Hutang Jangka Panjang 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hutang jangka panjang

Citation preview

JAN12

Pemeriksaan Terhadap Liabilities Jangka Panjang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISI1.Liabilitas Jangka PanjangPengertian LiabilitasPengertian Hutang Jangka PanjangJenis-jenis Hutang Jangka Panjang2.Perlakuan Akuntansi3.SPI ............................4.Prosedur Audit

PEMBAHASAN

1.Pengertian LiabilitasLiabilitas atau utang adalah kewajiban membayar kepada pihak lain yang disebabkan oleh tindakan/transaksi sebelumnya. Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, kewajiban diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang dan kewajiban lain-lain. Liabilitas LancarLiabilitas lancar atau utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu tidak lebih dari satu tahun atau satu siklus normal operasi perusahaan, antara lain sebagai berikut :1. Utang UsahaUtang usaha (account payable) yaitu kewajiban yang harus dilunasi karena pembelian barang/jasa secara kredit.2. Utang WeselUtang wesel/wesel bayar (notes payable) adalah janji tertulis untuk membayar kepada pihak lain dalam jumlah tertentu dan pada tanggal yang telah ditetapkan.3. Utang BebanUtang beban adalah kewajiban membayar karena perusahaan sudah menerima manfaatnya, seperti utang bunga (interest payable), utang gaji (salaries payable), utang sewa (rent payable).4. Pendapatan Diterima di MukaPendapatan diterima di muka adalah pendapatan yang belum merupakan hak, tetapi sudah diterima pembayarannya. Contoh: sewa diterima di muka, bunga diterima di muka.2.Definisi Hutang Jangka PanjangHutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yangharus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Dengan memperhatikan Babsebelumnya, terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan hutang jangka pendekmengenai waktu pelunasan atau jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuhtemponya kurang dari satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponyalebih dari satu tahun.Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biayabiayayang masihharus dibayar atau hutang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalamhutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukansecara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen indukyang disebut perjanjian kredit. Perjanjian krdit ini berisikan jumlah hutang yangdiberikan, tingakt bunga, syaratsyaratpembayaran kembali pokok dan bunga,barangbarangyang dijadikan jaminan dan lainlain.Contoh hutang jangka panjang dan pengertiannya :1. Kredit Investasi (Long Term Loan)Yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank yang dapatdigunakan untuk pembelian aktiva tetap.2. Hutang Obligasi (Bond Payable)Yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu perusahaan dengan menjualobligasi yang dapat dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri.3.TUJUAN PEMERIKSAANTujuan pemeriksaan hutang jangka panjang sebenarnya sama denganpemeriksaan hutang jangka pendek. Akuntan juga harus memperhatikan bahwaketentuanketentuanyang dicantumkan didalam perjanjian kredit itu ditaati oleh klienserta bungajuga telah dihitung dengan benar dan dibukukan dengan tepat sebagaibiaya untuk tahun yang bersangkutan. Tujuan tersebut antara lain:1. Menentukan Internal Control atas hutang jangka panjang apakah sudah cukup baik.Ciri internal control yang baik antara lain :Perolehan hutang jangka panjang harus mendapat persetujuan dari pejabatperusahaan yang berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS), biasanyadalam bentuk notulen rapat.Hutangjangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asingdicover dengan SWAP untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadidevaluasi.Perusahaanyang menjual obligasi sebaiknya menggunakan IndependentTrustee (biro admenistrasi efek) agar dapat mengadministrasikan obligasiyang beredar, mengurus pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasanobligasi yang jatuh tempo2. Menentukan apakah hutang jangka panjang sudah dicatat seluruhnya per tanggalneraca dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.Aditor harus yakin bahwa seluruh kewajiban jangka panjang perusahaan sudahdicatat dan dilaporkan di neraca per tanggal neraca dan jangan sampai ada yangbelum tercatat (unrecorded). Misalnya, jika ada hutang leasing untuk pembeliankendaraan, maka harga perolehan kendaraan dan hutang leasing harus dicatatsebesar nilai tunainya.3. Menentukan hutang jangka panjang yang tercantum di neraca apakah merupakankewajiban perusahaan.Auditor harus yakin bahwa hutang jangka panjang yang diperoleh benarbenardigunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan, bukan digunakan olehpihak lain, misalnya anak perusahaan.Contoh: PT. Arif memperoleh kredit investasi dari Bank Setia sebesar Rp10.000.000.000. Dari jumlah tersebut, yang digunakan PT. Arif hanya Rp5.000.000.000 yang lainnya digunakan oleh anak perusahaan, yaitu PT. X (Rp1.000.000.000), PT. Y (Rp 2.000.000.000) dan PT. Z (Rp 2.000.000.000).4. Menentukan hutang jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yangdijaminkan apakah sudah diidentifikasi.Auditor harus yakin bahwa bila ada hutang yang berasal dari tuntutan hukum,hutang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca. Selain itu, jika ada aktivaperusahaan yang dijadikan jaminan atas hutang jangka panjang tersebut sudahdicatat dan dilaporkan di neraca oleh perusahaan.5. Menentukan hutang jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca apakahsudah dikonversikan kedalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pertanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan padarugi laba tahun berjalan.7. Menentukan apakah biaya bunga hutang jangka panjang yang tercatat padatanggal neraca betulbetultelah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakanbeban perusahaan.Auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan rugi labamerupakan beban perusahaan, bukan beban perusahaan lain yang dijadikan bebanperusahaan untuk tujuan tertentu.8. Menentukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti olehperusahaan sehingga tidak terjadi Bank Default.Bank default maksudnya adalah pelanggaran terhadap kriteriakriteriayangtercantum dalam perjanjian kredit. Jika terjadi bank default, maka hal tersebutharus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.9 Menentukan apakah bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalamsatu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai hutang lancar.Auditor harus yakin bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidakmengreklasifikasi, dengan tujuan agar current ratio perusahaan menjadi lebihbaik.10. Menentukan apakah hutang jangka panjang berikut discount, premium dan bungayang timbul sudah dicatat dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan sesuaidengan SAK.Auditor harus yakin bahwa halhalpenting mengenai hutang jangka panjangsudah dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

1.Prosedur Pemeriksaan1. Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka panjang.Dalam hal ini biasa digunakan internal control questionnaires ataupenjelasan narative, tidak perlu flow chart.2. Periksa ringkasan perubahan hutang jangka panjang berikut discount, premiumdan bunga selama periode yang diperiksa.Ringkasan tersebut harus menunjukkan perubahan selama setahun (periode yangdiperiksa), baik untuk hutang maupun bunganya. Perlu juga diminta perubahandiscount dan premium dari obligasi selama periode yang diperiksa.3. Kirimkan konfirmasi kepada bank untuk menanyakan saldo per tanggal neraca,tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.Surat konfirmasi bisa dibuat khusus untuk konfirmasi hutang jangka panjang atautergabung dalam konfirmasi bank yang standar.4. Mintalah copy perjanjian kredit untuk permanent file dan perhatikan apakah datayang tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaanhutang jangka panjang.Buat excerpt(ringkasan) dari perjanjian kredit untuk permanent file untuk lebihmemudahkan.5. Periksa apakah hutang jangka panjang yang diperoleh sudah disetujuidireksi/dewan komisaris/pemegang saham6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premiumdari obligasi. Tieupjumlah beban bunga dan amortisasi dicount/premiumobligasi dengan jumlah yang tercantum pada laporan rugi laba.7. Periksa apakah ada hutang jangka panjang atau wesel bayar yang direnewed(diperpanjang) setelah tanggal neraca, untuk mengetahui apakah hutang tersebutharus tetap disajikan sebagai hutang jangka panjang atau hutang lancar. Selain ituharus diperhatikan juga apakah ada hutang jangka panjang atau wesel bayar yang(benarbenartelah) dilunasi setelah tanggal neraca, walaupun belum jatuh tempo.Maksudnya untuk mengetahui apakah hutang jangka panjang tersebut harusdireklafikasi sebagai hutang jangka pendek atau tidak.8. Jika ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaanafiliasi, harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bungaatas pinjaman tersebut.9. Jika ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya di neracasudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK no 30).PSAK No 30 mengatur perlakuan akuntansi oleh penyewa guna usaha (lessee)11. Jika ada hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uangasing, periksa apakah per tanggal neraca sudah dikonversikan kedalam rupiahdengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca dan selisihkurs yang terjadi sudah dibebankan/ dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap hutangjangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinyakesalahan dalam pencatatan biaya bunga.

Contoh :2007 2006 Naik (Turun)Hutang Jangka Panjang Rp 1.500 juta Rp 500 juta Rp 1.000 juta200%Bunga Rp 150 juta Rp 75 juta Rp 75 juta 100%Kalau dilihat sekilas, bunga tahun 2007 terlalu kecil, kemungkinan ada kesalahan.Tetapi mungkin saja benar apabila :Pinjamantahun 2007 dilakukan tidak pada awal tahun.Tingkatbunga pinjaman tahun 2007 lebih kecil dari tahun 2006.13. Buatlah kesimpulan, apakah penyajian hutang jangka panjang di neraca dancatatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan SAK.2.Program Pemeriksaan1. Minta dari langganan daftar mengenai utangutangjangka panjang. Daftar iniharus mengandung informasiinformasidalam perjanjian yang telah disetujui.2. Pelajari perjanjian kredit dan cocokkan keteranganketeranganyang terdapatdalam perjanjian kredit. Lihat keungkinan terjadi default.3. Lakukan pengiriman konfirmasi bank.4. Lakukan perhitungan atas bunga dan lihat bahwa pembayaran bunga telahdibukukan secara tepat.5. Hubungkan pemeriksaan ini dengan pemeriksaan atas persediaan, piutang, aktivatetap, dan lainlainyang dijadikan jaminan. Didalam neraca aktivaaktivatersebutharus diungkapkan (discloser) agar pembaca mengetahui bahwa barangbarangitu dijadikan jaminan.LampiranlampiranContoh Perjanjian Kredit Investasi

1.Prosedur Pengendalian Dan Pengujian Transaksi Utang Jangka PanjangTerdapat beberapa pengendalian umum yang harus ada untuk kepentingan asersi atas utang jangka panjang, yaitu:1. Keterjadian Dan OtorisasiEntitas harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa adanya pinjaman jangka panjang secara layak dimulai oleh orang yang memiliki otorisasi. Kecukupan dokumentasi harus memverifikasikan bahwa wesel atau obligasi diotorisasi dengan layak. Adanya kecukupan dokumentasi, memungkinkan auditor untuk menilai bahwa transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan tepat atau tidak. Adanya perjanjian utang yang dignifikan harus disetujui oleh dewan komisaris atau oleh eksekutif yang telah didelegasikan wewenang ini. Entitas yang sering melakukan aktivitas peminjaman harus memiliki pengendalain umum atau khusus. Jika direktur keuangan atau eksekutif yang sama bertanggung jawab terhadap pelaksanaan maupun akuntansi transaksi utang jangka panjang, badan eksekutif lainnya harus memberikan review dan persetujuan menyeluruh dalam risalah. Jka klien memiliki pengendalian yang layak atas penerbitan transaksi utang akan lebih mudah bagi auditor menguji transaksi tersebut untuk asersi kelengkapan dan otorisasi pada akhir periode.2. KelengkapanKlien harus memlihara catatan rinci ynag memadai atas transaksi utang jangka panjang untuk memastikan bahwa seluruh pinjaman dan pembayaran kembali pokok utang serta bunganya dicatat dengan memadai. Satu pendekatan untu menangani transaksi utang terinci adalahmemelihara buku besar pembantu yang berisi informasi mengenai seluruh utang jangka panjangyang dipinjam oleh klien. Jumlah utang yang dicatat dibuu besar pembantu harus direkonsiliasikan ke akun pengendali buku besar umum secara teratur.3. PenilaianTransaksi wesel dan obligasi dicatat dalam catatan akuntansi pada nilai nominalnya ditambah atu dikurangi adanya premi atau diskonto. Premi atau diskonto harus diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif untuk menghitung beban bunga. Kadang kala entitas menanggung biaya penerbitan seperti biaya penjamin emisi, biaya hukum dan biay akuntansi. Biaya seperti itu harus dicatat sebagai beban yang ditangguhan dan diamortisasi selama umur utang. Isu penilaian untuk investasi pendanaan yang rumit adalah jauh lebih kompleks. Meskipun klien memiliki prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa utang jangka panjangdinilai dengan tepat, klien bisa meminta auditor untuk membantu dalam pencatatan utang secara memadai.

4. Pengungkapan-KlasifikasiPengendalian harus memastikan bahwa wesel dan obligasi diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan. Isu utamanya adalah untuk mengklasifikasikan dengan tepat bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo tahun depan sebagai kewajiban jangka pendek.Klien harus memiliki prosedur pengamanan yang memadai jika ada wesel atau obligasi yang tidak diterbitkan untuk menghindari kehilangan karena pencurian. Prosedur harus tersedia untuk inspeksi periodik oleh orang yang independen baik mengenai tanggung jawab keamanan maupun akuntansi utang jangka panjang.

1.3.Prosedur Analisis Substantif Atas Utang Jangka PanjangStrategi substantif untuk mengaudit utang jangka panjang mencakup pemeriksaan adanya perjanjian utang yang baru, penentuan status perjanjian utang yang lama, dan pengonfirmasian saldo serta informasi relevan lainnya kepada pihak-pihak luar.Prosedur analitis substantif sangat bermanfaat dalam mengaudit beban bunga dikarenakan hubungan langsung antara tingkat bunga yang disajikan dengan jumlah utang jangka panjang. Auditor dapat mengestimasi beban bunga melalui perkalian saldo 12 bulanan utang jangka panajang dengan rata-rata tingkat bunga. Kewajaran beban bunga dapat ditentukan dengan membandingkan estimasi ini terhadap jumlah beban bunga yang tercatat dalam buku besar. Jika jumlah keduanya tidak berbeda secara material, auditor dapat menyimpulkan bahwa beban bunga disajikan secara wajar.Umumnya auditor memulai audit utang jangka panjang dengan memperoleh skedul analisis wesel bayar, utang obligasi, dan utang bunga. Skedul tersebut meliputi informasi pihak penerima pemabayaran, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, jumlah dasar, jaminan, dan beban bunga yang dibayar, dan yang masih terutang.Asersi yang paling penting diuji, yaitu setiap instrumen utang dikonfirmasikan ke kreditor dan mencakup permintaan untuk memverifikasi jumlah yang dipinjam dan tanggal terakhir bunga dibayarkan. Konfirmasi utang dan bunga yang masih harus dibayar memberikan bukti atas asersi keberadaan, kelengkapan, dan penilaian. Jika utang klien dijamin oleh pihak lain, konfirmasi harus dikirim ke penjamin untuk mengkonfirmasikan jaminan tersebut. Auditor juga memeriksa tanggal jatuh tempo utang untuk memastikan klasifikasi yang tepat antara kewajiban lancar dan jangka panjang. Auditor juga memeriksa perjanjian utang untuk adanya perjanjian yang bersifat membatasi yang memerlukan pengungkapan dalam catatan kaki.2.Audit Ekuitas Pemegang SahamEkuitas pemegang saham meliputi saham biasa, saham preferen, modal yang disetor, dan laba ditahan. Terdapat tiga jenis transaksi utama yang menimbulkan ekuitas pemegang saham:a. Penerbitan saham (penjualan saham untuk sejumlah kas; pertukaran saham dengan aktiva, atau utang yang dapat dikonversi; serta penerbitan saham untuk tuuan pemecahan saham).b. Pembelian kembali saham (perolehan kembali saham dan penarikan kembali saham).c. Pemabayaran dividen (pembayaran dividen kas atau penerbitan dividen saham).

2.1.Penentuan Risiko Pengendalian Ekuitas Pemegang SahamStrategi substantif sering digunakan untuk mengaudit ekuitas pemegang saham karena jumlah transaksi yang umumnya sedikit. Meskipun risiko pengendalian kemudian dapat ditentukan pada tingkat maksimum, auditor masih harus memahami jenis-jenis pengendalian yang ditempatkan untuk mencegah salah saji material dalam transaksi ekuitas. Banyak entitas-entitas besar menggunakan pendaftar, agen transfer, dan badan pembayar dividen independen untuk memperoses dan mencatat transaksi ekuitas. Hal tersebut memungkinkan auditor memperoleh bukti yang cukup dengan memberikan informasi yang relevan dengan pihak-pihak tersebut. Jika entitas menggunakan karyawannya sendiri untuk melakukan fungsi transfer saham dan pembayaran dividen, auditor perlu melakukan pengujian yang lebih rinci atas catatan dan transaksi yang terkait dengan saham yang terjadi selama periode audit.

2.2.Prosedur Pengendalian Dan Pengujian Transaksi Ekuitas Pemegang SahamAsersi utama untuk ekuitas pemegang saham:1. Verifikasikan bahwa transaksi saham dan dividen sesuai dengan anggaran perusahaan (keterjadian).2. Verifikasikan bahwa transaksi saham dan dividen telah dibukukan dan diikhtisarkan dengan tepat dalam catatan akuntansi (akurasi).3. Verifikasikan bahwa transaksi saham dan dividen telah disetujui dengan layak (otorisasi).4. Verifikasikan bahwa transaksi saham dan dividen telah dinili dengan tepat (valuasi/penilaian).

3.Audit Akun Modal SahamAkun modal saham meliputi saham biasa, saham preferen, dan modal disetor. Pada saat mengaudit akun modal saham auditor biasanya dipautkan dengan asersi keterjadian, kelengkapan, penilaian, dan kelengkapan pengungkapan. Auditor memulai audit modal saham dengan memperoleh skedu seluruh aktivitas akun tersebut untukperiode berjalan. Saldo awal dicocokkan dengan kertas kerja tahun lalu dan saldo akhir dicocokkan dengan buku besar umum. Mayoritas pekerjan audit kemudian difokuskan pada aktivitas periode berjalan dalam setiap akun.Asersi yang berkaitan dengan pengauditan akun modal saham adalah:1. Keterjadian dan kelengkapanAuditor dapat menguji keterjadian transaksi modal saham dengan menelusuri transaksi yang tercatat di tahun berjalan ke risalah dewan komisaris. Jika pendaftar dan agen transfer digunakan oleh entitas, auditor mengonfirmasikan jumlah total saham beredar pada akhir periode. Jika jumlah saham yang terdaftar sebagai saham beredar dalam konfirmasi trsebut sesuai dengan akun modal saham dalam buku besar umum, auditor memiliki bukti bahwa jumlah total saham yang beredar pada akhir periode adalah benar. Jika entitas tidak menggunakan agen luar, entitas akan memelihara catatan saham dan/atau buku sertifikat saham. Auditor dapat melakukan pengujian berikut ini:1) Telusuri transfer saham antarpemegang saham dengan catatan saham dan/atau buku sertifikat saham (akurasi dan kelengkapan).2) Jumlah kan ke bawah saham yang beredar dalam catatan saham dan/atau buku sertifikat saham dan cocokkan jumlahnya dengan total saham yang beredar di akun modal saham dalam buku besar umum (kelengkapan).3) Periksa adanya sertifikat saham yang dibatalkan (keterjadian).4) Pertanggungjawaban dan periksa adanya sertifikat saham yang tidak diterbitkan dalam buku sertifikat saham (kelengkapan).2. PenilaianJika modal saham diterbitkan utuk memperoleh kas, penentuan penilaian yang tepat adalah hal yang mudah. Nilai pari atau nilai nnominal untuk saham yang diterbitkan dialokasikan ke akun modal saham masing-masing, sedangkan selisih antara harga dan nilai pari atau nilai nominal dialokasikan ke modal disetor. Auditor dapat menghitung kembali nilai yang dialokasikan ke setiap transaksi, dan hasil penjualan saham bisanya dapat ditelusuri ke catatan penerimaan kas. Isu penilaian menjadi lebih kompleks ketika modal saham diterbitkan untuk ditukar dengan aktiva atau jasa, untuk merger atau akuisisi, untuk sekuritas yang dapat dikonversi, atau untuk dividen saham. Nilai pasar yang wajar dari dividen saham dibebankan ke laba ditahan dan dikreditkan ke saha biasa dan modal disetor. Untuk menguji penilain, auditor dapat menghitung kembali dividen saham dan menelusuri jurnalnya ke buku besar umum.3. Kelengkapan PengungkapanJumlah pengungkapan penting sering kali diperlukan untuk ekuitas pemegang saham. Biasanya informasi ini bersumber dari anggaran dasar perusahaan, risalah rapat dewan komisaris, dan perjanjian kontrak.

4.Audit DividenAudit dividen berhubungan dengan pelanggaran anggran rumah tangga perusahaan atau perjanjian utang. Jika entitas menggunakan badan pembayar dividen, auditor dapat mengonfirmasikan jumlah yang dibayar ke badan tersebut oleh entitas. Jumlah tersebut dicocokkan dengan jumlah yang diotorisasi oleh dewan komisaris. Auditor dapat menghitung kembali jumlah dividen melalui perkalian jumlah saham yang beredar pada tanggal pencatatan dengan jumlah dividen per lembar sahamyang disetujui oleh dewan komisaris. Jumlah tersebut harus cocok dengan jumlah yang dibayarkan dan yang masih harus terutang ke pemegang saham pada akhir periode. Jika auditor disangkutkan mengenai pengendalian klien atas pembayaran dividen, auditor dapat menguji nama-nama pihak penerima pembayaran serta jumlah pada cek yang dibatalkan dengan catatan saham atau buku sertifikat saham.

5.Audit Laba DitahanAuditor memulai audit laba ditahan dengan memperoleh skedul aktivitas akun tersebut untuk periode berjalan. Saldo awal dicocokkan dengan kertas kerja dan laporan keuangan tahun lalu. Laba atau rugi bersih dapat ditelususri ke laporan laba rugi. Jumlah dividen kas atau dividen saham dapat diverifikasikan dengan cara seperti pada audit dividen. Jika terdapat penyesuaian-penyesuaian periode lalu, auditro harus memastikan bahwa transaksi tersebut memenuhi persyaratan standar akuntansi yang relevan. Adanya pencadangan baru atau perubahan dalam pencadangan yang sudah ada harus ditelusuri ke perjanjian kontrak yang mensyaratkan pencadangan tersebut. Terakhir, auditor harus memastikan bahwa seluruh pengungkapan yang diperlukan terkait dengan laba ditahan telah dilakukan dalam catatan kaki.6.Audit Akun-Akun Laporan Laba RugiDalam audit akun laporan laba rugi, auditor harus diyakinkan bahwa akun-akun pendapatan dan beban tidak disalah sajikan secara material dan bahwa akun tersebut dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP. Laporan laba rugi merupakan sumber informasi penting oleh berbagai pengguna laporan keuangan. Audit akun pendapatan dan beban tergantung pada luasnya pekerjaan yang dilakukan oleh auditor atas sistem pengendalian entitas dan akun-akun neraca. Audit laporan laba rugi mencakup pertimbangan hasil pekerjaan audit yang dilakukan di bagian audit lainnya dan penyelesaian prosedur substantif tambahan pada akun-akun laporan laba rugi terpilih, meliputi hal-hal berikut:a. Hasil pengujian pengendalian untuk berbagai proses bisnis.b. Hasil pengujian rinci atas akun-akun neraca dan akun-akun laporan laba rugi terkait.c. Kinerja prosedur analitis substantif pada akun-akun laporan laba rugi.d. Pengujian rinci atas akun-akun laporan laba rugi terpilih.

6.1.Penentuan Risiko Pengendalian Untuk Proses BisnisPemahaman yang lebih baik mengenai pengaruh pengurangan penentuan risiko pengendalian pada audit akun pendapatan dan beban, pertimbangan akun-akun laporan laba rugi yang dipengaruhi oleh proses bisnis pendapatan dan pembelian. Misalnya, pengurangan penentuan risiko pengendalian untuk proses pendapatan memberikan bukti bahwa penjualan, piutang usaha, akun cadangan piutang tak tertagih, serta akun retur penjualan cadangan tidak disalahsajikan secara material. Pengurangan penentuan risiko pengendalian untuk persediaan, aktiva tetap, utang usaha, dan sebagian besar akun beban tidak disalahsajikan secara material. Hal penting dalam hal ini adalah bahwa auditor telah memiliki bukti yang dapat diandalkan atas akun yang tercakup dalam laporan laba rugi.

6.2.Pengujian Langsung Atas Akun-akun NeracaAkun-akun neraca laba rugi bisanya diaudir selam mengaudit akun-akun neraca terkait. Misalnya pada saat akun cadangan piutang tak tertagih diaudit, beban piutang tak tertagih juga diaudit.

6.3.Prosedur Analitis SubstantifProsedur analitis substantif dapat digunakan secara luas utuk menguji akun pendapatan dan beban. Salah satu jenis prosedur analitis substantif mencakup membandingkan jumlah dolar tahun berjalan untuk setiap akun pendapatan dan beban dengan saldo tahun lalu. Prosedur analitis substantif dirancang untuk memberikan bukti terkait dengan kewajaran akun pendapatan atau laba rugi lainnya yang dilakukan pada tingkat yang dipecah-pecah seperlunya untuk mendeteksi potensi salah saji. Meskipun secara relatif persentase salah saji adalah kecil dalam akun laporan laba rugi yang besar, hal itu sering kali material sehingga diperlukan prosedur analisi substantif yang tepat. Prosedur analitis substantif juga dapat digunakan untuk memberikan bukti atas akun pendapatan dan beban tertentu.

6.4.Pengujian Atas Saldo Akun TerpilihMeski auditor telah memperoleh bukti yang diperlukan atas akun pendapaan dan beban dengan prosedur analitis, mungkin auditor ingin melakukan pengujian lebih lanjut untuk akun-akun tertentu. Auditor akan menganalisis secara rinci transaksi yang tercakup dalam masing-masing akun. Auditor memverifikasi transaksi dengan memeriksa dokumentasi yang mendukung. Akun yang diperiksa dengan cara ini biasanya akun yang tidak secara langsung dipengaruhi oleh proses bisnis, akun yang berisi informasi sensitif atau transaksi tidak biasa, akun dimana informasi rinci diperlukan untuk SPT atau skedul lain yang termasuk dalam laporan keuangan. Misalnya akun beban hukum dan audit, beban perjalanan dan bebanentertain, beban sumbangan, pendpatan dan beban lain-lain, serta akun yang berisi transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.

http://kasihdearin.blogspot.co.id/2015/01/pemeriksaan-terhadap-liabilities-jangka.html