21
i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi Oleh SETYA NUR HANIFAH A 210 100 060 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

  • Upload
    dangthu

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

i

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA

PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Akuntansi

Oleh

SETYA NUR HANIFAH

A 210 100 060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

ii

Page 3: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

iii

Page 4: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

1

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA

PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2013/2014

Setya Nur Hanifah

A210100060

Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui: 1) adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya

berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran

2013/2014, 2) adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya

berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran

2013/2014, 3) adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dan status sosial

ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang

digunkan adalah kuantitatif asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 yang

berjumlah 180 siswa dengan sampel 119 siswa yang diambil yaitu probability

sampling dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data

menggunakan metode dokumentasi dan metode angket yang telah diuji cobakan

dengan uji validitas dan uji reabilitas. Teknik analisis data yang digunakan

adalah regresi linier berganda, uji t, uji F, sumbangan relatif dan sumbangan

efektif. Hasil dari analisis data diperoleh persamaan garis linier

Y=4,569+0,540X1+0,309X2. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah: 1) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kewirausahaan

terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh

thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 (α = 5%) dan nilai signifikansi <0,05 yaitu

0,000; 2) ada pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua

terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh

thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 (α = 5%) dan nilai signifikansi <0,05 yaitu

0,011; 3) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kewirausahaan dan

status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti

dari hasil uji F yang memperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 pada taraf

signifikansi 5%. 4) variabel X1 memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68%

dan sumbangan efektif sebesar 14,80%, variabel X2 memberikan sumbangan

relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Hasil perhitungan

untuk nilai R2 diperoleh 0,240 yang berarti 24% upaya berwirausaha dipengaruhi

oleh kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua, sisanya

sebesar 76% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

Kata Kunci: kompetensi kewirausahaan, status sosial ekonomi orang tua, upaya

berwirausaha

Page 5: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

2

PENDAHULUAN

Pengangguran adalah salah satu permasalahan yang cukup besar yang kini

dihadapi bangsa Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah

pengangguran pada Agustus 2013 sebanyak 7,39 juta orang. Sekitar 11,19% dari

total tersebut atau sekitar 814 ribu orang, merupakan tamatan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK). Kepala BPS Suryamin "Tingkat penggangguran terbuka pada

Agustus 2013 untuk pendidikan, SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar

11,19%, sementara posisi kedua terbanyak adalah tamatan Sekolah Menengah

Atas (SMA) dengan 9,74% dari total pengangguran. Kemudian pengangguran

terbanyak selanjutnya adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar

7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

terendah adalah 3,51% tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah”

ungkapnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (6/11/2013). Artinya tamatan SMK

lebih banyak menjadi pengangguran dibanding lainnya. Hal itu dapat terjadi

karena kurangnya upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kebanyakan siswa memilih bekerja sesuai dengan jurusan yang mereka pilih

ketika di SMK atau bekerja kepada orang lain tanpa mereka melihat jumlah

lapangan kerja yang tersedia. Sempitnya lapangan kerja tidak bisa memuat tenaga

kerja yang terlalu banyak sehingga menimbulkan pengangguran. Meskipun

mereka mempunyai minat serta motivasi untuk menjadi wirausaha setelah lulus

nanti, namun perlu adanya upaya yang dilakukan karena menjadi wirausaha tidak

cukup hanya dengan adanya minat dan motivasi saja, melainkan harus ada upaya

berwirausaha dari diri siswa itu sendiri.

(sumber : https://www.facebook.com/notes/herdiana-mulyono/pengangguran-

lulusan-smk-semakin-banyak-semakin-baik-bagi indonesia/10151822771626848)

Tokoh wirausaha, Ciputra (dalam Jaringnews, Jumat (13/04/2012),

mengatakan “Untuk dapat menggerakan roda perekonomian nasional ke tingkat

perkembangan yang optimal, maka dibutuhkan wirausaha yang memadai dan

andal di bidangnya masing-masing. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai langkah

