputi juga hal-hal yang

tidak/belum diatur oleh UU. Jadi walau ada hal-hal belum

diatur oleh UU maka pemerintah tidak boleh

menyatakan/menolak dengan alasan belum diatur dalam

UU.

Kewenangan pemerintah untuk mengatur hal-hal yang

belum diatur oleh UU adalah berdasarkan satu asa yang

didalam hukum administrasi negara disebut Asas Diskresi.

Di dalam UU ’45 (sebelum diamandemen) disebutkan

bahwa Presiden adalah penyelenggara pemerintahan

tertinggi dibawah MPR dengan demikian Presiden kita

disebut sebagai pemerintah dalam arti sempit.

Presiden adalah suatu jabatan eksekutif individual. Di

samping itu ada jabatan eksekutif lain yang bersifat kolektif

yang namanya kabinet. Jadi pemerintah dalam arti sempit

adalah: Presiden atau kabinet tergantung kepada sistem

pemerintahan negara yang bersangkutan.

Dalam sistem keparlemenan seperti di Inggris maka

pemerintah dalam arti sempit adalah kabinet. Sedangkan di

AS dan Indonesia adalah Presiden sebagai pemerintah

dalam arti sempit.

Jabatan Eksekutif

1) Individual → Presoden, Kanselir

Contoh: AS, Indonesia, Jerman

2) Kolektif → Kabinet, Perdana Menteri

Contoh : Inggris, Prancis

Perbedaan Presiden dengan Perdana Menteri

Presiden

Page 11: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 11

Sebagai ketua lembaga eksekutif (pemerintah) dan

kepala negara.

Perdana Menteri

Sebagai kepala pemerintahan dan bukan sebagai kepala

negara

3. Mengatur hubungan tata kerja diantara alat-alat

perlengkapan negara

4. Mengatur hak-hak dari para warga negara

III. LOGEMANN

Hukum Tata Negara adalah serangkaian kaidah-kaidah

hukum yang mengatur tentang 7 jabatan dalam negara :

A. Jabatan-jabatan dalam susunan ketatanegaraan suatu

negara yang tertentu

Maka timbul pertanyaan :

1. Apa yang disebut jabatan itu?

2) Apa yang disebut susunan ketatanegaraan itu?

JABATAN → Lembaga-lembaga negara yang tersebut

dalam Tap. MPR No. 1/MPR/1973 yaitu Lembaga-lembaga

Negara atau alat-alat perlengkapan negara seperti yang

tersebut di dalam Pasal 44 UUDS 1950.

Kesimpulan :

JABATAN = Lembaga-lembaga Negara (Tap. MPR

No.1/MPR/1973)

= Alat-alat perlengkapan negara (Pasal 44 UUDS

1950)

Lembaga Negara (Tap. MPR No. 1/MPR/1973)

- Lembaga negara tertinggi : MPR

Page 12: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 12

- Lembaga negara tinggi : Presiden, DPA, DPR, BPK,

MA

- Sekarang dalam UUD 1945 (Amandemen) kedudukan

Lembaga-lembaga Negara sederajat.

Alat perlengkapan negara (Pasal 44 UUDS 1950)

- Presiden dan Wakil Presiden, Menteri-menteri (Kabinet)

DPR, MA, Dewan Pengawas Keuangan (DPK)

Susunan ketatanegaraan → ada dua pendapat :

1. Pendapat Witman → Structure of Government (susunan

pemerintahan)

2. Pendapat Prof. Bintan R. Saragih → susunan pembagian

kekuasaan yaitu mengenai lembaga-lembaga negara

baik mengenai fungsi, wewenang, kedudukan maupun

hubungan antara lembaga negara yang satu dengan

yang lain.

Pemerintahan dalam arti sempit → Presiden

Pemerintahan dalam arti luas → Keseluruhan lembaga

Sesungguhnya Structure of Government yang

dikemukakan WITMAN sama dengan susunan

ketatanegaraan LOGEMANN, sebab pemerintah dalam arti

luas mencakup keseluruhan lembaga-lembaga negara

mengenai fungsi, wewenang, kedudukan dan hubungan

antara lembaga yang satu dengan yang lain. Dengan

perkataan lain Structure of Government = Susunan

Ketatanegaraan = Susunan Pembagian Kekuasaan.

Page 13: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 13

B. Pembentukan/mengadakan jabatan-jabatan

Contoh : Pembentukan UUD 1945

1. Secara yuridis histories : PPKI

2. Secara yuridis konstitusional : MPR

C. Cara pengisian jabatan

MAURICE DUVERGER → dalam bukunya “Teori dan

Praktik Tata Negara”.

Cara-cara pengisian jabatan antara lain adalah :

1. Turun temurun (dinasti)

2. Kooptasi (penunjukan)

3. Pemilihan (langsung dan tidak langsung)

4. Perebutan kekuasaan, pengundian

Perbutan kekuasaan ini dibagi atas :

- Revolusi → suatu usaha untuk merebut kekuasaan

dengan melibatkan rakyat.

- Coup d’ etat = kudeta

Coup = Memotong d’ etat = Negara

Kudeta adalah suatu usaha perebutan kekuasaan yang

dilakukan oleh sekelompok orang yang termasuk

anggota pemerintahan. Jadi kudeta pasti dilakukan oleh

intern pemerintahan.

- Pronunciaminento → suatu usaha perebutan kekuasaan

yang dilakukan oleh kelompok militer yang terdapat di

Negara Amerika Latin.

D. Tugas-tugas jabatan

Misal : Tugas MPRT yang diatur dalam Tap MPR No.

1/MPR/1983, yaitu :

- Menetapkan UUD

Page 14: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 14

- Menetapkan GBHN

- Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden

E. Wewenang Hukum Jabatan

Dalam Pasal 4 Tap. MPR di atas disebutkan ada 9

kewenangan MPR, antara lain :

a. Membuat putusan yang dibatalkan oleh lembaga lain

termasuk penetapan GBHN.

b. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran

terhadap keputusan-keputusan Majelis.

Bentuk keputusan MPR ada 3 macam :

1. UUD 1945

2. Ketetapan MPR

3. Keputusan MPR

Perbedaan ketetapan dan keputusan :

- Ketetapan adalah bukan hanya berlaku untuk MPR

saja tetapi juga mengikat keluar.

- Keputusan adalah mengikat kedalam

Jadi jika MPR memiliki wewenang untuk menafsirkan

keputusan MPR maka berarti MPR memiliki

wewenang untuk menafsirkan UUD 1945.

Contoh :

Pengambilan keputusan di DPR tidak di atur di

dalam UUD 1945

Keputusan MPR diatur dalam UUD 45 yaitu oleh

suara terbanyak.

Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya memilih

Presiden dan Wakil Presiden

c. Meminta pertanggungjawaban Presiden/Mandataris

Page 15: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 15

d. Membuat mandat dan memberhentikan Presiden dalam

masa jabatan.

e. Mengubah UUD

f. Mengambil/memberi keputusan

Dari 9 kewenangan MPR ada 1 kewenangan yang

sangat mendasar yaitu wewenang MPR untuk mengubah

UUD, yaitu terdapat juga dalam Pasal 37 UUD 1945.

MENURUT K.C. WHEART, KONSTITUSI, DAPAT DIUBAH

DENGAN 4 CARA :

1. Some Primary Forces: dimana bunyi kalimatnya tidak

berubah, akan tetapi dalam praktek ketatanegaraan

ketentuan konstitusi tidak dilakukan karena adanya

kekuatan dari masyarakat yang menjadi dasar dan

ketentuan tersebut. Contoh : Perang mengancam suatu

negara tidak ditaatinya konstitusi, karena perang

menjadi berubahnya konstitusi, seperti krisis ekonomi

(di USA tahun 1993) dan adanya Perang Dunia ke II ini

yang menjadi berubahnya konstitusi.

2. Formal amandemen; dimana perubahan konstitusi

sebagaimana diatur oleh UUD itu sendiri.

Contoh : Pasal 37 UUD 1945 (perubahan UUD)

3. Judicial interpretation: dimana perubahan konstitusi

dilakukan melalui penafsiran (konstitusi dapat diubah

melalui penafsiran)

Contoh : Pasal 1365 KUHP Perdata: “Onrecht

matigheiddaad” artinya perbuatan melanggar hukum.

Onwegnatig: yang berlawanan (bertentangan) dengan

kepatutan.

Page 16: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 16

Arrest Cerobong Asap, perbuatan tidak melanggar UUD

akan tetapi merusak pemandangan orang lain.

Jadi konstitusi dapat berubah dengan melalui

penafsiran, UUD nya tidak berubah tetapi dapat

ditafsirkan lain.

4. Usges and Conventions; kebiasaan-kebiasaan

ketatanegaraan, karena kebiasaan dipenuhi maka lama-

kelamaan menjadi konvensi (konstitusi dalam arti

sempit adalah UUD).

F. Hubungan Kekuasaan Jabatan antara satu dengan yang lain

Contoh: Hubungan Pemerintahan Pusat dengan

Daerah; DPR dengan Presiden; MA dengan Presiden

(memberikan nasihat-nasihat hukum).

G. Batas-batas Organisasi Negara dan bagian-bagiannya serta

tugas-tugas dan kewajibannya

- Batas-batas itu merupakan hak-hak dasar (HAM)

- Menyangkut pula daya mengikatnya peraturan

perundang-undangan dibagi dalam 3 bagian yaitu :

1. Daya mengikatnya pribadi-pribadi

2. Daya mengikatnya dalam waktu

3. Daya mengikatnya dalam ruang

IV. WADE DAN BRADLEY

Menurut Wade dan Bradley HTN adalah peraturan-peraturan

tentang :

a. Alat perlengkapan negara dan susunannya

b. Hubungan alat perlengkapan negara itu satu sama lain

c. Peraturan yang berkenaan dengan fungsi dan alat-alat

perlengkapan negara itu.

Page 17: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 17

HTN adalah serangkaian kaedah hukum yang mengatur

susunan alat-alat perlengkapan negara, hubungan kekuasaan

satu sama lain dan fungsi-fungsi yang mendasar.

V. DCM YARDELY (MATERI HTN DI KERAJAAN INGGRIS

1. Kaedah-kaedah hukum yang berkenaan dengan

komposisi/susunan Badan Perwakilan Rakyat Pusat dan

Kekuasaannya.

2. Kaedah hukum tentang komposisi dan fungsi Pemerintah

Nasional.

3. Kedudukan kekuasaan kehakiman dan sistem peradilannya.

4. Peraturan yang mengatur diakuinya mengenai pribadi-

pribadi mempunyai kebebasan, tetapi mempunyai batasan-

batasannya.

5. Mengatur hubungan antara kekuasaan eksekutif dengan

individu.

6. Peraturan hukum kewarganegaraan juga hukum yang

mengatur kedudukan orang asing.

7. Peraturan kedudukan lembaga-lembaga nasional tertentu,

seperti angkatan perang dan gereja.

8. Mengatur hubungan antara Pemerintah Pusat dengan

Pemerintah Daerah.

9. Hubungan kerajaan Inggris dengan jajahan: juga hubungan

kerajaan Inggris dengan anggota-anggota yang merdeka dari

anggota persemakmuran.

DCM YARDELY : Keunikannya ada pada nomor 9

- Kerajaan Inggris mengatur hubungan dengan jajahan-

jajahan, juga mengatur hubungan dengan negara-negara

mereka dari anggota persemakmuran.

Page 18: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 18

- Alasan uniknya: Setiap negara yang sudah merdeka

mempunyai HTN sendiri. Negara yang merdeka dan

berdaulat mempunyai UUD/konstitusi dan bebas dari

pengaruh negara lain. Dan hubungan antara negara

merdeka dan berdaulat itu tidak dapat dikuasai oleh HTN

kerajaan Inggris, akan tetapi dikuasai oleh hukum

internasional.

OBJEK PENYELIDIKAN DAN METODE PENDEKATAN ILMU HTN

Rumusan dari para Sarjana tentang Objek Penyelidikan Ilmu HTN

:

1. PROF. BURKENSL Ilmu HTN dimana objek penyelidikannya

dalam SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN dalam negara

sebagaimana distrukturkan dalam hukum. Pengambilan

Keputusan (Beslissing System).

Contoh : Presiden dan Wakil Presiden dilpilih langsung

oleh rakyat (Pasal 6A (1) UUD 1945): Kedaulatan di tangan

rakyat dan dilakukan menurut UUD (Pasal 1 (2) UUD 1945).

BURKENS juga mengatakan dengan syarat-syarat

pencalonan Presiden dan Wakil Presiden harus seorang warga

negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah

menerima kewargaan negara lain, dan …. Sehat rohani dan

jasmani, dan seterusnya.

Syarat-syarat untuk itu diatur lebih lanjut dengan UU.

Pendapat Prof. Burkens ditentang oleh Prof. Belinfante

akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan.

2. PROF. BELINFANTE : ilmu HTN objek pendekatannya adalah

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SAMA, akan tetapi

adanya DISTRUKTURKAN dan TIDAK DISTRUKTURKAN dalam

hukum.

Page 19: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 19

Kemudian Prof Belinfante juga mengemukakan tentang

yang tidak ditemukan dalam HTN/UUD yaitu: Tidak

Distrukturkan, misalnya :

- Presiden setelah dipilih oleh rakyat kemudian membentuk

kabinet

- Kepada siapa calon-calon menteri itu diajukan, dan lain-

lain.

Tetapi adalah merupakan tugas STAATSBOEFERNAAR

(Pemberhenti HTN) untuk mewujudkan pelaksanaan hukum

itu:

a. Dalam hukum tertulis

b. Dalam hukum tidak tertulis

c. Dalam jurispurdensi (keputusan pengadilan) yang

mempunyai kekuatan hukum yang pasti (NEBIS IN IDEM)

untuk dilaksanakan.

PROF. BELINFANTE mengemukakan bahwa sistem

pengambilan keputusan yang tidak distrukturkan dalam

hukum karena HTN memuat aturan-aturan yang mengatur

hubungan antar manusia.

Contoh: Sistem Pengambilan Keputusan yang Tidak

Distrukturkan di Belanda :

- Pembentukan Kabinet di Belanda

- Menganut sistem Multi Partai

- Kabinet atau Dean Menteri (Pemerintah) bertanggung jawab

kepada Parlemen dan apabila kabinet mendapat MOSI

TIDAK PERCAYA dari parlemen maka kabinet harus

menyerahkan mandatnya, dimana mandat itu diserahkan

kepada Ratu/raja (sebagai Kepala Negara). Istilah ini kabinet

dalam keadaan DOMISIONER: kabinet yang jatuh dapat

Page 20: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 20

melakukan pekerjaan rutinnya akan tetapi tidak boleh

mengambil keputusan yang mendasar.

- Lalu Ratu (Kepala Negara) berbincang-bincang dengan para

pembantu-pembantunya atau penasehat membicarakan

siapa yang akan ditunjukkan sebagai pembentuk kabinet

dan wewenang yang menunjuk adalah ratu.

- Kebiasaan di Belanda yang diangkat adalah pemimpin partai

politik yang menyebabkan jatuhnya kabinet.

- Pembentuk Kabinet setelah ditujukan dalam waktu yang

singkat sudah membentuk kabinet

- LANGKAH-LANGKAH DIAMBIL SESUDAH DIBENTUK

KABINET ADALAH

1) Pembentukan kabinet harus berkonsultasi dengan partai-

partai politik.

2) Mengadakan pembicaraan-pembicaraan dengan partai

politik mengenai sesuatu pendapat-pendapat mengenai

program kerja.

3) Pembentukan kabinet berkerjasama dengan partai-partai

politik di belanda tidak ada ½ (setengah) dari partai

politik yang menguasai disebut Kabinet Koalisi.

4) Pembentukan Kabinet dan partai-partai politik

membicarakan program-program yang akan

dilaksanakan setelah menghasilkan satu program yang

terbaik, kemudian memilih PM dan menteri-menterinya.

3. A.M. DONNER, Objek Ilmu HTN adalah PENEROBOSAN

NEGARAOLEH HUKUM. Artinya negara harus dipisahkan

dengan hukum atau sebaliknya. Masalah HTN itu mengenai

penerobosan hukum kepada negara

Sebelumnya kita harus mengetahui negara itu apa?

Page 21: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 21

Menurut Logemann, negara adalah organisasi kekuasaan,

disebut organisasi kekuasaan, karena dalam negara ada

lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, Presiden,

DPK, MA, MK, KY.

Kekuasaan itu apa dan mengapa negara dianggap

mempunyai kekuasaan? Kekuasaan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi dan memaksakan kehendaknya atau

mengendalikan pihak lain atau kelompok lain. Di dalam negara

ada 2 (dua) Lingkup Kekuasaan, yaitu :

1) Supra struktur politik, misalnya Legislatif, eksekutif, dan

Yudikatif.

Menurut UUD 1945: MPR, DPR, DPD, PRESIDEN, BPK, MA,

MK, KY

2) Infra struktur politik, yaitu :

a) Partai politik

b) Tokoh masyarakat

c) Golongan kepentingan

d) Golongan penekan

e) Media: elektronik dan cetak

f) Budaya politik atau perilaku politik rakyat

g) Hubungan antara sipil/militer antar negara

h) Dan lain-lain

Menurut LORD ACTON (pakar politik): “POWER TENDS TO

CORRUPT, ABSOLUTE POWER CORRUPTS TO ABSOLUTELY”

artinya kekuasaan itu cenderung bersalahguna atau

mempunyai kecenderungan disalahgunakan oleh yang

memegang kekuasaan.

Sehingga untuk membatasi kekuasaan haruslah

diciptakan HUKUM/UUD sebagai: CARA PEMBATASAN

KEKUASAAN, yaitu :

Page 22: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 22

1) Masing-masing jabatan ditentukan dengan tugas dan

wewenang serta hak-haknya yang jelas. Misalnya: Tugas dan

Wewenang Presiden apa. DPR tugas dan wewenang apa?

Dan lain-lain. Hal ini dilihat dari ISI nya.

2) Pembatasan kekuasaan dilihat dari segi WAKTU, jadi setiap

jabatan negara harus dibatasi/ditentukan dengan masa

waktunya. Misalnya: Presiden Indonesia masa jabatannya 5

tahun dan hanya dapat dipilih sekali lagi (dua periode).

Presiden Amerika Serikat masa jabatannya 4 tahun hanya

untuk dua periode; Presiden Filipina masa jabatan 7 tahun

dan hanya satu periode.

“DE DOORDRING VAN STAAT MET HET RECHT” Artinya

Hukum masuk ke dalam negara

Pertanyaan : Apakah pendapat AM Donner lebih dekat

dengan Burkens atau Belifante.

4. PROF. HIRSCH BALIN, yang dibicarakan bukan objek ilmu HTN

akan tetapi objek konstitusi tidak menyatakan ilmunya.

Menurut beliau, bahwa hukum konstitusi adalah lebih

sempit dari HTN, dan HTN termasuk kedalam konstitusi.

HTN dalam arti luas sama dengan HTN dalam arti sempit

+ HTP + HAN. Kemudian beliau mengatakan bahwa hal-hal

yang diluar konstitusi (UUD) tidak termasuk objek penyidikan

constitutionalrecht adalah aturan yang menjadi konstitusi itu

sendiri.

HTN sebagai kaidah-kaidah hukum yang mempunyai

obyek pembahasan, yaitu :

1) Obyek umum

2) Obyek khusus

Page 23: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 23

Obyek umum → kaidah yang mengatur negara pada umumnya

Apabila dalam ilmu negara dipelajari pengertian pokok

tentang negara dengan tidak terikat kepada suatu negara

tertentu, melainkan negara dalam pengertian yang abstrak.

Maka dalam hukum tata negara kita sudah mempelajari suatu

negara tertentu. Negara inilah yang menjadi obyek umum dari

Hukum Tata Negara. Misalnya apabila kita bicara tentang

Negara Indonesia maka obyek umum dari Hukum Tata Negara

yang kita maksud adalah Negara Indonesia itu sendiri bukan

negara dalam arti abstrak pada waktu mempelajari negara

dalam masa kuliah ilmu negara.

Obyek khusus → kaidah yang mengatur tentang organisasi

negara pada khususnya.

Obyek khusus HTN ialah susunan kekuasaan yang

terdapat di dalam negara. Hal ini berhubungan dengan

keberadaan negara sebagai suatu organisasi kekuasaan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Sumantri, SH yang

berbunyi “Negara adalah organisasi kekuasaan, dengan

demikian maka obyek khusus HTN dengan perkataan lain

adalah susunan keorganisasian suatu negara yang tertentu”.

Jadi tegasnya secara khusus, kita mempelajari susunan suatu

organisasi negara.

Pertanyaan :

Apa sebab dikatakan bahwa negara adalah susunan organisasi

kekuasaan?

Sebabnya adalah di dalam negara itu terdapat dua pusat

kekuasaan, yaitu pusat kepuasan pada :

1) Supratuktur atau susunan atas

2) Infrastuktur

Page 24: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 24

SUPRATUKTUR

Supratuktur politik adalah istilah yang

menunjukkan/mengandung arti struktur atas. Di dalam

supratuktur ini terdapat lembaga-lembaga negara seperti

badan eksekutif, badan legislatif, badan yudikatif, dan lain-lain

badan negara sesuai dengan susunan lembaga negara yang

diatur dalam UU/konstitusi negara yang bersangkutan. Jadi

lembaga-lembaga negara itu dipandang sebagai pusat-pusat

kekuasaan dalam negara, dengan demikian MPR, Presiden,

DPR, BPK, MA dan DPA dapat kita pandang pula sebagai

pusat-pusat kekuasaan Negara RI, pada tingkat supratuktur.

Kekuasaan yang dimiliki oleh masing-masing lembaga

negara, adalah berbeda. Jadi dapat kita katakan MPR adalah

pusat kekuasaan kostitutif. Presiden adalah pusat

kekuasaan/legislatif, DPR adalah pusat kekuasaan legislatif,

BPK adalah pusat kekuasaan inspektif. DPA adalah pusat

kekuasaan konsulatif dan MA adalah pusat kekuasaan

kehakiman.

INSFRASTUKTUR

Infrastruktur politik adalah kehidupan politik rakyat yang

merupakan dasar bagi supratuktur. Infrastruktur ini meliputi

beberapa unsur/komponen/bagian dari :

1) Sistem kepartaian/partai politik

2) Kelompok-kelompok kepentingan

3) Kelompok-kelompok penekan

4) Tokoh-tokoh politik (lokal/nasional)

5) Alat komunikasi politik (televisi, radio, surat kabar, dan lain-

lain)

Page 25: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 25

6) Budaya/perilaku politik rakyat

7) Hubungan antara sipil/militer antar negara

8) Dan lain-lain

METODE PENDEKATAN DALAM HUKUM TATA NEGARA

Dalam ilmu pengetahuan ada dua hal penting apabila kita

hendak mempelajari sesuatu bidang ilmu yang tertentu. Kedua hal

tersebut ialah mengenai obyek dan mengenai metode pendekatan

terhadap obyek.

Jika bidang ilmu yang akan kita pelajari adalah bidang ilmu

hukum, maka tentu saja obyek yang dibahas adalah kaidah-

kaidah hukumnya terutama kaidah-kaidah hukum positifnya

yaitu hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat yang

tertentu. Untuk mendekati obyek ini maka dapat dipakai beberapa

macam metode atau cara pendekatan. Pertama-tama kita bisa

mempelajari suatu ketentuan menurut susunan teks atau

redaksinya. Dari redaksi itu maka kita dapat mengetahui apa

sesungguhnya isi ketentuan itu.

Acapkali cara seperti ini kurang memuaskan, sehingga kita

perlu melakukan pembahasan dengan metode atau cara lain.

Salah satu cara ialah dengan mempelajari sejarah terbentuknya

peraturan-peraturan tersebut. Kalau dengan cara seperti ini

hasilnya masih tetap kurang memuaskan, maka dapat pula

dilakukan cara lain lagi yaitu dengan cara memperbandingkan apa

yang dipelajari dengan hal yang sama yang diatur oleh dan dari

dalam peraturan yang lain. Di dalam HTN ada tiga metode

pendekatan, yang dipakai yaitu :

1. Metode yuridis formal

2. Metode yuridis historis

3. Metode yuridis komperatif (metode perbandingan)

Page 26: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 26

Metode Yuridis Formal

Metode yuridis formal adalah salah satu metode atau cara

pendekatan yang menitik beratkan kepada makna yang akan

dipelajari. Metode yuridis formal ini adalah metode utama yang

lazim dipakai di dalam semua bidang hukum. Oleh karena itu

dalam hubungannya dengan bidang HTN, maka metode yuridis

formal ini dapat pula kita pakai sebagai metode pendekatan

terhadap obyek yang akan kita pelajari yaitu kaidah-kaidah HTN

positif. Sebagai contoh misalnya kita ingin mempelajari Pasal 6

ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) yang menyatakan

“Presiden dan Wakil Presiden dipilih dan diangkat dengan suara

terbanyak”. Pasal 6A (1) UUD 1945 (sudah amandemen): “Presiden

dan dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara

langsung oleh rakyat”. Apabila kita memakai metode yuridis

formal yang kita pelajari adalah apa isi pasal itu. Dari sinilah kita

dapat menarik pengertian apa yang dikehendaki oleh

bunyi/redaksi pasal ini.

Metode Yuridis Historis (Metode Sejarah)

Adakalanya hasil yang dicapai dengan metode pendekatan

yuridis formal tidak jelas, sehingga tidak dapat diketahui apa

pengertian yang dikandung didalam suatu ketentuan. Oleh sebab

itu dapat dipakai metode lain yaitu metode yuridis historis.

Dengan metode ini kita mempelajari sejarah terbentuknya

ketentuan di maksud. Misalnya sebagai contoh kita ambil Pasal 6

ayat 1 UUD 1945 (sebelum diamandemen) yang menyatakan

bahwa “ Presiden adalah orang Indonesia asli”. Sedang dalam

Pasal 6 (1) UUD 1945 (sudah amandemen): “Calon Presiden dan

Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak

leahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain

Page 27: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 27

karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara,

serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan

tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Pertanyaan : Apa maksud pasal ini?

Untuk memahami pasal ini, kita tidak dapat memakai metode

yuridis formil lagi, kita harus memakai metode yuridis histories.

Menurut sejarah sebelum Indonesia merdeka terdapat

peraturan yang membuat penggolongan masyarakat di wilayah

Hidia Belanda yang diatur dalam Pasal 163, IS yo Pasal 131, IS.

Menurut ketentuan ini di Hindia Belanda terdapat tiga

golongan masyarakat yaitu :

1. Keturunan Belanda dan yang dipersamakan dengan Belanda

2. Keturunan timur asing, misalnya : India, Cina dan yang

dipersamakan dengan itu yakni Arab, dan lain-lain

3. Pribumi atau penduduk asli

Metode Yuridis Komperatif

Metode yuridis komperatif ini maksudnya adalah untuk

memberikan penjelasan sesuatu dengan cara memperbandingkan.

Misalnya sebagai contoh, dalam Pasal 7 UU 1945 disebutkan

bahwa “Presiden mempunyai masa jabatan lima tahun dan

sesudahnya dapat dipilih kembali. “Untuk memahami maksud

pasal ini dan untuk lebih jelas lagi, maka kita dapat

memperbandingkan pasal ini dengan pasal yang mengatur hal

yang sama dalam konstitusi negara lain, misalnya Amerika Serikat

dan Philipina. Dalam konstitusi Amerika Serikat. Masa jabatan

Presiden adalah adanya batasan masa batasan/kekuasaan.

Pembatasan kekuasaan adalah dianggap perlu karena adanya

Page 28: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 28

kecenderungan bagi si pemegang kekuasaan untuk

menyelewengkan kekuasaannya seperti dikatakan oleh Loard

Acton, “Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely”,

yang artinya bahwa, “kekuasaan cenderung disalahgunakan,

kekuasaan yang mutlak pasti diselewengkan.

Dalam hubungannya dengan pembatasan kekuasaan ini ada

dua cara yang dapat ditambah yaitu :

1. Membatasi kekuasaan menurut waktunya

2. Membatasi kekuasaan menurut isinya

Pembatasan kekuasaan menurut waktunya, misalnya adalah

Pasal 7 UUD 1945 (sebelum diamandemen) yaitu pembatasan

kekuasaan Presiden selama lima tahun dan sesudahnya bisa

dipilih kembali. Pasal 7 UUD 1945 (setelah amandemen) :

“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima

tahun, dan sesudahnya didapat dipilih kembali dalam jabatan

yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan”.

Pembatasan kekuasaan menurut isinya, misalnya ialah

seperti yang telah dikemukakan oleh teori Montesqiu yaitu ada

pembatasan kekuasaan dimana kekuasaan legislatif hanya diberi

kewenangan untuk membuat undang-undang saja.

Sedangkan untuk melakukan undang-undang itu tidak

diberikan kepada kekuasaan legislatif, melainkan diserahkan

kepada kekuasaan eksekutif. Demikian pula dengan kekuasaan

untuk menindak setiap pelanggaran terhadap undang-undang,

tidak diberikan kepada kekuasaan eksekutif, namun diserahkan

kepada kekuasaan yudikatif.

Dalam prakteknya ketiga metode pendekatan yang disebut

tadi tepat diberlakukan bersama-sama secara tersendiri. Apabila

Page 29: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 29

kita mempelajari ilmu hukum, kita menerima perbandingan

hukum itu atas Hukum Publik dan Hukum Private.

Di dalam hukum Publik antara lain termasuk bidang Hukum

Tatanegara, Hukum Pidana dan Hukum Administrasi Negara.

Sedangkan ke dalam Hukum Private biasanya disebutkan meliputi

Hukum Perikatan, Hukum Kekeluargaan, Hukum Dagang, Hukum

Agraria, Hukum Perburuhan dan lain-lain sebagainya.

Adalah sulit untuk membuat skema letak bidang-bidang itu,

yang satu sama lainnya secara pasti dapat menunjukkan dekat

tidaknya, luas sempitnya ruang lingkup masing-masing bidang

hukum.

Mengenai letak kedudukan masing-masing bidang hukum

itu, pendapat antara para sarjana adalah berbeda satu sama lain.

Misalnya Van Wyk membuat skema sistem hukum Belanda

sebagai berikut :

Sistem Hukum Belanda Menurut Van Wyk

Hukum

Perdata

Hukum

Administrasi

Negara

Hukum

Pidana

Hukum Acara

Perdata

Hukum Acara

Administrasi

Negara

Hukum Acara

Pidana

Hk.

Organisasi

Peradilan

Perdata

Hk.

Organisasi

Adm. Negara

Hk.

Organisasi

Peradilan

Pidana

HTN Formal/Material

Page 30: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 30

Berbeda dengan Van Wyk, Crence Le Roy membuat skema sebagai

berikut :

SKEMA DARI CRENCE LE ROY

Hukum Tata Negara

Hukum

Perdata HANHukum

Pidana

Hk.Ac.

Perd.

Hukuman Acara

Administrasi Negara

Hk.Ac.

Pid.

Skema tersebut diatas menunjukkan letak cabang-cabang

ilmu hukum satu sama lain dan ruang lingkupnya. Dalam skema

Van Wyk diatas dapat kita lihat bahwa hukum perdata menurut

Van Wyk lebih dekat hubungannya dengan HAN dibandingkan

HTN. Sedangkan dari skema Crence Le Roy kita lihat bahwa HTN

lebih dekat hubungannya dengan HAN. Disamping itu ruang

lingkup HAN menurut Crence Le Roy adalah paling luas

dibandingkan dengan bidang hukum.

Dalam perkembangan dewasa ini maka pada prinsipnya kita

dapat menerima pendapat Le Roy yang menganggap HAN

mempunyai ruang lingkup yang paling luas diantara bidang

hukum lainnya.

Pertanyaan : Apa sebab demikian?

Sebab antara lain dapat kita jelaskan sebagai berikut :

Menurut KUHPer, hubungan kerja antara majikan dengan

buruh adalah merupakan hubungan perdata berdasarkan

Page 31: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 31

perjanjian antara kedua belah pihak. Jadi prinsipnya bersifat

perikatan murni/Hukum Perdata Murni.

Di dalam perkembangan berikutnya ternyata hal yang

demikian ini, tidak lagi murni sebagai hukum perdata karena

adanya intervensi/campur tangan pemerintah kedalam perjanjian

yang dibuat oleh para pihak yang bersangkutan.

Intervensi pemerintah ini tampak didalam penentuan upah

minimum yang harus dibayarkan oleh seorang majikan terhadap

buruh. Demikian pula didalam mengakhiri hubungan kerja, dan

campur tangan pemerintah. Sebab menurut ketentuan pemutusan

hubungan kerja harus mendapat izin dari pemerintah.

Campur tangan pemerintah di dalam hal ini membuat sifat

hubungan kerja itu tidak lagi semata-mata sebagai perikatan

berdasarkan hukum perdata. Campur tangan pemerintah itu

menunjukkan bahwa adanya aspek HAN dalam hukum perdata.

Contoh lainnya misalnya untuk kepentingan umum, pemerintah

berhak mencabut atas tanah yang dimiliki rakyat. Pencabutan hak

yang dimiliki itu bukan menjadi studi bidang Hukum Agraria,

tetapi mencakup bidang studi HAN. Dari dua contoh di atas

tampak bahwa dewasa ini ruang lingkup HAN semakin bertambah

luas.

Page 32: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 32

HUBUNGAN HUKUM TATA NEGARA DENGAN ILMU-ILMU

KENEGARAAN LAINNYA

HTN sebagai cabang dari ilmu-ilmu kenegaraan mempunyai

hubungan dengan ilmu-ilmu kenegaraan lainnya seperti :

1. Ilmu negara

2. Ilmu politik

3. Hukum Administrasi Negara

4. Perbandingan HTN

ad.1) Hubungan HTN dengan Ilmu Negara

Ilmu Negara sangat erat hubungannya dengan HTN, karena

ilmu negara mempelajari negara pada umumnya tanpa

terikat kepada waktu dan tempat tertentu. Sedangkan HTN

mempelajari suatu negara yang tertentu saja. Jadi terikat

dengan waktu dan tempat tertentu.

Misalnya :

Kalau kita mempelajari HTN maka akan timbul pertanyaan

negara mana yang kita pelajari, bagaimana hukumnya di

negara itu sehingga kita harus menunjuk suatu negara

tertentu misalnya negara Indonesia. Jadi HTN yang kita

pelajari itu adalah Hukum Tata Negara Indonesia

Ilmu negara → genus

Ilmu Tata Negara → species

ad.2) Hubungan HTN dengan Ilmu Politik

Hubungan HTN dengan ilmu politik sangat erat, karena satu

sama lain saling melengkapi sehingga seorang sarjana ilmu

politik bernama K. Barens menyatakan bahwa, HTM adalah

ibarat kerangka manusia dan ilmu politik ibarat daging

manusia itu. Sebagai contoh pada awal kemerdekaan yaitu

Page 33: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 33

tanggal 16 Oktober 1945 pemerintah menggelarkan

maklumat X yang isinya antara lain menyatakan Komite

Nasional Indonesia

ad.3) Hubungan HTN dengan HAN

Hubungan HTN dengan HAN adalah, HTN praktis

mempelajari mengenai kededukan dan kewenangan serta

tugas-tugas dari pada Lembaga Negara serta mekanisme

keberadaannya, akan tetapi HAN lah yang mengatur atau

mempelajari, apa tugas-tugas yang harus di jalani oleh

Lembaga Negara tersebut sehingga terwujudlah cita-cita

Bangsa dan Negara Indonesia.

SUMBER-SUMBER HUKUM TATA NEGARA

Sebelum kita membicarakan sumber-sumber HTN terlebih

dahulu ada baiknya kita membicarakan sumber hukum pada

umumnya. Hukum itu oleh orang awam digambarkan secara

deskriptif yang sama diartikan sebagai peraturan perundang-

undangan. Jadi segala sesuatu yang harus ditaati itu adalah

hukum. Pandangan-pandangan orang awam tersebut tidak salah.

Kalau kita lihat dari Sistematika Hukum dibagi 2 yaitu :

1. Hukum yang tertulis, yaitu kaidah hukum yang dibuat oleh

badan yang berwenang yang lazimnya disebut Peraturan

Perundang-undangan.

2. Hukum yang tidak tertulis yaitu kebiasaan-kebiasaan

ketatanegaraan (Konvensi).

Page 34: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 34

Kalau kita kaitkan dengan sumber-sumber hukum ternyata

tidak sederhana itu karena orang dapat melihat dari berbagai

macam segi yaitu sumber hukum materiel dan sumber hukum

formil.

- Sumber hukum materiel (Isi) yaitu dilihat dari segi filsafat; segi

histories sosiologis dan segi yuridis.

- Sumber hukum formil (bentuk) yaitu peraturan perundang-

undangan yang berlaku (hukum positif)

Sumber HTN dapat dibagi atas dua sumber hukum yaitu :

1. Sumber hukum material (Kenborn)

2. Sumber hukum formil (Welbron)

Sumber hukum formil → terdiri atas empat bagian yaitu :

a. Hukum tertulis → sumber

b. Hukum tidak tertulis → HTN

c. Yurisprudensi → menurut

d. Dokrin → teori

e. Traktat → perja

njian

sumber hukum material adalah sumber yang menentukan isi

hukum, artinya isi kaidah-kaidah HTN itu tidak boleh

menyimpang dari/atau bertentangan dengan sumber materialnya.

Bagi bangsa Indonesia, sumber hukum material itu ialah

pembukaan UUD 1945 dimana tercantum Pancasila.

Sumber hukum formal adalah sumber dari mana kita dapat

mengetahui apa yang menjadi HTN itu, sumber hukum formal

khususnya sumber hukum tertulisnya dapat berbentuk atau

dalam bentuk UUD, UU, Perpu, dan lain sebagainya termasuk UU

organik.

Bagi Indonesia sumber hukum tertulis HTN disamping ketiga

sumber lainnya diatur dalam Ketetapan MPRS No.

Page 35: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 35

XX/MPRS/1996 dan diganti Ketetapan MPR No. III Tahun 2000

dan selanjutnya diatur dalam UU No. 10 Tahun 2004.

ASAS HUKUM TATA NEGARA

Asas itu suatu bangunan hokum yang didasari oleh nilai-nilai

kemanusiaan , dan hokum itu sendiri adalah, hokum yang dibuat

harus ada cita-cita hukumnya yang terkandung dalam pancasila,

karena pancasila adalah pedoman dalam pembuatan humum yang

bersifat regulative.

1. Asas Pancasila

Dalam Asas Pancasila terkamdung unsur-unsur atau nilai-

nilai yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.

1. Persatuan atau Integritas bangsa

2. Nilai Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Kedaulatan rakyat (Demokrasi) kedaulatan tertinggi

berada ditangan rakyat.

4. Negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa.

2. Asas Kedaulatan Rakyat.

Mekanisme untuk mewujudkan kedaulatan rakyat adalah

Demokrasi langsung dan tidak langsung. Kedaulatan berada

ditangan rakyat diatur oleh UU Pendistribusiannya

dilaksanakan oleh Lembaga-lembaga Negara

Menurut JHON LOCKE

1. Kedaulatan Tuhan.

2. Kedaulatan Raja.

3. Kedaulatan Rakyat

4. Kedaulatan Negara.

5. Kedaulatan Hukum.

3. Asas Negara Hukum.

Ada 2 Konsepsi tentang Negara Hukum

Page 36: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 36

1. Recht Staats.

Prinsip ini dibangun revolusi yang berkembang di eropa,

menentang kediktaktoran raja, prinsip Recht Staats ini

dating dari rakyat yang mempunyai arti setiap tindakan

harus didasari oleh ketentuan dalam UU, Ciri-cirinya,

- Setiap tindakan Negara berdasarkan UU

- Harus ada pembagian kekuasaan.

- Perlunya ada jaminan HAM

- Peradilan Administrasi.

2. The Role Of Law.

Prinsip Common Law ini dari the Role of Law kesamaan

di depan hukum equality before the law kesamaan di

depan hokum.

4. Asas Negara Kesatuan

Adalah kekuasaan Legislatif atau pemerintah ada di

pemerintah pusat (CF Srong) Daerah hanya diberikan

sebagian kewenangannya otonomi daerah.

5. Asas Pemisahan Kekuasaan.

- Sistem Pemisahan Horisontal Eksekutif, Legislatif dan

Yudikatif.

- Sistem pemisahan kekuasaan antara pusat dan

daerah.

SEJARAH KETATA NEGARAAN INDONESIA

Sebagaimana kita ketahui sampai dengan sekarang di Indonesia

sudah berlaku tiga konstitusi yaitu :

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Konstitusi RIS

Page 37: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 37

3. Undang-Undang Dasar Sementara 1950

Masa berlakunya ketiga UUD tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dari tanggal 18 Agustus 1945 s/d 27 Desember 1949, berlaku

UUD 1945.

2. Dari tanggal 27 Desember 1945 s/d 17 Agustus 1950, berlaku

konstitusi RIS 1949.

3. Dari tanggal 17 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959, berlaku UUDS

1950.

4. Dari 5 Juli 1959 sampai berlaku UUD 1945 (5 Juli 1959 s/d

Tahun 1999)

5. Dan tahun 1999 UUD 1945 (amandemen) berlaku sampai

sekarang.

SISTEM PEMERINTAHAN

Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh

yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja

saling bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan

dan fungsi pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu Negara

menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu

Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan

undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan;

Kekuasaan Legislatif yang berate kekuasaan membentuk undang-

undang; Dan Kekuasaan Yudiskatif yang berate kekuasaan

mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-

Page 38: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 38

komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif,

legislative dan yudikatif. Jadi, system pemerintaha negara

menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan

antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam

mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan

SISTEM PEMERINTAHAN

1. Sistem Pemerintahan Parlementer

2. Sistem Pemerintahan Presidensial

3. Sistem Pemerintahan Pengawasan Langsung Oleh Rakyat

Sistem Pemerintahan menurut Jhon. Wuest dan Shepard L

Witman

Sistem Pemerintahan Presidensil

1. Adanya asas pemisahan kekuasaan

2. Tidak ada pertanggung jawaban bersama antara kepala

eksekutif dengan para kabinetnya, yang ada pertanggung

jawaban para mentri pada kepala eksekutif atau presiden.

3. Presiden tidak dapat membubarkan kongres, atau

sebaliknya kongres tidak dapat membubarkan kepala

eksekutif. Dan apabila kepala eksekutif tidak dapat

mendapatkan dukungan mayoritas oleh kongres, kepala

eksekutif tidak bias mundur, jadi secara filosofisnya bahwa

Page 39: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 39

kekuasaan legislative maupun kekuasaan eksekutif

dipisahkan secara tegas.

4. Kepala eksekutif dipilih oleh dewan pemilih.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:

a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak

tergantung pada parlemen.

b. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka

waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika

Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima

tahun.

c. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan

jangka waktu masa jabatannya.

d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan

eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk

anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:

a. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif

sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

b. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

c. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya

hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga

Page 40: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 40

dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu

yang lama.

Sistem Pemerintahan Parlementer.

1. Berdasarkan asas Percampuran kekuasaan.

2. Terdapat pertanggung jawaban bersama antara kepala

eksekutif dengan kabinetnya atau para mentri kepada

parlemen.

3. Kepala eksekutif harus mengundurkan diri, jika tidak

memperoleh dukungan mayoritas dari legislative dan

sebaliknya, kepaala eksekutif dapat meminta kepada kepala

Negara untuk membubarkan kepala legislative dan untuk

menyelenggarakan pemilihan umum.

4. Kepala eksekutif dipilh oleh kepala Negara dengan

dukungan mayoritas dari legislative.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:

a. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung

pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-

waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

Page 41: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 41

b. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet

tidak bias ditentukan berakhir sesuai dengan masa

jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

c. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi

apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan

berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang

besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat

mengusai parlemen.

d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan

eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen

dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi

menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

a. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena

mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan

legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif

berada pada satu partai atau koalisi partai.

b. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan

kebijakan public jelas.

c. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap

kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam

menjalankan pemerintahan.

Page 42: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 42

Menurut sistem UUD 1945 SETELAH PERUBAHAN

1. Kita menganut system pencampuaran kekuasaan, pasal 11

ayat 2.

2. Pasal 20 ayat 2 , setiap rancangan UU DIBAHAS oleh

Legislatif dan eksekutif untuk mendapatkan persetujan

bersama.

3. Pasal 17 ayat 3, mentri-mentri diangkat oleh presiden tetapi

ada pertanggung jawabannya,

4. Kepala eksekutif tidak dapat membubarkan legislative

sebagaiman diatur dalam pasal 7 C bahwa presiden tidak

dapat membekukan dan atau membubarkan DPR, ciri ini

adalah system pemerintahan presidensiil, tatapi dalam

praktek apabila presiden tidak dapat mendapat dukungan

mayoritas dari DPR, maka presiden dapat mundur.

5. Kepala eksekutif dipilih melalui pemilihan umum, secara

langsung oleh rakyat, Pasal 6 a, ini bercirikan system

PRESIDENSIIL.

Page 43: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 43

Dari contoh-contoh asas asas yang terdapat pada UUDD 1945,

bahwa kita menganut system pemerintahan presidensill tapi

tidak murni, banyak mengandung unsur-unsur

parlementernya.

Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Setelah Diamandemen

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa

transisi. Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru

berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002,

sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD

1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi

menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan

baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya

Pemilu 2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai

berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah

yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.

2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem

pemerintahan presidensial.

Page 44: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 44

3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala

pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih dan

diangkat oleh MPR untuk masa jabatan lima tahun. Untuk

masa jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden akan

dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.

4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan

bertanggung jawab kepada presiden.

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah

(DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR

memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi

jalannya pemerintahan.

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan

badan peradilan dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari

sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan

untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam

sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan

presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas

usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan

mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.

Page 45: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 45

2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu

pertimbangan atau persetujuan dari DPR.

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu

pertimbangan atau persetujuan dari DPR.

4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal

membentuk undang-undang dan hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam

sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam

memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru

tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem

bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian

kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan

pengawasan dan fungsi anggaran.

HAK ASASI MANUSIA

Adalah hak yang dari asalnya sudah dimiliki oleh setiap manusia

sejak lahir , hak yang melekat pada diri manusia yang dibawa

sejak lahir dan bukan pemberian dari Negara

Page 46: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 46

acuan tentang hak asasi manusia di dalam Piagam PBB (UN

Charter), di samping menugaskan Komisi Hak Asasi Manusia

(Commission on Human Rights) -- komisi yang dibentuk PBB

berdasarkan sebuah ketetapan di dalam piagam tersebut -- untuk

menulis sebuah pernyataan internasional tentang hak asasi

manusia. Piagam itu sendiri menegaskan kembali "keyakinan akan

hak asasi manusia yang mendasar, akan martabat dan harkat

manusia, akan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan

serta antara negara besar dan negara kecil."

Hak Asasi Manusia mempunyai konsep:

1. DEMOKRASI.

2. KONSTIITUSIONALISME.

3. NEGARA HUKUM

Hak Asasi di bagi 2:

1. Hak Asasi Politik atau Klasik adalah kaitanya dengan

kesamaan hak, hak untuk dipilih dan dipilih.

2. Hak Asasi Sosial ekonomi dan budaya. Munculnya pada

abad ke 20, diamana jerman naziisme, 1941 hak asasi

ekonomi muncul , selain hak asasi politik ada hak asasi

ekonomi, ada 4 kebebasan dasar dan rakyat harus

Page 47: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 47

dilindungi dan dilayani, Frankklin D Rosevelt: 1.

Kebebasan untuk berbicara dan mnyatakan pendapat, 2.

kebebasan untuk beragama 3. Kebebasan dari rasa

ketakutan, 4. Kebebasan dari kemelaratan

Pada tahun 1948 Tanggal 10 Desember PBB.setelah itu ada

pernyataan internasional,

a. International Covenant Civil and Political Right

b. International Covenant Civil, Economic and Cultural.

Dan pada tahun 1966 PBB bersidang juga, terkait dengan hak

asasi Ekonomi Sosial dan Politik:

1. Hak atas pekerjaan

2. Hak atas Hak berorganisasi

3. Hak atas jaminan social

4. Hak atas perlindungan keluarga

5. Hak atas taraf hidup yang layak

6. Hak atas menikmati hasil-hasil kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi

7. Hak turut serta dalam cultural budaya.

Page 48: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 48

Yang disebut dengan hak klasik atau hak politik adalah . suatu

hak untuk melindungi penduduk dari kemungkinan campur

tangannya Negara dan penguasa terhadap urusan dari

kepentingan pribadi yang merupakan bagian dari kemerdekaan

hidupnya untuk mencegah terjadinya kesewenang-wenangan

Negara atau penguasan.

Ham social dan ekonomi adalah. Suat hak asasi dimana

mewajibkan Negara atau penguasa untuk menjalankan

kebijaksaan yang menjamin kesejahteraan rakyatnya

Dari teori dan norma-norma internasional yang ada pengaturan

HAM . di Indonesia.

1. UUD 1945 Proklamasi. Ada 7 ayat yang terkait dengan

HAM.

2. Konstitusi RIS, ada 25 ayat dari pasal 7-32.

3. UUDS, dari pasal 8 sampai pasal 34 (lebih banyak

dari ketentuan2 diatas)

4. UUD 1945 REFORMASI. Semakin banyak ketentuan

tentang jaminan terhadap HAM.

Page 49: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 49

5. Ketentuan TAP MPR NO XVII/1999 Tentang HAM,

Menugaskan kepada Lembaga-lembaga Negara dan

seluruh aparat pemerintahan untuk menghomati dan

menegakan serta menyebarluaskan pemahaman HAM

kepada seluruh masyarakat, selain itu kepada

Presiden dan DPR di tugaskan untuk meratifikasi

berbagai instrument INTERNASIONAL sepabjang tidak

bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, dan

menegaraskan kepoada Presiden terkait dengan

komisi nasional tentang HAM pendiriannya harus

dengan UU.

6. Undang-undang 39 tahun 1999, Tentang HAM.

7. Undang-undang 26 Tahun 2000, Tentang Peradilan

HAM.

KATEGORI PELANGGARAN BERAT HAM

1. Kejahatan GENOSIDA, setiap perbuatan yang

dilakukan dengan maksud menghancurkan atau

memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok

bangsa, etis, ras, kelompok agama, dengan cara,

membunuh anggota kelompok, mengakibatkan

penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap

Page 50: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 50

kelompo2 ttt, menciptakan kondisi kelompok itu

tertindas, memaksa mencegah kelahiran dari

kelompok2 tersebut, memindahkan secara paksa

anak2 dari kelompok2 ttt.

2. Kejahatan Kemanusiaan. Suatu perbuatan yang

dilakukan oleh sebagian dari serangan yang meluas

dan sistemik yang ditujukan secara langsung

terhadap penduduk sipil bentuknya adalah,

Pembunuhan, Pemusnahan, Perbudakan, pengusiran

dan pemindahan penduduk, Perampasan

kemerdekaan, penyiksaan, pemerkosaan, pelacuran,

penganiayaan terhadap kelompok, menghilangkan

orang secara paksa, kejahatan pendiskriminasian.

VAREL PASEK MEMBAGI HAM: 1. Hak asasi Politik

2. Hak Sosial, ekonomi, Budaya.

3. Hak Solidaritas.

Page 51: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 51

KEWARGANEGARAAN

Istilah :

Warga Negara

Staats Burger

Citizen

Citoyen

Kaula Negara

Penduduk terdiri dari:

1. Warga Negara / Rakyat

2. Bukan Warga Negara

WARGA NEGARA INDONESIA:

• Setiap orang yg berdasarkan peraturan erundang-undangan

dan atau berdsrkan perjanjian pemerintah RI dgn neg lain

sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi WNI;

• Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayah dan

ibu WNI;

• Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dr seorang ayah WNI

dan ibu WNA;

• Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dr seorang ayah WNA

dan ibu WNI;

• Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dr seorang ibu WNI,

ttp ayahnya tdk mempunyai kewarganegaraan atau hukum

Page 52: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 52

negara asal ayahnya tdk memberikan kewarganegaraan kpd

anak tsb;

• Anak yg lahir dlm tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya

meninggal dunia dr perkawinan yg sah dan ayahnya WNI

• Anak yg lahir diluar perkawinan yg sah dr seorang ibu WNI;

• Anak yg lahir diluar perkawinan yg sah dr seorang ibu WNA

yg diakui oleh seorang ayah WNI sbg anaknya dan

pengakuan itu dilakukan sebelum anak tsb berusia 18 th

atau belum kawin;

• Anak yg lahir di wilayah negara RI yg pada waktu lahir tidak

jelas status kewarganegaraan AYAH DAN IBUNYA;

• Anak yg baru lahir yg ditemukan di wilayah neg RI selama

ayah dan ibunya tdk diketahui;

• Anak yg lahir di wilayah neg RI apabila ayah dan ibunya tdk

mempunyai kewarganegaraan atau tdk diketahui

keberadaannya;

• Anak yg dilahirkan di luar wilayah neg RI dari seorang ayah

dan ibu WNI yg krn ketentuan dr neg tempat anak tsb

dilahirkan memberikan kewarganegaraan kpd anak ybs.

• Anak dari seorang ayah atau ibu yg telah dikabulkan

permononan kewarganegaraannya kmd ayah atau ibunya

meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah/janji setia.

Konsekuensi yuridis atas status kewarganegaraan :

1. Dibidang hukum perdata internasional

2. Dibidang hukum kekeluargaan

3. Dibidang hukum publik

Asas Kewarganegaraan

Page 53: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 53

• Asas Ius Soli : Bahwa kewarganegaraan seseorang

ditentukan menurut tempat kelahirannya (asas daerah

kelahiran)

• Asas Ius Sanguinis : Bahwa kewarganegaraan seseorang

ditentukan oleh garis keturunan orang ybs (Asas keturunan

/ darah)

• Asas Campuran

Asas dalam UU no 12,th 2006

• Asas IUS SANGUINIS (law of the blood)

• Asas IUS SOLI (law of the soil) secara terbatas

• Asas KEWARGANEGARAAN TUNGGAL

• Asas KEWARGANAGARAAN GANDA TERBATAS

Pengaturan tentang kewarganegaraan di Indonesia:

• UU No 3, Tahun 1946 ttg Warga Negara dan Penduduk

Negara

• UU No 6, Tahun 1947 ttg Perobahan Undang Undang No 3,

Tahun 1946

• UU No 8, Tahun 1947 ttg Memperpanjang waktu utk

mengajukan pernyataan berhubungan dgn Kewargaan

Negara Indonesia

• UU No 11, Tahun 1948 ttg Memperpanjang waktu lagi utk

mengajukan pernyataan berhubung dengan Kewargaan

Negara Indonesia

• UU No 62, Tahun 1958 ttg Kewarganegaraan Republik

Indonesia

• UU No 3, Tahun 1976 ttg Perobahan pasal 18 UU No 62,

Tahun 1958 ttg Kewarganegaraan Republik Indonesia.

• UU No 12, Tahun 2006 ttg Kewarganegaraan Republik

Indonesia

Page 54: HUKUM TATA NEGARAdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4. 5. · B. Pembinaan Kerja Diantara Alat-alat Perlengkapan Negara C. Jaminan Terhadap Keberadaan Hak Asasi Manusia

Lisda Syamsumardian, SH, MH.

Hukum Tata Negara 54

Kehilangan Kewarganegaraan

1. Renunciation

Tindakan sukarela seseorang untuk menanggalkan salah

satu dari dua atau lebih status kewarganegaraan yang

diperolehnya dari dua negara atau lebih.

2. Termination

Penghentian status kewarganegaraan sebagai tindakan

hukum, karena yang bersangkutan memperoleh kewarganegaraan

dari negara lain.

3. Deprivation

Penghentian secara paksa, pencabutan/pemecatan dari

status kewarganegaraan berdasarkan perintah pejabat yg

berwenang karena terbukti adanya kesalahan/pelanggaran yg

dilakukan dalam cara perolehan status kewarganegaraan/ apabila

orang yang bersangkutan terbukti tidak setia/berkhianat kpd

negara dan UUD.