66
ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR TAHUN AJARAN 2016/2017 (Skripsi) Oleh HARTOYO ADI SAPUTRO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

  • Upload
    lamkhue

  • View
    272

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

i

ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMUPENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2016/2017

(Skripsi)

Oleh

HARTOYO ADI SAPUTRO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

ABSTRAK

ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMUPENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

HARTOYO ADI SAPUTRO

Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas butir soal Ujian Sekolah Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017 dan

karakteristik dari jenis stimulus, keterampilan berpikir tingkat rendah,

keterampilan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Subjek

penelitian adalah Instrumen Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017. Desain penelitian berupa metode

deskriptif jenis analisis isi atau dokumen. Data penelitian berupa data kualitatif.

Teknik pengumpulan data menggunakan lembar penilaian dan Focus Group

Discussion (FGD). Hasil Penelitian menunjukkan kualitas butir Soal Ujian

Sekolah Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Tahun Ajaran

2016/2017 sebagian besar (75%) bertipe LOTS sedangkan kurang dari setengah

(25%) bertipe HOTS. Karakteristik butir Soal Ujian Sekolah pada jenis stimulus

kurang dari setengahnya berupa gambar, sedangkan sebagian kecil berupa tabel,

Page 3: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

iii

contoh, dan penggalan kasus. Keterampilan berpikir tingkat rendah setengahnya

berupa indikator memahami (C2). Keterampilan berpikir kritis sebagian kecil

berupa “memfokuskan pada pertanyaan” sedangkan pada keterampilan

pemecahan masalah sebagian kecil berupa “mengidentifikasi masalah”.

Ditemukan bahwa hampir semua (97,5%) butir soal sesuai dengan indikator pen-

capaian kompetensi.

Kata kunci: HOTS, Kesesuaian Indikator Pencapaian Kompetensi, LOTS,Stimulus

Page 4: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

HARTOYO ADI SAPUTRO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Page 6: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Page 7: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Page 8: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Srikaton pada tanggal 21

Oktober 1995, merupakan anak keempat dari empat

bersaudara, pasangan Bapak Dikun dengan Ibu

Dakiyem. Penulis beralamat di Jl. Srikaton Kelurahan

Srikaton, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten

Pringsewu. No. Hp 081379974297.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Adiluwih Pringsewu (2002-

2008), SMP Negeri 1 Adiluwih Pringsewu (2008-2011), dan SMA Negeri 1

Pringsewu (2011-2014). Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (jalur prestasi).

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2

Blambangan Umpu, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan dan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kampung Umpu Bhakti, Kecamatan

Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan (Tahun 2017), serta melakukan

penelitian pendidikan di Universitas Lampung untuk meraih gelar sarjana

pendidikan/S.Pd. (Tahun 2018).

Page 9: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Motto

“Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah”

(Al-Imran: 159)

“Sesungguhnya dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah: 6)

“ Barang siapa yang keluar dalam menuntut ilmu maka ia adalah seperti berperang

di jalan Allah hingga pulang ”

(H.R.Tirmidzi)

“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka

terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.

Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.”

(Ernest Newman)

Page 10: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHANAlhamdulillahirrobbil’alamin, segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT,

atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan, serta kekuatan, kesehatan, dankesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjunganku Rasulullah MuhammadSAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada orang-orang yang selalu berharga dan berarti dalam hidupku:

Ayahku (Dikun) dan Ibuku (Dakiyem)Kedua orang tuaku, yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segalausaha dan doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu

menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dankebahagian.

Keluargaku (Puryani, Leny Astuti dan Desi Arianti)Kakak-kakakku yang selalu memberikan bantuannya ketika aku dalam kesulitan,

memotivasiku dan menyayangiku.

Terimakasih atas ilmu, nasihat, arahan, cinta, dan kasih sayang yang telahdiberikan.

Para pendidikku, atas ilmu, nasihat, serta arahan yang membuat aku mampu untukmelihat betapa indahnya ilmu pengetahuan.

Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Page 11: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

xi

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2016/2017.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi

hingga skripsi ini dapat terselesaikan;

4. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini

dapat terselesaikan;

5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan

motivasi yang sangat berharga dan berarti;

Page 12: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

xii

6. Seluruh dosen FKIP Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu dan

nasihat.

7. Narasumber yaitu Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku dosen Pendidikan Fisika

yang telah memberikan ilmu nya dan bantuan selama penelitian;

8. Lita Yudhitya, S.Pd., selaku guru kelas yang telah memberikan ilmu nya dan

bantuan selama penelitian.

9. Tim skripsi (Desi Lestari Ningsih dan Lambok Verayanty Siregar) yang telah

memberi semangat, dukungan, dan bantuan kepada penulis.

10. Tim PA Ibu Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. (Dini Aji, Dian Priyanti,

Lusi Rahayu, Devi Andriani, Kartika Jaya, Nora Pramarta, Elan Dwi, Isra

Mirana) yang telah berjuang bersama dalam keadaan suka dan duka penulis.

11. Sahabat (Asih Lestari, Mursidi, Febri Sulih Pambudi) terimakasih atas

kebersamaannya dan kekeluargaanya.

12. Kakak-kakak (Nina Nabilah dan Putri Janati), terimakasih atas dukungan dan

bantuan selama pengerjaan skripsi ini.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Demikian, skripsi ini dibuat. Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah

SWT dan terimakasih kepada seluruh pihak yang terkait. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 14 Agustus 2018Penulis

Hartoyo Adi Saputro

Page 13: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

xiii

xiii

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian................................................................................................ 14B. Kemampuan Berpikir ........................................................................... 20C. Lower & Higher Order Thinking Skill .................................................. 22D. Ujian Sekolah ........................................................................................ 31E. Kerangka Pikir ...................................................................................... 35

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 37B. Subjek Penelitian .................................................................................. 37C. Desain Penelitian .................................................................................. 37D. Prosedur penelitian................................................................................ 37E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 38F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 43B. Pembahasan .......................................................................................... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 58B. Saran ................................................................................................... 59

Page 14: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

xiv

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

1. Rubrik Penilaian ................................................................................... 66

2. Lembar Penilaian ................................................................................. 73

3. Koesioner Biodata Peneliti ................................................................... 104

4. Koesioner Biodata Guru Kelas ............................................................ 105

5. Koesioner Biodata Dosen ..................................................................... 106

6. Surat Pernyataan Peneliti ....................................................................... 108

7. Surat Pernyataan Guru Kelas ................................................................. 109

8. Surat Pernyataan Dosen ......................................................................... 110

9. Berita Acara Focus Group Discussion (FGD) ...................................... 112

10. Daftar Hadir Focus Group Discussion (FGD) .................................... 113

11. Tabulasi Hasil Analisis Peneliti .......................................................... 114

12. Tabulasi Hasil Analisis Guru Kelas .................................................... 115

13. Tabulasi Hasil Analisis Dosen ............................................................ 116

14. Tabulasi Hasil Focus Group Discussion (FGD .................................. 117

15. Foto-foto Focus Group Discussion (FGD) ......................................... 118

Page 15: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Tingkatan Berpikir Tingkat Tinggi ..................................................... . 23

2. Deskripsi dan Kata Kunci Taksonomi Bloom Revisi ......................... . 24

3. Karakteristik Kemampuan Berpikir ..................................................... .. 28

4. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. ......................................... .. 30

5. Tabulasi Data Angket ................................................. ......................... 40

6. Perhitungan Persentase ……………………………….......................... 41

7. Kesesuaian Butir Soal dengan Indikator Soal …….............................. 42

8. Kriteria Kesesuaian …………………...…………............................... 42

9. Kualitas Soal US IPA SD 2016/2017................................................... 43

10. Karakteristik Jenis Stimulus ……………………............................... 44

11. Karakteristik keterampilan Berpikir Tingkat Rendah .......................... 44

12. Karakteristik keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ............................ 45

13. Kesesuaian Butir Soal dengan Indikator Pencapaian Kompetensi ..... 46

Page 16: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. LOTS dan HOTS ......................................................................... 25

2. Kerangka Pikir ........................................................................ 36

Page 17: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di era globalisasi seperti saat ini menjadi suatu tantangan bagi

setiap bangsa dalam rangka menciptakan generasi yang dapat memperkuat

landasan disegala sektor kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa

peningkatan kualitas pendidikan suatu bangsa, bagaimanapun harus

diprioritaskan. Sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan

diperlukan adanya berbagai inovasi dalam kurikulum, salah satunya adalah

dengan memasukkan pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan berkarakter.

Peran pendidikan sangat penting dalam menentukan keberhasilan

pembangunan di suatu negara. Semakin baik kualitas pendidikan, maka

semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

Guru menjadi salah satu pemegang peran penting dalam upaya peningkatan

kualitas pendidikan. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru yaitu

merencanakan penilaian yang merupakan bagian dari pelaksanaan

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan syarat guru yang dikatakan profesional

berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 pasal 20 ayat 1 bahwa dalam

melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban: merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai

Page 18: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2

dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Sedangkan peran guru menurut

Djamarah (2010: 48) adalah sebagai evaluator yang baik dan jujur, dengan

memberikan penilaian yang tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran).

Sebagai evaluator yang baik, salah satu kemampuan guru yang harus dimiliki

dan menjadi bagian yang paling penting adalah kemampuan membuat dan

mengembangkan alat evaluasi hasil belajar peserta didik. Hal ini tidak terlepas

dari peran seorang guru dalam mengetahui kapasitas dari peserta didik,

sehingga guru dituntut untuk tahu sejauh mana tingkat kemampuan dari

peserta didik dalam menyerap pelajaran yang diberikan mencakup

pengetahuan dan keterampilan. Tetapi pada kenyataannya, guru tidak terlalu

mengetahui kapasitas berpikir dari peserta didik, sehingga dalam membuat

soal ujian guru tidak mempertimbangankan kemampuan berpikir peserta didik,

baik kemampuan berpikir tingkat rendah dan kemampuan berpikir tingkat

tinggi. Hal ini menyebabkan soal yang dibuat oleh guru kurang sesuai dengan

tingkat kemampuan peserta didik, sehingga kemampuan berpikir peserta didik

baik kemampuan berpikir tingkat rendah dan kemampuan tingkat tinggi

kurang terasah, sehingga menyebabkan peserta didik kurang mampu untuk

berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam menyelesaikan permasalahan.

Penilaian dalam pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar dari peserta didik.

Penilaian hasil belajar oleh seorang guru menggunakan berbagai teknik

penilaian seperti tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan

bentuk lainnya yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

Page 19: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

3

perkembangan peserta didik. Penilaian yang ideal menurut Permendikbud No

23 Tahun 2016 (Kemendikbud, 2016: 5-6), penilaian hasil belajar oleh

pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan, penugasan dan/atau

bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan

untuk mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik,

memperbaiki proses pembelajaran, menyusun laporan kemajuan hasil belajar

harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun, dan/atau kenaikan kelas.

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian nasional

dan atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan

melalui tahapan seperti: menyusun perencanaan penilaian, mengembangakan

instrumen penilaian, melaksanakan penilaian, memanfaatkan hasil penilaian,

dan melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan

deskripsi.

Penilaian perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana kompetensi yang

telah dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran, dimana pada

kurikulum 2013, penilaian diatur dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun

2013 (Kemendikbud, 2013: 6) tentang Standar Penilaian Pendidikan meliputi

penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu

tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian ini

merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik, satuan

pendidikan dan pemerintah. Banyak upaya dari pemerintah dalam menjamin

mutu pendidikan, salah satunya yaitu kegiatan ujian nasional. Ujian nasional

diselenggarakan untuk mengukur dan menilai ketercapaian standar nasional

Page 20: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

4

pendidikan terkait dengan pencapaian standar kompetensi lulusan dari peserta

didik secara nasional.

Ujian sekolah dilakukan melalui tes objektif dalam bentuk pilihan ganda.

Penggunaan tes jenis ini tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang

dimilikinya sebagai instrumen penilaian. Beberapa kelebihan tes tertulis

bentuk pilihan ganda menurut Supranata (2007) antara lain memuat materi,

mengukur berbagai tingkatan kognitif, memiliki keandalan yang cenderung

lebih tinggi dari pada soal uraian, dapat digunakan pada ujian dengan jumlah

peserta yang sangat banyak dan menghendaki hasil yang cepat, serta memiliki

sistem penskoran yang mudah, cepat dan objektif.

Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat dituntut untuk dapat

berpikir kritis, kreatif, logis, dan rasional agar dapat memilah segala informasi

yang diperoleh dan diharapkan mampu memecahkan suatu permasalahan

terutama dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu keterampilan berpikir

kritis dapat digunakan ketika menghadapi suatu permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari. Karena setiap individu akan selalu menghadapi suatu

permasalahan, meskipun itu masalah kecil maupun permasalahan dalam sekala

besar, untuk itu berpikir kritis dalam pemecahan suatu permasalahan sangatlah

diperlukan. Proses berpikir kritis dalam pemecahan suatu permasalahan dapat

diperoleh mulai dari pembelajaran pada tingkat SD. Proses berpikir tingkat

tinggi diperlukan suatu pembelajaran konseptual yang dapat memfasilitasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

Dalam proses tersebut, peserta didik menguji dan mereview ide-idenya

Page 21: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

5

berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, menerapkannya dalam suatu

situasi yang baru, dan mengintegrasikan pengetahuan tersebut ke struktur

kognitif yang dimiliki.

Penerapan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan sumber daya

manusia yang produktif, kreatif inovatif dan afektif, melalui penguatan

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan Puskurbuk dalam Setiadi

(2016: 167). Untuk mencapai tujuan tersebut, kurikulum menekankan pada

proses pembelajaran saintifik yang menganut paradigma konstruktivisme.

Dengan demikian maka peserta didik diharapkan dapat memahami konsep

sehingga hasil proses pembelajaran dapat masuk dalam longterm memory dan

siswa dapat memahami esensi belajar.

Pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan scientific, instrumen

penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)

menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif. Untuk

menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil

belajar IPA dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal

melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam

taksonomi Bloom (Kemdikbud, 2014: 87).

Instrumen penilaian atau soal-soal HOTS adalah soal-soal yang menuntut

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam membentuk kualitas peserta didik

yang lebih baik, soal-soal semacam ini memang harus dikembangkan oleh guru

dengan baik dan diterapkan di kelas yang diampunya. HOTS atau keterampilan

berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan

Page 22: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

6

masalah, membuat keputusan, berfikir kritis, dan berfikir kreatif (Nitko &

Brookhart, 2011: 223–225).

Struktur kogntif dalam High Order Thinking Skill (HOTS) merupakan hal

penting yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Hal ini diperlukan

untuk menunjang kemampuan berpikir peserta didik khususnya dalam bidang

sains pada mata pelajaran IPA juga masih dianggap sulit oleh kebanyakan

peserta didik. Karthwol dan Lewy (2009: 16) menyatakan bahwa indikator

untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis,

mengevaluasi, mencipta. HOTS menjadi salah satu aspek penting yang perlu

diterapkan dalam pembuatan soal agar peserta didik dapat berpikir secara kritis

dan mampu memecahkan suatu permasalahan yang ada serta dalam kehidupan

sehari-hari peserta didik mampu menghasilkan suatu inovasi yang didukung

oleh karakter yang mampu dalam mengendalikan inovasi itu sendiri sehingga

kemampuan berpikir tingkat tinggi sangatlah penting, menurut Devi (dalam

Laily 2015:29) menyatakan ada beberapa pedoman para penulis soal untuk

menuliskan butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang

akan ditanyakan diukur dengan prilaku yang sesuai dengan ranah kognitif

Bloom, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta kemudian agar butir

soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal

yang diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber bahan

bacaan sebagai bahan informasi. Untuk menstimulus agar kemampuan berpikir

tingkat tinggi itu terbentuk yaitu dengan memberikan soal-soal yang mampu

Page 23: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

7

menstimulus kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti pada soal Ujian

Sekolah (US).

Pada tingkat sekolah dasar peserta didik mudah diarahkan untuk berpikir lebih

luas, imajinatif, dan kreatif. Perlakuan dari pembiasaan berpikir kritis sangat

baik dilakukan sejak dini. Berpikir kritis dan pemecahan masalah pada

pembelajaran dasar pada jenjang SD dapat dilakukan pada mata pelajaran yang

merupakan ilmu dasar, salah satunya yaitu mata pelajaran ilmu pengetahuan

alam. Ilmu pengetahuan alam adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang

alam secara sistematis, sehingga ilmu pengetahuan alam bukan saja penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep-konsep atau prinsip,

melainkan penemuan. Sehingga peserta didik lebih dituntut untuk dapat

berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam menyikapi segala permasalahan

yang ada. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dicapai apabila kemapuan

berpikir tingkat rendah sudah dikuasai sehingga peserta didik akan menjadi

terbiasa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan

masalah.

Hasil suatu penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang menggunakan

keterampilan berpikir akan lebih mudah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

dibandingkan dengan seseorang yang kurang menggunakan keterampilan

berpikir (Hamzah dan Masri dalam Ariani, 2014: 2). Keterampilan berpikir

tersebut dapat dimulai dari berpikir tingkat rendah hingga berpikir tingkat

tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dicapai apabila keterampilan

berpikir tingkat rendah telah dikuasai. Keterampilan berpikir tingkat rendah

Page 24: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

8

adalah keterampilan berpikir dari aspek mengingat sampai dengan

mengaplikasi. Sedangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi aspek

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Ariani, 2014: 2).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu guru IPA SD IT Permata

Bunda, peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang baik akan

memudahkannya untuk menyelesaikan soal dengan level kognitif tingkat

rendah, namun keterampilan berpikir tingkat tingginya belum terlatih. Hal ini

dapat dikatakan keterampilan berpikir siswa masih tergolong rendah baik

keterampilan berpikir tingkat rendah dan keterampilan tingkat tingginya. Hasil

rata-rata ujian sekolah 2 tahun terakhir memperoleh hasil yang tinggi karena

banyak soal-soal yang tergolong mudah, namun hasil rata-rata ujian sekolah

untuk tahun kemarin memperoleh hasil yang tergolong rendah karena banyak

soal analisis dan umum sehingga dapat dikatakan peserta didik terlalu nyaman

dengan soal-soal yang tergolong mudah dan mengalami kesulitan apabila

memperoleh soal yang tingkatannya lebih tinggi. Sehingga keterampilan

berpikir kritis dan pemecahan masalah cenderung belum diasah atau digali.

Rendahnya kemampuan peserta didik dalam memecahkan suatu permasalahan

perlu diperbaiki dengan cara memberikan latihan soal-soal yang berbeda yaitu

dengan menggunakan soal yang berkarakter Lower & Higher Order Thinking

Skill. Ujian Sekolah tingkat SD/MI merupakan salah satu penentu atau syarat

peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya yang

memerlukan tingkat kognitif yang lebih tinggi lagi yaitu SMP/MTS. Peserta

didik perlu diujikan menggunakan soal-soal dengan karakater HOTS, dengan

Page 25: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

9

diujiakan soal HOTS keterampilan berpikir peserta didik tersebut akan semakin

terasah. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berpikir tingkat

tinggi dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui apakah peserta didik sudah

memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kegiatan pembelajaran.

Peserta didik perlu dilatih dalam hal keterampilan berpikirnya dengan cara

memberikan peserta didik tersebut soal yang memiliki tipe LOTS dan HOTS

yang dapat digunakan untuk memperbaiki keterampilan berpikir dari peserta

didik. Soal tipe LOTS dan HOTS tersebut dapat mengindikasikan soal dengan

menerapkan kompetensi dasar yang dapat digunakan untuk mengukur

keterampilan berpikir tingkat tinggi dari peserta didik. Berdasarkan uraian di

atas, maka dianggap perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang

analisis soal ujian sekolah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah

Dasar Tahun ajaran 2016/2017. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian

dengan judul “Analisis Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana kualitas butir soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran IPA Sekolah

Dasar Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Bagaimana karakterisik butir soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran IPA

Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017:

a. Jenis stimulus?

Page 26: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

10

b. Keterampilan berpikir tingkat rendah?

c. Keterampilan berpikir tingkat tinggi?

3. Apakah terdapat kesesuaian antara butir soal dengan indikator pencapaian

kompetensi pada soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar

Tahun Ajaran 2016/2017?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

menentukan:

1. Kualitas butir soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar Tahun

Ajaran 2016/2017.

2. Karakteristik butir soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar

Tahun Ajaran 2016/2017:

a. Jenis stimulus

b. Keterampilan berpikir tingkat rendah

c. Keterampilan berpikir tingkat tinggi

3. Kesesuaian antara butir soal dengan indikator pencapaian kompetensi pada

soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar Tahun Ajaran

2016/2017.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti, mendapatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan bekal

berharga bagi peneliti sebagai calon guru IPA, terutama dalam menyusun

soal ujian sekolah berbasis LOTS dan HOTS.

Page 27: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

11

2. Guru, menambah pengetahuan guru terhadap pembuatan LOTS dan HOTS

dalam soal ujian sekolah.

3. Sekolah, memberikan sumbangan berupa hasil penelitian yang nantinya

dapat digunakan untuk meningkatkan proses evaluasi tiap tahunnya.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Analisis adalah suatu aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan yang

meliputi mengurai, membedakan, memilah sesuatu yang selanjutnya untuk

digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan

kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.

2. Soal Ujian Sekolah adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

pencapaian kompetensi dari peserta didik dalam satuan pendidikan. Soal

ujian sekolah ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan proses

pendidikan yang telah diterima oleh peserta didik sehingga hasilnya dapat

diketahui, mengenai tingkat kemampuan dari masing-masing peserta didik

tersebut. Soal ujian sekolah yang dianalisis yaitu soal ujian sekolah pada

tahun ajaran 2016/2017 karena soal tersebut merupakan soal tahun terakhir

sebelum dilakukan penelitian ini dan pada tahun tersebut sudah

dicanangkannya kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 kemampuan berpikir

tingkat tinggi ditanamkan kepada peserta didik. Kurikulum 2013

menekankan pada proses pembelajaran saintifik sehingga penilaiannya harus

dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

3. Stimulus merupakan dasar pertanyaan yang perlu dimunculkan pada setiap

butir soal, agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi,

Page 28: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

12

maka setiap butir soal harus diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang

berbentuk sumber/bahan bacaan sebagai bahan informasi seperti: teks

bacaan, paragraf, teks drama, penggalan novel/ cerita/ dongeng, puisi, kasus,

gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/ simbol, contoh, peta, film,

atau rekaman suara.

4. Lower Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir yang tingkatannya

masih rendah meliputi dimensi mengingat, mengerti/ memahami dan

menerapkan. Pada masing-masing aspek seperti mengingat, contohnya hafal

atau ingat tentang simbol, istilah, fakta, konsep, definisi, dalil, prosedur,

pendekatan, dan metode. Memahami berhubungan dengan penguasaan atau

mengerti tentang sesuatu tetapi tahap pengertiannya masih rendah,

contohnya mengubah suatu informasi ke dalam suatu bentuk paralel yang

lebih bermakna, memberikan interpretasi, semua itu dilakukan atas dasar

perintah. Pemahaman ada tiga macam yang berupa pengubahan

(Translation), pemberian arti (interpretation), dan pembuatan ekstrapolasi

(ekstrapolation). Mengaplikasi merupakan kemampuan peserta didik

menggunakan apa yang diperolehnya dalam situasi khusus yang baru dan

konkrit.

5. Higher Order Thinking Skills adalah suatu keterampilan berpikir pada

tingkatan yang lebih tinggi atau penalaran yang lebih tinggi dari pada

menghafal dan mengingat informasi. Berpikir tingkat tinggi meliputi dimensi

proses berpikir seperti menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi diukur dengan 2 keterampilan, yaitu

keterampilan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.

Page 29: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

13

Keterampilan berpikir kritis memiliki beberapa indikator yang terdiri dari

memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,

menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut, serta mengatur strategi dan

taktik. Keterampilan pemecahan masalah memiliki beberapa indikator yang

terdiri dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dalam bentuk

pertanyaan, memahami kata dalam kontek, mengidentifikasi masalah yang

tidak sesuai, memilih masalah sendiri, mendeskripsikan berbagai strategi,

mengidentifikasi asumsi, mendeskripsikan masalah, memberikan alasan

masalah yang sulit, memberikan alasan solusi, memberikan alasan strategi

yang digunakan, memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah,

membuat strategi lain, menggunakan analogi, menyelesaikan secara

terencana, mengevaluasi kualitas solusi, mengevaluasi strategi sistematika.

6. Jenjang Pendidikan adalah tahap atau tingkat-tingkat pada suatu pendidikan

yang berkelanjutan yang telah ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

dari peserta didik, keluasan atau kedalaman bahan pengajaran dan tujuan

pendidikan yang tercantum dalam kurikulum. Sekolah Dasar merupakan

suatu jenjang pendidikan yang paling minimal pada pendidikan formal di

Indonesia.

7. Triangulasi sumber adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan suatu informasi untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut. Narasumber pertama adalah peneliti

sendiri selaku mahasiswa. Narasumber kedua adalah dosen program Studi

Pendidikan Biologi dan Fisika Universitas Lampung dan narasumber

ketiga adalah guru kelas.

Page 30: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian

Penilaian merupakan suatu prosedur yang sistematis dan mencakup kegiatan

mengumpulkan, menganalisis, serta menginterprestasikan informasi yang

dapat digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai karakteristik

seseorang atau objek. Secara khusus Gronlund dan Linn (dalam Kusaeri dan

Suprananto, 2012: 8) mendefinisikan penilaian sebagai suatu proses yang

sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menginterprestasikan

informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang peserta didik atau seke-

lompok peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,

baik aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Beberapa hal yang menjadi prinsip dalam penilaian: (1) proses penilaian

harus merupakan dari bagian yang tak terpisahkan dari proses

pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part

of,not a part from instruction); (2) penilaian harus mencerminkan masalah

dunia nyata (real world problem), bukan dunia sekolah (school work-kind

of problems); (3) penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode,

dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman

belajar; dan (4) penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua

Page 31: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

15

aspek dari tujuan pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan sensori-motorik

(Depdiknas dalam Kusaeri dan Suprananto, 2012: 8-9).

Pengertian Penilaian Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah

assessment, bukan dari istilah evaluation. penilaian adalah suatu kegiatan

untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan

menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa”. Kata

“menyeluruh” mengandung arti bahwa penilain tidak hanya ditujukan kepada

penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. (Arifin, 2009: 4). Penilaian

harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan

keberhasilan proses dan hasil belajar, bukan hanya sebagai cara yang

digunakan untuk menilai hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat

memberikan

Informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan

membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal.

Prinsip Penilaian Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian bahwa penilaian hasil belajar

peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada

prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Sahih b. Objektif c. Adil d. Terpadu e.

Terbuka f. Menyeluruh dan berkesinambungan g. Sistematis h. Beracuan

kriteria i. Akuntabel. Dilihat dari fungsinya, penilaian terdiri atas beberapa

macam yakni penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik,

penilaian selektif dan penilaian penempatan.

Page 32: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

16

a. Penilaian formatif adalah penilaianyang dilaksanakan pada akhir program

belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar

mengajar itu sendiri. Penilaian formatif berorientasi pada proses, yang

akan memberikan informasi kepada guru apakah program atau proses

belajar mengajar masih perlu diperbaiki.

b. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit

program misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan,

akhir semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk

mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa

telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian

ini berorientasi pada produk/hasil.

c. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa serta factor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan

penilaian semacam ini biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan

belajar, pengajaran remedial, menemukan kasusdasus dan lain-lain.

d. Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan dalam rangka

menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam

lomba-lomba tertentu termasuk jenis penilaian selektif. Untuk kepentingan

yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi penerimaan mahasiswa

baru atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja.

e. Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui

keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan

penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan

Page 33: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

17

belajar untuk program itu. Dengan kata lain penilaian ini berorientasi pada

kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program

belajar dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa.

Proses pembelajaran IPA ditandai dengan adanya perubahan pada setiap

individu yang belajar, baik, perilaku, pengetahuan, pola pikir, dan konsep

nilai yang dianut. Konsep belajar telah banyak dikemukakan oleh beberapa

ahli pendidikan dan psikologi diantaranya yaitu: (1) belajar menurut Skinner

adalah suatu proses adaptasi dan penyesuaian tingkah laku yang berlangsung

progresif; (2) belajar menurut Gagne merupakan kegiatan kompleks, dan hasil

belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan stimulasi yang

berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan siswa; (3) belajar

menurut Piaget adalah proses perubahan konsep. Dalam proses tersebut,

siswa selalu membangun konsep baru melalui asimilasi dan akomodasi skema

mereka; (4) belajar menurut Rogers, jika diaplikasikan pada proses belajar

IPA maka akan terjadi sesuatu korelasi positif. Hal ini berakar pada

pembelajaran IPA berlandaskan discovery-inquiry; dan (5) belajar menurut

Bloom yang diaplikasikan dalam pembelajaran IPA adalah perumusan tujuan-

tujuan pendidikan yang sesuai dengan dimensi kognitif (mengingat,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) dan

dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, proseudral), dan metakognitif

(Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 46).

Pembelajaran IPA yang ideal menurut Sobiroh (2006: 8), yakni: pembelajaran

IPA harus melibatkan keaktifan anak secara penuh (active learning) dengan

Page 34: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

18

cara guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi ke-

sempatan pada siswa untuk melakukan keterampilan proses meliputi:

mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai

pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang dibutuhkan. Menurut De Vito

(dalam Kurnia, 2014: 174), pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan

IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, dan membangun rasa

ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya.

Salah satu alat evaluasi yang sering digunakan adalah tes, sebagai mana

yang dikemukakan oleh Arikunto (2009: 53) bahwa “Tes adalah merupakan

alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu

dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditemukakan”.

Sebagaimana tahap awal untuk mendapatkan alat evaluasi yang baik perlu

dianalisis bentuk soal. Dalam hal ini alat evaluasi perlu diuji coba untuk

melihat kriterianya.

Kegiatan penilaian dalam dunia pendidikan sering disamaartikan dengan

istilah kegiatan evaluasi. Evaluasi merupakan bagian dari proses dan secara

keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan

evaluasi telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XVI Pasal 58 Ayat 1,

menyatakan bahwa “Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh

pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar

peserta didik secara berkesinambungan”. Oleh karena itu, evaluasi hasil

belajar bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi dan memperbaiki

Page 35: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

19

proses pembelajaran serta pedoman penyusunan laporan kemajuan hasil

belajar siswa.

Tenaga profesional guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan

yang sangat penting untuk mencapai visi pendidikan 2025 yaitu

menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Di dalam

Permendiknas nomor 16 Tahun 2007 kompetensi guru meliputi kompetensi

Pedagogik, Kepribadian, Sosial dan Profesional. Salah satu kompetensi

guru dalam dimensi Pedagogik adalah dapat menyelenggarakan penilaian,

evaluasi proses dan hasil belajar, dengan kompetensi inti diantaranya dapat

menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai

dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik dan mengembangkan instrumen

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Kegiatan evaluasi diperlukan alat atau teknik penilaian, sehingga

pelaksanaannya akan lebih terarah. Alat evaluasi dalam pendidikan yang

digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau non tes. Tes

adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas

atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok

siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa

sebagai peserta didik. Tes dapat disusun berupa tes (soal) berbentuk

objektif atau subjektif. Tes objektif adalah tes yang keseluruhan

informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia. Tes

subjektif merupakan suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau

suruhan yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relatif

Page 36: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

20

panjang. Dua bentuk tes yang digunakan dalam evaluasi ini harus dapat

dipertanggungjawabkan, artinya bahwa tes tersebut dapat memenuhi syarat

sebagai alat evaluasi yang baik bila dilihat dari kualitas butir soal.

Keperluan evaluasi proses belajar mengajar, dapat digunakan tes yang telah

distandardisasikan (Standardized test), maupun tes buatan guru sendiri

(Teacher-made test). Standardized test adalah tes yang telah mengalami

proses standardisasi, yakni proses validitas dan reliabilitas, sehingga tes

tersebut benar-benar valid (shahih) dan reliable (ajeg) untuk suatu tujuan

dan bagi kelompok tertentu. Standardized test oleh pemerintah pusat

digunakan dalam ujian nasional. Sedangkan tes buatan guru sendiri adalah

suatu tes yang disusun oleh guru sendiri untuk mengevaluasi keberhasilan

proses belajar mengajar. Biasanya tes buatan guru sendiri banyak

dipergunakan di sekolah-sekolah. Tes buatan guru sendiri ini biasanya

terbatas pada suatu kelas atau sekolah.

B. Kemampuan Berpikir

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.

Pengertian berpikir baik secara umum atau khusus berdasarkan pernyataan

Soemanto (2006: 31) yang menyatakan berpikir mempunyai arti yaitu

meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia.

Adapun yang dimaksud pengetahuan disini mencakup segala konsep,

gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia.

Berpikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh tiga langkah

berpikir yaitu, pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan

Page 37: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

21

pembentukan keputusan. Berdasarkan hal tersebut berpikir dapat diartikan

sebagai pengetahuan awal yang dapat diperoleh dengan cara

menghubungkan antara satu dengan yang lainnya baik berupa konsep,

gagasan, ataupun pengertian sehingga baru terbentuk suatu kesimpulan.

Berpikir menurut Dalyono (2007: 224) yaitu seorang siswa dapat menemukan

sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru dengan begitu

diharapkan siswa akan lebih jauh mengerti dan memahami materi yang

diberikan oleh guru. Selain itu pendapat menurut para ahli mengenai berpikir

itu bermacam-macam, misalnya dari ahli psikologi asosiasi yang

menganggap bahwa berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan

dimana subyek yang berpikir pasif. Pengertian dari subjek yang berpikir pasif

adalah siswa, sehingga dalam pembelajaran diharapkan guru yang aktif,

siswa hanya menyimpulkan dari semua penjelasan materi yang telah

diberikan oleh guru. Sehubungan dengan kalimat tersebut Plato (dalam

Suryabrata 2001: 54), menyatakan bahwa berpikir adalah aktivitas ideasional.

Kemudian Plato juga beranggapan bahwa berpikir itu adalah berbicara dalam

hati. Berdasarkan pendapat terakhir dari Plato dikemukakan dua kenyataan

yaitu, 1.) Bahwa berpikir itu adalah aktivitas, jadi subyek yang berpikir aktif;

2.) Bahwa aktivitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris atau motoris,

walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu; berpikir itu mempergunakan

abstraksi-abstraksi atau “ideas”.

Apabila seorang siswa telah berpikir dalam memecahkan suatu

permasalahan yang dihadapi, maka pada diri siswa tersebut terjadi suatu

Page 38: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

22

proses berpikir yang menurut Suryabrata (2001: 54-55) yaitu “melalui tiga

tahap yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan

kesimpulan”. Seorang siswa dalam berpikir dan saat memecahkan suatu

permasalahan maka siswa akan melalui tiga tahapan sebelum terbentuknya

suatu kesimpulan yaitu diawali dengan pembentukan pengertian,

pembentukan pendapat barulah terbentuk suatu keputusan atau kesimpulan.

Selanjutnya tugas dari seorang guru yaitu dituntut untuk mampu

mengembangkan kemampuan berpikir setiap siswanya, dengan harapan

siswanya akan mampu memecahkan masalah dan dapat memberikan

pendapat sehingga terbentuklah suatu kesimpulan. Seorang siswa yang

mampu memecahkan suatu permasalahan serta dapat menyelesaikannya

dengan baik maka dapat dikatakan kemampuan berpikir dan kerja pikir

siswa tersebut baik

C. Lower & Higher Order Thinking Skills

Berpikir adalah memanipulasi data, fakta, dan informasi untuk membuat

keputusan berperilaku menurut Dharma (dalam Tawil & Liliasari, 2013).

Untuk membuat keputusan memerlukan proses mental yang lebih tinggi

yang di sebut berpikir terjadi didalam otak. Secara umum berpikir

merupakan suatu proses kognitif, suatu aktifitas mental untuk memperoleh

pengetahuan (Tawil & Liliasari, 2013). Tingkatan berpikir tingkat tinggi

menurut Rustaman (2011) adalah: “Tingkatan berpikir tingkat tinggi (HOT)

yaitu mengumpulkan dan memahami pengetahuan, pemprosesan dan

analisis informasi, serta penalaran dan berpikir tingkat tinggi”. Inti urutan

Page 39: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

23

berpikir lebih tingkat tinggi terdapat pada mensintesis dan evaluasi

(Rustaman, 2013). Hal yang dapat dilihat pada Tabel 1. tingkatan berpir

tingkat tinggi.

Tabel 1. Tingkatan Berpikir Tingkat TinggiTingkatanberpikir

Aspek dan aktivitas padalevel

Proses berpikir untukmerangsang tingkat berpikir

Higher OrderThinking

Mensintesis1. Menggunakan

pengetahuan untukmenghasilkankomunikasi baru

2. Merancang untukmenggunakanmemngimplementasikan pengetahuan

3. Mengumpulkanintisari relasi danhubungan terhadappengetahuan lain

Merancang, merancangkembali, menggabungkan,menambah, menyusun,membuat hipotesis,membangun,membayangkan, membuatkesimpulan, jika... maka...mengintergrasikan denganhasil belajar yang lain,menciptakan,mengaplikasikan.

Mengevaluasi1. Menyelidiki bukti-

bukti internalkonsistensiinformasi yang dipelajari

2. Menyelidiki bukti-bukti eksternalkonsistensiinformasi yang dipelajari

3. Menginvestasikanpembelajarandengan kepentingandan kebermaknaanpersonal

Menginterpretasikan,menilai, mengkritisi,memutuskan,memperkirakan,meramalkan,berspekulasi,menjelaskan, pentingnya,menceritakan maknapersonal.

Pada taksonomi Bloom (Zohar & Dori, 2003) menyatakan menghafal dan

mengingat informasi diklasifikasikan sebagai berpikir tingkat rendah

sedangkan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi diklasifikasikan

sebagai bepikir tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian pendapat di atas

maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat di

artikan penalaran yang lebih tinggi dimana dalam taksonomi bloom

menghafal dan mengingat informasi diklasifikasikan sebagai berpikir tingkat

Page 40: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

24

rendah sedangkan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi

diklasifikasikan sebagai bepikir tingkat yang lebih tinggi. Serta inti dari

berpikir tingkat tinggi yaitu terdapat pada mensintesis dan mengevaluasi.

Klasifikasikan dimensi proses berpikir menurut Anderson & Krathwohl,

menjadi tiga level kognitif yaitu; (1) kemampuan berpikir tingkat rendah (Low

Order Thinkhing Skill/ LOTS) meliputi dimensi proses berpikir; mengetahui

(mengingat), (2) kemampuan berpikir tingkat menengah (Middle Order Thinking

Skill/ MOTS) meliputi dimensi proses berpikir; memahami dan mengaplikasi,

dan (3) kemampuan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinkhing Skill/

HOTS) meliputi dimensi proses berfikir; menganalisis, mengevaluasi dan

mengkreasi. Untuk lebih jelasnya mengenai level kognitif dan dimensi proses

berfikir pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Deskripsi dan Kata Kunci Taksonomi Bloom Revisi

Kategori Kata kunci Tingkat KemampuanMengingat Menyebutkan definisi,

menirukan ucapan, menyatakanstruktur, mengucapkan,mengulangi, menyatakan.

LOTS-Lower Order ThinkingSkill

Memahami Klasifikasikan, deskripsikan,jelaskan identifikasi,penempatan, laporkan, jelaskan,terjemahkan, diparafrasekan.

Menerapkan Memilih, mendemonstrasikan,bertindak, menggunakan,menggambarkan, menafsirkan,mengatur jadwal, membuatsketsa, memecahkan masalah,menuliskan.

Menganalisis Memeriksa, membandingkan,membedakan, melakukandiskriminasi, memisahkan,menguji, melakukaneksperimen, bertanya.

HOTS-Higher OrderThinking Skill

Mengevaluasi Memberikan argumentasi,membela, menyatakan,memilih, member dukungan,member penilaian, melakuakanevaluasi.

Page 41: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

25

Kategori Kata kunci Tingkat KemampuanMenciptakan Merakit, mengubah,

membangun, membuat,merancang, merumuskan,menulis.

Sumber: Kusuma (2017: 47)

Berdasarkan tingkatan proses, berpikir dibagi menjadi 2 tingkat yaitu berpikir

tingkat rendah (lower-order thinking) dan berpikir tingkat tinggi (higher-

order thinking). Pada dasarnya kedua tingkatan berpikir tersebut mengacu

pada taksonomi bloom yang terdiri dari 6 aspek (Ganbar 1). Tiga aspek

pertama yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), dan

menerapkan (applying) merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah

(LOT). Tiga aspek berikutnya yaitu menganalisis (analyzing), mengevaluasi

(evaluating), dan mengkreasi (creating) merupakan kemampuan berpikir

tingkat tinggi (HOT) (Anderson dalam Purbaningrum, 2017: 63).

Gambar 1. LOTS dan HOTS

Level kognitif dan dimensi proses berpikir tercermin dalam KD pengetahuan

semua mapel termasuk mata pelajaran IPA. KD merupakan kemampuan spesifik

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau

mapel (Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016). Aspek pengetahuan

Page 42: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

26

berkaitan dengan pengembangan materi/bahan pembelajaran, dan aspek

keterampilan berkaitan keterampilam dan pengalaman belajar peserta didik

(Direktorat Pembinaan SMA, 2014: 1). Sedangkan aspek sikap (spiritual dan

sosial) dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu

keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa (Permendikbud

Nomor 24 Tahun 2016).

Berpikir kritis menurut Johnson (2009: 183) merupakan sebuah proses yang

terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan

masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis pendapat atau

asumsi, dan melakukan ilmiah. Lebih spesifik lagi, Williams (2011)

mendefinisikan bahwa kemampuan berpikir kritis dalam ilmu sains adalah

kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan yang relevan dan reliabel

tentang alam semesta. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui serangkaian

pengujian hipotesis yang sisematis, sehingga kemampuan berpikir kritis

diperlukan agar serangkaian proses tersebut berakhir pada penarikan

kesimpulan yang benar. William (2011) berpendapat sains diidentifiksi

sebagai tempat yang baik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Hal ini dikarenakan hubungan antara pemikiran ilmiah dan kemampuan

berpikir kritis.

Berdasarkan tingkatan proses, berpikir dibagi menjadi dua tingkat yaitu

berpikir tingkat rendah (lower order thinking) dan berpikir tingkat tinggi

(higher order hinking). Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki

Page 43: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

27

seseorang untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya

dan memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam

situasi yang baru. Taksonomi Bloom menjelaskan bahwa kemampuan

melibatkan analisis, evaluasi dan mengkreasi dianggap berpikir tingkat tinggi

(Pohl, 2000).

Berpikir kritis menurut Cottrell (2005: 1) mengemukakan bahwa “Critical

thinking is a cognitive activity, associated with using the mind” yang artinya

berpikir kritis merupakan aktifitas kognitif, yaitu berhubungan dengan

penggunaan pikiran. Berdasarkan dimensi kognitif Bloom, kemampuan

berpikir kritis menempati bagian dimensi analisis (C4), sintesis (C5), dan

evaluasi (C6). Tampak bahwa dimensi-dimensi ini diambil dari sistem

taksonomi Bloom yang lama. Jika dicocokkan dengan taksonomi Bloom

yang telah direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2010), maka kemampuan

berpikir kritis menempati bagian dimansi analisis (C4), dan evaluasi (C5),

karena pada versi revisi, dimensi sintesis diintegrasikan ke dalam dimensi

analisis.

Dimensi analisis menurut Anderson & Krathwohl (2010) merupakan dimensi

dimana terjadi pemecahan suatu materi menjadi bagian-bagian yang kecil

dalam suatu keterkaitan hubungan antar bagian-bagian tersebut. Dimensi

menganalisis meliputi proses kognitif membedakan, mengorganisasi,dan

mengatribusikan. Selanjutnya, Anderson & Krathwohl (2010) mendefinisikan

dimensi evaluasi sebagai dimensi dimana terjadi pengambilan keputusan

berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Kriteri-kriteria yang biasanya

Page 44: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

28

digunakan yaitu kualitas, efektivitas, efisien, dan konsistensi. Anderson &

Krathwohl menjelaskan lebih lanjut bahwa pada kategori mengevaluasi

mencakup proses kognitif yaitu memeriksa keputusan yang telah diambil

berdasarkan kriteria internal dan mengkritik keputusan yang diambil

berdasarkan kriteria eksternal.

Kemampuan berpikir kritis menurut Nitko & Brookhart (2011: 236) yaitu

kemampuan berpikir kritis paling baik diukur dan dinilai dalam konteks

pembelajaran tertentu, bukan secara umum. Untuk itu, guru yang

berkepentingan mengukur kemampuan berpikir kritis perlu menjalankan

indikator-indikator kemampuan berpikir kritis ke dalam konteks materi

pembelajaran yang bersangkutan. Selain itu, penting pula menghubungkan

materi pembelajaran tersebut dengan kondisi kehidupan keseharian dalam

melakukan pengukuran terhadapa kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan berpikir kritis merupakan untuk menganalisis suatu situasi atau

masalah melalui pemeriksaan yang ketat. Kemampuan berpikir kritis menurut

Swartz dan Perkin (dalam Yudhitya, 2015:17)

Tabel 3. Karakteristik Kemampuan Berpikir

Tipekemampuan

Tujuan Komponen kemampuan

Berpikir kritis Untuk mengevaluasi suatuperbedaan dalam keadaanatau mengklarifikasi ide

Mengidentifikasi keadaan atauide, menganalisis berbagaipandangan,mempertimbangkan fakta,mengumpulkan informasi baru

Berpikir kreatif Untuk menciptakan ide baru,membangun produk baru

Menetapkan kebutuhan untukide, menstruktur ulang sudutpandang permasalahan,menciptakan berbagaikemungkinan

Page 45: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

29

Membuatkeputusan

Untuk mencapai keputusanyang telah dibuat

Mempertimbangkan informasiyang ada, mengevaluasiinformasi, mengidentifikasiopsi, mempertimbangkan opsi,membuat keputusan

Pemecahanmasalah

Untuk mencapai satu ataubeberapa solusi yangmemungkinkan untuk suatupermasalahan

Mengidentifikasi,mengambarkan, memilihstrategi, menjalankan strategi,mengevaluasi proses

Kemampuan berpikir kritis dapat masuk kedalam kategori kemampuan yang

sulit. Walaupun terlihat mendasar, akan tetapi kemampuan berpikir kritis

membutuhkan suatu proses yang cukup rumit dalam pencapaiannya. Terlebih

lagi, manusia sendiri tidak secara alami dapat berpikir kritis. Sekalipun

manusia terlahir dengan kemampuan berpikir kritis, manusia sendiri masih

belum mampu menguasainya karena kemampuan berpikir kritis adalah

aktivitas kompleks yang dibangun dengan kemampuan lainnya yang lebih

mudah diperoleh (Gelder, 2005:42).

Bagaimanapun, anak memang terlahir dengan rasa keingintahuan yang alami,

dan menjadi salah satu pengenalan awal untuk pembelajaran dan lingkungan

harus mengajarkan mereka untuk mengeksplorasi, bertanya, dan

menyelesaikan masalah mereka dalam pembelajaran informal yang mereka

dapati. Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang disisipkan suasana

yang sesuai terlihat lebih siap untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih

tinggi dan siap pula untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya

(Thompson, 2011:3).

Indikator kemampuan berpikir kritis menurut Jufri (2013:104-105)

menyatakan terdapat 6 indikator kemampuan berpikir kritis pada peserta

didik yang terdapat dalam Tabel 4 berikut:

Page 46: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

30

Tabel 4. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Indikator kemampuanberpikir kritis

Deskripsi kemampuan berpikir kritis

Merumuskan masalah a. memformulasikan pertanyaanyang mengarahkan investigasijawaban

Memberikan argumen a. argumen sesuai dengankebutuhan

b. menunjukkan persamaan danperbedaan

c. argumen yang ditunjukkanorisinil dan utuh

Melakukan deduksi a. mendeduksi secara logisb. menginterpretasikan secara

tepatMelakukan induksi a. menganalisis data

b. membuat generalisasic. menarik kesimpulan

Melakukan evaluasi a. mengevaluasi berdasarkan faktab. memberikan alternatif lain

Mengambil keputusan danmenentukan tindakan

a. menentukan jalan keluarb. memilih kemungkinan yang

akan dilaksanakan

Menurut Rowles dkk (dalam Yudhitya, 2015:19), Asosiasi Universitas dan

Kampus Amerika, Standar dan Akreditasi Program Pendidikan Kedokteran,

dan beberapa organisasi lainnya menempatkan suatu kemampuan berpikir

kritis sebagai sebuah kemampuan intelektual dan praktikal terbesar, terutama

pada bidang kesehatan, sains, dan terutama di bidang pendidikan.

Kemampuan berpikir kritis merupakan sesuatu yang telah banyak ditemukan

pada sekolah tingkat dasar, menengah atas, dan menengah tinggi, dimana

peserta didik diajarkan untuk belajar sebagaimana mereka mengolah dan

menganalisis informasi yang mereka dapatkan dan temukan.

Kemampuan pemecahan masalah menurut Suprananto (2012: 155-158)

terdapat 17 indikator pemecahan masalah, yaitu: mengidentifikasi masalah,

Page 47: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

31

merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, memahami kata dalam

kontek, mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai, memilih masalah sendiri,

mendeskripsikan berbagai strategi, mengidentifikasi asumsi, mendeskripsikan

masalah, memberikan alasan masalah yang sulit, memberikan alasan solusi,

memberikan alasan strategi yang digunakan, memecahkan masalah

berdasarkan data dan masalah, membuat strategi lain, menggunakan analogi,

menyelesaikan secara terencana, mengevaluasi kualitas solusi, mengevaluasi

strategi sistematika.

Stimulus diperlukan dalam penyususnan soal karena dengan adanya stimulus

butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap

butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus). Menurut Suprananta

(2012: 152) jenis stimulus berupa gambar,diagram, tabel, simbol, rumus,

persamaan, contoh, dan penggalan kasus.

D. Ujian Sekolah

Ujian Nasional bagi sekolah dasar sudah berubah menjadi Ujian sekolah

berdasarkan peraturan Kemendikbud nomer 009/H/HK/2015 pada ketentuan

umum menyatakan ujian sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut US/M

adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik untuk

semua mata pelajaran dan muatan lokal dengan pembagian persentasenya

yaitu kementrian menyusun dan menetapkan soal sebanyak 25% sedangkan

pemerintah provinsi sebanyak 75%.

Berdasarkan Permendikbud nomer 23 tahun 2016, penilaian hasil belajar oleh

pemerintah dilakukan dilakukan dalam bentuk ujian nasional dan/atau bentuk

Page 48: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

32

lain dalam rangka pengendalian mutu pendidikan. Ujian Nasional adalah

kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional

pada akhir program pembelajaran di setiap jenjang pendidikan. UN bertujuan

menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran

tertentu dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK).

Ujian nasional merupakan salah satu bagian penting dari proses pendidikan

di Indonesia. Ujian nasional merupakan bagian dari tes standardisasi yang

artinya format soal dan kriteria penilaian ditentukan oleh pusat dan

diberlakukan dalam satuan wilayah yang cakupannya luas. Ujian nasional

adalah salah satu jenis evaluasi yang dilakukan pada dunia pendidikan dan

disesuaikan dengan standar pencapaian hasil secara nasional (Wahyu,

2012).

Pengertian ujian nasional pada awalnya adalah sebagai langkah untuk

mengetahui tingkat keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di

setiap wilayah negeri ini. Dengan pelaksanaan ujian nasional diharapkan

dapat dipetakan tingkat kemampuan sekolah sehingga dapat menentukan

skala prioritas penanganan proses pendidikan. Tetapi pada kelanjutannya,

pengertian ujian nasional mengalami perubahan orientasi sehingga

dijadikan sebagai salah satu, bahkan satu-satunya penentu keberhasilan atau

kelulusan anak didik.

Adapun jenis-jenis ujian dalam pendidikan menurut Fathoni (2008: 3-5)

dijelaskan sebagai berikut:

Page 49: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

33

a. Ujian Harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan

satu kompetensi dasar (KD) atau lebih.

b. Ujian Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengkur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ujian

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada

periode tersebut.

c. Ujian Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir

semester. Cakupan ujian meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan seluruh KD pada semester tersebut.

d. Ujian Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang

menggunakan sistem paket. Cakupan ujian meliputi seluruh indikator

yang merepresentasikan seluruh KD pada semester tersebut.

e. Ujian Sekolah/Madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan

untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan

salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata

pelajaran yang diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional

dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran

Page 50: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

34

agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diukur dalam pos ujian

sekolah/madrasah.

f. Ujian Nasional (UN) adalah kegitan pengukuran pencapaian

kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

rangka melalui pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Fungsi Ujian Nasional (UN) adalah:

1. quaity control, yaitu: UN menjadi instrumen pengendali mutu lulusan

agar sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan sebagai

instrumen

untuk memastikan dan menjamin kualifikasi/standar yang ditetapkan.

2. motivator, UN diharapkan memotivasi atau mendorong siswa

untuk belajar sungguh-sungguh dalam rangka mencapai standar

kompetensi

3. public accountabillity, UN digunakan sebagai instrumen

akuntabilitas publik untuk menyampaikan informasi kepada orang

tua dalam masyarakat

4. selection, screening, dan streaming, UN dijadikan bahan untuk

seleksi, dan penempatan pada jenjang pendidikan selanjutnya

5. alat diagnostik, UN sebagai alat untuk menilai dan mengevaluasi

sistem maupun kebijakan pendidikan.

Page 51: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

35

E. Kerangka Pikir

Praktik pembelajaran harus dapat memaksimalkan kerja otak dalam berpikir

sehingga keterampilan berpikir terutama berpikir tingkat tinggi pada siswa

dapat terakomodasi dengan baik. Pembelajaran harus melibatkan aktifan

siswa dalam belajar. Belajar dan mengajar merupakan suatu konsep yang

tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, belajar merujuk kepada apa

yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima suaru

pelajaran (peserta didik), sedangkan mengajar merujuk pada apa yang harus

dilakukan oleh seorang guru.

Evaluasi dari hasil belajar merupakan tahapan yang harus ditempuh oleh

seorang guru untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam

memahami dan menguasai materi yang telah diberikan oleh seorang guru.

Evaluasi dari hasil belajar dapat dilakukan oleh guru melalui teknik tes. Tes

yang diberikan oleh guru kepada peserta didiknya merupakan salah satu dari

instrumen yang digunakan guru dalam mengukur hasil belajar peserta didik.

Maka dari itu, tes yang diberikan haruslah berupa tes yang berkualitas.

Tes sangat memiliki peranan penting karena dengan adanya tes, kemampuan

dari setiap peserta didik dapat diukur dan tes juga sebagai alat evaluasi,

sehingga tes perlu diperhatikan semua asperk yang mendukung seperti aspek

kualitatif dan kuantitatif. Tes harus sesuai dengan perkembangan dunia

pendidikan pada saat ini sehingga tes yang digunakan sebagai alat evalusi

harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat ini.

Page 52: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

36

Selanjutnya hasil dari analisis soal dapat diketahui soal yang seperti apa yang

perlu diperbaiki atau direvisi dan dapat diketahui apakah soal yang ada sudah

mengandung stimulus dan mengandung indikator dari keterampilan berpikir

kritis, sehingga analisis soal yang dilakukan harapannya dapat dijadikan

sumber yang dapat menjadi bahan kajian dalam penyusunan soal yang

berkualitas.

Adapun kerangka pikir pada penelitian ini, yakni:

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir

Soal UjianSekolah

Digunakan:Sebagaipenilaian hasilpembelajarandalam mencapaiKompetensiDasar

Dipengaruhi oleh:- Kurikulum- Dinas

Pendidikan danKebudayaan

- SatuanPendidikan

Memenuhi Kriteria

StimulusBerpikir TingkatRendah

PemecahanMasalah

Analisis soal tipe Lower and Higher OrderThinking Skill

Karakteristik dan persentase soal ujiansekolah tahun ajaran 2016/2017

Berpikir Kritis

Page 53: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

37

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan pada semester genap pada tanggal 8 Maret 2018

sampai dengan 18 April 2018 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini memiliki subjek yaitu soal Ujian Sekolah Ilmu Pengetahuan

Alam Sekolah Dasar tahun ajaran 2016/2017.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif jenis

analisis isi atau dokumen.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan

Page 54: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

38

Menyiapkan surat izin untuk melakukan penelitian pendahuluan untuk

memperoleh dokumen berupa soal ujian sekolah dan membuat

instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah, yaitu:

a. Melakukan analisis soal berdasarkan karakteristik stimulus,

keterampilan berpikir tingkat rendah, ketrampialn berpikir kritis,

dan keterampilan pemecahan masalah.

b. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) di Laboratorium

Pembelajaran Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

c. Melakukan tabulasi data berdasarkan hasil akhir dari analisis soal

dan Focus Group Discussion (FGD).

E. Jenis, dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif yaitu dengan rubrik

analisis soal ujian sekolah mata pelajaran IPA tahun ajaran 2016/2017.

2. Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik dalam pengambilan data pada penelitian ini yaitu

menggunakan lembar penilaian. Lembar penilaian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu lembar penilaian karakteristik berbentuk daftar dengan

skor 1 jika sesuai dan apabila tidak sesuai maka akan mendapatkan skor 0.

Indikator yang digunakan sebagai pedoman disusun berdasarkan kajian

Page 55: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

39

teori yang telah dikumpulkan. Lembar penilaian dibuat berdasarkan

masing-masing karakteristik yang dianalisis yaitu: stimulus, keterampilan

berpikir tingkat rendah, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan

pemecahan masalah.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif yaitu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan

keadaan objek secara kualitatif. Data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu:

berupa lembar penilaian, rubrik dan disertai dengan soal ujian sekolah tahun

ajaran 2016/2017. Kategori yang digunakan sebagai pedoman disusun

berdasarkan kajian teori yang telah dikumpulkan. Lembar penilaian dibuat

berdasarkan masing-masing karakteristik yang berupa dasar pertanyaan dan

indikator dari berpikir tingkat rendah, stimulus, kemampuan berpikir kritis,

kemampuan pemecahan masalah. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu teknik analisis data yang

digunakan untuk menggambarkan keadaan objek secara kualitatif. Langkah-

langkah analisis data pada penelitian ini adalah:

1. Menentukan Soal yang Berkategori LOTS & HOTS

Berdasarkan indikator LOTS & HOTS menurut A. Thomas dan G.

Thorne. Indikator LOTS & HOTS yang digunakan yaitu: berpikir tingkat

rendah, dasar pertanyaan (stimulus), keterampilan berpikir kritis,

keterampilan pemecahan masalah.

2. Mengelompokkan butir soal Ujian Sekolah IPA tingkat SD yang

termasuk dalam kategori LOTS & HOTS.

Page 56: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

40

Pada penelitian ini menjawab apakah terdapat kelompok butir soal tipe

LOTS & HOTS, yaitu berpikir tingkat rendah, stimulus, kemampuan

berpikir kritis, dan kemampuan pemecahan masalah, serta persentasenya

dalam soal US IPA SD tahun 2016/2017. Pada proses FGD adalah

keberadaan karakteristik soal tipe LOTS & HOTS, yaitu berpikir tingkat

rendah, stimulus, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan pemecahan

masalah. Perolehan data yang diperoleh dari angket melalui proses FGD

ini kemudian akan ditabulasikan ke dalam tabel berikut

Tabel 5. Tabulasi data angket

Nomorsoal

Karakteristik

kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

Jumlah

Kemudian hasilnya dijumlahkan pada masing-masing indikator dan

selanjutnya direkapitulasi dengan cara mempersentasekan dari masing-

masing indikator dari setiap karakteristik yaitu dengan cara jumlah skor

dibagi 40 lalu dikali 100%. Untuk memperoleh persentase skor pada tiap

butir soal menggunakan perhitungan persentase keberadaan karakteristik

soal tipe LOTS & HOTS, yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah,

stimulus, kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

menggunakan rumus:

Page 57: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

41

Sumber: dimodifikasi dari Ali (2013: 201)

Keterangan:

K : Persentase indikator dari masing-masing karakteristik soal tipe LOTS &HOTS dalam soal US IPA SD tahun 2016/2017.

Ki : banyaknya butir soal hasil analisis dari indikator masing-masingkarakteristik soal tipe LOTS & HOTS dalam soal US IPA SD tahun2016/2017.

Proses perhitungan persentase dilakukan pada masing-masing indikator

dari setiap karakteristik baik stimulus, keterampilan berpikir tingkat

rendah, keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang

ditabulasikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 6. Perhitungan persentase

No. Indikator Persentase (%) Kriteria

Setelah diperoleh persentase dari masing-masing karakteristik dari setiap

narasumber kemudian dihitung persentase keseluruhan dengan cara

merata-ratakan persentase dari ketiga narasumber kemudian menentukan

kategori di setiap indikator dari masing-masing karakteristik, sesuai

dengan kriteria-kriteria tertentu.

Proses perhitungan pada indikator kesesuaian diperoleh dari menghitung

jumlah soal yang sesuai indikator pencapaian kompetensi dari peneliti,

guru dan dosen lalu dijumlahkan setelah diperoleh hasilnya dibagi dengan

K = Ki X 100%Total soal

Page 58: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

42

banyaknya soal dan dikalikan dengan seratus persen, sehingga diperoleh

hasil keseluruhan analisis kesesuaian butir soal dengan indikator

pencapaian kompetensi. Berikut tabulasi dari kesesuaian butir soal dengan

indikator pencapaian kompetensi.

Tabel 7. Kesesuaian Butir Soal dengan Indikator Pencapaian Kompetensi

No. Kesesuaian Persentase (%) Kriteria1. Sesuai2. Tidak Sesuai

Setelah diperoleh hasil persentase dari kesesuaian butir soal dengan

indikator pencapaian kompetensi, selanjutnya mendeskripsikan dari hasil

persentase keseluruhan yang diperoleh dari kesesuaian butir soal dengan

indikator pencapaian kompetensi.

Tabel 8. Kriteria Kesesuaian

Skala Keterangan

0 – 20 % Sebagian Kecil

21 – 40 % Kurang dari Setengah

41 – 60 % Setengah

61 – 80 % Sebagian Besar

81 – 100 % Hampir Semua

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2001: 245)

Setelah diperoleh persentasenya dan diperoleh kriterianya, maka yang

selanjutnya yaitu mendeskripsikan masing-masing karakteristik, baik

stimulus, keterampilan berpikir tingkat rendah, keterampilan berpikir kritis

dan keterampilan pemecahan masalah dengan berdasarkan kriteria-kriteria

dari masing-masing karakteristik tersebut.

Page 59: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

58

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Kualitas butir Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017 sebagian besar (75%)

bertipe LOTS sedangkan kurang dari setengah (25%) bertipe HOTS.

2. Karakteristik butir Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017 dilihat

dari:

a. Jenis stimulus kurang dari setengahnya berupa gambar, sedangkan

sebagian kecil berupa tabel, contoh, dan penggalan kasus.

b. Keterampilan berpikir tingkat rendah setengahnya berupa indikator

memahami (C2), kurang dari setengah berupa mengingat (C1),

sedangkan sebagian kecil berupa menerapkan (C3).

c. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diukur dengan

keterampilan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah

memperoleh hasil keterampilan berpikir kritis sebagian kecil

berupa “memfokuskan pada pertanyaan” sedangkan pada

Page 60: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

59

keterampilan pemecahan masalah sebagian kecil berupa

“mengidentifikasi masalah”.

3. Ditemukan bahwa hampir semua (97,5%) butir soal sesuai dengan

indikator pencapaian kompetensi.

B. Saran

Guna kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.

1. Peneliti selanjutnya perlu membatasi indikator dari masing-masing

karakteristik, supaya tidak terlalu banyak dan lebih fokus. Apabila

peneliti merujuk penelitian dengan judul penelitian ini, maka subyeknya

harus disesuaikan dengan judulnya yakni bentuk stimulus tidak boleh di

sejajarkan dengan keterampilan berpikir lainnya.

2. Peneliti selanjutnya, perlu melibatkan peserta didik dalam menjawab

soal yang telah analisis, untuk melihat perubahan dari soal yang

sebelum dilakukan analisis dan sesudah dilakukan analisis.

3. Kesesuaian indikator harus di pertimbangkan antara keluasan dan

kedalam materi berdasarkan kompetensi dasar.

Page 61: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DAFTAR PUSTAKA

Adelar, S. B & Saragih, S. 2003. Adolescence, Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.607 hlm.

Ali, M. 2013. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung.215 hlm.

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. 2009. Pembelajaran, Pengajaran danAsesmen. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 430 hlm.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (Eds). 2010. Kerangka landasan untukpembelajaran, pengajaran, dan asesmen: revisi taksonomi pendidikanBloom.(Terjemahan Agung Prihantoro). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.(Buku asli diterbitkan tahun 2001). 434 hlm.

Ariani, E. 2014. Analisis Keterampilan Berpikir Berdasarkan TaksonomiAnderson Pada Siswa Gaya Belajar Assimilator dalam MenyelesaikanSoal Eksponen dan Logaritma Kelas X SMA Negeri 3 Kota Jambi.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Tanggal 07Januari 2018. Pukul 14.30 WIB. 12 hlm.

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip Teknik Prosedur). PT RemajaRosdakarya. Bandung.

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.310 hlm.

_______. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 310hlm.

Asy’ari, M. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalamPembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Universitas Sanata DharmaYogyakarta. Yogyakarta. 217 hlm.

Cottrell, S. 2005. Critical Thinking Skills, Developing Effective analysis andArgument. Palgrave Macmillan. New York. 296 hlm.

Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 267 hlm.

Page 62: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

61

Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen. Depdiknas. Jakarta. 54 hlm.

Devi, P. k. 2012. Pengembangan Soal “Higher Order Thinking Skill” dalamPembelajaran IPA SMP/MTs. http://p4t-kipa.net/datajournal/HOTs.Poppy.pdf. (diakses tanggal 02 November 2017, pukul 17.00WIB). 9 hlm.

Dharma, S. 2013. Manajemen Kinerja : Falsafah, Teori Dan Penerapannya.Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 245 hlm.

Djamarah, S. B. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. PT RinekaCipta. Jakarta. 438 hlm.

Eptiarti, R. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap PrestasiBelajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey Pada 5 SMA diKabupaten Purwakarta). 123 hlm.

Fathoni, T. 2008. Memahami Penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/jur._kurikulum_dan_Tek._pendidikan/196005081985031-toto_fathoni/memahami_penilaian_BSNP.pdf. DiaksesTangal 22 Oktober 2017. Pukul 18. 35 WIB. 31 hlm.

Fatmawati, H. 2014. Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan MasalahMatematika Berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat.Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Universitas Sebelas Maret.Surakarta. Vol. 2, No.9, 899-910.

Feriati, Y. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis pada Pelajaran IPAMelalui Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas IV SD NegeriKarangtalun 1 Tanon Sragen Tahun 2012/2013. UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Surakarta. 12 hlm.

Gelder, T. V. 2005.Teaching Critical Thinking: Some Lessons from CognitiveScience. College teaching. Vol. 53. No. 1. 2005. 41-46. (online).(https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnx0aW12YW5nZWxkZXJ8Z3g6NDI4Y2UyNjc4MDUxMzQxMg, diakses pada 02 Januari 2018; 13:35 WIB).

Johnson, L. 2009. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik: Cara MembangkitkanMinat Siswa melalui Pemikiran. PT Indeks. Jakarta. 434 hlm.

Jufri, W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. PT. Rineka Cipta. Bandung. 200hlm.

Page 63: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

62

Kemendikbud. 2014. Modul Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013 MataPelajaran Sosiologi SMA/ SMK Tahun 2014/ 2015. P4-BPSDM-PKPMP.Jakarta.

Kemendikbud. 2015. Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah pada SekolahDasar/Madrasah Ibtidahiyah, Sekolah Dasar Luar Biasa danPenyelenggara Program A/ULA. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.Jakarta. 8 hlm.

Kurnia, dkk. 2014. Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotorik padaPraktikum Kimia SMA/ MA Kelas XI Materi Pokok Faktor-faktor yangMempengaruhi Laju Reaksi Berdasarkan Standar Isi 2006. Skripsi.Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.Yogyakarta. 203 hlm.

Kusaeri dan Suprananta. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. GrahaIlmu. Yogyakarta. 240 hlm.

Kusuma, M. D. 2017. Pengembangan Penilaian Keterampilan Berpikir TingkatTinggi (HOTS) Dalam Studi Fisika. Jurnal. Universitas Lampung. Vol 7.32 hlm.

Lailly, N. R., Wisudawati, A. W. 2015.Analisis Soal Tipe Higher Order ThinkingSkill (HOTS) Dalam Soal UN Kimia Rayon B Tahun 2012/2013.KauniaVol.XI No.1. 39 hlm.

Lestari, A. 2016. Pengembangan Soal Tes Berbasis HOTS pada ModulPembelajaran Latihan Penelitian di Sekolah Dasar. Jurnal IlmiahPendidikan. 20(2): 74-83 (Online),(http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/viewFile/4801/3364, diakses 31Juli 2018).

Lewy. 2014. Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir TingkatTinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX AkselerasiSMP Xaverius Maria Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3.No. 2, Desember 2009. 14-28. (online).(http://eprints.unsri.ac.id/820/1/2_Lewy_14-28.pdf, diakses pada 21Oktober 2017; 21.03 WIB).

Mardapi, D. 2008. Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Mitra CendikiaPress. Yogyakarta. 166 hlm.

Miles, B. M dan Michael, H. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber TentangMetode-metode Baru. UIP. Jakarta. 491 hlm.

Muslich, M. 2009. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Bumi Aksra.Jakarta. 247 hlm.

Page 64: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

63

Nitko, A.J. & Brookhart, S.M. 2011. Educational Assessment of Student (6th ed).Pearson Education. Boston.

Nuryati, R dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka.Jakarta. 76 hlm.

Pane, K. I dan Derlina. 2016. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMAdalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Metode KNOW-WANT-LEARN (KWL). Jurnal Saintech. Universitas Negeri Medan.Medan. Vol 08. No 03. 10 hlm.

Permendikbud. 2013. Penilaian. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta. 47 hlm.

Permendikbud. 2016. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. MenteriPendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta. 59 hlm.

Permendikbud. 2016. Standar Penilaian Pendidikan. Menteri Pendidikan danKebudayaan RI. Jakarta. 12 hlm.

Permendiknas. 2007. Standar Penilaian Pendidikan. Mentri Pendidikan NasionalRI. Jakarta. 14 hlm.

Pohl. 2000. Learning to Think, Thinking to Learn: tersedia diwww.purdue.edu/geri.

Purbaningrum, K. A. 2017. Berpikir Tingkat Rendah Menuju Berpikir TingkatTinggi. Jurnal. Universitas Muhammadiyah Tangerang. Tangerang. 61-76hlm.

Purwanto, M. N. 2015. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pegajaran. RosdaKarya. Bandung. 165 hlm.

Rusyati, L., N. Rustaman, dan Saefudin. 2013. Pengembangan Soal PilihanGanda Berpikir Kritis Inch dan Profil Pencapaiannya di SMA Negeri KotaBandung pada Tema Penyakit Manusia. UPI. Bandung. 11 hlm.

Samosir, M. 2011. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi KesembilanJilid I. Penerbit Indeks . Jakarta. 350 hlm.

Sanjaya, w. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. KencanaPrenada Media Grup. Jakarta. 235 hlm.

Santyasa, I. W. 2009. Pengembangan Pemahaman Konsep dan KemampuanPemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan PemberdayaanModel Perubahan Konseptual Bersetting Investigasi Kelompok. 1-26 hlm.

Page 65: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

64

Setiadi, H. 2016. Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitiandan Evaluasi Pendidikan. UHAMKA. Jakarta. 178 hlm.

Setyawati, LY. 2013. Wawasan Globalisasi dalam Pendidikan. (online).(http://punya-lilyyunisetyawati.blogspot.com/2013/10/makalah-wawasan-globalisasi-dalam.html, diakses pada 20 Oktober 2017; 16:21 WIB).

Siagian, S. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. 380hlm.

Sobiroh, A. 2006. Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil BelajarBiologi Peserta Didik Kelas 2 SMA Se-Kabupaten Banjarnegara Semester1 Tahun 2004/2005. Skripsi. Universitas Negeri semarang. Semarang. 97hlm.

Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja PemimpinPendidikan (Cetakan Ke 5). Rineka Cipta. Jakarta. 256 hlm.

Sudarma, M. 2013. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. RajawaliPers. Jakarta. 266 hlm.

Sulaeman, A. A. 2016. Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran IPA SekolahMenengah Pertama (SMP), Kelompok Kompetensi G, PengembanganInstrumen Penilaian Pembelajaran. Pusat Pengembangan danPemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu PengetahuanAlam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan TenagaKependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 58hlm.

Sumadi, S. 2001. Psikologi Kepribadian. Cetakan ke 4. Raja Grafindo Pustaka.Jakarta. 370 hlm.

Suparno, P. 2002. Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah: Suatu Tinjauan Umum.Kanisius. Yogyakarta. 114 hlm.

Surahman, R. I. P, dan Dewi, T.2015. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalamPembelajaran IPA Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Proses KehidupanMelalui Media Gambar Kontekstual pada Siswa Kelas II SD AlkhairaatTowera. Jurnal Kreatif Tadulako. Universitas Tadulako. Vol 3, No 4. 107hlm.

Surapranata, S. 2007. Panduan Penulisan Tes Tertulis: Implementasi Kurikulum2004. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 346 hlm.

Thompson, C. 2011. Critical Thinking across the Curriculum: Process overOutput. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 1.No. 9. Special Issue, July 2011. 1-7. (online).

Page 66: i ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU …digilib.unila.ac.id/32979/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

65

(http://www.ijhssnet.com/journals/Vol._1_No._9_Special_Issue_July_2011/1.pdf, diakses pada 02 Januari 2018; 14:00 WIB).

Trianingsih, R. 2016. Pengantar Praktik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar.Journal Al Ibtida. 3(2): 197-211, (Online), (http://syekhnur-jati.ac.id/jurnal/index.php/ibtida/article/view/880, diakses 31 Juli 2018).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. 2003. Sistem PendidikanNasional. DPR RI. Jakarta. 26 hlm.

Warli. 2006. Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gaya Kognitif RefklektifImpulsif. Prosiding dipresentasikan dalam Seminar Nasional.Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA Universitas NegeriYogyakarta. 574 hlm.

William, J.D. 2011. How science works: Teaching and Learning in The ScienceClassroom. Continuum. Chennai. 160 hlm.

Wisudawati, A.W. dan E. Sulistyowati. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA.Bumi Aksara. Jakarta. 279 hlm.

Yudhitya, L. 2015. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) TerhadapKemampuan Berpikir Kritis dan Aktivitas Belajar Siswa pada MateriPokok Peran Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan. Skripsi. UniversitasLampung. Lampung. 157 hlm.

Yuniar, M. 2015. Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) Pada Soal ObjektifTes Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SDNegeri 7 Ciamis. Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia. 195 hlm.

Zohar, D dan Marshall, L. 2003. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual. Mizan.Bandung. 121 hlm.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalamLembaga Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 418 hlm.