untuk terus menggenjot minat wirausaha Tanah Air”. Kata dia, hingga kini jumlah

Page 6: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

3

wirausahawan Indonesia masih jauh dari harapan. “Di Indonesia, jumlah

penduduk yang menjadi wirausahawan masih di bawah 2 persen". Menurut dia,

hingga kini jumlah wirausahawan di Indonesia, baru sekitar 0,18 persen. "Jumlah

itu tetap saja masih belum memadai untuk menggerakkan perekonomian nasional

ke tingkat perkembangan yang optimal" tegasnya. Untuk itu Ciputra berharap agar

berbagai pihak terus mendorong upaya untuk meningkatkan minat, bakat serta

kemauan masyarakat Indonesia akan wirausaha, khususnya dikalangan anak-anak

muda. Pernyataan Ciputra ini berkaitan dengan akan digelarnya pameran produk-

produk hasil karya dan kreasi siswa dari berbagai Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) diseluruh Indonesia. Pameran dengan tema “Kreatif, Inovatif, Mandiri,

dan Berdayasaing” ini dilakukan sebagai upaya untuk menyemai benih

wirausahawan dikalangan muda, khususnya siswa SMK.

(sumber : http://jaringnews.com/ekonomi/ukm/13475/ciputra-berharap-siswa-

smk-jadi-penyelamat-ekonomi-indonesia)

Berdasarkan fakta dan harapan tersebut tampak masalah berupa rendahnya

upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan demikian

upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menunjukkan

hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Seharusnya siswa Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) mempunyai upaya berwirausaha yang besar untuk mengurangi

adanya pengangguran setelah lulus nanti. Kurangnya upaya berwirausaha pada

siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu diatasi supaya tidak

terjadi pengangguran yang terlalu banyak. Untuk mengurangi pengangguran

tersebut minimal harus ada perubahan pola pikir siswa dari mencari kerja menjadi

menciptakan lapangan kerja. Pembangunan akan semakin berhasil jika ditunjang

oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan

pemerintah sangatlah terbatas. Untuk itu siswa SMK perlu dibekali dengan

ketrampilan yang mengarah pada ketrampilan kerja dan mandiri (berwirausaha).

Sebagaimana telah diungkapkan oleh I Wayan Dipa (2011), Deputi Bidang

Pengkajian Sumberdaya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah),

Kementrian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Jakarta, yang

menyatakan bahwa tingkat kompetensi kewirausahaan di Indonesia masih sangat

Page 7: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

4

rendah, bila dibandingkan dengan di negara-negara lain, seperti di Amerika

Serikat sekitar 11%, di Singapura sekitar 7%, sedangkan di Indonesia hanya

0,24% saja yang memiliki kompetensi kewirausahaan dari sekitar 237,6 juta orang

penduduk Indonesia. Padahal penguasaan kompetensi kewirausahaan memiliki

peranan yang sangat penting dalam memajukan negara, karena kewirausahaan

memiliki kekuatan yang diperlukan untuk menghasilkan kreativitas dan inovasi

dalam upaya mencapai kehidupan masyarakat.

(sumber : http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html)

Memperhatikan pandangan di atas dapat dikatakan bahwa, untuk menjadi

seorang wirausaha yang sukses harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Untuk

itu Haris (2000), dalam Suryana, (2006:5) mengingatkan bahwa, ”Seorang

wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi

yaitu; memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang

meliputi; sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan

untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan”. Selanjutnya dijelaskan bahwa,

pengetahuan saja tidaklah cukup bagi wirausaha, tetapi juga harus disertai dengan

keterampilan seperti; keterampilan manajerial, keterampilan konseptual,

keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi, keterampilan

merumuskan masalah dan cara bertindak, keterampilan mengatur dan

menggunakan waktu, serta keterampilan teknik lainnya secara spesifik.

Dijelaskan juga bahwa, hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah

cukup, untuk itu seorang wirausaha juga harus memiliki sikap, motivasi, dan

komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dihadapinya.

(sumber : http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil keputusan penguasaan

kompetensi kewirausahaan sangat penting bagi siswa Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK). Kompetensi kewirausahaan sangat berpengaruh terhadap upaya

berwirausaha siswa, karena setelah memperoleh pengetahuan dan ketrampilan,

upaya siswa untuk menjadi wirausaha akan meningkat atau bertambah besar.

Siswa akan lebih memahami mengenai upaya apa yang harus dia lakukan setelah

Page 8: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

5

dia memperoleh pengetahuan yang matang dan pengalaman yang cukup menjadi

wirausaha.

Selain kompetensi kewirausahaan terdapat faktor lain yang dapat

mempengaruhi upaya berwirausaha siswa yaitu kondisi keluarga karena keluarga

merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam

perkembangan anak. Peran orang tua sangat penting untuk menumbuhkan minat

dan motivasi berwirausaha bagi para siswa, begitu juga dengan status sosial

ekonomi yang terdiri dari status sosial ekonomi rendah, menengah, dan tinggi

yang dimiliki orang tua.

Hermansyah (2013) dalam penelitiannya “Hubungan Status Sosial Ekonomi

Orang Tua dan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha Siswa

Smk Negeri 1 Kota Jambi” mengatakan “Terdapat hubungan antara status sosial

ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha siswa dinyatakan H1 diterima dan

H0 ditolak dengan nilai 9,81 >2,08”. Kemudian penelitian Andreas Adi Nugroho

(2012) “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Minat

Berwirausahasiswa Kelas XII Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK

Ganesha Tama Boyolali” dapat di ambil kesimpulan bahwa “Besarnya pengaruh

status sosial ekonomi terhadap minat berwirausaha adalah 20,42%”. Berati status sosial ekonomi

orang tua siswa memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha siswa. Jika

minat sudah ada dalam diri siswa, siswa akan termotivasi dan akan muncul upaya

dalam diri siswa untuk berwirausaha, seehingga dapat dikatakan status sosial

ekonomi orang tua akan mempengaruhi upaya berwirausaha siswa. Anak yang

hidup dalam keluarga yang orang tuanya memiliki status sosial tinggi, akan

memiliki minat serta motivasi untuk berwirausaha yang berbeda dengan anak

yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Anak yang orang

tuanya memiliki status sosial ekonomi yang tinggi akan memiliki upaya yang

besar untuk berwirausaha karena mereka lebih mudah memperoleh dana

dibandingkan dengan anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi

yang rendah. Bahkan dana yang didapat bisa jauh lebih besar dibandingkan

dengan anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi rendah. Dengan

dana yang besar, anak tersebut dapat memproduksi suatu barang atau jasa yang

Page 9: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

6

lebih banyak dan kemungkinan keuntungan yang akan diperoleh pun akan besar

pula.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi

orang tua memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap upaya berwirausaha

siswa, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa akan mengetahui

bahwa tujuan sebagian besar orang tua menyekolahkan anaknya di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) supaya anaknya setelah lulus nanti dapat langsung

bekerja karena sudah mendapat pengetahuan dan pengalaman kerja yang

didapatkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tanpa harus melanjutkan ke

Perguruan Tinggi dengan biaya yang cukup mahal. Karena alasan tersebut, siswa

akan memiliki upaya berwirausaha yang besar.

Dalam penelitian ini dipilih sebagai penduga yaitu kompetensi kewirausahaan

dan status sosial ekonomi orang tua dengan alasan, kompetensi kewiausahaan

berkontribusi banyak dibandingkan kompetensi mata pelajaran lainnya. Dalam

mata pelajaran kewirausahaan siswa tidak hanya diberi pengetahuan tentang

berwirausaha namun siswa juga akan melaksanakan berbagai praktik

berwirausaha. Kemudian status sosial ekonomi orang tua yang akan mendorong

minat serta motivasi siswa sehingga siswa memiliki upaya yang besar untuk

berwirausaha.

Tujuan diadakannya penelitian ini 1) Untuk mengetahui adanya pengaruh

kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 2) Untuk mengetahui

adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha

pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 3) Untuk

mengetahui adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dan status sosial

ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

METODE PENELITIAN

Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat

dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuan.

Page 10: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

7

Menurut Sugiyono (2010:1), “Metode Penelitian diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kuantitatif asosaitif, dimana data yang diperoleh

berasal dari angket atau data dan dokumentasi untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan variabel peneliti.

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta

tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2013

sampai dengan selesai. Pengambilan sampel menurut Sugiyono (2010:115-126)

dengan taraf kesalahan 5% sejumlah 119 siswa dan menggunakan simple random

sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta

Tahun Ajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket

dan dokumentasi. Variabel dalam penelitan ini terdiri dari variabel terikat dan

variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu upaya berwirausaha (Y), sedangkan

variabel bebasnya yaitu kompetensi kewirausahaan (X1) dan status sosial ekonomi

orang tua (X2). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa item-

item pernyataan dalam bentuk angket yang sebelumnya diujicobakan pada subjek

uji coba yang berjumlah 30 siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran

2013/2014 di luar sampel dalam populasi yang sama. Hasil uji coba instrumen

dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji realibilitas. Hasil dari

pengumpulan data kemudian diuji dengan menggunakan uji prasyarat analisis

terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Teknik analisis data menggunakan

analisis regresi linier ganda kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari hipotesis

yang telah diajukan.

