30
RE’U Pertanggungjawaban Tertulis Penciptaan Musik Etnis Oleh Agusto Andreas Naga Lana 1310480015 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 ETNOMUSIKOLOGI JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2017 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

i

RE’U

Pertanggungjawaban Tertulis Penciptaan Musik Etnis

Oleh

Agusto Andreas Naga Lana1310480015

TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 ETNOMUSIKOLOGIJURUSAN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA2017

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 2: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

ii

RE’U

Oleh

Agusto Andreas Naga Lana1310480015

Tugas Akhir ini Diajukan Kepada Dewan PengujiJurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia YogyakartaSebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Dalam Bidang Etnomusikologi2017

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 3: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 4: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa dalam karya seni dan pertanggungjawaban

tertulis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan sebelumnya untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 06 januari 2017

Yang membuat pernyataan

Agusto Andreas Naga Lana

NIM. 1310480015

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 5: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

v

MOTTO

Cinta adalah TuhanTuhan mencintai aku

Oleh karena itusudah seharusnya aku akan selalu mencintai

kamu, dia, mereka, kalian dan segala makluk ciptaan-Nya.Lewat karya inilah salah satu cara ku membagikan benih cinta kepada siapa saja

yang melihat dan mendengar.

Salam(Beta Pung Sasando Untuk Dunia)

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 6: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua, suku Loro dan masyarakat Nusa Tenggara Timur terutamakepada negeri ku yang tercinta

Indonesia

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 7: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Mulia karena

atas berkat rahmat dan karunia-Nya, karya tulisan Pertanggungjawaban Karya

Seni Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya Pertanggungjawaban

Karya Seni Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi S-1 Etnomusikolgi Jurusan

Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Proses terbentuknya sebuah karya bukan hal yang mudah seperti

membalik telapak tangan. Canda, tawa, emosi, sendu, ketakutan, kegelisahan

keraguan serta kebahagiaan yang selalu bergentayangan membendung segala

pikiran sampai pada sanubari, akan tetapi hal ini adalah sebuah proses

pengetahuan yang harus dilalui dalam penciptaan karya musik. Bagaimana

seorang seniman mendalami pengetahuan tentang seni pertunjukan. Dari

kekurangan-kekurangan pengetahuan ini menjadi pedoman bagi saya untuk terus

menggali ilmu pertunjukan dan mampu menyelesaikan Tugas Akhir Penciptaan

Musik Etnis S-1 dengan karya yang berjudul RE’U.

Re’u berasal dari bahasa Dawan yang berarti pamali. Pamali sendiri

bukan berarti pantangan atau sesuatu yang dianggap tabu, melainkan sistem

aturan atau falsafah hidup pada kepercayaan masyarakat suku Loro yang menjadi

dasar dalam melakukan tindakan. Re’u dilakukan untuk menyeimbangkan

kehidupan antara masyarakat suku Loro alam, karena jika Re’u ini tidak dilakukan

maka akan berdampak buruk dan bisa sampai pada kematian bagi masyarakat

penganutnya.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 8: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

viii

Proses penciptaan karya musik ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan senang

hati saya menyampaikan terimakasih yang terhormat kepada:

- Bapak Drs. Supriyadi, M. Hum selaku ketua jurusan Etnomusikologi

sekaligus pembimbing I yang menjadi motivator dengan memancing ide-ide

brilian serta memberikan masukan kritik dan saran sehingga menjadi acuan

dalam menyelesaikan karya Tugas Akhir ini.

- Ibu Eli Irawati, S.Sn., M.A selaku pembimbing II yang menjadi motivator

dengan memancing ide-ide brilian serta memberikan masukan kritik dan

saran sehingga menjadi acuan dalam menyelesaikan karya tulisan Tugas

Akhir ini.

- Bapak Drs. IGN. Wiryawan Budhiana, M.Hum selaku dosen penguji ahli

dalam karya Tugas Akhir ini.

- Ibuk Dra. Ela Yulaeliah M.Hum selaku sekretaris jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Bapak Drs. Cepi Irawan M.Hum selaku dosen wali di jurusan

Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia

Yogyakarta.

- Bapak Drs Joko Tri Laksono selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Bapak Warsana S.Sn., M.Sn selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 9: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

ix

- Bapak Drs. Saptono, M.Hum selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Bapak I wayan Senen SST., M.Hum selaku dosen di jurusan

Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia

Yogyakarta.

- Bapak Drs. Sukotjo M.Hum selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Bapak Drs. Untung Muljono M.Hum selaku dosen di jurusan

Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia

Yogyakarta.

- Bapak Sunaryo SST., M.Sn selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Bapak Drs. Haryanto M.Ed selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Bapak Amir R., S.Sn., M.Hum selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Bapak Drs. Sudarno M.Hum selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Bapak Drs. Krismus Purba M.Hum selaku dosen di jurusan Etnomusikologi

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga tersayang atas jasa-jasanya,

kesabaran, doa, yang tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta

yang tulus, ikhlas kepada saya semenjak kecil hingga sekarang.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 10: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

x

- Nusa Tuak selaku group sendiri, yang selalu memancing dan melahirkan

ide-ide nakal dalam berkarya.

