82
HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTAS Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: FADHRUL RAHMAN NIM: 106043101292 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTAS

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

FADHRUL RAHMAN NIM: 106043101292

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H/2011 M

Page 2: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

i

HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTAS

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Oleh:

Fadhrul Rahman NIM: 106043101292

Pembimbing

Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A NIP: 195811101988031001

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG

KERTAS” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Perbandingan

Mazhab dan Hukum.

Jakarta, 22 Maret 2011

Mengesahkan,

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag (.....................................)

NIP. 196511191998031002

Sekretaris : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si (.....................................)

NIP. 197412132003121002

Pembimbing : Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A (.....................................)

NIP. 195811101988031001

Penguji I : Dr. H. Abdul Wahab Abd. Muhaimin, Lc., M.A (.....................................)

NIP. 195008171989021001

Penguji II : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si (.....................................)

NIP. 197412132003121002

Page 4: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta: 22 Maret 2011 M 17 Rabiul Akhir 1432 H

Fadhrul Rahman NIM: 106043101292

Page 5: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

iv

بسم اهللا الرمحن الرحيم

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala pujian serta rasa syukur yang tak terhingga penulis

panjatkan kehadirat Allah swt yang senantiasa memberikan limpahan rahmat dan

kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

Salawat teriring salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad saw

yang telah menebarkan cahaya islam ke seluruh penjuru dunia sehingga penulis dapat

menikmati indahnya hidup dalam naungan cahaya islam.

Skripsi ini sebagai bentuk nyata dari perjuangan penulis selama menuntut

ilmu di bangku kuliah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Berbagai hambatan dan kesulitan selama proses penulisan skripsi ini dapat penulis

lalui. Semua ini karena do’a dan dukungan orang-orang yang ada di sekitar penulis.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada para pihak yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi

ini, diantaranya adalah:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Taufiki, M.A dan Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag.,

M.Si., selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan program studi

Page 6: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

v

Perbandingan Mazhab dan Hukum yang dengan penuh kesabaran

membimbing penulis selama menempuh pendidikan S1 di Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A., selaku dosen pembimbing yang

senantiasa membimbing penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi

ini dan terimakasih atas bimbingan, kesabaran, keramahan hati serta nasehat-

nasehat berharga yang bapak berikan semoga bapak selalu dilindungi Allah

SWT.

4. Ayahanda tercinta (Zulkifli Rani) dan Ibunda tersayang (Surati) yang selalu

menjadi penyejuk hati, penenang jiwa, penyemangat hidup, yang tak pernah

kenal lelah untuk terus berkorban bagi putera-puterinya. Senyummu adalah

penyemangat penulis dalam menjalani kehidupan ini.

5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberi ilmu,

pengalaman dan nasehat kepada penulis. Semoga ilmu yang penulis dapatkan

dari Bapak/Ibu dapat bermanfaat dunia dan akhirat serta menjadi amal

kebaikan bagi Bapak/Ibu dosen.

6. Pimpinan dan segenap staff Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

7. Kepada sahabat-sahabat penulis, Nuruz Zaman, Siti Rihanah dan teman-teman

Perbandingan Mazhab Fikih angkatan 2006 yang telah memberikan bantuan

berupa dorongan moral kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini dan

Page 7: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

vi

memberikan kesan tersendiri bagi penulis selama menuntut ilmu di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga semua pengorbanan dan kebaikan yang diberikan mendapatkan nilai

kebaikan di sisi Allah swt dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.

Jakarta: 22 Maret 2011 M

17 Rabiul Akhir 1432 H

Penulis

Page 8: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang...................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitiann ............................................ 9

D. Review Studi Terdahulu........................................................ 10

E. Metode Penelitian ................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 14

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG UANG MENURUT

HUKUM ISLAM ..................................................................... 17

A. Pengertian dan Konsep Uang dalam Islam ........................... 17

B. Sejarah Uang Dalam Pemerintahan Islam.............................. 24

C. Jenis-Jenis Uang .................................................................. 26

D. Uang Kertas Dalam Pandangan Fikih ................................... 30

BAB III : PENGERTIAN DAN TATA CARA ZAKAT FITRAH .......... 35

A. Pengertian dan Latar Belakang di Syariatkannya

Zakat Fitrah ......................................................................... 35

B. Tata Cara Pelaksanaan Zakat Fitrah ..................................... 39

C. Jenis dan Kadar Makanan Pokok yang Dikeluarkan

Untuk Zakat Fitrah ................................................................ 45

D. Hukum Mengganti Makanan Pokok Untuk Zakat

Fitrah Dengan Benda Lainnya ............................................... 49

Page 9: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

viii

BAB IV : HUKUM MEMBAYAR ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN

UANG KERTAS ....................................................................... 53

A. Pendapat dan Alasan Ulama Mempebolehkan Zakat

Fitrah Menggunakan Uang .................................................... 54

B. Pendapat dan Alasan Ulama Melarang Zakat

Fitrah Menggunakan Uang .................................................... 56

C. Analisis Hukum Membayar Zakat Fitrah Menggunakan

Uang .................................................................................. 58

BAB V : PENUTUP ................................................................................. 67

A. Kesimpulan........................................................................... 67

B. Saran .................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69

Page 10: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah munculnya uang seperti yang ada pada masa sekarang ini

melalui tahap dan waktu yang sangatlah panjang. Pada jaman dahulu, jual beli

dilakukan dengan sistem barter. Barter adalah pertukaran barang dengan

barang, jasa dengan barang, atau barang dengan jasa secara langsung tanpa

menggunakan uang sebagai perantara dalam proses pertukaran ini. 1 Karena

kebutuhan setiap orang semakin banyak dan beragam, maka untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya tidak mungkin lagi ditempuh dengan cara barter.

Kemudian manusia terdorong untuk mencari cara pertukaran yang

lebih mudah. Saat itulah manusia mulai menggunakan uang barang dalam

melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan kulit

hewan. Namun, uang barang tersebut mempunyai kelemahan yakni diantaranya

tidak tahan lama.2

Manusia mulai mencari lagi benda yang dapat digunakan sebagai alat

tukar-menukar. Benda yang dianggap cocok adalah logam. Pada masa lalu,

logam yang digunakan sebagai uang adalah emas atau perak.

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mendorong kegiatan

transaksi menjadi semakin sering dan bahkan semakin kompleks. Hal ini

menimbulkan kesulitan bagi manusia untuk membawa uang logam dalam

1 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.

23. 2 Sejarah Uang, artikel diakses pada tanggal 1 Desember 2010 dari

http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_7._UANG_DAN_LEMBAGA_KEUANGAN

Page 11: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

2

jumlah besar. Untuk mengatasinya, pemilik emas dan perak cukup melakukan

transaksi dengan menunjukkan bukti penyimpanan emas dan perak yang

berupa surat bukti penyimpanan yang dikeluarkan oleh lembaga yang

menerima titipan emas dan perak.3

Uang kertas yang ditopang emas juga mengalami banyak masalah,

terutama masalah penipuan. Bentuk akhir dari uang itu sendiri terjadi pada

tahun 1941, saat Perang Dunia I. Saat itu diumumkan bahwa uang-uang kertas

tidak bisa ditukarkan dengan emas dan bank-bank penerbit melepaskan

keterikatan antara penerbitan uang dan jumlah emas. Saat itulah uang yang ada

masa sekarang lahir.4

Hampir semua negara di dunia mengeluarkan uang kertas. Di

Indonesia, sekarang beredar uang kertas dan uang logam (bukan emas dan

perak) yang dikeluarkan Bank Indonesia. Kedua jenis uang tersebut memenuhi

syarat-syarat seperti: dapat diterima oleh masyarakat umum, mudah disimpan

dan nilainya tetap, mudah dibawa ke mana-mana, mudah dibagi tanpa

mengurangi nilai, dan ada jaminan (oleh pemerintah).5

Uang adalah standar ukuran harga, yakni sebagai media pengukur

nilai harga komoditi dan jasa, dan perbandingan harga setiap komoditas

lainnya.6

3 Sejarah Uang, artikel diakses pada tanggal 1 Desember 2010 dari

http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_7._UANG_DAN_LEMBAGA_KEUANGAN 4 Hasan, Mata Uang Islami, h. 81-82. 5 Sejarah Uang, artikel diakses pada tanggal 1 Desember 2010 dari

http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_7._UANG_DAN_LEMBAGA_KEUANGAN 6 Hasan, Mata Uang Islami, h. 12.

Page 12: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

3

Menurut Ismail Hasyim, “uang adalah sesuatu yang diterima secara

luas dalam peredaran, digunakan sebagai media pertukaran, sebagai standar

ukuran nilai harga, dan media penyimpan nilai, juga digunakan sebagai alat

pembayaran untuk kewajiban bayar yang ditunda”.7

Saat ini uang yang banyak digunakan adalah uang kertas. Uang kertas

adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan

merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun

1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang

dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya

(yang menyerupai kertas).8

Uang merupakan alat tukar yang sah yang merupakan salah satu jenis

harta. Harta adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia dalam menjalani

kehidupan didunia. Akan tetapi, dalam mencari harta manusia seringkali

melewati batasan-batasan norma yang berlaku. Dan juga dalam penggunaan

harta, manusia sering kali melanggar ketentuan-ketentuan agama, yang

seharusnya harta berfungsi sebagai sarana kehidupan untuk semakin

mendekatkan diri kepada Allah justru semakin menjauhkan dirinya dari Allah.9

Al-Siba’i berpendapat bahwa, Islam tidak membenarkan adanya

kemiskinan10, dengan mengacu pada sabda Nabi SAW:

)رواه ابو نعیم. (كاد الفقر ان یكون كفرا: قال رسول اهللا صلى اهللا علیھ و سلم : عن انس

7 Ibid., h. 11. 8 Jenis-jenis Uang, artikel ini diakses pada tanggal 1 Desember 2010 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis-jenis_uang 9 AH. Azharudin Lathif, Fiqh Muamalah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 21. 10 Monzer Kahf, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 23.

Page 13: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

4

Artinya: “Kemiskinan hampir-hampir mendekatkan orang kepada pengingkaran terhadap Islam (kufur)”.11

Harta juga merupakan sarana yang diperlukan untuk mempersiapkan

bekal bagi kehidupan akhirat. Al-Qur’an menyerukan agar orang beriman

menggunakan sebagian hartanya di jalan Allah. Tanpa harta, seorang beriman

tidak dapat menyempurnakan ajaran dan perintah agamanya.12

Salah satu penerapan harta dijalan Allah salah adalah dengan

membayar zakat. Zakat adalah suatu kewajiban yang ditetapkan oleh Allah

dalam Al-qur’an dan Sunnah nabi. Zakat merupakan salah satu dari rukun

Islam yang sejajar dengan shalat. Hal ini menunjukan betapa pentingnya zakat

sebagai salah satu rukun Islam.13

Dalam zakat bukan hanya ada dimensi ta’abbudi saja, tetapi juga ada

dimensi ibadah ijtima’iyyah yakni, kewajiban-kewajiban yang bersifat sosial,

yang dilakukan terhadap masyarakat. Ibadah ini bukanlah hubungan langsung

antara manusia dengan Tuhannya, tetapi manusia dengan manusia. Melalui

amalnya terhadap sesama manusialah, maka manusia dapat melaksanakan

ibadah sosial ini. Karena dalam prakteknya zakat adalah pengoperan hak milik

untuk orang fakir dan mereka yang menerima zakat, yang wajib atas orang-

orang yang kaya.14

11 Jalaludin al-Suyuti, Jami al-Shagir, (Jawa Tengah: Menara Kudus, 911H), h. 85. 12 Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2002), h. 10. 13 Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2006), h. 1. 14 Sjeichul Hadi Permono, Sumber-Sumber Penggalian Zakat, (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1992), h. 37-39.

Page 14: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

5

Menurut garis besarnya, zakat dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

pertama, zakat harta (zakat mal): Misalnya, zakat emas, perak, binatang ternak,

hasil tumbuh-tumbuhan baik berupa buah-buahan maupun biji-bijian, dan harta

perniagaan. Kedua adalah Zakat Fitrah yaitu zakat yang harus dikeluarkan oleh

setiap muslim dibulan Ramadhan menjelang shalat Idul Fitri.15

Penulis membatasi pembahasan ini tentang zakat fitrah saja. Zakat

fitrah adalah zakat yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim baik laki-laki

ataupun perempuan, besar ataupun kecil, tua ataupun muda, kaya ataupun

miskin di bulan Ramadhan sampai menjelang salat Idul Fitri. Hal ini

berdasarkan hadis dari Ibnu Umar:

لیھ و سلم زكــاة الفــــطر فرض رسول اهللا صلى اهللا ع: عن ابن عمر رضي اهللا عنھما قال

بیر صاعا من تمر او صاعا من شعیر على العبد و الحر و الذكر و األنثى و الصغیر و الكــ

)رواه البخـــــــــــــــــاري. (الصلاةمن المسلمین و امر بھا ان تؤدى قبل خروج الناس إلى

Artinya: “Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah kepada setiap muslim, masing-masing satu sho' kurma atau satu sho' gandum (makanan pokok), baik orang yang merdekamaupun hamba sahaya,laki-laki ataupun perempuan, kecil maupun besar. Dan Rasulullah SAW memerintahkan pembayaran zakat fitrah sebelum orang-orang keluar menghadiri salat hari raya”.(HR. Bukhari).16

Pada masa sekarang, berbagai hal telah banyak berubah mengikuti

kondisi, kebutuhan serta kemaslahatan, terutama dalam masalah hukum. Zakat

fitrah merupakan salah satu hukum yang sampai sekarang masih di tilik lebih

dalam hal pelaksanaanya di zaman sekarang ini yang telah berkembang pesat

dibanding pada zaman Nabi SAW.

15 Zakiah Daradjat, Ilmu Fiqh jilid 1, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), h.

223-224. 16 Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, bab Zakat, Juz 3, (Kairo: 1985), h. 161,

hadits no. 1359.

Page 15: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

6

Salah satu permasalahannya adalah uang kertas dianggap dapat

mengganti makanan pokok yang dikeluarkan untuk zakat fitrah. Zakat fitrah

yang mayoritas para ulama mewajibkan menggunakan makanan pokok yang

ada pada suatu Negara dengan kadar yang telah ditentukan dalam hadits Nabi

SAW, kini mulai tergeser dengan menggunakan sesuatu yang dianggap

sepadan dengannya yakni uang kertas.

Jumhur ulama yakni Madzhab Maliki, Syafi’i dan Hanbali

mewajibkan zakat fitrah itu menggunakan makanan pokok yang ada pada suatu

Negara. Sedangkan madzhab Hanafi dan al-Tsauri membolehkan mengganti

makanan pokok tersebut dengan uang atau harga (qimah).17 Kedua pendapat

yang berbeda tersebut kini juga berkembang dan telah diterapkan di Indonesia.

Pada masa lalu (masa Imam madzhab yang Empat), di Negara-negara

Islam, yang apabila mengganti zakat fitrah dengan uang, maka uang tersebut

adalah dinar dan dirham yang sangatlah jelas berbeda dengan uang kertas yang

berkembang dimasa sekarang ini.

Dinar (emas) dan dirham (perak) mempunyai nilai tersendiri, yakni

sebagai alat tukar dan komoditas, yang keduanya nilainya sama. Sedangkan

uang kertas hanyalah sebuah kertas dengan gambar tertentu dengan nilai

nominal ditentukan secara arbitrer oleh Negara lewat keputusan politik.18 Hal

ini jelas berbeda bila uang kertas disamakan dengan dinar dan dirham, karena

dinar dan dirham itu akan selalu stabil dalam suatu nilai. Sedangkan uang

17 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqh Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), h. 318-319. 18 Zaim Saidi, Tidak Syar’inya Bank Syariah di Indonesia, (Yogyakarta:

Delokomotif, 2010), h. 103.

Page 16: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

7

kertas mengandung banyak permasalahan didalamnya, salah satunya adalah

inflasi, bahkan ada juga yang menyatakan bahwa uang kertas adalah riba.

Dahulu dengan uang seribu rupiah pada tahun 1995 kita dapat

membeli empat butir telur ayam, namun sepuluh tahun kemudian (2005)

dengan jumlah uang yang sama, kita hanya mendapatkan 2 butir telur kualitas

yang sama. Artinya, daya beli uang kertas (rupiah) telah mengalami

penyusutan dari tahun ketahun. Kondisi seperti ini lebih umum dikenal dengan

istilah inflasi.19

Apabila kita perhatikan ulasan singkat diatas tentang dinar dan dirham

dengan uang kertas yang ada sekarang, akan menimbulkan suatu tanda tanya

besar mengenai, apakah diperbolehkan mengganti zakat fitrah dengan uang

kertas pada zaman sekarang? Hal ini memerlukan jawaban yang kongkrit dan

jelas.

Pandangan masyarakat yang berkembang tentang zakat fitrah di

Indonesia adalah membolehkan mengganti makanan pokok untuk zakat fitrah

dengan uang kertas. Ulama yang memperbolehkan mengganti makanan pokok

dengan uang, berpendapat sesuai dengan pendapat kalangan Madzhab Hanafi

dengan alasan kemashlahatan dan qiyas.

Apakah uang kertas itu dianggap sepadan dengan makanan pokok

yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah? Benarkah qiyas terhadap pendapat

Mazhab Hanafi dan al-Tsauri yang digunakan oleh golongan yang berpendapat

bahwa uang kertas itu sepadan dengan makanan pokok? Inilah fenomena yang

19 Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 162-163.

Page 17: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

8

terjadi dikalangan umat Islam di Indonesia, yang menjadi masalah sosial yang

sangat rumit dan kompleks sehingga membutuhkan solusi yang tepat dalam hal

penyelesaiannya.

Untuk menggali lebih lanjut hal ini, penulis merasa tertarik untuk

mengangkat dan mengulasnya dalam skripsi ini dengan judul “HUKUM

ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTAS”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka agar mendapatkan

suatu batasan yang tepat sekaligus mencegah pembahasan yang meluas yang

tidak ada kaitannya dengan masalah pokok, maka penulis akan membatasi

permasalahan pada pembayaran zakat fitrah menggunakan uang kertas.

Adapun perumusan masalahnya:

Apakah diperbolehkan mengganti makanan pokok untuk zakat fitrah

dengan uang kertas. Untuk memudahkan menjawab pertanyaan pokok diatas,

maka penulis memperinci pertanyaan tersebut sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah uang hingga menjadi uang kertas pada masa sekarang

dan pandangan ulama tentang uang kertas?

2. Bagaimana tata cara pelaksanaan zakat fitrah yang absah menurut para

Imam Madzhab yang empat?

3. Apa alasan yang menyebabkan diperbolehkannya dan dilarangnya

mengganti makanan pokok dengan uang kertas untuk zakat fitrah?

4. Apa hukum zakat fitrah yang diganti dengan uang kertas?

Page 18: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam

(S.Sy).

b. Untuk mengetahui sejarah uang hingga menjadi uang kertas pada masa

sekarang.

c. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan zakat fitrah yang absah

menurut para Imam Mazhab yang empat.

d. Untuk mengetahui alasan yang menyebabkan diperbolehkannya

mengganti makanan pokok dengan uang kertas untuk zakat fitrah.

e. Untuk mengetahui alasan yang menyebabkan dilarangnya mengganti

makanan pokok dengan uang kertas untuk zakat fitrah.

f. Untuk mengetahui hukum zakat fitrah yang diganti dengan uang kertas.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

1) Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah literatur

pada perpustakaan mengenai hukum zakat fitrah menggunakan

uang.

2) Memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian melalui

pendekatan ilmu fiqh sebagai referensi ilmiah utama pada

jurusan perbandingan madzhab fiqh.

Page 19: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

10

b. Secara Praktis

1) Menggali dalil dan hukum yang lebih tegas mengenai keabsahan

mengganti makanan pokok dengan uang kertas untuk zakat

fitrah.

2) Menambah wawasan dan wacana bagi penulis dalam khasanah

pengetahuan fiqh khususnya dalam zakat fitrah dan uang.

3) Memberikan kontribusi dan menambah wawasan bagi para

teorisi, praktisi, akademisi dan mahasiswa pada umumnya serta

masyarakat luas, khususnya bagi umat Islam di Indonesia agar

mengetahui hukum mengganti makanan pokok untuk zakat

fitrah dengan uang kertas.

D. Review Studi Terdahulu

Sebelum masuk lebih jauh mengenai pembahasan penelitian ini, ada

satu penelitian terdahulu yang mengangkat pembahasan yang hampir sama

dengan yang dituliskan oleh penulis, namun tentunya ada sudut perbedaan

dalam hal pembahasan maupun obyek kajian dalam penelitian ini. Adapun

penelitian tersebut adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Zaim Saidi20 yang membahas tentang

perbankan syariah yang jauh dari hukum Islam dan hukum uang kertas yang

ada pada saat ini yang mengandung berbagai macam masalah termasuk salah

satunya adalah riba. Ada kesamaan penelitian yang penulis lakukan yakni

permasalahan yang terkandung dalam uang kertas, yang membedakan adalah,

20 Zaim Saidi, Tidak Syar’inya Bank Syariah di Indonesia, (Yogyakarta:

Delokomotif, 2010).

Page 20: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

11

penulis membahas mengenai permasalahan uang kertas serta implikasinya

terhadap pembayaran zakat fitrah.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahamed Kameel Mydin Meera21 yang

membahas tentang hakikat uang kertas dan bagaimana cara kerjanya, serta

mengkritisi sistem moneter fiat berbasis bunga dan juga menunjukan dampak-

dampak apa saja yang dihasilkannya. Ada kesamaan antara penelitian yang

dilakukan oleh Ahmed Kameel dengan penulis yakni, mengenai hakikat uang

kertas dan bagaimana cara kerjanya, yang membedakan adalah setelah

mengetahui hakikat uang kertas itu sendiri, kemudian mengimplikasinya dalam

pembayaran zakat fitrah.

Penelitian yang dilakukan oleh Tuti Chusnawati 22 , dalam

penelitiannya penulis membatasi pada pengetahuan dan pelaksanaan zakat

fitrah tersebut yang terfokus pada komunitas tukang becak di daerah Kompleks

Barata Kelurahan Karang Tengah Ciledug – Tanggerang, serta aplikasi dan

implikasi zakat fitrah tersebut dalam kehidupan sosial keagamaan komunitas

tukang becak di Komplek Barata Kelurahan Karang Tengah Ciledug –

Tanggerang. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai

hukum zakat fitrah mengunakan uang kertas.

21 Ahameed Kameel Mydin Meera, Perampok Bangsa-bangsa, (Jakarta: Mizan,

2010). 22 Tuti Chusnawati (103032227738) program study Sosiologi Agama Fakultas

Ushuluddin, dengan judul skripsi “Zakat Fitrah Dalam Pandangan Komunitas Tukang Becak (Study Kasus Kompleks Barata Kelurahan Karang Tengah Ciledug – Tanggerang)”.

Page 21: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

12

Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila 23 . Dalam penelitiannya

penulis membatasi permasalahan pada masalah krisis ekonomi asia dalam

pandangan Islam, bahwa akar persoalan krisis adalah perkembangan sektor

financial yang berjalan sendiri tanpa terkait dengan sector riil (kebijakan

moneter untuk mengendalikan inflasi). Dan prospek aplikasi penerapan mata

uang emas pada bank syariah. Untuk penelitian yang ditulis oleh Nurlaila, ada

beberapa kesamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, yakni

permasalahan inflasi sebagai salah satu kekurangan uang kertas yang akan

dijadikan tolak ukur untuk diperbolehkannya membayar zakat fitrah

menggunakan uang kertas atau tidak. Dan permasalahan uang emas sebagai

pengganti uang kertas.

Dengan demikian sangat jelas terlihat beda antara penelitian yang

penulis susun dengan penelitian-penelitian tersebut di atas.

E. Metode Penelitian

Dalam membahas masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini,

diperlukan suatu penelitian tidak lain untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan gambaran dari masalah

tersebut secara jelas dan akurat. Ada beberapa metode yang penulis gunakan

antara lain:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif (penelitian

kepustakaan) dengan pendekatan normatif. Penelitian kepustakaan merupakan

23 Nurlaila (102046125344) program study Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum, dengan judul skripsi “Mata Uang Emas dalam Perspektif Islam dan Prospek Aplikasinya pada Perbankan Syariah”.

Page 22: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

13

suatu cara menghimpun data-data dan fakta melalui literatur-literatur atau

buku-buku bacaan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti

dan dibahas dalam skripsi. Pendekatan normatif berusaha untuk mengkaji

fenomena yang muncul dari segi normatif hukum.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis mengunakan sumber data sebagai

berikut:

a) Primer, adapun data primer berasal dari studi kepustakaan, seperti:

Kitab-Kitab Fiqh, seperti: kitab Bidayah al-Mujtahid karangan Ibnu

Rusyd, kitab Zakat karangan Yusuf Qaradhawi. Kitab-kitab Hadis,

seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Ibn Majah dan

Sunan Abu Daud. Dan Perundang-undangan serta Putusan MUI

Mengenai Zakat Fitrah dan Tata Cara Pelaksanaannya.

b) Sekunder, sumber data sekunder yaitu didapat dari buku-buku, artikel,

dan dokumen yang berkaitan dengan tema dalam skripsi ini.

c) Tersier, sumber data tersier adalah sumber data yang diharapkan

mendukung dalam penulisan seperti: Kamus-kamus, koran, majalah

dan lain-lain.

3. Instrumen Pengolahan Data

Tekhnik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam studi ini

adalah studi pustaka (literatur pustaka), seperti buku-buku utama, website di

internet, makalah dan literatur lain yang berhubungan dengan permasalahan

yang penulis angkat.

Page 23: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

14

4. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah deskritif analisis, yakni

memaparkan terlebih dahulu data-data mengenai teori-teori tentang zakat

fitrah, serta pendapat ulama mengenai pelaksanaan zakat fitrah menggunakan

uang kertas yang kemudian dianalisis dalam bentuk narasi sehingga menjadi

kalimat yang jelas dan dapat dipahami serta dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah terhadap permasalahan yang penulis ambil.

5. Tekhnik Menarik Kesimpulan

Dalam skripsi ini penulis menggunakan teknik menarik kesimpulan

yang dilakukan secara komparatif, yaitu menarik kesimpulan dari teori-teori

tentang zakat fitrah dan tata cara pelaksanaanya serta hukum membayar zakat

fitrah menggunakan uang kertas.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam skripsi ini disesuaikan dengan ketentuan yang

berlaku di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun buku acuan yang digunakan adalah Buku Pedoman Penulisan skripsi

yang diterbitkan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Selanjutnya agar pembaca mudah memahami skripsi ini dan untuk

memberikan gambaran secara rinci mengenai pokok pembahasan maka penulis

menyusun skripsi ini dalam beberapa bab dangan sistematika sebagai berikut.

Page 24: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

15

Bab pertama, Penulisan ini dimulai dengan prosedur standar ilmiah

yaitu yakni meliputi latar belakang masalah, ruang lingkup masalah,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan, yang kemudian dalam bab ini penulis beri

judul pendahuluan.

Bab kedua, untuk memberikan gambaran yang memadai kepada

pembaca agar lebih mudah memahami skripsi ini, maka terlebih dahulu penulis

memberikan pengertian-pengertian mengenai isi dari apa yang akan ditulis

yaitu menjelaskan tentang pengertian uang, sejarah, jenis-jenis dan uang yang

berlaku saat ini. Penulis memaparkan secara runtut sesuai sejarah, yang

kemudian dalam bab ini penulis memberi judul tinjauan umum tentang uang.

Bab ketiga, untuk memberikan gambaran tentang pengertian dan

hukum zakat fitrah, tata cara pengeluarannya, kadarnya, pendapat para ulama

mengenai zakat fitrah. Penulis menjelaskan secara jelas dan runtut mengenai

zakat fitrah, yakni dari masa Nabi hingga masa sekarang, yang kemudian

dalam bab ini penulis memberi judul pengertian dan hukum zakat fitrah.

Bab keempat, untuk memberikan pemaparan tentang objek dan hasil

penelitian kepada pembaca, maka penulis memberikan pemaparan mengenai

uang kertas, alasan yang memperbolehkan dan melarang menggunakan uang

kertas sebagai zakat fitrah, pandangan ulama dan hukum membayar zakat

fitrah menggunakan uang kertas. Dalam bab ini penulis memberi judul hukum

zakat fitrah menggunakan uang kertas.

Page 25: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

16

Bab kelima, untuk menyimpulkan permasalahan-permasalahan yang

ada pada penulisan ini dan dapat dipahami dan dimengerti mengenai poin-poin

permasalahan yang penting penting dalm skripsi ini, maka penulis memberikan

kesimpulan dan untuk memperbaiki penulisan pada skripsi ini maka penulis

membuka saran, yang kemudian dalam bab ini penulis memberi judul penutup

dengan disertai kesimpulan dan saran.

Page 26: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

17

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG UANG MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian dan Konsep Uang dalam Islam

1. Pengertian Uang Dalam Islam

Uang adalah kebutuhan masyarakat yang paling utama. Dengan uang

kita dapat melakukan berbagai macam hal, seperti membeli berbagai macam

kebutuhan dalam hidup. Oleh karena itu, uang merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan uang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan ekonomi masyarakat, karena setiap usaha masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya memerlukan alat yang dinamakan uang.1

Uang memiliki sejarah yang cukup panjang sebagai alat tukar, baik

ketika uang itu berbentuk emas dan perak maupun saat ini, uang berbentuk

kertas. Untuk mengetahui uang itu sendiri sebagai alat tukar, harus diketahui

terlebih dahulu pengertian uang.

Dan Ismail Hasyim berkata:

“Uang adalah sesuatu yang diterima secara luas dalam peredaran, digunakan sebagai media pertukaran, sebagai standar ukuran nilai harga, dan media penyimpan nilai, juga digunakan sebagai alat pembayaran untuk kewajiban bayar yang ditunda”.2 Dalam bahasa Arab, uang diistilahkan dengan kata “nuqud” berarti

membedakan. Oleh karena itu, uang dapat diartikan sebagai pembeda.3 Namun

1 Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 3-4. 2 Ismail Muhammad Hasyim, Mudzakarrat fi al-Nuqud wa al-Bunuk, (Dar al-

Nahdhah al-Arabiyah, Beirut,TT), h. 14. 3 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990)

cet. Ke-8 h. 464.

Page 27: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

18

terkadang uang dalam bahasa Arab menggunakan istilah seperti: dinar, dirham,

atawiyya, himyarite, nash, nawai dan sha’ira.4

Menurut para Fuqaha uang adalah apa yang digunakan manusia

sebagai standar ukuran nilai harga dan media transaksi pertukaran. Sedang

berdasarkan pada ungkapan al-Ghazali dan Ibnu Khaldun sebagai berikut:

‘Uang adalah apa yang digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai harga,

media transaksi pertukaran, dan media simpanan’. 5 Untuk lebih jelas akan

dibahas dalam pembahasan dibawah ini yakni dalam konsep uang menurut

tokoh ekonomi Islam.

2. Konsep Uang Menurut Tokoh Ekonomi Islam

Pada zaman Nabi Saw. Di kenal dua jenis uang yaitu uang yang

berupa komoditi logam. Dua jenis uang logam yang digunakan adalah emas

(dinar) dan perak (dirham). Logam tembaga juga digunakan secara terbatas dan

tidak sepenuhnya dihukumi sebagai uang, disebut fals atau jamaknya fulus,6

yang digunakan sebagai alat tukar tambahan untuk membeli barang-barang

murah.7

Para Fuqaha dalam karya-karya mereka menggunakan kata dirham,

dinar, dan fulus. Untuk menunjukan dirham dan dinar mereka gunakan

4 Adiwarman Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro (Jakarta:

International for Islamic Though, 2001), h. 16. 5 Hasan, Mata Uang Islami, h. 9-10. 6 M. Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham,

(Jakarta: Dinar Club & Spritual Learning Centre, 2009), h. 82. 7 Hasan, Mata Uang Islami, h. 2.

Page 28: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

19

naqdain (mutsanna) dan “harga”, kata naqd (mufrad) untuk salah satu dari

keduanya, dan kata nuqud (plural) atas gabungan keduanya.8

Abu Ubaid berkata: “Menurutku, dirham dan dinar adalah nilai harga

sesuatu sedangkan segala sesuatu tidak bisa menjadi nilai harga keduanya”.9

Disini mengisyaratkan bahwa dirham dan dinar adalah standar ukuran yang

dibayarkan sebagai pertukaran komoditas dan jasa. Keduanya adalah unit

hitungan yang memiliki kekuatan nilai tukar pada bendanya, bukan pada

perbandingan dengan komoditas atau jasa, karena segala sesuatu tidak bisa

menjadi nilai harga bagi keduanya.10

Berikut adalah pandangan para pakar ekonomi Islam mengenai konsep

uang:

a. Ibnu Taymiah

Konsep uang menurut Ibnu Taymiah. Pembahasan tentang uang

adalah hal yang paling bermakna karena ia beredar dalam perekonomian. Uang

ibarat darah dalam tubuh manusia, jika tekanannya terlalu tinggi atau terlalu

rendah akan membahyakan tubuh. Begitu pula dengan uang jika, terlalu

banyak atau terlalu sedikit akan mengakibatkan inflasi atau deflasi.

Beliau hidup pada masa kerajaan Mamluk, yang mana saat itu beredar

tiga jenis mata uang yaitu, mata uang dinar, dirham dan fullus. Peredaran dinar

sangat terbatas, peredaran dirham berfluktuasi kadang-kadang malah

menghilang, sedangkan yang beredar luas adalah fullus. Fenomena inilah yang

8 Hasan, Mata Uang Islami, h. 3. 9 Abu Ubaid al-Qasim bin Salam, Al-Amwal, Tahqiq Muhammad Khalil Harras, Dar

al-Fikr, Beirut, 1988, h. 512. 10 Hasan, Mata Uang Islami, h. 5.

Page 29: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

20

dirumuskan oleh Ibnu Taymiah bahwa uang dengan kualitas rendah akan

menendang keluar uang kualitas baik. Pernyataan Ibnu Taymiah inipun diikuti

dalam ekonomi konvensional “bad money driven outs good money”.11

Ibnu Taymiah menjelaskan bahwa uang berfungsi sebagai media

pertukaran (medium of exchange), pengukur nilai (unit of value) dan bersifat

mengalir (flow concept). Uang digunakan untuk membiayai transaksi riil saja,

sehingga segala sesuatu yang menghambat dan mengalihkan tujuan dan fungsi

uang dilarang. Mengenai kewajiban mencetak uang hanya dengan nilai riil-nya

saja (full bodied money) ini berarti bahwa pemerintah wajib menjaga nilai uang

tersebut.

Ibnu Taymiah mengutip sabda Rasullulah SAW yang

memperingatkan agar setiap muslim jangan merusak nilai mata uang tanpa

alasan kuat. Negara harus sedapat mungkin menghindari anggaran keuangan

defisit dan ekspansi mata uang yang tak terbatas, sebab akan mengakibatkan

terjadinya inflasi dan menciptakan ketidakpercayaan publik atas mata uang

bersangkutan.

Bahan untuk membuat mata uang tidaklah harus terbuat dari logam

mulia (emas dan perak). Tetapi nilai nominal mata uang harus sesuai dengan

nilai intrinstik dalam mata uang tersebut.12

11 M. Nur Rianto al Arif, Teori Makroekonomi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2010),

h.56-57. 12 Abdul Adhim Islahi, Economic Concept of Ibn Taimiyah (Konsep Ekonomi Ibnu

Taymiyah), Anshari Thayyib (penerjemah), (Surabaya: PT. Bina ilmu, 1997), cet ke-1, h. 180.

Page 30: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

21

b. Imam al-Ghazali

Menurut Imam Al-Gazali uang adalah unit hitungan yang digunakan

untuk mengukur nilai komoditas dan jasa, juga sebagai penengah yang

membantu proses pertukaran komoditas dan jasa. Beliau juga mengisyaratkan

uang sebagai alat simpanan karena dibuat dari jenis harta yang bertahan lama,

karena kebutuhan yang berkelanjutan sehingga betul-betul bersifat cair dan

bisa digunakan pada waktu yang dikehendaki.13

Menurut al-Ghazali, uang hanya berfungsi sebagai satuan nilai dan

sebagai alat tukar. Uang berfungsi sebagai satuan nilai, bahwa “Allah

menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah diantara seluruh harta

sehinnga harta itu bisa diukur dengan keduannya. Allah Ta’ala menjadikan

dinar dan dirham sebagai dua hakim dan penengah diantara harta benda yang

lain”. Jadi Allah Ta’ala menjadikan dinar dan dirham untuk berpindah dari satu

tangan ke tangan lain, maka jadilah dinar dan dirham sebagai dua hakim

diantara harta benda dengan adil.14

Mengenai penciptaan uang, al-Ghazali memperbolehkan mencetak

uang yang tidak mengandung unsur emas dan perak (fiat standard), atau uang

dari bahan campuran asalkan pemerintah menyatakannya sebagai alat

pembayaran yang resmi.15

c. Al-Maqrizi

Konsep uang menurut Al-Maqrizi, berbeda dengan Ibnu Taymiah dan

al-Ghazali, al-Maqrizi menyatakan bahwa mata uang harus terbuat dari emas

13 Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Dar al-Khair, 1993), jilid IV, h. 347. 14 Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, jilid VII, h. 429. 15 Adiwarman Karin, Ekonomi Islam, Suatu Kajian Ekonomi Makro, hal11.

Page 31: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

22

dan perak16, selain dari itu tidak layak disebut dengan mata uang. Dalam hal

pencetkan al-Marqizi sangat menekankan pada kualitas pencetakan mata uang

seperti halnya Ibnu Taymiah. Nilai nominal adalah sama dengan nilai yang

terkandung dalam mata uang tersebut.

Fungsi uang menurut al-Maqrizi adalah sebagai alat tukar dan sebagai

satuan nilai. Menurutnya, dinar dan dirham sangat sesuai dengan syariat Islam.

Uang selain itu (fiat standard)17 , cenderung rentan terhadap inflasi yang

disebabkan oleh excessive seignore (pencetakan uang untuk menarik

keuntungan).

Jika suatu negara yang menggunakan standard emas mengalami defisit

neraca pembayaran, maka cara termudah untuk menutupi defisit tersebut

adalah dengan mencetak uang baru dari bahan selain emas dan perak, karena

biaya pencetakannya lebih murah dibanding dengan mencetak uang baru dari

bahan emas dan perak, biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih tinggi,

karenanya negara lebih memilih untuk mencetak uang baru dari bahan selain

emas dan perak. pencetakan uang baru ini akan menambah jumlah penawaran

uang (Agregate Supply) dan peredaran uang dimasyarakat, dengan demikian

inflasi mata uang tidak dapat didihindari. Gejalah inilah yang diuraikan oleh al-

Maqrizi sebagai awal mula kekacauan di sektor moneter, karena itu ia

melarang pemerintah untuk melakukan pencetakan uang semacam ini.

16 Muh. Nejatullah Siddiqi, Recent Works on History of Economics Thought in

Islam. Dalam Abul Hasan M. Sadeq dan Aidit Ghazali (terj) Reading in Islamic economic Thought, (Kuala Lumpur: Longmang Malaysia, 1992), h. 158.

17 Fiat standard adalah standard moneter yang berbasiskan kepercayaaan masyarakat terhadap sesuatu yang dijadikan sebagai pembayaran yang sah, contoh: uang kertas.

Page 32: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

23

d. Ibnu Khaldun

Konsep uang menurut Ibnu Khaldun, uang tidak harus mengandung

emas dan perak. Yang lebih penting dilakukan adalah menjadikan emas dan

perak sebagai standard nilai uang, sementara pemerintah menetapkan nilainya

secara konsisten.18

e. Ibnu Qayyim

Menurut Ibnu Qayyim, bahwa: “Dinar dan dirham adalah nilai harga

barang komoditas. Nilai harga adalah ukuran yang dikenal untuk mengukur

harta maka wajib bersifat spesifik dan akurat, tidak meninggi (naik) dan tidak

menurun. Karena kalau unit nilai harga bisa naik dan turun seperti komoditas

sendiri, tentunya kita tidak lagi mempunyai unit ukuran yang bisa dikukuhkan

untuk mengkur nilai komoditas. Bahkan semuanya adalah barang komoditas.19

Demikianlah menjadi jelas bahwa para fuqaha memberikan definisi

uang dari penjelasan dengan melihat fungsi-fungsinya dalam ekonomi, yaitu

melalui tiga fungsi:

a. Sebagai standar ukuran untuk menentukan nilai harga komoditi dan jasa.

b. Sebagai media pertukaran komoditi dan jasa.

c. Sebagai alat simpanan.

Dan sekarang bisa dikemukakan konsep uang dalam Islam, setelah

memperhatikan konsep para fuqaha diatas. Uang adalah apa yang menjadi

kesepakatan dan digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai harga, media

transaksi pertukaran dan media simpanan.

18 Ibnu Khaldun, Muqaddimah, (Jakarta: Pustaka Firdaus Ahmadie Thoha, 2000), h. 53.

19 Hasan, Mata Uang Islami, h. 8.

Page 33: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

24

B. Sejarah Uang Dalam Pemerintahan Islam

1. Uang Pada Masa Kenabian

Bangsa Arab di Hijaz pada masa Jahilliyah tidak memiliki mata uang

terendiri. Mereka menggunakan mata uang yang mereka peroleh berupa dinar

emas Hercules, Byzantium dan dirham perak Dinasti Sasanid dari Iraq, dan

sebagian mata uang Himyar, dan Yaman. Penduduk Makkah tidak

memperjualbelikan barang kecuali dengan emas yang tidak ditempa dan tidak

menerimanya kecuali dengan ukuran timbangan. Mereka tidak menerima

dalam jumlah bilangan. Hal ini disebabkan beragamnya bentuk dirham dan

ukurannya, serta munculnya penipuan pada mata uang mereka, misalnya yang

tertera melebihi dari nilai sebenarnya.

Nabi SAW memerintahkan penduduk Madinah untuk mengikuti

ukuran timbangan penduduk Makkah ketika melakukan interaksi ekonomi,

dengan menggunakan dirham dalam jumlah bilangan ukuran timbangan.20

2. Uang Pada Masa Khulafauurasyiddin

Ketika Abu Bakar di bai’at menjadi khalifah, beliau tidak melakukan

perubahan terhadap mata uang yang beredar, bahkan menetapkan apa yang

sudah berjalan dari masa Nabi SAW. Begitu juga ketika Umar bin Khattab di

bai’at sebagai khalifah, karena beliau sibuk melakukan penyebaran Islam

keberbagai Negara, beliau menetapkan persoalan uang sebagaimana yang

sudah berlaku.21

20 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT: RajaGrafindo Persada, 2007), h.49

21 Ibid., h.49

Page 34: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

25

3. Uang Pada Masa Dinasti Muawiyah

Pencetakan uang pada masa dinasti Muawiyyah, masih meneruskan

model Sasanid dengan menambahkan beberapa kalimat tauhid, seperti pada

masa Khulafaurrasyiddin. Pada masa Abdul Malik bin Marwan, pada tahun 78

H, beliau membuat mata uang Islam yang memilki model tersendiri. Dengan

adanya pencetakan mata uang Islam, mampu merealisasikan stabilitas politik

dan ekonomi, mengurangi pemalsuan dan manipulasi terhadap mata uang.22

4. Uang Pada Masa Dinasti Abbasiyah dan Sesudahnya

Pada masa ini, pencetakan dinar masih melanjutkan cara dinasti

Muawiyyah. Pada masa ini ada dua fase, dalam pencetakan uang, yaitu:

Fase pertama, terjadi pengurangan terhadap ukuran dirham, kemudian

dinar. Fase kedua: ketika pemerintahan melemah dan para pembantu dari

orang-orang Turki ikut campur tangan dalam urusan negara. Pembiayaan

semakin besar, orang-orang mulai dibuai kemewahan sehingga uang tidak lagi

mencukupi kebutuhan.

Pada masa pemerintahan Mamalik, pencetakan uang tembaga (fulus),

menjadi mata uang utama, sedangkan pencetakan dirham dihentikan karena

beberapa sebab:

a. Penjualan perak kenegara-negara Eropa

b. Impor tembaga dari negara-negara Eropa semakin bertambah, akibat dari

peningkatan produksi pertambangan di sebagian besar wilayah Eropa.

22 Mujahidin, Ekonomi Islam, h.50.

Page 35: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

26

c. Meningkatnya konsumsi perak untuk pembuatan pelana dan bejana.23

C. Jenis-jenis Uang

Dalam masyarakat akan terlihat berbagai macam jenis uang yang

beredar sejak dahulu hingga sekarang. Dari perkembangan-perkembangan

penggunaan uang pada masa lalu dan pada masa sekarang, kita akan melihat

beberapa macam atau jenis uang yang beredar di masyarakat.

Jenis-jenis uang dibagi menjadi empat, yaitu uang komoditas

(commodity money), Uang logam (metallic money), uang kertas dan uang giral

(deposit money/ bank money).24 Berikut adalah penjelasannya.

1. Uang Komoditas (Commodity Money)

Uang komoditas merupakan alat tukar yang memiliki nilai komoditas

apabila tidak digunakan sebagai uang.25 Uang komoditas juga sering disebut

dengan uang barang. Namun tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan

tiga hal, agar suatu barang bisa menjadi uang, diantaranya:

a. Kelangkaan (scarcity), yaitu persediaan barang itu harus terbatas untuk

menjaga nilai pertukaran komoditas tersebut.

b. Daya tahan (durability), barang tersebut harus tahan lama sebagai

penyimpan nilai.

c. Nilai tinggi, yaitu barang yang dijadikan uang harus bernilai tinggi.26

Bangsa Arab Jahiliyah menggunakan unta dan kambing sebagai uang

komoditas (barang). Di Yunani, kerbau sangat berperan penting dalam proses

23 Mujahidin, Ekonomi Islam, h.50 24 Hasan, Mata Uang Islami, h. 63. 25 Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 5. 26 Huda, Ekonomi Makro Islam, h. 76.

Page 36: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

27

jual beli, sedangkan penduduk Tibet menggunakan teh-teh ikat, penduduk

Virgina menggunakan tembakau-tembakau ikat, bangsa Indian menggunakan

gula dan wol dan penduduk Ethiopia menggunakan garam.27

Kelebihan uang komoditas yaitu, memiliki kekuatan nilai tukar dari

bendanya sebagai barang komoditas. Gandum misalnya, memiliki nilai pada

barangnya. Permintaan awalnya adalah untuk tujuan konsumsi. Ketika

fungsinya berubah menjadi uang komoditas, bentuk permintaan lain pun

muncul, yaitu permintaan sebagai uang. Dari sana didapatkan kekuatan nilai

tukarnya dibanding barang-barang dan jasa yang lain.

Namun kemudian uang komoditas atau uang barang ini dianggap

mempunyai kelemahan. Diantaranya, uang barang tidak memiliki pecahan,

sulit untuk disimpan dan dibawa,28 tidak sama setiap unitnya dan kemungkinan

rusak.29

2. Uang Logam

Logam dipilih sebagai alat tukar karena memenuhi syarat-syarat

sebagai uang, yaitu memiliki nilai tinggi, langka, dapat diterima secara umum

sebagai alat tukar dan walaupun di pecah menjadi bagian-bagian kecil, nilainya

tetap utuh dan juga tidak susut dan rusak.30

Pada uang logam ada dua sistem, yaitu sistem satu logam (gold

standard, istilah kemudian), dan sistem dua jenis logam (bimetallic). Apabila

suatu Negara mengadopsi satu logam dan memberinya kekuatan penyelesaian

27 Hasan, Mata Uang Islami, h. 64. 28 Huda, Ekonomi Makro Islam, h. 76. 29 Hasan, Mata Uang Islami, h. 67. 30 Huda, Ekonomi Makro Islam, h. 76.

Page 37: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

28

tanpa batas, sistem yang digunakan dinamakan sistem satu logam, apakah

logam itu emas atau perak dan tidak berpengaruh dengan adanya mata uang

bantu.

Sedang sistem dua jenis logam adalah bahwa Negara mengadopsi dua

logam emas dan perak dan menjadikan keduanya sebagai uang utama dan

memberikan keduanya kekuatan penyelesaian tanpa batas. Artinya bahwa

orang yang berutang, sudah melunasi utangnya kepada pihak kreditor, apabila

dia membayar utangnya dengan salah satu mata uang tersebut.31

Dari segi nilai, uang logam ini termasuk yang bernilai penuh atau full

bodied money, yaitu uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai

nominalnya, atau uang yang nilainya sebagai suatu barang untuk tujuan yang

bersifat moneter, sama besarnya dengan nilai sebagai barang biasa atau non

moneter.32

3. Uang Kertas

Uang kertas yang ada pada masa sekarang adalah kertas dengan

gambar tertentu dengan nilai nominal ditentukan secara arbitrer oleh Negara

lewat keputusan politik.33

Uang kertas muncul pertama kali tahun 910 M di Cina. Pada awalnya

mereka menggunakan uang kertas atas dasar penopang logam emas dan perak

100%. Sekitar abad 10 M, pemerintahan Cina menerbitkan uang kertas yang

31 Hasan, Mata Uang Islami, h. 69. 32 Sinungan, Uang dan Bank, h. 14. 33 Zaim Saidi, Tidak Syar’inya Bank Syariah di Indonesia, (Yogyakarta:

Delokomotif, 2010), h. 103.

Page 38: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

29

tidak ditopang total, dan pada tanggal abad 12, Cina sudah mengenal uang

kertas yang tidak bisa ditukarkan dengan emas dan perak.34

Uang kertas yang ada sekarang dikenal sebagai fiat money yaitu alat

tukar dari kertas dan tidak didukung oleh komoditas apapun.35 Dan uang kertas

sekarang juga dikenal sebagai token money, yaitu uang yang tidak bernilai

penuh atau uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari pada nominalnya.36

Uang kertas yang beredar saat ini yang dikeluarkan oleh pemerintah

atau Bank Sentral, digunakan sebagai alat tukar yang sah dalam suatu Negara

dan akan diterima oleh masyarakat yang mengakui pemerintah tersebut serta

beredar di kalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Umumnya

masyarakat percaya pada mata uang ini, sekalipun bendanya dibuat dari kertas

yang sama sekali nilainya sangat jauh di bawah nilai daripada emas. Karena

atas dasar kepercayaan itulah, maka disebut juga dengan uang kepercayaan.37

4. Uang Giral (Bank Money/ Deposit Money)

Dalam kemajuan perkembangan ekonomi, uang kertas dirasakan

mempunyai kelemahan dalam menyelesaikan transaksi perdagangan dalam

jumlah besar, di mana sejumlah uang kertas harus dibawa-bawa sehingga

menimbulkan resiko tertentu dan tidak praktis. Timbulah gagasan dari

masyarakat dan sejalan juga perkembangan dari perbangkan yaitu untuk

menggunakan uang giral untuk menyelesaikan transaksi perdagangan.38

34 Hasan, Mata Uang Islami, h. 76. 35 Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 6. 36 Sinungan, Uang dan Bank, h. 14. 37 Ibid., h. 16. 38 Ibid., h. 17.

Page 39: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

30

Uang giral biasa disebut juga dengan uang bank, yakni uang yang

dikeluarkan oleh bank-bank komersial melalui pengeluaran cek dan alat

pembayaran giro lainnya.39 Dinamakan uang bank karena memandang tempat

penukaran atau bank dimana individu-individu menyimpan uang kertas.40

Para Ekonom Islam tidak pernah menganggap uang bank sebagai

sesuatu yang dapat dikatakan uang, karena dia sebenarnya hanyalah merupakan

alat perintah tertulis untuk melakukan pemindahan uang.41

D. Uang Kertas Dalam Pandangan Islam

Uang yang berlaku sekarang adalah uang kertas dan uang logam.

Untuk uang logam yang berlaku sekarang berbeda dengan uang logam dahulu

yang terbuat dari emas dan perak. Untuk uang logam yang terbuat dari emas

dan perak, saat ini masih ada tetapi terbatas, dan hanya berlaku pada beberapa

negara saja.

Pada dasarnya uang yang digunakan dalam Islam adalah uang yang

tidak mengandung riba dalam penciptaannya. Bentuknya dapat full bodied

money atau fiat money dengan 100% standar emas. Prinsip keduanya sama,

yaitu membatasi penciptaan uang sehingga stabilitas nilai uang terjaga. Namun,

full bodied money mempunyai keunggulan karena ia memiliki fungsi uang

yang sebenarnya, yaitu penyimpan nilai. Sebab, sampai saat ini belum ada

pemerintah yang berhasil menjaga stabilitas nilai uang dengan sistem fiat

money.42

39 Huda, Ekonomi Makro Islam, h. 77. 40 Hasan, Mata Uang Islami, h. 84. 41 Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h.7. 42 Ibid., h.7.

Page 40: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

31

Pada zaman sekarang, yang disebut sebagai ‘uang’ sesungguhnya

adalah berbeda dengan uang yang ada pada masa Imam Madzhab yang Empat.

Dalam sejarah manusia dikenal ada tiga jenis uang. Pertama, adalah uang

komoditi yaitu khususnya uang yang berupa komoditi riil berupa emas dan

perak yang memiliki nilai intristik sebesar nilai uang yang dimaksud. Kedua,

adalah uang yang berupa janji (promisory money) yang di backed-up dengan

emas, perak atau komoditi riil lainnya.

Ketiga, adalah uang fiat yang tidak memiliki nilai intristik dan juga

tidak di backed-up dengan apapun. Uang fiat adalah uang yang diciptakan dari

awang-awang (dari sesuatu yang tidak berharga seperti kertas), satu-satunya

alasan mengapa orang bisa menerimanya adalah karena kepercayaan terhadap

siapa yang mengeluarkan uang fiat tersebut. 43

Posisi uang kertas atau fiat tersebut memang masih sering

diperdebatkan keberadaanya dalam Ilmu Fikih. Setidaknya ada lima

pendekatan pemikiran yang ada dikalangan ulama sekarang dalam menafsirkan

posisi uang kertas ini, berikut adalah pemikiran-pemikiran tersebut.

Pendapat pertama, memperlakukan uang kertas sebagai surat hutang

atau bond yang dikeluarkan sebagai bukti penerimaan deposit emas atau perak

oleh pihak yang mengeluarkan bond tersebut (dalam hal ini bank sentral atau

pihak lain yang memiliki wewenang mengeluarkan uang kertas).

Pendapat kedua, memperlakukan uang kertas sebagai suftaja, dalam

penafsiran ini uang kertas dianggap sebagai pengganti nilai (athman) atas emas

43 Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar & Dirham, h.89.

Page 41: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

32

dan perak. Sebagai pengganti emas dan perak maka uang ketas dianggap

memiliki karakteristik yang sama dengan emas dan perak.

Pendapat ketiga, memperlakukan uang kertas sebagi fulus yang

memang keberadaanya diakui di awal-awal perkembangan Islam. Namun

secara historis fulus ini hanya digunakan secara terbatas dimana kepercayaan

pelaku ekonomi terjaga, dan juga hanya digunakan untuk transaksi yang

nilainya kecil.

Pendapat keempat, menganggap uang sebagi barang seperti juga

barang-barang lainnya. Dalam pengertian uang sebagi barang maka nilainya

mengikuti hukum permintaan dan penawaran. Yang menjadi masalah adalah

dengan mudahnya uang kertas dicetak dengan biaya yang murah, maka

penawaran atau supply atas uang bisa dipermainkan relatif tanpa batas oleh

pihak yang mempunyai wewenang mengeluarkan uang kertas.

Pendapat kelima, menganggap uang sebagai salah satu alat tukar

(thaman) diantara thaman-thaman lainnya seperti emas, perak dan fulus.

Pendapat ini dianut ulama-ulama Arab Saudi. Masalah yang menonjol dari

pendapat ini adalah nilai uang kertas sekarang yang tidak bisa dianggap sama

dengan emas dan perak. Nilai uang kertas akan cenderung turun.44

Meskipun masing-masing penafsiran tersebut diatas mempunyai

kekurangannya sendiri-sendiri, boleh dibilang seluruh pemikiran ulama

kontemporer tentang uang kertas memberikan kesimpulan yang hampir sama

44 Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar & Dirham, h.91-94.

Page 42: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

33

yaitu bahwa uang kertas atau uang fiat adalah halal dan belum ditemukan

pendapat yang mengharamkannya.

Sekali lagi oleh karena manfaat kepraktisannya atau alasan lain kita

dapat secara halal menggunakan uang kertas pada zaman modern ini.

Meskipun perlu diperhatikan bahwa penggunaannya tidak boleh

menimbulkan ketidakadilan dan tidak boleh menimbulkan transaksi yang

mengandung gharar maupun riba.45

Dalam hal ini, penulis sependapat dengan Departemen Riset Islamic

Development Bank yang menafsirkan penggunaan uang kertas sebagai suftaja

atau pengganti fungsi emas dan perak sebagai uang atau alat tukar saja.46

Jadi kesimpulannya, bahwa mata uang dapat dibuat dari benda apa

saja, sampai-sampai kulit unta, kata Umar bin Khattab. Ketika benda tersebut

telah ditetapkan sebagai mata uang yang sah, maka barang tersebut telah

berubah fungsinya dari barang biasa menjadi alat tukar dengan segala fungsi

turunannya. Jumhur ulama sepakat bahwa illat dalam emas dan perak yang

diharamkan pertukarannya kecuali serupa dengan serupa, sama dengan sama

oleh Rasulullah SAW, adalah karena “tsumuniyyah” yaitu barang-barang

tersebut menjadi alat tukar, penyimpan nilai dimana semua barang ditimbang

dan dinilai dengan nilainya

Oleh karena itu, ketika uang kertas telah menjadi alat pembayaran

yang sah, sekalipun tidak dilatarbelakangi lagi oleh emas, maka kedudukannya

dalam hukum sama dengan kedudukan emas dan perak yang pada waktu Al-

45 Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar & Dirham, h.96. 46 Ibid., h. 96-97.

Page 43: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

34

qur’an diturunkan ditengah menjadi alat pembayaran yang sah. Karena itu riba

berlaku pada uang kertas. Uang kertas juga diakui sebagai harta kekayaan yang

harus dikeluarkan zakat daripadanya. Dan zakat pun sah dikeluarkan dalam

bentuk uang kertas. Begitupula ia dapat digunakan sebagai alat untuk

membayar mahar.47

47 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif: Ekonomi Islam, (Jakarta:

Kencana, 2006), h. 252.

Page 44: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

35

BAB III

PENGERTIAN DAN TATA CARA ZAKAT FITRAH

A. Pengertian dan Latar Belakang di Syariatkanya Zakat Fitrah

Zakat menurut syara’ adalah hak yang wajib dikeluarkan dari harta.

madzhab Maliki mendefinisikannya dengan, “mengeluarkan sebagian yang

khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab (batas kuantitas

yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya

(mustahiq). Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai haul

(setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian”.1

Sedangkan menurut madzhab Hanbali, zakat ialah hak yang wajib

(dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu

mustahiq.2 Berdasarkan QS. Al-Baqarah: 110, menjelaskan:

(#qßJä Ï% r&ur no 4qn=¢Á9 $# (#qè?#uä ur no 4qü2ì9$# 4 $tB ur (#qãB Ïdâ s)è? /ä3 Å¡àÿRL{ ô ÏiB 9éöç yz çnrßâ ÅgrB yâYÏã «!$# 3 ¨bÎ) ©!$#

$yJÎ/ öcqè=yJ÷è s? ×éç ÅÜÜÁt/ ÇÊÊÉÈ

Artinya: “Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS: Al-Baqarah: 110)

Jika dirumuskan, zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan

oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu dan

1 Wahbah al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, (Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 83. 2 al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, h. 84.

Page 45: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

36

syarat-syarat tertentu pula. Syarat-syarat tertentu itu adalah nisab, haul dan

kadar-nya.3

Menurut garis besarnya, zakat dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

Pertama, zakat harta (zakat al-maal): Misalnya, zakat emas, perak,

binatang ternak, hasil tumbuh-tumbuhan baik berupa buah-buahan maupun

biji-bijian, dan harta perniagaan.

Kedua, zakat jiwa (zakat al-nafs): yang biasa dikenal dengan zakat

fitrah, yaitu zakat yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim pada bulan

Ramadhan menjelang shalat Idul Fitri.4

Penulis membatasi pembahasan ini mengenai zakat fitrah saja. Zakat

secara bahasa berarti al-namaa’ (tumbuh), al-ziyadah (bertambah), al-sholah

(perbaikkan), menjernihkan sesuatu dan sesuatu yang dikeluarkan dari pemilik

untuk menyucikan dirinya. Fithri sendiri berasal dari kata ifthor, artinya

berbuka (tidak berpuasa). Zakat disandarkan pada kata fithri karena fithri (tidak

berpuasa lagi) adalah sebab dikeluarkannya zakat tersebut.

Ada pula ulama yang menyebut zakat ini dengan sebutan “fithroh”,

yang berarti fitrah/ naluri. Al-Nawawi mengatakan bahwa untuk harta yang

dikeluarkan sebagai zakat fithri disebut dengan “fithroh”. Istilah ini digunakan

oleh para pakar fiqh. Sedangkan menurut istilah, zakat fitrah berarti zakat yang

3 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press,

1988), h. 39. 4 Zakiah Daradjat, Ilmu Fiqh Jilid 1, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), h.

223-224.

Page 46: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

37

diwajibkan karena berkaitan dengan waktu ifthor (tidak berpuasa lagi) dari

bulan Ramadhan.5

Zakat fitrah adalah zakat yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim

baik laki-laki ataupun perempuan, besar ataupun kecil, tua ataupun muda, kaya

ataupun miskin dibulan Ramadhan sampai menjelang salat Idul Fitri. Hal ini

berdasarkan hadis dari Ibnu Umar:

فرض رسول اهللا صلى اهللا علیھ و سلم زكـــــاة الفـــطر : عن ابن عمر رضي اهللا عنھما قال

شعیر على العبد و الحر و الذكر و األنثى و الصغیر و الكبــــیر صاعا من تمر او صاعا من

6)رواه البخــــــــــــــــاري. (من المسلمین و امر بھا ان تؤدى قبل خروج الناس إلى الصلاة

Artinya: “Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah kepada setiap muslim, masing-masing satu sho' kurma atau satu sho' gandum (makanan pokok), baik orang yang merdekamaupun hamba sahaya,laki-laki ataupun perempuan, kecil maupun besar. Dan Rasulullah SAW memerintahkan pembayaran zakat fitrah sebelum orang-orang keluar menghadiri salat hari raya”.(HR. Bukhari).

Menurut Mohammad Daud Ali, zakat fitrah adalah pengeluaran wajib

yang dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari nafkah

keluarga yang wajar pada malam dan hari raya Idul Fitri, sebagai tanda syukur

kepada Allah SWT. karena telah selesai menunaikan ibadah puasa.7

Zakat fitrah bagi umat Islam bukan hanya sebuah rutinitas yang

berdimensi sosial yang mengiringi ibadah puasa di bulan Ramadhan, akan

tetapi lebih dari itu, zakat fitrah merupakan kewajiban yang diperuntukkan bagi

terwujudnya kesempurnaan ibadah puasa yang dilakukan.

5 Ainul Wafa, Panduan Lengkap Zakat Fitrah, diakses pada tanggal 21 Desember

2010 dari http://jurnalmuslim.com/dakwah/panduan-lengkap-zakat-fitrah.html/ 6 Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, bab Zakat, Juz 3, (Kairo: 1985), h. 75-76,

hadits no. 1359. 7 Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 49.

Page 47: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

38

Zakat fitrah ini diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah, dua hari

sebelum berakhir puasa Ramadhan, pada tahun itu Nabi Muhammad SAW

berpidato di Masjid menerangkan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah

sebelum pergi ketempat sembahyang melaksanakan shalat Idul Fitri. Ukuran

zakat perjiwa yang dikeluarkan adalah satu sho’ (gantang = 3,5 liter) makanan

pokok seperti kurma, gandum, atau beras dan sebagainya atau berupa uang

seharga makanan pokok tersebut.8

Zakat tidak diwajibkan atas para nabi. Hal ini disepakati para ulama,

karena zakat dimaksudkan sebagai penyucian untuk orang-orang yang berdosa,

sedangkan para nabi terbebas dari hal demikian. Lagi pula, mereka mengemban

titipan-titipan Allah, disamping itu mereka tidak memiliki harta, dan tidak

diwarisi.9

Kelebihan ajaran zakat dibanding aspek-aspek lain dari rukun Islam

yang lain adalah bahwa zakat memiliki dimensi sosial yang kental. Oleh

karena itu, zakat dalam mata rantai peningkatan kesejahteraan umat Islam tak

mungkin diremehkan. Dalam kitab-kitab fiqh, masalah zakat sering

ditempatkan pada bagian kedua dari rub al-ibadah. Dengan demikian, ajaran

zakat akan mudah diketahui posisinya dan merupakan bagian mutlak dari

keislaman sesorang (ma’lum min al-din bi al-darurah).10

1. Hikmah Disyariatkannya Zakat Fitrah

Adapun hikmah zakat fitrah itu adalah sebagai berikut:

8 Daradjat, Ilmu Fiqh jilid 1, h. 242-245. 9 al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, h. 89. 10 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Moderinitas, (Malang: UIN-Malang Press,

2007), h. 4.

Page 48: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

39

Pertama, zakat menjaga dan memelihara harta dari perbuatan orang-

orang jahat yang diakibatkan oleh kesenjangan sosial.

Kedua, zakat fitrah merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan

orang-orang yang sangat memerlukan bantuan. Setiap orang yang mapan

bertanggung jawab untuk mencukupi kehidupan orang-orang fakir.11

Ketiga, zakat fitrah itu berfungsi mengembalikan manusia kepada fitrahnya, artinya mensucikan diri mereka dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh pergaulan dan sebagainya sehingga manusia jauh dari fitrahnya.12 Ibnu Abbas Berkata:

زكاة الفطر طھرة للصائم من اللغو والرفث وطعمة ملسو ھیلع ي اهللالل اهللا صوفرض رس

13)رواه ابو داود( .للمساكین

Artinya:“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih orang yang puasa dari kesia-siaan perbuatan dan dari kata-kata kotor, serta sebagai pemberian makan bagi orang-orang miskin.” (HR. Abu Daud).

Keempat, zakat fitrah diwajibkan sebagai ungkapan rasa syukur atas

nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang

B. Tata Cara Pelaksanaan Zakat Fitrah

1. Syarat Wajib Zakat Fitrah

Kewajiban yang dibebankan oleh zakat fitrah dan zakat yang

lain berbeda. Menurut Wahbah al-Zuhaily, seseorang baru diwajibkan

mengeluarkan zakat atas hartanya apabila; 1) merdeka, 2) Islam, 3) baligh dan

berakal, 4) harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati, 5) harta

11 al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, h. 87. 12 Ibid., h. 88. 13 Abu Tayyib Muhammad Syams al-Haq al-Adzim Abadii, ‘Aun al-Ma’bud, Syarah

Sunan Abu Daud, Bab Zakat Fitrah, Juz 5, (al-Maktabah Al-Salafiyah, 1979), h. 3, hadis no. 1594.

Page 49: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

40

tersebut merupakan harta miliknya secara penuh, 6) sudah mencapai satu nisab,

dan 7) mencapai satu haul (untuk barang-barang tertentu).14

Berbeda dengan hal itu, kewajiban zakat fitrah tidak didasarkan atas

berapa banyak harta yang dimiliki, akan tetapi pada: orang Islam, menjumpai

terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan, yakni sudah memasuki tanggal

satu Syawal dan, memiliki satu sho’ bahan makan pokok yang lebih dari

kebutuhan diri dan tanggungannya untuk sehari semalam pada malam hari

raya.15

2. Kelompok Penerima Zakat Fitrah

Kelompok penerima zakat (mustahiq al-zakat) ada delapan: orang-

orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf, yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan budak), orang-orang yang berutang,

untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan (musafir).16

Hal ini di atur dalam QS: At- Taubah: 60.

* $yJRÎ) àM»s% yâ ¢Á9 $# Ïä !#tçs)àÿù=Ï9 Èûü Å3»|¡yJø9 $#ur tû, Î#ÏJ» yè ø9 $#ur $pköé n=tæ Ïpxÿ©9 xsßJø9 $#ur öN åkæ5qè=è% ÜÎûur É>$s% Ì hç9 $#

tûü ÏBÌç» tó ø9 $#ur ÜÎûur È@ãÎ6 yô «! $# Èû øó$#ur È@ãÎ6 ¡¡9 $# ( ZpüÒÉ Ìçsù öÆÏiB «! $# 3 ª!$#ur íOäÎ=tæ ÒOãÅ6 ym ÇÏÉÈ

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS: At-Taubah: 60)

14 al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, h. 98-106. 15 Syaikh as-Sayyid Sabiq, Panduan Zakat, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005), h.

205. 16 al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, h. 280.

Page 50: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

41

Orang-orang fakir (al-fuqara’) menurut madzhab Syafi’i dan Hanbali,

adalah orang yang tidak memilik harta benda dan tidak memiliki pekerjaan;

atau dia memiliki sesuatu dan juga bekerja tetapi hasilnya tidak melebihi

daripada setengah kebutuhannya sehari-hari; atau orang-orang yang berada

dibawah tanggung jawabnya.17

Orang-orang miskin (al-masaakin) ialah orang yang memiliki

pekerjaan atau mampu bekerja, tetapi penghasilannya hanya mampu memenuhi

lebih dari sebagian hajat kebutuhannya, tidak mencukupi seluruh hajat

hidupnya (maksudnya kebutuhan sehari-harinya). Seperti orang yang

memerlukan sepuluh tetapi dia hanya mendapatkan delapan sehingga belum

dianggap laik dari segi makanan, pakaian, dan tempat tinggalnya.18

Panitia zakat (al-‘amil) adalah orang-orang yang bekerja memungut

zakat, memilah-milah, meneliti orang yang membutuhkan, kemudian

membagi-bagikannya kepada orang yang berhak menerimanya. Panitia ini

disyaratkan harus memiliki sifat kejujuran dan menguasai hukum zakat.19

Mua’llaf adalah orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang

yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.

Riqab, menurut jumhur ialah para budak muslim yang telah membuat

perjanjian dengan tuannya untuk dimerdekakan dan tidak memiliki uang untuk

17al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, h. 280. 18 Ibid., h. 281. 19 Muhammad Abu Zahrah, Zakat Dalam Perspektif Sosial, (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1995), h. 151.

Page 51: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

42

membayar tebusan atas diri mereka, meskipun mereka telah bekerja keras dan

membanting tulang mati-matian.20

Gharimin, yaitu orang yang memiliki utang, baik hutang untuk dirinya

sendiri maupun bukan, yakni untuk kepentingan orang banyak yang berada

dibawah tanggung jawabnya, untuk menebus denda pembunuhan atau

menghilangkan barang orang lain, dia boleh diberi zakat. Jika utang itu

dilakukan untuk kepentingannya sendiri, maka dia tidak berhak mendapatkan

bagian dari zakat kecuali dia adalah seorang yang dianggap fakir.21

Orang yang berjuang di jalan Allah (fi sabilillah) yang termasuk

dalam kelompok ini adalah para pejuang dijalan Allah yang tidak digaji oleh

markas komando mereka, karena mereka lakukan hanyalah berperang.22

Ibnu Sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan adalah orang-

orang yang berpergian (musafir) untuk melaksanakan suatu hal yang baik

(tha’ah) tidak termasuk maksiat. Dia diperkirakan tidak akan mencapai maksud

dan tujuannya, jika tidak dibantu. Sesuatu yang termasuk perbuatan tha’ah

adalah ibadah haji, berperang di jalan Allah dan ziarah yang dianjurkan.

Yang tidak berhak menerima zakat adalah, (1) keturunan Nabi

Muhammad saw, (2). Orang kaya, (3). Keluarga muzakki, (4). Orang yang

sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi melupakan

kewajibannya mencari nafkah untuk dirinya dan keluarga, (5) orang yang tidak

mengakui adanya Tuhan dan menolak adanya Tuhan (mulhid atau atheis).23

20 al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, h. 285. 21 Zahrah, Zakat Dalam Perspektif Sosial, h. 157. 22 al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, h. 287-288. 23 Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 49.

Page 52: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

43

3. Waktu pembayaran zakat fitrah

Rasulullah dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu

Abbas menjelaskan:

عن ابن عباس قال فرض رسول اهللا صلى اهللا علیھ و سلم زكاة الفطر طھرة للصائم من

طعمة للمساكین من اداھا قبل الصلاة فھي زكاة مقبولة و من اداھا بعد اللغو و الرفث و

24)رواه ابو داود. (الصالة فھي صدقة من الصدقات

Artinya: “Rasulullah SAW. sudah mewajibkan zakat fitrah (yang fungsinya) untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perkataan atau ucapan-ucapan keji dan kotor yang dilakukannya sewaktu mereka berpuasa dan untuk menjadi makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikan zakat fitrah itu sebelum shalat Idul Fitri, maka ia diterima sebagai zakat dan barang siapa yang menunaikannya sesudah shalat Idul Fitri, maka pemberiannya itu diterima sebagai shadaqoh saja”. (HR. Abu Daud)

Para ulama berbeda pendapat tentang batasan waktu wajib. Imam

Syafi’i, Ahmad, Ishaq, Tsuri dan imam Malik dalam salah satu riwayatnya:

“zakat fitrah wajib dengan sebab terbenamnya matahari pada hari akhir di

bulan Ramadhan, karena zakat fitrah itu diwajibkan untuk mensucikan orang

yang berpuasa, sedangkan puasa itu berakhir dengan sebab terbenamnya

matahari, yang karenanya wajib zakat fitrah itu”.25

Sedangkan Abu Hanifah dan ashabnya, Imam Laits, Abu Tsaur dan

Imam Malik dalam salah satu riwayatnya, berpendapat bahwa zakat fitrah itu

wajib dengan sebab terbitnya fajar hari raya. Karena zakat fitrah itu ibadah

24 Abu Tayyib Muhammad Syams al-Haq al-Adzim Abadii, ‘Aun al-Ma’bud, Syarah

Sunan Abu Daud, h. 3, hadis no. 1594. 25 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1987), h.

958.

Page 53: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

44

yang berhubungan dengan hari raya. Tidak boleh kewajibannya mendahului

hari raya, seperti kurban pada hari raya Idul Adha.26

Para ulama juga berbeda pendapat dalam waktu diperbolehkannya

zakat fitrah. Menurut Imam Malik dan Imam Hambali berpendapat bahwa

boleh membayar zakat fitrah maksimal dua hari sebelum hari raya.27 Hal ini

berdasarkan dari perkataan Nafi’ yakni: “Ibnu Umar dahulu menunaikan zakat

fitrah satu atau dua hari sebelum hari raya”.28

Sedangkan menurut Abu Hanifah, boleh mempercepat sejak dari

permulaan tahun, karena ia adalah zakat, sehingga menyerupai zakat harta. Dan

menurut Imam Syafi’i, boleh dari permulaan bulan Ramadhan, karena sebab

dari zakat fitrah itu adalah berpuasa.

Jadi, Para ulama fiqh sepakat bahwa zakat fitrah diwajibkan pada

akhir bulan Ramadhan, tetapi mereka berbeda pendapat tentang batasan

waktunya.

Menurut Sayyid Sabiq dari sekian pendapat Imam Madzhab yang

insya allah benar adalah pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad, yakni boleh

membayarnya ketika satu atau dua hari sebelum hari raya, karena sesuai

dengan perbuatan Ibnu Umar dan tujuan zakat fitrah adalah memberi

kecukupan kepada orang-orang fakir di hari raya, sehingga mereka turut

bergembira dan tidak perlu meminta-minta. Jika zakat fitrah dibayarkan di

awal bulan Ramadhan, dikhawatirkan tujuan ini tidak tercapai, karena sudah

26 Ibid., h. 958. 27 Sabiq, Panduan Zakat, h. 210. 28Abu Tayyib Muhammad Syams al-Haq al-Adzim Abadii, ‘Aun al-Ma’bud, Syarah

Sunan Abu Daud, h. 3, hadis no. 1594.

Page 54: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

45

habis sebelum datangnya hari raya, hal ini terjadi jika zakat fitrah dibagikan

secara individu.29

Dan menurut Yusuf Qardhawi, pendapat Imam Malik dan Imam

Hambali adalah pendapat yang lebih hati-hati. Ia menambahkan bahwa boleh-

boleh saja pemerintah memungut zakat ini dari masyarakat pada pertengahan

bulan Ramadhan jika hal itu dimaksudkan untuk antisipasi tidak meratanya

distribusi zakat fitrah kepada para mustahiq karena minimnya waktu yang

ada.30

Para ulama sepakat bahwa kewajiban zakat fitrah tidak gugur

meskipun sudah lewat waktunya. Ia tetap merupakan hutang yang menjadi

tanggungan orang yang bersangkutan sehingga dia membayarnya, meskipun

diakhir umurnya.31

C. Jenis dan Kadar Makanan Pokok yang Dikeluarkan untuk Zakat Fitrah

1. Jenis Makanan Pokok yang Dikeluarkan Untuk Zakat Fitrah

Dalam hadits Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah menetapkan

bahwa zakat fitrah dibayarkan pada bulan Ramadhan dan besarnya adalah satu

sho’ kurma atau satu sho’ gandum untuk setiap muslim baik orang merdeka

maupun hamba sahaya, laki-laki ataupun perempuan, muda ataupun tua. Hal

ini juga berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri:

اهللا علیھ و كنا نخرج زكاة الفطر اذا كان فینا رسول اهللا صلى : عن ابي سعید الخدري قال

فلم . سلم صاعا من طعام صاعا من تمر صاعا من شعیر صاعا من اقط صاعا من زبیب

29 Sabiq, Panduan Zakat, h. 210. 30 Qardhawi, Hukum Zakat, h. 962. 31 Sabiq, Panduan Zakat, h. 210.

Page 55: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

46

ز حتى قدم علینا معاویة المدینة رى مدین من فكان فیما كلم بھ الناس ان قال لا ا. نزل كذال

قال ابو سعید لا ازال اخرجھ كما . فا خذ الناس بذالك. سمراء الشام الا ان یعدل صاعا من ھذا

رواه البخاري و ابو . (كنت اخرجھ على عھد رسول اهللا صلى اهللا علیھ و سلم ابدا ما عشت

32)داود

Artinya: Abu Said al-Khudri berkata: “ketika Rasulullah masih bersama kami, kami mengeluarkan zakat fitrah atas setiap anak kecil, dewasa, orang merdeka, dan hamba sahaya, sebanyak satu sho’ makanan, satu sho’ keju, satu sho’ gandum, satu sho’ kurma dan satu sho’ kismis. Kami tetap melakukan hal itu sampai datanglah Muawiyah untuk melakukan haji dan umroh. Lalu ia berkata di atas mimbar. Diantara yang ia ucapkan di hadapan orang-orang adalah, ‘aku memandang dua mudd samra’ (gandum) Syam setara dengan satu sho’ kurma’. Maka orang-orang pun mengambil perkataannya tersebut. Abu Said melanjutkan “tetapi aku tetap mengeluarkan zakat seperti yang aku lakukan sebelumnya, selama aku hidup”. (HR. Imam Bukhari dan Abu Daud)

Menurut Sayyid Sabiq, yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah

adalah satu sho’ gandum, kurma, anggur, keju, beras, jagung atau makanan

pokok lainnya.33

Jadi untuk jenis atau barang yang dikeluarkan untuk zakat fitrah

adalah berupa bahan makanan pokok untuk daerahnya sendiri. Apabila ada

beberapa makan pokok yang digunakan pada suatu tempat, maka dipilih yang

paling mayoritas digunakan. Untuk makanan pokok yang disebutkan dalam

hadist Nabi SAW diantaranya adalah keju, gandum, kurma dan kismis. Untuk

di Indonesia, makanan pokok untuk pembayaran zakat fitrah adalah beras.

32 Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, bab Zakat, Juz 3, (Kairo: 1985), h. 76-77, hadits no. 1361. Abu Tayyib Muhammad Syams al-Haq al-Adzim Abadii, ‘Aun al-Ma’bud, Syarah Sunan Abu Daud, Bab Zakat Fitrah, Juz 5, (al-Maktabah Al-Salafiyah, 1979), h. 5, hadis no. 1601.

33 Sabiq, Panduan Zakat, h. 206.

Page 56: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

47

2. Kadar Makanan Pokok yang Dikeluarkan Untuk Zakat Fitrah

Sebagaimana hadits Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah

menetapkan zakat fitrah dibayarkan pada bulan Ramadhan dan besarnya adalah

satu sho’ untuk setiap makanan pokok yang digunakan.

Sho’ menurut arti bahasa arab adalah nama ukuran sukatan atau

takaran. Karenanya ukuran zakat fitrah itu ialah ukuran takaran dan bukan

ukuran timbangan. Satu sho’ ini sama dengan kira-kira 4 mud (kira-kira 3,1/3

liter).34

Dalam hal mengartikan kata sho’ ini ada beberapa pendapat yang

berbeda, antara lain; menurut madzhab Hanafi satu sho’ adalah 3.800 gram

atau 3,8 kilogram, menurut madzhab Maliki satu sho’ atau empat mud adalah

27 ons atau 2,7 kilogram,35 menurut madzhab Syafi’i adalah adalah 2.751 gram

atau 2,75 kilogram,36 menurut madzhab Hanbali satu sho’ sama dengan 2.751

gram atau 2,75 kilogram.37

Menurut Imam Rofi’i, satu sho’ ialah lima sepertiga kati Iraq, dan

timbangannya ada enam ratusan sembilan puluh tiga dirham lebih sepertiga,

karena menurut beliau kati Baghdad itu ada seratus tiga puluh dirham. Tetapi

menurut Imam Nawawi satu kati itu adalah seratus dua puluh delapan dirham

lebih empat sepertujuh dirham. Jadi menurut Imam Nawawi, satu sho’ itu

34 Moh. Rawi Latief dan A. Shomad Robith, Tuntunan Zakat Praktis, (Surabaya:

Indah, 1997), h.132. 35 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Juz II, (Beirut: Dar al-Fikr,

tt), h. 910. 36 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, h. 911. 37Muflichun, Hukum Zakat Fitrah Menggunakan Uang, diakses pada tanggal 21

Desember 2010 dari http://blog.beswandjarum.com/muflichun/2009/09/14/zakat-fitrh-fithrah-kudus-stain-beswan-opini/comment-page-1/

Page 57: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

48

adalah enam ratus delapan puluh lima dirham lebih lima sepertujuh dirham.38

Dan menurut al-Nawawi dalam kitab al-Syarqawi, menyatakan bahwa 1 sho’

sama dengan 2176 gram (2,176).39

Menurut Sayyid Sabiq, satu sho’ adalah empat mudd. Sedangkan

empat mudd adalah setangkup kedua telapak tangan orang yang sedang, atau

sama dengan sepertiga qadah atau dua qadah. Abu Hanifah membolehkan

mengeluarkan zakat fitrah dengan harga (uang). Beliau juga berkata, “jika

seorang muzakki mengeluarkan zakat dengan gandum, maka mengeluarkan

setengah sho’ itu sudah mencukupi”.40

Sebagian ulama berpendapat, untuk segala sesuatu yang wajib

dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah satu sho’, kecuali burr (gandum), cukup

hanya setengah sho’. Ini adalah pendapat Sufyan, Ibnu Mubarak, dan penduduk

Kufah.41

Ulama Indonesia juga banyak berbeda pendapat tentang satu sho'

seperti Kyai Maksum-Kwaron Jombang menyatakan satu sho’ sama dengan

3,145 liter, atau sekitar 2751 gram. Sedangkan pada umumnya di Indonesia,

berat satu sho’ dibakukan menjadi 2,5 kg. Pembakuan 2,5 kg ini barangkali

untuk mencari angka tengah-tengah antara pendapat yang menyatakan satu

sho’ adalah 2,75 kg, dengan satu sho’ sama dengan di bawah 2,176 kg.42

38 Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husain [Anas Tohir Syamsuddin]

Terjemahan Kifayatul Akhyar Jilid 1, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997), h. 395. 39 Nishob Zakat Fitrahnya Imam Syafi’i 2,75 Kg, diakses pada tanggal 21 Desember

2010 dari http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5214497 40 Sabiq, Panduan Zakat, h. 206. 41 Sabiq, Panduan Zakat, h. 208. 42 Nishob Zakat Fitrahnya Imam Syafi’i 2,75 Kg, diakses pada tanggal 21 Desember

2010 dari http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5214497

Page 58: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

49

Menurut Muhammadiyah Ja’far, sebagai standar umum, ukuran zakat

fitrah bagi setiap orang adalah satu sho’ (gantang) = 3,5 liter, atau 2,5 Kg.43

Menurut Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husain, dalam masalah

sho’ ini, yang dianggap adalah takaran. Kalau para ulama menghitungnya

dengan timbangan, maka hal itu untuk memperjelas.44

Jadi, dapat disimpulkan bahwa zakat fitrah dengan 2,5 Kg sesuai

keterangan diatas hukumnya sah, karena ada pendapat yang mengatakan satu

sho' = 2,176 Kg dan jika ingin mengeluarkan sebesar 2,751 Kg hukumnya

afdhal. Dan permasalahan sho’, yang dimaksud adalah sho’ dalam hal takaran,

sedangkan para ulama hanya memperjelas saja dalam hal timbangan.

D. Hukum Mengganti Makanan Pokok untuk Zakat Fitrah dengan Makanan lainnya

Dalam beberapa hadist, Nabi SAW telah menetapkan makanan

tertentu untuk zakat fitrah, yaitu kurma kering, sya’ir, kurma basah dan susu

kering yang tidak dibuang buihnya. Sebagian riwayat menetapkan tentang

gandum, dan sebagian lagi biji-bijian. Apakah jenis makanan ini bersifat

ta’abbudi dan yang dimaksudkan adalah bendanya itu sendiri, sehingga setiap

muslim tidak boleh berpindah dari makanan yang telah ditetapkan kejenis

makanan lain atau makanan pokok lainnya.

Golongan Maliki dan Syafi’i berpendapat, bahwa jenis makanan itu

bukan bersifat ta’abbudi dan tidak dimaksudkan bendanya itu sendiri, sehingga

43 Muhammadiyah Ja’far, Tuntunan Ibadat Zakat Puasa dan Haji, (tt: Kalam Mulia,

tth), h. 65. 44 Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husain [Anas Tohir Syamsuddin]

Terjemahan Kifayatul Akhyar Jilid 1, h. 395.

Page 59: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

50

wajib bagi seorang muslim mengeluarkan dari makanan pokok negerinya.

Menurut satu pendapat, dari makanan pokok orang itu. Apakah yang dipandang

itu makanan pokok pada sebagian besar waktunya, atau sebagian besar waktu

bulan Ramadhan atau pada waktu mengeluarkan, atau pada waktu

diwajibkannya.45

Golongan Maliki mengemukakan berbagai kemungkinan dari

kemungkinan tersebut. Sebagian menganggap pada waktu mengeluarkan dan

sebagian lagi menetapkan makanan pokok yang dipergunakan pada sebagian

besar bulan Ramadhan. Menurut golongan Syai’i, sebagaimana dikemukanan

dalam al-Wasith bahwa yang dipandang itu adalah makanan pokok penduduk

pada waktu wajib zakat fitrah, bukan sepanjang tahun. Ia berkata dalam al-

Wajiz: “Yaitu makanan pokok penduduk pada waktu hari Raya Idul Fitri”.46

Golongan Maliki mensyaratkan, bahwa makanan pokok itu harus yang

termasuk sembilan jenis, sebagaimana ditetapkan mereka, yaitu: sya’ir, kurma

basah, kurma kering, gandum, biji-bijian, salt, padi, susu kering dan keju.

Apabila sembilan jenis itu atau sebagiannya ada pada waktu pelaksanaan zakat

fitrah, maka boleh dipilih salah satunya untuk dikeluarkan. Apabila salah

satunya dianggap paling pokok, maka harus itulah yang dikeluarkan. Apabila

seluruh atau sebagiannya terdapat, sedangkan yang dijadikan makanan pokok

itu yang lain, maka boleh dipilih apa yang dikeluarkan. Menurut sebagian

ulama maksudnya adalah “apabila yang dijadikan makakan pokok itu bukan

dari jenis yang sembilan itu, maka keluarkanlah apa yang menjadi makanan

45 Qardhawi, Hukum Zakat, h. 950-951. 46 Qardhawi, Hukum Zakat, h. 951.

Page 60: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

51

pokoknya, walaupun terdapat makanan pokok yang sembilan itu atau

sebagainya”.47

Yang dimaksud dengan makanan pokok menurut madzhab Maliki

adalah makanan yang dimakan di waktu pagi dan petang, baik pada masa subur

maupun pada masa sulit, bukan yang dimakan pada masa sulit saja.

Menurut golongan Syafi’i: biji-bijian dan buah-buahan yang wajib

dikeluarkan zakatnya sepersepuluh, yang pada waktu biasanya merupakan

makanan pokok, bukan hanya pada waktu darurat, maka boleh untuk

mengeluarkan zakat fitrah dengan itu. Menurut qaul qadim, bahwa tidak

diperbolehkan mengeluarkan zakat fitrah dari kacang kedelai dan kacang adas.

Pendapat yang masyhur adalah pendapat yang pertama.48

Apabila kita mewajibkan makanan pokok suatu daerah, sedangkan

orang-orang makanan pokoknya beraneka ragam, tidak ada yang menonjol,

maka orang boleh mengeluarkan apa saja, tetapi yang lebih utama, ia

mengeluarkan yang terbaik.

Menurut zahirnya madzhab Imam Ahmad, bahwa orang itu tidak

boleh mengeluarkan zakat fitrah dari jenis yang telah ditetapkan dalam hadits,

walaupun yang menjadi penggantinya berupa makanan pokok di suatu daerah.

Sedangkan menurut Ibnu Hazm, tidak boleh mengeluarkan sesuatu untuk zakat

fitrah, selain dari kurma dan sya’ir, tidak boleh kurma basah, tepung terigu dan

yang lainnya.

47 Ibid., h. 951. 48 Qardhawi, Hukum Zakat, h. 952.

Page 61: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

52

Menurut Yusuf Qardhawi, Nabi SAW membatasi pada makanan-

makanan tertentu saja, karena makanan tersebut pada waktu itu merupakan

makanan pokok di lingkungan Arab. Andaikan orang-orang makanan

pokoknya beras seperti di Jepang dan Indonesia misalnya, tentu itu yang

diwajibkan, demikian pula jagung seperti dipesisir Mesir. Karenanya yang

paling baik adalah, seseorang mengeluarkan zakat fitrah berupa makanan

pokoknya.49

Jadi kesimpulannya, bentuk zakat fitrah adalah berupa makanan pokok

seperti kurma, gandum, beras, kismis, keju dan semacamnya. Inilah pendapat

yang mayoritas sebagaimana dipilih oleh ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan

Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa. Namun hal ini diselisihi oleh ulama

Hanabilah yang membatasi macam zakat fitrah hanya pada dalil (yang hanya

tercantum dalam nash). Dan pendapat yang lebih kuat adalah pendapat

mayoritas, yang tidak dibatasi hanya pada dalil.50

Dan zakat fitrah itu wajib dilakukan dengan makanan pokok di suatu

daerah, untuk makanan lainnya selain makan pokok, itu tidak boleh karena

bertentangan dengan hadits Nabi SAW.

49 Qardhawi, Hukum Zakat, h. 953. 50 Ainul Wafa, Panduan Lengkap Zakat Fitrah, diakses pada tanggal 21 Desember

2010 dari http://jurnalmuslim.com/dakwah/panduan-lengkap-zakat-fitrah.html/

Page 62: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

53

BAB IV

HUKUM MEMBAYAR ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTAS

Di Indonesia telah menjadi kesepakatan umat Islam, bahwa besarnya

satuan zakat fitrah bila berwujud beras, ialah dua setengah kilogram dan dapat

diganti dengan uang. Besar satuan zakat fitrah dua setengah kilogram beras itu

disamakan dengan satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum. 1 Hal ini

berdasarkan hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu Umar

RA:

علیھ و سلم زكــــاة الفــــطر فرض رسول اهللا صلى اهللا: عن ابن عمر رضي اهللا عنھما قال

ــــیر صاعا من تمر او صاعا من شعیر على العبد و الحر و الذكر و األنثى و الصغیر و الكب

2)رواه البـــــــــــــــخاري. (س إلى الصلاةمن المسلمین و امر بھا ان تؤدى قبل خروج النا

Artinya: “Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah

kepada setiap muslim, masing-masing satu sho' kurma atau satu sho' gandum (makanan pokok), baik orang yang merdeka maupun hamba sahaya,laki-laki ataupun perempuan, kecil maupun besar. Dan Rasulullah SAW memerintahkan pembayaran zakat fitrah sebelum orang-orang keluar menghadiri salat hari raya”.(HR. Bukhari).

Dalam hal mengeluarkan zakat fitrah dengan uang (harga), para ulama

berlainan pendapat. Berikut adalah pendapat dan alasan para ulama yang

memperbolehkan dan melarang zakat fitrah menggunakan uang.

1 Syechul Hadi Permono, Sumber Sumber Penggalian Zakat, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992), h. 156-160.

2 Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, bab Zakat, Juz 3, (Kairo: 1985), h. 161, hadits no. 1359.

Page 63: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

54

A. Pendapat dan Alasan Ulama Memperbolehkan Zakat Fitrah Menggunakan Uang

Para ulama yang memperbolehkan membayar zakat fitrah

menggunakan uang diantaranya adalah: Abu Hanifah, al-Tsauri, Umar bin

Abdul Aziz dan Imam Hasan Basri.3

Menurut Abu Hanifah, untuk zakat fitrah, tidak harus jenis-jenis yang

ditegaskan dalam hadits. Akan tetapi boleh memberikan zakat fitrah dengan

menilai harga jenis-jenis itu. Boleh menyampaikannya dengan dirham, atau

dinar atau mata uang lain, atau harta benda yang lain yang dikehendaki.4

Berikut adalah alasan-alasan yang melatarbelakangi pendapat

golongan yang memperbolehkan zakat fitrah menggunakan uang, diantaranya

adalah:

Pertama, tujuan dari zakat pada hakikatnya adalah membuat

kecukupan, memelihara kemashlahatan fakir miskin dan memenuhi

kebutuhannya. Zakat fitrah juga merupakan hak fakir miskin untuk memenuhi

hajat kebutuhan mereka.5Apabila kebutuhan serta maslahatnya dalam bentuk

uang, maka mengeluarkan uang lebih utama. Seperti, melimpahnya zakat bagi

si miskin, yang menyebabkan si miskin terpaksa menjualnya, sedang uang

dapat dimanfaatkan untuk prioritas kebutuhannya seperti, membeli makanan

dan pakaian yang dikehendaki baginya dan bagi anak-anaknya.6

3 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1987), h. 955. 4 Permono, Sumber Sumber Penggalian Zakat, h. 158. 5 Muhammadiyah Ja’far, Tuntutan Ibadat Zakat Puasa Dan Haji, (T.tp., Kalam,

T.th), h 66. 6 Thaha Abdullah Al Afifi, Hak Fakir Miskin, (Indonesia: Dar El Fikr, 1987), h. 113.

Page 64: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

55

Kedua, berdasarkan hadits Mu’az bin Jabal. Tawus berkata: Mu’az

berkata kepada penduduk Yaman: ‘Berikanlah kepadaku barang-barang yaitu

baju gamis, atau pakaian-pakaian lain, sebagai ganti dari zakat sya’ir dan

jagung, hal mana lebih mudah bagimu dan lebih baik bagi para sahabat Nabi

SAW di Madinah.

Mu’az sebagai petugas yang diperintahkan oleh Nabi SAW yang

segala apa yang ia lakukan adalah sepengetahuan Nabi SAW, oleh karena Nabi

SAW tidak melarangnya, hal itu menunjukan bahwa tindakan Mu’az yang

demikian itu dibolehkan oleh syara’ dan Nabi SAW mengakuinya.7

Ketiga, Abu Hanifah membolehkannya, karena beranggapan adanya

dua dimensi dalam zakat fitrah: ubuddiyah dan sosial. Sehingga harus

dipertimbangkan juga, manakah yang lebih bermanfaat bagi para mustahiq:

memberi mereka makanan atau uang? Seperti itu pula pendapat Hasan Al-

Bashri, Umar bin Abdul Aziz dan al-Tsaury, sebagaimana diriwayatkan oleh

Ibn Al Mundzir.8

Keempat, berdasarkan beberapa riwayat, diantaranya:

Abu Ishaq berkata: “aku mendapatkan orang-orang membayarkan

zakat fitrah pada bulan Ramadhan beberapa dirham seharga makanannya”.

Dan riwayat Ibnu Abu Syaibah dari ‘Aun, ia berkata: “aku

mendengar surat dari Umar Bin Abdul Aziz yang dibacakan pada ‘Abdi,

Gubernur Bashrah, bahwa zakat masing-masing setengah dirham”.9

7 Permono, Sumber Sumber Penggalian Zakat, h. 156-160 8 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqh Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), h. 318-321. 9 Didin Hafidhuddin, Panduan zakat bersama Dr. KH. Didin Hafidhuddin, (Jakarta:

Republika, 2002), h. 120-121.

Page 65: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

56

Kelima, menurut Yusuf Qardhawi, zakat menggunakan uang lebih

praktis dilaksanakan dewasa ini lebih-lebih bagi masyarakat modern yang

dimana-mana orang tidaklah bermuamalah kecuali dengan uang, maka uang

jelas lebih bermanfaat bagi simiskin. Dan apabila dahulu makanan lebih mudah

didapat, maka dewasa ini uanglah yang lebih mudah dan dipandang lebih

bermanfaat.10

Karena harga beras setiap tahun berubah, maka pelaksanaan Harian

BAZIS pada setiap permulaan bulan Ramadhan mengumumkan harga standar

satuan zakat fitrah yang berlaku untuk wilayahnya, dan hanya berlaku pada

tahun itu. Untuk mempermudah dan pengumpulan dan penyaluran zakat,

BAZIS berpendirian sahnya mengeluarkan zakat dengan qimah (harga),

termasuk juga zakat fitrah. Karena menurut Keputusan Gubernur DKI Jakarta,

zakat itu dikelola secara produktif, maka dalam hal ini, akan lebih mudah

pengumpulannya apabila zakat fitrah itu dikeluarkan tidak berupa makanan

pokok (beras) akan tetapi dirupakan harganya.11

B. Pendapat dan Alasan Ulama Melarang Zakat Fitrah Menggunakan Uang

Jumhur Ulama melarang zakat fitrah menggunakan uang. Para ulama

yang melarang zakat fitrah menggunakan uang, diantaranya adalah: Imam

Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Ibnu Hazm, Ibnu Rusyd, al-Kasani, Imam

Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husain, Muhammad al-Shaleh al-‘Utsaimin dan al-

Jaziry.

10 Yusuf Qardhawi, Risalah Zakat Fitrah, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1991), h.

56-57. 11 Permono, Sumber Sumber Penggalian Zakat, h. 156-160

Page 66: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

57

Berikut adalah alasan-alasan yang melatarbelakangi pendapat

golongan yang melarang zakat fitrah menggunakan uang, diantaranya adalah:

Pertama, menurut Ulama Syafi’iyah: tidak dibolehkan berzakat fitrah

dengan uang, karena yang diwajibkan menurut hadits adalah bahan makanan

yang mengenyangkan.12

Kedua, Ibnu Hazm telah menolak alasan dengan hadits Thawus, yang

berpendapat bahwa hadits itu tidak bisa dijadikan Hujjah, karena hadis tersebut

mengandung berbagai masalah, salah satunya adalah hadits tersebut adalah

mursal.13

Ketiga, dalam zakat fitrah lebih ditekankan kepada dimensi ubuddiyah

(yakni sebagai suatu bentuk ibadah mahdhah, sama seperti shalat, puasa dan

haji) yang wajib dilaksanakan dengan cara sesuai sepenuhnya dengan petunjuk

agama; tidak boleh diganti dengan cara lainnya. Oleh karena itu, zakat fitrah

tidak boleh dikeluarkan dalam bentuk uang, sebagai pengganti makanan pokok,

sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi SAW mengenai hal itu.14

Keempat, Imam Ahmad bertanya kepada Imam ‘Atha tentang

mengeluarkan beberapa dirham untuk zakat fitrah. Ia menjawab: “Aku kuatir

tidak diperkenankan, karena bertentangan dengan sunnah Rasul”. Dinyatakan

kepadanya: “Bukankah orang-orang berkata bahwa Umar bin Abdul Aziz telah

mengambil harga zakat?” ‘Atha berkata: “mereka meninggalkan ucapan

Rasulullah dan mengambil pendapat seorang?15

12 Ja’far, Tuntutan Ibadat Zakat Puasa Dan Haji, h. 66. 13 Muhalla, jilid 6, hal. 312. 14 al-Habsyi, Fiqh Praktis, h. 318-321. 15 Qardhawi, Hukum Zakat, h. 955.

Page 67: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

58

Ibnu Umar Berkata:

ر فرض رسول اهللا صلى اهللا علیھ و سلم زكـــاة الفـــــط: عن ابن عمر رضي اهللا عنھما قال

16)رواه البخـــــــــــــاري.... (صاعا من تمر او صاعا من شعیر

Artinya: “Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah satu sho’ kurma atau satu sho’ syair .......” (HR. Bukhari)

Keempat, menurut pendapat al-Kasani, apabila memperbolehkan zakat

fitrah dengan harga, berarti merubah hukum nash. Hal demikian tidak

diperbolehkan.

Kelima, al-Jaziry berpendapat bahwa, kebanyakan ulama tidak

memperbolehkan menunaikan zakat fitrah dengan uang, sebab Nabi saw tidak

pernah menyebutkan dinar atau dirham. Padahal dua mata uang tersebut juga

berlaku pada saat itu. Hanya saja, apabila merasa kesulitan mengeluarkannya

dengan makanan, maka secara darurat diperkenankan dengan mata uang (emas

dan perak) sebagai ganti dari makanan, sehingga kewajiban tetap terlaksana.17

C. Analisis Hukum Membayar Zakat Fitrah Menggunakan Uang

Dalam pentarjihan kedua pendapat yang berbeda ini mengenai zakat

fitrah menggunakan uang kertas, menurut penulis bahwa yang jelas kuat itu

pendapat golongan Hanafi dalam masalah ini. Mereka bersandar pada khabar-

khabar dan atsar-atsar, sebagaimana halnya pendapat mereka yang diperkuat

dengan pemikiran dan pandangan.

Pada hakikatnya, bahwa menonjolkan segi ibadah dalam zakat dan

mengqiyaskannya dengan shalat dalam memberikan qayid dengan nash yang

bisa diambil, tidak sejalan dengan watak zakat itu sendiri, zakat itu merupakan

16 al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, h. 161, hadits no. 1359. 17 Al-Jaziry, Cara Mudah Menunaikan Zakat, hal 85.

Page 68: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

59

kewajiban yang bersifat harta dan ibadah yang mempunyai banyak perbedaan.

Para ulama yang melarang zakat fitrah dengan uang, mewajibkan zakat pada

harta anak-anak dan harta orang gila, padahal shalat tidak wajib bagi mereka.

Pendapat ulama yang melarang ini bertolak belakang dengan pernyataan

mereka yang menyatakan bahwa zakat itu sama dengan ibadah shalat, karena

yang dijadikan alasan untuk menolak pendapat madzhab Hanafi yang

menggugurkan kewajiban zakat dari orang yang bukan mukallaf, berdasarkan

qiyas terhadap shalat.18

Kenyataannya, bahwa pendapat Madzhab Hanafi lebih sesuai dizaman

kita sekarang ini, lebih mudah bagi manusia dan lebih mudah menghitungnya,

dan terutama jika dalam hal ini terdapat kantor atau yayasan yang mengurus

pengumpulan dan pembagian zakat, karena mengambil jenis benda itu akan

menyebabkan bertambahnya biaya pengurusan untuk memindahkan benda-

benda zakat dari daerahnya kekantor tersebut.

Pendapat yang memperbolehkan ini juga dianut oleh Imam Bukhari,

sebagai mana Imam Nawawi berkata: “Pendapat itulah yang zahir dari

pendapat Madzhab Bukhari dalam Hadits Shahihnya.19 Berkata Ibnu Rusyd:

“Dalam masalah ini Imam Bukhari telah sependapat dengan madzhab Hanafi,

dalam keadaaan ia sendiri banyak berbeda pendapat dengan mereka (dalam

masalah lain), akan tetapi dalil telah membimbingnya sehingga sependapat

dengan mereka.20 Alasan Imam Bukhari sependapat dengan golongan yang

memperbolehkan adalah pada atsar Mu’az yang diriwayatkan oleh Thawus,

18 Qhardawi, Hukum Zakat, h. 794. 19 Al-Majmu, Jilid 5, hal. 429. 20 Fath al-Ba’ri, jilid 3, hal. 200.

Page 69: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

60

dimana Mu’az meminta dari penduduk Yaman, pakaian untuk menggantikan

kedudukan sedekah biji-bijian dan sya’ir, karena hal itu lebih mudah bagi

mereka dan lebih bermanfaat bagi sahabat-sahabat Nabi di Madinah.

Hal ini juga diperkuat dengan hadits-hadits lain, seperti surat Abu

Bakar tentang sedekah binatang ternak, yang berbunyi: “Barangsiapa

sedekahnya telah mencapai bintu makhad, sedangkan ia tidak memilikinya dan

hanya memiliki bintu labun, maka hal itu diterima daripadanya, tetapi petugas

memberikan kepadanya dua puluh dirham atau dua ekor domba.” Ia

mengambil ternak pada umur tertentu sebagai pengganti pada umur lain,

disertai pemberian perbedaan harga, beberapa dirham atau beberapa ekor

domba.21

Ini semua menunjukan bahwa mengambil benda itu bukanlah

diperintahkan pada zatnya, akan tetapi untuk memudahkan bagi si pemilik

harta. Adapun Ibnu Hazm telah menolak alasan dengan hadits Thawus, yang

berpendapat bahwa hadits itu tidak bisa dijadikan Hujjah, karena berbagai

alasan, sebagai berikut:

Pertama, hadis itu adalah hadis mursal, karena Thawus tidak pernah

bertemu dengan Mu’az. Ia tidak dilahirkan, kecuali setelah meninggalnya

Mu’az.

Kedua, andaikan khabar itu shahih, maka tetap tidak bisa dijdikan

alasan, karena bukan berasal dari Rasulullah SAW. Tidak ada alasan kecuali

dengan apa yang datang dari Rasul.

21 Qhardawi, Hukum Zakat, h. 794-795.

Page 70: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

61

Ketiga, tidaklah ia menyatakan hal itu dalam urusan zakat, akan tetapi

mungkin –kalau shahih- ia berkat pada orang yang wajib membayar upeti,

sehingga ia mengambil biji-bijian, sya’ir dan harga menggantikan posisi upeti.

Keempat, dalil yang menunjukan batalnya khabar ini, adalah ucapan

Muaz dalam khabar itu sendiri: “lebih baik bagi penduduk Madinah.” Maha

Suci Allah, kalau Mu’az menyatakan hal ini, karena ia menjadikan apa yang

tidak diwajibkan Allah, lebih baik dari apa yang diwajibkan-Nya.22

Yang jelas bahwa alasan-alasan tersebut di atas adalah lemah.

Thawus, walaupun tidak bertemu dengan Mu’az, akan tetapi mengetahui

perintahnya dan mendalami sejarah hidupnya, sebagaimana dinyatakan oleh

Imam Syafi’i. Thawus adalah Imam penduduk Yaman pada masa Thabi’in; ia

mengetahui keadaan Mu’az dan khabar-khabarnya, karena masanya pun masih

dekat. Pekerjaan Mu’az di Yaman serta mengambilnya haga dalam zakat,

menunjukan bahwa hal itu tidak bertentangna dengan sunah Nabi SAW;

dimana ia menjadikan ijtihadnya pada tingkatan yang ketiga setelah Qur’an

dan Sunnah. Lagi pula, tidak ada seorang pun dari sahabat yang

mengingkarinya, menunjukan kesepakatan mereka akan hukum ini. Adapun

kemungkinan khabar ini adalah dalam masalah upeti, adalah lemah bahkan

batal. Sebagaimana dikemukakan Ahmad Syahir dalam ulasannya dalam

Mahalli karena khabar itu adalah riwayat Yahya bin Adam: “Menduduki posisi

sedekah”. Adapun alasan Ibnu Hazm yang keempat, adalah penyimpangan dan

pengarahan dari dia sendiri, karena makna “lebih dari bermanfaat bagi kamu

22 Muhalla, jilid 6, hal. 312.

Page 71: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

62

sekalian“, karena kebutuhan mereka terhadap pakaian jauh lebih besar daripada

biji-bijian dan syai’ir.23

Ini adalah masalah faktual yang tidak ada perbedaan didalamnya.

Adapun ucapannya: “Tidak diwajibkan oleh Allah”, maka itulah ucapan yang

diperselisihkan, karenannya tidak bisa berhujjah dengan pengakuan yang

semacam itu. Mengambil harga, karenannya termasuk salah satu yang

disyariatkan oleh Allah.

Ibnu Taymiah mengemukakan satu pendapat yang sifatnya

pertengahan dari kedua pendapat yang bertentangan tadi, ia berkata: “yang

paling zahir dalam hal ini, bahwa mengeluarkan harga tanpa ada

kemashlahatan yang jelas, adalah dilarang.” Karenanya Rasul SAW telah

menetapkan ukuran tambahannya dua ekor domba atau dua puluh dirham, dan

tidak pindah pada harganya. Sebab jika ia memperbolehkan mengganti

harganya secara mutlak, tentu pemilik akan berpaling kepada jenis yang buruk.

Terkadang timbul kemadharatan dalam menetukan harta itu, padahal zakat

didasarkan pada persamaan, dan ini hanya ada pada ukuran dan jenis harta itu.

Adapun mengeluarkan harga, karena adanya kebutuhan, kemashlahatan, atau

adanya keadilan, maka hal itu tidaklah mengapa; seperti seorang menjual buah

yang ada pada kebunnya atau tanamannya dengan beberapa dirham; maka

dalam hal ini cukup baginya mengeluarkan sepuluh dirham, dan tak usah

dibebankan untuk membeli buah atau gandum yang lain, karena hal ini akan

sama nilainya bagi orang fakir.

23 Qhardawi, Hukum Zakat, h. 795-796.

Page 72: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

63

Imam Ahmad telah menetapkan boleh dalam masalah itu. Dan seperti

halnya wajib bagi dia, seekor domba pada lima ekor unta, akan tetapi tidak ada

orang yang mau menjual domba, maka baginya cukup mengeluarkan seharga

domba itu, ia tak usah dibebankan untuk pergi kekota lain agar membeli domba

tersebut. Dan sama juga halnya jika para mustahik zakat, meminta diberi

harganya, karena akan lebih bermanfaat bagi mereka, maka hendaknya mereka

diberi, atau menurut petugas hal itu akan lebih bermanfaat bagi orang-orang

fakir, sebagaimana dikutip dari Mu’az bin Jabal, bahwa ia berkata pada

penduduk Yaman: “datangkanlah oleh kamu sekalian kepadaku dengan baju

karung atau kain, karena hal itu lebih mudah bagi kamu dan lebih baik bagi

kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah.” 24

Pendapat ini lebih relevan untuk masa sekarang, karena kebutuhan dan

kemaslahatan dizaman kita. Diperbolehkan mengambil harga, selama hal itu

tidak memadharatkan orang-orang fakir atau pemilik harta.

Untuk poin kedua pentarjihan adalah pembayaran zakat fitrah

menggunakan uang (harga) sebagai pengganti makanan pokok telah lama

berkembang dan di praktekan di Indonesia dengan alasan utamanya adalah

untuk kemaslahatan. Kemaslahatan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan

fakir miskin, karena hakikat dari zakat fitrah itu adalah membuat kecukupan

orang-orang fakir.25 Nabi saw bersabda:

24 Ibnu Tayniah, Majmu’ Fatawa, jilid 25, hal 82-3, cet. Saudiah. 25 Ja’far, Tuntutan Ibadat Zakat Puasa Dan Haji, h. 66.

Page 73: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

64

كان یؤمرونا ان نخرجھا قبل ان نصلي فاذا "و قد رواه ابو معشر عن نافع عن ابن عمر بلظ

26)ورـــــــــید بن منصــــــــھ سعـــــاخرج. (اغنوھم عن الطلب: نصرف فسمھ بینھم و قال

Artinya: “Beliau (Nabi SAW) memerintahkan kam mengeluarkan zakat fitrah sebelum kami shalat. Ketika selesai (shalat), beliau membagikannya diantara mereka dan bersabda, “cukupkanlah mereka daripada meminta-minta”. (HR. Said ibn Manshur).

Bentuk kemaslahatan tersebut adalah dengan mengganti makanan

pokok untuk zakat fitrah dengan uang kertas. Karena dengan uang tersebut

para fakir miskin dapat membeli kebutuhan sesuai dengan keperluannya.

Sedangkan menurut golongan yang menolaknya, zakat fitrah itu

berdimensi ubuddiyah, yang sama dengan shalat. Jadi, harus dikerjakan sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 27 Dalam hal zakat fitrah telah

ditentukan, bahwa zakat fitrah yang dikeluarkan itu harus berupa kurma,

gandum, syair, keju, makanan pokok dan lain sebagainya yang telah ditentukan

dalam hadist Nabi SAW.

ــاة الفـــــطر فرض رسول اهللا صلى اهللا علیھ و سلم زكـ: عن ابن عمر رضي اهللا عنھما قال

28)رواه البخـــــــــــــاري.... (صاعا من تمر او صاعا من شعیر

Artinya: “Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah satu sho’ kurma atau satu sho’ syair .......” (HR. Bukhari)

Menurut penulis, pendapat Abu Hanifah yang ma’qulul ma’na (dapat

diterima oleh akal fikiran) dan dapat diterapkan sesuai dengan perkembangan

zaman dan dapat menjawab tuntutan kemaslahatan umat, kapan dan dimana,

26 Ibnu Hajar al-Asqalany, Fath al-Barii, Juz 3, h. 375 27 al-Habsyi, Fiqh Praktis, h. 318-321. 28 al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, h. 161, hadits no. 1359.

Page 74: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

65

khususnya di zaman sekarang; mengingat kebutuhan pokok keluarga-keluarga

kini, tidak hanya terbatas pada makanan.29

Zakat fitrah menggunakan uang kertas itu bukanlah suatu kewajiban,

melainkan alternatif yang dipilih dalam kondisi untuk kemaslahatan, yakni

apabila uang yang lebih dibutuhkan dibanding makanan pokok dan apabila

dalam mengeluarkan zakat fitrah menggunakan makanan pokok itu mengalami

kesulitan. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqh:

30 المشقة تجلب التیسیر

Artinya: “Kesulitan membawa kemudahan”.

Jadi, menurut penulis dapat disimpulkan beberapa hal mengenai

hukum zakat fitrah dengan uang kertas, yakni sebagai berikut:

Pertama, membayar zakat fitrah menggunakan uang kertas bukanlah

suatu kewajiban dalam membayar zakat fitrah, melainkan diperbolehkan untuk

alasan kemaslahatan, yakni apabila yang lebih dibutuhkan adalah uang

dibandingkan dengan makanan pokok dan apabila dalam melaksanakan zakat

fitrah menggunakan makanan pokok mengalami kesulitan. Hal ini berdasarkan

kaidah fiqh:

31 المشقة تجلب التیسیر

Artinya: “Kesulitan membawa kemudahan”.

29 al-Habsyi, Fiqh Praktis, h. 318-321. 30 Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf, al-Qawaid al-Fiqhiyah, (TT: Pustaka

al-Furqon, 2009) h. 61. 31 Ahmad Sabiq, al-Qawaid al-Fiqhiyah, h. 61.

Page 75: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

66

Kedua, untuk mempermudah mengetahui kemashlatan yang

dibutuhkan oleh orang-orang fakir, maka panitia-panitia yang mengumpulkan

dan membagi-bagikan zakat fitrah, berkewajiban memantau kepentingan para

fakir miskin dilingkungan mereka masing-masing, sehingga dapat dicapai

kepastian dan keseimbangan antara makanan dan uang yang sangat mereka

perlukan.32

32 al-Habsyi, Fiqh Praktis, h. 318-321.

Page 76: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan permasalahan mengenai “Pembayaran

Zakat Fitrah Menggunakan Uang Kertas”, maka dalam hal ini penulis dapat

menyimpulkan sebagai berikut:

Uang kertas yang ada sekarang ini penggunaannya ditafsirkan sebagai

suftaja atau pengganti fungsi emas dan perak sebagai uang atau alat tukar saja.

Hukum membayar zakat fitrah menggunakan uang kertas bukanlah suatu

kewajiban dalam membayar zakat fitrah, melainkan diperbolehkan untuk alasan

kemaslahatan, yakni apabila yang lebih dibutuhkan adalah uang dibandingkan

dengan makanan pokok dan apabila dalam melaksanakan zakat fitrah

menggunakan makanan pokok mengalami kesulitan. Hal ini berdasarkan kaidah

fiqh:

المشقة تجلب التیسیر

Artinya: “Kesulitan membawa kemudahan”.

Kedua, apabila zakat fitrah dalam pelaksanaannya dilakukan secara

kolektif, maka panitia-panitia yang mengumpulkan dan membagi-bagikan zakat

fitrah berkewajiban memantau kepentingan para fakir miskin dilingkungan mereka

Page 77: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

68

masing-masing, sehingga dapat dicapai kepastian dan keseimbangan antara

makanan dan uang yang sangat mereka perlukan.

B. Saran-saran

Berkaitan dengan topik permasalahan, maka penulis memberikan saran-

saran yang berkaitan dengan permasalahan pada bab-bab terdahulu, yakni

hendaknya Kementrian Agama, menyebarluaskan ketentuan-ketentuan dalam

pelaksanaan zakat fitrah, khususnya zakat fitrah menggunakan uang kertas.

Page 78: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

69

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, al-Imam Taqiyuddin (Alih Bahasa Anas Tohir Syamsuddin), Terjemah

Kifayatul Akhyar. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997.

Abu Tayyib Muhammad Syams al-Haq al-Adzim Abadii, ‘Aun al-Ma’bud, Syarah

Sunan Abu Daud. Juz 5, al-Maktabah Al-Salafiyah, 1979.

al-Afifi, Thaha Abdullah, Hak Fakir Miskin. Indonesia: Dar El Fikr, 1987.

al-Arif, M. Nur Rianto, Teori Makroekonomi Islam, Bandung: Alfabeta, 2010.

al-Asqalany, Ibnu Hajar. Fath al-Barii. Juz 3, Bab Zakat Fitrah Sebelum Shalat Id, al-

Maktabah al-Salafiah.

Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-Press,

1988.

Amin, A. Riawan, Menata Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: UIN Press,

2009.

Ash Shawi, Shalah dan Al Mushlih, Abdullah, Fikih Ekonomi Keuangan Islam.

Jakarta: Darul Haq, 2008.

Bagir Al-Habsyi, Muhammad, Fiqh Praktis. Bandung: Mizan, 1999.

al-Bukhari. Shahih al-Bukhari. Juz 3, Kairo: 1985

Daradjat, Zakiah, Ilmu Fiqh Jilid 1. Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995.

Fakhruddin, Fiqh Dan Manajemen Zakat Di Indonesia. Malang: UIN Malang

Press, 2008.

Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, jilid IV dan VII, Dar al-Khair, 1993.

Page 79: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

70

Hafidhuddin, Didin, Panduan Zakat Bersama Dr. KH. Didin Hafidhuddin.

Jakarta: Republika, 2002.

Hasan, Ahmad, Mata Uang Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.

Hasym, Ismail Muhammad, Mudzakarrat fi al-Nuqud wa al-Bunuk, Dar al-Nahdhah

al-Arabiyah, Beirut, TT.

http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_7._UANG_DAN_LEMBAGA_KEUANGAN

, diakses pada 1 Desember 2010.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis-jenis_uang, diakses pada 1 Desember 2010.

http://syadiashare.com/pengertian-uang-dan-jenis-jenis-uang.html, diakses pada 1

Desember 2010.

http://jurnalmuslim.com/dakwah/panduan-lengkap-zakat-fitrah.html/, diakses pada 21

Desember 2010.

http://blog.beswandjarum.com/muflichun/2009/09/14/zakat-fitrh-fithrah-kudus-stain-

beswan-opini/comment-page-1/, diakses pada 21 Desember 2010.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5214497, diakses pada 21 Desember 2010.

Huda, Nurul dkk. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Kencana, 2008.

Iqbal, M. Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham. Jakarta:

Dinar Club & Spritual Learning Centre, 2009.

Ishlahi, Abdul Adhim, Economic Concept of Ibn Taimiyah (Konsep Ekonomi Ibnu

Taymiyah), Anshari Thayyib (penerjemah), Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997.

Page 80: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

71

Ja’far, Muhammadiyah, Tuntutan Ibadat Zakat Puasa Dan Haji. tt: Kalam Mulia, tth.

al-Jaziry, Cara Mudah menunaikan Zakat. H. I. Press, 1996.

Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Kahf, Monzer Kahf. Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Khaldun, Ibnu, Muqaddimah, Jakarta: Pustaka Firdaus Ahmadie Thoha, 2000.

Karim, Adiwarman, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro, Jakarta:

International for Islamic Though, 2001.

Latief, Moh. Rawi dan Robith, A. Shomad, Tuntunan Zakat Praktis. Surabaya:

Indah, 1997.

Lathif, AH. Azharudin. Fiqh Muamalah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Mahmud Al-Ba’ly, Abdul Al-Hamid. Ekonomi Zakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006.

Mas’adi, Ghufron A. Fiqh Muamalah Kontekstual. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2002.

Mujahidin, Akhmad, Ekonomi Islam, Jakarta: PT: RajaGrafindo Persada, 2007.

Mydin Meera, Ahameed. Perampok Bangsa-bangsa. Jakarta: Mizan, 2010.

Nasution, Mustafa Edwin, Pengenalan Ekslusif: Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana,

2006.

Permono, Sjechul Hadi. Sumber-Sumber Penggalian Zakat. Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1992.

Purwadarminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2006.

Qardhawi, Yusuf, Risalah Zakat Fitrah. Surabaya: Pustaka Progresif, 1991.

Page 81: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

72

Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat. Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1987.

al-Qasim bin Salam, Abu Ubaid, Al-Amwal, Tahqiq Muhammad Khalil Harras, Dar

al-Fikr, Beirut, 1988.

Sabiq, Sayyid. Panduan Zakat. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005.

Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf, Ahmad. al-Qawaid al-Fiqhiyah. T.tp: Pustaka al-

Furqon, 2009.

Saidi, Zaim, Tidak Syar’inya Bank Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Dekolomotif,

2010.

Siddiqi, Muh. Nejatullah, Recent Works on History of Economics Thought in Islam.

Dalam Abul Hasan M. Sadeq dan Aidit Ghazali (terj) Reading in Islamic

economic Thought, Kuala Lumpur: Longmang Malaysia, 1992.

Sinungan, Muchdarsyah. Uang dan Bank. Jakarta: Bina Aksara, 1987.

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Moderinitas. Malang: UIN-Malang Press,

2007.

al-Suyuti, Jalaluddin. Jami al-Shagir. Jawa Tengah: Menara Kudus, 911H.

Rusyd, Ibnu, (Alih Bahasa M. A. Abdurrahman dan A. Haris Abdullah), Terjemah

Bidayatul Mujtahid. Semarang: CV. Asy Syifa’, 1990.

Taymiah, Ibnu, Majmu’ Fatawa, jilid 25, Saudiah: TT.

al-‘Utsaimin, Muhammad al-Shaleh (alih bahasa Prof DR. KH. Masdar Helmy) ,

257 Tanya Jawab Fatwa-Fatwa al-‘Utsaimin. Bandung: Gema Risalah Press,

1997.

Page 82: HUKUM ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG KERTASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4725/1/FADHRUL... · melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu: garam, senjata, dan

73

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990.

Zahrah, Muhammad. Zakat Dalam Perspektif Sosial. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995.

al-Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu. Juz II, Beirut: Dar al-Fikr, tt.

al-Zuhaily, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Madzhab, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2005.