HASIL PENELITIAN

SMK Muahammdiyah 2 Surakarta yang berlokasi di Jalan Letjen S.

Parman No.9, Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Surakarta,

Kode Pos 57133. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta didirikan pada tanggal 1

Agustus 1965 di bawah yayasan MAJLIS DIKDASMEN PDM SURAKARTA.

Page 11: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

8

Tanggal 9 November 2010 SMK Muhammadiyah 2 Surakarta jenjang

akreditasinya berubah menjadi DIAKUI “Terakreditasi B”. SMK Muhammadiyah

2 Surakarta mempunyai ruangan kelas sebanyak 9 kelas yang digunakan untuk

proses belajar mengajar. Tiga ruang kelas untuk kelas X, tiga ruang kelas untuk

kelas XI, dan tiga ruang kelas untuk kelas XII. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta

mempunyai tiga jurusan yaitu : Akuntansi (AK), Pemasaran (PJ/PM)

danAdministrasi Perkantoran (AP). Jumlah siswa pada saat ini adalah 180 siswa,

diantaranya 48 siswa kelas X, 52 siswa kelas XI, dan 80 siswa kelas XII.

Visi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu mewujudkan SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan

kompetitif dalam prestasi, dedikasi dan religi untuk terciptanya sumber daya

manusia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Sedangkan miisi SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu : 1) Menyelenggarakan pendidikan yang islami,

efektif, kreatif dan efisien untuk menumbuhkan jiwa akhlaqul karimah dan

semangat global dilingkungan sekolah, 2) Meningkatkan kualitas organisasi dan

manajemen sekolah dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif,

3) Mengembangkan kwalitas dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

dalam mewujudkan pelayanan yang optimal di berbagai bidang, 4)

Memberdayakan secara optimal sarana dan prasarana pendidikan dalam

mendukung penguasaan IPTEK, 5) Mewujudkan lulusan yang memiliki prestasi,

dedikasi dan ketrampilan yang unggul dan berkarakter kuat.

Tujuan SMK Muhammadiyah 2 Surakarta diantaranya adalah : 1)

Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi lowongan kerja yang ada di dunia usaha dan industri sebagai

tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian

yang dipilihnya, 2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet

dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan

mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3)

Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu

mengembangkan diri dikemudian hari, baik secara mandiri maupun melalui

Page 12: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

9

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) Membekali peserta didik dengan

kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Data upaya berwirausaha (Y) yang diperoleh melalui angket, hasil

dari analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 51,14

dengan standar error of mean sebesar 0,409, Median sebesar 52,00, Modus

sebesar 52, Skor maksimal diperoleh angka 60, skor minimal diperoleh angka 38,

Standar deviasi sebesar 4,467 yang merupakan akar dari variance yaitu 19,954.

Skewness sebesar -0,228 yang diubah ke angka rasio dengan cara membagi

dengan Std.Error Skewness sebesar 0,222 dan diperoleh hasil -1,027. Kurtosis

sebesar -0,229 dan diubah ke nilai rasio dengan cara memebagi dengan Std.Error

Kurtosis sebesar 0,440 dan diperoleh hasil -0,520.

Data kompetensi kewirausahaan (X1) yang diperoleh melalui

dokumentasi, hasil analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean

sebesar 77,31 dengan standar error of mean sebesar 0,253, Median sebesar 77,00,

Modus sebesar 77, Skor maksimal diperoleh angka 84, Skor minimal diperoleh

angka 70, Standar deviasi sebesar 2,761 yang merupakan akar dari variance yaitu

7,623. Skewness sebesar -0,038 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi

dengan Std.Error Skewness sebesar 0,222 dan diperoleh hasil -0,171. Kurtosis

diperoleh sebesar -0,207 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan

Std.Error Kurtosis sebesar 0,440 dan memperoleh angka -0,470.

Data status sosial ekonomi orang tua (X2) diperoleh melalui angket, hasil

analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 15,41 dengan

standar error of mean sebesar 0,312, Median sebesar 15,00, Modus sebesar 14,

Skor maksimal diperoleh angka 27, Skor minimal diperoleh angka 8, standar

deviasi 3,406 yang merupakan akar dari variance 11,600. Skewness sebesar 0,364

dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Skewness

sebesar 0,222 dan diperoleh angka sebesar 1,558. Kurtosis sebesar 0,416 dan

diubah ke angka rasio dengan membagi dengan Std.Error Kurtosis sebesar 0,440

dan diperoleh hasil -0,945.

Page 13: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

10

Berdasarkan uji validitas diketahui bahwa semua item pernyataan baik dari

variabel upaya berwirausaha maupun status sosial ekonomi orang tua dinyatakan

valid. Dapat dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai

signifikansi < 0,05. Berdasarkan uji uji reliabilitas (r11) dari kompetensi

kewirausahaan sebesar 0,854 dan status sosial ekonomi orang tua sebesar 0,381.

Hasil uji prasyarat analisis dari uji normalitas yang dilakukan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah regresi variabel dependen, variabel independen,

atau keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal yang

menggunakan teknik uji Liliefors atau dalam program SPSS disebut juga dengan

Kolmogorov-Smirnov menyimpulkan bahwa data dari upaya berwirausaha,

kompetensi kewirausahaan, dan status sosial ekonomi orang tua, dengan nilai

Lhitung < Ltabel. Untuk variabel upaya berwirausaha yaitu 0,080 < 0,081 atau nilai

signifikansi sebesar 0,057. Variabel kompetensi kewirausahaan yaitu sebesar

0,077 < 0,081 atau nilai signifikansi sebesar 0,080. Variabel status sosial ekonomi

orang tua yaitu sebesar 0,078 < 0,081 atau signifikansi sebesar 0,069.

Hasil uji prasyarat analisis dari uji linearitas yang digunakan untuk

mengetahui apakah model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

merupakan hubungan garis lurus ( hubungan linier) atau untuk mengetahui apakah

setiap variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak yang

menggunakan bantuan SPSS For Windows 16.0 antara variabel kompetensi

kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha menunjukkan bahwa mempunyai

hubungan yang linier dengan Fhitung < Ftabel yaitu 0,928 < 1,815 dan nilai

signifikansi 0,527 > 0,05. Sedangkan untuk variabel status sosial ekonomi orang

tua terhadap upaya berwirausaha menunjukkan bahwa mempunyai hubungan yang

linier dengan Fhitung < Ftabel yaitu 0,806 < 1,745 dengan nilai signifikansi 0,676 >

0,05.

Uji prasyarat analisis telah terpenuhi, kemudian dilakukan analisis regresi

linier ganda yang dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16.0. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial

Page 14: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

11

ekonomi orang tua mempunyai pengaruh terhadap upaya berwirausaha. Hal itu

dapat dilihat dari persamaan regresi linier yaitu Y= 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2,

berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa koefisien regresi dari masing-

masing variabel independen bernilai positif, kompetensi kewirausahaan dan status

sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap

upaya berwirausaha. Nilai 4,659 menyatakan jika kompetensi kewirausahaan dan

status sosial ekonomi orang tua dianggap konstan, maka upaya berwirausaha akan

sama dengan 4,659. Nilai 0,540 menyatakan jika kompetensi kewirausahaan

meningkat satu poin maka skor upaya berwirausaha akan meningkat sebesar 0,540

(dengan asumsi variabel kompetensi kewirausahaan dianggap konstan),

sedangkan nilai 0,309 menyatakan jika status sosial ekonomi orang tua meningkat

satu poin maka skor upaya berwirausaha akan meningkat sebesar 0,309 (dengan

asumsi variabel status sosial ekonomi orang tua dianggap konstan).

Variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Hasil

uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel

kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha sebesar 0,540 atau

positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan

berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Kemudian berdasarkan uji

keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel kompetensi

kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 >

1,981 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sumbangan relatif sebesar 61,68% dan

sumbangan efektif sebesar 14,80%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

semakin baik kompetensi kewirausahaan akan semakin tinggi upaya

berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin buruk kompetensi kewirausahaan

maka semakin rendah pula upaya berwirausaha.

Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha.

Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel

status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sebesar 0,309 atau

positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel status sosial ekonomi orang tua

berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Kemudian berdasarkan uji

Page 15: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

12

keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel status sosial ekonomi

orang tua terhadap upaya berwirausaha diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981

dan nilai signifikan 0,011 < 0,05. Sumbangan relatif sebesar 38,32% dan

sumbangan efektif sebesar 9,20%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua akan semakin tinggi upaya

berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi orang

tua maka semakin rendah pula upaya berwirausaha.

Variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua

terhadap upaya berwirausaha. Hasil uji F atau uji keberartian regresi linier

berganda diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dan nilai

signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan

dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif

terhadap upaya berwirausaha. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan

bahwa semakin baik kompetensi kewirausahaan dan semakin tinggi status sosial

ekonomi orang tua akan meningkatkan upaya berwirausaha. Begitu juga

sebaliknya, semakin buruk kompetensi kewirausahaan dan semakin rendah status

sosial ekonomi orang tua akan menurunkan upaya berwirausaha. Kemudian

koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,240 yang berarti bahwa pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 24%. Dari hasil

perhitungan diketahui bahwa variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya

berwirausaha memberikan sumbangan relatif 61,68% dan sumbangan efektif

sebesar 14,80%. Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya

berwirausaha sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar

9,20%. Dengan melihat dari sumbangan relatif dan sumbangan efektif, hal ini

menunjukkan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang

dominan terhadap upaya berwirausaha.

PEMBAHASAN

Hasil uji hipotesis pertama yaitu “ada pengaruh kompetensi kewirausahaan

terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta

Page 16: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

13

Tahun Ajaran 2013/2014”. Berdasarkan uji t untuk variabel kompetensi

kewirausahaan (b1) diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 dengan nilai

signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 dengan sumbangan relatif sebesar 61,68% dan

sumbangan efektif sebesar 14,80%. Kesimpulannya semakin baik kompetensi

kewirausahaan, maka semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan I Ketut Arwana (2012) yang berjudul

“Determinasi Latihan Kerja, Kompetensi Kewirausahaan, dan Bimbingan Karier

Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Rekayasa

Di Kabupaten Buleleng” dapat disimpulkan bahwa latihan kerja, kompetensi

kewirausahaan, dan bimbingan karier memiliki determinasi yang sangat tinggi

terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Rekayasa di

Kabupaten Buleleng. Hasil Penelitian menunjukkan determinasi yang signifikan

dari latihan kerja, kompetensi kewirausahaan, dan bimbingan karier terhadap

kesiapan kerja siswa dengan masing-masing sumbangan efektifnya adalah

18,47%, 16,85%, dan 18,35%. Apabila kompetensi kewirausahaan memberikan

determinasi yang signifikan terhadap kesiapan kerja siswa, berati siswa juga siap

untuk menjadi wirausaha dengan upaya yang dimiliki serta pengetahuan dan

latihan keterampilan yang dia dapat. Sehingga kompetensi dapat mempengaruhi

upaya berwirausaha siswa.

Berkaitan dengan penelitian terdahulu terdapat kesamaan dengan

penelitian yang saya lakukan, yaitu mengukur besarnya pengaruh kompetensi

kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Akan tetapi data yang digunakan

oleh peneliti terdahulu untuk meneliti variabel kompetensi kewirausahaan dengan

menggunakan kuesioner/angket sedangkan data yang saya gunakan adalah

dokumentasi nilai atau hasil belajar kewirausahaan yang terdiri dari nilai

pengetahuan dan praktik. Hasil penelitian yang saya lakukan dibandingkan

dengan penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang lebih memuaskan karena

dengan menggunakan metode dokumentasi nilai pengetahuan dan ketrampilan,

upaya berwirausaha siswa akan lebih jelas terlihat dari nilai atau hasil belajar

kewirausahaan itu, dimana siswa yang upaya berwirausahanya tinggi pasti

Page 17: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

14

memiliki kompetensi kewirausahaan yang baik begitu juga sebaliknya. Namun

disisi lain penelitian yang saya lakukan juga mempunyai kekurangan

dibandingkan dengan penelitian terdahulu karena sumbangan efektif yang

dihasilkan variabel kompetensi pada penelitian saya lebih kecil dibandingkan

dengan hasil sumbangan efektif yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, selain itu

juga jumlah sampel pada penelitian saya jauh lebih sedikit jumlahnya sehingga

kurang mewakili apabila terdapat pertanyaan yang diajukan.

Hasil uji hipotesis kedua yaitu “ada pengaruh status sosial ekonomi orang

tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta

tahun ajaran 2013/2014”. Berdasarkan uji t untuk variabel status sosial ekonomi

orang tua (b2) diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 dengan nilai signifikansi

< 0,05 yaitu 0,011 dengan sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan

efektif sebesar 9,20%. Kesimpulannya bahwa semakin tinggi status sosial

ekonomi orang tua maka, akan semakin tinggi pula upaya berwirausaha atau

sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermansyah (2013) yang berjudul

“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Praktek Kerja Industri

dengan Minat Berwirausaha Siswa Smk Negeri 1 Kota Jambi” pada hasil uji

hipotesis pertama ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan

minat berwirausaha menunjukkan thitung > ttabel yaitu 9,81 > 2,08, kemudian hasil

uji hipotesis kedua yaitu ada hubungan antara praktik kerja industri dengan minat

berwirausaha menunjukkan thitung < ttabel yaitu 0,14 < 2,08, dan pada hasil uji

hipotesis ketiga ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan praktik

kerja industri dengan minat berwirausaha menunjukkan thitung > ttabel yaitu 6,452

>2,08”. Berarti terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan

prestasi praktek kerja industri dengan minat berwirausaha siswa. Apabila minat

sudah ada padadiri siswa, maka siswa akan termotivasi dan akan berupaya untuk

menjadi wirausaha.

Page 18: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

15

Berkaitan dengan penelitian terdahulu terdapat kesamaan dengan

penelitian yang saya lakukan, yaitu mengukur besarnya pengaruh status sosial

ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Akan tetapi peneliti terdahulu

menggunakan sampel yang berjumlah 24 siswa jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan sampel yang saya gunakan pada penelitian ini yaitu berjumlah 119.

Sehingga hasil penelitian yang saya lakukan lebih memuaskan dibandingkan

dengan penelitian terdahulu karena karena jumlah sampel yang saya gunakan

lebih banyak, sehingga hasil penelitian lebih mewakili pertanyaan yang diajukan.

Namun disisi lain, penelitian yang saya lakukan juga memiliki kekurangan

dibandingkan dengan penelitian yang terdahulu. Pengaruh variabel status ekonomi

orang tua sangat kecil dengan sumbangan efektif 9,20% dibandingkan dengan

pengaruh status sosial ekonomi orang tua yang ada padapenelitian terdahulu.

Kenyataan ini disadari oleh peneliti obyek penelitian, yaitu sebagian besar siswa

orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang sedang bahkan rendah.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi

kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua masing-masing berpengaruh

terhadap upaya berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linier

ganda sebagai berikut Y = 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2. Berdasarkan persamaan

tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi masing-masing variabel bernilai

positif yang artinya kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang

tua secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap Y.

Dilihat dari uji hipotesis pertama yang diajukan adalah “ada pengaruh

kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” diketahui bahwa, koefisien

arah regresi dari variable kompetensi kewirausahaan (b1) sebesar 0,540 bernilai

positif sehingga variabel kompetensi kewirausahaan semakin baik digunakan

maka akan semakin baik upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Hasil uji hipotesis kedua diketahui koefisien regresi status sosial ekonomi

orang tua (b2) sebesar 0,309 bernilai positif sehingga, variabel status sosial

Page 19: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

16

ekonomi orang tua berpengaruh terhadap upaya berwirausaha. Kesimpulannya

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka akan

semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Berdasarkan uji regresi linier ganda atau uji F diketahui bahwa nilai Fhitung

> Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Hal ini

menujukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang

tua memiliki kecenderungan yang sama dengan adanya kombinasi yang diikuti

oleh peningkatan upaya berwirausaha. Koefisien determinasi sebesar 0,240 yang

artinya bahwa ada pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel kompetensi

kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha

24% sedangkan 76% dipengaruh oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

Hasil perhitungan dapat diketahui bahwa variabel kompetensi

kewirausahaan memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68% dan sumbangan

efetif sebesar 14,80%. Sedangkan status sosial ekonomi orang tua memberikan

sumbangan relatif 38,32% dan subangan efektif sebesar 9,20%. Sehingga, dari

hasil tersebut dibandingkan bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh

yang lebih besar terhadap upaya berwirausaha dibandingkan variabel status sosial

ekonomi orang tua.

Kesimpulannya semakin baik kompetensi kewirausahaan, maka semakin

tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya. Kompetensi kewirausahaan

menunjukkan seberapa besar pengetahuan dan keterampilan siswa dalam

berwirausaha. Hal ini menjadi modal bagi siswa untuk berwirausaha setelah lulus

nanti. Pendidikan berupa pengetahuan membekali kemampuan teoritis siswa,

sedangkan pendidikan berupa latihan/keterampilan dimaksudkan untuk

membekali kemampuan praktis agar nantinya setiap siswa dalam berwirausaha

dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Pendidikan berupa keterampilan

diberikan agar dapat dijadikan sebagai bekal untuk melangkah di dalam dunia

kerja. Diharapkan dalam diri siswa terdapat keinginan untuk mandiri dengan

memakai bekal, dan pelajaran keterampilan yang telah mereka peroleh di bangku

Page 20: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

17

sekolah. Sehingga dengan hasil belajar yang baik maka ia akan mempunyai

pengetahuan dan keterampilan yang lebih sehingga dapat menjadi bekal untuk

berwirausaha di kemudian hari.

Orang tua yang memiliki status sosial ekonomi tinggi akan lebih mampu

memenuhi kebutuhan anak dari pada orang tua yang memiliki status sosial

ekonomi rendah. Hal ini berhubungan pula dengan sumber permodalan, dimana

orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi mampu menyediakan modal yang

cukup bagi anaknya untuk berwirausaha. Sedangkan orang tua yang berstatus

sosial ekonomi rendah kurang bahkan tidak mampu menyediakan modal yang

cukup bagi anaknya untuk berwirausaha.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan 1) Hasil analisis regresi linier ganda

diperoleh persamaan Y= 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2 yang artinya upaya

berwirausaha dipengaruhi oleh variabel kompetensi kewirausahaan (X1) dan status

sosial ekonomi orang tua (X2). Variabel kompetensi kewirausahaan (X1)

berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti dari hasil uji t yang

memperoleh sebesar thitung 3,684 > ttabel 1,981 dengan dengan taraf signifikansi

5%. Variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha

memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68%. 2) Variabel status sosial ekonomi

orang tua (X2) berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti dari

hasil uji t yang memperoleh sebesar thitung 2,575 > ttabel 1,981 dengan dengan taraf

signifikansi 5%. Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya

berwirausaha sumbangan relatif sebesar 38,32%. 3) Variabel kompetensi

kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti hasil uji F yang

memperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dengan taraf signifikansi 5%. 4)

Hasil perhitungan sumbangan efektif menunjukkan bahwa kontribusi kompetensi

kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha sebesar 14,80%. Sedangkan status

Page 21: i PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS

18

sosial ekonomi orang tua memberikan kontribusi terhadap upaya berwirausaha

sebesar 9,20% sehingga total sumbangan efektif kompetensi kewirausahaan dan

status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sebesar 24%.

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Adi Nugroho. 2010. PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUA SISWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHASISWA KELAS XII

PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF SMK GANESHA TAMA

BOYOLALI.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hermansyah. 2013. HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT

BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Universitas

Jambi.

http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html. Dikutip pada tanggal

10 Desember 2013 ( pukul 10.22)

http://jaringnews.com/ekonomi/ukm/13475/ciputra-berharap-siswa-smk-jadi-

penyelamat-ekonomi-indonesia/ Dikutip pada tanggal 11 Desember

2013 (pukul 17.31)

https://www.facebook.com/notes/herdiana-mulyono/pengangguran-lulusan-smk-

semakin-banyak-semakin-baik-bagi-indonesia/10151822771626848/

Dikutip pada tanggal 11 Desember 2013 (pukul 18.20)

I Ketut Arnawa (2012) yang berjudul “DETERMINASI LATIHAN KERJA,

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN, DAN BIMBINGAN KARIER

TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI KELOMPOK

TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KABUPATEN BULELENG. Universitas

Pendidikan Ganesha.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows. Surakarta. Muhammadiyah

University Press.