- Indonesian Ethnic Orchestra yang selalu setia menemani dari awal proses

hingga akhir konser karya Penciptaan Musik Etnis Tugas Akhir RE’U.

- Bank-Yp, yang telah mengurus segala persiapan pada proses latihan hingga

akhir pertunjukan Simphony Of Sasando.

- Kaka nona Galih Puspita yang telah membantu mendesainkan kostum serta

menjadi makeup pada konser Simphony Of Sasando.

- Saudara-basodara Ikatan Keluarga Mahasiswa Timur (IKMT) ISI

Yogyakarta tercinta yang telah banyak memberikan dorongan, semangat,

kasih sayang dan bantuan baik secara moril maupun materiil demi lancarnya

konser Simphony Of Sasando.

- Teman-teman seperjuangan Etnomorfosis angakatan 2013 Jurusan

Etnomusikologi, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Saudara-basodara Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

- Pemerintahan kabupaten Belu yang telah mengsuport dana dalam

pertunjukan Simphony Of Sasando.

- Ary Suta Center yang telah mengsuport dana dalam pertunjukan Simphony

Of Sasando.

- Taman Budaya Yogyakarta yang telah memberikan ruang bagi saya untuk

berkreasi.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 11: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

xi

- Semua pihak yang terlibat dan mendukung karya ini hingga pada akhir

pementasan

- Snooge Art Work yang sudah mendokumentasikan dari awal latihan hingga

akhir konser.

Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberikan balasan yang berlipat ganda

kepada kita semua. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang

membangun akan saya terima dengan senang hati. Hanya kepada Tuhan Yesus

Kristus saya serahkan segalanya, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Penulis,

Agusto Andreas Naga Lana

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 12: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….... iHALAMAN PENGAJUAN …………………………………….…... iiHALAMAN PENGESAHAN ………………………………….….... iiiHALAMAN PERNYATAAN ………………………………….….... ivHALAMAN MOTTO……………………………………………....… vHALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………….. viHALAMAN PENGANTAR …………………………………...….... viiDAFTAR ISI ……………………………………………………….... xiiINTI SARI ………………………………………………………….... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1B. Rumusan Ide Penciptaan …………………………………….…. 7C. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 8D. Tinjauan Sumber ............................................................................ 9

1. Sumber Tertulis ……………………………………………… 92. Sumber Diskografi …………………………………………... 11

E. Metode Penciptaan ………………………………………………. 121. Ransangan Awal ………………………………………...…… 132. Ide …………………………………………………...…….... 133. Eksplorasi ………………………………………………….... 134. Improvisasi……………………………………………...……. 145. Pembentukan ……………………………………………….... 15

BAB II ULASAN KARYA

A. Ide Dan Tema…………………………………………….…….… 17B. Bentuk .....................................................................................;;..... 18C. Penyajian

1. Aspek Musikal ..................................................................;;..... 23a. Introduksi dan Bagian I ........................................;...... 23b. Bagian II ..............................................................;....... 41c. Bagian III dan Ending ................................................. 54

2. Aspek Non Musikal ................................................................ 61a. Tata Suara .................................................................... 61b. Tata Cahaya ................................................................. 61c. Tata Letak Instrumen ................................................... 64d. Settingan Panggung ..................................................... 65e. Kostum ......................................................................... 65

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 13: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

xiii

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................................... 67

KEPUSTAKAAN

A. Sumber Tercetak ............................................................................. 69B. Sumber Wawancara ........................................................................ 71C. Sumber Internet .............................................................................. 71D. Sumber Diskografi .......................................................................... 71

GLOSARIUM ........................................................................................... 72

LAMPIRAN ........................................................................................... 73

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 14: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

xiv

INTISARI

Karya Re’u merupakan sebuah karya komposisi yang terinspirai dari tatacara kehidupan suku Loro yang sangat menjunjung tinggi arti kata tersebut. Re’udiyakini sebagai falsafah hidup yang menjadi pedoman kehidupan bagi suku Loro.Bermula dari kaidah historis perjalan hidup suku Loro demi mempertahankannilai-nilai historis budaya yang telah ada, sehingga Re’u dapat disimpulkansebagai perjanjian yang dibuat oleh nenek moyang bersama alam secara turun-temurun yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjagakeharmonisan antara manusia dengan alam. Karya Re’u berpijak pada tiga bagianyaitu Ni Re’u, Oe Re’u,dan Sonaf yang merupakan tiga simbol yang mempunyaimakna berbeda dan sangat erat dalam kehidupan kesehariannya masyarakat sukuLoro. Hadirnya sebuah latar belakang pengkaryaan tentunya didasari oleh fungsi,kepentingan dan isi hati pengkarya itu sendiri. Fenomena alam, kehidupan sosialmenjadi landasan ide pada karya komposisi musik etnis Re’u. Karya Re’u sendirimemiliki tujuan sebagaimana mengembangkan nilai-nilai historis yang terjadipada kehidupan masyarakat suku Loro sendiri. Melalui karya komposisi musiketnis Re’u ini, sebagai harapan dapat memberikan sebuah refrensi tentang ide-idemusikal dan berkontribusi pada masyarakat penikmat untuk menjadi acuan dalampengkaryaan pada suatu pertunjukan. Ni Re’u, Oe Re’u,dan Sonaf menjadiransangan ide pada karya komposisi musik etnis ini. Ni Re’u yang dipercayasebagai kekuatan alam, Oe Re’u yang dipercayai sebagai pemberi kehidupan danSonaf yang dipercayai sebagai pemelihara kehidupan menjadi pengaktualisasianpada karya musik dengan berpijakan pada pengolahan musik Elele, musikSasandu dan ritmis pada intrumen Genderang yang dimainkan pada tarian likurai.

