13
Proflaksis INH pada HIV Pendahuluan Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan faktor terbesar timbulnya tuberculosis laten maupun infeksi baru Mycobacterium. Resiko timbulnya TB !"#$ kali lipat lebih den%an oran% yan% men%idap HIV daripada oran% yan% tidak men%idap infeksi HIV. TB m penyebab lebih dari ' kematian pada oran% yan% men%idap HIV. ecara relatif anita men%idap TB pada ne%ara den%an pre*alensi infeksi HIV lebih dari +, dibandin%kan de laki"laki. eba%ai dampak dari dual epidemic dari HIV dan TB- maka H/ merekomendas + kolaborasi aktif TB0HIV seba%ai ba%ian utama dari pence%ahan dan pelay Termasuk inter*ensi dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas TB pada oran% HIV- s pro*isi dari terapi 1ntiretro*iral (1TR) dan # I pada HIV0TB 2 intensified cas (I34)- isonia5id pre*enti*e therapy (IPT)- and infection control for TB. + .! Intensified case"findin% for and pre*ention of tuberculosis in adults and adolescents li*in% ith HIV .+ creenin% for TB emua oran% pen%idap HIV dimanapun mereka dira at harus melakukan screenin% TB secara teratur den%an al%oritma %e&ala klinis setiap kali men%un&un%i fasilitas kesehatan layanan kesehatan. creenin% TB pentin%- baik pada oran% yan% menerima IPT maupun terap 1ntiretro*irus (1RV). eba%ai ba%ian dari proses perkemban%an pedoman - sebuah meta data primer pasien yan% komprehensif dan sistematis termasuk + studi obeser*asional yan% melibatkan lebih dari 6!!! oran% den%an HIV di%unakan untuk menciptakan peraturan s terbaik untuk men%identifikasikan oran% de asa dan anak"anak den%an HIV yan% tidak memiliki TB aktif. 7ari hasil analisis didapatkan absennya %e&ala dari batuk yan% b kerin%at malam- demam- berat badan turun dapat men%identifikasi subset dari oran% H rendah kemun%kinan terinfeksi TB. creenin% ini memiliki sensiti*itas sebesar $8,- dan spesifisitas sebesar 9!,. Therefore- pedoman men%an&urkan de asa dan anak"anak den% harus discreenin% penyakit TB setiap men%un&un%i fasilitas kesehatan. Pada oran% ya memiliki batuk berulan%- demam- berat badan menurun- dan kerin%at malam kemun%kinan men%idap TB aktif sehin%%a perlu dita arkan IPT. Rekomendasi ini dapat diaplikasika oran% HIV yan% dera&at imunosupresinya irespektif- dan pada oran% den%an 1RT yan% sebelumnya telah diobati TB dan anita hamil. :epaniteraan Ilmu Penyakit 7alam Rumah akit Penyakit Infeksi ulianty aroso Periode +# 1pril "! ;uni 4akultas :edokteran <ni*ersitas Tarumana%ara 1

Human Immunodeficiency Virus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hiv

Citation preview

Profilaksis INH pada HIV

Profilaksis INH pada HIV

PendahuluanHuman Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan faktor terbesar timbulnya tuberculosis (TB) laten maupun infeksi baru Mycobacterium. Resiko timbulnya TB 20-37 kali lipat lebih besar dengan orang yang mengidap HIV daripada orang yang tidak mengidap infeksi HIV. TB menjadi penyebab lebih dari kematian pada orang yang mengidap HIV. Secara relatif wanita terdeteksi mengidap TB pada negara dengan prevalensi infeksi HIV lebih dari 1% dibandingkan dengan laki-laki. Sebagai dampak dari dual epidemic dari HIV dan TB, maka WHO merekomendasikan 12 kolaborasi aktif TB/HIV sebagai bagian utama dari pencegahan dan pelayan TB/HIV. Termasuk intervensi dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas TB pada orang HIV, seperti provisi dari terapi Antiretroviral (ATR) dan 3 I pada HIV/TB : intensified case-finding of TB (ICF), isoniazid preventive therapy (IPT), and infection control for TB.1

2.0 Intensified case-finding for and prevention of tuberculosis in adults and adolescents living with HIV2.1 Screening for TBSemua orang pengidap HIV dimanapun mereka dirawat harus melakukan screening TB secara teratur dengan algoritma gejala klinis setiap kali mengunjungi fasilitas kesehatan atau pekerja layanan kesehatan. Screening TB penting, baik pada orang yang menerima IPT maupun terapi Antiretrovirus (ARV). Sebagai bagian dari proses perkembangan pedoman , sebuah meta-analisis data primer pasien yang komprehensif dan sistematis termasuk 12 studi obeservasional yang melibatkan lebih dari 8000 orang dengan HIV digunakan untuk menciptakan peraturan screening terbaik untuk mengidentifikasikan orang dewasa dan anak-anak dengan HIV yang tidak tampak memiliki TB aktif. Dari hasil analisis didapatkan absennya gejala dari batuk yang berulang, keringat malam, demam, berat badan turun dapat mengidentifikasi subset dari orang HIV yang rendah kemungkinan terinfeksi TB. Screening ini memiliki sensitivitas sebesar 79%, dan spesifisitas sebesar 50%. Therefore, pedoman menganjurkan dewasa dan anak-anak dengan HIV harus discreening penyakit TB setiap mengunjungi fasilitas kesehatan. Pada orang yang tidak memiliki batuk berulang, demam, berat badan menurun, dan keringat malam kemungkinan tidak mengidap TB aktif sehingga perlu ditawarkan IPT. Rekomendasi ini dapat diaplikasikan pda orang HIV yang derajat imunosupresinya irespektif, dan pada orang dengan ART yang sebelumnya telah diobati TB dan wanita hamil.

2.2.1 Efficacy The Guidelines Group menyimpulkan bahwa terdapat keuntungan dalam terapi pencegahan TB pada orang dengan HIV berdasarkan status Tuberkulin Skin Test (TST) dengan keuntungan yang lebih besar pada orang dengan hasil TST yang positif.2.2.2 Regimen dan durasiKelompok studi melakukan peninjauan dari kombinasi obat yang digunakan untuk pencegahan termasuk INH, rifampisin, pirazinamid, dan rifapentin. Total dari 8 studi membandingkan INH dengan regimen lain dan menemukan bahwa regimen lain seperti rifampisin, pirazinamid, dan rifapentin memiliki efikasi yang sama dengan INH, tetapi dikaitkan dengan toksisitas yang lebih tinggi. ). The Guidelines Group menyimpulkan bahwa pemberian INH 300mg/hari pada tetap menjadi pilihan kemoterapi sebagai pencegahan TB pada orang dengan HIV.The Guidelines Group membandingkan durasi optimal IPT selama enam, sembilan, 12 dan 36 bulan. Menurut hasil perbandingan, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan efikasi obat yang signifikan. Walaupun pemeberian IPT selama 9 bulan didukung berdasarkan bukti pada beberapa guidelines, tidak terdapat studi yang langsung membandingan pemeberian IPT selama 6 dan 9 bulan. Inilah yang menuntun The Guidelines Group unutuk merekomendasikan pemberian selama 6 bulan. Efek proteksi IPT menurun seiring dengan waktu dan durasi yang berkisar sampai 5 tahun. The Guidelines Group menyatakan bahwa pemeberian IPT selama 36 bulan bergantung pada panduan nasional masing-masing diberikan pada orang dengan HIV yang memiliki transmisi Tb yang tinggi2.2.3 Immune status and concomitant use of IPT with ART The guidelines grup mereview data yang mengacu pada inisiasi IPT dan status imunitas termasuk concomitant use dengan ART. Enam buah studi diuji dimana menunjukkan hasil yang kontras yang mengacu pada penurunan resiko TB dengan status imun yang dimiliki. Keuntungan proteksi yang didapatkan dari concomitant use of IPT dengan ART ditunjukkan pada 2 studi obeservasional dari Brazil dan Afrika Selatan dan sub-analisis data klinis acak yang tidak dipublikasikan dari Bostwana. Beranjak dari bukti dan potensi keuntungan pada concomitan use of IPT dengan ARV The guidelines group memberikan rekomendasi kuat bahwa IPT diberikan tanpa mengindahkan status imunitas dan dengan atau tanpa pengobatan ARV pada seseorang. Inisiasi pemberian IPT ataupun completion bukan menjadi penunda pada awal mulai pemberian ARV pada orang HIV. 2.2.4 Wanita HamilWanita hamil dengan HIV beresiko terinfeksi TB dapat berdampak pada maternal dan neonatal. Termasuk kematian ibu dan bayi yang dilahirkan, dari prematuritas dan berat badan lahir rendah. The guidelines group menekankan pentingnya screening TB pada wanita hamil dengan menggunakan algoritma yang telah disebutkan tadi. Hal ini berdampak pada pengenalan algoritma klinis pada ibu dengan HIV dimana untuk mencegah dan mendiagnosis TB. The Group menyimpulkan bahwa IPT aman bagi ibu hamil. Therefore, the guidelines group memberi anjuran kuat bahwa kehamilan tidak menjadi pengecualian pada wanita HIV dengan gejala TB dan menerima IPT. Penilaian klinis juga diiperlukan unruk memutuskan waktu yg tepat pemberian IPT pada wanita hamil. 2.2.5 Patients previously treated for TB (secondary prophylaxis)The Guidelines Group membahas evidence dan IPT sebagai profilaksis kedua untuk orang yang telah dinyatakan selesai berobat TB. GRADE menilai evidence melalui 4 buah studi termasuk 3 percobaan acak dan 1 studi obeservasional menunjukkan pemberian IPT segera setelah pengobatan TB memiliki makna. The Guidelines Group menganjurkan bahwa orang dewasa dengan HIV yang tuntas pengobatan TB harus melanjutkan pemberian INH selama 6 bulan lagi dan secara terkondisi menerima pengobatan selama 36 bulan berdasarkan situasi lokal (misalnya: prevalensi dan transmisi TB yang tinggi) dan peraturan nasional yang ada. Tidak ada bukti yang menunjukkan peran potensial IPT pada orang yang telah menyelesaikan terapi Multi Resistant Drug (MDR) atau extensively drug-resistant (XDR) TB. Therefore, Guidelines Group tidak memberikan rekonmendasi mengenai penggunaan IPT setelah pengobatan MDR dan XDR TB yang berhasil.2.2.6 Populasi khususOrang dengan HIV congregate settings, seperti tahanan dan centres for refugees or internally displaced persons, mempunyai resiko yang lebih tinggi terjangkit TB, infeksi HIV dan pengguna obat terlarang. Perhatian lebih diberikan untuk memastikan screening TB dan provisi IPT untuk kelompok ini. Pengguna obat suntik mempunyai resiko lebih tinggi mengalami koinfeksi dengan HIV, TB dan Hepatitis virus. Screening TB dan penyediaan IPT pada pengguna obat suntik harus dikolaborasikan untuk mengurangi kerugian yang dialami, termasuk provisi untuk pengujian infeksi Hepatitis B dan C, dan kasus-kasus lainnya. Penilaian klinis diperlukan untuk menimbang keuntungan pemberian IPT pada pengguna obat suntik dan koinfeksi hepatitis. IPT tidak boleh diberikan pada aktif hepatitis.

2.2.7 Figure 1. Algorithm for TB screening in adults and adolescents living with HIV in HIV-prevalent and resource-constrained settings

.

2.3 Detecting latent TB infection in resource-constrained settings2.3.1 Tuberculin skin test (TST) and IPTTST bergantung pada respon imun yang kompeten untuk mengidentifikasi orang dengan infeksi Mycobacterium yang laten. Banyak studi pda orang dengan HIV membuktikan bahwa IPT lebih efektif pada orang dengan TST yang positif dibandingkan dengan orang dengan hasil test yang negative. Sebagai tambahan, manfaat TST dapat menurunkan jjumlah orang yang diberi IPT dan jumlah orang yang harus diobati untuk mencegah TB aktif. Bagaimanapun, pada resources constraint settings, tatangan operasional pada implementasi TST merupakan impediment yang signifikan pada akses IPT. Tantangan ini meliputi harga dan pemberian test tuberculin., memperthanankan rantai supply, pelatihan orang dalam memberikan test dan pembacaan hasil yang akurat serta kunjungan kembali pasien minimal 2 kali setelah 48-72 jam yang dikaitkan dengan harga dan ketidaknyamanan yang dialami. Sebgai tambahan, status imun seseorang dan hasil yang negarif pda psien dengan long lapse antara Infeksi dan TST dapat mempengaruhi interprestasi. Walaupun pada beberapa studi menganjurkan bahwa TST lebih efektif, terdapat keterbatasan pada penyediaan tuberculin secara global. The huidelines ggroup menganjurkan agar pada resource-constrained settings, TST bukanlah syarat yang diperlukan untuk memulai IPT pada orang dengan HIV. Orang HIV dengan TST yang tidak diketahui statuss nya harus memulai terapi setelah screening TB berdasarkan gejala yang ada. Bagaimanapun, pemberian IPT pada orang dengan TST yang positif lebih memberikan keuntngan daripada pemberian IPT pada orang dengan TST negatif. Orang dengan HIV dengan hasil TST negatif wajib dinilai dasar dari resiko pajanan TB secara individual dan manfaat provisi dari IPT (misalnya pada pekerja kesehatan, narapidana, pekerja tambang dan orang-orang dengan lingkungan transmisi TB yan tinggi).

2.3.2 Interferon-gamma release assays (IGRA)The guidelines group sebagai alat screening dibagi menjadi 2 yaitu Quantiferon Gold in tube assaydan T-spot assay. IGRA tidak dapat membedakan antra TB aktif dan laten infeksi secara umum, dan kemampuan trsebut menurun pada orang dengan infeksi HIV dibandingkan dengan orang tanpa infeksi HIV. Sensitivitas pemeriksaan ini menurun pada orang dengan jumlah CD4 yang menurun. The Guidelines Group menyatakan bahwa data yang didapatkan pada penggunaan IGRA untuk mengidentifikasi TB laten pada orrang HIV terbatas hanya pada tempat dengan prevalensi TB yang rendah.

2.4 Issues to consider for implementation of IPTPengobatan HIV dan pelayanan kesehatan harus memiliki sasaran yang komprehensif untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati TB dengan berlandaskan 3 I pada HIV/TB. The guidelines group menyimpulkan bahwa menyedikan IPT sebgai kompnen utama pencegahn HIV menjadi tanggungjawab nasional. Dan sebagai tambahan, IPT tidak dilihat sebagai intervensi yang terisolasi tetapi sebgai bagian dari encegahan dan pengontrolan ineksi TB, Intensive care F (ICF) dan provisi ART awal pada orang dengan jumlah CD4 5%) sejak kunjungan terakhir, atau kurva pertumbuhan rata.Upaya mendorong telah dilakukan untuk memperluas akses ke diagnosis dini HIV pada anak-anak sebagai bagian pencegahan HIV, perawatan dan pengobatan. Skrining TB, pencegahan dan pengobatan harus menjadi bagian integral layanan ini. Bagian ini pedoman secara khusus ditujukan pada anak-anak yang hidup dengan penderita HIV. Namun, dalam keadaan di mana bayi dan anak anak yang terpajan HIV, menerima HIV care pending hasil tes virologi atau serologi, mereka harus dianggap sebagai anak-anak yang hidup dengan penderita HIV dan mendapatkan layanan yang sesuai sampai hasil tes mereka diketahui. Untuk bayi usia kurang dari 6 minggu dan tidak diketahui Paparan HIV, dan dalam pengaturan di mana epidemi HIV adalah umum (yaitu prevalensi >1% dalam populasi menghadiri antenatal care), program yang sangat dianjurkan untuk memberikan uji serologis HIV untuk ibu atau bayi mereka dalam rangka mengetahui status paparan. Tes virologis harus dilakukan dalam jangka waktu 4-6 minggu bayi diketahui terkena HIV, atau sedini mungkin setelah 4-6 minggu kelahiran. Untuk anak-anak 12-18 bulan, diagnosis menggunakan tes virologis dianjurkan. Namun, dalam sumber daya terbatas pengaturan di mana akses ke tes virologis terbatas, direkomendasikan bahwa, untuk kelompok usia ini, virologi tes dilakukan hanya setelah uji serologi positif. Diagnosis definitif HIV pada anak-anak usia 18 bulan atau lebih (dengan paparan HIV yang diketahui atau tidak diketahui) dapat dibuat dengan tes serologis HIV termasuk tes serologis cepat mengikuti standar algoritma pengujian digunakan untuk orang dewasa.Grup Panduan menekankan bahwa bayi dan anak yang hidup dengan penderita HIV harus secara rutin diskrining TB sebagai bagian dari perawatan klinis standar, apakah mereka menerima profilaksis TB atau ART. Namun, diagnosis TB pada anak, dengan atau tanpa HIV, adalah sulit dan dokter memerlukan indeks kecurigaan yang tinggi setiap saat dan harus mengikuti pedoman nasional. Sebuah riwayat kontak dari bayi atau anak dengan seseorang dengan TB (terlepas dari jenis penyakit TB) dalam rumah sangat penting dan harus memotivasi pekerja kesehatan untuk menyaring TB pada anak dan di antara anggota keluarga lainnya.Berdasarkan analisis ini dan kurangnya data penelitian, Grup Panduan menyimpulkan bahwa kualitas bukti data rendah dan terbatas mengenai pendekatan terbaik untuk skrining bayi dan anak-anak untuk TB. Kisaran bukti dinilai menggunakan GRADE termasuk sejumlah skor sistem untuk anak-anak yang tidak terinfeksi HIV. Namun, sistem penilaian seperti itu tidak ditemukan efektif pada anak yang hidup dengan HIV. Bukti juga mencantumkan salah satu studi yang tidak dipublikasikan yang menyelidiki kombinasi tanda-tanda dan gejala untuk menyingkirkan TB aktif pada anak dengan HIV. Studi ini menunjukkan bahwa tidak adanya batuk lebih dari dua minggu, demam dan gagal tumbuh bisa mengidentifikasi anak-anak mungkin memiliki TB aktif dengan nilai 99% prediktif negatif. Demikian pula, adanya batuk lebih dari dua minggu, atau gagal tumbuh atau demam memiliki sensitivitas 90% dan spesifisitas 65%, dan karena itu berguna untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan skrining untuk TB atau diagnosis alternatif. Studi lain di antara 1.024 anak disarankan bahwa penurunan berat badan dan batuk selama lebih dari dua minggu dan kelelahan memiliki sensitivitas hanya 56% dan spesifisitas dari 62%. Dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan program dan meningkatkan kemungkinan identifikasi anak-anak tanpa TB aktif untuk IPT, Grup Panduan merekomendasikan bahwa durasi batuk sebagai aturan skrining harus dikurangi, sejalan dengan rekomendasi bagi remaja dan orang dewasa. Berbeda dengan aturan skrining untuk orang dewasa dan remaja, rekomendasi ini didasarkan pada pendapat ahli dan dokter perlu memperluas diferensial diagnosis untuk memasukkan penyakit lain yang dapat memperburuk kondisi anak-anak HIV dengan batuk, demam dan berat badan yang buruk. Demikian pula, riwayat kontak dengan kasus TB yang dikenal harus meningkatkan kecurigaan klinis TB pada anak yang hidup dengan HIV.

Grup Panduan merekomendasikan anak-anak hidup dengan penderita HIV dengan berat badan yang buruk, demam dan batuk dan tidak memiliki TB aktif dan harus ditawarkan IPT. Demikian pula, anak-anak yang hidup dengan penderita HIV dengan salah satu dari gejala berat badan yang buruk, demam, batuk saat ini dan kontak dengan kasus TB atau mungkin mengidap TB dan harus dievaluasi untuk TB dan penyakit lainnya. Jika evaluasi tidak menunjukkan TB, seperti anak harus ditawarkan IPT tanpa memandang usia mereka.

3.2 REGIMEN DAN DURASI Anak-anak yang hidup dengan penderita HIV dengan usia lebih dari 12 bulan dan yang tidak mungkin memiliki TB aktif pada screening berdasarkan gejala, dan tidak memiliki riwayat kontak dengan kasus TB harus menerima enam bulan IPT (10 mg / kg / hari) sebagai bagian dari paket komprehensif pencegahan dan perawatan HIV jasa. Pada anak-anak yang hidup dengan penderita HIV dengan usia kurang dari 12 bulan, hanya mereka yang memiliki riwayat kontak dengan kasus TB yang dievaluasi untuk TB (menggunakan penyelidikan) harus menerima enam bulan IPT jika evaluasi tidak menunjukkan penyakit TB. Semua anak yang hidup dengan penderita HIV yang telah berhasil menyelesaikan pengobatan untuk TB penyakit harus menerima INH untuk tambahan selama enam bulan.

Dua penelitian yang dipertimbangkan untuk menggunakan GRADE penilaian bukti. Satu Penelitian menunjukkan manfaat yang cukup untuk anak-anak yang menerima INH selama enam bulan, khususnya, dengan sehubungan dengan penurunan yang signifikan pada kematian. Namun, temuan dari kontrol acak percobaan yang dilakukan di Afrika Selatan menunjukkan bahwa ketika bayi yang terinfeksi HIV tanpa diketahui paparan kasus sumber TB diidentifikasi di bulan ketiga hingga keempat bulan pertama kehidupan, diberikan akses cepat ke ART dan dimonitor untuk eksposur TB baru atau penyakit secara bulanan, tidak ada manfaat dari IPT (Madhi 2008, tidak dipublikasikan). Oleh karena itu, berdasarkan ini, Grup Panduan merekomendasikan bahwa semua anak yang hidup dengan penderita HIV yang usianya lebih dari 12 bulan dan yang tidak mungkin memiliki TB aktif harus menerima enam bulan IPT sebagai bagian dari paket komprehensif perawatan HIV. Bagi anak-anak kurang dari 12 bulan, hanya mereka yang telah dievaluasi untuk TB (menggunakan investigasi) harus menerima enam bulan IPT jika evaluasi tidak menunjukkan penyakit TB. Berbeda dengan orang dewasa dan remaja, tidak ada bukti untuk mendukung penggunaan INH selama lebih dari enam bulan pada anak-anak. Oleh karena itu, Grup Panduan menyimpulkan bahwa sampai lebih banyak data yang tersedia, INH untuk anak-anak tidak bisa direkomendasikan untuk lebih dari enam bulan. Demikian pula, tidak ada bukti apakah IPT bermanfaat bagi anak-anak. INH harus diberikan dengan dosis 10 mg / kg berat badan atau pemberian vitamin B6 dengan INH dengan dosis 25 mg sehari. Semua data yang tersedia sampai saat ini menunjukkan bahwa INH tidak berbahaya untuk anak-anak, bahkan pada mereka yang menerima ART. Tabel berikut menunjukkan jadwal pemberian dosis yang disederhanakan untuk anak-anak (dosis total 10 mg INH / kg / hari).

3.3 PROFILAKSIS KEDUA DAN IPT DENGAN ART DI ANAK

3.3.1 PROFILAKSIS KEDUA

Grup Panduan mencatat bahwa tidak ada bukti tentang penggunaan IPT pada anak-anak yang tinggal penderita HIV setelah berhasil menyelesaikan pengobatan TB. Namun, seperti orang dewasa, anak-anak yang tinggal dengan penderita HIV dapat terkena infeksi ulang dan TB relaps. Oleh karena itu, Grup kondisional merekomendasikan bahwa semua anak yang hidup dengan penderita HIV yang telah berhasil diobati TB-nya dan tinggal di daerah prevalensi dan transmisi TB yang tinggi harus menerima IPT untuk tambahan enam bulan. IPT dapat dimulai segera setelah dosis terakhir terapi anti-TB atau kemudian. Skrining TB harus dilakukan untuk semua anak yang hidup dengan penderita HIV, tanpa memandang sejarah pengobatan TB, selama setiap ada kontak anak dengan pekerja kesehatan.

3.3.2 IPT DENGAN ART DI ANAKGrup Panduan menyimpulkan bahwa ada tidak ada data tentang kemanjuran IPT untuk anak-anak dikelompokkan berdasarkan tingkat imunosupresi. Namun, tercatat bahwa ada biologi masuk akal di ekstrapolasi apa yang dikenal untuk orang dewasa dan remaja untuk anak-anak. Oleh karena itu, Pedoman Kelompok kondisional merekomendasikan penggunaan gabungan IPT dengan ART untuk semua anak. Grup Panduan juga menekankan bahwa ART tidak boleh ditunda saat mulai atau menyelesaikan suatu program IPT.

3.4 PERAN TST DAN IGRA DALAM EVALUASI IPT PADA ANAK

Pedoman Group, seperti dalam rekomendasi untuk orang dewasa, menyimpulkan bahwa TST tidak diperlukan untuk memulai IPT pada anak-anak dan tidak boleh secara rutin digunakan sebagai bagian dari proses untuk menentukan kelayakan untuk IPT. Namun, Grup mencatat bahwa TST dapat memberikan informasi tambahan yang dalam menilai anak yang diduga TB, terutama jika tidak ada riwayat kontak. Meskipun TST positif dapat mengindikasikan infeksi mycobacteria, TBC biasanya Mycobacterium, itu bukan penanda aktivitas penyakit TB. Keterbatasan utama dari TST dalam diagnosis TB di HIV infected anak adalah sensitivitas variabel nya. Penyebab klinis hasil negatif palsu meliputi gizi buruk, penyakit TBC parah dan infeksi HIV. Oleh karena itu, di daerah di mana tersedia TST, TST dapat digunakan untuk diagnosis TB aktif di anak-anak dan juga mungkin memiliki peran dalam screening untuk LTBI.

Seperti TST, IGRA tidak bisa membedakan antara infeksi Mycobacterium Tuberculosis dan penyakit TB aktif. Data menunjukkan bahwa IGRA lebih sensitif dari TST pada anak terinfeksi HIV, termasuk orang-orang dengan jumlah CD4 rendah dan atau kekurangan gizi. Selain itu, spesifisitas yang sangat baik untuk infeksi M. tuberculosis telah dilaporkan, dan tidak seperti TST, IGRA tidak terpengaruh oleh vaksinasi BCG sebelumnya atau paparan mikobakteri lingkungan. Namun, lebih bukti yang dibutuhkan dan isu-isu implementasi mempengaruhi sebagian besar pengaturan prevalensi HIV (biaya, peralatan laboratorium khusus dan kebutuhan untuk sampel darah vena) harus ditangani. Oleh karena itu, Grup Panduan sangat menganjurkan bahwa ada bukti saat ini tidak cukup untuk mendukung penggunaan IGRA untuk mengidentifikasi anak-anak yang memenuhi syarat untuk IPT pengaturan penelitian di luar dengan prosedur laboratorium yang divalidasi.

3.5 ALGORITMA SCREENING TB PADA ANAK YANG TINGGAL LEBIH DARI SETAHUN DENGAN PENDERITA HIV

* Semua anak-anak dan bayi kurang dari satu tahun harus disediakan IPT jika mereka memiliki riwayat kontak dengan kasus TB.** Berat badan yang buruk didefinisikan sebagai penurunan berat badan yang dilaporkan, atau berat yang sangat rendah (berat-untuk-usia kurang dari -3 z-score), atau underweight (berat-untuk-usia kurang dari -2 z-score), atau penurunan berat badan dikonfirmasi > 5% sejak kunjungan terakhir, atau kurva pertumbuhan rata.*** Kontraindikasi meliputi: hepatitis aktif (akut atau kronis) dan gejala neuropati perifer. Riwayat TB tidak boleh menjadi kontraindikasi untuk memulai IPT. Meskipun bukan persyaratan untuk memulai IPT, TST dapat dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kelayakan.**** Investigasi untuk TB harus dilakukan sesuai dengan pedoman nasional yang ada.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit DalamRumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara13