2
Duta Besar Vladimir dalam sambutannya menyampaikan bahwa hubungan bilateral Indonesia-Belarus mengalami perkembangan yang tinggi beberapa tahun belakangan ini, dan dengan adanya MoU ini diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Belarus. MoU dimaksud akan melengkapi kerangka kerja sama ekonomi yang luas yang telah dimiliki antara kedua negara. Wujud nyata dari MoU ini dapat segera dilihat dengan penyelenggaraan seminar pertama di Belarus pada saat kunjungan delegasi Indonesia pada acara the 5th session of the Intergovernmental Commission on Trade, Economic, Scientific and Technical Cooperation yang direncanakan akan diselenggarakan akhir tahun ini di Belarus. Sementara itu Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro dalam sambutannya menggarisbawahi tantangan yang harus diwaspadai oleh berbagai negara di dunia, diantaranya: kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan yang diambil dalam upaya mengatasi masalah struktural, fluktuasi harga komoditas, dan resiko aliran balik modal asing yang dapat berdampak terhadap nilai tukar. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah perlu merumuskan kebijakan ekonomi yang tepat dan relevan, yang tentunya membutuhkan pengetahuan yang luas serta analisis dan pertimbangan yang mendalam. Menteri Keuangan yakin bahwa MoU ini akan menyediakan landasan yang kuat untuk meningkatkan kerja sama kedua negara di dalam bidang-bidang tersebut melalui berbagi dan bertukar pengetahuan serta pengalaman dalam mengelola perekonomian sebagai bahan pelajaran bagi kedua kementerian. Menteri Keuangan juga menekankan pentingnya komitmen yang kuat dari kedua negara dalam melaksanakan MoU tersebut. Menteri Keuangan menyampaikan bahwa setidaknya terdapat dua rencana aksi yang dapat ditempuh terkait implementasi MoU, yakni: (t) high level policy dialog, termasuk di bidang perpajakan dan pengelolaan utang negara dan (i/) pertukaran pegawai kedua kementerian. Menteri Keuangan menyatakan bahwa keberhasilan dari MoU ini dapat menjadi batu loncatan bagi kedua negara untuk mengembangkan lebih banyak kerja sama di berbagai bidang. N. . Fatimah I. !f~iP-1958'1212 1982102001 Informasi lebih lanjut hubungi: Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral Badan Kebijakan Fiskal Gd. R.M. Notohamiprodjo Lt. 7 JI. Dr. Wahidin Raya, Jakarta 10710 Telp. (021) 345.1128, Fax. (021) 345.1205 2/2

I.Acara penandatangan MoU dibuka oleh Dr. Suahasil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan R.I. Dalam sambutannya, Kepala BKF terlebih dulu memaparkan secara

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: I.Acara penandatangan MoU dibuka oleh Dr. Suahasil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan R.I. Dalam sambutannya, Kepala BKF terlebih dulu memaparkan secara

Duta Besar Vladimir dalam sambutannya menyampaikan bahwa hubungan bilateralIndonesia-Belarus mengalami perkembangan yang tinggi beberapa tahun belakangan ini, dandengan adanya MoU ini diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesiadan Belarus. MoU dimaksud akan melengkapi kerangka kerja sama ekonomi yang luas yangtelah dimiliki antara kedua negara. Wujud nyata dari MoU ini dapat segera dilihat denganpenyelenggaraan seminar pertama di Belarus pada saat kunjungan delegasi Indonesia padaacara the 5th session of the Intergovernmental Commission on Trade, Economic, Scientificand Technical Cooperation yang direncanakan akan diselenggarakan akhir tahun ini diBelarus.

Sementara itu Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro dalam sambutannyamenggarisbawahi tantangan yang harus diwaspadai oleh berbagai negara di dunia,diantaranya: kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan yang diambil dalam upaya mengatasimasalah struktural, fluktuasi harga komoditas, dan resiko aliran balik modal asing yang dapatberdampak terhadap nilai tukar. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah perlu merumuskankebijakan ekonomi yang tepat dan relevan, yang tentunya membutuhkan pengetahuan yangluas serta analisis dan pertimbangan yang mendalam. Menteri Keuangan yakin bahwa MoUini akan menyediakan landasan yang kuat untuk meningkatkan kerja sama kedua negara didalam bidang-bidang tersebut melalui berbagi dan bertukar pengetahuan serta pengalamandalam mengelola perekonomian sebagai bahan pelajaran bagi kedua kementerian. MenteriKeuangan juga menekankan pentingnya komitmen yang kuat dari kedua negara dalammelaksanakan MoU tersebut.

Menteri Keuangan menyampaikan bahwa setidaknya terdapat dua rencana aksi yangdapat ditempuh terkait implementasi MoU, yakni: (t) high level policy dialog, termasuk dibidang perpajakan dan pengelolaan utang negara dan (i/) pertukaran pegawai keduakementerian. Menteri Keuangan menyatakan bahwa keberhasilan dari MoU ini dapat menjadibatu loncatan bagi kedua negara untuk mengembangkan lebih banyak kerja sama di berbagaibidang.

N. . Fatimah I.!f~iP-1958'1212 1982102001

Informasi lebih lanjut hubungi:Pusat Kebijakan Regional dan BilateralBadan Kebijakan FiskalGd. R.M. Notohamiprodjo Lt. 7JI. Dr. Wahidin Raya, Jakarta 10710Telp. (021) 345.1128, Fax. (021) 345.1205

2/2

Page 2: I.Acara penandatangan MoU dibuka oleh Dr. Suahasil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan R.I. Dalam sambutannya, Kepala BKF terlebih dulu memaparkan secara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIASEKRETARIAT JENDERALBIRD KOMUNIKASI DAN LAYANAN INFORMASIJI. Or. Wahidin Raya No.1 Jakarta 10710Telepon (021) 3449230 ext. 6347/48; Fax: (021) 3500847Website:www.kemenkeu.go.id; email: [email protected]

SIARAN PERSNomorTanggal

37 /KLI/201513 April 2015

Penandatanganan Mou Kerja Sarna Kernenterian Keuangan RepublikIndonesia Dan Kernenterian Keuangan Republik Belarus

Jakarta, 13 April 2015- Dalam rangka meningkatkan kerja sama bilateral antaraKementerian Keuangan Republik Indonesia dan Kementerian Keuangan Republik Belarus,pada tanggal 13 April 2015 telah ditandatangani naskah Memorandum of Understanding(MoU) on Cooperation between the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and theMinistry of Finance of the Republic of Belarus.

Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan di Aula Djuanda, Lt. Mezzanine,Gedung Djuanda I, kompleks Kementerian Keuangan Jakarta. Menteri Keuangan, BambangP.S. Brodjonegoro bertindak sebagai wakil dari Kementerian Keuangan R.I. dan H.E. VladimirLopato-Zagorsky, Duta Besar Republik Belarus untuk Indonesia mewakili Republik Belarus.Acara tersebut dihadiri oleh delegasi dari Kedutaan Besar Belarus, perwakilan dariKementerian Luar Negeri R.I. dan perwakilan dari Kementerian Keuangan R.I., yang meiiputiberbagai unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

Kedua pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang-bidang yang menjadikewenangan kedua Kementerian Keuangan, yang meliputi pertukaran pandangan danberbagi pengalaman dalam beberapa bidang yaitu (i) peraturan perundang-undanganmengenai anggaran, pajak dan kebijakan fiskal; (ii) pengaturan perpajakan; (iii) peraturanperundang-undangan terkait kawasan bebas bea atau kawasan ekonomi serupa;(iv) penerbitan obligasi internasional; (v) pengalaman terkait kerja sama dengan organisasiinternasional; dan (vi) bidang lainnya yang disepakati oleh kedua belah pihak. Kerja samadimaksud kemudian dituangkan ke dalam Cooperation between the Ministry of Finance of theRepublic of Indonesia and the Ministry of Finance of the Republic of Belarus.

Acara penandatangan MoU dibuka oleh Dr. Suahasil Nazara, Kepala Badan KebijakanFiskal (BKF), Kementerian Keuangan R.I. Dalam sambutannya, Kepala BKF terlebih dulumemaparkan secara singkat mengenai proses pembentukan MoU antara kedua KementerianKeuangan yang akan ditandatangani, di mana inisiatif pembentukan MoU bermula darikunjungan kenegaraan Presiden Belarus ke Indonesia pada bulan Maret 2013, yangkemudian ditindaklanjuti oleh Kementerian Keuangan kedua negara melalui negosiasi untukmembahas draft MoU hingga tercapainya kesepakatan oleh kedua pihak atas draft MoUtersebut.

Kepala BKF menyatakan bahwa penandatanganan MoU ini menandai tahap barudalam hubungan kedua pihak. MoU ini menyediakan platform bagi kedua pihak untukmengembangkan sejumlah kerja sama ekonomi yang lebih luas di berbagai bidang, termasukyang terkait dengan kewenangan kementerian lainnya. Oleh karena itu, Kepala BKFmengajak para pimpinan di unit-unit di Kementerian Keuangan untuk terlibat secara lebih aktifdalam mengeksplorasi peluang kerja sama dari MoU ini dan berkoordinasi dengan mitra dariberbagai lembaga/kementerian lainnya agar MoU dapat memberikan manfaat bagi keduanegara.

1/2