Kata kunci : Ni Re’u, Oe Re’u, dan Sonaf

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 15: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan

Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu dari 34 provinsi yang ada

di Indonesia. Provinsi ini didiami oleh berbagai suku etnis yang ada di Nusa

Tenggara Timur. Data yang didapat dari biro pusat statistik Provinsi Nusa Tenggara

Timur bahwa mayoritas suku yang ada di wilayah ini adalah Flores, Sumba, Alor

dan Timor atau yang sering dikenal dengan Flobamora (bunga kecintaan).1 Masing-

masing memiliki berbagai macam kebudayaan yang masih diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, salah satunya pedoman hidup yang berupa norma sosial dan

hukum adat di Pulau Timor. Pulau Timor merupakan salah satu pulau di Provinsi

Nusa Tenggara Timur yang di tempati oleh dua suku terbesar, yaitu suku Dawan

dan suku Tetun. Kedua suku ini memiliki cara kehidupan sehari-hari yang hampir

sama, seperti hidup berdasarkan marga, mata pencaharian bertani, memiliki

keyakinan percaya akan alam.

Suku Dawan sering pula disebut dengan orang Atoni Pah Meto, suku ini

mendiami wilayah-wilayah di Pulau Timor, mulai dari negara Timor-Leste, Belu,

Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan dan Kupang.2 Masyarakat suku Dawan

lebih memilih untuk hidup berkelompok di pedalaman yang bergantung pada alam

1J.J Djeki, BA, G.T. Selly Tokan, Matheus Tanda Kawi, S.P. Mana’o, Pengkajian Nilai-

nilai Luhur Budaya Spiritual Bangsa Propinsi Nusa Tenggara Timur, (Jakarta, Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan, 1993), 3. 2Joana Barkman, A Thesis Submitted To The School Of Fine Arts In The Fakulty Of Law,

Business And Arts, Charles Darwin University, In The Fulfilment Of The Requirements Of Masters

(Research), 2006, 11-12.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 16: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

2

dan kebanyakan bekerja sebagai petani. Selain itu, suku ini juga hidup berdasarkan

marga (nama belakang). Suku Dawan memiliki adat istiadat tersendiri untuk

menjaga keharmonisan dengan alam. Adapun tradisi digunakan untuk menjaga

keseimbangan kehidupan dengan penguasa dan alam sekitar dilakukan melalui ritus

Uis Neno dan Uis Afu, artinya suatu ritus untuk menyiasati alam yang gersang dan

iklim yang kurang bersahabat.3

Ritus Uis Neno dan Uis Afu dalam sistem

kepercayaan masyarakat Dawan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan,

roh nenek moyang, alam semesta dan bumi. Ritus tersebut merupakan

penyembahan terhadap wujud tertinggi yang tidak diketahui dan dijangkau oleh

daya nalar manusia.

Sedangkan suku Tetun berasal dari arti kata tetuk yang artinya dataran

rendah. Suku ini mendiami pulau Timor bagian tengah baik bagian barat hingga

bagian timur (negara Timor-Leste). Garis keturunan suku ini bersifat patrilineal

(menganut garis keturunan ayah). Suku Tetun merupakan salah satu suku yang

sangat menjaga keselarasan, kerukunan dan tali persaudaraan antara manusia

terutama di kalangan mereka sendiri. Suku ini juga sering disebut orang Timor

sendiri sebagai suku yang kaya, karena dilihat dari adat pernikahannya, suku ini

mempunyai banyak syarat yang harus dipenuhi, salah satunya adalah mahar atau

belis berupa uang perak, uang emas, selimut tenun ikat, sulam atau selendang,

hewan-hewan besar, bahkan sampai tanah. Sebagian besar masyarakat suku ini

memiliki mata pencaharian dalam bidang pertanian. Suku Tetun hampir memiliki

persamaan dalam hal kepercayaan terhadap ritus dengan suku Dawan, tetapi

3http://m.melayuonline.com/ind/literature/dig/2252/uis-neno-dan-uis-fah-sebagai-dewa-

suku-dawan-nusa-tenggara-timur.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 17: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

3

memiliki penyebutan yang berbeda untuk beberapa hal, seperti suku Dawan

menyebut Uis Neno atau Dewa Langit dan suku Tetun menyebut Maromak atau

Dewa Langit. Suku Tetun sendiri dibagi menjadi ratusan subsuku yang salah

satunya adalah subsuku Loro yang menjadi titik fokus penelitian.

Arti kata Loro berasal dari bahasa Tetun yang artinya matahari, yang mana

secara harfiah kata Loro sendiri merupakan keagungan yang memancarkan cahaya.

Suku ini berbasis di perkampungan Kaputu (perkampungan suku Dawan) sehingga

mengalami percampuran budaya antara suku Tetun dan Dawan. Masyarakat suku

Loro memiliki kepercayaan bahwa manusia dan alam adalah keseimbangan

kehidupan yang saling melengkapi. Oleh karena itu, keseimbangan ini perlu dijaga

dan terus berbudaya dalam kehidupan masyarakat suku Loro. Masyarakat suku

Loro masih memiliki kepercayaan akan adanya kekuatan-kekuatan gaib diluar

dirinya. Kepercayaan yang mereka anut seperti Uis Neno (Dewa Matahari), Uis Afu

(Dewi Bumi atau Dewi pemberi kehidupan) dan Uis Moen (Dewa Pemelihara

kehidupan). Atas dasar kepercayaan seperti itulah, maka terdapat berbagai macam

upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Singkatnya, apabila

melanggar terhadap kepercayaan tersebut akan berdampak negatif bagi masyarakat

suku Loro. Suku Loro sendiri memiliki strategi untuk mempertahankan hidupnya

dengan menggunakan hukum dan aturan adat yang telah disepakati sebagai

pedoman hidup suku Loro, yang biasa disebut Re’u.

Re’u berasal dari bahasa Dawan yang berarti pamali. Masyarakat suku

Loro sangat menjunjung tinggi arti kata Re’u, karena dianggap sebagai falsafah

hidup yang menjadi pedoman kehidupan suku Loro. Re’u dipercaya oleh

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 18: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

4

masyarakat suku Loro sebagai pedoman hidup yang bermula dari kaidah historis

perjalanan hidup suku Loro demi mempertahankan nilai-nilai historis budaya yang

telah ada, sehingga Re’u dapat disimpulkan sebagai perjanjian yang dibuat oleh

nenek moyang bersama alam secara turun-temurun, yang diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari untuk menjaga keharmonisan dengan alam, berupa (Uis Neno

atau Dewa Kehidupan, Uis Afu atau Dewi pemberi kesuburan, Uis Moen atau Dewa

pemelihara kehidupan. Sebagai contoh, menaati mengikuti aturan-aturan adat yang

telah disepakati, misalnya memberikan sesaji pada hari yang sudah ditentukan,

melakukan syukuran kepada alam atas panen yang berlimpah, karena apabila

dilanggar akan mendapatkan malapetaka. Keseimbangan kehidupan bersama hal-

hal tersebut memunculkan falsafah hidup yang melahirkan tiga simbol kepercayaan,

yakni Ni Re’u (tiang pamali), Oe Re’u (air pamali) dan Sonaf (rumah adat).

Tiga simbol ini dipercayai sebagai pemberian dari (Uis Neno atau Dewa

Kehidupan), Uis Afu atau Dewi pemberi kesuburan, Uis Moen atau Dewa

pemelihara kehidupan). Simbol-simbol ini mempunyai makna yang berbeda dan

saling melengkapi seperti halnya pada sebuah segitiga sama sisi yang mempunyai

tiga garis lurus yang saling menyambung.

Ni Re’u adalah tempat sesajian atau persembahan, yang merupakan sebuah

tempat penghormatan rasa syukur kepada alam, nenek moyang dan Uis Neno

(Dewa Matahari), atas segala kemakmuran yang telah diberikan kepada masyarakat

suku Loro. Oleh karena itu, masyarakat suku Loro meyakini bahwa Ni Re’u

termasuk simbol vertikal sebagai wujud interaksi antara manusia dengan alam

sekitar, roh leluhur, dan Uis Neno, untuk memberikan keseimbangan hidup pada

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 19: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

5

kehidupan masyarakat suku Loro. Ni Re’u dapat dikatakan juga sebagai simbol

dualistik kosmik yang disatukan dan mengacu pada makna lelaki dan perempuan.4

Ni Re’u terbuat dari sebatang kayu yang telah ditentukan jenis kayunya dan

berdiameter ± 1,5 m yang sisi luasya diukir dengan motif tenun yang bergambar

kepala ayam jantan sebagai simbolik kekuatan matahari pada bumi. Proses

pemotongan Ni Re’u ini akan dilaksanakan sesuai pada hari yang telah ditentukan

dan akan diadakan sebuah ritual khusus dari ketua adat untuk menyiasati

kesalahgunaan pada proses pengambilan Ni Reu. Setelah itu akan ditanamkan Ni

Re’u diatas tanah pada lingkungan Sonaf.

Oe Re’u adalah air pemali atau air yang disakralkan yang bersumber dari

mata air yang menurut kepercayaan suku Loro pemberian dari roh nenek moyang.5

Air dilambangkan sebagai sumber kehidupan yang memberi kesuburan oleh Uis

Afu (Dewi Bumi) di suku Loro. Mata air Oe Re’u suku Loro berada di hutan As

Manulea, dan air dari sumber ini digunakan sebagai pengukuhan, pemberkatan,

pengusiran roh-roh jahat. Pada saat pengambilan Oe Re’u masyarakat

menyampaikan doa melalui bahasa lisan, yaitu berupa mantra. Mantra adalah doa

yang disampaikan oleh masyarakat tetapi tidak diketahui secara umum dalam

budaya masyarakat itu sendiri6.

Sonaf adalah representasi budaya yang paling tinggi terhadap suatu

suku/masyarakat. Secara umum, rumah merupakan bangunan yang dijadikan

tempat tinggal selama jangka waktu tertentu, yang mengacu pada konsep-konsep

4Jakob Sumardjo, Estetika Paradoks. (Bandung, Sunan Ambu Press STSI, 2010), 252.

5 Wawancara dengan Bapak Alexander Metom, sebagai salah satu tokoh Adat Suku Loro,

Atambua 4 januari 2017, pukul 10:00. 6Jakob Sumardjo, 2010, 252.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 20: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

6

sosial kemasyarakatan yang terjalin dalam sebuah kebutuhan primer, sandang dan

papan. Sebagai bangunan, rumah berbentuk ruang yang dibatasi oleh dinding dan

atap. seperti yang disebut Pedro Arrupe sebagai “Status Confering Function”,

kesuksesan dapat dilihat dari rumah dan lingkungan tempat huniannya.7 Dalam

kehidupan masyarakat suku Loro, sonaf sebagai tempat penyimpanan persembahan

hasil panen dan penyimpanan benda-benda mistik peninggalan leluhur. Selain itu

sonaf sebagai perantara manusia dengan leluhur, alam dan Tuhan, Sonaf juga

termasuk simbol mikrokosmos dan makrokosmos. Manusia yang tinggal di rumah

berarti tinggal menyatu dengan simbol-simbol kosmik, yakni makrokosmos dengan

daya-daya metakosmosnya.8 Sedangkan mikrokosmos dapat dilihat pada tata cara

memasuki sonaf yaitu setiap memasuki pintu sonaf harus melalui pintu yang

mencapai ketinggian pinggang orang dewasa sesuai dengan aturan dan hukum adat

yang disepakati. Bentuk rumah seperti ini untuk menghargai pemilik rumah dan

menciptakan keharmonisan masyarakat.

Dalam proses pembuatan sonaf memiliki proses jangka panjang dan

tentunya tidak terlepas dari aturan-aturan adat yang telah disepakati oleh manusia,

leluhur dan alam untuk menjaga keseimbangan hidup. Adapun aturan-aturan yang

harus dilakukan antara lain, seorang lelaki harus memiliki hubungan darah dengan

suku tersebut, harus memiliki kesucian didalam dirinya, memiliki kekuatan

melebihi manusia biasa yang sering disebut dengan meo yang menggunakan

kekebalan tubuh yang dikenal dengan sebutan (ai kakaluk). Proses pembuatan sonaf

selalu diiringi dengan tarian likurai dan musik elele yang merupakan musik dan

7Omahadatindonesia.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-rumah-adat.html?m=1

8Jakob Sumardjo, (2010), 261.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 21: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

7

tarian ciri khas dari suku Loro tersebut. Setelah sonaf didirikan, selanjutnya di

halaman sonaf akan didirikan tempat ritual yang disebut Ni Re’u (tiang pemali).

Tiga simbol kehidupan suku Loro ini mempunyai makna yang mendalam

dan saling berkaitan untuk menjalani keseimbangan hidup masyarakat suku Loro,

sehingga apabila kita gambarkan akan berbentuk segitiga (bangunan datar yang

dibentuk oleh tiga garis lurus secara berpotongan dan saling berhubungan). Jika

tanpa sebuah garis dalam segitiga tersebut, maka bukan dikatakan sebuah bentuk

segitiga. Hal ini yang menjadi ketertarikan untuk mengangkat tiga simbol

kehidupan suku Loro sebagai ransangan awal dalam penciptaan karya musik etnis

ini. Sehingga rangsangan inilah yang akan menjadi ide yang diaktualisasikan ke

dalam karya penciptaan musik etnis yang berjudul Re’u

B. Rumusan Ide Penciptaan

Penjelasan latar belakang memacu imajinasi, mendorong kreativitas dan

pikiran sekaligus memberi inspirasi untuk mengambil konsep tiga pedoman hidup,

maka muncul beberapa rumusan ide penciptaan yang akan diaktualisasikan

kedalam bentuk karya ini. Rumusan ide penciptaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mengapa tiga simbol sebagai pedoman hidup tersebut diaktualisasikan ke

dalam karya yang berjudul Re’u?

2. Bagaimana proses mewujudkan tiga simbol tersebut kedalam bentuk karya

musik etnis Re’u?

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 22: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

8

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan dan manfaat yang ingin penyaji sampaikan melalui karya

penciptaan musik etnis ini, yaitu sebagai berikut

- Pembuatan komposisi musik etnis Re’u adalah untuk merepresentasikan

falsafah hidup masyarakat suku Loro di Nusa Tenggara Timur kedalam bentuk

karya musik.

- Ingin mentransformasikan bentuk karya musik etnis dari tiga simbol sebagai

pedoman hidup.

- Sebagai suatu penanggulangan kegelisahan terhadap cara hidup masyarakat

suku Loro yang kini menjadi objek penelitan.

- Menghadirkan ciri khas melodi, ritme dan harmoni dari suku Loro dengan

pengembangan yang memberikan sentuhan pada karya dengan sedemikian rupa

untuk mencapai estetika karya seni yang dihadirkan.

2. Manfaat

- menguji dan melatih kreativitas menjadi terstruktur dalam berkomposisi.

- merangsang para kreator mudah untuk berkreasi dengan budaya-budayanya

sebagai bentuk berkreativitas.

- Mengembangkan dan melestarikan salah satu wujud budaya, khususnya di

masyarakat Nusa Tenggara Timur.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 23: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

9

D. Tinjauan Sumber

Sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah, tentunya membutuhkan

sumber inspirasi sebagai proses penciptaan karya ini. Ada dua sumber literatur yang

digunakan dalam proses penciptaan karya ini, yakni sumber tertulis dan sumber

diskografi.

1. Sumber Tertulis.

Alexander Usfinit, “Maubes insana” salah satu dengan struktur adat yang

unik,2000. Buku ini menuliskan tentang adat istiadat dan struktur salah satu suku

Dawan, yaitu Insana. Pada pembahasan buku memberikan konsep perbandingan

hidup suku dawan dan suku tetun yang cara hidupnya sama.

Daniel Tifa, jejak tapak dari masa ke masa Belu pemimpin dan sejarah,

2006. Buku ini membahas tentang sejarah kepemimpinan orang Belu dengan sistem

kepemerintahan. Dalam pembahasan buku ini memberikan suku-suku yang terdapat

di Belu, sehingga memberikan kemudahan untuk menemukan hubungan antara

kehidupan suku-suku di Belu.

Djoko Widagdho, dkk Ilmu Budaya Dasar. Buku ini membahas tentang

sebuah dasar kebudayaan yang bermula dari perilaku manusia. Selain itu juga buku

ini membahas tentang nilai budaya dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

Dalam konsep ini sangat mebantu pengetahuan berpikir sebagai pijakan dasar

dalam berkarya.

Jakob Sumadjo, Estetika Paradoks, 2010. Menyingkap mengenai

pemikiran dan aktivitas manusia Indonesia terutama konteks beerfikir kolektif serta

keanekaragaman seni-budaya manusia pra-modern dan modern. Konsep paradoks

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 24: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

10

muncul ketika manusia Indonesia purba menyadari, bahwa segala sesuatu serta

keberadaan yang ada, terdiri dari pasangan-pasangan yang berbalikan, baik

pasangan oposisi, maupun pasangan kembar. Pasangan-pasangan ini memiliki nilai-

nilai secara objektif-empirik, maupun nilai subjektif kesadaran. Dalam pembahasan

buku ini sangat membantu dan memberikan pandangan konsep tiga pada

kehiudupan masyarakat di Indonesia.

J.J Djeki, BA, G.T. Selly Tokan, Matheus Tanda Kawi, S.P. Mana’o,

Pengkajian Nilai-nilai Luhur Budaya Spiritual Bangsa Propinsi Nusa Tenggara

Timur, 1993. Buku ini membahas tentang nilai-nilai luhur masyarakat Nusa

Tenggara Timur sebagai budaya spiritual. Buku ini menjadi acuan bagi kehidupan

masyarakat yang memiliki budaya ritus kepada Uis Neno.

Joana Barkman, A Thesis Submitted To The School Of Fine Arts In The

Fakulty Of Law, Business And Arts, Charles Darwin University, In The Fulfilment

Of The Requirements Of Masters (Research), 2006. Dalam penulisan tesis ini

meneliti tentang motif-motif pada kehidupan suku dawan di Pulau Timor.

Koetjaraningrat, Manusia Dan Kebudayaan di Indonesia. Buku ini

membahas tentang cara kehidupan suku-suku di Indonesia melalui dari bentuk

rumah, letak geografis, religi, jumlah penduduk, sistem kekerabatan (norma-norma

sosial), residen sistem kemasyarakatan, salah satu Pulau Timor.

Karl-Edmund Prier S.J. Ilmu Bentuk Musik, 1996. Membahas tentang

bentuk-bentuk dasar karya musik dalam sebuah komposisi. Selain itu buku ini

membahas tentang rumus-rumus jitu mengenai berkomposi dengan cara

menganalisis karya-karya yang sering digunakan, seperti pengembangan ritme,

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 25: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

11

memikirkan tentang kontrapung pada karya, mengolah bentuk lagu, melodi,

pengolahan motif dan lain sebagainya.

Vincent McDermott, Imagi-Nation, Membuat Musik Biasa Menjadi Luar

Biasa, 2013. Buku ini membahas tentang estetika kristik musik di Indonesia yang

memberi pandangan tentang sebuah kreativitas komponis. Selain itu buku ini

membahas tentang sebuah pandangan terhadap karya musik melalui komponen-

komponen ritme, suasana/warna, harmoni, kontrapung dan sebagainya.

2. Sumber Diskografi

Giannis Chrysomallis adalah seorang komponis yang berkebangsaan

Yunani, yang lahir pada tanggal, 14 November 1954. Giannis Chrysomallis sering

dikenal dengan nama Yanni. Pria berkembangsaan Yunani bukan saja seorang

komponis hebat, tetapi ia juga seorang pianis. Dalam tur konsernya yang

diselenggarakan di India dan Cina memberikan inspirasi yang mendalam untuk

menuangkan ide-ide yang unik menjadi komposisi. Selain itu metode-motede

komposisi yang terstruktur memberikan ruang kreativitas yang menarik dalam

garapan komposisi Re’u.

Hou Yanqiu adalah seorang pemain instrumen hulusi yang berdarah Cina.

Dalam konser tunggalnya pada acara Grand Chinese New Year Concert 2007,

Hulusi Concerto, dengan sebuah karya yang berjudul Endless Love memberikan ide

berlian untuk mengembangkan kreativitas. komposisi yang menggunakan

instrumen Cina yang dikombinasikan dengan beberapa instrumen barat

menghasilkan sebuah kontrapung yang unik bervariasi.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 26: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

12

Ansambel Elele merupakan salah satu kesenian musik yang rata-rata ada

pada setiap suku di Pulau Timor, yakni suku Dawan dan suku Tetun. Penyebaran

musik ini di Pulau Timor sangatlah luas, hampir disemua suku memiliki musik ini

walaupun dengan istilah yang berbeda. Ansambel Elele ini terdiri dari heo (biola

kampung), bijol (seperti ukulele tetapi lebih besar) dan vokal. Nada yang digunakan

dalam ansambel musik ini adalah do, re, ri, mi, fa, sol, la, le sehingga menimbulkan

kerakter yang berbeda dan terkesan unik.

E. Metode Penciptaan

Pada proses penciptaan sebuah karya tentunya memerlukan metode-

metode sebagai landasan untuk mewujudkan sebuah bentuk karya seni. Seni adalah

ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan ke dalam bentuk nada, syair, gerak

dan rupa. Dalam proses terciptanya sebuah karya seni bukan lahir dengan begitu

saja, akan tetapi harus melewati sebuah proses yang tersistematis, sehingga dapat

mewujudkan sebuah karya seni yang indah.

Untuk metode penciptaan pada karya ini, penyaji menggunakan teori Alma

M. Hawkin. Pada dasarnya, teori ini diciptakan untuk sebuah komposisi tari

(mencipta lewat tari), namun teori ini dapat diaplikasikan dalam penciptaan musik

etnis, yang mana teori ini membahas tentang sebuah pemicu dalam proses

penciptaan. Adapun teori mencipta ini meliputi eksplorasi, improvisasi dan forming

(pembentukan komposisi).9

Selain metode diatas penyaji menggabungkan

9Alma M. Hawkins, Mencipta Lewat Tari / Crating Trough Dance, Terj. Y. Sumandiyo

Hadi. (Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 1990), 27.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 27: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

13

ransangan awal, ide (inspirasi) dan penyajian pada komposisi ini. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Rangsangan Awal

Dalam sebuah penciptaan karya musik pada dasarnya memiliki imajinasi

dan perenungan terhadap suatu objek yang datang dari lingkungan dan

mendapatkan respon dari tingkah laku sehingga menjadi ide dasar penciptaan karya

musik. Inilah sebuah proses yang menjadi penggugah pikiran untuk merealisasikan

kedalam sebuah karya musik. Begitupun dalam proses penciptaan pada karya

komposisi yang berjudul Re’u ini. Terciptanya komposisi ini akibat sebuah

rangsangan dari pengalaman bertukar ide pikiran dari salah satu tokoh adat di suku

Loro, yaitu Bapak Alexander Metom.

2. Ide

Ide merupakan sebuah rancangan yang ada di dalam pikiran. Seorang

seniman menciptakan seni akibat dari ransangan ide yang memiliki nilai aktivitas

mental berpikir/menalar yang sangat tinggi. Seperti yang dikatakan Alma M.

Hawkins, sebuah karya seni dapat tercipta karena adanya rangsangan ide, dalam

tahapan kerja terdapat proses perenungan, sehingga munculah ide dengan

sendirinya.10

Ide akan membantu kreativitas untuk dapat mengembangkan potensi-

potensi dalam menciptakan sebuah karya seni.

3. Eksplorasi

Eksplorasi dapat disebut sebagai suatu tindakan pencarian terhadap sebuah

obyek dengan tujuan untuk menemukan sesuatu. Seperti yang dikatakan Y.

10

Alma M. Hawkins, 1990, hal. 3.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 28: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

14

Sumandiyo Hadi, eksplorasi merupakan tahap awal, yaitu penjajakan terhadap

objek atau fenomena dari luar dirinya, suatu pengalaman untuk mendapatkan

rangsangan, sehingga dapat memperkuat daya kreativitas. Eksplorasi termasuk

memikirkan, mengimajinasikan, merenungkan, merasakan dan juga merespon

obyek-obyek atau fenomena alam yang ada.11

Eksplorasi akan dilakukan pada awal proses penggarapan komposisi.

Adapun hal-hal yang menjadi perangsang bagi eksplorasi, yaitu menentukan

instrumen-instrumen yang menjadi pendukung untuk diaktualisasikan melalui

melodi, ritme dan harmonis ke dalam konsep yang sudah ditentukan. Selanjutnya

adalah mencari warna suara yang cocok sesuai dengan naluri untuk menemukan

bentuk dari sebuah tema tersebut. Salah satu contoh sederhana, adalah bunyi-bunyi

ritmis tihar (gendrang) dengan ciri khas ritmisnya akan aktualisasikan ke dalam

instrumen melodi, karena itu membutuhkan teknik eksplorasi, sesungguhnya

melodi itu yang akan menjadi bahasa musikal sebagai kesan dan pesan pada sebuah

konsep.

4. Improvisasi

Improvisasi adalah cara bermain musik langsung tanpa perencanaan atau

bacaan partitur tertentu.12

Improvisasi termasuk sebuah sifat yang spontan atau

refleks untuk mencairkan suasana dan kondisi dalam suatu keadaan. Dalam tahapan

ini, improvisasi membutuhkan uji coba untuk menemukan melodi, ritme dan

harmoni yang dilakukan secara bebas dengan tetap terarah pada rumusan ide

penciptaan. Kekuatan berimajinasi akan muncul dengan sendirinya ketika pada

11

Y. Sumandiyo Hadi, Koreografi: Bentuk – Teknik – Isi. (Yogyakarta: Cipta Media, 2012),

79. 12

Pono, bonoe, Kamus Musik (Yogyakarta : Kanisius, 2003), 193.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 29: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

15

tahapan improvisasi, dengan mengembangkan tema melodi yang sudah ditetapkan

untuk menghasilkan suasanan yang terstruktur. Pencarian ini dengan menggunakan

teknik-teknik olahan musik barat, seperti diminusi atau penyempitan, augmentasi

atau pelebaran, filler atau isian, repetisi atau pengulangan. Tahapan ini akan

diaktualisasikan melalui instrumen pendukung karya salah satunya adalah sasando.

5. Pembentukan (komposisi)

Tahapan ini merupakan proses perwujudan dari berbagai uji coba untuk

menemukan struktur garapan. Secara umum, komposisi merupakan implementasi

suatu ide dan konsep yang didasari oleh kesatuan variasi, dinamika, pengulangan,

transisi, rangkaian dan klimaks13

. Setiap komposisi memiliki ritme dan melodi yang

berbeda, sehingga menjadi sebuah kontrapung akibat dari susunan melodi dan ritme

yang berbeda-beda, atau biasa disebut polifoni.

Bentuk karya penciptaan ini memiliki tiga bagian, yaitu bagian satu (awal),

bagian dua (tengah) dan bagian tiga (akhir). Pada musik bagian awal akan yang

bersimbol kekuatan dari Ni Re’u sebagai penerima energi panas dari Uis Neno

(Dewa Langit) untuk menyeimbangkan kehidupan manusia. Pada bagian kedua ini

akan menggambarkan musik dengan sentuhan kesucian seorang Uis Afu (Dewi

Bumi) seperti air yang dingin dan sejuk sebagai pemberi Kehidupan kepada

manusia. Dan yang pada musik dibagian tiga menggambarkan Uis Neno sebagai

Dewa pemelihara kehidupan antara manusia, alam, roh nenek moyang dan Tuhan.

Sebagai pembentuk sebuah komposisi akan menggunakan Elemen-elemen musikal

seperti pitch (melodi), irama, timbre dan dinamika menjadi dasar dalam

13

Alma M Hawkins, hal. 74.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 30: i UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/2317/1/BAB I.pdf · MOTTO Cinta adalah Tuhan Tuhan mencintai aku Oleh karena itu ... - Papa, Mama, kakak, adik dan seluruh keluarga

16

berkomposisi. Memikirkan komposisi bukan saja dari unsur musikal saja, tetapi

juga aspek-aspek pendukung suasana yang berperan untuk menghadirkan suasana

berupa, cahaya, artistik dan kostum.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta